ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN
PABA PABRlK GUbA SUBANG, J A W A BARAT
Oleh
GLADlA RAHMAWATI
F 24. 0034
1 9 9 4
FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gladia Rahmawati. F 24.0034. Analisis Tebu Tertinggal di Kebun pada Pabrik Gula Subang, Jawa Barat. Di bawah bim- bingan Dr. Moel j arno D j oj omartono, MSA.
RINGIUSAN
Dalam rangka maksimalisasi perolehan gula akibat ber-
kurangnya ketersediaan lahan dan makin meningkatnya pem-
biayaan, maka penekanan kehilangan tebu sampai pada tahap
serendah-rendahnya merupakan ha1 yang mendesak. Salah
satu cara penekanan tersebut adalah dengan diupayakannya
suatu cara penebangan di mana dalam pelaksanaannya dite-
kankan pada upaya memperkecil jumlah tebu layak giling
yang tertinggal di kebun. Hal ini dapat dilakukan dengan
menganalisis kerugian yang ditimbulkan oleh tebu yang
tertinggal di kebun tersebut pada waktu panen dan menentu-
kan alternatif pemanenan yang baik untuk mengurangi
tertinggalnya tebu tersebut.
Dalam pelaksanaan penebangan sering terdapat tebu la-
yak giling tertinggal di kebun dalam bentuk tunggak dan
cako. Pabrik gula menginginkan tebu ditebang seoptimal
mungkin dengan mengurangi jumlah tebu layak giling ter-
tinggal di kebun, sedangkan penebang umumnya menebang un-
tuk mendapatkan hasil tebangan sebanyak mungkin.
Langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan ada-
lah dengan membuat model yaitu model penentuan tebangan
dan biaya tebang. Kemudian dengan simulasi diramalkan
jumlah tebangan tebu serta jumlah tebu tertinggal di kebun
dalam bentuk tunggak dan cako. Setelah itu ditentukan al-
ternatif pemecahan masalah untuk kemudian dipilih alterna-
tif berdasarkan analisis biaya. Alternatif terpilih meru-
pakan alternatif yang dapat menekan jumlah tebu tertinggal
di kebun.
Penentuan tebangan tebu pada masa panen harus dilaku-
kan agar pabrik dapat rnempersiaplcan kebutuhan-kebutuhan
pada saat panen tiba. Berdasarkan hasil simulasi didapat-
kan jumlah pemasukan tebangan tebu rata-rata per hari
adalah 2 368.32 ton dengan kebutuhan tenaga kerja per hari
sebesar 2 220 orang, serta biaya tebang sebesar Rp 4 670
794, - per hari
.
Rata-rata tebu tertinggal di kebun berupa tunggak dan
cako berdasarkan model adalah 2.03 ton/ha dan jumlah tebu
tertinggal selama satu masa panen adalah 1 0 593.27 ton
dengan persentase tebu tertinggal sebesar 2.98 persen.
Jika tebu tertinggal ini dapat diangkut ke pabrik dan
diolah menjadi gula maka jumlah gula yang akan dihasilkan
adalah sebesar 691.74 ton dengan harga jual sebesar Rp 547
858 496,-. Kerugian perusahaan jika tebu tertinggal di
kebun tidak dapat diangkut ke pabrik untuk kemudian diolah
menjadi gula adalah Rp 410 810 880,
- .
Nilai ini adalahselisih antara nilai jual qula yang berasal dari tebu
diolah dengan biaya penebangan, pengangkutan dan pengo-
lahan tebu tertinggal yang dapat diangkut tersebut hingga
menjadi gula siap dijual. Jumlah kerugian tersebut berla-
ku dalam keadaan di mana tebu tertinggal di kebun dapat
diangkut semua ke pabrik atau dengan kata lain tebu
tertinggal di kebun sama dengan nol. Jumlah ini dapat be-
rubah jika komponen-komponen biayanya berubah pula.
Alternatif pemanenan yang dapat digunakan untuk mem-
perkecil jumlah tebu tertinggal di kebun adalah dengan
cara memperbaiki kualitas penebangan para penebang. Cara
memperbaikinya adalah dengan pemberian pengarahan dan
pengawasan disertai pemberian insentif.
Tiap penebang rata-rata meninggalkan tebu di kebun
sebesar 0.032 ton tiap hari, untuk menekan jumlah tersebut
para penebang dapat dirangsang untuk bekerja lebih baik
dengan pemberian insentif berupa premi. Besarnya premi
yang diberikan dapat didekati melalui kecenderungan p e n -
sahaan untuk membagikan keuntungan yang diperolehnya, yang
dicerminkan oleh proporsi upah penebang terhadap laba
perusahaan dalam Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan.
Berdasarkan proporsi tersebut didapatkan bahwa perusahaan
zkan membagikan 28 persen keuntungan yang didapatkan. Hal
ini berarti dari tambahan keuntungan yang didapatkan dari
tebu tertinggal yang dapat diangkut ke pabrik maka pene-
ANALISIS TEBU TERTINGGAL DI KEBUN
PADA PABRIK GULA SUBANG, JAWA BARAT
GLADIA RAHMAWATI
F 24.0034
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTAI\TIAN pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Faltultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1994
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ANALISIS TEBU TERTINGGAL Dl KEBUN
PADA PABRIK GULA SUBANG, JAWA BARAT
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
GLADIA RAHMAWATI
F 24.0034
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT. Karena atas berkah dan rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen
pembimbing ,
2. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr. dan Ir. Emmy Darmawati
sebagai dosen penguji,
3. Bapak Administratur PG Subang beserta staf yang telah
memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan
penelitian,
4. Mas Wibowo Agung Dj atmiko, sahabat-sahabat di Aisyah,
Boga 9, AE, dan kawan-kawan yang talc dapat disebutkan
satu persatu atas bantuan dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sem-
purna, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna
bagi yang membutuhkannya.
Bogor, Juli 1994
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ivDAFTAR I S 1
. . .
vDAFTAR GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
viiiDAFTAR TABEL . . . ix
DAFTAR LAMPIRAN . . . x
I
.
PENDAHULUAN . . . 1A
.
LATAR BELAKANG . . . 1B . TLiJUAN P E N E L I T I A N . . . 2
I1
.
T I N J A U A N P U S T A K A . . . 3A
.
TANAMAN TEBU . . . 3B
.
PEMANENAN TEBU.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
41
.
T a k s a s i P r o d u k s i . . . 42 . P e n e n t u a n Saat P a n e n
.
.
.
.
.
.
.
.
53
.
C a r a T e b a n g. . .
74
.
A n g k u t a n Tebu . . . 1 4 5.
T e b u T e r t i n g g a l d i K e b u n . . . 15. . .
6
.
T e n a g a T e b a n g 1 97
.
B i a y a P e m a n e n a n.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
2 0C
.
PENDEKATAN S I S T E M.
.
.
.
.
.
.
.
2 2. . .
.
I1 I METODOLOGI
. . .
A
.
PENDEKATAN MASALAH. . .
1
.
Analisis Kebutuhan. . .
.
2 Formulasi Masalah
. . .
B
.
IDENTIFIKASI SISTEM. . .
C.
RUMUS YANG DIGUNAKAN. . .
.
1 Persentase Tebu Tertinggal
2
.
Penggunaan Sebaran Peubah Acak. .
. . .
.
3 Perhitungan Biaya
D
.
PENGUMPULAN DATA. . .
. . .
.
IV PEMODELAN
A
.
MODEL PENENTUAN TEBANGAN TEBU. . . .
. . . .
B
.
MODEL KEBUTUHAN TENAGA TEBANGC
.
MODEL PENENTUAN JUMLAH TEBU TERTINGGAL. . .
D
.
MODEL PENENTUAN BIAYA TEBANGV
.
HRSIL DAN PEMBAEiASAN. . .
A
.
PENENTUAN TEBANGAN TEBU. . .
B
.
PENENTUAN JUMLAH TEBU TERTINGGAL. . .
C
.
KEBUTUEiAN TENAGA TEBANG. . .
. . .
D
.
ALTERNATIF PEMANENANE
.
BIAYA PEMANENAN. . .
F
.
ASPEK SOSIAL. . .
Halaman
VI
.
KESIMPULAN DAN S A R A N. . .
68A
.
KESIMPULAN. . .
6 8B
.
SA17AN. . .
7 0DAFTAR PUSTAKA
. . .
7 1ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN
PABA PABRlK GUbA SUBANG, J A W A BARAT
Oleh
GLADlA RAHMAWATI
F 24. 0034
1 9 9 4
FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gladia Rahmawati. F 24.0034. Analisis Tebu Tertinggal di Kebun pada Pabrik Gula Subang, Jawa Barat. Di bawah bim- bingan Dr. Moel j arno D j oj omartono, MSA.
RINGIUSAN
Dalam rangka maksimalisasi perolehan gula akibat ber-
kurangnya ketersediaan lahan dan makin meningkatnya pem-
biayaan, maka penekanan kehilangan tebu sampai pada tahap
serendah-rendahnya merupakan ha1 yang mendesak. Salah
satu cara penekanan tersebut adalah dengan diupayakannya
suatu cara penebangan di mana dalam pelaksanaannya dite-
kankan pada upaya memperkecil jumlah tebu layak giling
yang tertinggal di kebun. Hal ini dapat dilakukan dengan
menganalisis kerugian yang ditimbulkan oleh tebu yang
tertinggal di kebun tersebut pada waktu panen dan menentu-
kan alternatif pemanenan yang baik untuk mengurangi
tertinggalnya tebu tersebut.
Dalam pelaksanaan penebangan sering terdapat tebu la-
yak giling tertinggal di kebun dalam bentuk tunggak dan
cako. Pabrik gula menginginkan tebu ditebang seoptimal
mungkin dengan mengurangi jumlah tebu layak giling ter-
tinggal di kebun, sedangkan penebang umumnya menebang un-
tuk mendapatkan hasil tebangan sebanyak mungkin.
Langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan ada-
lah dengan membuat model yaitu model penentuan tebangan
dan biaya tebang. Kemudian dengan simulasi diramalkan
jumlah tebangan tebu serta jumlah tebu tertinggal di kebun
dalam bentuk tunggak dan cako. Setelah itu ditentukan al-
ternatif pemecahan masalah untuk kemudian dipilih alterna-
tif berdasarkan analisis biaya. Alternatif terpilih meru-
pakan alternatif yang dapat menekan jumlah tebu tertinggal
di kebun.
Penentuan tebangan tebu pada masa panen harus dilaku-
kan agar pabrik dapat rnempersiaplcan kebutuhan-kebutuhan
pada saat panen tiba. Berdasarkan hasil simulasi didapat-
kan jumlah pemasukan tebangan tebu rata-rata per hari
adalah 2 368.32 ton dengan kebutuhan tenaga kerja per hari
sebesar 2 220 orang, serta biaya tebang sebesar Rp 4 670
794, - per hari
.
Rata-rata tebu tertinggal di kebun berupa tunggak dan
cako berdasarkan model adalah 2.03 ton/ha dan jumlah tebu
tertinggal selama satu masa panen adalah 1 0 593.27 ton
dengan persentase tebu tertinggal sebesar 2.98 persen.
Jika tebu tertinggal ini dapat diangkut ke pabrik dan
diolah menjadi gula maka jumlah gula yang akan dihasilkan
adalah sebesar 691.74 ton dengan harga jual sebesar Rp 547
858 496,-. Kerugian perusahaan jika tebu tertinggal di
kebun tidak dapat diangkut ke pabrik untuk kemudian diolah
menjadi gula adalah Rp 410 810 880,
- .
Nilai ini adalahselisih antara nilai jual qula yang berasal dari tebu
diolah dengan biaya penebangan, pengangkutan dan pengo-
lahan tebu tertinggal yang dapat diangkut tersebut hingga
menjadi gula siap dijual. Jumlah kerugian tersebut berla-
ku dalam keadaan di mana tebu tertinggal di kebun dapat
diangkut semua ke pabrik atau dengan kata lain tebu
tertinggal di kebun sama dengan nol. Jumlah ini dapat be-
rubah jika komponen-komponen biayanya berubah pula.
Alternatif pemanenan yang dapat digunakan untuk mem-
perkecil jumlah tebu tertinggal di kebun adalah dengan
cara memperbaiki kualitas penebangan para penebang. Cara
memperbaikinya adalah dengan pemberian pengarahan dan
pengawasan disertai pemberian insentif.
Tiap penebang rata-rata meninggalkan tebu di kebun
sebesar 0.032 ton tiap hari, untuk menekan jumlah tersebut
para penebang dapat dirangsang untuk bekerja lebih baik
dengan pemberian insentif berupa premi. Besarnya premi
yang diberikan dapat didekati melalui kecenderungan p e n -
sahaan untuk membagikan keuntungan yang diperolehnya, yang
dicerminkan oleh proporsi upah penebang terhadap laba
perusahaan dalam Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan.
Berdasarkan proporsi tersebut didapatkan bahwa perusahaan
zkan membagikan 28 persen keuntungan yang didapatkan. Hal
ini berarti dari tambahan keuntungan yang didapatkan dari
tebu tertinggal yang dapat diangkut ke pabrik maka pene-
ANALISIS TEBU TERTINGGAL DI KEBUN
PADA PABRIK GULA SUBANG, JAWA BARAT
GLADIA RAHMAWATI
F 24.0034
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTAI\TIAN pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Faltultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1994
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ANALISIS TEBU TERTINGGAL Dl KEBUN
PADA PABRIK GULA SUBANG, JAWA BARAT
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
GLADIA RAHMAWATI
F 24.0034
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT. Karena atas berkah dan rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen
pembimbing ,
2. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr. dan Ir. Emmy Darmawati
sebagai dosen penguji,
3. Bapak Administratur PG Subang beserta staf yang telah
memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan
penelitian,
4. Mas Wibowo Agung Dj atmiko, sahabat-sahabat di Aisyah,
Boga 9, AE, dan kawan-kawan yang talc dapat disebutkan
satu persatu atas bantuan dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sem-
purna, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna
bagi yang membutuhkannya.
Bogor, Juli 1994
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ivDAFTAR I S 1
. . .
vDAFTAR GAMBAR
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
viiiDAFTAR TABEL . . . ix
DAFTAR LAMPIRAN . . . x
I
.
PENDAHULUAN . . . 1A
.
LATAR BELAKANG . . . 1B . TLiJUAN P E N E L I T I A N . . . 2
I1
.
T I N J A U A N P U S T A K A . . . 3A
.
TANAMAN TEBU . . . 3B
.
PEMANENAN TEBU.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
41
.
T a k s a s i P r o d u k s i . . . 42 . P e n e n t u a n Saat P a n e n
.
.
.
.
.
.
.
.
53
.
C a r a T e b a n g. . .
74
.
A n g k u t a n Tebu . . . 1 4 5.
T e b u T e r t i n g g a l d i K e b u n . . . 15. . .
6
.
T e n a g a T e b a n g 1 97
.
B i a y a P e m a n e n a n.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
2 0C
.
PENDEKATAN S I S T E M.
.
.
.
.
.
.
.
2 2. . .
.
I1 I METODOLOGI
. . .
A
.
PENDEKATAN MASALAH. . .
1
.
Analisis Kebutuhan. . .
.
2 Formulasi Masalah
. . .
B
.
IDENTIFIKASI SISTEM. . .
C.
RUMUS YANG DIGUNAKAN. . .
.
1 Persentase Tebu Tertinggal
2
.
Penggunaan Sebaran Peubah Acak. .
. . .
.
3 Perhitungan Biaya
D
.
PENGUMPULAN DATA. . .
. . .
.
IV PEMODELAN
A
.
MODEL PENENTUAN TEBANGAN TEBU. . . .
. . . .
B
.
MODEL KEBUTUHAN TENAGA TEBANGC
.
MODEL PENENTUAN JUMLAH TEBU TERTINGGAL. . .
D
.
MODEL PENENTUAN BIAYA TEBANGV
.
HRSIL DAN PEMBAEiASAN. . .
A
.
PENENTUAN TEBANGAN TEBU. . .
B
.
PENENTUAN JUMLAH TEBU TERTINGGAL. . .
C
.
KEBUTUEiAN TENAGA TEBANG. . .
. . .
D
.
ALTERNATIF PEMANENANE
.
BIAYA PEMANENAN. . .
F
.
ASPEK SOSIAL. . .
Halaman
VI
.
KESIMPULAN DAN S A R A N. . .
68A
.
KESIMPULAN. . .
6 8B
.
SA17AN. . .
7 0DAFTAR PUSTAKA
. . .
7 1