(Studi Kasus Pada PT PLN (Persero) UPJ Ngagel)
Oleh:
Nama : Rofita Dewi
NIM : 07.41010.0323
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
(STUDI KASUS PT. PLN (PERSERO) UPJ NGAGEL)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir
Oleh :
Nama : Rofita Dewi NIM : 07.41010.0323 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
Surabaya, 4 Pebruari 2013 Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Tutut Wurijanto, M.Kom Kurniawan Jatmika, S.Kom
NIDN 0703056702 NIDN 0722118601
Mengetahui:
Kaprodi S1 Sistem Informasi
Erwin Sutomo, S.Kom NIDN 0722057501
STIKOM
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 6
2.2 Database... 7
2.3 Cost and Benefit Analysis ... 9
2.4 Mean ... 16
2.5 Aktiva Tetap ... 17
2.5.1 Penyusutan ... 17
2.5.2 Nilai Residu ... 19
2.5.3 Sifat Aktiva... 19
2.5.4 Umur Aktiva ... 19
2.6 Metode Penyusutan... 20
STIKOM
x
2.6.2 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit) ... 21
2.6.3 Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda (Declining / Double Declining Balance Method)... 21
2.6.4 Metode Jam Jasa (Service Hours Method) ... 21
2.6.5 Metode Unit Produksi (Productive Output Method) ... 22
2.6.6 Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite Method) ... 22
2.7 Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan ... 23
2.8 Pedoman Pengadaan Barang PT.PLN (Persero)... 30
2.9 Manajemen Aset Elektronik ... 30
2.10 Pengeluaran Modal ... 32
2.11 Pengujian Balck Box... 32
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 36
3.1 Identifikasi Masalah ... 36
3.1.1 Analisis Sistem ... 36
3.1.2 Document Flow... 39
3.2 Perancangan Sistem ... 44
3.2.1 System Flow ... 56
3.2.2 Data Flow Diagram... 61
3.3 Entity Relationship Diagram ... 70
3.3.1 Struktur Database ... 72
3.3.2 Desain Input Output... 80
STIKOM
xi
4.1 Kebutuhan Sitem ... 104
4.1.1 Kebutuhan Hardware ... 104
4.1.2 Kebutuhan Software ... 105
4.2 Implementasi Sistem... 105
4.2.1 Form Login dan Tampilan Awal ... 105
4.2.2 Form Model ... 106
4.2.3 Form Penyimpanan Data Komputer ... 108
4.2.4 Form Kepemilikan Komputer... 112
4.2.5 Form Pergantian User... 115
4.2.6 Form Penghapusan Komputer ... 119
4.2.7 Form Pelaporan Kerusakan ... 121
4.2.8 Form Permohonan Surat Tugas ... 122
4.2.9 Form Persetujuan Surat Tugas... 124
4.2.10 Form Perbaikan Komputer ... 126
4.2.11 Form Penyusutan Komputer ... 133
4.2.12 Form Perhitungan Cost Komputer... 135
4.2.13 Form Benefit Komputer ... 137
4.2.14 Form Laporan Komputer Aktif... 139
4.2.15 Form Laporan Komputer Non Aktif... 139
4.2.16 Form Label Komputer ... 140
4.2.17 Form Laporan History Kepemilikan Komputer ... 141
4.2.18 Form Laporan History Perawatan Komputer ... 141
STIKOM
xii
4.3 Evaluasi ... 145
4.3.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 145
4.3.2 Uji Coba Penyusutan ... 157
4.3.3 Uji Coba Ratio Cost Benefit ... 158
BAB V PENUTUP ... 170
5.1 Kesimpulan ... 170
5.2 Saran ... 171
DAFTAR PUSTAKA ... 172
LAMPIRAN ... 173
STIKOM
xiii
Halaman Gambar 3.1 Diagram Proses Perencanaan Pengadaan Barang PT. PLN
(Persero) UPJ Ngagel Surabaya ... 37
Gambar 3.2 Document Flow Pendataan Komputer... 40
Gambar 3.3 Document Flow Kepemilikan Komputer ... 41
Gambar 3.4 Document Flow Penghapusan Komputer ... 42
Gambar 3.5 Document Flow Perawatan Komputer ... 43
Gambar 3.6 Document Flow Perencanaan Pengadaan Aset Komputer ... 44
Gambar 3.7 Blok Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Optimalisasi Perencanaan Pengadaan Aset Komputer ... 45
Gambar 3.8 Rancangan Perhitungan Sistem Informasi Optimalisasi Perencanaan Pengadaan Aset Komputer ... 46
Gambar 3.9 System Flow Pendataan Komputer ... 57
Gambar 3.10 System Flow Kepemilikan Komputer... 58
Gambar 3.11 System Flow Penghapusan Komputer ... 58
Gambar 3.12 System Flow Perawatan Komputer... 59
Gambar 3.13 System Flow Analisis Perencanaan Pengadaan Komputer ... 60
Gambar 3.14 Context Diagram Rancang Bangunn Sistem Informasi Perencanaan Pengadaan Komputer Pada PT. PLN (Persero) Upj Ngagel ... 62
Gambar 3.15 HIPO Rancang Bangun Sistem Informasi Perencanaan Pengadaan Komputer Pada PT. PLN (Persero) Upj Ngagel... 63
STIKOM
xiv
Pada PT. PLN (Persero) Upj Ngagel ... 65
Gambar 3.17 DFD Level 1 Sub Proses Pendataan... 66
Gambar 3.18 DFD Level 1 Sub Proses Perawatan Komputer ... 68
Gambar 3.19 DFD Level 1 Sub Proses Analisa Perencanaan Pengadaan Komputer... 69
Gambar 3.20 CDM Sistem Informasi Perencanaan Pengadaan Komputer Pada PT. PLN (Peresero) Upj Ngagel ... 70
Gambar 3.21 PDM Sistem Informasi Perencanaan Pengadaan Komputer Pada PT. PLN (Persero) Upj Ngagel ... 71
Gambar 3.22 Desain Input Master Model ... 81
Gambar 3.23 Desain Penyimpanan Data Komputer ... 82
Gambar 3.24 Desain Kepemilikan Komputer ... 83
Gambar 3.25 Desain Penghapusan Komputer... 84
Gambar 3.26 Desain Input Pergantian User ... 85
Gambar 3.27 Desain Pelaporan Kerusakan Komputer... 86
Gambar 3.28 Desain Permohonan Surat Tugas ... 87
Gambar 3.29 Desain Persetujuan Surat Tugas ... 88
Gambar 3.30 Desain Form Perbaikan Komputer Untuk Data Reparasi ... 89
Gambar 3.31 Desain Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti Spare Part 90 Gambar 3.32 Desain Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti Monitor ... 91
Gambar 3.33 Desain Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti CPU... 92
Gambar 3.34 Desain Penyusutan Komputer ... 93
STIKOM
xv
Gambar 3.36 Desain Perhitungan Cost Komputer ... 95
Gambar 3.37 Desain Perhitungan Ratio Cost Benefit Komputer ... 96
Gambar 3.38 Desain Menu Utama Master... 96
Gambar 3.39 Desain Menu Utama Transaksi ... 97
Gambar 3.40 Desain Menu Utama Analisa... 97
Gambar 3.41 Desain Menu Utama Laporan... 98
Gambar 3.42 Desain Output Surat Tugas... 99
Gambar 3.43 Desain Label Komputer... 99
Gambar 3.44 Desain Label Monitor... 100
Gambar 3.45 Desain Output Laporan Komputer Aktif... 100
Gambar 3.46 Desain Output Laporan Komputer Non Aktif ... 101
Gambar 3.47 Desain Output Laporan Kepemilikan... 101
Gambar 3.48 Desain Output Laporan Perawatan ... 102
Gambar 3.49 Desain Output Laporan Analisa Komputer ... 103
Gambar 4.1 Form Login... 105
Gambar 4.2 Menu Utama ... 106
Gambar 4.3 Tampilan Form Login gagal ... 106
Gambar 4.4 Form Model ... 107
Gambar 4.5 Tampilan Form Model Berhasil Disimpan... 108
Gambar 4.6 Tampilan Form Model Gagal ... 108
Gambar 4.7 Tampilan Form Model Telah Terinput di Database ... 108
Gambar 4.8 Form Penyimpanan Data Komputer... 109
STIKOM
xvi
Gambar 4.10 Form Komputer Berhasil Disimpan ... 111
Gambar 4.11 Form Komputer Gagal Menyimpan ... 111
Gambar 4.12 Form Komputer Gagal Menyimpan ... 111
Gambar 4.13 Tampilan Print Label Komputer dan Monitor... 112
Gambar 4.14 Tampilan Label Komputer ... 112
Gambar 4.15 Tampilan Label Monitor ... 112
Gambar 4.16 Form Kepemilikan Komputer ... 113
Gambar 4.17 Form Lookup Karyawan ... 114
Gambar 4.18 Form Lookup Komputer ... 114
Gambar 4.19 Form Kepemilikan Komputer Berhasil Disimpan... 115
Gambar 4.20 Form Kepemilikan Komputer Gagal Disimpan ... 115
Gambar 4.21 Form Pergantian User... 116
Gambar 4.22 Form Lookup Komputer ... 117
Gambar 4.23 Tampilan Lookup Karyawan ... 117
Gambar 4.24 Tampilan Form Data Pergantian User Berhasil Disimpan ... 118
Gambar 4.25 Tampilan Form Data Pergantian User Gagal Disimpan Karena Pemilik... 118
Gambar 4.26 Tampilan Form Data Pergantian User Gagal Disimpan... 118
Gambar 4.27 Form Penghapusan Komputer... 119
Gambar 4.28 Form Lookup Komputer ... 120
Gambar 4.29 Tampilan Form Komputer Berhasil Dihapus ... 120
Gambar 4.30 Tampilan Form Komputer Gagal Dihapus ... 121
STIKOM
xvii
Gambar 4.32 Tampilan Form Data Pelaporan Kerusakan Berhasil Disimpan .. 122
Gambar 4.33 Tampilan Form Data Pelaporan Kerusakan Gagal Disimpan ... 122
Gambar 4.34 Daftar Kerusakan Komputer... 122
Gambar 4.35 Form Permohonan Surat Tugas... 123
Gambar 4.36 Tampilan Form Data Permohonan Surat Tugas Berhasil Disimpan ... 124
Gambar 4.37 Tampilan Form Data Permohonan Surat Tugas Gagal Disimpan ... 124
Gambar 4.38 Form Persetujuan Surat Tugas ... 125
Gambar 4.39 Tampilan Form Data Persetujuan Berhasil Disimpan... 125
Gambar 4.40 Tampilan Form Data Persetujuan Gagal Disimpan ... 125
Gambar 4.41 Form Perbaikan Komputer Untuk Data Reparasi ... 127
Gambar 4.42 Form Reparasi Berhasil Disimpan ... 127
Gambar 4.43 Form Reparasi Gagal Disimpan ... 127
Gambar 4.44 Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti Spare Part... 128
Gambar 4.45 Form Perbaikan Berhasil Disimpan ... 128
Gambar 4.46 Form Perbaikan Gagal Disimpan ... 128
Gambar 4.47 Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti Monitor ... 129
Gambar 4.48 Form Perbaikan Berhasil Disimpan ... 129
Gambar 4.49 Form Perbaikan Gagal Disimpan ... 129
Gambar 4.50 Tampilan Label Monitor Baru... 130
Gambar 4.51 Form Perbaikan Komputer Untuk Data Ganti CPU... 131
STIKOM
xviii
Gambar 4.53 Form Berhasil Menyimpan Komputer Baru... 131
Gambar 4.54 Tampilan Label Komputer Baru... 132
Gambar 4.55 Form Memperbarui Kepemilikan Komputer... 132
Gambar 4.56 Form Gagal Menon-aktifkan CPU ... 132
Gambar 4.57 Form Penyusutan Komputer... 133
Gambar 4.58 Tampilan Form Penyusutan Berhasil Dihitung ... 134
Gambar 4.59 Tampilan Form Perhitungan Gagal Dihitung... 134
Gambar 4.60 Form Detil Penyusutan Komputer ... 135
Gambar 4.61 Form Perhitungan Cost Komputer ... 136
Gambar 4.62 Tampilan Form Cost Komputer Berhasil Dihitung... 136
Gambar 4.63 Tampilan Form Cost Komputer Gagal Dihitung ... 136
Gambar 4.64 Form Perhitungan Benefit Komputer ... 137
Gambar 4.65 Tampilan Perhitungan Ratio Cost Benefit Komputer... 138
Gambar 4.66 Form Berhasil Dihitung... 138
Gambar 4.67 Form Gagal Dihitungx ... 138
Gambar 4.68 Form Laporan Komputer Aktif ... 139
Gambar 4.69 Form Laporan Komputer Non Aktif ... 140
Gambar 4.70 Form Label Komputer... 140
Gambar 4.71 Form Laporan History Kepemilikan Komputer ... 141
Gambar 4.72 Form Laporan History Perawatan Komputer Berdasarkan Nama Petugas ... 142
STIKOM
xix
Id Komputer... 142 Gambar 4.74 Form Laporan History Perawatan Komputer Berdasarkan
Tanggal ... 143 Gambar 4.75 Form Laporan History Perawatan Komputer Tanpa Filterisasi ... 143 Gambar 4.76 Form Laporan Analisa Komputer ... 144 Gambar 4.77 Informasi Detil Cost Benefit Komputer... 145
STIKOM
xx
Halaman
Tabel 2.1. Pengelompokan Masa Manfaat Berdasarkan Kelompok Harta ... 23
Tabel 2.2. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 1 .. 24
Tabel 2.3. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 2 .. 24
Tabel 2.4. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 3 .. 27
Tabel 2.5. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 4 .. 28
Tabel 3.1. Rule Penggantian Part Atau Penggantian Komputer ... 47
Tabel 3.2. Tabel Informasi Nilai Komputer ... 48
Tabel 3.3. Tabel Informasi Nilai Aktiva Komputer Terbaru ... 48
Tabel 3.4. Informasi Standar Biaya Kerusakan... 52
Tabel 3.5. Informasi Standar Komputer Rusak Tahun Pengadaan 2010 ... 52
Tabel 3.6. Informasi Standar Biaya Kerugian ... 52
Tabel 3.7. Informasi History Komputer ibm/thinkcentre/0002/0001... 52
Tabel 3.8. Hasil Total Cost ibm/thinkcentre/0002/0001 ... 53
Tabel 3.9. Hasil Benefit Komputer ibm/thinkcentre/0002/0001 ... 54
Tabel 3.10. Hasil Total Benefit Komputer ibm/thinkcentre/0002/0001 ... 55
Tabel 3.11. Tabel Komputer... 72
Tabel 3.12. Tabel Ram ... 72
Tabel 3.13. Tabel Harddisk ... 73
Tabel 3.14. Tabel Processor ... 73
Tabel 3.15. Tabel Monitor... 73
Tabel 3.16. Tabel Karyawan ... 74
STIKOM
xxi
Tabel 3.18. Tabel Model ... 74
Tabel 3.19. Tabel Kepemilikan_Komputer ... 75
Tabel 3.20. Tabel Surat_Tugas... 75
Tabel 3.21. Tabel Detil_Surat_Tugas... 76
Tabel 3.22. Tabel History_Komputer... 76
Tabel 3.23. Tabel Analisa... 77
Tabel 3.24. Tabel Benefit ... 78
Tabel 3.25. Tabel Cost ... 78
Tabel 3.26. Tabel Penyusutan ... 79
Tabel 3.27. Tabel PV_Benefit ... 79
Tabel 3.28. Tabel PV_Cost ... 80
Tabel 3.29. Tabel Lap_Kerusakan ... 80
Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Halaman Login ... 146
Tabel 4.2. Hasil Uji Coba Halaman Input Model... 146
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Halaman Input Komputer... 147
Tabel 4.4. Hasil Uji Coba Halaman Kepemilikan Komputer... 148
Tabel 4.5. Hasil Uji Coba Halaman Pergantian User... 149
Tabel 4.6. Hasil Uji Coba Halaman Penghapusan Komputer ... 150
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Halaman Pelaporan Kerusakan ... 150
Tabel 4.8. Hasil Uji Coba Halaman Permohonan Surat Tugas ... 151
Tabel 4.9. Hasil Uji Coba Halaman Persetujuan Surat Tugas... 152
Tabel 4.10. Hasil Uji Coba Halaman Perbaikan Komputer ... 153
STIKOM
xxii
Tabel 4.12. Hasil Uji Coba Halaman Perhitunga Cost Komputer... 156
Tabel 4.13. Hasil Uji Coba Halaman Perhitungan Benefit Komputer... 156
Tabel 4.14. Informasi History Komputer ibm/thinkcentre/0002/0001... 159
Tabel 4.15. Informasi Standar Biaya Kerusakan... 159
Tabel 4.16. Informasi Standar Komputer Rusak Tahun Pengadaan 2010... 160
Tabel 4.17. Informasi Standar Biaya Kerugian / Downtime ... 160
Tabel 4.18. Informasi History Komputer rakitan/rakitan/0001/0001... 161
Tabel 4.19. Informasi Standar Biaya Kerusakan... 162
Tabel 4.20. Informasi Standar Komputer Rusak Tahun Pengadaan 2009... 162
Tabel 4.21. Informasi Standar Biaya Kerugian / Downtime ... 162
Tabel 4.22. Hasil Pengujian Rule ... 168
STIKOM
vi
Saat ini dalam merencanakan penggantian komputer pada PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel masih dilakukan dengan melihat tahun pembelian komputer yang rendah (dalam kasus ini adalah tahun pengadaan 2009 sebanyak 10 komputer). Cara ini tentunya tidak dapat menyimpulkan bahwa komputer yang memiliki tahun pembelian rendah memiliki manfaat yang kecil karena PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel tidak dapat mengetahui nilai manfaat dan nilai biaya setiap komputer.
Untuk dapat menghitung manfaat dan biaya data-data yang diperlukan adalah data komputer, data perawatan komputer, nilai residu (ketetapan nilai akhir suatu aktiva). Untuk menghitung nilai aktiva sebuah komputer dilakukan dengan metode penyusutan garis lurus. Dan untuk menghitung nilai manfaat, nilai biaya komputer serta mengoptimalkan perencanaan pengadaan dihitung dengan metode
cost and benefit analysis.
Dengan menerapkan cost and benefit analysis maka akan didapatkan rasio manfaat dan biaya dari sebuah komputer. Dan berdasarkan hasil uji coba didapatkan 8 komputer yang tersebar dari tahun pengadaan 2009 hinggan 2013 dengan rincian 1 unit komputer tahun 2013, 1 unit komputer tahun 2011, 4 komputer tahun 2010 dan 2 komputer tahun 2009, yang butuh dilakukan penggantian karena manfaat yang diberikan lebih kecil dari biaya (ratio benefit cost < 1). Dengan mengetahui ratio manfaat dan biaya, maka perencanaan pengadaan akan lebih optimal.
Kata kunci : Perencanaan Pengadaan, Cost Benefit Analysis
STIKOM
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Perencanaan merupakan proses awal dari seluruh kegiatan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan perencanaan yang matang. Tanpa adanya perencanaan sangat sulit untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, sebab dari perencanaanlah perusahaan dapat mengetaui langkah apa yang akan dilakukan.
Pengadaan aset di PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel berdasarkan keputusan direksi nomor 066. K/DIR/2011 dapat dilaksanakan melalui empat metode, yaitu pelelangan yang dilakukan terbuka atau pemilihan langsung atau penunjukkan langsung atau pembelian langsung. Metode ini dapat disesuaikan dengan besarnya proyek pengadaan, namun untuk pengadaan inventaris perkantoran (seperti alat tulis menulis, pembelian alat untuk reparasi) metode pembelian langsung dijadikan pilihan utama. Metode pembelian langsung tidak memerlukan panitia khusus karena tidak menggunakan tenaga dari luar (out
sourcing).
Dalam merencanakan pengadaan aset komputer pada PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel dilakukan dengan melihat tahun pengadaan komputer terendah. Sistem yang digunakan saat ini tentunya membuat perencanaan pengadaan komputer tidak tepat, karena cara tersebut tidak dapat menjelaskan dengan data yang nyata bahwa komputer dengan spesifikasi rendah menyebabkan kerugian diantaranya pemborosan waktu karena seringnya dilakukan reparasi sehingga
STIKOM
menghambat pekerjaan, pemborosan tenaga karena teknisi mereparasi komputer yang sama berulang kali, pemborosan biaya yang diakibatkan biaya perawatan komputer yang menumpuk. Pemborosan biaya ini tentunya dapat menimbulkan pembengkakan anggaran pembelanjaan negara.
Berdasarkan permasalah tersebut diperlukan sebuah sistem atau aplikasi yang mampu memberikan nilai manfaat dan nilai biaya komputer. Sehingga ketika akan melakukan penggantian komputer PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel dapat memilih komputer yang paling rendah nilai manfaatnya. Dan sebagai inputan untuk menghitung nilai manfaat dan nilai biaya komputer diperlukan proses mendata komputer dan mencatat perawatan komputer. Berdasarkan referensi sistem informasi manajemen aset elektronik yang telah ada, (Susilo,2011), proses pendataan, pencatatan perawatan serta menghitung nilai sebuah komputer dapat dilakukan dengan sistem informasi manajemen aset. Dan untuk menghitung manfaat dan biaya komputer dapat dihitung dengan metode cost and benefit
analysis.
Dengan menerapkan cost and benefit analysis maka akan didapatkan rasio manfaat dan biaya dari sebuah komputer. Dengan mengetahui rasio manfaat dan biaya setiap komputer, maka PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel dapat mengetahui bahwa tidak semua komputer yang memiliki tahun pengadaan rendah memiliki manfaat yang rendah, sehingga PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel dapat menentukan komputer mana yang perlu dilakukan penggantian dan komputer yang tetap dipertahankan dengan memperbaiki spesifikasinya.
STIKOM
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil yaitu “Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi optimalisasi perencanaan aset komputer yang mampu memberikan informasi optimal aset komputer yang perlu dilakukan penggantian.”
1.3 Pembatasan Masalah
Pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Data yang digunakan dalam sistem ini adalah data inventaris dari PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel
2. Tidak membahas perencanaan pengadaan server, karena termasuk ke dalam proyek besar.
3. Sistem ini bersifat offline.
4. Tidak mencakup pembuatan RKAP (Rencana Keuangan Anggaran Pembelian).
5. Didalam penyusutan digunakan metode Garis Lurus (Straigh Line
Methode).
6. Cost yang dimaksutkan terbagi menjadi dua bagian yaitu tangible cost dan
intangible cost. Tangible cost merupakan biaya yang memiliki nilai nyata
yaitu servis, ganti parts. Intangible cost merupakan biaya yang tidak memiliki nilai nyata seperti downtime dan gangguan praktek kerja normal (workpractices).
7. Benefit yang dimaksutkan terbagi menjadi dua bagian yaitu tangible
benefit dan intangible benefit. Tangible benefit merupakan keuntungan
STIKOM
yang memiliki nilai nyata yaitu penurunan biaya operational. Intangible
benefit merupakan keuntungan yang tidak memiliki nilai nyata yaitu
peningkatan kepuasan kerja
8. Perhitungan ratio manfaat dan biaya menunjukkan kondisi manfaat komputer saat ini, dengan berdasar pada data history kerusakan komputer. 9. Komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Monitor, Ram,
Processor dan Hardisk.
1.4 Tujuan
Dengan sistem informasi optimalisasi perencanaan pengadaan aset komputer diharapkan mampu memberikan informasi optimal perencanaan pengadaan asset komputer, sehingga perusahaan dapat menetukan komputer mana yang perlu dilakukan penggantian dan komputer yang tetap dipertahankan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulis dalam mengangkat judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Optimalisasi Perencanaan Pengadaan Aset Komputer. (Studi Kasus PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel)”.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam perancangan dan pengembangan aplikasi. Landasan teori yang digunakana adalah: konsep dasar sistem informasi, Database,
STIKOM
Cost and Benefit Analysis, Aktiva Tetap (Penyusutan, Nilai Residu,
Sifat Aktiva, Umur Aktiva), Metode Penyusutan (Metode Garis Lurus, Metode Jumlah Angka Tahun, Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Berganda, Metode Jam Jasa, Metode Unit Produksi, Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok), Kelompok Harta Berwujud, Tarif Penyusutan, Pedoman Pengadaan Barang PT. PLN (Persero) dan Manajemen Aset Elektronik.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi masalah, Document
Flow, Perancangan Sistem (System Flow, Data Flow Diagram),
Entity Relationship Diagram (Struktur Database, Desain Input
Output).
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada Bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan meliputi: implementasi sistem yang terdiri dari : kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, penjelasan aplikasi, evaluasi sistem yang meliputi pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V : PENUTUP
Pada Bab ini berisi kesimpulan dari sistem dan saran untuk pengembangan sistem.
STIKOM
6 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. (Hartono,1999:8)
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan sistem informasi, kita perlu mendefinisikan istilah informasi dan sistem. Produk dari sistem informasi adalah informasi yang dihasilkan. Informasi tidak sama dengan data. Data adalah fakta, angka bahkan simbol mentah. Secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui suatu pemrosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih. Sistem ini mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah masukan-masukan menjadi keluaran. Sumber daya dapat berupa bahan(material) atau mesin ataupun tenaga kerja, bergantung pada macam sistem yang dibahas. Sistem informasi karenanya adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, an komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran
STIKOM
perusahaan.
Definisi lain dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware,
software, brainware, prosedur dan atau aturan yang dirganisasikan secara integral
untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan nilailah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen (Hartono,1999:11).
2.2 Database
Database adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record
menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap dengan sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses pengambil keputusan (Marlinda, 2004:1). Database dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang memiliki karakteristik seperti berikut:
1. Merupakan suatu kumpulan interaksi data yang disimpan bersama dan tanpa mengganggu satu sama lain atau membentuk duplikat data.
STIKOM
2. Kumpulan data di dalam database dapat digunakan oleh sebuah program secara optimal.
3. Penambahan data baru, modifikasi dan pengambilan kembali dari data dapat dilakukan dengan mudah dan terorganisasi.
Dalam arsitektur database terdapat tiga tingkatan yang saling mendukung. Di bawah ini adalah penjelasannya yaitu:
1. Internal level yaitu tingkat yang basis datanya secara fisik ditulis atau
disimpan di media storage dan level yang berkaitan.
2. External level disebut juga indivisual user views, yaitu tingkat yang basis
datanya dapat berdasakan kebutuhan masing-masing aplikasi di user atau
level yang berkaitan dengan para pemakai.
3. Conceptual level disebut juga community user view, yaitu tingkat user view
dari aplikasi yang berbeda digabungkan sehingga menggunakan basis data secara keseluruhan dengan menyembunyikan penyimpanan data secara fisik yang merupakan penghubung dari internal level dan external level.
Seluruh operasi yang dilakukan pada database didasarkan atas tabel-tabel dan hubungannya. Dalam model relasional dikenal antara lain table, record,
field, indeks, query penjelasannya seperti dibawah ini:
1. Tabel atau entity dalam model relasional digunakan untuk mendukung antar muka komunikasi antara pemakai dengan professional komputer.
2. Record atau baris atau dalam istilah model relasional yang formal disebut
tuple adalah kumpulan data yang terdiri dari satu atau lebih.
STIKOM
3. Field atau kolom atau dalam istilah model relasional yang formal disebut
dengan attribute adalah sekumpulan data yang mempunyai atau menyimpan fakta yang sama atau sejenis untuk setiap baris pada table.
4. Indeks merupakan tipe dari suatu table tertentu yang berisi nilai-nilai field kunci atau field.
5. Query merupakan perintah Structure Query Language (SQL) yang dirancang
untuk memanggil kelompok record tertentu dari sati table atau lebih untuk melakukan operasi pada table.
2.3 Cost and Benefit Analysis
Handbook Commonwealth of Australia menyatakan bahwa analisis biaya dan manfaat adalah alat yang digunakan untuk menentukan nilai dari suatu program, proyek atau kebijakan. digunakan untuk membantu dalam membuat penilaian dan menilai pilihan yang tersedia. Prinsip cost benefit analysis dan praktek yang mapan sebagaimana dibuktikan oleh sejumlah besar literatur yang tersedia dari akademisi, praktisi cost benefit analysis, dan lembaga pemerintah (baik di dalam negeri dan luar negeri).
Cost benefit analysis adalah alat analisis kuantitatif untuk membantu
pengambil keputusan dalam alokasi sumber daya yang efisien. Ini mengidentifikasi dan mencoba untuk mengukur biaya dan manfaat dari program atau kegiatan dan mengubah data yang tersedia menjadi informasi yang dikelola. Kekuatan metode ini adalah bahwa ia menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis data dengan cara yang logis dan konsisten. Cost benefit analysis membantu manajer menjawab pertanyaan seperti:
STIKOM
1. Apakah usulan tersebut memberikan manfaat bersih kepada comunity secara keseluruhan?
2. Haruskah proyek program, atau kebijakan yang diusulkan dilakukan? 3. Haruskah proyek atau program dilanjutkan?
4. Manakah dari berbagai alternatif proyek atau program harus dilakukan? Menurut Schniederjans (2008, h.143) yang termasuk dalam potensi biaya dari investasi IT adalah sebagai berikut.
1. Tangible cost : Hardware, software, telekomunikasi, kebutuhan spesifikasi
dan update, servis (instalasi, pemrograman, dll), personil (perekrutan, pelatihan, dll), biaya yang berjalan, perlengkapan.
2. Intangible cost : Resisten terhadap perubahan, ketidak mampuan untuk
berubah, perubahan kekuasaan organisasi, integrasi system baru kedalam situasi saat ini, hilangnya produktivitas sementara waktu, rumusan kebijakan IT dan control, gangguan terhadap praktek kerja normal/workpractice, non
productive time/downtime.
Menurut Schniederjans (2008, h.145) yang termasuk dalam potensi manfaat dari investasi IT adalah sebagai berikut.
1. Tangible benefit : Peningkatan produktivitas, penurunan biaya operasional,
pengurangan tenaga kerja, penurunan biaya komputer, penurunan biaya vendor, penurunan biaya administrasi dan biaya profesi, penurunan biaya pengembangan, pengurangan tingkat pertumbuhan dalam beban, penurunan biaya fasilitas, pengurangan beban software.
2. Intangible benefit : Peningkatan pemanfaatan asset, peningkatan control
sumber daya, peningkatan organisasi, peningkatan fleksibilitas organisasi,
STIKOM
lebih tepat waktu dalam organisasi, tingginya kualitas informasi, meningkatnya pembelajaran organisasi, meningkatnya niat baik karyawan, meningkatkan kepuasan kerja, peningkatan pengambilan keputusan, penurunan tingkat kesalahan, peningkatan kegiatan, citra perusahaan lebih baik, peningkatan kepuasan pelanggan, meningkatkan loyalitas pelanggan.
Menurut Schniederjans (2008, h.144), ada beberapa cara yang mungkin untuk mengelola manfaat dan biaya tak berwujud. Salah satunya adalah untuk mengabaikan mereka. Dalam beberapa situasi, mungkin dapat diterima dan tepat untuk meninggalkan intangible dari analisis karena kesulitan dalam menetapkan nilai kepada mereka. Hal ini juga dapat ditentukan bahwa tidak berwujud tidak memiliki banyak pengaruh sebuah dan dengan mudah dapat ditinggalkan dari analisis. Cara lain untuk mengelola intengible adalah melakukan analisis biaya / manfaat tanpa mereka tapi daftar mereka dan menjelaskan efek potensial mereka dalam addendum. Di sini, tidak berwujud tidak langsung dimasukkan dalam analisis tetapi disajikan sebagai informasi tambahan untuk dipertimbangkan ketika memilih alternatif terbaik. Cara ketiga untuk mengelola tidak berwujud adalah dengan memanfaatkan ukuran pengganti untuk tidak berwujud dan termasuk efek langsung ke dalam analisis biaya / manfaat. Ukuran pengganti mungkin nilai manfaat yang mirip atau biaya yang lebih mudah diberikan nilai. Perhatian besar harus diambil dalam memilih ukuran pengganti yang tepat untuk menjamin yang menyediakan pendekatan yang baik dari nilai manfaat aktual atau biaya. Sebuah contoh mungkin dimana biaya kualitas di sebuah perusahaan dapat secara tradisional menjadi sepersepuluh biaya peralatan. Menggunakan biaya peralatan untuk memperkirakan atau menjadi ukuran pengganti dengan cara ini memberikan
STIKOM
perkiraan kasar, dan di mana proporsi yang sama digunakan dalam semua alternatif sedang dieksplorasi, mungkin menjadi sarana konsisten termasuk biaya kualitas tak berwujud. Cara keempat menghargai intangible adalah untuk melakukan survei untuk menentukan nilainya. Metode survei telah digunakan secara luas dalam biaya / manfaat analisis untuk menentukan nilai manfaat biaya ot. Sebagai contoh, survei dapat dirancang untuk mengukur seberapa berharga informasi yang tepat waktu lebih dari investasi TI adalah untuk pengguna. Pengguna TI akan diminta untuk menetapkan nilai moneter untuk manfaat dan nilai ini akan digunakan dalam analisis biaya / manfaat.
Menurut Schniederjans (2008, h.146-150), mendiskontokan arus kas kembali yang terjadi pada periode berikutnya disebut sebagai menghitung nilai sekarang (PV) dari aliran arus kas (perhatikan nilai waktu dari uang dan nilai tunai yang dijelaskan lebih lanjut Bab 5 buku ini.). Menghitung nilai ini didasarkan pada prinsip dasar keuangan yang disebut "nilai waktu dari uang". Diasumsikan bahwa nilai uang atau arus kas tergantung pada periode waktu di mana mereka diterima. Arus kas yang diterima suatu saat nanti bernilai lebih rendah dari yang diterima hari ini karena yang diterima hari ini dapat diinvestasikan dan mulai menghasilkan bunga segera. Akibatnya, tingkat diskonto harus dipilih dan digunakan untuk biaya diskon dan manfaat yang terjadi pada periode waktu mendatang. Nilai sekarang dari biaya atau manfaat dihitung sebagai berikut:
(2.1)
STIKOM
Dimana A adalah biaya atau manfaat dalam periode t waktu, dan r adalah tingkat diskonto. nilai kini adalah jumlah dari biaya atau manfaat yang diterima di masa depan didiskontokan kembali ke nilai saat ini. tingkat diskonto, juga disebut biaya peluang modal, adalah tingkat yang dapat diperoleh dengan berinvestasi pada efek risiko sebanding dengan investasi. Seorang analis atau anggota tim manajemen keuangan memilih tingkat diskonto yang sesuai berdasarkan risiko dari investasi TI, dan keahlian mereka dan pengetahuan tentang pasar keuangan.
Setelah nilai sekarang dari biaya dan manfaat telah dihitung sebuah kriteria harus dipilih untuk menentukan alternatif pilihan terbaik. Kriteria umum untuk mengevaluasi investasi IT dalam biaya / manfaat analisis. 1. Maksimalkan rasio manfaat atas biaya.
2. Memaksimalkan nilai sekarang bersih dari keuntungan bersih. 3. Memaksimalkan tingkat pengembalian internal.
4. Terpendek payback periode.
Kriteria pertama yang dapat digunakan adalah untuk memilih alternatif adalah dengan rasio maksimum manfaat biaya. Manfaat / biaya adalah nilai kini kewajiban manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari biaya dan dihitung sebagai berikut:
(2.2)
Perhitungan ini mengartikan bahwa manfaat X (hasil benefit/cost ratio) lebih besar dari biayanya. Sehingga dapat diartikan jika hasil perhitungan <1
STIKOM
maka tidak memiliki manfaat, karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari manfaatnya.
Menurut Whitten (2004, h. 385) manfaat tak nyata/intangible benefit adalah manfaat yang sulit atau tidak mungkin diukur. Kecuali jika manfaat ini merupakan yang paling sedikit diidentifikasi, maka mungkin banyak proyek akan menjadi tak layak. Sayangnya jika manfaat ini tidak dapat diukur, maka sangat sulit untuk menerima validitas analisis cost-benefit yang didasarkan pada data yang tidak lengkap. Beberapa analisis memperdebatkan eksistensi manfaat tak nyata ini. Mereka memperdebatkan bahawa semua manfaat dapat diukur, beberapa manfaat lebih sulit diukur daripada yang lainnya. Misalnya peningkatan niat baik pelanggan disebut sebagai intangible benefit. Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan analisis berikut:
1. Apakah akibat niat buruk pelanggan? Pelanggan akan memesan sedikit (atau tidak sama sekali)
2. Seberapa tingkat penurunan pesanan pelaanggan? Seorang pengguna mungkin mengalami kesulitan untuk mengukur secara spesifik dampak ini, tetapi Anda dapat mencoba agar pengguna akhir memperkirakan kemungkinan (atau mengajukan perkiraan yang akan direspons pengguna akhir). Contohnya:
a. Ada kemungkinan 50 persen (0,50) bahwa pelanggan tetap akan mengirim pesanan yang lebih sedikit–kurang dari 10 persen semua pesanannya –ke pesaing untuk menguji kinerja mereka.
b. Ada kemungkinan 20 persen (0,20) bahwa pelanggan tetap akan mengirim setengah dari pesanannya (0,50) pada pesaing, khususnya pesanan yang
STIKOM
dulu lambat kita dipenuhi.
c. Ada kemungkinan 10 persen (0,10) bahwa pelanggan tetap akan mengirim pesanan pada kita hanya sebagai pilihan terakhir. Hal itulah yang mengurangi bisnis normal pelanggan dengan kita hingga 10 persen dari volume yang ada (90 persen atau kerugian 0,90).
d. Ada kemungkinan 5 persen (0,05) bahwa pelanggan tetap akan memilih untuk tidak menjalankan bisnis dengan kita sama sekali (100 persen kerugian 1,00).
3. Kita dapat menghitung perkiraan kerugian bisnis sebagai berikut:
4. Jika pelanggan rata-rata menghasilkan 40.000 dollar per tahunnya, maka kita dapat memperkirakan kerugian 29 persen, atau 11.600 dollar dalam bisnis itu. Jika kita memiliki 500 pelanggan, maka jumlah totalnya 5.800.000 dollar.
Berdasarkan perkiraan diatas maka dapat diterapkan untuk menghitung
intangible cost (downtime, workpractice) dan intangible benefit (decrease cost,
job satisfaction). Formulanya adalah sebagai berikut
Workpractice
Ada kemungkinan setiap komputer dimaintanace mempengaruhi kinerjanya
= Jumlah reparasi komputer X standar biaya kerusakan (2.3)
Downtime
Ada kemungkinan setiap komputer tidak bekerja karena servis mempengaruhi Kerugian = 0,50 x (0,10 kerugian bisnis)
+ 0,20 x (0,50 kerugian bisnis) + 0,10 x (0,90 kerugian bisnis) + 0,05 x (1,00 kerugian bisnis)
STIKOM
()(2.5)
(2.6) (2.6)
(2.7)
(2.8)
(2.9) terhambatnya pekerjaan
= lama hari komp tidak berkeja X standar biaya kerugian (2.4)
Decrease cost dan Job Satisfaction
Ada kemungkinan jika komputer komputer rusak kurang dari atau sama dengan standar kerusakan maka komputer masih memiliki manfaat.
= Standar biaya kerusakan – (A x Standar biaya kerusakan)
= (Kerusakan-Standar kerusakan komp tahun x)
2.4 Mean
Menurut Djumanta dan Susanti (2008) salah satu ukuran pemusatan
data adalah mean atau rata-rata. Mean suatu data adalah jumlah seluruh datum dibagi banyaknya datum. Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu X1, X2,…. Xn
mean dari data tersebut dirumuskan sebagai berikut.
= ℎ = + + ⋯ +
Berdasarkan penjelasan mean tersebut maka dapat diterapkan untuk menghitung standar biaya kerusakan, standar kerusakan komputer dan standar biaya kerugian downtime.
Standar biaya kerusakan=(Biaya Servis+Biaya Ganti Part)1+(Biaya Servis+Biaya Ganti Part)n
total frekuensi rusakn
Standar biaya kerugian= (total biaya downtime Servis + ganti part)1+(total biaya downtime Servis + ganti part)n
total frekuensi hari tidak beroperasin
ℎ
= ℎ 1+ ℎ
ℎ
STIKOM
Standar biaya kerusakan, standar biaya kerugian dan standar kerusakan komputer setiap tahunnya akan berubah mengikuti jumlah costnya. Untuk total biaya downtime ini sama dengan jumlah biaya servis dengan ganti part, perbedaannya adalah hanya servis atau ganti part yang memiliki tenggang waktu dalam pengerjaannya yang dimasukkan dalam biaya downtime. Sehingga komputer yang selesai diservis pada hari yang sama saat pelaporan kerusakan tidak dimasukkan dalam biaya downtime servis.
2.5 Aktiva Tetap
Menurut Soemarso (1992, h.23), aktiva tetap adalah aktiva yang (1) jangka waktu pemakaiannya lama; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki untuk tidak dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar.
Menurut Soemarso (1992, h.23), tidak ada kriteria standar mengenai jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainnya. Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun pada umumnya digunakan sebagai pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus dipakai dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Aktiva yang dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal termasuk dalam kategori persediaan, walaupun aktiva tersebut dapat digunakan hingga lebih dari satu tahun.
2.5.1 Penyusutan
Menurut Soemarso (1992, h.28), semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan
STIKOM
adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal seperti ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut penyusutan (depreciation).
Biaya penyusutan merupakan perkiraan sementara yang pada akhir tahun akan ditutup ke perkiraan sisa laba bersama perkiraan sementara lainnya. Perkiraan akumulasi penyusutan merupakan perkiraan tetap. Ini merupakan perkiraan kontra terhadap aktiva tetap yang bersangkutan. Digunakannya perkiraan kontra dalam mencatat penyusutan ialah agar harga perolehanaktiva masih dapat disajikan seperti adanya.perkiraan akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan. Selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku (book
value) aktiva tetap.
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Nilai maksimum aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah harga perolehannya. Tetapi, ada kalanya dianggap bahwa setelah habis dipakai, aktiva tetap yang bersangkutan masih mempunyai nilai, yang disebut nilai sisa (residual scrap atau salvage value). Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir nilai manfaat. Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa.
STIKOM
Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/manfaat aktiva tetap selama dapat dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Pada dasarnya, penyusutan aktiva tetap untuk satu tahun, dapat dihitung dengan rumus:
(2.10)
2.5.2 Nilai Residu
Nilai residu adalah nilai sisa suatu aktiva yang ditaksir pada akhir nilai pemakaian aktiva di perusahaan. Nilai sisa suatu aktiva kerapkali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam perhitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya revaluasi aktiva (dalam hal ada ketentuan pemerintah). Dalam perpajakan nilai residu tidak dipertimbangkan.
2.5.3 Sifat Aktiva
Sifat dan cara penggunaan aktiva dalam kegiatan usaha sangat berpengaruh pada penentuan besarnya biaya penyusutan. Misalnya, mesin atau kendaraan bermotor adalah aktiva yang sifatnya bergerak. Oleh karena itu, cara penyusutanya berbeda dengan penyusutan atas gedung yang bersifat statis.
2.5.4 Umur Aktiva
Umur aktiva adalah nilai pemakaian aktiva dalam usaha. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis ialah umur aktiva sesuai dengan kriteria teknis aktiva. Umur ekonomis ialah jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis. Umur ekonomis bisa lebih pendek dari umur
STIKOM
teknis, misalnya mesin teknis diperkirakan dapat berumur 7 tahun. Jika pada tahun ketiga tersebut tidak dapat digunakan lagi karena ketinggalan jaman maka umur ekonomisnya menjadi lebih pendek daripada umur teknis.
2.6 Metode Penyusutan
Metode penyusutan (Waluyo, 2008) menurut Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
1. Metode garis lurus (straight line method), atau metode saldo menurun (declining balance method) untuk asset tetap berwujud bukan bangunan. 2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud berupa bangunan.
2.6.1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Menurut Lumbantoruan (1996, h.251) metode penyusutan garis lurus adalah suatu metode yag dipakai dalam perpajakan. Hanya metode ini digunakan terhadap aktiva golongan bangunan.Tarif penyusutan yang berlaku terhadap golongan bangunan adalah 5%, atau umur pemakainnya 20 tahun. Dasar penyusutan bangunan dalam perpejakan adalah harga perolehannya, taksiran nilai residu tidak diperhatikan. Biaya penyusutan aktiva dialokasikan ke tiap-tiap tahun dengan jumlah yang sama. Rumus penyusutan dalam metode ini adalah:
(2.11)
Tarif penyusutan tiap tahun = Nilai perolehan–Nilai residu
Umur Pemakaian
STIKOM
2.6.2 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
Menurut Lumbantoruan (1996, h.252) metode adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus, yaitu taksiran nilai buku aktiva (Nilai perolehan-taksiran nilai residu). Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut. Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1+2+3+4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4, 3, 2 dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10. Metode penyusutan tidak diperkenankan dalam perhitungan Penghasilan Kena Pajak. Peraturan perpajakan sama sekali tidak menyinggung metode penyusutan ini dan tidak boleh digunakan.
2.6.3 Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda (Declining / Double
Declining Balance Method)
Menurut Lumbantoruan (1996, h.252) metode ini termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan. Tarif pajak dalam metode ini telah ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun. Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif dengan nilai buku yang semakin kecil. Dasar penyusutan pada tahun pertama sama dengan nilai perolehan, sehingga taksiran nilai residu tidak dipertimbangkan dalam metode ini.
2.6.4 Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Menurut Waluyo (2010:98) pada metode ini besarnya penyusutan dihitung dengan mendasarkan pada teori bahwa pembelian aset tetap ditunjukkan
STIKOM
dari jumlah jam jasa langsung dan dalam metode ini mengakui estimasi nilai manfaat aset yang diukur dalam jam jasa.
2.6.5 Metode Unit Produksi (Productive Output Method)
Menurut Lumbantoruan (1996:253) penyusutan terhadap jenis aktiva seperti mesin, kendaraan (truk), lebih sesuai apabila metode satuan produksi yang digunakan. Penyusutan dengan metode ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(2.12)
2.6.6 Metode Berdasarkan jenis dan Kelompok (Group and Composite
Method)
Menurut Lumbantoruan (1996:254) untuk menghidari pekerjaan yang kecil-kecil, biasanya perusahaan memilih penyusutan dengan mengelompokkan aktiva ke dalam beberapa kelompok (grup). Dalam perpajakan kelompok ini disebut golongan harta. Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif ke nilai seluruh aktiva yang sejenis. Tarif penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut
(2.13)
Tarif ini diterapkan pada nilai perolehan seluruh grup aktiva. Apabila kelompok aktiva tidak sejenis maka penyusutan dihitung dengan nama composite
depreciation atau penyusutan gabungan. Penyusutan tiap tahun adalah penyusutan
Penyusutan per unit = Nilai perolehan–Nilai residu
Taksiran jumlah produksi
Tarif penyusutan grup = 1
Taksiran rata-rata umur grup aktiva
STIKOM
tiap jenis aktiva yang dihitung dengan metode garis.
2.7 Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan
Penentuan kelompok dan asset penyusutan harta berwujud (Waluyo, 2008) didasarkan pada Pasal 11 Undang-Undang No. 17 tentang pajak penghasilan :
Tabel 2.1 Pengelompokan Masa Manfaat Berdasarkan Kelompok Harta. Kelompok Harta
Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus
Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,50% 25%
Kelompok 3 10 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 4 Tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 Tahun 5%
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman dalam pengelompokan harta tetap berwujud, maka Keluarlah Keputusan Menteri Keuangan No. 520/KMK.04/2000 Tanggal 14 Desember 2000 yang disempurnakan dengan keputusan Menteri Keuangan No. 138/KMK.03/2002 Tanggal 8 April 2002 yang mengatur tentang pengelompokan jenis-jenis Harta Berwujud sebagai berikut:
STIKOM
Tabel 2.2 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 1 Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
1. Semua Jenis Usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnyayang bukan bagian dari bangunan. b. Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung duplicator, mesin fotokopi, accounting machine dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, 24sset24ry, dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda, dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi 24sset24ry/jasa yang bersangkutan.
f. Alat dapur untuk memasak, makanan, dan minuman.
g. Dies, jigs, dan mould. 2. Pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan perikanan
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin.
3. Industry makanan dan minuman
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindah seperti huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya
4. Perhubungan,
pergudangan, dan komunikasi
Mobil taksi, bus, dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.
5. Industry semi
konduktor
Flash memory tester, write machine, biporar test system, elimination (PE8-1) pose checker.
Tabel 2.3 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 2 Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam, termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara, seperi AC, kipas angin, dan sejenisnya
STIKOM
Nomor Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
b. Komputer, printer, scanner, dan sejenisnya. c. Mobil, bus, truk, speed boat, dan sejenisnya. d. Container, dan sejenisnya.
2. Pertanian,perkebunan, kehutanan,dan
perikanan
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih, da sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi barang atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.
3. Industry makanan dan minuman
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas, dan perikanan. Misalnya pabrik susu dan pengalengan ikan.
b. Mesin yag mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarine, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bjian seperti penggilingan beras, gandum, dan tapioca.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan makanan dan makanan segala jenis. 4. Industry mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
ringan, misalnya mesin jahit dan pompa air.
5. Perkayuan Mesin dan peralatan penebang kayu.
6. Kontruksi Peralatan yang digunakan seperti truk berat, truk dump, crane bulldozer, dan sejenisnya.
7. Perhubungan,
pergudangan, dan komunikasi
a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truk ngangkang, dan sejenisnya.
STIKOM
Nomor Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (missal gandum, batu-batuan, biji tambang, dan sebagainya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki.
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keram terapung, dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 1000 DWT.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang memuat berat sampai dengan 250 DWT. e. Kapal balon.
8. Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon.
b. Pesawat telegraf, termasuk pesawat pengirim, serta penerimaan radio telegraf, dan radio telepon.
9. Industri semi
konduktor
Auto frame leader, automatic logic handler, baking over, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, cutting oven, cutting press, dombar cut machine, dicer, die bander, die shear test, dynamic burn in system oven, dynamic test hander elimination (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, o/s tester manual, pass oven, pose checker, reform machine, smd stocker, taping machine, tubar cut press, trimming/forming machine, wire bander, wire pull tester.
STIKOM
Tabel 2.4 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 3 Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
1. Pertambangan selain minyak dan gas
Mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yag mengolah produk perikanan.
2. Pemintalan,
pertenunan, dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil, misalnya kain katun, sutra serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, dan tule.
b. Mesin untuk yarm preparation, bleching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging, dan sejenisnya.
3. Perkayuan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput, dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4. Industry kimia a. Mesin dan peralatan yang
mengolah/menhasilkan produk industry kimia dan industry yang ada hubungannya dengan industry kimia, misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dari logam mulia, elemen radioaktif, isotop, bahan kimia organis produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris, dan resionida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, deterjen, dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk piroteknik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
b. Mesin yang mengolah/menghasilkanproduk industry lainnya, misalnya dammar tiruan, bahan plastic, ester dan eter dari selusa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat, dan kulit mentah.
STIKOM
Nomor Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
5. Industry Mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat, misalnya mesin mobil dan mesin kapal.
6. Perhubungan dan
Komunikasi
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang, dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya yang mempunyai berat diatas 100 DWT sampai dengan 1000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung, dan sejenisnya, yang mempunyai berat diatas 100 DWT sampai dengan 1000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat diatas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helicopter-helikopter segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar, dan kendali jarak jauh.
Tabel 2.5 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 4 Nomor
Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
2. Perhubungan dan
telekomunikasi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan baterai atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
STIKOM
Nomor Urut
Jenis Usaha Jenis Harta
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang termasuk container khusus dibuat dan dilengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang, dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya yang mempunyai berat diatas 1000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung, dan sejenisnya, yang mempunyai berat diatas 1000 DWT
g. Dok-dok terapung.
Dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 138/KMK.03/2002 Tanggal 8 April 2002 sebagai pembaruan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 250/KMK.04/2000 Tanggal 14 December 2000 selanjutnya diberikan penegasan pelaksanaannya. Khusus untuk penyusutan atas komputer, printer, scanner, dan sejenisnya ditegaskan dalam SE-07/PJ.42/2002 sebagai berikut:
1. Perubahan pengelompokan yang sebelumnya termasuk dalam Kelompok 2 selanjutnya berubah menjadi Kelompok 1.
2. Atas perubahan tersebut, maka penghitungan penyusutan atas komputer, printer, scanner, dan sejenisnya yang telah dimiliki dan digunakan dalam perusahaan sebelum tanggal 1 April 2002 diatur :
a. Perhitungan penyusutannya berdasarkan ketentuan lama (Kelompok 2) yang diberlakukan sampai bulan maret 2002.
STIKOM
Perhitungan penyusutan berdasarkan ketentuan yang baru (Kelompok 1) berlaku mulai bulan April 2002 dengan tetap menggunakan sisa semula yang akan mengalami penyusutan/percepatan secara otomatis.
2.8 Pedoman Pengadaan Barang PT. PLN (Peresero)
Pengadaan asset di PT. PLN (Persero) UPJ Ngagel berdasarkan keputusan direksi nomor 066. K/DIR/2011 dapat dilaksanakan melalui empat metode, yaitu pelelangan yang dilakukan terbuka atau pemilihan langsung atau penunjukkan langsung atau pembelian langsung. Metode ini dapat disesuaikan dengan besarnya proyek pengadaan, namun untuk pengadaan inventaris perkantoran (seperti alat tulis menulis, pembelian alat untuk reparasi) metode pembelian langsung dijadikan pilihan utama. Metode pembelian langsung tidak memerlukan panitia khusus karena tidak menggunakan tenaga dari luar (out
sourcing).
2.9 Manajemen Aset Elektronik
Sistem informasi manajemen aset digunakan untuk pengelolaan aset atau inventori. Implementasi sistem informasi manajemen aset pada hakekatnya adalah upaya untuk tertib dokumen dan tertib administrasi pengelolaan aset. Tertib dokumen aset berkaitan dengan upaya penyediaan dan pendataan data-data atau dokumen yang menyertai keberadaan aset, sedangkan tertib administrasi lebih dimaksudkan pada upaya membangun prosedur pengelolaan aset mulai saat pengadaan, perubahan data, hingga penghapusan aset (Susilo, 2011).
STIKOM
Asset management (Susilo, 2011) merupakan sebuah langakah manajerial yang harus dilakukan seorang manajer keuangan saat ini, di dalam merencakan, mengelola, dan mengevaluasi kinerja aset secara efektif dalam upaya peningkatan nilai yang akan memberikan kontribusi pada efisiensi penggunaan kapital, nilai ekonomi sumber daya, produktifitas dan kualitas. Kegiatan manajemen ini juga ditujukan dalam rangka meningkatkan kontrol atau pengawasan terhadap aktiva tetap dan revaluasinya yang berbasis nilai pasar.
Implementasi sistem informasi manajemen aset pada hakekatnya adalah upaya untuk tertib dokumen dan tertib administrasi pengelolaan aset. Tertib dokumen aset berkaitan dengan upaya penyediaan dan pendataan data-data / dokumen yang menyertai keberadaan aset, sedangkan tertib administrasi lebih dimaksudkan upaya membangun prosedur pengelolaan aset mulai saat pengadaa, penerimaan, perubahan data, hingga penghapusan aset.
Sistem informasi manajemen aset adalah sebuah aplikasi pendukung pengelolaan aset yang ditujukan untuk perusahaan besar atau BUMN dengan aset dengan jumlah besar dan dengan penanganan yang komleks melalui dukungan sistem informasi yang efektif. Sistem informasi manajemen aset dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi BUMN, departement, atau perusahaan berskala enterprise seperti berikut:
1. Aset berjumlah banyak dan tersebar
2. Aset memiliki penangan (treatment) yang spesifik
3. Asetmemiliki ”nilai” tertentu dikaitkan dengan posisi geografis
4. Inventarisasi masih belum sistematis dan terintegrasi 5. Aset memiliki masalah-masalah legal dan berbeda-beda
STIKOM
6. Pemanfaatan aset masih belum optimal, sehingga ”kinerja” aset rendah
7. Manajemen data masih manual
8. Perencanaan pemanfaatan aset di masa akan datang belum optimal
2.10 Pengeluaran Modal
Menurut Horngren dan Harrison (2007) para akuntan membagi pengeluaran untuk aktiva tetap menjadi dua kategori, yaitu pengeluaran modal dan beban. Pengeluaran modal mencakup harga beli ditambah semua biaya lainnya agar aktiva siap digunakan. Reparasi luar biasa merupakan pengeluaran modal karena menambah kapasitas atau umur manfaat aktiva.
Beban, seperti beban reparasi atau pemeliharaan, tidak didebet ke akun aktiva karena hanya mempertahankan aktiva agar tetap berfungsi. Beban tersebut segera dikurangkan dari pendapatan. Contohnya mencakup biaya pemeliharaan peralatan, reparasi truk dan penggantian ban.
2.11 Pengujian Black Box
Menurut Romeo (2003) dalam bukunya pengertian testing menurut Hetzel adalah tip aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan. Menurut Myers testing adalah proses eksekusi program atau sistem intens untuk menemukan error. Beberapa pandangan praktisi tentang testing, adalah sebagai berikut:
1. Melakukan cek pada program terhadap spesifikasi 2. Menemukan bug pada program
STIKOM
3. Menentukan penerimaan dari pengguna 4. Memastikan suatu sistem siap digunakan
5. Meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja program 6. Memperlihatkan bahwa program bekerja dengan benar 7. Membuktikan bahwa erroe tidak terjadi
8. Mengetahui akan keterbatasan sistem
9. Mempelajari apa yang tak dapat dilakukan oleh sistem 10. Melakukan evaluasi kemampuan sistem
11. Verifikasi dokumen
12. Memastikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan
Testing merupakan aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja. Jadi tiap aktifitas yang digunakan dengan obyektifitas untuk menolong kita dalam mengevaluasi atau mengukur suatu atribut software dapat disebut sebagai suatu aktifitas testing. Termasuk didalamnya review, walk-trough, inspeksi, dan penilaian serta analisa yang ada selama proses pengembangan. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat diulang secara konsisten (reliabel) tentang hal yang mungkin sekitar software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain: 1. Apakah software telah siap digunakan?
2. Apa saja resikonya? 3. Apa saja kemampuannya? 4. Apa saja keterbatasannya? 5. Apa saja masalahnya?
6. Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
STIKOM
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal
dari sistem atau komponen yang dites. Juga disebut sebagai behavioral testing,
specification based testing, input/output testing atau functional testing. Black box
testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada
spesifikasi kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program.
Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing.
Lebih daripada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing. Kategori error dapat diketahui melalui black box testing, antara lain :
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar. 2. Error dari antar-muka.
3. Error dari struktur data atau akses eksternal database. 4. Error dari kinerja atau tingkah laku.
5. Error dari inisialisasi dan terminasi.
STIKOM
Tak seperti white box testing, yang dipakai pada awal proses testing.
Black box testing digunakan pada tahap akhir dan berfokus pada domain
informasi. Tes didisain untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana validasi fungsi yang akan dites?
2. Bagaimana tingkah laku dan kinerja sistem dites?
3. Kategori masukan apa saja yang bagus digunakan untuk test cases? 4. Apakah sebagian sistem sensitif terhadap suatu nilai masukan tertentu? 5. Bagaimana batasan suatu kategori masukan ditetapkan?
6. Sistem mempunyai toleransi jenjang dan volume data apa saja?
7. Apa saja akibat dari kombinasi data tertentu yang akan terjadi pada operasi sistem?
STIKOM
36
Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang meliputi perancangan Document Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship
Diagram (ERD) yang ada pada Sistem Informasi Optimalisasi Perencanaan
Pengadaan Komputer Pada PT PLN (Persero) Upj Ngagel. Pada DFD digambarkan juga diagram Hierarchy Input Process Output (HIPO) yang menggambarkan proses-proses yang terdapat pada sistem pada setiap levelnya. Pada ERD terdapat Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM) yang menggambarkan tabel-tabel dan relasinya secara konsep dan detilnya. Dalam Bab ini juga dilengkapi dengan desain Input Output yang menggambarkan tampilan input dan output program yang akan dibuat.
3.1 Identifikasi Masalah 3.1.1 Analisis Sistem
Dalam analisis sistem ini, telah dilakukan observasi terhadap proses bisnis dari proses perencanaan pengadaan komputer pada PT. PLN (Persero) Upj Ngagel dan dilakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Data-data tersebut d