• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara

Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal

dimana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan mempunyai kekuasaan yang tidak

dibatasi, kekuasaan pemerintah pusat bisa menyerahkan kewenangannya kepada pemerintah

daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pemerintah menyelenggarakan sendiri, atau dapat melimpahkan sebagian

urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau

dapat menugaskan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa.1

1 Siswanto, Sunarrno, 2006. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sinar Grafika. Hlm.35 2 Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Banyaknya tuntutan pada masa reformasi yang menghendaki Indonesia yang lebih

demokratis serta banyaknya kebutuhan daerah yang semakin kompleks maka dibentuklah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang melahirkan paham

desentralisasi. Desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah

pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi.2

Dalam hal ini pemerintah pusat bukannya tidak memiliki kewenangan sama sekali

terhadap pemerintahan daerah, akan tetapi sebagian dari kewenangan pemerintah pusat

diserahkan kepada pemerintah daerah. Wewenang yang tetap dimiliki oleh pemerintah pusat

adalah wewenang mengenai politik luar negeri, pertahanan, dan kemanan, peradilan, moneter

dan fiskal nasional serta agama.3 Selain dari kewenangan tersebut pemerintah pusat dapat

memberhentikan pemerintah daerah yang melakukan tindak pidana, agar terciptakan

(2)

3 Ibid 4 Jimly Asshiddiqie, 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta. Rajawali Pers. Hlm. 323

Pemerintah daerah atau wakil pemerintah daerah maupun lembaga eksekutif daerah yang

melakukan tindak pidana atau terdakwa dapat diberhentikan oleh peresiden karena berdasarkan pasal

83 uu no 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, kepala daerah/atau wakil kepala daerah di

berhentikan sementara tanpak melalui usulan DPRD karena didakwa melakukan tindak pidana

kejahatan yang diancam 5 (lima) tahun merupakan penyelenggara pemerintahan di daerah bersama

DPRD serta yang memegang kewenangan administrasi pemerintahan daerah tertinggi.4 Dalam

menyelenggarakan urusan Pemerintahan pemerintah daerah menggunakan asas desentralisasi dan

tugas pembantuan. Asas desentralisasi merupakan landasan dalam pelaksanaan penyerahan

wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah otonom. Sedangkan tugas

pembantuan menurut pasal 1 ayat (11) Undang – Undang nomor 23 tahun 2014 adalah penugasan

dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah

kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah provinsi.

Pemerintah daerah terdiri dari kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai

pemegang pemerintahan tertinggi di daerah dan sebagai bagian dari penyelenggara Negara.

Pemerintah daerah diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 yang selanjutnya disebut UUD 1945. Akan tetapi dalam Pasal 18 ayat (4)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten

*) Perangkat Daerah provinsi dan kabupaten/kota selain melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah juga melaksanakan Tugas

Mendukung dan membantu kelancaran tugas Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah guna

(7) Pemerintah Pusat dapat melimpahkan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

bahwa dalam rangka melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten

Dengan demikian bahwa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat adalah bersifat mutlak dan tidak dapat dibagikan kepada daerah otonom Provinsi maupun Kabupaten/Kota.. Selanjutnya

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud terdiri atas urusan wajib

Identifikasi Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar Berdasarkan matriks pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota