• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY

LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

CUT CAHYANI

2113111014

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan, bimbingan, serta kekuatan, sehingga atas berkat dan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan

Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa kelas VII SMP Negeri 1

Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015”. Adapun tujuan penyusunan

Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal

mungkin namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena

keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini.

Penyusunan Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu atas segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Syairal Fahmy, S.Sos., M.I. Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, dan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi penulis.

6. Muhammad Surif, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik penulis.

7. Suprakisno, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji.

8. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Dosen Penguji.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Satra Indonesia, serta seluruh

Pegawai yang ada di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

(7)

10. Bapak Kepala Sekolah, serta Dewan Guru, Staf Pegawai dan seluruh Siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015.

11. Teristimewa kedua orangtua tercinta Ayah Alm.Indra Cahaya, Ibunda

Alm.Nurhibah, beserta kakak dan abang, serta seluruh keluarga tercinta yang

tak henti-hentinya mendoakan, memberi kasih sayang, perhatian serta

dukungan baik moril maupun materil dengan tulus kepada penulis.

12. Teruntuk seluruh sahabat: Ari Novita, S.Pd., Salbiah Siregar, S.Pd., Fanny

Octaviani, S.Pd., Yulaika Tridayanti, S.Pd., dan Muhammad Fachri Pratama,

S.Pd., dan teman seperjuangan di kelas Reguler B 2011.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas dukungan, doa, dan motivasinya, penulis tidak dapat

membalas jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kepada

penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua. Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 8

a. Ciri-ciri Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 10

b. Tujuan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)... 11

c. Langkah Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 11

d. Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) .. 13

e. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) . 13 2. Teori Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen ... 14

a. Pengertian Menganalisis ... 14

b Pengertian Cerita Pendek (Cerpen) ... 14

c. Ciri-ciri Cerpen ... 15

d. Unsur-unsur Intrinsik Cerpen ... 16

(9)

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 30

C. Metode Penelitian ... 31

D. Desain Penelitian ... 31

E. Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian... 32

2. Defenisi Operasional ... 33

F. Intrumen Penelitian ... 33

G. Jalannya Eksperimen ... 38

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Analisis Data Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Tanpa Menggunakan Model Discovery Learning (Pre-Test) ... 48

C. Analisis Data Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Dengan Menggunakan Model Discovery Learning (Post-Test) ... 52

D. Indikator Penilaian Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen ... 54

E. Uji Persyaratan Analisis Data ... 56

(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VII SMP ... 30

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test Post-Test ... 32

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen ... 35

Tabel 3.4 Kategori Penilaian ... 38

Tabel 3.5 Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design .. 39

Tabel 4.1 Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Sebelum Menggunakan Model Discovery Learning ... 46

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test ... 48

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Nilai Pre-Test... 50

Tabel 4.4 Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Setelah Menggunakan Model Discovery Learning ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test ... 52

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Nilai Post-Test ... 53

Tabel 4.7 Analisis Data Kelompok Pre-Test dan Post-Test ... 54

Tabel 4.8 Hasil Indikator Persentase Nilai Pre-Test dan Post-Test ... 55

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Kelompok Pre-Test ... 56

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Kelompok Post-Test ... 58

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus ... 68

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 72

Lampiran 3 : Soal Pre-Test ... 86

Lampiran 4 : Soal Post-Test ... 89

Lampiran 5 : Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Setelah Menggunakan Model Discovery Learning ... 92

Lampiran 6 : Kemampuan Menganalisi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Setelah Menggunakan Model Discovery Learning ... 95

Lampiran 7 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 98

Lampiran 8 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 100

Lampiran 9 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 101

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang

disebut-sebut mengalami perombakan total dari sekian mata pelajaran lainnya.

Jika dalam kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia lebih

mengedepankan pada keterampilan berbahasa atau bersastra, maka dalam

kurikulum 2013 ini bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar para siswa. Dalam

kurikulum 2013 juga diharapkan para siswa untuk lebih aktif pada proses belajar.

Namun, pada kenyataannya yang terjadi adalah pembelajaran bahasa

Indonesia masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pembelajaran. Guru

hendaknya menjadi fasilitator bukan menjadi sumber utama pembelajaran. Siswa

juga diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu

menanti perintah dari guru. Hal ini untuk menunjang agar tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran menelaah teks cerita pendek adalah

salah satu kompetensi yang diharapkan untuk siswa kelas VII SMP. Pembelajaran

menelaah teks cerita pendek terdapat pada kompetensi dasar 4.3 yaitu siswa

mampu menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,

eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks

(14)

mengetahui serta mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam

sebuah cerpen.

Harapan tersebut tidak sesuai dengan hasil yang ditemukan di lapangan

bahwa kemampuan siswa menganalisis unsur intrinsik cerpen masih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nita Meilina

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Sel Belajar Terhadap Kemampuan

Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1

Tebing Syahbandar Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen adalah 68,12 dibulatkan menjadi 7 dan tergolong cukup.

Selain itu, Lesteria Banjarnahor dalam penelitiannya yang berjudul,

“Efektivitas Metode Resiprocal Teaching dalam Meningkatkan Kemampuan

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan

Tahun Pembelajaran 2009/2010 menyatakan bahwa kemampuan analisis siswa

terhadap unsur intrinsik cerpen masih tergolong kurang dengan rata-rata 61,68.

Dari penelitian-penelitian tersebut jelas bahwa kemampuan siswa dalam

menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen tergolong rendah. Hal senada juga

diungkapkan oleh pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia ketika peneliti

melakukan wawancara. Pengajar mengatakan bahwa siswa masih mengalami

kesulitan dalam menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen khususnya tema,

penokohan, dan gaya bahasa.

Faktor guru memegang peranan penting, mengingat guru sebagai agen

(15)

kelas. Guru hendaknya memiliki kreatifitas untuk menghasilkan kelas menjadi

aktif. Faktor lain yang meyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah model

yang digunakan kurang bervariasi dan lebih sering menggunakan model

konvensional. Penggunaaan model yang kurang tepat tidak akan mencapai tujuan

yang diinginkan dengan tepat pula.

Pengajaran yang masih menggunakan model konvensional yaitu dengan

menjelaskan suatu topik disertai latihan dan guru hanya membaca materi sampai

dengan contoh lalu melanjutkan ke pokok permasalahan yang berikutnya. Guru

tidak menuntut siswa untuk paham pada materi yang diajarkan. Kebiasaan inilah

yang menyebabkan siswa malas untuk belajar. Hal yang sama juga didapati oleh

peneliti ketika melakukan observasi langsung. Ketika pembelajaran berlangsung

di kelas, terlihat bahwa terus menerus guru menjelaskan materi dan terlihat

adanya siswa yang mengantuk, membaca buku lain, dan mengerjakan PR mata

pelajaran lain.

Oleh karena itu, menurut peneliti rendahnya nilai siswa dapat diatasi

dengan memberikan sebuah teknik yang baru dan menarik. Dengan demikian,

peneliti menawarkan pembelajaran menganalisis cerpen dengan model

pembelajaran penemuan (discovery learning).

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan salah satu

dari model yang dikembangkan pada kurikulum 2013. Menurut Kurinasih, dkk

(2014:65) model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefenisikan

sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan

(16)

Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara

aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah

kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.

Hal senada juga diberikan oleh Hosnan (2014:280), model pembelajaran

penemuan (discovery learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang

mengaitkan permasalahan yang terjadi di dunia nyata. Masalah tersebut digunakan

sebagai suatu konsep bagi siswa untuk menghasilkan cara berpikir kritis dan

terampil dalam pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan, pada

prinsipnya siswa tidak diberi pengetahuan akan tetapi siswa harus menemukan

sendiri hal yang baru.

Sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Dalyono, 1996:41), mengatakan,

Model Pembelajaran Penemuan (discovery learning), dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning) Terhadap Kemampuan Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran

(17)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada sejumlah masalah yang muncul.

Masalah-masalah tersebut diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen masih

rendah.

2. Minat siswa membaca cerpen kurang.

3. Siswa kurang mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

5. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, dapat diketahui betapa banyaknya

masalah-masalah yang dapat diteliti. Oleh karena itu, agar peneliti dapat meneliti

secara terarah dan mendalam, maka peneliti membatasi masalah dengan hanya

meneliti kemampuan siswa menganlisis unsur-unsur intrinsik cerpen dengan

menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning). Penelitian

dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran

2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan

(18)

1. Bagaimana kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery

learning) oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura ?

2. Bagaimana kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen setelah

menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) oleh

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura ?

3. Adakah pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning)

terhadap kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen oleh siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan

(discovery learning) oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura.

2. Untuk mengetahui kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

setelah menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning)

oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Pura.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery

learning) terhadap kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

(19)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai kalangan.

Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menambah ilmu

pengetahuan, khususnya dibidang pembelajaran sastra.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru tentang

model pembelajaran yang inovatif untuk diterapkan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Dan bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan rujukan.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan suatu dorongan dan motivasi bagi guru

untuk melakukan pembelajaran yang menarik, inovatif, dan kretatif.

c. Bagi Siswa

Kegunaan penelitian ini bagi siswa adalah untuk menambah pengetahuan

dan wawasan tentang pembelajaran menganalisis unsur-unsur intrinsik

(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian pada bab IV,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen pada siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum

menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berada

pada kategori cukup. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 60.

2. Kemampuan menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen pada siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah

menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berada

pada kategori baik. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 77.

3. Kemampuan menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen pada siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan

menggunakan model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) memiliki

pengaruh yang signifikan. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis, yaitu thitung

(21)

B.Saran

Berdasarkan simpulan di atas, sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu

diuraikan beberapa saran berikut ini:

1. Kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen perlu

ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran

yang lebih efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).

2. Untuk penggunaan model pembelajaran diperlukan pemahaman guru, baik

dari segi persiapan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi agar yang diharapkan

dapat berjalan dengan baik.

3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

model pembelajaran, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang

digunakan di sekolah khususnya dalam pembelajaran menganalisis

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

Aminuddin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerpen. Bandung: PT Pribumi Mekar

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

_________________2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

_________________2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Banjarnahor, Lesteria. 2010. Efektivitas Metode Resiprocal Teaching dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Medan: UNIMED

Budi, Trianto. 2010. Sukses Mengimplementasikan Model Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT.Indeks

Hanina,dkk. 2013. Apresiasi Kesusastraan. Bandung: Angkasa

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Kemendikbud. 2013. Buku Paket Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Kosasih, E. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya

Kurinasih, dkk. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena

(23)

Priyanti, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press

Purwandari, Retno. 2012. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Familia

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media

Sudjono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sungadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH.. KERJA

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

Dewi (2004) menunjukkan bahwa campuran media tanah, arang sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 pada bibit stum mangga varietas kelapa memberikan rata-rata

[r]

Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah pada PT TIRTA SIDATAMA Purwodadi, sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran dan evaluasi prestasi manajer adalah pada

Persepsi petani tentang kredibilitas penyuluh sebagai sumber informasi mengenai pengelolaan hutan rakyat diduga berhubungan dengan karakteristik petani yang meliputi

turunan minyak sawit yang secara alami dengan nilai kurva SFC dan titik cair yang tinggi dapat membantu dalam proses formulasi produk margarin tekstur keras tersebut dan

Sumber penerimaan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah masih relatif sangat kecil dan peluang yang ada masih terbatas untuk dapat meningkatkan pendapatan asli daerah