• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KERJASAMA SISWA DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA NEGERI 7 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KERJASAMA SISWA DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA NEGERI 7 MEDAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KERJASAMA SISWA DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

SMA NEGERI 7 MEDAN

Oleh: Hasanah Hakim NIM 4111531002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan proposal ini dengan baik sesuai dengan waktu yag direncanakan. Adapun judul proposal ini adalah ”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terintegrasi Inkuiri Terbimbing terhadap Kerjsama Siswa dan Hasil Belajar pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 7 Medan”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku Dosen Pebimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penulisan proposal ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada seluruh dosen, staf administrasi, dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis.

(5)

v

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan proposal ini. Kirana Skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Hasanah Hakim

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KERJASAMA SISWA DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

SMA NEGERI 7 MEDAN

Hasanah Hakim (4111531002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kerjasama siswa dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) pada materi Larutan Penyangga di kelas XI Semester II SMA Negeri 7 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimen. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Semester II SMA Negeri 7 Medan yang berjumlah 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposif Sampling dengan mengambil 2 kelas, yaitu kelas Eksperimen I mengunakan model PBL Terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan kelas Eksperimen II menggunakan model PBL. Berdasarkan analisa data diperoleh hasil pretest dan posttest kedua kelas yang berdistribusi normal dan kelompok yang homogen. Hasil posttest diperoleh rata-rata kelas eksperimen I 81,35, dan kelas eksperimen II 72,4. Rata-rata aktivitas kerjasama siswa pada pertemuan I sebesar 34,5%, pertemuan ke II sebesar 48,7%. Hasil uji t untuk hipotesis hasil belajar diperoleh thitung= 6,798 dan ttabel = 1,684 sehingga thitung > ttabel (6,798 > 1,684) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara hasil belajar siswa pada materi Larutan Penyangga dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri. Hasil uji t untuk hipotesis kerjasama siswa diperoleh thitung = 2,470 dan ttabel = 1,684 sehingga thitung > ttabel (2,470> 1,684) maka Ho ditolak an Ha diterima, artinya terdapat perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada materi Larutan Penyangga.

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.2 Pengertian Kerjasama 10

2.3 Model Pebelajaran 11

2.4 Materi Pembelajaran 18

2.5 Hipotesis 26

BAB III METODE PENELITIAN 28

(8)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 28

3.3 Metode Penelitian 28

3.4 Variabel Penelitian 29

3.5 Desain Penelitian 29

3.6 Prosedur Penelitian 33

3.7 Instrumen Penelitian 35

3.8 Teknik Pengumpulan Data 38

3.9 Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44

4.1 Hasil dan Pembahasan Data Instruen Penelitian 44 4.2 Hasil dan Pembahasan Data Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN AN SARAN 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1Desain Non-equivalent Group pretest-posttest 30

Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Tes 30

Tabel 3.3Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validitas 31 Tabel 3.4Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap 32

Tabel 3.5Persentase nilai sikap siswa 43

Tabel 4.1Rata-rata Nilai Belajar Siswa 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1Hubungan Variabel Independen-Dependen 29 Gambar 3.2Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian 33

Gambar 4.1Hasil Belajar Siswa 46

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 55

Lampiran 2. RPP 58

Lampiran 3. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kerjasama 72

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes 73

Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Tes (Valid) 83

Lampiran 6. Instrumen Tes 89

Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes 97

Lampiran 8. Instrumen Tes (Valid) 98

Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Valid) 101

Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa (LKS) 102

Lampiran 11. Kunci Jawaban LKS 115

Lampiran 12. Lembar Validitas Isi 122

Lampiran 13. Validitas Tes 134

Lampiran 14. Tingkat Kesukaran Tes 135

Lampiran 15. Daya Beda Tes 136

Lampiran 16. Distraktor (Pengecoh) 137

Lampiran 17. Reliabilitas Tes 139

Lampiran 18. Hasil Pretest dan Posttest 144

Lampiran 19. Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, danVarians 147

Lampiran 20. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 149

Lampiran 21. Lembar Nilai aktifitas Kerjasama Siswa 151

Lampiran 22. Uji Normalitas 169

Lampiran 23. Uji Homogenitas 170

Lampiran 24.Uji Hipotesis 171

Lampiran 25.Tabel r-Produk Moment 173

Lampiran 26.Tabel Persentase Distribusi t 174

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali

siswa dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang

bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas, sehingga

terbentuk siswa aktif yang mampu mengembangkan potensi dirinya dan memiliki

kekuatan spritual, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kebanyakan guru masih

menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif, sehingga materi yang

diberikan mudah dilupakan oleh siswa, karena metode yang digunakan sangat

monoton seperti ceramah, yang berakibat siswa merasa bosan dalam menerima

pembelajaran. Model pembelajaran direct instruction atau model pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat

pada guru). Guru harus menemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang

akan dilatih kepada siswa, sehingga siswa menjadi pasif.

Model pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak

seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mengatasi hal

tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu

meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan

kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam

proses pembelajaran. Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik

merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah CBSA

(cara belajar siswa aktif) yang diterjemahkan dari SAL (student active training),

yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila

peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan

(13)

2

Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum dengan

dikeluarkannya PP 32 Tahun 2013 berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan dalam penguatan

proses pembelajaran. Proses pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan

saintifik. Pendekatan saintifik jika dihubungkan dengan proses pembelajaran

mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki, kooperatif, kritis, terjadi

pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya, serta

menutun siswa untuk mencari tahu bukan diberitahu. Siswa berperan aktif tidak

hanya dari segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam

kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran.

Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran

berkarakteristik kurikulum 2013 yang merupakan sebuah pembelajaran aktif yang

berpusat pada siswa dimana permasalahan tidak berstruktur atau mengambang (ill

structured) digunakan sebagai titik awal memandu siswa berinkuiri dalam proses

pembelajaran. PBL tidak hanya sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga

merupakan pembelajaran konstruktivis yang mengangkat permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari yang didalamnya terdapat aspek kegiatan inkuiri,

self-directed learning, pertukaran informasi, dialog interaktif, dan kolaborasi

pemecahan masalah (Arends, 2008).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,

artinya dalam implementasi PBL adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan

siswa, dimana tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,

kemudian menghapal meteri pembelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa katif

berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya

menyimpulkan (Suyanti, 2010). Pembelajaran berbasis masalah merupakan

sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan

pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk

(14)

Dalam upaya membentuk karakter dan peningkatan hasil belajar siswa,

seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan model pebelajaran yang

lebih inovatif. Upaya-upaya perbaikan pendidikan yang dilakukan mengarah

kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa (stuent centered, learning

oriented) menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning

terintegrasi inkuiri terbimbing memiliki dampak yang amat positif untuk siswa

yang rendah hasil belajarnya. Pembelajaran yang bersifat autentik tujuannya agar

siswa terbiasa untuk belajar berkelompok dalam rangka memecahkan masalah

atau mengerjakan tugas. Pebelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan

melihatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai

keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan mengajar (Mulyasa, 2007).

Ketermpilan mengajar sangat berperan dan menentukan kualitas

pembelajaran, yaitu seperti keterampilan bertanya, memberi penguatan,

mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pembelajaran,

membimbing diskusi kelompok kecil serta mengelola kelas. Disamping aspek

pembentukan kemampuan intelektual untuk membentuk kecerdasan peserta didik

dan pembentukan keterampilan untuk mengebangkan kompetensi agar peserta

diik memiliki kemampuan motorik, maka pebentukan sikap peserta didik

merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya. Namun dalam proses pendidikan

disekolah, proses pembelajaran sikap kadang-kadang terabaikan.

Pada umumnya para guru masih belum bisa mengartikan makna kerjasama

yang sebenarnya, terutama bila dikaitkan dengan aplikasinya dalam pembelajaran.

Kebanyakan para guru merasa bahwa dengan telah membentuk siswa dalam

kelompok-kelompok belajar sudah melaksanakan pembelajaran kerjasama.

Karakteristik suatu kelompok kerjasama terlihat dari adanya lima komponen yang

melekat pada program kerjasama tersebut, yakni (1) adanya saling ketergantungan

yang positif diantara individu-individu dalam kelompok tersebut untuk mencapai

tujuan, (2) adanya interaksi tatap muka yang dapat meningkatkan sukses satu

sama lain diantara anggota kelompok, (3) adanya akuntabilitas dan

(15)

4

interpersonal dan kelompok kecil, dan (5) adanya keterampilan bekerja dalam

kelompok (Adhysta, 2014)

Penelitian Rudi (2013) mengemukakan bahwa model pembelajaran PBL

dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana pada setiap siklus cenderung

membaik dan meningkat dengan skor rata-rata aktivitas siswa dengan besar

peningkatan 25%. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Rahmawati (2012)

melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Buffer Menggunakan Metode

Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan”

mengemukakan bahwa dengan menggunakan metode Inkuiri nilai rata-rata

posttest meningkat, dimana hasil pengamatan aspek keaktifan siswa pada kelas

ekserimen sebesar 85,88% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 78,70%.

Penelitian Endah (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

pada Materi pokok Larutan Penyangga untuk Melatih Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Plemah Kediri” menyimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri pada materi pokok larutan

penyangga mendapatkan respon baik dari siswa dengan persentase rata-rata di atas

69%.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing terhadap Kerjasana Siswa dan Hasil Belajar

pada Materi Larutan Penyangga SMA Negeri 7 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berfokus pada latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi

masalah yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Pemilihan metode pengajaran dilakukan oleh guru kurang bervariasi

(konvensional) sehingga menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan

yang kurang baik dari siswa.

2. Materi Larutan Penyangga merupakan materi yang memerlukan konsep

dan perhitungan kimia sehingga dibutuhkan keterampilan guru untuk

(16)

3. Tidak adanya kerjasama antara siswa dalam satu kelompok dalam

berdiskusi ataupun dalam memecahkan suatu permasalahan.

4. Hasil belajar siswa tentang materi Larutan Penyangga masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah

penelitian ini, yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Problem Based

Learning (PBL) terintegrasi Inkuiri dan Model Problem Based Learning

(PBL)

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester 2 di SMA Negeri 7

Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

3. Materi yang diajarkan adalah Larutan Penyangga.

4. Hasil belajar kimia siswa dibedakan menjadi dua yaitu kognitif dan

afektif. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1(hapalan),

C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis) dan ranah afektif dilihat dari

sikap kerjasama siswa dalam kelompok belajarnya.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

memberikan hasil belajar yang lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang

diajar dengan penerapan model pebelajaran Problem Based Learning (PBL)

terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada materi Larutan Penyangga?

2. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)dengan sikap kerjasama

siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada materi larutan

(17)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi

Inkuiri Terbimbing dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Larutan Penyangga.

Serta untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) teritegrasi

Inkuiri Terbimbing dengan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi

Larutan Penyangga.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Inkuiri

terbimbing.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL)terintegritas Inkuiri sebagai

salah satu alternatif model pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Lebih termotivasi dalam pembelajaran dan menambah pemahaman siswa

pada materi Larutan Penyangga.

3. Bagi sekolah

a. Sebagai bahan masukan dari sekolah tempat berlangsungnya penelitian,

dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di SMA.

4. Bagi peneliti

a. Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

(18)

1.7 Definisi Operasional

1. Model pembelajaranProblem Based Learning (PBL)

Modelproblem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran

karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa dioptimalisasikan melalui

proses kerja kelompok atau tim yang sistemasis, sehingga membantu siswa

SMA Negeri 7 Medan memberdayakan, mengasah, menguji dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

2. Model pembelajaran Inkuiri

Inkuiri adalah suatu proses pembelajaran untuk memperoleh dan

mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk

mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau

rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.

3. Kerjasama adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam penelitian ini sikap

kerjasama siswa diukur melalui lembar observasi penilaian sikap.

4. Larutan Penyangga (buffer)

Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menyangga (mempertahankan)

pH. Larutan buffer memiliki pH yang konstan, terhadap pengaruh

(19)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa pada materi Larutan Penyangga antara

kelas yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan kelas yang menerapkan model Problem

Based Learning (PBL).

2. Dari uji yang dilakukan terdapat perbedaan kerjasama siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pebelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasi

Inkuiri Terbimbing dengan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi larutan

Penyangga.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang lebih inovatif untuk porses pembelajaran, seperti

Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Inkuiri Terbimbing khususnya

pada materi Larutan Penyangga.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Problem

Based Learning (PBL) terintegrasi Inkuiri Terbimbing agar lebih

memperhatikan kelemahan-kelemahan lain dalam pembelajaran ini sehingga

Gambar

Tabel 3.1 Desain Non-equivalent Group pretest-posttest
Gambar 3.1 Hubungan Variabel Independen-Dependen

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diketahuinya kualiatas pemeriksaan Uji SD Bioline dalam menegakkan diagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infection, maka Uji SD Bioline dapat

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN TUJUAN.. SEBAGAI VARIABEL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) latar belakang terjadinya perkawinan di bawah umur di Kelurahan Purwoharjo. 2) upaya dari aparat pemerintahan setempat

The primary data source is The Land of Five Towers novel writen by Ahmad Fuadi in 2011.. While the secondary d ata sources are other materials taken from author’s biography, essay,

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh santri baik yang terorganisir ataupun yang tidak, untuk dijadikan informasi bagi santri agar dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial; 2) Tingkat .kesesuaian antara partisipasi

[r]

Wakaf yang telah sah -baik dengan cara perbuatan atau perkataan- harus dijalankan dan tidak boleh dibatalkan (dengan kata lain: orang yang mewakafkan tidak boleh rujuk/kembali