PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA STANDAR
KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR
KELAS X TKR SMK SINAR HARAPAN PANTAI LABU
T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
AHMAD IDRIS HARAHAP
5103122002
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Ahmad Idris Harahap, 5103122002, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TPS Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur Kelas X SMK Sinar Harapan Pantai Labu T.A 2014/2015”. Skripsi. Medan : Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TPS di SMK Sinar Harapan Pantai Labu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 yang berjumlah 32 siswa dan di kelas X TKR 2 berjumlah 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan berganda (multiple choise) sebanyak 31 soal. Instrumen ini digunakan sebagai pre-tes untuk mengetahui homogenitas data kelas eksprimen, hasil tes menunjukkan bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan (homogeny). Pengajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Student Team Achievement Division (STAD) sebagai kelas eksperimen 1 pada kelas X TKR 1 dan tipe Think Pair Share (TPS) sebagai kelas eksperimen 2 pada kelas X TKR 2. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar siswa (post-tes), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD memberikan rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 59,84 dengan standar deviasi 5,94 dan model pembelajaran tipe TPS memberikan rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 59,42 dengan standar deviasi 15,32. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan α = 0,005 menggunakan uji t-test dua pihak dimana thitung < ttabel (0,1438 > 2,0189) yang
berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai hasil belajar dari kedua model pembelajaran tersebut memberikan hasil yang hampir sama atau secara uji hipotesis tidak memiliki perbedaan dari kedua model pembelajaran kooperatif tersebut, dikarenakan kedua model pembelajaran kooperatif tersebut hampir memiliki kesamaan dalam tahap-tahap pembelajarannya. Perbedaanya hanya dalam tahap akhir saja. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TPS pada standar kompetensi menggunakan alat-alat ukur mekanik kelas X SMK Sinar Harapan Pantai Labu T.A 2014/2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT tuhan sekalian alam yang telah
memberikan Karunia dan Rahmat-Nya serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan TPS Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur Kelas X SMK Sinar Harapan Pantai Labu T.A 2014-2015.
Shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan risalahnya kepada seluruh umat manusia.
Dalam penulisan dan pembuatan skripsi ini penulis menyadari banyak
kendala-kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman yang dimiliki
oleh penulis. Namun berkat bimbingan dan arahan pembimbing, skripsi ini telah
selesai diperbuat, disini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.Salim,
M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi, dan pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Slamet Riadi, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Universitas
ii
5. Bapak Drs.Robet Silaban, M.Pd dan Bapak Bisrul Hafis,T ,ST,.MT selaku dosen
penguji.
6. Bapak Ir.Riski Elpari Siregar, MT selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Medan.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang terkasih ayahanda Burhanuddin
Harahap dan ibunda Lanni Hasibuan yang senantiasa memberikan doa, dukungan
moril dan materil serta bimbingan kepada penulis.
8. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat.
9. Sahabat-sahabatku Pendidikan Teknik Otomotif 2010 yang tidak henti-hentinya
memberikan dukungan, semangat, motivasi dan masukan selama ini kepada penulis,
serta masih banyak pihak lain yang membantu.hingga selesainya skripsi ini.
Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi, maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun. Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
Allah SWT memberkati dan membalas kebaikan yang telah diberikan.
Medan, September 2014 Penulis,
iii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 7
1. Belajar ... 7
2. Hasil Belajar ... 8
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 10
a. Faktor Internal ... 10
b. Faktor Eksternal ... 13
4. Aktifitas Belajar ... 13
5. Hakikat Hasil Belajar Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur ... 15
B. Model Pembelajaran... 17
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 17
iv
3. Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievemen
Division (STAD) ... 25
4. Model Pembelajaran Tipe Tink Pair Share (TPS) ... 28
C. Kerangka Berfikir... 31
D. Pengajuan Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
B. Subjek Penelitian ... 34
C. Variabel Penelitian ... 34
D. Definisi Operasional... 34
E. Rancangan Penelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G. Alat Pengumpulan Data ... 39
H. Teknik Analisa Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
1. Dekskripsi Hasil Belajar Siswa ... 45
2. Uji Hipotesis ... 45
B. Pembahasan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
Vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 23
Tabel 2. Pedoman Pemberian skor Perkembangan Individu ... 27
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok ... 27
Tabel 4. Rancangan Penelitian ... 36
Tabel 5. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-tes ... 45
vi
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 54
Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 63
Lampiran 3. Materi Pembelajaran ... 72
Lampiran 4. Instrumen Test Menggunakan Alat-alat Ukur ... 75
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Test... 78
Lampiran 6. Tabel Validitas Test ... 79
Lampiran 7. Tabel Klasifikasi Validitas Test ... 80
Lampiran 8. Perhitungan Validitas Test... 81
Lampiran 9. Tabel Reliabelitas Test ... 82
Lampiran 10. Perhitungan Reliabelitas Test ... 83
Lampiran 11. Tabel Tingkat Kesukaran Test ... 84
Lampiran 12. Tabel Klasifikasi Tingkat Kesukaran Test ... 85
Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test ... 86
Lampiran 14. Tabel Daya Pembeda Test ... 87
Lampiran 15. Tabel Klasifikasi Daya Pembeda Test ... 88
Lampiran 16. Perhitungan Daya Pembeda Test ... 89
Lampiran 17. Data Hasil Belajar Siswa ... 90
Lampiran 18. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar ... 91
Lampiran 19. Uji Normalitas Data Pre-test... 93
Lampiran 20. Uji Homogenitas Data Pre-test ... 95
Lampiran 21. Uji Hipotesis ... 96
Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian ... 98
Lampiran 23. Tabel r-Product Moment ... 100
Lampiran 24. Tabel Chi Kuadrat ... 101
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini
dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang
menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.
Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99
(1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).Menurut survei Political and Economic
Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan
ke-12 dari ke-12 negara di Asia (Zaifbio, 2010).
Kritikan terhadap rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang
ditujukan kepada lembaga pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung sering dimuat melalui berbagai media. Kenyataannya di sekolah masih
sering ditemukan sejumlah siswa yang memperoleh hasil belajar yang belum
memenuhi persyaratan ketuntasan minimal. Rendahnya hasil belajar di sekolah
menjadi masalah yang perlu mendapat banyak perhatian dan pemecahan. Tinggi
rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri) dan faktor
eksternal (yang berasal dari luar diri siswa). Faktor internal mencakup minat
siswa, bakat dan intelegensi sedangkan faktor eksternal antara lain metode belajar,
2
Pembelajaran di sekolah merupakan salah satu faktor penting dan bahkan
utama dalam menentukan keberhasilan siswa. Oleh karenanya diperlukan suatu
proses pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang mampu memfasilitasi
siswa untuk mencapai kompetensi yang ditentukan didukung oleh fasilitas yang
memadai, alat praktek yang lengkap, media yang beragam serta metode
pembelajaran yang sesuai (Nuryanto dkk, 2009).
Mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum
tergantung pada kualitas keterampilan yang dimilikinya. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah saat ini agar lulusan lembaga pendidikan di Indonesia dapat
memenuhi tuntutan dunia kerja adalah melalui penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kurikulum ini mengupayakan setiap lulusan memiliki
kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa Program Studi
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Sepeda Motor (TSM) yang sangat
mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai standar kompetensi dan bekerja
di dunia industri dan dunia usaha adalah penggunaan dan pemeliharaan alat ukur.
Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa memiliki kompetensi: (1)
Mengidentifikasi Alat-Alat Ukur, (2)MenggunakanAlat Ukur Mekanik,
(3)MenggunakanAlat Ukur Pneumatic, (4)MenggunakanAlat Ukur
Elektrik/Elektronika, (5)Merawat Alat-Alat Ukur. Melalui penguasaan mata
pelajaran ini dituntut siswa program TKR dan TSM akan mencapai standar
kompetensi dan bekerja di dunia industri dan dunia usaha. Jika dicermati melalui
pengalaman sehari-hari mata pelajaran ini sudah selayaknya dapat dikuasai oleh
3
dalam ilmu keteknikan seiring semakin cepatnya kemajuan teknologi yang
berdampak kepada perkembangan akan ketelitian-ketelian yang membutuhkan
tingkat kepresisian yang tinggi.
Berdasarkan hasil observasi wawancara awal dari guru mata pelajaran
Menggunakan Alat-Alat Ukur (MA2U) SMK Sinar Harapan diperoleh data bahwa
pembelajaran alat ukur di kelas X memiliki indikasi hasil belajar yang belum
tuntas. Diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata ujian terakhir siswa sebelum
dilakukan ujian perbaikan (remedial) pada mata pelajaran alat ukur dari 36 siswa
hanya 20 siswa atau 56% dengan rata-rata yang mampu mencapai kriteria
ketuntasan minimum yaitu 7,0. Dan 16 siswa atau 44% dikategorikan tidak tuntas.
Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ada
faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dapat berupa aktivitas-aktivitas
yang dilakukan siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya dan yang berasal dari
luar diri siswa (eksternal) berupa faktor pendukung diluar siswa itu sendiri yang
berasal dari keluarga, sekolah dan masyarakat.
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang kurang
tepat dapat menimbulkan kebosanan, sehingga siswa tidak termotivasi untuk
belajar dan cenderung pasif. Guru cenderung menggunakan metode yang monoton
misalnya metode ceramah, yaitu hanya menjelaskan kemudian meminta siswa
untuk mencatat dan mengerjakan soal. Padahal, para ahli psikologi umumnya
sependapat bahwa siswa-siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan dikerjakan secara
4
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini
berkembang berbagai model pembelajaran. Secara harfiah model pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar,
sikap belajar dikalangan siswa, maupun berfikir kritis, memiliki ketrampilan
sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Karena itulah,
perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan dan
berganti dengan model yang lebih modern (Isjoni, 2010).
Peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievment Division (STAD) dan tipe Think Pair Share (TPS) ini,
karena tipe tersebut merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siwa, memberi siswa lebih banyak waktu
berpikir, saling respon, dan saling membantu. Gambaran ini berhubungan dengan
permasalahan yang dialami oleh siswa yang menganggap metode yang digunakan
guru kurang menarik, terkesan monoton, dan membosankan. Sehingga akhirnya
diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada materi
pelajaran alat ukur mekanik.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya mutu pendidikan.
2. Siswa masih belajar secara pasif dan informasi yang diterima kebanyakan dari
guru.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi, sehingga bersifat
monoton.
4. Hasil belajar pengunaan dan pemeliharaan alat ukur siswa kelas X masih
rendah.
5. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TPS belum pernah diterapkan
dalam pengajaran alat ukur di SMK Sinar Harapan Pantai Labu.
C. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah yaitu penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TPSpada pokok bahasan Alat Ukur
Mekanik Linier Langsung di kelas X SMK Sinar Harapan Pantai Labu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TPS pada
materi alat-alat ukur kelas X SMK Sinar Harapan Pantai Labu.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
6
terhadap hasil belajar menggunakan alat-alat ukur siswa kelas X SMK Sinar
Harapan Pantai Labu.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari data hasil penelitian ini yaitu :
1. Bagi Guru
Dapat menjadikan salah satu teknik dari pendekatan kooperatif tersebut sebagai
salah satu alternatif yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap
pelajaran alat ukur mekanik.
3. Bagi Sekolah
Dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan
mata pelajaran pada umumnya.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
5. Bagi Peneliti
Dapat menyampaikan informasi tentang pengaruh dan penggunaan model
48 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Hasil perhitungan uji hipotesis yaitu uji t-test uji dua pihak, diperoleh thitung =
1,9042, sedangkan ttabel pada taraf 5% = 2,0189. Karena thitung<ttabel, maka
berdasarkan hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan Ho diterima,dapat
disimpulkan bahwa tidakada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran koperatif tipe STAD dan tipe TPS.
2. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(59,84 ± 5,94) memberikan rataan nilai hasil belajar yang lebih
tinggidibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (54,5 ± 14,56)
memberikan nilai hasil belajar siswa yang lebih rendah.
3. Tidak adanya perbedaan hasil belajar siswa dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan tipe TPS dikarenakan kedua model pembelajaran
kooperatif tersebut hampir memiliki kesamaan dalam tahap-tahap
pembelajarannya. Perbedaannya hanya pada tahap akhir, pada model
pembelajaran tipe STAD siswa mengerjakan tes secara individu. Sementara
pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa mengerjakan tugas
49
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka
penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar
siswa antara lain :
1. Dalam pelaksanaan penelitian model kooperatif ini dibutuhkan kesabaran
dalam membimbing siswa, pengaturan alokasi waktu yang lebih teratur serta
penguasaan kelas yang lebih baik yang dapat membangkitkan semangat belajar
siswa selama pembelajaran berlangsung dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Disarankan kepada guru SMK Teknik khususnya untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatifbaik STAD ataupun TPS sebagai model pembelajaran
yang menarik sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif baik STAD maupun TPS atau keduanya agar lebih
memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih baik lagi.
4. Bagi sekolah, untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
50
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Dimyati, dan Mujiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Isjoni, (2010), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Sabri, A., (2007), Strategi Belajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Penerbit PT. Ciputat Press, Ciputat
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, PenerbitRineka Cipta, Jakarta
Solihatin, E. dan Raharjo, (2005), Cooperative Learning, Penerbit Bumi Aksara, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung
Suharsimi, A., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Zaifbio, (2010). Masalah-pendidikan-di-indonesia. Oleh http://www.sayapbarat. wordpress.com/2007/08/29 (diakses 07-April-2014)