OLEH MIMI MARYADI
H14103117
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output (dibimbing oleh ALLA ASMARA).
Investasi memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional, selain itu juga diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja. Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen) komponen pembentukan PDB, sementara sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 17,47 persen (Badan Pusat Statistik, 2004). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan sub sektor industri pengolahan memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen dari total pendapatan industri pengolahan pada tahun 2005. Industri TPT pada penelitian ini terdiri dari industri pemintalan dan industri tekstil, pakaian dan kulit.
Seiring dengan perkembangan industri TPT, hambatan yang dihadapi diantaranya adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi, aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem perindustriannya. Sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam melihat peranan industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia seperti sejauh mana keterkaitan, dampak penyebaran, efek multiplier dan pengaruh investasi industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun sektor yang menggunakan output, (2) menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia, (3) menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja dan (4) menganalisis seberapa besar perubahan investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia.
Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen dengan klasifikasi 11 sektor. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder lainnya yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), dan Perpustakaan LSI IPB.
Dilihat dari sisi kepekaan penyebarannya, industri pemintalan memiliki nilai sebesar 0,85 sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 0,77.
Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa industri pemintalan memiliki nilai multiplier output tipe I dan II masing-masing sebesar 2,41 dan 2,86, sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai sebesar 2,46 dan 2,96. Untuk multiplier pendapatan, industri pemintalan memiliki nilai multiplier tipe I dan II masing-masing sebesar 3,83 dan 5,07, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 2,28 dan 2,79. Dilihat dari sisi multiplier tenaga kerja, industri pemintalan memiliki nilai tipe I dan II masing-masing sebesar 12,65 dan 17,87, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan II masing-masing sebesar 23,45 dan 34,94.
Hasil analisis investasi memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang mengalami perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja akibat adanya pertumbuhan investasi sektor industri pemintalan, dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri pemintalan itu sendiri, sektor tekstil, pakaian dan kulit, sektor jasa-jasa, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan. Dilihat dari sisi pertumbuhan investasi sektor industri tekstil, pakaian dan kulit, sektor yang berpengaruh terhadap perubahan investasi di sektor industri tersebut dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri tekstil, pakaian dan kulit itu sendiri, sektor jasa-jasa, sektor industri pemintalan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa industri TPT merupakan industri yang penting dalam mendorong sektor hulunya, hal tersebut dapat dilihat dari nilai keterkaitan ke depan dan nilai kepekaan penyebarannya yang lebih dari satu. Disamping itu juga industri TPT mampu mendorong sektor-sektor lainnya dari penyediaan output, pendapatan dan tenaga kerja yang dilihat dari efek multiplier dan analisis investasi khususnya bagi industri TPT itu sendiri.
Oleh MIMI MARYADI
H14103117
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi
Nomor Pokok : H14103117
Departemen : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Ir. Rina Oktaviani, MS, Ph.D. NIP. 131 846 872
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juli 2007
Mimi Maryadi
Tangerang, Banten. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, dari pasangan Bapak Anan dan Ibu Nawiyah. Penulis menamatkan sekolah dasar pada MI Miftahul Huda, kemudian melanjutkan ke SLTP YAPIA Ciputat. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMU Negeri 1 Pamulang dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB (2004/2005), Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FEM IPB (2004/2005), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (2004/2005) dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor (2006/2007).
Puji serta syukur pertama-tama penulis ucapkan kepada Allah SWT yang menggenggam semua jiwa makhluk-Nya dan yang selalu memberi rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW sebagai pemimpin besar revolusi umat manusia menuju zaman yang penuh dengan rahmat dan hidayah-Nya.
Skripsi yang berjudul Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Anan dan Ibunda Nawiyah atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. 2. Alla Asmara, SPt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Sahara, SP, M.Si dan Widyastutik, SE, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.
kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.
Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bogor, Juli 2007
OLEH MIMI MARYADI
H14103117
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
OLEH MIMI MARYADI
H14103117
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output (dibimbing oleh ALLA ASMARA).
Investasi memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional, selain itu juga diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja. Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen) komponen pembentukan PDB, sementara sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 17,47 persen (Badan Pusat Statistik, 2004). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan sub sektor industri pengolahan memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen dari total pendapatan industri pengolahan pada tahun 2005. Industri TPT pada penelitian ini terdiri dari industri pemintalan dan industri tekstil, pakaian dan kulit.
Seiring dengan perkembangan industri TPT, hambatan yang dihadapi diantaranya adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi, aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem perindustriannya. Sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam melihat peranan industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia seperti sejauh mana keterkaitan, dampak penyebaran, efek multiplier dan pengaruh investasi industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun sektor yang menggunakan output, (2) menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia, (3) menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja dan (4) menganalisis seberapa besar perubahan investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia.
Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen dengan klasifikasi 11 sektor. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder lainnya yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), dan Perpustakaan LSI IPB.
Dilihat dari sisi kepekaan penyebarannya, industri pemintalan memiliki nilai sebesar 0,85 sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 0,77.
Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa industri pemintalan memiliki nilai multiplier output tipe I dan II masing-masing sebesar 2,41 dan 2,86, sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai sebesar 2,46 dan 2,96. Untuk multiplier pendapatan, industri pemintalan memiliki nilai multiplier tipe I dan II masing-masing sebesar 3,83 dan 5,07, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 2,28 dan 2,79. Dilihat dari sisi multiplier tenaga kerja, industri pemintalan memiliki nilai tipe I dan II masing-masing sebesar 12,65 dan 17,87, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan II masing-masing sebesar 23,45 dan 34,94.
Hasil analisis investasi memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang mengalami perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja akibat adanya pertumbuhan investasi sektor industri pemintalan, dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri pemintalan itu sendiri, sektor tekstil, pakaian dan kulit, sektor jasa-jasa, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan. Dilihat dari sisi pertumbuhan investasi sektor industri tekstil, pakaian dan kulit, sektor yang berpengaruh terhadap perubahan investasi di sektor industri tersebut dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri tekstil, pakaian dan kulit itu sendiri, sektor jasa-jasa, sektor industri pemintalan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa industri TPT merupakan industri yang penting dalam mendorong sektor hulunya, hal tersebut dapat dilihat dari nilai keterkaitan ke depan dan nilai kepekaan penyebarannya yang lebih dari satu. Disamping itu juga industri TPT mampu mendorong sektor-sektor lainnya dari penyediaan output, pendapatan dan tenaga kerja yang dilihat dari efek multiplier dan analisis investasi khususnya bagi industri TPT itu sendiri.
Oleh MIMI MARYADI
H14103117
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi
Nomor Pokok : H14103117
Departemen : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Ir. Rina Oktaviani, MS, Ph.D. NIP. 131 846 872
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juli 2007
Mimi Maryadi
Tangerang, Banten. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, dari pasangan Bapak Anan dan Ibu Nawiyah. Penulis menamatkan sekolah dasar pada MI Miftahul Huda, kemudian melanjutkan ke SLTP YAPIA Ciputat. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMU Negeri 1 Pamulang dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB (2004/2005), Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FEM IPB (2004/2005), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (2004/2005) dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor (2006/2007).
Puji serta syukur pertama-tama penulis ucapkan kepada Allah SWT yang menggenggam semua jiwa makhluk-Nya dan yang selalu memberi rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW sebagai pemimpin besar revolusi umat manusia menuju zaman yang penuh dengan rahmat dan hidayah-Nya.
Skripsi yang berjudul Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Anan dan Ibunda Nawiyah atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. 2. Alla Asmara, SPt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Sahara, SP, M.Si dan Widyastutik, SE, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.
kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.
Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bogor, Juli 2007
OLEH MIMI MARYADI
H14103117
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi
Nomor Pokok : H14103117
Departemen : Ilmu Ekonomi
Judul Usulan Penelitian : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output.
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen llmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707
Mengetahui,
Ketua Departemen llmu Ekonomi,
Dr.Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872
DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN... 1
3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 32 3.2.4. Analisis Pengganda (multiplier)... 33 3.2.5. Koefisien Pendapatan (δ) ... 40 3.2.6. Koefisien Tenaga Kerja (β)... 41 3.3. Simulasi Kebijakan ... 41 3.4. Konsep dan Definisi... 42 3.4.1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ... 42 3.4.2. Output... 44 3.4.3. Transaksi Antara ... 45 3.4.4. Permintaan Akhir ... 45 3.4.5. Input Primer ... 47 IV. GAMBARAN UMUM... 49 4.1. Sejarah Industri Tekstil dan Produk Tekstil... 49 4.2. Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia ... 52 4.2.1. Peran Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil ... 52 4.2.2. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil ... 56 4.2.3. Ekspor-Impor Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Indonesia ... 56 4.3. Perjanjian dalam Perdagangan TPT Internasional ... 58
4.3.1. Perjanjian TPT dalam Ketentuan MFA (Multi Fibre
Arrangement) ... 58 4.3.2. Perjanjian TPT dalam Ketentuan GATT (General
Aggrement on Tariff and Trade) ... 60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 61
5.1. Peranan Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Struktur Perekonomian Indonesia... 61
5.2. Analisis Keterkaitan ... 70 5.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan ... 70 5.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang ... 70 5.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 71 5.3.1. Koefisien Penyebaran... 72 5.3.2. Kepekaan Penyebaran ... 73 5.4. Analisis Pengganda (Multiplier)... 73 5.4.1. Multiplier Output ... 74 5.4.2. Multiplier Pendapatan ... 75 5.4.3. Multiplier Tenaga Kerja... 75 5.5. Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Harga Konstan 2000 (Persen) ... 2 1.2. Profil Industri TPT Indonesia ,Tahun 2000-2004 ... 4 1.3. Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun 1999-2005 ... 6 2.1. Ilustrasi Tabel Input-Output... 18 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja ... 35 4.1. Perkembangan Pertenunan dalam Periode Dasawarsa dan
Setengah Dasawarsa (Unit) ... 50 4.2. Perusahaan, Tenaga Kerja, Pengeluaran Untuk Tenaga Kerja
dan Perubahan Nilai Modal Tetap Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi, Tahun 2000-2004... 53 4.3. Tenaga Kerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun
1998-2005... 55 4.4. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun
1998-2005 ... 56 4.5. Volume serta Nilai Ekspor (X) dan Impor (M) Industri Tekstil
dan Produk Tekstil, Tahun 2000-2005... 57 5.1. Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-sektor
Perekonomian Indonesia, Tahun 2003... 62 5.2. Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah
Sektor-sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 63 5.3. Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok, dan Investasi
Sektor-sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 65 5.4. Ekspor dan Impor Sektor-sektor Perekonomian Indonesia,
Tahun 2003 ... 66 5.5. Nilai Tambah Bruto Sektor-sektor Perekonomian Indonesia,
Tahun 2003 ... 68 5.6. Nilai Output Sektoral Perekonomin Indonesia, Tahun 2003 ... 69 5.7. Nilai Keterkaitan Output Sektor Perekonomian Indonesia,
5.8. Nilai Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor Perekonomian
Indonesia, Tahun 2003 ... 72 5.9. Nilai Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Tipe I
dan II pada Sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 74 5.10 Dampak Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT terhadap
Perubahan Output ... 78 5.11. Dampak Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT terhadap
Perubahan Pendapatan ... 80 5.12. Dampak Pertumbuhan Investasi terhadap Perubahan Penyerapan
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Fungsi Investasi... 11 2.2 Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka... 12 2.3 Hubungan Antara Suku Bunga, Investasi, Pengeluaran dan
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang dapat menyerap tenaga
kerja yang cukup besar, perkembangan industri pengolahan di Indonesia sejak
Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I mengalami peningkatan yang pesat, ini
dikarenakan adanya perubahan struktur perekonomian di Indonesia dari sektor
pertanian ke sektor industri. Meningkatnya kebutuhan rumah tangga akan
produk-produk industri menyebabkan semakin pesatnya pertumbuhan sektor industri di
Indonesia, yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi
besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berimplikasi
pada meningkatnya pendapatan masyarakat, dan meningkatkan penyerapan tenaga
kerja.
Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian
Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB
Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri
pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen)
komponen pembentukan PDB. Sementara sektor pertanian memberi kontribusi
sebesar 17,47 persen. Di Indonesia, industri pengolahan dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri
kerajinan rumah tangga (Badan Pusat Statistik, 2004).
Secara garis besar industri pengolahan terbagi menjadi dua bagian yaitu
memperlihatkan kontribusi kedua industri tersebut terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) dari tahun 2002 sampai tahun 2005 berdasarkan harga konstan tahun
2000. Data tersebut menunjukkan bahwa kontribusi PDB sektor industri
pengolahan migas memperlihatkan angka yang menurun, pada tahun 2002 total
kontribusi industri migas sebesar 3,47 persen dan mengalami penurunan pada
tahun-tahun berikutnya hingga menjadi 2,79 persen pada tahun 2005. Sedangkan
pada sektor industri bukan migas selalu memperlihatkan peningkatan. Pada tahun
2002 kontribusi industri pengolahan sebesar 24,39 persen, mengalami
peningkatan pada tahun-tahun berikutnya masing-masing menjadi 24,67 persen
pada tahun 2003, meningkat menjadi 25,24 persen pada tahun 2004 dan 25,31
persen pada tahun 2005.
Tabel 1.1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
SEKTOR 2002 2003 2004 2005*
INDUSTRI
Industri Pengolahan 27,86 28,01 28,36 28,10
1. Industri Migas 3,47 3,34 3,12 2,79
a. Kilang Minyak 1,45 1,42 1,35 1,21
b. Gas Alam dan Cair 2,02 1,92 1,77 1,58
2. Industri Pengolahan Bukan Migas 24,39 24,67 25,24 25,31
a. Makanan, minuman, dan tembakau 7,55 7,38 7,13 6,94
b. Tekstil, pakaian jadi dan kulit 3,22 3,26 3,23 3,10
c. Kayu, bambu dan rotan 1,36 1,32 1,23 1,15
d. Kertas dan barang cetakan 1,33 1,38 1,41 1,37
e. Pupuk, kimia, dan barang dari karet 3,00 3,17 3,29 3,39
f. Semen dan barang galian bukan logam 0,85 0,87 0,91 0,89
g. Logam dasar besi dan dan baja 0,59 0,52 0,48 0,44
h. Alat angkutan mesin dan peralatannya 6,31 6,56 7,34 7,81
i. Lainnya 0,18 0,21 0,22 0,22
BUKAN INDUSTRI 72,14 71,99 71,64 71,09
PDB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005
Industri pengolahan bukan migas terbagi lagi menjadi beberapa sub sektor
seperti yang terlihat pada Tabel 1.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa industri
tekstil, pakaian jadi, dan kulit yang merupakan bagian dari industri Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB
dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen pada tahun 2005. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa sektor industri TPT merupakan salah satu sektor
industri yang cukup penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dibandingkan beberapa industri lainnya. Secara umum terjadi
peningkatan kinerja yang cukup baik pada industri TPT Indonesia sepanjang
tahun 2004, perbaikan kinerja tersebut ditandai dengan terjadinya ekspansi
beberapa industri yang meningkatkan kapasitas produksi secara nasional,
meningkatkan produksi riil, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan adanya
pertumbuhan ekspor.
Tabel 1.2 memperlihatkan data industri TPT dari tahun 2001 sampai tahun
2004. Secara keseluruhan peningkatan kapasitas produksi nasional di tahun 2004
mencapai 4 persen. Pada tahun 2004 kapasitas produksi secara keseluruhan dari
kelima sub sektor yaitu serat, benang, kain, pakaian jadi dan produk tekstil lainnya
meningkat dibandingkan tahun 2003. Kapasitas produksi pada tahun 2003 tercatat
sebesar 5,79 juta ton dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 6,02 juta ton.
Demikian pula halnya dengan produksi riil. Produksi TPT Indonesia tahun 2004
naik 4 persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2003 produksi riil untuk sektor
Tabel 1.2. Profil Industri TPT Indonesia, Tahun 2001- 2004
Tahun Deskripsi Satuan
2001 2002 2003 2004
Jumlah perusahaan Unit 2.665 2.646 2.654 2.661
Investasi Kapital Juta Rp 130.823 132.101 132.355 132.362
Tenaga Kerja Orang 1.219.325 1.182.212 1.182.871 1.184.079
Kapasitas Produksi Juta Ton 6.075 6.080 5.789 6.021
Nilai Juta Rp 89.417 82.411 82.285 85.576
Produksi
Jumlah Juta Ton 5.157 4.200 4.193 4.361
Nilai Miliar USD 7.645 6.888 7.033 7.647
Ekspor
Jumlah Juta Ton 1.727 1.758 1.773 1.626
Nilai Miliar USD 2.440 1.824 1.673 1.720
Impor
Jumlah Juta Ton 1.265 1.048 962 880
Nilai Miliar USD 5.205 5.064 5.360 5.929
Ekspor
bersih Jumlah Juta Ton 462 710 811 764
Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia, 2004
Pertumbuhan tersebut memberikan dampak cukup baik bagi penyerapan
tenaga kerja secara nasional. Meskipun kecenderungan perusahaan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja sehingga mengakibatkan
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja hanya sebesar 0,1 persen. Dilihat dari
investasi kapitalnya, pada tahun 2001 total investasi disektor ini mencapai Rp
130,82 miliar. Mengalami peningkatan pada tahun 2002 menjadi Rp 132,10 miliar
dan meningkat kembali pada tahun-tahun berikutnya masing-masing sebesar Rp
132,35 miliar pada tahun 2003 dan Rp 132,36 miliar pada tahun 2004.
Perkembangan sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia
menjadikan industri ini sebagai salah satu industri terpenting dan menjadi ujung
tombak dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Industri tekstil dan
produk tekstil memberikan efek multiplier dalam kehidupan masyarakatnya baik dari sisi tenaga kerja, pendapatan maupun terhadap output industri itu sendiri.
Selain itu perlu juga dilihat bagaimana dampak penyebaran industri ini dan
1.2. Permasalahan
Industri tekstil dan produk tekstil terbukti memberikan kontribusi yang
cukup besar dalam pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan
sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diharapkan mampu mengatasi
masalah-masalah pengangguran dan pemerataan pendapatan yang terjadi di
Indonesia. Perkembangan sektor industri TPT merupakan gambaran adanya saling
keterkaitan antar sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan
kesejahteraan masyarakat didukung juga oleh pertumbuhan sektor industri TPT,
sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi keberhasilan sektor tersebut dalam
mengatasi masalah perekonomian di Indonesia.
Industri TPT di Indonesia mempunyai potensi yang bagus untuk terus
berkembang, karena industri ini memberikan kontribusi yang positif terhadap
PDB dan juga dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Tekstil dan produk tekstil
termasuk dalam sepuluh industri yang menjadi prioritas pemerintah selain minyak
kelapa sawit mentah (CPO), alas kaki, elektronik, industri kertas dan bubur kertas,
tembakau, dan lain-lain. Namun bukan berarti pula industri TPT tidak mengalami
hambatan, beberapa hambatan terhadap perkembangan industri TPT saat ini
adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi,
aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem
perindustriannya. Salah satu permasalahan yang dihadapi industri TPT saat ini
adalah masuknya industri tekstil dari India dan Cina dengan daya saing tinggi,
krisis ekonomi tahun 1997 juga ikut mengakibatkan kemunduran industri TPT
Investasi sektor industri TPT merupakan salah satu yang menarik untuk diteliti.
Ketika Industri TPT sedang diprioritaskan pertumbuhannya oleh pemerintah,
namun investasi sektor industri TPT mengalami peningkatan yang sangat kecil.
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 1999 sampai tahun 2002 semua
jenis industri tekstil dan produk tekstil mengalami peningkatan yang cukup besar,
namun pada kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2004 investasi pada sektor
industri TPT memperlihatkan peningkatan yang tidak besar.
Tabel 1.3. Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun 1999-2005 (Miliar)
Jenis Industri
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Serat 8.605,24 10.938,57 11.640,09 11.929,09 11.929,09 11.929,09 11.929,09
Benang 22.288,69 23.077,20 24.777,12 25.040,15 25.040,15 25.040,15 25.040,15
Kain 29.624,16 30.458,29 30.811,02 31.428,19 31.636,87 31638,48 31.638,48
Pakaian Jadi
2.472,39 2.715,40 2.808,61 2.913,65 2.958,80 2.991,25 2.983,75
Lainnya 60.622,27 60.737,68 60.786,27 60.790,00 60.790,00 60.790,00 60.790,00
Total 123.612,75 127.927,14 130.823,11 132.101,08 132.354,91 132.388,97 132.381,47
Sumber : Departemen Perindustrian, 2006
Keterangan : Kurs 1999, 1 US$ = Rp. 7.000,- , 2000, 1 US$ = Rp. 8.500,-, 2001, 1 US$ = Rp. 10.000,-, 2002, 1 US$ = Rp. 9.000,-. 2003, 1 US$ = Rp. 8.600,-. 2004, 1 US$ = Rp. 9.000,-2005, 1 US$ = Rp. 10.000,-
Masalah-masalah yang dihadapi dalam berinvestasi pada industri TPT di
Indonesia, diantaranya adalah: (1) rendahnya kepastian hukum, antara lain
tercermin dari tertundanya penyelesaian undang-undang penanaman modal, (2)
prosedur perijinan dan tata cara pelayanan yang birokratis, lama, dan mahal, (3)
rendahnya insentif investasi yang diberikan, (4) belum meratanya infrastruktur
dan (5) iklim ketenagakerjaan yang kurang kondusif untuk mendukung kegiatan
investasi yang meliputi kualitas sampai dengan upah buruh (Departemen
Berdasarkan uraian diatas, beberapa permasalahan pokok yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia
terhadap sektor-sektor lainnya, baik keterkaitan dari sisi input maupun dari sisi
output?
2. Berapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil
terhadap sektor-sektor lainnya di Indonesia?
3. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil
dan produk tekstil dilihat dari efek multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja?
4. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan investasi di sektor industri tekstil dan
produk tekstil terhadap sektor-sektor perekonomian di Indonesia?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di
atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan
sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun
sektor yang menggunakan output.
2. Menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan
produk tekstil di Indonesia.
3. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil
4. Menganalisis seberapa besar pertumbuhan investasi di sektor industri tekstil
dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan
bagi pemerintah pusat dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan sektor
industri tekstil dan produk tekstil khususnya kebijaksanaan pembangunan yang
terkait dengan sektor industri tersebut, sehingga kebijaksanaan yang diambil
dapat searah dengan tujuan pembangunan nasional. Selain itu hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan informasi ilmiah bagi dunia pendidikan dan bagi
pengembangan penelitian sektor industri tekstil dan produk tekstil.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan pada sektor industri Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) di Indonesia yang dilihat dari sisi investasinya pada periode tahun
1999-2005. Adapun analisis sektor industri TPT ini dilakukan dengan
menggunakan data pada tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003. Yang
termasuk dalam industri TPT dalam penelitian ini adalah industri pemintalan dan
industri tekstil, pakaian dan kulit. Hal yang di analisis dalam penelitian ini adalah
mengenai keterkaitan, dampak penyebaran, dampak multiplier dan investasi industri TPT di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini tidak melihat wilayah
2.1.1. Definisi Investasi
Investasi menurut para ekonom memiliki beberapa pengertian. Menurut
Tandelin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang. Tandelin menambahkan bahwa investasi
juga mempelajari dalam mengelola kesejahteraan investor (investor’s wealth) yang bersifat moneter bukan kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa
ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini
(present value) pendapatan dimasa yang akan datang.
Menurut Muljana (1995), investasi merupakan bagian dari pembangunan
yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah umumnya bersifat infrastruktur atau prasarana yaitu
bangunan fisik atau lembaga yang memiliki fungsi yang esensial sebagai pembuka
peluang dan pendukung kegiatan-kegiatan produksi, logistik dan pemasaran
barang dan jasa serta kegiatan lain dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik,
pertahanan dan keamanan. Sedangkan pembangunan yang dilaksanakan oleh
masyarakat yang umumnya langsung menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi permintaan konsumen, baik perorangan, rumah tangga, maupun
Menurut Mankiw (2000), investasi dikategorikan dalam dua jenis yaitu
aset riil dan aset finansial (aset keuangan). Aset riil merupakan aset berwujud
seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya, sedangkan aset keuangan
adalah dokumen surat-surat klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva
riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Mankiw menambahkan bahwa
investasi merupakan unsur yang paling sering berubah dalam Produk Domestik
Bruto (PDB). Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis
yang mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses
produksi, investasi residensial mencakup perumahan baru yang dibeli untuk
ditinggali dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan dan investasi persediaan
mencakup barang-barang yang perusahaan tempatkan di gudang, termasuk
bahan-bahan dan perlengkapan, barang setengah jadi, dan barang jadi.
2.1.2. Peran Investasi dalam Pembangunan
Tujuan pembangunan adalah usaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan berkesinambungan dimana pembangunan merupakan suatu proses
perubahan untuk menuju suatu keadaan yang lebih baik, yaitu peningkatan
kualitas hidup masyarakat (Irawan dan Suparmoko, 1992). Oleh karena itu
pembangunan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu
bangsa.
Jhingan (1999), menjelaskan syarat utama bagi pembangunan ekonomi
adalah proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian
kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak
dapat dipengaruhi atau diintimidasi oleh daerah luar.
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari usaha pemerintah untuk
meningkatkan pendapatan nasional. Investasi merupakan salah satu komponen
pendapatan nasional selain dari konsumsi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor
( Y = C + I + G + NX ). Investasi total adalah penjumlahan dari investasi dalam
barang dan jasa domestik dengan investasi dalam barang dan jasa mancanegara ( I
= Id + If ). Hubungan makro ekonomi yang penting adalah bahwa investasi yang
direncanakan tergantung pada tingkat suku bunga. Untuk memasukkan hubungan
antara tingkat bunga dan investasi ke dalam model, fungsi investasi dapat ditulis
sebagai berikut:
I = I (r) (2.1)
Secara grafik, rumus tersebut dapat digambarkan seperti berikut: Tingkat bunga, r
r2 r1
I2 I1 Investasi, I
Sumber : Mankiw, 2000
Gambar 2.1. Fungsi Investasi
Karena tingkat bunga adalah biaya dari utang untuk mendanai
direncanakan. Akibatnya, fungsi investasi miring kebawah. Kenaikan dalam
tingkat bunga dari r1 ke r2 mengurangi jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2).
Investasi pada perekonomian terbuka, dikenal juga dengan investasi asing
bersih merupakan perbedaan antara tabungan domestik dan investasi domestik
(S-I). Investasi asing bersih sama dengan jumlah penduduk domestik yang memberi
pinjaman keluar negeri dikurang jumlah orang asing yang memberi pinjaman.
Identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa investasi asing bersih
selalu sama dengan neraca perdagangan, yaitu:
Investasi Asing Bersih = Neraca Perdagangan (2.2)
( S-I ) NX
Hubungan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Tingkat bunga, r* S
r* a b r
I(r)
Investasi (I), Tabungan (S)
Sumber : Mankiw, 2000
Gambar 2.2. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka
Gambar di atas menjelaskan pada perekonomian terbuka, tingkat bunga riil
sama dengan tingkat bunga riil dunia. Neraca perdagangan ditentukan oleh
perbedaan diantara tabungan dan investasi di tingkat bunga dunia. Pada gambar
(b)Perpotongan Keynesian
(a)Fungsi Investasi (c)Kurva IS
tingkat dunia, tabungan melebihi investasi. r* merupakan suku bunga dunia dan r
adalah tingkat bunga pada perekonomian tertutup.
Hubungan antara investasi, suku bunga, pengeluran dan pendapatan
nasional dapat dilihat dengan pendekatan perpotongan Keynesian. Perpotongan
Keynesian berguna untuk menunjukkan rencana pengeluaran rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah dalam menentukan pendapatan perekonomian.
Sedangkan untuk melihat perubahan keseimbangan pada pasar barang dapat
dilihat pada kurva IS (Invesment and Saving) yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan.
Sumber : Mankiw, 2000.
Bagian (a) pada gambar 2.3 di atas menunjukkan penurunan pada tingkat
bunga dari r1 ke r2 akan meningkatkan jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2).
Peningkatan investasi yang direncanakan tersebut menggeser fungsi pengeluaran
ke atas sehingga tingkat pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2, seperti yang
diperlihatkan pada bagian (b). Sedangkan pada bagian (c) menunjukkan kurva IS
yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan: semakin rendah
tingkat bunga, semakin tinggi pendapatan.
2.1.3. Peran Investasi dalam Industri
Sektor industri sampai saat ini masih tetap bertahan sebagai penopang
perekonomian Indonesia, meningkatnya kebutuhan rumah tangga akan
produk-produk industri membuat pertumbuhan sektor industri di Indonesia semakin pesat.
Sektor industri memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi, seperti halnya dalam pembentukan pendapatan nasional dan penyerapan
tenaga kerja.
Investasi yang dilaksanakan di Indonesia mencakup investasi pada sektor
industri pengolahan, baik industri pengolahan migas maupun nonmigas yang
dibagi lagi menjadi beberapa sub sektor, industri tekstil dan produk tekstil adalah
salah satu sub sektor dari industri pengolahan nonmigas. Baum dan Tolbert
(1988), peran investasi di sektor industri adalah mempertahankan prospek untuk
suatu kenaikan produktivitas dan akumulasi modal, menggiatkan lapangan
pekerjaan, meningkatkan jumlah produksi sehingga dapat menggantikan impor
Investasi pada sektor industri telah memberikan peranan yang cukup besar
bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya bagi peningkatan sektor industri itu
sendiri namun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan investasi diantaranya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat,
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan hasil produksi, menunjang
pengembangan sektor-sektor perekonomian lainnya, dan adanya peningkatan
teknologi. Tetapi tidak semua pertumbuhan investasi di sektor industri mengalami
peningkatan, hal ini tergantung juga dari iklim perekonomian Indonesia.
2.2. Teori Input-Output (I-O)
Tabel Input-Output (I-O) adalah suatu tabel yang menyajikan informasi
transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk
penyajian berupa matriks. Isian sepanjang baris tabel I-O menunjukkan
pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi
permintaan antara dan permintaan akhir. Di samping itu, isian pada baris nilai
tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral. Sedangkan
isian sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh
masing-masing sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara
maupun input primer (Miller dan Blair, 1985).
Analisis Input-Output adalah suatu analisis atas perekonomian wilayah
secara komprehensif karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah
tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat
produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Selain
produksi sektor-sektor tersebut, dapat dilihat seberapa besar kemakmuran
masyarakat bertambah atau berkurang. Input dapat berupa output dari sektor lain
(termasuk sektor itu sendiri tetapi dari putaran sebelumnya) yang sering disebut
input antara berupa bahan baku dan input primer berupa tenaga kerja, keahlian,
peralatan, dan modal. Keikutsertaan faktor-faktor produksi akan mendapat
imbalan yang menjadi pendapatan masyarakat sesuai dengan peran atau
keterlibatannya (Tarigan, 2005).
Tabel Input-Output pertama kali dikenalkan oleh W. Leontief pada tahun
1930-an dan telah berkembang untuk keperluan yang lebih luas dalam analisis
ekonomi (Tarigan, 2005). Pada dasarnya, kegunaan tabel input-output adalah
sebagai berikut :
1. Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap
perekonomian. Dapat dilihat bahwa perekonomian bukan lagi sebagai
kumpulan sektor-sektor, melainkan satu sistem yang saling berhubungan.
Perubahan satu sektor akan langsung mempengaruhi keseluruhan
sektor-sektor walaupun perubahan itu akan terjadi secara bertahap.
2. Untuk mengetahui daya menarik (backward linkage) dan daya mendorong (forward linkage) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan
ekonomi.
3. Meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran,
Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input
primer yang merupakan nilai tambah (kemakmuran).
4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan
ekonomi karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.
5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan
modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi, seandainya input-nya
dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.
2.2.1. Struktur Tabel Input-Output (I-O)
Isi dalam tabel I-O terdiri dari empat kuadran, kuadran I (Intermediate Quadran) merupakan kuadran transaksi antara, memuat transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, kuadran ini memberikan informasi
mengenai saling ketergantungan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian.
Kuadaran II (final Demand Quadran) menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan
akhir. Kuadaran III (Primary Input Quadran) menunjukkan pembelian input yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara.
Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadran) menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui
sistem produksi atau kuadran antara. Ilustrasi tabel Input-Output ditunjukkan oleh
Tabel 2.1. Ilustrasi Tabel Input-Output
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2003
Isian angka-angka sepanjang baris (horisontal) memperlihatkan bagaimana
output suatu sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara
(intermediate demand) sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). Sedangkan isian angka menurut garis vertikal (kolom) menunjukkan pemakaian input antara maupun inputprimer yang disediakan oleh
sektor-sektor lain kegiatan produksi suatu sektor.
Persamaan aljabar dari tabel di atas jika dilihat secara baris (horisontal)
Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi :
dimana xijadalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input oleh
sektor j dan Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xiadalah jumlah output sektor i.
Persamaan aljabar dari tabel di atas jika dilihat dari kolom dapat dituliskan
menjadi :
Secara ringkas dapat ditulis menjadi :
dimana Vjadalah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j.
2.2.2. Asumsi-Asumsi Keterbatasan Model Input-Output (I-O)
Terdapat tiga asumsi atau prinsip dasar dalam menyusun tabel I-O yaitu :
1. Keseragaman (Homogenitas)
Suatu prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal, yang berarti
bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa
dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis
2. Kesebandingan (Proportionality)
Suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input pada setiap sektor
produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output
suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang
digunakan oleh sektor tersebut.
3. Penjumlahan (Additivitas)
Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor
merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan.
2.2.3. Analisis Keterkaitan
Konsep keterkaitan biasa digunakan sebagai dasar perumusan strategi
pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu
sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi
keterkaitan ke belakang (backward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam pembelian terhadap total pembelian
input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkan.
Berdasarkan konsep ini dapat diketahui besarnya pertumbuhan suatu
sektor yang dapat menstimulir petumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme
induksi. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan
2.2.4. Analisis Dampak Penyebaran
Indeks keterkaitan langsung serta tidak langsung ke depan maupun ke
belakang belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci.
Indikator-indikator tersebut tidak dapat dibandingkan antar sektor karena peranan
permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu kedua indeks tersebut
haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang
ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis
ini disebut dengan dampak penyebaran yang dibagi menjadi dua yaitu kepekaan
penyebaran dan koefisien penyebaran.
Koefisien penyebaran berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari
pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui
mekanisme transaksi pasar input. Sedangkan kepekaan penyebaran bermanfaat
untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui
mekanisme pasar output.
2.2.5. Analisis Pengganda (Multiplier)
Analisis lebih lanjut selain analisis keterkaitan dan penyebaran dalam tabel
input-output adalah analisis pengganda. Analisis pengganda ini terbagi menjadi
pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja, dan
pengganda tipe I dan II.
Pengganda output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek
perubahan output dalam perekonomian. Pengganda tenaga kerja menunjukkan
perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output.
Sedangkan pengganda tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output
pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang
disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan
tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.
2.3. Penelitian Terdahulu
Ciri majunya struktur perekonomian suatu negara ditandai oleh semakin
besarnya peran sektor industri pengolahan dan jasa dalam menopang
perekonomian negara tersebut. Sektor ini telah menggantikan peran sektor
tradisional (pertanian) dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan
negara. Semakin meningkatnya dan berkembangnya industri tekstil di Indonesia
dan masalah yang timbul pada industri ini, maka banyak yang tertarik untuk
membahas dan meneliti di sektor industri tekstil.
Mustikasari (2005) menganalisis tentang peranan sektor industri
pengolahan dalam perekonomian di Provinsi Jawa Tengah dengan pendekatan
model Input-Output. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa peran
sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dilihat dari kontribusi terhadap
permintan antara , permintaan akhir, output daerah, ekspor dan nilai tambah bruto
menduduki rangking pertama. Dilihat dari analisis keterkaitan, industri
pengolahan memiliki nilai keterkaitan terbesar baik dari keterkaitan langsung dan
tidak langsung ke depan maupun langsung dan tidak langsung ke belakang. Sub
langsung ke depan dan ke belakang terbesar adalah industri makanan, minuman,
dan tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. Dari dampak
penyebarannya industri pengolahan juga memiliki nilai terbesar yang berarti
industri pengolahan memiliki kemampuan yan kuat dalam menarik dan
mendorong sektor hulu dan hilirnya. Dari efek penggandanya, subsektor industri
pengolahan yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja terbesar adalah industri makanan dan minuman. Sedangkan untuk nilai multiplier output dan pendapatan terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, yang
mengindikasikan bahwa industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki
memberikan dampak yang besar terhadap jumlah output yang dihasilkan dan
pendapatan masyarakat Jawa Tengah.
Yulaekha (2005) menganalisis produktivitas industri TPT Indonesia pada
periode tahun 1983-2002 dengan menggunakan analisis regresi berganda
(Ordinary Least Square/OLS). Produktivitas dihitung dengan menggunakan penurunan dari produk total yaitu produk marjinal dan produk rata-rata. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku (R) dan energi (M)
ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output tekstil dan
produk tekstil Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 1,51 dan 3,44 sedangkan
tenaga kerja, kapital, dan dummy krisis memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan output. Produktifitas yang terbesar adalah energi (PRM = 22,2596)
dan bisa dikatakan bahwa terjadi efesiensi dalam penggunaan energi sehingga
meskipun secara kuantitatif penggunaan faktor produksi ini lebih sedikit namun
Penelitian Agustineu (2004) menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi
output industri tekstil di Jawa Barat dengan menggunakan metode regresi
berganda atau ordinary least square (OLS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor produksi modal, bahan baku dan bahan bakar memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan output pada industri tekstil di Jawa Barat. Tenaga
kerja memberikan pengaruh yang negatif terhadap peningkatan output dan
pengaruhnya tersebut. Hal ini disebabkan penambahan faktor produksi tenaga
kerja sudah tidak lagi efisien dalam meningkatkan output karena dalam produksi
berhubungan dengan hukum, pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of deminishing return). Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan tekstil yang memberhentikan tenaga kerjanya untuk mengurangi biaya produksi yang
dikeluarkan karena dengan bertambahnya tenaga kerja maka biaya produksi yang
dikeluarkan semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan penulis ini menjelaskan bagaimana peranan
sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta pertumbuhan investasinya
mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia karena komoditi ini
merupakan salah satu komoditi yang memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, belum adanya penelitian yang
menganalisis tentang investasi sektor industri TPT dengan menggunakan tabel
Input-Output sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini
judul yang diberikan penulis adalah ”Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor
Industri Tekstil dan Produk Testil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia :
2.4. Kerangka Operasional
Salah satu indikator yang mempengaruhi perekonomian Indonesia adalah
aktivitas sektor-sektor unggulan yang ada di Indonesia. Sektor pertanian yang
selama ini memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan masyarakat
cenderung tidak dapat lagi untuk diandalkan, semakin sedikitnya jumlah lahan
yang dapat diolah karena dijadikan tempat pemukiman oleh penduduk adalah
salah satu faktor menurunnya kontribusi di sektor pertanian. Selain itu, semakin
meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan rumah tangga merupakan
fenomena yang terjadi pada perekonomian Indonesia.
Selama beberapa tahun ini, industri pengolahan selalu menjadi primadona
dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan kebutuhan rumah tangga akan produk industri pengolahan semakin
meningkat, industri TPT adalah salah satu sektor dari industri pengolahan yang
memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan PDB dan penyerapan
tenaga kerja, namun pada penelitian ini yang dianalisis adalah pertumbuhan
investasi sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan industri TPT
adalah dengan menciptakan iklim perekonomian yang kondusif sehingga
mendorong kegiatan produksi industri TPT terus berlangsung dan juga
mendorong investasi di sektor industri TPT. Perkembangan investasi di sektor
industri TPT tersebut akan berpengaruh terhadap sektor-sektor lainnya yang
sebagai penyedia output, selain itu juga dapat dilihat bagaimana dampak
penyebaran dan efek penggandanya.
Secara garis besar, penelitian ini menitikberatkan pada empat hal yang
akan dianalisis yaitu analisis keterkaitan, analisis penyebaran, analisis pengganda
dan analisis investasi. Analisis keterkaitan ke belakang akan melihat bagaimana
investasi pada sektor industri TPT menunjukkan hubungan keterkaitan tentang
pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir pada sektor tersebut
terhadap total pembelian input semua sektor di dalam perekonomian, sedangkan
analisis keterkaitan ke depan akan melihat hubungan keterkaitan tentang pengaruh
yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap total
penjualan output semua sektor dalam suatu perekonomian.
Distribusi manfaat dari pertumbuhan investasi pada sektor industri TPT
terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar
input dan tingkat kepekaan sektor industri TPT terhadap sektor lainnya melalui
mekanisme pasar output akan dilihat melalui analisis penyebaran. Sedangkan
analisis lainnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis pengganda
dan investasi. Analisis pengganda dan investasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan atau penurunan output, seberapa besar peningkatan
pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian, dan yang
terakhir mengukur seberapa besar perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh
perubahan awal dari sisi output dan invstasi pada Industri TPT.
Untuk mengetahui hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis
peranan peningkatan investasi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam
mempengaruhi perekonomian Indonesia, sehingga dapat dijadikan masukan dalam
mengimplikasikan kebijakan yang diambil berkaitan dengan industri TPT dan
mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Kerangka operasional yang penulis
Keterangan : Hal yang dianalisis Hal yang tidak dianalisis
Gambar 2.4. Kerangka Operasional Perekonomian Indonesia
Meningkatnya Kebutuhan Rumah Tangga terhadap Produk Industri Pengolahan
Peningkatan Kebutuhan Sektor Industri TPT
Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT
Analisis Keterkaitan Analisis Penyebaran Industri
Lainnya
Analisis Pengganda (Multiplier)
Multiplier Pendapatan Multiplier
Output
Multiplier Tenaga Kerja
Implikasi Kebijakan Tabel I-O Indonesia 2003 Peningkatan Jumlah
Penduduk
Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen. Klasifikasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengagregasi tabel I-O Indonesia tahun 2003 menjadi 11 sektor dari klasifikasi awalnya sebanyak 66 sektor (lampiran 1). Hal tersebut dilakukan, berdasarkan tujuan penulis yang ingin melihat secara makro dampak industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia. Selain itu, digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), Perpustakaan LSI IPB. Untuk melengkapi informasi mengenai penelitian tersebut, data diperoleh juga dari penelitian terdahulu, studi pustaka maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
3.2. Metode Analisis
3.2.1. Koefisien Input
Dalam penggunaan tabel I-O, koefisien input atau koefisien teknologi merupakan perbandingan antara jumlah input sektor i yang digunakan dalam sektor j ( Xij) dengan input dari sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j, yang dapat dirumuskan menjadi :
dimana : adalah koefisien input.
Dari rumus tersebut dapat disusun matriks sebagai berikut :
n
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :
Jika terdapat perubahan pada permintaan akhir, maka akan ada perubahan pola pendapatan nasional, dapat ditulis sebagai berikut :
AX + F = X atau F = X – AX X = (3.4) ij
a
dimana :
I = matriks identitas berukuran n x n yang memuat angka satu pada diagonalnya dan nol pada yang lainnya.
F = permintaan akhir
X = output
(I – A) = matriks Leontief
= matriks kebalikan Leontief
Matriks kebalikan Leontief berfungsi sebagai alat analisis ekonomi yang mencerminkan efek langsung dan tidak langsung dari perubahan permintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam perekonomian. Terlihat bahwa output setiap sektor memiliki hubungan fungsional terhadap permintaan akhir, dengan (I-A)1 sebagai koefisien antaranya.
3.2.2. Analisis Keterkaitan (lingkage)
a). Keterkaitan Langsung ke Depan
Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Secara matematis dapat ditulis:
b). Keterkaitan Langsung ke Belakang
Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Rumus untuk mencari keterkaitan ke belakang adalah :
(3.6)
Dimana :
= keterkaitan langsung ke belakang. = unsur matriks koefisien teknis
3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran
a). Koefisien Penyebaran (Daya Penyebaran ke Belakang)
Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila > 1, sebaliknya jika nilai < 1 maka memiliki keterkaitan ke belakang yang rendah.
b). Kepekaan Penyebaran (Daya Penyebaran ke Depan)
Kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor-sektor ini. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai > 1. Sebaliknya jika < 1 maka sektor i memiliki kepekaan penyebaran yang rendah. Rumusnya adalah sebagai berikut :
3.2.4. Analisis Pengganda (Multiplier)
a). Multiplier Output
Dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek awal yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief (matriks invers) α menunjukkan total pembelian
input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matriks invers dirumuskan dengan persamaan : α = (I-A)-1. Matriks α mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian yang dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matriks invers [αij]
menunjukkan besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lainnya.
b). Multiplier Pendapatan
Mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam tabel I-O yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank.
c). Multiplier Tenaga Kerja
Menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Untuk memperoleh multiplier tenaga kerja, pada tebel I-O harus ditambahkam baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara.
Tabel 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja
Multiplier
Nilai Output Pendapatan Tenaga Kerja
Efek awal 1
Sumber : Daryanto dalam Sahara dan Priyarsono, 2006
d). Multiplier Tipe I dan II
Analisis ini digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.
Efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat klasifikasikan sebagai berikut :
1) Dampak Awal (initial impact)
Merupakan stimulus perekonomian yang diasumsikan sebagai peningkatan atau penurunan penjualan dalam satu unit satuan moneter. Dari sisi output, dampak awal diasumsikan sebagai peningkatan penjualan ke permintaan akhir sebesar satu unit satuan moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan efek terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Efek awal dari sisi pendapatan ditunjukkan oleh koefisien pendapatan rumah