• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH MIMI MARYADI

H14103117

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output (dibimbing oleh ALLA ASMARA).

Investasi memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional, selain itu juga diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja. Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen) komponen pembentukan PDB, sementara sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 17,47 persen (Badan Pusat Statistik, 2004). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan sub sektor industri pengolahan memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen dari total pendapatan industri pengolahan pada tahun 2005. Industri TPT pada penelitian ini terdiri dari industri pemintalan dan industri tekstil, pakaian dan kulit.

Seiring dengan perkembangan industri TPT, hambatan yang dihadapi diantaranya adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi, aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem perindustriannya. Sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam melihat peranan industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia seperti sejauh mana keterkaitan, dampak penyebaran, efek multiplier dan pengaruh investasi industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun sektor yang menggunakan output, (2) menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia, (3) menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja dan (4) menganalisis seberapa besar perubahan investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia.

Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen dengan klasifikasi 11 sektor. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder lainnya yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), dan Perpustakaan LSI IPB.

(3)

Dilihat dari sisi kepekaan penyebarannya, industri pemintalan memiliki nilai sebesar 0,85 sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 0,77.

Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa industri pemintalan memiliki nilai multiplier output tipe I dan II masing-masing sebesar 2,41 dan 2,86, sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai sebesar 2,46 dan 2,96. Untuk multiplier pendapatan, industri pemintalan memiliki nilai multiplier tipe I dan II masing-masing sebesar 3,83 dan 5,07, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 2,28 dan 2,79. Dilihat dari sisi multiplier tenaga kerja, industri pemintalan memiliki nilai tipe I dan II masing-masing sebesar 12,65 dan 17,87, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan II masing-masing sebesar 23,45 dan 34,94.

Hasil analisis investasi memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang mengalami perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja akibat adanya pertumbuhan investasi sektor industri pemintalan, dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri pemintalan itu sendiri, sektor tekstil, pakaian dan kulit, sektor jasa-jasa, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan. Dilihat dari sisi pertumbuhan investasi sektor industri tekstil, pakaian dan kulit, sektor yang berpengaruh terhadap perubahan investasi di sektor industri tersebut dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri tekstil, pakaian dan kulit itu sendiri, sektor jasa-jasa, sektor industri pemintalan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa industri TPT merupakan industri yang penting dalam mendorong sektor hulunya, hal tersebut dapat dilihat dari nilai keterkaitan ke depan dan nilai kepekaan penyebarannya yang lebih dari satu. Disamping itu juga industri TPT mampu mendorong sektor-sektor lainnya dari penyediaan output, pendapatan dan tenaga kerja yang dilihat dari efek multiplier dan analisis investasi khususnya bagi industri TPT itu sendiri.

(4)

Oleh MIMI MARYADI

H14103117

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi

Nomor Pokok : H14103117

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Ir. Rina Oktaviani, MS, Ph.D. NIP. 131 846 872

(6)

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

Mimi Maryadi

(7)

Tangerang, Banten. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, dari pasangan Bapak Anan dan Ibu Nawiyah. Penulis menamatkan sekolah dasar pada MI Miftahul Huda, kemudian melanjutkan ke SLTP YAPIA Ciputat. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMU Negeri 1 Pamulang dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB (2004/2005), Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FEM IPB (2004/2005), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (2004/2005) dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor (2006/2007).

(8)

Puji serta syukur pertama-tama penulis ucapkan kepada Allah SWT yang menggenggam semua jiwa makhluk-Nya dan yang selalu memberi rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW sebagai pemimpin besar revolusi umat manusia menuju zaman yang penuh dengan rahmat dan hidayah-Nya.

Skripsi yang berjudul Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Anan dan Ibunda Nawiyah atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. 2. Alla Asmara, SPt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Sahara, SP, M.Si dan Widyastutik, SE, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

(9)

kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Juli 2007

(10)

OLEH MIMI MARYADI

H14103117

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(11)

OLEH MIMI MARYADI

H14103117

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output (dibimbing oleh ALLA ASMARA).

Investasi memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional, selain itu juga diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja. Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen) komponen pembentukan PDB, sementara sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 17,47 persen (Badan Pusat Statistik, 2004). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan sub sektor industri pengolahan memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen dari total pendapatan industri pengolahan pada tahun 2005. Industri TPT pada penelitian ini terdiri dari industri pemintalan dan industri tekstil, pakaian dan kulit.

Seiring dengan perkembangan industri TPT, hambatan yang dihadapi diantaranya adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi, aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem perindustriannya. Sehingga terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam melihat peranan industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia seperti sejauh mana keterkaitan, dampak penyebaran, efek multiplier dan pengaruh investasi industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun sektor yang menggunakan output, (2) menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia, (3) menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil dan produk tekstil berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja dan (4) menganalisis seberapa besar perubahan investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia.

Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen dengan klasifikasi 11 sektor. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder lainnya yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), dan Perpustakaan LSI IPB.

(13)

Dilihat dari sisi kepekaan penyebarannya, industri pemintalan memiliki nilai sebesar 0,85 sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 0,77.

Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa industri pemintalan memiliki nilai multiplier output tipe I dan II masing-masing sebesar 2,41 dan 2,86, sedangkan industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai sebesar 2,46 dan 2,96. Untuk multiplier pendapatan, industri pemintalan memiliki nilai multiplier tipe I dan II masing-masing sebesar 3,83 dan 5,07, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit sebesar 2,28 dan 2,79. Dilihat dari sisi multiplier tenaga kerja, industri pemintalan memiliki nilai tipe I dan II masing-masing sebesar 12,65 dan 17,87, sedangkan untuk industri tekstil, pakaian dan kulit memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan II masing-masing sebesar 23,45 dan 34,94.

Hasil analisis investasi memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang mengalami perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja akibat adanya pertumbuhan investasi sektor industri pemintalan, dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri pemintalan itu sendiri, sektor tekstil, pakaian dan kulit, sektor jasa-jasa, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan. Dilihat dari sisi pertumbuhan investasi sektor industri tekstil, pakaian dan kulit, sektor yang berpengaruh terhadap perubahan investasi di sektor industri tersebut dari yang paling besar dampaknya adalah sektor industri tekstil, pakaian dan kulit itu sendiri, sektor jasa-jasa, sektor industri pemintalan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor transportasi dan komunikasi, sektor industri lainnya, sektor bangunan, sektor keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pertanian, dan sektor pertambangan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa industri TPT merupakan industri yang penting dalam mendorong sektor hulunya, hal tersebut dapat dilihat dari nilai keterkaitan ke depan dan nilai kepekaan penyebarannya yang lebih dari satu. Disamping itu juga industri TPT mampu mendorong sektor-sektor lainnya dari penyediaan output, pendapatan dan tenaga kerja yang dilihat dari efek multiplier dan analisis investasi khususnya bagi industri TPT itu sendiri.

(14)

Oleh MIMI MARYADI

H14103117

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(15)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi

Nomor Pokok : H14103117

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Ir. Rina Oktaviani, MS, Ph.D. NIP. 131 846 872

(16)

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

Mimi Maryadi

(17)

Tangerang, Banten. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, dari pasangan Bapak Anan dan Ibu Nawiyah. Penulis menamatkan sekolah dasar pada MI Miftahul Huda, kemudian melanjutkan ke SLTP YAPIA Ciputat. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMU Negeri 1 Pamulang dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB (2004/2005), Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FEM IPB (2004/2005), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (2004/2005) dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor (2006/2007).

(18)

Puji serta syukur pertama-tama penulis ucapkan kepada Allah SWT yang menggenggam semua jiwa makhluk-Nya dan yang selalu memberi rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW sebagai pemimpin besar revolusi umat manusia menuju zaman yang penuh dengan rahmat dan hidayah-Nya.

Skripsi yang berjudul Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Input-Output ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Anan dan Ibunda Nawiyah atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. 2. Alla Asmara, SPt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Sahara, SP, M.Si dan Widyastutik, SE, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

(19)

kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Juli 2007

(20)

OLEH MIMI MARYADI

H14103117

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(21)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mimi Maryadi

Nomor Pokok : H14103117

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Usulan Penelitian : Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output.

Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen llmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Alla Asmara, SPt, M.Si. NIP. 132 159 707

Mengetahui,

Ketua Departemen llmu Ekonomi,

Dr.Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872

(22)

DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN... 1

(23)

3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 32 3.2.4. Analisis Pengganda (multiplier)... 33 3.2.5. Koefisien Pendapatan (δ) ... 40 3.2.6. Koefisien Tenaga Kerja (β)... 41 3.3. Simulasi Kebijakan ... 41 3.4. Konsep dan Definisi... 42 3.4.1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ... 42 3.4.2. Output... 44 3.4.3. Transaksi Antara ... 45 3.4.4. Permintaan Akhir ... 45 3.4.5. Input Primer ... 47 IV. GAMBARAN UMUM... 49 4.1. Sejarah Industri Tekstil dan Produk Tekstil... 49 4.2. Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia ... 52 4.2.1. Peran Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil ... 52 4.2.2. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil ... 56 4.2.3. Ekspor-Impor Industri Tekstil dan Produk Tekstil

Indonesia ... 56 4.3. Perjanjian dalam Perdagangan TPT Internasional ... 58

4.3.1. Perjanjian TPT dalam Ketentuan MFA (Multi Fibre

Arrangement) ... 58 4.3.2. Perjanjian TPT dalam Ketentuan GATT (General

Aggrement on Tariff and Trade) ... 60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 61

5.1. Peranan Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap Struktur Perekonomian Indonesia... 61

(24)

5.2. Analisis Keterkaitan ... 70 5.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan ... 70 5.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang ... 70 5.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 71 5.3.1. Koefisien Penyebaran... 72 5.3.2. Kepekaan Penyebaran ... 73 5.4. Analisis Pengganda (Multiplier)... 73 5.4.1. Multiplier Output ... 74 5.4.2. Multiplier Pendapatan ... 75 5.4.3. Multiplier Tenaga Kerja... 75 5.5. Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor Industri Tekstil dan

(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Harga Konstan 2000 (Persen) ... 2 1.2. Profil Industri TPT Indonesia ,Tahun 2000-2004 ... 4 1.3. Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun 1999-2005 ... 6 2.1. Ilustrasi Tabel Input-Output... 18 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja ... 35 4.1. Perkembangan Pertenunan dalam Periode Dasawarsa dan

Setengah Dasawarsa (Unit) ... 50 4.2. Perusahaan, Tenaga Kerja, Pengeluaran Untuk Tenaga Kerja

dan Perubahan Nilai Modal Tetap Industri Tekstil dan Pakaian

Jadi, Tahun 2000-2004... 53 4.3. Tenaga Kerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun

1998-2005... 55 4.4. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun

1998-2005 ... 56 4.5. Volume serta Nilai Ekspor (X) dan Impor (M) Industri Tekstil

dan Produk Tekstil, Tahun 2000-2005... 57 5.1. Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-sektor

Perekonomian Indonesia, Tahun 2003... 62 5.2. Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah

Sektor-sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 63 5.3. Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok, dan Investasi

Sektor-sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 65 5.4. Ekspor dan Impor Sektor-sektor Perekonomian Indonesia,

Tahun 2003 ... 66 5.5. Nilai Tambah Bruto Sektor-sektor Perekonomian Indonesia,

Tahun 2003 ... 68 5.6. Nilai Output Sektoral Perekonomin Indonesia, Tahun 2003 ... 69 5.7. Nilai Keterkaitan Output Sektor Perekonomian Indonesia,

(26)

5.8. Nilai Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor Perekonomian

Indonesia, Tahun 2003 ... 72 5.9. Nilai Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Tipe I

dan II pada Sektor Perekonomian Indonesia, Tahun 2003 ... 74 5.10 Dampak Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT terhadap

Perubahan Output ... 78 5.11. Dampak Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT terhadap

Perubahan Pendapatan ... 80 5.12. Dampak Pertumbuhan Investasi terhadap Perubahan Penyerapan

(27)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Fungsi Investasi... 11 2.2 Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka... 12 2.3 Hubungan Antara Suku Bunga, Investasi, Pengeluaran dan

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(29)

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang dapat menyerap tenaga

kerja yang cukup besar, perkembangan industri pengolahan di Indonesia sejak

Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I mengalami peningkatan yang pesat, ini

dikarenakan adanya perubahan struktur perekonomian di Indonesia dari sektor

pertanian ke sektor industri. Meningkatnya kebutuhan rumah tangga akan

produk-produk industri menyebabkan semakin pesatnya pertumbuhan sektor industri di

Indonesia, yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi

besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berimplikasi

pada meningkatnya pendapatan masyarakat, dan meningkatkan penyerapan tenaga

kerja.

Sektor industri kini merupakan sektor utama dalam perekonomian

Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB

Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2002 peran sektor industri

pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (25,01 persen)

komponen pembentukan PDB. Sementara sektor pertanian memberi kontribusi

sebesar 17,47 persen. Di Indonesia, industri pengolahan dibagi menjadi empat

kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri

kerajinan rumah tangga (Badan Pusat Statistik, 2004).

Secara garis besar industri pengolahan terbagi menjadi dua bagian yaitu

(30)

memperlihatkan kontribusi kedua industri tersebut terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) dari tahun 2002 sampai tahun 2005 berdasarkan harga konstan tahun

2000. Data tersebut menunjukkan bahwa kontribusi PDB sektor industri

pengolahan migas memperlihatkan angka yang menurun, pada tahun 2002 total

kontribusi industri migas sebesar 3,47 persen dan mengalami penurunan pada

tahun-tahun berikutnya hingga menjadi 2,79 persen pada tahun 2005. Sedangkan

pada sektor industri bukan migas selalu memperlihatkan peningkatan. Pada tahun

2002 kontribusi industri pengolahan sebesar 24,39 persen, mengalami

peningkatan pada tahun-tahun berikutnya masing-masing menjadi 24,67 persen

pada tahun 2003, meningkat menjadi 25,24 persen pada tahun 2004 dan 25,31

persen pada tahun 2005.

Tabel 1.1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)

SEKTOR 2002 2003 2004 2005*

INDUSTRI

Industri Pengolahan 27,86 28,01 28,36 28,10

1. Industri Migas 3,47 3,34 3,12 2,79

a. Kilang Minyak 1,45 1,42 1,35 1,21

b. Gas Alam dan Cair 2,02 1,92 1,77 1,58

2. Industri Pengolahan Bukan Migas 24,39 24,67 25,24 25,31

a. Makanan, minuman, dan tembakau 7,55 7,38 7,13 6,94

b. Tekstil, pakaian jadi dan kulit 3,22 3,26 3,23 3,10

c. Kayu, bambu dan rotan 1,36 1,32 1,23 1,15

d. Kertas dan barang cetakan 1,33 1,38 1,41 1,37

e. Pupuk, kimia, dan barang dari karet 3,00 3,17 3,29 3,39

f. Semen dan barang galian bukan logam 0,85 0,87 0,91 0,89

g. Logam dasar besi dan dan baja 0,59 0,52 0,48 0,44

h. Alat angkutan mesin dan peralatannya 6,31 6,56 7,34 7,81

i. Lainnya 0,18 0,21 0,22 0,22

BUKAN INDUSTRI 72,14 71,99 71,64 71,09

PDB 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2005

(31)

Industri pengolahan bukan migas terbagi lagi menjadi beberapa sub sektor

seperti yang terlihat pada Tabel 1.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa industri

tekstil, pakaian jadi, dan kulit yang merupakan bagian dari industri Tekstil dan

Produk Tekstil (TPT) memiliki peranan yang cukup besar terhadap PDB

dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 3,10 persen pada tahun 2005. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa sektor industri TPT merupakan salah satu sektor

industri yang cukup penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Indonesia dibandingkan beberapa industri lainnya. Secara umum terjadi

peningkatan kinerja yang cukup baik pada industri TPT Indonesia sepanjang

tahun 2004, perbaikan kinerja tersebut ditandai dengan terjadinya ekspansi

beberapa industri yang meningkatkan kapasitas produksi secara nasional,

meningkatkan produksi riil, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan adanya

pertumbuhan ekspor.

Tabel 1.2 memperlihatkan data industri TPT dari tahun 2001 sampai tahun

2004. Secara keseluruhan peningkatan kapasitas produksi nasional di tahun 2004

mencapai 4 persen. Pada tahun 2004 kapasitas produksi secara keseluruhan dari

kelima sub sektor yaitu serat, benang, kain, pakaian jadi dan produk tekstil lainnya

meningkat dibandingkan tahun 2003. Kapasitas produksi pada tahun 2003 tercatat

sebesar 5,79 juta ton dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 6,02 juta ton.

Demikian pula halnya dengan produksi riil. Produksi TPT Indonesia tahun 2004

naik 4 persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2003 produksi riil untuk sektor

(32)

Tabel 1.2. Profil Industri TPT Indonesia, Tahun 2001- 2004

Tahun Deskripsi Satuan

2001 2002 2003 2004

Jumlah perusahaan Unit 2.665 2.646 2.654 2.661

Investasi Kapital Juta Rp 130.823 132.101 132.355 132.362

Tenaga Kerja Orang 1.219.325 1.182.212 1.182.871 1.184.079

Kapasitas Produksi Juta Ton 6.075 6.080 5.789 6.021

Nilai Juta Rp 89.417 82.411 82.285 85.576

Produksi

Jumlah Juta Ton 5.157 4.200 4.193 4.361

Nilai Miliar USD 7.645 6.888 7.033 7.647

Ekspor

Jumlah Juta Ton 1.727 1.758 1.773 1.626

Nilai Miliar USD 2.440 1.824 1.673 1.720

Impor

Jumlah Juta Ton 1.265 1.048 962 880

Nilai Miliar USD 5.205 5.064 5.360 5.929

Ekspor

bersih Jumlah Juta Ton 462 710 811 764

Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia, 2004

Pertumbuhan tersebut memberikan dampak cukup baik bagi penyerapan

tenaga kerja secara nasional. Meskipun kecenderungan perusahaan untuk

mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja sehingga mengakibatkan

pertumbuhan penyerapan tenaga kerja hanya sebesar 0,1 persen. Dilihat dari

investasi kapitalnya, pada tahun 2001 total investasi disektor ini mencapai Rp

130,82 miliar. Mengalami peningkatan pada tahun 2002 menjadi Rp 132,10 miliar

dan meningkat kembali pada tahun-tahun berikutnya masing-masing sebesar Rp

132,35 miliar pada tahun 2003 dan Rp 132,36 miliar pada tahun 2004.

Perkembangan sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia

menjadikan industri ini sebagai salah satu industri terpenting dan menjadi ujung

tombak dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Industri tekstil dan

produk tekstil memberikan efek multiplier dalam kehidupan masyarakatnya baik dari sisi tenaga kerja, pendapatan maupun terhadap output industri itu sendiri.

Selain itu perlu juga dilihat bagaimana dampak penyebaran industri ini dan

(33)

1.2. Permasalahan

Industri tekstil dan produk tekstil terbukti memberikan kontribusi yang

cukup besar dalam pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan

sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diharapkan mampu mengatasi

masalah-masalah pengangguran dan pemerataan pendapatan yang terjadi di

Indonesia. Perkembangan sektor industri TPT merupakan gambaran adanya saling

keterkaitan antar sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan

kesejahteraan masyarakat didukung juga oleh pertumbuhan sektor industri TPT,

sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi keberhasilan sektor tersebut dalam

mengatasi masalah perekonomian di Indonesia.

Industri TPT di Indonesia mempunyai potensi yang bagus untuk terus

berkembang, karena industri ini memberikan kontribusi yang positif terhadap

PDB dan juga dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Tekstil dan produk tekstil

termasuk dalam sepuluh industri yang menjadi prioritas pemerintah selain minyak

kelapa sawit mentah (CPO), alas kaki, elektronik, industri kertas dan bubur kertas,

tembakau, dan lain-lain. Namun bukan berarti pula industri TPT tidak mengalami

hambatan, beberapa hambatan terhadap perkembangan industri TPT saat ini

adalah infrastruktur yang belum banyak tersedia, tingkat suku bunga yang tinggi,

aturan pajak yang ketat, ketersediaan bahan baku dan juga sistem

perindustriannya. Salah satu permasalahan yang dihadapi industri TPT saat ini

adalah masuknya industri tekstil dari India dan Cina dengan daya saing tinggi,

krisis ekonomi tahun 1997 juga ikut mengakibatkan kemunduran industri TPT

(34)

Investasi sektor industri TPT merupakan salah satu yang menarik untuk diteliti.

Ketika Industri TPT sedang diprioritaskan pertumbuhannya oleh pemerintah,

namun investasi sektor industri TPT mengalami peningkatan yang sangat kecil.

Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 1999 sampai tahun 2002 semua

jenis industri tekstil dan produk tekstil mengalami peningkatan yang cukup besar,

namun pada kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2004 investasi pada sektor

industri TPT memperlihatkan peningkatan yang tidak besar.

Tabel 1.3. Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun 1999-2005 (Miliar)

Jenis Industri

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Serat 8.605,24 10.938,57 11.640,09 11.929,09 11.929,09 11.929,09 11.929,09

Benang 22.288,69 23.077,20 24.777,12 25.040,15 25.040,15 25.040,15 25.040,15

Kain 29.624,16 30.458,29 30.811,02 31.428,19 31.636,87 31638,48 31.638,48

Pakaian Jadi

2.472,39 2.715,40 2.808,61 2.913,65 2.958,80 2.991,25 2.983,75

Lainnya 60.622,27 60.737,68 60.786,27 60.790,00 60.790,00 60.790,00 60.790,00

Total 123.612,75 127.927,14 130.823,11 132.101,08 132.354,91 132.388,97 132.381,47

Sumber : Departemen Perindustrian, 2006

Keterangan : Kurs 1999, 1 US$ = Rp. 7.000,- , 2000, 1 US$ = Rp. 8.500,-, 2001, 1 US$ = Rp. 10.000,-, 2002, 1 US$ = Rp. 9.000,-. 2003, 1 US$ = Rp. 8.600,-. 2004, 1 US$ = Rp. 9.000,-2005, 1 US$ = Rp. 10.000,-

Masalah-masalah yang dihadapi dalam berinvestasi pada industri TPT di

Indonesia, diantaranya adalah: (1) rendahnya kepastian hukum, antara lain

tercermin dari tertundanya penyelesaian undang-undang penanaman modal, (2)

prosedur perijinan dan tata cara pelayanan yang birokratis, lama, dan mahal, (3)

rendahnya insentif investasi yang diberikan, (4) belum meratanya infrastruktur

dan (5) iklim ketenagakerjaan yang kurang kondusif untuk mendukung kegiatan

investasi yang meliputi kualitas sampai dengan upah buruh (Departemen

(35)

Berdasarkan uraian diatas, beberapa permasalahan pokok yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia

terhadap sektor-sektor lainnya, baik keterkaitan dari sisi input maupun dari sisi

output?

2. Berapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan produk tekstil

terhadap sektor-sektor lainnya di Indonesia?

3. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil

dan produk tekstil dilihat dari efek multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja?

4. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan investasi di sektor industri tekstil dan

produk tekstil terhadap sektor-sektor perekonomian di Indonesia?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di

atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keterkaitan sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan

sektor-sektor lainnya di Indonesia, baik dalam penyediaan input maupun

sektor yang menggunakan output.

2. Menganalisis seberapa besar dampak penyebaran sektor industri tekstil dan

produk tekstil di Indonesia.

3. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri tekstil

(36)

4. Menganalisis seberapa besar pertumbuhan investasi di sektor industri tekstil

dan produk tekstil mempengaruhi sektor-sektor perekonomian di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan

bagi pemerintah pusat dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan sektor

industri tekstil dan produk tekstil khususnya kebijaksanaan pembangunan yang

terkait dengan sektor industri tersebut, sehingga kebijaksanaan yang diambil

dapat searah dengan tujuan pembangunan nasional. Selain itu hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan informasi ilmiah bagi dunia pendidikan dan bagi

pengembangan penelitian sektor industri tekstil dan produk tekstil.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan pada sektor industri Tekstil dan Produk

Tekstil (TPT) di Indonesia yang dilihat dari sisi investasinya pada periode tahun

1999-2005. Adapun analisis sektor industri TPT ini dilakukan dengan

menggunakan data pada tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003. Yang

termasuk dalam industri TPT dalam penelitian ini adalah industri pemintalan dan

industri tekstil, pakaian dan kulit. Hal yang di analisis dalam penelitian ini adalah

mengenai keterkaitan, dampak penyebaran, dampak multiplier dan investasi industri TPT di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini tidak melihat wilayah

(37)

2.1.1. Definisi Investasi

Investasi menurut para ekonom memiliki beberapa pengertian. Menurut

Tandelin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa yang akan datang. Tandelin menambahkan bahwa investasi

juga mempelajari dalam mengelola kesejahteraan investor (investor’s wealth) yang bersifat moneter bukan kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa

ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini

(present value) pendapatan dimasa yang akan datang.

Menurut Muljana (1995), investasi merupakan bagian dari pembangunan

yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Pembangunan yang

dilaksanakan oleh pemerintah umumnya bersifat infrastruktur atau prasarana yaitu

bangunan fisik atau lembaga yang memiliki fungsi yang esensial sebagai pembuka

peluang dan pendukung kegiatan-kegiatan produksi, logistik dan pemasaran

barang dan jasa serta kegiatan lain dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik,

pertahanan dan keamanan. Sedangkan pembangunan yang dilaksanakan oleh

masyarakat yang umumnya langsung menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi permintaan konsumen, baik perorangan, rumah tangga, maupun

(38)

Menurut Mankiw (2000), investasi dikategorikan dalam dua jenis yaitu

aset riil dan aset finansial (aset keuangan). Aset riil merupakan aset berwujud

seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya, sedangkan aset keuangan

adalah dokumen surat-surat klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva

riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Mankiw menambahkan bahwa

investasi merupakan unsur yang paling sering berubah dalam Produk Domestik

Bruto (PDB). Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis

yang mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses

produksi, investasi residensial mencakup perumahan baru yang dibeli untuk

ditinggali dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan dan investasi persediaan

mencakup barang-barang yang perusahaan tempatkan di gudang, termasuk

bahan-bahan dan perlengkapan, barang setengah jadi, dan barang jadi.

2.1.2. Peran Investasi dalam Pembangunan

Tujuan pembangunan adalah usaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan berkesinambungan dimana pembangunan merupakan suatu proses

perubahan untuk menuju suatu keadaan yang lebih baik, yaitu peningkatan

kualitas hidup masyarakat (Irawan dan Suparmoko, 1992). Oleh karena itu

pembangunan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu

bangsa.

Jhingan (1999), menjelaskan syarat utama bagi pembangunan ekonomi

adalah proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian

(39)

kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak

dapat dipengaruhi atau diintimidasi oleh daerah luar.

Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari usaha pemerintah untuk

meningkatkan pendapatan nasional. Investasi merupakan salah satu komponen

pendapatan nasional selain dari konsumsi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor

( Y = C + I + G + NX ). Investasi total adalah penjumlahan dari investasi dalam

barang dan jasa domestik dengan investasi dalam barang dan jasa mancanegara ( I

= Id + If ). Hubungan makro ekonomi yang penting adalah bahwa investasi yang

direncanakan tergantung pada tingkat suku bunga. Untuk memasukkan hubungan

antara tingkat bunga dan investasi ke dalam model, fungsi investasi dapat ditulis

sebagai berikut:

I = I (r) (2.1)

Secara grafik, rumus tersebut dapat digambarkan seperti berikut: Tingkat bunga, r

r2 r1

I2 I1 Investasi, I

Sumber : Mankiw, 2000

Gambar 2.1. Fungsi Investasi

Karena tingkat bunga adalah biaya dari utang untuk mendanai

(40)

direncanakan. Akibatnya, fungsi investasi miring kebawah. Kenaikan dalam

tingkat bunga dari r1 ke r2 mengurangi jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2).

Investasi pada perekonomian terbuka, dikenal juga dengan investasi asing

bersih merupakan perbedaan antara tabungan domestik dan investasi domestik

(S-I). Investasi asing bersih sama dengan jumlah penduduk domestik yang memberi

pinjaman keluar negeri dikurang jumlah orang asing yang memberi pinjaman.

Identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa investasi asing bersih

selalu sama dengan neraca perdagangan, yaitu:

Investasi Asing Bersih = Neraca Perdagangan (2.2)

( S-I ) NX

Hubungan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Tingkat bunga, r* S

r* a b r

I(r)

Investasi (I), Tabungan (S)

Sumber : Mankiw, 2000

Gambar 2.2. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka

Gambar di atas menjelaskan pada perekonomian terbuka, tingkat bunga riil

sama dengan tingkat bunga riil dunia. Neraca perdagangan ditentukan oleh

perbedaan diantara tabungan dan investasi di tingkat bunga dunia. Pada gambar

(41)

(b)Perpotongan Keynesian

(a)Fungsi Investasi (c)Kurva IS

tingkat dunia, tabungan melebihi investasi. r* merupakan suku bunga dunia dan r

adalah tingkat bunga pada perekonomian tertutup.

Hubungan antara investasi, suku bunga, pengeluran dan pendapatan

nasional dapat dilihat dengan pendekatan perpotongan Keynesian. Perpotongan

Keynesian berguna untuk menunjukkan rencana pengeluaran rumah tangga,

perusahaan, dan pemerintah dalam menentukan pendapatan perekonomian.

Sedangkan untuk melihat perubahan keseimbangan pada pasar barang dapat

dilihat pada kurva IS (Invesment and Saving) yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan.

Sumber : Mankiw, 2000.

(42)

Bagian (a) pada gambar 2.3 di atas menunjukkan penurunan pada tingkat

bunga dari r1 ke r2 akan meningkatkan jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2).

Peningkatan investasi yang direncanakan tersebut menggeser fungsi pengeluaran

ke atas sehingga tingkat pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2, seperti yang

diperlihatkan pada bagian (b). Sedangkan pada bagian (c) menunjukkan kurva IS

yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan: semakin rendah

tingkat bunga, semakin tinggi pendapatan.

2.1.3. Peran Investasi dalam Industri

Sektor industri sampai saat ini masih tetap bertahan sebagai penopang

perekonomian Indonesia, meningkatnya kebutuhan rumah tangga akan

produk-produk industri membuat pertumbuhan sektor industri di Indonesia semakin pesat.

Sektor industri memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan

ekonomi, seperti halnya dalam pembentukan pendapatan nasional dan penyerapan

tenaga kerja.

Investasi yang dilaksanakan di Indonesia mencakup investasi pada sektor

industri pengolahan, baik industri pengolahan migas maupun nonmigas yang

dibagi lagi menjadi beberapa sub sektor, industri tekstil dan produk tekstil adalah

salah satu sub sektor dari industri pengolahan nonmigas. Baum dan Tolbert

(1988), peran investasi di sektor industri adalah mempertahankan prospek untuk

suatu kenaikan produktivitas dan akumulasi modal, menggiatkan lapangan

pekerjaan, meningkatkan jumlah produksi sehingga dapat menggantikan impor

(43)

Investasi pada sektor industri telah memberikan peranan yang cukup besar

bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya bagi peningkatan sektor industri itu

sendiri namun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan investasi diantaranya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat,

penciptaan lapangan kerja, meningkatkan hasil produksi, menunjang

pengembangan sektor-sektor perekonomian lainnya, dan adanya peningkatan

teknologi. Tetapi tidak semua pertumbuhan investasi di sektor industri mengalami

peningkatan, hal ini tergantung juga dari iklim perekonomian Indonesia.

2.2. Teori Input-Output (I-O)

Tabel Input-Output (I-O) adalah suatu tabel yang menyajikan informasi

transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk

penyajian berupa matriks. Isian sepanjang baris tabel I-O menunjukkan

pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi

permintaan antara dan permintaan akhir. Di samping itu, isian pada baris nilai

tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral. Sedangkan

isian sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh

masing-masing sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara

maupun input primer (Miller dan Blair, 1985).

Analisis Input-Output adalah suatu analisis atas perekonomian wilayah

secara komprehensif karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah

tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat

produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Selain

(44)

produksi sektor-sektor tersebut, dapat dilihat seberapa besar kemakmuran

masyarakat bertambah atau berkurang. Input dapat berupa output dari sektor lain

(termasuk sektor itu sendiri tetapi dari putaran sebelumnya) yang sering disebut

input antara berupa bahan baku dan input primer berupa tenaga kerja, keahlian,

peralatan, dan modal. Keikutsertaan faktor-faktor produksi akan mendapat

imbalan yang menjadi pendapatan masyarakat sesuai dengan peran atau

keterlibatannya (Tarigan, 2005).

Tabel Input-Output pertama kali dikenalkan oleh W. Leontief pada tahun

1930-an dan telah berkembang untuk keperluan yang lebih luas dalam analisis

ekonomi (Tarigan, 2005). Pada dasarnya, kegunaan tabel input-output adalah

sebagai berikut :

1. Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap

perekonomian. Dapat dilihat bahwa perekonomian bukan lagi sebagai

kumpulan sektor-sektor, melainkan satu sistem yang saling berhubungan.

Perubahan satu sektor akan langsung mempengaruhi keseluruhan

sektor-sektor walaupun perubahan itu akan terjadi secara bertahap.

2. Untuk mengetahui daya menarik (backward linkage) dan daya mendorong (forward linkage) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan

ekonomi.

3. Meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran,

(45)

Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input

primer yang merupakan nilai tambah (kemakmuran).

4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan

ekonomi karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.

5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan

modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi, seandainya input-nya

dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.

2.2.1. Struktur Tabel Input-Output (I-O)

Isi dalam tabel I-O terdiri dari empat kuadran, kuadran I (Intermediate Quadran) merupakan kuadran transaksi antara, memuat transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, kuadran ini memberikan informasi

mengenai saling ketergantungan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian.

Kuadaran II (final Demand Quadran) menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan

akhir. Kuadaran III (Primary Input Quadran) menunjukkan pembelian input yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara.

Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadran) menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui

sistem produksi atau kuadran antara. Ilustrasi tabel Input-Output ditunjukkan oleh

(46)

Tabel 2.1. Ilustrasi Tabel Input-Output

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2003

Isian angka-angka sepanjang baris (horisontal) memperlihatkan bagaimana

output suatu sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara

(intermediate demand) sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). Sedangkan isian angka menurut garis vertikal (kolom) menunjukkan pemakaian input antara maupun inputprimer yang disediakan oleh

sektor-sektor lain kegiatan produksi suatu sektor.

Persamaan aljabar dari tabel di atas jika dilihat secara baris (horisontal)

(47)

Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi :

dimana xijadalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input oleh

sektor j dan Fi adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xiadalah jumlah output sektor i.

Persamaan aljabar dari tabel di atas jika dilihat dari kolom dapat dituliskan

menjadi :

Secara ringkas dapat ditulis menjadi :

dimana Vjadalah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j.

2.2.2. Asumsi-Asumsi Keterbatasan Model Input-Output (I-O)

Terdapat tiga asumsi atau prinsip dasar dalam menyusun tabel I-O yaitu :

1. Keseragaman (Homogenitas)

Suatu prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal, yang berarti

bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa

dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis

(48)

2. Kesebandingan (Proportionality)

Suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input pada setiap sektor

produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output

suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang

digunakan oleh sektor tersebut.

3. Penjumlahan (Additivitas)

Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor

merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan.

2.2.3. Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan biasa digunakan sebagai dasar perumusan strategi

pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu

sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi

keterkaitan ke belakang (backward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam pembelian terhadap total pembelian

input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkan.

Berdasarkan konsep ini dapat diketahui besarnya pertumbuhan suatu

sektor yang dapat menstimulir petumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme

induksi. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan

(49)

2.2.4. Analisis Dampak Penyebaran

Indeks keterkaitan langsung serta tidak langsung ke depan maupun ke

belakang belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci.

Indikator-indikator tersebut tidak dapat dibandingkan antar sektor karena peranan

permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu kedua indeks tersebut

haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang

ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis

ini disebut dengan dampak penyebaran yang dibagi menjadi dua yaitu kepekaan

penyebaran dan koefisien penyebaran.

Koefisien penyebaran berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari

pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui

mekanisme transaksi pasar input. Sedangkan kepekaan penyebaran bermanfaat

untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui

mekanisme pasar output.

2.2.5. Analisis Pengganda (Multiplier)

Analisis lebih lanjut selain analisis keterkaitan dan penyebaran dalam tabel

input-output adalah analisis pengganda. Analisis pengganda ini terbagi menjadi

pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja, dan

pengganda tipe I dan II.

Pengganda output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek

(50)

perubahan output dalam perekonomian. Pengganda tenaga kerja menunjukkan

perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output.

Sedangkan pengganda tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output

pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang

disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan

tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.

2.3. Penelitian Terdahulu

Ciri majunya struktur perekonomian suatu negara ditandai oleh semakin

besarnya peran sektor industri pengolahan dan jasa dalam menopang

perekonomian negara tersebut. Sektor ini telah menggantikan peran sektor

tradisional (pertanian) dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan

negara. Semakin meningkatnya dan berkembangnya industri tekstil di Indonesia

dan masalah yang timbul pada industri ini, maka banyak yang tertarik untuk

membahas dan meneliti di sektor industri tekstil.

Mustikasari (2005) menganalisis tentang peranan sektor industri

pengolahan dalam perekonomian di Provinsi Jawa Tengah dengan pendekatan

model Input-Output. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa peran

sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dilihat dari kontribusi terhadap

permintan antara , permintaan akhir, output daerah, ekspor dan nilai tambah bruto

menduduki rangking pertama. Dilihat dari analisis keterkaitan, industri

pengolahan memiliki nilai keterkaitan terbesar baik dari keterkaitan langsung dan

tidak langsung ke depan maupun langsung dan tidak langsung ke belakang. Sub

(51)

langsung ke depan dan ke belakang terbesar adalah industri makanan, minuman,

dan tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. Dari dampak

penyebarannya industri pengolahan juga memiliki nilai terbesar yang berarti

industri pengolahan memiliki kemampuan yan kuat dalam menarik dan

mendorong sektor hulu dan hilirnya. Dari efek penggandanya, subsektor industri

pengolahan yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja terbesar adalah industri makanan dan minuman. Sedangkan untuk nilai multiplier output dan pendapatan terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, yang

mengindikasikan bahwa industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki

memberikan dampak yang besar terhadap jumlah output yang dihasilkan dan

pendapatan masyarakat Jawa Tengah.

Yulaekha (2005) menganalisis produktivitas industri TPT Indonesia pada

periode tahun 1983-2002 dengan menggunakan analisis regresi berganda

(Ordinary Least Square/OLS). Produktivitas dihitung dengan menggunakan penurunan dari produk total yaitu produk marjinal dan produk rata-rata. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku (R) dan energi (M)

ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output tekstil dan

produk tekstil Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 1,51 dan 3,44 sedangkan

tenaga kerja, kapital, dan dummy krisis memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan output. Produktifitas yang terbesar adalah energi (PRM = 22,2596)

dan bisa dikatakan bahwa terjadi efesiensi dalam penggunaan energi sehingga

meskipun secara kuantitatif penggunaan faktor produksi ini lebih sedikit namun

(52)

Penelitian Agustineu (2004) menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi

output industri tekstil di Jawa Barat dengan menggunakan metode regresi

berganda atau ordinary least square (OLS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor produksi modal, bahan baku dan bahan bakar memberikan pengaruh

positif terhadap peningkatan output pada industri tekstil di Jawa Barat. Tenaga

kerja memberikan pengaruh yang negatif terhadap peningkatan output dan

pengaruhnya tersebut. Hal ini disebabkan penambahan faktor produksi tenaga

kerja sudah tidak lagi efisien dalam meningkatkan output karena dalam produksi

berhubungan dengan hukum, pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of deminishing return). Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan tekstil yang memberhentikan tenaga kerjanya untuk mengurangi biaya produksi yang

dikeluarkan karena dengan bertambahnya tenaga kerja maka biaya produksi yang

dikeluarkan semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan penulis ini menjelaskan bagaimana peranan

sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta pertumbuhan investasinya

mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia karena komoditi ini

merupakan salah satu komoditi yang memberikan kontribusi yang besar terhadap

pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, belum adanya penelitian yang

menganalisis tentang investasi sektor industri TPT dengan menggunakan tabel

Input-Output sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini

judul yang diberikan penulis adalah ”Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor

Industri Tekstil dan Produk Testil (TPT) terhadap Perekonomian Indonesia :

(53)

2.4. Kerangka Operasional

Salah satu indikator yang mempengaruhi perekonomian Indonesia adalah

aktivitas sektor-sektor unggulan yang ada di Indonesia. Sektor pertanian yang

selama ini memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan masyarakat

cenderung tidak dapat lagi untuk diandalkan, semakin sedikitnya jumlah lahan

yang dapat diolah karena dijadikan tempat pemukiman oleh penduduk adalah

salah satu faktor menurunnya kontribusi di sektor pertanian. Selain itu, semakin

meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan rumah tangga merupakan

fenomena yang terjadi pada perekonomian Indonesia.

Selama beberapa tahun ini, industri pengolahan selalu menjadi primadona

dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal tersebut

dikarenakan kebutuhan rumah tangga akan produk industri pengolahan semakin

meningkat, industri TPT adalah salah satu sektor dari industri pengolahan yang

memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan PDB dan penyerapan

tenaga kerja, namun pada penelitian ini yang dianalisis adalah pertumbuhan

investasi sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan industri TPT

adalah dengan menciptakan iklim perekonomian yang kondusif sehingga

mendorong kegiatan produksi industri TPT terus berlangsung dan juga

mendorong investasi di sektor industri TPT. Perkembangan investasi di sektor

industri TPT tersebut akan berpengaruh terhadap sektor-sektor lainnya yang

(54)

sebagai penyedia output, selain itu juga dapat dilihat bagaimana dampak

penyebaran dan efek penggandanya.

Secara garis besar, penelitian ini menitikberatkan pada empat hal yang

akan dianalisis yaitu analisis keterkaitan, analisis penyebaran, analisis pengganda

dan analisis investasi. Analisis keterkaitan ke belakang akan melihat bagaimana

investasi pada sektor industri TPT menunjukkan hubungan keterkaitan tentang

pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir pada sektor tersebut

terhadap total pembelian input semua sektor di dalam perekonomian, sedangkan

analisis keterkaitan ke depan akan melihat hubungan keterkaitan tentang pengaruh

yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap total

penjualan output semua sektor dalam suatu perekonomian.

Distribusi manfaat dari pertumbuhan investasi pada sektor industri TPT

terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar

input dan tingkat kepekaan sektor industri TPT terhadap sektor lainnya melalui

mekanisme pasar output akan dilihat melalui analisis penyebaran. Sedangkan

analisis lainnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis pengganda

dan investasi. Analisis pengganda dan investasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan atau penurunan output, seberapa besar peningkatan

pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian, dan yang

terakhir mengukur seberapa besar perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh

perubahan awal dari sisi output dan invstasi pada Industri TPT.

Untuk mengetahui hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis

(55)

peranan peningkatan investasi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam

mempengaruhi perekonomian Indonesia, sehingga dapat dijadikan masukan dalam

mengimplikasikan kebijakan yang diambil berkaitan dengan industri TPT dan

mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Kerangka operasional yang penulis

(56)

Keterangan : Hal yang dianalisis Hal yang tidak dianalisis

Gambar 2.4. Kerangka Operasional Perekonomian Indonesia

Meningkatnya Kebutuhan Rumah Tangga terhadap Produk Industri Pengolahan

Peningkatan Kebutuhan Sektor Industri TPT

Pertumbuhan Investasi Sektor Industri TPT

Analisis Keterkaitan Analisis Penyebaran Industri

Lainnya

Analisis Pengganda (Multiplier)

Multiplier Pendapatan Multiplier

Output

Multiplier Tenaga Kerja

Implikasi Kebijakan Tabel I-O Indonesia 2003 Peningkatan Jumlah

Penduduk

(57)

Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel Input-Output (I-O) Indonesia tahun 2003 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen. Klasifikasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengagregasi tabel I-O Indonesia tahun 2003 menjadi 11 sektor dari klasifikasi awalnya sebanyak 66 sektor (lampiran 1). Hal tersebut dilakukan, berdasarkan tujuan penulis yang ingin melihat secara makro dampak industri TPT terhadap sektor-sektor perekonomian Indonesia. Selain itu, digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian (DEPERIN), Perpustakaan LSI IPB. Untuk melengkapi informasi mengenai penelitian tersebut, data diperoleh juga dari penelitian terdahulu, studi pustaka maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.2. Metode Analisis

(58)

3.2.1. Koefisien Input

Dalam penggunaan tabel I-O, koefisien input atau koefisien teknologi merupakan perbandingan antara jumlah input sektor i yang digunakan dalam sektor j ( Xij) dengan input dari sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j, yang dapat dirumuskan menjadi :

dimana : adalah koefisien input.

Dari rumus tersebut dapat disusun matriks sebagai berikut :

n

Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :

Jika terdapat perubahan pada permintaan akhir, maka akan ada perubahan pola pendapatan nasional, dapat ditulis sebagai berikut :

AX + F = X atau F = X – AX X = (3.4) ij

a

(59)

dimana :

I = matriks identitas berukuran n x n yang memuat angka satu pada diagonalnya dan nol pada yang lainnya.

F = permintaan akhir

X = output

(I – A) = matriks Leontief

= matriks kebalikan Leontief

Matriks kebalikan Leontief berfungsi sebagai alat analisis ekonomi yang mencerminkan efek langsung dan tidak langsung dari perubahan permintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam perekonomian. Terlihat bahwa output setiap sektor memiliki hubungan fungsional terhadap permintaan akhir, dengan (I-A)1 sebagai koefisien antaranya.

3.2.2. Analisis Keterkaitan (lingkage)

a). Keterkaitan Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Secara matematis dapat ditulis:

(60)

b). Keterkaitan Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Rumus untuk mencari keterkaitan ke belakang adalah :

(3.6)

Dimana :

= keterkaitan langsung ke belakang. = unsur matriks koefisien teknis

3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran

a). Koefisien Penyebaran (Daya Penyebaran ke Belakang)

Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila > 1, sebaliknya jika nilai < 1 maka memiliki keterkaitan ke belakang yang rendah.

(61)

b). Kepekaan Penyebaran (Daya Penyebaran ke Depan)

Kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor-sektor ini. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai > 1. Sebaliknya jika < 1 maka sektor i memiliki kepekaan penyebaran yang rendah. Rumusnya adalah sebagai berikut :

3.2.4. Analisis Pengganda (Multiplier)

a). Multiplier Output

Dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek awal yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief (matriks invers) α menunjukkan total pembelian

input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matriks invers dirumuskan dengan persamaan : α = (I-A)-1. Matriks α mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian yang dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matriks invers [αij]

(62)

menunjukkan besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lainnya.

b). Multiplier Pendapatan

Mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam tabel I-O yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank.

c). Multiplier Tenaga Kerja

Menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Untuk memperoleh multiplier tenaga kerja, pada tebel I-O harus ditambahkam baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara.

(63)

Tabel 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja

Multiplier

Nilai Output Pendapatan Tenaga Kerja

Efek awal 1

Sumber : Daryanto dalam Sahara dan Priyarsono, 2006

d). Multiplier Tipe I dan II

Analisis ini digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.

Efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat klasifikasikan sebagai berikut :

1) Dampak Awal (initial impact)

Merupakan stimulus perekonomian yang diasumsikan sebagai peningkatan atau penurunan penjualan dalam satu unit satuan moneter. Dari sisi output, dampak awal diasumsikan sebagai peningkatan penjualan ke permintaan akhir sebesar satu unit satuan moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan efek terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Efek awal dari sisi pendapatan ditunjukkan oleh koefisien pendapatan rumah

Gambar

Tabel 1.1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
Tabel 1.2. Profil Industri TPT Indonesia, Tahun 2001- 2004
Gambar 2.1. Fungsi Investasi
Gambar 2.2. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN OUTPUT DAN TENAGA KERJA.. INDONESIA PERIODE TAHUN 1995-2000

Daryanto (2010) menyatakan bahwa konsep dasar Model Input-Output Leontief didasarkan atas: (1) struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama

Maka dari itu dalam pengolahan datanya membutuhkan data Tabel Input-Output Indonesia tahun 2005 klasifikasi 66 sektor karena pada tabel Input-Output Indonesia tahun 2005

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Pengaruh Tenaga Kerja dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Industri

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa sektor industri merupakan sektor yang memiliki nilai keterkaitan ke depan secara langsung paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor

Sedangkan keterkaitan langsung tidak langsung kebelakang industri pengolahan berada pada urutan kedua sebesar 1,589 satuan, artinya sektor industri pegolahan mampu mendorong sektor