• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kualitas Nutrien Dedak Gandum Hasil Olahan Enzim yang Diproduksi Aspergillus niger dan Trichoderma viride pada Ransum Ayam Broiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kualitas Nutrien Dedak Gandum Hasil Olahan Enzim yang Diproduksi Aspergillus niger dan Trichoderma viride pada Ransum Ayam Broiler"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Mcdir Pctcmakan, Dasembct 2005, hlm. 124_129

rssN 0r26.0472

Trr.kr.dit.si SK Dikli No: 26lDIKTI/Kcp/2005

Evaluasi Kualitas Nutrien Dedak Gandum Hasil Olahan Enzim

yang Diproduksi

Aspergillus

niger

dan Trichoderma

viride

pada Ransum

Ayam

Broiler

N.

Ramli,

R.A. Haryodi

&

D.G Dinata

Departemen llmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Petemakan IPB

Jl. Agstis

lkmpus

IPB Darmaga, Fakultas Petemakan, IPB Bogor 16680

(Diterima I6-07-2005: disetuiui

24-l I-2005)

ABSTRACT

An addition of

crude enzyme from

I

.

niger ald T uiride

was done

to

increase

nutrien

quality ofwheat branwilhan additionofcommercial enzyme as acomparison

Nutient compositiul

metabolizable energy and performance

ofbroiler

were parameten observed to evaluate the

improvement.

Enzymes from

A. niger,

T

viride

and

commercial

enzyme were capable

of

decreasing fiber and increasing meabolizable energr ofwheat bran. Crude fiber content

ofwheat

bran decrcased by 14.86Yo,8.240/o and0.36%,

tue

metabolizable energr increased by 8.25%,

7.98Y,

amd2,22Vo when wheat bran was treated

with

enzrymes

from

l.

niger,

T.

viride

and

commercial enryme, respectively. Excetr forwfuat branteated with commercial enrymg utilizalion

of wheat bran-treated enz:ymes from ,4. niger and T. viride could increase feed intake, daily gain

and final weight ofbroilers. However, the anzyme addition did not improve feed

conveniorl

It is concluded that the addition ofenzymes fromA. niger andT

viide

could improve

nutient

quality

ofwheat

bran.

Key words : wheal bran, crude enzymes,

T

viride,

A.

nigeti

broilers

Vol. 28 No. 3

gandum perlu pengolahan sebelum diberikan ke

unggas.

Aspergillus niger

dan Trichoderma

viride

telah diketahui

dapat

menghasilkan enzim

pendegradasi serat (Enad, 1983). Jenis dar aktivitas enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme termasuk keduajamur tersebut sangat ditentukan terutama oleh

jenis

substrat yang dipakai

untuk

menumbuhkan keduajamur t€rsebut (Considine

&

Coughlan, 1989). Berdasarkan

hal

tersebut

pemakaian dedak gandum sebagai substrat

tumbuhnyal.

nrger dan Z v#ide diharapkan dapat

menghasilkan enzim yang dapat meningkatkan

PENDAHULUAII

Pemakaian dedak

gndum

sebagai campuran bahan penyusun ransum unggas masih terbatas mengingat kandungan serat kasamya yang tinggi.

Pemberian ransum berserat

tinggi

pada unggas

dapat menurunkan kecemaarL efisiensi ransum dan performan.

kbih

jauh pemberian ransum berserat

tinggi dapat menyebabkan kotoran menjadi basah

sehingg keadaan ini akan membuat

litto

menjadi basah

yang selanjutnya akan

mempengaruhi

produktivitas

dan kualitas karkas. Bahan pakan

yang mengandung serat kasar tinggi seperti dedak

(2)

RAMLI ET

IL

kualitas dedak gandum. Penelitian

ini

bertujuan

unhrk mengevaluasi kualihs nuEien dedak gandun

hasil olahan enzim yang

diiolasi

dari ,{. niger dan

T

viride

pada

ayanbroilet

MATERI

DAN

METODE

Materi

A.

niger

danT.

viride

diperoleh dari Pusat

AntarUniversibs

(PAI)

Bioteknologi,

tr&Bogor.

Erzim komersial pemecah serat dipeloleh dari salah satu suplier obat hewan yang ada di Jawa

Timur.

Dedak gandum diperoleh dad

PT ISM

Bogasari

Flour

Mills,

Jakarta.

DOC

strain

Hubbard

diperolehdai PerusatnanPembibitanAyamBroiler di Bogor.

Metode

Isohsi Enzim

Selulolitik dari'l{.

aiger

drn Z

viride

Isolasi dan

poduksierlzirrrdali

A. niger dan T viride

dilah*ansebagai

berikut. Biakan

mumi

A. niger

dan

T vinde

yang berumur empat

hari

disuspensikan dalam 10 ml aquades steril kemrdian diinokulasikan ke dalam labu Erlenmeyer 50

ml

yang mengandung medium steril dagan komposisi seperti yang dilaporkan oleh Ramli et a/. ( I 994),

yaitu

mengganti

polisakarida

tak

jenuh

dengan

jerami

padi dan dedak gandum sebagai sumber karbonnya. Inkubasi

dilakukan

pada

inkubator

bergoyang selama 3 hari, dengan kecepatan 180

rpm

pada suhu 290C. Selanjutnya

kultur jamur

dituangkan ke dalam fermentor dan diinkubasikan

selama 4

hari. Kultur

kemudian disaring

untuk

memisahkan supematan

dari

padatannya (sel).

Supernatan(enzim kasar) yangdiperolehkemudian

diukur aktivitas

enzim selulasenya

sebelum

ditambahkan ke dalam dedak gandum untuk

meningkatkan kualitasnya. Pengukuran aktivitas

Mcdi! Pctcmrkan

enzim

selulase

dilakukan

berdasarkan metode

Ghose (1987).

Penembahan

Enzim prda

Dedak

Gand.rn

Penambahan

enzim

padg dedak gandum

dilakukan melalui penyemprotan enzim dengan

dosis 450 IU untuk tiga kilogram dedak gandum. Selanjutrya dedak gandum diinkubasikan selama 12

jam

pada suhu kamar sebelum dianalisis

kandungan

nutriennya. Kualitas nutrisi

dedak

gandum olahan

diuji

secara

biologis

dengan

mengukur nilai anergi metabolis

(Sibbal4

I 980).

Pada tahap

ini digunakan

12 ekor ayam

broiler

umur 6

minggu

dan dipelihara secara

individu.

Ransum diberikan dalam

jumlah

tertentu dengan cata

forced

feeding,

sedangkan

air

minum

diberikan ad libitum.

Kandungan energi

bruto

ransum dan ekskrcta diukurdengan menggunakan

kalorimeter DonD.

Pencanpuren Dedek Gandum

Perlakurn

dshm Rrnsum

Dedak gandum yang telah diberi perlakuan erzimdicampurdargmbahanpakar lainuntukdiuji

kualitasnya pada mggas. Seratus enam puluh ekor

DOCMnHubboddibagi

ke dalam 16 kelompok dan

diberikan

salah satu

dari

empat perlakuan ransum

yaitu

ransum mengandung

l5%

dedak

gudwn

bnpaolahan

@l)

sebagai

kontol,

raruum

nengadung

l5% dedakgandum hasil olahaneruim

k*ar

A. niger

(R2), ransum mengandung 15%

dedak gandum hasil olahan enzim kasar

!l

vlide

(R3), ransum mengandung 15% dedak gandum

hasil olahan enzim

komenial

(R4). Ransum yang dipergunakan mengadung prctein kasar23% dan

energi metabolis 3200

kkal/kg

sesuai

yang

direkomendasikanNRC (l

94).

Komposisi bahan

pakan penyusun ransum

terdiri

dari 4OYojagung kuning;

l5%

dedak

ganduq

29lo bungkil kedele;

l0%

tepung ikan; 5% CPO (crude palm

oil);

0,37 5o/o CaCO r; 0,25o/o DCP ; 0,\2So/oNaCl; dan

(3)

Vol 28 No 3

0,25Yo

prenix.

Ayam diberi ransum dan air minum

ad

libitum

selufi

empat minggu.

Peubah dan Rancangan Percobaan

Pzubah yang diukur adalah korsumsi ransurn pertarnbahan bobot badan, konversi ransum dan

energi metabolis. Data

dari

rancangan

acak

lengkap dianalisis

menggunakan

sidik

ragam

(ANOVA),

dan

jika

berbeda nyata

dilanjutkan

dengan

uji

kontras ortogonal

(Mattjik &

Semertaj aya, 2002).

HASILDANPEMBAHASAN

Aktivitas Enzim

Selulase

A.

niger

danT. viride dapat tumbuh dengan

baik

pada media mengandung

jerami

padi dan

dedak gandum sebagai sumber karbonnya Kedua jamur tersebut terbukti telah menghasilkan enzim

eksbaseluler berdasarkan hasil uji salah satu enzim

(selulase) pada supematannya.

Aktivitas

selulase

yang

dihasilkanl.

nryer dan ?i v,7de berturutfluut sebesar 0,79 IU/nrl dan 0,45 IU/ml.

Aktivias

euim

yangdibasilkanjauhlebihtinggidaiyugdileortan

oleh

Ramli

(1997) yang menggunakan

I

viride

Minpus

ry.

dan Mon il/ia spp. yang diturnbuhkan

pada media

jerami padi

sebagai satu-satunya

sumber karbon pada medianya. Aktivitas selulase yang dihasilkan berturut turut sebesar 0,l l1

IU/rnl,

0,062

IU/ml,

dan 0,054

IU/ml untuk

T

virrde, Rhizopus spp, dan

Monillia

sPP.

EVALUASI KUALITAS NUTRIEN

Perubahan

Nutrien

Dedak

Gandum

dengan

Perlakuan Enzim

Perubahan kandrrgan nutien dedak gandum

setelah penambahan eruJm A. niger, T.

viride

dan

enzim

komersial disajikan

pada

Tabel

l

Berdasarkan

analisis

secara

deskiptif,

secara

umwnpenamMunketigajafserzim

selulasepada dedak gandum &patmeningkatkan kualitas dedak gandum, dilihat dari kandungan serat kasar

(SK)

yang lebih rendah, kandungan energi bruto

(EB)

dan

protein

kasar

(PK)

yang

lebih

tinggi

pada

dedak gandum hasil olahan enzim.

Kandungan

SK

dedak gandum menurun

sebesar I 4,86%; 8,24o/o dan 0,3 6Yo

lnrturut-turut

untuk perlakuan enzim kasar

l.

niger,T

viride

dan enzim komersial. Selain

itujuga

telah terjadi peningkatan kandungan EB dari dedak gandum

sebesar 4,9 1 %; 3,5 7 yo dan 2,62yo

llr-rfurut-turut

untukperlakuanl.

niger,T. viride

dmkomenial.

Berdasarkan uraian diatas dapat

dilihat

bahwa

enzim kasar yang dihasilkan ,4. nrger lebih besar pengaruhnya dalam mengubah kandungan serat

kasar dan energi bruto. Hal

ini

mengindikasikan

bahwa enzim yang

dihasilkanl. nrier

mempunyai

aktivitas selulase yang lebih baik dibandingkan

dengan enzim yang dihasilkan oleh

I

viride

dan

enzim komersial.

Hasil

percobaan secara

biologis

terhadap kualitas dedak gandum memperlihatkan bahwa

penambahan enzim A.

niger

danT. viride sangat nyata (P<0,0 I ) meningkatkan energi metabolis

Tabel

l.

Kandungan nutrien dedak gandum tanpa dan dengan pengolahan Perlakuan

Kontrol

A.

niger

T. viride Enzim

Komersial

Protein kasar (%

BK)

Serat kasar (%

BK)

Energi bruto (kkal&g

BK)

14,18 I 1,17

3812,00

t4,61

9,51 3999,00

14,59 10,25

3948,00

r4,31

I 1,13 3912,00

[image:3.595.77.511.578.676.2]
(4)

RAMLI ET AL.

semu

terkoreksi nitrogen (EMSn)

dan energi

metabolis murni te*oreksi

nitqsn

(EMMn) (Iabet

2).

Nilai EMMn

meningkat sebesar 8,2 5yo;7,98o/o

dan 2,22Yo

berturut-turut untuk

perlakuan

penambahan enzim

A.

niger,

T.

viride

dan

komersial.

Peningkatan

nilai

energi

metabolis rnenunjukkan bahwa

aktivilas

s€lulase enzim,4.

niger

dan

T

viride

mampu memutus ikatan

polisakarida dalam dedak gandum

sehingga

kecernaannya

meningkat.

Putusnya ikatan

polisakarida ini terlihat dari turunnya kandungan

serat kasar dedak gandum yang mendapat

perlakun

enzim

(Iabel

l).

Performan Ayem Broiler

yang

Diberi

Ransum

Perlakuan

Hasil uji coba ransum menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan

ayam yang diberi perlakuan enzim

kasarl.

ntger

(R2) dan

I

Viride (R3)nyata(P<0,05) lebih tinggi daripada perlakuan

enzim komersial (R4)

dan

perlakuan

kontol

(Rl ). Konsurnsi ranswn darr PBB antara perlakuan R2 dengan R3

tidak

berbeda

nyata.

Nilai

konversi

ransum

ayam yang

mendapatkan

perlakuan

Rl,

R2

dan R3 nyata

(P<0,05) Iebih baik daripada perlakuan R4

(tabel

3).

Nilai

konversi

ransum

Rt,

R2 dan R3

tidak

M.dia Pctcmak.n

menunjukkan perbedaan yang nyata. Bobot badan

akhir ayam yang mendapat perlakuan R2 dan R3

nyata (P<0,05) lebih

tinggi

daripada ayam yang

memperoleh perlakuan

Rl

dan R2. Antara

perlaku,an R2 dengan R3 dan antam perlakuan R4 dengan perlakuan

Rl,

bobot badan

akhir

yang dihasilkan

tidak

menunjukkan perbedaan

yan!

nyata.

Kandungan serat kasar yang menurun dan

rrerungkattyanilai energi rnetabolisdedak gandum hasil olahan enzim A.

niger

danT. viride (Tabel

I

dan

2)

menunjukkan bahwa tetah terjadi

pendegradasian

ikaan

serat dedak gandum yang

kompleks kedalam bentuk ikatan yang lebih

sederhana (oligo dan monomkarida), Komponen

serat kasar pada bahan pakan dapat meningkat

kecemaannyadenganbantuan enzimpendegrddasi

serat yang dihasilkan oleh

I

vinde

@eldman er

al,

1985 dan

Rarnli, t997)

danA. niger

(deyies

&

Visser, 200 I ). Perubahan struktur serat

inilah

yang telah mempengaruhi perbedaan konsumsi, pertambahan bobot badan dan bobot badan

akhir

antar perlakuan.

.

_

Ransun yang mudah didegradasi dan diserap

khususrya untuk kasus ransum mengandung balEn

kaya akan arabino-xylan seperti pada

dedak gandum

(Lu

er a/., 2000) akan mempunyai

laju

aliran yang relatiflebih c€pat dibandingkan dengan

Tabel 2. Rataan nilai energi metabolis dedak gandum (kkal/kg

BK)

Perlakuan

Peubah Kontrol

(Rl)

T. (R3)viride

Enzim komersial

(R4) A. niger

(R2)

EMSn

EMMn

2339,06 + 99,968 2531,88

t

99,998

26ll,02

x

42,t5^

2807,37

!

42J6^

2596,84

t

123,95^ 2791,72

r

123,92^

2427,88

r

t42,7P

2621,W

t

u2,7e

Keterangan: sup€rskip berbeda pada baris yang sama menunjukkan bcrbeda sangat nyata (p<0,01)i EMSn

=

Energi Metabolis Semu terkoreksi Nitrogen, EMMn

=

Energi Metabolis Mumi

terkoreksi Nitrogen.

(5)

\,b1. 28 No. 3 EVALUASI KUALITAS NUTRIEN Tabel 3. Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum ayam selama penelitian

Perlakuan

Peubah Kontrol

(Rl)

A. (R2)niger

T,viride

(R3)

Enzim komersial

(R4)

Konsumsi ransum

(g/ekor) PBB (g/ekor) FCR

Bobot badan akhir (g/eko0

t783,23"

l026,1lb

L74b

1070,68b

1898,24'

l09t,96'

t,74b l t35,93'

1873,40'

t067,7y

1,75b

I I11,94'

1847,89b 1020,43b

I,81'

1063,90b

Keterangan: superskip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbcda nyata (p<0,05).

bahan yang sulit didegradasi. Bahan pakan yang

mempunyai laju aliran yang cepat secara lang$mg

akan meningkatkan konsumsi ransum, begitu pula sebaliknya

Jaroni

e,

al.

(1999) melaporkan

bahwa

konsumsi ransum yang tinggi serat ( pglucan dan

arabino-xylan)

akan meningkatkan kekentalan

digesta sehingga

laju

digesta dalam

saluran pencernaan

menunm dan berakibat turunnya

konsumsi ransum. Komponen serat kasar pada

dedak gandum

didominasi oleh arabino-xylan

66,5% dan selulos a 15o/o (Lu et a|.,2000). Selain

itu

konsumsi yang lebih

tinggi

pada

M

dan R3 kemungkinan juga disebabkan oleh keberadaan

ariam-asam

amino yang dapat meningkatkan

palatabilitas, kemungkinan

asam

amino

yang

terdapat dalam enzim kasar yang dihasilkan kedua jamur tersebut. Cmvetti (2002) menyatakan ba}rwa beberapa asam amino seperti glisin dapat dipakai

sebagai/avor

untuk meningkatkan palatabilitas.

L€bihjauh poduk enzim yangdihasilkanolehjamur

A. niger

berda**anuji

organoleptik mempunyai

aromayang harum.Ammayangharrm

@arusum

yang mendapat perlakuan enzim tersebut dapat

menstimulasiayamuntukmengkonsumsinya. Konsumsi yang lebih tinggi pada R2 dan R3

diikuti

dengan PBB dan bobot

akhiryang tinggi

pula.

Keadaan

ini

merupakan

hal yang wajar

mengingat ayam akan mendapatkan

nutien

yang semakin tinggi dengan makin mudahnya ransum

untuk dicema

dan

makin tingginya

konsumsi.

Keadaan

ini

dapat mencerminkan bahwa enzim kasaryang dihasilkan

A.niger

dan

T viride

tidak

mengandung

toksin yang dapat

mengganggu pertumbuhan ayam.

Implikasi

dari keadaan

ini

adalah bahwake

duaeuim

t€rsebut dapat

tangsug

dipakai tanpa perlu pemumiaan terlebih dahulu.

KESIMPULAN

Perlakuan enzim kas ar asal A.

niger danT

viride

pada dedak gandum dapat menurunkan

kandungan serat kasar dan meningkatkan

nilai

energi metabolis

dedak

gandum.

Penggunaan dedak gandum hasil olahan enzim kasar dalam ransum dapat

memberikan

pengaruh terhadap

pertambahan bobot badaru konsumsi ransum dan

bobot badan akhir, t€tapi penambalran enzim kasar

tidak

memberikan pengaruh terhadap

konversi

iansun.

UCAPANTERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada PT. ISM Bogasari Flours

Mills,

Jakartra yang telah

membantu dalam pembiayaan dan penyediaan

dedak gandum pada penelitian

ini.

[image:5.595.82.515.135.276.2]
(6)

RAMLI ET /IL.

DAFTARPUSTAKA

Beldman,

G., L.M,F.

Searle-Van,

F.M.

Ronrbouts

&

F.G.

Voregen. I985.

The

cellulase of Tr ic hoder ma viride. purifi cation,

characterization and comparison

of

all

detectable endoglucanases, exoglucanases

and beta-glucosidases. Eur. J. Biochem. 146

(2):301-308.

Concidin€,

P.

J.

&

M.

P,

Coughlan.

1989.

Production Carbohydrate Hydrolysis Enzymes

System

for

Lignocellulose

Degradation.

Elsevier Applied Science, New York.

Crovetti,

G,

2002. Amino acid.

http://

Www.atozoflrealth.com/Amino20%Acids/

amino_acids.htm.

[0

Agustus 2003

].

de Vriec, R.P.

&

J.

Vissen

2001.

Aspergillus

enrymes involved in degradation ofplant c€ll

wall

polysaccharides.

Microbiol. Mol. Biol.

Rev.65 (4r: 497-522.

Eneri,

T.

M.

1983. Microbial Cellulase.

/z

: W.M.

Fogarty

(Ed.). Microbial

Enzymes

and

Biotechnolory.

Applied

Science Pub, New

York.

Ghore,

T.K.

1987. Measurement

of

cellulasc

activities. Pure Appl. Chem. 59:257-268

Jeroni, D.,

S.E. Sch€ideler,

M.

Beck

&

C.

Wyatt.

1999. The

effect

of

dietary wheat midds and enzyme supplementation on lat€

egg production

efficiency,

egg

yields

and composition in two strain of leghoms. Poult.

Sci. 78:

841-847-Mcdis Pctcmakln Ltu.,

Z.k,

K.Z. Wrlker,

J.G

Moir, T. Mrscara

&

l(

O'Dea. 2000. Arabinoxylan fiber, a

by-product

of

wheat

flour

processing, reduces

the

postprandial

glucose response

in normoglycemic subjects, Am. J. Clin. Nutr.

7l:

ll23-1128.

Mrftjik,

A.A.

&

M.

S€merrrjryr.

2002.

Perancangan Percobaan dengn Aplikasi SAS

dan

Minitab.

Jilid

L

Edisi

kedua. Institur

Pertanian Bogor

(lPBlPress,

Bogor.

Nrtionrl

Reseerch

Council.

1994.

Nutrient

Requirements of Poultry. 9o Revised Edition. National Academy Press, Washington D.C.

Rsmli, N.,

K.

Tekcgrwr

&

S.

Iweh*a.

1994.

D€gradation

of

unsaturated polysaccharide

derived

from acidic

polysaccharide

of

Fusarium spp.

M7-l

by a bacterium isolated from soil. J. Ferment. Bioeng. 77: 572-574.

Ramli,

N.

1997.

Isolation

of

lignocellulosic-degrading enrymes from soil firngi and its use in upgrading offibrous by-products in animal

feed production.

Finrl

Research Report.

Intemational Foundation

for

Science

(lFS!

Sweden, Stockholm.

Sibbrld, LR.

I 980. A new techniqu€ for €stimating

the metabolizable energr content offceds

foi

poultry. .12.. Standardization

of Analytical

Methodology

for

Feeds.

International

Development Research Center

-

Canada, Ottawa.

Gambar

Tabel l. Kandungan nutrien dedak gandum tanpa dan dengan pengolahan
Tabel 3. Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum ayam selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 20% dedak padi dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi ransum, akan tetapi secara

Berat badan akhir perlakuan A adalah 2344 g/ekor (Tabel 3), sedangkan ayam yang diberi ransum dengan menggunakan dedak padi 30 % tanpa suplementasi enzim Phylazim (B) 8,62 %

Penggunaan daun eceng gondok hasil fermentasi dalam ransum ayam broiler sampai aras 7,5% menghasilkan kecernaan protein kasar dan serat kasar yang sama namun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BISF dalam ransum komersil berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, bobot

pertambahan bobot badan dengan konsumsi harian, efisiensi penggunaan ransum yang. mengandung protein tinggi, nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang

Kesimpulan pemberian enzim fitase sampai level 2000 UFT pada ransum ayam broiler tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi 0,30% enzim fitase kompleks (Phylazime) dalam ransum yang menggunakan 20% dedak padi dapat meningkatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat subtitusi dedak padi oleh pod kakao memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap penurunan bobot potong, bobot