• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS AIR SUNGAI BATANG AYUMI KELURAHAN KANTIN KECAMATAN

PADANGSIDIMPUAN UTARA KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH:

NIM. 111021015

DIAN AKHFIANA FITRI LUBIS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS AIR SUNGAI BATANG AYUMI KELURAHAN KANTIN KECAMATAN

PADANGSIDIMPUAN UTARA KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

NIM. 111021015

DIAN AKHFIANA FITRI LUBIS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Sungai Batang Ayumi adalah sungai yang mengalir di kota Padangsidimpuan. Di Kelurahan Kantin terdapat penduduk yang tinggal di bantaran/tepi aliran sungai. Hal ini berpotensi untuk mempengaruhi kualitas air sungai Batang Ayumi disebabkan limbah domestik (BPS, 2008).

Penelitian bertujuan mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan), budaya dan peran tokoh masyarakat kelurahan Kantin berkenaan dengan karakteristik responden, kualitas air sungai Batang Ayumi sebelum dan sesudah melewati kelurahan Kantin (BOD, COD, DO, Detergen, TSS, Total Coliform dan Colifecal) dan hubungan keduanya.

Jenis penelitian analitik dengan desain studi cross secsional. Responden merupakan ibu yang tinggal tepat ditepi sungai Batang Ayumi berjumlah 64 orang dan kualitas air sungai di hulu dan hilir di Kelurahan Kantin.

Hasil penelitian ada hubungan antara perilaku, budaya dan penilaian terhadap TOMA dengan kualitas air sungai Batang Ayumi yaitu parameter kimia (BOD, COD, DO, Deterjen), parameter fisika (TSS), parameter mikrobiologi (total Coliform dan Colifecal). Adapun nilai kemaknaan perilaku terhadap parameter kimia, fisika dan mikrobiologi adalah p = 0.003 (p < 0.05), budaya terhadap parameter kimia, fisika, dan mikrobiologi adalah p = 0.016 (p < 0.05), penilaian terhadap TOMA dengan parameter kimia, fisika dan mikrobiologi adalah p = 0.002 (p < 0.05).

Disarankan kepada lembaga terkait dan tokoh masyarakat memberikan penyuluhan dan informasi tentang kualitas air sungai, mengaktifkan kerjasama antar warga dan tokoh masyarakat.

(5)

ABSTRAK

Batang Ayumi River is a river that flows through the Padangsidimpuan city. In Kantin Village are people living on the banks / river banks. This has the potential to affect the water quality of the river Batang Ayumi caused domestic waste (BPS, 2008).

The research aims to study the behavior (knowledge, attitude, practice), the culture and the role of community leaders the Kantin village regarding respondent characteristics, Rod Ayumi river water quality before and after passing through the village canteen (BOD, COD, DO, Detergent, TSS, total Coliform and Colifecal) and relations between them.

Types of analytic study with cross-sectional study design. Respondents are mothers who live right on the edge of the river Batang Ayumi numbered 64 people and the quality of the river water upstream and downstream in the Kantin Village.

The results, there is a relationship between behavior, culture and assessment TOMA of water quality Batang Ayumi which chemical parameters (BOD, COD, DO, Detergents), physics parameter (TSS), microbiological parameters (total coliform and Colifecal). The behavioral significance of the parameter values chemistry, physics and microbiology is p = 0.003 (P <0.05), the culture with chemistry parameter, physics parameter, and microbiology parameter is p = 0.016 (P <0.05), with an assessment of the parameters TOMA chemistry parameter, physics parameter, and microbiology parameter is p = 0.002 (p <0.05).

Recommended to the relevant agencies and community leaders to provide counseling and information about water quality, to enable collaboration between citizens and community leaders

Keywords: Quality, Water, River, Batang Ayumi

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah berhenti mencurahkan cinta dan kasih sayang-NYA dan shalawat kepada Rasulullah SAW. Adapun judul skripsi penulis berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013”.

Dalam Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan penulis sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan.

Selama penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan moril dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH dan Ir. Indra Chahaya S, MSi selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya dengan keikhlasan hati untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Dekan fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH, Selaku Dosen Pembimbing Akademik

(7)

4. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH dan Ir. Indra Chahaya S, MSi, Selaku Dosen Pembimbing I dan II penulis

5. Ir. Evi Naria, M.Kes dan Dra. Nurmaini, MKM, Ph.D Selaku Dosen departemen lingkungan yang telah meluangkan waktu disaat penulis seminar skripsi.

6. Enda Mora, S.Sos selaku Lurah di Kelurahan Lombang Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan beserta stafnya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih begitu besar dan tidak terhingga kepada :

1. Ayahanda tercinta , Drs. Nurman Lubis dan Ibunda tercinta Dra Jahrona Sinaga yang selalu memotivasi penulis.

2. Adik tercinta, Dwi Khalisah Nur Lubis dan Dinda Hartami Lubis yang selalu menyemangati penulis

3. Sahabat Mahasiswa Ekstensi Tahun 2011 peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Juli 2013

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :Dian Akhfiana Fitri Lubis Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 17 Mei 1989

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Jend. Soedirman, Gg Djatongga, Kayu Ombun

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 200110 Padangsidimpuan : 1995 - 2001 2. SMP Negeri 2 Padangsidimpuan : 2001 - 2004 3. SMA Negeri 2 Padangsidimpuan : 2004 – 2007 4. Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan : 2007 - 2010

Politeknik Kesehatan Medan

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus………. ... 6

1.4 Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Lingkungan Hidup ... 8

2.2 Pencemaran ... 9

2.3 Pengertian Air ... 10

2.3.1 Karakteristik Fisik Air ... 10

2.3.2 Karakteristik Kimia Air ... 11

2.4 Sumber-Sumber Air ... 13

2.4.1 Peranan Air ... 14

2.5 Standar kualitas Air Bersih ... 16

2.6 Sungai ... 17

2.6.1 Pencemaran Air Sungai ... 17

2.6.2 pencemaran Air Limbah Domestik ... 20

2.7 Pengetahuan ... 21

2.7.1 Tingkat Pengetahuan ... 23

2.8 Sikap ... 24

2.9 Tindakan ... 25

2.10 Budaya ... 26

2.11 Tokoh Masyarakat (TOMA) ... 28

2.12 Perilaku ... 29

2.13 Kerangka Konsep ... 30

2.13 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Waktu Penelitian ... 32

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 32

3.2.2 Waktu Penelitian ... 32

(10)

3.3.1 Air Sungai ... 33

3.3.2 Masyarakat ... 33

3.4 Sumber Data ... 33

3.4.1 Data Primer ... 33

3.4.2 Data Sekunder ... 34

3.5 Defenisi Operasional ... 35

3.6 Aspek Pengukuran ... 36

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen ... 36

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen ... 38

3.7 Teknik Analisa Data ... 39

3.7.1 Teknik Analisa Data Univariat ... 39

3.7.2 Teknik Analisa Data Bivariat ... 39

BAB IV HASIL ... 40

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ... 40

4.1.2 Kondisi Penduduk Lokasi Penelitian ... 42

4.2 Karakteristik Responden Pengguna Air Sungai Batang Ayumi ... 43

4.2.1 Umur ... 43

4.2.2 Pendidikan ... 44

4.2.3 Pekerjaan ... 44

4.2.4 Lama Bermukim ... 45

4.3 Gambaran Perilaku (Pengetahuan, Sikap, Tindakan) Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat ... 45

4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden Kelurahan Kantin ... 46

4.3.2 Gambaran Sikap Responden Kelurahan Kantin ... 48

4.3.3 Gambaran Tindakan Responden Kelurahan Kantin ... 49

4.3.4 Gambaran Budaya Responden Kelurahan Kantin ... 51

4.3.5 Gambaran Penilaian Responden terhadap Tokoh Masyarakat Kelurahan Kantin ... 52

4.3.6 Gambaran Perilaku Responden terhadap TOMA (Tokoh Masyarakat) Kelurahan Kantin ... 53

4.4 Gambaran Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Batang Ayumi ... 55

4.5 Gambaran Hasil Observasi Sanitasi Dasar... 56

4.6 Hubungan Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Kimia, Fisika dan Mikrobiologi... 58

4.6.1 Hubungan Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Kimia Air Sungai Batang Ayumi ... 59

4.6.2 Hubungan Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Fisika Air Sungai Batang Ayumi ... 59

4.6.3 Hubungan Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Mikrobiologi Air Sungai Batang Ayumi ... 60

BAB V PEMBAHASAN ... 62

(11)

5.2 Karakteristik Responden Pengguna Air Sungai Batang Ayumi ... 63

5.2.1 Umur ... 63

5.2.2 Pendidikan ... 64

5.2.3 Pekerjaan ... 64

5.2.4 Lama Bermukim ... 65

5.3 Gambaran Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat ... 66

5.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden Kelurahan Kantin ... 66

5.3.2 Gambaran Sikap Responden Kelurahan Kantin ... 68

5.3.3 Gambaran Tindakan Responden Kelurahan Kantin ... 68

5.3.4 Gambaran Perilaku Responden Kelurahan Kantin ... 69

5.3.5 Gambaran Budaya Responden Kelurahan Kantin ... 70

5.3.6 Gambaran Penilaian Responden terhadap Tokoh Masyarakat ... 70

5.4 Gambaran Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Batang Ayumi ... 71

5.4.1 Parameter Kimia ... 71

5.4.2 Parameter Fisika ... 74

5.4.3 Parameter Mikrobiologi ... 75

5.5 Gambaran Hasil Observasi Sanitasi Dasar... 76

5.5.1 Gambaran kepemilikan Sarana Air Bersih ... 77

5.5.2 Gambaran Kepemilikan Jamban ... 77

5.5.3 Gambaran Kepemilikan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) ... 78

5.5.4 Gambaran Sarana Pembuangan Sampah... 79

5.6 Hubungan Perilaku, Budaya, dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Kimia, Fisika, dan Mikrobiologi Air Sungai Batang Ayumi ... 81

5.6.1 Hubungan Perilaku dengan Parameter Kimia, Fisika, dan Mikrobiologi Air Sungai Batang Ayumi ... 81

5.6.2 Hubungan Budaya dengan Parameter Kimia Fisika, dan Mikrobiologi Air Sungai Batang Ayumi ... 82

5.6.3 Hubungan Penilaian terhadap TOMA dengan Parameter Kimia Fisika, dan Mikrobiologi Air Sungai Batang Ayumi ... 83

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1 Kesimpulan ... 85

6.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Pencemaran dari Limbah Domestik Berdasarkan Beberapa Parameter Kualitas Air ... 21 Tabel 4.1 Distribusi Komposisi Penduduk Kelurahan Kantin Kecamatan

Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan April 2013 ... 42 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Kantin

Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 43 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di Kelurahan

Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangdisimpuan Tahun 2013 ... 44 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Penduduk di Kelurahan

Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimuan Tahun 2013 ... 44 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim di Daerah Aliran

Sungai batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan tahun 2013 ... 45 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Responden terhadap Kualitas

Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 46 Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Kualitas Air Sungai Batang

Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 47 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pertanyaan Sikap Responden terhadap Kualitas Air

Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 48 Tabel 4.9 Distribusi Sikap Responden terhadap Kualitas Air Sungai Batang Ayumi

Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 49 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Pertanyaan Tindakan Responden terhadap Kualitas Air

Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 50 Tabel 4.11 Distribusi Tindakan Responden terhadap Kualitas Air Sungai Batang

Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 51 Tabel 4.12 Distribusi Budaya Responden tentang Kualitas Air Sungai Batang Ayumi

(13)

Tabel 4.13 Distribusi Budaya Responden tentang Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 53 Tabel 4.14 Distribusi Budaya Responden tentang Kualitas Air Sungai Batang Ayumi

Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 53 Tabel 4.15 Distribusi Penilai Responden terhadap TOMA tentang Kualitas Air

Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 53 Tabel 4.16 Distribusi Penilai Responden terhadap TOMA tentang Kualitas Air

Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 55 Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Bagian

Hulu dan Hilir di Kelurahan Kantin Lombang Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 56 Table 4.18 Hasil Observasi Sanitasi Dasar Rumah Responden Kelurahan Kanti

Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan ... 57 Tabel 4.19 Hubungan Perilaku, Budaya dan Peran TOMA dengan Parameter Kimia

Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 59 Tabel 4.20 Hubungan Perilaku, Budaya dan Peran TOMA dengan Parameter Fisika

Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 ... 60 Tabel 4.21 Hubungan Perilaku, Budaya dan Peran TOMA dengan Parameter

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Kuesioner ... 90

Lampiran II Lembar Observasi Sanitasi Dasar ... 97

Lampiran III Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air ... 99

Lampiran IV Prosedur Pemeriksaan Kualitas Air oleh BTKL ... 102

Lampiran VI Print Out data SPSS ... 129

(15)

ABSTRAK

Sungai Batang Ayumi adalah sungai yang mengalir di kota Padangsidimpuan. Di Kelurahan Kantin terdapat penduduk yang tinggal di bantaran/tepi aliran sungai. Hal ini berpotensi untuk mempengaruhi kualitas air sungai Batang Ayumi disebabkan limbah domestik (BPS, 2008).

Penelitian bertujuan mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan), budaya dan peran tokoh masyarakat kelurahan Kantin berkenaan dengan karakteristik responden, kualitas air sungai Batang Ayumi sebelum dan sesudah melewati kelurahan Kantin (BOD, COD, DO, Detergen, TSS, Total Coliform dan Colifecal) dan hubungan keduanya.

Jenis penelitian analitik dengan desain studi cross secsional. Responden merupakan ibu yang tinggal tepat ditepi sungai Batang Ayumi berjumlah 64 orang dan kualitas air sungai di hulu dan hilir di Kelurahan Kantin.

Hasil penelitian ada hubungan antara perilaku, budaya dan penilaian terhadap TOMA dengan kualitas air sungai Batang Ayumi yaitu parameter kimia (BOD, COD, DO, Deterjen), parameter fisika (TSS), parameter mikrobiologi (total Coliform dan Colifecal). Adapun nilai kemaknaan perilaku terhadap parameter kimia, fisika dan mikrobiologi adalah p = 0.003 (p < 0.05), budaya terhadap parameter kimia, fisika, dan mikrobiologi adalah p = 0.016 (p < 0.05), penilaian terhadap TOMA dengan parameter kimia, fisika dan mikrobiologi adalah p = 0.002 (p < 0.05).

Disarankan kepada lembaga terkait dan tokoh masyarakat memberikan penyuluhan dan informasi tentang kualitas air sungai, mengaktifkan kerjasama antar warga dan tokoh masyarakat.

(16)

ABSTRAK

Batang Ayumi River is a river that flows through the Padangsidimpuan city. In Kantin Village are people living on the banks / river banks. This has the potential to affect the water quality of the river Batang Ayumi caused domestic waste (BPS, 2008).

The research aims to study the behavior (knowledge, attitude, practice), the culture and the role of community leaders the Kantin village regarding respondent characteristics, Rod Ayumi river water quality before and after passing through the village canteen (BOD, COD, DO, Detergent, TSS, total Coliform and Colifecal) and relations between them.

Types of analytic study with cross-sectional study design. Respondents are mothers who live right on the edge of the river Batang Ayumi numbered 64 people and the quality of the river water upstream and downstream in the Kantin Village.

The results, there is a relationship between behavior, culture and assessment TOMA of water quality Batang Ayumi which chemical parameters (BOD, COD, DO, Detergents), physics parameter (TSS), microbiological parameters (total coliform and Colifecal). The behavioral significance of the parameter values chemistry, physics and microbiology is p = 0.003 (P <0.05), the culture with chemistry parameter, physics parameter, and microbiology parameter is p = 0.016 (P <0.05), with an assessment of the parameters TOMA chemistry parameter, physics parameter, and microbiology parameter is p = 0.002 (p <0.05).

Recommended to the relevant agencies and community leaders to provide counseling and information about water quality, to enable collaboration between citizens and community leaders

Keywords: Quality, Water, River, Batang Ayumi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi merupakan tempat komponen biotik dan abiotik berinteraksi yang disebut lingkungan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Pada dasarnya lingkungan adalah aspek penentu kelangsungan hidup manusia. Hal ini seperti diuraikan dalam Slamet (2007), bahwa manusia akan merasa “hidup” dalam suatu lingkungan jika faktor safety, convenience, comfort maupun estetik terpenuhi dan hal ini merupakan jaminan kualitas bagi rumusan kesehatan lingkungan untuk masyarakat maju dimasa-masa mendatang. Dengan dipenuhi dimensi-dimensi tersebut dapat memperpanjang umur harapan hidup manusia itu sendiri.

Lingkungan sebagai tempat terjadinya interaksi antara komponen lingkungan saling mempengaruhi satu dan lainnya. Hal ini dipertegas dengan teori Blum (1956) yang menyatakan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Status kesehatan sebagai salah satu faktor lainnya mempunyai andil yang paling kecil (Notoatmodjo, 2003).

(18)

komponen-komponen tersebut. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadi hal-hal yang merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan. Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis, sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia dan aktifitas manusia serta organisme lainnya.

Pencemaran air merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki air, yang merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Permukaan bumi sebagian besar terdiri atas air, karena luas lautan lebih besar bila dibandingkan dengan luas daratan. Kualitas air sangat berpengaruh terhadap kesehatan makhluk hidup (Sunu, 2001).

Air merupakan kebutuhan yang vital bagi manusia. Manusia tidak dapat hidup bila kekurangan air. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan bayi sekitar 80% (Notoatmodjo, 2003).

Hal ini ditegaskan dalam Depkes (1992), yang menyatakan air sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup, maka manusia berupaya memperoleh air yang cukup bagi dirinya. Namun dalam banyak hal air yang digunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, sering ditemukan air tersebut mengandung bibit penyakit atau zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.

(19)

sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk dan industri lainnya. Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan suatu daerah, yaitu mempunyai multi fungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air.

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan salah satu kesatuan ekosistem yang menggambarkan keterkaitan antara satu komponen hidup dengan komponen lainnya. Komponen utama DAS adalah vegetasi, tanah dan air yang berinteraksi dengan sumber daya manusia dan teknologi (Iskandar, 2003).

Palupi (2006), mengutarakan bahwa sungai merupakan sumber air yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktifitas yang semakin beragam memicu terjadinya pencemaran air sungai. Masyarakat lupa untuk menjaga kualitas air sungai agar tetap bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kontaminan yang menimbulkan ancaman terbesar pada lingkungan akuatik adalah air kotor akibat

nutrient berlebih, senyawa organik sintesis/buatan, sampah, plastik, logam, hidrokarbon/minyak, dan hidrokarbon polisiklik aromatik.

(20)

ringan sampai dengan memenuhi baku mutu. Khusus untuk ruas-ruas sungai yang merupakan badan air tempat penampungan limbah kegiatan penduduk, pertanian ataupun industri pada umumnya telah tercemar sedang sampai berat, dan sangat berat.

Sungai di Jawa mengalami penurunan persentase pemenuhan baku mutu air kelas II. Sungai di Kalimantan mengalami penurunan persentase pemenuhan baku mutu dari tahun ke tahun sejak tahun 2005. Sementara sungai di Sumatera mengalami penurunan persentase pemenuhan baku mutu air klas II dari tahun 2007-2009. Berdasarkan pemeriksaan kualitas air sungai tahun 2009 diketahui 60-80% sumber pencemaran berasal dari kegiatan rumah tangga (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012). Hal ini dipertegas dengan data yang menyatakan bahwa indeks kualitas air sungai di Indonesia menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan pencemaran hingga 30 persen (Raharja, 2012).

Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi dengan julukan kota metropolitan mengalami kasus pencemaran air yang cukup memprihatinkan. Daerah aliran sungai khususnya Medan Utara dipastikan telah tercemar limbah industri dan rumah tangga, yaitu Sungai Deli, Sungai Bedera, dan Sungai Belawan (Suryanto, 2012).

(21)

Kualitas air Sungai Batang Ayumi dipengaruhi oleh peningkatan penduduk kota Padangsidimpuan. Peningkatan tersebut mengindikasikan kecenderungan penduduk untuk membangun rumah di pinggir/tepi sungai dan melanggar rambu-rambu tata ruang. Semakin dekat letak rumah di seputar bantaran sungai semakin memungkinkan buangan rumahtangga (padat/cair) dibuang ke sungai (Martua, 2011).

Desa/kelurahan di kota Padangsidimpuan hampir semua dilintasi sungai (selain Batang Ayumi juga ada anak-anak sungainya: Aek Sipogas, Aek Sibontar dan lainnya). Kelurahan Kantin merupakan salah satu wilayah yang berada di Padangsidimpuan Utara. Dari 24 desa/kelurahan yang dilintasi oleh Sungai Batang Ayumi, Kelurahan Kantin merupakan salah satu wilayah yang ada penduduknya bertempat tinggal di bantaran/tepi sungai. Penduduk yang bertempat tinggal di atau dekat dengan bantaran/tepi sungai sangat berpotensi untuk membuang sampah ke sungai (BPS, 2008).

Berdasarkan data Susenas yang dilakukan oleh BPS (2009), kepemilikan jamban di Kota Padangsidimpuan sekitar 69% dari keseluruhan rumah tangga. Dari data ini diketahui bahwa 45% diantarantanya masih menyalurkan pembuangan akhir tinja ke kolam, sawah dan sungai. Hal ini juga memberi sumbangan bahan pencemar terhadap air Sungai Batang Ayumi.

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Sungai merupakan salah satu sumber air bersih yang sering digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan air sungai terlihat kuning dan keruh disamping itu dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BTKL diketahui kualitas air Sungai Batang Ayumi; suhu 26,9°C, TSS 9 mg/l, pH, 7.21, BOD5 13,53 mg/l, COD 37.6 mg/l. Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kualitas air Sungai Batang Ayumi.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas air Sungai Batang Ayumi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan), budaya dan penilaian warga terhadap peran tokoh masyarakat Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan dan karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui kualitas air Sungai Batang Ayumi sebelum dan sesudah melewati Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan.

(23)

1.4 Manfaat

1. Dapat menjadi dasar untuk menentukan intervensi yang dapat dilakukan guna peningkatan kualitas air Sungai Batang Ayumi.

2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dan instansi yang terkait guna perbaikan kualitas air Sungai Batang Ayumi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kualitas dan pemanfaatan air sungai.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Lingkungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Lingkungan Hidup Internal

Lingkungan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia. Lingkungan hidup internal pada saat tertentu juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat homeostatis.

2. Lingkungan Hidup Eksternal

Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi, maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di permukaan bumi ini (Chandra, 2007).

(25)

iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia da dan bakteri (Darmono, 2010).

Adanya kegiatan baru dalam lingkungan timbul interaksi baru antara satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih komponen lingkungan. Interaksi tersebut menyebabkan saling pengaruh mempengaruhi dan pada gilirannya akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.

2.2 Pencemaran

Menurut Undang-undang No 23 tahun 1997 dalam Chandra (2007) pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(26)

aktifitas manusia, misalnya kegiatan domestik (rumah tangga), kegiatan urban (perkotaan), maupun kegiatan industri (Effendi, 2003).

2.3 Pengertian Air

Menurut peraturan pemerintah PP No. 82 Tahun 2001: Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, waduk dan muara.

Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Air bukan sesuatu yang baru untuk dikonsumsi karena tidak satu pun manusia terlepas dari penggunaan air untuk kelangsungan hidupnya. Air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan di atas bumi (Slamet, 2007).

2.3.1 Karakteristik Fisik Air

Ciri fisik air menurut Hanum (2002), antara lain: a. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

b. Temperatur

(27)

c. Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

d. Solid (zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

e. Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh

adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

2.3.2 Karakteristik Kimia Air

Sesuai dengan PP No. 82 tahun 2001, adapun ciri kimia air, antara lain:

1. pH

(28)

2. DO

DO (dissolved oxygen) yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil (Effendi, 2003).

Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses perkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hydrogen yang melapisi permukaan logam (Fardiaz, 1992).

3. BOD

BOD (Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi (Fardiaz, 1992).

4. COD

(29)

mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Bakteri dapat mengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O kalium dikromat dapat mengoksidasi lebih banyak lagi, sehingga menghasilkan nilai COD yang lebih tinggi dari BOD untuk air yang sama (Kristanto, 2002).

5. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidak dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air (Hanum, 2002).

6. Senyawa-senyawa kimia beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Hanum, 2002).

2.4 Sumber-Sumber Air

Air merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia keberadaannya. Menurut Slamet (2007), sumber-sumber air tersebut adalah

(30)

air permukaan juga dipengaruhi cuaca dan kedalamannya sehingga spesies-spesies kimia yang ada dalam setiap lapis akan berubah.

2. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal. Air tanah dangkal tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya.

3. Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju. Kualitas air angkasa tergantung sekali pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun kembali ke permukaan bumi. Bila kadar SO2 di dalam udara tinggi, maka hujan yang turun akan bersifat asam.

2.4.1 Peranan Air

Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan kelembaban.

2. Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah bening. 3. Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi panas.

4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan berkerut jika kekurangan air. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, proses metabolisme tubuh memerlukan air (Harini, 2007).

(31)

a. Cara Water Borne

Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air sebagai medianya. Kuman pathogen berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Penyakit yang dihantarkan melalui air ini antara lain: penyakit kolera, typhoid, hepatitis dan disentri basiler.

b. Cara Water Washed

Cara water washed merupakan penularan penyakit berhubungan dengan air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Penyakit karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

c. Cara Water Based

Cara water based merupakan penularan penyakit melalui pejamu (host) di air. Penyakit yang ditularkan melalui water based adalah Schistomiasis. Pejamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air. Dalam hal ini larva .Schistomiasis

hidup dalam siput air hingga berubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada dalam air tersebut. Penyaki ini disebut Schistomiasis. d. Cara Water Related Insecta Vector

(32)

2.5 Standar Kualitas Air Bersih

Air mempunyai banyak peranan dalam kehidupan manusia. Kegunaan dari air antara lain sebagai sumber air bersih, alat transportasi, dan tempat hidup ikan air tawar sebagai sumber bahan pangan manusia. Untuk mengetahui kategori air tercemar maka perlu memenuhi kriteria/baku mutu sebagai berikut:

1. Standar Kualitas dari Departemen Kesehatan RI

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakatnya. 2. Standar Kualitas Air WHO

Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan peraturan tentang syarat-syarat kualitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi. Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai pedoman bagi negara anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota, dapat pula menetapkan syarat-syarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara tersebut.

2.6Sungai

(33)

Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Sebagian besar air hujan yang turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya melimpah ke danau atau ke laut. Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur sungai. Perpaduan antara alur sungai dan aliran air di dalamnya disebut sungai (Gayo, 1994).

Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Salah satu fungsi lingkungan sungai saat ini adalah sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian, peternakan, perkebunan dan yang paling penting adalah untuk memenuhi kebutuhan langsung air bersih, baik untuk keperluan rumah tangga, untuk keperluan sektor industri, termasuk industri pariwisata dan keperluan lain yang tidak terlepas dari air bersih seperti untuk pembangkit listrik melalui pemutaran turbin (KLH, 2012).

2.6.1 Pencemaran Air Sungai

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang berada di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu (Fardiaz, 1992).

(34)

penggunaan lahan tanah atau daratan. Dengan demikian banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air yang akhirnya akan bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitarnya.

Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Penyebab pencemaran air dapat juga digolongkan berdasarkan aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan pertanian (Suriawiria, 1996).

Kehidupan biota air bergantung pada kandungan hara, pH, dan konsentrasi oksigen terlarut. Kelebihan unsur-unsur ini di dalam air yang tenang dapat menyebabkan air itu tidak sesuai untuk kehidupan binatang dan tumbuhan. Limbah organik yang memasuki aliran sungai di dekat tempat pemukiman atau pada saluran pembuangan limbah cair rumah tangga, disamping kenaikan suhu mengurangi penurunan oksigen terlarut, penguraian limbah oleh mikroorganisme juga dapat menyebabkan banyak penurunan oksigen terlarut (Mackinnon, 2000).

Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya, sebagai berikut:

1. Padatan

(35)

4. Komponen organik sintetik 5. Nutrient tanaman

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Bahan radioaktif

9. Panas

Berdasarkan PP no. 82 tahun 2001 juga disebutkan unsur-unsur pencemar dapat dibedakan atas:

1. Unsur non-konservatif yaitu unsur yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya senyawa organik.

2. Unsur konservatif yaitu unsur yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya senyawa anorganik.

3. Buangan termal (panas), radioaktif ataupun mikroorganisme.

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas berdasarkan PP No. 82 tahun 2001, yaitu:

a. Kelas satu: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

(36)

c. Kelas tiga: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk imengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, tanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.6.2 Pencemaran Air Limbah Domestik

Air limbah domestik, menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik disebutkan pada Pasal 1 ayat 1, bahwa air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.

Secara prinsip air limbah domestik terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu air limbah yang terdiri dari air buangan tubuh manusia yaitu tinja dan urine (black water) dan air limbah yang berasal dari buangan dapur dan kamar mandi (gray water), yang sebagian besar merupakan bahan organik (Veenstra, 1995).

(37)
[image:37.612.118.508.127.295.2]

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Pencemaran dari Limbah Domestik Berdasarkan Beberapa Parameter Kualitas Air

Parameter

Tingkat Pencemaran

Berat Sedang Ringan

Padatan Total (mg/l) 1000 500 200

Bahan Padatan Terendap (mg/l) 12 8 4

BOD (mg/l) 300 200 100

COD (mg/l) 800 600 400

Nitrogen Total (mg/l) 85 50 25

Amonia-nitrogen (mg/l) 85 50 25

Klorida (mg/l) 30 30 15

Alkalinitas (mg/l) 200 100 50

Minyak dan lemak 40 20 0

Sumber: Rump dan Krist (1992) dalam Effendi (2003)

2.7 Pengetahuan

Simon-morton (1995) mengatakan dalam Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan adalah pengenalan terhadap kenyataan, prinsip dan arti suatu objek, pengetahuan juga dapat dihasilkan dari stimulasi informasi yang dilihat dan diingat. Pengetahuan yang diterima seseorang dapat berasal dari membaca, menonton televisi, mendengar radio, pendidikan formal maupun non formal. Secara konseptual, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba.

Pengetahuan adal oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pad dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

(38)

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat disimpulkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

• Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. • Keterpaparan informasi

Pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, data bases. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Meliono, 2007).

(39)

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yaitu :

A. Know (tahu)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebut, dan sebagainya.

B. Comprehension (memahami)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. C. Application (aplikasi)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya.

D. Analysis (analisis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk manjabarkan suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitan satu sama lain.

E. Synthesis (sintesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

F. Evaluation (evaliasi)

(40)

2.8 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan keseluruhan dari kecendrungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan manusia mengenai topik tertentu. Disamping itu Thomas & Znaniecki (1920) dalam Ramdhani (2009), menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh individu.

Sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek 3. Kecendrungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Menurut Notoatmodjo (2003), seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1. Menerima (receicing)

(41)

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, hasil pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau berdiskusikan terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai.

4. Bertanggung jawab (responsibile)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Seseorang dapat menjadi ambifalen terhadap suatu target, yang berarti dia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian dan dikembangkan dalam 3 model, yaitu:

1. Afeksi : respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu

2. Kecendrungan perilaku : indikasi verbal dari maksud seorang individu 3. Kognisi : pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.

2.9 Tindakan

(42)

suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Diantara faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain.

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkatan-tingkatan tindakan adalah 1. Persepsi (persoption)

2. Respon terpimpin (guide respons) 3. Mekanisme (mechanism)

4. Adopsi (adoption)

2.10 Budaya

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat (Benedict, 1980).

Menurut Harris, M (1988), kebudayaan mempunyai sifat sebagai berikut: 1. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar

(43)

2. Kebudayaan Milik Bersama

Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya. 3. Kebudayaan Sebagai Pola

Setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu.

Pola-pola ini sering disebut dengan norma-norma, walaupun kita semua tahu bahwa tidak semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tidak akan ada yang disebut dengan pembatasan-pembatasan kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat.

4. Kebudayaan Bersifat Dinamis dan Adaptif

(44)

fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya.

Banyak cara yang wajar dalam hubungan tertentu pada suatu kelompok masyarakat memberi kesan janggal pada kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan masyarakat tersebut dengan lingkungannya, baru hubungan tersebut bisa dipahami.

2.11 Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat merupakan orang yang disegani dan merupakan pemimpin di masyarakat. Menurut Sumintarsih (1992), di dalam masyarakat ada 2 pemimpin yaitu pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal yaitu pemimpin yang mendapat legitimasi baik diangkat oleh masyarakat langsung kemudian mendapat legitimasi dari pusat atau kepemimpinan yang dilahirkan masyarakat di luar jaringan kekuasaan tradisinya.

(45)

2.12 Perilaku

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut merupakan penentu dari perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup tersebut untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan) dari luar. Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses Stimulus →organisme

→respons. Selanjutnya Skinner menjelaskan adanya dua jenis respons, yakni:

a. Respondent respons atau reflekxive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus,

karena menimbulkan respons yang relative tetap.

(46)

Berdasarkan teori tersebut, maka perilaku manuisa dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus bersangkutan

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior

2.13 Kerangka Konsep

• Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Lama

bermukim

Kualitas Air Sungai: • Parameter Kimia

(BOD, COD, DO, Detergen)

• Parameter Fisika (TSS)

• Parameter

Mikrobiologi (total

Coliform dan

Colifecal

•Perilaku (Pengetahua, Sikap,

Tindakan)

(47)

2.14 Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara perilaku dengan kualitas air sungai (kualitas Kimia, fisika dan mirobiologi).

2. Ha : Ada hubungan antara faktor budaya dengan kualitas air sungai (kualitas kimia, fisika dan mirobiologi).

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain studi cross secsional yaitu yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik responden, perilaku (pegetahuan, sikap dan tindakan), budaya dan penilaian warga terhadap peran TOMA (Tokoh Masyarakat) yang berhubungan dengan kualitas air Sungai Batang Ayumi di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan tahun 2013.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Kantin, adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah

1. Sungai Batang Ayumi merupakan sungai yang melintas di tengah kota Padangsidimpuan.

2. Kantin merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan aliran air Sungai Batang Ayumi.

3. Masyarakat di Kelurahan Kantin masih menggunakan air Sungai Batang Ayumi dalam kehidupan sehari-hari.

3.2.2 Waktu Penelitian

(49)

3.3. Objek Penelitian 3.3.1. Air Sungai

Air Sungai Batang Ayumi yang melintasi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan yaitu yang berbatasan langsung dengan rumah penduduk yang dijadikan responden.

3.3.2. Masyarakat a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang tinggal di daerah aliran sungai yaitu tepat di pinggir bantaran Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kota Padangsidimpuan.

b. Sampel

Besar sampel ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu berjumlah 64 ibu rumah tangga yaitu semua ibu rumah tangga yang tinggal tepat di bantaran Sungai Batang Ayumi di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan.

3.4 Sumber Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kantin dan pemeriksaan kualitas air sungai.

(50)

1. Diambil di arah hulu sungai sebelum melintasi Kelurahan Kantin. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yaitu bagian pinggir sungai yang paling dekat dengan rumah penduduk, di tengah dan di pinggir sungai terjauh dari rumah penduduk. Ketiga titik ini diambil searah.

2. Diambil di arah hilir sungai setelah melintasi Kelurahan Kantin. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yaitu bagian pinggir sungai yang paling dekat dengan rumah penduduk, di tengah dan di pinggir sungai terjauh dari rumah penduduk. Ketiga titik ini diambil searah.

Jenis alat pengambilan sampel air digunakan botol aqua 1500cc yang telah disteril, dan cara pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :

1. Botol mineral 1500cc dibuka tutupnya lalu dimasukkan ke dalam air dengan arah botol mineral 1500cc langsung terisi air searah dengan arus atau aliran air, setelah botol aqua penuh lalu tutup.

2. Begitu juga pengambilan sampel air pada titik kedua, ketiga dan seterusnya. Untuk pemeriksaan dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan dengan teknik pemeriksaan dilampirkan.

3.4.2 Data Sekunder

(51)

3.5Defenisi Operasional

1. Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus.

2. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan responden tentang hal-hal yang berhubungan dengan kualitas air sungai

3. Sikap adalah tanggapan/pandangan responden tentang hal-hal yang berhubungan dengan kualitas air sungai

4. Tindakan adalah tindakan yang dilakukan masyarakat sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kualitas air sungai

5. Budaya adalah kecendrungan kegiatan yang dilakukan masyarakat di daerah aliran sungai yang berkaitan dengan kualitas air Sungai Batang Ayumi.

6. TOMA (Tokoh Masyarakat) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian atau pandangan ibu terhadap peran tokoh masyarakat sebagai panutan dan yang berpengaruh dimasyarakat dalam menjaga kualitas air sungai.

7. Kualitas air sungai merupakan kualitas air di hulu dan hilir Sungai Batang Ayumi di Kelurahan Kantin, parameter yang diuji adalah parameter kimia (BOD, COD, DO, Detergen), parameter fisika (TSS), dan mikrobiologi (Total Coliform dan Colifecal).

8. Umur adalah usia ibu rumah tangga saat dilakukan pengambilan data dalam tahun.

(52)

10.Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu rumah tangga sehari-hari guna memenuhi kebutuhan (IRT, wiraswasta, PNS).

11.Lama bermukim yaitu lama ibu bermukim sampai saat dilakukan wawancara.

3.6 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran variabel bebas adalah karakteristik responden yang meliputi perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan), budaya dan TOMA yang berhubungan dengan kualitas air Sungai Batang Ayumi.

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen

1. Perilaku

Perilaku dikategorikan menjadi:

1. Perilaku baik : Tindakan responden dapat diamati dan memberi arti positif

2. Perilaku buruk : Tindakan responden dapat diamati dan memberi arti negatif

2. Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang kualitas air sungai dan hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran dengan mengajukan 20 pernyataan dalam kuesioner dengan bentuk jawaban “benar” atau “salah”. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Selanjutnya dilakukan perhitungan presentase, setiap responden dikategorikan dalam 2 kelompok yang mengacu pada teori Arikunto (2010), sebagai berikut :

(53)

c. Rendah : Apabila pertanyaan/pernyataan dijawab benar oleh responden < 55% 3. Sikap

Untuk mengetahui sikap responden tentang kulitas air sungai diajukan 15 pernyataan dalam kuesioner dengan bentuk jawaban “ya” atau “tidak”. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Selanjutnya dilakukan presentase untuk tiap responden kemudian diinterpretasikan ke dalam beberapa kategori mengacu pada teori Arikunto (2010), yaitu:

1. Baik : Skor 55% - 100% 2. Buruk : Skor <55% 4. Tindakan

Untuk mengetahui tindakan yang berhubungan dengan kualitas air sungai diajukan 15 pernyataan dalam kuesioner dengan bentuk jawaban “ya” atau “tidak”. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Berikutnya dilakukan presentase untuk tiap responden dan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam beberapa kategori mengacu pada teori Arikunto (2010), yaitu:

1. Baik : Skor 55% - 100% 2. Buruk : Skor <55% 5. Budaya

(54)

a. Sesuai : Apabila pertanyaan/pernyataan dijawab benar oleh responden 55% -100%

c. Tidak Sesuai : Apabila pertanyaan/pernyataan dijawab benar oleh responden <55% 6. Penilaian terhadap TOMA (Tokoh Masyarakat)

Untuk mengetahui hubungan penilaian masyarakat terhadap peran TOMA dengan kualitas air sungai diajukan 10 pernyataan dalam kuesioner dengan bentuk jawaban “aktif” atau “pasif”. Jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Setelah dilakukan presentase untuk tiap responden selanjutnya diinterpretasikan ke dalam 2 kategori yaitu:

1. Aktif : Skor 55% - 100% 2. Pasif : Skor <55%

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen

Variabel dependen dalam hal ini adalah kualitas air sungai berdasarkan pemeriksaan kualitas air sungai. Sampel air diambil sebelum memasuki Kelurahan Kantin dan sesudah melewati Kelurahan Kantin. Adapun teknik pengambilan sampel air dilakukan dengan mengambil air di kedua sisi pinggir sungai dan dibagian tengah sungai.

Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur parameter air antara lain; parameter kimia (BOD, COD, DO, Ditergen), parameter fisika (TSS), parameter mikrobiologi (Total Coliform dan Colifecal). Adapun kualitas air dikategorikan menjadi :

(55)

2. Hilir : Untuk hasil pemeriksaan kualitas air yang berada di daerah hilir (sesudah melintasi kelurahan Kantin).

Pengelompokan responden berdasarkan kualitas air adalah sebagai berikut: 1. Responden yang tinggal di hulu Kelurahan Kantin berdasarkan kualitas air

sungai di hulu yaitu berjumlah 10 responden.

2. Responden yang tinggal di hilir Kelurahan Kantin berdasarkan kualitas air sungai di hilir yaitu berjumlah 54 responden.

3.7 Teknik Analisa Data

Analisa data diperoleh dari beberapa uji statistik memakai program pengolahan data SPSS. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

3.7.1 Analisis Data Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi faktor perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan), budaya dan penilaian responden kepada TOMA dan karakteristik responden.

3.7.2 Analisis Data Bivariat

Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara perilaku, budaya dan penilaian warga terhadap TOMA berkaitan dengan pencemaran air sungai (parameter kimia, fisika dan mikrobiologi). Analisa bivariat menggunakan uji

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Padangsidimpuan merupakan pecahan wilayah Tapanuli Selatan dahulu. Padangsidimpuan adalah penggabungan dari Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Iklim Kota Padangsidimpuan tergolong pada daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 20°C - 28°C.

Luas wilayah kota Padangsidimpuaan adalah 114, 65 km2. Secara geografis Kota Padangsidimpuan terletak pada posisi 01° 08’ 07’’ - 01o 28’ 19’’ Lintang Utara dan 99o 13’ 53’’ - 99o 21’ 31’’ Bujur Timur. Jarak antara ibu kota provinsi (Medan) dan Kota Padangsidimpuan adalah 448 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 10 jam melalui jalan darat. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan jarak dari pemukuaan laut, Kota Padangsidimpuan terletak antara 260-1100 meter diatas permukaan laut (DPL). Adapun batas wilayah Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. b. Sebelah Timur : Kecamatan Angkola Timur dan KabupatenTapanuli

(57)

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Angkola dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

d. Sebelah Barat : Kecamatan Angkola Selatan dan KabupatenTapanuli Selatan.

Kelurahan Kantin merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kota Padangsidimpuan. Adapun sungai yang menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini adalah Sungai Batang Ayumi. Air sungai Batang Ayumi sebagian besar berasal dari lereng gunung Lubuk Raya di sebelah barat dan lereng gunung Sibual Buali di sebelah utara Kota Padangsidimpuan.

Terdapat 24 desa yang penduduknya bertempat tinggal di bantaran atau tepi sungai dengan total keluarga 685 keluarga (650 unit bangunan). Hampir seluruh desa atau kelurahan di Kota Padangsidimpuan dilintasi sungai yang berasal dari anak sungai Batang Ayumi yaitu Sipogas dan Sibontar. Diketahui dari semua desa yang dilintasi sungai terdapat 24 desa yang ada penduduknya bertempat tinggal di bantaran/tepi sungai dengan total keluarga sebanyak 685 keluarga (650 unit bangunan).

(58)

4.1.2 Kondisi Penduduk Kelurahan Kantin

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan (angka sementara) adalah 191.554 orang, yang terdiri atas 93.354 laki-laki dan 98.200 perempuan. Dari hasil sensus penduduk tahun 2010 tersebut jumlah penduduk Kecamatan Padangsidimpuan Utara sebanyak 59.686 orang. Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan di Padangsidimpuan Utara adalah lakilaki 28.589 jiwa dan perempuan 31.097 jiwa. Jika dilihat berdasarkan kepadatannya Kecamatan yang paling tinggi kepadatannya adalah Kecamatan Padangsidimpuan Utara yakni sebanyak 4.236 orang/km2.

[image:58.612.113.530.553.671.2]

Warga Kantin mayoritas beragama Islam yaitu 2.026 orang sedangkan lainnya beragama Kristen protestan sebanyak 29 orang dan Budha 5 orang. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah wiraswasta yaitu 742 orang, PNS/TNI 129 orang, dagang 209 orang dan lainnya 70 orang. Jumlah penduduk Kelurahan kantin Lombang berdasarkan data pada Bulan April 2013 adalah 2.060 jiwa yang terdiri dari 987 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1. 078 orang berjenis kelamin perempuan. Adapun data penduduk berdasarkan komposisinya :

Tabel 4.1 Distribusi Komposisi Penduduk Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan April 2013

Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

0-5 156 7,57

6-12 283 13,74

13-19 302 14,66

20-35 606 29,42

36-60 633 30,73

>61 80 3,88

(59)

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa komposisi penduduk terbanyak berada pada umur 36-60 tahun yaitu 633 orang (30,73%) sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah pada umur > 61 tahun yaitu 80 orang (3,88%). Jumlah penduduk yang berumur 20-35 tahun 606 orang (29,42%), berumur 13-19 tahun 302 orang (14,66%),berumur 6-12 tahun 283 orang (13,74%) dan 0-5 tahun sebanyak 156 orang (7,57%).

4.2 Karakteristik Responden Pengguna Air Sungai Batang Ayumi 4.2.1 Umur

[image:59.612.112.527.454.543.2]

Umur adalah umur ibu yang dijadikan sebagai responden mulai lahir sampai ulang tahun terakhir. Ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu yang bermukim tepat di pinggir daerah aliran sungai. Adapun komposisi umur responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

20-30 20 31.3

30-40 12 18.8

40-50 12 18.8

50-60 20 31.3

Total 64 100.0

(60)

4.2.2 Pendidikan

[image:60.612.111.528.295.396.2]

Pendidikan adalah tingkat pendidikan ibu rumah tangga yaitu yang dikategorikan ke dalam tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pendidikan akan memberikan informasi khususnya informasi kesehatan. Berikut ini merupakan distribusi tingkat pendidikan ibu yang dijadikan responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangdisimpuan Tahun 2013

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tidak Sekolah 8 12.5

SD 12 18.8

SMP 18 28.1

SMA 22 34.4

Perguruan Tinggi 4 6.3

Total 64 100.0

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa dari 64 responden, tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA yaitu 22 orang (34.4%) dan yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu 4 orang (6,3%). Untuk SD yaitu 12 orang (18,8%), SMP 18 orang (28,1%) dan yang tidak sekolah adalah 8 orang (12,5%).

4.2.3 Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan ibu rumah tangga sehari-hari guna memenuhi kebutuhan dalam hal ini dikategorikan menjadi Tidak bekerja/IRT, wiraswasta, PNS. Data pekerjaan ibu dapat diketahui melalui tabel seperti berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimuan Tahun 2013

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Tidak Bekerja/IRT 29 45.3

PNS 11 17.2

Wiraswasta 24 37.5

[image:60.612.112.530.642.708.2]
(61)

Dari tabel 4.4 diketahui bawa sebagian besar ibu yang dijadikan responden adalah tidak bekerja/IRT (ibu rumah tangga) yaitu 29 orang (45,3%). Berikutnya yaitu Wiraswasta 24 orang (17,2%) dan yang bkkerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu 11 orang (17,2%).

4.2.4 Lama Bermukim

[image:61.612.113.529.391.462.2]

Lama bermukim adalah lama waktu tinggal (menetap) responden di daerah aliran sungai. Hal yang perlu diperhatikan karena waktu dapat membentuk pola kebiasaan responden. Adapun distribusi lama bermukim responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim di Daerah Aliran Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan tahun 2013

Lama Bermukim (tahun) Jumlah Persentase (%) <

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Pencemaran dari Limbah Domestik Berdasarkan
Tabel 4.1 Distribusi Komposisi Penduduk Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan April 2013
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara  Kota Padangsidimpuan Tahun 2013
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangdisimpuan Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahapan ini praktikan mempraktikan kompetensi yang dipunyai untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengadakan pembelajaran di lapangan. Setiap praktikan

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 berupa foto copy Surat Kelahiran atas nama ANJANI PUTRI UTAMI telah membuktikan bahwa anak tersebut lahir di Sukabumi pada hari

Pengajaran Bahasa Inggris untuk anak lebih baik dimulai pada usia dini.. The earlier is

Sebanyak 6 tablet ditimbang satu per satu kemudian dimasukan ke dalam labu disolusi yang berbeda untuk tiap tablet, medium yang digunakan yaitu

Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi

Suatu visi memberikan informasi tentang bentuk dan gambaran suatu hal pada masa yang akan datang yang terkait dengan misi yang bermanfaat bagi organisasi dan orang yang bekerja sama

[r]

Dengan demikian penjatuhan sanksi tindak pidana penjualan organ tubuh putusan nomor 1015/PID.B/PN.JKT.PST/2016 dalam pertimbangan hukum hakim menurut Penulis tidak sesuai