• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan “akar café” Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan “akar café” Bogor"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

D

FAKULTA

IN

Oleh

DEWI KUMALASARI

H24062173

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LTAS EKONOMI DAN MANAJEM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

Salah satu usaha kuliner yang sedang berkembang di Bogor adalah “akar

café” yang memiliki fasilitas-fasilitas seperti hot spot, area parkir, live music dan tempat rapat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik

pelanggan “akar café” Bogor, (2) Menganalisis hubungan antara karakteristik

pelanggan dengan atribut kualitas pelayanan “akar café” Bogor dan (3) Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh “akar café”Bogor.

Penelitian dilakukan di “akar café” yang berlokasi di jalan Raya Darmaga Km 8.5 No. 11 Kampus IPB Darmaga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Analisis Chi-Square, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) dengan bantuan SPSSversi 16.00 for Windowsdan Microsoft Excel 2007.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian konsumen “akar café” berjenis

kelamin perempuan, berusia 21–30 tahun, beralamat di Bogor, berstatus belum menikah dan berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar. Berdasarkan analisis Chi-Square, tedapat hubungan antara variabel jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, rata-rata pendapatan per bulan dan rata-rata pengeluaran per bulan dengan tingkat kinerja atribut kualitas pelayanan, sedangkan untuk variabel pendidikan dan alamat tidak terdapat hubungan dengan tingkat kinerja atribut kualitas pelayanan. Berdasarkan analisis Importance Performance Analysis diperoleh empat atribut yang dianggap penting dan konsumen merasa puas. Atribut yang harus menjadi prioritas utama adalah lokasi café yang strategis, kebersihan peralatan makan, lama waktu tunggu dari mulai pemesanan sampai pesanan datang dan respon cepat terhadap keluhan pelanggan. Nilai Customer Satisfaction Indexmenunjukkan bahwa keseluruhan konsumen “akar café” merasa puas terhadap atribut kualitas pelayanan “akar café”, yaitu sebesar 70,59%.

Diharapkan “akar café” dapat terus berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan

(3)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DEWI KUMALASARI

H24062173

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan

“akar café” Bogor

Nama : Dewi Kumalasari

NIM : H24062173

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec)

NIP: 195811221985031002

Mengetahui:

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono. M. Munandar, M. Sc) NIP: 196101231986011002

(5)

iii

Penulis dilahirkan di Grobogan pada tanggal 25 Juli 1987. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara pasangan dari Sudjono dan Sulastri.

Penulis menyelesaikan pendidikan TK Pertiwi Grabagan 2 pada tahun 1993, kemudian tahun 1994 melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Kuwu. Tahun 2000 penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kradenan, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwodadi Grobogan dan masuk dalam program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada tahun 2003. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) yang kemudian masuk di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Pada tahun 2008, penulis meraih juara 1 Lomba Memasak dalam Even Campus Fair Kopma IPB. Penulis juga aktif dalam kegiatan Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Perhimpunan Mahasiswa Purwodadi Grobogan (PERMADI) periode 2008-2009 sebagai sekretaris. Disamping itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan COM@

(6)

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Persaingan dalam setiap bidang usaha menuntut para pelaku usaha untuk menjaga kualitas, mengetahui dan memenuhi keinginan pelanggan serta menciptakan rasa puas bagi pelangga. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap jasa yang ditawarkan. Skripsi ini berjudul Analisis Tingkat

Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan “akar café” Bogor. Skripsi ini

disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun penulis

dalam penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

khalayak banyak. Amin

Bogor, Juni 2010

(7)

v

Penyusunan skripsi penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan petunjuk dan pengarahan dengan

penuh kesabaran kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. selaku dosen penguji I yang telah bersedia

menguji dan memberikan masukan kepada penulis.

3. Alim Setiawan, STP, Msi. selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji

dan memberikan masukan kepada penulis.

4. Orangtua (Ibu dan Bapak) dan saudara sekandungku tercinta (Mbk Eti, Bunda

Dian, Mas Dedi dan Mbk Indri) serta keponakan-keponakanku (Mas Ray,

Menik, Njeput dan Ikal) yang selalu memberi dukungan, inspirasi dan kasih

sayangnya.

5. Papa, mama dan dek sofy yang selalu memberikan perhatian dan kasih

sayangnya.

6. Pemilik dan karyawan “akar café”yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen, FEM IPB.

8. Teman-teman satu bimbingan (fery, esa, dian, gama, erika, astri, habib, exval

dan feby) yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.

9. Teman-teman mahasiswa Manajemen Angkatan 43 yang telah memberikan

dukungan kepada penulis.

10. Jongs java (jojo, akmal, tj, winchan, lia, lisa, oop dan apip) atas kebersamaan

selama ini dan dukungannya.

11. Ek (Ryan Perdana) yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada

penulis.

12. Mbendol (Putri Enjang Wikanthi) dan Estik Kembar sahabat sejatiku yang

selalu memberikan perhatian dan semangatnya kepada penulis.

(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Café ... 5

2.2. Pemasaran ... 5

2.3. Jasa ... 6

2.3.1. Kategori Bauran Jasa ... 6

2.3.2. Karakteristik Jasa ... 7

2.4. Kualitas Jasa/Layanan ... 9

2.4.1 Penilaian Kualitas Jasa/Layanan ... 9

2.4.2 Kesenjangan Kualitas Jasa ... 10

2.4.3 Dimensi Kualitas Jasa ... 11

2.5. Kepuasan Pelanggan ... 12

2.5.1. Faktor Utama yang Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 13

2.5.2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 14

2.6. Pelanggan ... 16

2.7. Analisis Deskriptif ... 17

2.8. Skala Likert ... 17

2.9.Importance Performance Analysis(IPA) ... 18

2.10.Customer Satisfaction Index(CSI) ... 22

2.11.Uji Chi-Square ... 23

(9)

vii

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 29

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Instrumen Penelitian ... 31

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.1.1. Visi dan Misi ... 35

4.1.2. Struktur Organisasi ... 36

4.2. Uji Instrumen Penelitian ... 36

4.2.1. Uji Validitas ... 36

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 36

4.3. Karakteristik Konsumen ... 37

4.3.1. Karakteristik Demografi ... 37

4.3.2. Pengalaman dan Pengetahuan Konsumen ... 42

4.4. Penilaian Konsumen terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja pada Aribut-atribut Kualitas Pelayanan “akar café” ... 46

4.5. Urutan Peringkat Atribut-atribut Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ... 55

4.6. Pengukuran IPA (Importance Performance Analysis) terhadap Atribut-atribut Kualitas Pelayanan ... 58

4.7. Pengukuran CSI (Customer Satisfaction Index) terhadap Atribut-atribut Kualitas Pelayanan ... 61

4.8. Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 62

4.8.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 63

4.8.2. Hubungan antara Usia dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 63

4.8.3. Hubungan antara Alamat dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 66

4.8.4. Hubungan antara Status Pernikahan dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 66

4.8.5. Hubungan antara Pekerjaan dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 67

4.8.6. Hubungan antara Pendidikan dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 68

4.8.7. Hubungan antara Rata-rata Pendapatan per Bulan dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 68

4.8.8. Hubungan antara Rata-rata Pengeluaran per Bulan dengan Tingkat Kinerja Atribut Kualitas Pelayanan ... 70

(10)

viii

(11)

ix

No. Halaman

1. Penelitian Terdahulu yang Mendukung ... 26 2. Penilaian Konsumen terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat

Kinerja pada Atribut-atribut Kualitas Pelayanan ... 53 3. Perhitungan Tingkat Kesesuaian antara Penilaian Tingkat Kinerja

dan Tingkat Kepentingan dari Atribut Kualitas Pelayanan ... 54 4. Urutan Peringkat Atribut Kualitas Pelayanan Berdasarkan

Tingkat Kepentingan ... 56 5. Urutan Peringkat Atribut Kualitas Pelayanan Berdasarkan

Tingkat Kinerja ... 57 6. Perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) ... 62 7. UjiChi-SquareKinerja Atribut yang Berhubungan dengan

Jenis Kelamin ... 63 8. UjiChi-SquareKinerja Penataan Ruang dengan Usia ... 64 9. UjiChi-SquareKinerja Kebersihan dan Kenyamanan Secara

Umum dengan Usia ... 64 10. UjiChi-SquareKinerja Lama Waktu Pemesanan dengan Usia ... 65 11. UjiChi-SquareKinerja Komunikasi dan Kesabaran Karyawan

dengan Usia ... 65 12. UjiChi-SquareKinerja Kemampuan Karyawan dalam

Melaksanakan Pekerjaannya dengan Usia ... 65 13. UjiChi-SquareKinerja Kebersihan dan Kenyamanan Secara

Umum dengan Status Pernikahan ... 67 14. UjiChi-SquareKinerja Kebersihan dan Kenyamanan Secara

Umum dengan Pekerjaan ... 67 15. UjiChi-SquareKinerja Lama Waktu Tunggu Pemesanan

Sampai Pesanan Datang dengan Pekerjaan ... 68 16. UjiChi-SquareKinerja Informasi Mengenai Daftar Harga dan

Menu yang Ada dengan Rata-rata Pendapatan per Bulan ... 69 17. UjiChi-SquareKinerja Lama Waktu Tunggu Pemesanan

Sampai Pesanan Datang dengan Rata-rata Pendapatan per Bulan ... 69 18. UjiChi-SquareKinerja Informasi Mengenai Daftar Harga dan

Menu yang Ada dengan Rata-rata Pengeluaran per Bulan ... 70 19. Matriks Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan

(12)

x

No. Halaman

1. Hubungan antara Harapan, Kepuasan Pelanggan dan Kualitas

Jasa/layanan yang Dipahami atau Dipersepsikan ... 10

2. Kesenjangan Model Kualitas Jasa ... 13

3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 20

4. Kerangka Penelitian Penelitian ... 28

5. Penyebaran Jenis Kelamin Konsumen ... 38

6. Penyebaran Usia Konsumen ... 38

7. Penyebaran Alamat Konsumen ... 39

8. Status Pernikahan ... 39

9. Pekerjaan Konsumen ... 40

10. Pendidikan Terakhir yang Ditempuh Konsumen ... 40

11. Penerimaan Konsumen Per Bulan ... 41

12. Pengeluaran Konsumen Per Bulan ... 41

13. Frekuensi Makan di Luar Rumah ... 42

14. Jenis Sumber Informasi Konsumen ... 43

15. Frekuensi Konsumen Mengunjungi “akar café” ... 43

16. Dengan Siapa Konsumen Mengunjungi “akar café” ... 44

17. Alasan Konsumen Memilih “akar café”... 44

18. Pengeluaran untuk Sekali Makan di “akar café” ... 45

19. Keinginan Konsumen untuk Berkunjung Kembali ke “akar café” ... 45

20. Kesediaan Konsumen untuk Merekomendasikan “akar café” Kepada Teman ... 46

(13)

xi

No. Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 78

2. Menu “akar café”... 82

3. Struktur Organisasi “akar café” ... 83

4. Hasil Uji Validitas Tingkat Kepentingan ... 84

5. Hasil Uji Validitas Tingkat Kinerja ... 86

6. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan dan Tingkat Harapan ... 88

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terkenal akan keindahan alamnya, maka

dari itu tidaklah mengherankan jika Indonesia memiliki banyak sekali tempat

wisata. Sektor kepariwisataan merupakan salah satu sumber pendapatan

devisa negara yang sangat membantu pembangunan dalam segala bidang.

Industri kepariwisataan di Indonesia sangatlah beragam mulai dari perhotelan,

rumah makan atau café, tour and travel dan sebagainya. Bidang usaha café

merupakan bagian dari usaha kepariwisataan yang menyediakan makan dan

minuman, serta pelayanan-pelayanan pendukung lainnya yang dikelola secara

komersial.

Café didefinisikan sebagai suatu tempat minum kopi yang

pengunjungnya dihibur dengan musik atau tempat minum yang

pengunjungnya dapat memesan minuman, makanan dan kue-kue (Kamus

Besar Bahasa Indonesia). Sedangkan di Indonesia, café dimodifikasi menjadi

tempat yang juga menjual makanan berat dan menampilkan hiburan seperti

live music dan sebagainya. Dari sini terjadi pergeseran dari tempat yang

hanya menjual makanan kecil menjadi tempat yang juga menjual makanan

besar, sehingga dalam artinya pun mengalami sedikit pergeseran menjadi

restoran.1

Dewasa ini, perkembangan café sangatlah pesat. Café sekarang ini

sangat mudah ditemukan di berbagai tempat. Dari sinilah timbul persaingan

yang sangat ketat di bidang usaha makanan dan minuman (restoran, café). Hal

ini terbukti bahwa setiap tahunnya jumlah café selalu bertambah jumlahnya

terutama di Bogor. Catatan terakhir Disinparbud kota Bogor, jumlah restoran,

rumah makan yang terdaftar mencapai 175 unit.2 Jumlah ini hanya terbatas pada restoran dan rumah makan yang terdaftar saja sedangkan masih banyak

1

Akbar, R. 2006. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Padang Pondok Kapau jl. Dipatiukur no. 100 Simpang dago bandung http://dspace.widyatama.ac.id . Diakses pada 17-09-2009

2

(15)

bisnis makanan dan minuman yang belum terdaftar atau belum mendaftarkan

diri. Di samping semakin bertambahnya jumlah restoran, rumah makan dan

café, persaingan ini juga muncul karena semakin banyaknya pengeluaran

masyarakat untuk konsumsi.

Persaingan yang semakin ketat menuntut para pelaku usaha khususnya

yang bergerak dalam bidang usaha makanan dan minuman untuk

berlomba-lomba menawarkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki untuk tetap

bertahan. Di saat persaingan semakin ketat, produsen berusaha memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menawarkan berbagai jenis

produknya. Dampaknya adalah konsumen memiliki banyak pilihan yang

mendorong setiap perusahaan harus menempatkan orientasinya pada

kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya. Produsen semakin yakin

bahwa kunci sukses untuk memenangkan persaingan terletak pada

kemampuannya memberikan total customer value yang dapat memuaskan

pelanggan melalui penyampaian produk yang berkualitas dengan harga

bersaing (Hasan, 2009). Hal ini dikarenakan konsumen sangatlah memegang

peranan yang sangat penting di dalam menentukan keberhasilan suatu usaha.

Pelanggan yang merasa puas akan kembali lagi untuk menggunakan jasa atau

mengkonsumsi barang yang ditawarkan produsen tersebut, karena mereka

merasa bahwa kinerja produk yang dinikmatinya sama dengan yang

diharapkannya.

Salah satu usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang

sedang berkembang di Bogor adalah “akar café”, bertempat di jalan Raya Darmaga Km 8.5 No. 11 Kampus IPB Darmaga. Café ini hadir dengan

dekorasi tempat perpaduan antara budaya Bali dan Sunda. Letaknya yang

langsung berhadapan dengan jalan raya membuat pelanggan mudah untuk

menemukannya. Berbagai jenis menu ditawarkan di sana, mulai dari makanan

lokal sampai dengan makanan western. Dengan didukung fasilitas-fasilitas

sepertihot spot, area parkir,live musicdan tempat rapat “akar café” mencoba untuk memberikan kesan tersendiri di benak pelanggannya.

Bagi setiap perusahaan, menjaga kualitas pelayanan merupakan hal

(16)

berkualitas dan memuaskan akan memberikan dorongan kepada pelanggan

untuk menjalin hubungan yang kuat dengan pihak “akar café”. Meningkatkan

kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan memaksimumkan pengalaman

yang menyenangkan dan mengurangi pengalaman yang kurang

menyenangkan bagi pelanggan “akar café”. Pelanggan yang merasa

terpuaskan tidak jarang untuk menceritakan pengalaman mengenai apa yang

mereka dapatkan kepada orang lain. Hal ini secara tidak langsung akan

membantu “akar café” dalam mempromosikan produknya.

Untuk memperoleh konsumen yang loyal terhadap suatu merek,

restoran tersebut haruslah memiliki kelebihan dan keunggulan yang

membedakan dengan pihak lain, salah satu keunggulan tersebut adalah jasa

pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Kepuasan yang dirasakan oleh

para pelanggan merupakan salah satu kunci sukses suatu usaha. Maka dari itu,

penelitian ini akan difokuskan pada permasalahan kepuasan pelanggan

terhadap kualitas layanan“akar café”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pelanggan “akar café” Bogor?

2. Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan dengan tingkat

kinerja atribut kualitas pelayanan “akar café” Bogor?

3. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh “akar café” Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik pelanggan “akar café”Bogor.

2. Menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan dengan tingkat

kinerja atribut kualitas pelayanan “akar café”Bogor.

3. Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Menjadi masukan guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

pada pelanggan dalam upaya meningkatkan kinerja “akar café” dalam mengembangkan pelayanan di masa yang akan datang.

2. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan kajian bagi kalangan akademis, khususnya yang

berkonsentrasi di bidang ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini hanya mengambil responden dari pelanggan “akar café” yang mampu berkomunikasi dengan baik, minimal remaja usia 15 tahun.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Café

Pengertian café menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat

minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik, di mana

pengunjungnya dapat memesan minuman, makanan dan kue-kue. Café

menurut Dictionary of English Language and Culure oleh Longman adalah

restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman,

café biasanya digunakan oleh orang-orang untuk menghabiskan waktu atau

istirahat sejenak. Café menurut The New Collins Dictionary & Theosauruss

adalah restoran murah yang menyediakan makanan yang mudah dimasak atau

dimakan serta mudah dihidangkan kembali. Café merupakan sebuah tempat

yang mirip dengan restoran tetapi lebih memiliki batasan khusus daripada

restoran itu sendiri apabila dilihat dari cara menyajikan makanan dan

minumannya. Definisi lain mengenai café adalah sebagai berikut:

a. Sejenis restoran dimana pelayanannya juga disajikan berupa hiburan live

show musicdan lain-lain.

b. Dengan berkembangnya café, maka artinya pun menjadi luas. Café tidak

hanya digunakan untuk menikmati makanan dan minuman tetapi juga

tempat bersosialisasi dan mencari teman baru.

c. Tempat informal yang menyajikan makanan dan minuman ringan.3

2.2. Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasikan dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat (Kotler, 2007). Selain itu Kotler juga

mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran

Amerika diartikan sebagai satu fungsi organisasi dan seperangkat proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada

3

(19)

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Hasan

(2009) pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang

bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder

(pelanggan, karyawan dan pemegang saham).

2.3. Jasa

Definisi jasa menurut Lovelock and Wright (2005) dilihat dari dua

pendekatan adalah sebagai berikut:

a. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada

pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,

kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan

kepemilikan atas faktor-faktor produksi.

b. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat

bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan

mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama

penerimaan jasa tersebut.

Definisi jasa menurut Kotler (2005) adalah tindakan atau perbuatan yang

dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifatintangible(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu.

2.3.1. Kategori Bauran Jasa

Menurut Kotler (2005) produk dan jasa yang ditawarkan di

pasar dapat dibedakan menjadi lima kategori tawaran, diataranya

adalah sebagai berikut:

a. Barang berwujud murni

Penawaran yang hanya terdiri atas barang berwujud seperti sabun,

pasta gigi atau pensil. Tidak satu pun jasa menyertai produk

tersebut.

(20)

Tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh

satu atau beberapa jasa. Penjualan bergantung pada kualitas dan

ketersediaan layanan pelanggan yang menyertainya, seperti

tersedianya ruang pameran, pengiriman, perbaikan dan

pemeliharaan, bantuan aplikasi, pemenuhan garansi dan

sebagainya.

c. Campuran

Tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang

sama seperti orang pergi ke restoran untuk mendapatkan produk

maupun layanan.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil

Tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan

atau barang pendukung. Sebagai contoh penumpang pesawat

terbang, perjalanan tersebut meliputi beberapa barang berwujud,

seperti makanan dan minuman, sobekan tiket dan majalah

penerbangan. Pada intinya pelanggan harus naik pesawat terlebih

dahulu untuk menikmati produk yang ditawarkan selama

perjalanan.

e. Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya terdiri atas jasa, misalnya pijat,

psikoterapi dan penjagaan bayi.

Dari kelima kategori bauran jasa di atas, jelas bahwa “akar cafe”

masuk ke dalam kategori bauran jasa campuran, karena mereka

menawarkan produk makanan dan minuman serta layanan kepada

pelanggan mereka.

2.3.2. Karakteristik Jasa

Tjiptono (2009) mengungkapkan lima karakteristik jasa utama

yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran dan yang

membedakan dengan barang (produk fisik), kelima karakteristik

tersebut meliputi:

(21)

Sifat ini didefinisikan bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar atau dicium sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai

hasil dari jasa tersebut sebelum membeli jasa tersebut terlebih

dahulu. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai kualitas dari

tempat, orang-orang, peralatan, bahan komunikasi, simbol dan

harga yang mereka lihat. Maka dari itu, tugas penyedia jasa

tersebut adalah mengelola bukti tersebut untuk mewujudkan

sesuatu yang tidak berwujud.

b. Tidak terpisahkan (inseparability)

Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

Sifat ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik, yang diproduksi,

disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak

penjual dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa

tersebut, penyedia adalah bagian dari jasa itu. Karena pelanggan

hadir pada saat jasa tersebut dihasilkan, interaksi penyedia

pelanggan merupakan ciri dari arus pemasaran jasa.

c. Bervariasi (variability/heterogenity)

Jasa bersifat sangat variatif/heterogen karena bergantung pada

siapa memberikannya, kapan dan dimana diberikan, jasa sangat

bervariasi.

d. Tidak tahan lama (perishability)

Karakteristik jasa yang berikutnya adalah tidak tahan lama yang

dapat diartikan bahwa jasa tidak dapat disimpan karena jasa

merupakan komoditas yang tidak tahan lama. Pada umumnya

permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor musiman.

e. Lack of ownership

Pada pembelian jasa, pelanggan terkadang hanya memiliki akses

personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas, misalnya

(22)

2.4. Kualitas Jasa/Layanan

Kualitas jasa didefinisikan oleh Lovelock and Wright (2005) sebagai

evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu

perusahaan. Sebelum pelanggan membeli jasa, mereka memiliki harapan

tentang kualitas jasa yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi,

pengalaman sebelumnya, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan

penyedia jasa. Setelah membeli dan menggunakan jasa tersebut, pelanggan

membandingkan kualitas yang diharapkan dengan apa yang benar-benar

mereka terima/kenyataan.

Kualitas jasa/layanan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan (Tjiptono, 2009). Menurut Rust, et al dalam Tjiptono

(2009), harapan pelanggan dapat berupa tiga macam tipe, yaitu:

1. Will Expectation

Tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan

diterimanya, berdasarkan semua informasi yang diketahuinya. Tipe ini

merupakan tingkat harapan yang sering dimaksudkan oleh konsumen saat

menilai kualitas jasa/layanan tertentu.

2. Should Expectation

Tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen.

3. Ideal Expectation

Tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima

konsumen.

2.4.1. Penilaian Kualitas Jasa/Layanan

Pelanggan memiliki harapan tentang kualitas jasa yang

didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi, pengalaman

sebelumnya, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan penyedia jasa

sebelum pelanggan membeli suatu jasa. Setelah membeli dan

menggunakan jasa tersebut, pelanggan membandingkan kualitas yang

diharapkan dengan apa yang benar-benar mereka terima. Gambar 1

(23)

kualitas jasa yang dipahami atau dipersepsikan. Kinerja jasa yang

mengejutkan dan menyenangkan pelanggan akan berada di atas

tingkat jasa yang mereka inginkan, serta akan dipandang memiliki

kualitas yang lebih tinggi (Lovelock & Wright, 2005).

Gambar 1. Hubungan antara Harapan, Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Jasa/layanan yang Dipahami atau Dipersepsikan.

2.4.2. Kesenjangan Kualias Jasa

Seperti yang telah tertulis di atas bahwa pelanggan menciptakan

harapan-harapan mengenai kaulitas layanan dari pengalaman masa

lalu, cerita dari mulut ke mulut dan iklan. Pelanggan mebandingkan

apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan. Jika jasa yang

dirasakan berada dibawah jasa yang diharapkan, maka pelanggan akan

kecewa. Jika jasa yang dirasakan sesuai atau melebihi harapan

mereka, mereka akan cenderung untuk menggunakan penyedia jasa itu

lagi (Lovelock and Wright, 2005). Terdapat lima kesenjangan yang

mengakibatkan ketidakberhasilan penyerahan jasa. Kelima

kesenjangan tersebut disusun kedalam satu model yang menekankan

syarat-syarat utama dalam memberikan kualitas jasa yang tinggi yang

dinamakan model kualitas jasa. Model tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2 ( Kesenjangan model kualitas jasa ). Model tersebut terdiri

dari:

Jasa yang diharapkan Jasa yang diinginkan

Jasa yang memadai

Jasa yang dipahami

Jasa yang diperkirakan Ukuran-ukuran

kualitas jasa

Keunggulan jasa yang dipahami/dipersepsikan

Memadainya jasa yang dipahami

(24)

a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

Hal ini disebabkan karena sering kali manajemen tidak selalu

memahami dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan.

b. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas

jasa.

Kesenjangan ini disebabkan karena manajemen mungkin

memahami dengan tepat keinginan-keinginan pelanggan tetapi

tidak menetapkan standar kinerja.

c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyerahan jasa.

Disebabkan karena karyawan mungkin kurang terlatih, tidak mau

atau tidak mau mematuhi standar atau mungkin mereka dihadapkan

pada standar yang saling bertentangan, seperti menyediakan waktu

untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka dengan

cepat.

d. Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal.

Disebabkan karena harapan-harapan konsumen dipengaruhi

pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan perwakilan dan iklan

perusahaan.

e. Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan

Kesenjangan ini terjadi apabila konsumen tersebut memiliki

persepsi yang keliru tentang kualitas jasa tersebut.

2.4.3. Dimensi Kualitas Jasa

Dimensi kualitas jasa menurut Lovelock and Wright (2005)

dapat dibagi ke dalam lima dimensi kualitas jasa, diantaranya adalah:

a. Kehandalan (reliability)

Kemampuan yang dapat diandalkan dalam memberikan jasa yang

dijanjikan.

(25)

Meliputi penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan,

tersedianya tempat parkir, kebersihan tempat, kelengkapan

peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

c. Daya Tanggap (responsiveness)

Ketanggapan atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan

dan memberikan pelayanan kepada pelanggan yang tanggap dan

cepat, meliputi kecepatan karyawan dalam menangani transaksi,

penanganan terhadap keluhan pelanggan dan kesigapan karyawan

dalam melayani pelanggan.

d. Jaminan (assurance)

Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk,

perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan serta

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan terhadap pelanggan.

e. Empati (empathy)

Perhatian secara individu yang diberikan perusahaan kepada

pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan

dan usaha perusahaan untuk memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan.

2.5. Kepuasan Pelanggan

Lovelock and Wright (2005) medefinisikan kepuasan pelanggan

sebagai keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa

kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan atau

kesenangan. Sedangkan menurut Kotler & Keller (2007) kepuasan pelanggan

merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau

hasil) yang diharapkan. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas

dan senang. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman pembelian

sebelumnya, nasihat orang lain (teman, kolega) dan janji serta informasi para

(26)

Gap 5

Konsumen Pemasar

Gap 4

Gap 1 Gap 3

Gap 2

Gambar 2. Kesenjangan Model Kualitas Jasa (Zeithmal, et al., dalam Kotler, 2005)

2.5.1. Faktor Utama yang Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Menurut Irawan (2000) terdapat lima faktor yang dapat

menentukan kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Kualitas produk Komunikasi

dari mulut ke mulut

Kebutuhan Seseorang

Pengalaman masa lalu

Layanan yang diharapkan

Penyerahan jasa (termasuk sebelum dan sesudah kontak)

Komunikasi eksternal

dengan konsumen

Persepsi manajemen tentang

harapan konsumen Penerjemahan persepsi menjadi spesifikasi kualitas

(27)

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Beberapa

dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk

adalah performance, reliability, conformance, durability, feature

dan lain-lain.

b. Kualitas pelayanan

Pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan

pelanggan akan membuat pelanggan puas dan senang. ServQual

merupakan salah satu konsep dari kualitas pelayanan yang

meliputi lima dimensi kualitas jasa. Dalam banyak hal kualitas

pelayanan sering kali mempunyai daya diferensiasi yang lebih

kuat dibanding dengan kualitas produk.

c. Faktor emosional

Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu

produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan

konsumen ini didasari atas rasa bangga, percaya diri, simbol

sukses dan sebagainya.

d. Harga

Harga merupakan faktor penting bagi pelanggan untuk

mengevaluasi tingkat kepuasan. Harga yang murah akan

memberikan kepuasan kepada pelanggan yang sensitif terhadap

harga karena mereka akan mendapatkanvalueyang lebih tinggi.

e. Kemudahan

Berhubungan dengan biaya dan kemudahan untuk mendapatkan

suatu produk atau jasa.

2.5.2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Berikut ini terdapat enam konsep yang umum digunakan untuk

mengukur kepuasan pelanggan menurut Umar (2003), keenam konsep

tersebut meliputi:

(28)

Konsep ini dilakukan dengan menanyakan mengenai tingkat

kepuasan atas jasa yang bersangkutan serta menilai dan

membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan

atas jasa yang mereka terima dari pesaing.

2. Dimensi kepuasan pelanggan.

Prosesnya melalui empat langkah. Pertama, mengidentifikasi

dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta

pelanggan menilai jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik

seperti kecepatan layanan atau keramahan staf pelayanan terhadap

pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai jasa pesaing

berdasarkan item-item spesifik yang sama. Keempat, meminta

pelanggan menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka ada

di kelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan

keseluruhan.

3. Konfirmasi harapan.

Kepuasan dalam konsep ini tidak diukur secara langsung, namun

disimpulkan berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara

harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa yang dijual

perusahaan.

4. Minat pembelian ulang.

Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan apakah mereka akan

mengadakan pembelian ulang atas jasa yang di konsumsi.

5. Kesediaan untuk merekomendasi

Cara ini merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi jasa yang

pembelian ulangnya relatif lama, seperti jasa pendidikan tinggi.

6. Ketidakpuasan pelanggan.

Dapat dikaji misalnya dalam hal komplain, biaya garansi danword

of mouthyang negatif.

Konsep pengukuran kepuasan pelanggan lainnya adalah ServQual

(service quality). Model ServQualmeliputi analisis terhadap lima gap

(29)

pelanggan diperoleh dari skor persepsi dan skor harapan terhadap lima

dimensi tersebut (Irawan, 2003).

2.6. Pelanggan

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita (atau perusahaan

kita) untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu dan karena itu akan

memberikan pengaruh pada performansi kita (atau perusahaan kita).

Manajemen perusahaan L.L. Bean, Freeport, Maine, memberikan beberapa

definisi tentang pelanggan, yaitu:

1. Orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung

padanya.

2. Orang yang membawa kita pada keinginannya.

3. Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan

pelanggan.

4. Orang yang teramat penting yang harus dipuaskan (Gaspersz, 2003).

Pelanggan yang harus dipuaskan dalam suatu sistem kualitas modern,

perlu terlebih dahulu diidentifikasi jenis-jenis pelanggan tersebut. Terdapat

tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu:

1. Pelanggan internal (internal customer).

Pelanggan internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan

memiliki pengaruh pada performansi (performance) pekerjaan

(perusahaan) kita.

2. Pelanggan antara (intermediate customer).

Pelanggan antara adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai

perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk itu.

3. Pelanggan eksternal (eksternal customer).

Pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk itu, yang

sering disebut sebagai pelanggan nyata (real customer). Pelanggan inilah

yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasilkan itu

(30)

2.7. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran tentang data yang kita miliki

(Simamora, 2005). Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasikan

karakteristik pelanggan yang menggunakan jasa layanan “akar café”. Analisis

ini digunakan untuk menggambarkan serinci mungkin dari data yang

diperoleh. Semua hasil yang didapat dari jawaban responden dibuat tabulasi

dan kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian

dipresentasekan. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan

dari masing-masing variabel yang diteliti.

2.8. Skala Likert

Skala likert atau disebut juga summated rating scale. Skala ini

memberikan kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka

dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pertanyaan. Pertanyaan yang

diberikan berjenjang, mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Jumlah

pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh, sembilan dan yang jelas ganjil

(Simamora, 2005). Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

skala likert dengan jumlah pilihan jawaban lima. Jawaban untuk tingkat

kepentingan adalah sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting

dan tidak penting. Sedangkan untuk tingkat kinerja adalah sangat puas, puas,

cukup puas, kurang puas dan tidak puas.

Responden diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai tingkat

harapan pada tiap atribut kualitas pelayanan dengan memberi bobot sebagai

berikut:

a) 5 untuk jawaban sangat penting

b) 4 untuk jawaban penting

c) 3 untuk jawaban cukup penting

d) 2 untuk jawaban kurang penting

(31)

Setelah itu responden diminta menjawab pertanyaan mengenai tingkat kinerja

atau kenyataan pada atribut kualitas pelayanan dengan memberikan bobot

sebagai berikut:

a) 5 untuk jawaban sangat puas

b) 4 untuk jawaban puas

c) 3 untuk jawaban cukup puas

d) 2 untuk jawaban kurang puas

e) 1 untuk jawaban tidak puas

2.9.Importance Performance Analysis(IPA)

Importance Performance Analysisdalam penelitian ini digunakan untuk

menampilkan dalam diagram kartesius perbandingan antara tingkat harapan

pelanggan “akar café” (Y) dengan tingkat kinerja pelayanan “akar café” (X).

Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala likert dimaksudkan agar

data dapat dikuantitatifkan sehingga nilai variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Pendekatan ini

digunakan untuk melihat pengaruh antara kualitas kenyataan (kinerja) “akar

café” (X) dengan harapan pelanggan (Y).

Untuk mengukur tingkat kesesuaian antara tingkat harapan dan tingkat

kenyataan (kinerja), digunakan rumus berikut :

=

x 100%

……….…..………(1)

Keterangan:

Xiadalah tingkat kinerja atribut ke-i

Yiadalah tingkat harapan atribut ke-i

adalah tingkat kesesuaian

Perolehan skor rata-rata dari tingkat kinerja dan tingkat harapan pada tiap

atribut kualitas pelayana digunakan rumus sebagai berikut :

(32)

Keterangan:

Xiadalah skor penilaian kenyataan (kinerja) “akar café”

Yiadalah skor penilaian harapan pelanggan

adalah skor rata-rata tingkat kenyataan (kinerja)

adalah skor rata-rata tingkat harapan

adalah jumlah responden

Setelah selesai, hasil dari perhitungan tersebut akan dimasukkan ke

dalam diagram kartesius, dimana diagram ini merupakan bangun yang dibagi

menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang saling

berpotongan tegak lurus di titik ( , ) dimana merupakan skor rata-rata

dari rata-rata bobot tingkat kinerja keseluruhan atribut dan merupakan skor

rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kepentingan keseluruhan atribut.

Perhitungan dan diperoleh dari rumus berikut:

=∑ ……….. (4) =∑ ………. (5)

Dimana,

adalah skor rata-rata dari rataan bobot tingkat kenyataan (kinerja)

keseluruhan atribut.

adalah skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat harapan keseluruhan

atribut.

adalah banyaknya atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan.

Dalam analisis data ini terdapat dua buah variabel yang diwakili oleh

huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja suatu produk sementara Y

adalah tingkat kepentingan konsumen. Nilai X dan Y digunakan sebagai

pasangan koordinat titik-titik atribut yang memposisikan suatu atribut terletak

dimana pada diagram kartesius. Penjabaran dari diagram kartesius dapat

dilihat pada Gambar 3 (Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja ).

Diagram kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian

(33)

merupakan skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kinerja keseluruhan

atribut dan merupakan skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat

kepentingan keseluruhan atribut. Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor

rata-rata tingkat kenyataan (kinerja) dan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor

rata-rata tingkat harapan.

Kepentingan

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

A B

Prioritas Rendah Berlebihan

C D

[image:33.595.131.474.143.356.2]

̿ Kinerja

Gambar 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Rangkuti, 2003)

Penjelasan diagram pada Gambar 3 adalah sebagai berikut:

Kuadran A(prioritas utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah

yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan

harus secara terus menerus meningkatkan perbaikan.

Kuadran B(pertahankan prestasi)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

kepentingan tinggi dan tingkat kinerja juga tinggi. Memuat faktor-faktor yang

dianggap penting oleh pelanggan dan yang dianggap pelanggan telah sesuai

dengan apa yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasan relatif lebih tinggi.

Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan dan

harus terus dikelola dengan baik, hal ini dikarenakan semua peubah ini

menjadikan produk atau jasa tersebut unggul dimata pelanggan.

Kuadran C(prioritas rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

(34)

yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh

pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakan dengan biasa saja.

Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan biaya dan

investasi untuk memperbaiki kinerjanya. Namun perusahaan juga perlu tetap

mewaspadai, mencermati dan mengontrol setiap peubah pada kuadran ini,

karena tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya

kebutuhan.

Kuadran D(berlebihan)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

kepentingan rendah dan tingkat kinerja tinggi. Dimana faktor-faktor yang

dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan.

Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar

perusahaan dapat menghemat biaya.

Jumlah keseluruhan dari penilaian tingkat kinerja dan tingkat

kepentingan dari masing-masing peubah diperoleh dengan cara

menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah

konsumen yang memilih pada skala tersebut. Menurut Martilla dan James

dalamHartono (2005),rangeuntuk tiap skala adalah:

………(6)

Keterangan:

Xib adalah skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa

semua konsumen memberikan jawaban sangat penting atau sangat puas (skor

5) terhadap semua unsurikualitas pelayanan.

Xikadalah skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua

konsumen memberikan skor 1 terhadap setiap unsurikualitas pelayanan.

Berdasarkan rumus di atas, maka besarnya range untuk setiap kelas

yang diteliti adalah:

(35)

Pembagian rentang skala berdasarkan tingkat kepentingan adalah sebagai

berikut.

a. 100–179 = tidak penting b. 180–259 = kurang penting c. 260–339 = cukup penting d. 340–419 = penting e. 420–500 = sangat penting

Pembagian rentang skala berdasarkan tingkat kinerja adalah sebagai berikut.

a. 100–179 = tidak puas b. 180–259 = kurang puas c. 260–339 = cukup puas d. 340–419 = puas e. 420–500 = sangat puas

2.10.Customer Satisfaction Index(CSI)

Customer Satisfaction Index(CSI) digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan “akar café” secara menyeluruh dengan pendekatan yang

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut jasa yang diukur.

Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (Customer-Satisfaction

Index) diperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut dapat digunakan

sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang

(Irawan, 2003). Pengukuran indeks kepuasan pelanggan ini terdiri dari

beberapa tahap, diantaranya:

1. MenghitungWeighting Factor(WF)

Dengan cara mengubah nilai rata-rata kepentingan menjadi angka

presentase dari total rata-rata kepentingan seluruh atribut yang diuji,

sehingga didapatkan total WF 100%.

2. MenghitungWeighting Score(WS)

Diperoleh dari perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja (kepuasan)

masing-masing atribut dengan WF masing-masing atribut.

3. MenghitungWeighting Total(WT)

(36)

4. MenghitungSatisfaction Index(SI)

Diperoleh dari pembagian WT dengan skala maksimal yang digunakan,

kemudian dikali 100%.

Tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari

kriteria tingkat kepuasan pelanggan, dengan kriteria sebagai berikut:

a. 0,81 - 1,00 = Sangat Puas

b. 0,66 - 0,80 = Puas

c. 0,51 - 0,60 = Cukup Puas

d. 0,35 - 0,50 = Kurang Puas

e. 0,00 - 0,34 = Tidak Puas

2.11. UjiChi-Square

Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik non parametrik.

Karena termasuk dalam uji non parametrik, maka uji Chi-Square dapat

diterapkan untuk menguji data nominal atau kategorik. Tujuan dari pengujian

ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel berskala nominal.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Hoberarti tidak ada hubungan antara variabel

H1berarti terdapat hubungan antara variabel

RumusChi-Squareyang digunakan adalah sebagai berikut:

CS =

( ) ……… (7)

Keterangan:

CSadalah nilaiChi-Square

Oijadalah sel yang diamati (observed)

Eijadalah nilai sel yang diharapkan (expected)

Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. MembandingkanChi-Squarehitung denganChi-Squaretabel.

a. JikaChi-Squarehitung <Chi-Squaretabel, maka Hoditerima.

(37)

2. Berdasarkan probabilitas

a. Jika probabilitas≥ 0,05, maka Hoditerima.

b. Jika probabilitas≤ 0,05, maka Hoditolak. 2.12. Penelitian Terdahulu yang Mendukung

Arsyad (2008) melakukan penelitian mengenai kepuasan terhadap

kualitas lembaga pendidikan “XYZ”. Berdasarkan alat analisis Chi-Square terlihat bahwa semua karakteristik pelanggan memiliki hubungan dengan

kinerja atribut kualitas jasa lembaga pendidikan “XYZ”. Jenis kelamin

berhubungan dengan sebelas atribut, usia saat masuk dan status bekerja

masing-masing hanya berhubungan dengan satu atribut, sedangkan sumber

biaya pendidikan memiliki hubungan dengan enam atribut kualitas jasa

lembaga pendidikan “XYZ”.

Berdasarkan ujiImportance Performance Analysis terdapat tujuh belas

atribut yang harus dijadikan prioritas utama oleh lembaga pendidikan “XYZ”.

Terdapat lima belas atribut yang menunjukkan pelanggan sudah puas dan

harus dipertahankan prestasinya dua belas atribut yang dianggap pelanggan

biasa saja, serta lima belas atribut yang dianggap berlebihan. Berdasarkan

Customer Satisfaction Index (CSI) diperoleh nilai sebesar 64,57 persen,

dimana nilai ini mengidentifikasikan bahwa secara umum pelanggan lembaga

pendidikan cukup puas.

Puspitasari (2009) dengan topik analisis tingkat kepuasan konsumen

terhadap kualitas produk dan jasa pelayanan di restoran Burger & Grill Depok. Berdasarkan analisis Khi Kuadrat diperoleh hasil bahwa karakteristik

konsumen yang memiliki hubungan dengan kepuasan terhadap kualitas

produk adalah jenis kelamin dan pendidikan terakhir konsumen. Karakteristik

yang berhubungan dengan kepuasan terhadap kualitas pelayanan adalah

tingkat penerimaan konsumen. Nilai CSI 78,16 persen menunjukkan

konsumen telah puas terhadap kinerjaBurger &Grill.

Penelitian oleh Rahmani V.F. (2009) dengan judul analisis tingkat

kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan (Studi Kasus : RSU

(38)

variabel pendidikan mempengaruhi tiga atribut. Variabel pekerjaan memiliki

hubungan dengan dua atribut pada dimensi empati (emphaty), sedangkan

untuk dimensi berwujud (tangibles) berhubungan dengan dua atribut.

Karakteristik pasien yang tidak memiliki hubungan dengan kinerja atribut

kualitas jasa yaitu jenis kelamin dan usia.

Variabel rata-rata pengeluaran setiap dimensi memiliki atribut-atribut

yang berhubungan dengan variabel tersebut. Variabel jenis pengobatan

mempengaruhi atribut ketepatan dokter mendiagnosa penyakit dan atribut

pelayanan kasir yang prima dalam dimensi keandalan (reliability), atribut

pelayanan dokter dan perawat meyakinkan dan atribut keramahan dan

kesopanan dokter dan perawat dalam dimensi jaminan (assurance) dan atribut

kenyamanan dan kebersihan lingkungan RS dalam dimensi berwujud

(tangibles).

Kekhasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah metode penelitian

yang menggunakan empat alat analisis. Alat analisis tersebut meliputi

Analisis Deskriptif, Analisis Chi-Square, Importance Performance Analysis

(IPA), dan Customer Satisfaction Index(CSI). Dari analisis ini nantinya akan

diperoleh hasil yang digunakan peneliti untuk memberikan saran bagi

kemajuan “akar café”. Disamping hal tersebut di atas, yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di “akar café” adalah karena pemilik dari

usaha ini adalah mahasiswa yang kebetulan juga mahasiswa dari Institut

Pertanian Bogor.

Ringkasan ketiga penelitian yang mendukung ini lebih dapat dilihat

pada Tabel 1. Pada tabel ini disajikan ketiga penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini. Hal tersebut meliputi judul, tujuan, alat analisi dan hasi

(39)
[image:39.595.89.572.109.721.2]

Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang Mendukung

Arsyad A.T. (2008) Puspitasari (2009) Rahmani V.F. (2009)

Judul

Analisis Kepuasan

Pelanggan terhadap

Kualitas Jasa Lembaga

Pendidikan “XYZ”

Analisis Tingkat

Kepuasan Konsumen

terhadap Kualitas

Produk dan Jasa

Pelayanan Restoran

Burger & GrillDepok

Analisis Tingkat

Kepuasan Pasien

Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan

RSU Bhakti Asih

Tanggerang Tujuan Mengidentifikasi karakteristik pelanggan lembaga pendidikan “XYZ”

Menganalisis hubungan antara tingkat kinerja atribut kualitas jasa yang diberikan dengan

karakteristik pelanggan lembaga pendidikan

“XYZ”

Menganalisa tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut-atribut kualitas jasa lembaga

pendidikan “XYZ”

Memberikan

rekomendasi alternatif strategi bauran

pemasaran jasa yang dapat dilakukan dalam peningkatan dan

pengembangan lembaga

pendidikan “XYZ”

 Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik konsumen Restoran Burger &Grill  Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan tingkat kepuasan terhadap mutu

produk dan mutu jasa pelayanan Restoran Burger &Grill  Menganalisis tingkat

kinerja dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut mutu produk dan mutu jasa pelayanan Restoran Burger &Grill

 Merumuskan

rekomendasi

alternatif yang tepat untuk meningkatkan kepuasan konsumen

 Mengidentifikasi karakteristik pasien RSU Bhakti Asih  Mengetahui

hubungan antara karakteristik pasien dengan atribut kualitas pelayanan RSU Bhakti Asih  Menganalisis tingkat

kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan RSU Bhakti Asih

Alat Analisis

 IPA (Importance Performance Analysis)  CSI (Customer

Satisfaction Index)  Chi-Square

 IPA (Importance Performance Analysis)  CSI (Customer

Satisfaction Index)  Chi-Square

 IPA (Importance Performance Analysis)  CSI (Customer

Satisfaction Index)  Chi-Square

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Hampir setiap tahun jumlah industri jasa rumah makan atau restoran

bertambah, ini berarti perkembangan industri tersebut semakin meningkat.

Pertumbuhan restoran atau rumah makan yang semakin meningkat membuat

persaingan antar restoran semakin meningkat juga. Para pelaku usaha

berlomba-lomba untuk mempertahankan usahanya tersebut, salah satunya

dengan memperhatikan kepuasan pelanggan. Dimana kepuasan pelanggan

terbentuk jika tingkat harapan dan kinerja yang dilakukan oleh pihak “akar café” sesuai. Oleh karena itu, perusahaan perlu menilai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggannya dan apakah kepuasannya

terpenuhi. Dalam hal ini terdapat lima dimensi kualitas jasa, yaitu reliability,

responsibility, assurance,empathy dan tangible (Lovelock & Wright, 2005).

Pelanggan adalah pengguna jasa perusahaan dalam industri jasa restoran.

Kepuasan pelanggan akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan dirasakan telah sesuai dengan harapan pelanggan. Oleh sebab itu,

“akar café” harus senantiasa memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa

yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan

memperhatikan atribut-atribut yang dianggap penting oleh pelanggan dan

senantiasa melakukan perbaikan pelayanan agar mereka merasa puas dan

tujuan perusahaan tercapai, yaitu salah satunya memenuhi kepuasan

pelanggan.

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan “akar café” adalah dengan konsep Service Quality. Kerangka penelitian dijabarkan pada Gambar 4 (kerangka pemikiran penelitian). Dalam penelitian ini

digunakan empat alat analisis, yaitu Analisis Deskriptif, Analisis Chi-Square,

Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index

(CSI). Dengan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan peneliti dapat

(41)

Chi-Squaredan

Analisis Deskriptif

IPA dan CSI

Keterangan:

[image:41.595.105.483.66.702.2]

= Alat analisis yang digunakan

Gambar 4.Kerangka Pemikiran Penelitian Berkembangnya Usaha

Kuliner (café, Restoran /Rumah Makan)

Persaingan dalam Usaha Kuliner

“akar café”

Karakteristik Pelanggan

Hubungan antara karakteristik pelanggan

dengan atribut kualitas pelayanan

Atribut Kualitas Pelayanan Tangible, Reliability,

Responsiveness, Assurance, Empathy

Kepuasan Pelanggan

“akar café”

Tanggapan Pelanggan berdasarkan tingkat kenyataan dan harapan

Saran Peningkatan Kepuasan

Pelanggan “akar Cafe

Meningkatkan Kualitas

(42)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di “akar café” yang berlokasi di jalan Raya Darmaga Km 8,5 No 11 Kampus IPB Darmaga Bogor. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2010.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada

responden dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, sedangkan

data sekunder diperoleh melalui studi literatur, baik yang diperoleh dari data

dan dokumen perusahaan, studi pustaka, internet dan berbagai sumber

lainnya.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara,

penyebaran kuesioner dan observasi langsung untuk mendapatkan data

primer, sedangkan untuk mendapatkan data sekunder peneliti menggunakan

studi pustaka serta dokumen yang berasal dari perusahaan. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan pihak manajemen perusahaan, hal ini

dilakukan dalam bentuk diskusi dan melalui percakapan dengan pihak

perusahaan. Dimana sebelum melakukukan wawancara ini penulis terlebih

dahulu menyusun pertanyaan untuk memudahkan memperoleh informasi

dari pihak perusahaan.

b. Kuesioner

Kuesioner yang diajukan kepada sejumlah pelanggan dengan maksud

untuk medapatkan data mengenai pelayanan yang diharapkan oleh para

konsumen dan bagaimana tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang telah

diberikan oleh “akar café”. Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dulu

dilakukan uji coba kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner penelitian dapat dilihat lebih

(43)

c. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari

pustaka, literatur, laporan-laporan, data pihak “akar café” serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.

Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah Purposive Sampling

yang merupakan bagian dari teknik Non Probability Sampling. Purposive

Sampling merupakan cara pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas

dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang

dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Dalam penelitian

ini, pengambilan cotoh dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa

contoh tersebut dapat mewakili populasi. Responden yang dipilih dalam

penelitian ini adalah pelanggan yang mampu berkomunikasi dengan baik,

minimal remaja berusia 15 tahun dan pernah minimal satu kali

mengkonsumsi produk “akar café”. Dari hasil wawancara dengan pihak

manajemen “akar café” didapatkan bahwa rata-rata jumlah konsumen “akar

café” per bulannya mencapai 600 orang, dengan asumsi pengunjung tiap hari 20 orang. Dalam penelitian ini jumlah responden yang akan dijadikan sampel

adalah sebanyak 86≈100 responden yang didapat dari hasil perhitungan Slovin dengan tingkat kelonggaran sebesar 10 persen, jumlah ini dianggap

dapat mewakili perilaku dan kepuasan para konsumen “akar café”. Jumlah

sampel dapat diperoleh melalui perhitungan Slovin dalam Umar (2003),

dengan rumus:

n =

+ ... (8)

Keterangan:

nadalah ukuran sampel

Nadalah ukuran populasi

(44)

3.5. Instrumen Penelitian

Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden sebelumnya harus di

uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, agar instrumen atau variabel

yang digunakan terbukti handal dan baik. Uji reliabilitas dan validitas

digunakan untuk mengetahui apakah isi dari butir pernyataan yang ada pada

kuesioner sudah valid dan reliabel. Uji validitas menunjukkan sejauh mana

alat pengukur (kuesioner) mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003).

Uji validitas atau keabsahan dapat diketahui dengan cara menghitung

korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus

teknik korelasiProduct Moment Pearson(Umar, 2003) dengan bantuanSPSS

versi 16.00 for Windows dan kemudian membandingkannya dengan nilai

kritis.

r = (∑ ) (∑ ∑ )

∑ (∑ ) ∑ (∑ )

……… (9)

Keterangan:

nadalah jumlah responden

Xadalah skor masing-masing pernyataan dari tiap responden

Yadalah skor total semua pernyataan dari tiap responden

radalah koefisien korelasi

Reliabilitas menurut Umar (2003) adalah istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulang dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas yang digunakan

yaitu teknik Cronbach. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan

pendekatanAlphadengan rumus sebagai berikut:

r

11=

……….. (10)

Keterangan:

r

11adalah reliabilitas instrumen

kadalah banyak butir pertanyaan adalah varians total

(45)

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif, analisis Chi Square, Importance Performance Analysis dan

Analisis CSI (Customer Satisfaction Index). Sedangkan untuk pengolahan

data dibantu menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16.00 for

Windows.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

mengidentifikasikan karakteristik pelanggan yang menggunakan jasa

layanan “akar café”. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan serinci

mungkin dari data yang diperoleh. Semua hasil yang didapat dari jawaban

responden disajikan dalam bentuk diagram kue berdasarkan jawaban yang

sama kemudian dipresentasekan. Persentase yang terbesar merupakan

faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

2. Importance Performance Analysis(IPA)

Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui atribut yang masuk

dalah empat kuadran kartesius, dimana dalam analisis data ini terdapat dua

buah variabel yang diwakili oleh huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat

kinerja suatu produk sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen.

Nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut

yang memposisikan suatu atribut terletak dimana pada diagram kartesius

Setelah itu pihak “akar café” dapat menentukan atribut-atribut yang membutuhkan perbaikan dalam kinerjanya (Kuadran A) dan atribut yang

perlu dipertahankan (Kuadran B).

3. Customer Satisfaction Index(CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan

tingkat kepuasan pelanggan “akar café” secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari

atribut-atribut jasa yang diukur. Setelah dilakukan perhitungan melalui empat

(46)

4. UjiChi Square

Uji Chi-Squaredilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara karakteristik responden dengan tingkat kinerja atribut kualitas

pelayanan. Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho berarti karakteristik responden tidak berhubungan dengan tingkat

kinerja atribut kualitas pelayanan.

H1 berarti karakteristik responden berhubungan dengan tingkat kinerja

(47)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Usaha “akar café” didirikan oleh tiga orang mahasiswa IPB yang bersahabat namun, mereka tidak hanya ingin sekadar bersahabat tanpa

menghasilkan sesuatu yang berharga. Akhirnya tercetuslah ide untuk

membuat suatu tempat usaha. Ketiga mahasiswa itu adalah Muhammad Cepi,

Imad dan Alan. Ide usaha tersebut mereka realisasikan dengan membentuk

sebuah tempat percetakan. Usaha percetakan tersebut dinamakan “akar printing”. “akar printing” melayani berbagai pesanan seperti buku, pamflet,

banner, pin dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, “akar printing” tidak hanya sebuah usaha percetakan. Usaha tersebut melakukan pelebaran lini usaha. Hasilnya adalah

usaha di bidang kuliner yaitu café yang diberi nama “akar café”, seperti nama tempat usaha pertama mereka yaitu “akar printing”. “akar café” berdiri

dengan sokongan dana yang berasal dari sembilan mahasiswa yang di

dalamnya termasuk Cepi, Imad dan Alan. Mereka bersembilan selain sebagai

pendiri juga berperan sebagai pengelola. Café ini berdiri resmi pada 26

Februari 2009 dan di hari yang sama pula beroperasi. “akar café” berlokasi di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor tepatnya di jalan Raya Darmaga Km

8,5 No. 11 Kampus IPB. Se

Gambar

Gambar 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja(Rangkuti, 2003)
Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang Mendukung
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 6. Penyebaran Usia Konsumonsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima

Buol Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi sebagai berikut :.. Paket

Kurangnya pemahaman siswa kelas VIII C SMP N 1 Sentolo terkait dengan kesehatan reproduksi remaja seperti, kurangnya keperdulian siswa terhadap kesehatan

Scanned

Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pengadaan barang/jasa sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 melalui Metode Seleksi Umum yang akan dilaksanakan oleh Satuan

A study of the international marketing strategies of education institutions in key supplier countries has highlighted the importance of information technology as a potential source

A study by Kinner &amp; Coombs (1995) of courses taught through Rochester Institute of Technology also found that the text-only feature of present computer conferencing equalizes

Berdosorksn Surut Usulon Pemenong oleh Kelompok Kerio Dinus2. Keloulun dun Perikgilgn Knbuputen Simeulue tonggul 08 April