ANALISIS PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI
PASAR INTERNASIONAL
OLEH: Noorish Heldini
H14104088
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
NOORISH HELDINI. Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh SRI HARTOYO).
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah hutan yang merupakan negara terbesar ketiga yang di dunia. Selain itu, keunggulan komparatif juga diperoleh dari tenaga kerja yang berlimpah dan iklim tropis yang dimiliki sehingga dapat sangat menguntungkan apabila Indonesia mampu mengembangkan industri kertas yang merupakan salah satu usaha yang memanfaatkan hasil hutan. Keunggulan komparatif tersebut menjadikan Indonesia mengalami kelebihan produksi sehingga dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengembangkan pasar yang tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik tetapi juga pasar internasional.
Untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional maka diperlukan analisis terhadap berbagai faktor yang diduga mempengaruhi pangsa pasar ekspor kertas dan seberapa besar faktor tersebut mempengaruhinya. Dari masalah yang diangkat, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar industri kertas nasional dari sisi permintaan dan menganalisis seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi pangsa pasar.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis pangsa pasar industri kertas adalah Microsoft excel 2007 dan Eviews 4.1. Data yang digunakan berupa data sekunder berupa harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara pengimpor, serta dummy ekolabeling (standarisasi). Periode waktu yang digunakan adalah data berjenis time series tahunan dari tahun 1979 hingga 2006. Variabel-variabel tersebut duji melalui metode Ordinary Least Square (OLS). Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokolerasi, dan uji multikolinearitas agar hasil estimator variabel penduga bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) dan diperoleh penduga terhadap pangsa pasar yang terbaik.
Bedasarkan hasil penelitian, walaupun Indonesia memiliki keunggulan komparatif, pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional hanya kurang dari 10 persen dimana nilainya masih lebih rendah dibandingkan Canada yang notabene memiliki luas hutan yang lebih rendah dibandingkan Indonesia. Ternyata negara yang memiliki keunggulan komparatif belum tentu mampu mampu meraih pangsa pasar yang tinggi. Pengujian variabel dalam taraf nyata 10 persen dalam kurun waktu 28 tahun, diperoleh bahwa harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara pengimpor, serta dummy ekolabelinglah yang menentukan pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional. Variabel pendapatan per kapita negara Amerika tidak signifikan mempengaruhi pangsa pasar industri kertas nasional. Harga domestik dan harga ekspor secara negatif signifikan terhadap pangsa pasar sebesar -0,30 persen dan -0,23 persen. Sedangkannilai tukar, populasi negara Amerika, dan dummy ekolabeling mempengaruhi pangsa pasar yang signifikan secara positif sebesar 3,49E-05 persen, 4,07 persen dan 0,37 persen.
ANALISIS PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI
PASAR INTERNASIONAL
OLEH
NOORISH HELDINI H1410404188
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Noorish Heldini
Nomor Registrasi Pokok : H1410404188 Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. H.Sri Hartoyo, M.S. NIP. 131 124 012
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 131 846 872
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 2008
Noorish Hedini
RIWAYAT HIDUP
Noorish Heldini. Dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1986 di Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Iswandi Anwar dan Alm.Rusminingsih. Pada tahun 1992-1998 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Cempaka Wangi, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 77 Jakarta. Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMU 1 Jakarta dan lulus pada tahun 2004.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Sang Maha Tak Terhingga yang berkat rahman dan rahim-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah SAW, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah ”Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional”. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, dan selamat bagi penulis yaitu :
1. Dr. Ir. H. Sri Hartoyo, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bambang Juanda Ph.D. selaku dosen penguji Utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik, dan ilmu yang bermanfaat untuk penyempurtnaan skripsi ini.
3. Alla Asmara Ms.i selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Keluarga yakni Iswandi Anwar (ayah) dan Noorish Zulfina (kakak) yang telah memberikan banyak dukungan moral dan spiritual hingga akhir penulisan skripsi ini. Skripsi ini sepenuhnya juga ditujukan untuk Alm. ibu saya Rusminingsih, walaupun kehadirannya sudah tidak ada lagi namun bekal ilmu yang telah kau berikan akan berusaha untuk kuamalkan.
5. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan.
7. Teman-temanku yang aku cintai, anak-anak 13 ghost (nisa, heni, hana, septi, della, dila, irma, lia, niken, vanya, rani, yeye), liana, wida, tika, rista, tata, lulu, akbar, dan seluruh IE’41 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua hari terindah yang telah kita lewati bersama.
8. Regawa yang telah banyak telah memberikan perhatian dan dukungannya secara moril kepada penulis.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bogor, Mei 2008
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian... ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1. Konsep Pembangunan Industri Kertas... 7
2.2. Pengaruh Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Perdagangan Internasional... 8
2.3. Perdagangan Internasional dan Pangsa Pasar... 9
2.4. Pengaruh Ekolabel Terhadap Pangsa Pasar... 10
2.5. Penelitian Terdahulu... 11
III. KERANGKA TEORITIS... 14
3.1. Landasan Teori... 14
3.2. Kerangka Pemikiran... 16
3.3. Hipotesis... 18
IV. METODA PENELITIAN ... 19
ANALISIS PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI
PASAR INTERNASIONAL
OLEH: Noorish Heldini
H14104088
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
NOORISH HELDINI. Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh SRI HARTOYO).
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah hutan yang merupakan negara terbesar ketiga yang di dunia. Selain itu, keunggulan komparatif juga diperoleh dari tenaga kerja yang berlimpah dan iklim tropis yang dimiliki sehingga dapat sangat menguntungkan apabila Indonesia mampu mengembangkan industri kertas yang merupakan salah satu usaha yang memanfaatkan hasil hutan. Keunggulan komparatif tersebut menjadikan Indonesia mengalami kelebihan produksi sehingga dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengembangkan pasar yang tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik tetapi juga pasar internasional.
Untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional maka diperlukan analisis terhadap berbagai faktor yang diduga mempengaruhi pangsa pasar ekspor kertas dan seberapa besar faktor tersebut mempengaruhinya. Dari masalah yang diangkat, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar industri kertas nasional dari sisi permintaan dan menganalisis seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi pangsa pasar.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis pangsa pasar industri kertas adalah Microsoft excel 2007 dan Eviews 4.1. Data yang digunakan berupa data sekunder berupa harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara pengimpor, serta dummy ekolabeling (standarisasi). Periode waktu yang digunakan adalah data berjenis time series tahunan dari tahun 1979 hingga 2006. Variabel-variabel tersebut duji melalui metode Ordinary Least Square (OLS). Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokolerasi, dan uji multikolinearitas agar hasil estimator variabel penduga bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) dan diperoleh penduga terhadap pangsa pasar yang terbaik.
Bedasarkan hasil penelitian, walaupun Indonesia memiliki keunggulan komparatif, pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional hanya kurang dari 10 persen dimana nilainya masih lebih rendah dibandingkan Canada yang notabene memiliki luas hutan yang lebih rendah dibandingkan Indonesia. Ternyata negara yang memiliki keunggulan komparatif belum tentu mampu mampu meraih pangsa pasar yang tinggi. Pengujian variabel dalam taraf nyata 10 persen dalam kurun waktu 28 tahun, diperoleh bahwa harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara pengimpor, serta dummy ekolabelinglah yang menentukan pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional. Variabel pendapatan per kapita negara Amerika tidak signifikan mempengaruhi pangsa pasar industri kertas nasional. Harga domestik dan harga ekspor secara negatif signifikan terhadap pangsa pasar sebesar -0,30 persen dan -0,23 persen. Sedangkannilai tukar, populasi negara Amerika, dan dummy ekolabeling mempengaruhi pangsa pasar yang signifikan secara positif sebesar 3,49E-05 persen, 4,07 persen dan 0,37 persen.
ANALISIS PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI
PASAR INTERNASIONAL
OLEH
NOORISH HELDINI H1410404188
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Noorish Heldini
Nomor Registrasi Pokok : H1410404188 Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. H.Sri Hartoyo, M.S. NIP. 131 124 012
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 131 846 872
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 2008
Noorish Hedini
RIWAYAT HIDUP
Noorish Heldini. Dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1986 di Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Iswandi Anwar dan Alm.Rusminingsih. Pada tahun 1992-1998 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Cempaka Wangi, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 77 Jakarta. Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMU 1 Jakarta dan lulus pada tahun 2004.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Sang Maha Tak Terhingga yang berkat rahman dan rahim-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah SAW, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah ”Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional”. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, dan selamat bagi penulis yaitu :
1. Dr. Ir. H. Sri Hartoyo, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bambang Juanda Ph.D. selaku dosen penguji Utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik, dan ilmu yang bermanfaat untuk penyempurtnaan skripsi ini.
3. Alla Asmara Ms.i selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Keluarga yakni Iswandi Anwar (ayah) dan Noorish Zulfina (kakak) yang telah memberikan banyak dukungan moral dan spiritual hingga akhir penulisan skripsi ini. Skripsi ini sepenuhnya juga ditujukan untuk Alm. ibu saya Rusminingsih, walaupun kehadirannya sudah tidak ada lagi namun bekal ilmu yang telah kau berikan akan berusaha untuk kuamalkan.
5. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan.
7. Teman-temanku yang aku cintai, anak-anak 13 ghost (nisa, heni, hana, septi, della, dila, irma, lia, niken, vanya, rani, yeye), liana, wida, tika, rista, tata, lulu, akbar, dan seluruh IE’41 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua hari terindah yang telah kita lewati bersama.
8. Regawa yang telah banyak telah memberikan perhatian dan dukungannya secara moril kepada penulis.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bogor, Mei 2008
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian... ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1. Konsep Pembangunan Industri Kertas... 7
2.2. Pengaruh Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Perdagangan Internasional... 8
2.3. Perdagangan Internasional dan Pangsa Pasar... 9
2.4. Pengaruh Ekolabel Terhadap Pangsa Pasar... 10
2.5. Penelitian Terdahulu... 11
III. KERANGKA TEORITIS... 14
3.1. Landasan Teori... 14
3.2. Kerangka Pemikiran... 16
3.3. Hipotesis... 18
IV. METODA PENELITIAN ... 19
4.2. Metode Analisis………... 19
4.3. Pengujian Asumsi Model... 20
V. GAMBARAN INDUSTRI KERTAS INDONESIA... 23
5.1. Sejarah dan Gambaran Industri Kertas Indonesia…… ... 23
5.2. Kondisi Hutan Indonesia... 25
5.3. Perkembangan Pangsa Pasar Industri Kertas Nasional…..……… 26
5.4. Perkembangan Harga Kertas Domestik... 27
5.5. Perkembangan Harga Ekspor... 28
5.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Pangsa Pasar..……. 29
5.7. Pendapatan per Kapita Negara Pengimpor (Amerika)... 31
5.8. Populasi Negara Pengimpor (Amerika)... 33
VI. PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL……… 35
6.1. Uji Asumsi Model………. 35
6.2. Estimasi Model……….. 36
VII. KESIMPULAN DAN SARAN……….. 40
7.1. Kesimpulan... ... 40
7.2. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1.1 Kontribusi Ekspor Industri Nasional 1985-2005 (%)... 2 5.1 Nama Perusahaan Penghasil Kertas Terbesar di Indonesia…….... 24
5.2 Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional..….. 27 5.3 Persentase Ekspor Indonesia ke Malaysia, Cina, dan Amerika
terhadap Dunia US$)...… 32 6.1 Hasil Analisis Regresi Pangsa Pasar Industri Kertas Nasional ... 36
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 3.1 Perdangangan internasional ………... 15 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional...………... 17 5.1 Kapasitas Hutan Indonesia dalam Memproduksi Kertas ... 26
5.2 Harga Kertas Domestik (Indonesia)... 28 5.3 Perkembangan Harga Ekspor Kertas…….………... 29
5.4 Nilai Tukar (Rp/US$)...…….………..… 30 5.5 Pendapatan per Kapita Negara Importir (Amerika)………...…... 33 5.6 Populasi Negara Pengimpor (Amerika)……….………... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1 Variabel yang Digunakan dalam Model………... 44 2 Hasil Analisis Regresi………... 45 3 Uji Multikolinearitas…………...45 4 Uji Heteroskedastisitas………..… 46 5 Uji Normalitas……… ... ….... 46
6 Uji Autokolerasi…..………..……... 47
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya yang dapat diproduksi oleh alam dan alam juga memiliki daya regenerasi tinggi untuk memproduksi komoditi yang telah habis dipakai. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya yang berasal dari alam, namun alam memiliki daya regenerasi yang rendah untuk mampu menghasilkan kembali komoditi yang telah digunakan.
Berlimpahnya sumber daya yang dimiliki menyebabkan Indonesia berpeluang untuk meningkatkan pendapatan lewat perdagangan, tidak hanya dalam pasar domestik melainkan berupaya memperluas pasar melalui perdagangan internasional. Perdangangan internasional yang semakin baik dapat dilihat dari perkembangan ekspor pada suatu negara yang semakin meningkat. Semakin tinggi kemampuan negara untuk memproduksi komoditas yang ditujukan untuk masyarakat dunia maka tingkat produksi akan semakin efisien dibandingkan jika hanya memasarkannya di lingkunngan domestik. Efiseinsi timbul akibat adanya persaingan dan setiap perusahaan merespon semua perubahan dengan inovasi dengan cepat agar mampu merubah kondisi internasional (Walujadi dan Indupurnahayu, 2002).
mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia tidak boleh bertumpu pada penerimaan barang-barang primer. Indonesia harus mampu melakukan pengolahan lebih lanjut terhadap komoditas barang primer agar mampu mencipkatan diversifikasi produk yang memiliki nilai jauh lebih tinggi (BI, 2006). Salah satu ekspor yang memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya adalah kertas yang merupakan bahan olahan dari kayu. Oleh karena kemampuan mengekspor kertas secara rata-rata semakin meningkat, maka industri kertas Indonesia memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan.
kelebihan produksi komoditas kertas sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor ke negara lain (Rosadi dan Vidyamoko, 2007).
Dari sisi permintaan, konsumsi kertas baik di domestik maupun internasional meningkat setiap tahunnya karena semakin tingginya teknologi dan kualitas SDM (Sudjatno,1996; Sutikno, Abu Bakar dan Roehyati J,1986). Ibnusantosa dalam Sipayung,et.all, 2000 menyebutkan bahwa FAO memperkirakan permintaan dunia tahun 2010 akan meningkat menjadi 243,69 ton. Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Turyanto, 2007) dimana tingkat konsumsi kertas dunia setiap tahun tumbuh antara 2-3 persen. Dengan angka penduduk dunia pada tahun lalu sebesar 6,5 miliar dan diperkirakan mencapai 9,1 miliar pada 2030, maka tingkat konsumsi kertas pada 2005 mencapai 360 juta ton, 490 juta ton pada 2020, dan 620 juta ton pada 2030. Berikut ini adalah grafik tentang perkembangan konsumsi dunia dari tahun 1970 hingga 2004 dari berbagai jenis kertas dan proyeksi konsumsi dunia hingga 2015. Meningkatnya konsumsi mengharuskan Indonesia lebih meningkatkan daya saing agar mampu merebut pangsa pasar dunia dan sekaligus menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia.
1.2. Identifikasi Masalah
Pada kenyantaannya, walaupun Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kertas bukan berarti Indonesia akan terus menerus memiliki pangsa pasar tinggi (Rosadi dan Vidyamoko, 2007). Pada tahun 2000 dan 2002 Indonesia hanya mampu menjadi produsen ke-12 terbesar di dunia, lebih rendah dibandingkan Canada (produsen terbesar didunia) yang notabene memiliki luas hutan yang lebih rendah dibandingkan Indonesia (Pulp and Paper Internasional, 2001 dan APKI, 2003). Walaupun Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam menghasilkan komoditas kertas ternyata hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 5 persen di pasar internasional (Comtade, berbagai tahun).
Dari uraian di atas, adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni faktor apakah yang mempengaruhi pangsa pasar industri kertas di pasar internasional dan seberapa besarkah faktor-faktor tersebut mempengaruhi pangsa pasarnya?
1.3.Tujuan Penelitian
Bedasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar dan menganalisis seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional.
1.4.Manfaat Penelitian
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pembangunan Industri Kertas
Kertas (geocities, 2007) adalah suatu bahan yang dibuat dalam bentuk lembaran-lembaran tipis dari jerami, kulit, kayu, rami, dan lain-lain. Peran penting yang menentukan pembentukan sifat kertas yang baik dalam setiap lembaran kertas ditentukan oleh kandungan serat pendek dan serat panjang. Kandungan serta ini penggunaannya mencapai 80 persen dari seluruh kebutuhan serat dan 20 persen sisanya merupakan tambahan bahan penolong seperti tapioka, kaulin, tanah liat, dan lainnya. Sedangkan definisi kertas (wikipedia, 2005) adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompersi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serta alami dan mengandung selulosa.
2.2. Pengaruh Keunggulan komparatif dan Kompetitif pada Perdagangan
Internasional.
Menurut teorema Hecksher-Ohlin dalam Salvatore, 1997 mengatakan bahwa apabila sebuah negara memiliki kelimpahan faktor produksi maka kelimpahan itu menjadi sumber keunggulan komparatif bagi negara tersebut dan selanjutnya menjadi landasan berlangsungnya perdagangan yang menguntungkan. Bedasarkan teori tersebut, Indonesia yang memiliki kelimpahan sumber daya dalam memproduksi kertas (luas hutan, iklim tropis, dan populasi yang tinggi) akan menjadikan Indonesia memiliki keunggulan komparatif. Adanya keunggulan ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan.
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi komoditas kertas, tidak lantas menjadikan Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif. Apabila komoditas kertas ditujukan untuk diekspor tidak dilakukan perbaikan maka dapat dipastikan bahwa komoditas yang memiliki keunggulan komparatif ini tidak dapat memperoleh tingkat penjualan yang tinggi. oleh karena itu diperlukan banyak pembenahan agar komoditas ini memiliki keunggulan komparatif sekaligus keunggulan kompetitif, yakni: (1) meningkatkan penggunaan teknologi untuk mencapai produktivitas dan kualitas hasil yang tinggi; (2) melakukan pengembangan infrastruktur pemasaran di sentra-sentra produksi dan daerah tujuan pemasaran; (3) meningkatkan lembaga keuangan yang mampu menyalurkan kredit pada sektor riil.
2.3. Perdagangan Internasional dan Pangsa Pasar
produksi sehingga setiap orang, wilayah, atau bangsa dapat memusatkan perhatian untuk memproduksi barang dan jasa secara efisien. Sedangkan pasar merupakan tempat bertemunya penjual dengan pembeli. Oleh karena itu, perdagangan internasional dimaksudkan agar suatu negara mengkhususkan diri pada pengembangan suatu produk (spesialisasi) dan mampu memproduksi output semaksimal mungkin. Dengan produksi yang tinggi maka diharapkan transaksi perdagangan akan semakin tinggi pula dan kemampuan menjangkau pasar di internasional juga akan semakin tinggi.
Dalam proses liberalisasi (regional atau internasional), proses persaingan antar negara sangat ketat sehingga mau tidak mau negara yang ikut serta dalam perdagangan harus menemukan strategi yang tepat. Strategi tersebut dapat berupa perencanaan yang terpadu dan mengaitkan lingkungan eksternal dan internal untuk dapat memperoleh pangsa pasar dunia (Bahri, 2003).
Potensi pasar dari perdagangan digunakan untuk menentukan permintaan dimana langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi seluruh pembeli potensial dan diestimasi atas apa yang dibeli (Kotler, 1997). Ketika permintaan yang tinggi mampu ditanggulangi melalui penawaran maka akan meningkatkan nilai penjualan yang secara keseluruhan akan meningkatkan pangsa pasar. (Mahyana, 2004 dan Musyaidah, 1995)
2.4. Pengaruh Ekolabeling Terhadap Pangsa Pasar
Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) didirikan sejak tahun 1998. Sertifikasi ekolabel di Indonesia memiliki visi dan misi yaitu sebagai perangkat efektif untuk melindungi fungsi lingkungan hidup, kepentingan masyarakat, sebagai upaya meningkatkan pangsa pasar. Dengan diterapkannya standardisasi terhadap produk yang berasal dari alam diharapkan produsen mampu mewujudkan sinergitas pengendalian dampak negatif sesuai daur hidup produk yang ramah akan lingkungan. Pelabelan pada produk kertas diberikan kepada lembaga independen yang dipercaya masyarakat dunia. Dikarenakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia belum diakui secara internasional maka LEI bekerjasama dengan Forest Stewardship Council (FSC) untuk memberikan standar terhadap produk yang berasal dari Indonesia sebagai sebuah persaingan usaha.
Ekolabel yang diterapkan di Indonesia hingga saat ini yang masih bersifat sukarela (Ibnusantosa dalam Sipayung,et.all, 2000) sehingga sampai dengan tahun 2000 ekolabel belum merupakan masalah penghambat ekspor kertas Indonesia. Akan tetapi data export by destination pada lima tahun kebelakang ekspor industri kertas Indonesia lebih banyak ditujukan kepada negara Asia dan Afrika yang kurang memperhatikan masalah lingkungan sedangkan ekspor ke negara Amerika Utara, Australia, New Zealand, Eropa Barat yang notabene sangat memerhatikan masalah lingkunngan hanya 30,85% dari total ekspor kertas nasional.
Bukan hanya itu, ini juga berfungsi baik agar industri kertas nasional dapat dipertahankan secara berkesinambungan hingga jangka panjang di pasar internasional.
2.5.Penelitian Terdahulu
Analisis tentang kertas telah banyak diteliti, antara lain Ramli (2006) dimana Industri kertas adalah satu dari sepuluh sektor kunci perekonomian indonesia (peringkat enam) bedasarkan rangking elastisitas. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industi ini memiliki respon yang tinggi terhadap perubahan permintaaan akhir sektor lain dalam hal peningkatan output, pendapatan, maupun tenaga kerja sehingga sektor ini memiliki kemampuan yang cukup besar dalam kontribusi peningkatan pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Bersama dengan sektor kunci lainnya, industri kertas merupakan sektor prioritas yang harus dikembangkan oleh pemerintah sebagai policy markers karena kontribusinya terhadap perekonomian. Tingginya kontribusi industri kertas terhadap perekonomian mengindikasikan bahwa industri kertas Indonesia memiliki produktivitas yang baik sehingga mampu mengembangkan industri-industri lain yang berada di sektor hulu maupun hilir.
reboisasi dihentikan, kilang pulp menderita kerugian dan transfer pendapatan tertinggi diterima oleh produsen bahan baku serpih. Penurunan suku bunga secara keseluruhan menghasilkan pertumbuahan ekonomi domestik dan mensejahterakan masyarakat Indonesia. Sedangkan kenaikan suku bunga, embargo impor dan pendiktean persediaan pulp dan kertas menyebabkan indonesia kehilangan devisa. Kesejahteraan masyarakat Indonesia masih meningkat walaupun terjadi embargo impor, sedangkan kenaikan suku bunga dan pendiktean persediaan menurunkan kesejahteraan. Ekonomi domestik akan menurun akibat kebijakan dan tekanan internasional tersebut.
Dalam penelitian Ningrum (2006) yang melakukan analisa permintaan ekspor pulp dan kertas Indonesia dengan menggunakan uji multikolinearitas menggunakan uji klein, uji autokolerasi menggunakan uji langrange multiplier (LM) yakni Breusch-godfrey, dan uji heteroskedastisitas menggunakan uji white heteroskedasticity mengunggkapkan bahwa perkembangan ekspor pulp dan kertas berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung mengalami peningkatan pada tahun 1980-2005. Kenaikan tersebut dikarenakan produksi pulp dan kertas meningkat karena kebutuhan akan kertas di dunia semakin meningkat. Hasil analisis model permintaan ekspor kertas 1980-2005 menunjukkan harga ekspor kertas, nilai tukar, dan produksi kertas berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor kertas Indonesia. Harga ekspor kertas berhubungan negatif dengan permintaan kertas, sedangkan nilai tukar berpengaruh positif terhadap permintaan ekspor kertas.
III. KERANGKA TEORITIS
3.1. Teori Perdagangan Internasional
Pada Gambar 3.1 memperlihatkan perdagangan yang terjadi antara 2 negara, yaitu negara A dan negara B. Panel 1 menunjukkan kurva permintaan dan penawaran komoditi kertas negara A yang dilambangkan dengan Da dan Sa. Sedangkan pada panel 2 menunjukkan kurva permintaan dan penawaran komoditi kertas di negara B, yakni Db dan Sb. Sumbu vertikal mengukur tingkat harga yang berlaku di kedua negara dan sumbu horizontalnya mengukur kuantitas komoditi kertas.
Tanpa perdagangan internasional, tingkat produksi dan harga ditentukan oleh perpotongan kurva demand dan supply, yakni OX2 dan P1 untuk negara A serta OX5 dan P3 untuk negara B. Setelah terjadinya perdagangan antara negara A dan B menyebabkan negara A yang memiliki tingkat harga lebih kecil mengekspor kelebihan produksinya ke negara B. Disisi lain negara B yang memiliki harga relatif yang lebih tinggi mendorong negara B untuk melakukan impor. Oleh karena terjadi perbedaan tingkat harga, negara A dan negara B dapat melakukan perdagangan sehingga meningkatkan harga di negara A dan menurunkan harga di negara B, yakni di P2. Pada tingkat harga tersebut negara A mengalami kelebihan penawaran sebesar (X2-X5) unit dan negara B mengalami kelebihan permintaan sebesar (X5-X8) unit. Apabila terjadi perubahan kurva permintaan disebabkan oleh harga barang itu sendiri maka akan menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva permintaan, sedangkan apabila terjadi perubahan harga barang lain, selera, pendapatan, dan populasi maka kurva permintaan akan bergeser dari Db1 ke Db2.
baik tentu pangsa pasar akan meningkat. Perubahan tingkat harga ekspor menyebabkan pergerakan disepanjang kurva supply, jika tingkat harga ekspor yang ditetapkan oleh negara A tinggi maka ekspor negara A meningkat dan pangsa pasar meningkat. Jika nilai rupiah terhadap dollar meningkat (terdepresiasi) maka permintaan impor negara B akan meningkat dan pangsa pasar meningkat. Kenaikan pendapatan per kapita dan populasi di negara B menyebabkan pergeseran kurva demand di negara B sehingga permintaan impor meningkat menjadi X4-X7.
Sb
Negara B : Importir X
Db1 Db2
Negara A : Eksportir
Sumber : Salvatore,
3.2.Kerangka Pemikiran
Industri kertas merupakan salah satu komoditas yang memegang peranan penting terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal tersebut ditunjang dengan luas hutan, jumlah penduduk yang tinggi, dan iklim tropis menjadikan potensi dasar Indonesia memproduksi kertas secara efisien dengan memproduksi komoditi yang memiliki harga relatif lebih rendah. Adanya keunggulan komparatif tersebut dan didukung dengan perekonomian Indonesia yang terbuka mendorong Indonesia untuk
melakukan ekspor. Melalui pengglobalan ekonomi Indonesia diharapkan kinerja menjadi lebih baik karena semakin tinggi tingkat persaingan maka negara lebih termotivasi untuk meningkatkan inovasi agar tidak tertinggal dengan negara lainnya.
Adanya persaingan pasar menyebabkan meningkatnya integrasi terhadap segenap perekonomian nasional ke dalam pasar-pasar global yang menjanjikan pembesaran dramatis atas volume dan karakter arus-arus sumber daya internasional. Besarnya pangsa pasar merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam memasarkan suatu produk, oleh karena itu setiap negara berusaha meningkatkan kemampuan bersaing untuk memperluas jangkauan pasarnya agar mampu meningkatkan cadangan devisa.
3.3.Hipotesis
IV. METODA PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan jenis data sekunder, berbentuk time series tahunan (periode 1979-2006). Data yang digunakan meliputi harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita negara dan populasi negara importir, serta dummy ekolabeling. Data tersebut diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Comtrade, Asosiasi Pulp dan kertas Indonesia (APKI), Internasional Funds Monetary (IMF), www.bea.gov, dan Bank Indonesia (BI). Bahan-bahan lain yang menunjang penelitian didapat dari berbagai literatur dan jurnal dari bebagai perpustakaan, yaitu perpustakan IPB, dan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI). Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengolahan data menggunakan bantuan software EViews 4 dan Microsoft Excel 2007.
4.2. Metode Analisis
kepercayaan tersebut hasil analisis mampu dijelaskan ke dalam teori. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Yt = α + β1 Ln_X1t+ β2 Ln_X2t+ β3 Ln_X3t + β4 Ln_X4t + β5 Ln_X5t+ β6 D + εt
X4 = Pendapatan per kapita negara Amerika (US$/juta) X5 = Populasi negara Amerika (juta)
D = Variable dummy, ekolabeling ε = Error
t = Tahun
nilai dugaan diharapkan β1<0, β2>0, β3>0, β4>0, β5>0, β6>0
Penggunaan negara Amerika dalam penelitian ini sebagai indikator permintaan dunia akan komoditas kertas Indonesia dikarenakan negara Amerika adalah negara konsumsi terbesar di dunia (Ibnusantosa dalam Sipayung, et. all, 2000 dan Asosiasi Pulp and Paper Internasional, 2001). Selain itu negara Amerika salah satu negara yang menerapkan standarisasi yang tinggi terhadap komoditas yang berasal dari alam yang ditunjukkan dari penerapan label terhadap seluruh produk dari alam yang masuk ke negaranya.
4.3. Pengujian Asumsi Model
Model linier regresi yang tidak memiliki varians yang sama akan menandakan bahwa variabel yang digunakan terdapat masalah heteroskedastisitas. Hal tersebut yang menyebabkan varian tidak memiliki nilai minimum atau tidak efisien dalam memprediksi (Gujarati, 1993). Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan white heteroskedasticity test yang dilihat dari probability obs*R-squared White Heteroskedasticity Test. Apabila nilai taraf nyata lebih besar dari probability obs*R-squared berarti dalam model tersebut terdapat gejala heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas dapat ditanggulangi dengan mentransformasikan model asli ke model yang baru.
Pengujian autokolerasi juga diperlukan untuk mengetahui hubungan antara error dimasa lalu dengan saat ini yang menyebabkan parameter tidak bias sehingga pendugaan parameter menjadi tidak efisien. Gejala ini muncul karena tidak diikutsertakannya seluruh variabel bebas yang relevan dalam model dan penggolahan data yang kurang baik. Uji ini dapat menggunakan Breusch-Godfrey atau langrange-multiplier sehinggga hasil analisisnya dapat dilihat dari nilai probability obs*R-squared Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test yang dibandingkan dengan taraf nyata. Apabila taraf nyata lebih besar maka persamaan mengalami gejala autokolerasi. Gejala ini dapat dihilangkan dengan menghilangkan variabel tak bebas dan mentransformasikan model dari linier menjadi non linier atau sebaliknya.
Multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan linier antar variabel independen. Masalah ini dapat dideteksi (Gujarati, 1995) ketidaksesuaian tanda dengan yang diharapkan, nilai R2 yang tinggi namun koefisien parameter dari t-stat banyak yang tidak signifikan, R2 lebih rendah dari rij2 . Apabila nilai dari hasil regresi
V. GAMBARAN INDUSTRI KERTAS INDONESIA
5.1. Sejarah dan Gambaran Industri Kertas Indonesia
Industri kertas di Indonesia dimulai dengan didirikannya perusahaan Belanda N.V Papier Fabriek Padalarang, Jawa Barat pada tahun 1923. Perusahaan ini mampu memproduksi kertas tulis cetak berbahan baku merang dengan kapasitas 3000 ton setahun. Pabrik kedua didirikan di Leces, Jatim 1940, tetapi di tahun 1960 pemerintah mengambil alih perusahaan kertas tersebut. Hingga pada akhirnya di tahun 1960-1970 pemerintah Indonesia dapat mendirikan pabrik pulp dan kertas sendiri dengan menggunakan dana rampasan dari Jepang (Sutikno, Bakar dan Yati J, 1986).
Pemerintah Indonesia pada Repelita I tahun 1969 membuat kebijakan untuk mengembangkan keterlibatan swasta dalam perekonomian, akibatnya terdapat dua perusahaan swasta mendirikan pabrik kertas tahun 1970-1975. Pada Repelita II (tahun 1975-1980) pertumbuhan nyata terjadi secara besar-besaran dimana pabrik kertas bertambah menjadi 29 perusahaan dengan kapasitas meningkat 67.000 pada tahun 1975 menjadi 292.000 pada tahun 1980.
kotoran hingga alat untuk memperindah ruangan sehingga konsumsi kertas tidak hanya dilakukan oleh masyarakat domestik, tetapi juga masyarakat internasional.
Berikut ini adalah daftar perusahaan Indonesia yang memproduksi kertas yang memiliki kapasitas penghasil 10 terbesar di Indonesia :
Tabel 5.1 : Nama Perusahaan Penghasil Kertas Terbesar di Indonesia
No Nama Perusahaan Kertas Indonesia Kapasitas produksi kertas ton/tahun(%)
2001 2003 2005 2007 1 P.T. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 0,40 0,38 19,56 18,90 2 P.T. Pindo Deli Pulp & Paper Mills 11,91 11,15 13,57 12,82 3 P.T. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 8,49 7,94 9,67 9,92 4 P.T. Fajar Wisesa Tbk 4,07 3,80 4,63 6,12 5 P.T. Pabrik Kertas Indonesia (P.T. Pakerin) 5,69 5,33 6,48 6,12 6 P.T. Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk 3,96 3,70 4,51 4,26
Departemen Perindustrian 1982 pada umumnya kertas dapat dibagi dalam tiga golongan besar yakni:
a. Kultura paper (kertas budaya), yang terdiri dari jenis kertas newsprint (kertas Koran) writing, printing, dan business (kertas cetak, tulis, dan keperluan bisnis). b. Industrial paper (kertas industri) yang terdiri dari wrapping, packaging dank
raft, boards, cigaretee dan kertas khusus.
c. Other paper (kertas lainnya), yang terdiri dari tissued, household, dan kertas lainnya.
Gambar 5.1: Kapasitas Hutan Indonesia dalam Memproduksi Kertas
Pada Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa hutan yang digunakan dalam memproduksi kertas nasional hanya dengan menggunakan lahan hutan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Hutan yang ditersedia untuk memproduksi kertas pada tahun 2007 lebih rendah dibanding tahun 1999. Tahun 1999, kapasitas hutan mampu manghasilkan 13.093.200 TPA sedangkan pada tahun 2007 hanya berkapasitas 11.024.040 TPA. Penurunan luas hutan ini menandakan bahwa keadaan hutan Indonesia memang sangat memperihatinkan oleh karena itu upaya memperbaiki kondisi hutan harus ditingkatkan agar memiliki daya saing yang tinggi.
5.3. Perkembangan Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia
Tahun
1996 878.211 68.254.692,94 1,29
1997 922.870 67.522.325,29 1,37
1998 1.443.981 69.505.816,85 2,08
1999 1.477.165 69.136.987,10 2,14
2000 1.713.097 73.338.351,62 2,34
2001 1.326.570 70.476.794,71 1,88
2002 1.722.280 75.645.834,00 2,28
2003 1.618.400 85.813.753,05 1,89
2004 1.678.970 96.985.675,42 1,73
2005 2.021.890 100.628.735,06 2,01
2006 2.488.500 108.222.898,61 2,29
Tabel 5.2 Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar Internasional
Sumber : APKI dan Comtrede, berbagai tahun
5.4. Perkembangan Harga Kertas Domestik
Sumber : BPS, berbagai tahun
Gambar 5.2 Harga Kertas Domestik (Indonesia)
5.5. Perkembangan Harga Ekspor
Selain harga domestik, tingkat harga ekspor juga mempengaruhi konsumen internasional dalam mengambil keputusan. Misalkan ketika terjadi peningkatan harga ekspor kertas pada satu tahun sebelumnya, maka negara importir cenderung mengurangi permintaannya dan mencari negara lain yang memiliki harga lebih rendah. Pangsa pasar yang menurun menyebabkan perdagangan kertas Indonesia di pasar internasional menjadi menurun dan para konsumen menurunkan permintaannya.
Sumber : APKI, berbagai tahun
Gambar 5.3 Perkembangan Harga Ekspor Kertas
5.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Pangsa Pasar
Nilai tukar mempengaruhi konsumen internasional dalam menentukan keputusannya. Nilai tukar rupiah terhadap dollar yang terdepresiasi menyebabkan Indonesia mampu mengeskpor lebih banyak karena harga kertas di Indonesia Indonesia cenderung lebih murah, begitu juga dengan negara importir yang mengalami apresisasi dollar tentu akan meningkatkan permintaan impornya.
Sumber : BI, berbagai tahun
Gambar 5.4 Nilai Tukar (Rp/US$)
5.7. Pendapatan per Kapita Negara Pengimpor (Amerika)
Penggunaan negara Amerika dalam penelitian ini sebagai indikator permintaan dunia akan komoditas kertas Indonesia dikarenakan negara Amerika adalah negara konsumsi terbesar di dunia (Ibnusantosa dalam Sipayung, et. all, 2000 dan Asosiasi Pulp and Paper Internasional, 2001). Selain itu negara Amerika salah satu negara yang menerapkan standarisasi yang tinggi terhadap komoditas yang berasal dari alam yang ditunjukkan dari penerapan label terhadap seluruh produk dari alam yang masuk ke negaranya. Oleh karena itu apabila Indonesia mampu menembus pasar Amerika berarti Indonesia telah menggunakan teknik produksi yang ramah terhadap lingkungan Indonesia dan juga dapat dikatakan Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar di pasar internasional.
Indonesia ke Malaysia dan Cina. Hal tersebut dikarenakan negara Malaysia dan Cina memiliki perhatian yang rendah terhadap lingkungan daripada negara Amerika. Indonesia yang belum menggunakan standarisasi yang tinggi terhadap produk alam cenderung mengekspor kertas ke negara yang kurang memperhatikan standar terhadap produk alam. Padahal jika Indonesia mau berfikir lebih panjang, penggunaan lahan serta proses produksi yang baik akan berdampak positif terhadap ekspor Indonesia karena ketersediaan bahan baku lebih terjamin dan dampak negatif produksi terhadap lingkungan rendah. Selain itu, Amerika sebagai konsumen terbesar di dunia tentu akan membeli produk Indonesia lebih banyak apabila Indonesia telah menerepakan standar terhadap komoditasnya dibandingkan hanya menngekspor komoditas kertas ke negara Malaysia dan Cina (bukan negara 10 negara konsumen terbesar). Apabila negara Indonesia telah mampu menembus pasar Amerika maka secara tidak langsung Indonesia telah meraih pangsa pasar yang tinggi di pasar internasional.
Tabel 5.3 Persentase Ekspor Indonesia ke Malaysia, Cina, dan Amerika terhadap Dunia (000 US$)
Indonesia ke dunia
Ekspor kertas Indonesia ke Amerika terhadap
ekspor kertas Indonesia ke dunia
1997 7,30 10,75 0,92
1998 4,66 14,50 4,78
1999 8,73 14,72 5,72
2000 8,73 14,72 5,72
2001 11,92 11,05 3,68
2002 7,79 11,33 2,14
2003 8,35 11,96 2,14
2004 10,22 12,76 2,61
2005 9,95 9,39 1,98
2006 9,95 8,57 7,06
Pendapatan per kapita negara pengimpor menentukan tingkat pangsa pasar domestik di pasar internasional. Hal tesebut dikarenakan pendapatan per kapita memiliki pengaruh yang positif dengan permintaan, yakni apabila pendapatan per kapita suatu negara naik maka permintaan di negara tersebut naik. Dengan semakin meningkatnya permintaan negara importir (Amerika) maka peluang produsen domestik menyalurkan komoditas di pasar internasional akan besar.
Untuk melihat perkembangan pendapatan per kapita negara Amerika dapat dilihat pada Gambar 5.5 dibawah ini. Pendapatan per kapita 1979 hingga 1982 pendapatan per kapita Amerika menunujukkan nilai yang relatif menurun namun nilai ini terus beranjak hingga tahun 1999 mejadi 0,029. Periode 2000-2006, pendapatan per kapita Amerika menunjukkan nilai yang menurun hingga 0,027.
Sumber : www.bea.id, imf statistics, berbagai
Gambar 5.5 Pendapatan per Kapita Negara Importir (Amerika)
5.8. Populasi Negara Pengimpor (Amerika)
impor adalah meningkatnya permintaan akibat meningkatnya jumlah penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk negara pengimpor diharapkan pangsa pasarnya akan semakin membaik.
Walaupun saat ini Amerika telah mampu mengontrol jumlah kelahiran namun pada Gambar 5.6 dibawah ini, pada tahun 1979-2006 tingkat populasi menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah peningkatan yang relatif sedikit. Pada tahun 1979 penduduk Amerika sebesar 202090 juta jiwa dan pada tahun 2006 penduduk Amerika sebesar 302840 juta jiwa.
Sumber : IMF, berbagai tahun
VI. PANGSA PASAR INDUSTRI KERTAS INDONESIA DI PASAR
INTERNASIONAL
6.1. Uji Asumsi Model
Setelah melakukan uji model, maka didapatlah model persamaan terbaik yang dipergunakan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar industri kertas domestik di pasar internasional. Faktor-faktor yang tersebut yakni harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara Amerika, serta dummy ekolabeling. Untuk mendapatkan hasil regresi yang baik, maka keenam variabel tersebut harus dilakukan pengujian heteroskedastisitas, autokolerasi, dan multikolinearitas agar variabel yang digunakan memenuhi asumsi OLS sehingga estimator variabel penduga tersebut bersifat BLUE (Best Linier Unbias Estimator).
Pengujian autokolerasi pada model pangsa pasar industri kertas nasional di pasar internasional dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan kolerasi antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Dari hasil Breusch-Godfrey test dapat dilihat bahwa probabilitas Obs*R-squared statistic lebih besar dari taraf nyata yaitu sebesar 0.47 sehingga model tersebut terbebas dari masalah autokolerasi (lampiran 6).
Pengujian heteroskedastisitas pada model pangsa pasar dilakukan agar kesalahan penganggu tidak konstan pada semua variabel bebas . Hasil uji ini dapat dilihat dari nilai probabilitas Obs*R-sqaure statistic yang lebih besar dari taraf nyata yaitu sebesar 0.17. Nilai tersebut masih lebih besar dibandingkan taraf nyata yang digunakan (α=0,1) sehingga model tersebut terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan memenuhi asumsi OLS (lampiran 4).
terdapat nilai yang lebih besar dari [0,8]. Akan tetapi uji Klein menyatakan bahwa apabila nilai koefisien multikolinearitas tersebut tidak lebih besar dar R2, maka multikolinearitas dapat diabaikan (lampiran 3).
6.2. Estimasi Model
Setelah seluruh variabel yang digunakan memenuhi asumsi OLS maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis regresi yang dapat dilihat pada Tabel 6.1 dibawah ini.
Tabel 6.1 Hasil Analisis Regresi Pangsa Pasar Industri Kertas Nasional
Dependent Variabel : Pangsa pasar
Variabel coefficient t-statistik Probabilitas
C -49.24081 -2.649080 0.0075
Harga domestik -0.303922 -2.472533 0.0011 Harga ekspor -0.234362 -1.405089 0.0873
Nilai tukar 3.49E-05 1.356496 0.0946
Pendapatan per kapita Amerika 0.135956 0.124396 0.4511 Populasi Amerika 4.070887 3.362982 0.0014 Dummy 0.369371 1.352845 0.0952 R-squared 0.959701 Mean dependent var 0.975746 Durbin-Watson Stat 1.560167 Prob(F-Statistic) 0.000000
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa persamaan pangsa pasar memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 0.96 yang berarti persamaan pangsa pasar industri kertas nasional di pasar internasional dapat dijelaskan oleh variabel-variabel dalam model sebesar 96.13 persen dan sisanya 3.87 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan pangsa pasar. Variabel tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan taraf nyata pada taraf sepuluh persen.
Harga domestik yang rendah dibandingkan harga internasional menyebabkan negara Indonesia mampu memproduksi kertas dengan harga relatif yang rendah. Oleh karena itu Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kertas dan berpeluang untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Disisi lain, rendahnya harga domestik tentu akan dimanfaatkan secara baik oleh negara importir dengan meningkatkan permintaannya atas impor sehingga membuka peluang produsen domestik memperluas pasanya di dunia.
Variabel harga ekspor mempengaruhi pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional. Kenaikan harga ekspor sebesar 1 persen menyebabkan penurunan pangsa pasar sebesar 0,23 persen. Akan tetapi, pengaruh ini menunjukkan tanda yang tidak sesuai dengan hipotesis yang dipergunakan. Kenaikan harga ekspor seharusnya meningkatkan supply sehingga pangsa pasar meningkat. Keidaksesuaian tanda dengan hipotesis dikarenakan ketika harga ekspor meningkat, produsen domestik tidak mampu memanfaatkan kondisi ini sehingga perolehan pangsa pasarnya rendah. Ketidakmampuan produsen domestik untuk mengekspor dikarenakan keunggulan komparatif yang dimiliki tidakmampu dimanfaatkan dengan baik. Pengeksplorasian alam secara berlebihan, tidak melakukan tebang pilih, tidak mengikuti standarisari yang diterapkan oleh LEI, dan lain sebagainya yang menimbulkan dampak polusi terhadap lingkungan menyebabkan produsen domestik tidak mampu kehilangan keunggulan komparatifnya. Dengan potensi alam yang semakin lama semakin menurun mengakibatkan produsen domestik tidak mampu mensupply kertas lebih banyak apabila harga ekspor menurun dan perolehan pangsa pasarnyapun rendah.
menguat (apresiasi) maka (caterus paribus) negara importir akan meningkatkan permintaan impornya. Hal tersebut dikarenakan harga kertas di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan harga yang ditetapkan negara lain. Oleh karena harga relatif Indonesia yang rendah, maka Indonesia memiliki kekuatan meningkatkan pangsa pasarnya.
Pendapatan per kapita negara Amerika positif signifikan mempengaruhi pangsa pasar industri kertas Indonesia. Bedasarkan teori permintaan, peningkatan pendapatan per kapita yang diperoleh suatu negara akan meningkatkan permintaan pada negara tersebut. Oleh karena itu, semakin besar pendapatan per kapita yang diterima oleh negara Amerika maka semakin besar pula permintaannya terhadap komoditas kertas Indonesia dan semakin besar pula pangsa pasar kertas Indoensia di pasar internasional. Tidak berpengaruh nyata antara pendapatan per kapita negara Amerika dengan pangsa pasar dikarenakan perhitungan pendaptan per kapita mengasumsikan tingkat pendapatan setiap masyarakat sama padahal pada kenyataannya pendapatan yang diterima masyarakat berbeda. Oleh karena itu variabel ini tidak menunjukkan pengaruhnya secara nyata.
bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Dikarenakan Amerika merupakan salah satu indikator negara importir di dunia maka dapat mengindikasikan bahwa jika populasi negara-negara di dunia meningkat maka pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional juga akan meningkat.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan komparatif dalam memproduksi kertas yang dapat dilihat dari kemampuannya memiliki luas hutan terbesar di dunia dan tenaga kerja yang berlimpah. Namun ternyata kemampuan ini tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia karena pangsa pasar. Bedasarkan hasil pengujian statistik variabel harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, pendapatan per kapita dan populasi negara importir (Amerika), dan dummy ekolabelinglah yang mempengaruhi pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional.
Bedasarkan hasil dari regresi variabel pendapatan perkapita negara Amerika tidak mempengaruhi pangsa pasar. Sedangkan variabel harga domestik, harga ekspor, nilai tukar, populasi negara Amerika, serta dummy ekolabeling berpengaruh secara signifikan berpengaruh terhadap pangsa pasar industri kertas Indonesia di pasar internasional. Harga domestik dan harga ekspor berpengaruh negatif terhadap pangsa pasar sebesar -0,30 persen dan -0,23 persen sedangkan nilai tukar, populasi negara Amerika, dan dummy ekolabeling berpengaruh positif terhadap pangsa pasar sebesar 3,49E-05 persen, 4,07 persen dan 0,37 persen.
Bedasarkan kesimpulan, dapat diberikan diberikan rekomendasi berupa saran dalam upaya peningkatan pangsa pasar industri kertas nasional di pasar internsional, yakni:
1. Bedasarkan hasil estimasi output disarankan kepada pemerintah untuk mengurangi hambatan perdagangan dan menjaga nilai tukar sehingga produsen domestik mampu menjual kertas di pasar internasional dengan harga yang bersaing.
2. Memberlakukan standarisasi bertaraf internasional terhadap seluruh produk domestik yang berasal dari alam sehingga standar tersebut dapat diakui secara internasional dan meningkatkan pangsa pasarnya.
3. Pengembangan pasar domestik harus tetap dilakukan agar dapat menyerap produk domestik ketika pasar internasional mengalami gangguan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan mempromosikan keunggulan dari komoditas kertas dan menghimbau masyarakat Indonesia untuk lebih mengutamakan produk domestik.
DAFTAR PUSTAKA
Asih,S. 2005. Analisis Ekonomi Perkembangan Ekspor Pulp dan kertas Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2007. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. 2007. APKI. Jakarta.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2005. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. 2005. APKI. Jakarta
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2003. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. 2003. APKI. Jakarta
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2001. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. 2001. APKI. Jakarta
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 1997. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. 1997. APKI. Jakarta
Asih,S. 2005. Analisis Ekonomi Perkembangan Ekspor Pulp dan kertas Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bahri,S. 2003. Studi Daya Saing Industri Kertas Nasional [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Bank Indonesia. 2006. Laporan Perekonomian Indonesia. Bank Indonesia: Jakarta. Chandradhy, Dwiyono. 1978. Strategi-Strategi Pemasaran di Indonesia. Lembaga
Penerbit FEUI. Jakarta.
ECBIS. 1997. Studi Tentang Industri Pulp dan Kertas di Indonesia. ECBIS Rescons: Jakarta.
Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.
Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press: Bogor.
Kotler,P.1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid ke satu.edisi Sembilan. PT Prenhalindo:Jakarta.
Lipsey, R. G et all. 1997b. Pengantar MikroEkonomi.J ilid 2. Jaka Wasana, Penerjemah. Binarupa Aksara: Jakarta.
Mahyana, W. 2004. Dampak Kebijakan Privatisasi Terhadap Pangsa Pasar Industri Semen di Indonesia. Departeman Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Muchtar. 1997. Dampak Keterkaitan Sektor Industri Terhadap Perekonomian Wilayah
Kabupaten Sidoarjo [tesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Musyaidah. 1995. Analisis Pangsa Pasar dan Efisiensi Pemasaran Pakan Udang Produksi PT. Karka Nutri Industri. Departemen Sosial Ekonomi Perikanan Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Nigrum, A. W. P.2006.Analisis Permintaan Ekspor Pulp dan Kertas Indonesia.Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Ramli, R. 2006. Analisis Input-Output Peranan Industri Kertas dalam Perekonomian. Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tambunan, T. T. H. 2001. Industrialisasi di Negara sedang Berkembang Kasus Indonesia. Ghalia Indonesia: Jakarta
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Erlangga: Jakarta
Sipayung, et. all. .2000. Prospek dan Tantangan Perkembangan Agribisnis Pulp dan kertas dalam Era Ekolabelingdan Ekonomi daerah Prosiding Seminar.IPB,Boogor.
Sudjatno. 1996. ”Prospek Industri Kertas Indonesia:Suatu Tinjauan di Aspek Pemasaran”Lintasan Ekonomi. Vol.8.No1-2. Hal.586-591.
Sutikno,A. B. dan Roeh Yati Joedodibroto. 1986. ”Keadaan dan Prospek Pengembangan Industri Pulp dan Kertas di Indonesia”Majalah Teknik Bulanan Insinyur Indonesia. No.3’XXXIV/1986.Hal.9-20.
Walujadi,D. and Indupurnahayu. 2002.”West Java’s Garment Indsutry : What Factors Affect Its Efficiency?” Economic Journal FE-Unpad. Vol.XVII, No.2.September 2002.Hal.126-138.
Widyantoro,B. 2005.Ekonomi Industri Pulp dan Kertas Indonesia Suatu Analisis Simulasi Kebijakan dan Tekanan Internasional.[disertasi].Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wie, Thee Kian. 2006. “Apakah Landasan Pembagunan Industri di Indonesia sudah Tepat?”Jurnal Ekonomi dan Pembangunan.Vol.XIV(1).Hal.1-41.
Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Dependent Variable: pangsa pasar Method: Least Squares
Date: 05/14/08 Time: 00:18 Sample: 1979 2006
Included observations: 28
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -49.24081 18.58789 -2.649080 0.0150
Harga domestik -0.303922 0.122919 -2.472533 0.0220 Harga ekspor -0.234362 0.166795 -1.405089 0.1746 Nilai tukar 3.49E-05 2.57E-05 1.356496 0.1893 Pendptm per kapita
Amerika
0.135956 1.092931 0.124396 0.9022 Populasi Amerika 4.070887 1.210499 3.362982 0.0029 Dummy 0.369371 0.273033 1.352845 0.1905 R-squared 0.959701 Mean dependent var 0.975746 Adjusted R-squared 0.948187 S.D. dependent var 0.864252 S.E. of regression 0.196725 Akaike info criterion
-0.201698 Sum squared resid 0.812719 Schwarz criterion 0.131353 Log likelihood 9.823771 F-statistic 83.35052 Durbin-Watson stat 1.560167 Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 3 : Uji Multikolinieritas
Y Ln_X1 Ln_X2 Ln_X3 Ln_X4 Ln_X5 DUMM
Y Y 1.000000 -0.363810 -0.869763 0.453399 0.950164 0.935830 0.887830
Ln_X1 -0.363810 1.000000 0.355223 -0.104813 -0.214458 -0.190279 -0.322235
Ln_X2 -0.869763 0.355223 1.000000 -0.358251 -0.851978 -0.759642 -0.904776
Ln_X3 0.453399 -0.104813 -0.358251 1.000000 0.413149 0.405316 0.356189
Ln_X4 0.950164 -0.214458 -0.851978 0.413149 1.000000 0.951018 0.904247
Ln_X5 0.935830 -0.190279 -0.759642 0.405316 0.951018 1.000000 0.786215
DUMM Y
0.887830 -0.322235 -0.904776 0.356189 0.904247 0.786215 1.000000
Lampiran 4 : Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test:
Test Equation:
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -26.66756 189.9022 -0.140428 0.8901
Ln_X1 0.264048 0.088609 2.979917 0.0088
Ln_X1^2 -0.165198 0.053066 -3.113094 0.0067
Ln_X2 -0.094524 0.078698 -1.201098 0.2472
Ln_X2^2 -0.012877 0.063702 -0.202140 0.8424
Ln_X3 0.000126 5.57E-05 2.266566 0.0376
Ln_X3^2 -8.83E-09 3.67E-09 -2.408767 0.0284
Ln_X4 -3.998845 3.534307 -1.131437 0.2745
Ln_X4^2 -0.616830 0.530193 -1.163407 0.2617
Ln_X5 3.514584 31.03050 0.113262 0.9112
Ln_X5 ^2 -0.154584 1.255111 -0.123164 0.9035
DUMMY -0.093772 0.091816 -1.021302 0.3223
R-squared 0.543673 Mean dependent var 0.029026 Adjusted R-squared 0.229949 S.D. dependent var 0.036514 S.E. of regression 0.032042 Akaike info criterion -3.746007 Sum squared resid 0.016427 Schwarz criterion -3.175062 Log likelihood 64.44409 F-statistic 1.732964 Durbin-Watson stat 2.165838 Prob(F-statistic) 0.154033
Lampiran 5 : Uji Normalitas
.
Lampiran 6 : Uji Autokolerasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.539048 Probability 0.591964 Obs*R-squared 1.503465 Probability 0.471549
Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/14/08 Time: 00:16
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.900535 19.20274 0.098972 0.9222
Ln_X1 -0.007288 0.132675 -0.054934 0.9568
Ln_X2 0.073661 0.187447 0.392969 0.6987
Ln_X3 -1.29E-05 3.00E-05 -0.431174 0.6712
Ln_X4 0.206871 1.158469 0.178572 0.8602
Ln_X5 -0.089688 1.244687 -0.072056 0.9433
DUMMY 0.033239 0.282819 0.117528 0.9077
RESID(-1) 0.273443 0.265633 1.029400 0.3162
RESID(-2) 0.026375 0.277304 0.095113 0.9252
R-squared 0.053695 Mean dependent var -2.81E-14 Adjusted R-squared -0.344749 S.D. dependent var 0.173495 S.E. of regression 0.201191 Akaike info criterion -0.114031 Sum squared resid 0.769079 Schwarz criterion 0.314177 Log likelihood 10.59644 F-statistic 0.134762 Durbin-Watson stat 1.880262 Prob(F-statistic) 0.996571