1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Body Dysmorphic Disorder merupakan gangguan somatization disorder atau yang lebih dikenal dengan somatoform. Dalam gangguan somatoform, individu
mengeluhkan simtom-simtom fisik yang mengindikasikan kerusakan fisik atau
disfungsi terkadang cukup dramatis namun secara fisiologis tidak ditemukan
kerusakan apa pun. Body Dysmorpic Disorder sendiri dapat dijelaskan sebagai preokupasi dengan kerusakan dalam penampilan fisik yang hanya dibayangkan atau
dilebihkan. Individu yang mengalami gangguan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder sering kali mencemaskan bagian khusus yaitu pada wajah, contohnya kerutan wajah, bulu di wajah yang lebat, bentuk atau ukuran hidung. Perempuan juga
cenderung untuk memusatkan perhatian pada kulit, pinggul, payudara, dan kaki (
Davision, Neale& Kring, 2010 ).
Kebanyakan pada kasus nyata yang ditemui, kecemasan terhadap tubuh ini
dimulai saat beranjak remaja, menurut Santrock (2002) ketika sudah beranjak remaja
mulai mengalami banyak perubahan pada bentuk tubuhnya dan sebagian besar
remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara
efektif. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru
penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Dari yang peneliti temui bahwa banyak orang yang berpendapat bahwa
kecantikan tersebut merupakan kesempurnaan fisik, ketika seseorang secara fisik
merasa ada bagian tubuh yang tidak sempurna atau menarik seperti yang difikirkan
atau dibayangkan, maka dirinya merasa bahwa tidak cantik, ada beberapa hal yang
menyebabkan sebagian wanita memiliki pemikiran atau penilaian perasaan tidak
puas terhadap bentuk tubuhnya, hal ini antara lain karena dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi menarik tidaknya penampilan
(Davision, Neale, dan Kring 2010 ). Sedangkan menurut Rahmayani (2011) riwayat
2
mempunyai penyakit yang dapat mempengaruhi penampilan contohnya seperti
jerawat.
Sedangkan di era modern saat ini banyak sekali ditemukan produk-produk
kosmetik yang mulai muncul, seperti yang diketahui bahwa banyaknya tersedia
salon-salon kecantikan, klinik kecantikan, bahkan sudah tersedia obat-obat pemutih
atau lotion yang harganya cukup mahal, gymnastyc, fashion yang up to date ataupun
alat kosmetik lainnya yang dapat menjanjikan untuk dapat merubah wanita menjadi
tampak lebih cantik serta perawatan tubuh yang harganya tidak murah (Buss &
Zeinudin dalam Rahmayani 2011). Namun meskipun begitu hal ini cukup
memberikan pengaruh yang besar pada sebagian wanita mengingat produk tersebut
dan perawatan ini menawarkan akan membuat seseorang akan lebih cantik dan
berbeda, dan pada akhirnya membawa sebagian wanita untuk selalu melakukan
perawatan secara terus-menerus demi mendapatkan penampilan yang diinginkan.
Demi mendapatkan penampilan yang menarik, individu tersebut
memperolehnya hingga harus menguras kantong, dan tidak segan-segan untuk
mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak sedikit, hal ini memang sengaja dilakukan
demi mendapatkan kesempurnaan fisik seperti yang ada didalam pemikirannya (Rini,
2004). Dari penjelasan diatas cukup menjelaskan bahwa seseorang yang menderita
gangguan Body Dysmorphic Dysorder memiliki riwayat yang bermacam-macam sehingga pada akhirnya hal tersebut menyebabkan gangguan, dibawah ini akan
dijelaskan beberapa contoh kasus yang ditemukan oleh peneliti yang didapat dari
penelitian terdahulu, buku, artikel atau kasus yang dijumpai oleh peneliti.
Rahmayani (2011) pada penelitiannya menjelaskan bahwa siswa kelas XI
SMAN 1 Margahayu kab. Bandung tahun ajaran 2010/2011 mengalami
kecenderungan Body Dysmorphic Disorder pada kategori sedang. Artinya siswa kelas XI SMAN 1 Margahayu Kab. Bandung tahun ajaran 2010/2011 terkadang
mengalami kecemasan berlebihan terhadap penampilan fisik. Hal ini terlihat dari
kecenderungan siswa yang terkadang memiliki pikiran dan perasaan yang negatif
mengenai gambaran tubuh, terkadang mengalami ketidakpuasan terhadap beberapa
bagian tubuh, terkadang mengalami kecemasan yang ditunjukkan dengan melalui
obsesif kompulsif dan terkadang mengalami defisiensi dalam perilaku sosial. Siswa
3
kecenderungan Body Dysmorphic Disorder paling tinggi pada aspek perilaku
obsesif-kompulsif, yakni kecemasan yang ditunjukan dengan perilaku obsesif-kompulsif sekaitan dengan kekurangan yang ada pada tubuh, dengan pencapaian tertinggi pada
indikator melakukan pemantauan terhadap bagian tubuh yang dirasa kekurangan
secara berulang-ulang. Siswa kelas XI ini mengalami kecenderungan Body Dysmorphic Disoerder paling tinggi pada aspek perilaku obsesif-kompulsif, yakni kecemasan yang ditunjukkan dengan perilaku yang berkaitan dengan kekurangan
yang ada pada tubuh, dengan pencapaian tertinggi pada indikator melakukan
pemantauan terhadap bagian tubuh yang dirasa kurang secara berulang-ulang.
Rini (2004) pada artikelnya mengungkapkan bahwa ada seorang gadis yang
berusia 15 tahun, gadis ini duduk di bangku SMA, gadis tersebut selalu
mencemaskan warna kulit yang coklat sawo matang dan bentuk bibirnya yang
menurutnya terlalu lebar, yang gadis ini cemaskan adalah tidak percaya diri dengan
kulitnya yang berwarna coklat sawo matang, gadis ini menginginkan kulit yang putih
dan bersih bahkan gadis tersebut mencoba untuk selalu berganti-ganti produk
pemutih agar kulitnya berubah menjadi putih namun yang terjadi adalah kulitnya
tetap hitam dan menimbulkan iritasi pada kulitnya sehingga timbul bercak-bercak
merah pada kulitnya. Selain itu gadis ini juga selalu menutup bibirnya dengan sapu
tangan karena malu dengan bentuk bibirnya yang menurutnya terlalu lebar, pada
ahkirnya gadis tersebut merasakan cemas dan mengalami penurunan nilai pada
semua mata pelajarannya, selain itu gadis ini juga merasa enggan bergaul dengan
teman-temannya.
Nevid, Rathus dan Greene (2005) mengungkapkan ada seorang wanita,
bekerja sebagai sekertaris hukum berusia 24 tahun, individu tersebut merasa bahwa
sebenarnya setiap hari buruk untuk rambutnya, yang individu tersebut rasakan bahwa
ketika rambutnya tidak bagus, individu tersebut merasa tidak sehat dan individu
tersebut merasa bahwa rambutnya tidak seimbang ada yang menurutnya bagian
tertentu mestinya panjang dan bagian tertentu lainya pendek. Individu tersebut
merasa bahwa dinilai gila oleh orang-orang di sekitarnya, serta individu tersebut
merasa berubah bentuk menjadi jelek. Bahkan individu tersebut memiliki
pikiran-pikiran untuk bunuh diri, ingin menusuk diri tepat di jantung. Dalam sehari individu
4
Individu tersebut menghabiskan dua jam setiap pagi menata rambutnya dan tetap
merasa tidak puas. Aktifitasnya untuk terus menerus memotong dan memeriksa
rambutnya telah menjadi suatu ritual yang kompulsif.
Selain itu juga ada contoh kasus yang ditemukan oleh peneliti bahwa salah
seorang teman peneliti sendiri mengungkapkan bahwa individu tersebut merasa
kurang halus pada bagian wajahnya yang dilihat oleh peneliti wajahnya sudah cantik
dan halus akan tetapi individu tersebut selalu merasakan kurang sempurna harus
sampai mendatangi ahli kecantikan untuk melakukan perawatan pada wajahnya,
individu tersebut tidak segan-segan untuk memakai uang keperluan kuliah
dihabiskan untuk melakukan perawatan pada ahli kecantikan dimana dengan tujuan
untuk menghasilkan wajah seperti yang diharapkan. Menurut pengakuannya individu
tersebut tidak seperti teman-teman perempuan yang lain yang menurutnya cantik,
putih, dan mulus individu tersebut merasakan kurang sempurna pada bagian
wajahnya dan selalu merasa bahwa jauh dari kesan cantik dan sempurna.
Dari yang sering dijumpai oleh penulis sendiri bahkan sebagian besar
individu tidak mempedulikan akan dampak dari suatu produk tersebut dan yang
ditemui oleh penulis bahwa ada seorang individu dengan kondisi wajah yang sudah
rusak karena ketidakcocokan suatu produk, individu tersebut tetap melakukan
perawatan dan mencoba produk yang sedikit mahal untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik. Bahkan dari individu yang telah melakukan perawatan sampai rela
berganti-ganti dokter kecantikan sampai individu tersebut merasa puas dengan hasil
yang telah didapat.
Dari penjelasan contoh kasus ataupun penjabaran latar belakang diatas maka
dapat dikatakan para wanita yang mengalami gangguan Body Dysmorphic Dysorder
tersebut telah memiliki penilaia, pemikiran ataupun persepsi yang salah tentang
seseorang yang dikatakan cantik atau sempurna dan hal tersebut masuk kedalam
distorsi kognitif dimana dalam istilah psikologi merupakan kesalahan mempersepsikan, kesalahan menilai sesuatu yang meliputi bentuk tubuh, penampilan
dan penerimaan lingkungan terkait dengan Body Dysmorphic Disorder, kemudian dari hal tersebut otomatis membawa individu kedalam perilaku maladaptif, perilaku
maladaptif didalam psikologi merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan
5
tertarik dan dirasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian mengenai distorsi kognitif dan bentuk perilaku maladaptif pada wanita yang memiliki kecenderungan Body Dysmorphyc Dysorder.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran distorsi kognitif pada wanita yang memiliki
gangguan kecenderungan Body Dysmorphic Dysorder?
2 Apa saja bentuk-bentuk perilaku maladaptif pada wanita yang memiliki
gangguan kecenderungan Body Dysmorphic Dysorder?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan yang sudah dijelaskan pada pemaparan latar belakang masalah
diatas, maka secara umum tujuan penelitian adalah.
1. Untuk mengetahui gambaran distorsi kognitif pada wanita yang memiliki
kecenderungan gangguan Body Dysmorphyc Dysorder.
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk perilaku maladaptif pada wanita
yang memiliki kecenderungan gangguan Body Dysmorphyc Dysorder
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam
usaha memperoleh pemahaman dalam memahami kasus tersebut serta
untuk mengembangkan teori Body Dysmorphic Disorder.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran pada
6
adanya gangguan Body Dysmorphic Dysorder dan segera dilakukan terapi
i I
IDDEENNTTIIFFIIKKAASSII DDIISTSTOORRSSII KKOOGGNNIITTIIFF DDAANN PPEERRIILLAAKKUU MMAALLAADDAAPPTTIIFF PPAADDAA
W
WAANNIITTAA YYAANNGG MMEEMMIILLIIKIKI KKEECCEENNDDEERRUUNNGGAANN BOBODDYY DDYYSSMMOORRPPHHIIC C DDIISSOORRDDEERR
SKRIPSI
Feryn Widi Astuti
07810189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii I
IDDEENNTTIIFFIIKKAASSII DDIISTSTOORRSSII KKOOGGNNIITTIIFF DDAANN PPEERRIILLAAKKUU MMAALLAADDAAPPTTIIFF PPAADDAA
W
WAANNIITATA YYAANNGG MMEEMMIILLIIKIKI KKEECCEENNDDEERRUUNNGGAANN BOBODDYY DDYYSSMMOORRPPHHIICC DDIISSOORRDDEERR
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Feryn Widi Astuti
07810189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
v
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi
Distorsi Kognitif dan Perilaku Maladaptif Pada wanita Yang Memiliki Kecenderungan Body
Dysmorphic Disorder“, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dra. Cahyanning Suryaningrum, M. Si dan Salis Yuniardi, S.Psi., M.Psi selaku pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak
awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Para subjek-subjek skripsiku yang bersedia meluangkan banyak waktu dan memberikan
kepercayaan pada penulis untuk mengangkat permasalahannya.
5. Kepada Mama dan Papa yang selalu senantiasa selalu memberi dukungan, do’a dan kasih
sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakak-kakakku Mas Happy dan Mbak Daiyah yang senantiasa memberikan dorongan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk Eyang putri tercinta alm yang selama hidupnya telah banyak memberikan do’a dan
dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu dan
nasehat-nasehat agar dapat menjadi seorang yang lebih kuat dalam hidup.
8. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas D yang selalu memberikan semangat sehingga
vi
9. Kepada sahabat-sahabat tercinta ku Nissa, Dilla, Fajar, Yanuar, Fritza, Intan yang selama ini
memberikan dukungan, nasehat dan motivasi bagi penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
bantuan yang telah di berikan kepada penulis dan penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pada diri penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menerima saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini
vii
1. Pengertian Body Dysmorphic Disorder ... 7
2. Kriteria Body Dysmorphic Disorder ... 7
3. Karakteristik Body Dysmorphic Disorder ... 8
4. Faktor Penyebab Body Dysmorphic Disorder ... 9
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A... 47
1. Guide Interview……….. 47
2. Hasil Wawancara……… 48
Lampiran B... 77
1.Guidei observasi... 77
2.Hasil Observasi……….. 78
Lampiran C Tabel Indikator yang mengungkap gangguan………... 80
Lampiran D Ceklist Body Dysmorphic Disorder……….. 84
Lampiran E Diagnosa Subjek………. 88
x
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic criteria from DSM-IV™ . Washington DC: Penulis.
Ardani, A.T. (2011). Psikologi abnormal. Bandung. CV. Lubuk Agung
Davidson, C. Gerald., Neale, M. John., & Kring, M. A. (2010). Psikologi abnormal (Edisi 9). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Emery, E. R., & Oltmanns, F. T. (2000). Essentials of abnormal psychology. America: Prentice-Hall,Inc.
Hoksema, N.S. (2001). Abnormal psychology (second edition). New York: McGraw-Hill Companies.
Moleong, J. L. (2010). Metodologi penelitian kualitatif ( Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nevid, S. J., Rathus, A.S. & Greene, Beverly. (2005). Psikologi abnormal (Edisi kelima). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Oz, C. Mehmet., & Roizen, F. M . (2010). Being beatiful. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Rahmayani, R. (2011). Pengembangan program konseling untuk siswa yang mengalami kecenderungan body dismorphic disorder dengan menggunakan tekhnik self-management (Skripsi) Diperoleh dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR. Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Rini, F. J. (2004). Mencemaskan penampilan. Diperoleh dari http://www.e-psikologi.com/epsi
Rumini, S., & Hastomo, A. (2008). Sosiodrama sebagai metode membimbing siswa berperilaku maladaptif pada sekolah dasar negeri minomarti VI ngaglik Sleman Yogyakarta. Diperoleh dari http://eprints.uny.ac.id/1292/
Santrock, J. W. (2002). Life span development: Perkembangan masa hidup. (Jilid II). Jakarta: Erlangga.
xi
Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif (Cetakan keempat). Bandung: CV. Alfabeta.
Wiramihardja, A.S. (2007). Pengantar psikologi abnormal (Cetakan kedua). Bandung: PT. Refika Aditama.
Wiramihardja, A.S. (2007). Pengantar psikologi klinis ( Edisi Revisi). Bandung: PT. Refika Aditama.