• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN BTERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN BTERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Stres merupakan hal umum yang dialami manusia. Stres terjadi apabila

suatu atau beberapa peristiwa (stressor) menuntut individu melakukan

penyesuaian diri. Pekerjaan merupakan salah satu sumber stres tersebut, ketika

individu merasa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

pekerjaannya seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, rekan kerja,

pimpinan, bawahan, klien, dan tugas-tugas yang harus segera diselesaikan. Tidak

hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, individu juga dituntut dapat

menyesuaikan diri atau menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, bahkan

dengan pendidikan bila seseorang bekerja disertai dengan sekolah.

Stres kerja berawal dari adanya persepsi atau self talk individu mengenai

suatu peristiwa yang sedang dialami. Stres dalam batas tertentu sehat bagi

individu, stres membantu untuk tetap aktif dan waspada (Nevid, Rathus, dan

Greene, 2005).Berkaitan dengan ini, ada yang dinamakan stres positif (eustress)

dan stres negatif (distress). Stres positif merupakan suatu motivasi untuk dapat

meningkatkan kemampuan beradaptasi atau melakukan suatu yang berdaya guna.

Ini sangat baik untuk kemajuan karir, seperti menjadi suatu kekuatan untuk lebih

produktif (Higgins, 2005), memacu kreativitas (Charlesworth & Nathan, 1996),

(2)

2 Stres negatif (distress) terjadi ketika individu merasa bahwa peristiwa atau

kondisi yang dialami tidak mampu dikendalikan sehingga mempengaruhi

kesehatannya. Nevid, dkk (2005), mengemukakan bahwa distress mengacu pada

penderitaan fisik atau mental. Stres yang sangat kuat dan berlangsung lama dapat

melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasi (coping ability) dan

menyebabkan distress emosional seperti depresi atau kecemasan maupun keluhan

fisik seperti kelelahan dan sakit kepala.

Setiap jenis pekerjaan memiliki peluang bagi tiap individu mengalami

stres. Namun, ada beberapa jenis atau bidang pekerjaan yang rentan terhadap

stres. Salah satunya adalah pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan

pelayanan. Hal ini terlihat dari hasil rating scale yang dilakukan oleh University

of Manchester Institute of Science and Technology tahun 1987 (Martino, 2003)

dan National Safety Council (2004) yang menyebutkan beberapa daftar pekerjaan

yang menghasilkan stres cukup tinggi. Ditemukan pekerjaan yang bergerak dalam

bidang pelayanan lebih banyak menghasilkan stres. Hal ini didukung dengan

potensinya yang besar mengalami burnout (kejenuhan kerja) yang disebabkan

oleh stres. Noveria (tanpa tahun), mengungkapkan bahwa organisasi-organisasi

atau departemen-departemen pemerintah yang bertanggung jawab dalam

pemberian jasa pelayanan sangat signifikan mengalami burnout, di antaranya

enterpreuner, guru, pekerja sosial, komunitas kesehatan, serta keperawatan.

Perawat dapat disebut sebagai profesi yang mulia dan menyenangkan

karena dengan profesi ini, seseorang dapat membantu merawat kesehatan orang

lain. Ketika pasien yang sedang sakit parah dapat diselamatkan jiwanya, lepas dari

(3)

3 yang paling menyenangkan bagi perawat maupun dokter, bahkan dapat menjadi

momentum yang mengharukan. Timbul pemikiran bahwa usaha yang dilakukan

tidaklah sia-sia. Di sisi lain, profesi ini nyatanya rentan mengalami stres. Hal ini

dinyatakan dalam berbagai literatur, bahwa tingkat stres perawat cukup tinggi

(Cox, Griffith, Cox, 1996; McVicar, 2003; Mojdeh, et. al, 2008).

Di Indonesia, insidensi perawat mengalami stres juga cukup tinggi.

Wahyuningsih (2007), menyebutkan hasil survei yang dilakukan Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2006. Hasil survei tersebut menyatakan

bahwa sekitar 50,9 % perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia

mengalami stres kerja berupa sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena

beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa insentif yang

memadai. Kondisi ini didukung oleh Rating scale yang dilakukan oleh University

of Manchester Institute of Science and Technology tahun 1987. Diperoleh 19

daftar jenis pekerjaan dengan tingkat stres yang cukup tinggi (high stress levels).

Perawat masuk dalam posisi ke- 12 rating scale 6,5 (Martino, 2003), bahkan

Mojdeh, dkk (2008), mengemukakan bahwa profesi perawat merupakan profesi

pada urutan pertama dari 40 jenis pekerjaan yang mengalami stres yang tinggi.

Hal ini wajar saja terjadi, bila dilihat dari perannya, di mana perawat

sebagai ujung tombak atau posisi kunci dalam pelayanan kesehatan.

Pemahamannya adalah perawat bertanggung terhadap pasien, serta menjadi ujung

tombak di bangsal rawat inap (Rahmawati dan Purwanti, 2008). Dalam keadaan

bagaimana pun, perawat bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan

(4)

4 dalam keadaan darurat sebelum dokter datang. Perawat juga kemudian bekerja

sama dengan dokter untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan pasien.

Kondisi demikian menyebabkan komunikasi menjadi sangat penting di

antara perawat-pasien, perawat-perawat, dan perawat-dokter. Komunikasi sendiri

merupakan suatu aktivitas, tindakan, atau kegiatan menyampaikan dan menerima

informasi. Komunikasi terbagi atas dua kategori, yakni komunikasi intrapersonal

dan interpersonal. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan

oleh diri individu pribadi sehubungan dengan apa yang dirasakan, dipikirkan,

serta memutuskan yang akan dilakukan. Sedangkan komunikasi interpersonal

adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih, di mana ada yang

berperan menyampaikan pesan (komunikator) dan menerima pesan (komunikan).

Di antaranya dapat saling bertukar pikiran atau pandangan atau ide.

Menurut Atkinson (tanpa tahun), berkomunikasi dengan orang lain dapat

menjadi sumber stres. Apalagi beberapa pekerjaan sangat bergantung pada

komunikasi dengan orang lain. Perawat sebagai orang yang paling dekat dan

paling sering berhubungan dengan pasien, harus mampu menjalin komunikasi

interpersonal yang efektif dengan pasien maupun dengan rekan kerja, dokter, dan

juga atasan. Di mana komunikasi tersebut berkaitan dengan kesehatan pasien.

Komunikasi dapat berjalan dengan baik, apabila antara perawat, rekan sesama

perawat dan dokter memahami maksud yang disampaikan dan menanggapi sesuai

dengan apa yang dimaksudkan. Komunikasi akan terganggu bila pesan atau

informasi yang diutarakan tidak dapat dipahami dengan baik, atau bahkan

dipahami dengan maksud yang berbeda dari apa yang telah disampaikan.

(5)

5 berbagai pihak, seperti pasien, perawat, dokter, petugas-petugas kesehatan lain

yang berhubungan, bahkan kesehatan atau kesejahteraan organisasi juga dapat

terganggu.

Bagi pasien, kesalahan fatal dapat mengakibatkan kesehatan fisiknya

menurun, ditambah dengan menurunnya kesehatan mental. Umumnya,

kebanyakan orang tidak senang bila harus menginap di rumah sakit dan mengikuti

semua peraturannya. Seorang pasien mungkin saja mengalami tekanan karena hal

ini, dan kesalahan dalam perawatan dapat meningkatkan tekanan tersebut. Apalagi

bila didapati kesehatannya menjadi semakin buruk. Tidak berbeda dengan tenaga

medis yang telah melakukan kesalahan. Kesalahan memicu munculnya stres dan

dampaknya dapat mengarah pada terganggunya kesehatan fisik dan mental yang

diakibatkan oleh kecemasan atau ketakutan akan nasibnya.

Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang merupakan salah satu rumah sakit

swasta yang memiliki motto “layananku ibadahku”, di mana menjadikan rumah

sakit selain untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga

mewujudkan fungsi rumah sakit sebagai sarana dakwah. Ini dibuktikan dengan

pelaksanaan shalat berjama’ah setiap harinya yang sebagian besar diikuti oleh

para staf rumah sakit. Disertai dengan ceramah agama sesudah shalat. Pada salah

satu ceramah yang diikuti penulis, ceramah menekankan betapa kesehatan adalah

hal yang sangat penting yang dimiliki oleh manusia. Sementara kematian tidak

dapat diketahui kapan datangnya. Untuk itu, segenap individu yang masih sehat

(6)

6 Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Malang juga merupakan salah satu

rumah sakit yang dipimpin oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

Malang dan dibina oleh seorang direktur. Bidang keperawatan adalah salah satu

dari sekian wilayah yang dikepalai oleh direktur. Di bidang keperawatan ini,

perawat bertugas pada empat unit, yaitu unit gawat darurat (UGD), unit rawat

jalan (URJ), unit kamar bedah dan steril, dan unit rawat inap (URI). Selain itu,

kamar operasi, kamar bersalin, dan ruang anak. Sama dengan rumah sakit lainnya,

jam kerja perawat dibagi menjadi tiga sift yakni pagi, siang, dan malam untuk

semua unit, kecuali perawat di kamar operasi. Bertugas hanya pada sift pagi dan

siang saja. Dengan demikan, ketika ada ada situasi darurat untuk operasi pasien di

malam hari, maka perawat yang bertugas akan segera dipanggil.

Berkaitan dengan komunikasi interpersonal yang efektif, RSI Aisyah

Malang memiliki tujuan untuk mewujudkan pengelolaan organisasi yang efektif,

produktif, transparan, dan syarat komunikasi yang humanis dengan semua pihak.

Hal ini berarti, keefektifan komunikasi interpersonal adalah salah satu modal yang

turut berperan dalam pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit.

Selain komunikasi interpersonal, stres kerja juga dapat disebabkan oleh

faktor kepribadian. Kepribadian dapat dikelompokkan dalam berbagai tipe

kepribadian. Dalam tulisan ini, penulis mencoba menggunakan tipe kepribadian A

dan B. Orang dengan tipe kepribadian A memiliki kecenderungan melakukan

berbagai hal dengan cepat, cenderung tergesa-gesa, tidak sabaran, ambisius, selalu

merasa kekurangan waktu dan lebih suka melakukan dua hal secara bersamaan.

Hal ini dikarenakan individu dengan tipe A ingin agar apa yang dikerjakannya

(7)

7 Ini sangat bertolak belakang dengan individu berkepribadian tipe B yang

cenderung lamban, sabar, melakukan hal-hal bukan untuk berkompetisi tetapi

lebih untuk kesenangan diri sendiri, mengerjakan segala sesuatu satu persatu,

lebih bisa memahami orang lain, namun sulit untuk berterus terang karena takut

menyakiti hati orang lain (Mohyi, 1999).

Ketika dihubungkan dengan perawat sebagai pekerja profesional, orang

dengan tipe kepribadian A dan B memiliki kemungkinan akan mengalami

benturan bila menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan kepribadiannya.

Individu dengan kepribadian tipe A mungkin akan merasa kesulitan bila

dihadapkan pada kondisi-kondisi yang membutuhkan kesabaran seperti

menangani pasien yang banyak tuntutan atau berhadapan dengan situasi lengang

atau tenang. Sedangkan individu dengan tipe B mungkin akan merasa kesulitan

bila dihadapkan pada keadaan-keadaan yang membutuhkan kecepatan.

Situasi-situasi seperti bekerja pada shift malam, di mana malam adalah

jam untuk tidur, membujuk pasien, atau melihat rekan kerja yang dirasa lambat

dalam menyelesaikan tugasnya akan dapat membuat perawat tipe A merasa tidak

sabar. Dalam hal-hal seperti ini, profesinya di bidang pelayanan kesehatan dan

kewajibannnya untuk menciptakan kepuasan pasien, sangat bertentangan dengan

dirinya. Memungkinkan perawat tipe A lebih mudah mengalami stres, apalagi bila

didukung dengan komunikasi yang tidak efektif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh

efektivitas komunikasi interpersonal dan tipe kepribadian A dan B terhadap stres

(8)

8 B. Rumusan masalah

1. Apakah ada pengaruh efektivitas komunikasi interpersonal terhadap stres

kerja perawat?

2. Apakah ada pengaruh tipe kepribadian A dan B terhadap stres kerja perawat?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui pengaruh efektivitas komunikasi interpersonal terhadap stres

kerja perawat.

2. Mengetahui pengaruh tipe kepribadian A dan B terhadap stres kerja perawat.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran di bidang psikologi berkenaan

dengan kesehatan tenaga kerja perawat, baik fisik, mental dan perilaku, serta

faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga nantinya diharapkan ada upaya

peningkatan kesehatan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaaat bagi para pembaca atau masyarakat

yang ingin mempelajari mengenai perawat dan segala hal yang berhubungan

dengan perawat itu sendiri, baik tugas dan tanggung jawabnya, kemampuannya

berkomunikasi, serta kepribadiannnya. Dengan demikian, masyarakat ataupun

perawat itu sendiri diharapkan mampu memahami tugas-tugas perawat, tercipta

(9)

9 perawat dengan para petugas kesehatan lainnya, perawat dengan pasien dan

(10)

i

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN BTERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI

RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh Derajat S-2

Program Studi Magister Sains Psikologi

Diajukan oleh :

Dwi Sari Usop

NIM 09820005

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(11)

ii

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh :

DWI SARI USOP

Nim : 09820005

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 26 April 2012

DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Asip Hadipranata ...

Sekretaris : Dra. Tri Dayakisni, MSi, Psi ...

Penguji 1 : Dr. Diah Karmiyati, MSi, Psi ...

(12)

iii

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B TERHADAP STRES KERJA PERAWATDI

RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG

TESIS

Yang diajukan oleh :

Dwi Sari Usop

NIM : 09820005

Telah disetujui

Tanggal 26 April 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Asip Hadipranata Dra. Tri Dayakisni, Msi, Psi

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi

Magister Psikologi

(13)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Dwi Sari Usop

NIM : 09820005

Program Studi : Magister Sains Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B TERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM AISYIYAH MALANG

Adalah hasil karya saya dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan

GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH

DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikaian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 21 April 2012

Yang menyatakan,

(14)

v

Karya Sederhana Ini Kupersembahkan Kepada :

Kedua orang tua, ketiga saudaraku tersayang, dan

sahabat-sahabat yang telah memberikan dukungan

(15)

vi

MOTTO :

Anomali hidup merupakan pintu gerbang

Menuju

(16)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat ALLAH S.W.T atas

terselesaikannya tesis yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Komunikasi

Interpersonal Dan Tipe Kepribadian A dan B terhadap Stres Kerja Perawat di

Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang”.

Dalam penulisan tesis ini, banyak kendala yang dialami penulis dan

banyak hal baru yang menjadikan itu sebagai sebuah pelajaran yang sangat

berharga.Seiring dengan berjalannya waktu dan bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M. Ap selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Malang

2. Bapak Prof. Dr. Asip Hadipranata selaku dosen pembimbing utama, terima

kasih banyak atas bimbingannya selama ini.

3. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si. Psi selaku dosen pembimbing pendamping,

terima kasih banyak atas bimbingannya selama ini.

4. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si. Psi selaku ketua program studi pascasarjana

psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membina dan membekali ilmu pengetahuan

kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.

6. Seluruh karyawan program pascasarjana yang telah memberikan

(17)

viii

7. Ibu Marti’ah yang telah membantu dan mendukung penulis untuk melakukan

penelitian di Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang

8. Bapak Agus Nur Arba’i. Amd.Kep yang telah membimbing dan mendukung

berlangsungnya pengumpulan data terhadap perawat di RSIA Malang.

9. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh kepala ruangan dan perawat

yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Kedua orang tua dan ketiga saudara yang tak henti selalu mendukung dan

memberikan semangat.

11. Pak Mudhar, Bu Dewi Mustami’ah, terima kasih atas dukungannya

12. Bu Isti, Bu Ani, Bu Zakiah, Bu Esni, Atin, Piyush, dan semua teman-teman

yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis, khususnya dan

para pembaca umumnya .

Malang, 15 April 2012

Penulis

(18)

ix

2. Kode etik keperawatan Indonesia ... 12

B. Stres kerja 1. Pengertian stres kerja ... 15

2. Gejala-gejala stres kerja ... 16

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja ... 17

4. Dampak stres kerja ... 21

C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Pengertian komunikasi interpersonal ... 26

2. Unsur-unsur komunikasi interpersonal ... 28

(19)

x

interpersonal ... 35

5. Dampak komunikasi interpersonal ... 41

D. TIPE KEPRIBADIAN A dan B 1. Pengertian tipe kepribadian A dan B ... 43

2. Karakteristik tipe kepribadian A... 45

3. Dampak tipe kepribadian A ... 47

4. Karakteristik tipe kepribadian B ... 48

5. Dampak tipe kepribadian B ... 49

E. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap stres kerja Perawat ... 50

F. Pengaruh Tipe Kepribadian A dan B terhadap Stres kerja Perawat ... 57

G. Hipotesis ... 61

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 62

B. Variabel penelitian ... 62

C. Definisi operasional variabel penelitian ... 63

D. Subjek penelitian ... 64

H. Pelaksanaan penelitian ... 78

I. Teknik analisa data ... 79

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data ... 80

1. Deskripsi data rumah sakit Islam Aisyiyah Malang ... 80

(20)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sumber stres bagi perawat ... 20

Tabel 2 Blue print skala efektivitas komunikasi interpersonal ... 69

Tabel 3 Blue print kepribadian tipe A dan tipe B ... 72

Tabel 4 Blue print stres kerja ... 73

Tabel 5 Waktu uji coba alat ukur ... 74

Tabel 6 Hasil uji validitas skala efektivitas komunikasi interpersonal item valid dan gugur ... 75

Tabel 7 Hasil uji validitas skala kepribadian tipe A dan tipe B item valid dan gugur ... 76

Tabel 8 Hasil uji validitas skala stres kerja item valid dan gugur ... 76

Tabel 9 Hasil uj reliabilitas skala efektivitas komunikasi interpersonal, skala kepribadian tipe A dan tipe B, dan skala stres kerja ... 77

Tabel 10 Pelaksanaan penelitian ... 78

Tabel 11 T score efektivitas komunikasi interpersonal ... 82

Tabel 12 Tingkat efektivitas komunikasi interpersonal ... 82

Tabel 13 Efektivitas komunikasi interpersonal perawat tetap dan kontrak ... 83

Tabel 14 T score skala stres kerja ... 83

Tabel 15 Tingkat stres kerja ... 84

Tabel 16 Tingkat stres kerja perawat tetap dan kontrak ... 84

Tabel 17 Statistik deskriptif kepribadian tipe A dan tipe B ... 85

Tabel 18 Tipe kepribadian perawat ... 85

(21)

xii

Tabel 20 Regresi berganda signifikansi nilai F ... 86

Tabel 21Sumbangan efektif efektivitas komunikasi interpersonal dan kepribadian tipe A dan tipe B terhadap stres kerja ... 87

Tabel 22 Pengaruh efektivitas komunikasi interpersonal, kepribadian tipe A dan tipe B terhadap stres kerja ... 87

tabel 23 Sumbangan efektif efektivitas komunikasi interpersonal terhadap stres kerja ... 89

Tabel 24 Sumbangan efektif tipe kepribadian A dan B terhadap stres kerja ... 89

Tabel 25 Koefisien korelasi item valid dan tidak valid efektivitas komunikasi interpersonal ... 119

Tabel 26 Koefisien korelasi item valid dan tidak valid kepribadian tipe A dan tipe B ... 133

Tabel 27 Koefisien korelasi item valid dan tidak valid stres kerja ... 135

Tabel 28 Efektivitas komunikasi interpersonal perawat ... 150

Tabel 29 Tipe kepribadian perawat ... 151

(22)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model perseptual dari komunikasi ... 30

Gambar 2 Kerangka pikir pengaruh efektivitas komunikasi

interpersonal terhadap stres kerja perawat ... 56

Gambar 3 Kerangka pikir pengaruh kepribadian tipe A dan tipe B

(23)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2002. Pengantar pendidikan keperawatan. Jakarta : Sagung Seto

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

APA. (1994). Diagnostic criteria from DSM-IVTM. USA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Assumpta, Sr. M. 2002. Dasar-dasar public relations. Jakarta : PT. Grasindo

Atkinson, J.M. (tanpa tahun). Mengatasi stres di tempat kerja. Tangerang : Binarupa aksara

Azwar, S. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Berry, L.M & Houston, J.P. (1993). Psychology at work : An introduction to industrial and organizational psychology. America : Wm. C. Brown Communication, Inc

Boeree, C.G. 2008. General psychology : Psikologi kepribadian, persepsi, kognisi, emosi, dan perilaku. Jogjakarta : Prismasophie

Brannon, L & Feist, J. (2000). Health psychology : An introduction to behavior and Health. USA : Thomson Learning

Chaplin, J.P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Charlesworth, E.A & Nathan, R.G. (1996). Manajemen stres dengan teknik relaksasi.

Jakarta : Abdi Tandur

Cox, T & Griffiths, A; Cox, S. Work-related stress in nursing : Controlling the risk to health. Working Paper CONDI/T/WP.4/1996 (Geneva, ILO, 1996)

DeVito, Joseph. (2011). Komunikasi antarmanusia. Tangerang : Karisma

Feldman, R.S. (1985). Social psychology : Theories, research, and aplications. Singapore : McGraw-Hill Book Company

Friedman, W.S. & Schustack, M.W. (2006). Kepribadian : Teori klasik dan riset modern. Jakarta : erlangga

(24)

xv

Glazer, Stetz, & Izso. (2004). Effects of personality on subjective job stress: a cultural analysis. Personality and Individual Differences 37. Elsevier. 645– 658

Hamaideh, S.H.; Mrayyan, M.T; Mudallal, R; Faori, I.G; Khasawneh, I.G. (2008). Jordanian nurses’ job stressors and social support. International Council of Nurses. 40-47

Higgins, E.M & Colligan, T.W. (2005). Workplace stress : Etiology and consequence.

Journal of Workplace Behavioral Health, Vol. 21(2),89-98

Ivancevich, J.M; Konopaske, R; Matteson, M.T. (2006). Perilaku dan manajemen organisasi. Edisi ketujuh. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kittel, F; Kornitzer, M; Dramaix, M. (1986). Evaluation of type A personality.

Postgraduate Medical Journal. 62, 781-783

Kreitner R & Kinicki. (2005). Perilaku organisasi. Buku 2. Edisi 5. Salemba empat

Konstantinos, N & Christina, O. (2008). Factors influencing stress and job satisfaction of nurses working in psychiatric units : A research review. Health Science Journal. Vol. 2 Issue 4,183-195

LaMontagne, A.D; Louie, A; Keegel, T; Ostry, A; & Shaw, A. (2006). Workplace stress in Victoria : Developing a systems approach. Full report. Australia : Victorian Health Promotion Foundation

Liu, W.W; Pan, F.C; Wen, P.C; Chen, S.J; & Lin, S.H. (2010). Job stressors and coping mechanismms among Emergency Departement Nurses in the Armed Force Hospitals of Taiwan. International Journal of Human and Social Sciennces, 5:10, 626-633

Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi. Yogyakarta. ANDI

Makin, P.E & Lindley, P.A. (1994). Mengatasi stres secara positif. Jakarta : Gramedia

Martino, Vittorio di. (2003). Workplace violence in the health sector : Relationship between work stress. And workplace violence in the health sector. Geneva : ILO

Maulana, D.J. (2007). Promosi kesehatan. Jakarta : EGC

McVicar, A. (2003). Workplace stress in nursing : A literature review. Journal of Advanced : Nursing, 44(6), 633–642

(25)

xvi

Mohyi, A. (1999). Teori dan perilaku organisasi : Cara mengenal, mengelola, dan mengembangka. (organisasi disertai contoh soal-soal ujian middle-final dari UNC

Mojdeh, S; Sabet, B; Irani, M.D; Hajian, E; & Malbousizadeh. (2008).

Relationship of nurse’s stress with enviromental-ocupation factors. Original article. Iranian journal of Nursing and Midwifery Reseacrch. Vol. 13 No. 1: 5-9

Mojoyinola, J.K. (2008). Effects of job stress on health, personal and work behavior of nurses in public hospital in Ibadan Metropolis, Nigeria. Ethno-Med, 2 (2) : 143-148

Moustaka, E & Constantinidis, T.C. (2010). Sources and effects of work-related stress in nursing. Health Science Journal. Vol. 4, Issue 4 : 210-216

National Safety Council. (2004). Manajemen stres. Jakarta : EGC

Nevid, J.S; Rathus, S.A; Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Edisi kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Noveria, P.S. Dampak penatalaksanaan pasien adiksi NAPZA terhadap burnout syndrom pada petugas di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta (The impact of drug treatment management on burnout syndrome of the RSKO staff). Buletin Ilmiah Populer – Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Ouyang, Y. (2009). The mediating effects of job stress and job involvement under job instability : banking service personnel of Taiwan as an example. Journal of Money, Investment and Banking - Issue 11 16-26

Pawito. (2007). Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta : LkiS

Priharjo (1995). Pengantar etika keperawatan. Yogyakarta : Kanisius

Rahmawati, Y dan Purwanti, O.S. (2008). Hubungan komunikasi perawat-dokter dengan stres kerja perawat di instalasi rawat inap (IRNA) penyakit dalam Rumah Sakit Umum daerah Sragen. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1, No. 3 : 107-112

Rakhmat, J. (1996). Psikologi komunikasi. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, J. (2005). Psikologi komunikasi. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Raza, A. (2007). Personality at work : A study of type A-B. Market Forces. Vol. 3 No. 3 Rivai, V & Mulyana, D. 2003). Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Edisi ketiga.

(26)

xvii

Ruky, A.S. (2002). Sukses menjadi manajer profesional tanpa gelar MM atau MBA. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Salleh, A.L; Bakar, R.A; Keong, W.K. (2008). How detrimental of job? : A case study of executives in the Malaysian Furniture Industry. International Review Business Research Papers. Vol. 4 No. 5 Pp64-73

Sari, D.R & Arrum, D. (2006). Stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B di ruang rawat inat RSU DR. Pringadi Medan. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Vol. 2, No. 1 : 9-17

Simamora, R.H. (2009). Buku ajar pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : EGC

Sumiati, T; Dwidiyanti, M; Anggorowati; Bambang, E.W. Pemahahaman perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual klien pada lansia di RSU Mardi Lestari Kabupaten Sragen. Diakses 18 Juli 2011 dari http://eprints.undip.ac.id/10288/1/INANIYAH.pdf

Supratiknya. (1999). Tinjauan psikologis komunikasi antar pribadi. Yogyakarta : kanisius Sosiawan, E.A. Kajian internet sebagai media komunikasi interpersonal dan massa.

Diakses 31 Agustus 2011 dari

http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/Internet%20as%20media.pdf

Sutanto, E.M & Djohan, L. (2006). Pengaruh persepsi akan dimensi desain organisasi dan tipe kepribadian terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa mandiri.

Jurnal manajemen dan kewirausahaan, Vol. 8, No. 1, 25-39

Swarth, J. (2002). Stres dan nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara

Teddy, B.Th. (2005). Hubungan antara stres kerja, kepribadian, dan kinerja manajer bank. Jurnal Mutiara kesehatan Indonesia. Vol. 1, No. 1 : 17-23

Vecchio, R.P. (2000). Organizational behavior : Core concepts. Fourth edition. USA : Harcourt, Inc

Vokić, N.P & Bogdanić, A. Individual differences aand occupational stress perceived : a

survey. Working paper series. Paper No. 07-05 (zagrebu, 2007) Wahyuningsih, A. S. (2007). Stres akibat kerja. Kemas. Vol. 3, No. 1. 48-55

Wijayakusuma, H. (2007). 15 menit menuju sehat dengan ayunan tangan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

(27)

xviii

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM Press

Wiryanto. (2008). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Grasindo.

Wood, J.T. (2002). Interpersonal communication : Everyday encounters. USA : Wadsworth-Thomson Learning

Referensi

Dokumen terkait

14 Oral Presentation 4 After the materials are complete, students are expected to have hands-on experience in working with linguistic data. 20-minute presentation Students’

Kesimpulan dari analisis ini menunjukkan bahwa bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia, tidak hanya tidak dapat dipisahkan dari lieratur etniknya dan nilai- nilai budayanya,

1) Penelitian ini bermanfaat dalam upaya pembinaan penggunaan bahasa yang santun sehingga dapat meminimalkan pelanggaran kesantunan berbahasa dalam pembuatan

Merujuk pada definisi politik sendiri yaitu tentang seni untuk mencapai tujuan, maka dalam tahap ini siswa SMA akan mempelajari sesuatu yang praktis, seperti bernegosiasi, debat

Sedangkan data yang digunakan oleh dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten garut pada tahun 2002, luas kawasan hutan Garut 120.478,32 hektar atau 39,31% dari luas kabupaten

Untuk mencegah hal itu, pasangan akan memilih melakukan kawin lari, karena selain perempuan telah hamil, laki-laki juga terkendala dengan masalah biaya jika

Maksudnya: Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang yang tidak disembelih) dan darah (yang keluar mengalir) dan daging babi (termasuk semuanya) dan binatang-binatang

 Informasi tujuan pembelajaran yaitu: dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang logis dan sesuai dengan algoritma pemecahan masalah peserta didik