• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN GAYA CINTA PADA REMAJA AKHIR DITINJAU DARI PERAN GENDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN GAYA CINTA PADA REMAJA AKHIR DITINJAU DARI PERAN GENDER"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN GAYA CINTA PADA REMAJA AKHIRDITINJAU DARI

PERAN GENDER

Oleh: EVA WAHYU SETYORINI (02810264)

Psychology

Dibuat: 2007-01-24 , dengan 3 file(s).

Keywords: Gaya Cinta, Remaja Akhir, Peran Gender

Remaja akhir yang berusia antara 15 sampai 20 tahun, pada masa ini remaja mulai tertarik kepada jenis kelamin yang berbeda atau heteroseksual. Ketertarikan ini merupakan awal dari tumbuhnya rasa cinta pada kalangan remaja. Pada masa remaja akhir merupakan masa yang paling peka terhadap tumbuhnya rasa cinta untuk mandapatkan cinta sejati sebagai landasan hidup masa dewasa. Secara sadar ataupun tidak gaya cinta yang dimiliki setiap individu akan berbeda berkaitan dengan peran jenis kelamin sebagai tugas masa perkembangan remaja. Perbedaan perilaku antara pria dan wanita yang diciptakan oleh lingkungan dan budaya tertentu yang disebut dengan peran gender. Pemahaman yang benar tentang gaya cinta yang sesuai dengan tugas perkembangan remaja sangat penting karena pemahaman yang salah hanya akan menyebabkan timbulnya penyimpangan perilaku bercinta yang dilakukan oleh remaja. Gaya cinta adalah sikap dan ketersediaan individu untuk bereaksi terhadap perasaan kasih sayang yang dimiliki untuk berbagi bersama terhadap pasangan mereka.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan gaya cinta pada remaja akhir ditinjau dari peran gender. Variabel dalam penellitian ini adalah perbedaan peran gender sebagai variabel bebas dan gaya cinta sebagai variabel terikat. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SLTA Negeri I Nganjuk dengan jumlah sampel 124 subjek. Teknik yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala BSRI (Bem Sex Role Inventory) dan skala LAS (Love Attitude Scale). Sedangkan analisa datanya menggunakan Chi-Square.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan gaya cinta pada remaja akhir yang ssignifikan ditinjau dari peran gender. Dimana remaja akhir yang memiliki peran gender maskulin memiliki kecenderungan gaya cinta ludus (31,8%), eros (18,2%) , dan agape (31,8%), remaja akhir yang memiliki peran gender feminin memiliki kecenderungan gaya cinta storge (37,5%), ludus (18,7%), mania (18,7%), remaja akhir yang memiliki peran gender anrogini memiliki kecenderungan gaya cinta agape (25,5%) , pragma (23,4%) , dan mania (19,1%), sedangkan peran gender undifferentiated memiliki kecenderungan gaya cinta ludus (38,5%)

Abstract

Late teens between the ages of 15 to 20 years, at this time adolescents begin attracted to the opposite sex or heterosexual. This interest is the beginning of the growing sense of love in teenagers. At the end of adolescence is the period most sensitive to the growing sense of love for mandapatkan true love as the foundation of life in adulthood. Consciously or not the force of love to which every individual is different related to gender roles as duty period of adolescent development. Behavioral differences between men and women are created by a particular

(2)

to the task of adolescent development is very important because a wrong understanding will only lead to the emergence of deviant behavior committed by teenagers have sex. Love style is the attitude and the availability of individuals to react to the feelings of affection held for the couple share together against them.

This research is quantitative research that aims to explain differences in love with the style of late adolescence in terms of gender roles. The variable in this penellitian are differences in gender roles as independent variables and styles of love as the dependent variable. The sample in this study were high school students School I Nganjuk with a sample of 124 subjects. The

technique used was cluster random sampling technique. Methods of data collection using the scale BSRI (Bem Sex Role Inventory) and the scale of LAS (Love Attitude Scale). While analyzing the data using the Chi-Square.

The results showed no difference in love with the style of the late teens who ssignifikan terms of gender roles. Where late teens who have masculine gender roles have a tendency Ludus love style (31.8%), eros (18.2%), and agape (31.8%), late adolescents who have a feminine gender roles have a tendency storge love style ( 37.5%), Ludus (18.7%), mania (18.7%), late

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota

• Rekening Pengeluaran adalah Rekening giro pemerintah pada bank umum/kantor pos yang dipergunakan untuk menampung uang bagi keperluan belanja Negara dalam rangka

VOCABULARY PROFILE IN THE TENTH GRADE ENGLISH TEXTBOOK USED IN SMK N 1

Oleh Satker ABC, KDP Gedung dan Bangunan yang telah diserahkan kepada Satker DEF tersebut diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN pada menu Transaksi KDP  Transfer Keluar KDP,

Beri nomor urut (rank) untuk setiap harga selisih (Xi – Yi). Harga mutlak terkecil diberi nomor urut 1 atau rank 1, dst.. 2. Dari jumlah nomor urut yang diperoleh dari 3) di atas

Computational Fluid Dynamics (CFD) is a type of fluid mechanics which uses mechanical method and algorithm to solve and analyzed the problems that related

Dari perhitungan yang dilakukan, ternyata pada deposito mudharabah sangat berpengaruh pada pendapatan bank muamalat, pendapatan bagi hasil berfluktuasi setiap bulannya tergantung

dari arsitektur tradisional yang Kalimantan Timur miliki. Lamin merupakan bentuk arsitektur tradisional Dayak di.. Kalimantan Timur. Lamin sangant khas dengan