FAKTOR
–
FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK
MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0
–
6
BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH
KECAMATAN PERCUT
SEI TUAN
IKA ANDRIANI SITORUS
135102134
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
–
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2014
ABSTRAK Ika Andriani Sitorus
Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat.
Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.
Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan
program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Medan.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Diah Lestari Nasution SST, M.Keb selaku dosen pembimbing karya tulis
ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan
arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
4. Ibu Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku dosen penguji 1, dalam sidang karya
tulis ilmiah.
5. DR. Dr.Sarma N. Raja Sp.OG(K) selaku dosen penguji II, dalam sidang karya
tulis ilmiah.
6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
7. Kepada Kedua orang tua, abang dan adik saya yang tak henti-hentinya
memberikan semangat, dorongan, serta dukungan moril dan material kepada
peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Kepada seluruh teman - teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberi banyak bantuan dan semangat kepada peneliti sehingga karya tulis
ilmiah ini selesai.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah penulis berserah diri.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha
Esa. Semoga karya tulis ilmiah ini bermamfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
2. Sampel ... 23
C. Tempat penelitian ... 23
D. Waktu penelitian ... 24
E. Etika Penelitian ... 24
F. Instrumen Penelitian ... 25
G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 27
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 28
I. Analisis Data ... 29
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
B. Pembahasan ... 36
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 41
DAFTAR SKEMA
Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 24
Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan... 34
Tabel 5. 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Pengetahuan Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...36
Tabel 5. 3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosial Budaya Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembar persetujuan setelah penjelasan
Lampiran 3 : Kuesioner
Lampiran 4 : Master Tabel
Lampiran 5 : SPSS
Lampiran 6 : Lembar Konsul
Lampiran 7 : Surat Penelitian
Lampiran 8 : Surat Balasan penelitian
–
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2014
ABSTRAK Ika Andriani Sitorus
Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat.
Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.
Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi eksklusif merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi
bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu,
ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemehaman ibu,
keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya
program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal
(prasetyono, 2012).
Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
ataupun minumaan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Makanan atau minuman lainnya yang dimaksud misalnya seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Maritalia,
2012).
WHO ( World Health Organization ) telah menetapkan rekomendasi
pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Rekomendasikan oleh WHO untuk
memberikan ASI bukannya tanpa alasan.Para ahli menyatakan bahwa
manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya di beri ASI saja selama enam
bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian ASI
ekslusif, serta lamanya pemberian ASI bersama–sama dengan makanan padat
setelah bayi berumur enam bulan. Pedoman international yang menganjurkan
pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama didasarkan pada bukti
perkembangan bayi ASI. memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang
dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya (Yuliarti,2010).
Di Indonesia, penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai
daerah menunjukan dengan jelas adanya kecenderungan semakin
meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya. Berdasarkan survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang
memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5
bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Bayi yang berusia dibawah 2 bulan,
13% diantaranya telah diberikan susu dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan
telah diberikan makanan tambahan. Bayi berusia dibawah 6 bulan yang
menggunakan susu formula sejumlah 76,6% pada bayi yang tidak disusui dan
18,1% pada bayi yang disusui (A, Saleh 2012).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010 menunjukan
pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan. prersentase bayi yang
menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI
dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi
kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun (Maryunani, 2012).
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, sepanjang
tahun 2010 cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 22,6% yang
masih terpaut jauh dari target nasional yaitu 80%. Data yang diperoleh di
yang diberi ASI eksklusif sebanyak 267, sehingga masih banyak bayi yang
belum diberikan ASI eksklusif (M. Wonor, 2013).
Berdasarkan Susenas tahun 2009, di provinsi Sumatera Utara masih
lebih rendah bila dibandingkan dengan angka nasional. Data profil kesehatan
Kabupaten Karo tahun 2010, menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan
Asi Eksklusif hanya 15,6 % masih lebih rendah bila dibandingkan dengan
angka cakupan provinsi sumatera utara (55,1%).
ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberikan ASI
mempunyai IQ (intellectual quotient) lebih rendah 7-8 poin dibandingkan
dengan anak-anak yang diberikan ASI secara eksklusif. ASI merupakan
makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi
karna mengandung zat penangkal penyakit (misalnya, immunoglobulin),
praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih (Yuliarti, 2010).
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi bisa mengurangi rendahnya
angka insiden terjadinya alergi makanan. Sejak lahir hingga berusia 4 -6
bulan. Kondisi ini menguntungkan bagi bayi yang memperoleh ASI, karena
antibodi dalam ASI bisa masuk ketubuhnya melalui aliran darah. Saat itu
protein-protein lainnya dari makanan selain ASI, yang mungkin dapat
menyebabkan bayi menderita alergi, serta bakteri patogen yang
mengakibatkan berbagai penyakit juga bisa masuk ketubuh (Prasetyono,
Bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan
zat besi, meskipun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat
besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap dari pada yang terdapat
dalam susu sapi. Dan telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan
terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi, tetapi
juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan
meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu
lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan
bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu menyusui memberikan jutaan
sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan segala macam
penyakit.ASI juga memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat – zat yang
dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk
sistem daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti tehadap 10 ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif terdapat 4 ibu yang memberikan ASI
Eksklusif dan terdapat 6 ibu yang memberikan pendamping ASI. Dari
pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor – faktor yang
menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini
yaitu: “Apakah Faktor- faktor Yang Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada
Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Menghambat Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan
Percut Sei Tuan Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pengetahuan.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pendidikan.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari informasi
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari sosial budaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Tenaga Kesehatan
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan sehingga
tenaga kesehatan dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dan pemberian ASI ekslusif
dapat lebih ditingkatkan
2. Masyarakat
Penenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perubahan cara
sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
dukungan bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI ekslusif
pada bayinya.
3. Pendidikan Kebidanan
Sebagai bahan masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa
kebidanan tentang faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif
pada bayi 0-6 bulan sehingga mahasiswa sejak dini dapat memikirkan
tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan
dapat diaplikasikan lansung kelapangan praktek atau kerja
4. Peneliti Selanjut
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dan sebagai acuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya
mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan
spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Ada banyak manfaat yang
terkandung dalam ASI. Oleh karena itu, tidak ada alasan apapun bagi ibu untuk
tidak menyusui. Pemberian ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak
melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri (Yuliarti, 2010).
ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan
dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara
maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak
mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit (Sulistyoningsih, 2010).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan
minuman lain, kecuali sirup obat. ASI mengandung semua nutrisi penting yang
diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu
bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya
2. Manfaat ASI Eksklusif
a. Manfaat ASI bagi bayi
Pemberian ASI secara eksklusif, yaitu tidak dicampur apa – apa
selama 6 bulan berturut – turut, memberikan banyak manfaat, antara lain :
1) Kesehatan
Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap yang paling baik
sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih
sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mamapu
mencegah terjadinya kanker limfomaligna (kanker kelenjar) dan
menghindarkan anak dari busung lapar/malnutrisi, sebab komponen gizi
paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan
zat-zat penting lainnya.
2) Kecerdasan
Manfaat bagi kecerdasan bayi, anatara lain karena :
Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk
proses meilinisasi otak. Meilinisasi otak adalah salah satu proses
pematangan otak agar bisa berfungsi optimal. Saat ibu memberikan ASI,
terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking
antar jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjadi sempurna. Dan
terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa
ASI.
3) Emosi
Pada saat disusui bayi berada dalam dekapan ibu. Hal ini akan
merangsang terbentuknya ‘emotional intelligence/EI’. Selain itu, ASI
harapan yang didengungkan di telinga nbayi/anak selama proses menyusui
pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak.
b. Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu
Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi ibu.
Antara lain :
1) ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu
Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah
selama hamil, akan segera kembali mendekati berat semula. Dengan
berbagai kegiatan seperti bangun malam untuk menyusui bayi yang haus
dan mengganti popok basahnya, menggendong, memberikan makan bayi
dan mengajak anak bermain juga merupakan kegiatan yang dapat
menurunkan berat badan. Menyusui (ASI) juga dapat membakar kalori
sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
2) Mengurangi resiko anemia
Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca bersalin
berkurang. Kadar hormon oksitosin pun naik yanh menyebabkan otot
polos mengalami kontraksi. Sehingga uterus mengecil sekaligus
menghentikan perdarahan. Dengan demikian, memberikan ASI segera
setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti
mengurangi resiko perdarahan.
3) Mencegah kanker
Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat mencegah
kanker, khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui tersebut, hormon
estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui,
salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan
antara hormon estrogen dan progesteron.
4) Manfaat ekonomi
Dengan menyusui ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli
susu/suplemen bagi bayi. Cukup dengan ASI eksklusif, kebutuhan bayi
selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain itu, ibu tidak perlu
repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas, atau
sendok untuk memberikan susu kepada bayi.
3. Komposisi ASI
Menurut Werdayanti (2013 ), komposisi ASI yaitu sebagai berikut :
a. Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa. Laktosa pada ASI mudah diserap
tubuh karena ada enzim lactase untuk memecah laktosa. Kadar laktosa
ASI lebih tinggi dari pada susu sapi. Laktosa sebagai sumber tenaga,
perkembangan otak, penyerapan kalsium, dan pertumbuhan bakteri baik
diusus.
b. Protein
Protein utama dalam kolostrum adalah globulin. Protein utama dalam ASI
mature whey dan sedikit kasein.
c. Lemak
Lemak pada ASI memiliki keistimewaan, yaitu hadir bersama enzim lipase
yang tugasnya memecahkan trigliserida menjadi digliserida dan kemudian
monogliserida sehingga ASI lebih mudah dicerna. Lipase aktif saat sudah
d. Vitamin
ASI mengandung vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin
larut air (vitamin B dan C). Vitamin A untuk kesehatan mata, pembelahan
sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Vitamin E untuk ketahanan
dinding sel darah merah sehingga terhindar dari anemia. Vitamin K
sebagai faktor pembekuan darah. ASI sedikit mengandung vitamin D.
Asupan nutrisi ibu berpengaruh terhadap vitamin larut air, yaitu vitamin B
dan C. vitamin C pada ASI tiga kali lebih banyak dibanding susu sapi. ASI
mengandung nutrient-karier protein pengikat vitamin B 12 dan asam folat
sehingga tidak berada dalam keadaan bebas. Jika vitamin ini dalam
keadaan bebas, akan digunakan bakteri E.coli untuk tumbuh.
e. Mineral
Mineral utama dalam ASI berupa kalsium, magnesium, fosfor, sodium,
potassium, dan kloride. Mineral lain ada dalam jumlah sedikit, yaitu zinc,
iron, copper, mangan, selenium, iodine, fluoride. Kadar mineral rata-rata
konstan selama masa laktasi, kecuali beberapa mineral spesifik yang
kadarnya tergantung asupan ibu. Zat besi dan kalsium dalam ASI sangat
stabil dan tidak dipengaruhi makanan ibu. Zat besi pada ASI terikat
dengan protein sehingga absorpsi lebih mudah dan tidak akan
dimanfaatkan bakteri untuk tumbuh.
f. Enzim
Enzim adalah biomolekuler berupa protein sebagai katalis, yaitu senyawa
yang mempercepat suatu reaksi. Semua proses biologis memerlukan enzim
agar berlangsung cepat pada lintasan metabolisme yang ditentukan hormon
g. Hormon
Hormon adalah zat kimia pembawa pesan kimiawi antar sel dengan
memberi sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan aktifitas
tertentu. Satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya.
4. Macam-Macam ASI
a. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang diproduksi di hari-hari pertama biasanya selama
4 hari. Bayi perlu sering menyusu langsung untuk merangsang ASI.
Komposisi kolostrum mirip nutrisi yang diterima bayi dalam rahim.
Kolostrum lebih banyak mengandung protein, terutama immunoglobulin,
protein dalam jumlah dominan juga mencegah gula darah rendah.
b. ASI Transisi
Setelah beberapa hari menghasilkan kolostrum, selanjutnya dihasilkan ASI
transisi. ASI transisi mulai diproduksi hari ke 4-10 setelah kelahiran. Terjadi
perubahan komposisi dari kolostrum ke ASI transisi. Kadar protein dan
immunoglobulin berkurang, kadar lemak dan karbohidrat meningkat
dibanding kolostrum.
c. ASI Mature
ASI mature diproduksi setelah hari ke 10 sampai akhir masa laktasi atau
penyapihan nanti, berwarna putih kekuningan, tidak menggumpal bila
dipanaskan, dengan volume 300-850 ml per 24 jam. ASI mature terus
berubah disesuaikan perkembangan bayi. Pada malam hari, ASI ini lebih
banyak mengandung lemak yang akan membantu meningkatkan berat badan
d. Foremilk – Hindmilk
pada satu kali sesi menyusui, ternyata ada 2 macam ASI yang diproduksi,
yaitu foremilk terlebih dahulu, kemudian hindmilk. Foremilk berwarna lebih
bening, kandungan utamanya protein, laktosa, vitamin, mineral dan sedikit
lemak. Foremilk memiliki kadar air cukup tinggi sehingga lebih encer
dibanding hindmilk dan diproduksi dalam jumlah banyak untuk memenuhi
kebutuhan cairan. Hindmilk berwarna lebih putih karena kandungan lemak
4-5 kali lebih banyak pada foremilk. Inilah yang membuat bayi kenyang.
Bayi mendapat sebagian energi dari lemak sehingga penting memastikan
bayi mendapatkan hindmilk dengan tidak menghentikan menyusu terlalu
cepat.
5. Beberapa Alasan yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan ASI
Eksklusif
Menurut Sulistyoningsih (2010), Banyak yang diperoleh ketika dilakukan
pemberian ASI secara eksklusif namun sangat sedikit ibu yang melakukan
pemberian ASI eksklusif, dengan berbagai sebab diantaranya adalah :
a. ASI dianggap tidak mencukupi
Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi sehingga
memutuskan untuk menambah atau mengganti dengan susu formula.
Sebenarnya, hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil menyusui
bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan
bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan
jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui yang benar, asupan
gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering bayi menghisap/menyusu
b. Ibu Bekerja di Luar Rumah
Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga ini menjadi
alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Sebenarnya, seorang ibu
yang bekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif dengan dukungan
pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlerngkapan memerah ASI,
serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja.
c. Beranggapan Bahwa Susu Formula Lebih Baik dan Lebih Praktis dari ASI
Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya pengetahuan ibu
tentang ASI menyebabkan tidak sedukit ibu yang beranggapan bahwa susu
formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI. Padahal, tidak ada
satu alasan pun bagi ibu untuk lebih memilih susu formula dibandingkan ASI
karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula.
d. Kekhawatiran Tubuh Menjadi Gemuk
Ibu biasanya beranggapan bahwa nafsu makan ibu menyusui lebih besar
dibandingkan ibu yang tidak menyusui sehingga timbul kekhawatiran berat
badannya akan meningkat. Pendapat ini tidaklah benar seluruhnya, karena
produksi ASI tidak hanya terjadi pada pasca persalinan tetapi telah
dipersiapkan selama kehamilan. Selama hamil telah dipersiapkan timbunan
lemak yang akan dipergunakan selama proses menyusui, dengan demikian
perempuan yang tidak menyusui malah akan lebih sulit untuk menghilangkan
timbunan lemak ini.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan yaitu : faktor pengetahuan ibu (Notoatmodjo,2012), faktor
1. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, (2012) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2012) :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefisikan, menyatakan, dan
sebagainya
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar, orang yang telah paham tehadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
2. Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003)
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
(Haryanto, 2012).
Pendidikan berarti yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat
memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan
sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Mubarak, 2012).
3. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang
memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat merupakan
pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan
penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2012).
Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling
terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah
dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang (Hidayat,2009 dalam Wati, 2013).
4. Budaya
Menurut Helman, (1990 dalam bobak et all, 2005) budaya adalah sebagai
seperangkat pedoman yang diwarisi individu sebagai anggota masyarakat tertentu
dan memberitahu individu cara memandang dunia dan cara berhubungan dengan
orang lain, dengan kekuatan supranatural dan dengan lingkungan alam.
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap
seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Permasalahan
utama dalam pemberian ASI ekslusif adalah sosial budaya antara lain kurangnya
kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung, gencarnya promosi susu formula. Adapun kebiasaan yang tidak
mendukung pemberian ASI adalah memberikan makanan/minuman setelah bayi
lahir seperti madu, air kelapa, nasi papah, pisang dan memberikan susu formula
sejak dini, orang tua dan keluarga juga masih menyediakan dan menganjurkan
pemberian susu formula dan adanya kepercayaan kalau menyusui dapat merusak
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat
ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan. Ada beberapa faktor yang menghambat pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, yaitu pengetahuan, pendidikan, informasi dan budaya.
Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konseptual
sebagai berikut :
Skema 3.1 kerangka konsep
Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 -6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Faktor - -faktor yang
menghambat ibu tidak
memberikan asi eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
NO Variabel Definisi
Tabel 3.1 Lanjutan
No Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
4 Sosial
Budaya
budaya atau
kebiasaan
dilingkungan
tempat tinggal
Ibu yang tidak
memberikan
ASI eksklusif
pada Bayi 0-6
bulan.
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
oleh
Responden
1 = Benar
0 = Salah
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif.
Bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei
Tuan Tahun 2014.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yang berjumlah 30 orang di Desa Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Total sampling yaitu
jumlah semua ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0–6 bulan
yang didapat dari seluruh populasi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut
Sei Tuan sebanyak 30 orang.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi
responden penelitian, dan dapat berbahasa Indonesia
C. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut sei Tuan
D. Waktu Penelitian
E. Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat surat izin dari instansi
Program D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan
mengajukan permohonan izin kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kec. Percut Sei
Tuan. Setelah mendapatkan persetujuan, sebelum peneliti melakukan penelitian,
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti menjunjung tinggi
prinsip menghormati manusia, karena manusia adalah makhluk mulia yang harus
dihormati. Maka responden memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan
tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian. Jika responden bersedia
berpartisipasi dalam penelitian maka responden harus bersedia menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan
memaksa. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan
nama responden pada lembar kuesioner hanya memberi kode. Kuesioner di simpan
di tempat yang aman dan semua informasi yang diperlukan hanya digunakan untuk
penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh
langsung dari responden melalui lembar kuesioner yang dibagikan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu
meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan
responden, bila responden bersedia menjadi subjek penelitian maka diminta
kesediaan untuk menandatangani surat persetujuan penelitian.
2. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan cara pengisian kuesioner dan tujuan
3. Agar pengumpulan dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi
atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.
4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya
peneliti mengumpulkan kuesioner dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban
responden apakah sudah terisi seluruhnya, sehingga dalam pengolahan data tidak
terjadi kendala.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun
sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri
dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi (KDD) dan kuesioner faktor-faktor
yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan
(KFMDS).
1. Kuesioner Data Demografi (KDD).
Kuesioner data demografi yang terdiri dari umur ibu,usia bayi, tingkat
pendidikan, suku, agama, dan jumlah anak. Data demografi calon responden
bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan
distribusi frekuensi dan persentase demografi faktor-faktor yang menghambat
pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan.
2. Kuesioner faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
0 – 6 bulan. (KFMDS).
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu
tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.. Kuesioner ini terdiri
dari 26 pertanyaan yaitu 12 pertanyaan tentang pengetahuan ibu terhadap ASI
ditempuh ibu, 2 pernyataan tentang informasi yang didapat ibu terhadap ASI
eksklusif, 12 pernyataan tentang budaya terhadap pemberian ASI eksklusif.
Pertanyaan pengetahuan diukur dengan menggunakan 3 kategori yaitu baik,
cukup, kurang dengan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0
untuk jawaban yang salah. Skala yang digunakan adalah ordinal Sesuai dengan
Nursalam (2008). Yaitu sebagai berikut :
1. Baik : jika responden memperoleh nilai 9 - 12
2. Cukup : jika responden memperoleh nilai 5 -8
3. Kurang : jika responden memperoleh nilai 0 - 4
Kuesioner pendidikan bertujuan untuk mengetahui apakah jenjang
pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ibu. Skala yang digunakan adalah
ordinal. Hasil ukur pendidikan yaitu :
1) Pendidikan Rendah (SD)
2) Pendidikan Menengah (SMP, SMA Sederajat)
3) Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana Sederajat)
Kuesioner informasi bertujuan untuk mengetahui apakah ibu pernah
mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan sumber informasi yang
diperoleh. Skala yang digunakan nominal
Sedangkan pernyataan tentang budaya keseluruhan pernyataan dalam
kuesioner ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif terdiri
dari 5 pernyataan yaitu no 1, 2, 5, 8, 10,11,12 dan pernyataan negatif yaitu no 3,
4, 6, 7, 9. Diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0 untuk
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. uji validitas
Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan
kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus
diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur
(Dempsey, 2002). Uji ini dilakukan dengan cara content validity yang diuji oleh,
orang yang ahli dalam bidang tersebut. Kuesioner ini akan diuji validitasnya oleh
salah seorang Dosen dari Fakultas Keperawatan sehingga instrumen yang
digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan
diukur. Uji validitas ini telah dilakukan content validity dan didapat nilai 0,70.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari
instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang
lingkup yang sama (Dempsey, 2002). Peneliti mencari realibitas dengan rumus
KR -21. Uji reabilitas dilakukan dengan mengajukan kuesioner terhadap 10
responden yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi
tidak akan menjadi sampel pada penelitian. Dan selanjutnya dinilai realibitasnya
dengan menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian uji realibitasnya adalah
0,70 atau lebih.
H. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D–IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan, setelah
peneliti menemui kader yang ada di Lingkungan II dengan tujuan meminta kesediaan
kader tersebut membantu peneliti dalam mendapatkan responden sesuai dengan
kriteria responden yang diteliti dan menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut.
Kader yang di temui bernama ibu Umi, pekerjaan adalah tukang cuci dan riwayat
pendidikan tamatan dari SMA. Setelah mendapat persetujuan dari kader, peneliti
memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut bagaimana cara dalam
pengisian instrumen berupa kuesioner yang di gunakan sehingga kader dapat
menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner yang di gunakan.
Peneliti akan menemui kader untuk menanyakan pada saat kapan responden
dapat ditemui atau berada di rumah. Waktu telah ditetapkan yaitu pada sore hari
karena ada sebagian responden bekerja pada pagi hari. Dan berdasarkan kesepakatan
antara peneliti dengan kader bahwa dalam penelitian ini lebih di utamakan di
posyandu yang diadakan satu bulan sekali di kantor Kepala Desa.
Hari selanjutnya peneliti datang menemui responden ke posyandu dibantu
kader. Sebelum melakukan penelitian sebelumnya memperkenalkan diri dan
meminta izin kepada bidan atau kader-kader yang sedang posyandu. Dan setelah
mendapat izin maka peneliti menunggu responden selesai pemberian imunisasi dan
pada saat itu peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut dilakukan,
kemudian peneliti meminta kesediaan ibu menjadi responden peneliti. Responden
telah menyetujui dirinya sebagai responden dan menandatangani lembar persetujuan
(informed consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner
kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dan
menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, peneliti mendampingi responden dalam
pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian
bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan dengan waktu lima belas menit,
kemudian memeriksa kelengkapan data
Dalam pengumpulan data dilakukan yaitu 7 Maret 2011 s.d 7 Juni 2011 di dapat
30 responden. Pengumpulan data dilakukan dari posyandu lalu sorenya kerumah
responden.
I. Pengolahan dan Analisa Data
Dalam malakukan analisis data, data yang telah terkumpul diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Pengolahan data dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : (1). Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan pada saat pengumpulan data atau setelah data
terkumpul. (2) Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka. (3). Processing adalah setelah data di coding maka data dari
kuesioner dimasukkan kedalam program komputerisasi. (4).Melakukan tehnik
analisis. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis univariat, data yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik responden.
Faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6
bulan di Desa bandar khalipah kecamatan percut sei tuan dengan jumlah responden
30 orang.
1. Karakteristik Reponden
Adapun karakteristik responden yang di peroleh mencakup umur ibu terbanyak
23-28 tahun 23-28 tahun (36,7%),berdasarkan usia bayi terbanyak 2-4 bulan (53,3%)
,berdasarkan pendidikan sebagian besar responden 14 orang (46,7%) berpendidikan
SMA ,berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 19 orang (63,3%) bekerja
sebagai wiraswasta, berdasarkan suku sebagian besar responden 16 orang (53,3%),
bersuku jawa, berdasarkan agama sebagian responden 21 orang (70,0%) beragama
islam, berdasarkan jumlah anak sebagian besar responden 10 orang (33,3%) sudah
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan
Percut Sei Tuan (n =30).
Karakteristik Frekuensi Persentasi ( % )
2. Berdasarkan Pengetahuan Ibu
Faktor pengetahuan yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
pada bayi 0-6 bulan, berdasarkan kategori pengetahuan responden mayoritas
pengetahuan ibu kurang tentang ASI Eksklusif sebanyak 19 orang (63,3%).
Tabel 5.2
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Desa Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014
(n=30)
Pengetahuan Frekuensi (n) Presentasi (%)
Baik 10 orang 33,3 %
Cukup 1 orang 3,3%
Kurang 19 orang 63,3%
3. Berdasarkan Sosial Budaya
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling
banyak dijawab benar oleh responden adalah soal no 8 sebanyak 29 orang (96,6%).
Sedangkan responden yang memberikan jawaban salah terdapat pada soal no 21
Tabel 5.3
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sosial Budaya Ibu di Desa Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014
No Pernyatan Jawaban Responden
Jumlah pantangan makanan selama beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan sebagainya.
Ibu yang siap melahirkan dilarang banyak minum.
Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera
Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan sehingga perlu diberi susu formula
Bayi baru lahir langsung dikasih madu Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI saja
Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi makanan/minuman tambahan
Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan
ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI basi
Anjuran dari orang tua untuk tidak memberikan asi saja tetapi juga memberikan makanan tambahan
Bayi tidak kenyang dengan ASI saja sehingga perlu diberikan susu formula dan nasi pisang
Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak bentuk payudara ibu
6. Berdasarkan Informasi
Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%),
berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10
orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/
tetangga.
Tabel 5.4
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Di Desa Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014
No
Pernyataan Jawaban Responden Jumlah Ada Tidak ada
F % f % f %
1 2
Apakah ibu pernah mendapatkan Informasi tentang ASI Eksklusif?
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan yang dilakukan untuk
mengedentifikasi faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.
1. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan Pengetahuan Ibu
Faktor pengetahun ibu adalah salah satu faktor mempengaruhi ibu tidak
memberikan ASI Eksklusif (notoatmodjo,2012). Dalam penelitian ini ibu
beranggapan, ASI ibu tidak keluar pada hari- hari pertama sebanyak 23 orang
(76,6%), pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang, atau makanan yang
lain sebanyak 13 orang ( 43,3%), ibu mengatakan mengerti bagaimana teknik
menyusui yang benar sebanyak 11 orang (36,6 %), memberikan perhatian dan
ketenangan merupakan cara ibu member pengaruh positif kepada bayi sebanyak 17
orang (56,6%),ibu memperoleh informasi yang memadai tentang asi eksklusif
sebanyak 12 orang (40%), ibu mengatakan mengalami kendala ketika menyu sui
sebanyak 16 orang (53,3%), KB keluarga berencana salah satu manfaat ASI bagi ibu
sebanyak 13 orang (43,3%), ibu menyusui bayinya sesering mungkin sebanyak 10
orang (33,3%), ibu mengatakan putting susu terasa nyeri pada saat memberikan asi
kepada bayi sebanyak 10 (33,3%), kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat
dipenuhi dengan asi eksklusif sebanyak 10 orang (33,3%), ASI yang keluar dihari –
hari pertama berbau amis sebanyak 14 orang (46,6%), sebanyak 11 orang
Sebagian ibu juga beranggapan bayinya tidak kenyang kalau diberi ASI saja.
Padahal tanpa ibu sadari manfaat dari ASI itu sendiri buat bayi antara lain merupakan
infeksi saluran nafas, alergi dan infeksi lainnya), sementara dari aspek psikologis
dapat mempercepat tali kasihantar ibu dan anak ( DEPKES RI,2008 ).
2. Faktor yang Menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan Budaya
Budaya adalah lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi ibu dalam pemberian
ASI Eksklusif di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Kebiasaan
dalam rumah tangga, tetangga, anjuran orang tua 100% sangat mempengaruhi ibu
tidak memberikan ASI Eksklusif . Pander (1996) menyatakan bahwa sosiokultural
individu dipengaruhi oleh keluarga, pemberi pelayanan, dan kebiasaan. Sedangkan
faktor situasional dipengaruhi oleh pendapatan, karekteristik kebutuhan, dan estetika
dari lingkungan. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukannya seperti memberikan makanan tambahan pada bayinya dapat berakibat
buruk, tetapi karena pengaruh tersebut mereka tetap melakukannya.
Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam
memberntuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu
suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang
tidak semua praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk
menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan
medis/kesehatan.
Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah
berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda di
secara turun-menurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang
merugikan bagi kesehatan. Dan untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan
waktu dan cara strategis. (Maas,2007)
3. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan Informasi
Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
pada bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%),
berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10
orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/
tetangga. Hal ini dapat mempengaruhi ibu untuk memberikan makanan pada bayinya
(Rusdi, 2000). Padahal rencana kerja Depkes dalam meningkatkan pemberian ASI
ekslusif juga sudah disusun melalui media elektronik, penyebaran materi KIE ASI
ekslusif melaui leaflet, poster, booklet dan buku. (DEPKES RI,2005)
Sebagian produsen masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI
ekslusif sampai usia empat bulan sehingga makanan tambahan misalnya bubur susu,
biskuit masih mencantumkan usia empat bulan keatas (Soetjningsih,1997). Selain itu
masih ada praktek doker atau klinik bersalin yang turut memasarkan produk
makanan tambahan dan susu formula.
Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan
makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden yang menghambat ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif mayoritas kelompok umur ibu 23-28 tahun (36,7%), usia bayi 2 – 4
bulan (53,3%), tingkat pendidikan SMA (46,7%), pekerjaan wiraswasta (
63,3%), suku jawa (53,3%), agama Islam (70,0%), jumlah anak Dua orang
(33,3%).
2. Dari faktor pengetahuan ibu disebabkan karena ASI ibu tidak keluar pada hari -
hari pertama (76,6%)
3. Dari faktor budaya disebabkan karena anjuran tetangga bayi yang menangis sudah
bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia 6 bulan (96,6%)
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
Kader atau petugas kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang
faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI ekslusif dan mengungkap semua
kesalahan dari setiap faktor sehingga ibu mengetahui kebenarannya dan pandangan
ibu yang salah tentang ASI ekslusif dapat dirubah, serta mempersiapkan ibu -ibu
hamil agar nantinya setelah melahirkan dan bayi berumur enam bulan dapat
memberikan ASI ekslusif dan melibatkan keluarga dalam mensukseskan ASI ekslusif
2. Masyarakat
Masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya dan mencari informasi yang lebih tentang ASI ekslusif dan informasi
tersebut lebih baik di tanyakan kepada petugas kesehatan
3. Peneliti lanjutan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang
lebih luas dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi.
4. Pendidikan Kebidanan
Kepada pendidikan kebidanan untuk mempersiapkan mahasiswa bidan dalam
melatih dan mencari penyelesaian dalam mengatasi faktor-faktor yang menghambat
ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Anriyati,R.P (2008). Bayi dalam bayangan bisnis susu. Jakarta. EGC
Depkes.Pusat Kesehatan Kerja. (2005). Kebijakan Departeman Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (asi) pekerja wanita. Ditelusuri dari http://www.mail-arcive.com
Elza,Y.(2008).Dukung ibu untuk meraih emas. Ditelusuri dari http://www.promosikesehatan.com dibuka pada 25 Oktober 2010
EDS ST, D Wijayanti - JURNAL ILMU KESEHATAN, 2013 - jurnal.akbiduniska.ac.id
Hidayat, A. Azis. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Salemba Medika. Jakarta.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data . Jakarta. Salemba Medika.
Kristiyanasari, Weni.(2011). Asi , Menyusui dan Sadari. Jogyakarta. Muha Medika.
Maryunani, Ani. (2012). Asi Eksklusif. Jakarta. Tim
Nuraeni Bunda.( 2009) . 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui Bayi + Balita + Menu Sehat, Cam.
Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Prasetyono Sukar Dwi. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Jogjakarta.
Proverawati, Atikah. (2010). Persalinan dan Nifas, jogyakarta, muha Medika.
Riyanto Agus, (2009), Pengolahan dan Analiasa Data Kesehatan.Yogyakarta. Yoha Muha Medika.
Sulistyawati, Ari .(2009) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :Andi Offset.
Soraya. (2005). Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini. Http://www.gizi-net.
Yuliarti, Nurheti. (2010 ).Kea jaiban Asi Makana n Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta. Andi Offset.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Ika Andriani Sitorus adalah mahasiswa D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak
Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ”
Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara
sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban saudara berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin
kerahasiaan identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan di pergunakan dalam penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Sehingga saudara bebas
untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanski apapun.
Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan
menandatangani formulir ini. Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian
ini.
Medan, 2014
Peneliti Responden
( Ika Andriani Sitorus) ( )
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan
terhadap saya. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai
subjek dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan
sadar dan tanpa paksaan
Medan, 2014
Yang menyetujui
BAGIAN I
Kuesioner Data Demografi
No. responden
Petunjuk Pengisian :
A. Isilah titik-titik pada pertanyaan nomor 1 dan 2
B. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan saudara pada pertanyaan nomor 3,4,5,6,7, dan 8
1. Umur ……tahun
2. Usia Bayi ...
3. Tingkat pendidikan
( ) 1. SD ( ) 3. SMA
( ) 2. SMP ( ) 4. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
( ) 1. Petani/Buruh ( ) 3. Wiraswasta ( ) 2. PNS/Pegawai ( ) 4. IRT
5. Suku
( ) 1. Batak ( ) 4. Aceh
( ) 2. Jawa ( ) 5. Lain-lain ( ) 3. Melayu
6.Agama
( ) 1. Islam ( ) 4 .Hindu
( ) 2. Kristen ( ) 5. Katolik ( ) 3. Budha
7. Jumlah anak
( ) 1. Satu orang ( ) 3. Tiga orang
LEMBAR KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA
BANDAR KHALIPAH KECEMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2014.
A. PENGETAHUAN
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti
2. Pilihlah jawaban salah satu yang dipilih dengan memberi tanda check list (√)
3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
yang memberikan kuesioner
6 Apakah ibu memiliki kendala ketika menyusui?
7 Apakah (KB) keluarga berencana salah satu manfaat ASI bagi ibu?
8 Apakah ibu menyusui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2- 2 ½ jam?
9 Apakah puting susu tersa nyeri pada saat memberikan ASI pada bayi?
10 Apakah kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat dipenuhi dengan ASI Eksklusif?
11 Apakah ASI yang keluar dihari-hari pertama berbau amis?
12 Apakah ibu mengalami bendungan ASI?
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
Ya Tidak
PENGETAHUAN IBU
1 Apakah ASI ibu sudah keluar pada hari – hari pertama?
2 Apakah pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang,atau makanan yang lain?
3 Apakah Ibu mengerti bagaimana tehnik menyusui yang benar?
4 Apakah memberi perhatian dan ketenangan merupakan cara ibu memberi pengaruh positif kapada bayi?
Apakah anda dan keluarga anda menganut (percaya) pada budaya (kebiasaan) seperti
yang tercantum di bawah ini.
Jika ada, beri tanda chek lisk (√) dan jika tidak beri tanda (√) pada kolom tidak
No Pernyataan Ya Tidak
1. Ibu menyusui tidak harus melakukan pantangan makanan selama
beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan
sebagainya.
2. Ibu yang yang siap melahirkan dilarang banyak minum
3. Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera
4. Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan
sehingga perlu diberi susu formula
5. Bayi baru lahir langsung dikasih madu
6. Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti
nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI
saja
7. Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi
makanan/minuman tambahan
8. Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi
makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan
9. Anjuran dari orang tua untuk memberikan asi bersamaan makanan tambahan kurang dari enam bulan
10. Pengaruh dari pengalaman anak sebelummnya
11. ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI
basi
12. Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak
C. Informasi
Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang tersedia ini yang anda anggap benar.
1. Apakah bapak pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusf ? (jika
“Ya “lanjutkan ke pertanyaan ke-2)
a. Ya ( )
b. Tidak ( )
2. sumber informasi ASI eksklusif yang anda peroleh dari ?
a. TV ( )
b. Radio ( )
c. Media cetak ( )
d. Tenaga kesehatan ( )
e. Keluarga ( )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ika Andriani Sitorus
Tempat/Tanggal Lahir : Kp Silaban, 11 Mei 1993
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : E. Sitorus
Nama Ibu : H. Simbolon
Alamat : Dusun Mangga dua Kec. Bandar Khalipah
Kota Tebing Tinggi
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1998 – 2004 : SD Harapan 102081 Lulus dan Berijazah Tahun 2004 – 2007 : SMPN 1 Bandar Khalipah
Lulus dan Berijazah
Tahun 2007 – 2010 : SMA Katolik Cinta Kasih T. Tinggi Lulus dan Berijazah
Tahun 2010 – 2013 : D III Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam