• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR

FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK

MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0

6

BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH

KECAMATAN PERCUT

SEI TUAN

IKA ANDRIANI SITORUS

135102134

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Ika Andriani Sitorus

Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat.

Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.

Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

yang berjudul Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi

0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Karya Tulis

Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan

program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Lestari Nasution SST, M.Keb selaku dosen pembimbing karya tulis

ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan

arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

4. Ibu Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku dosen penguji 1, dalam sidang karya

tulis ilmiah.

5. DR. Dr.Sarma N. Raja Sp.OG(K) selaku dosen penguji II, dalam sidang karya

tulis ilmiah.

(6)

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7. Kepada Kedua orang tua, abang dan adik saya yang tak henti-hentinya

memberikan semangat, dorongan, serta dukungan moril dan material kepada

peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada seluruh teman - teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberi banyak bantuan dan semangat kepada peneliti sehingga karya tulis

ilmiah ini selesai.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah penulis berserah diri.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha

Esa. Semoga karya tulis ilmiah ini bermamfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Medan, Juli 2014

(7)

DAFTAR ISI

(8)

2. Sampel ... 23

C. Tempat penelitian ... 23

D. Waktu penelitian ... 24

E. Etika Penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 25

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 27

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

I. Analisis Data ... 29

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 36

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 24

Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan... 34

Tabel 5. 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Pengetahuan Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...36

Tabel 5. 3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosial Budaya Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...38

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar persetujuan setelah penjelasan

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 5 : SPSS

Lampiran 6 : Lembar Konsul

Lampiran 7 : Surat Penelitian

Lampiran 8 : Surat Balasan penelitian

(12)

ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Ika Andriani Sitorus

Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat.

Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.

Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asi eksklusif merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi

bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang

dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu,

ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemehaman ibu,

keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya

program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal

(prasetyono, 2012).

Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan

ataupun minumaan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.

Makanan atau minuman lainnya yang dimaksud misalnya seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Maritalia,

2012).

WHO ( World Health Organization ) telah menetapkan rekomendasi

pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Rekomendasikan oleh WHO untuk

memberikan ASI bukannya tanpa alasan.Para ahli menyatakan bahwa

manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya di beri ASI saja selama enam

bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian ASI

ekslusif, serta lamanya pemberian ASI bersama–sama dengan makanan padat

setelah bayi berumur enam bulan. Pedoman international yang menganjurkan

pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama didasarkan pada bukti

(14)

perkembangan bayi ASI. memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang

dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya (Yuliarti,2010).

Di Indonesia, penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai

daerah menunjukan dengan jelas adanya kecenderungan semakin

meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya. Berdasarkan survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang

memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi

berumur kurang dari 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5

bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Bayi yang berusia dibawah 2 bulan,

13% diantaranya telah diberikan susu dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan

telah diberikan makanan tambahan. Bayi berusia dibawah 6 bulan yang

menggunakan susu formula sejumlah 76,6% pada bayi yang tidak disusui dan

18,1% pada bayi yang disusui (A, Saleh 2012).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010 menunjukan

pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan. prersentase bayi yang

menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan

kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih

relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI

dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi

kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun (Maryunani, 2012).

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, sepanjang

tahun 2010 cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 22,6% yang

masih terpaut jauh dari target nasional yaitu 80%. Data yang diperoleh di

(15)

yang diberi ASI eksklusif sebanyak 267, sehingga masih banyak bayi yang

belum diberikan ASI eksklusif (M. Wonor, 2013).

Berdasarkan Susenas tahun 2009, di provinsi Sumatera Utara masih

lebih rendah bila dibandingkan dengan angka nasional. Data profil kesehatan

Kabupaten Karo tahun 2010, menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan

Asi Eksklusif hanya 15,6 % masih lebih rendah bila dibandingkan dengan

angka cakupan provinsi sumatera utara (55,1%).

ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberikan ASI

mempunyai IQ (intellectual quotient) lebih rendah 7-8 poin dibandingkan

dengan anak-anak yang diberikan ASI secara eksklusif. ASI merupakan

makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena

mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi

karna mengandung zat penangkal penyakit (misalnya, immunoglobulin),

praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih (Yuliarti, 2010).

Pemberian ASI eksklusif kepada bayi bisa mengurangi rendahnya

angka insiden terjadinya alergi makanan. Sejak lahir hingga berusia 4 -6

bulan. Kondisi ini menguntungkan bagi bayi yang memperoleh ASI, karena

antibodi dalam ASI bisa masuk ketubuhnya melalui aliran darah. Saat itu

protein-protein lainnya dari makanan selain ASI, yang mungkin dapat

menyebabkan bayi menderita alergi, serta bakteri patogen yang

mengakibatkan berbagai penyakit juga bisa masuk ketubuh (Prasetyono,

(16)

Bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan

zat besi, meskipun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat

besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap dari pada yang terdapat

dalam susu sapi. Dan telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan

terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi, tetapi

juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan

meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu

lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan

bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu menyusui memberikan jutaan

sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan segala macam

penyakit.ASI juga memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat – zat yang

dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk

sistem daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti tehadap 10 ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif terdapat 4 ibu yang memberikan ASI

Eksklusif dan terdapat 6 ibu yang memberikan pendamping ASI. Dari

pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor – faktor yang

menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini

yaitu: “Apakah Faktor- faktor Yang Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada

Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Menghambat Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pengetahuan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pendidikan.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari informasi

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari sosial budaya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Tenaga Kesehatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor

yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan sehingga

tenaga kesehatan dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang

menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dan pemberian ASI ekslusif

dapat lebih ditingkatkan

2. Masyarakat

Penenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perubahan cara

(18)

sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

dukungan bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI ekslusif

pada bayinya.

3. Pendidikan Kebidanan

Sebagai bahan masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa

kebidanan tentang faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif

pada bayi 0-6 bulan sehingga mahasiswa sejak dini dapat memikirkan

tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan

dapat diaplikasikan lansung kelapangan praktek atau kerja

4. Peneliti Selanjut

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dan sebagai acuan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya

mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Ada banyak manfaat yang

terkandung dalam ASI. Oleh karena itu, tidak ada alasan apapun bagi ibu untuk

tidak menyusui. Pemberian ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak

melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri (Yuliarti, 2010).

ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan

dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara

maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak

mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit (Sulistyoningsih, 2010).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan

cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa

tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan

nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan

memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan

minuman lain, kecuali sirup obat. ASI mengandung semua nutrisi penting yang

diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu

bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya

(20)

2. Manfaat ASI Eksklusif

a. Manfaat ASI bagi bayi

Pemberian ASI secara eksklusif, yaitu tidak dicampur apa – apa

selama 6 bulan berturut – turut, memberikan banyak manfaat, antara lain :

1) Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap yang paling baik

sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih

sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mamapu

mencegah terjadinya kanker limfomaligna (kanker kelenjar) dan

menghindarkan anak dari busung lapar/malnutrisi, sebab komponen gizi

paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan

zat-zat penting lainnya.

2) Kecerdasan

Manfaat bagi kecerdasan bayi, anatara lain karena :

Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk

proses meilinisasi otak. Meilinisasi otak adalah salah satu proses

pematangan otak agar bisa berfungsi optimal. Saat ibu memberikan ASI,

terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking

antar jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjadi sempurna. Dan

terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa

ASI.

3) Emosi

Pada saat disusui bayi berada dalam dekapan ibu. Hal ini akan

merangsang terbentuknya ‘emotional intelligence/EI’. Selain itu, ASI

(21)

harapan yang didengungkan di telinga nbayi/anak selama proses menyusui

pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak.

b. Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu

Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi ibu.

Antara lain :

1) ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu

Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah

selama hamil, akan segera kembali mendekati berat semula. Dengan

berbagai kegiatan seperti bangun malam untuk menyusui bayi yang haus

dan mengganti popok basahnya, menggendong, memberikan makan bayi

dan mengajak anak bermain juga merupakan kegiatan yang dapat

menurunkan berat badan. Menyusui (ASI) juga dapat membakar kalori

sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.

2) Mengurangi resiko anemia

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca bersalin

berkurang. Kadar hormon oksitosin pun naik yanh menyebabkan otot

polos mengalami kontraksi. Sehingga uterus mengecil sekaligus

menghentikan perdarahan. Dengan demikian, memberikan ASI segera

setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti

mengurangi resiko perdarahan.

3) Mencegah kanker

Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat mencegah

kanker, khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui tersebut, hormon

estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui,

(22)

salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan

antara hormon estrogen dan progesteron.

4) Manfaat ekonomi

Dengan menyusui ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli

susu/suplemen bagi bayi. Cukup dengan ASI eksklusif, kebutuhan bayi

selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain itu, ibu tidak perlu

repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas, atau

sendok untuk memberikan susu kepada bayi.

3. Komposisi ASI

Menurut Werdayanti (2013 ), komposisi ASI yaitu sebagai berikut :

a. Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa. Laktosa pada ASI mudah diserap

tubuh karena ada enzim lactase untuk memecah laktosa. Kadar laktosa

ASI lebih tinggi dari pada susu sapi. Laktosa sebagai sumber tenaga,

perkembangan otak, penyerapan kalsium, dan pertumbuhan bakteri baik

diusus.

b. Protein

Protein utama dalam kolostrum adalah globulin. Protein utama dalam ASI

mature whey dan sedikit kasein.

c. Lemak

Lemak pada ASI memiliki keistimewaan, yaitu hadir bersama enzim lipase

yang tugasnya memecahkan trigliserida menjadi digliserida dan kemudian

monogliserida sehingga ASI lebih mudah dicerna. Lipase aktif saat sudah

(23)

d. Vitamin

ASI mengandung vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin

larut air (vitamin B dan C). Vitamin A untuk kesehatan mata, pembelahan

sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Vitamin E untuk ketahanan

dinding sel darah merah sehingga terhindar dari anemia. Vitamin K

sebagai faktor pembekuan darah. ASI sedikit mengandung vitamin D.

Asupan nutrisi ibu berpengaruh terhadap vitamin larut air, yaitu vitamin B

dan C. vitamin C pada ASI tiga kali lebih banyak dibanding susu sapi. ASI

mengandung nutrient-karier protein pengikat vitamin B 12 dan asam folat

sehingga tidak berada dalam keadaan bebas. Jika vitamin ini dalam

keadaan bebas, akan digunakan bakteri E.coli untuk tumbuh.

e. Mineral

Mineral utama dalam ASI berupa kalsium, magnesium, fosfor, sodium,

potassium, dan kloride. Mineral lain ada dalam jumlah sedikit, yaitu zinc,

iron, copper, mangan, selenium, iodine, fluoride. Kadar mineral rata-rata

konstan selama masa laktasi, kecuali beberapa mineral spesifik yang

kadarnya tergantung asupan ibu. Zat besi dan kalsium dalam ASI sangat

stabil dan tidak dipengaruhi makanan ibu. Zat besi pada ASI terikat

dengan protein sehingga absorpsi lebih mudah dan tidak akan

dimanfaatkan bakteri untuk tumbuh.

f. Enzim

Enzim adalah biomolekuler berupa protein sebagai katalis, yaitu senyawa

yang mempercepat suatu reaksi. Semua proses biologis memerlukan enzim

agar berlangsung cepat pada lintasan metabolisme yang ditentukan hormon

(24)

g. Hormon

Hormon adalah zat kimia pembawa pesan kimiawi antar sel dengan

memberi sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan aktifitas

tertentu. Satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon

lainnya.

4. Macam-Macam ASI

a. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang diproduksi di hari-hari pertama biasanya selama

4 hari. Bayi perlu sering menyusu langsung untuk merangsang ASI.

Komposisi kolostrum mirip nutrisi yang diterima bayi dalam rahim.

Kolostrum lebih banyak mengandung protein, terutama immunoglobulin,

protein dalam jumlah dominan juga mencegah gula darah rendah.

b. ASI Transisi

Setelah beberapa hari menghasilkan kolostrum, selanjutnya dihasilkan ASI

transisi. ASI transisi mulai diproduksi hari ke 4-10 setelah kelahiran. Terjadi

perubahan komposisi dari kolostrum ke ASI transisi. Kadar protein dan

immunoglobulin berkurang, kadar lemak dan karbohidrat meningkat

dibanding kolostrum.

c. ASI Mature

ASI mature diproduksi setelah hari ke 10 sampai akhir masa laktasi atau

penyapihan nanti, berwarna putih kekuningan, tidak menggumpal bila

dipanaskan, dengan volume 300-850 ml per 24 jam. ASI mature terus

berubah disesuaikan perkembangan bayi. Pada malam hari, ASI ini lebih

banyak mengandung lemak yang akan membantu meningkatkan berat badan

(25)

d. Foremilk – Hindmilk

pada satu kali sesi menyusui, ternyata ada 2 macam ASI yang diproduksi,

yaitu foremilk terlebih dahulu, kemudian hindmilk. Foremilk berwarna lebih

bening, kandungan utamanya protein, laktosa, vitamin, mineral dan sedikit

lemak. Foremilk memiliki kadar air cukup tinggi sehingga lebih encer

dibanding hindmilk dan diproduksi dalam jumlah banyak untuk memenuhi

kebutuhan cairan. Hindmilk berwarna lebih putih karena kandungan lemak

4-5 kali lebih banyak pada foremilk. Inilah yang membuat bayi kenyang.

Bayi mendapat sebagian energi dari lemak sehingga penting memastikan

bayi mendapatkan hindmilk dengan tidak menghentikan menyusu terlalu

cepat.

5. Beberapa Alasan yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan ASI

Eksklusif

Menurut Sulistyoningsih (2010), Banyak yang diperoleh ketika dilakukan

pemberian ASI secara eksklusif namun sangat sedikit ibu yang melakukan

pemberian ASI eksklusif, dengan berbagai sebab diantaranya adalah :

a. ASI dianggap tidak mencukupi

Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi sehingga

memutuskan untuk menambah atau mengganti dengan susu formula.

Sebenarnya, hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil menyusui

bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan

bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan

jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui yang benar, asupan

gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering bayi menghisap/menyusu

(26)

b. Ibu Bekerja di Luar Rumah

Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga ini menjadi

alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Sebenarnya, seorang ibu

yang bekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif dengan dukungan

pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlerngkapan memerah ASI,

serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja.

c. Beranggapan Bahwa Susu Formula Lebih Baik dan Lebih Praktis dari ASI

Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya pengetahuan ibu

tentang ASI menyebabkan tidak sedukit ibu yang beranggapan bahwa susu

formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI. Padahal, tidak ada

satu alasan pun bagi ibu untuk lebih memilih susu formula dibandingkan ASI

karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula.

d. Kekhawatiran Tubuh Menjadi Gemuk

Ibu biasanya beranggapan bahwa nafsu makan ibu menyusui lebih besar

dibandingkan ibu yang tidak menyusui sehingga timbul kekhawatiran berat

badannya akan meningkat. Pendapat ini tidaklah benar seluruhnya, karena

produksi ASI tidak hanya terjadi pada pasca persalinan tetapi telah

dipersiapkan selama kehamilan. Selama hamil telah dipersiapkan timbunan

lemak yang akan dipergunakan selama proses menyusui, dengan demikian

perempuan yang tidak menyusui malah akan lebih sulit untuk menghilangkan

timbunan lemak ini.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayi 0-6 bulan yaitu : faktor pengetahuan ibu (Notoatmodjo,2012), faktor

(27)

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2012) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2012) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefisikan, menyatakan, dan

sebagainya

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar, orang yang telah paham tehadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

(28)

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan

rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

(29)

2. Pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003)

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

(Haryanto, 2012).

Pendidikan berarti yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat

memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan

sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Mubarak, 2012).

3. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat merupakan

pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan

penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2012).

Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling

terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

(30)

komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah

dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang (Hidayat,2009 dalam Wati, 2013).

4. Budaya

Menurut Helman, (1990 dalam bobak et all, 2005) budaya adalah sebagai

seperangkat pedoman yang diwarisi individu sebagai anggota masyarakat tertentu

dan memberitahu individu cara memandang dunia dan cara berhubungan dengan

orang lain, dengan kekuatan supranatural dan dengan lingkungan alam.

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap

seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Permasalahan

utama dalam pemberian ASI ekslusif adalah sosial budaya antara lain kurangnya

kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya

mendukung, gencarnya promosi susu formula. Adapun kebiasaan yang tidak

mendukung pemberian ASI adalah memberikan makanan/minuman setelah bayi

lahir seperti madu, air kelapa, nasi papah, pisang dan memberikan susu formula

sejak dini, orang tua dan keluarga juga masih menyediakan dan menganjurkan

pemberian susu formula dan adanya kepercayaan kalau menyusui dapat merusak

(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat

ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah

Kecamatan Percut Sei Tuan. Ada beberapa faktor yang menghambat pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, yaitu pengetahuan, pendidikan, informasi dan budaya.

Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konseptual

sebagai berikut :

Skema 3.1 kerangka konsep

Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 -6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Faktor - -faktor yang

menghambat ibu tidak

memberikan asi eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.

(32)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1

NO Variabel Definisi

(33)

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

4 Sosial

Budaya

budaya atau

kebiasaan

dilingkungan

tempat tinggal

Ibu yang tidak

memberikan

ASI eksklusif

pada Bayi 0-6

bulan.

Kuesioner Pengisian

Kuesioner

oleh

Responden

1 = Benar

0 = Salah

(34)

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif.

Bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI

Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei

Tuan Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yang berjumlah 30 orang di Desa Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Total sampling yaitu

jumlah semua ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0–6 bulan

yang didapat dari seluruh populasi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut

Sei Tuan sebanyak 30 orang.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi

responden penelitian, dan dapat berbahasa Indonesia

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut sei Tuan

D. Waktu Penelitian

(35)

E. Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat surat izin dari instansi

Program D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan

mengajukan permohonan izin kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kec. Percut Sei

Tuan. Setelah mendapatkan persetujuan, sebelum peneliti melakukan penelitian,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti menjunjung tinggi

prinsip menghormati manusia, karena manusia adalah makhluk mulia yang harus

dihormati. Maka responden memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan

tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian. Jika responden bersedia

berpartisipasi dalam penelitian maka responden harus bersedia menandatangani

lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan

memaksa. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar kuesioner hanya memberi kode. Kuesioner di simpan

di tempat yang aman dan semua informasi yang diperlukan hanya digunakan untuk

penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh

langsung dari responden melalui lembar kuesioner yang dibagikan dengan tahapan

sebagai berikut :

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu

meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan

responden, bila responden bersedia menjadi subjek penelitian maka diminta

kesediaan untuk menandatangani surat persetujuan penelitian.

2. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan cara pengisian kuesioner dan tujuan

(36)

3. Agar pengumpulan dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi

atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya

peneliti mengumpulkan kuesioner dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban

responden apakah sudah terisi seluruhnya, sehingga dalam pengolahan data tidak

terjadi kendala.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun

sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri

dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi (KDD) dan kuesioner faktor-faktor

yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan

(KFMDS).

1. Kuesioner Data Demografi (KDD).

Kuesioner data demografi yang terdiri dari umur ibu,usia bayi, tingkat

pendidikan, suku, agama, dan jumlah anak. Data demografi calon responden

bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan

distribusi frekuensi dan persentase demografi faktor-faktor yang menghambat

pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan.

2. Kuesioner faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

0 – 6 bulan. (KFMDS).

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu

tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.. Kuesioner ini terdiri

dari 26 pertanyaan yaitu 12 pertanyaan tentang pengetahuan ibu terhadap ASI

(37)

ditempuh ibu, 2 pernyataan tentang informasi yang didapat ibu terhadap ASI

eksklusif, 12 pernyataan tentang budaya terhadap pemberian ASI eksklusif.

Pertanyaan pengetahuan diukur dengan menggunakan 3 kategori yaitu baik,

cukup, kurang dengan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0

untuk jawaban yang salah. Skala yang digunakan adalah ordinal Sesuai dengan

Nursalam (2008). Yaitu sebagai berikut :

1. Baik : jika responden memperoleh nilai 9 - 12

2. Cukup : jika responden memperoleh nilai 5 -8

3. Kurang : jika responden memperoleh nilai 0 - 4

Kuesioner pendidikan bertujuan untuk mengetahui apakah jenjang

pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ibu. Skala yang digunakan adalah

ordinal. Hasil ukur pendidikan yaitu :

1) Pendidikan Rendah (SD)

2) Pendidikan Menengah (SMP, SMA Sederajat)

3) Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana Sederajat)

Kuesioner informasi bertujuan untuk mengetahui apakah ibu pernah

mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan sumber informasi yang

diperoleh. Skala yang digunakan nominal

Sedangkan pernyataan tentang budaya keseluruhan pernyataan dalam

kuesioner ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif terdiri

dari 5 pernyataan yaitu no 1, 2, 5, 8, 10,11,12 dan pernyataan negatif yaitu no 3,

4, 6, 7, 9. Diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0 untuk

(38)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. uji validitas

Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan

kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus

diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur

(Dempsey, 2002). Uji ini dilakukan dengan cara content validity yang diuji oleh,

orang yang ahli dalam bidang tersebut. Kuesioner ini akan diuji validitasnya oleh

salah seorang Dosen dari Fakultas Keperawatan sehingga instrumen yang

digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan

diukur. Uji validitas ini telah dilakukan content validity dan didapat nilai 0,70.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari

instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang

lingkup yang sama (Dempsey, 2002). Peneliti mencari realibitas dengan rumus

KR -21. Uji reabilitas dilakukan dengan mengajukan kuesioner terhadap 10

responden yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi

tidak akan menjadi sampel pada penelitian. Dan selanjutnya dinilai realibitasnya

dengan menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian uji realibitasnya adalah

0,70 atau lebih.

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D–IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan, setelah

(39)

peneliti menemui kader yang ada di Lingkungan II dengan tujuan meminta kesediaan

kader tersebut membantu peneliti dalam mendapatkan responden sesuai dengan

kriteria responden yang diteliti dan menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut.

Kader yang di temui bernama ibu Umi, pekerjaan adalah tukang cuci dan riwayat

pendidikan tamatan dari SMA. Setelah mendapat persetujuan dari kader, peneliti

memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut bagaimana cara dalam

pengisian instrumen berupa kuesioner yang di gunakan sehingga kader dapat

menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner yang di gunakan.

Peneliti akan menemui kader untuk menanyakan pada saat kapan responden

dapat ditemui atau berada di rumah. Waktu telah ditetapkan yaitu pada sore hari

karena ada sebagian responden bekerja pada pagi hari. Dan berdasarkan kesepakatan

antara peneliti dengan kader bahwa dalam penelitian ini lebih di utamakan di

posyandu yang diadakan satu bulan sekali di kantor Kepala Desa.

Hari selanjutnya peneliti datang menemui responden ke posyandu dibantu

kader. Sebelum melakukan penelitian sebelumnya memperkenalkan diri dan

meminta izin kepada bidan atau kader-kader yang sedang posyandu. Dan setelah

mendapat izin maka peneliti menunggu responden selesai pemberian imunisasi dan

pada saat itu peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut dilakukan,

kemudian peneliti meminta kesediaan ibu menjadi responden peneliti. Responden

telah menyetujui dirinya sebagai responden dan menandatangani lembar persetujuan

(informed consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner

kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dan

menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, peneliti mendampingi responden dalam

pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian

(40)

bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan dengan waktu lima belas menit,

kemudian memeriksa kelengkapan data

Dalam pengumpulan data dilakukan yaitu 7 Maret 2011 s.d 7 Juni 2011 di dapat

30 responden. Pengumpulan data dilakukan dari posyandu lalu sorenya kerumah

responden.

I. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam malakukan analisis data, data yang telah terkumpul diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Pengolahan data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut : (1). Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan pada saat pengumpulan data atau setelah data

terkumpul. (2) Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka. (3). Processing adalah setelah data di coding maka data dari

kuesioner dimasukkan kedalam program komputerisasi. (4).Melakukan tehnik

analisis. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis univariat, data yang

diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik responden.

Faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6

bulan di Desa bandar khalipah kecamatan percut sei tuan dengan jumlah responden

30 orang.

1. Karakteristik Reponden

Adapun karakteristik responden yang di peroleh mencakup umur ibu terbanyak

23-28 tahun 23-28 tahun (36,7%),berdasarkan usia bayi terbanyak 2-4 bulan (53,3%)

,berdasarkan pendidikan sebagian besar responden 14 orang (46,7%) berpendidikan

SMA ,berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 19 orang (63,3%) bekerja

sebagai wiraswasta, berdasarkan suku sebagian besar responden 16 orang (53,3%),

bersuku jawa, berdasarkan agama sebagian responden 21 orang (70,0%) beragama

islam, berdasarkan jumlah anak sebagian besar responden 10 orang (33,3%) sudah

(42)

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan

Percut Sei Tuan (n =30).

Karakteristik Frekuensi Persentasi ( % )

(43)

2. Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahuan yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

pada bayi 0-6 bulan, berdasarkan kategori pengetahuan responden mayoritas

pengetahuan ibu kurang tentang ASI Eksklusif sebanyak 19 orang (63,3%).

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Desa Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

(n=30)

Pengetahuan Frekuensi (n) Presentasi (%)

Baik 10 orang 33,3 %

Cukup 1 orang 3,3%

Kurang 19 orang 63,3%

3. Berdasarkan Sosial Budaya

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling

banyak dijawab benar oleh responden adalah soal no 8 sebanyak 29 orang (96,6%).

Sedangkan responden yang memberikan jawaban salah terdapat pada soal no 21

(44)

Tabel 5.3

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sosial Budaya Ibu di Desa Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

No Pernyatan Jawaban Responden

Jumlah pantangan makanan selama beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan sebagainya.

Ibu yang siap melahirkan dilarang banyak minum.

Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera

Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan sehingga perlu diberi susu formula

Bayi baru lahir langsung dikasih madu Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI saja

Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi makanan/minuman tambahan

Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI basi

Anjuran dari orang tua untuk tidak memberikan asi saja tetapi juga memberikan makanan tambahan

Bayi tidak kenyang dengan ASI saja sehingga perlu diberikan susu formula dan nasi pisang

Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak bentuk payudara ibu

(45)

6. Berdasarkan Informasi

Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%),

berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10

orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/

tetangga.

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Di Desa Bandar

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

No

Pernyataan Jawaban Responden Jumlah Ada Tidak ada

F % f % f %

1 2

Apakah ibu pernah mendapatkan Informasi tentang ASI Eksklusif?

(46)

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan yang dilakukan untuk

mengedentifikasi faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

1. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahun ibu adalah salah satu faktor mempengaruhi ibu tidak

memberikan ASI Eksklusif (notoatmodjo,2012). Dalam penelitian ini ibu

beranggapan, ASI ibu tidak keluar pada hari- hari pertama sebanyak 23 orang

(76,6%), pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang, atau makanan yang

lain sebanyak 13 orang ( 43,3%), ibu mengatakan mengerti bagaimana teknik

menyusui yang benar sebanyak 11 orang (36,6 %), memberikan perhatian dan

ketenangan merupakan cara ibu member pengaruh positif kepada bayi sebanyak 17

orang (56,6%),ibu memperoleh informasi yang memadai tentang asi eksklusif

sebanyak 12 orang (40%), ibu mengatakan mengalami kendala ketika menyu sui

sebanyak 16 orang (53,3%), KB keluarga berencana salah satu manfaat ASI bagi ibu

sebanyak 13 orang (43,3%), ibu menyusui bayinya sesering mungkin sebanyak 10

orang (33,3%), ibu mengatakan putting susu terasa nyeri pada saat memberikan asi

kepada bayi sebanyak 10 (33,3%), kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat

dipenuhi dengan asi eksklusif sebanyak 10 orang (33,3%), ASI yang keluar dihari –

hari pertama berbau amis sebanyak 14 orang (46,6%), sebanyak 11 orang

Sebagian ibu juga beranggapan bayinya tidak kenyang kalau diberi ASI saja.

Padahal tanpa ibu sadari manfaat dari ASI itu sendiri buat bayi antara lain merupakan

(47)

infeksi saluran nafas, alergi dan infeksi lainnya), sementara dari aspek psikologis

dapat mempercepat tali kasihantar ibu dan anak ( DEPKES RI,2008 ).

2. Faktor yang Menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

Berdasarkan Budaya

Budaya adalah lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi ibu dalam pemberian

ASI Eksklusif di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Kebiasaan

dalam rumah tangga, tetangga, anjuran orang tua 100% sangat mempengaruhi ibu

tidak memberikan ASI Eksklusif . Pander (1996) menyatakan bahwa sosiokultural

individu dipengaruhi oleh keluarga, pemberi pelayanan, dan kebiasaan. Sedangkan

faktor situasional dipengaruhi oleh pendapatan, karekteristik kebutuhan, dan estetika

dari lingkungan. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukannya seperti memberikan makanan tambahan pada bayinya dapat berakibat

buruk, tetapi karena pengaruh tersebut mereka tetap melakukannya.

Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam

memberntuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu

suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang

tidak semua praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk

menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan

medis/kesehatan.

Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah

berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda di

(48)

secara turun-menurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang

merugikan bagi kesehatan. Dan untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan

waktu dan cara strategis. (Maas,2007)

3. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

Berdasarkan Informasi

Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

pada bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%),

berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10

orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/

tetangga. Hal ini dapat mempengaruhi ibu untuk memberikan makanan pada bayinya

(Rusdi, 2000). Padahal rencana kerja Depkes dalam meningkatkan pemberian ASI

ekslusif juga sudah disusun melalui media elektronik, penyebaran materi KIE ASI

ekslusif melaui leaflet, poster, booklet dan buku. (DEPKES RI,2005)

Sebagian produsen masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI

ekslusif sampai usia empat bulan sehingga makanan tambahan misalnya bubur susu,

biskuit masih mencantumkan usia empat bulan keatas (Soetjningsih,1997). Selain itu

masih ada praktek doker atau klinik bersalin yang turut memasarkan produk

makanan tambahan dan susu formula.

Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan

makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden yang menghambat ibu tidak memberikan ASI

Eksklusif mayoritas kelompok umur ibu 23-28 tahun (36,7%), usia bayi 2 – 4

bulan (53,3%), tingkat pendidikan SMA (46,7%), pekerjaan wiraswasta (

63,3%), suku jawa (53,3%), agama Islam (70,0%), jumlah anak Dua orang

(33,3%).

2. Dari faktor pengetahuan ibu disebabkan karena ASI ibu tidak keluar pada hari -

hari pertama (76,6%)

3. Dari faktor budaya disebabkan karena anjuran tetangga bayi yang menangis sudah

bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia 6 bulan (96,6%)

(50)

B. Saran

1. Tenaga Kesehatan

Kader atau petugas kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang

faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI ekslusif dan mengungkap semua

kesalahan dari setiap faktor sehingga ibu mengetahui kebenarannya dan pandangan

ibu yang salah tentang ASI ekslusif dapat dirubah, serta mempersiapkan ibu -ibu

hamil agar nantinya setelah melahirkan dan bayi berumur enam bulan dapat

memberikan ASI ekslusif dan melibatkan keluarga dalam mensukseskan ASI ekslusif

2. Masyarakat

Masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif kepada

bayinya dan mencari informasi yang lebih tentang ASI ekslusif dan informasi

tersebut lebih baik di tanyakan kepada petugas kesehatan

3. Peneliti lanjutan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang

lebih luas dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi.

4. Pendidikan Kebidanan

Kepada pendidikan kebidanan untuk mempersiapkan mahasiswa bidan dalam

melatih dan mencari penyelesaian dalam mengatasi faktor-faktor yang menghambat

ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Anriyati,R.P (2008). Bayi dalam bayangan bisnis susu. Jakarta. EGC

Depkes.Pusat Kesehatan Kerja. (2005). Kebijakan Departeman Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (asi) pekerja wanita. Ditelusuri dari http://www.mail-arcive.com

Elza,Y.(2008).Dukung ibu untuk meraih emas. Ditelusuri dari http://www.promosikesehatan.com dibuka pada 25 Oktober 2010

EDS ST, D Wijayanti - JURNAL ILMU KESEHATAN, 2013 - jurnal.akbiduniska.ac.id

Hidayat, A. Azis. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data . Jakarta. Salemba Medika.

Kristiyanasari, Weni.(2011). Asi , Menyusui dan Sadari. Jogyakarta. Muha Medika.

Maryunani, Ani. (2012). Asi Eksklusif. Jakarta. Tim

Nuraeni Bunda.( 2009) . 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui Bayi + Balita + Menu Sehat, Cam.

Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Prasetyono Sukar Dwi. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Jogjakarta.

Proverawati, Atikah. (2010). Persalinan dan Nifas, jogyakarta, muha Medika.

Riyanto Agus, (2009), Pengolahan dan Analiasa Data Kesehatan.Yogyakarta. Yoha Muha Medika.

Sulistyawati, Ari .(2009) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :Andi Offset.

Soraya. (2005). Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini. Http://www.gizi-net.

Yuliarti, Nurheti. (2010 ).Kea jaiban Asi Makana n Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta. Andi Offset.

(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Ika Andriani Sitorus adalah mahasiswa D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak

Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ”

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara

sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban saudara berikan sesuai dengan

pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin

kerahasiaan identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya

akan di pergunakan dalam penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud-

maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Sehingga saudara bebas

untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanski apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan

menandatangani formulir ini. Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian

ini.

Medan, 2014

Peneliti Responden

( Ika Andriani Sitorus) ( )

(53)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan

terhadap saya. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai

subjek dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan

sadar dan tanpa paksaan

Medan, 2014

Yang menyetujui

(54)

BAGIAN I

Kuesioner Data Demografi

No. responden

Petunjuk Pengisian :

A. Isilah titik-titik pada pertanyaan nomor 1 dan 2

B. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan saudara pada pertanyaan nomor 3,4,5,6,7, dan 8

1. Umur ……tahun

2. Usia Bayi ...

3. Tingkat pendidikan

( ) 1. SD ( ) 3. SMA

( ) 2. SMP ( ) 4. Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan

( ) 1. Petani/Buruh ( ) 3. Wiraswasta ( ) 2. PNS/Pegawai ( ) 4. IRT

5. Suku

( ) 1. Batak ( ) 4. Aceh

( ) 2. Jawa ( ) 5. Lain-lain ( ) 3. Melayu

6.Agama

( ) 1. Islam ( ) 4 .Hindu

( ) 2. Kristen ( ) 5. Katolik ( ) 3. Budha

7. Jumlah anak

( ) 1. Satu orang ( ) 3. Tiga orang

(55)

LEMBAR KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA

BANDAR KHALIPAH KECEMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014.

A. PENGETAHUAN

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti

2. Pilihlah jawaban salah satu yang dipilih dengan memberi tanda check list (√)

3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

yang memberikan kuesioner

6 Apakah ibu memiliki kendala ketika menyusui?

7 Apakah (KB) keluarga berencana salah satu manfaat ASI bagi ibu?

8 Apakah ibu menyusui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2- 2 ½ jam?

9 Apakah puting susu tersa nyeri pada saat memberikan ASI pada bayi?

10 Apakah kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat dipenuhi dengan ASI Eksklusif?

11 Apakah ASI yang keluar dihari-hari pertama berbau amis?

12 Apakah ibu mengalami bendungan ASI?

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

PENGETAHUAN IBU

1 Apakah ASI ibu sudah keluar pada hari – hari pertama?

2 Apakah pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang,atau makanan yang lain?

3 Apakah Ibu mengerti bagaimana tehnik menyusui yang benar?

4 Apakah memberi perhatian dan ketenangan merupakan cara ibu memberi pengaruh positif kapada bayi?

(56)

Apakah anda dan keluarga anda menganut (percaya) pada budaya (kebiasaan) seperti

yang tercantum di bawah ini.

Jika ada, beri tanda chek lisk (√) dan jika tidak beri tanda (√) pada kolom tidak

No Pernyataan Ya Tidak

1. Ibu menyusui tidak harus melakukan pantangan makanan selama

beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan

sebagainya.

2. Ibu yang yang siap melahirkan dilarang banyak minum

3. Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera

4. Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan

sehingga perlu diberi susu formula

5. Bayi baru lahir langsung dikasih madu

6. Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti

nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI

saja

7. Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi

makanan/minuman tambahan

8. Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi

makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

9. Anjuran dari orang tua untuk memberikan asi bersamaan makanan tambahan kurang dari enam bulan

10. Pengaruh dari pengalaman anak sebelummnya

11. ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI

basi

12. Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak

(57)

C. Informasi

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang tersedia ini yang anda anggap benar.

1. Apakah bapak pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusf ? (jika

“Ya “lanjutkan ke pertanyaan ke-2)

a. Ya ( )

b. Tidak ( )

2. sumber informasi ASI eksklusif yang anda peroleh dari ?

a. TV ( )

b. Radio ( )

c. Media cetak ( )

d. Tenaga kesehatan ( )

e. Keluarga ( )

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ika Andriani Sitorus

Tempat/Tanggal Lahir : Kp Silaban, 11 Mei 1993

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : E. Sitorus

Nama Ibu : H. Simbolon

Alamat : Dusun Mangga dua Kec. Bandar Khalipah

Kota Tebing Tinggi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998 – 2004 : SD Harapan 102081 Lulus dan Berijazah Tahun 2004 – 2007 : SMPN 1 Bandar Khalipah

Lulus dan Berijazah

Tahun 2007 – 2010 : SMA Katolik Cinta Kasih T. Tinggi Lulus dan Berijazah

Tahun 2010 – 2013 : D III Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam

Gambar

 Tabel 3.1 NO Variabel
Tabel 3.1 Lanjutan
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Desa Bandar
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kami berharap bahwa dokumen “Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kutai Barat 2005 – 2025” ini dapat dilaksanakan secara konsisten,

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT 2011 - 2016. PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3, 2014 ISPRS Technical Commission III Symposium, 5 – 7 September

BAB VIII – INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN VIII-32 | P a g e Dalam upaya merealisasikan berbagai program dan kegiatan prioritas

The k-d tree based collision detection method presented in this paper is able to correctly highlight these collisions and indicate the penetration depth of each colliding point of

atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja. yang diinginkan pada akhir periode RPJMD

Memahami informasi lisan, Mengungkapkan informasi secara lisan, Memahami wacana tulis dan Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan