• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEM POTENSIAL DALAM KOMUNIKASI ANTARA ORANG PORTUGAL DAN ORANG INDONESIA Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROBLEM POTENSIAL DALAM KOMUNIKASI ANTARA ORANG PORTUGAL DAN ORANG INDONESIA Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEM POTENSIAL DALAM KOMUNIKASI ANTARA ORANG PORTUGAL DAN ORANG INDONESIA

Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho

SKRIPSI

Oleh :

Reza Praditya Yudha NIM : 08220105

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PROBLEM POTENSIAL DALAM KOMUNIKASI ANTARA ORANG PORTUGAL DAN ORANG INDONESIA

(Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) Komunikasi

Oleh :

Reza Praditya Yudha NIM : 08220105

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Reza Praditya Yudha

NIM : 08220105

Konsentrasi : Jurnalistik dan Studi Media

Judul Skripsi : Problem Potensial dalam Komunikasi antara Orang Portugal dan Orang Indonesia

(Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho)

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 14 Juli 2012 Tempat : Ruang 611

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si.

Dewan Penguji :

1. Joko Susilo, S.Sos., M.Si Penguji I ( )

2. Nasrullah, S.Sos., M.Si. Penguji II ( )

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si. Penguji III ( )

(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Reza Praditya Yudha

2. NIM : 08220105

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Jurnalistik dan Studi Media

6. Judul Skripsi : PROBLEM POTENSIAL DALAM KOMUNIKASI

ANTARA ORANG PORTUGAL DAN ORANG

INDONESIA (Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho)

7. Pembimbing : 1. Dra Frida Kusumastuti, M.Si 2. Nurudin, S.Sos., M.Si.

8. Kronologi Bimbingan :

Malang, 2012 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Nurudin, S.Sos., M.Si.

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

Acc Judul

Seminar Proposal Acc Proposal Acc BAB I Acc BAB II Acc BAB III Acc BAB IV Acc BAB V Acc BAB VI

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat-Nya

sehingga peneliti menyelesaikan skripsi dengan judul “Problem Potensial dalam

Komunikasi antara Orang Portugal dan Orang Indonesia (Studi pada Civitas Akademika Universidade do Minho). Tidak lupa sholawat peneliti panjatkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah menunjukkan jalan terang dan kita harapkan syafaatnya di yaumil akhir kelak.

Peneliti membahas problem potensial dalam komunikasi lintas budaya. Pengalaman dan pengamatan peneliti sebagai mahasiswa pertukaran pelajar di Portugal, menyisakan fenomena yang menarik ditelaah sehubungan dengan stereotip, prasangka, dan etnosentrisme masyarakat setempat terhadap orang Indonesia. Ketiganya termanifestasi dalam komunikasi dan interaksi sehari-hari yang apabila tidak segera diperhatikan akan mengurangi keharmonisan hubungan dua negara.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M. Si dan Bapak Nurudin M.Si selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas recommendation letter yang mengantarkan saya ke Portugal, restu, kepercayaan, kesempatan, dan kemudahan selama ini. 2. Bapak Farid Rusman selaku dosen wali, terima kasih atas arahannya.

3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan ilmunya. Terimakasih telah membekali saya dengan “harta”

kekal ini. Doa restu Bapak dan Ibu akan terus menerangi masa depan saya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa UMM dan seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi secara khusus, serta civitas akademika yang akan atau sedang menempuh program pertukaran pelajar lintas budaya pada umumnya.

Malang, Juni 2012

(6)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Abstrak ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

A.1. Kontak Orang Portugal dan Orang Indonesia dalam Lingkungan Pendidikan ………..5

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Fokus Penelitian ……….12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Kontak Orang Portugal dan Orang Indonesia ... 14

A.1. Komunikasi Antarbudaya ... 15

A.2. Pendekatan atas Hubungan Budaya dan Komunikasi ……...15

A.3. Komunikasi Antarbudaya dan Komunikasi Lintas Budaya …17 A.4. Kepercayaan dan Empati dalam Komunikasi Antarbudaya.…18 A.5. Problem Potensial dalam Komunikasi Antarbudaya ………..19

B. Stereotip ... 22

B.1. Stereotip dan Komunikasi ………23

C. Prasangka ... 24

C.1. Prasangka Sosial ... 24

C.2. Paham “Orientalisme” dan “Barat” ... 27

C.3. Penyelesaian Konflik………28

D. Etnosentrisme………28

D.1. Teori Etnosentrisme ……….29

D.2. Cultural Relativism ………..30

E. Definisi Konseptual ……….….….31

F. Penelitian Terdahulu ………..……32

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 36

(7)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 41

F. Keabsahan Data ... 42

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 43

A. Riwayat Subjek dan Informan Penelitian ... 43

B. Kontak dengan Indonesia dan Orang Indonesia ... 48

C. Pengalaman Mahasiswa UMM sebagai Pelajar di UMinho ... 55

D. Interaksi Subjek Penelitian dengan Orang Indonesia di Lingkungan Pendidikan ... 66

E. Anggapan Subjek Penelitian terhadap Indonesia dan Orang Indonesia 71 BAB V ANALISIS DATA ... 78

A. Stereotip ... 78

A.1. Stereotip Orang Portugal terhadap Orang Indonesia ... 78

A.2. Stereotip Orang Indonesia terhadap Orang Portugal ... 87

A.3. Faktor Kemunculan Stereotip ... 95

A.4. Otostereotip ... 98

B. Prasangka ... 98

B.1. Prasangka dan Implikasinya ... 98

B.2. Faktor Kemunculan Prasangka ... 101

C. Etnosentrisme ... 101

C.1. Etnosentrisme Orang Portugal terhadap Orang Stereotip ... 101

C.2. Etnosentrisme Orang Indonesia terhadap Orang Portugal ... 103

C.3. Faktor Kemunculan Etnosentrisme ... 105

C.4. Refleksi Cultural Relativism ... 105

C.5. Kedekatan Interpersonal ... 107

D. Problem Potensial ... 109

E. Penghambat Komunikasi Antarbudaya ... 111

F. Kontradiksi ... 113

BAB VI PENUTUP ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

B.1. Saran Akademis ... 118

(8)

Daftar Pustaka ………..120

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Pokoknya Kualitatif. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. California : Sage Publications, Inc.

Denzin, Norman K. dan Yvone S. Lincoln (ed). 1994. Handbook of Qualitative Research. California : Sage Publication, Inc.

Gudykunst, William B. dan Young Yun Kim.1992. Communicating with Strangers : An Approach to Intercultural Communication. New York : McGraw-Hill. Lewis, Richard D., 2004. Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

______________. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Natanson, Maurice. 1968. “Alfred Schutz” dalam David L. Shills (ed), International Ency. of the Social Sciences, Vol. 14, New York:The Macmillan Comp. & The Free Press.

(10)

__________________. 2001. Qualitative Research & Evaluation Methods (3rd Edition). Beverly Hills, CA : Sage Publication, Inc.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi:Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter. 2004 [2000, 1991]. Communicating between Cultures. Belmont:Wadsworth.

Internet dan lain-lain :

- Cybermetrics Research Labs (Spain). 2011. International Higher Education Rank on Official Website of Top Study Link Best Student Guide (topstudylinks.com).

http://www.topstudylinks.com/top-universities-in-portugal-c199.aspx (Waktu

browsing : Jum’at, 23 Desember 2011 pukul : 15.55 WIB)

- Official Website of Bridging the Gap. 2009. http://bridging-the-gap.eu/en (Waktu

browsing : Jum’at, 23 Desember 2011 pukul : 16.05 WIB)

- Manuel Pinto dan Helena Sousa (The Local Organizing Committee of IAMCR). 2010. Official Announcement of Final Survey Result.

http://www.iamcr2010portugal.com/ (Waktu browsing : Minggu, 11 Maret 2012 pukul : 09.43 WIB)

(11)

- PDF “Album Perhimpunan Pelajar Indonesia di Portugal (PPI-P) 2011” - Braga, November 2011

- Joint Press Statement, “Ministerial Troika Meeting opens new era for Indonesia -EU Relations” oleh Konsulat Uni Eropa dirilis di Brussels, 12 November 2009

tentang penandatanganan perjanjian kemitraan dan kerjasama Indonesia-Uni Eropa di Jakarta-Indonesia, 9 November 2009. Dapat diunduh di press.office@consilium.europa.eu http://www.consilium.europa.eu/Newsroom - Teks Pidato Pembukaan Indonesian Cultural Days oleh Mr. Albert Matondang

(Duta Besar Indonesia untuk Portugal), “The Overview of Indonesian Foreign

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan Uni Eropa dan Indonesia mulai berkembang dalam berbagai bidang. Kerjasama secara politis dikokohkan dengan penandatanganan perjanjian kemitraan dan kerjasama Uni Eropa dalam Partnership and Cooperation Agreement (PCA) pada November 2009. Selain lingkungan, perlindungan hak-hak manusia, demokrasi, perdagangan & investasi; pendidikan juga menjadi fokus utama.

Dalam PCA dituliskan bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut :

“Indonesia and the EU will seek to boost co-operation in the education field through existing programmes, such as the Erasmus Mundus scholarship programme that funds Indonesian students to study in the EU, and through new initiatives, such as education fairs and cooperation on research and programmes”.1

Selepas perjanjian, digelar seleksi pada proposal universitas-universitas di Indonesia. Dari beasiswa ini, civitas akademika anggota konsorsium Erasmus

Mundus External Cooperation Windows (EMECW) Lot. 12 “Bridging the Gap”

berkesempatan melanjutkan studi dari Asia ke Eropa, atau sebaliknya dari Eropa ke Asia. Erasmus Mundus merupakan salah satu beasiswa yang menanggung seluruh

1Joint Press Statement (Pernyataan Pers Bersama)Konsulat Uni Eropa pada penandatanganan perjanjian kemitraan dan

(13)

kebutuhan hidup selama masa studi sekaligus mengonversi mata kuliah mahasiswa yang ditempuh di luar negeri.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lolos seleksi mendapatkan hibah EMECW Lot. 12 hingga memberi kesempatan sejumlah mahasiswa dan staf pengajarnya belajar di negara-negara Eropa. Mahasiswa UMM diseleksi untuk melanjutkan kuliah di universitas negara Italia, Austria, Turki, Jerman, Spanyol, Finlandia, atau Portugal.

Diantara deretan daftar negara anggota konsorsium EMECW Lot.12 di Eropa, Portugal mempunyai kesan kedekatan lebih. Hal ini tidak lain karena sejak bangku sekolah dasar, bangsa Portugis sering disebut dalam pelajaran sejarah sebagai salah satu penjajah nenek moyang bangsa Indonesia. Hubungan antara dua negara tetap terjalin akibat kedekatan Portugal dengan masyarakat Timor-Timur. Hal ini terbukti dengan kesamaan sosial-budaya, bantuan logistik, kemiripan bahasa, nama orang, bahkan dukungan moral ketika secara politis Timor-Timur menginginkan kemerdekaan dan lepas dari Indonesia.

(14)

gencar dipromosikan dan didukung dengan situasi sosial yang kondusif. Bahkan, pengetahuan masyarakat umum Portugal tentang Asia, masih terbatas pada lingkup China dan Jepang saja. Mereka kurang mendapat pengetahuan tentang negara-negara Asia seperti Indonesia, Laos, Birma, dan lainnya.

Fenomena penggolongan orang Indonesia sebagai bagian dari bangsa China atau Jepang bisa ditinjau dari stereotip, prasangka, dan etnosentrisme. Dalam konsep komunikasi antarbudaya, khususnya dalam konsep identitas sosial, seorang asing akan diidentifikasi berdasarkan ciri fisik, budaya, logat, atau ras terlebih dahulu. Penggolongan ini kemudian digunakan untuk pengamatan yang akan mengembangkan kesan terstruktur orang asing tadi (Gudykunst, 1997:92).

Seseorang melakukan proses kategorisasi seringkali hanya didasarkan pada isyarat yang sangat jelas dan menonjol. Misalnya warna kulit, bentuk tubuh, atau logat bahasa, untuk dijadikan dasar penggolongan. Ini melahirkan penggolongan

antara “kelompok kami” (in-group) dan “kelompok mereka” (out-group). Penduduk

(15)

Sementara itu sehubungan dengan beasiswa EMECW Lot.12, Universidade do Minho (UMinho) merupakan satu-satunya anggota konsorsium perguruan tinggi di Portugal. Sejumlah enam mahasiswa dan seorang dosen diterima di UMinho sebagai angkatan pertama pertukaran pelajar dari UMM. Mereka sekaligus menjadi angkatan ketiga setelah dua mahasiswa dari Universitas Gajah Mada Indonesia, Intan Puspitasari dan Herawati Natsir yang belajar enam bulan lebih awal serta angkatan pertama Muhammad Fatikul Arif dari Institut Teknologi Bandung tahun 2008-2009.

[image:15.612.151.486.489.668.2]

Beberapa pelajar Indonesia lain di Portugal misalnya berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), atau melalui beberapa program khusus kebudayaan, yang menempati kampus-kampus di kota lain (Porto, Aveiro, dan Lisbon). Data persebaran mahasiswa Indonesia di Portugal hingga November 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel I

PERSEBARAN MAHASISWA INDONESIA DI UNIVERSITAS PORTUGAL

Nama Universitas di Portugal Jumlah Mahasiswa Indonesia

Universidade do Minho 20

Universidade do Aveiro 4

Universidade Nova de Lisboa 4

Universidade de Lisboa 2

Universidade do Faro 1

Universidade do Porto 1

Universidade do Coimbra 1

Universidade de Algarve 2

Total 35

(16)

A.1. Kontak Orang Portugal dan Orang Indonesia dalam Lingkungan Pendidikan

Hubungan Portugal dan Indonesia saat ini umumnya berada dalam lingkungan pendidikan. Bidang lain semisal kerjasama ekonomi, politik, kesehatan, atau industri yang melibatkan kedua negara masih digagas untuk digalakkan. Meskipun terdapat kedekatan historis, perkembangan kedua negara nyatanya hanya menyisakan interaksi penduduk dalam lingkungan pendidikan.

Di Portugal terdapat kedutaan Indonesia dan lembaga-lembaga pendidikan yang memberi akses luas bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar. Sejumlah beasiswa, pertunjukan seni tradisional, atau hubungan bisnis mulai menjadi program berkala dua negara. Segala aktivitas positif dan tingkat sensitifitas kultural yang mewarnai persinggungan dua budaya berbeda ini menjadi dasar keinginan penelitian.

Mayoritas mahasiswa Indonesia saat ini belajar di universitas terbesar dan terbaik2 di Portugal, UMinho. Pada proses belajar-mengajar dan interaksi sehari-hari inilah terjadi kontak sosial. UMinho memulai pertukaran pelajar dengan civitas akademika dari Indonesia tahun 2008. Kemudian dilanjutkan dengan angkatan kedua Februari 2010 dan angkatan ketiga Agustus 2010.

Melalui program Erasmus Mundus, universitas yang didirikan sejak 1973 ini telah menerima 20 mahasiswa asal Indonesia. Dengan kerjasama yang terus berlanjut, UMinho dan UMM akan saling menerima dan mengirimkan civitas akademika.

2Versi topstudylinks.com, website internasional yang merangking universitas di dunia berdasarkan survey Cybermetrics

(17)

Bahkan selepas EMECW Lot. 12 Bridging the Gap, tahun 2012 UMM menerima dua

beasiswa lagi dari Erasmus Mundus “One More Step” dan “Let’sMove Together”.

Pada awal komunikasi dengan orang Indonesia, sering timbul kesalahan identifikasi atau pengertian. Mulai dari kontak pertama, orang Portugal menilai bentuk fisik pendek, berhidung pesek, dan berambut hitam pasti orang Asia sebagai bagian dari ras bangsa China atau Jepang. Sehingga ketika berada di tempat umum,

banyak panggilan untuk sekedar menggoda seperti “Nihao”, “Haik”, “Nipon”, atau

sekedar mengikuti aksen China “Cing caong cing sing”. Meskipun tidak bermaksud

membuka atau menanggapi komunikasi, situasi tersebut acap kali menimbulkan perasaan tidak nyaman.

Kemudian dalam komunikasi yang disengaja, misalnya ketika menanyakan alamat, beberapa kali orang Portugal seakan memberi respon negatif seperti acuh atau meremehkan. Pernah suatu ketika peneliti dan seorang kawan dari Laos, Somphone Detsandone, menanyakan tempat servis HP. Setelah bertanya kesana-kemari dan tersesat, kami menyadari seorang pelayan restoran telah membohongi dengan memberi petunjuk alamat palsu. Selain itu, dibanding dengan mahasiswa pertukaran dari Amerika Selatan atau Eropa lain, mahasiswa Indonesia lebih jarang menerima tawaran untuk ikut pesta, liburan, atau makan bersama dari kawan Portugis.

(18)

mempunyai slogan budaya Eropa lebih “maju” daripada Amerika Serikat. Pengertian

“maju” disini bukan berarti pendidikan lebih berkualitas atau budaya yang lebih

modern, melainkan kebebasan hidup tanpa aturan. Ini terkait dengan tidak adanya batasan usia untuk mengonsumsi minuman keras untuk anak-anak.

Lain halnya dengan penilaian Portugis tentang budaya Asia yang dinilai terlalu ketat. Cara berpakaian Asia cenderung memperhatikan adat ketimuran yang lebih tertutup, tata bahasa yang terlalu rigid dan bertele-tele, atau budaya sungkan untuk berterus-terang menjadi etnosentrisme yang menciptakan jembatan panjang penerimaan Portugis pada Asia. Terlebih etnosentrisme pada mahasiswa Indonesia yang mayoritas adalah muslim dan mengenakan busana panjang penutup aurat, semakin menciptakan jarak sosial yang kentara.

Bagi orang Portugal, pakaian serba panjang dan kerudung muslim khas Indonesia adalah hal aneh yang dilakukan seorang individu. Apalagi ketika kebiasaan berbusana panjang tersebut diamati pada musim panas. Kebiasaan masyarakat Indonesia tersebut masih jarang ada di tengah budaya Portugis, sekaligus membuat beberapa masyarakat setempat sulit menerima dalam lingkungan sosial. Hal-hal tersebut dirasakan mahasiswa Indonesia sebagai pembedaan sosial.

(19)

komunikasi antarbudaya yaitu berkaitan dengan stereotip, prasangka, dan etnosentrisme. Stereotip misalnya, ada dalam setiap interaksi antarbudaya. Kemudian prasangka, sadar atau tidak, mempengaruhi komunikasi antara dua orang yang berbeda budaya. Terakhir, etnosentrisme berhubungan dengan dominasi satu budaya terhadap budaya lain dalam satu lingkungan sosial. Singkatnya, ketiga hal tersebut berpotensi membuat seseorang atau suatu kelompok melakukan penolakan terhadap orang atau kelompok lain yang mempunyai budaya berbeda, bahkan melahirkan konflik.

Sebagai pendatang yang tinggal di negara asing, situasi tidak menyenangkan dapat berubah menjadi penghindaran sosial. Banyak mahasiswa Indonesia meminimalisir kontak dengan masyarakat setempat. Padahal sebagai anggota yang menjadi bagian dari masyarakat dan tinggal di dalamnya, tentu membutuhkan hubungan komunikasi, interaksi, dan persentuhan sosial yang harmonis.

Di lain waktu, banyak juga mahasiswa mendapat perlakuan istimewa dari orang Portugis. Pengalaman peneliti dan dua rekan lain (Rendra Ardyansah dan A Rahman Hakim) ketika melamar menjadi reporter koran kampus atau radio lokal, dengan senang hati diterima dan diberikan pelatihan gratis. Padahal, seharusnya calon reporter harus melewati seleksi. Pengalaman lain, di tempat pelayanan publik seperti rumah sakit, pencatatan penduduk, atau restoran, beberapa orang Portugal lebih ramah, tertarik, dan bersemangat menyambut masyarakat asing, termasuk Indonesia.

(20)

baru. Seorang teman Portugis memberi sebuah kasur, lengkap dengan dipan dan bantal cuma-cuma. Teman Portugal tersebut juga mengangkat dipan hingga kamar Nina di Lantai IV. Pengalaman lain adalah ketakutan Nina menerima tugas magang di salah satu klinik pelayanan kesehatan lokal. Selain kendala bahasa, kedekatan dan pranata sosial belum dikenali Nina dengan baik lantaran baru seminggu tinggal di Portugal. Ternyata, pengalaman magang berlangsung menyenangkan dan tidak menjadi beban atas bantuan staf dan teman-teman kuliah di UMinho.

Apa yang mendasari perbedaan sikap orang Portugal terhadap orang Indonesia, menarik untuk dipelajari. Terdapat komunikasi antarbudaya, baik dalam lingkungan akademis atau sosial dalam interaksi keduanya. Ketertarikan tersebut juga berawal dari pengamatan peneliti bahwa belum banyak dilakukan kajian sejenis. Padahal pemahaman komperehensif atas aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi keduanya adalah keniscayaan lantaran ada banyak kesempatan dimana kedua kelompok budaya ini akan berbenturan. Dikhawatirkan, pemahaman nilai sosiokultural dan psikokultural yang kurang rawan menurunkan keberhasilan komunikasi.

(21)

Bagi orang Portugal dan orang Indonesia, akan diketahui problem-problem potensial yang menjadi penghambat keberhasilan komunikasi. Khususnya bagi civitas akademika di lingkungan pendidikan, akan diketahui pula apakah problem tersebut berasal dari aspek kebahasaan, budaya, atau sosial sekaligus merumuskan alternatif solusi. Harapan lain penelitian ini adalah membudayakan intelektualitas, pemahaman adanya keanekaragaman budaya, dan sifat kritis sebagai bekal mahasiswa untuk kelak memberikan yang terbaik bagi bangsa, keluarga, dan dirinya sendiri.

Berawal dari perkembangan hubungan bilateral Indonesia dan Portugal, peneliti bermaksud mengurai adanya problem potensial dalam komunikasi antarbudaya, khususnya pada lingkungan pendidikan civitas akademik UMM di UMinho. Setelahnya, peneliti berusaha memberikan sumbangan pemikiran sebagai penyelesaian problem tersebut. Untuk itu, penelitian ini diberi judul “Problem Potensial dalam Komunikasi antara Orang Portugal dan Orang Indonesia (Studi pada

Civitas Akademika Universidade do Minho)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana stereotip, prasangka, dan etnosentrisme pada komunikasi antara orang Portugal dan orang Indonesia?

(22)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan bagaimana stereotip, prasangka, dan etnosentrisme orang Portugal pada orang Indonesia.

2. Menggali dan mendeskripsikan munculnya stereotip, prasangka, dan etnosentrisme pada komunikasi antara orang Portugal dan orang Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adalah menarik untuk menemukan problem potensial pada komunikasi antarbudaya (pada budaya Indonesia dan Portugis) di lingkungan pendidikan. Beberapa manfaat dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Manfaat Akademis

Pengetahuan mengenai berbagai bentuk problem potensial komunikasi antara orang Portugal dan orang Indonesia diharapkan akan menjadi wacana baru, membuka pemahaman, dan pengkajian lebih lanjut tentang berbagai faktor yang menyebabkan adanya konflik kegagalan komunikasi antara keduanya. 2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bisa memberi sumbangan pemikiran atas terciptanya hubungan komunikasi yang memberi hasil positif dan dikembangkan tiap individu kedua negara.

(23)

secara khusus untuk bersikap saling terbuka ketika berinteraksi. Bagaimanapun, komunikasi antarbudaya yang efektif antara keduanya perlu diciptakan untuk mengurangi ketidakpastian dan kesalahpahaman.

E. Fokus Penelitian

Terkait dengan judul skripsi, “Problem Potensial dalam Komunikasi antara

orang Portugal dan Orang Indonesia (Studi pada Civitas Akademika Universidade do

Minho)”, penelitian akan mengkaji lingkup stereotip, prasangka, dan etnosentrisme

orang Portugal terhadap orang Indonesia.

Dari tiga hal di atas, penelitian akan fokus mengetahui :

- isi pesan komunikasi, misalnya topik yang sering diperbincangkan, disukai, atau tidak disukai pada percakapan antara orang Portugal dan orang Indonesia.

- bentuk komunikasi, misalnya mengetahui konteks, ataukah bentuk verbal dan nonverbal yang terjadi pada komunikasi antara orang Portugal dan orang Indonesia.

Gambar

Tabel I PERSEBARAN MAHASISWA INDONESIA DI UNIVERSITAS PORTUGAL

Referensi

Dokumen terkait