• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efektivitas promosi produk diskon terhadap respons dan keputusan pembelian konsumen Di Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis efektivitas promosi produk diskon terhadap respons dan keputusan pembelian konsumen Di Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK DISKON

TERHADAP RESPONS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI GIANT HIPERMARKET TAMAN YASMIN BOGOR

Oleh

HADHY SUTRISNO

H24086017

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

(2)

RINGKASAN

HADHY SUTRISNO, H24086017. Analisis Efektivitas Promosi Produk Diskon Terhadap Respons dan Keputusan Pembelian Konsumen Di Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor. Dibawah bimbingan JONO M. MUNANDAR

Perkembangan perusahaan ritel modern dalam berbagai bentuk, yaitu berupa swalayan, minimarket, department store, supermarket hingga hypermarket di Indonesia, mengalami tingkat pertumbuhan yang sangat pesat. Kondisi seperti ini, mengakibatkan tingkat persaingan yang sangat ketat antar perusahaan ritel dalam kompetisi global dewasa ini. Untuk meningkatkan nilai tambah (value added) dan mempertahankan pangsa pasarnya (market share), Giant Hipermarket yang merupakan salah satu perusahaan ritel yang terkemuka di Indonesia, senantiasa selalu aktif dan rutin dalam mempromosikan produknya kepada masyarakat secara luas.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kegiatan strategi promosi yang dilakukan oleh Giant Hipermarket Taman Yasmin, (2) Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen terhadap bauran promosi produk diskon yang dilakukan oleh Giant HipermarketTaman Yasmin, (3) Menganalisis respons konsumen terhadap efektivitas bauran promosi produk diskon yang dilakukan oleh Giant Hipermarket Taman Yasmin.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan, pengamatan langsung di tempat penelitian, pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder bersumber dari studi pustaka, internet, laporan tertulis atau dokumen perusahaan, serta data literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling

dengan menggunakan teknik purposive sampling kepada 100 konsumen Giant Hipermarket Taman Yasmin. Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif, EPIC Model dan Direct Rating Method (DRM), dengan bantuan software SPSS versi 16for Windows dan Microsoft Excel.

(3)

ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK DISKON

TERHADAP RESPONS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI GIANT HIPERMARKET TAMAN YASMIN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HADHY SUTRISNO

H24086017

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Promosi Produk Diskon Terhadap Respons Dan Keputusan Pembelian Konsumen Di Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor.

Nama : Hadhy Sutrisno NIM : H24086017

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP. 19610123 198601 1 002

Mengetahui

Ketua Departemen

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP. 19610123 198601 1 002

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sokaraja kabupaten Banyumas, pada tanggal 7 Juni 1967.

Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Soegeng Tirto

Walujo (Alm) dan Yuliati. Penulis memulai pendidikan pertamanya pada tahun 1972 di

Taman Kanak-kanak Pius Santo Paulus Wonosobo dan melanjutkan pendidikan di

Sekolah Dasar Kristen Bersubsidi Purworejo Klampok pada tahun 1975, kemudian

penulis melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Bruderan Purwokerto lulus

pada tahun 1985 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Mardi

Yuana Bogor lulus tahun 1988. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan studi pada

Program Diploma III Teknologi Grafika (D3) Akademi Teknologi Grafika Trisakti

(ATGT) Jakarta, yang sekarang bernama Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Jakarta.

Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan. Penulis diterima di Program

Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen FEM Institut

Pertanian Bogor (IPB). Penulis pernah bekerja / berkarir di beberapa perusahaan swasta

nasional yang berada di Jakarta. Pada tahun 1994 – 2000, penulis mendirikan

perusahaan PD. Restu Jaya Niaga sebagai distributor Snack & Food. Perusahaan tidak

dapat berlanjut, dikarenakan terkena imbas / dampak dari krisis moneter (krismon).

Selanjutnya penulis bergabung dalam memimpin pengembangan bisnis di perusahaan

supplier PT. Trisatya Alumas Jakarta hingga saat ini. Untuk meningkatkan wawasan

dan menjalin kerjasama dengan mitra bisnis, penulis aktif mengikuti berbagai seminar

dan kegiatan dalam komunitas bisnis.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis

Efektivitas Promosi Produk Diskon Terhadap Respons Dan Keputusan Pembelian

Konsumen Di Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor”, skripsi ini sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi yang merupakan salah satu dari

acuan bauran pemasaran, suatu produk betapapun bermanfaat jika tidak dikenal oleh

konsumen, maka produk tersebut mungkin tidak akan dibeli oleh konsumen. Kegiatan

strategi promosi yang tepat dan efektif yang dilakukan oleh perusahaan berusaha untuk

mengarahkan, mengendalikan serta mempengaruhi para konsumen, yang bertujuan

untuk menciptakan permintaan atas produk. Kegiatan promosi adalah sejalan dengan

rencana pemasaran secara keseluruhan dalam meningkatkan penjualan.

Tidak ada gading yang tidak retak, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan

saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini pada masa yang akan datang. Akhir

kata penulis berharap semoga skripsi ini, dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak

yang membutuhkan dan referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Maret 2013

Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari banyak pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan

skripsi ini, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan yang

baik ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua dan istri tercinta Sylvia, beserta dengan kakak dan adik, yang telah

memberikan dukungan semangat, curahan kasih sayang dan doa restu yang tulus

kepada penulis.

2. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi serta

pengarahan kepada penulis.

3. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM dan Saefudin Andriyanto, STP, M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku Koordinator Program PSAJM Alih Jenis

Manajemen.

5. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM sebagai dosen pembimbing akademik

6. Ir. Mimin Aminah, MM dan seluruh staf pengajar, staf tata usaha, para karyawan di

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajemen, FEM IPB.

7. Bapak Mujib Kurniawan selaku Sales Support Manager Giant Hipermarket Taman

Yasmin Bogor, yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan kepada

penulis demi kelancaran dalam melakukan proses penelitian.

8. Bapak Supriyadi selaku Department Head HRD dan seluruh staf pimpinan beserta

dengan seluruh karyawan Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor yang telah

membantu memberikan informasi dalam melengkapi data penelitian, sehingga hal

ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

9. Seluruh teman seperjuangan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Angkatan 4

dan seluruh sahabat di semua angkatan Program Alih Jenis Manajemen FEM – IPB.

10. Teman seperjuangan Rahmat Taufik, Rozi Fahlevi dan rekan satu bimbingan Agung

Nugraha, Hajani Angga, Ibrahim Chalid dan teman lainnya yang telah memberikan

kenangan indah, kebersamaan, persahabatan, berbagi ilmu dan pengalaman.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa

memberikan balasan yang setimpal atas seluruh kebaikan yang telah diberikan.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH...v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

I. PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1. Pengertian Pemasaran ... 5

2.2. Bauran Pemasaran ... 6

2.3. Bauran Promosi ... 7

2.3.1 Periklanan ... 8

2.3.2 Promosi Penjualan ... 11

2.3.3 Penjualan Personal ... 14

2.3.4 Pemasaran Langsung ... 14

2.3.5 Hubungan Masyarakat dan Publisitas ... 15

2.3.6 Pemasaran Dari Mulut Ke mulut ... 16

2.3.7 Acara dan Pengalaman ... 17

2.4. Pengertian Ritel ... 17

2.5. Pengertian Efektifitas ... 20

2.6. Konsumen ... 20

2.6.1 Respons Konsumen ... 21

2.6.2 Perilaku Konsumen ... 21

2.6.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 21

2.7. EPIC Model ... 25

2.8. Direct Rating Method ...26

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu ... 29

III. METODE PENELITIAN... 30

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 32

(9)

3.5. Pengambilan Sampel ... 33

3.5.1 Uji Validitas ... 33

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 35

3.6.2 EPIC Model ... 36

3.6.3 Direct Rating Method ... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 40

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 40

4.1.2 Komitmen, Visi, dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Struktur Organisasi ... 44

4.2. Bentuk Promosi Produk Diskon di Giant Taman Yasmin Bogor ... 47

4.3. Analisis Lingkungan Internal ... 52

4.3.1 Segmentation, Targeting, Positioning (STP) ... 52

4.3.2 Bauran Promosi Produk Diskon di Giant Taman Yasmin (4P) ... 54

4.4. Profil Konsumen ... 56

4.4.1 Jenis Kelamin ... 56

4.4.2 Status Perkawinan ... 57

4.4.3 Usia Responden ... 57

4.4.4 Pendidikan Terakhir ... 58

4.4.5 Jenis Pekerjaan ... 58

4.4.6 Status Pekerjaan ... 59

4.4.7 Profesi ... 60

4.3.8 Tempat Tinggal ... 60

4.4.9 Besar Pendapatan Perbulan ... 61

4.4.10 Rata-Rata Pengeluaran Perbulan ... 61

4.5. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 62

4.5.1 Pengenalan Kebutuhan ... 62

4.5.2 Pencarian Informasi ... 63

4.5.3 Evaluasi Alternatif ... 65

4.5.4 Keputusan Pembelian ... 66

4.5.5 Evaluasi Pasca Pembelian ... 68

4.6. Analisis Efektivitas Promosi dengan EPIC Model ... 70

4.6.1 Empati (Empathy) ... 71

4.6.2 Persuasi (Persuasion) ... 72

4.6.3 Dampak (Impact) ... 74

4.6.4 Komunikasi (Communication) ... 75

4.6.5 EPIC Rate ... 77

4.7. Analisis Efektivitas Promosi dengan Direct Rating Method ... 78

4.7.1 Perhatian (Attention) ... 79

4.7.2 Pemahaman ... 81

4.7.3 Respons Kognitif ... 82

4.7.4 Respons Afektif ... 84

4.7.5 Sikap Terhadap Promosi (Perilaku) ... 85

4.7.6 Total Skor Direct Rating Method ... 87

4.8. Implikasi Manajerial ... 88

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN... 89

1. Kesimpulan ... 89

2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA... 91

LAMPIRAN...93

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Pertumbuhan penduduk kota Bogor tahun 2009 – 2011 ... 2

2. Pertumbuhan ritel modern berbagai perusahaan di Indonesia ... 3

3. Proses evaluasi alternatif model pengambilan keputusan ... 23

4. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach ... 35

5. Alokasi karyawan Giant Taman Yasmin berdasarkan divisi ... 44

6. Alokasi karyawan Giant Taman Yasmin berdasarkan jabatan ... 44

7. Minat dan kebutuhan konsumen terhadap produk diskon di Giant Yasmin ... 63

8. Manfaat berbelanja produk diskon di Giant Taman Yasmin ... 63

9. Sumber informasi produk diskon di Giant Taman Yasmin ... 64

10. Produk diskon pilihan konsumen di Giant Taman Yasmin ... 65

11. Pertimbangan berbelanja di Giant Taman Yasmin ... 65

12. Pilihan konsumen berbelanja di Giant Taman Yasmin ... 66

13. Keputusan berbelanja konsumen di Giant Taman Yasmin ... 66

14. Waktu yang dipilih konsumen untuk berbelanja di Giant Taman Yasmin ... 67

15. Sumber yang mempengaruhi konsumen berbelanja di Giant Taman Yasmin ... 67

16. Tingkat kepuasan konsumen setelah belanja produk diskon di Giant Yasmin .. 68

17. Minat konsumen berbelanja kembali pada kesempatan yang lain ... 69

18. Kesediaan konsumen menyarankan produk diskon di Giant Taman Yasmin ... 69

19. Intensitas kunjungan konsumen dalam satu bulan di Giant Taman Yasmin ... 70

20. Bobot nilai EPIC Model ... 71

21. Rentang skala keputusan EPIC Model ... 71

22. Analisis tabulasi sederhana dimensi empati ... 72

23. Total skor rataan dimensi empati ... 72

24. Analisis tabulasi sederhana dimensi persuasi ... 73

25. Total skor rataan dimensi persuasi ... 73

26. Analisis tabulasi sederhana dimensi dampak ... 74

27. Total skor rataan dimensi dampak ... 74

28. Analisis tabulasi sederhana dimensi komunikasi ... 75

29. Total skor rataan dimensi komunikasi ... 76

30. Bobot nilai Direct Rating Method ... 78

31. Rentang skala keputusan Direct Rating Method ... 79

32. Rentang skala kategori promosi Direct Rating Method ... 79

33. Analisis tabulasi sederhana variabel perhatian ... 80

34. Total skor rataan variabel perhatian ... 80

35. Analisis tabulasi sederhana variabel pemahaman ... 81

36. Total skor rataan variabel pemahaman ... 81

37. Analisis tabulasi sederhana respons kognitif ... 83

38. Total skor rataan respons kognitif ... 83

39. Analisis tabulasi sederhana respons afektif ... 84

40. Total skor rataan respons afektif ... 84

41. Analisis tabulasi sederhana variabel perilaku ... 86

42. Total skor rataan variabel perilaku ... 86

(12)

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1. Bauran pemasaran: produk, harga, promosi, tempat (Kotler & Keller, 2009).... 7

2. Proses keputusan pembelian konsumen (Kotler & Armstrong, 2008) ... 25

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 31

4. Store operation Giant Hypermarket Taman Yasmin ... 45

5. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin ... 56

6. Karakteristik konsumen berdasarkan status perkawinan ... 57

7. Karakteristik konsumen berdasarkan usia ... 57

8. Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir ... 58

9. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan ... 59

10. Karakteristik konsumen berdasarkan status pekerjaan ... 59

11. Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal ... 60

12. Karakteristik konsumen berdasarkan besar pendapatan perbulan ... 61

13. Karakteristik konsumen berdasarkan rata-rata pengeluaran perbulan ... 62

14. EPIC Model promosi produk diskon di Giant Taman Yasmin ... 77

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Contoh mailer produk diskon Giant Hipermarket ... 93

2. Kuesioner penelitian ... 96

3. Hasil uji validitas kuesioner (EPIC Model) . ... 102

4. Hasil uji reliabilitas kuesioner (EPIC Model) ... 103

5. Hasil uji validitas kuesioner (Direct Rating Method) ... 104

6. Hasil uji reliabilitas kuesioner (Direct Rating Method) ... 105

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lembaga pemasaran sangat penting dalam memfasilitasi pelaku usaha ikut

berperan secara aktif dan inovatif dalam mendukung laju pertumbuhan

perekonomian. Pemasaran berperan mendukung kegiatan usaha yang bersentuhan

secara langsung dan berkaitan dengan mengalirnya berbagai barang atau jasa dari

produsen ke konsumen dengan kegiatan pendistribusian, melakukan hubungan

secara langsung dalam bidang perdagangan dengan pengecer (retailer). Pengecer

berperan sebagai perantara dalam kegiatan saluran pemasaran, melaksanakan

tugasnya untuk memindahkan barang (product) dari produsen ke pihak konsumen

yang membutuhkan. Penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan

langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk

keperluan pribadi (Foster, 2008).

Bisnis ritel merupakan seluruh aktivitas yang melibatkan penjualan barang

dan jasa secara langsung kepada konsumen, yang dipergunakan untuk pemakaian

pribadi maupun rumah tangga. Perdagangan eceran sebagai mata rantai terakhir

dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen. Perdagangan

eceran memegang peranan yang sangat penting, baik ditinjau dari sudut konsumen

maupun dari sudut produsen, sedangkan pedagang eceran bertindak sebagai agen

yang membeli, mengumpulkan, menyediakan barang / jasa dan mendistribusikan

untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan pihak konsumen. Kemajuan teknologi

dan tuntutan persaingan, kebutuhan konsumen yang terus meningkat, hal ini

menjadi pendorong adanya perubahan orientasi dalam lingkup bisnis ritel.

Beberapa fungsi retailer adalah menyediakan barang dan jasa, menjual barang

dalam bentuk eceran / pecahan, menyediakan stock / inventory dan pelayanan.

Bentuk kegiatan bisnis ritel saat ini meliputi dua hal, yaitu pasar tradisional

dan pasar modern yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Pasar tradisional

merupakan pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi,

swadaya masyarakat dengan berbagai ukuran bentuk bangunan. Bentuk fisik

usahanya dapat berupa kios, toko, los dan sebagainya yang dalam menjalankan

usahanya dikelola oleh pedagang kecil dan menengah serta koperasi dengan

(15)

Sedangkan pasar modern adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

pemerintah, swasta dan pihak asing yang menanamkan sahamnya di Indonesia

yang bangunannya dapat berupa mall, supermarket, departemen store, shopping

centre, hypermarket. Sistem pengelolaan pada pasar modern dilakukan dengan

menerapkan sistem manajemen terpadu, terencana dan juga dikelola secara

modern. Pada pasar modern mengutamakan segi pelayanan dan kenyamanan

dalam berbelanja yang membuat para konsumennya merasa puas dan dapat

terlayani dengan baik. Kesetiaan pelanggan yang memiliki komitmen yang tinggi

atau konsumen yang loyal, sehingga konsumen tersebut tidak suka berpindah ke

tempat yang lain (Ma’ruf, 2005).

Manajemen operasional pada pasar modern berada dalam satu atap,

bermodalkan relatif kuat dan harga yang ditawarkan dengan label harga pasti.

Perkembangan perusahaan ritel modern di Indonesia dengan berbagai macam

jenis produk yang ditawarkan, untuk memenuhi kebutuhan pihak konsumen dan

pada saat ini sangat pesat perkembangannya. Ritel merupakan bisnis yang dinamis

dan bisnis ritel ini akan tumbuh manakala daya beli masyarakat yang semakin

tinggi. Pemilihan suatu lokasi, pengukuran dan prediksi dari potensi pembeli

merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan ritel. Pangsa pasar yang masih

terbuka dan minat yang tinggi dari konsumen untuk datang berbelanja merupakan

daya tarik dalam bisnis ritel. Pelayanan perusahaan ritel untuk pelanggannya

adalah mempertahankan kelengkapan produk yang tersedia di toko agar dapat

menarik banyak konsumen, serta tersedianya area belanja yang nyaman bagi para

pengunjung.

Angka pertumbuhan penduduk di kota Bogor yang terus meningkat,

sehingga membuka peluang bisnis bagi perusahaan ritel untuk membuka gerai

baru, untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat kota Bogor yang

terus meningkat. Pertumbuhan penduduk kota Bogor, dapat dilihat pada Tabel 1

dibawah ini:

Tabel 1. Pertumbuhan penduduk kota Bogor tahun 2009 - 2011

No Pertumbuhan

Penduduk

Tahun

2009 2010 2011

1 Jumlah Penduduk 946.204 950.334 973.113

Laki-laki 481.559 484.791 496.441

Perempuan 464.645 465.543 476.702

2 Laju Pertumbuhan

Penduduk (%)

2,83 2,70 2,39

(16)

Saat ini banyak berdiri perusahaan ritel modern dalam berbagai bentuk dan

skala usaha seperti; minimarket, department store, supermarket hingga dalam

skala yang lebih besar. Perusahaan ritel melakukan berbagai strategi bisnis dan

secara rutin melakukan promosi dengan berbagai penawaran produk diskonnya,

melakukan berbagai macam strategi bauran pemasaran baik melalui media cetak,

elektronik, event–event atau berbagai acara hiburan yang menarik lainnya.

Bisnis ritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek yang cukup

cerah, hal ini tidak terlepas dari meningkatnya permintaan untuk pemenuhan

kebutuhan konsumen, terutama hal ini jika dikaitkan dengan jumlah penduduk

yang besar. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk

Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa (Sumber BPS). Sedangkan menurut sumber AC

Nielsen, angka pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 22

%. Angka pertumbuhan industri ritel modern yang pesat di Indonesia dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Pertumbuhan ritel modern berbagai perusahaan di Indonesia

Jenis Pasar Modern Tahun 2009 Tahun 2010

Kategori Perusahaan Ritel Hypermarket

Giant 26 34

Carrefour 42 45

Carrefour ex Alfa 16 16

Hypermart 43 46

Jumlah 127 141

Kategori Perusahaan Ritel Convenience Store

Circle K - 259

Mini Mart 36 36

AMPM 28 28

Alfa Express 0* 32

7 Eleven 0* 3

Jumlah 302 358

Kategori Perusahaan Ritel Mini Market

Indomart 3312 3892

Alfamart 2896 3422

Starmart 122 124

Yomart 177 220

Alfamidi 60 109

Jumlah 6567 7767

(17)

1.2. Perumusan Masalah

Giant Hipermarket dari group Dairy Farm menjadi salah satu grup Hero

yang merupakan tren belanja baru dan menjadi semangat baru bagi dunia ritel di

Indonesia. Dengan adanya kompetisi global dalam industri ritel saat ini, dengan

banyaknya pesaing usaha yang sejenis, seperti: Carrefour, Hypertmart, Lotte Mart

dan berbagai jenis usaha ritel lainnya.

Untuk mengatasi tingkat persaingan tersebut, maka penerapan strategi

promosi produk diskon / iklan diskon di media cetak, elektronik atau beberapa

media yang diterapkan secara rutin tiap minggu atau secara berkala, tentang

berbagai macam pilihan produk / barang yang ditawarkan dengan harga murah.

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kegiatan strategi bauran promosi yang dilakukan oleh pihak Giant

Hipermarket Taman Yasmin ?

2. Bagaimana respons dan proses pengambilan keputusan konsumen terhadap

promosi produk diskon yang dilakukan oleh pihak Giant Hipermarket Taman

Yasmin ?

3. Bagaimana respons konsumen terhadap pengaruh efektifitas bauran promosi

produk diskon yang dilakukan Giant Hipermarket Taman Yasmin ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kegiatan strategi promosi yang dilakukan oleh pihak Giant

Hipermarket Taman Yasmin.

2. Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen terhadap bauran promosi

produk diskon yang dilakukan oleh Giant Hipermarket Taman Yasmin.

3. Menganalisis respons konsumen terhadap efektivitas bauran promosi produk

diskon yang dilakukan Giant Hipermarket Taman Yasmin.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini, dibatasi untuk menganalisis

pengaruh efektivitas strategi bauran promosi produk diskon, yang diterapkan oleh

Giant Hipermarket Taman Yasmin Bogor dan untuk mengidentifikasi berbagai

faktor dominan yang berpengaruh terhadap respons dan pengambilan keputusan

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2009), pemasaran diartikan sebagai sebuah

proses kemasyarakatan, dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan serta inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Sedangkan manajemen pemasaran (marketing management) merupakan suatu

seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan serta

menumbuhkan nilai pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Selanjutnya Kotler &

Armstrong (2008), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan

suatu nilai bagi pelanggan dan membangun suatu hubungan yang kuat dengan

pelanggan, dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya.

American Marketing Association (AMA) dalam Assauri (2009),

menyatakan bahwa pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang

berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai kepada

konsumen. Kotler & Keller (2009), menyampaikan bahwa untuk memahami

fungsi pemasaran kita perlu memahami serangkaian konsep inti sebagai berikut:

(1) kebutuhan, keinginan dan permintaan, (2) pasar sasaran, positioning dan

segmentasi, (3) Saluran pemasaran, (4) rantai pasokan, (5) persaingan, (6)

lingkungan pemasaran.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pemasaran merupakan suatu

proses yang memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan individu atau

organisasi. Jadi pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk

menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan cara yang sederhana,

yang hanya sekedar untuk menghasilkan penjualan. Pemasaran merupakan kunci

utama untuk memperoleh mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan.

Kelancaran masuknya kembali dana hasil operasi perusahaan sangat ditentukan

(19)

2.2. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler & Armstrong (2008), bauran pemasaran (marketing mix)

adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan

untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi

empat kelompok variabel yang disebut dengan 4P, yaitu; produk (product), harga

(price), tempat (place), promosi (promotion). Produk berarti kombinasi barang

dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Harga adalah jumlah

uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Tempat

meliputi kegiatan perusahaan untuk membuat suatu produk yang tersedia bagi

pelanggan sasaran. Sedangkan promosi berarti aktivitas yang menyampaikan

manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

Lamb, Hair dan Mc. Daniel dalam Rangkuti (2010), menjelaskan bahwa

bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi dan penentuan harga yang

bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan sesuatu pertukaran yang saling

menguntungkan dengan pasar yang dituju. Sedangkan bauran pemasaran pada

prinsipnya terdiri atas empat bidang strategi pemasaran, yaitu: (1) keputusan

pemasaran yang akan mengubah ide dasar dari barang atau jasa keseluruhan, (2)

keputusan promosi yang akan mengkomunikasikan informasi yang berguna pada

pasar tujuan, (3) keputusan distribusi mengenai pengiriman produk kepada

konsumen, (4) Keputusan harga yang menyatakan nilai pertukaran yang dapat

diterima pada barang atau jasa.

Selanjutnya Assauri (2009), menyatakan bahwa salah satu unsur dalam

strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi

yang dijalankan oleh perusahaan. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan

kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Jadi

bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan

digunakan oleh pihak perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan para konsumen

dalam pasar sasaran. Mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran

(20)

Gambar 1. Bauran pemasaran: produk, harga , promosi dan tempat (Kotler & Keller, 2009).

2.3. Bauran Promosi

Menurut Kotler (2005), promosi merupakan berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan yang dilakukan dan

membujuk konsumen sasaran agar membelinya. Selanjutnya Alma (2009),

menyatakan bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

dalam suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila

konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut

akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Komunikasi pemasaran berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi /

membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya.

PRODUK

HARGA

PROMOSI TEMPAT Ragam Produk Harga Terdaftar Promosi Penjualan Saluran

Kualitas Diskon Periklanan Cakupan

Desain Potongan Harga Tenaga Penjualan Pilihan

Fitur Periode Pembayaran Hubungan Masyarakat Lokasi

Nama Merek Syarat Kredit Pemasaran Langsung Persediaan

Kemasan Transportasi

Ukuran

Layanan

Jaminan

Pengembalian

(21)

Bauran promosi (promotion mix) adalah alat untuk mempromosikan

suatu produk, yang terdiri dari:

2.3.1 Periklanan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya

menggiring orang pada gagasan, sedangkan pengertian iklan secara komprehensif

adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide,

barang atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu, bertujuan

untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang

menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto dkk, 2003).

Menurut Kotler & Keller (2009), periklanan adalah semua bentuk

terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui

sponsor yang jelas. Iklan menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis.

Suatu iklan diharapkan dapat membangun citra jangka panjang bagi produk atau

memicu penjualan cepat. Kehadiran suatu iklan bisa mempengaruhi penjualan.

Ada beberapa observasi yang layak mengenai iklan, yaitu:

a. Pengulangan iklan sangat memungkinkan penjual untuk mengulangi pesan

berkali-kali. Dengan demikian iklan juga menerima dan membandingkan

pesan berbagai pesaing. Sedangkan iklan berskala besar mengatakan sesuatu

yang positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan dalam penjualan.

b. Penguatan penampilan yang terdapat pada iklan, menyediakan berbagai

macam peluang untuk mendramatisasi suatu perusahaan dan produknya

melalui penggunaan media cetak, tata suara dan tampilan yang menarik.

c. Pemirsa tidak merasa wajib memberi perhatian atau merespons suatu bentuk

iklan. Sedangkan iklan merupakan dialog satu arah dan bukan dialog dua arah

dengan pemirsa.

Selanjutnya Assauri (2009), menyatakan bahwa periklanan (advertensi)

merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa

yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media yang

sering digunakan dalam periklanan adalah: radio, televisi, majalah, surat kabar

dan billboard. Sedangkan Alma (2009), mengemukakan bahwa bentuk-bentuk

iklan atau reklame dapat dilakukan pada papan reklame, poster, katalog produk

dan jasa atau brosur, folder, spanduk, slide dan iklan pada media cetak atau

(22)

Berbagai tahap dalam hirarki pengaruh iklan menurut Kotler & Keller

(2009), dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Iklan informatif: untuk menciptakan suatu kesadaran merek dan pengetahuan

tentang produk atau fitur baru produk yang ada.

b. Iklan persuasif: untuk menciptakan suatu kesukaan, preferensi, keyakinan

dalam pembelian produk atau jasa.

c. Iklan pengingat: untuk menstimulasikan kepada pembelian secara berulang

terhadap produk dan jasa.

d. Iklan penguat: untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan

pilihan yang tepat.

Rangkuti (2010), berpendapat bahwa periklanan dapat disajikan dalam

berbagai bentuk dan media, sebagai berikut:

1. Media Cetak a. Surat Kabar

Surat kabar merupakan media periklanan yang paling efektif. Periklanan

dalam media ini harus diusahakan mendapat kesan yang positif di mata

masyarakat, karena media ini banyak di baca oleh masyarakat luas. Media

ini mempunyai kelemahan karena pada umumnya surat kabar hanya dibaca

sekali, kemudian dibuang sehingga kurang mendapat perhatian dari para

pembacanya.

b. Majalah

Media ini hampir sama dengan surat kabar, akan tetapi media ini hanya

diterbitkan untuk orang-orang yang khususnya mempunyai cita rasa dan

perhatian yang sama pada segmen tertentu saja.

c. Brosur dan Leaflet

Brosur merupakan selebaran yang dikirim atau diberikan ke berbagai

perusahaan maupun perorangan, yang dianggap sebagai pembeli potensial,

sedangkan leaflet berisi informasi mengenai produk dan harga.

d. Direct Mail

Direct mail adalah suatu penawaran yang dikirimkan kepada pembeli

potensial dan mencantumkan fasilitas yang tersedia dengan penawaran

(23)

2. Media Elektronik

Media elektronik merupakan media yang paling efektif dan banyak

digunakan oleh perusahaan, karena media ini dapat menjangkau semua lapisan

masyarakat. Media elektronik ini terdiri dari media audio dan audio visual.

a. Media Audio

Media audio merupakan media yang hanya dapat didengar, dalam hal ini

adalah radio dan telepon. Media audio yang lebih banyak digunakan adalah

radio karena pengiklanan pada media ini biayanya relatif murah, maka tidak

diperlukan keterampilan khusus untuk menyampaikan pesan yang

disampaikan.

b. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan media yang dapat dilihat dan didengar.

Dalam hal ini termasuk dalam media audio visual, contohnya: televisi,

internet dan bioskop. Media ini harganya relatif mahal sehingga

benar-benar diperlukan suatu keterampilan khusus dan kecakapan dalam proses

penyampaiannya.

3. Media Luar Ruangan (outdoor) a. Billboard

Billboard merupakan sebuah iklan yang dipasang pada papan-papan besar

bergambar yang dipasang pada tempat yang strategis, di pinggir jalan raya

yang ramai dilalui oleh kendaraan. Media ini sebagai sarana yang bersifat

mengingatkan, sehingga diperlukan pesan yang jelas, singkat, mudah

dipahami dan gambar yang menarik perhatian.

b. Signboard

Media ini berupa papan kecil dengan gambar petunjuk arah ke suatu lokasi

tertentu. Media ini ditempatkan pada jalan yang menuju lokasi tersebut.

c. Umbul-umbul

Media ini menampilkan gambar dengan warna yang mencolok sehingga

memberikan kesan suasana yang meriah.

d. Sticker

Sticker merupakan iklan yang dipasang pada kendaraan-kendaraan umum,

seperti bus kota dan taksi. Umumnya, pemasangan iklan menggunakan

sticker dipilih untuk kendaraan umum yang melalui jalur padat.

(24)

2.3.2 Promosi Penjualan

Menurut Kotler & Keller (2009), promosi penjualan (sales promotion)

adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau

pembelian suatu produk atau jasa. Selanjutnya Kotler & Keller (2009), juga

mengemukanan bahwa alat promosi penjualan menawarkan tiga manfaat yang

berbeda, diantaranya sebagai berikut: (1) komunikasi dalam melakukan promosi

penjualan untuk meraih perhatian dan mengarahkan konsumen kepada produk,

(2) insentif dalam promosi penjualan yang mencakup beberapa konsesi,

pendorong atau suatu kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen, (3)

undangan dalam promosi penjualan yang mencakup undangan yang bersifat

berbeda untuk melibatkan diri dalam berbagai transaksi yang dilakukan.

Menurut Assauri (2009), kegiatan promosi penjualan juga merupakan

kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi dan publisitas yang

merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti: melakukan

pameran, pertunjukan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak

dilakukan secara teratur atau kontinyu.

Melalui promosi penjualan (sales promotion) perusahaan dapat menarik

pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produknya,

meningkatkan minat pembelian tanpa rencana sebelumnya (impulse buying) atau

mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer (Huriyati, 2010).

Banyak alat promosi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

promosi penjualan (Kotler & Keller, 2009). Alat-alat promosi konsumen utama

antara lain:

1. Sampel

Menawarkan sejumlah produk atau jasa gratis yang diantarkan dari pintu ke

pintu, dikirim lewat surat, diambil dari toko, ditempatkan ke produk lain atau

ditampilkan dalam penawaran iklan.

2. Kupon

Pemegangnya memiliki hak atas penghematan yang tertulis terhadap

pembelian produk tertentu, dikirimkan lewat surat, terbungkus dalam produk

lain atau ditempelkan pada produk tersebut atau disisipkan dalam majalah,

(25)

3. Penawaran Pengembalian Dana Tunai (rabat)

Memberikan penurunan harga setelah pembelian di toko eceran. Konsumen

mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen yang mengembalikan

sebagian harga pembelian lewat surat.

4. Kemasan Harga (kesepakatan pengurangan harga)

Menawarkan kepada konsumen untuk menghemat dari harga reguler produk,

ditempelkan pada label atau sebuah kemasan dengan harga murah, seperti dua

untuk harga satu barang. Kemasan terikat yaitu dua produk diikat jadi satu.

5. Premi (hadiah)

Barang-barang yang ditawarkan pada biaya relatif rendah atau gratis sebagai

insentif untuk membeli produk tertentu.

6. Program Frekuensi

Program yang memberikan penghargaan yang berhubungan dengan frekuensi

dan intensitas konsumen dalam membeli produk atau jasa perusahaan.

7. Hadiah (kontes, undian dan permainan)

Hadiah adalah sebuah penawaran peluang, sebagai hasil pembelian sesuatu

barang atau produk tertentu. Kontes mengharuskan konsumen memberi

masukan untuk dipelajari oleh panel dewan juri yang akan memilih masukan

terbaik. Sedangkan undian meminta konsumen untuk mengumpulkan nama

mereka yang akan diundi. Permainan menampilkan suatu bentuk permainan

kepada konsumen setiap kali mereka membeli.

8. Imbalan Berlangganan

Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain, yang sebanding dengan loyalitas

berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu.

9. Penghargaan Patronage

Nilai dalam uang tunai atau dalam bentuk lain, yang sebanding dengan

patronage vendor tertentu atau kelompok vendor.

10. Percobaaan Gratis

Mengundang calon pembeli mencoba produk secara gratis dengan harapan

mereka akan membeli.

11. Garansi Produk

Janji eksplisit atau implisit oleh penjual bahwa produk yang telah dibeli akan

(26)

Dengan adanya garansi produk, jika ada kerusakan pada produk tersebut,

maka pihak penjual akan segera memperbaikinya atau mengembalikan uang

pelanggan sepanjang periode tertentu atau sesuai dengan kesepakatan.

12. Promosi Terikat

Dua atau lebih merek dari perusahaan yang bermitra untuk mengeluarkan

kupon, pengembalian dana dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya

tarik.

13. Promosi Silang

Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lainnya yang tak

bersaing.

14. Tampilan dan Demonstrasi Titik Pembelian

Yaitu tampilan dan demonstrasi yang dilakukan pada titik pembelian atau

penjualan.

15. Penurunan Harga (dari harga di faktur atau harga resmi)

Diskon langsung dari harga resmi untuk setiap pembelian produk sepanjang

periode waktu yang telah ditentukan.

16. Insentif (Allowance)

Jumlah yang ditawarkan untuk mendapatkan kesepakatan pengecer, guna

menampilkan produk produsen dengan beberapa cara. Insentif iklan dan

pajangan memberi kompensasi kepada pengecer, karena telah menyediakan

dan memberi tempat pajangan khusus bagi produknya.

17. Barang Gratis

Menawarkan barang tambahan kepada yang membeli dalam kuantitas tertentu

atau jumlah dalam ukuran tertentu.

Pendapat lain tentang promosi penjualan juga dikemukakan oleh Alma

(2009), tentang tujuan iklan bagi kemajuan perusahaan, antara lain: (1) menarik

para pelanggan baru, (2) memberikan hadiah / penghargaan kepada konsumen

dan pelanggan lama, (3) meningkatkan daya beli pembelian ulang dari konsumen

lama, (4) menghindarkan konsumen lari ke merek lain, (5) mempopulerkan

merek atau meningkatkan loyalitas, (6), meningkatkan volume penjualan jangka

(27)

2.3.3 Penjualan Personal

Menurut Kotler & Keller (2009), penjualan personal (personal selling)

merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk

tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan.

Penjualan personal merupakan alat yang efektif pada tahap proses pembelian,

selanjutnya membentuk preferensi dan tindakan pembeli. Penjualan membentuk

tiga kualitas berbeda, yaitu: (1) interaksi pribadi yang menciptakan episode

segera dan interaktif antara dua orang atau lebih dan setiap pihak dapat

mengamati suatu reaksi dari pihak yang lainnya, (2) pengembangan yang

memungkinkan semua jenis hubungan akan berkembang, mulai dari masalah

hubungan penjualan sampai kepada pertemuan pribadi yang sifatnya mendalam,

(3) respons dari pembeli dan mendengarkan pembicaraan dari penjualan.

Penjualan personal merupakan bentuk penyajian secara lisan oleh

perusahaan kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang

dan jasa yang ditawarkan dapat terjual. Jadi dalam penjualan personal terdapat

kontak pribadi secara langsung antara penjual dan pembeli. Sehingga dapat

menciptakan bentuk komunikasi dua jalur antara pihak pembeli dan penjual

(Assauri, 2009).

Disamping menjelaskan sesuatu atau memberitahukan tentang produk,

penjualan personal berperan juga juga untuk membujuk, merayu, menggugah

calon pembeli. Penjualan personal juga menampung berbagai macam keluhan

dan saran dari para pembeli sebagai umpan balik (feedback) bagi perusahaan.

2.3.4 Pemasaran Langsung

Menurut Kotler & Keller (2009), pemasaran langsung (direct marketing)

mempunyai banyak bentuk, misalnya: melalui telepon, surat, faksimili, e-mail,

atau internet untuk berkomunikasi secara langsung, dengan meminta respons atau

dialog dengan pelanggan dalam waktu tertentu. Pemasaran langsung menjadi

peluang yang tumbuh pesat melayani pelanggan. Karakteristik pesan pemasaran

langsung dan interaktif adalah sebagai berikut: (1) penyesuaian suatu pesan dapat

disiapkan untuk menarik individu yang akan dibidik, (2) suatu pesan yang terkini

dapat dipersiapkan dengan sangat cepat, (3) interaktif dari suatu pesan dapat

(28)

Selanjutnya Tjiptono (2008), mengemukakan bahwa pemasaran langsung

(direct marketing), bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa

media iklan untuk menimbulkan respons yang terukur. Dalam pemasaran

langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual,

dengan tujuan agar pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik

melalui telepon atau datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang

sebagai respons terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana semakin

banyak ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat

individual.

2.3.5 Hubungan Masyarakat Dan Publisitas

Menurut Kotler & Keller (2009), hubungan masyarakat dan publisitas

merupakan beragam program, yang dirancang untuk mempromosikan atau

melindungi citra perusahaan atau produk individunya.

Masyarakat (public) adalah semua kelompok yang memiliki minat aktual

atau potensial, yang mempengaruhi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Hubungan masyarakat (public relation), meliputi berbagai macam program untuk

mempromosikan atau melindungi citra dari produk individual perusahaan.

Untuk mendistribusikan informasi dan komunikasi untuk membangun

itikad baik (goodwill), perlu melaksanakan lima kunci sebagai berikut:

1. Hubungan Pers

Mempresentasikan berita dan informasi tentang organisasi dalam pandangan

yang paling positif.

2. Publisitas Produk

Mensponsori usaha untuk mempublikasikan produk tertentu.

3. Komunikasi Koporat

Mempromosikan pemahaman organisasi melalui komunikasi internal dan

eksternal.

4. Melobi

Bernegosiasi dengan pembuat peraturan dan pejabat pemerintah untuk

mengajukan atau melonggarkan undang-undang dan peraturan.

5. Konseling

Memberikan saran kepada manajemen tentang masalah publik dan posisi

(29)

Selanjutnya Assauri (2009), publisitas merupakan salah satu bagian tugas

hubungan masyarakat. Sebenarnya hubungan masyarakat merupakan suatu

kegiatan pemasaran, yaitu suatu usaha yang terencana untuk membentuk dan

mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat. Kegiatan ini adalah untuk

mendapatkan pengertian dan good will dari langganan, perusahaan lain, pekerja,

pedagang (reseller), pejabat pemerintah dan lain-lain. Publisitas merupakan

komunikasi yang membangun citra positif di mata publik. Sedangkan unsur

publisitas antara lain, yaitu: konferensi pers, ceramah, media relations, press

release dan unsur terakhirnya adalah sponsorship, misalnya kegiatan amal sosial

dan event-event tertentu misalnya olahraga, bazar dan event management

(Utami, 2008).

Hurriyati (2010), berpendapat bahwa hubungan masyarakat (public

relation) merupakan suatu upaya komunikasi yang menyeluruh dari suatu

perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai

kelompok terhadap perusahaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

kelompok-kelompok adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

2.3.6 Pemasaran dari Mulut ke Mulut

Menurut Kotler & Keller (2009), pemasaran dari mulut ke mulut (Word

of Mouth) merupakan komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antar anggota

masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli

atau menggunakan produk atau jasa. Pemasaran dari mulut ke mulut juga bisa

berbentuk online dan offline. Memiliki tiga karakteristik yang penting, yaitu: (1)

kredibel yang membuat orang akan mempercayai terhadap orang lain yang

mereka kenal dan hormati, maka bentuk pemasaran dari mulut ke mulut ini bisa

sangat berpengaruh, (2) bersifat pribadi sehingga pemasaran dari mulut ke mulut

bisa menjadi suatu dialog yang sangat akrab yang mencerminkan fakta, pendapat

dan pengalaman pribadi, (3) tepat waktu terjadi ketika orang menginginkannya

dan ketika mereka saling tertarik dalam acara atau pengalaman penting.

Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan salah satu

ciri khusus dari promosi dalam bisnis jasa. Pelanggan sering kali memperhatikan

dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian menceritakan pengalamannya pada

pelanggan potensial lainnya. Orang yang menyampaikan rekomendasi secara

(30)

Selanjutnya Lovelock & Wright (2005), menjelaskan bahwa informasi

dari mulut ke mulut dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk komunikasi

pemasaran, meskipun sulit bagi pemasar mengontrol saluran ini. Cara paling

tepat informasi dari mulut ke mulut ini sebagai pemberitaan yang dikembangkan

oleh pemasar dan menjadi pelengkap yang efektif.

2.3.7 Acara dan Pengalaman

Menurut Kotler & Keller (2009), acara (event) meliputi olahraga, seni,

hiburan, acara amal dan juga kegiatan yang tidak terlalu resmi yang menciptakan

interaksi merek baru dengan konsumen. Ada banyak keuntungan yang didapat

dengan mengadakan acara dan pengalaman, yaitu: (1) acara atau pengalaman

yang dipilih dengan baik dapat dianggap sangat relevan karena konsumen

terlibat secara pribadi, (2) berdasarkan kualitas dari tampilan langsung dalam

waktu riilnya, suatu acara dan pengalaman lebih melibatkan konsumen secara

aktif, (3) acara secara implisit merupakan suatu bentuk penjualan lunak secara

tidak langsung.

2.4. Pengertian Ritel

Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong

atau memecah sesuatu menjadi bagian yang lebih kecil. Secara komprehensif

ritel dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terkait dengan aktivitas

penjualan ataupun distribusi barang dan jasa secara langsung kepada konsumen

akhir, dimana secara fokus aktivitas tersebut diarahkan untuk menambah nilai

barang dan jasa untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan untuk bisnis

(Utami, 2008).

Menurut Kotler (2005), penjualan eceran (retail) meliputi semua

kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada

pelanggan akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.

Sedangkan Foster (2008), mengemukakan bahwa penjualan eceran

adalah segala aktivitas perdagangan barang atau jasa kepada pelanggan akhir

untuk digunakan sendiri, bukan untuk diperdagangkan lagi. Penjualan eceran

(retail) merupakan salah satu mata rantai saluran distribusi yang memegang

peranan sangat penting dalam penyampaian barang dan jasa kepada pelanggan

akhir. Pada dasarnya fungsi penjualan eceran adalah memberikan pelayanan

(31)

Menurut Guswai (2008), bisnis hypermarket mempunyai konsep bisnis

yang disebut dengan simple business concept yang terdiri dari: (1) One Stop

Shopping, (2)Free Parking, (3) Freshness and Quality, (4) Price.

1. One Stop Shopping

Konsep One Stop Shopping secara bebas dapat diartikan, sebagai pergi

ke suatu tempat untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan. Salah

satu usaha yang dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dibuatlah

sebuah toko dengan ukuran besar, sehingga mampu menampung puluhan ribu

jenis barang dari berbagai kategori produk. Konsep ini menjadi salah satu

alasan pelanggan lebih memilih untuk berbelanja di gerai modern dari pada di

gerai tradisional.

2. Free Parking

Konsep Free Parking dapat menjadi kunci sukses dari sebuah bisnis

ritel. Hal ini terjadi karena mayoritas pelanggan ritel memiliki kendaraan,

sehingga dengan adanya konsep free parking, pelanggan tidak khawatir

dengan biaya parkir yang tinggi dan pelanggan dapat dengan nyaman

berbelanja, serta cenderung lebih betah berlama-lama berada dalam toko

untuk berbelanja.

3. Freshness and Quality

Salah satu karakteristik yang membedakan konsep ritel modern dengan

yang lainnya, adalah masalah kesegaran dan kualitas dari produk yang

ditawarkan. Peritel sangat memperhatikan masalah kesegaran produk yang

dijualnya, karena pelanggan menginginkan produk yang segar. Selain itu

masalah kualitas juga menjadi hal yang sangat penting, dimana peritel tidak

hanya memberikan produk dengan harga murah tetapi juga memberikan

produk yang berkualitas, untuk mendukung konsep freshness and Quality.

4. Price

Harga meskipun bukan satu-satunya alasan bagi pelanggan untuk

berbelanja di hypermarket, tetapi menjadi senjata ampuh untuk menarik

kunjungan pelanggan ke toko. Kebijakan peritel yang memberikan harga lebih

murah, menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pelanggan untuk memilih

berbelanja di ritel modern. Informasi tentang daftar barang-barang beserta

dengan harga promosinya dalam periode tertentu, dilakukan secara rutin dan

(32)

Karena faktor harga yang ditawarkan lebih murah secara signifikan

dibandingkan harga normalnya. Melalui instrument ini, maka hypermarket

berhasil sedikit demi sedikit menanamkan persepsi murah di benak konsumen.

Menurut Sugiarta (2011), ada berbagai macam jenis dan bentuk usaha

ritel ditinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Usaha Ritel yang Berbasis Toko dan Tidak

a. Usaha ritel yang berbasis toko ada wujud dari bentuk fisik tokonya,

sehingga memungkinkan konsumen dapat mengunjungi secara langsung

toko yang menjual produk yang dibutuhkan.

b. Usaha ritel yang tidak berbasis toko, yaitu usaha ritel yang menjual produk

tanpa ada toko yang secara spesifik, bisa setiap saat dikunjungi oleh

konsumen. Contohnya belanja online via internet, penawaran barang ke

rumah-rumah / kantor oleh salesman dan lain sebagainya.

2. Kepemilikan Usaha Ritel (types of ownership)

a. Toko individu (independent store / single store), usaha ritel yang dimiliki

oleh individu yang dikelola secara mandiri oleh si pemilik toko.

b. Toko ritel jaringan (corporate chain), tipe usaha ritel yang dikelola oleh

sebuah perusahaan secara professional dengan begitu banyak aneka ragam

produk, strategi harga dan promosi yang menarik, serta pelayanan yang

baik.

c. Toko waralaba (franchise store), tipe usaha ritel yang dimiliki oleh

individu atau jaringan melalui perjanjian waralaba (franchisor) dan

pembeli hak waralaba (franchisee), untuk satu atau beberapa toko dengan

menggunakan merek dagang dan sistem dari pemilik waralaba dalam

jangka waktu yang telah disepakati.

3. Jenis Produk

Berdasarkan jenis produk yang dijual, usaha ritel dapat dibedakan menjadi

beberapa tipe, yaitu:

a. Consumer Goods Retailer

Retailer yang menjual kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari kepada

konsumen.Consumer Goods Retailer memiliki beberapa tipe, luas ruangan

yang dipergunakan dan jumlah varian barang yang dijual serta layanan

(33)

Consumer Goods Retailer memiliki luas sebagai berikut:

- Hypermarket ( luas area penjualan sekitar > 5.000 m2 )

- Supermarket (luas area penjualan sekitar 400 – 5000 m2 )

- Minimarket ( luas area penjualan sekitar 100 – 400 m2 )

- Convinience (luas area penjualan sekitar 100 – 200 m2 )

b. General Merchandise Retailer

Jenis usaha ritel yang menyediakan produk-produk yang bersifat umum

dan kebanyakan bukan kebutuhan pokok yang dikonsumsi sehari-hari.

Salah satu tipe usaha ritel ini yang sangat populer adalah department store

yang menjual produk pakaian / fashion, alat-alat rumah tangga dan lain

sebagainya.

c. Service Retailer

Retailer yang menitikberatkan penjualan produk berupa jasa, seperti jasa

penjualan tiket pesawat, travel, restoran dan lain-lain.

2.5. Pengertian Efektifitas

Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai

dengan pengertian efektivitas yang menjelaskan suatu ukuran, yang menyatakan

seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telah tercapai. Dimana makin

besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Hasan (2008), mengemukakan kriteria promosi yang efektif,

sebagai berikut:

1. Mampu menciptakan suatu tren permintaan primer yang lebih

menguntungkan.

2. Mampu menciptakan pembedaan produk (product differentiation)

3. Mampu meyakinkan bahwa kualitas produk penting bagi konsumen.

4. Terdukung oleh dana, sosiokultural, lingkungan, legalitas dan sebagainya.

2.6. Konsumen

Menurut Pasal 1 Nomor 8 Undang-undang Perlindungan Konsumen

Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

(34)

Sumarwan (2011), berpendapat bahwa konsumen dapat diartikan

sebagai pelanggan, pemakai, pengguna, pembeli, pengambil keputusan.

Konsumen juga dapat didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang

berusaha memenuhi atau mendapatkan barang maupun jasa yang dipengaruhi

untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya.

2.6.1 Respons Konsumen

Respons konsumen adalah reaksi konsumen terhadap dorongan atau

isyarat. Sedangkan isyarat yang dimaksud adalah suatu rangsangan, yaitu;

sesuatu yang akan mempengaruhi cara konsumen bereaksi terhadap motivasi

kebutuhannya. Jika konsisten dengan harapan konsumen, isyarat membantu

mengarahkan dorongan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Respons apa

yang dilakukan oleh konsumen bergantung pada pembelajarannya. Schiffman

dalam Rangkuti (2010).

2.6.2 Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman & Kanuk dalam Sumarwan (2011), mendefinisikan

perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan

produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Selanjutnya Sumarwan (2011), berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah

semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan

mengevaluasi.

American Marketing Association dalam Setiadi (2008), mendefinisikan

perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku

dan lingkungannya, dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam

hidup mereka. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku

seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan

bergerak sepanjang waktu (Setiadi, 2008).

2.6.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kotler & Armstrong (2008), proses keputusan konsumen

dalam pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu; (1) pengenalan

kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan

(35)

Proses pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenai

pengenalan kebutuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan

kebutuhan (need activation), mengenai masalah waktu, perubahan situasi,

pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, pengaruh pemasaran.

Pada tahap kedua adalah mengenai masalah pencarian informasi dan pada tahap

ini mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut

bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

Selanjutnya Sumarwan (2011), konsumen akan mencari informasi yang

tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari

luar (pencarian eksternal), konsumen akan mencari informasi berbagai macam

produk, harga dan cara pembayaran. Proses pencarian informasi secara internal

dari memori konsumen dilakukan dua langkah. Langkah pertama konsumen

akan berusaha mengingat produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan

masalahnya atau memenuhi kebutuhannya. Langkah kedua konsumen akan

berfokus kepada produk dan merek yang sangat dikenalnya.

Selanjutnya pencarian eksternal oleh konsumen adalah proses pencarian

informasi mengenai berbagai macam produk dan merek, pembelian maupun

konsumsi kepada lingkungan konsumen. Informasi pencarian eksternal meliputi:

a. Alternatif merek yang tersedia

b. Kriteria evaluasi untuk membandingkan merek

c. Tingkat kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi.

Blackwell dalam Rangkuti (2010), menyatakan bahwa pencarian

informasi dilakukan setelah pengenalan kebutuhan terjadi, konsumen akan mulai

mencari informasi dan mencari suatu solusi yang memuaskan kebutuhannya

yang belum terpenuhi. Pencarian ini bisa dilakukan secara internal, mengingat

kembali, pengetahuan dari dalam memori. Pencarian eksternal, mengumpulkan

informasi dari kawan sebaya, keluarga dan lingkungan pasar.

Menurut Kotler & Armstrong (2008), sumber-sumber informasi

konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat sumber, yaitu:

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan

2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan

3. Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen

(36)

Selanjutnya Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2011),

menyatakan bahwa ada lima tahap dalam pengolahan informasi (the information

processing ), yaitu:

1. Pemaparan (exposure) : pemaparan stimulus yang menyebabkan konsumen

menyadari stimulus tersebut melalui pancaindranya.

2. Perhatian (attention) : kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen

terhadap stimulus yang masuk.

3. Pemahaman (comprehension) : interpretasi terhadap makna stimulus

4. Penerimaan (acceptance) : dampak persuasif stimulus kepada konsumen

5. Retensi (retention) : pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan

jangka panjang (long term memory).

Langkah berikutnya konsumen akan melakukan evaluasi alternatif

yaitu: suatu proses konsumen untuk mengevaluasi pilihan yang berkenaan

dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif

yang akan dipilih. Rangkuti (2010), berpendapat bahwa konsumen

membandingkan apa yang mereka ketahui tentang perbedaan antar produk dan

merek, serta apa yang menurut mereka yang paling penting dan mulai

mempersempit wilayah pencarian alternatif sebelumnya, akhirnya mereka

membeli salah satu dari evaluasi alternatif tersebut. Dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Proses evaluasi alternatif model pengambilan keputusan Model Pengambilan

keputusan

Proses Evaluasi Alternatif

1. Keterlibatan tinggi Membandingkan kepercayaan terhadap atribut

Membandingkan sikap yang muncul

2. Keterlibatan rendah Membandingkan sejumlah kecil kepercayaan atribut

3. Model eksperiensial Membandingkan sikap yang muncul

4. Model perilaku Proses perbandingan tidak dilakukan

sebelum pembelian.

Sumber : Moven & Minor dalam Sumarwan (2011)

Pada tahap ke-empat adalah keputusan pembelian, pada tahapan ini

konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat

diterima bila perlu. Konsumen akan mengambil keputusan mengenai apa yang

(37)

Selanjutnya Setiadi (2008), tujuan pembelian akan dipengaruhi oleh

faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan

pembelian yang berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada

saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga

mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

Pada tahap kelima adalah tahap pasca-pembelian yaitu: tahap yang

dilakukan konsumen setelah melakukan pembelian. Sesudah pembelian terhadap

suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan.

Konsumen akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian

dan kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari

pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut (Setiadi, 2008).

Teori yang menjelaskan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen, merupakan

dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan

yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut.

Respons konsumen adalah reaksi terhadap rangsangan yang mempengaruhi cara

konsumen bereaksi terhadap motivasi yang mempengaruhi kebutuhannya. Jadi

isyarat atau rangsangan, bertujuan untuk mengarahkan konsumen dalam

memenuhi segala kebutuhannya.

Selanjutnya Sumarwan (2011), ketika konsumen membeli suatu produk,

maka ia akan memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi

(product performance). Produk akan berfungsi sebagai berikut:

1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai

diskonfirmasi positif (positive disconfirmation), jika hal ini terjadi, maka

konsumen akan merasa puas.

2. Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah disebut sebagai konfirmasi

sederhana (simple confirmation). Pada produk tersebut tidak memberikan rasa

puas dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen, sehingga

konsumen akan memiliki rasa netral.

Gambar

Gambar 6. Karakteristik konsumen berdasarkan status perkawinan
Gambar 11. Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal
Gambar 12. Karakteristik konsumen berdasarkan besar pendapatan perbulan

Referensi

Dokumen terkait

berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung.. Mengetahui kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan.. cooperative learning dan motivasi berwirausaha

Skala Fahrenheit kemudian didefinisikan kembali untuk membuat interval beku mendidih tepatnya 180 derajat, nilai nyaman seperti 180 adalah angka yang sangat komposit, yang

Reis (2008) explained that LULC alterations (based especially on human activities), negatively effect the patterns of.. climate, the patterns of natural hazard and

Judul : Pembuatan Kitosan CuO Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe), Zink (Zn) Dan Kromium (Cr) Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.. Kategori

- Treats: Masih ada orang tua yang kurang memiliki kepercayaan diri untuk memberikan cerita dongeng kepada anak, dan juga masih terbatasnya. cerita dongeng yang

Persentase inhibisi edema rata-rata telapak kaki tikus putih jantan setelah pemberian ekstrak dan sediaan jadi rimpang jahe pada hari ke-10 selama 6

Pernyataan 10, 11 dan 12 berdasarkan pendapat dari Krulik dan Rudnick (1999:139) yang menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir

Sesuai Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan statistik melalui sensus,