• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan layanan marketing syariah dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan : rumah makan Wong Solo Cabang Tebet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan layanan marketing syariah dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan : rumah makan Wong Solo Cabang Tebet"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.sy)

Oleh :

Ida Farida NIM : 105046101594

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Wong Solo Cabang Tebet)”, Program Strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini adalah penelitian empiris yang dilakukan pada tahun 2011 yang

bertujuan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan kualitas layanan rumah

makan yang berlandaskan usaha Islami terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas

pelanggan. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Wong Solo cabang Tebet.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei.

Responden adalah pelanggan rumah makan Wong Solo cabang Tebet. Penelitian ini

menggunakan metode path analisis. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat

hubungan searah dan signifikan antara kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan,

kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Sementara pengaruhnya sangat

kuat.

Selain hal itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana

kontribusi kualitas layanan rumah makan Wong Solo yang berdasarkan unit usaha

Islami terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Hasil penelitian

menyatakan bahwa Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukan hubungan

yang searah kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan

(5)

Assalamu „alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah bi ni‟matillah rasa puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT., karena atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Layanan Marketing Syariah dan Kepuasan Pelanggan

Terhadap Loyalitas Pelanggan (Rumah Makan Wong Solo Cabang Tebet)”. Shalawat serta salam teriring semoga selalu tercurah kepada junjungan Rasul akhir zaman

peletak ekonomi syariah, Rasulullah Sayyidina Nabiyyina Muhammad SAW,

keluarga, sahabat serta para pengikutnya, atas jasanya yang telah membawa umat

manusia dari jalan kegelapan dan mengantarkannya menuju masyarakat

berperadaban.

Sejatinya skripsi adalah gambaran komprehensif dari kemampuan mahasiswa

yang didapat selama perkuliahan. Dalam proses penulisan skripsi ini begitu banyak

kekurangan, yang merupakan kedangkalan pengetahuan dari penulis. Karenanya

kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan agar kesalahan serupa tidak

terulang dimasa depan.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini banyak

pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis. serta banyak

(6)

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan

Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi

Islam) dan Bapak Mu‟min Rauf, M.A selaku Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) terima kasih atas waktu dan saran yang diberikan sehingga

penulisan skripsi ini selesai.

3. Bapak Hermawan Setiawan, S.Si, Msi selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan banyak arahan, masukan dan

saran serta telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penilaian

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen prodi Muamalat yang

telah berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan gagasan kepada penulis selama

berada di bangku kuliah.

5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

(7)

segenap karyawan Rumah Makan Wong Solo cabang Tebet, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan survey.

7. Untuk keluarga tercintaku, kedua orang tua penulis Ayahanda tersayang Drs.

Acih Nasir dan ibunda tercinta Rodemah, SPdI yang selalu membimbingku

dengan segala cinta, kasih sayang, serta doa di setiap penghujung sholatnya yang

tak kan lekang oleh waktu. Dan memberikan semangat dalam menuntut ilmu baik

secara moril maupun materil.

8. Adik - adik tersayang, (Abdurrahman Fadillah dan Syaiful Anwar), terima kasih

banyak atas segala bantuan moril maupun materil, semoga tali persaudaraan ini

akan tetap terjaga seutuhnya.

9. Guru-guru besar dan Sahabat-sahabat dari pondok pesantren Daar El-Qolam,

semoga tali silaturrahmi ini tetap terjaga sampai kapan pun.

10.Teman-teman seperjuangan di PS B ‟05, Terkhusus sahabatku; ikay, may, dawi, azza dan khaidir. Semoga persahabatan kita tidak putus sampai disini.

Mudah-mudahan kita selalu di berikan keMudah-mudahan dan perlindungan oleh-Nya di luar

sana. Amin.

11.Untuk teman-teman yang selalu membantu dikala ada kesempatan, khususnya

untuk devi, kak Zaid, khaidir, dan kak eza yang sudah meluangkan waktu untuk

(8)

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara

semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Jazaa kumullah Khairan Katsiraa. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 31 Mei 2011

(9)

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Tinjauan Studi Terdahulu... 7

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 10

F. Hipotesis ... 12

G. Metode Penelitian ... 13

1. Jenis Penelitian ... 13

2. Jenis Data dan Sumber Data ... 14

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 14

1) Teknik pengumpulan data ... 14

2) Instrumen Penelitian ... 16

3) Menguji Validitas ... 21

4) Menguji Reliabilitas ... 23

4. Populasi dan Sampel ... 26

5. Teknik Penarikan Sampel ... 27

6. Teknik Analisis Data ... 27

7. Uji Hipotesa ... 32

H. Teknik Penulisan ... 33

(10)

1) Pemasaran dalam perspektif syariah ... 39

2) Kualitas pelayanan ... 49

B. KEPUASAN PELANGGAN ... 56

C. LOYALITAS PELANGGAN ... 61

1. Pengertian loyalitas ... 61

2. Strategi untuk meningkatkan loyalitas ... 64

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN WONG SOLO ... 67

A. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Food Business Bernuansa Islami ... 67

B. Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam ... 69

C. Manajemen SDM ... 71

D. Budaya Kerja ... 73

E. PENGEMBANGAN USAHA (INTERN) ... 74

F. Kriteria Kesuksesan RM Wong Solo ... 75

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 80

1. Analisis Deskriptif Statistik pada Rumah Makan Wong Solo ... 80

2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatori Factor Analisysis) ... 83

a. Menguji Model Pengukuran ... 83

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Implikasi ... 108

1. Implikasi Manajerial ……….…108

2. Keterbatasan Penelitian ………...110

3. Implikasi Untuk Penelitian Mendatang ………110

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perdagangan secara umum, persaiangan ketat menyebabkan

perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan, di pasar yang sudah ada,

terlalu banyak produk dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih ditawarkan oleh

para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Di

sisi lain, untuk memasuki pangsa pasar baru, diperlukan biaya cukup besar. Penelitian

menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelanggan baru 6

kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan.

Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya

dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat

perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan-perubahan pada diri pelanggan, seperti selera

maupun aspek-aspek psikologis serta perubahan kondisi lingkungan yang

mempengaruhi aspek-aspek psikologis, sosial dan kultural pelanggan.1

Sebagai salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan diatas adalah

mengembangkan usaha dengan hal yang berbeda tanpa harus mengeluarkan biaya

yang terlalu besar, pengusaha dapat mengubah sistem kerja atau pun keseluruhan

usahanya dari yang bersifat umum dan konvensional ke pada sistem kerja atau usaha

1

(13)

yang Islami, sesuai dengan syariat Islam. Mengingat mayoritas penduduk yang ada di

Indonesia adalah muslim, jadi bukan tidak mungkin, ada beberapa konsumen yang

merasa puas dengan pelayanan, sistem kerja atau keseluruhannya pada sebuah usaha

Islami, dan bukan tidak mungkin konsumen tersebut menjadi salah satu pelanggan

tetap dan loyal. Dan salah satu usaha yang dapat menjadikan pelanggan puas dan

loyal adalah dengan pelayanan dan pemasaran yang baik.

Pemasaran (marketing) adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan

dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang

terlarang oleh ketentuan syariah. Profesor Philip Kotler mendefinisikan pemasaran

sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan

kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,

penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value dengan pihak lainnya.2

Sedangkan pemasaran syariah (marketing syariah) adalah bentuk pemasaran

yang berlandaskan pada hukum Islam, pada peraturan-peraturan Islam, serta tidak

bertentangan dengan peraturan tersebut. Adapun karakteristik pemasaran sesuai

dengan syariah adalah :

2

(14)

1) Ketuhanan (rabbaniyah)

Bersifat religius: Keyakinan bahwa hukum-hukum syariat merupakan hukum yang

paling adil dan paling sempurna, dan Perasaan merasa bahwa Allah senatiasa

mengawasinya.

2) Etis (akhlaqiyyah)

Mengedepankan masalah akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.

3) Realistis (al-waqi'yyah)

bukan konsep yang eksklusif, fanatis, anti modernitas, dan kaku, melainkan fleksibel

dalam koridor syariah.

4) Humanistis (insaniyyah)

Bersifatnya humanistis universal.

Untuk sebuah restoran, pelayanan adalah hal yang terpenting kedua setelah

cita rasa enak yang diberikan restoran. Pelayanan merupakan penunjang untuk

kenyamanan pelanggan, bagaimana pelayan menjamu pelanggan ketika baru sampai

di restoran hingga pelanggan mendapatkan makanan yang dipesan. Tidak sedikit

pelanggan yang kecewa karena pelayanan yang kurang baik yang diberikan pelayan

terhadap pelanggan. Bagi pelanggan yang baru pertama kali datang ke restoran, hal

pertama yang dirasakan adalah pelayanan restoran tersebut dan selanjutnya adalah

(15)

dan cocok dengan rasa yang disajikan, bukan tidak mungkin pelanggan tersebut akan

kembali lagi untuk merasakan kenyamanan dan kenikmatan rasa yang diberikan oleh

restoran, dan bisa jadi pelanggan merekomendasikan restoran tersebut untuk

dijadikan salah satu rujukan tempat makan yang nyaman dan enak. Dan pelanggan

tersebut menjadi salah satu pelanggan yang loyal.

Sebelum mencapai kepada titik loyalitas, pelanggan akan melewati tahapan

kepuasan terlebih dahulu. Dengan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan,

perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.

Pemahaman loyalitas pelanggan sebenarnya tidak hanya dilihat dari transaksi

nya saja atau pembelian berulang (repeat customer). Ada beberapa ciri sebuah pelanggan bisa dianggap loyal. Antara lain :3

a) Pelanggan yang melakukan pembelian ulang secara teratur

b) Pelanggan yang membeli untuk produk yang lain ditempat yang sama

c) Pelanggan yang mereferensikan kepada orang lain

d) Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah

3 Yuda wicaksana putra, “Definisi Loyalitas Pelanggan”.

Artikel diakses pada 18 januari

(16)

Customer loyal merupakan invisible advocate bagi kita. Mereka akan berupaya membela produk kita dan secara sukarela akan selalu berusaha

merekomendasikan kepada orang lain. Secara otomatis word of mouth akan bekerja.

Sedangkan dimensi loyalitas ada 4 yaitu : Transaction, Relationship,

Partnership dan Ownership. Bahwasanya ketika pelanggan loyal, maka tidak hanya mereka keinginan bertransaksi tetapi juga berelasi, menjalin kerjasama bahkan

mungkin ingin “memiliki”.

Loyalitas pelanggan merupakan kekuatan kita dalam menciptakan barrier to new entrans (menghalangi pemain baru masuk). Dalam rangka menciptakan customer loyalty maka perusaaan harus berpikir untuk dapat menciptakan customer satisfaction

terlebih dahulu. Salah satunya yaitu melalui Relationship Marketing yang tidak hanya mengutamakan pada bagaimana menciptakan penjualan saja tetapi bagaimana

mempertahankan pelanggan dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan

supaya tercipta kepuasan pelanggan yang maksimal dan sustainibility marketing.

Pemasaran bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi pelanggan,

melalui sebuah pelayanan diharapkan tidak hanya kepuasan saja yang akan

didapatkan, melainkan melebihi dari kepuasan pelanggan, yaitu loyalitas pelanggan.

Ketika perusahaan mempunyai banyak pelanggan yang loyal, maka hal ini akan

mempermudah perusahaan dalam mengembangkan produk-produknya, dan juga

(17)

Dalam penelitian ini, penulis bermaksud meneliti salah satu rumah makan

yang menggunakan syariat Islam sebagai salah satu misinya, yaitu rumah makan

Wong Solo. Rumah makan wong solo mempunyai tiga puluh cabang di kota besar

diseluruh Indonesia, dan tempat yang akan dijadikan sampel sebagai objek penelitian

adalah rumah makan Wong Solo cabang Tebet.

Berdasarkan pemaparan diatas, melihat pada marketing syariah yang

merupakan pemasaran secara global ditambah dengan nilai-nilai ajaran Islam, dan

loyalitas pelanggan pada suatu produk, konsep pemasaran yang mempertahankan

pelanggan dengan dasar hubungan kerjasama dan kepercayaan supaya tercipta

kepuasan pelanggan yang maksimal dan sustainibility marketing, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian pada pengaruh penerapan layanan marketing

syariah terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada rumah makan Wong Solo

cabang Tebet.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas

mengenai pengaruh penerapan layanan marketing syariah terhadap kepuasan

pelanggan dan loyalitas pelanggan rumah makan Wong Solo.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, kiranya dapat dirumuskan

(18)

1. Bagaimana kesesuaian antara konsep Islami dengan fakta yang dipraktekan di

rumah makan (karyawan, makanan yang dijual, pelayanan) ?

2. Bagaimana kepuasan dan kenyamanan yang di dapat pelanggan pada saat

berada di rumah makan Wong Solo ?

3. Apa saja manfaat dan pengaruh penerapan marketing syariah terhadap

pendapatan rumah makan Wong Solo ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa jauh kesesuaian konsep Islami yang digunakan dengan

fakta yang dipraktekkan dari pihak rumah makan Wong Solo menurut para

pelanggan.

2. Mengetahui apakah loyalitas pelanggan disebabkan karena rumah makan

Wong Solo adalah sebuah unit usaha yang Islami.

3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menunjang loyalitas pelanggan terhadap

rumah makan Wong Solo.

D. Tinjauan Studi Terdahulu

(19)

Nama Judul

Chairil Bastian Manajemen Operasional Poliklinik Rehabilitasi Medik

Pada Rumah Sakit Ananda Bekasi (Tinjauan dari

Perspektif Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik

Yang Islami)

M. Adha Wahyudi Penerapan etika kerja islami pada perusahaan

pengaruhnya terhadap perilaku konsumen (studi kasus di

Mini Market ahad Mart, Ceger-Tangerang

Berdasarkan tabel diatas, maka penulis akan menjelaskan kajian terdahulu

yang dijadikan sebagai acuan antara lain :

Chairil bastian mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007,

penelitian ini menjelaskan tentang manajemen operasional rehabilitasi medik yang

Islami merupakan suatu prinsip-prinsip dalam pengelolaan sebuah rehabilitasi medik

sesuai dengan nilai-nilai keislaman dalam al-quran dan al-sunah, sehingga apa yang

dihasilkan diharapkan menjadi sebuah hasil yang halal dan berkah. Karena produk

yang halal jika dalam prosesnya terdapat hal-hal yang diharamkan, maka produk

tersebut menjadi haram.

Dalam aplikasi manajemen operasional pada poli rehabilitasi medis sudah

(20)

dijalankan oleh poliklinik rehabilitasi medis sebagai institusi yang bergerak dibidang

jasa kesehatan. Melihat dari manajemen rehabilitasi medis yang sesuai dengan

syariah, maka poliklinik rehabilitasi medis pada rumah sakit ananda sudah sesuai

dengan nilai-nilai dalam manajemen operasional dalam islam berdasarkan al-quran

dan al-sunah.

M. Adha Wahyudi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006,

penelitian ini menjelaskan tentang peranan etika yang sangat penting dalam dunia

usaha, jika sudah dijalankan berdasarkan etika maka dapat memberikan citra yang

baik terhadap usahanya, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi, karena

kredibilitas sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat atau mitra usaha

terhadap perusahaan/usaha mereka. Adapun etika kerja yang diterapkan di mini

market ahad mart adalah : kejujuran, kedisiplinan, berbusana muslim, dan mudah dan

menyenangkan.

Semakin tinggi kredibilitas dan profesionalitas suatu usaha atau perusahaan

dalam hal ini adalah perdagangan di mini market ahad mart, maka akan dapat

menarik lebih banyak pelanggan dan akan membuka peluang usaha yang lebih luas,

karena pelanggan dan mitra bisnis percaya dan senang serta puas dalam bekerja sama

dengan perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.

Berdasarkan kedua penelitian diatas, yang mana tidak membahas tentang

(21)

penerapan layanan marketing syariah terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada

rumah makan Wong Solo cabang Tebet.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang di teliti. Masri S. (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi

operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan kepada bagaimana cara

mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang

ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut Masri S. Mengatakan : “Dari

informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel itu

dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran

yang sama akan dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru. Berdasarkan

pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa

diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional

adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan pemasaran syariah (X) adalah kemampuan rumah makan untuk

memberikan pelayanan yang baik sebagai sarana untuk pemasaran

menu-menu yang diberikan rumah makan kepada pelanggan, yang mencakup; (1)

(22)

berbagai media komunikasi; (2) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan

dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan

jasa sesuai dengan yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, konsisten

dan kesesuain pelayanan; (3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu kemauan

dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan

jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan atau komplain yang

diajukan konsumen; (4) Assurance (kepastian), yaitu berupa kemampuan

karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang

telah dikemukakan kepada konsumen; (5) Empathy (empati), yaitu kesediaan

karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan perhatian secara

pribadi kepada pelanggan.

2. Kepuasan pelanggan (Y) adalah upaya pemenuhan sesuatu atau membuat

sesuatu memadai, yang mencakup: (1) responsibility (bertanggung jawab); (2)

reliability (kehandalan); (3) tangible (berwujud), yaitu tampilan fisik gedung

dan interior, akses ke lokasi dan penampilan karyawan; (4) assurance

(jaminan), yakni pelayan dapat menyelesaikan jika terjadi

kekeliruan/kesalahan; (5) emphaty yakni, menanggapi keluhan pelanggan

dengan cepat dan melayani sesuai dengan harapan.

3. Loyalitas pelanggan (Z) adalah merupakan kesetian pelanggan terhadap

perusahaan/rumah makan, yang mencakup: (1) customer value; (2) switching

(23)

Keterkaitan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, dapat

dijelaskan pada paradigma penelitian sebagai berikut :

Keterangan :

Pelayanan pemasaran syariah = X (variabel eksogen= variabel bebas)

Kepuasan pelanggan = Y (variabel eksogen = variabel bebas)

Loyalitas pelanggan = Z (variabel endogen= variabel terikat)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan Loyalitas

pelanggan Kepuasan

pelanggan Pelayanan

pemasaran

(24)

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empiric.4

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesisnya adalah :

1.Pelayanan pemasaran syariah berkontribusi secara signifikan terhadap

kepuasan pelanggan.

2.Kepuasan pelanggan berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas

pelanggan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena

untuk melihat seberapa besar pengaruh pelayanan pemasaran syariah dan kepuasan

pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dengan analisa statistik.

Hasil temuan analisis kuantitatif kemudian dilakukan kontekstualisasi dan

interpretasi. Penelitian ini merupakan penelitian survey karena dalam penelitian ini

menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner/angket.

4

(25)

2. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori yaitu :

a) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner dan wawancara dengan pelanggan rumah makan Wong Solo cabang

Tebet yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

b) Data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian.

Data ini sangat penting bagi analisa dari temuan hasil penelitian. Sumber data

sekunder yang dimaksud adalah buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1) Teknik pengumpulan data

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan

dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan

beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan

dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan,

maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi

(26)

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian

yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi

penelitian maupun instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian.

Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga

meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan

fokus penelitian.

b. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 100 responden.

Pemilihan dengan angket seperti ini, didasarkan atas alasan bahwa : (a) responden

memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan,

(b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas setiap

pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan

jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari

banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan

dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah

pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang

merupakan penjabaran dari variabel pelayanan pemasaran syariah (X) dan kepuasan

pelanggan (Y) terhadap loyalitas pelanggan (Z) merupakan materi pokok yang

(27)

2) Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)

menyusun indikator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c)

melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas

instrumen.

a. Pelayanan Pemasaran Syariah

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal

mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5

dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

5 = sangat setuju

4 = setuju

3 = tidak tahu

2 = kurang setuju

1 = sangat tidak setuju

Table 1.1

Kisi-kisi Instrumen Pelayanan Pemasaran Syariah

Dimensi Indikator-indikator

1. Berwujud/ tangibles 1.1Desain interior menarik

1.2Memiliki berbagai fitur yang menarik

1.3Penampilan karyawan

(28)

2. Kehandalan/ reliability

3. Keresponsifan

4. Keyakinan/ assurance

5. Empati/ empathy

2.1Kecepatan kasir dalam melayani

2.2Respon cepat terhadap permintaan

2.3Pelayanan yang ramah dan sopan

2.4Variasi produk

3.1Penanganan kritik dan saran

3.2Memberikan pelayanan tanpa melihat

semua status maupun kedudukan

pelanggan

4.1Mampu memenuhi kebutuhan yang

diperlukan pelanggan dengan solusi

yang berbeda satu sama lain.

4.2Keramahan dan perhatian karyawan

5.1Tanggap akan kebutuhan pelanggan

5.2Memberikan pelayanan tanpa melihat

semua status maupun kedudukan

pelanggan.

(29)

b. Kepuasan pelanggan

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal

mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5

dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

4.1Melayani dengan cermat sehingga

(30)

3. Berwujud (tangible)

4. Assurance (jaminan)

5. Empathy (empati)

4.2Memberikan pelayanan dengan ramah

dan sopan.

4.1Penampilan fisik gedung dan interior

menarik

4.2Akses ke lokasi mudah

4.3Penampilam karyawan sesuai dengan

syariah (islami)

4.4Kebersihan tempat

4.1Dapat menyelesaikan jika terjadi

kekeliruan/kesalahan

5.1Menanggapi keluhan pelanggan

dengan cepat

5.2Pelayanan sesuai dengan harapan

(31)

c. Loyalitas pelanggan

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal

mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala linkert dengan kisaran 1-5

dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

5 = sangat setuju

4 = setuju

3 = tidak tahu

2 = kurang setuju

1 = sangat tidak setuju

Table 1.3

Kisi-kisi instrumen loyalitas pelanggan

Dimensi Indikator-indikator

1. Customer value

2. Switching barrier

1.1Harapan sesuai dengan mutu

1.2Kualitas produk yang memuaskan

1.3Tempat parkir gratis dan luas

1.4Harga terjangkau

1.5Jaminan kebersihan

1.6Jaminan kehalalan produk

1.1Persediaan produk yang lengkap

(32)

3. Customer

satisfaction

3.1Pelayanan yang memuaskan

3.2Tempat/lokasi yang aman dan nyaman

3.3Kehalalan produk-produk yang tersedia

3.4Merekomendasikan dan mendorong

orang lain untuk berkunjung

3.5Perspektif (selalu siap dalam pelayanan)

Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperolehnya nilai

mutlak (absolut) dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecendrungan. Angket yang

merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian.

Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur yang

dipakai.

3) Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan

(33)

bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap

butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk

menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

Dimana :

= koefisien korelasi

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

N = jumlah responden

(34)

Dimana :

T = nilai

R = koefisien korelasi hasil

N = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk  = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2 ) kaidah

keputusan :

Jika berarti valid sebaliknya

Jika berarti tidak valid.

4) Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan

atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu

menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan

adalah Alpha.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut.

(35)

Dimana :

= Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item Xi

= Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

=

Dimana :

= jumlah varians semua item

= varians item ke- 1,2,3,....n

(36)

Dimana:

= Varians total

= Jumlah kuadrat X total

= Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: masukkan nilai alpha dengan rumus:

= .

Dimana:

= nilai reliabilitas

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total

K = jumlah item

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus

(37)

=

Harga atau ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan

rumus spearman Brown yakni: = untuk mengetahui koefisien korelasinya

signifikan atau tidak digunakan distribusi (tabel r) untuk  = 0,05 atau  = 0,01

dengan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kemudian membuat keputusan membandingkan dengan . Adapun kaidah keputusan : jika

berarti tidak reliabel.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi dalam penelitian ini adalah

pelanggan rumah makan Wong Sola cabang Tebet.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang

5

(38)

diambil untuk penelitian ini adalah pelanggan rumah makan Wong Solo cabang

Tebet, yakni 100 orang.

5. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan

menggunakan metode nonprobability sampling dengan tipe incidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara

kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

6. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah

pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data

yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera

diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan

komputer dengan program AMOS 18.0.

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih

lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan; (2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada

setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah

(39)

untuk mengetahui kecendrungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata,

median, standar deviasi dan varians data dari masing-masing variabel; (4) melakukan

uji korelasi, regresi dilanjutkan path analysis.

1. Menguji dengan analisis korelasi sederhana dan ganda

Mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1

dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan

adalah (PPM) pearson product moment, dengan rumus:

=

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1

r +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak

ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

(40)

Table 1.4

Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Sumber : Riduwan (2005:138)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin

mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut

diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:

Dimana :

= nilai t

R = nilai koefisien korelasi

N = jumlah sampel

Interval koefisien Tingkat hubungan

0, 80 – 1, 000 0, 60 – 0,799 0, 40 – 0, 599 0, 20 – 0, 399 0, 00 – 0, 199

Sangat kuat

Kuat

Cukup kuat

Rendah

(41)

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap

Y dapat ditentukan dengan rumus koefisieb diterminan. Koefisien determinansi

adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100 %. Dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut

menentukan variabel Y. Derajat koefisien determinansi dicari dengan menggunakan

rumus:

KP = x 100 %

Dimana :

KP = nilai koefisien diterminan

R = nilai koefisien korelasi

Mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap

variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :

=

2. Menguji dengan analisis regresi sederhana dan ganda

Uji regresi, digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini,

digunakan regresi linier dan regresi ganda dengan rumus sebagai berikut :

(42)

Dimana :

= (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

A = nilai konstanta harga Y jika X = 0

B = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

Persamaan regresi ganda dirumuskan:

3. Menguji dengan analisis jalur (path analysis)

Teknik analisis jalur (path analysis). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap

diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y dan variabel Y

(43)

syariah (X) terhadap kepuasan pelanggan (Y) terhadap loyalitas pelanggan (Z)

dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan teknik

korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudahan dalam

perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS.6

Al Rasyid dalam Sitepu (1994:24) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial

tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel alami, tetapi terfokus

pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.

Pada diagram jalur digunakan satu macam anak panah, yaitu: anak panah satu arah

yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen (variabel

penyebab) terhadap variabel endogen (variabel akibat) misalnya: X Y dan anak

panah satu arah yang menyatakan pengaruh dari sebuah variabel Y Z.

7. Uji Hipotesa

: Kualitas layanan berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan

pelanggan

: Kepuasan pelanggan berkontribusi secara signifikan terhadap loyalitas

pelanggan

6

(44)

: Kualitas layanan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan

pelanggan

: Kepuasan pelanggan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

loyalitas pelanggan

H. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan adalah merujuk pada pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2007.

I. Sistematika Penelitian

Agar lebih tersusun dan terarah, penulis menyusun penelitian ini ke dalam

lima bab dengan sub judul masing-masing sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kajian pustaka, hipotesis, metodologi penelitian, dan

(45)

Bab II : Landasan teori

Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan :

pengertian marketing syariah, konsep pemasaran dan perencanaan

pemasaran, pemasaran dalam perspektif syariah, kepuasan

pelanggan, layanan pelanggan, dan loyalitas pelanggan

Bab III : Gambaran umum rumah makan Wong Solo.

Bab ini menerangkan tentang rumah makan Wong Solo food

business bernuansa islam, Wong Solo sukses dengan nuansa Islam,

manajemen SDM, budaya kerja, pengembangan usaha (intern), dan

kriteria kesuksesan RM Wong Solo.

BAB IV : Hasil dan pembahasan meliputi Pertama, uji hipotesa yang terdiri dari uji korelasi, uji regresi, uji koefisien determinasi dan uji secara

simultan. Kedua, analisis pengaruh penerapan layanan marketing syariah terhadap loyalitas pelanggan pada rumah makan Wong Solo

cabang Tebet.

Bab V : Penutup merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan pada

bab-bab sebelumnya disertai implikasi dan saran. Bab ini dilengkapi

(46)

A. MARKETING SYARIAH 1. Pengertian Marketing

Pemasaran (marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu pengetahuan yang objektif, yang

diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja

dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran

yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen

atau pemakai. Sebagai strategi bisnis, marketing merupakan tindakan penyesuaian

suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik

dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah.

Dalam lingkunagan bisnis yang berubah cepat, setiap bisnis harus menang di

market yang berubah, marketing harus dilihat sebagai “dealing with the market” yang

mengharuskan marketer untuk dinamis dan intensif berinteraksi dengan market.

Pasar sekarang berubah sangat cepat, pelanggan sangat sensitif terhadap

harga, kompetitor baru bermunculan, saluran distribusi baru dan saluran komunikasi

(47)

Masalah utama dipasar sekarang adalah terjadinya kelebihan kapasitas yang

mengakibatkan terjadinya “hiperkompetisi”, terlalu banyak mengejar pelanggan yang

jumlahnya terus berkembang, kebanyakan produk kurang diferensiasi akibatnya

banyak perusahaan yang mengalami penurunan pangsa pasar, stagnasi, bahkan

bangkrut karena tidak dapat bersaing. Agar setiap perusahaan dapat bertahan hidup,

maka perusahaan harus selalu berupaya : 1

a. Menjadikan pemasaran sebagai konsep strategi bisnis yang mampu

melakukan tindakan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang terus

berubah; tujuannya agar perusahaan dapat mengatasi persaingan, mencegah

merosotnya pangsa pasar, stragnasi, dan mencegah kebangkrutan.

b. Secara terus-menerus perlu melakukan kaji ulang, penyesuaian dan

mentransformasikan dimensi-dimensi perubahan, sustainable, dan enterprise

untuk mendorong penciptaan nilai yang terukur bagi stakeholder.

Pemasaran adalah dunia yang menyentuh kita semua. Baik kita sebagai

marketer yang memasarkan produk maupun sebagai konsumen yang

mengkonsumsinya. Kalau kita cermati definisi pemasaran yang dibuat oleh American Marketing Association (AMA) maka kita dapati makna pemasaran. Disebutkan

bahwa, “markting is an organizational function and a set of processesfor creating,

communicating, and delicering value to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders”

1

(48)

(www.marketingpower.com). Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, pemasaran diartikan sebagai suatu fungsi perusahaan dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai ke pelanggan serta

mengelola hubungan pelanggan yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan.

Ada beberapa intisari dari definisi diatas.

Pertama, pemasaran adalah suatu fungsi yang dijalankan perusahaan. Hampir

semua perusahaan memiliki dan membutuhkan fungsi pemasaran. Bagian atau orang

yang menjalankan fungsi pemasaran disebut pemasar atau marketer.

Kedua, fungsi pemasaran berkaitan dengan menciptakan,

mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan serta mempertahankan

pelaanggan. Fungsi ini diwujudkan dalam marketing mix atau bauran pemasaran yang

terdiri dari 4P (product, place, price, promotion).

Ketiga, pemasaran selalu berhubungan dengan customer atau pelanggan.

Pelanggan adalah konsumen yang membeli secara rutin suatu produk.

Namun, perlu dipahami bahwa pemasaran tidak hanya dijalankan oleh satu

perusahaan tertentu saja. Perusahaan-perusahaan yang lain juga menjalankannya.

Dampak dari ini mengakibatkan produk-produk yang sejenis atau melayani pelanggan

yang sama saling bersaing. Itulah sebabnya pemasaran selalu melibatkan persaingan,

(49)

Disinilah fungsi pemasaran dibutuhkan untuk memperoleh pelanggan,

mengembangkan pelanggan, dan mempertahankannya. Pesaing pun selalu dipantau

agar pelanggan tidak berpindah. Untuk itu marketer perlu meramu berbagai strategi dan taktik pemasaran yang berdaya guna. Inilah dinamikanya pemasaran yang selalu

berubah dan dibutuhkan marketer yang andal, yang memahami baik pelanggan

maupun pesaingnya.2

Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis trategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada

stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. (syariah marketing is strategic business discipline the directs the process of creating, offering, and exchanging values from one initiator to its stakeholders, and the whole process should be in accordance with muamalah principles in islam).

Definisi diatas didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami yang

tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “al-muslimuna „ala syuruthihim illa

syarthan harrama halalan aw ahalla haraman”. (kaum muslim terikat dengan

kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah fiqih

lain mengatakan “al-ashlu fil-mu‟amalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun „ala

2

(50)

tahrimiha” (pada dasarnya semua bentuk muamalah [bisnis] boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya).

Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) – tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang

islami. Sepanjang hal tersebut dapat didjamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip

muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis,

maka bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.3

Sedangkan pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas

bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan nilai (value-creating activities) yang memungkinkan pelakunya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang

dialndasi dengan kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai proses yang

berprinsip pada akad bermuamalah islami.4

1) Pemasaran dalam perspektif syariah

System ekonomi syariah memang baru bangkit kembali dan dikenal luas pada

era 1970-an, tetapi sebenarnya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya bukanlah

hal baru. Larangan terhadap riba bukan hanya baru ada sejak munculnya agama

Islam, melainkan bahkan sudah disebut pula dalam kitab Injil.

3

Hermawan kartajaya, syariah marketing, Jakarta, Mizan, 2006, cet. Ketiga, h. 26-27

4

(51)

Dalam sustainable marketing enterprise, konsep pemasaran disini tidaklah berarti pemasaran sebagai sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi

bagaimana kita bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif. Pemasaran bukanlah

hanya seperti anggapan orang, yaitu studi untuk menjual. Atau, seperti yang dipahami

beberapa kalangan hanyalah marketing mix semata. Namun, pengertian terhadap pemasaran itu sendiri cakupannya lebih luas. Pemasaran menurut Hermawan

Kartajaya sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses

penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholders-nya.

Suatu pekerjaan pasti didasari oleh niat dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika

perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya, niat yang ada adalah mendapatkan

keuntungan semaksimal mungkin. Namun, dalam prinsip syariah, kegiatan pemasaran

ini harus dilandasi oleh semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta,

berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama, bukan

untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.

Untuk menjadi perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan tentulah harus

berdasarkan nilai-nilai islami. Institusinya pun harus mengimplemantasikan

prinsip-prinsip syariah. Values atau nilai-nilai Islami ini memegang peranan penting untuk membentuk kepribadian suatu institusi.5

5

(52)

Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut:

1. Information technology allows us to be transparent (change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu,

perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsure;

perubahan teknologi, perubahan politik-legal, perubahan social-kultural, perubahan

ekonomi, dan perubahan pasar.

2. Be respectful to your competitors (competitor)

Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memerhatikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba dinamis. Globalisasi dan perubahan

teknologi menciptakan persaingan usaha yang ketat. Dalam menghadapi persaingan

yang semakin kompleks saat ini, dibutuhkan kebesaran jiwa untuk dapat menerima

persaingan dengan hati yang tulus dan terbuka. Perusahaan sebisa mungkin

menciptakan win-win solution antara perusahaan dan pesainganya, karena yang memegang kendali terhadap pasar adalah masyarakat luas sebagai konsumen.

Berkompetisi secara jujur dan adil, maka akan memberikan pandangan yang positif

dari masyarakat terhadap perusahaan.

3. The emergence of customers global paradox (customer)

Pengaruh inovasi teknologi mendasari terjadinya perubahan social budaya.

(53)

telekomunikasi yang mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat. Pelanggan

saat ini tidak saja membeli apa yang dibutuhkan, melainkan juga sudah memiliki

keinginan dan harapan atas suatu produk atau jasa yang akan mereka beli. Hal ini

disebabkan oleh semakin banyaknya akses informasi dan makin beragamnya pilihan

produk, sehingga membuat pelanggan akan mempunyai keinginan yang semakin

spesifik dan harapan yang semakin tinggi.

4. Develop a spiritual-based organization (company)

Dalam era globalisasi dan ditengah situasi serta kondisi persaingan usaha

yang semakin ketat, perusahaan harus merenungkan kembali prinsip-prinsip dasar

perusahaannya.

5. View market universally (segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan

peluang-peluang yang muncul di pasar. Dan, pada saat yang sama, ia adalah ilmu untuk

melihat pasar berdasarkan variable-variabel yang berkembang ditengah masyarakat.

Dalam melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan

yang sedang terjadi, karena segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan

keseluruhan aktivitas perusahaan. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih

(54)

6. Target customer‟s heart and soul (targeting)

Setelah membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen,

selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik.

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif,

karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan

dibidik, usaha kita akan lebih terarah.

7. Build a belief system (positioning)

Selanjutnya, strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana membuat

positioning adalah strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga

strategi ini menyangkut bagaimana kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi

pelanggan.

8. Differ yourself with a good package of content and context (differentiation)

Positioning adalah inti dari strategi, dan diferensiasi adalah inti dari taktik. Dasar dari semua aktivitas pemasaran yang ada di perusahaan akan berbasis pada

diferensiasi yang ingin ditawarkan. Setelah citra yang ingin dibentuk dalam

positioning telah terdefinisi, langkah selanjutnya adalah menyelaraskan taktik

(55)

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan

yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun, penawaran ini bukan berarti

janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk yang nyata.

9. Be honest with your 4 Ps (marketing mix)

Marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran

dari perusahaan (company‟s offers) dengan akses yang tersedia (company access). Proses pengintegrasian ini menjadi kunci suksesnya usaha pemasarandari perusahaan.

10.Practice relationship-based selling (selling)

Elemen dari taktik yang terakhir adalah melakukan selling. Selling yang dimaksud disini bukanlah berarti aktivitas menjual produk kepada konsumen semata.

Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang atau jasa dari penjual

kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas dasar sukerela. Sedangkan

penjualan dalam arti luas adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan

sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli.

11.Use a spiritual brand character (brand)

Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan

(56)

seseorang atau perusahaan. Membangun brand yang kuat adalah penting, tetapi

dengan jalan yang tidak bertentangan dengan ketentuan prinsip-prinsip syariah marketing.

12.Service should have the ability to transform (service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis

syariah marketing harus memerhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan pelanggannya. Perusahaan apa pun jenis dan industrinya harus menjadi

pelayan bagi pelanggannya.

13.Practice a reliable business process (process)

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang disingkat sebagai QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses yang baik,

dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.

Proses dalam konteks cost adalah begaimana menciptakan proses yang efisien yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan

proses dalam konteks delivery adalah bagaimana proses pengiriman atau penyampaian prodeuk atau servis yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.

Proses delivery cukup penting karena merupakan contact point yang memungkinkan konsumen langsung bisa merasakan kepuasan atau tidak terhadap layanan

(57)

14.Create a balanced value to your stakeholders (scored)

Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para

stakeholders-nya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Tiga

stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan

stakeholders. Ketiganya adalah orang-orang yang sangat berperan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam pasar komersial (commercial market), perusahaan harus bisa mengakuisi dan meretensi pelanggannya. Dalam pasar kompetensi (competency market), perusahaan harus bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang tepat. Dan dalam pasar modal (capital market), perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Dalam menjaga keseimbangan ini,

perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan bobot dan ukuran yang sama.

15.Create a noble cause (inspiration)

Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream). Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia

dan juga perusahaan sepanjang perjalanannya.

16.Develop an ethical corporate culture (culture)

Pada perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan yang berkembang

(58)

karyawannya wajib menjaga hubungan antar-sesama, dari mulai tingkat yang paling

atas (manajerial) sampai tingkat yang paling bawah (staf). Seluruh pola, perilaku,

sikap, dan sturan-aturan dalam perusahaan itu harus mampu mencerminkan nilai-nilai

syariah,

Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut: who we are

dan how we do the business. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya

perusahaan yang sehat adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya

dengan hati terbuka dan sesuai dengan nilai-nilai etika.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya

dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:

1) Budaya mengucapkan salam

Mengucapkan salam dengan senyuman adalah hal termudah yang bisa

dilakukan.

2) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani

Bersikap rendah hati, sopann, dan ramah dalam melayani adalah hal penting

yang harus dijaga dalam menjalankan hubungan antar-sesama manusia, khususnya

(59)

3) Cara berbusana

Pada dasarnya, bagi perusahaan yang berbasis syariah, busana karyawan yang

bekerja di perusahaannya haruslah pula mampu menampakkan nuansa syariah.

Karena hal ini adalah aspek paling tangible yang membedakan antara perusahaan syariah dan non-syariah. Cara berbusana ini juga menjadi control bagi karyawan yang

bersangkutan dalam pergaulan sehari-hari. Dengan berbusana rapih sesuai dengan

prinsip syariah, niscaya kerapian dan keangggunan yang tercermin dari diri setiap

karyawan pun dapat memperkuat jati diri perusahaan.

4) Lingkungan kerja yang bersih

Karakteristik yang tercermin dari perusahaan berbasis syariah, yaitu

lingkungan kerjanya yang bersih. Karena lingkungan kerja yang bersih

melambangkan kebersihan hati orang-orang yang ada di lingkungan tersebut.

17.Measurement must be clear and transparent (institution)

Organisasi sebagai kendaraan dalam menunaikan visi dan misi yang telah

ditetapkan harus memiliki struktur yang baik dan target yang jelas untuk setiap

milestone dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, perusahaan tersebut harus punya system umpan

balik yang baik dan bersifat transparan. System umpan balik ini untuk memeriksa

(60)

sudah merasa terpenuhi kebutuhannya. Ketiga stakeholders utama harus mendapatkan informasi yang jelas dan sejujur mungkin dari perusahaan. Tidak boleh ada yang

ditutup-tutupi. Dengan demikian, mereka pun akan merasa punya sense of ownership, bukan hanya sense of belonging, terhadap perusahaan itu.

2) Kualitas pelayanan

Menurut Crosby dalam buku manajerial jasa terpadu karangan Nasution

kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan, bila suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar

kualitas yang telah ditentukan dengan meliputi bahan baku, proses produksi, dan

produk jadi.

Menurut Kotler dalam buku prinsip-prinsip dasar pemasaran, Pelayanan yaitu

setiap kegiatan yang manfaatnya dapat diberikan dari satu pihak kepada pihak lain

yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak berakibat pemilikan sesuatu.

Definisi dari pelayanan itu sendiri menurut sugiarto dalam buku adalah upaya

maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah perusahaan industry

(61)

Definisi kualitas pelayanan menurut Nasution adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan.

Kualitas pengukuran pelayanan terbagi menjadi lima, seperti apa yang

diungkapkan oleh Kotler diantaranya adalah :

1. Tangible (berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan

berbagai media komunikasi

2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan dari karyawan dan pengusaha untuk

membantu pelanggan dan memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan

dengan terpercaya dan akurat, konsisten dan kesesuain pelayanan

3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha

untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta

mendengar dan mengatasi keluhan atau komplain yang diajukan konsumen

4. Assurance (kepastian), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk

menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah

dikemukakan kepada konsumen

5. Empathy (empati), yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih

(62)

a) Dasar-dasar Pelayanan

Agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap

karyawan perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar

pelayanan. Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti

seorang customer service, pramuniaga, public relation, satpam atau kasir.

i. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih

Artinya karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan yang

menarik. Karyawan juga harus berpakaian rapi, bersih dan tidak kumal. “Kamu

tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan

wajah yang menarik (simpatik) dan dengan akhlak yang baik.” (HR Abu Yu’la

dan al-Baihaqi)

ii. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum

Dalam melayani pelanggan, karyawan tidak boleh ragu-ragu akan tetapi harus

memiliki kepercayaan diri, bersikap akrab dan harus murah senyum dengan raut

muka yang menarik hati serta tidak dibuat-buat.

iii. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah kenal

Pada saat pelanggan datang, karyawan harus segera menyapa lebih dulu dan

kalau sudah pernah bertemu sebelumnya, usahakan menyapa dengan

menyebutkan namanya. Namun, jika belum kenal dapat menyapa dengan

(63)

iv. Tenang, sopan, hormat sertas tekun mendengarkan setiap pembicaraan

Usahakan pada saat melayani pelanggan, karyawan dalam keadaan tenang,

tidak terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Kemudian tunjukkan sikap

menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus berusaha memahami

keinginan pelanggannya. Usahakan jangan menyuruh pelanggan mengulang

kembali pertanyaannya atau keinginannya, karena terkesan kita tidak serius

mendengarkan pembicarannya.

v. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

Dalam berkomunikasi gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau

jika menggunakan bahasa lain seperti bahasa daerah atau bahasa asing

gunakan secara benar pula. Suara yang digunakan harus jelas dan mudah

dalam arti mudah dipahami dan jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit

dipahami oleh pelanggan/nasabah.

vi. Bergairah dalam melayani pelanggan dan tunjukkan kemampuannya

Dalam melayani pelanggan jangan terlihat loyo, lesu atau kurang

bersemangat. Tunjukkan pelayanan yang prima. Kemampuan karyawan

tentang pengetahuan akan produk dalam memberikan informasi yang

(64)

vii. Jangan menyela dan memotong pembicaraan

Pada saat pelanggan datang usahakan jangan memotong atau menyela

pembicaraan. Kemudian hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran

yang dapat menyinggung perasaan pelanggan. Kalau terjadi sesuatu dengan

pelanggan usahakan jangan berdebat.

viii. Mampu meyakinkan pelanggan dan memberikan kepuasan

Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu meyakinkan pelanggan dengan

argumen-argumen yang masuk akal. Karyawan perusahaan juga harus mampu

memberikan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.

ix. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan

Dalam prakteknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu kita lakukan

sendiri. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah

bantuan kepada karyawan lain yang mampu menanganinya.

x. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani

Jika pada saat tertentu karyawan sibuk dan tidak dapat melayani salah satu

pelanggan, beritahukan kepada pelanggan kapan akan dilayani dengan

Gambar

GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN WONG SOLO .......................... 67
Table 1.1 Kisi-kisi Instrumen Pelayanan Pemasaran Syariah
Table 1.2 Kisi-kisi instrumen kepuasan pelanggan
Table 1.3 Kisi-kisi instrumen loyalitas pelanggan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

DAFTAR NAMA PENERIMA DANA SOSIAL KORPRI TRIWULAN I ( Bulan

Jadi Anda Tidak Bingung Lagikan Untuk Menghias Plafon Rumah Anda Agar Lebih Menarik Lagi, Cukup Hanya Mengambil Telpon Anda Dan Hubungi Tim Jasa Lukis Kami, Dan Dapatkan Lukisan

(ICM) adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan. yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan

Tipografi merupakan seni atau kiat cetak-mencetak huruf-huruf misalnya, atau sering diartikan sebagai ukiran bentuk dari tulisan (khususnya puisi) supaya tampak indah. Selain

PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) yaitu semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dimana saat manajer melakukan perekayasaan laporan

Berdasarkan tem a t ersebut , kerangka isi karangan yang paling runt ut berdasarkan pola dedukt if adalah (A) pentingnya pembiasaan berperilaku tertib lalu lintas, manfaat