ASOSIASI MUSLIM PENYELENGGARA HAJI DAN
UMRAH REPUBLII( INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kcpacla Fakultas Dakwah clan Kornunikasi
untuk i'vlemenuhi Persyaratan Memperoleh
Gclar Smjnna llrnu Sosial Islam (S. Sos. I 1
Oleh :
U !VIM I
NIM: 104053002069
---·--··---··---JURUSAN MANAJEMEN lDAKvVAH
FAI<ULTAS DAI<WAH DAN KOMUNII<ASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAI-I
JAKARTA
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
I. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mernperoleh gelar Strata I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif H ida: atullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan basil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatul lah jakarta.
PENYELENGGARA HAJJ DAN UMRA,H REPUBLIK
INDONESIA (AMPHURI)
Tinjauan セイ・イィ。、。ー@ Progrnn1 Penye!enggaraan lbadah 1--laji f(husus
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah clan Komunikasi untuk Memenuhi Pcrsyaratan Mcmpercleh
Ge Jar Sarjana Sosial Islam (
s.
S<lS. !) Oleh:U JVI lVI l
NIM: 104053002069Di Bawah Bimbingan :
4!Jr0_!}/J
lセセオョ、。ィ@
Sulaiman. MA.NIP : 150287029
JURUSAN MANAJEMEN DAK\VAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF JUDA YATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
be1judul
IMPLEl\1:ENTASI
KOORDINASI,
INTEGRASI DAN SINKRONISASI (KIS) PELAKSANAAN HAJI PADA
ASOSIASI
MUSLIM
PENYELENGGARA
HAJI
DAN
UMRAH
REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI) telah
、ィセェゥォ。ョ@dalam sidang
munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN
Syarif Hidayatullah Jakaiia
pada tanggal 17 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.
I)pada program studi
Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 17 Juni 2008
Sidang Munaqasyah
Drs. Stud
. zal
LK
MA
NI : 150262876
Anggota:
Penguji I,
tセ@
Drs. I-Iasanuddin Ibnu Hibban, MA
NIP: 150270815
Pembimbing,
Sekretaris,
Drs. Cec:ep Castrawijaya, MA
NIP : 150287029
Penguji
II,
セ@
Bapak Dr. Arief Subhan, MA, Pudek II, Bapak Drs. Mahmud Jalal,
MA. Pudek III, Bapak Drs. Study Rizal LK, MA .
..\
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Bapak Drs
Hassanuddin Ibnu Hibban, MA dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya,
MA, Mcreka itulah yang telah mclayani penulis dengan penuh kesabaran
mclayani seluruh pcrsvaratan-persnratan administrntif dan yang selalu
rnernberikan motivasi kepada rnahasiswanya khususnya pada penulis.
5. Pembimbing Akademik Bapak. Noor Bekti Negoro SE, STP, M.Si,
yang setiap semester selalu dimintai pengarahan dan bimbingan sampai
pada pengajuan skripsi ini.
6. !bu Dra. HJ. Jundah Sulaiman, MA, selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritik serta
motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
7. Segenap para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
berjasa dalam penulisan skripsi ini, merekalah para penerang dan
pendidik negeri dengan kecakapan ilmunya, pengal.amannya dan proses
pembelajaran selama penulis dalam masa studi.
8. Para staff Tata Usaha, staff perpustakaan dan karyawan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu proses kelancaran
administrasi dalam pembuatan skripsi ini.
kasih telah bersedia memfoto kopy dokumen-dokumen AMPHURI, Bapak Verdy, Bapak Ali, Bapak Munif, Bapak Kasman, di!. Terima kasih dengan keramahan dan waktunya telah bersedia membantu dalam penelitian ini.
I 0. Selain itu saya sa1npaikan rerin1a kasih kepada teman-tc1nan yang telah dcngan suka rela n1en1berikan arahan dan saran I<. . .t\li, I<. I--Iayyi> Hardian clan 1\hrnad Farug, juga kepada kawan-kawan yang telah tergabung daLun Fom!JI Maha.cis1va Mad11ra HforセャadI@ Maimun Rawi, J\nis Fauzan, Ahmad Fauzan Faruq, Siti 1-!omsiah, :\fisnati, J-Iayat.
11. Tcman-teman sekelas jurusan (lv!D/VIII/B) Eva, Uzi, r\'al, Deby, Yayah, \\/ulan, \'udi, J.Icri, Selan1ct, J(.iki, .r\ji dlL セヲG」ョQ。ョMエ・ョQ。ョ@ jurusan (MD/VIII/_·\) Zaki, !-!. Uma\", Ayi, Fatur, i\'al, lntan, Wirda, Nang dll, merekalah teman-teman nng mengasyikkan dan kadang 1uga menjengkelkan
Akhirnya, denga:i sega:a keterbatasan yang pe:iulis miliki baik dalam penyajian lapora:i, bentuk tulisan maupun isi dan bahasa yang digunakan pada skripsi ini, penulis berharap adanya kritik, saran maupun perbaikan yang bertujuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
... .
DAFTAR ISI
···
IVBABI
PENDAHULUAN
A. La tar Belakang Masalah ... .. .. .. . ... ... ... ... ... .... ... ...
I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...
5
C. Tujuan dp.n Manfaat Penelitian ...
5
D. Metodologi Penelitian ...
7
E. Tinjauan Pustaka...
10F. Sistematika Penulisan ... ...
11BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Koordinasi...
131.
Pengertian Koordinasi .. . .. ... .. ... ... ... .. ... .. ... ...
132. Pentingnya Koordinas...
153. Syarat-syarat Koordinasi...
18
4. Cara-cara Mengadakan Koordinasi...
19
5. Kebutuhan Akan Koordinasi ...
20
6. ivfasalah Dalam Pencapaian Koordinasi yang Efektif ...
22
7. Pendekatan terhadap Tercapainya koordiansi yang efektif ...
23
8. Memilih Mekanisme Koordinasi Yang Cepat ...
25
B. lntegrasi ...
26
1.
Pengertian Integrasi ... .. . .. ... .. ... ... ... .. ... ... ... ... ... ...
26
2. Pentingnya Pengintegrasian ...
28
3. Tujuan dan Prinsip Pengintegrasian ...
28
4. Metode Pengintegrasia...
29
C. Sinkronisasi ...
25
D. Haji...
30
I. Pengertian Haji ...
30
2. Dasar Hukum Perintah Melaksanakan Haji...
30
3. Rukun dan Wajib Haji ...
32
4. Cara Melaksanakan Haji ...
32
BAB HI GAMBARAN UMUM ASOSIASI MUSLIM PENYELENGGARA
HAJI DAN UMRAH REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI)
A.Sejarah Berdirinya AMPHURI ...
34
B. Tujuan AMPHURI ...
39
C. Fungsi AMPHURI ...
39
D. Letak Geografis AMPHURI ...
40
E. Struktur Organisasi ...
40
BABIV ANALISIS PELAKSANAAN KOORDINASI,
INTEGRASI DAN SINKRONISASI PADA AMPHURI
A. Implementasi Koordinasipada AMPHURI ...
42
I. Koordinasi Vertikal...
43
2. Koordinasi Horizontal...
49
B. Implementasi Integrasi pada AMPHURI ...
55
I.
Integrasi Secara Intern ...
55
2. Integrasi Secara Ekstern...
57
C. Implementasi Sinkronisasi pada AMPHURI ...
65
D. Lembaga-lembaga yang terkait dengan AMPHURI pada
penyelenggaraan ibadah haj i... ... .. ... .... ... ...
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... ... 70
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi manajemen adalah koordinasi, menurut Henry Fayol, koorclinasi merupakan suatu proses dinamis bukan statis. Syarat-syarat berkoordinasi setiap inclividu atau instansi harus memiliki perasaan untuk beke1ja san1a. karena koorclinasi merupakan suatu proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif. Tanpa
koordinasi, orang akan kehi!angan pandangan terhadap peranannya dalan1
organisasi secara total clan tergoda untuk inendahulukan kepentingan departen1en
n1ereka sendiri dengan n1engorbankan sasaran organisasi. 1
Seberapa jauh koordinasi yang diperlukan tergantung pacla sifat peke1jaan yang clilakukan clan tingkat saling ketergantungan dari orang-orang dalam berbagai unit yang melaksanakan tugasnya. Jika tingkat kebutuhan komunikasi clan infonnasi sangat tinggi, malca koordinasi yang ketat adalah paling baik. Jika pertukaran informasi tidak be;:;itu ーセイAセ@ ー」AL・イェセ。[Z@ :-.rnngkin diselesaikan lebih efisien clengan interaksi yang lebih sedikit antar unit.
AMPHUR! adalah organiasi, yaitu gabungan tiga asosiasi penyeleggara haji clan umrah yang ada selama ini. Tiga asosiasi itu adalah AMPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji), SEPUH (Serikat Penyelenggara Urnrah clan Haji) clan AMPPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara Pe1jalanan Urnrah dan Haji).
1 Jnrncs
2
AMPHURI sebagai asosiasi penyelenggara umrah dan haji plus atau
khusus di Indonesia, bukan hanya sebagai sarana penyampaian aspirasi anggota,
namunjuga bagi masyarakat yang menggunakanjasa para anggota AMPHURI.
Haji pada hakikatnya mcrupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya di
Wi\jibkan olch Allah SWT kepada seluruh umat Islam yang telah mencapai
istita 'ah, disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah
ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan
serta pcnyerahan diri secara total kepada Allah baik secara 111at·.=ri n1aupun 1nental
(spritual).
Ali Syari'ati melukiskan sebagai proses evolusi menuju Tuhan, dimana
sc!uruh jan1a·ah harus 111eninggalkan ego bangsanya, atribut ke!as sosial,
ekonominya dan berbagai pcngkat dan jabatan yang dimilikinya untuk
bersama-sama mengkonsentrasikan diri di dalam kesadaran kesatuan (equality) sebagai
sesama umat manusia menuju Tuhan, oleh karena itulah haji bukan semata-mata
ibadah yang melambangkan kepulangan seorang hamba kepada khaliknya, akan
tetapi haji juga ウセ」NZN\。@ ^ゥョLセッZ[[L@ menyampaikan derajat kemanusiaan universal
tanpa diskriminasi.2
Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknyn menganut agama
Islam, dari tahun ketahun terlihat antusiasme masyarakat untuk menunaikan rukun
islam yang ke-5 semakin meningkat, pergi haji menjadi tradisi yang sudah
senia,,in lama berakar dikalangan masyarakat muslim Indonesia.
Peningkatan jumlah jama'ah haji Indonesia beberapa tahun terakhir ini
menempati urutan yang paling atas dibandingkan negara lain. Jumlahjama'ah haji
2
yang begitu banyak yaitu pada tahun 2007 dengan kuota jamaah haji Indonesia yang mencapai 210.000 orang terdiri dari 16000 orang haji khusus dan 194000 orang reguler termasuk petugas haji, sedangkan jumlah jama'ah haji khusus yang daftar tahun 2007 mencapai 22000 orang lebih. Akibatnya, sebanyak 6000 orang jama'ah gaga! berangkat karena tidak mendapatkan kuota. Maka, berimplikasikan terhadap kompleksitas masalah perhajian dari rnhun ke tahun.3
Berdasarkan UU No. 17 tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibdah haji, bahwa penyelenggaraan ibadah hriji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah, dibawah koordinasi tvlenteri Agama. Kebijakan tentang ibadah haji yang berlaku di Indonesia bermuara pada UUD 1945 pasal 4 ayat I dan pasal 29 ayat 2 yang selanjutnya di amanatkan kepada pemerintah 111elalui GBHN.4
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peranan lembaga swasta dalam penyelenggaraan ibadah haj i sangar penting, karena posisinya juga membawa citra negara Indonesia di dunia intemasional, artinya jama'ah haji asal Indo<1esia uJc, upaka<1 d1.<.:. bangsa yang harus menjaga nama baik dan kehormatan bangsa. J ika terdapat satu travel haj i dari Indonesia yang buruk dalam menyelenggarakan haji, maka dampaknya pun akan dirasakan oleh negara. Peranan travel-travel haji khusus itu tidak hanya pada pelayanan dalam bentuk bimbingan haji saja, tetapi juga dalam hal pelayanan untuk memberikan ketenangan, kenyamanan dan kemudahan jamaah, termasuk dalam ha! menyelenggarakan haji .
. セN@ \V\V\v.Un1rahhajiplus.corn
4
• UUD RI No. 17 Tahun 1999 tentang p・ョセ・ャ」ョァァ。イ。。ョ@ lbadah J·Iaji, (Dcpad Ri,Dirjcn
4
Apaiagi baru-baru ini para penggunaan paspor hijau saat ini sudah sangat meresahkan. Pengguna paspor h\jau jumiahnya mencapai 1.000 orang Iebih dan umumnya diiakukan oieh penyeienggara ibadah haji khusus (PIHK).5
Permasalahan yang timbul saiama penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di Indonesia disebabkan salah satunya peiaksanaan kegiatan yang tidak terkoordinir dengan baik, para pelaksana organisasi rnenyelenggarakan ibadah h"ji yang kurang memahami tugas yang dibebankan kepadanya dan pengawasa;i tugas yang tidak terarah. Jika dernikian hainya maka kepercayaan masyarakat terhadap
organisasi penyelenggra haji akan berkurang
Oieh karena itu, AMPHURI sebagai lembaga tertinggi yang mengkoordinasikan 210 dari travel atau biro penyelenggara haj i Indonesia dituntut supaya berani menertibkan anggotanya. Karena itu, di sinilah peran Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) selaku induk dari seluruh penyelenggara haji dan umrah untuk menen:ibkan anggotanya, termasuk travel yang tidak memiiiki ijin haji.
Oleh karena itu koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara AMPHURI dengan para aggotanya, Direktorat JenderaI Penyeienggara Haji dan Umrah, masyarakat dan pihak-pihak terkait sangat dibutuhkan agar penyelenggaraan haji dan umrah berjaian dengan baik dan profesional.
Melihat betapa pentingnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam penyelenggaraan h"ji maka penuiis membahasnya sebagai katya iimiah dengan memberijudul skripsi yaitu "IMPLEMENTASI KOORDINASL INTEGRASL DAN
, '.'v1a!luh Basyuni, Musya\varah Ke1ja Nasional I, Eraluasi Penyelenggaraan !iaji
SINKRONISASI (KIS) PELAKSANAAN HAJJ PADA ASOSJASI MUSLIM
PENYELENGGARA HAJJ UMRAH REPUBLIK INDONESIA fAMPHURI) "
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Menurut para pakar manajemen, fungsi manajemen diantaranya planning, organizing, actuating dan controlling (POAC), leading dan koordinasi. Untuk mcnjelaskan permasalahan agar penelitian ini dapat dilakukan lebih cennat, maksimal dan terarah, maka permasalahan penelitian dibatasi pada penerapan Koordinasi, lntegru;i dan Sinkronisasi, khususnya pada program penyelenggaraan ibadah haji khusus pada tahun 2007-2008 di AMPHURI
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis me:rumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mekanisme penerapan koordiansi, integrasi dan sinkronisasi di AMPHURI pada penyelenggaraan ibadah haji khusus?
b. Lembaga-lembaga apa saja yang terkait dengan AMPHURI pada penyelenggara ibadah haji khusus?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. T uj uan pen el itian
6
b. Untuk mengetahui lembaga-lembaga yang terkait dengan
AMPHURI pada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna clan bermanfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung antara lain
a. Bagi AMPHURI
Dengan adanya penclitian ini, penulis berharap dapat memberikan
masukan atau infonnasi yang bermanfaat sehubungan clengan
pencrapan Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi (KIS).
b. Bagi Penulis
Secara akademis kegiatan penelitian ini untuk memenuhi
syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan penelitian ini dapat
berguna sebagai perbandingan terhadap ilmu pengetahuan yang
penulis dapatkan di bangku kuliah dengan dunia nyata, serta dapat
menambah pengetahuan tentang penerapan KIS yang efektif.
c. Pihak lain-lain
D. Metodologi Penclitian
I. Metode Penelitinn
Jenis penelitian ini adalah menggunakan studi lapangan atau penelitian
lapangan dan studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Bogdan da11 Taylor ( 1975:5) mendefinisikan metode kualitatif sebagai
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan j)erilakt: yang diamati. p・ョ、・ォ。エセZョ@ ini
diarahkan pada larnr dan incliviclu tersebut secara holistik (utuh), jadi
dalam ha! ini tidak boleh mengisolasikan individu atau perorangan
kedalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan.6
Jadi metode yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah
penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian untuk rneneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pernikiran ataupun suatu kelas pada masa sekarang.7
Jadi deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian dengan pengamatan
langsung yang bersifat interaktif dan memaparkannya st:suai dengan
data-data yang didapat.
2. Sember Data
Sumber data mt merupakan susuatu yang sangat penting untuk
digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu
penelitian. Dalam ha! ini penulis menggunakan :
6
. Lexy J. Mo!ocng .. \/e1ode Pene/itian Kualitat{f(Bandung: R.en1aja Rosdakarya, 2004),
h. 3
7• ;\dang Rukhiyat dkk. Panduan Penelilian Bagi Ren1aja (Jakarta: Peinerintah Pro\'isi
8
a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta dokumentasi dengan beberapa pengurus AMPHURI
b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur terkmt.
3. 'feknis Pcngun1pulan Data
ᄋセᄋ・ォョゥウ@ J'engumpc;lan data. dilakukan melalui :
a. Observasi
Pengumpulan data dengan teknik observasi ini penulis mcngadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian melalui pemilihan data, pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh gamharan yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa faktual tentang koordinasi, lntegrasi dan Singkronisasi di AMPHURI b. Wawancara
Pengumpulan yang digunakan adalah dengan cara merekam menggunakan tape recorder lalu mencatat kembali hasil wawancara sesuai apa adanya.
c. Dokumentasi
Dalam ha! ini penulis meminta data-data kepada lembaga yang diteliti sesuai denganjudul dan pembahasan
4. Waktu clan Lokasi Pcnclitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Maret 2008 sampai dengan tanggal 24 Mei 2008. Adapun Jokasi penelitian yaitu di kantor :;ekreta!·iat AMPHURI : Komplek Gudang Peluru Bl.ok K 257 hkarta Sclatan 12830. Indonesia. Tip 021 83794341-83794379
5. Tcknis Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya penulis mengolah data dengan cara mengedit yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keselurnhan berkas-berkas dapat diketahui dan dapat dinyatakan baik
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah dengan menyusun data secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. Data kualitatif dianalisis dan diimplementasikan bersama dengan proses pengumpulan data, adapun cara yang digunakan untuk menjadikan data siap dianalis, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
JO
terformulasikan dengan konseptual dan siap menguji hubungan antar konsep
b. Coding data kualitatif. coding data dapat digunakan dengan dua cara, yaitu open coding dengan artian menjadikan data sebagai kategori selection coding. Yaitu memilih secara selektif kasus-kasus yang sesuai topik bahasan dan membuat perbedaan secara kuantitas terliudap da•.a sehingea komplit.
c. Analisis catatan, data lapangan berupa catatan direcode dalam note, clibuat komcntar clan intepretasi lainnya. Dalam hal ini penulis menganalisa dengan menggunakan analisis deskriptif, yalmi penulis berusaha menggambarkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan data dan fokta yang ada.
7. Teknis penulisan
Penulisan skripsi 1111, penulis berpedoman pada buku pedoman penuEsan skripsi, thesis, clan dise1tasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2007 dengan ketentuan sebagai berikut : untuk penulisan al-Quran tidak memakai foot note dan te1jemahan dari Departemen Agama
E.
Tinjauan PustakaTinjauan kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian ini dia1.taranya:
Buku Ors. H. Malayu Hasibuan, Manajemen dasar, pengertian dan masalah, buku 1111 memaparkan aspek-aspek teknis pelaksanaan
Adapun skripsi lain sebagai referensi : Faisal Arifin, judul skripsi "Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji Kandepag Kata Cilegon" (suatu kajian terhadap fungsi manajemen), Fakultas Dakwah dan Komunikasi 103053028702. angkatan tahun 2006-2007. Skripsi ini menjelaskan tentang proses pengawasan dan evaluasi. Proses pengawasan yang dilakukan oleh Kandepag Kata Cilegon yaitu dilakukan sejak pendaflaran oampai pemulangan jamaah haji. Evaluasi yang digunakan Kandepag Kata Cilegon adalah standar ukuran berdasarkan kebijakan dari pemerintah pusat dan hasil ke1ja dari bawahan.
Sedangkan skripsi penulis, membahas mengenai salah satu fungsi manajemen yang berisi tentang proses koordian;;i, integrasi dan sinkronisasi yang dilakukan oleh asosiasi muslim penyelnggara haji dan umrah republik Indonesia (AMPHURI)
F. Sistematika Penulisan
BABI
Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing terdapat sub-sub, yaitu :
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perurnusan masalah, tujuan serta ma.nfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TBORITIS
BAB III
BAB IV
BABY
12
GAMBARAN UMUM ASOSIASI l\!ffiSLIM PENYELEGARA
HAJI DAN UMRAH REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI)
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai: sejarah berdirinya
AMPHURJ, tujuan AMPHURI, fungsi AMPHURI, Letak
Geografis A MPH URI dan Struktur Organisasi AMPHURJ.
ANALISIS PELAKSANAAN KOORDINASI, INTEGRASI,
DAN SINKRONISASI P ADA AMPHURI
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang pelak.sanaan koordinasi
vertikal, koordinasi horizontal, pelaksanaan integrasi intern.
pelaksanaan integrasi ekstern dan pelakanaan sinkronisasi serta
lembaga-lembaga yang terkait dengan AMPHURJ pada
penyelenggaraan haj i
PENUTUP
Pada hab ini penulis memberikan kesimpulan atas seluruh
pembahasan dan mengemukakan saran-saran yang mungkin
A. Koordinasi
l. Pengertian Koorllinasi
Dida\am Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
konrdinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi dan cabang-cabangnya
sehingga peraturan dan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan saling
berkaitan.1
Coordinating atau rnengkoordinasikan merupakan salah satu fungsi
manajemen (Henry Fayal) untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjarli kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyarukan, dan menyelaraskan peke1jaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
orgailisasi.
Usaha yang dapat dilakukan i..ntuk mcucapai cujuu11 itu, antara lain
dengan memberi intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan
penjelasan, bimbingan atau nasihat, dan mengadakan pelatihan (coaching) dan
bila perlu memberi teguran2
Untuk jelasnya pengertian koordinasi ini, penulis rnengutip
pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli sebagai berikut :
1
• Ti1n Prin1a Pena, Kan111s Besar lndonesia {Jakarta: Gita /\!ledia Press, 2000), h.451.
14
a. Drs. H Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi
adalah
kegiatan mengarahkan, menintegrasikan danmengkoordinasikan unsur-unsur manajemen 6 M dan peke1jaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
b. E.F.L. Breech
Koordinasi adalah 111engin1bangi dan n1enggerak.kan tirn dengan
rnemberikan lokasi kegiatan peke1jaan yang cocok kepacla masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
c.
G.R. ferryKoordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan juG1l<1h dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.3
Pendapat G.R. Teny ini beraiti bahwa koordinasi adalah persyaratan usaha dan nielipuli ocbagaiaH berikut.
I) Jumlah usaha, baik secara kuantitatifmaupun secara kualitatif 2) Waktu yang tep?.t dari usaha-usaha ini
3) Pengarahan usaha-usaha ini4
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan yang terpisah (unit-unit) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.5
J. l\!la!ayu S.P. Hasibuan .. \fanaje111e11: Dasar. Pengertian Dan A.Jasa/ah (Jakarta: Bumi
i\ksara. 200 I). h. 85 . . , . Ibid .. h. 86
5
Dari beberapa pengertian koordiansi diatas maka, penulis mengambil kesimpulan sepe11i yang dikemukakan oleh Dr. Awa!uddin Djamin, MP.A. Koordinasi adalah suatu usaha kei:ja sama antara badan, instansi, unit, dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling
1nengisi, saling 111c111bantu dan saling n1elengkapi.6
2. Pentingnya Koordinasi
Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian peke1jaa11 kepada
para ba\vahan olch inanajer 111aka setiap individu ba\vahan akan n1enge1jakan
peke1jaannya sesua1 ,,.e,vcnang yang diteri1nanya. Setiap ba\vahan
menge1jakan hanya sebagian dari peke1:jaan perusahaan, karena itu masing-masing pekeijaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan dan diarahkan untuk tercapainya tujuan. Karena tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer dan tugas ini sangat sulit.7
Koo1Jinasi itu pe11tiHg
ciaiam
suatu organisasi, adalah :a. Untuk mencegah tejadinya kekacauan, percekcokan dan kekembaran atau kekosongan peke1jaan
b. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan
c. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
d. Supaya semua unsur manajemen 6M dan pekerjaan masing-masing individu karyawan harus membantu tercapainya ttijuan orgnaisasi
6
. Hasibuan, Jfanaje111e. Dasar, Pengertian Dan .\fasalah. h. 86.
7
16
e. Supaya semua tugas, kegitan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan
Beberapa ahli berpendapat bahwa koordinasi itu merupakan fungsi dasar manajemen. G.R Terry berpendapat bahwa masalah koordinasi merupakan hal yang akan tercapai dengan sendirinya, jika POAC ditcrapkan dengan baik. Para ahli sependapat bahwa koordinasi itu penting supa:a semua tindakan ditujukan se11a memberikan sumbangannya kepada tuj uan um um perusahaan
Tipe-lipe koordinasi
a. I(oordinasi vcrtikal (vetical coorrlination) adalah kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan, kerja yang ada di bawah wewenang dan
. b 8
tanggungja\va nya.
Tugasnya, atasan mengkoordinasikan semua aparat yang ada di bawah tanggung jawabnya secara Iangsung. Koordinasi vertikal ini secara relatifmudah dilakukan karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang sulit rliatur.
b. Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang tingkat koordinasi horizontal ini dibagi atas interdisciplinmJ' clan interrelated.
8
Interdisciplinwy, adalah suatu koordinasi dalam rangka
mengarahkan, menyatukan tindalrnn-tindakan mewujudkan dan
menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara
intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sarna tugasnya.
Interrelated, adalah koorclinasi antarbadan (instansi), unit-unit
yang fungsinya berbecla tetapi intansi yang satu dengan yang lain
saling bergantung atau n1en1punyai kaitan, baik 」。NMLセ。@ intern n1au 1;un
ekstern levelnya setaraf. Koordinasi horizontal ini relatif sulit
clilakukan , karena koordinasi ticlak clapat memberikan sanksi kepada
pejabat yang sulit diatur sebab keduclukannya setingkat.
Sifar-sifat koordiansi (coordination characlerislic.1)
a. Koordinasi adalah clinamis bukan statis
b. Koordinasi menekaiokan pandangan menyeluruh oleh seorang
koordinator (manajer) dalam rangka mencapai sasaran
c. Koordinasi hanya meninjau suatu peke1jaan secarn keseluruhan
Asas koordinasi adalah asas skala (scalar princip/e=hierarki)
artinya koordinasi itu clilakukan menurut jenjang-jenjang yang
berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hierarki ini bahwa setiap atasan
(koordinator) harus rnengkoordinasikan bawahan langsung misalnya,
manajer puncak mengkoordinasikan manajer madya, manajer madya
mengkoordinasikan manajer lini clan seterusnya.
Tuj11a11
koordinasia. Untuk mengarahkan clan menyatukan semua tindakan serta
18
b. Untuk menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran
perusahaan
c. Untuk menghindarkan kekososngan dan tumpang tindih peke1jaan
d. Untuk menghindarkan kekacauan dan penyimpangan tugas dari
sasaran
e. Untuk mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan GM ke arah
sasaran organisasi atau pcrt1sahaan
f
Untuk menghindarkan tindakan
over/lappingdari sasaran
pcrusahaan
3. sセイ。イ。QMsZカ。イ。ャ@ Koorclinasi
a.
Sense of cooperation(perasaan untuk beke1ja sama), ini harus
dilihat da:·i sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang
per orangb.
Rivahy,dalam pernsahaan-perusahaan besar sering diadakan
persaingan antara bagian-bagian agar bagian-bagian ini
berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan
c.
Team spiril,artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling
menghargai
d.
Esprit de crops,artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau
dihargai,
umumnya
akan
menambahkan
kegiatan
yang
berse1nangat.9
Ringkasnya kekuatan suatu organisasi ditentukan
spirit-espiritatau
semangat. Semangat ini ditentukan oleh tujuan dan cara-cara mencapai
tujuan itu dan ini meliputi doktrin. Selain semangat koordinasi juga harus mempunyai aspek-aspek formal yaitu metode-metode, teknik yang ditunjukkan untuk mengejar/mencapai sasaran tersebut.
Siapakah yang bertindak sebagai koordinator ?
Koordinator harus clilakukan oleh setiap manajer dalam perusahaan artinya harus dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai bawahan. Koordinasi tidak dapat diperintahka.1, dipaksakan, tetapi akai; Jebih bail;_ dengan cara persuasif (perintah dan permohonan) kepada bawahan. Karena dengan cara µersuasif akan lebih clihayati, clitaati oleh bawahan, sebab mereka merasa dihargai clan dihormati. Jadi dengan menggugah
pcrasaannya .
./. Cam-Caro 1\1engadakan Koordinasi
a. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai peke1jaan saja tidak culcup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik.
b. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama
c. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran-saran dan lain sebagainya
20
e. Membina human relations yang baik antara sesarna karyawan
f.
Manajer sering melalrnkan komunikasi informal dengan para
ba\vahan
Koordinasi dan kooperation
(coordination and cooperation)Perbedaan pengertian antara koordinasi dengan kooperation dapat
kita simak dari rumusan in i. Koordinasi berh ubungan dengan
pengintegra:::ian, sinkronisasi, n1e1npunyai ju111!ah \Vaktu, arah dan arti
yang lebih luas dari pada kooperation. Kooperasi merupakan tindakan
bersama oleh sejumlah orang terhadap tujuan bersama 10
5. Kebutuhan Akan Koordinasi
Kebutuhan koordinasi berbeda dalam hal sejauh mana
aktivitas-aktivitas itu perlu
、ゥゥョエセァイ。ウゥォ。ョ@dengan aktivitas 1mit-unit lainnya.
Kebutuhan koordinsi tergantung pada sifat dan perlunya komunikasi dari
tugas-tugas yang dilaksanakan serta tingkat kegiatan yang dikerjakan
Kebutuhan koordinasi menurut James D.Thompson dapat dibedakan
menjadi 3 variasi yaitu : 11
a.
Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan kelompok atau
ketergantungan menyatu
(pooled ゥョエ・イ、・ー・ョ、・ョ」\セ@Kebutuhan kelompok terjadi apabila unit organisasi tidak
tergantusng satu sama lain untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari tetapi tergantung pada prestasi yang memadai dari seti&p unit
demi tercapainya hasil akhir.
lO. Ibid. h. 89 11
b. Kebutuhan koordinasi atas saling ketergantungan berurutan atau sekuensial (sequential interdependence)
Ketergantungan sekuensial tercermin pada suatu unit organisasi yang harus melaksanakan kegiatan terlebih dahulu sebelum unit-unit selanjutnya dapat bertindak.
c. Kebutuhan koordinasi atas ketrgantungan timbal balik (reciprocal
in:ercle1Jenc/e nee)
I(etergantungan ti1nbal balik 1nelibatkan hubungan saling 111en1beri
dan 1neneri111a dan sating n1enguntungkkan di antara unit-unit
Ketiga hubungan saling ketergantungan ini dapat digambarkan seperti pada gambar 9.1. kebutuhan koordinasi saling ketergantungan yang menya:u lebih besar dari macam saling ketergantungan yang lain.
Pooled Interdependence
I
Sequenr;a/ Interdependence Recipproca! Interdependence
(
\
Divisi Divisi Dep. Dep.
セAュ・ャゥィ。@
Bag. [image:29.525.48.463.186.686.2]produk A produk B Pembelian
M
produksi an OperasiI
Gambar 9.1. Tiga macam Kebutuhan Koordinasi yang sating ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi. T. 1-!ani 1-!andoko, Manajemen, (Yogyakarta :
22
6. Masai ah Dalam Pencapaian Koordinasi Yang Efektif
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar derajat spesialisasi. semakin sulit bagi rnanajer untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang berbeda. Paul R. Lawrence dan Jay W Lorch telah rnengernukakan empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antar<: bermacam-macam individu do.n departernen-departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif, yaitu :
a. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. b. Perbedaan dalam orientasi waktu.
c. Perbcdaan dalam orientasi antar prib1di. d. Perbedaan formalitas struktur.12
7. Pendekatan Terhadap Tercapainya Koordinasi Yang Efektif
Komunikasi merupakan kunci koordinasi yang efektit: Koordinasi tergantung langsung pada pencarian, penyebarluasan dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidak pastian dari tugas yang dikoordinasikan, semakin besar keperluan informasi. :Oengan alasan ini, adalah bennanfaat untuk memikirkan koordinasi sebagai suatu tugas mernroses informasi. 13
Ada tiga pendekatan オョエセォ@ pencapaian koord:nasi yang etektif (lihat garnbar 9. 2.) 14
". Ibid, h. 198 QセN@
Jr1111es A.F. Stoner dkk. tllanaj!.:n1e11 (Jakarta. PT. Prchallindo). h. 14.
QセN@ !ndra !rnan dan Sis\vandi, :1plikasi 1\la11qjen1e11 Perusahaa11 Ana/isi Kasus dan
Ada dua cara yang harus ditempuh di dalam mengurangi atau memperkecil kebutuhan akan koordinasi, yaitu:
a) Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan. Sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga ke1ja, bahan bal(ll atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
b) Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri. Teknik ini rncngurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri dendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi oprasi
I' (perusahaan). ·
S. .\femilih Mekanisme Koordinasi Yang Cepat
Memilih mekanisme koordinasi yang cepat d.ilakukan dikaitkan dengan kemampuan organisasi dalam mengolah informasi. Apabila kebutuhan akan koordinasi lebih besar, organisasi harus menetapkan pilihan, apakah organisasi akun meningkati,an potensi koordinasi ataukah organisasi akan mengurangi kebutuhan koordinasi
Prinsip-prinsip koordinasi menurut Don Hellriegel dan John
W:
Slocum Jr, ada tiga yaitu :a. Prinsip kesatuan komando (the unity of command principle)
Dalam prinsip kesatuan komando pegawai harus mempunyai satu pemimpin saja. Setiap pegawai harus tahu kepada siapa ia harus melapor, dan siapa pemimpinnya. Hal ini sangat penting untuk
26
memperkecil kebingungan siapa yang harus membuat keputusan dan siapa yang harus melakukan atau menge1jakannya.
b. Prinsip tangga (!he scalar principle)
Prinsip tangga 111enunjukkan lebih jelas dan menandakan adanya rantai ko111ando yang tidak terputus antar anggota organisasi dengan atasan langsung, tugas-tugas yang diberikan jelas dan tidak tumpang tindih.
c. Ren tang kendali (span of comrol)
Prinsip rentang kendali menunjukkan model yang sudah tua. yang masih digunakan sampai sekarang. Prinsip ini me111berikan gambaran berapa banyak bawahan yang dapat diawasi secara efektif oleh seorang pemimpin. Prinsip rentang kendali ini berkeyakinan keras bahwa tidak mungkin seorang pemimpin dapat mengawasi bawahan dalam jumlah besar. Menurut Hellriegel dan Slocum Jr. seorang pemimpin hanya dapat mengawasi secar efektif paling banyak antara
4-12 orang bawanan.
B.
IntegrasiI. Pengertian lntegrasi
Definisi dari integrasi organisasi adalah suatu keadaan dimana hubungan antara satu unit dengan unit yang lain mempunyai hubungan yang sangat dekat (closely correlated).
Menurut Romine integrasi (unit) itu merupakan suatu kesatuan yang bulat dari pada bagian-bagian yang lain yang tidak terpisahkan satu sama
lain, 1nelainkan rangkaian dari bagian yang bersatu padu dengan serasi.
Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa integrasi adalah suatu usaha untuk menyatukan tindakan-tindakan berbagai badan, instansi, unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama.15
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan agar tercapai ketja sama yang memberikan kepuasan.
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi cian saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari basil pek"!rjaannya. Agar dapat mencapai sasaran atau tujuan organisasi, Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena m1;mpersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. begitu juga halnya dengan organisasi yang saling bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain yang memiliki kelebihan dan kelemahan pada masing-masing instansi-instansi16
15
• J-lasibuan, Alanaje111e, Dasar, Pengerlian Dan Afasalah. h. 85. 10
• Zacnuddin Achn1ad, 1\fanaje111e11 Szanber Daya Afanusia (Jakarta :Mitra \Vacana
イMMᄋセMMMᄋMMᄋᄋMセMセMMMMMMセGB@
-·
·1
2. Pentingnya Pengintegrasian --·---·- I
28
Pengintegrasian (Integration) merupakan fungsi operasional manajemen personalia yang terpenting, sulit dan kompleks untuk mercalisasikannya. Hal ini discbabkan karena karyawan bersifat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri, sifat serta membawa latar bclakang. perilaku, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam
organisasi perusahaan.
Masalah pengintegrasian adalah menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan. Agar tercipta kerja sama yang serasi serta saling menguntungkan. Jadi the nature of man dan the na/ure of organization perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh agar pengerlian pengintegrasian menjadi jelas.17
Jadi pengintegrasian merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan peru:iahaan memperoleh laba.
3. Tujuan dan Prinsip Pengintegrasian
Tujuannya adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan. Sedangkan Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerja sama yang baik dan saling
n1enguntungkan.
17
• Malayu S.P. Hasibuan. Aia11ajen1enS1anber Daya k!an11sia. (Jakarta: PT. Bun1i Aksara.
4. Metode Pengintegrasian
Manajer dalam melaksanakan pengintegrasian harus berdasarkan
kepada prinsip dan metode yang mapan. Metode adalah suatu cara
pendekatan dan pemecahan masalah yang berdasarkan atas analisis ilmu
pengetahuan. Dengan metode ini diharapkan pemecahan masalah dapat
dipertanggung jawabkan. Pendekatan pengintegrasian dalam mempengaruhi
sikap dan perilaku karyawan hendaknya didasarkan atas anggapan bahwa
karyawan adalah asset atau kekayaan utama perusahaan yang perlu
dipelihara secara manusiawi, bukan diperlakukan sebagai faktor produksi
pasiflainnya yang dapat dima.nafaatkan sekehendak hati.
C. Sinkronisasi
1. Pengertian Sinla-onisasi
Menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sinkronisasi
berasal dari kata
sinla·on
yang artinya adalah sejalan, sejajar, sesuai dan
selaras.
Sinla·onisasi
adalah perihal menyelaraskan, menyesuaikan dan
penyerentakan
30
D. Haji
I. Pengertian haji
Dalam buku Fiqih Praktis. M. Bagir Al-Habsyi menyatakan bahwa haji
berasal dari bahasa Arab yaitu "Hajj", haj i scara etimologis berarti:
tujuan, maksud, clan menyengaja. Pengertian haji secara istilah ulama fikih
aclalah menyengaja n1enclatangi Ka'bah (Bai11dlah) untuk menunaikan
a111alan-an1alan tertcntu antara lain : \-VukuC 13\\·aC
sa
·
i dan a111alan lainr1.yapada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT clan
mengharapkan ridhauya. Atau mengunjungi tempat tertentu pada waktu
tertentu untuk melakukan amalan-amalan yang dimulai setelah tergelincir
matahari tanggal 9 Zulhijjah sampai dengan terbit fajar pada tanggal 20
Zulhijjah.
2. Dasar Huk11111 Perintah Melaksanakan Haji Ia/ah :
Artinya : '' .... Menge1jakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan pe1jalanan ke
Baitullah. Bar(mg siapa mengingkari (kewajiban haji) 111aka
sesungguhnya Allah Maha kaya (tidak 111e111erl11ka11 sesuatu) dari semesta
Juga bisa didapatkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah sebagaimana berikut :
Rasulul/ah bersabda,... ,, ,,. ,, _,,. 0 \ 0 0 ... J.
セ@
p
セ@ Iセ@
I 0 I :,セ@
G,.
Iセ@
:;,. ; 0 I Allii;
:,
セ@
Ml
1:,c
G,,J_
I(is
LJ
I olJJ)"Orang-orang .vang lllenge1jakan haji [/an orang-orang Jiang
111e11ge1jakcm 11111rah merupakan duta-duta Allah. J\1aka jika mereka
111e111ohon kepad,1-Nya pasti!al1 dikabu.'kan-Nya don jib mereka /lieminta
mnpim pasrilah dia111p1111i-Nya."
Berdasarkan al-Quran dan Hadits tersebut, ulama fikih sepakat
bahwa hukum menunaikan ibadah haji adalah fardu'ain bagi setiap muslim
atau muslimah yang telah memenuhi syarat wqjibnya.
Adapaun svarat-.1yara/ haji itu sebagai berik111:
a. Beragama Islam
b. Berakal sehat
c. Baligh, yakni telah sampai umur
d. Merdeka, bukan hamba sahaya
e. Kuasa atau mampu menge1jakannya (istita'ah)
33
tidak mampu dapat digantikan dengan puasa selama I 0 hari yaitu 3 hari Makkah atau di Mina dan 7 hari di tanah air, apabila puasa 3 hari di Makkah tidak dapat dilaksanakan karena suatu hal maka harus diqadha ketentuan puasa yang tiga hari dengan yang tujuh hari dipisahkan 4 hari, pelaksaan haji dengan ccara tamattu; ini dianjurkan bagi semuajamah haji dan petugas.
b. Pelaksanaan Haji Ifrad
lfrad adalah menge1jakan haji dan umrah dnegan cara mendahulukan ibadah haji. Cara ini tidak wajib membayar dam. Pelaksanaan haji dengan earn ifrad ini dapat dipilih oleh jamaah haji yang masa waktu wukufnya sudah dekat kurang lebih 5 hari.
c. Pelaksanaan Haji Qiran
UMRAH REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI)
A. Sejarah Berdirinya AMPHURI
Pada tanggal 15 Oktober 2006 diadakan sebuah Kongres Pembentukan
clan pセョケ。エオ。ョ@ 3 Asosiasi yaitu AMPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara
Umrah dan Haji) berdiri pada tahun 1985, AMPPUH (Asosiasi Muslim
Penyelenggara Pe1jalanan Umrah dan Haji) berdiri pada tahun 1990, dan
SEPUH (Serikat Penyelenggara Urnrah dan Haji) berdiri pada tahun 1998,
kemudian menjadi satu yang dilaksanakan di Sasana Amal Bakti Departemen
Agama yang menjadi catatan sejarah lal'irnya Asosiasi baru yang diberi nama
Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji & Umrah Republik Indonesia atau yang
disingkat (AMPHURI), 1
Sekaligus melalui kongres tersebut ditetapkan 5 orang tokoh peserta
kongres yang menjadi Tim Formatur yaitu : H. Baluki Ahmad, H Asrul Azis
Taba, Hasbullah Z Abidin yang sebelumnya menjadi Pimpinan di AMPUH,
semantara H. Mahfudz Jaelani dari AMPPUH dan H Hafidz Taftazani dari
SEPUH, dari kelima Tokoh tersbut diambil suara dengan Urutan : (I) H.
Balu°ki Ahmad (2) !-!. Asrul Azis Taba (3) H. Hafidz Taftazazi (4) H. ahfudz
Djaenali (5) H. Hasbullah Z Ab:din2
Hal ini dilakukan untuk merespon kehendak Menteri Agama RI yang
menginginkan agar asoasisi penyelenggara haj i dan umrah itu bersatu dalam
1
• Wa\vancara pribadi dengan Arif I-lenna\van, Jakarta. 29 Maret 2008, Jain. I0.00.
[image:39.522.64.420.220.487.2]35
satu wadah untuk mempe1juangkan aspirasi anggotanya dalam melaksanakan pelayanan perjalanan umrah dan haji. AMPHURI merupakan organisasi perusahaan muslim nasional. didirikan di Jakarta dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga terdaftar di Pengadilan Negeri dan disahkan Departemen Kehakiman dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. AMPHURI merupalrnn tempat berhimpunnya perusahaan penyelenggara perjalanan umrah dan haji yang dimiliki serta dikelola sepenuhnya oleh pengusaha muslim Indonesia.
Sebelum tiga asosiasi ini bersatu, penyelenggara haji khusus kurang memiliki power terhadap kebijakan Kementerian Haji Kerajaan Saudi Arabia. Dengan bersatu menjadi AMPHURI, pengurns AMPHURI bertekad mewujudkan perhajian Indonesia yang lebih berkualitas. profesional dan berkeadilan, serta disegani.
Atas peran aktif Menteri Agama. M. Maftuh Basyuni, AMPHURI berhasil diresmikan pada hari kamis, tanggal 31 Oktober 2006 yang diketuai H. Baluki Ahmad. Sebulan usai diresmikan, langsung bisa mei.ghasiikwi kebijakan yang baik, yakni dapat menurunkan pengurnsan biaya Armina yang awalnya SAR 2.000 menjadi SAR 1.550 bagi Penyelengara haji khusus.3
Selanjutnya pada tanggal 3 I Oktober 2006 Tim Formatur menetapkan untuk menyusun pengurus untuk masa Bakti 2006-2009. Dari ke 3 (tiga) asosiasi tersebut memil'ki wakilnya masing-masing yaitu, Ketua Umum dipimpin oleh H. Baluki Ahmad. mantan Ketua Umum AMPUH dan sebagai
3
wakil ketua adalah Hafidz Taftazani dari Sepuh. Semetara Ketua AMPPUH H. Mahfudz Djaelani didudukkan sebagai Penasehat.
Seiring berjalannya waktu, AMPHUR! terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat, kebanggaan Menteri Agama itu hanya be11ahan setahun, yaitu pada musim haji 2006M/1427H. Sebulan setelah perebutan kuota haji plus pada 25 Juni 2007, エ・セェ。、ゥャ。ィ@ perpecahan di tubuh AMPHURI. hingga rada akhirnya pada tahun 2007 AMPHURI mengalami permasalahan intern sehingga te1jadi perpecahan, perpecahan tersebut dikarenakan ada travel yang merasa tidak puas dengan kepengurusan AMPHUR! yang disahkan oleh Menteri Agama karena tidak mengakomodasi kepentingan anggotanya. Beberapa travel haji kecewa karena banyak jamaahnya tidak berangkat haji laPtaran gaga! dalam perebutan kuota haji plus yang digelar terbuka di internet, sehingga sebagian dari pengurus AMPHURI mengundurkan diri dan ada yang membentuk asosiasi kembali dan terbentuklah dengan nama yang sama yaitu AMPHURI versi H. Baluki Ahmad dan AMPHURI versi H. Fuad Hasan pimpinan Maktour, namun yang me1ubcJa;,.all aduiu.i1 pada logonya.
37
AMPHURI sebagai Asosiasi Penyelenggara Umrah dan I-Jaji Plus di
Indonesia, bukan hanya sebagai sarana penyampaian aspirasi anggota, namun
juga bagi masyarakat yang menggunakan jasa para anggota AMPHURI.
AMPHURI merupakan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh
Republik Indonesia yang merupakan asosiasi yang menaungi penyelanggara
umroh dan hr\ii seluruh Indonesia. Anggota Resmi AMPHURI adalah Asosiasi
210 Perusahaan Penyelenggara Umrah & Haji yang diakui secara resmi oleh
Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Harapan Menteri Agama terhadap peningkatan kine1ja travel haji khusus
ini tidak hanya pada pelayanan dalam bentuk bimbingan haji saja, tetapi juga
dalam hal pelayanan untuk memberikan ketenangan, kenyamanan dan
kemudahan jamaah, termasuk dalam ha! menyelenggarakan haji. Agar jangan
sampai ada biro haji yang tidak memiliki izin menyelenggarakan haji, justru
ikut-ikutan menyelenggarakan haji. AMPHURI untuk benindak lebih berani
dalam menertibkan para anggotanya.
AMPHURI bertugas mendata anggotanya dan melaporkannya kepada
Depa1temen Agama mengenai jumlah anggotanya termasuk izin
operasionalnya. Jika nanti ditemukan travel yang menyelenggarakan haj i,
padahal tidak memiliki izin operasional haji nyata-nyata akan merugikan
jamaah. Travel tersebut mencari keuntungan dengan cara yang kurang terpuji.
Komitmen AMPHURI sangat diharapkan dalam menjembatani セ・エゥ。ー@
persoalan yang dialami anggota dan jamaahnya. Dengan data yang ada di
AMPHLJRI masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai penyelenggara
penyelenggara umrah & haji. Juga dapat memberikan pengaduan pelayanan untuk perbaikan bersama. Masyarakat dapat mengaksesnya, menyampaikan pertanyaan dan keluhan melalui situs: www.umrahhajiplus.com. Bisa juga langsung ke kantor sekretariat AMPHURI : Komplek Gudang Peluru Blok K
257 Jakarta Selatan 12830. Indonesia. Tip 021 83794341-83794379
AMPHURI rnerupakan rnitra pemerintah dalarn hal ini Depaitemen Agama untuk mengakomodir dan menaungi serta menjacli representasi dari
210 anggotanya di seluruh Indonesia untuk kelancaran ibadah umroh dan haji khusus untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepadajamaah haji.
Apalagi dengan kuotajamaah haji Indonesia yang tahun lalu mencapai
210 ribu yang terdiri dari I 6 ribu haji khusus dan I 94 ribu haji reguler termasuk petugas haji diharapkan peranan travel-travel haji khusus itu tidak hanya pada pelayanan dalam bentuk bimbingan haji saja, tetap!juga dalam ha! pelayanan untuk memberikan ketenangan, kenyamanan dan kemudahan jamaah, termasuk dalam ha! menyelenggarakan haji.
Kegiatan-h:egiaian untuk mensolitkan tujuan organisasi telah dilakukan secara bersama-sama yaitu pada Musyawarah Kerja n。セゥッョ。ャ@ (MUKERNAS I) di Asrama Haji pada tanggal 11 Februai 2007 di Pondok Gede Jakarta yang dilakuikan oleh panitia di bawah pinmpinan H. Zainal Abidin.
39
kesehatan jamaah dan biaya penyelenggaraan haji dan setelah di evaluasi secara umum penyelenggaraan haji tahun 2007 lalu ses.uai dengan yang diharapkan, artinya secara umum penyelenggraan haji tahun 2007 berlangsung baik
Berbagai persoalan dibahas termasuk masalah pendaftaran haji khusus se1ia kemungkinan tambahan kuota haji khusus. Sepe11i diketahui, pada musim penyelenggaraan haji tahun 2007 lalu, penyelenggara haji khusus mendapatkan kuota sebanyak 16 ribu orang. Namun, saat pendaftaran, jumlah jamaah yang rnendaftar mencapai 22 ribu lebih. Akibatnya, sebanyak enarn ribu jamaah haj i khusus gaga! berangkat karena tidak mendapatkan kuota. ldealnya, kuota haj i khusus sebanyak 25 ribu orang,
Musymrnrah Ke1ja Nasionla II (MUKERNAS II) telah dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra Jakarta pada tanggal I 0 Maret 2008 yang telah diikuti oleh pengurus dan para anggota AMPHURI.
B. Tujuan AMPHURI
I. Membangun dan membina serta meningkatkan kesatuan persepsi standar tentang kualitas pelayanan umrah dan haji untuk mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wata'ala.
2. Terwujudnya penyelenggaraan umrah dan haji secara profesional, efisien, efektif dan berkualitas.
C. Fungsi AMPHURI
2. Mempersatukan, mengarahkan dan menggerakkan kemampuan usaha serta kegiatan para anggota AMPHURI
3. Mempeijuangkan aspirasi dan kepentingan anggota, meningkatkan
rasa kesatuan di kalangan anggota dan karyavvan n1asing-1nasing.4
D. Letak Geografis AMPHURI
Pusat organisasi ini berkedudukan di ibukota negara Jakarta, kantor sekretariat AMPHURI : Komplek Gudang Peluru Blok K 257 Jakarta Selatan 12830. Indonesia. Tip 021 83794341-83794379
E. Struktur Organisasi (Orga11izatio11 Chart) AMPHURI
Dalam organisasi memerlukan adanya struktur untuk mempetjelas tu gas-tu gas wewenang dan tanggung jawab antar mereka yang mengelola organisasi, juga struktur dapat memperjelas hubungan kelembagaan dalam organisasi apabila dalam organisasi itu terdiri dari unit-unit ke1ja.
Suatu struktur organisasi sangat mempengaruhi perilaku-perilaku dalam struktur tersebut, dimana struktur organisasi adalah tugas-tugas yang diterima oleh setiap personalia dengan siapa mereka beke1ja sama, dengan siapa mereka mengadakan interaksi dan kepada siapa mereka melaporkan hasil ke1janya 5
Hubungan kerja disini sudah semakin jelas yaitu berupa kerjasama dan interaksi akan te1jadinya secara vertikal dan horizontal terutama kepada unit kerja yang lain.
セN@ At'vlPHLiRl. !vlatcri lvfusya\\'arah Kcija Ke.2, Afengoptitna!akan Peran Ai\1P/fURI ,\fe11uju Ke111as/aha1a11 U111111at (Jakarta: .-\!VIPHURI, 2008), h.18
5
41
Dengan demikian, struktur organisasi merupakan mekanisme kerja organisasi yang menggambarkan unit-unit kerja 、Qセョァ。ョ@ tugas-tugas individu di dalarnnya beserta kerjasama dengan individu lain dan hubungan kelembagaan antar unit kerja secara baik.
Begitu pentingya struktur organisasi dala111 \Vadah organisasi
sehingga setiap orang apapun bentuknya, mutlak mempunyai struktur organisasi yang di dalamnya rnenjclaskan jabatannya, tugasnya dan
SINKRONISASI (KIS) PADA ASOSIASI MUSLIM PENYELENGGARA
HAJI DAN UMRAH REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI)
A. lmplcmentasi Koordinasi pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan
Umrah Republik Indonesia (AMPHURI)
Dalam pelaksanaan perjalanan haji pasti melibatkan banyak lembaga, maim
dibutuhkan organisasi pelaksana haji, yang berfungsi sebagai pengatur atau pelaku
agar pelaksanaan haji dapat berjalan dengan lancar, nyaman, tertib, dan sah sesuai
dengan ketentuan agama. Pengaturan pelaksanaan haj i melibatkan ban yak
lembaga pemerintah maupun swasta yang bertugas sesuai peranannya
masing-masing. Masalah haji secara umum ditangani oleh Departemen Agama dengan
melibatkan Departemen lain dan unsur-unsur masyarakat seperti, Departemen
K.ehakiman dan Hak Asasi Manusia, Depatemen K.esehatan, Departemen
Perhubungan, Departemen Dalam Negeri, Bank Indonesia, Perusahaan
Penerbangan, Biro Perjalanan Umum, organisasi masyarakat dan lainya.
143
mungkin terjadi dan mengusahakan penyelesaian secara adil dan bijaksana sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2Proses Koordinasi Penyelenggara Ibadah Haji Klmsus di AMPHURI
Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan yang terdiri dari
data-data tertulis, hasil observasi, dan hasil wawancara bahwa proses koordinasi
Penyelenggaraan Ibadah Haji Klmsus (PIHK) yang dilakukan AMPHURI
yaitu dengan cara :
1.
Koordinasi Vertikal
Koordinasi secara ve11ikal
(vertical coordination)
yaitu, AMPHURI selaku
mediator kegiatan-kegiatan dan pengarahan antara anggota dan beberapa
instansi terkait, maka koordinasi yang dilakukan AMPHURI yaitu :
dengan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, anggota
organisasi dan Masyarakat.
a. Koordinasi
yang dilakukan AMPHURI dengan Direktur Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah ialah:
setoran, tempat setoran, jumlah setoran BPIH khusus dll. Semua telah diatur
dalam undang-undang No 48 tentang tata cara pedaftaran calon jemaah haji
khusus. Koordinasi ini dilakukan bertujuan agar tercapainya kesepakatan
bersama antara pemerintah dan lembaga swasta demi penyempurnaan
penyelenggaraan haji kedepan.
3Berikut adalah tata cara penyelenggaraan haji
khusus yang tertera pada Peraturan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Nomor D/84 tahun 2008 :
I) Direktur Jenderal Haji memberikan Surat Kuasa (SK) kepada Biro
Pe1jalanan Wisata (BPW) yang telah melengkapi persyaratan untuk
memiliki izin Perusahaan Penyelenggara lbadah Haji Khusus (PIHK).
2) Direktur Jenderal Haji menetapkan peraturan tentang tata cara pendaftaran
cal on jamaah hicji khusus yaitu mer.genai:
4a) Biaya Penyelenggaraan lbadah Haji Khusus yang disingkat BPIH
Khsusus adalah biaya penyelenggaraan ibadah haji khusus ditetapkan
dengan surat keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Departemen Agama Repubik Indonesia (RI), untuk setiap
tahun musim penyelenggaraan haji. Setoran BPIH khusus tercliri dari
setoran awal dan pelunasan.
b) Bank penerimaan setoran BPII-1 yang disingkat BPS BPIH adalah bank
penerima setoran BPIH yang tersambung secarn
online
clengan
SISKOHA T Departemen Agama clan telah ditetapkan oleh Menteri
Agama.
3
• \\.a\vancara Pribadi dengan M. Zahir Shatiry /\hmad.
4
• Direktur Jenderal Penye!nggara Haji dan Umrah, Tata Caro Pendaflaran Ca/on
45
c) Jemaah haji khusus adalah jemaah haji yang pelayanannya dilaksanakan oleh penyelenggara ibadah haji khusus.
d) Penyelenggara Ibdah Haji Khusus yang disingkat PIHK adalah penyelenggara ibadah haj i dengan pelayanan khusus yang mendapat izin dari Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama Republik Indonesia (RI).
e) Surat pennohonan pergi haji yang disingkat SPPH adalah isian fonnulir yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah.
1) Porsi adalah jumlah batasan alokasi pendaftaran jama'ah haji yang ditetapkan oleh Menteri Agama. Porsi terdiri dari porsi haji biasa dan por>i haji khusus.
g) Sistem porsi adalah nomor urutan bagi calon jemB.ah haji yang diberikan secara otomatis oleh Siskohat pada saat melakukan penyetoran awal BPIH.
h) Sistem kornputerisasi haji terpadu yang selanjutnya disingakt Siskohat adalah sistem pengelolaan data dan inforrnasi perhajian yang dimiliki oleh Departemen Agama dan terintegrasi dengan instansi terkait di tanah air maupun Arab Saudi.
atau telah melunasi BPIH tetapi tidak dapat berangkat, malca secara
otomatis menjadi waiting I ist.
j) Pelimpahan adalah penggabungan beberapa PIHK yang jumlah
calon hajinya kurang dari 45 orang dan mempunyai program paket
yang sama kepada PIHK yang lebih banyak jemaahnya dan
sekaligus menjadi koordinator (pemegang bendera).
k) Koordiantor (pemegang bendera) adalah PIHK yang ditunjuk
sebagai koordiantor yang be11anggung jawab mengurus dan
menandatangani kotrak atau akomodasi hotel, transportasi,
konsumsi, pelayanan Arafah Mina dan mengurus langsung
penyelesaian rekomendasi visa dan atau bercode tennasuk
pelayanan di Arab Saudi.
I) Rekomendasi adalah surat yang dikeluarkan oleh Departemen
Agama yang diberikan kepada PIHK dalam rangka pengurusan
bercode di Arab Saudi.
m) Bercode adalah sticker yang dikeluarkan oleh Kementrian Haji
Kerajaan Arab Saudi cabang Makkah atau Madinah berisikan nama
PIHK musim haji tahun be1jalan dan Muassasah Asia Tenggara,
sebagai persyaratan untuk memperoleh visa dari KESA
n) Pembayaran BPIH khusus adalah sejumlah uang dari setoran lunas
BPIH khusus yang dikembalikan oleh Depa11emen Agama kepada
PIHK setelah dikurangi sejumlah biaya yang ditanggung oleh
47
b. Koordinasi yang dilakukan AMPI-IURI terhadap para Anggota ialah :
AMPHURI menyampaikan informasi membantu Departemen Agama
dan instansi-instansi terkait untuk melakukan sosialisasi tentang
peraturan-peraturan penyelenggaraan haji seperti pendaftaran, biaya
penyetoran, informasi pernberangkatan haji khusus yang ditetapkan oleh
Departcmen Agama No. D/84 Tahun 2008 kepada seluruh anggota, dan
rnenyampaikan kebijakan-kebiqjakan yang ditetapkan oleh
instansi-instansi terkait kepada seluruh anggota karena tidak mungkin semua
anggota satu persatu berhubungan langsung dengan Departernen Agama
oleh karena itu disinilah fungsi AMPHURI sebagai mediator.5
Anggota merupakan biro perjalanan wisata yang telah rnendapatkan
izin penyelenggara umrah dan haji dari pernerintah, adapun tata cara atau
persyaratan menjadi Anggota AMP HUR! ialah sebagai berikut :6
!) Calon anggota mengajukan permohonan kepada Dewan Pengurus
AMPHURI, mengisi formulir pendaftaran yang disediakan serta
melarnpirkan dokurnen perijinan usaha yang dimiliki, foto kopi KTP
para pemilik dan manajemen pengelolanya serta menyertakan akte
pendirian atau SK pengangkatan.
2) Calon anggota harus rnenunjuk salah satu manajemen kuncinya
untuk secara tetap rnewakili kepentingan anggota dalam organisasi.
3) Calon anggota harus rnendapatkan dukungan secara tertulis dari
sekurang-kurangnnya 2 (dua) anggota AMPHURI
5
• \Va\\'ancara Pribadi dcngan ivt. Zahir Shatiry Ahn1ad.
6
4) Dewan pengurus harus memberikan jawaban terima/disetujui atau
ditolak selambat-lambatnya dalam 14 (empat belas) hari setelah
permohonan dianjurkan.
5) Penentuan penerimaan anggota harus berdasarkan persetujuan
De\van Pengurus.
6) Penolakan dan alasannya atas satu permohonan keanggotaan harus
ditetapkan dengan keputusan Dewan Pengurus dan
sekurang-kurangnya dalam waktu 5 (lima) hari. Setelah diputuskan Dewan,
permohonan dapat mengajukan kembali permohonannya sebagai
anggota.
7) Penolakan atas permohonan keanggotaan lebih dari 2 (dua) kali
mengakiibatkan calon anggota ticlak dapat mengqjukan permohonan
ki:anggotaan dal