• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/7 STRATEGI PENGELOLAAN KAMPUNG KB DENGAN POLA KEMITRAAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1/7 STRATEGI PENGELOLAAN KAMPUNG KB DENGAN POLA KEMITRAAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1/7

STRATEGI PENGELOLAAN KAMPUNG KB DENGAN POLA KEMITRAAN MENUJU

KELUARGA SEJAHTERA

Nama Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VII

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Kependudukan Capil & Nakertrans Inovator : Ariani Indriastuti, SH

Jabatan : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Instansi : Kota Surakarta

Latar Belakang

I. LATAR BELAKANG

Program Kampung KB diperlukan untuk dapat secara langsung bersentuhan Jumlah penduduk Kota Surakarta di Tahun 2015 adalah 557.606 jiwa dengan luas wilayah Kota Surakarta adalah 44,04 Km2 maka kepadatan penduduk di Kota Surakarta cukup tinggi yaitu 12.672 jiwa/Km2.[1] Laju pertumbuhan penduduk di Kota Surakarta pada Tahun 2015 berada di angka 0,36 persen. Luas wilayah Surakarta merupakan ke-13 terkecil dan populasi terbanyak ke-22 dari 93 kota otonom, sehingga bila dibandingkan dengan kota-kota lain, Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah dan ke-8 terpadat di Indonesia,[2]oleh karena itu laju pertumbuhan penduduk harus segera dikendalikan.

Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah Kota Surakarta adalah “Terwujudnya Surakarta sebagai Kota Budaya, Mandiri, Maju dan Sejahtera“ dengan penjabaran misi : “Waras, Wasis, Wareg, Mapan, Papan“. Pengendalian penduduk di Kota Surakarta masuk dalam Misi “Mapan” yaitu : “Mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, responsif dan melayani”.

Berdasarkan LKJIP Kota Surakarta Tahun 2015, cakupan peserta KB aktif dan rasio akseptor KB target 79,85 % dan terealisasi 66,83%, dan rasio akseptor KB di Kota Surakarta tahun 2015 ditarget 79,59 % dan dapat terealisasi 66,83 % dengan demikian apa yang ditargetkan tidak tercapai.[3] Selain itu dilihat dari tingkat kemiskinan Kota Surakarta pada tahun 2014 adalah sebesar 10,95% menurun dibandingkan dengan kondisi tahun 2013 sebesar 11,47 %. Tingkat kemiskinan Kota Surakarta pada tahun 2014 menunjukkan berada dibawah rata-rata capaian provinsi Jawa Tengah sebesar 13,58 % dan Nasional sebesar 10,96 %. Tantangan paling besar melihat

(2)

2/7

kondisi saat ini adalah tingkat kemiskinan Kota Surakarta masih menunjukkan tetinggi jika dibandingkan dengan lima kota lainnya di Jawa Tengah yaitu Kota Magelang, Salatiga, Semarang, Pekalongan, dan Tegal.[4] Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan kajian mengenai hal-hal yang menyebabkan target pengendalian penduduk tidak tercapai serta langkah-langkah strategis untuk mensukseskan program Keluarga Berencana di Kota Surakarta yang diharapkan bisa bermanfaat juga untuk pengentasan kemiskinan yaitu Program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB).

Kampung KB merupakan salah satu bentuk dari program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), yang langsung diterapkan di masyarakat dengan mengajak serta masyarakat di kampung tersebut. Kampung KB dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam

memberdayakan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan total program KB sehingga dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas. Adapun kriteria wilayah yang dijadikan tujuan utama pembangunan kampung KB antara lain adalah kumuh, wilayah kanan kiri sungai, bantaran kereta api, kawasan miskin, terpencil, perbatasan dan daerah padat penduduk. Dalam proyek perubahan ini direncanakan ada 4 (empat) kampung KB terbentuk yaitu di Kelurahan Semanggi, Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Pajang, dan Kelurahan Joyontakan, dimana keempat wilayah ini sesuai dengan kriteria pembangunan Kampung KB.

Program Keluarga Berencana Daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, maka fungsinya perlu ditingkatkan dengan memperluas pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Tujuan umum program KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga yang berkualitas perlu dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Tujuan akhir dari Program kampung KB adalah membangun manusia indonesia yang mandiri, sejahtera dan berkualitas, sesuai dengan agenda NAWA CITA yaitu agenda ke-5 yaitu “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan”.

Terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan, perlu penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan kependudukan. Secara garis besar,

pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan, dan pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan.

Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan program KKBPK telah di tunjuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengelola Penyelenggaraan program tersebut yaitu Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.adalah salah satu perangkat daerah yang diberi tugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan KB berdasar atas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Adapun susunan organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan KB terdiri dari :

a. Kepala

b. Sekretaris terdiri dari :

(3)

3/7

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan terdiri dari :

1. Sub Bidang Advokasi dan KIE

2. Sub bidang Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga

dan memberikan manfaat kepada masyarakat dengan membentuk Kampung KB dengan pola kemitraan, sehingga dapat memperkuat upaya pencapaian target/sasaran pengendalian penduduk. Hal ini sesuai dengan Pasal 39 Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, disebutkan bahwa semua unsur di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan BKKBN maupun dalam hubungan antar intansi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Untuk mempercepat terwujudnya keluarga mandiri, sejahtera dan berkualitas perlu meningkatkan peran serta semua pihak secara terkoordinasi, terintegerasi dan tersingkronisasi dalam wadah kemitraan. Dalam penyelenggaraan Kampung KB untuk program KKBPK di Kota Surakarta belum ada koordinasi, sinkronisasi, intergrasi antara Dinas Pengendalian Penduduk dan KB dengan mitra kerja. Penggalangan kemitraan dan kerja sama yang baik dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga seluruh program sampai ke masyarakat dan dapat dilaksanakan. Pengelolaan kampung KB bekerja bersama dengan instansi terkait dan berkepentingan baik pemerintah maupun swasta dengan pola kemitraan, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah Kota Surakarta, serta dilaksanakan di tingkat pemerintah paling bawah (Rw/Rt).

Untuk mewujudkan adanya koordinasi, integrasi, dan singkronisasi yang diatur secara tertulis dalam penyelenggaraan Kampung KB pola kemitraan sebagai salah satu bentuk pengendalian penduduk, keluarga berencana dan pembangunan keluarga khususnya dalam pelayanan KB di Kota Surakarta. Oleh kerena itu perlu adanya komitmen bersama dalam wadah kemitraan untuk terwujudnya program yang terintegerasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal sehingga terwujud keluarga yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera.

Komitmen bersama antara Instansi pemerintah dan mitra kerja yaitu Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; Dinas Pertanian; Ketahanan Pangan dan Perikanan; Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian; Dinas Pendidikan; Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Pertanahan; Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat; dan Dinas Sosial dalam program Kampung KB dengan Pola Kemitraan sangat di perlukan sehingga perlu adanya payung hukum yang menjadi dasar pijakan dan perekat penyelengaraan program pengendalian kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di Daerah.

(4)

4/7

[1] Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota SurakartaTahun 2016 dalam Lampiran Peraturan Walikota Surakarta Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta Tahun 2016-2021

[2]Buku Profil Perkembangan Penduduk Kota Surakarta tahun 2014 hlm. 5

[3] Data Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2015 dalam Lampiran Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Surakarta Nomor 8-A Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2016

[4] Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota SurakartaTahun 2016 dalam Lampiran Peraturan Walikota Surakarta Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surakarta Tahun 2016-2021 hlm I-3

Manfaat

A. Manfaat

Proyek perubahan ini diharapkan dapat :

1. Memberikan manfaat bagi pemerintah kota Surakarta dalam menekan angka kemiskinan dalam rangka mewujudkan misi “Mapan” melalui program Kampung KB.

2. Memberikan kemudahan dalam koordinasi dan integrasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penyelenggaraan pembangunan menuju keluarga sejahtera di Kampung KB.

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan yaitu mengendalikan kuantitas jumlah penduduk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kesehatan, pendidikan dan pendapatan dengan :

a. Meningkatkan peserta KB aktif modern

(5)

5/7

Konseling (PIK) Remaja

c. Membantu memberikan informasi yang mendalam kepada ibu hamil yang harus terus memperhatikan kesehatannya serta memudahkan para ibu untuk tetap memantau kesehatan dirinya dan juga anaknya melalui posyandu.

d. Meningkatkan pemberdayaan keluarga (kelompok UPPKS),

e. Menurunkan angka Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), dan

f. Meningkatkan kualitas sekolah penduduk usia sekolah

Milestone

I. PENTAHAPAN (MILESTONE)

Tahapan (milestone) dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 1. Tahapan (milestone) Rencana Proyek Perubahan

TAHAPAN OUTPUT WAKTU

JANGKA PENDEK

1.

Membentuk Tim Efektif

a. Rapat Koordinasi dengan Tim Efektif Internal

b. Mengadakan Rapat Koordinasi Tim

Terbentuk Tim Efektif

(6)

6/7

2.

Identifikasi dan Pemetaan Potensi

? Identifikasi Potensi dan

Pemetaan Wilayah Kampung KB

Nota Dinas Walikota Surakarta Minggu I – Minggu II Bulan Mei 2017

3. Paparan Rencana Proyek Perubahan dengan Walikota Penetapan lokasi proyek Minggu ke III Mei 2017

4.

Penyusunan draf Peraturan Walikota tentang Penyelenggaraan Kampung KB dengan Pola Kemitraan

a. Rapat penyusunan draf Perwali

b. Rapat lanjutan draf Perwali

c. Pengajuan Draf Perwali

Draf Perwali Kota Surakarta tentang Pengelolaan Kampung KB dengan Pola Kemitraan

Minggu ke IV Mei 2017

5.

FGD (Focus Group Discussion)

Terkumpulnya masukan dan saran untuk perbaikan draf perwali Minggu I Juni 2017

6. Pengesahan Perwali Peraturan walikota Surakarta tentang Pengelolaan Kampung KB dengan Pola Kemitraan Minggu II Juni 2017

7.

Persiapan Pelaksanaan Pencanangan

- Rapat Koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal

(7)

7/7

8.

Sosialisasi Peraturan Walikota 1. Penyiapan bahan Sosialisasi 2. Pelaksanaan Sosialisasi

Pemahaman kepada pemangku kepentingan Minggu II Juni 2017

9.

Pencanangan Kampung KB

- Pelaksanaan pencanangan

Terbentuknya kampung KB Minggu III Juni 2017

10. Monitoring dan evaluasi Laporan Minggu II – IV Juli 2017

JANGKA MENENGAH ( 1 tahun)

1. Membangun Jejaring dengan stakeholder internal dan eksternal Kesepakatan kegiatan bersama Juli - Desember 2017

2. Meningkatkan peran lembaga/kelompok UUPKS yang ada dikampung KB dengan stakeholder Kesepahaman pelaksanaan kegiatan Agustus -Desember 2017

JANGKA PANJANG (> 1 tahun)

1. Pemberdayaan Kampung KB bekerjasama dengan stakeholder Kesepakatan pelaku kegiatan Tahun 2018

2. Membentuk kelompok Tribina (Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) di tiap kelurahan. Terwujudnya Keluarga Bahagia dan Sejahtera Januari-Desember 2018

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 14 Jul 2021 22:56:21

Referensi

Dokumen terkait

Cara Membuat Pembersih Lantai Untuk Industri Kecil , membersihkan lantai rumah adalah suatu kebutuhan dikarenakan lantai umah kita terutama bagian luar berubungan dengan

Begitu pula sebaliknya, tenaga kerja Indonesia juga mempunyai peluang yang lebih besar untuk bekerja di negara-negara anggota ASEAN lainnya.. Hal ini menandakan bahwa kualitas

TIM SOSIALISASI DAN ASISTENSI PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.. 68 Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Penyerahan

Bukaan ini bertujuan untuk mengantisipasi para pedagang lain untuk berjualan di area jalan yang dapat menggangu pergerakan sirkulasi menuju parkir di Pasar Umum

yaitu tanur putar. Pembuatan design umum, rancang bangun dan kelayakan secara umum produksi kokas pengecoran batubara Indonesia pada skala komersial kapasitas 3.000

dengan projek penyelidikan. Jumlah yang dipohon pula tidak melebihi 40% daripada jumlah keseluruhan geran. 1.7.3 Kelulusan peruntukan bagi setiap permohonan adalah

Penerapan Nilai Islami oleh pengelola usaha PT.Freeport Indonesia tidak berhubungan secara langsung pada Perilaku, Kinerja, dan Kesejahteraan Islami karyawan yang bekerja

Latar belakang dari penelitian ini adalah hubungan kemitraan yang dilakukan oleh Kepala Kampung dengan Badan Permusyawaratan Kampung dalam penyelenggaraan