• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian Wilayah Pantai Barat...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian Wilayah Pantai Barat..."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Tulis

ALTERNATIP MODA TRANSPORTASI UDARA

SEBAGAI SOLUSI MENGATASI KETERISOLASIAN

WILAYAH PANTAI BARAT

PROVINSI SUMATERA UTARA

Murbanto Sinaga

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2004

(2)

DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG... 2

B. PEMBAGIAN WILAYAH SUMATERA UTARA ... 3

C. PERMASALAHAN ... 4

D. ALTERNATIF SOLUSI... 4

E. SUCCESS STORY SUTERA AIRLINES ... 6

F. BENTUK KERJASAMA LAINNYA... 7

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(3)

ALTERNATIF MODA TRANSPORTASI UDARA SEBAGAI SOLUSI MENGATASI KETERISOLASIAN WILAYAH PANTAI BARAT

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Latar Belakang

Keterbatasan kemampuan anggaran masing-masing daerah menyebabkan sempitnya ruang gerak daerah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan yang memberikan manfaat yang signifikan dan dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah masing-masing. Apabila masing-masing daerah melaksanakan suatu kegiatan pembangunan yang memberikan dampak dan manfaat yang sama bagi daerah-daerah (baca: kabupaten/kota) yang berbatasan secara sendiri-sendiri, maka konsekuensi logisnya adalah beban biaya yang ditanggung akan terlalu besar bagi masing-masing daerah tersebut atau terjadi pemborosan anggaran jika dikerjakan secara sendirian dibandingkan jika dikerjakan secara bersama-sama dengan daerah lain yang memiliki kepentingan yang sama terhadap manfaat kegiatan pembangunan tersebut. Dengan mengadakan kerjasama antar kabupaten/kota, beban biaya yang akan ditanggung akan semakin ringan sebab secara yuridis (baca: undang-undang tentang pemerintahan daerah) memungkinkan untuk melibatkan peranan dan partisipasi pemerintah provinsi dalam kegiatan kerjasama yang diadakan oleh beberapa kabupaten/kota.

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(4)

B. Pembagian Wilayah Sumatera Utara

Berdasarkan letak geografis, masing-masing kabupaten/kota di Sumatera Utara dapat dikelompokkan atas 3 (tiga) wilayah yakni:

- wilayah Pantai Timur

- wilayah Dataran Tinggi/Pegunungan - wilayah Pantai Barat

Dibandingkan dengan 2 (dua) wilayah lainnya, kabupaten/kota yang berlokasi di wilayah Pantai Barat umumnya relatif tertinggal dalam segala aspek pembangunan daerah. Salah satu faktor yang menyebabkan tertinggalnya wilayah ini adalah jarak yang relatif jauh dari ibukota provinsi, dan kondisi jalan yang sangat sulit untuk dilalui. Khusus untuk Kabupaten Nias, jika memakai sarana transportasi darat dan laut diperlukan waktu tempuh + 20 jam dari ibukota kabupaten ke ibukota provinsi. Kondisi ini menyebabkan investor enggan untuk datang, dan sumber daya yang ada tidak optimal pemberdayaannya. Akibatnya pertumbuhan ekonomi relatif lebih lambat dan volume kegiatan ekonomi dan perdagangan sangat terbatas.

Agar percepatan pertumbuhan ekonomi, dapat terwujud, diperlukan suatu terobosan dalam sarana transportasi yakni angkutan udara yang secara rutin melayani penerbangan dari dan ke wilayah pantai barat.

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(5)

C. Permasalahan

1. Tidak ada maskapai penerbangan yang bersedia melayani rute wilayah Pantai Barat Sumatera Utara karana kekhawatiran resiko rugi, khususnya pada awal pengoperasiannya.

2. Mendirikan maskapai penerbangan sendiri, memerlukan dana yang relatif besar dan rasanya mustahil terwujud jika dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh kabupaten/kota di wilayah Pantai Barat Sumatera Utara.

D. Alternatif Solusi

Dengan difasilitasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (baca: Bappeda), diadakanlah kesepakatan antara 7 (tujuh) kabupaten/kota kawasan Pantai Barat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk pengoperasian penerbangan yang melayani rute-rute dari dan ke wilayah Pantai Barat yang disepakati secara bersama-sama. Kesepakatan ini dituangkan dalam Naskah perjanjian kerjasama antar 7 (tujuh) kepala daerah dengan Gubernur Sumatera Utara. Dalam perjanjian kerjasama, disepakati nama maskapai penerbangan adalah Sumatera Utara Airlines (Sutra Airlines). Pada awal berdirinya disepakati untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yakni perusahaan penerbangan yang telah ada di tanah air untuk mengoperasikannya dengan sistem Kerja Sama Operasi (KSO) dengan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak yang bekerja sama. Salah satu

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(6)

persyaratan adalah adanya anggaran/dana Jaminan Operasional Penerbangan (JOP) yang ditanggung oleh Kabupaten/Kota Pantai Barat ditambah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membayar jumlah minimal tempat duduk (seat block) agar pihak ketiga sebagai operator penerbangan tidak mengalami kerugian. Pihak yang bekerja sama adalah sebagai berikut:

1. 7 (tujuh) kabupaten/kota di wilayah Pantai Barat: - Kabupaten Tapanuli Tengah

- Kota Sibolga

- Kabupaten Tapanuli Selatan - Kabupaten Mandailing Natal - Kabupaten Tapanuli Utara - Kota Padang Sidempuan - Kabupaten Nias

2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 3. Operator penerbangan

Tujuan kerjasama ini sesuai dengan Propeda Sumatera Utara (Bab Pembangunan Daerah) tentang pentingnya peningkatan peranan pelabuhan udara perintis untuk mengejar ketertinggalan suatu kawasan.

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(7)

E. Success Story Sutera Airlines

Sejak awal pengoperasiannya (tahun 2003), jumlah penumpang yang memakai jasa transportasi udara yang dilayani oleh Sutra semakin lama semakin bertambah banyak, khususnya untuk rute Medan – Gunung Sitoli. Konsekuensinya, JOP yang ditanggung oleh pemerintah kabupaten, pemerintah kota ditambah pemerintah provinsi semakin berkurang. Khusus untuk rute Medan – Gunung Sitoli tidak lagi diperlukan JOP.

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

(8)

F. Bentuk Kerjasama Lainnya

Selain kerjasama pemerintah kabupaten/pemerintah kota wilayah Pantai Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga telah memfasilitasi kerjasama sebagai berikut:

1. Kerjasama pembangunan jalan sejajar Kota Medan – Binjai – Deli Serdang (MEBIDANG) dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kerjasama ini dalam tahap awal pelaksanaan.

2. Rencana kerjasama Kawasan Pantai Timur Bagian Selatan.

Rencana kerjasama ini telah dimulai dengan rapat pertemuan antara 5 (lima) kabupaten/kota di wilayah Pantai Timur yakni Kabupaten Labuhan Batu, Asahan, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, dan Kabupaten Simalungun. Pada rapat pertemuan disepakati untuk segera menyusun naskah MOU kerjasama dengan inventarisasi kegiatan yang dapat dikerjasamakan, antara lain:

• Peningkatan Pelabuhan Laut

• Peningkatan Jalan Akses ke Pelabuhan Laut • Pemeliharaan DAS secara bersama.

Murbanto Sinaga : Alternatip Moda Transportasi Udara sebagai Solusi Mengatasi Keterisolasian…, 2004 USU Repository © 2006

Referensi

Dokumen terkait

RINCIAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp) RINCIAN PERHITUNGAN Volume Harga

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam jaringan akar, ranting, dan daun tanaman berkhasiat obat ginseng jawa (Talinum paniculatum) terdapat 7 isolat

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian dengan

Pemilihan topologi jaringan yang akan digunakan pada Universitas Mulawarman adalah topologi jaringan ring yang ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 3.2, dimana dalam

--- Bahwa ia terdakwa Ir.MUHARMAN REGE selaku Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada Proyek Peningkatan Jalan Pulau Sumatera Lk.II s/d

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara defleksi lateral dan radial pada jenis tumpaun jepit-bebas, jepit-roll, dan jepit-jepit; sebuah

3.4 Contoh Bean Managed Persistence Fungsi dari contoh entity bean BMP yang akan dibuat adalah mengambil data semua user dari basis data dan mengirimkan hasilnya ke

Wilayah Kerja (Wilker) BPSPL Padang tersebar di tujuh (7) Provinsi di Sumatera, yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau,