Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP GAIRAH KERJA
PADA PT. PERTAMINA UPMS I
MEDAN
SKRIPSI
OLEH
PARLINSYAH HRP
050502252
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah-Nya kepada
penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir. Tak
lupa Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Saw. Sebagai panutan dalam menerangi
jalan kehidupan.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata-1 Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara, yang mengangkat masalah
”Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerja Pada PT. Pertamina UPMS I Medan”
Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis memperoleh
bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih, yang tidak terhingga terutama kepada Ayahanda H. Adanan Hrp dan Ibunda Hj.
Nurhayati Simbolon Tercinta yang telah memberikan segala pengorbanannya, doa yang tak
henti-hentinya, cinta, motivasi, saran dan dukungan baik moril dan materil dalam kehidupan
penulis, juga saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE. Msi, selaku ketua departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Dra. Nisrul Irawati MBA, selaku
Sekretaris departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
3. Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE. Msi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan, waktu, tenaga, dan pikiran dalam penulisan skripsi ini.
4. Drs. Chairuddin Nst, selaku Dosen Penguji I yang telah menguji dan memberikan
banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.
5. Drs. Ami Dilham, SE, MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah menguji dan
memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya
Departemen Manajemen
7. Silvi tercinta, yang sangat banyak membantu selama proses perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini
8. Pegawai Departemen Manajemen, Kak Dani, Kak Vina, Kak Susi dan Bang Jumadi
yang sangat banyak membantu penulis selama proses perkuliahan.
9. Teman-teman Mahasiswa Stambuk 2005 terutama, Maesa, Titien, Bombom,
Lufthi, Apank, Bobby, Qpoet, Genk, Aad, Afif, Fly, Parlin, Reza, Wendy, Dipo,
Tika, Dina dan semua teman-teman mahasiswa Departemen Manajemen
stambuk 2005 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu .
10. Semua Pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
ilmu manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia dan bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
penulis harapkan. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya kepada kita semuanya. Amin.
Medan, Mei 2009
Penulis,
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. ABSTRAK
Parlinsyah HRP, ( 2009 ). Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerja Pada
PT. BCA Tbk Medan. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Pembimbing), Prof. Dr. Ritha F.
Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Drs. Chairuddin Nst (Penguji I), dan
Drs. Ami Dilham, SE, MSi (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi (X) Terhadap
Gairah Kerja (Y) Pada PT. Pertamina UPMS I Medan
Objek Penelitian adalah Karyawan pada PT. Pertamina UPMS I Medan.
Populasi Penelitian ini berjumlah 40 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari 40 orang
responden yang merupakan karyawan pada PT. Pertamina Medan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Iklim Organisasi (X)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gairah Kerja (Y) pada PT. Pertamina Medan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gairah Kerja
Pada PT. Pertamina UPMS I Medan.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………... ... i
KATA PENGANTAR………... ... ii
DAFTAR ISI………... ... v
DAFTAR TABEL………... ... vii
DAFTAR GAMBAR………... ...viii
BAB I : PENDAHULUAN ...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Perumusan Masalah ...
3
C.
Kerangka Konseptual ...
3
D.
Hipotesis ...
4
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
4
1. Tujuan Penelitian ... 4
2. Manfaat Penelitian ... 4
F. Metode Penelitian ... 5
1. Batasan Operasional ... 5
2. Defenisi Operasional Variabel ... 5
3. Skala Pengukuran Variabel ... 7
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 8
5. Populasi dan Sampel ... 8
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
7. Teknik Pengumpulan Data ... 9
8. Uji Validitas dan Reliabilitas... 10
9.
Metode Analisis Data ...
11
BAB II : URAIAN TEORITIS ... 13
A.
Penelitian Terdahulu ...
13
B.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ...
13
C. Pengertian Iklim Organisasi ...
15
D. Sifat-Sifat Iklim Organisasi……… ... 17
E. Dimensi Iklim Organisasi ... 18
F.Pengertian Gairah Kerja ... 22
G. Cara Meningkatkan Gairah Kerja... 23
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 26
A. Sejarah Perusahaan... 26
B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...………... 30
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI.………... 38
A. Analisis Deskriptif………...…... 38
B. Analisis Regresi Linear Berganda….………... 45
C. Uji Asumsi Klasik……….. .. 46
D. Pengujian Hipotesis……….. 49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………... 52
A. Kesimpulan………... 52
B. Saran ………....………... 53
DAFTAR PUSTAKA
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Skor Pernyataan... 8
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel……….... 10
Tabel 4.1 Usia Responden...……. 38
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden……… 39
Tabel 4.3 Masa Kerja Responden....……….... 39
Tabel 4.4 Skor Pernyataan...………... 40
Tabel 4.5 Iklim Organisasi... 41
Tabel 4.6 Gairah Kerja... 43
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas... 48
Tabel 4.8 Variables Entered/Removed... 49
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual………... 3
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina……... 30
Gambar 4.1 Normal P-P Plot Of Regression Standardized………. 46
Gambar 4.1 Scatterplot Dependent Variable (Gairah Kerja)... 48
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya
adalah sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang–orang yang bekerja sama dalam
usahanya mencapai tujuan. Tujuan tersebut pastilah berbeda-beda satu dan lainnya,
misalnya dapat berupa laba, pelayanan sosial, peningkatan pendidikan, pembinaan karir dan
sebagainya. Organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan
laba.
Pengelolaan yang baik dan profesional merupakan suatu hal yang menjadi bagian
dari siklus hidup suatu perusahaannya dalam pencapaian tujuannya. Untuk itu harus dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk sumber daya manusia sebagai faktor utamanya.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan segala kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan sangat bergantung kepada kemampuan sumber daya manusianya dalam
melaksanakan aktifitas. Produktivitas kerja karyawan yang maksimal sangat diharapkan
dalam suatu proses pencapaian tujuan. Hal ini dapat tercipta oleh banyak factor, yang salah
satunya adalah tingkat dari gairah kerja.
Gairah kerja adalah sebuah kondisi karyawan yang mengakibatkan karyawan dapat
bakerja lebih terarah dan maksimal (Nitisemito 1991:96). Dengan adanya gairah kerja yang
tinggi maka karyawan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Gairah kerja dapat
dilihat dari tingkat absensi karyawan, kegelisahan kerja, tingkat perpindahan, dan
banyaknya tuntutan karyawan. Setiap karyawan dalam sebuah perusahaan pastilah akan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Hal inilah yang mengkondisikan karyawan sulit memiliki gairah kerja. Dengan adanya iklim
organisasi yang baik akan mempengaruhi secara positif kondisi kerja karyawan sehingga
gairah kerja akan tumbuh pada karyawan.
Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan kerja yang dirasakan secara
langsung atau tidak langsung oleh karyawan (Gibson, dkk 1992:702). Iklim tersebut
mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi. Iklim organisasi terbentuk
oleh kumpulan persepsi dan harapan karyawan terhadap sistem yang berlaku.
Faktanya secara definitif yang disebut sebagai iklim organisasi itu selalu ada dalam
perusahaan, dan eksistensinya tidak pernah berkurang sedikitpun. Iklim organisasi
senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu dalam perusahaan,
dan pemimpin adalah faktor paling dominan yang paling mempengaruhi bentuk dari iklim
organisasi.
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa perusahaan selalu menekankan karyawan untuk
selalu memberikan pelayanan terbaik dengan memberikan kualitas jasa yang terbaik kepada
setiap pengunjung yang mempunyai karakter yang berbeda – beda. Untuk memastikan hal
tersebut, perusahaan betul – betul menjaga iklim organisasi untuk dapat mempertahankan
dan meningkatkan gairah kerja karyawan, karena perusahaan menganggap iklim organisasi
yang baik dapat memberikan kenyamanan bekerja setiap karyawan, yang berdampak pada
efektifitas dalam pencapaian tujuan perusahaan, melalui peningkatan produktifitas, kinerja
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah yang dijadikan
objek penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah iklim organisasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap gairah kerja pegawai pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan?”
C. Kerangka Konseptual
Menurut Schaatz (1995:131), Suatu iklim kerja yang baik akan menimbulkan
pengaruh positif yang sangat besar terhadap gairah kerja. Tanpa iklim yang baik / positif
maka para karyawan pun tidak akan mempunyai gairah untuk bekerja lebih baik.
IKLIM ORGANISASI (X) GAIRAH KERJA (Y)
1. Kebijakan dan Peraturan Organisasi 1. Tingkat Absensi
2. Tingkat efektifitas Komunikasi 2. Tingkat Perpindahan
3. Hubungan antar karyawan 3. Tingkat Tuntutan
4. Tingkat Partisipasi pimpinan
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis yang
mencerminkan hubungan antar variable yang sedang diteliti dan merumuskan hipotesis
yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut : “ Iklim organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap gairah kerja
karyawan PT. Pertamina UPMS 1 Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
iklim organisasi terhadap gairah kerja pegawai pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan.
2. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan
dalam menjaga iklim organisasi untuk mempertahankan gairah kerja karyawan.
2. Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan
memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang bisnis khusususnya bisnis
perusahaan jasa.
3. Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Penelitian ini membahas pengaruh iklim organisasi terhadap gairah kerja pada PT.
Pertamina dengan responden penelitian adalah karyawan PT. Pertamina UPMS 1
Medan.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor
yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk
bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam
sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah iklim
organisasi sebagai variabel bebas dan gairah kerja sebagai variabel terikat. Kedua
variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Iklim Organisasi (Variabel Bebas) yaitu:
Iklim organisasi dapat dipahami sebagai persepsi anggota organisasi tentang norma
organisasi yang berkaitan dengan aktifitas organisasi bersangkutan.Asumsi dasar dari
teori iklim organisasi ini adalah bahwa persepsi dan perilaku individu masing-masing
anggota organisasi akan dipengaruhi oleh persepsi dan perilaku anggota lain dalam
system organisasi tersebut (Riza, 1998:19).
Dan menurut West (2000:134), ada beberapa dimensi iklim organisasi yang
mempengaruhi organisasi dalam meningkatkan kinerjanya.
Adapun dimensi tersebut yang dapat menjadi indikator iklim organisasi di dalam
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
1. Kebijakan dan Peraturan Organisasi adalah segala kebijakan dan peraturan
perusahaan yang bersentuhan dengan karyawan. Hal ini berhubungan dengan
kenyamanan dan fasilitas kerja karyawan.
2. Tingkat Efektifitas Komunikasi antara Atasan dengan Karyawan adalah kualitas
dan kuantitas komunikasi atasan pada bawahan dalam lingkungan kerja
3. Tingkat Hubungan antar Karyawan adalah keakraban antar karyawan dan
hubungan timbal balik antara karyawan.
4. Tingkat Partisipasi Atasan terhadap Bawahan adalah frekwensi atasan
memotivasi karyawan, berdiskusi tentang rencana perusahaan, dan memberi
solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi karyawan dalam bekerja.
b. Gairah Kerja (Variabel Terikat) yaitu:
Gairah kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan
(Nitisemito, 1991:96).
Menurut Kossen (1986:230), ada beberapa gejala yang menyebabkan menurunnya
gairah kerja, indikatornya yaitu:
1. Tingkat Absensi adalah frekuensi ketidakhadiran karyawan dengan alasan yang
tidak jelas (kecuali: sakit, keperluan keluarga)
2. Tingkat Perpindahan Karyawan adalah besar kecilnya keinginan karyawan untuk
pindah kerja ke perusahaan lain. Hal ini berhubungan dengan persepsi karyawan
terhadap masa depannya pada perusahaan tempatnya bekerja.
3. Tingkat Tuntutan Karyawan adalah perwujudan dari ketidakpuasan dimana pada
tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel
yaitu variabel X (Iklim Organisasi) dan variabel Y (Gairah Kerja) adalah Skala Likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok
tentag fenomena sosial (Sugiyono, 2004:86).
Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap pertanyaan akan
diberi skala sangat baik sampai buruk sekali dimana skala tersebut mempunyai poin,
seperti contoh di bawah ini:
Tabel 1.1
Skor Pertanyaan
o.
Pernyataan Skor
.
Sangat setuju 5
.
Setuju 4
.
Kurang setuju 3
.
Tidak setuju 2
.
Sangat tidak
setuju
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan yang
beralamat di jalan Putri Hijau No.10A, Medan. Waktu penelitian dilaksanakan penulis
mulai dari bulan Februari sampai dengan April 2009.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2004:74) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan pada
PT. Pertamina UPMS 1 Medan yang berjumlah 40 orang.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang ada yang penarikannya
adalah diambil secara sensus yakni 100% dari jumlah populasi (Sugiyono, 2004:74).
Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya
jumlah populasi yang ada ditempat dimana diadakan pengujian.
6. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan cara
wawancara dan penyebaran angket kepada responden.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah
berupa dokumen perusahaan atau organisasi dan publikasi yang dikumpulkan oleh
pihak atau instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil
perusahaan, struktur organisasi dan data yang diperoleh dari hasil pengolahan buku,
teori-teori dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket (kuesioner) yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk
angket tentang iklim organisasi dan gairah kerja yang ditunjukkan kepada
responden di objek penelitian yaitu PT. Pertamina UPMS 1 Medan.
b. Wawancara adalah tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Penulis dalam melakukan penelitian / wawancara
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu oleh
peneliti yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data
yang diperlukan oleh peneliti.
Tabel 1.2
Tabel Definisi Operasional
Vari
abel
Definisi
Operasional Indikator
Skal
kerja yang dirasakan
secara langsung atau
tidak langsung oleh
1. Kebijakan dan Peraturan
Organisasi
2. Tingkat efektifitas
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
bakerja lebih terarah
dan maksimal
karyawan
4. Tingkat Partisipasi
pimpinan
1. Tingkat Absensi
2. Tingkat Kegelisahan
3. Tingkat Perpindahan
4. Tingkat Tuntutan
Skal
a Likert
K
uesioner
Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)
8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini data kuesioner yang ada diuji dalam beberapa tahap
antara lain :
1. Uji Validitas
Uji ini untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan
(kuisioner) dengan menggunakan software SPSS 13, dimana uji validitas ini
dilakukan Petronas dengan responden 30 orang.
2. Uji Reliabilitas
Uji ini untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner)
menunjukan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama, dimana uji
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Deskriptif
Metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya,
selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran sebenarnya
mengenai kondisi perusahaan.
b. Metode Regresi Linier Sederhana
Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh
disiplin terhadap kualitas kerja karyawan yang dapat dilihat sebagai berikut.
Y = a + bX
Dimana :
Y = Iklim Organisasi a = Nilai Intercept ( konstan
)
X = Gairah Kerja b =Koefisien arah Regresi
c. Uji Hipotesis
Dilakukan uji t yaitu secra parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang
pengaruh Iklim Organisasi seebagai variabel bebas terhadap Gairah Kerja
sebagai variabel terikat.
Kriteria Pengujian :
H0 : ß1 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan dari iklim organisasi terhadap gairah kerja)
H1 : ß1
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Untuk Keperluan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik
dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.00. Sebelum data tersebut dianalisis, data
harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Heterokedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan variens dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan
melihat pada diagram pencar ( scatter plot ) yaitu grafik yang merupakan
diagram pencar residual yaitu selisih nilai Y prediksi dengan Y observasi.
b. Uji Normalitas
Uji ini dapat dilakukan untuk menentukan apakah suatu frekwensi yang
diobservasi (Oi) sesuai dengan frekwensi yang diharapkan (EI) yang
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Hariyanto (2000) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Iklim
Organisasi Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Di PT. Parmorin Indonesia Surabaya”
penelitian ini menghasihkan kesimpulan bahwa iklim organisasi mempunyai kolerasi yang
signifikan terhadap produktifitas kerja.
Lindiawati (2000) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi
Terhadap Gairah Kerja Karyawan Di Bengkel Auto 2000 Hr. Muhammad Surabaya, hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa iklim organisasi mempunyai korelasi yang positif
dan signifikan terhadap gairah kerja, dengan demikian gairah kerja dapat timbul dengan
adanya iklim organisasi yang baik.
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 4) menyatakan :”Manajemen
sumberdaya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal didalam organisasi
untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seorang untuk mewujudkan
sasaran suatu organisasi.”
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa untuk terwujudnya tujuan dari
perusahaan maka yang menentukan adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian
yang tepat dalam bidangnya masing – masing.
1
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 4) menyatakan : ”Sumber daya manusia harus
didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang
sumber daya manusia hasilkan.”
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang baik bagi
perusahaan adalah sumber daya manusia yang memberikan hasil bagi perusahaan. Untuk
mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh perusahaan, tentunya dibutuhkan sumber daya
manusia yang berdaya guna tinggi.
Menurut Kasmir (2001 : 135) menyatakan :”Manajemen sumber daya manusia
adalah pengelolaan sumber daya manusia mulai dari perancangan analisa jabatan,
perencanaan tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan karier, penilaian prestasi kerja sampai dengan kompensasi.”
Berdasarkan defenisi tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
manajemen sumber daya manusia meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Perancangan analisa jabatan
2. Perancangan tenaga kerja
3. Rekruitmen dan seleksi
4. Pelatihan dan pengembangan
5. Perencanaan karier
6. Penilaian prestasi kerja
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Manulang (2001 : 8) menyatakan bahwa:”Manajemen sumber daya
manusia adalah segenap aktiva yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga
kerja manusia dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan”.
Menurut definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dalam pencapaian tujuan
bersama yaitu tujuan perusahaan diperlukan suatu tim yang tangguh dalam bekerjasama.
Terkait dengan karyawan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang bertugas
melaksanakan segala aktivitas perusahaan maka diperlukan kesatuan tim sumber daya
manusia dan manajemennya yang tangguh guna mencapai apa yang telah direncanakan
oleh pihak perusahaan.
1. Pengertian Iklim Organisasi
Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam
menyajikan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda
dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral atau dapat pula
bersifat mendukung, tergantung bagian mengaturnya, karena itu setiap organisasi
selalu mempunyai iklim kerja yang unik. Organisasi cenderung menarik dan
mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan iklimnya, sehingga dalam
tingkatan tertentu polanya dapat langgeng.
Menurut Davis dan Hewstrom (1995 : 23) menyatakan:”Iklim organisasi
adalah lingkungan dimana para karyawan suatu organisasi melakukan pekerjaan
mereka. Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut definisi diatas kita dapat melihat bahwa iklim adalah sebuah
konsep dinamis yang mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam lingkungan
tempat organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1992:702) menyatakan:”Iklim
organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung
atau tidak langsung oleh karyawan.”
Gibson, Ivancevich dan Donelly menggambarkan iklim organisasi sebagai
beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang secara langsung atau
tidak langsung, sadar atau tidak sadar memepengaruhi karyawan.
Menurut Higgins (1998:204) menyatakan bahwa :”Iklim organisasi adalah
kumpulan dari persepsi karyawan termasuk mengenai pengaturan karyawan,
keinginan dari pekerjaan dalam organisasi, dan lingkungan sosial dalam organisasi.
Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu
terhadap organisasi.”
Menurut teori dikemukakan Higgins dapat dikatakan iklim organisasi
terbentuk karena adanya persepsi karyawan mengenai pengaturan karyawan,
keinginan organisasi dan lingkungan sosialnya, atau dengan kata lain iklim organisasi
adalah cara pandang karyawan terhadap organisasi.
Menurut Simamora (2001 : 31 ) ”iklim organisasi terdiri dari hubungan antar
karyawan dan kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan”
Simamora lebih melihat iklim organisasi sebagai sinergisitas antara
hubungan antara karyawan dengan nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
2. Sifat – Sifat Iklim Organisasi
Menurut Al-Shammri (1998:30), Slocum mengemukakan 4 sifat iklim
organisasi, antara lain :
1.Iklim baik secara organisasi
Individu maupun group, secara keseluruhan bersifat psikologis dan
persepsi, individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari
satuan unit sosial.
2.Semua iklim adalah abstrak
Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain
dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk
membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu
digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi
orang-orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.
3.Iklim bersifat abstrak dan perseptual
Maka mereka memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi
seperti konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam
pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat
multidimensi akan dihasilkan.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Disadari lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti
lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja
mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk
menyatakan apakah itu bagus atau buruk.
3. Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi
Menurut West (2000:134)., iklim suatu organisasi merujuk pada
berfungsinya organisasi secara keseluruhan dari sudut pandang para karyawan.
Dengan demikian, iklim adalah suatu metafora yang menggambarkan agregat
persepsi karyawan individual mengenai lingkungan organisasi mereka.
Dimensi-dimensi tertentu dari iklim memberikan pengaruh khusus pada kemampuan
organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Dimensi-dimensi ini adalah :
a. Kebijakan dan peraturan organisasi
Menurut Schatz (1995:131), kebijakan dan peraturan organisasi
yang lebih mementingkan kenyamanan kerja dan kesejahteraan
karyawan akan menyebabkan produktivitas meningkat sehingga
karyawan lebih bersemangat dalam bekerja. Misalnya, pada penelitian
yang dikembangkan oleh Elton Mayo dari Hawthorne Plant of Western
Electric pada tahun 1927. Pada penelitian tersebut, Mayo membuktikan
dugaan mereka bahwa kebijakan organisasi untuk menambah
penerangan listrik di lokasi-lokasi produksi akan memacu produktivitas.
Hal ini disebabkan karena karyawan merasa pihak organisasi lebih
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
sehingga mereka pun lebih bersemangat dalam bekerja. Suatu iklim
kerja yang kondusif akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat
besar terhadap semangat dan hasil kerja.
b. Tingkat efektivitas komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam semua kegiatan manajemen,
terutama dalam organisasi, karena dengan adanya komunikasi suatu
organisasi dapat mengeluarkan atau menyampaikan ide-ide juga
gagasan dan saling bertukar informasi. Menurut Steers (1980:121),
komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang menekankan
pada pentingnya pencapaian tujuan organisasi. Contoh dari tingkat
efektivitas komunikasi adalah Carlson diangkat sebagai direktur utama
United Airlines sejak tahun 1970. Saat itu perusahaan tengah dililit
kesulitan, dan pendapatannya terus menerus merosot. Carlson sadar
bahwa sebelum membuat langkah perombakan ia harus mengetahui
dengan pasti segala sesuatu yang terjadi di tingkat operasional. Untuk
memperoleh semua informasi yang dibutuhkan serta memperlihatkan
itikad baiknya, Carlson mengadakan inspeksi keliling secara langsung.
Akan tetapi begitu sampai di lapangan, ia begitu sulit memperoleh
informasi yang diperlukan. Karena itu ia mulai mengadakan pendekatan
pribadi dan membicarakan segala sesuatu yang semula dianggap terlalu
pribadi dengan setiap karyawan yang ditemuinya. Menurut Schatz
(1995:147-148), dengan adanya komunikasi yang efektif dapat
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
c. Tingkat hubungan antara karyawan
Menurut Schatz (1995:170), tingkat hubungan yang baik
antara pimpinan dengan para karyawannya dan antara sesama
karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan
semaksimal mungkin. Salah satu contoh betapa pentingnya tingkat
hubungan antara karyawan adalah Presiden direktur Giant Food’s Co.,
Izzy Cohen, senantiasa memperlakukan setiap karyawannya, mulai dari
wakil presiden direktur hingga karyawan yang terendah, sebagai mitra
kerja yang setara. Cohen jauh lebih mementingkan hubungan antara
sesama pekerja daripada hasil kerja itu sendiri. Menurut Cohen,
hubungan yang baik dan harmonis antara sesama pekerja merupakan
sesuatu yang paling penting. Lagipula, Cohen berkeyakinan bahwa
apabila hubungan antar segenap pegawai dan pimpinan perusahaan
telah terbina dengan baik, maka hasil kerja yang maksimal dengan
sendirinya akan tercipta. Pada akhirnya Cohen benar-benar berhasil
menciptakan iklim positif yang untuk mendukung pelaksanaan tugas.
Para pegawai benar-benar turut merasa sebagai pemilik perusahaan.
Dengan merasa turut memiliki, mereka senantiasa terdorong untuk
bekerja sebaik mungkin. Menurut Schatz (1995:171), apabila iklim kerja
yang positif sudah berhasil diciptakan, maka hal-hal yang serba positif
berikutnya akan menyusul dengan sendirinya.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Menurut Kossen (1986:191), manajer yang efektif akan
menggunakan pendekatan partisipatif dalam merencanakan,
mempengaruhi perubahan, atau memecahkan persoalan biasanya akan
menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh dan menyampaikan
kepada mereka sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan,
dan sasaran-sasaran organisasi. Kemudian manajer yang partisipatif
akan menanyakan gagasan-gagasan kelompok tentang melaksanakan
perubahan. Salah satu contoh keefektifan tingkat partisipasi karyawan
yang ditulis oleh Cane (1998:84) adalah adanya perusahaan memiliki
rangkaian lima manual yang harus diketahui dan digunakan oleh seluruh
karyawan dalam toko-tokonya. Para karyawan didorong untuk
membuat proposal guna meningkatkan isi manual tersebut (dan juga
bagaimana mengoperasikan toko-tokonya). Segera setelah sarannya
diterima, dibuat prosedur yang ketat dalam berurusan dengannya.
Saran yang dianggap baik oleh para manajer toko dan eksekutif senior
diumumkan dalam rapat bulanan yang diselenggarakan untuk para
manajer toko. Para karyawan yang memberikan saran yang baik diberi
imbalan, dan pemberitahuan tentang saran dan nama orangnya
dipasang dalam papan pengumuman Menurut Kossen (1986:192),
partisipasi oleh manajer sering menghilangkan rasa permusuhan dan
perlawanan dan, sebaliknya, menciptakan iklim sikap-sikap kerjasama
yang cenderung meningkatkan pengaruh para manajer atas bawahan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. C. Pengertian Gairah Kerja
Gairah kerja yang tinggi membuat para karyawan dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan keinginan yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan sehingga gairah kerja sebaiknya tidak diremehkan / diabaikan begitu
saja.Gairah kerja mencerminkan sikap karyawan terhadap majikan, jika karyawan
mempunyai gairah kerja yang tinggi dalam bekerja maka karyawan mempunyai loyalitas
yang tinggi terhadap majikan dan pekerjaannya.
Menurut Alex .S. Nitisemito (1991:96) menyatakan bahwa “Gairah
kerja adalah suatu kondisi rohani atau perilaku individu tenaga kerja dalam perusahaan
dan hal tersebut mempunyai dampak terhadap lingkungan kerja baik yang mempunyai
kecepatan maupun arah reaksi tenaga kerja terhadap berbagai macam kegiatan”.
Menurut pernyataan di atas dengan adanya sebuah kondisi dari karyawan
tersebut mengakibatkan karyawan mempunyai fokus yang baik dalam melakukan
pekerjaannya. Seperti yang diuraikan oleh Manullang (1998:23),”Gairah kerja adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh karyawan untuk bekerja dengan giat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana yang dikehendaki”.
Berdasarkan definisi ini gairah kerja adalah istilah yang mewakili seluruh
tindakan – tindakan karyawan untuk berkerrja sebaik – baiknya agar dapat mencapai
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. D. Cara Meningkatkan Gairah Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan gairah kerja para
karyawannya semaksimal mungkin. Ada beberapa cara untuk meningkatkan gairah kerja
karyawan menurut Alex .S. Nitisemito (1991:168-181), antara lain :
a.. Gaji yang cukup.
Dengan adanya gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan para
karyawan cenderung akan meningkatkan semangat dan gairah kerja.
b. Pemberian fasilitas yang menyenangkan.
Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap dan menunjang, akan
meningkatkan mutu dan kualitas kerja mereka.
c. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat
Hal ini menyebabkan karyawan merasa senang dalam bekerja karena
sesuai dengan keahlian dan keterampilan dalam bidangnya.
d. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk maju.
Dengan adanya kebijakan perusahaan untuk memberi kesempatan pada
karyawan untuk maju, membuat mereka semangat dan bergairah dalam
bekerja. Hal ini disebabkan karena perasaan dihargai dan bangga dapat
meningkatkan prestasi dalam perusahaan.
e. Mengusahakan karyawan pada posisi yang tepat.
Hal ini membuat mereka merasa pihak perusahaan memperhatikan
kepentingan dan kenyamanan mereka dalam bekerja, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Dengan adanya perasaan diakui sebagai anggota keluarga besar
organisasi dan perlakuan yang adil terhadap semua karyawan membuat harga
diri mereka terangkat.
g. Mengajak karyawan berunding dan mengatasi pelaksanaan perusahaan.
Dengan mendorong karyawan untuk aktif berpartisipasi dalam setiap
kegiatan organisasi membuat mereka merasa ikut bertanggungjawab terhadap
hidup matinya organisasi.
h. Memperhatikan rasa aman untuk menghadapi masa depan.
Dengan memberikan kompensasi-kompensasi yang memadai berupa:
asuransi kepada semua karyawannya, dana pensiun kepada para karyawan yang
sudah bekerja selama puluhan tahun akan memberikan perasaan aman dan
terjamin terhadap masa depan mereka kelak. Hal ini kan meningkatkan
semangat dan gairah mereka dalam bekerja.
i. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai.
Misalnya, perusahaan mengajak para karyawan dan seluruh staff
organisasi untuk berlibur bersama-sama dalam rangka menjalin keakraban
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. BAB III
PT. PERTAMINA REGION I MEDAN
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
PT. Pertamina Region I Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang
perminyakan dan gas bumi. Minyak dan gas bumi, sebagai energi tak terbarukan maupun
sumber pemasukan devisa Negara untuk pelaksanaaan pembangunan nosional
diketemukan di Indonesia sejak abad ke-19 memiliki arti penting ditinjau dari sudut
pertahanan nasional
Berbicara tentang minyak bumi di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa
menyinggung usaha-usaha yang dijalankan oleh PERTAMINA, sebagai perusahaan yang
memperoleh kepercayaan pemerintah dalam bidang ini.
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, para pejuang kemerdekaan berusaha merebut lapangan, kilang
maupun fasilitas perminyakan yang ada dari tangan penjajah Jepang.
Jepang tidak mau menyerahkan lapangan Pangkalan Susu maupun kilang
Pangkalan Berandan di Sumatera Utara. Berkat perjuangan gigih akhirnya pada bulan
September 1945 diserahterimakan seluruh tambang minyak yang berada di Pangkalan
Berandan maupun yang ada di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur, dan disusul
pembentukan perusahaan minyak nasional pertama yang diberinama perusahaan
Tambang Minyak Neara Republik Indonesia (PTMNRI)
2
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Pada tanggal 13 Agustus 1947, tiga minggu setelah Belanda melancarkan
agresinya yang pertama tempat itu dibumi hanguskan. Pada tanggal 22 juli 1957,
pemerintah memutuskan untuk menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada
Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang pengusahaannya diserahkan kepada PT.
Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU). Penyerahan penguasaan bulan
Juli 1957 tersebut menjadi lengkap setelah mentri perdagangan dan industri mengeluarkan
keputusan tanggal 15 Oktober 1957 yang mengesyahkan pembentukan PT. Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU), dipimpin oleh Kolonel DR.H. Ibnu Sutowo.
Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa perusahaan yang baru
dibentuk itu bukan perusahaan daerah da tidak bersifat kedaerahan, maka diadakan
penggantian nama, sehingga sejak tanggal 10 Desember 1957 PT. Eksploitasi Tambang
Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU) diubah menjadi PN Permina, dan tanggal ini ditetapkan
sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang setiap tahun diperingati oleh Pertamina.
Diantara reruntuhan yang menjadi modal permulaan usaha perminyakan
nasional itu ialah kilang di Pangkalan Brandan yang dibangun oleh perusahaan Belanda pada
tahun 1982 terletak 83 km terletak di barat laut Medan, fasilitas pengapalan minyak rantau
di daerah Aceh terletak 55 km dari Pangkalan Brandan yang diproduksi untuk pertama
kalinya pada tahun 1929 dan beberapa lapangan lainnya di dekat Rantau.
Tahun 1995 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina nomor
Kpts-p nomor 1589/Cooooo/1995-So tanggal 28 Desember 1995 pemasaran untuk wilayah
propinsi NAD-Aceh, Sumatera Utara, dan Riau dilaksanakan oleh Unit Pembekalan dan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Keputusan Direksi nomor Kpts-p nomor 1589/Cooooo/1995-So tanggal 25 juni 2001 sebutan
UPPDN I diuabah menjadi Unit Pemasaran I (Upms I).
Sehingga sebutan lengkap : PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN I
atau PT. PERTAMINA (PERSERO) Upms I.
VISI DAN MISI PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN I
Visi : Menjadi unit bisnis yang prima dan terpercaya
Misi : - Melakuakan kegiatan pemasaran dan niaga produk-produk Bahan Bakar
Minyak ( Premiun, Solar, Minyak Tanah, Minyak bakar, dan Minyak
Diesel ) maupun Bahan khusus Penerbangan ( Avtur dan Avgas ) juga
produk pelumas, LPG dan Petrokimia.
- Mengelola unit bisnis secara professional, kompetitif berdasarkan tata
nilai unggulan.
- Memberikan kepuasan bagi bisnis grup pelanggan, pekerja dan
masyarakat.
- menjadikan unit bisnis yang siap bersaing di pasar regional.
( disadur dari buku perkembangan industri minyak di Indonesia, Biro Humas dan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. 2. Struktur Organiasasi Perusahaan
Pembentukan organiasai perusahaan merupakan salah satu factor penting
yang turut mempengaruhi tingkat suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
digariskan dan wadah untuk mendaya gunakan seluruh sumber potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Suatu struktu organisasi merinci
pembagian aktivitas kerja dan bagaiman berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama
lain, menunjukkan garis-garis wewenang, tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas
sehinggan tidak akan terjadi tumpang tindih ( overlapping ) fungsi antara yang satu dengan
bagian lainnya. Setiap organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan
wewenangnya, siapa yang menjadi atasan atau bawahannya, sampai beberapa luas
tanggung jawab dalam pekerjaan serta dari struktur organisasi dapat dikeyahui siapa yang
mendelegasikan wewenang dan siapa yang menerimanya, dan kepada siapa penerima itu
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Tugas-tugas dan tanggung jawab setiap bagian yang ada pada PT. Pertamina Region
I medan akan diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan kegiatan usaha dalam penyediaan, pelayanan dan pemasaran
Bahan Bakar Minyak dan gas bumi dengan tepat kuantitas, kualitas, waktu dan
tempat secara optimal, efisien serta ekonomis.
General Manager
General manager bertanggung jawab sebagai pengelola seluruh kegiatan
usaha pemasaran atas semua kebijakan/ persetujuan/ ketetapan direksi atau direktur hilir
dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan pemasaran minyak dan gas bumi dan kegiatan
penunjangnya di wilayah kerja Pertamina Unit Pemasaran I, sehingga kebutuhan
masyarakat/ konsumen terpenuhi secara optimal dan efisien serta memelihara dan
meningkatkan perusahaan terhadap lingkungan.
Tugas Pokok :
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang bagi kegiatan usaha pemasaran serta
pembinaan lindungan lingkungan dan keselamatan kerja.
3. Merencanakan pengawasan dan pemantauan atas pengelolaan keuangan
berdasarkan Rencana kerja dan Anggaran ( investasi dan operasi ) yang telah
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
4. Membina organisasi da Sumber Daya Manusia dalam rangka menunjang kegiatan
perusahaan.
1. menyusun rencana, target dan strategi serta evaluasi penjualan produk, meliputi
estimasi penjualan dan alokasi BBM, NBBM dan produk Khusus lainnya sesuai
permintaan pelanggan/ lembaga penyalur bekerja sama dengan unit usaha sesuai
dengan kesepakatan antara General Manager Unit Pemasaran I dengan General
Manager Unit Usaha. Manajer Penjualan :
Manajer penjualan, bertanggu jawab sebagai perencana,
pengkoordinasi dan pengevaluasi kegiatan BBM dan NBBM, mutu produk dan pelayanan
lembaga penyalur, administrasi BBm dan NBBM yang ada, agar kebutuhan pelanggan BBm
da NBBM dapat terpenuhi, tepat waktu, tepat jumlahdan tepat mutu.
Tugas Pokok :
2. Membuat perencanaa dan pembinaan lembaga penyalur untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan mutu produk serta pemeliharaan master data penyalur.
3. Menyelenggarakan kegiatan administrasi penjualan di wilayah Unit Pemasaran I
sehingga jumlah BBM, NBBM dan produk khusus lainnya.
4. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam aspek penjualan dan
pemasaran agar penjualan BBM PSO, BBM non PSO dan produk Non PSO sesuai
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
5. melaksanakan kegiatan pembinaan SDM di lingkungan Fungsi Penjualan untuk
menunjang tercapainya target kinerja penjualan.
1. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan dan pembekalan
BBM / NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi. Manajer Supplai dan Distribusi
Manajer Supplai dan Distribusi, memiliki tanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan pengadaan, penimbunan, pengendalian mutu dan penyaluran
BBM maupun NBBM sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada waktu yang
ibutuhkan.
Tugas Pokok :
2. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan, BBM dan NBBM untuk
penyaluran ke depot dan konsumen.
3. Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBm dan NBBM serta gas
untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina Unit Pemasaran I.
1. mengatur kegiatan keagenan kapal / tankers pengangkutan BBm dan lain-lain
melalui laut agar operasi perusahaan terkendali lancer dan aman. Kepala Marine
Kepala marine, bertanggung jawab mengkoordinir kegiatan
keagenan kapal dan pengoperasian tankers untuk kelancaran operasi marine, kebandaraan
di bidang transportasi laut dan pelabuhan aman dan lancar.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
2. Mengatur kegiatan prasarana mariim dan kebandaraan, mencakup serana tambal
kapal, navigasi dan lindungan lingkungan air agar siap pakai.
1. Melaksanakan koordinasi perencanaan anggaran / administrasi pembangunan baru
dan pemeliharaan seluruh sarana pemasaran di unit pemasaran agar anggaran yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Manajer layanan Jasa Teknik
Manajer Layanan Jasa Teknik, bertanggung jawab mengkoordinir
dan mengendalikan kegiatan Layanan Jasa Teknik meliputi perencanaan dan anggaran,
pemeliharaan dan konstruksi, inspeksi, serta pengadaan material untuk kebutuhan operasi
pemasaran sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada waktu yang dibutuhkan.
Tugas Pokok :
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan pembangunan baru dan pemeliharaan seluruh
sarana usaha pemasaran di Unit Pemasaran I agar pembangunan baru maupun
pemeliharaan dapat terlaksanaan sesuai rencana.
3. Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggarakan inspeksi teknik terhadap
pembangunan baru maupun pemeliharaan agar dapat memenuhi standar kalitas
yang telah ditentukan.
4. Mengkoordinasikan kegiatan pengadaan material, penyimpanan dan pengiriman
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
1. Mengkoordinasi penyusuna rencana kerja dan anggaran serta mengawasi realisasi
anggaran agar rencana anggaran yang disusun sesuai dengan rencana kerja dan
realisasinya dapat berjalan dengan baik. Manajer keuangan
Manajer keuangan, bertanggung jawab mengendalikan dan
mengkoordinasi pengendalian pelaksanaan kegiatan keuangan meliputi anggaran,
perbendaharaan dan akuntansi si Unit Pemasaran I agar segala kegiatan di unit Pemasaran I
dapat dibiayai dan laporan pertanggung jawaban dapat dilaksanakan secara accountable
dan auditable.
Tugas Pokok :
2. Mengatur penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan agar pengelolaan dana dapat
terlaksana dengan baik.
3. Mengatur penyelenggaraan kegiatan akuntansi agar pemeriksaan keuangan,
penyusunan laporan dan pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik.
4. Mengatur penyelenggaraan pembinaan aparatur fungsi keuangan agar dapat
meningkatkan kemampuan dan disiplin kerja.
Kepala LK3, bertanggung jawab mengkoordinasi, merencanakan dan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
lingkungan, kebakaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk meminimalisasikan
kerugian perusahaan.
Tugas Pokok :
1. menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan control
pengawasan / inspeksi pencegahan dan penanggulanagn keselamatan kerja,
kesehatan kerja, kebakaran dan lindungan lingkungan untuk keserasian lingkngan
dan meminimalis kerugian perusahaan.
2. Menyelenggarakan kegiatan analis bidang keselamatan kerja, pencegahan
kebakaran, kesehatan lingkungan kerja dan lindungan lingkungan untuk
meningkatkan program loss control perusahaan.
3. Menyelenggarakan pelatihan untuk membina an pekerja dan membuat leporan
administrasi dari fungsi LK3 untuk menjadikan pekerja yang professional dan
laporan yang akan dipetanggung jawabkan.
Manajer SDM dan Umum
Manajer SDM dan Umum, bertanggung jawab mengoordinasi dan
menyelenggarakan kegiatan Sumber Daya Manusia dan Umum yang meliputi kegiatan
Perencanaan dan pembinaan pekerja, hubungan industrial Kesejahteraan dan Jasa SDM,
organisasi, prosedur dan manajemen mutu, kesehatan hokum dan pertahanan, hupmas,
sekuriti serta serta system informasi dan komunikasi untuk menunjang kegiatan operasi
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Tugas Pokok :
1. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan perawatan
kesehatan pekerja serta pengatur fasilitas pekerja dan keluarga untuk meningkatkan
derajat kesehatan pekerja dan keluarga.
2. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan Sumber Daya Manusia
meliputi perencanaan pembinaan dan penggajian, perawatan pekerja, penelitian,
pengusulan dan perbaikan norma dan syarat kerja serta penyiapan serana dan
fasilitas kantor dan rumah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja serta
kelancaran pekerja kantor.
3. Mengkoordinai dan mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi dan tatalaksana
meliputi pelaksanaan dan penyempurnaan organisasi serta kelengkapannya,
evaluasi dan penyusunan golongan jabatan agar terwujudnya pembagian tugas dan
tanggung jawab yang jelas serta penentuan golongan jabatan yang objektif dalam
mencapai sasaran perusahaan.
4. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan jasa informasi dan pengolahan data,
pelayanan pertimbangan hokum dan pertahanan, pembinaan hubungan pemerintah
dan masyarakat serta kegiatan operasi pengamanan fisik dan non fisik untuk
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian
ini dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada 40 orang responden,
dimana responden yang menjawab penelitian ini adalah karyawan pada PT. Pertamina
UPMS I Medan. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 20 butir pertanyaan, yang
terdiri dari variabel X dan variabel Y. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, kuesioner
disebar kepada responden yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh iklim
organisasi terhadap gairah kerja karyawan PT. Pertamina. Berikut adalah data dari 40 orang
responden pada penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
1. Identitas Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat dari segi usia, jenis kelamin,
dan masa kerja.
1. Usia Responden
Tabel 4.1
Usia Responden
Usia Jumlah
Responden
Persentase
20-32 20 50
33-42 15 37,5
42-52 5 12,5
Jumlah 40 100
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas usia responden 20-32 tahun adalah sebesar 50%,
usia 33-42 tahun adalah sebesar 37,5%, dan usia 42-52 tahun adalah sebesar 12,5%.
2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2008)
Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan
sebesar 62,5% dan laki-laki sebesar 37,5%.
3. Masa Kerja Responden.
Tabel 4.3
Masa Kerja Responden
Masa Kerja Frekuensi Persentase
1-5 11 27,5
6-10 29 72,5
Jumlah 40 100
Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2008
Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas masa kerja responden adalah 1-5 tahun sebesar
27,5%, dan 6-10 tahun sebesar 72,5%.
3
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010. 2. Deskriptif Variabel
Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel
yang diteliti terdiri dari variabel independen : iklim organisasi (X) dan variabel
dependen : gairah kerja (Y). Tanggapan responden diukur dengan menggunakan
Skala Likert dengan 5 skor jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.4
Skor Pertanyaan
o.
Pernyataan Skor
.
Sangat setuju 5
.
Setuju 4
.
Kurang setuju 3
.
Tidak setuju 2
.
Sangat tidak
setuju
1
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Secara keseluruhan, hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner dari
variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Iklim Organisasi (X)
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
1
0 0 7 2,5 6
4
0
Sumber: Hasil penelitian diolah (2008)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 40 orang responden untuk
variabel iklim organisasi pada Tabel 4.5, yaitu:
a. Pada butir 1 (fasilitas perusahaan) 10% menjawab kurang setuju, 75% menjawab setuju,
dan 15% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat
tidak setuju dan tidak setuju.
b. Pada butir 2 (peraturan perusahaan) 5% menjawab kurang setuju, 65% menjawab
setuju, 30% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih
jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
c. Pada butir 3 (tingkat komunikasi seluruh karyawan) 15% menjawab kurang setuju, 45%
menjawab setuju, dan 40% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden
yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
d. Pada butir 4 (mengenal seluruh karyawan) 15% menjawab kurang setuju, 55%
menjawab setuju, 30% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang
memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
e. Pada butir 5 (perhatian rekan-rekan terhadap kesulitan yang dialami) 20% menjawab
kurang setuju, 50% menjawab setuju, dan 30% menjawab sangat setuju. Pada butir ini
tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
f. Pada butir 6 (frekuensi pendamping pimpinan selama melakukan pekerjaan) 10%
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak
setuju.
g. Pada butir 7 (bantuan yang diberikan selama melakukan pekerjaan) 10% menjawab
kurang setuju, 50% menjawab setuju, 40% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak
ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
h. Pada butir 8 (kebijakan yang diberlakukan perusahaan bagi karyawan) 15% menjawab
kurang setuju, 45% menjawab setuju, dan 40% menjawab sangat setuju dan tidak
setuju.
i. Pada butir 9 (hubungan antar karyawan di perusahaan) 15% menjawab kurang setuju,
55% menjawab setuju, dan 40% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju dan
tidak setuju.
j. Pada butir 10 (interaksi antar karyawan di perusahaan) 18% menjawab kurang setuju,
43% menjawab setuju, 40% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden
yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk
variabel media komunikasi pada Tabel 4.6, yaitu:
a. Pada butir 1 (tingkat kehadiran dalam satu bulan terakhir) 10% menjawab kurang
setuju, dan 75% menjawab setuju, dan 15% menjawab sangat setuju. Pada butir ini
tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
b. Pada butir 2 (kenyamanan dalam melaksanakan tugas) 30% menjawab kurang
setuju, 65% menjawab setuju, dan 5% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
c. Pada butir 3 (penilaian terhadap tempat bekerja yang sekarang daripada
sebelumnya) 15% menjawab kurang setuju, 45% menjawab setuju, dan 40%
menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif
jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
d. Pada butir 4 (apakah harapan sesuai dengan yang didapat) 15% menjawab kurang
setuju, dan 55% menjawab setuju, dan 30% menjawab sangat setuju. Pada butir ini
tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
e. Pada butir 5 (kemauan dalam bekerja) 15% menjawab kurang setuju, 60%
menjawab setuju, dan 25% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
f. Pada butir 6 (keinginan dalam melaksanakan beban) 15% menjawab kurang setuju,
60% menjawab setuju, dan 25% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
g. Pada butir 7 (kepuasan dalam posisi) 10% menjawab kurang setuju, 50% menjawab
setuju, dan 40% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang
memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
h. Pada butir 8 (kepuasan terhadap jenjang karir) 20% menjawab kurang setuju, dan
45% menjawab setuju, dan 35% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada
yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
i. Pada butir 9 (kepuasan terhadap hasil kerja yang diberikan perusahaan) 10%
menjawab kurang setuju, 55% menjawab setuju, dan 35% menjawab sangat setuju.
Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
j. Pada butir 10 (tanggapan terhadap kebijakan) 20% menjawab kurang setuju, 45%
menjawab setuju, dan 35% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada
responden yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.
Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
Metode analisis deskriptif merupakan uraian dan penjelasan dari hasil pengumpulan data
primer berupa kuesioner yang telah diisi respoden. Metode analisis statistik selain
digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner, juga untuk melakukan analisis
melalui regresi linier sederhana, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
B. Analisis Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan Tabel 4. 4 juga dapat diperoleh persamaan regresi
linier berganda
Y= 17,018 + 0,560 X
Dari persamaan tersebut, dapat digambarkan interpretasi model
sebagai berikut:
Konstanta (a) = 17,018 menunjukkan harga konstan, dimana jika
Variabel Iklim Organisasi (X) = 0 maka Variabel Gairah Kerja (Y) pada PT. Pertamina bernilai
17,018 satuan
Koefisien b(X) = 0,560 menunjukkan bahwa Variabel Iklim Organisasi
berpengaruh positif terhadap Variabel Gairah Kerja (Y) pada PT. Pertamina dan jika Variabel
Iklim Organisasi ditingkatkan sebesar satu satuan maka Gairah Kerja akan meningkat
sebesar 0,560.
C. Uji Asumsi Klasik
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji keselarasan
chi-kuadrat. Uji ini dapat diakukan untuk menentukan apakah suatu frekuensi yang
diobservasi (Oi) sesuai dengan frekuensi yang diharapkan (Ei) yang distribusinya mendekati
kurva normal.
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
E
xpect
ed
C
um
P
rob
Dependent Variable: GK Normal P-P Plot of Regression Standardized
Berdasarkan kurva dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara teratur di
sekitar sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan data yang digunakan adalah normal. Artinya
data layak untuk memprediksi Variabel Gairah Kerja (Y) berdasarkan Variabel Iklim
Organisasi (X).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
lain. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram
pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual yaitu selisih antara nilai Y
perdiksi dengan Y observasi.
Hipotesis:
a. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka
regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika diagram pencar tidak membentuk pola tertentu maka regresi tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas.
Uji Park ( Ghozali 2005 ) menyatakan apabila koefisien parameter
beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukan
bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedasitas, dan
sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi
homoskedastisitas pada model tersebu tidak dapat di tolak.
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
17.018 5.325 3.196 .003
.560 .125 .588 4.478 .000 1.000 1.000
(Constant)
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Parliansyah Hrp : Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerjapada PT. Pertamina UPMS I Medan, 2010.
Dari Tabel 4.7 diatas hasil tampilan output SPSS memberikan
koefisien parameter untuk variabel bebas tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
2
Berdasarkan grafik scatter plot dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak di atas sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan regresi tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas. Artinya model regresi layak untuk memprediksi Variabel
Gairah Kerja (Y) berdasarkan Ikim Organisasi (X) pada PT. Pertamina Medan.
C. Pengujian Hipotesis