• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividen payout ratio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividen payout ratio"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

NIM : 21109093

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Padang, 05 Desember 1991

Agama : Islam

Alamat : Gg. Nangka No.72 RT 006 Kel. Kedaung Kec. Pamulang, Tangerang Selatan

E-mail : shintalesmana12@gmail.com

Data Pendidikan : Pendidikan Formal

1. Tahun 1997-2003 : SDN 1 Pahoman B. Lampung 2. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 23 B. Lampung 3. Tahun 2006-2009 : SMKk BPK Penabur B.Lampung

(2)

Payout Ratio

(Case study at manufacturing Company listed in BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi guna memperoleh gelar sarjana

Oleh:

SHINTA LESMANA 21109093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)

kuasa atas segala sesuatu, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Yang berjudul

“PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO”, skripsi ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang kesarjanaan Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan dalam arti skripsi ini bisa dikatakan jauh dari sempurna,

hal itu dikarenakan penulis memiliki keterbatasan dalam hal pengalaman dan ilmu

pengetahuan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak.

Banyak sekali bantuan yang penulis dapatkan saat penulisan skripsi ini baik

berupa moril maupum materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari

berbagai pihak, yang tentu saja sangat membantu penulis dalam menyusun usulan

penelitian ini sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

(4)

Komputer Indonesia.

3 Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4 Inta Budi Setyanusa SE.,M.Ak Selaku Dosen Pembimbing.

5 Wati Aris Astuti, SE.,M.Si selaku Dosen Wali Kelas Ak3

6 Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya dosen program studi Akuntansi.

7 Ibu dan Ayah serta kakak adikku tersayang dan juga seluruh keluarga Penulis

ucapkan terima kasih allhamdulillah, karena telah membimbing, membesarkan

penulis.

8 Teman temanku tersayang dan teman spesialku Agus yang ikut serta memberi

semangat kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

9 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua

bantuan dan motivasinya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semuanya di catat

sebagai amal shaleh oleh Allah SWT.

Bandung, Februari 2014

Shinta Lesmana

(5)

LEMBAR PENGESAHAN………..i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………ii

MOTTO……….iii

ABSTRAK……….………iv

ABSTRACT………...………v

KATA PENGANTAR………......vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian ………...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitan ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12

(6)

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas 13

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas ... 14

2.1.2 Kepemilikan ... 16

2.1.2.1 Pengertian Kepemilikan Institusional ... 16

2.1.3 Dividen...………..………. ...18

2.1.3.1 Pengertian Dividen ... 18

2.1.3.2 Kebijakan Dividen ... …… 19

2.1.3.3 Macam – Macam Kebijakan Dividen ... 19

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 21

2.1.3.5 Dividend Payout Ratio ... 23

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... ..25

2.2 Kerangka Pemikiran ... …28

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio ... 31

2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio... 32

Paradigma Penelitian ... 34

2.3 Hipotesis ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 38

(7)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 53

4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 53

4.1.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 56

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 58

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 69

4.1.2.1 Deskriptif Profitabilitas ... 69

4.1.2.2 Deskriptif Kepemilikan Institusional ... 76

4.1.2.3 Deskriptif Dividend Payout Ratio ... 80

4.1.3 Analisis Verifikatif ... 85

4.1.3.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 92

4.1.3.1.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio ... 93

4.1.3.1.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio ... 97

4.1.3.1.3 Pengaruh Profitabilitas Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio ... 101

(8)

Dividend Payout Ratio ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 109 5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(9)

Andriyani, Maria. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment OpportunitySet dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006). Semarang: Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA

Abdullah, M. Faisal, 2005.Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Ahmad, Rizal, 2009. Pengaruh Profitability dan Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No.2

Adhiputra, Rizal. 2010. “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Dividen

Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Akuntansi & Manajemen. Semarang.

Anjar Wibisono 2008. Pengaruh rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap dividend payout ratio. Terakreditasi SK Dirjen DIKTI no 43/DIKTI/KGP/2008 ISSN : 1693-5241

Anggit Satria Pribadi, R. Djoko Sampurno 2012. Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan Return On Asset Terhadap

Dividend Payout Ratio. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 212-211

Bathala, et al. Managerial Ownership, Debt Policy,and The Impact of Institutional Holding; An Agency Perspective, Financial Management 23, 1994, pp. 38-50.

Bambang Riyanto.2001 ,Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan; Cet.7, BEP, Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta

(10)

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Widya Warta No. 01 Tahun XXXV / ISSN 0854-1981

Farah Margaretha, 2005. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta : Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison Wesley.

Hanafi, Mamduh M. 2004, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Handoko T. Hani (2002), Manajemen ; Edisi Kedua, Cetakan Ketiga Belas. Yogyakarta : BPFE

H. Greuning, 2005, Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis, Jakarta : Salemba Empat.(Penerjemah: Edward Tanujaya)

IsmiyantiFitri dan Hanafi, M.M, 2003, Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang. Prosiding Simposium Nasional AkuntansiVI. Surabaya.

Jensen, M. and Meckling, W., 1976, ìTheory ofthe Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structureî, Journal of Finance Economics 3, pp. 305-360.

Karen, F.R. 2003. A Blue Print for Corporate Governance. New York: American Management Assosiation

Keown, J. Arthur et. Al, 2000, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Buku 1 & 2 Edisi 7), Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Listyani, Theresia Tyas. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Kepemilikan Saham Institusional (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek di Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.15, No.4, 2000.

Martono dan D Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. cetakan ketujuh. Yogyakarta: EKONISIA.

Muhamad Natzir, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Yogyakarta: PT. BPFE

(11)

Prihantoro.2003.“Estimasi Pengaruh Dividend PayoutRatio pada Perusahaan Publik

di Indonesia”.Jurnal Ekonomi & Bisnis.Vol.8.No.1.hal.7-14

Sugiyarso, G.Winarni, F. (2005). Manajemen keuangan. Media Pressindo, Yogyakarta

Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Sugiyono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta

Susan Irawati. 2006. “Manajemen Keuangan”. Bandung: PT Pustaka

Suharli, M. (2006). Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jakarta:Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Sofyan Syafri Harahap, 2001. ”Analitis Kritiss Atas Laporan Keuangan”. Cetakan

Ketiga.PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Simamora, Henry 2000. Keputusan Akuntansi Bisnis Pengambilan Bisnis Jilid II. Jakarta : Salemba Empat.

Tandelilin, Enduardus 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Umi Narimawati (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif: teori dan aplikasi. Bandung, UNIKOM

(12)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Sebuah perusahaan harus memiliki kemampuan untuk tetap bersaing dalam

kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, oleh karena itu perusahaan dituntut

untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian profitabilitas menurut Gitman (2009) adalah :

“profitabilitas merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya yang

dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap,

dalam aktivitas produksi”.

Pengertian profitabilitas menurut R. Agus Sartono (2002:120) yang mengemukakan bahwa :

“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannnya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. “

(13)

“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. “

. Kemudian ada (Rizal A, 2010) menyatakan definisi profitabilitas bahwa Profitabilitas adalah :

“ Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh

perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset perusahaan yang merupakan perbandingan antara earning after tax dengan

Total assets.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa

profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri yang merupakan

hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas

Menurut Harmono (2009:109) rasio profitabilitas adalah :

“Analisis profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamel perusahaan

ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam

memperoleh laba”.

Menurut Sutrisno (2007:215) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah :

“Rasio keuntungan atau profitability ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan”.

(14)

1. Margin Laba (Profit Margin)

Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam emndapatkan laba cukup tinggi.

Profit Margin = Pendapatan Bersih / Penjualan 2. Asset Turnover (Retrun on Asset)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva

3. Retrun on Investment

Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Retrun on Investment = Laba / Total Aktiva 4. Retrun on Total asset

Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

Retrun on Total asset = Laba bersih / Rata-rata Total Aset 5. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.

Basic Earning Power = Laba sebelum bunga & pajak / Total Aktiva 6. Earning per Share

Rasio ini menunjukan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

Earning per Share = Laba saham bersangkutan / Jumlah Saham 7. Contributin Margin

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

Contributin Margin = Laba Kotor / Penjualan

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa rasio

(15)

Retrun on Investment, Basic Earning Power, Earning per Share, dan Contributin

Margin.

2.1.2 Kepemilikan

Menurut Ash Shiddieqy (1989:08) pengertian kepemilikan yaitu :

“ kepemilikan adalah suatu iktisas yang menghalangi yang lain. Menurut

syariat, yang membenarkan pemilik iktisas itu bertindak terhadap barang

miliknya sekehendaknya , kecuali ada penghalang”

Sedangkan menurut Faisal (2005) menyatakan bahwa struktur kepemilikan adalah :

“merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen

dan pemegang saham.”

Pendapat lain menurut Jensen dan Meckling (1976) struktur kepemilikan adalah :

“kepemilikan perusahaan dan kepemilikan institusional adalah dua

mekanisme yang dapat mengendalikan masalah keagenan yang ada disuatu

perusahaan.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa

kepemilikan adalah suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen

dan pemegang saham dan mengendalikan masalah keagenan.

2.1.2.1 Kepemilikan Institusonal (Institutional Ownership)

(16)

“merupakan suatu agen pengawasan yang penting serta mampu melakukan

peran aktif yang konsisten dalam melindungi kepentingan investasinya

dalamperusahaan”.

Menurut Ismiyanti dan Hanafi (2003) pengertian kepemilikan institusional adalah :

“proposi saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang

diukur dalam prosentase”

Pendapat lain dikatakan Brigham (2005:528) tentang kepemiikan institusional adalah :

“kepemilikan investasi saham yang dimilki oleh institusi lain seperti :

perusahaan dan pension, reksadana, dan lain-lain dalam jumlah yang sangat

besar”.

Menurut Chen & Steiner (1999) menyatakan bahwa :

“kepemilikan institusional akan mengurangi masalah keagenan karena

pemegang saham institusional akan membantu mengawasi perusahaan

sehingga manajemen tidak akan bertindak merugikan pemegang saham”

Rumus yang di gunakan untuk mengetahui jumlah kepemilikan institusional

adalah :

Sumber : Ismiyanti dan Hanafi (2003) Kepemilikan institusional:

Saham yang dimiliki institusi

(17)

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa

kepemilikan institusional adalah kepemilikan investasi saham yang dimilki oleh

institusi lain seperti : perusahaan dan pension, reksadana, dan lain-lain yang akan

membantu mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan bertindak

merugikan pemegang saham.

2.1.3 Deviden

2.1.3.1 Pengertian Deviden

Menurut Deitiana (2011:61)menyatakan bahwa :

“ Dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut.

Sedangkan menurut Rizal Ahmad (2009:191) menyatakan bahwa Deviden adalah :

“Dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari

keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai.”.

Sedangkan menurut Skousen et al (2001:757) Deviden adalah :

“pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai

dengan jumlah saham yang dimilikinya”.

(18)

“dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham,

disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang

saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa deviden

adalah Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham

(equity investors) secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang

oleh masing-masing pemilik”.

2.1.3.2 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253) :

“ kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakn dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”

Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2001:281) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan

dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”.

2.1.3.3 Berbagai Macam kebijakan Dividen

(19)

1. Kebijakan Dividen Stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang

dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun

pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini

dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan

perusahaan meningkat dan kenaikan pendapat tersebut nampak mantap dan relatif

permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan.

Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen

stabil antara lain sebagai berikut :

a. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor

bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa

mendatang.

b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima

dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai

adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan

kepastian dividen yang dibayarkan.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar

saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan

(20)

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan

Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan

berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya

akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh

setiap tahunnya.

4. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibelmenunjukkan bahwa besarnya dividen per

lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan

finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3.4 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan

Menurut Bambang Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam suatu perusahaan ,antara lain:

a. Posisi likuiditas perusahaan

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang

penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk

menetapkan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR) yanga akan dibayarkan kepada

para pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin

kuatnya posisi likuiditas suatu perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk

membayart dividen. Hal ini berarti bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu

perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, maka makin

(21)

b. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan

dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari

pendapatannya untuk keperluan tersebut, hal ini berarti bahwa hanya sebagian kecil

saja dari pendapatan atau earnings yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan

kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan

Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka makin besar

kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin

besar kebutuhan dana waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya,

perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada

dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat

batasan-batasan biayanya. Hal ini berarti bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan

maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian

dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti semakin rendah

dividend payout ratio-nya.

d. Pengawasan terhadap perusahaan

Variabel penting lainnya adalah pengawasan terhadap perusahaan. Ada

perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana

yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar

pertimbangan bahwa kalau ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil

(22)

perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan hutang akan

memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam

rangka usaha mempertahankan controlterhadap perusahaan, berarti mengurangi

dividend payout ratio-nya.

2.1.3.4 Rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio (DPR)

Van Horne dan Machowicz (2007:270) menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio adalah :

“ Dividen tahunan yang dibagi dengan laba tahunan; atau dividen per lembar

saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai

sumber pendanaan.”

Sedangkan menurut Sutrisno (2005) Dividend Payout Ratio adalah

“prosentase laba yang dibagikan sebagai dividen, dimana semakin besar

Dividend Payout Ratio semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk

ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan.”

Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Agus Sartono (2001:491) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen adalah :

“Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam

bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen

dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.

Sedangkann Gitman (2003:570) mengungkapkan pendapatnya tentang

(23)

“Dividen Payout Ratio menunjukkan persentase masing-masing dolar yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham. "

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dividend

payout ratio adalah persentase laba yang di bayarkan dalam bentuk dividen kepada

pemegang saham secara tunai.

Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Zaki Baridwan (2004:444)

1. Dividen Per Lembar Saham (Dividend Per Share)

Pengertian dividen per lembar saham (DPS) menurut Susan Irawati (2006:64) menyatakan bahwa :

“Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang

akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan

rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar”.

Untuk mengetahui besarnya dividen per lembar saham dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut :

Sumber : Susan Irawati (2006:64)

Dividen Per Lembar Saham

DPR : X 100% Laba Per Lembar saham

Total dividen yang dibagikan DPS :

(24)

2. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Pengertian laba per lembar saham menurut Zaki Baridwan (2004:443)

adalah :

“Yang dimaksud dengan laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan

yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang

beredar”.

Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang

menyatakan dua macam laba per lembar saham :

1. Laba Per lembar saham dasar, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. 2. Laba per lembar saham dilusian, adalah jumlah laba pada suatu periode

yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.

Untuk menghitung laba per lembar saham (EPS ) dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Zaki Baridwan (2004:450) 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga originalitas penelitian ini maka penulis menyajikan jurnal –

jurnal pendukung didalam tabel dibawah ini : Laba Bersih Setelah Pajak EPS =

(25)
(26)
(27)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dividen merupakan informasi yang memberikan sinyal kepada investor di pasar

modal. Dividen yang dibayarkan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba dan prospek yang baik di masa yang akan datang seperti yang

dikutip oleh Widya Warta (2011 : 02). SedangkanPerusahaan-perusahaan berusaha mempertahankan tingkat dividen yang dibayarkan karena penurunan dividen akan

memberikan sinyal yang buruk (perusahaan membutuhkan dana) menurut Lintner (1956).

Seperti yang dikatakan oleh Martono dan D. Agus Harjito (2000:253)

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal

guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

(profit). Laba Inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah

dividen tunai ataupun dividen saham. Indikator yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas yaitu Return On Assets (ROA) yang merupakan suatu ukuran

menyeluruh dari prestasi perusahaan, sebab rasio ini menunjukkan laba atas seluruh

dana yang diinvestasikan. Dalam dunia bisnis sekarang hampir tidak ada lagi

perusahaan yang semata-mata dibiayai dari modal sendiri, tetapi merupakan sesuatu

(28)

Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Deviden

adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu deviden

akan dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan

memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu

deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi Deviden

Payout Ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi

pendapatan yang semakin besar sebagai deviden.

Dan hasil dari hasil penelitian terdahulu oleh Rizal Ahmad(2009:200) kita bisa menyimpulkan bahwa dengan adanya profitabilitas yang diukur oleh Return On

Assets (ROA) yang berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio (DPR), semakin

besar profitabilitas atau keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin

besar pula Devidend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan oleh perusahaan para

pemegang saham.

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan

pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan

mungkin bisa menimbulkan konflik, misalnya manajer menghendaki pembagian

dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai

investasinya, sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang

besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang

pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan kebijakan dividen.

(29)

pembayaran dividen secara tidak langsung menghasilkan proses monitoring yang

lebih dekat terhadap investasi yang dilakukan pihak manajemen.

Untuk mengatasi masalah keagenan, Fama & Jensen (1983) seperti dikutip Aryani (2001), menganjurkan pentingnya mekanisme pengawasan dalam perusahaan.

Salah satu mekanisme pengawasan tersebut dengan mengakti_an monitoring melalui

investor-investor institusional. Institutional ownership akan mendorong munculnya

pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Hal ini sesuai dengan

Bathala, et.al (1994) seperti dikutip Fauzan (2002) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional merupakan suatu agen pengawasan yang penting serta

mampu melakukan peran aktif yang konsisten dalam melindungi kepentingan

investasinya dalam perusahaan.

Menurut penelitian Anggit Satria Pribadi, R. Djoko Sampurno (2012:02)

Sistem Kepemilikan Institusional pada sebuah perusahan berpengaruh terhadap

keputusan – keputusan yang diambil dalam tiap periode, karena bisa saja keputusan

yang diambil pihak perusahaan akan berdasarkan kemauan dari pihak institusional

yang mempunyai kepemilikan yang lebih besar. Jika kepemilikan institusional dalam

sebuah perusahaan jumlahnya besar, maka akan lebih memilih untuk mengalokasikan

keuntungan yang didapatkan perusahaan dalam bentuk dividen serta dengan

persentase yang lebih stabil.

Dari hasil penelitian Tandelilin dan Wilberforce (2002:41) kepemilikan institusional (institutional ownership) akan berpengaruh terhadap Devidend Payout

(30)

ownership) dalam sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi Devidend Payout

Ratio (DPR).

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Devidend Payout Ratio (DPR)

Menurut Hanafi (2004:375) menyatakan bahwa :

“perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa

membayar deviden atau meningkatkan deviden”

Pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio yang dikemukakan

oleh Sutrisno (2007:117) adalah :

“Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividend Payout Ratio (DPR)ditentukan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio (DPR), perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen, sehingga meningkatnya profitabilitas akan menaikan rasio pembayaran dividen pada suatu perusahaan(DPR)”.

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dikemukakan oleh Suharli (2007:11) yang menyatakan bahwa :

“pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal

mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar

(31)

Sedangkan menurut (Partington : 1989) menyatakan bahwa :

“Profitabilitas merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi

pertimbangan manajemen dalam pembayaran deviden. Meningkatnya

profitabilitas dapat tercermin pada meningkatnya return on assets.”

Lalu menurut Sartono (2001:122) mengemukakan bahwa :

“semakin tinggi return on asset maka kemungkinan pembagian dividen

semakin besar”

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2008), Marpaung dan Hadianto (2009), dan Suharli (2007) yang terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR).

2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional (institutional ownership) Terhadap Kebijakan Deviden

Hasil penelitian Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012:03)

menyatakan :

(32)

Sedangkan hasil penelitian Tandelilin dan Wilberforce (2002) menyebutkan bahwa :

“kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden

karena kepemilikan institusional lebih mementingkan stabilitas pendapatan

(return)melalui pembagian deviden.”

SedangkanMenurut Moh’d et al, (1998) :

“Hal tersebut mengindikasikan bahwa proporsi kepemilikan institusi sangat mempengaruhi kebijakan dividen.Adanya kepemilikan oleh investor-investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain dalam bentuk perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.”

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka bisa dibuat paradigma

pemikiran seperti dibawah ini :

Hanafi (2004:375)

A. Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012:03)

Gambar 2.1 .Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Sartono (2001:119)

Kepemilikan Institusional

Ismiyanti dan Hanafi (2003)

Kebijakan Deviden

(33)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:96) definisi hipotesis adalah sebagai berikut :

“ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. “

Sedangkan menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih (2007:137)

hipotesis adalah :

“pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah

penelitian yang kebeneran nya masih lemah.”

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2008:20) adalah :

1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.

2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris melalui suatu analisis ( berdasarkan data dilapangan). 3. Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris

melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan).

Berdasarkan pengertian hipotesis dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan diatas, maka peneliti memberikan hipotesis bahwa :

1. Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif terhadap Dividend Payout

Ratio.

2. Kepemilikan Institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap

(34)

3.1 Objek Penelitian

pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 38)

adalah :

“Objek penelitian (variabel penelitian) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh

profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan oleh penulis

adalah data laporan keuangan perusahaan, secara lebih khusus objek yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah data profitabilitas dan kepemilikan institusional

sebagai variabel independen dan data rasio pembayaran dividen sebagai variabel

dependen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2009 : 2) mengemukakan bahwa :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

(35)

Dengan menggunakan metode penelitian maka akan diketahui hubungan yang

signifikan antara variabel yang diteliti sehingga bisa menghasilkan sebuah

kesimpulan dan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang akan diteliti.

Sonny Sumarsono (2004 :223) mengemukakan pengertian metode deskriptif:

“Metode deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan data hasil

penelitian tanpa melakukan pengujian“.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau

menjelaskan kondisi profitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout

ratio.

Tujuan dari metode deskriptif kuantitatif yaitu membuat suatu uraian secara

sistematis mengenai fakta-fakta dan keadaan dari objek yang diteliti kemudian

menggabungkan hubungan antara variabel yang terikat didalamnya.

Sedangkan metode verifikatif menurut Sonny Sumarsono (2004:223)

mengemukakan:

“Metode verifikatif adalah analisis yang digunakan untuk menguji hipotesa

dari penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Yaitu untuk mengetahui

apakah ada pengaruh antara variabel-variabel”.

Metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas

dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio.

Metode penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis

(36)

pengaruh variabel independent (X) yaitu profitabilitas dan kepemilikan institusional

terhadap variabel depedent (Y) yaitu kebijakan dividen.

Menurut Sugiyono (2009 : 8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebgai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI

dimana data yang diteliti adalah profitabilitas yang diperoleh, tingkat kepemilikan

institusional dan jumlah rasio pembayaran dividen. Sehingga dengan adanya

penelitian ini penulis berharap dapat menetahui pengaruh profitabilitas dan

kepemilikan institusional terhadap teradap dividend payout ratio.

Dalam melakukan suatu Penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

perancangan penelitian, tujuannya agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan

sistematis.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi

semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan

penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat. Desain penelitian ini

berkaitan dengan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengertian desain

(37)

“Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Agar tergambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini, maka peneliti

membuat suatu desain penelitian. Dan tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah suatu tahapan proses merumuskan masalah untuk mengenali masalah yang ingin diselesaikan. Salah salah satu cara untuk memudahkan seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi. Masalah yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI khususnya mengenai perkembangan profitabilitas, kepemilikan institusional dan dividend payout ratio.

2. Mengumpulkan data merupakan suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai perkembangan profitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Melakukan studi literature merupakan penelusuran yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti melakukan referensi teori-teori mengenai perofitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout ratio.

(38)

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi operasional dan masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian

adalah semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan

penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang

dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2009 : 38) adalah sebagai berikut :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh penelitia untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”

Operasional variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:67) adalah

“Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari

hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.”

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut:

“Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi

(39)

dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Independen (X)

Berikut ini merupakan pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2009 : 39) yaitu :

Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

Karena itu, yang menjadi variabel independent atau variabel bebas (X) pada

penelitian ini adalah profitabilitas dan kepemilikan manajerial. Indikator yang

digunakan adalah profitabilitas dan kepemilikan institusional.

a. Rumus Profitabilitas (X1)

Sumber : Agus Sartono (2001:122)

b. Rumus kepemilikan institusional (X2).

Sumber : Ismiyanti dan Hanafi (2003)

ROA :

Laba bersih setelah pajak Total Aset

Kepemilikan institusional : Saham yang dimiliki institusi

(40)

2. Variabel Dependen (Y)

Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2009 : 39) yaitu :

Variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuaen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Karena itu yang menjadi variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah

kebijakan dividen. Indikator yang digunakan adalah kebijakan dividen. Dengan

rumus :

Sumber : Gitman (2009:611)

Operasionalisasi variabel dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Variabel Konsep Indikator Skala

1. Profitabilitas (X1)

Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Agus Sartono (2001:122)

Laba setelah pajak

Total aset

Rasio Dividend Payout Ratio :

(41)

2. Kepemilikan

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang bagaimana

pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio

adalah data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang didapat langsung dari seperti hasil wawancara,

observasi atau dengan datang langsung ke perusahaan.

Pengertian data primer menurut Umi Narimawati(2008;98) adalah :

“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak

tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana

mendapatkan informasi ataupun data”.

(42)

Selain data primer, penulis juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang

telah diolah oleh pihak perusahaan. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan

neraca dan laba rugi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data.”

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data dibagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.

Dan pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Populasi

Sugiyono (2006:72) berpendapat bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi adalah obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. dan yang

menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Laporan financial statement yang

merupakan ringkasan dari seluruh laporan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

(43)

2. Sampel

Sugiyono (2010:81) berpendapat bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Jadi sampel bisa dikatakan sebagai bagian dari populasi yang dapat mewakli

seluruh populasi. Sampel yang diambil sebanyak 15 perusahaan yang terdaftar diBEI

karena sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian.

3. Teknik Sampling

Ada banyak teknik sampling yang dapat digunakan diantaranya adalah dengan

menggunakan teknik non probability sampling. Sugiyono (2010:84) mengemukakan bahwa :

Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel”.

Adapun jenis nonprobability samplling yang digunakan oleh penulis adalah

sampling purposive. Menurut Sugiyono (2009 : 85)sampling purposive adalah :

“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu

berdasarkan :

1. Data yang diambil merupakan laporan financial statement 15 perusahaan

(44)

2. Data yang diambil adalah tujuh tahun dari 2003-2012 dikarenakan terjadi

suatu fenomena dalam kurun waktu tersebut baik itu antara ROA terhadap

DPR maupun kepemilikan institusioanl terhadap DPR.

3. Sampel yang diambil sebanyak 10 periode karena sudah dianggap mewakili

untuk dilakukan penelitian.

4. Perusahaan tersebut pernah membayar dividen sekurang-kurangnya empat

kali dalam kurun waktu 10 periode.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan, diperoleh melalui

beberapa cara, yaitu :

1. Penelitian langsung

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi

objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan primer yang diperoleh dari hasil

wawancara penulis dengan pihak terkait dan juga data sekunder yang diperoleh

dengan cara dokumentasi. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat

data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari

dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun

2003-2012.

2. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang

(45)

tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan

ilmiah, tesis, dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,

ensklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Dalam penelitian ini, rancangan analisis meliputi analisis kualitatif dan analsis

kwantitatif yang meliputi analisis regresi, analisis korelasi, koefisien determinasi, dan

rancangan pengujian hipotesis.

1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2010:14) berpendapat bahwa :

“ Analisis kualitatif adalah metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian

dimana penelitian turut berpartispasi di lapangan dengan mencatat segala kejadian

yang terjadi, melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan untuk dibuatkan laporan hasil penelitiannya.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel

X1 (Profitabilitas) dan X2 (Kepemilikan Institusional), peneliti menggunakan metode

kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari divisi yang terkait.

Dalam mengolah dan menganalisis data yang didapatkan di lapangan, peneliti

(46)

ratio dengan menghitung pembayaran dividen pada pemegang saham serta

menghitung perkembangan laporan keuangan dari tahun ke tahun.

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:31)

“ Analisis kuantitatif adalah dalam penelitian kuantitatif analisis data

menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik

deskriptif dan inferensial/induktif. “

Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik

nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan

pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan

dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi

frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.

Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi

terhadap data-data yang telah disajikan.

Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan neraca dan

laba rugi yang terdapat pada perusahaan manufaktur yang terdaptar di BEI Dari hasil

analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh profitabilitas dan kepemilikan

Institusional terhadap dividend payout ratio.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi

(47)

gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Pengujian-pengujian yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk

mengetahui besarnya pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional

terhadap dividend payout ratio. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan

antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan

persamaan regresi. Menurut Andi Supangat (2007:325) pengertian regresi linier berganda adalah :

“ Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi,

adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel independen

(profitabilitas dan institusional) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan

variabel dependen (dividend payout ratio).

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.

Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen

(48)

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,

perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya hubungan yang erat atau

berpengaruh antara variabel X (independent) dan variabel Y (dependent). Untuk selanjutnya langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Nyatakan Ho dan Ha

Ho: β = 0, artinya profitabilitas dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap dividend payout ratio.

Ha: β ≠ 0, artinya profitabilitas dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

dividend payout ratio.

Dimana β adalah nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. Untuk

menguji hipotesis tersebut maka data yang diperoleh dan dianalisis dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber :sugiyono (2007:292)

Keterangan :

t = Probabilitas

t

hitung : r

n-2

(49)

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah periode

Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis diatas dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dan ttabel dengan tingkat signifikan sebesar 0.05 (α = 5%)

dan dk = n-2

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H0 adalah sebagai berikut :

1. Jika thitung< ttabel, maka H0 ada pada daerah penolakan, berarti Ha diterima atau

ada pengaruh.

2. Jika ttabel > thitung, maka H0 ada pada daerah penerimaan, berarti Ha ditolak atau

tidak ada pengaruh.

3. Untuk memperkuat penelitian uji statistik digunakan program SPSS 17. 00 for

(50)

ABSTRACT

The research was conducted at the Indonesian Capital Market. The variables studied were profitability as measured by ROA and institutional ownership which could affect the dividend payout ratio.

In this study, the research method used is the method of multiple linear regression analysis. Sampling using is purposive sampling. Companies that were sampled are a manufacturing company with certain criteria.

These results indicate that the positive infulence on the profitability variable dividend payout ratio and institutional ownership variables positive influence on the dividend payout ratio.

Keywords: Profitability, institutional Ownership and Dividend Payout Ratio

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain – lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang (Henry Simamora,2000:438). Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (Handoko, 2002).

Dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. (Simamora, 2000 : 423). Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk menginformasikan segala macam bentuk kebijakan perusahaan yang menyangkut kepentingan para pemegang saham termasuk mengumumkan pembagian dividen yang akan dibayarkan kepada investor (Tandelilin, 2001).

Deviden sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Pembayaran deviden dalam bentuk tunai (kas) lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran deviden tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya di dalam perusahaan (Ross,1997). Dalam hubungannya dengan pendapatan deviden, para investor umumnya menginginkan pembagian deviden yang relatif stabil, karena dengan stabilitas deviden dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi (Ang, 1997).

Di sisi lain perusahaan yang akan membagikan deviden diharapkan pada berbagai macam pertimbangan anatara lain perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran deviden yang berhubungan dengan kebijakan deviden. Kebijakan deviden kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suherli,2004).

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan mungkin bisa menimbulkan konflik, misalnya manajer menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai investasinya, sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan

kebijakan dividen. (Keown,et.al 2000).

(51)

disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali manajemen (Karen, 2003). Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, manajemen lebih suka memperlakukannya sebagai laba ditahan (retained earning) (Karen, 2003).

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sebesar dana intern (internal financing) (Margareta, 2005). Sebaliknya, jika memilih untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar (Margareta, 2005).

Perusahaan perlu untuk membuat suatu kebijakan

tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau biasa disebut Dividend Payout Ratio

(DPR). Rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio (DPR) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini (Horne dan W achowicz,2005).

Sedangkan para pemegang saham mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun keuntungan yang diperoleh pemegang saham, ketika menjual saham (capital gain). Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. (Prihantoro, 2003)

Jadi bagi para investor lebih menyukai stabilitas rasio pembayaran deviden atau DividendPayout Ratio (DPR) daripada pembayaranyang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. karena bagi investor pembayaran deviden yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil (Sartono, 2001).

Deviden merupakan salah satu penyebab timbulnya motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Dan karena informasi yang dimiliki investor di pasar modal sangat terbatas, maka perubahan devidenlah yang akan dijadikan sebagai sinyal untuk mengetahui performance perusahaan.

Besar kecilnya dividend payout ratio (DPR) yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi Divident Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan (Hatta, 2002), Beberapa faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR), antara lain yang telah dikemukakan oleh (Riyanto, 2001) bahwa kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan dan tingkat pengawasan, sedangkan (hanafi, 2004) menyatakan dividend payout ratio dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabiltas, likuiditas, akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan.

Factor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio adalah kepemilikan institusional (institutional ownership).

Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya pada akhir tahun (Shien, et. al 2006).

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 .Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan ROA Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
+6

Referensi

Dokumen terkait

diamankan dengan 1 orang 1 tanggapan; 2) Kunjungi halaman kuesioner online (sesuai dengan alamat yang diberikan oleh administrator); 3) isi semua pertanyaan kuisioner online dengan

Dengan membandingkan total massa udara yang memasuki setiap zona pada ruang bakar dari hasil komputasi dengan target perancangan, terlihat bahwa pada zona primer

Selanjutnya admin hotel dapat memilih menu view review dan aplikasi akan menampilkan data laporan berupa review yang masuk dari pengguna aplikasi mobile.. Untuk lebih

Jika dilihat dari letak Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin saat ini kaitannya dengan pengembangan wilayah Kota Makassar sebagai salah satu pusat transportasi

Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku , -mu , dan -nya , yaitu kata kerja aktif transitif, kata kerja sesampai dan setiba , kata kerja seingat , setahu , sesuka ,

Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang berupa struktur kepemilikan, debt covenant , growth opportunities , dan ukuran perusahaan

Dividend payout ratio dapat mempengaruhi stock price volatility, dengan dividend payout ratio yang tinggi yang didapatkan oleh perusahaan maka harga saham akan tinggi

Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak retardasi mental meningkat juga karena adanya faktor pendukung yaitu dukungan dari perangkat desa setempat juga penduduk lain