• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh Yupita NIM: 064114003

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh Yupita NIM: 064114003

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv   

Skripsi ini aku persembahkan

Kepada

(6)

v   

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis,

Yupita

(7)

 

vi 

Yupita, 2011. “Klitik dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dibahas tentang klitik dalam bahasa Indonesia. Ada dua persoalan yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, kategori kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Kedua, apa saja makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia.

Objek penelitian ini adalah klitik dalam bahasa Indonesia. Objek penelitian tersebut berada dalam data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung kata yang berklitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Data tersebut diperoleh dari sumber tertulis dan lisan. Data tertulis diperoleh dari majalah Bobo Edisi Oktober 2008, sedangkan data lisan diperoleh dari penutur bahasa Indonesia.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) tahap pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Yang disimak adalah kalimat-kalimat yang mengandung kata yang berklitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Untuk melaksanakan metode simak digunakan teknik sadap dan teknik catat. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode agih. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah teknik perluas, teknik baca markah, dan teknik parafrasa (ubah ujud). Teknik perluas digunakan untuk menentukan kategori atau identitas kategori kata yang dapat dilekati klitik. Teknik baca markah diterapkan untuk menyatakan makna gramatikal klitik yang dilekati kata depan. Teknik parafrasa (ubah ujud) dipakai untuk membuktikan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kategori kata yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- adalah kata kerja dan kata benda yang dapat dilekati awalan di-. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan -nya, yaitu kata kerja aktif transitif, kata kerja sesampai dan setiba, kata kerja seingat, setahu, sesuka, sebisa, dan semampu, kata depan bagi, buat, untuk, pada, kepada, oleh, dari, dengan, tentang, seperti, bersama, dan beserta. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda adalah kata benda. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –nya adalah kata kerja berawalan di- dan kata depan oleh.

(8)

 

vii 

(9)

 

viii 

Yupita, 2011. “Klitik in Bahasa Indonesia”. Undergraduate Thesis Strata 1 (S1). Indonesian Letters Study Program. Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

This undergraduate thesis discusses about clitics in the Indonesian language. There are two main issue that are discussed in this study. The first is the category of any words that can be added by clitics in the Indonesian language. The purpose of this study is to describe categories of words that can be added by clitics in the Indonesian language and grammatical meaning of clitics in the Indonesian language.

The object of this study is clitics in the Indonesian language, especially: in the research data in the form of sentences that contain of words which have clitics such as: ku, kau, mu, -nya, and –nda. The data are obtained from written and oral sources. The written data are obtained from Bobo magazine in October 2008 edition, while the verbal data are obtained from Indonesian native speaker.

This research was divided into three steps such as: (i) collecting the data, (ii) analyzing the data, and (iii) presentation of data analysis. The colleting data wasdone by using the reference method, which found in some sentences that contained of words which have clitics ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. To implement the reference method, the researcher uses the tapping techniques and the technical note. Furthermore, the data were analyzed using an apportioning method. Techniques which used in data analysis is extension a technique, read markup techniques, and the techniques of paraphrase (formation changing of phrase). The extension applied to determine the identify categories of words that can be added to clitics. Read markup techniques applied to express the meaning of grammatical clitics that added by preposition. Paraphrase (formation changing of phrase) used to prove the meaning of grammatical clitics in the Indonesian language. The result of data analysis is presented with formal and informal method.

Research findings are as follows; first, some categories of words that can be added with proclitics ku- and kau- are verbs and nouns that can be added to prefix di-. Categories of words that can be added enclitics –ku, -mu, and –nya are the active transitive verb, such as: sesampai, setiba, seingat, setahu, sesuka, sebisa, and semampu; the preposition bagi, buat, untuk, pada, kepada, oleh, dari,dengan, tentang, seperti, bersama, dan beserta. The categories of words that can be added to enclitics –ku, -mu, -nya, and –nda is noun. Word categories which can be added enclitics -nya are verb that have prefix and preposition oleh.

(10)

 

ix 

(11)

x   

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yupita

Nomor Mahasiswa : 064114003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

“Klitik dalam Bahasa Indonesia” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan ini, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 April 2011

Yang menyatakan,

(12)

xi     

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Klitik dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S-1 pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma .

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis.

2. Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dengan memberi petunjuk dan masukan kepada penulis.

3. Ibu S.E Peni Adji, S.S, M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M. Hum., Bapak Drs. FX. Santosa, M.S., Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Ibu Dra. Tjandrasih Adji, M. Hum., atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

(13)

xii     

7. Bapak Aloysius Tahan dan Mama Theresia yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan doa kepadan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Abang Vinsensius, Kakak Eti Yuliana, Abang Alexander Adi, Kakak Marta Widyastuti, Keponakanku Henrika Natasya, Putri Cenesta Pratama, dan Louisa yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Rony Manumpak Pardede atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabatku Yosephin Rani Hapsari, Arnoldus Erick Caesario, Suster K. Yati Cendrakasih, Maria Sulasteri, Yustinus Unung, Fatim Kusmawati, Anton, Tabita Hermayani, Puspa Wulandari, dan Ratnasari Nugraheni terima kasih atas dukungan, doa dan semangatnya.

11.Teman-Teman Sastra Indonesia khususnya angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaannya.

(14)

   

xiii   

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...2

(15)

   

xiv   

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...12

1.7.2 Metode dan Teknik Analsis Data ...13

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...15

1.8 Sistematika Penyajian ...15

BAB II KATEGORI KATA YANG DAPAT DILEKATI KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA ...17

2.1 Pengantar ...17

2.2 Kategori Kata yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ...17

2.3 Kata Kerja yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ...17

2.4 Kata Benda yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau- ...18

2.5 Kategori Kata yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda ...18

2.6 Kata Kerja yang Dapat Dilekati Enklitik ...19

2.6.1 Kata Kerja Aktif Transitif yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ...19

2.6.2 Kata Kerja Setiba dan Sesampai yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ...20

2.6.3 Kata Kerja Seingat, Setahu, Sesuka, Sebisa dan Semampu yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ... 21

2.6.4 Kata Kerja Berawalan di- yang Dapat Dilekati Enklitik –nya ...22

2.7 Kata Benda yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda ...23

2.8 Kata Depan yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan –nya ...25

BAB III MAKNA GRAMATIKAL KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA ...28

(16)

   

xv   

3.4 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Pelaku’ ...30

3.5 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penderita’ ...32

3.6 Enklitik –ku, -mu, –nya, dan -nda yang Menyatakan Makna ‘Pemilik’ ...33

3.7 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan ‘Asal’ ...37

3.8 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Tujuan’ ...38

3.9 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Peserta’ ...39

3.10 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penerima’ ...40

BAB IV PENUTUP ...42

4.1 Kesimpulan ...42

4.2 Saran ...47

DAFTAR PUSTAKA ...49

BIOGRAFI PENULIS ...50

(17)

xvi   

Daftar Gambar Halaman

Gambar 1: Unsur Bahasa ...12

Gambar 2: Segitiga Semantik ...12

Daftar Tabel

Tabel 1: Kategori Kata yang Dapat Dilekati Klitik dalam Bahasa Indonesia ...43

(18)

1.1Latar Belakang

Dalam skripsi ini dibahas tentang klitik dalam bahasa Indonesia. Klitik adalah

morfem terikat yang memiliki makna leksikal dan tidak dapat menjadi bentuk dasar

dalam pembentukan kata yang lebih kompleks (Ramlan, 1965: 25). Berdasarkan

pengertian tersebut yang termasuk klitik dalam bahasa Indonesia adalah ku-, kau-, -ku,

-mu, -nya, dan –nda. Berikut ini dipaparkan contoh klitik dalam bahasa Indonesia.

(1) Yaa, gambar yang dipegang Bu Guru sekarang ini, ternyata gambar yang

kukerjakan semalam (Bobo, 30 Oktober 2008:37).

(2) Kaubaca buku yang ada di atas meja itu.

(3) Aku berlatih di lapangan bola dekat rumahku (Bobo, 23 Oktober 2008:8).

(4) Di badanmu ada angka dan jarum (Bobo, 23 Oktober 2008:14).

(5) Di simpang jalan memasuki blok B, tiba-tiba seekor anjing mendekatinya (Bobo,

23 Oktober 2008:25).

(6) Ayahnda berangkat ke Jakarta malam ini.

Klitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda pada contoh (1), (2), (3), (4), (5), dan (6)

merupakan morfem terikat, karena klitik ku- pada contoh (1) melekat pada kata kerjakan,

klitik kau- pada contoh (2) melekat pada kata baca, klitik –ku pada contoh (3) melekat

pada kata rumah, klitik –mu pada contoh (4) melekat pada kata badan, klitik –nya pada

contoh (5) melekat pada kata mendekati, dan klitik –nda pada contoh (6) melekat pada

(19)

Selain morfem terikat, klitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda pada contoh (1),

(2), (3), (4), (5), dan (6) memiliki makna leksikal. Klitik ku- pada contoh (1) menyatakan

‘orang pertama’, klitik kau- pada contoh (2) menyatakan ‘orang kedua’, klitik –ku pada

contoh (3) menyatakan makna ‘orang pertama’, klitik –mu pada contoh (4) menyatakan

makna ‘orang kedua’, klitik –nya pada contoh (5) menyatakan makna ‘orang ketiga’, dan

klitik –nda pada contoh (6) menyatakan makna ‘orang kedua’.

Berdasarkan letaknya terhadap kata yang dilekatinya, klitik dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik adalah klitik yang melekat pada

awal kata, misalnya ku- pada kata kuambil, kau- pada kata kauambil, sedangkan enklitik

adalah klitik yang melekat pada akhir kata, misalnya enklitik –ku, pada kata rumahku,

-mu pada rumah-mu, dan –nya pada kata rumahnya.Kedua jenis klitik dapat ditunjukkan

dengan tabel berikut.

Tabel jenis dan wujud klitik yang terdapat dalam bahasa Indonesia

Jenis Wujud

Proklitik Ku-, kau-

Enklitik -ku, -mu, -nya, -nda

Persoalan pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah kategori kata yang dapat

dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Ada bermacam-macam kategori kata yang dapat

dilekati klitik sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut.

(20)

(8) Kauambil penghapus yang ada di meja itu.

(9) “Pinsilku jangan kau pakai!”, kata ayah kepada Amin.

(10) Dulu orang itu pernah menolongmu.

(11) Bersamanya aku merasa bahagia.

(12) Ibunda pergi ke desa.

Pada contoh (7) dan (8) bentuk dasar tulis dan ambil termasuk kata kerja yang dapat

dilekati klitik ku- dan kau-. Pada contoh (9) bentuk dasar pinsil termasuk kata benda yang

dapat dilekati klitik –ku. Pada contoh (10) bentuk turunan menolong termasuk kata kerja

yang dapat dilekati klitik –mu. Pada contoh (11) bersama termasuk kata depan yang dapat

dilekati klitik –nya. Pada contoh (12) bentuk dasar ibu termasuk kata benda yang dapat

dilekati klitik –nda. Dari contoh-contoh tersebut muncul permasalahan, yaitu kategori

kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia.

Persoalan kedua yang dibahas dalam skripsi ini adalah makna gramatikal klitik

dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan apabila dilekatkan pada kategori kata

tertentu, klitik menyatakan makna gramatikal tertentu. Berikut ini dikemukakan

contohnya.

(13) Kulaporkan Emak kalau kamu beli balon terus!” tegur Coreng.

(14) Apa yang kauucapkan itu?

(15) Kamu menelponku Cuma untuk latihan baca puisi?” Tanya Andi kesal.

(16) “Beli balon lagi? Balonmu sudah banyak.

(21)

(18) Dari kecil saya banyak belajar dari ayahnda.

Proklitik ku- dan kau- pada kulaporkan (13) dan kauucapkan (14) menyatakan

makna ‘pelaku’. Enklitik –ku pada menelponku (15) menyatakan makna ‘penderita’.

Enklitik –mu pada balonmu (16) menyatakan makna ‘pemilik’. Enklitik –nya pada

darinya (17) menyatakan makna ‘asal’. Enklitik –nda pada ayahnda (18) menyatakan

makna ‘pemilik’. Dari contoh-contoh tersebut, muncul permasalahan, yaitu makna

gramatikal apa saja yang diungkapkan klitik dalam bahasa Indonesia.

Selain karena adanya kedua persoalan tersebut, klitik dalam bahasa Indonesia

dipilih sebagai objek penelitian dalam skripsi ini juga karena belum ada pembahasan

khusus tentang klitik dalam bahasa Indonesia, lebih-lebih kategori kata dan makna

gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Ramlan (1965: 25), Samsuri (1985: 195), dan

Kridalaksana (2007: 39-40) baru membahas pengertian dan jenis klitik dalam bahasa

Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Kategori kata apa saja yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia?

1.2.2 Apa saja makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia.

(22)

1.4Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini berupa deskripsi kategori kata yang dilekati klitik

dan makna gramatikal yang diungkapkan klitik dalam bahasa Indonesia. Deskripsi ini

memberikan sumbangan teoretis dalam bidang morfologi karena berkenaan dengan

pembentukan kata polimorfemis melalui pelekatan klitik pada kata dasar yang berkategori

tertentu. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan teoretis dalam bidang semantik

karena menguraikan makna gramatikal setiap klitik akibat persenyawaannya dengan kata

dasar yang berkategori tertentu. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan dalam

bidang sintaksis karena hasil penelitian ini juga menguraikan penggunaan klitik yang

ternyata mempengaruhi struktur suatu kalimat. Tentu saja hasil penelitian ini

menghasilkan rumusan kaidah penggunaan klitik dalam bahasa Indonesia yang

memberikan masukan bagi penyusunan tata bahasa Indonesia.

1.5Tinjauan Pustaka

Klitik dalam bahasa Indonesia telah dibahas oleh (1) Ramlan (1965:25), (2) Samsuri

(1985:195), dan (3) Kridalaksana (2007:38). Ramlan (1965:25) dalam bukunya yang

berjudul Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif memaparkan bahwa klitik merupakan

golongan satuan terikat, namun satuan-satuan klitik tersebut memiliki makna yang

berbeda dengan satuan-satuan ber-, ter-, meN-, dan sebagainya, yaitu klitik ku-, -mu,

-nya, kau-, dan –isme menyatakan makna leksikal, sedangkan satuan-satuan ber-, ter-,

meN-, dan sebagainya menyatakan makna gramatikal. Ramlan juga memaparkan yang

termasuk klitik adalah ku-, -mu, -nya, kau-, dan –isme, Ramlan membagi klitik menjadi

dua jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik terletak di muka, yaitu ku- dan kau-

(23)

Samsuri (1985:195) dalam bukunya yang berjudul Analisis Bahasa mengatakan

bahwa klitik ialah konstruksi yang terdiri atas morfem-morfem tunggal, tetapi pada

umumnya berujud kecil, yang secara morfologis berdiri sendiri, namun secara fonologis

biasa mendahului atau mengikuti morfem-morfem lain dengan eratnya. Samsuri

menyebutkan yang termasuk klitik adalah –lah. Samsuri juga membagi klitik menjadi dua

jenis, yaitu proklitik dan enklitik. Yang mendahului kata-kata lain disebut proklitik, dan

yang mengikuti kata-kata lain disebut enklitik, yaitu –lah.

Kridalaksana (2007:38) dalam bukunya yang berjudul Kelas Kata dalam Bahasa

Indonesia menjelaskan bahwa klitik merupakan bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri

karena terikat pada bentuk bebas. Kridalaksana menyebutkan yang termasuk klitik yaitu

kau- dan –mu. Kridalaksana juga membagi klitik menjadi dua jenis, yaitu bila terikat

dengan bentuk lain di belakangnya, bentuk itu disebut proklitik, yaitu kau-. Bila terikat

pada bentuk di depannya, bentuk itu disebut enklitik, yaitu –mu.

Setelah meninjau beberapa kepustakaan yang ada, dapat disimpulkan bahwa ketiga

peneliti tersebut membahas pengertian dan jenis klitik dalam bahasa Indonesia. Para ahli

tersebut belum membahas kategori kata yang dapat dilekati klitik dan makna gramatikal

klitik dalam bahasa Indonesia. Atas dasar itulah, penulis membicarakan kategori kata

yang dapat dilekati klitik dan makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia.

1.6Landasan Teori

Karena persoalan yang dipecahkan dalam penelitian ini adalah kategori kata dan

makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia, dalam bagian ini diuraikan kategori

(24)

1.6.1 Kategori kata

Dalam buku Kelas Kata Bahasa Indonesia, Kridalaksana (2007: 49)

mengelompokkan kata dalam bahasa Indonesia menjadi 13 kategori, yaitu kata kerja

(verba), kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata

bilangan (numeralia), kata keterangan (adverbia), kata tanya (interogativa), kata tunjuk

(demonstrativa), kata sandang (artikula), kata depan (preposisi), kata sambung

(konjungsi), kategori fatis, dan kata seru (interjeksi).

1.6.1.1 Kata Kerja (Verba)

Menurut Kridalaksana (2007: 51) sebuah kata dapat dikategorikan kata kerja (verba)

karena kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dan tidak dapat didampingi

partikel di, ke, dari, sangat, lebih, atau agak. Kata kerja (verba) memiliki fungsi utama

sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga

mempunyai fungsi lain. Kata kerja mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau

keadaan yang bukan sifat atau kualitas, kata kerja khususnya yang bermakna keadaan,

tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’ (Alwi dkk, 2003: 87). Dilihat dari

hubungan kata kerja (verba) dengan kata benda (nomina), kata kerja dapat dibedakan

menjadi kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Kata kerja aktif dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu kata kerja aktif transitif dak kata kerja aktif intransitif. Kata kerja aktif

transitif adalah kata kerja aktif yang apabila digunakan dalam kalimat menuntut

kehadiran objek. Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja yang apabila digunakan

dalam kalimat tidak menuntut kehadiran objek. Kata kerja pasif yaitu kata kerja yang

(25)

1.6.1.2 Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat (adjekiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau

keadaan orang, benda, atau binatang. Kata sifat (adjektiva) dapat diberi keterangan

pembanding seperti lebih, kurang, dan paling, dapat diberi keterangan penguat seperti

sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu, dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, dan

dapat diulang dengan awalan se-, dan akhiran –nya. Pada umunya sebuah kata sifat

(adjektiva) diletakkan di belakang kata yang diterangkan.

1.6.1.3 Kata Benda (Nomina)

Menurut Kridalaksana (2007: 68), kata benda (nomina) adalah kategori kata yang

secara sintaktis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan kata tidak,

mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari. Dalam kalimat yang predikatnya

kata kerja (verba), kata benda (nomina) cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau

pelengkap, kata benda (nomina) umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara

langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang (Alwi dkk, 2003: 213).

1.6.1.4 Kata Ganti (Pronomina)

Pronomina adalah kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina.

Pronomina atau kata ganti merupakan kategori kata yang tidak berafiks, tetapi beberapa

di antaranya dapat direduplikasikan seperti kata kami-kami, beliau-beliau,

mereka-mereka dengan pengertian ‘meremehkan’ atau ‘merendahkan’ (Kridalaksana, 2007: 76).

Ciri lain yang dimiliki pronomina ialah bahwa acuannya dapat berpindah-pindah karena

bergantung kepada siapa yang menjadi pembicara/penulis, siapa yang menjadi

(26)

bahasa Indonesia, yakni (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3)

pronomina penanya.

1.6.1.5 Kata Bilangan (Numeralia)

Kridalaksana (2007: 79) menjelaskan kata bilangan sebagai kategori yang dapat

mendampingi kata benda (nomina) dalam konstruksi sintaktis, mempunyai potensi untuk

mendampingi kata bilangan lain, dan tidak dapat bergabung dengan tidak atau dengan

sangat. Kata bilangan (numeralia) dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang,

binatang, atau barang) dan konsep.

1.6.1.6 Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi kata sifat

(adjektiva), kata bilangan (numeralia), atau kata depan (preposisi) dalam konstruksi

sintaktis (Kridalaksana, 2007: 81). Kata sangat, sekali, agak dapat mendampingi

adjektiva (kata sifat) besar.

1.6.1.7 Kata Tanya (Interogativa)

Kridalaksana (2007: 88) berpendapat bahwa kata tanya (interogativa) merupakan

kategori yang dalam kalimat berfungsi menggantikan sesuatu yang ingin diketahui oleh

pembicara atau mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara. Kata tanya ialah

sejumlah kata yang berfungsi membentuk kalimat tanya, seperti: mengapa, kenapa,

bagaimana, berapa, apa, siapa, mana, bilamana, kapan, bila, dan bukan.

1.6.1.8 Kata Tunjuk (Demonstrativa)

Kata tunjuk (demonstrativa) menurut pendapat Kridalaksana (2007: 92) dijelaskan

(27)

Seperti halnya kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), dan kata tanya

(interogativa), kata tunjuk (demonstrativa) juga dapat berdiri sendiri.

1.6.1.9 Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang (artikula) adalah kategori yang mendampingi kata benda (nomina)

dasar, kata benda (nomina) deverbal, kata ganti (pronomina), dan kata kerja (verba) pasif

dalam konstruksi eksosentris yang berkategori nominal. Kata sandang (artikula) berupa

partikel, jadi tidak dapat berafiks (Kridalaksana, 2007: 94).

1.6.1.10 Kata Depan (Preposisi)

Kata depan (preposisi) adalah kategori yang terletak di depan kategori lain

(terutama kata benda) sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif (Kridalaksana, 2007:

95). Kata depan (preposisi) terletak di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya

dapat berupa kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), atau kata kerja (verba).

1.6.1.11 Kata Sambung (Konjungsi)

Kridalaksana (2007: 102) menjelaskan bahwa kata sambung (konjungsi)

merupakan kategori yang berfungsi meluasakan satuan dalam konstruksi hipotaktik dan

selalu menghubungkan dua satuan atau lebih dalam konstruksi, baik yang setataran

maupun yang tidak setataran.

1.6.1.12 Kategori Fatis

Kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau

mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan kawan bicara. Kelas kata ini biasanya

terdapat dalam konteks dialog atau wawancara bersambutan, yaitu kalimat-kalimat yang

(28)

ciri ragam lisan (Kridalaksana 2007: 114). Contoh kategori fatis adalah kok, deh, atau

selamat.

1.6.1.13 Kata Seru (Interjeksi)

Kridalaksana (2007: 120) berpendapat bahwa kata seru (interjeksi) adalah kategori

yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak

berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Kata seru (interjeksi) selalu

mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri. Kata seru (interjeksi)

merupakan kata yang mengungkapkan rasa hati manusia. Contoh kata seru aduh,

aduhai, ah, ahoi, amboi, asyoi, ayo, bah, cis, cis, dan lain sebagainya.

1.6.2 Makna Gramatikal

Bahasa memilik dua unsur, yaitu bentuk dan makna. Bentuk berupa bunyi atau

huruf. Bentuk terwujud dalam satuan kebahasaan misalnya morfem, kata, frasa,

klausa, kalimat dan lain sebagainya. Makna adalah hal yang diungkapkan oleh bentuk

bahasa. Makna merupakan unsur internal bahasa. Berikut ini gambarnya.

Gambar 1 Unsur Bahasa

Berdasarkan terbentuknya, makna dibedakan menjadi dua jenis, makna

leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang timbul karena

adanya satuan kebahasaan (kata) yang melambangkan konsep tentang suatu hal

(29)

konsepnya adalah benda yang bundar terbuat dari plastik kemudian ditunjuk dengan

gambar sebuah bola (Chaer, 1995:31).

Gambar 2 Segitiga Semantik

Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat adanya penggabungan

satuan gramatikal yang satu dengan satuan gramatikal yang lain. Contoh makna

gramatikal, yaitu kata bukuku yang menyatakan makna gramatikal ‘kepemilikan’.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) pengumpulan data, (2)

analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan

masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek dalam penelitian ini adalah klitik dalam bahasa Indonesia. Objek

penelitian ini berada dalam kata dan kata yang berada dalam kalimat. Dengan

demikian, data penelitian ini adalah kalimat yang mengandung kata berklitik dalam

bahasa Indonesia. Data diperoleh dari Majalah Bobo edisi Oktober 2008. Selain itu,

data juga diproduksi oleh peneliti sendiri sebagai penutur asli bahasa Indonesia.

Dalam hal ini peneliti sebagai seorang internalis yaitu peneliti yang menguasai bahasa

(30)

Penyediaan data lisan dilakukan dengan metode simak. Metode simak adalah

metode yang digunakan dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto,

1993:133). Dalam penelitian ini yang disimak adalah kalimat-kalimat yang

mengandung kata yang berklitik ku-, kau-, -ku, -mu, -nya, dan –nda. Untuk

melaksanakan metode simak, dipergunakan teknik sadap dan teknik catat. Teknik

sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa

seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentuk

lisan dan tulisan (Kesuma, 2007:43). Teknik sadap dilakukan dengan menyadap atau

mengambil kata yang berklitik. Penerapan selanjutnya digunakan teknik catat. Teknik

ini dapat dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu data. Data diklasifikasikan

berdasarkan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia dan

makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh kartu data.

1. Setiba di rumah, barulah aku bisa bertanya pada kakakku itu (Majalah Bobo,

30 Oktober 2008: 37)

2. “Kamu menelponku Cuma untuk latihan baca puisi?” tanya Andi kesal

(Majalah Bobo, 23 Oktober 2008: 7)

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode agih.

Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan

merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Teknik yang

digunakan dalam metode agih ini terdiri dari (1) teknik perluas, (2) teknik baca

(31)

cara memperluas satuan kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan

kebahasaan tertentu (Kesuma, 2007:59). Teknik ini digunakan untuk menentukan

kategori atau identitas kategori kata yang dapat dilekati klitik. Berikut ini contohnya.

(19) Kurasakan atau kulihat di depan rumah itu? Irfan menduga-duga

(Bobo, 23 Oktober 2008:24).

(20) Kaugunting kertas yang biru itu.

Pada contoh (19) kata yang dilekati klitik ku- adalah rasakan yang merupakan kata

kerja yang dapat dilekati awalan di- sehingga menjadi dirasakan. Demikian pula

pada contoh (20) kata yang dilekati klitik kau- adalah gunting yang merupakan kata

benda yang dapat dilekati awalan di- sehingga menjadi digunting.

Selain teknik perluas, analisis data juga dilakukan dengan menggunakan teknik

baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca

pemarkah” dalam suatu konstruksi (Kesuma, 2007:66). Teknik baca markah

digunakan untuk menentukan makna gramatikal klitik yang dilekati kata depan.

Berikut ini contohnya.

(21) Aku mendapatkan hadiah sepeda darinya.

Pada contoh (20) kata depan dari menjadi penanda makna ‘asal’ klitik –nya.

Teknik parafrasa dikenal pula dengan istilah teknik ubah ujud. Teknik parafrasa

atau teknik ubah ujud adalah teknik analisis data dengan cara mengubah wujud atau

bentuk satuan kebahasaan yang dianalisis. Teknik parafrasa atau ubah ujud digunakan

untuk menganalisis makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia. Berikut ini

(32)

(22) Bajunya bagus

(22a) Baju milik dia bagus

Melalui teknik parafrasa atau ubah ujud kita dapat melihat bahwa enklitik –nya pada

kata bajunya menyatakan makna ‘pemilik’. Hal ini tampak bahwa Bajunya bagus

pada contoh (22) berparafrasa dengan kalimat pada contoh (22a) baju milik dia bagus.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penyajian hasil analisis data informal dan formal. Penyajian hasil analisis data

informal adalah penyajian analisis data dengan menggunakan kata-kata (Sudaryanto,

1993:145). Dalam penyajian ini, penulis memaparkan rumus dan kaidah penggunaan

klitik dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan kata-kata. Penyajian data formal

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian analisis data dengan

menggunakan tabel dan gambar.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Bab I merupakan

pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi

uraian kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Bab III berisi

uraian tentang berbagai makna gramatikal klitik. Bab IV berisi penutup yang terdiri

(33)

16 

KATEGORI KATA YANG DAPAT DILEKATI KLITIK DALAM

BAHASA INDONESIA

2.1 Pengantar

Pada bab ini diuraikan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Uraian dalam bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kategori kata yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- dan kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda.

2.2Kategori Kata yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau-

Kategori kata yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja dan kata benda. Berikut ini kedua kategori kata yang dapat dilekati proklitik itu dibahas satu per satu.

2.3Kata Kerja yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau-

Tidak semua kata kerja dapat dilekati proklitik ku- dan kau-. Kata kerja yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- adalah kata kerja yang dapat dilekati awalan di-. Kata kerja yang berciri demikian meliputi kata kerja asal, asal + -kan, asal + -i, per- + asal, per- + asal + -i, dan per- + asal + -kan. Berikut ini dikemukakan contohnya.

(23) Kulihat dari sisi mana pun kau tetap indah (Bobo, 2 Oktober 2008:14).

(34)

(25) Tahun demi tahun telah kulewati (Bobo, 30 Oktober 2008:14).

(26) Kuperjelas garis lukisan yang ada di kanvas itu.

(27) Kuperbaiki rantai sepeda yang putus.

(28) Telah kupersiapkan undangan rapat untuk minggu depan.

(29) Kaubawa aku terbang ke awan.

(30) Tolong kauambilkan buku itu!

(31) Jangan kaududuki kursi itu.

(32) Kaupercepat kedatangan ke Indonesia.

(33) Lalu mengapa kauperingati hari kematiannya?

(34) Telah kaupersatukan dua insan yang sedang jatuh cinta.

(35)

2.4Kata Benda yang Dapat Dilekati Proklitik Ku- dan Kau-

Tidak semua kata benda dapat dilekati proklitik ku- dan kau-. Kata benda yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- adalah kata benda yang dapat dilekati awalan di. Berikut ini contohnya:

(35) Kugunting kertas tebal itu.

(36) Anjing itu kupukul.

(37) Karena kesalahannya, adik kuhukum untuk membersihkan kamar mandi.

(38) Orang yang kaugambar itu adalah ayahku.

(39) Ladang itu belum kaucangkul.

Kata benda asal gunting, pukul, hukum, gambar dan cangkul pada kugunting (35), kupukul (36) kuhukum (37), kaugambar (38) dan kaucangkul (39) adalah kata benda yang dapat dilekati awalan di- sehingga menjadi digunting, dipukul, dihukum, digambar dan dicangkul.

2.5Kategori Kata yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda

(36)

2.6Kata Kerja yang Dapat Dilekati Enklitik

Kata kerja yang dapat dilekati enklitik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1) kata kerja aktif transitif yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya, (2) kata kerja sesampai dan setiba yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya, (3) kata kerja seingat, setahu, sesuka, sebisa dan semampu yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya, dan (4) kata kerja berawalan di- yang dapat dilekati enklitik –nya. Berikut ini kata kerja yang dapat dilekati enklitik itu dibahas satu per satu.

2.6.1 Kata Kerja Aktif Transitif yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan -nya

Kata kerja aktif transitif cenderung dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya. Kata kerja aktif transitif ini biasanya berawalan me(N)-. Kata kerja yang demikian meliputi me(N)- + asal, me(N)- + asal + -kan, dan me(N)- + asal + -i. Berikut ini contoh kata kerja aktif transitif yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya.

(40) “Lihat, balon-balon ini akan membawaku terbang ke bulan!” (Bobo, 23 Oktober 2008:3).

(41) Mama langsung membangunkanku (Bobo, 16 Oktober 2008:8).

(42) Engkau melahirkanku dengan taruhan nyawa (Bobo, 30 Oktober 2008:14).

(43) Menyayangiku dari pagi buta (Bobo, 30 Oktober 2008:14).

(44) Jari-jari lembut membelaiku (Bobo, 2 Oktober 2008:14).

(45) Aku selalu mengingatmu (Bobo, 23 Oktober 2008:15).

(46) Mas Doni… Begitu aku memanggilmu (Bobo, 16 Oktober 2008:14).

(37)

(48) “Upik, balon-balon itu tidak akan kuat menerbangkanmu. (Bobo, 2 Oktober 2008:3).

(49) Kita harus menolongnya, “kata Lobi Lobi (Bobo, 30 Oktober 2008:3).

(50) Dengan rakus Boni mencabuti wortel-wortel itu dan langsung memakannya dengan lahap (Bobo, 23 Oktober 2008:1).

(51) Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.

(52) Mereka berdua lari mendekatinya (Bobo, 30 Oktober 2008:3).

Kata kerja membawa, membangunkan, melahirkan, menyayangi, membelai, mengingat, memanggil, menghormati, menerbangkan, menolong, memakan,menyukai dan mendekati, pada kata membawaku (40), membangunkanku (41), melahirkanku (42), menyayangiku (43), membelaiku (44), mengingatmu (45), memanggilku (46), menghormatiku (47), menerbangkanmu (48), menolongnya (49), memakannya (50), menyukainya (51), dan mendekatinya (52) termasuk kata kerja aktif transitif.

2.6.2 Kata Kerja Setiba dan Sesampai yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan -nya

Kata kerja setiba dan sesampai cenderung dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya. Berikut ini contoh kata kerja setiba dan sesampai yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan nya.

(53) Setibaku di sana aku akan mandi.

(54) Sesampaiku di Makasar, aku mengunjungi Trans Studio.

(38)

(56) Sesampaimu di rumah sakit, adik telah pergi.

(57) Setibanya di rumah, Paman Andi langsung tidur.

(58) Sesampainya di desa nanti aku akan menyusuri sawah.

Kata kerja setiba dan sesampai, pada kata setibaku (53), sesampaiku (54), setibamu (55), sesampaimu (56), setibanya (57), dan sesampainya (58) termasuk kata kerja berawalan se-.

2.6.3 Pokok Kata Seingat, Setahu, Sesuka, Sebisadan Semampu yang Dapat Dilekati

Enklitik –ku, -mu, dan –nya

Pokok kata seingat, setahu, sesuka, sebisa dan semampu cenderung dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya. Berikut ini contoh pokok kata seingat, setahu, sesuka, sebisa dan semampu yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya.

(59) Seingatku awal bulan rahmadan engkau membaca alquran.

(60) Setahuku selama ini ia baik kepadaku.

(61) Aku bisa bangun sesukaku.

(62) Aku sudah berusaha sebisaku.

(63) Aku telah dan akan berusaha semampuku.

(64) Seingatmu tempat pinsil itu kau taruh di mana?

(65) Tanpa setahumu ibu dan ayah datang padaku.

(39)

(67) Berusahalah sebisamu dan jika belum terpenuhi itu bukan kesalahanmu.

(68) Perbaikilah semampumu agar menjadi lebih baik.

(69) Seingatnya bukan baru kali ini ia pingsan.

(70) Setahunya, Andi jarang sekali terlambat bangun.

(71) Ayah datang dan pergi sesukanya.

(72) Dia telah berusaha sebisanya.

(73) Dia akan berusaha semampunya.

Kata seingat, setahu, sesuka, sebisa, dan semampu, pada frasa seingatku (59), setahuku (60), sesukaku (61), sebisaku (62), semampuku (63), seingatmu (64), setahumu (65), sesukamu (66), sebisamu (67), semampumu (68), seingatnya (69), setahunya (70), sesukanya (71), sebisanya (72), dan semampunya (73) termasuk pokok kata.

2.6.4 Kata Kerja Berawalan di- yang Dapat Dilekati Enklitik -nya

Semua kata kerja berawalan di- dapat dilekati enklitik –nya. Berikut ini contoh kata kerja berawalan di- yang dapat dilekati enklitik –nya.

(74) Diangkatnya pohon yang jatuh itu.

(75) Selama aku sakit, aku selalu ditemaninya.

(76) Dilemparkannya batu itu ke jendela.

(40)

Kata kerja diangkat, ditemani, dilemparkan dan dipersembahkan, pada kata diangkatnya (74), ditemaninya (75), dilemparkannya (76) dan dipersembahkannya (77) termasuk kata kerja berawalan di-.

2.7Kata Benda yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, -nya, dan -nda

Kata benda cenderung dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya. Berikut ini contoh kata benda yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan -nya.

(78) Ketika kembali, aku terkejut melihat bagian dalam tasku sudah robek (Bobo, 23 Oktober 2008:8).

(79) Huh! Mulutku komat-kamit karena kesal (Bobo, 30 Oktober 2008:36).

(80) Akhirnya gambar seranggaku selesai (Bobo, 30 Oktober 2008:37).

(81) “Biar nakal begitu, Kak Dandi, kan, kakakmu, kalau dia nakal, kamu tegur saja,” (Bobo, 30 Oktober 2008: 36).

(82) “Oh, Tompel, kamu kenapa? Aduh, kakimu berdarah!” (Bobo, 30 Oktober 2008:3).

(83) Mobilmu diparkir di mana? Tanya Rita.

(84) Cimut, aku periksa dengan stetoskop, “bujuk Coreng sambil memegang stetoskopnya (Bobo, 30 Oktober 2008:2).

(85) Cidut mulai memandikan kudanya (Bobo, 23 Oktober 2008:3).

(41)

Kata tas, mulut, serangga, kakak, kaki, mobil, stetoskop, kuda, dan uang, pada kata tasku (78), mulutku (79), seranggaku (80), kakakmu (81), kakimu (82), mobilmu (83), stetoskopnya (84), kudanya (85), dan uangnya (86) termasuk kata benda.

Khusus enklitik –nda hanya dapat bersenyawa dengan kata benda yang menyatakan kekerabatan yaitu anak, adik, kakak, ayah, ibu, nenek, dan kakek. Berikut ini contoh kata benda yang dapat dilekati enklitik –nda.

(87) Ayahnda akan datang ke sekolah.

(88) Ibunda tiba di Jakarta hari ini.

(89) Ananda harap ibu mengijinkan rencana Ananda untuk berlibur ke desa.

(90) Adinda dikaulah dara jelita.

(91) Kakanda, maafkan jika kata-kata tadi tidak berkenan di hatimu." Ujar Lia. (92) Neneknda menggunakan kerudung dari selendang panjang.

(93) Kakenda adalah salah satu guru terbaik.

(42)

2.8Kata Depan yang Dapat Dilekati Enklitik –ku, -mu, dan -nya

Kata depan yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan -nya adalah kata depan bagi, buat, untuk, pada, kepada, oleh, dari, dengan, tentang, seperti, bersama, dan beserta. Berikut ini contoh kata depan yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan –nya.

(94) Tanggal 13 November adalah hari keramat bagiku

(95) Buatku dia menjadi kakak terbaik.

(96) Nenek membawa oleh-oleh untukku.

(97) Dia memberikan secarik kertas padaku.

(98) Ia memberikan bunga itu kepadaku.

(99) Sepatu itu adalah hadiah dariku.

(100) Tata akan pergi ke Jakarta denganku.

(101) Apakah Hendrik pernah bercerita tentangku?

(102) Kamu pasti akan menderita sepertiku.

(103) Ani, ayo bermain-main kembali bersamaku.

(104) Ia akan hadir besertaku.

(105) Bagimu kami tak ada artinya.

(106) Kue yang ada di atas meja itu buatmu.

(43)

(108) Saya rindu padamu.

(109) Kuawali kalimat ini dengan kata maafku kepadamu.

(110) Aku menerima berita gembira itu darimu.

(111) Apakah adik pergi denganmu?

(112) Kakakku selalu bercerita tentangmu.

(113) Andai aku kupu-kupu sepertimu pasti menyenangkan.

(114) Bersamamu aku merasa nyaman.

(115) Ke manakah kekasihmu pergi, supaya kami mencarinya besertamu?

(116) Baginya ia adalah harta paling berharga.

(117) Ancaman itu bisa menjadi contoh buruk buatnya.

(118) Ibu membeli sepeda baru untuknya.

(119) Sedikit demi sedikit menjelaskan padanya apa arti kata ‘adil’.

(120) Aku ceritakan kepadanya pertemuanku dengan Angga.

(121) Boneka beruang itu hadiah darinya.

(122) Aku akan pergi dengannya.

(123) Anda mungkin tidak akan banyak mengingat tentangnya.

(44)

(125) Tanaman kami dirusak olehnya.

(126) Ada dua orang penonton yang beruntung yang diajak bermain gitar bersamanya.

(127) Ayah tiba di rumah nenek besertanya.

(45)

BAB III

MAKNA GRAMATIKAL KLITIK DALAM BAHASA INDONESIA

3.1Pengantar

Dalam bab II telah dijelaskan kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya dalam bab III ini diuraikan tentang makna gramatikal klitik dalam bahasa Indonesia, baik makna gramatikal proklitik ku- dan kau- maupun makna gramatikal enklitik –ku, -mu, -nya, dan -nda.

3.2Makna Gramatikal Proklitik ku- dan kau-

Proklitik ku- dan kau- menyatakan makna ‘pelaku’. Proklitik ku- dan kau-menyatakan makna ‘pelaku’ jika melekat pada kata kerja dan kata benda yang dapat dilekati awalan di-. Berikut ini contoh proklitik ku- dan kau- yang menyatakan makna ‘pelaku’ jika melekat pada kata kerja.

(128) Kulihat dari sisi mana pun kau tetap indah (Bobo, 2 Oktober 2008:14).

(129) Kulaporkan Emak kalau kamu beli balon terus!” (Bobo, 2 Oktober 2008:3)

(130) Engkau yang paling kusayangi (Bobo, 30 Oktober 2008:14).

(131) Kuperluas ruang tamu itu.

(132) Kuperingati ia agar tidak mengulangi perbuatannya.

(133) Telah kupersiapkan undangan rapat untuk minggu depan.

(46)

(135) “Buku yang kauberikan kemarin sudah selesai kubaca,” kata ayah kepada kakak.

(136) Kauperdalam saluran yang telah dangkal itu.

(137) Jangan kaupukuli saja kuda itu!

(138) “Jangan kaupermainkan anak kecil itu!” seru ibu kepada Ali.

Proklitik ku- pada kata kulihat (128), kulaporkan (129), kusayangi (130), kuperluas (131), kuperingati (132), kupersiapkan (133), dan proklitik kau- pada kata kaubawa (134), kauberikan (135), kauperdalam (136), kaupukuli (137), dan kaupermainkan (138), menyatakan makna ‘pelaku’. Hal ini terbukti bahwa kata kerja kulihat (127), kulaporkan (129), kusayangi (130), kuperluas (131), kuperingati (132), dan kupersiapkan (133), berparafrasa dengan kata kerja aktif aku melihat (128a), aku melaporkan (129a), aku menyayangi (130a), aku memperluas (131a), aku memperingati (132a), dan aku mempersiapkan (133a). sedangkan kata kerja kaubawa (134), kauberikan (135), kauperdalam (136), kaupukuli (137), dan kaupermainkan (138), berparafrasa dengan kata kerja aktif engkau membawa (134a), engkau memberikan (135a), engkau memperdalam (136a), engkau memukuli (137a), dan engkau mempermainkan (138a).

Selain itu proklitik ku- dan kau- meyatakan makna ‘pelaku’ apabila melekat pada kata benda asal yang dapat dilekati awalan di-. Berikut ini contohnya:

(139) Karena kesalahannya, adik kuhukum untuk membersihkan kamar mandi.

(47)

(141) Kertas yang kaugunting itu milik ayah.

(142) Kaucangkul tanah yang ada di belakang rumah itu.

Proklitik ku- dan kau- pada kata kuhukum (139), kupukul (140), kaugunting (141) dan kaucangkul (142) menyatakan makna ‘pelaku’ setelah bersenyawa dengan kata benda asal yaitu hukum, pukul, gunting dan cangkul. Hal tersebut terbukti pada kata benda kuhukum (139), kupukul (140), kaugunting (141) dan kaucangkul (142) berparafrasa dengan kata aku menghukum (139a), aku memukul (140a), engkau mengunting (141a), dan engkau mencangkul (142a).

3.3Makna Gramatikal Enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda

Pembahasan makna gramatikal enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda dapat dikelompokkan sebagai berikut. Pertama, enklitik –ku, -mu, dan -nya, yang menyatakan makna ‘pelaku’. Kedua, enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makan ‘penderita’. Ketiga, enklitik ku, -mu, –nya, dan –nda yang menyatakan makna ‘pemilik’. Keempat, enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘asal’. Kelima, enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘tujuan’. Keenam, enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘peserta’. Ketujuh, enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘penerima’.Berikut ini makna gramatikal enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda dibahas satu per satu.

3.4Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Pelaku’

(48)

(143) Setibaku di rumah aku membantu ibu.

(144) Sesampaiku disana, kucari adik untuk memberikan uang dari ibu

(145) Setibamu di rumah kamu harus membersihkan kaki terlebih dahulu.

(146) Sesampaimu di desa nanti jangan lupa menemuiku.

(147) Setibanya di sekolah pintu gerbang sudah ditutup.

(148) Sesampainya disana adik kelasku mendirikan tenda.

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada frasa setibaku (143), sesampaiku (144), setibamu (145), sesampaimu (146), setibanya (147), dan sesampainya (148) menyatakan makna ‘pelaku’. Kata kerja setibaku (143) dan sesampaiku (144) berparafrasa dengan sesudah aku tiba (143a) dan sesudah aku sampai (144a). Kata kerja setibamu (145) dan sesampaimu (146) berparafrasa dengan sesudah kamu tiba (145a) dan sesudah kamu sampai (146a). Kata kerja setibanya (147) dan sesampainya (148) berparafrasa dengan sesudah dia tiba (147a) dan sesudah dia sampai (148a).

Selain itu, enklitik –nya juga menyatakan makna ‘pelaku’ apabila melekat pada kata kerja berawalan di- dan kata depan oleh. Berikut ini contohnya:

(149) Buku itu telah dibacanya.

(150) Jam berkunjung kos dibatasinya.

(151) Lagu ini akan dibawakannya untukku.

(49)

Enklitik –nya pada kata dibacanya (149), dibatasinya (150), dibawakannya (151) dan olehnya (152) menyatakan makna ‘pelaku’. Kata kerja dibacanya (149) berparafrasa dengan dibaca oleh dia (149a), dibatasinya (150) berparafrasa dengan dibatasi oleh dia (150a), dibawakannya (151) berparafrasa dengan dibawakan oleh dia (151a) dan kata depan olehnya (152) berparafrasa dengan oleh dia (152a)

3.5Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penderita’

Enklitik –ku, -mu, dan -nya menyatakan makna ‘penderita’ jika melekat pada kata kerja aktif transitif, yaitu kata kerja yang apabila digunakan dalam kalimat menuntut hadirnya objek. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘penderita’.

(153) Membuatku ingat akan kasih Tuhan (Bobo, 2 Oktober 2008:14).

(154) Tapi aku tahu kau sangat menyayangiku (Bobo, 2 Oktober 2008:14).

(155) Mama langsung membangunkanku (Bobo, 16 Oktober 2008:8).

(156) Mas Doni… Begitu aku memanggilmu (Bobo, 16 Oktober 2008:14).

(157) Jam… aku sangat menyukaimu (Bobo, 23 Oktober 2008:14).

(158) Dia tidak dapat mengalahkanmu

(159) Cidut mengajaknya membantu Bibi Mimi Jerami mengangkut rumput (Bobo, 23 Oktober 2008:3).

(160) Tetapi ketika Cidut menaikinya, dia masih marah (Bobo, 23 Oktober 2008:3).

(50)

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada frasa membuatku (153), menyayangiku (154), membangunkanku (155), memanggilmu (156), menyukaimu (157), mengalahkanmu (158), mengajaknya (159), menaikinya (160), dan membelikannya (161), menyatakan makna ‘penderita’. Semua kata kerja yang berenklitik –ku, -mu, dan –nya merupakan kata kerja aktif transitif. Kata kerja membuatku (153), menyayangiku (154), dan membangunkanku (155), berparafrasa dengan kata kerja membuat aku (153a), menyayangi aku (154a), dan membangunkan aku (155a). Kata kerja memanggilmu (156), menyukaimu (157), dan mengalahkanmu (158), berparafrasa dengan kata kerja memanggil kamu (156a), menyukai kamu (157a), dan mengalahkan kamu (158a). Kata kerja mengajaknya (159), menaikinya (160), dan membelikannya (161), berparafrasa dengan kata kerja mengajak dia (159a), menaiki dia (160a), dan membelikan dia (161a).

3.6Enklitik –ku, -mu, –nya, dan -nda yang Menyatakan Makna ‘Pemilik’

Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘pemilik’ jika melekat pada kata benda. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘pemilik’.

(162) Mamaku adalah seorang pramugari (Bobo, 23 Oktober 2008:8).

(163) Bandoku bagus, gak? Tanya Alin pada temannya yang lain (Bobo, 2 Oktober 2008:36)

(164) Aku langsung meletakkan sendokku dan pergi meninggalkan meja makan (Bobo, 30 Oktober 2008:36)

(51)

(166) Airmu selalu bergelombang (Bobo, 2 Oktober 2008:14)

(167) Kemarin aku melihat anjingmu di pos satpam.

(168) Suratmu telah kukirimkan tadi pagi.

(169) Tanya guru kepada Ali, “Mana pinsilmu?”

(170) Riska dapat memahami kesedihan Pak Sanusi, karena dia pun telah kehilangan ibunya dua tahun silam (Bobo, 30 Oktober 2008:21).

(171) Adiknya nakal.

(172) Bajunya baru.

(173) Rumahnya di STM Pembangunan 15D.

(52)

Selain itu enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘pemilik’ juga apabila melekat pada pokok kata seingat, setahu, sesuka, sebisa, dan semampu. Berikut ini contohnya.

(174) Seingatku, aku tidak ada urusan dengannya.

(175) Setahuku, ia berpacaran dengan anak pejabat.

(176) Aku punya teman yang bisa kuajak bermain sesukaku,

(177) Mengumpulkan uang sebisaku sebagai bekal hidup berumah tangga.

(178) Aku hanya menjalankan tugas semampuku.

(179) Seingatmu, tempat pinsil itu kutaruh dimana?

(180) Setahumu, rumahnya terletak di daerah mana?

(181) Di tempat barumu nanti, ada lebih banyak buku seperti ini yang bisa kamu baca sesukamu.

(182) Kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut.

(183) Lakukanlah semampumu, aku akan menghargai usahamu.

(184) Seingatnya, dia pernah datang ketempat tersebut.

(185) Setahunya, rumah yang ada di pinggiran kali itu tidak ada penghuni.

(186) Aku biarkan saja Rani berceloteh sesukanya.

(53)

(188) Dia sudah berusaha semampunya untuk mencari pekerjaan yang layak.

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada frasa seingatku (174), setahuku (175), sesukaku (176), sebisaku (177), semampumu (178), seingatmu (179), setahumu (180), sesukamu (181), sebisamu (182), semampumu (183), seingatnya (184), setahunya (185), sesukanya (186), sebisanya (187), semampunya (188) menyatakan makna ‘pemilik’. Frasa seingatku (174), setahuku (175), sesukaku (176), sebisaku (177), dan semampuku (178) berparafrasa dengan sesuai dengan ingatanku (174a), sesuai dengan pengetahuanku (175a), sampai kau suka (176a), sampai kau bisa (177a), dan sesuai dengan kemampuanku (178a). Frasa seingatmu (179), setahumu (180), sesukamu (181), sebisamu (182), dan semampumu (183) berparafrasa dengan sesuai dengan ingatanmu (179a), sesuai dengan pengetahuanmu (180a), sampai kamu suka (181a), sampai kamu bisa (182a), dan sesuai dengan kemampuanmu (183a). Frasa seingatnya (184), setahunya (185), sesukaku (186), sebisaku (187), dan semampuku (188) berparafrasa dengan sesuai dengan ingatan dia (184a), sesuai dengan pengetahuan dia (185a), sampai dia suka (186a), sampai dia bisa (187a), dan sesuai dengan kemampuannya (188a).

Enklitik –nda juga menyatakan makna ‘pemilik’ juga apabila melekat pada kata benda yang menyatakan kekerabatan ayah, ibu, nenek, kakek, anak, adik, dan kakak. Berikut ini contohnya.

(189) Ayahnda akan tiba di Jakarta malam ini.

(54)

(191) Melalui surat ini ananda mohon maaf kepada ibunda atas kesalahan ananda.

(192) Adinda dikaulah dara jelita.

(193) Surat Adinda benar-benar mengobati hati kakanda.

(194) Nama Sahid itu pemberian dari neneknda.

(195) Kakeknda berulang tahun hari ini

(196) Pamanda tersenyum bangga melihat aku berhasil.

Enklitik –nda pada kata ayahnda (189), ibunda (190), ananda (191), adinda (192), kakanda (193), neneknda (194), kakeknda (195) dan pamanda (196) menyatakan makna pemilik setelah bersenyawa dengan kata benda yang menyatakan kekerabatan. Kata benda ayahnda (189), ibunda (190), ananda (191), adinda (192), kakanda (193), neneknda (194), kakeknda (195) dan pamanda (196) berparafrasa dengan ayah milik anda (189a), ibu milik anda (190a), anak milik anda (191a), adik milik anda (192a), kakak milik anda (193a), nenek milik anda (194a), kakek milik anda (195a) dan paman milik anda (196a).

3.7Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan ‘Asal’

Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘asal’ setelah melekat pada kata depan dari. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘asal’ jika bersenyawa dengan kata depan dari.

(55)

(198) Kiriman makanan darimu telah kuterima.

(199) Sepatu cantik itu hadiah darinya.

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada kata dariku (197), darimu (198), dan darinya (199), menyatakan makna ‘asal’. Pada contoh (197) kata depan dari menjadi penanda makna ‘asal’ klitik –ku. Pada contoh(198)kata depan dari menjadi penanda makna ‘asal’ klitik –mu. pada contoh (199) kata depan dari menjadi penanda makna ‘asal’ klitik –nya.

3.8Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Tujuan’

Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘tujuan’ setelah melekat pada kata depan untuk, bagi, dan buat. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘tujuan’ jika bersenyawa dengan kata depan untuk, bagi, dan buat.

(200) Dia tidak pernah lupa membawa oleh-oleh untukku.

(201) Bagiku ibu adalah wanita hebat.

(202) Buatku dia menjadi kakak terbaik.

(203) Ibu membawakan kue untukmu.

(204) Tiada maaf bagimu.

(205) Ayam goreng di meja makan itu buatmu.

(206) Ayah membeli sepatu untuknya

(56)

(208) Malam enggan memberi ruang lebih jauh buatnya.

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada kata untukku (200), bagiku (201), buatku (202), untukmu (203), bagimu (204), buatmu (205), untuknya (206), baginya (207), dan buatnya (208) menyatakan makna ‘tujuan’. Pada contoh (200) kata depan untuk menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –ku. Pada contoh (201) kata depan bagi menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik – ku. Pada contoh (202) kata depan buat menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –ku. Pada contoh (203) kata depan untuk menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –mu. Pada contoh (204) kata depan bagi menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –mu. Pada contoh (205) kata depan buat menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –mu. Pada contoh (206) kata depan untuk menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –nya. Pada contoh (207) kata depan bagi menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –nya. Pada contoh (208) kata depan buat menjadi penanda ‘tujuan’ enklitik –nya.

3.9Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Peserta’

Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘peserta’ setelah melekat pada kata depan dengan, bersama, dan beserta. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘peserta’.

(209) Dia datang denganku

(210) Tasya tinggal bersamaku.

(211) Ia akan ikut besertaku.

(212) Hari ini aku akan menghabiskan waktu bersama denganmu.

(57)

(214) Siapakah yang besertamu?

(215) Aku pergi berlibur di Bali bersama dengannya.

(216) Ratusan hari yang ku lewati bersamanya membuatku mengucap syukur.

(217) Daniel menawariku untuk ikut besertanya ke Hongkong.

Enklitik –ku, -mu, dan –nya pada kata denganku (208), bersamaku (209), besertaku (210), denganmu (211), bersamamu (212), besertamu (213), dengannya (214), bersamanya (215), dan besertanya (216) menyatakan makna ‘peserta’. Pada contoh (209) kata depan dengan menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –ku. Pada contoh (210) kata depan bersama menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –ku. Pada contoh (211) kata depan beserta menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –ku. Pada contoh (212) kata depan dengan menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –mu. Pada contoh (213) kata depan bersama menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –mu. Pada contoh (214) kata depan beserta menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –mu. Pada contoh (215) kata depan dengan menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –nya. Pada contoh (216) kata depan bersama menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –nya. Pada contoh (217) kata depan beserta menjadi penanda ‘peserta’ enklitik –nya.

3.10 Enklitik –ku, -mu, dan –nya yang Menyatakan Makna ‘Penerima’

Enklitik –ku, -mu, dan –nya menyatakan makna ‘penerima’ setelah melekat pada kata depan kepada dan pada. Berikut ini contoh enklitik –ku, -mu, dan –nya yang menyatakan makna ‘penerima’.

(58)

(219) Barang-barang itu ada padaku.

(220) Paman meminjam uang kepadamu.

(221) Aku cinta padamu.

(222) Aku meminta bantuan kepadanya.

(223) Ketertarikanku padanya sudah ada sejak lama.

(59)

42  PENUTUP

4.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kategori kata yang dapat dilekati proklitik ku- dan kau- adalah kata kerja dan kata benda yang dapat dilekati awalan di-. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, dan -nya, yaitu kata kerja aktif transitif, kata kerja sesampai dan setiba, kata kerja seingat, setahu, sesuka, sebisa, dan semampu, kata depan bagi, buat, untuk, pada, kepada, oleh, dari, dengan, tentang, seperti, bersama, dan beserta. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –ku, -mu, -nya, dan –nda adalah kata benda. Kategori kata yang dapat dilekati enklitik –nya adalah kata kerja berawalan di- dan kata depan oleh. Berikut ini tabel kategori kata yang dapat dilekati klitik dalam bahasa Indonesia.

Tabel 1. Kategori Kata yang Dapat Dilekati Klitik dalam Bahasa Indonesia

Klitik Kategori Kata Contoh

ku- a. kata kerja yang dapat dilekati awalan di-.

kulihat, kulaporkan, kulewati, kuperjelas, kuperbaiki, kupersiapkan.

b. kata benda yang dapat dilekati awalan di-.

kugunting, kupukul, kuhukum.

kau- a. kata kerja yang dapat dilekati awalan di-.

kaubawa, kauambilkan, kaududuki, kaupercepat, kauperingati, dan kaupersatukan.

b. kata benda yang dapat dilekati awalan di-.

Gambar

Tabel jenis dan wujud klitik yang terdapat dalam bahasa Indonesia
Gambar 1 Unsur Bahasa
Gambar 2 Segitiga Semantik
Tabel 1. Kategori Kata yang Dapat Dilekati Klitik dalam Bahasa Indonesia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang masih aktif bekerja selama periode berjalan. 2)

i. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilaku- kan di antara kedua huruf vokal itu.. Huruf diftong ai, au , dan oi, tidak pernah diceraikan sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pekerja terhadap pengupahan, kesempatan dan perlakuan yang sama, pelatihan kerja, penempatan kerja, waktu kerja, keselamatan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis kutipan tuturan yang ada dalam berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007 dan

Hasil penelitian ini adalah deskripsi tipe induk judul berita utama harian Kompas edisi Januari sampai dengan Juni 2009 berdasarkan unsur sintaksis yang ditonjolkan, tipe induk

Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui pengaruh pelarut organik etanol, etil asetat, dan etanol:etil asetat terhadap profil disolusi kurkumin dalam preparasi dispersi padat

Ini terlihat dengan adanya predikat menggunakan kata kerja aktif berupa kata menyampaikan yang memiliki arti perbuatan yang memberikan paparan atau penjelasan

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT dan junjungan kepada baginda Rosul Nabi Muhammad SAW yang telah menentukan segala sesuatu berada ditangan-Nya, serta