• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUNGKAPAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sastra Indonesia

DHINI SEPTARANI 044114014

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGUNGKAPAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sastra Indonesia

DHINI SEPTARANI 044114014

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv 

   

 

 

 

 

 

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SEBAGAI TANDA

BAKTIKU KEPADA KEDUA ORANG TUAKU , SUMADJI

DAN AGUSTIN BUDIARTI.

(6)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Januari 2009

Penulis

(7)
(8)

vi   

Struktur dan Bentuk-Bentuk Pengungkapan.” Skripsi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Sastra. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dilaporkan hasil kajian tentang wacana brosur dalam kemasan obat-obatan. Ada dua hal yang mendasari pemilihan wacana brosur dalam kemasan obatan sebagai objek penelitian ini. Pertama, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan dijadikan objek penelitian ini karena mengandung fenomena kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Fenomena kebahasaan yang dimaksud berkenaan dengan struktur wacana dan bentuk pengungkapan. Kedua, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan karena penelitian tentang hal ini belum pernah diteliti oleh peneliti lain.

Ada dua masalah yang dipecahkan dalam penelitian ini. Pertama, “Bagaimanakah tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan?”. Kedua, “Bentuk pengungkapan apa sajakah yang terdapat pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan? “.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat, Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk menganalisis bagian-bagian wacana. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah digunakan untuk menganalisis tipe struktur wacana , untuk menganalisis variasi bagian-bagian wacana, dan bentuk-bentuk pengungkapan. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan metode informal.

(9)

vii   

struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dosis, penyimpanan, kemasan, dan nomor register; wacana dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, kemasan, dan nomor registrasi; wacana dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dan kemasan; wacana dengan tipe struktur komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, penyimpanan, kemasan, dan nomor registrasi; wacana dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan; wacana dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, posologi atau aturan pakai, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat, dosis, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan.

Wacana brosur dalam kemasan obat-obatan diungkapkan dalam berbagai bentuk. Bentuk pengungkapan dari wacana tersebut meliputi deskripsi, eksposisi, prosedural, imperatif-hortatori. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi memiliki 2 tipe bentuk pengungkapan. Tipe pertama diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O. Tipe kedua diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O+Ket. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk kalimat pasif yang terdiri dari S+P+Ket. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe kedua diwujudkan dalam bentuk frase preposisional. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe ketiga diwujudkan dalam bentuk frase nominal.Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian kemasan diwujudkan dalam bentuk kalimat pasif yang terdiri dari S+P+Ket.

Bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian evektivitas digunakan untuk memerikan bentuk, kegunaan, dan cara kerja obat tersebut.Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian evektivitas diwujudkan dalam bentuk eksposisi identifikasi. Bentuk pengungkapan eksposisi ditandai dengan penggunaan kata merupakan dan adalah.

Bentuk pengungkapan prosedural dalam wacana brosur dalam kemasan obat-obatan terdapat pada bagian aturan pakai. Bentuk pengungkapan prosedural ditandai dengan kata kerja perintah yang digunakan untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.

(10)

Septarani, Dhini. 2008. "Brochure Discourse on Drugs Packaging: Structural Study and Expression Types." An Undergraduate Thesis, Indonesian Letters, Faculty of Letters. Yogyakarta. Sanata Dharma University.

In this thesis, it was reported the result of the study of brochure discourse on drugs packaging. There were two main points that became the basis of choosing brochure discourse on drugs packaging as the research object. First, it contained an interesting language phenomenon to be observed. The language phenomenon dealt with structural discourse and expression forms. Second, there had no any recent research on this theme.

There were two problems to be solved in this research. First, "How is the type of structural discourse in the brochure discourse on drugs packaging?". Second, "What are the kinds of revealing forms contained in brochure discourse on drugs packaging?".

This research required three steps; they were data gathering, data analysis, and data analysis result presentation. The data gathering was done by employing observation critically method. The basic technique was tapping technique. The further technique was

record technique. Data analysis was done by using the segmenting immediate

constituents technique. The further technique was reading technique signal reading

technique. Signal reading technique was applied to analyze the types of discourse

structure, the variation of discourse parts, and the types of expression. Data analysis result description was done by using informal method.

(11)

interaction, the way of storing, packaging, and registration number; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, dose, side-effect, warning and attention, drugs interaction, and packaging; the types of discourse structure composition, general overview, indication, contraindication, side-effect, warning and attention, dose, storing, packaging, and registration number; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, attention, dose, packaging, and storing; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, rules of taking, contraindication, side-effect, warning and attention, drugs interaction , the way of storing, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, warning and attention, side-effect, posology or the way of taking, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, warning and attention, side-effect, drugs interaction, dose, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, side-effect, attention, dose, and packaging.

Brochure discourse on drugs packaging was expressed in many types. They included description, exposition, procedure, and hortatory-imperative. The description type in the composition part had two expression types. The first type was described through the sentence type of S+V+O. The second type was described through the passive sentences that consisted of S+V+O+Adv. The description type in the indication part was realized in the passive sentences that consisted of S+V+Adv. The description type in the second indication type was realized in proportional phrase. The description type in the third indication type was realized in nominal phrase. The description type in the packaging part was realized in the passive sentences that consisted of S+v+Adv.

The exposition type in the effectiveness part was used to describe the form, function, and way drugs work. The description type in the effectiveness part was realized in the form of identification-exposition. The exposition type was marked by the using of

such words; merupakan and adalah.

The procedural type in the brochure discourse on drugs packaging could be found in the rules of taking. It was marked by the imperative verbs used to explain how something should have been done.

The hortatory-imperative expression could be found in the warning part. The

hortatory-expression was marked by the words that were characterized to give

suggestion. The imperative-expression was mark by the imperative verbs that consisted of warning and prohibition.

(12)
(13)
(14)

xii 

BAB II TIPE STRUKTUR WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN…17 2.1 Pengantar………. 17

(15)

xiii 

 

2.2.2 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,

perhatian, interaksi obat, aturan pakai, cara penyimpanan,

dan kemasan……… 19

2.2.3 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, keterangan, indikasi, aturan pemakaian, peringatan

dan perhatian, kontraindikasi, dan kemasan………. 22 2.2.4 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, khasiat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan pakai,

dan kemasan……… 25 2.2.5 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek samping,

cara penyimpanan, dan kemasan………. 27 2.2.6 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat,

dan dosis……… 29 2.2.7 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, interaksi obat,

dan kemasan……… 32 2.2.8 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

cara kerja obat, indikasi, peringatan dan perhatian,

efek samping, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan kemasan… 35 2.2.9 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, efek samping,

peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara penyimpanan,

kontraindikasi, dan kemasan……… 39 2.2.10 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, posologi,

peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,

interaksi, penyimpanan, dan kemasan……….. 42 2.2.11 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi,

aturan pakai, dan kemasan... 45 2.2.12 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat,

dosis, penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi………. 48

(16)

xiv 

 

2.2.14 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, peringatan dan perhatian,

interaksi obat, kemasan………. 54

2.2.15 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, Peringatan dan Perhatian, Dosis,

Penyimpanan, Kemasan dan Nomor Registrasi……… 57

2.2.16 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

farmakologi, indikasi, perhatian,

dosis, kemasan, dan penyimpanan……… 60

2.2.17 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai,

kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian,

interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan……….. 62

2.2.18 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping,

posologi atau aturan pakai, dan kemasan……….. 65

2.2.19 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat,

dosis, dan kemasan………... 67

2.2.20 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan………... 71

2.2.21 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan……… 73

2.2.22 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, dosis,

peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,

interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan………. 76

2.2.23 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, dosis,

kontraindikasi, perhatian, penyimpanan, dan kemasan…………. 78

2.2.24 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

komposisi, farmakologi, indikasi, dosis,

penyimpanan, dan kemasan……….. 80

2.2.25 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur

farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,

perhatian, interaksi obat, dosis, kemasan, dan penyimpanan…... 82

(17)

xv 

 

2.3.4 Variasi Bagian Indikasi………. 98

2.3.5 Variasi Bagian Dosis (Aturan Pakai)……… . … 100

BAB III BENTUK-BENTUK PENGUNGKAPAN WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN……… 103

3.1 Pengantar………. 103

3.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi………. .. 103

3.2.1 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Komposisi.. 103

3.2.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Indikasi….. 111

3.2.3 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Kemasan... 117

3.3 Bentuk Pengungkapan Eksposisi……… 119

3.3.1 Bentuk Pengungkapan Eksposisi pada Bagian Evektivitas.. 119

(18)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kemasan obat-obatan terdapat wacana yang disebut dengan istilah

brosur. Brosur adalah selebaran atau cetakan yang berisi informasi dan disebarkan

untuk umum; bahan informasi tertulis (cetakan) yang diberikan kepada masyarakat

(Chulsum dan Windy, 2006: 135). Pada wacana brosur obat-obatan, terdapat dua

fenomena kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Fenomena kebahasaan pertama

berkenaaan dengan struktur wacana. Perhatikan contoh berikut:

(19)

   

(20)

    Contoh (2)

(21)

   

Pada contoh (1), tampak bahwa bagian struktur wacana brosur dalam

kemasan obat-obatan terdiri dari komposisi, informasi nilai gizi, takaran pemakaian,

khasiat dan kegunaan, dan kemasan. Coba bandingkan dengan contoh (2). Pada

contoh (2), bagian struktur wacana brosur terdiri dari komposisi, farmakologi,

indikasi, dosis, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara

penyimpanan, dan kemasan. Fenomena kebahasaan pertama menimbulkan

pertanyaan, “Tipe struktur wacana apa sajakah yang terdapat dalam wacana brosur

yang ada di dalam kemasan obat-obatan?”.

Fenomena kebahasaan yang kedua berkenaan dengan bentuk pengungkapan

wacana brosur dalam kemasan obat-obatan. Pada contoh (1) tampak adanya bentuk

pengungkapan yang berbeda-beda. Bentuk pengungkapan yang digunakan pada

contoh (1) pada bagian komposisi adalah deskripsi. Bentuk pengungkapan yang

digunakan pada contoh (1) pada bagian takaran pemakaian adalah ekspositori.

Bentuk pengungkapan yang digunakan pada contoh (2) pada bagian

komposisi adalah deskripsi tanpa disertai dengan informasi nilai gizi. Bentuk

pengungkapan pada contoh (2) pada bagian cara penyimpanan adalah imperatif.

Fenomena kebahasaan kedua menimbulkan pertanyaan, “Bentuk pengungkapan apa

sajakah yang terkandung dalam wacana brosur yang terdapat pada kemasan

obat-obatan?”.

Dari uraian dua fenomena kebahasaan di atas, penulis tertarik untuk memilih

(22)

   

itu, sejauh pengamatan penulis, jenis wacana khususnya wacana brosur yang terdapat

dalam kemasan obat-obatan belum pernah diteliti oleh penulis lain.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dipecahkan melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana brosur dalam

kemasan obat-obatan?

1.2.2 Bentuk pengungkapan apa sajakah yang terdapat pada wacana brosur dalam

kemasan obat-obatan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Memaparkan aneka bentuk tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana

brosur dalam kemasan obat-obatan.

1.3.2 Memaparkan aneka bentuk pengungkapan yang terdapat pada wacana brosur

dalam kemasan obat-obatan.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pada studi analisis wacana,

khususnya dengan menyajikan hasil analisis berdasarkan tinjauan struktural dan

bentuk-bentuk pengungkapan pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan yang

(23)

    1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan informasi terhadap pembaca mengenai berbagai

pola struktur brosur dalam kemasan obat-obataan. Selain itu, hasil dari penelitian ini

juga memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk pengungkapan apa saja yang

digunakan dalam wacana brosur dalam kemasan obat-obatan.

1.5 Tinjauan Pustaka

Sepengetahuan penulis, pembahasan wacana brosur obat-obatan belum pernah

dilakukan. Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sudut pandang yang sama

dengan skripsi yang dilakukan oleh Harjanti (2000) dengan judul “Analisis Wacana

Iklan Alat-Alat Kecantikan: Studi Kasus Wacana Iklan Alat-Alat Kecantikan Dalam

Majalah Femina Tahun 1998” yang mengambil sudut pandang tentang bentuk

pengungkapan, informasi, dan maksud yang terdapat pada sebuah wacana. Dalam

penelitian ini, penulis hanya mengambil sudut pandang tentang bentuk pengungkapan

yang terdapat pada wacana brosur obat-obatan.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Wacana

Wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada

publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas (Lull, via

(24)

   

dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada

pendengar”.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana selalu berkaitan

dengan pembicara, apa yang dibicarakan, dan pendengar. Dalam penyampaiannya

kepada pendengar, pembicara menggunakan bahasa sebagai mediasinya. Bahasa

sebagai mediasi yang digunakan pembicara untuk menyampaikan sesuatu kepada

pendengar diungkapkan dengan bentuk yang berbeda-beda.

1.6.2 Jenis Wacana

Parera via Harsanti (1996: 12-13) membagi wacana berdasarkan pandangan

bahwa manusia memiliki kemampuan berfikir, merasa, dan berkehendak sehingga

bahasa dapat digunakan sebagai alat ekspresi batin manusia, alat melaksanakan

kehendak, dan alat untuk memberitahukan kepada orang lain tentang sifat, aktivitas

atau kegiatan di luar diri pembicara dan pendengar. Berdasarkan pandangan itu

wacana dibedakan menjadi (1) wacana informatif, (2) wacana ekspresif, dan (3)

wacana volatif. Wacana informatif bertujuan memberitahukan dan meyakinkan, dan

reaksi lawan bicara adalah mengetahui dan meyakini. Wacana ekspresif bertujuan

memberitahukan dan reaksi lawan bicara adalah mengetahui. Wacana volatif

bertujuan melaksanakan dan reaksi lawan bicara adalah bertindak.

Rani dkk (2006: 26) membagi jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi.

Berdasarkan saluran komunikasi, dapat dikemukakan dua jenis wacana, yaitu (1)

wacana tulis dan (2) wacana lisan. Wacana tulis adalah teks yang berupa rangkaian

(25)

   

dalam bentuk buku, berita, koran, artikel, makalah, dan sebagainya. Wacana lisan

adalah di transkrip dari rekaman bahasa lisan. Wacana lisan dapat ditenukan dalam

percakapan, khotbah (spontan), dan siaran langsung di radio atau tv.

Dalam penelitian ini, jenis wacana yang diteliti adalah wacana informatif

karena dalam wacana informatif pembicara menyampaikan informasi dan

diharapkan reaksi lawan bicara (pembaca) agar mengetahui dan meyakini informasi

yang diberikan. Berdasarkan saluran komunikasi, wacana yang diteliti adalah

wacana tulis karena wacana yang diteliti adalah wacana teks yang menggunakan

ragam bahasa tulis dalam bentuk brosur.

1.6.3 Struktur Wacana

Struktur wacana bersifat terbuka, artinya kemungkinan variasi susunan

unsur-unsur wacana lebih besar. Oleh karena sifatnya yang demikian itu, ada

pandangan yang menganggap bahwa wacana tidak mempunyai struktur. Namun

pandangan tersebut tidaklah benar, mengingat bahwa penggunaan bahasa atau

wacana bersifat linier. Artinya, dalam satu waktu, seseorang dapat melahirkan atau

memproduksi satu satuan bahasa, misalnya kata atau kalimat, karena sifat

penggunaan bahasa yang demikian itu maka wacana memiliki struktur (Brown dan

Yale via Abdul Rani dkk, 2006: 49).

1.6.4 Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai sesuatu atau masalah yang

disusun secara bersistem (Tim Penyusun, 2002: 166). Chulsum dan Windy

(26)

   

disebarkan untuk umum; bahan informasi tertulis (cetakan) yang diberikan kepada

masyarakat (2006: 135). Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

brosur adalah bahan informasi tertulis yang berisi informasi yang disebarkan bagi

masyarakat dan disusun secara bersistem. Dalam penelitian ini, brosur yang

digunakan adalah brosur dalam kemasan obat-obatan.

1.6.5 Obat-Obatan

Obat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengurangi rasa

sakit atau menyembuhkan. Obat-obatan adalah segala macam obat (Chulsum dan

Windy, 2006: 486). Obat-obatan digolongkan menjadi lima golongan yang terdiri

dari obat bebas,dan obat bebas terbatas, obat wajib, obat keras, obat psikotropika,

dan obat narkotika. Obat-obatan digolongkan menjadi lima golongan sebaagi upaya

peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat

dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat ditimbulkan di dalam badan dan

bahayanya obat tersebut bagi pasien (Amroni, 2007: 167).

Obat bebas dan obat bebas terbatas adalah golongan obat yang banyak

dijumpai di pasaran, baik di apotek, toko obat berizin, atau di tempat lain. Obat

wajib apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada

pasien di apotek tanpa resep dokter. Obat keras adalah obat yang hanya dapat

diperoleh dengan resep dokter di apotek, apotek rumah sakit, puskesmas, dan balai

pengobatan. Obat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis

bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf

(27)

   

psikotropika digunakan untuk pengobatan yang menyangkut masalah kejiwaan atau

mental. Obat narkotika adalah obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau

pembiusan karena zat tersebut bekerja langsung mempengaruhi susunan saraf pusat

(Tim Penyusun, 2007: 167-176).

1.6.6 Bentuk Pengungkapan

Bentuk pengungkapan adalah perihal cara mengemukakan, menyatakan, atau

memaparkan sesuatu (Tim Penyusun, 1995: 1105). Bentuk pengungkapan dibedakan

menjadi dua, yaitu wacana dan kalimat. Bentuk pengungkapan wacana dibedakan

menjadi dua, yaitu prosa dan puisi. Bentuk pengungkapan prosa terdiri atas

deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan hortatori. Bentuk

pengungkapan kalimat terdiri atas imperatif, interogatif, dan performatif.

Bentuk pengungkapan wacana deskripsi adalah bentuk pengungkapan

wacana yang memberikan perincian-perincian dari objek yang dibicarakan (Keraf,

1982: 93). Bentuk pengungkapan wacana narasi adalah bentuk pengungkapan

wacana yang mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu

(Keraf, 1985: 136). Bentuk pengungkapan wacana eksposisi adalah bentuk

pengungkapan wacana yang bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada

penerima (pembaca) agar yang bersangkutan dapat memahaminya (Rani dkk, 2000:

38). Bentuk pengungkapan wacana argumentasi adalah bentuk pengungkapan

wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar, baik yang

didasarkan pertimbangan logis maupun emosional (Rottenberg via Rani dkk, 2000:

(28)

   

yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang

diharapkan penuturnya (Rani dkk, 2000: 42). Bentuk pengungkapan wacana narasi

adalah bentuk pengungkapan wacana yang berisi unsur-unsur cerita yang penting,

misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Bentuk pengungkapan wacana puisi

adalah bentuk pengungkapan wacana yang berupa kata-kata yang terindah dalam

susunan yang terindah. (Coleridge via Pradopo, 1990: 6). Bentuk kalimat imperatif

adalah bentuk pengungkapan kalimat yang berupa perintah atau larangan atau

keharusan untuk melaksanakan perbuatan (Kridalaksana, 1993: 81). Bentuk

pengungkapan kalimat interogatif adalah bentuk pengungkapan kalimat yang

berfungsi untuk menanyakan sesuatu (Ramlan, 1986: 33). Bentuk pengungkapan

kalimat performatif adalah bentuk pengungkapan kalimat yang pengutaraannya

digunakan untuk melakukan sesuatu (Wijana, 1996: 23).

Longacre via Mulyana (2005: 47) membagi wacana berdasarkan bentuk

pengungkapannya menjadi enam, yaitu: naratif, prosedural, ekspositori, hortatori,

dramatik, dan epistoleri. Wacana naratif adalah wacana yang bentuk

pengungkapannya banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah. Wacana

prosedural adalah wacana yang bentuk pengungkapannya digunakan untuk

memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.

Bentuk pengungkapan wacana ekspositori adalah bentuk pengungkapan wacana

yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bentuk pengungkapan wacana

hortatori adalah bentuk pengungkapan wacana yang digunakan untuk mempengaruhi

(29)

   

pengungkapan wacana dramatik adalah bentuk pengungkapan wacana yang berisi

percakapan antar penutur. Bentuk pengungkapan wacana epistoleri adalah bentuk

pengungkapan wacana yang biasa dipergunakan dalam surat-menyurat.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data,

tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Setiap tahap penelitian

tersebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini adalah brosur dalam kemasan obat-obatan yang termasuk

dalam golongan obat keras. Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh

dengan resep dokter di apotek, apotek rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan

(Amroni, 2007: 167). Data penelitian ini diambil dari apotek Rumah Sakit Umum

Tidar Magelang. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 63 sample brosur dalam

kemasan obat-obatan golongan obat keras. Objek dari penelitian ini berupa struktur

dan bentuk-bentuk pengungkapan.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode simak.

Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak

pemakaian atau penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988: 2-5). Teknik dasar yang

digunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak

dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan

(30)

   

jutan yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat adalah teknik penjaringan data

dengan mencatat hasil penyimakan data pada kartu data (Kesuma, 44-45: 2007).

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari; menemukan; dan

mengumpulkan wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan. Setelah

dikumpulkan lalu dilakukan pencatatan data. Pencatatan data dilakukan dengan

mencetak ulang data pada kartu data. Masing-masing data yang telah dikumpulkan

tersebut kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi nama obat dan bentuk

sediaan obat.

1.7.2 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis menggunakan metode agih.

Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan

merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007: 54).

Dalam penelitian ini, teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung.

Teknik bagi unsur langsung adalah teknik analisis data dengan cara pembagi suatu

konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur

itu dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk kontruksi yang

dimaksud (Sudaryanto via Kesuma, 2007: 55).

Dalam pelaksanaannya, teknik bagi unsur langsung digunakan untuk melihat

bagian-bagian wacana brosur yang terdiri dari komposisi, efektivitas (keterangan,

cara kerja obat, tinjauan umum, farmakologi, dan khasiat), indikasi, dosis (aturan

pakai, posologi, cara pemakaian, dan cara penggunaan), kontraindikasi, kemasan,

(31)

   

digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis

data dengan cara “membaca pemarkah” dalam suatu kontruksi. Istilah lain untuk

pemarkah adalah penanda. Pemarkahan itu menunjukkan kejatian atau identitas

satuan kebahasaan tertentu; dan kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud

(Sudaryanto via Kesuma, 2007: 66-67).

Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis tipe struktur wacana brosur

adalah judul bagian-bagian wacana. Pemarkah yang digunakan dalam menganalisis

variasi bagian-bagian wacana adalah penanda yang menjadi ciri pembeda dalam satu

bagian. Perhatikan contoh berikut.

Contoh (3)

(Fasidol, Kaplet)

Contoh (4)

(Heptasan, Tablet)

Contoh (3) sampai dengan (4) memperlihatkan adanya variasi dalam bagian

komposisi. Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis variasi pada bagian

komposisi adalah bentuk sediaan obat. Pada contoh (3), bagian komposisi dihadirkan

dalam bentuk kaplet. Pada contoh (4), bagian komposisi dihadirkan dalam bentuk

(32)

   

Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk pengungkapan

adalah penanda yang menjadi ciri utama pada masing-masing bentuk pengungkapan.

Perhatikan contoh berikut:

Contoh (5)

(Progastric, Tablet)

Contoh (5) memperlihatkan bentuk pengungkapan deskripsi kandungan.

Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis bentuk pengungkapan deskripsi

kandungan adalah adanya penggunaan kata kerja mengandung.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil data yang sudah selesai dilakukan harus dilaporkan dalam suatu laporan.

Oleh karena itu diperlukan suatu cara yaitu teknik penyajian hasil analisis data.

Setelah penulis menganalisis data, hasil analisis data tersebut disajikan dalam bentuk

laporan. Metode yang digunakan adalah metode formal dan informal. Metode formal

adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah. Kaidah itu dapat

berbentuk rumus, bagan atau diagram, tabel, dan gambar (Kridalaksana via Kesuma,

2007: 93). Secara konkret, metode formal disajikan dalam bentuk tabel. Metode

penyajian hasil analisis data secara informal adalah penyajian hasil analisis data

(33)

    1.8 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian laporan penelitian ini sebagai berikut. Bab 1 berisi

pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan

sistematika penyajian. Bab II berisi uraian tentang struktur wacana yang terdapat

pada wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan dan variasi

bagian-bagian pada wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan. Bab III

berisi uraian tentang bentuk-bentuk pengungkapan pada wacana brosur yang terdapat

di dalam kemasan obat-obatan. Bab IV berisi penutup, yang mencakup kesimpulan

(34)

17

BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN

2.1 Pengantar

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian wacana “brosur dalam

kemasan obat-obatan” ditinjau dari segi struktural. Wacana “brosur dalam kemasan

obat-obatan” merupakan salah satu wacana informatif jika dilihat dari segi isi.

Wacana tersebut berisi informasi tentang komposisi, farmakologi, cara kerja obat,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, takaran pemakaian (dosis),

peringatan dan perhatian, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan kemasan.

2.2 Struktur Wacana Brosur Dalam Kemasan Obat-Obatan

Setelah diteliti, ditemukan bahwa struktur wacana “brosur dalam kemasan

obat-obatan” terdiri dari 25 tipe struktur wacana. Dalam penelitian ini akan diteliti

bagian-bagian wacana berdasarkan judul masing-masing bagian dalam brosur

obat-obatan. Tipe struktur tersebut terdiri dari :

2.2.1 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, efektivitas,

(35)

Contoh (6)

(36)
(37)
(38)

(Grafacetin, Kapsul)

Contoh (7) terdiri dari komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,

perhatian, interaksi obat, aturan pakai, cara penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian

komposisi, sama halnya dengan contoh (3), bagian komposisi berisi berisi kandungan

berbagai jenis zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Pada bagian indikasi

berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi

kriteria penderita yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat tersebut. Bagian efek

samping berisi dampak yang dirasakan pasien sebagai akibat pemakaian obat. Bagian

perhatian berisi hal-hal yang harus diperhatikan konsumen sebelum mengkonsumsi

obat tersebut dan larangan pemakaian obat pada pasien dengan kriteria tertentu.

Bagian interaksi obat berisi jenis-jenis obat-obatan yang tidak boleh digunakan

(39)

pasien yang diperkenankan untuk mengkonsumsi obat tersebut, periode pemakaian

obat dalam waktu sehari, dan banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi dalam setiap

periode pemakaian. Bagian cara penyimpanan berisi perintah untuk menyimpan obat

di tempat yang disarankan sekaligus syarat-syarat tempat yang dianjurkan untuk

menyimpan obat. Pada bagian kemasan, berisi bentuk, isi, dan nomor registrasi obat.

2.2.3 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, keterangan,

indikasi, aturan pemakaian, peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan

kemasan.

(40)
(41)

Contoh (8) terdiri dari komposisi, keterangan, indikasi, aturan pemakaian,

peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan kemasan. Pada bagian komposisi, berisi

kandungan berbagai jenis zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Bagian

keterangan berisi kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat (kaolin dan pektin).

Pada bagian indikasi berisi kegunaan yang ditawarkan obat tersebut. Pada bagian

aturan pemakaian dicantumkan waktu pemakaian obat dan umur penderita yang

dijadikan dasar pembagian banyaknya takaran pemakaian dan jumlah maksimum obat

yang dapat dikonsumsi oleh penderita. Pada bagian peringatan dan perhatian berisi

efek samping obat dan cara mengatasinya; larangan pemakaian obat pada penderita di

bawah usia 3-6 tahun; jarak waktu aman pemakaian obat lain yang mungkin

dikonsumsi oleh penderita, larangan pemakaian obat jika lebih dari 2 hari atau dalam

keadaan deman, dan saran. Pada bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang

dilarang menggunakan obat yang bersangkutan. Pada bagian kemasan berisi ukuran,

(42)

2.2.4 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, khasiat, indikasi,

kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan

pakai, dan kemasan.

(43)
(44)

Contoh (9) terdiri dari komposisi, khasiat, indikasi, kontraindikasi, efek

samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan pakai, dan kemasan. Pada

bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Pada

bagian khasiat berisi kandungan zat berkhasiat dan dampak obat tersebut bagi tubuh.

Bagian indikasi berisi khasiat obat. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang

dilarang mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Pada bagian efek samping berisi

dampak yang dirasakan pasien akibat mengkonsumsi obat tersebut. Bagian peringatan

dan perhatian berisi kriteria pasien yang dilarang untuk mengonsumsi obat, efek

samping, dan saran. Bagian interaksi berisi batasan pemakaian dan efek samping.

Bagian aturan pakai berisi umur pasien yang menyesuaikan takaran obat yang

dikonsumsi dan juga banyaknya periode pemakaian obat. Pada bagian kemasan berisi

nama, jenis, bentuk dan nomor registrasi obat.

2.2.5 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, dosis, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek

samping, cara penyimpanan, dan kemasan.

(45)
(46)

Contoh (10) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis,

kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek samping, cara

penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian komposisi, sama dengan contoh (4) yaitu

berisi kandungan zat-zat berkhasiat yang ada di dalam obat tersebut. Pada bagian cara

kerja obat, berisi peranan masing-masing kandungan zat yang berkhasiat bagi tubuh.

Pada bagian indikasi berisi khasiat dari obat yang bersangkutan. Pada bagian dosis

berisi takaran jumlah obat yang dikonsumsi pasien dalam satu hari. Bagian

kontraindikasi berisi batasan pemakaian. Bagian interaksi obat berisi efek samping

yang ditimbulkan oleh salah satu kandungan zat berkhasiat. Bagian perhatian berisi

larangan pemakaian obat terhadap pasien dengan kriteria tertentu. Bagian Efek

samping berisi efek yang diakibatkan pemakaian obat yang bersangkutan.

2.2.6 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi

obat, dan dosis.

(47)
(48)

cara kerja obat berisi kemampuan kerja yang dimiliki masing-masing zat berkhasiat

bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi khasiat obat yang bersangkutan. Bagian

kontraindikasi berisi kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang

bersangkutan. Pada bagian efek samping berisi dampak yang rasakan pasien setelah

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi

batasan pemakai, saran, dan efek samping. Pada bagian interaksi obat berisi efek

samping yang diakibatkan pemakaian obat lain selain obat yang bersangkutan. Pada

bagian dosis berisi banyaknya takaran obat yang dikonsumsi yang disesuaikan

(49)

2.2.7 Wacana brosur obat-obatan yang berstruktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis,

interaksi obat, dan kemasan.

(50)
(51)

(Acyclovir, Tablet)

Contoh (12) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, interaksi obat, dan kemasan. Pada

bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut.

Pada bagian cara kerja obat berisi golongan dan kemampuan obat. Pada bagian

indikasi berisi manfaat obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian kontraindikasi berisi

kelemahan yang dimiliki obat tersebut. Bagian efek samping berisi dampak yang

dialami pasien akibat mengkonsumsi obat tersebut. Peringatan dan perhatian berisi

dampak yang dialami pasien dan juga pembatasan pemakai. Pada bagian dosis berisi

(52)

bagian interaksi berisi keterangan efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut.

Pada bagian kemasan berisi bentuk dan kemasan dan juga nomor registrasi obat.

2.2.8 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur cara kerja obat, indikasi,

kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, cara pemakaian, cara

penyimpanan, dan kemasan.

(53)
(54)

(Desolex-N, Cream)

Contoh (13) memiliki keunikan dibandingkan dengan contoh brosur yang lain.

Pada bagian awal terdapat penjelasan yang berisi kandungan berbagai zat berkhasiat

dalam obat, karena pada bagian ini tidak mempunyai judul, maka bagian awal ini

diabaikan. Pada bagian cara kerja obat terdapat pemerian tentang kemampuan kerja

(55)

indikasi berisi manfaat obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian kontraindikasi berisi

pembatasan pemakaian, yaitu kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang

bersangkutan. Pada bagian peringatan dan perhatian berisi pemerian yang terdiri dari

larangan-larangan dalam pemakaian obat, pembatasan pemakaian, efek samping, dan

saran. Pada bagian efek samping obat berisi dampak yang dirasakan tubuh akibat

penggunaan obat. Bagian cara pemakaian berisi tahap-tahap cara penggunaan obat.

Pada bagian cara penyimpanan berisi tahap-tahap cara penyimpanan obat yang

disertai syarat-syarat tempat yang ideal untuk menyimpan obat. Pada bagian kemasan

(56)

2.2.9 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara

penyimpanan, kontraindikasi, dan kemasan.

(57)
(58)

Contoh (14) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, efek samping,

peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara penyimpanan, kontraindikasi, dan

kemasan. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat dalam obat. Bagian

cara kerja obat terdiri dari golongan obat dan kemampuan kerja zat berkhasiat yang

terdapat dalam obat bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi informasi tentang

golongan obat, sifat yang dimiliki zat berkhasiat, dan berbagai manfaat yang

ditawarkan obat bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi informasi tentang kegunaan

obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian efek samping berisi dampak yang dirasakan

tubuh sebagai akibat dari penggunaan obat. Pada bagian peringatan dan perhatian

berisi hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama proses penggunaan obat-obatan dan

larangan penggunaan obat bagi pasien anak-anak. Pada bagian cara penggunaan berisi

tahap-tahap penggunaan obat yang terdiri dari cara pemakaian dan waktu pemakaian

obat. Pada bagian cara penyimpanan berisi tahap-tahap cara penyimpanan obat. Pada

bagian kontraindikasi berisi batasan pemakaian yaitu kriteria pasien yang dilarang

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Pada bagian kemasan berisi bentuk produk,

(59)

2.2.10 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, posologi, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,

interaksi, penyimpanan, dan kemasan.

(60)
(61)

Contoh (15) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, posologi,

peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi, penyimpanan, dan

kemasan. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat-zat berkhasiat dalam obat

yang dibagi berdasarkan bentuk obat yaitu, tablet dan suspensi. Pada bagian cara

kerja obat, terdiri dari golongan obat dan kemampuan kerja yang dimiliki

masing-masing zat berkhasiat bagi tubuh. Bagian indikasi berisi berbagai manfaat yang

ditawarkan obat yang bersangkutan. Bagian posologi berisi takaran obat yang harus

dikonsumsi, banyaknya penggunaan obat dalam jangka waktu sehari, waktu yang

tepat untuk mengkonsumsi obat, dan cara penggunaan obat. Pada bagian peringatan

dan perhatian berisi informasi tentang larangan penggunaan obat secara terus

menerus selama lebih dari dua minggu, jarak waktu pemakaian obat sebagai efek

penggunaan obat jenis lain, dan kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat

yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi tentang efek yang dirasakan

pasien sebagai akibat pemakaian suatu produk obat. Pada bagian kontraindikasi berisi

informasi tentang kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang

bersangkutan. Bagian interaksi obat terdapat informasi efek samping yang timbul

sebagai akibat interaksi obat dengan obat lain yang digunakan secara bersama-sama.

Bagian penyimpanan berisi informasi tentang cara menyimpan obat yang dianjurkan.

Pada bagian kemasan berisi informasi nama obat, ukuran, nomor registrasi, dan

(62)

2.2.11 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi,

aturan pakai, dan kemasan.

(63)
(64)

Contoh (16) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi, aturan pakai, dan kemasan. Pada

bagian komposisi terdapat informasi kandungan zat berkhasiat yang dibedakan

berdasarkan bentuk obat yang terdiri dari tablet, drop, dan sirop. Bagian cara kerja

obat berisi informasi tentang manfaat yang ditawarkan obat yang bersangkutan.

Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian

kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi

tentang efek yang dirasakan pasien sebagai akibat pemakaian obat yang besangkutan.

Bagian peringatan dan perhatian terdapat informasi tentang kriteria pasien yang

dilarang mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi

informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan.

Bagian aturan pakai berisi informasi tentang cara pemakaian obat, takaran pemakaian

obat, dan berapa jumlah periode penggunaan obat dalam waktu satu hari. Pada bagian

kemasan berisi informasi tentang bentuk obat, ukuran, nomor registrasi, dan kemasan

(65)

2.2.12 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi

obat, dosis, penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.

(66)
(67)

Contoh (17) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dosis, penyimpanan, kemasan.

Bagian komposisi berisi informasi tentang kandungan zat berkhasiat (Amoxycillin

trihydrate) yang disajikan berdasarkan tiga bentuk obat yang terdiri dari kaplet,

suspense, dan forte. Bagian cara kerja obat terdapat informasi golongan obat,

kemampuan kerja zat berkhasiat yang terdapat dalam obat, dan sifat yang dimiliki zat

berkhasiat. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam

pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi efek

yang timbul sebagai akibat dari penggunaan obat yang bersangkutan. Bagian

peringatan dan perhatian berisi informasi tentang kriteria pasien yangtidak

diperbolehkan menkonsumsi obat yang bersangkutan, efek yang timbul sebagai

akibat pemakaian obat, dan hal-hal yang harus diperhatikan konsumen sebelum

mengkonsumsi obat tersebut. Bagian interaksi obat berisi informasi efek samping

yang timbul sebagai akibat interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara

bersamaan. Bagian dosis berisi informasi tentang takaran pemakaian obat, jarak

waktu pemakaian obat pertama dengan seterusnya dan jumlah periode penggunaan

obat dalam waktu satu hari. Bagian penyimpanan berisi informasi cara penyimpanan

obat yang dianjurkan. Bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi bentuk,

(68)

2.2.13 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,

indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,

interaksi obat, cara penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.

(69)
(70)

Contoh (18) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, peringatan

dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan,

kemasan dan nomor registrasi. Pada bagian komposisi berisi informasi kandungan zat

berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Pada bagian cara kerja obat berisi

informasi sifat dan kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat yang terkandung di

dalam obat yang bersangkutan. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan

obat dalam pengobatan. Bagian dosis berisi takaran pemakaian obat, jumlah periode

penggunaan obat dalam waktu satu hari, dan cara pemakaian obat. Bagian peringatan

dan perhatian berisi informasi petunjuk kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi efek yang timbul

sebagai akibat pemakaian obat. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang tidak

diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi

berisi informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara

bersamaan. Bagian cara penyimpanan berisi petunjuk cara penyimpanan obat yang

dianjurkan. Pada bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi nama obat,

(71)
(72)
(73)

Contoh (19) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,

dosis, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, kemasan. Pada bagian

komposisi terdapat informasi tentang kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam

obat. Bagian cara kerja obat terdiri dari informasi mengenai golongan obat,

kemampuan kerja dan sifat yang dimiliki obat yang bersangkutan. Bagian indikasi

berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi

berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan menkonsumsi

obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi informasi mengenai takaran pemakaian

obat, jarak waktu penggunaan obat pertama dengan yang seterusnya, dan jumlah

periode panggunaan obat dalam waktu satu hari. Selain itu disebutkan juga takaran

obat yang disesuaikan berdasarkan keadaan pasien dengan gkasus-kasus tertentu

seperti gangguan ginjal atau Gonokokkus uretritis. Bagian efek samping berisi

informasi tentang efek yang timbul sebagai akibat pemakaian obat. Bagian peringatan

dan perhatian berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan, hal-hal yang perlu diperhatikan pasien

sebelum mengkonsumsi obat yang bersangkutan, dan efek samping yang timbul dan

disertai dengan tindakan penanggulangannya. Bagian interaksi obat berisi informasi

mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan. Bagian

kemasan berisi informasi nama produk, bentuk, kemasan, ukuran, dan nomor

(74)

2.2.15 Wacana brosur obat-obatan yang berstruktur komposisi, tinjauan umum,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis,

penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.

(75)
(76)

Contoh (20) terdiri dari komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, Peringatan dan Perhatian, Dosis, Penyimpanan, Kemasan dan Nomor

Registrasi. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat yang berkhasiat yang

terdapat dalam obat. Pada bagian komposisi, kandungan zat berkhasiat disajikan

berdasarkan bentuk obat, yaitu kapsul, suspense, dan suspense forte. Pada bagian

tinjauan umum, terdapat informasi nama produk, kandungan zat berkhasiat, sifat, dan

kemampuan kerja obat. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat

dalam pengobatan. Pada bagian kontraindikasi terdapat informasi mengenai kriteria

pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek

samping berisi informasi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Pada

bagian peringatan dan perhatian berisi hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum

mengkonsumsi obat. Hal ini menyangkut kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Selain itu dijelaskan pula efek samping yang

timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian dosis dijelaskan takaran pemakaian

obat, banyaknya periode penggunaan obat dalam waktu sehari, lamanya waktu

penggunan obat yang dianjurkan, dan prosedur penggunaan obat berdasarkan

kasus-kasus tertentu. Bagian penyimpanan dijelaskan cara penyimpanan obat yang

dianjurkan. Bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi nama obat, bentuk

(77)
(78)

Contoh (21) terdiri dari tipe struktur farmakologi, indikasi, perhatian, dosis,

kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian awal, terdapat bagian komposisi yang berisi

informasi mengenai kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Namun,

karena tidak terdapat judul, maka bagian ini diababaikan. Bagian farmakologi berisi

kemampuan kerja obat. Bagian indikasi dijelaskan petunjuk kegunaan obat dalam

pengobatan. Bagian perhatian berisi hal yang tidak boleh dilakukan selama

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi petunjuk takaran

pemakaian obat. Bagian kemasan berisi bentuk obat, kemasan, dan nomor registrasi

obat. Pada bagian penyimpanan berisi petunjuk cara penyimpanan obat yang

(79)

2.2.17 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,

indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian,

interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan.

(80)
(81)

Contoh (22) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai,

kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, cara

penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian komposisi berisi petunjuk kandungan zat

berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi golongan obat, dan

manfaat obat dalam pengobatan. Bagian indikasi dijelaskan petunjuk kegunaan obat

dalam pengobatan. Bagian aturan pakai berisi petunjuk usia pasien yang

diperbolehkan mengkonsumsi obat, takaran pemakaian obat, jarak waktu penggunaan

obat pertama dengan yang selanjutnya, dan waktu pemakaian obat yang dianjurkan.

Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak

diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi

petunjuk efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian peringatan dan

perhatian berisi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang

bersangkutan. Selain itu terdapat juga larangan penggunaan obat lebih dari 7 hari.

Bagian interaksi obat berisi efek samping yang timbul sebagai akibat interaksi

penggunaan obat dengan obat lain secara bersamaan. Bagian cara penyimpanan berisi

cara penyimpanan obat yang dianjurkan. Bagian kemasan berisi informasi bentuk, isi,

(82)

2.2.18 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,

indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, posologi

atau aturan pakai, dan kemasan.

Contoh (23)

(83)

Contoh (23) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

peringatan dan perhatian, efek samping, posologi/ aturan pakai, dan kemasan. Pada

bagian komposisi berisi petunjuk kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat.

Bagian farmakologi berisi golongan obat, sifat, dan kemampuan kerja. Bagian

indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi

berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi

obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi efek samping yang

timbul sebagai akibat penggunaan obat, prosedur penggunaan obat, dan kriteria

pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek

samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian posologi

atau aturan pakai berisi cara penggunaan obat, jarak waktu pemakaian obat yang

pertama dengan yang seterusnya. Bagian kemasan berisi kemasan, ukuran obat, dan

(84)

2.2.19 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,

indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi

obat, dosis, dan kemasan.

(85)
(86)
(87)

Contoh (24) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat, dosis, dan kemasan. Pada

bagian komposisi berisi informasi kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam

obat. Bagian farmakologi berisi golongan obat, kemampuan kerja, dan sifat obat.

Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian

kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan

mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi

informasi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang

bersangkutan, efek samping yang timbul dan cara penanggulangannya, dan petunjuk

takaran dosis yang disesuaikan dengan kasus-kasus tertentu. Bagian efek samping

berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian interaksi obat berisi

informasi mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan.

Bagian dosis berisi informasi takaran pemakaian, jarak waktu penggunaan obat

pertama dengan yang selanjutnya. Selain itu dijelaskan takaran pemakaian obat

berdasarkan pasien dengan kasus-kasus tertentu. Bagian kemasan berisi informasi

(88)
(89)

Contoh (25) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan. Pada bagian komposisi berisi informasi

kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi

kemampuan kerja, dan sifat obat. Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat

dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien

yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek

samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian perhatian

berisi informasi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang

bersangkutan, efek samping yang timbul dan cara penanggulangannya. Bagian dosis

berisi informasi takaran pemakaian dan banyaknya periode penggunaan obat dalam

waktu sehari. Bagian kemasan berisi informasi nama obat, bentuk, ukuran, dan nomor

(90)

2

2.2.21 Wac

indik

Cont

ana brosur

kasi, kontrain

toh (26)

obat-obatan

ndikasi, perh

n dengan ti

hatian, dosis

ipe struktur

, kemasan, d

komposisi,

dan penyimp

, farmakolo

panan.

(91)
(92)

Contoh (26) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,

perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian komposisi berisi informasi

kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi

kemampuan kerja masing-masing zat berkhasiat yang terkandung dalam obat. Bagian

indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi

berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi

obat yang bersangkutan. Bagian peringatan berisi efek samping yang timbul sebagai

akibat penggunaan obat dan cara penanggulangannya, kriteria pasien yang dilarang

mengkonsumsi obat yang bersangkutan, dan saran. Bagian dosis berisi takaran

pemakaian obat, waktu pemakaian obat yang dianjurkan, dan jumlah maksimum obat

yang dapat dikonsumsi. Bagian kemasan berisi bentuk dan ukuran obat. Bagian

(93)
(94)

Contoh (27) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, dosis, peringatan

dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, dan

kemasan. Pada bagian komposisi berisi informasi kandungan zat berkhasiat yang

terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi kemampuan kerja zat berkhasiat yang

terkandung dalam obat. Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam

pengobatan. Bagian dosis berisi informasi takaran pemakaian dan banyaknya periode

penggunaan obat dalam waktu sehari. Bagian peringatan dan perhatian berisi kriteria

pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan, saran, dan

peringatan. Bagian efek samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan

obat. Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak

diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi

informasi mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan.

Bagian cara penyimpanan berisi cara penyimpanan obat yang dianjurkan. Bagian

kemasan berisi informasi bentuk, isi, ukuran, kemasan obat, dan nomor registrasi

(95)
(96)
(97)

2

2.2.24 Wac

indik

Cont

ana brosur

kasi, dosis, p

toh (29)

obat-obatan

penyimpanan

n dengan ti

n, dan kemas

ipe struktur

san.

(98)
(99)
(100)
(101)

Contoh (30 ) terdiri dari farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,

perhatian, interaksi obat, dosis, kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian awal

terdapat penjelasan yang berisi kandungan berbagai zat berkhasiat dalam obat, karena

pada bagian ini tidak mempunyai judul, maka bagian awal ini diabaikan. Pada bagian

farmakologi berisi tentang sifat dan kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat

yang terkandung di dalam obat. Pada bagian indikasi berisi tujuan penggunaan obat

yang bersangkutan. Pada bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang dilarang

menggunakan obat tersebut. Pada bagian efek samping berisi dampak yang dirasakan

pasien sebagai akibat penggunaan obat. Bagian perhatian terdiri dari kriteria-kriteria

pasien yang dilarang mengkonsumsi obat dan tindakan yang tidak boleh dilakukan

ketika mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi efek

samping yang timbul sebagai akibat mengkonsumsi zat tertentu secara bersamaan

dengan obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi jumlah takaran obat, disertai

dengan takaran batas maksimum dan batas minimum obat yang dapat dikonsumsi

dalam waktu 24 jam. Bagian kemasan berisi bentuk dan kemasan obat, disertai

dengan nomor registrasi. Pada bagian penyimpanan berisi perintah untuk menyimpan

(102)

2.3 Variasi Bagian-Bagian Wacana Brosur Dalam Kemasan Obat-Obatan

Dari 25 tipe struktur wacana brosur dalam kemasan obat-obatan yang telah

diteliti, ditemukan 10 bagian wacana yang terdiri dari komposisi, evektivitas

(keterangan, cara kerja obat, tinjauan umum, farmakologi, dan khasiat), indikasi,

dosis (aturan pakai, posologi, cara pemakaian, cara penggunaan), kontraindikasi,

kemasan, efek samping, perhatian, penyimpanan, interaksi. Masing-masing wacana

brosur tidak selalu terdiri dari 10 bagian wacana dan masing-masing bagian wacana

memiliki variasi yang beraneka ragam. Oleh karena itu, dalam bagian ini diuraikan

tentang aneka ragam variasi bagian-bagian wacana.

2.3.1 Variasi Bagian Komposisi

Bagian komposisi pada umumnya berisi informasi kandungan berbagai zat

berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Dari 25 tipe wacana struktur brosur

dalam kemasan obat-obatan ditemukan 17 variasi komposisi. Variasi komposisi

tersebut dikelompokkan berdasarkan takaran jumlah dan bentuk sediaan obat.

Contoh (31)

(103)

Contoh (32)

(Desolex-N, Cream) Contoh (33)

(Fucilex, Salep)

Contoh (34)

(Grafacetin, Kapsul) Contoh (35)

(Grafamic, Kaplet) Contoh (36)

Referensi

Dokumen terkait

Diagram Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor Paket I 12.000.000,00 1 Paket APBD Oktober November

Hubungan yang baik antara penyanyi dalam sebuah paduan suara akan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika menyanyikan sebuah lagu, karena komunikasi

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENANGANAN KONFLIK KEAGAMAAN (Studi Penelitian Tentang Konflik Keagamaan Antara Nahdhlatul Ulama Dengan Majelis Tafsir Al- qur’an Di Desa

6. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan.. penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke rekening

[r]

Kabupaten Bandung adalah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja (Pokja) Pemagaran Gedung Kantor Pengadilan Agama Tanjung Selor, pada hari ini RABU , tanggal TIGA bulan JUNI¸ tahun DUA