• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ISTILAH-ISTILAH POLITIK

DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS

EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Agustinus Sungkalang NIM: 034114010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

”

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal

tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh

(Konfusius)

”

Sukses membuat kita tetap toleran pada kegagalan dan kegagalan

membuat kita tidak toleran pada sukses

(William Feather)

”

“Percayalah kepada Tuhanmu dengan segenap hatimu, janganlah

bersandar pada pengetahuan semata. Akuilah Dia dalam

segala lakumu, maka Tuhan akan membuat

jalanmu lurus”

(Amsal 3:5-6)

Skripsi ini saya persembahkan

Sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada Tuhan, Allah yang mahakasih, yang senantiasa menghidupiku dengan cinta sejati, kasih karunia sejati, dan pengharapan sejati.

Sebagai tanda bakti bagi Bapak dan Ibu: Ferdinandus Gaing dan Laurensia Banang, yang selalu melimpahiku dengan kasih, doa dan nasihat, dan dukungan materi.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, … April 2008

Penulis

(6)

vi

Sungkalang, Agustinus. 2008. “Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Kompas Edisi Bulan Februari dan Maret 2007”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Pertama, istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 termasuk dalam jenis satuan lingual apa saja? Kedua, istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja?

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, (iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri. Metode agih ini diterapkan dengan menggunakan teknik lanjutan, yaitu teknik perluas dan teknik lesap. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “afiks atau imbuhan serapan” tertentu. Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (menghilangkan, menghapuskan) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Metode padan adalah metode penelitian yang menggunakan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Subjenis metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode translasional. Metode padan translasional digunakan untuk membuktikan bahwa ada istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal atau dipinjam dari bahasa lain (Latin, Perancis, Inggris, Yunani, Spanyol). Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa, artinya penyajian hasil analisis tidak menggunakan rumus, lambang-lambang atau diagram.

Hasil penelitian mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas

(7)

vii ABSTRACT

Sungkalang, Agustinus. 2008. “The Political Terms in Kompas Daily Newspaper on February and March 2007 “. The Sarjana Degree Thesis of Indonesian Letters Study Program, Departement of Indonesian Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

This thesis studied about political terms in Kompas on February and March 2007 edition. There are two problems were studied in this thesis. First, the political terms in

Kompas on February and March 2007 edition is including in which part of lingual? Second, the political terms on Kompas is taken from what language?

This research is done in three steps, is (i) collecting data, (ii) phase of data analysis, (iii) the phase of presenting. The method used in collecting is attentive observe, the collecting data method used by observing attentively, by observing attentively about the language using. Technique which is used in this method is non participant method or freely observing by watching and taking note. Method of data analysis used is agih

method and padan method. Agih method is method of data analysis which the decisive instrument is existed in the language itself. Agih method is applied by using the technique method, lesap and perluas technique. Perluas technique is worked by extending the relevant lingual unity, and this extending uses a certain affix. Lesap technique used is worked by omitting certain relevant lingual unity. The padan method is a method which is using decisive instrument is outside and not be a part of the relevant language. The part of padan method used in this research is translational method. Translational padan method used to prove that the politic terms in Kompas on February and March 2007 edition is taken or borrowed from other languages (Latin, French, English, Greek, Spanish) method which is used in providing the result of data analysis is informal method. Informal method is method to provide the result of data analysis by using the common words, which means the result does not use formulation, symbols, or diagram.

(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar sarjana S-1, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus hati dan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai pembimbing I yang dengan setia penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberi bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma: Drs. B. Rahmanto, M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Sastra Indonesia, Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum, Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum, Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. yang banyak mendukung, membantu, dan membekali penulis dalam menjalani tugas studi kuliah.

4. Ayahku(<)Ferdinandus Gaing, sang pemberi nafkah dalam hidupku serta pemberi semangat, mama tercinta Laurensia Banang, yang selalu mendoakan diriku, kakakku terbaik Antonia Sarika, yang selalu mengingatkan diriku, dan kedua adikku Marius dan Emanuell, yang memberi cinta dan perhatian serta dorongan selama menjalani tugas studi.

5. Thomas Suka beserta keluarga, sahabat dan kenalan yang telah mendukung penulis selama studi.

(10)

x

Fakultas Sastra karena melayani penulis dengan ramah.

8. Untuk (alm) Bang Sampe, terima kasih banyak telah mengingatkan aku akan pentingnya tali persaudaraan. Pesanmu akan selalu aku ingat.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Yogyakarta,….April 2008

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

ABSTRAK...vi

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...12

1.3 Tujuan Penelitian...13

1.4 Manfaat Penelitiaan ...13

1.5 Landasan Teori ...14

1.5.1 Istilah ...14

1.5.2 Jenis-Jenis Satuan Lingual ...14

1.5.2.1 Kata ...14

1.5.2.1.1 Kata Dasar ...15

(12)

xii

1.5.2.1.4 Kata Ulang ...15

1.5.2.1.5 Kata Serapan ...15

1.5.3.1 Frase ...16

1.5.3 Politik...16

1.6 Metodologi Penelitian ...16

1.6.1 Jenis Penelitian ...16

1.6.2 Objek Penelitian...17

1.6.3 Prosedur Penelitian ...17

1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...17

1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data...18

1.6.3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...25

1.7 Sistematika Penyajian...25

BAB II MAKNA ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007 BERDASARKAN JENIS SATUAN LINGUAL………27

2.1 Pengantar ...27

2.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan Maret 2007 ...27

2.1.1 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Kata ...27

2.2.1.1 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Dasar ...28

2.2.1.2 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Berafiks ...36

(13)

xiii

2.1.2 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Frase ...57

2.2.2.1 Makna Istilah Politik Berwujud Frase Endosentrik Atr...57

BAB III ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007 BERDASARKAN ASAL BAHASANYA………85

3.1 Pengantar ...85

3.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan Maret 2007 Berdasarkan Asal Bahasanya...85

3.2.1 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Latin...85

3.2.2 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Perancis...100

3.2.3 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Inggris ...103

3.2.4 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Yunani ...107

3.2.5 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Spanyol ...109

BAB IV PENUTUP……….. 111

4.1 Penutup ...111

4.2 Saran ...112

DAFTAR PUSTAKA...113

LAMPIRAN...114

(14)

1 1. 1 Latar Belakang

Surat kabar Kompas merupakan salah satu surat kabar nasional yang mempunyai rubrik khusus tentang dunia politik di Indonesia maupun luar negeri. Rubrik itu bernama ‘Politik dan Hukum’ dan ‘Internasional’. Kedua rubrik tersebut membahas tentang masalah-masalah politik secara aktual dan relevan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Misalnya masalah politik yang berkaitan dengan kebijakan baru dari presiden, revisi undang-undang partai politik, kasus dugaan korupsi, konsolidasi partai politik dsb. Berdasarkan pengamatan penulis, dalam rubrik inilah bermunculan istilah-istilah politik yang cukup beragam terutama istilah yang berasal dari bahasa asing. Rubrik inilah yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam penelitiannya tentang istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti istilah-istilah politik yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Hal ini terutama berkaitan dengan penggunaan istilah bahasa politik di masa sekarang ini. Misalnya, istilah politik birokratik, politik diskriminatif, politik bermuka dua, kabinet pelangi, deparpolisasi dsb. Perlu diketahui bahwa istilah-istilah politik dalam surat kabar

(15)

2

Berikut ini beberapa contoh istilah politik.

(1) Silatnas yang mengagendakan percepatan muktamar itu memang akhirnya gagal dan berakhir dengan dijatuhkannya sanksi organisasi terhadap kader partai yang terlibat di dalamnya, termasuk Suryadharma Ali. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)

(2) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini, bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum yang lain. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)

(3) Sudah sewajarnya sebuah partai politik dilahirkan untuk mencari jalan pada kekuasaan, dan menjadi partai oposisi hanyalah sebuah kecelakaan. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 4)

(4) Belasan politisi yang ditangkap pasukan keamanan nasional Banglades dihadapkan pada tuduhan korupsi. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 11) (5) Kini yang terjadi adalah elite AS yang meyakini, pusat kompetesi geopolitik

yang baru ada di south-central Eurasia, meliputi kawasan Teluk Persia dan Teluk Kaspia. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 7)

(6) Juga, lupakan teori komunikasi ala Harold Lasswell yang diracik saat radio berjaya sebagai alat propaganda dan alat agitasi politik pada periode Perang Dunia dan Perang Dingin. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)

(16)

domain politik dimaksudkan sebagai ‘tenaga yang sudah terlatih atau tenaga inti dari partai dan juga orang yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau kepengurusan dalam partai politik’ (As’ari, 2006 : 86). Pada contoh (2) terdapat kata koalisi yang merupakan istilah politik. Istilah koalisi ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan dengan sistem kerja sama antara beberapa partai politik di Indonesia untuk memperoleh suara mayoritas di parlemen dalam membentuk suatu kabinet atau pemerintahan. Biasanya koalisi ini dibentuk antara partai-partai yang memiliki suara yang hampir sama, bukan partai yang memiliki suara mayoritas.

Pada contoh (3) terdapat istilah partai oposisi yang merupakan istilah politik. Istilah partai oposisi ini masuk dalam ranah politik karena bersifat menentang atau mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Dalam sistem demokrasi di Indonesia, partai oposisi dianggap sesuatu yang sangat diperlukan, sehingga posisinya dalam parlemen melembaga secara resmi. Salah satu contoh pasca pemilu 2004, partai berlambang Banteng moncong putih PDIP menempatkan diri sebagai partai oposisi pada pemerintahan SBY-Yusuf Kalla. Pada contoh (4) terdapat kata politisi yang termasuk dalam kategori istilah politik. Kata politisi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan politikus (ahli politik). Politikus atau politisi dalam domain politik disebut sebagai orang yang berkecimpung di bidang politik praktis atau sebagai aktor politik yang bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan politik.

Pada contoh (5) terdapat kata geopolitik yang merupakan istilah politik. Kata geopolitik ini termasuk dalam ranah politik karena memiliki sebuah ajaran bahwa sebuah

(17)

4

Kjellen (politikus Swedia) yang hendak menghubungkan soal politik dengan ilmu bumi dalam suatu tinjauan yang sistematis dan bersifat ilmu pengetahuan. Pada contoh (6) terdapat istilah agitasi politik yang merupakan kategori istilah politik. Istilah agitasi politik ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan dengan cara atau kebijakan sebuah

partai untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah agitasi politik ini biasanya dilakukan oleh seorang aktivis atau tokoh partai politik dengan pidato politik yang bersifat propaganda untuk mempengaruhi dan menghasut massa.

Dipilihnya istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas sebagai topik tulisan ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, istilah-istilah dalam surat kabar Kompas

mengandung masalah yang menarik untuk dibahas dari segi pemberitaannya mengenai politik. Konsep dan frekuensi pemberitaan politik dalam rubrik Kompas cenderung fokus pada perkembangan berita dunia politik hari per hari (day by day). Kompas tidak hanya memfokuskan penulisan beritanya mengenai perkembangan politik yang aktual, tetapi juga wartawan Kompas memiliki kesempatan bertemu dengan narasumber yang dianggap kompeten untuk menjawab masalah politik. Sumber penulisan Kompas tentang politik pun dihimpun dari sumber-sumber terpercaya, misalnya sumber dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Sumber Indo Barometer, dan Pusat Kajian Politik FISIP UI. Masalah pertama yang akan dibahas berkenaan dengan makna satuan-satuan lingual tertentu apa saja dalam istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Berikut ini contoh satuan lingual kata tertentu dalam istilah politik pada surat kabar

(18)

(7) Wakil dari kedua Dewan Pengurus Wilayah itu berulang kali meminta pimpinan sidang agar format itu diperhatikan demi legitimasi ketua umum yang kuat. (Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 5)

(8) Penangkapan itu dilakukan dengan alasan gerakan dua politisi tersebut sangat antirakyat, menyebabkan kerusuhan, dan terlibat korupsi. (Kompas, Selasa, 20 Februari 2007 hal 10)

(9) Jika sistem politik kita diandaikan sebuah mesin kebijakan, maka komunikasi politik seharusnya sebuah proses koneksi yang mengintegrasikan bagian-bagian dari sistem itu. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)

(10) Dalam konteks kesepakatan Mekkah, Basiso mengimbau digelar dialog nasional lagi seperti yang dituntut faksi-faksi Palestina selain Fatah dan Hamas. (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)

(11) Dikatakan pula, harus dirumuskan pelaksanaan kemitraan politik yang tercantum dalam kesepakatan Mekkah sebagai bagian dari reformasi politik. (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)

(12) Dalam berbagai varian dan keterbatasan warisan bentuk, hukum cenderung dijauhkan dari patronase politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 5) Pada contoh (7) terdapat kata legitimasi berasal dari bahasa asing yang termasuk dalam satuan lingual kata dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan. Misalnya bentuk dasar legitimasi dapat dilekati pada afiks (jenis konfiks)

(19)

6

lain, legitimasi merupakan ‘bentuk penerimaan dan adanya pengakuan masyarakat terhadap pemimpin untuk memerintah serta membuat dan melaksanakan keputusan politik atau diartikan sebagai pengakuan politik’ (As’ari, 2006 : 111). Pada contoh (8) terdapat kata korupsi berasal dari bahasa asing yang termasuk dalam satuan lingual kata dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. Misalnya bentuk dasar kata korupsi dapat melekat pada afiks (jenis prefiks)

me(N)- menjadi kata verba mengorupsi. Kata korupsi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan unsur atau adanya penggelapan uang negara oleh para pejabat badan-badan negara, sehingga memungkinkan terjadinya kasus suap atau pemalsuan lain demi keuntungan pribadi pejabat tersebut. Biasanya penggunaan uang atau fasilitas milik negara dilakukan secara berantai tanpa tersentuh hukum. Salah satu contoh kasus korupsi Bulog oleh Akbar Tanjung, mantan ketua Partai Golkar.

Pada contoh (9) terdapat kata mengintegrasikan yang termasuk dalam satuan lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar integrasi dan mendapat gabungan afiks

(20)

golongan/kelompok orang dalam suatu kubu partai politik atau organisasi yang sering berdebat atau bertikai untuk kepentingan mereka sendiri. Umumnya kelompok-kelompok di dalam suatu partai politik tersebut mencakup para politisi yang mencoba menonjolkan diri mereka dengan cara opurtunistik atau dengan mendorong perpecahan di dalam partai politiknya atau bahkan di dalam negara secara keseluruhan’.

Pada contoh (11) terdapat satuan lingual frase reformasi politik yang termasuk ke dalam frase endosentrik yang atributif. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau. Istilah reformasi politik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan suatu kegiatan

(21)

8

2006 : 152). Banyak para pakar atau pengamat politik yang tidak setuju dengan sistem patronase politik ini

Dari penjabaran di atas, timbullah pertanyaan, apa makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingualnya?

Masalah kedua berkaitan dengan asal bahasa istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Berikut ini beberapa contoh istilah politik.

(13) Sebelumnya, saat Bush diwawancarai stasiun TV ABC kembali menegaskan, AS tidak niat menyerang Iran, tetapi tetap akan memberi tekanan diplomatik agar agar Iran meninggalkan program nuklir. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 8)

(14) “Tentara rakyat dan rakyat akan siap perang dengan imperialis AS jika mereka menyerang,” sebut partai berkuasa, kabinet, dan militer dalam surat ultah kepada Kim Jong-11. (Istilah politik, Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 8) (15) Meski Suryadharma menegaskan tidak akan beroposisi, Arbi menyarankan agar

dia keluar dari kabinet. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 8)

(16) Disebutkan, Washington tengah “berkoordinasi” dengan Israel dan pemerintahan Sunni di negara-negara Arab untuk mengonfrontasi Iran. (Kompas, Jumat, 2 Februari 2007 hal 9)

(22)

baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)

(18) “Jika tidak ada sanksi administratif hingga kemungkinan recall,” kata Soetrisno saat melantik kepengurusan Koordinator Wilayah dan Daerah Forum Bisnis Sejahtera Anggotaku (FBSA). (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 4)

(19) Di satu sisi, parpol ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dan mendapat dukungan politik dari pemilih yang berharap

platform partai tersebut bisa memperjuangkan aspirasi pemilih. (Kompas,

Senin, 14 Februari 2007 hal 2)

Pada contoh (13) terdapat kata diplomatik. Kata diplomatik ini berasal dari bahasa Perancis ‘diplomatic’ (Cassell’s French Dictionary (CFD), 1962 : 259). Istilah diplomatik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hubungan resmi antara

negara yang satu dengan negara yang lainnya dalam bidang politik internasional. Misalnya hubungan politik antara negara AS dan Iran yang sekarang ini makin memburuk akibat adanya tekanan dari Presiden George Bush kepada Ahmadinejad untuk segera menghentikan pembuatan bom nukirnya serta menghentikan pengayaan uraniumnya. Pada contoh (14) terdapat kata imperialis. Kata imperialis ini berasal dari bahasa Latin ‘imperium’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 723). Istilah imperialis ini berkaitan dengan sistem politik suatu bangsa atau negara yang bertujuan menjajah bangsa/negara lain untuk mendapatkan kekeuasaan atau keuntungan yang lebih besar.

(23)

10

oposisi berasal dari bahasa Latin ‘oppositus’ (Encarta Webaster’s College Dictionary

(EWCD), 2005 : 1019). Istilah oposisi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 : 251) berarti ‘perlawanan, pertentangan, golongon oposisi, partai penentang’. Istilah oposisi dalam ranah politik memiliki kaitan yang erat dengan partai oposisi. Seperti telah dijelaskan pada contoh (3) kedua istilah ini dalam domain politik bersifat menentang kebijakan pemerintah atau mengkritisi kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dalam suatu negara. Biasanya dilakukan oleh perorangan, kelompok atau partai politik. Pada contoh (16) terdapat kata mengonfrontasi yang termasuk satuan lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar konfrontasi dan mendapat bubuhan prefiks me(N)-. Kata konfrontasi berasal dari bahasa Latin ‘confrontare’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 301). Istilah

konfrontasi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 :

190) berarti ‘hal berhadapan langsung antara saksi dengan berperkara, pertentangan atau permusuhan’. Istilah konfrontasi dalam ranah politik ini berkaitan erat dengan pertikaian antar kedua belah negara tanpa melakukan perang senjata. Dalam domain politik, konfrontasi berkonotasi sebagai sebuah tindakan menentang musuh tetapi mengalami kesulitan dalam berhadapan langsung dan terang-terangan menghadapi musuh tersebut. Misalnya, konfrontasi antara negara-negara Arab dan Israel yang saling mengadakan konfrontasi fisik.

(24)

Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 : 186) berarti ‘beberapa orang khusus yang diserahi tugas untuk menyelesaikan suatu tugas atau kewajiban’. Istilah komisi dalam ranah politik berkaitan dengan badan pengurus kenegaraan. Komisi itu biasanya terdiri dari sekelompok orang yang ditunjuk atau diberi wewenang oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi atau tugas tertentu. Dalam domain politik, komisi merupakan badan yang berada dalam DPR yang tugasnya melakukan pengawasan yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap kebijakan eksekutif; komisi-komisi dalam DPR Indonesia dibagi-bagi menurut bidang-bidang yang ditanganinya, para anggota komisi terdiri atas berbagai fraksi yang ada dalam DPR.

(25)

12

Dalam domain politik, istilah platform merupakan sebuah program atau rancangan khusus yang dimiliki atau ditawarkan sebuah partai politik kepada rakyat. Misalnya, safari politik yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri ke beberapa daerah di Jabar dan Jatim untuk mendapat dukungan atau simpatisan kuat dari rakyat. Ini merupakan salah satu program partai PDIP untuk menggusung calon presidennya.

Dari penjelasan di atas, timbullah pertanyaan, istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja?

Alasan kedua berkenaan dengan belum adanya tulisan yang secara khusus membahas masalah istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas berdasarkan jenis satuan-satuan lingualnya dan asal bahasanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah pokok yang akan dipecahkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

1.2.1 Apa makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingualnya?

1.2.2 Berasal dari bahasa mana sajakah stilah-istilah politik pada surat kabar

Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007?

1.3 Tujuan Penelitian

(26)

1.3.1 Memaparkan makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas

edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingual.

1.3.2 Menjelaskan istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal bahasanya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam bidang semantik, yaitu menjelaskan makna istilah-istilah politik dan memberi masukan tentang kosakata istilah politik untuk kamus politik. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam memberi kemudahan bagi para pelajar, mahasiswa, ataupun khalayak umum yang ingin mempelajari atau mendalami ilmu politik.

1.5 Landasan Teori

Ada beberapa hal yang digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, yaitu (i) pengertian istilah, (ii) jenis-jenis satuan lingual, dan (iii) pengertian politik.

1.5.1 Istilah

(27)

14

(20) Kesepakatan 11 fraksi di MPR hanya dilakukan secara lisan, tanpa berbentuk ketetapan MPR. (Kompas, Sabtu, 10 Februari 2007 hal 4)

Contoh (20) merupakan salah satu contoh bentuk istilah dalam bidang politik. Dalam konteks politik, istilah fraksi merupakan pengelompokan anggota-anggota DPR berdasarkan konfigurasi partai politik yang mencerminkan dukungan politik yang ada di masyarakat berdasarkan hasil pemilu.

1.5.2 Jenis-jenis Satuan Lingual

Satuan-satuan lingual yang terdapat dalam istilah-istilah politik pada surat kabar

Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase. 1.5.2.1 Kata

Menurut Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguistik (1993 : 98), kata adalah satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas; atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Kata adalah bentuk bebas yang paling kecil atau satuan bebas yang paling kecil (Tarigan, 1985 : 6). Satuan gramatikal kata dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu (i) kata dasar, (ii) kata berafiks/berimbuhan, (iii) kata ulang atau reduplikasi, dan (iv) kata serapan.

1.5.2.1.1 Kata Dasar

Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan sesuatu kata kompleks (Tarigan, 1985 : 19).

1.5.2.1.2 Kata Asli

(28)

1.5.2.1.3 Kata Berafiks atau Berimbuhan

Kata berafiks atau berimbuhan adalah kata-kata yang mengalami perubahan bentuk akibat melekatnya afiks (= imbuhan) baik di awal, di tengah, di akhir, baik dengan gabungan maupun konfiks (Pateda, 1988 : 80). 1.5.2.1.4 Kata Ulang

Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (Ramlan, 1997 : 63). 1.5.2.1.5 Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau bahasa asing (Soedjito, 1998 : 47).

1.5.3.1Frase

Ramlan (1983 : 137) dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis

mendefiniskan frase sebagai satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Berdasarkan tipe strukturnya, frase dibedakan atas dua macam, yaitu frase endosentrik dan frase eksosentrik. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya (Ramlan, 1983 : 141). Adapun frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1983 : 141).. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung

(29)

16

1.5.3 Politik

B. N. Marbun (2007 : 396) dalam buku Kamus Politik menjelaskan bahwa politik adalah cara atau perbuatan yang berkaitan dengan perjuangan kolektif dengan segenap kebijakannya (policy) untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif tertentu, misalnya melakukan manuver politik atau koalisi antar partai.

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskripif adalah penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1988 : 62). Dalam skripsi ini akan dipaparkan mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

1.6.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan dikaji dalam skripsi adalah istilah-istilah yang digunakan dalam dunia politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

1.6.3 Prosedur Penelitian

(30)

1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa istilah-istilah politik dalam bentuk kalimat. Data itu diperoleh dari surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Untuk mengumpulkan data digunakan metode simak. Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988 : 57). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dengan mengamati dan mencatat data istilah-istilah politik yang berupa satuan-satuan lingual dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Dalam teknik simak bebas libat cakap (SBLC) ini si penulis tidak terlibat dalam dialog, konversasi, atau imbal wicara; jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicaraan atau pembuatan bahasa, tetapi penulis hanya mengamati dan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 : 134).

1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

(31)

18

(21) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)

(22) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas penolakan Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 4)

(23) Menurut Jusuf Kalla Fraksi Partai Golkar juga harus mengetahui pasal-pasal apa yang diusulkan oleh pihak-pihak yang mengusulkan untuk

mengamandemen UUD 1945. (Kompas, Sabtu, 24 Februari 2007 hal 2)

(24) Pertanyaannya kini, apakah DPR akan menentukan perlu tidaknya meratifikasi kedua perjanjian itu atau dilakukan secara tandem (bersamaan). (Kompas, Rabu, 21 Februari 2007 hal 6)

Pada contoh (21) terdapat satuan lingual kata dasar diplomasi. Kata diplomasi termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata diplomasi ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata diplomasi bisa diperluas satuan lingualnya dengan menggunakan atau melekatkan unsur

afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks) ber- menjadi kata verba berdiplomasi. Kata

(32)

dijelaskan bahwa bentuk dasar kata interpelasi bisa diperluas satuan lingualnya dengan menggunakan atau melekatkan unsur afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks)

me(N)-sehingga menjadi kata verba menginterpelasi. Kata menginterpelasi artinya melakukan suatu interpelasi sesuai dengan aturan.

Pada contoh (23) terdapat satuan lingual kata berafiks mengamandemen. Kata berafiks mengamandemen merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +

amandemen yang menunjukkan bahwa kata amandemen yang berasal dari bahasa Perancis dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah

mengamandemen ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses

perubahan atas rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau presiden untuk disahkan badan legislatif. Dalam domain politik, amandemen mengarah pada usul perubahan dalam suatu rancangan undang-undang oleh pemerintah. Di Indonesia pokok usul perubahan dapat dikemukakan pada pembicaraan tingkat ke-2. Perubahan undang-undang tersebut mencakup tentang perubahan kalimat, penyisipan kata, pencabutan pasal dan penambahan pasal.

Pada contoh (24) terdapat satuan lingual berupa kata berafiks meratifikasi. Kata berafiks meratifikasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + ratifikasi

(33)

20

mengarah pada suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui rancangan perjanjian atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri), atau juga sebaliknya di mana rancangan perjanjian itu diajukan oleh presiden untuk mendapatkan persetujuan senat. Jika kedua belah pihak dalam hal ini presiden dan senat telah memberikan tanda tangan persetujuan maka secara hukum perjanjian tersebut dapat diterapkan.

Penggunaan teknik lesap ini dilaksanakan dengan melesapkan (menghilangkan, menghapuskan) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993 : 37). Contoh bagaimana teknik perluas diterapkan dapat dilihat dalam analisis berikut:

(23) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya, baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)

(24) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu, disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki

parlemen-parlemen daerah. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 9)

(25) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga stempel kebijakan pemerintah, saat ini DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat. (Kompas, Selasa, 20 Februari 2007 hal 5)

(34)

ulang komisi-komisi. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang komisi-komisi akan dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap.

(23a) Dalam hal ini, komisi independen negara sebagai buah dari perubahan sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya, baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih dahulu mapan.

Pada contoh (23a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk kata komisi pada kata ulang komisi-komisi menunjukkan bahwa kalimat (23a) tersebut tetap merupakan bentuk kalimat yang gramatikal. Dengan demikian dapat disimpulkan walaupun salah satu unsur kata ulang komisi-komisi dihilangkan dengan menggunakan teknik lesap, unsur inti kata komisi yang tidak dilesapkan tetap menjadikan kalimat tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak tipe struktur kalimatnya.

Pada contoh (24) terdapat satuan lingual kata ulang parlemen-parlemen yang diulang seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata dasar. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui kadar keintian unsur kata ulang parlemen-parlemen. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang parlemen-parlemen akan dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap.

(35)

22

disimpulkan walaupun salah satu unsur kata ulang parlemen-parlemen dihilangkan dengan menggunakan teknik lesap, unsur inti kata parlemen yang tidak dilesapkan tetap menjadikan kalimat tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak tipe struktur kalimatnya.

Pada contoh (25) terdapat frase lembaga stempel yang merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui bagaimana kadar keintian frase lembaga stempel dengan mencoba menghilangkan unsur atributnya.

(25a) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga kebijakan pemerintah, saat ini DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat.

Pada contoh (25a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut kata stempel pada frase lembaga stempel menunjukkan bahwa kalimat (25a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur kalimatnya. Dari hasil ini unsur kata lembaga pada kalimat (24a) merupakan unsur pusat (UP).

Metode padan adalah metode penelitian yang menggunakan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993 : 13). Untuk menerapkan metode padan digunakan salah satu sub-jenis metode padan yaitu metode padan translasional dengan alat penentunya adalah alat penentunya adalah

(36)

Contoh bagaimana metode padan translasional diterapkan dapat dilihat dalam analisis berikut:

(26) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini, bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum yang lain. (Kompas, 1 Februari 2007)

(27) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki elite partai. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007)

(28) Ratifikasi tersebut merupakan upaya untuk mengangkat negara itu menuju standar pemerintahan internasional. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 11) Pada contoh kalimat (26) terdapat istilah politik kata koalisi yang berasal dari bahasa Latin. Asal kata tersebut dalam bahasa Latin ‘coalescere’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 273). Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti ‘kerja sama antar beberapa partai politik agar terdapat kelebihan suara dalam parlemen sehingga beroleh kesempatan membentuk kabinet’ (KKKSADBI, 2005 : 181). Dalam ranah politik, istilah koalisi diartikan sebagai sistem kerja sama antara beberapa partai politik di Indonesia untuk memperoleh suara mayoritas di parlemen dalam membentuk suatu kabinet atau pemerintah. Biasanya koalisi ini dibentuk antara partai-partai yang memiliki suara yang hampir sama, bukan partai yang memiliki suara mayoritas.

Pada contoh kalimat (27) terdapat istilah politik oligarki yang merupakan peminjaman kata dari bahasa Yunani. Asal kata tersebut dalam bahasa Yunani ‘oligarkhia’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 1011). Menurut

(37)

24

istilah oligarki mempunyai arti ‘bentuk pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan beberapa orang; tipe pemerintahan yang dikuasai oleh golongan kecil warga negara’. Dalam ranah politik, istilah oligarki disrtikan sebagai sistem pemerintahan ynag dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan tertentu, yang berusaha untuk mewujudkan kepentingan atau kesejahteraan kelompok sendiri bukan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Pada contoh (28) terdapat istilah politik kata ratifikasi yang merupakan peminjaman kata dari bahasa Latin. Asal kata tersebut dalam bahasa Latin ‘ratus’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 1202). Dalam (KKKSADBI, 2005 : 296) istilah ratifikasi mempunyai arti ‘pengesahan suatu dokumen negara oleh parlemen khususnya pengesahan undang-undang, perjanjian antarnegara, dan persetujuan hukum internasional’ Dalam ranah politik, istilah kata meratifikasi lebih mengarah pada suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui rancangan perjanjian atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri).

1.6.3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

(38)

1.7 Sistematika Penyajian

(39)

26 BAB II

MAKNA ISTILAH-ISTILAH POLITIK PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007

BERDASARKAN JENIS SATUAN LINGUAL

2.1 Pengantar

Dalam bab ini dibicarakan tentang istilah-istilah politik dalam surat kabar harian

Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis-jenis satuan gramatikal. Satuan lingual yang dominan dalam istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas

edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase. Berdasarkan analisis data, satuan lingual yang dominan dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah satuan lingual frase endosentrik yang atributif

2.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan Maret 2007

Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Satuan lingual dalam istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas

edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase.

2.2.1 Istilah-istilah Politik yang Berupa Kata

Istilah-istilah politik yang berupa satuan lingual kata dalam surat kabar harian

(40)

1. Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Kata Dasar

Istilah politik yang berwujud kata dasar di bawah ini diklasifikasikan ke dalam dua hal. Pertama, istilah politik yang dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak bisa diuraikan bentuk katanya tetapi bisa melekat pada afiks sebagai kata dasar. Kedua, istilah politik yang dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak bisa diuraikan bentuk katanya tetapi tidak bisa melekat pada afiks sebagai kata dasar.

Istilah politik di bawah ini dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak bisa diuraikan bentuk katanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah-istilah politik yang berasal dari bahasa asing di bawah ini masuk dalam kategori kata dasar karena bisa dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. Artinya dengan menggunakan teknik perluas (salah satu teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung) dapat diketahui bahwa setiap istilah-istilah politik tersebut bisa melekat pada afiks bahasa Indonesia sebagai bentuk dasar atau dapat melekat pada imbuhan serapan dari bahasa asing berupa awalan dan akhiran sebagai bentuk dasar. Istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 dapat dikemukakan contohnya seperti berikut ini.

(28) Yang lebih penting adalah perubahan dalam sikap, dalam perilaku dengan pemahaman bahwa sistem demokrasi yang kita terapkan harus membuat kekuasaan itu melayani, bukan sebaliknya, minta dilayani. (Kompas, Kamis, 15 Februari 2007 hal 8)

(41)

28

(30) Namun, dia yakin tidak mungkin ada kudeta seperti yang dialaminya tahun 2002. (Kompas, Selasa, 6 Maret 2007 hal 11)

(31) Aparat birokrasi lebih banyak melayani penguasa dan mengawasi rakyat ketimbang melayani rakyat jelata. (Kompas, Kamis, 8 Februari 2007 hal 4)

(32) Selain sanksi, Kelompok Pakar juga mengkritik apakah ASEAN akan mempertahankan model konsensus tradisional dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tidak saling mencampuri. (Kompas, Sabtu, 24 Maret 2007 hal 8). (33) Dijatuhkannya posisi ini pada tokoh independen tidak akan bermakna apa pun

tanpa komitmen kedua pihak terhadap otoritas tokoh independen itu. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 10)

(42)

Pada contoh (29) terdapat satuan lingual kata dasar embargo. Kata embargo termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata embargo ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar bahasa Indonesia. Kata embargo disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar

pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata embargo dapat diperluas dengan memberikan afiks (jenis prefiks) me(N)- menjadi kata mengembargo. Makna kata mengembargo berarti melakukan sebuah embargo. Istilah embargo ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan politik perdagangan suatu negara untuk melarang mengekspor suatu barang ke negara lain. Dalam domain politik internasional, tindakan embargo ini sering digunakan untuk menghukum atau mengisolasi salah negara musuh atau negara yang tidak disenangi karena didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan politik maupun ekonomi.

Pada contoh (30) terdapat satuan lingual kata dasar kudeta. Kata kudeta termasuk kata asing dari bahasa Perancis yang sudah diindonesiakan artinya kata kudeta ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia. Kata kudeta ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata kudeta dapat diperluas dengan memberikan afiks bahasa Indonesia (jenis prefis) me(N)- menjadi kata

(43)

30

secara cepat oleh suatu kekuatan atau kelompok militer dari dalam sistem itu sendiri. Para pelaku kudeta biasanya beraksi dengan cara mengadakan penangkapan-penangkapan atau membunuh para pemimpin politik dan militer serta mengambil alih kontrol atas gedung-gedung penting pemerintahan dan menggunakan mass media untuk menenangkan massa dan mencari pengakuan atas munculnya rezim baru.

Pada contoh (31) terdapat satuan lingual kata birokrasi. Kata birokrasi termasuk kata asing dari bahasa Perancis yang sudah diindonesiakan artinya kata birokrasi ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata birokrasi disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata birokrasi dapat diperluas dengan memberikan afiks (jenis konfiks) pe(N)-/-an menjadi kata pembirokrasian. Makna kata pembirokrasian berarti membuat menjadi birokrasi. Istilah birokrasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sistem pemerintahan pada suatu negara. Dalam domain politik, birokrasi dimaksudkan sebagai sebuah sistem pemerintahan yang dikembangkan dan dijalankan secara ketat/otonom serta bersifat sangat tersentralisasi dan kuasimiliter. Birokrasi biasanya cenderung menjadikan pemerintah hanya sebagai tempat untuk mematuhi dan menjalankan serangkaian peraturan dan rumusan-rumusan yang bersifat rutin yang menjengkelkan dan menunda-nunda penyelesaian urusan yang bersangkut paut dengan kepentingan umum.

(44)

bahasa Indonesia. Kata konsensus ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata konsensus dapat diperluas dengan memberikan afiks (jenis konfiks) pe(N)-/-an menjadi kata pengkonsensusan. Makna kata pengkonsensusan berarti melaksanakan atau membuatnya menjadi konsensus. Istilah konsensus ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kesepakatan beberapa

partai tertentu mengenai pandangannya tentang masalah politik. Dalam domain politik, konsensus ini diartikan sebagai persetujuan atau permufakatan politik yang dicapai melalui kebulatan suara, biasanya dicapai tanpa pungutan suara (voting), konsensus menyangkut penerimaan nilai-nilai dasar partai politik atau persetujuan atas keputusan yang disepakati oleh para anggota kelompok partai.

Pada contoh (33) terdapat satuan lingual kata dasar otoritas. Kata otoritas termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata otoritas ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata otoritas ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar

(45)

32

masyarakat yang memungkinkan pejabat-pejabatnya menjalankan kinerjannya sesuai dengan fungsinya.

(34) Ia menuduh Barat menggunakan isu hak asasi manusia di Darfur dan Sudan untuk mencapai tujuannya bisa memegang hegemoni di Sudan dan Afrika. (Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 9)

(35) Referendum mengenai amandemen itu kemungkinan akan berlangsung tanggal 26 Maret, menurut media pemerintah. (Kompas, Rabu, 21 Maret 2007 hal 9) (36) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki elite

partai (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 2).

(37) Konstitusi jangan dijadikan kambing hitam ketika terjadi ketidakharmonisan hubungan antarlembaga negara atau tidak efektifnya kinerja lembaga negara. (Kompas, Jumat, 9 Februari 2007 hal 2)

(38) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas penolakan Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 4)

(39) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)

(46)

Pada contoh (34) terdapat satuan lingual kata dasar hegemoni. Kata hegemoni termasuk kata asing dari bahasa Yunani yang sudah diindonesiakan artinya kata hegemoni ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar

dalam bahasa Indonesia. Kata hegemoni disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata hegemoni dapat diperluas dengan memberikan afiks (jenis prefiks) me(N)- menjadi kata menghegemoni. Makna kata menghegemoni berarti melakukan suatu hegemoni. Istilah hegemoni ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan sebuah negara dalam menguasai peta kekuatan politik, ekonomi atau militer dari negara lain dalam kawasan dunia tertentu. Dalam domain politik, hegemoni ini lebih mengarah pada perluasan pengaruh yang lebih besar atau kontrol oleh suatu negara terhadap negara atau wilayah lain; hasilnya dapat berupa hubungan politik, militer atau penciptaan wilayah pengaruh yang selalu dicoba untuk diubah oleh negara yang bersangkutan.

Pada contoh (35) terdapat satuan lingual kata dasar referendum. Kata referendum termasuk kata asing dari bahasa Latin yang sudah diindonesiakan artinya kata referendum ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata

(47)

34

dibawa kembali ke basis, yaitu kepada masyarakat yang berhak memberikan suara.. Dalam domain politik, referendum diartikan sebagai pemungutan suara secara umum atau melibatkan seluruh rakyat untuk memutuskan masalah politik seperti perubahan UUD. Masalah referendum kembali dalam prinsif atau tindakan untuk menyerahkan pertimbangan pada suasana rakyat dengan pemungutan suara umum.

Pada contoh (36) terdapat satuan lingual kata dasar oligarki. Kata oligarki termasuk kata asing dari bahasa Yunani yang sudah diindonesiakan artinya kata oligarki ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata oligarki ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata oligarki dapat diperluas dengan memberikan afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks) ter- menjadi kata

(48)

Inggris yang bermakna tidak) dan akhiran onal (aslinya -al yang berasal dari bahasa Belanda atau Inggris yang menyatakan sifat atau keadaan) menjadi kata inkonstitusional. Makna kata inkonstitusional berbeda dengan kata konstitusi. Kata inkonstitusional artinya tidak berdasarkan konstitusi atau tidak sesuai dengan UUD. Istilah konstitusi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah undang-undang yang menjadi dasar penyelenggaraan pemerintahan dalam mengatur pembagian kekuasaan. Dalam domain politik, konstitusi ini mengacu pada sebuah peraturan yang telah dibuat oleh lembaga atau pejabat tertinggi sipil, yang merupakan suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut; konstitusi bisa tertulis atau tidak tertulis dan keduanya sama-sama mengikat baik pemerintah maupun rakyat negara yang bersangkutan.

(49)

36

pemerintah mengenai kebijaksanaannya di suatu bidang tertentu. Di sini badan eksekutif wajib memberi penjelasan dalam sidang pleno, penjelasan mana dibahas oleh anggota-anggota dan diakhiri dengan pemungutan suara apakah keterangan pemerintah memuaskan atau tidak.

Pada contoh (39) terdapat satuan lingual kata dasar diplomasi. Kata diplomasi termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata diplomasi ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata diplomasi ini disebut sebagai kata dasar karena bisa menjadi dasar pembentukan kata

berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata diplomasi dapat diperluas dengan memberi afiks (jenis prefiks) ber- menjadi kata

berdiplomasi. Makna kata berdiplomasi berarti melakukan sebuah diplomasi. Istilah diplomasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hubungan resmi antara

negara yang satu dengan negara yang lain. Dalam domain politik, diplomasi mengarah pada penggunaan kebijaksanaan, kecerdikan dan kecakapan di dalam suatu negoisasi ataupun bertransaksi. Istilah diplomasi ini resmi digunakan pada abad ke-15 dan mula-mula dipakai oleh Republik Venesia (Italia) dengan mengangkat duta-duta tetap dan saling mengakui sebagai negara berdaulat (Marbun, 2007 : 120).

(50)

Makna kata berteokrasi ini berarti melaksanakan sebuah teokrasi. Istilah teokrasi ini masuk dalam ranah politik berkaitan dengan sistem pemerintahan yang semata-mata berdasarkan agama. Dalam domain politik, istilah teokrasi diartikan sebagai cara memerintah negara yang berdasarkan kepercayaan bahwa Tuhan langsung memerintah negara, hukum negara yang berlaku adalah hukum Tuhan, pemerintahan dipegang oleh ulama atau organisasi keagamaan. Politik teokrasi ini berpandangan bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berada atau bersumber dari Tuhan.

Istilah politik di bawah ini merupakan bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bentuk katanya sudah tidak bisa diuraikan, tetapi juga tidak bisa melekat pada afiks dalam bahasa Indonesia sebagai bentuk kata dasar. Ada istilah politik di bawah ini yang mendapat imbuhan serapan akhiran dari bahasa asing, tetapi walaupun imbuhan itu melekat pada bentuk kata istilah politik, tetap saja istilah tersebut tidak bisa diuraikan. Dengan menggunakan teknik lesap, akan dapat diketahui apakah imbuhan asing yang melekat pada kata dasar istilah politik ini termasuk afiks atau bukan afiks. Berikut contohnya.

(41) “Saya tidak ingin melakukannya karena partai-partai itu masih memiliki kesempatan untuk membentuk kekuasaan eksekutif dan majelis sekarang,” katanya. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 10)

(51)

38

(43) Ironisnya, ujar para aktivitas, kubu konservatif hanya setuju untuk bersatu dan mendukung seorang kandidat jika mereka percaya kandidat itu bisa mengalahkan Clinton. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)

Pada contoh (41), (42), (43) terdapat satuan lingual kata dasar eksekutif, legislatif, konservatif. Kata dasar eksekutif, legislatif, konservatif ini diserap secara utuh dari

bahasa asing dan menjadi kata dasar dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak bisa diuraikan bentuk katanya. Jika dibuktikan dengan menggunakan teknik lesap (salah satu contoh kata eksekutif) maka dapat diketahui bahwa pelesapan imbuhan --if untuk kata eksekut

bukanlah morfem dasar bagi kata eksekutif. Hal ini berarti bahwa kata dasar eksekutif termasuk kata tipe monomorfemik. Secara etimologi, kata dasar eksekutif ini bisa diuraikan bentuk katanya, tetapi dalam bahasa Indonesia kata dasar eksekutif diserap secara utuh dan tidak bisa diuraikan bentuk dasarnya. Sama halnya juga dengan kata legislatif dan konservatif dalam bahasa Indonesia.

(52)

undang-undang dan bertugas mengawasi pemerintah. Kekuasaan legislatif yang membuat/mengeluarkan undang-undang termasuk salah satu dari tiga jenis kekuasaan negara yang klasik. Dalam negara yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat maka dewan perwakilan rakyatlah yang mempunyai wewenang tersebut.

Pada contoh (43) Istilah konservatif ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sikap politik yang berusaha mempertahankan keadaan atau kebiasaan lama yang sudah menjadi tradisi. Dalam domain politik, konservatif merupakan bentuk sikap politik yang pada dasarnya menentang adanya perubahan yang radikal terhadap tradisi dan tradisi sosial. Prinsif politik konservatif lebih cenderung mengarah pada usaha dalam mempertahankan status quo terhadap perubahan-perubahan besar dalam bidang politik dan lebih menyukai pembangunan yang perlahan-lahan dengan mencegah perubahan yang mendadak.

2. Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Kata Berafiks

Istilah politik di bawah ini dapat dikatakan sebagai wujud dasar kata berafiks karena adanya jenis afiks atau imbuhan serapan asing yang melekat pada bentuk kata dasar. Jenis afiks yang melekat adalah afiks (jenis prefiks) me(N)-, di-, ber-, afiks (jenis konfiks) ke-/-an, dan (jenis gabungan afiks) me(N)-/-kan. Istilah politik berwujud kata berafiks dapat dikemukakan contohnya seperti berikut ini.

(44) Menurut Sunarto, keberadaan Komandan Distrik Militer 0105/Aceh Barat di sana pada Senin, 26 Februari 2007, bukan untuk mengumpulkan dan meng intimidasi kepala desa agar tidak memilih pasangan tertentu dalam pilkada.

(53)

40

(45) Fatwa yang dikeluarkan atas permintaan Ali Mazi itu menyatakan, MA menyerahkan masalah penon-aktifan kepada pemerintah karena MA tidak bias

mengintervensi. (Kompas, Rabu, 2 Februari 2007 hal 4)

(46) Artinya, pengadilan Singapura-lah yang akan menentukan sesorang layak

diekstradisi atas kejahatannya atau tidak. (Kompas, Rabu, 10 Februari 2007 hal

6)

(47) Menurut Jusuf Kalla Fraksi Partai Golkar juga harus mengetahui pasal-pasal apa yang diusulkan oleh pihak-pihak yang mengusulkan untuk

mengamandemen UUD 1945. (Kompas, Sabtu, 24 Februari 2007 hal 2)

Pada contoh (44) terdapat satuan lingual kata berafiks mengintimidasi. Kata berafiks mengintimidasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + intimidasi yang menunjukkan bahwa kata intimidasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah mengintimidasi ini masuk dalam ranah politik karena sering digunakan oleh golongan, kelompok, atau negara tertentu sebagai taktiknya dengan melakukan kekuasaan-kekuasaan yang bersifat terror atau menyebar ancaman. Dalam domain politik, intimidasi ini dimaksudkan sebagai tindakan untuk menimbulkan rasa takut yang berlebihan, gelisah, dan khawatir dengan cara ancaman, desas-desus, serta membuat kerusuhan-kerusuhan terhadap lawan politiknya. Intimidasi ini lazimnya dipakai sebagai alat oleh kaum fanatik, teroris, dan diktator. Pada contoh (45) terdapat satuan lingual kata berafiks mengintervensi (istilah politik). Kata berafiks mengintervensi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks)

(54)

Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia. Istilah mengintervensi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan bentuk campur tangan suatu negara terhadap masalah dalam negara lain. Dalam domain politik, intervensi diartikan sebagai satu tindakan campur tangan negara luar terhadap negara lain baik dalam bidang politik, ekonomi maupun militer. Bentuk campur tangan tersebut biasanya bertujuan untuk mengubah suatu sistem tertentu pada sebuah pemerintahan.

Pada contoh (46) terdapat satuan lingual kata berafiks diekstradisi. Kata berafiks

diekstradisi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) di- + ekstradisi yang

menunjukkan bahwa kata ekstradisi yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) di-. Istilah diekstradisi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan perjanjian antar kedua negara dalam menyerahkan buronan politik. Dalam domain politik, ekstradisi diartikan sebagai penyerahan seorang buronan politik atau buronan suatu negara yang telah melakukan kejahatan oleh negara yang diminta berdasarkan perjanjian di antara keduanya. Ekstradisi ini dapat dituntut berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam perjanjian-perjanjian internasional. Ekstradisi ini biasanya diatur dalam perjanjian ekstradisi antar negara yang bersangkutan dan keharusan adanya permintaan resmi dari suatu negara kepada negara lainnya.

Pada contoh (47) terdapat satuan lingual kata berafiks mengamandemen. Kata berafiks mengamandemen merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +

(55)

42

Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah

mengamandemen ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses

perubahan atas rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau presiden untuk disahkan badan legislatif. Dalam domain politik, amandemen mengarah pada usul perubahan dalam suatu rancangan undang-undang oleh pemerintah. Di Indonesia pokok usul perubahan dapat dikemukakan pada pembicaraan tingkat ke-2. Perubahan undang-undang tersebut mencakup tentang perubahan kalimat, penyisipan kata, pencabutan pasal dan penambahan pasal.

(48) Namun, Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu juga mencegah kemungkinan KPU atau KPU daerah “menyabotase” hasil pemilu. (Kompas, Rabu, 21 Februari 2007 hal 4)

(49) Pertanyaannya kini, apakah DPR akan menentukan perlu tidaknya meratifikasi kedua perjanjian itu atau dilakukan secara tandem (bersamaan). (Kompas, Rabu, 21 Februari 2007 hal 6)

(50) Dalam mereformasi OKI, kami telah membangun sejumlah instrumen baru. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)

(51) Hotman melihat Presiden justru sibuk bernegosiasi dengan berbagai kalangan politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 1)

Pada contoh (48) terdapat satuan lingual kata berafiks menyabotase. Kata berafiks

menyabotase merupakan gabungan afiks (jenis prefiks) me(N)- + sabotase yang

(56)

ranah politik karena berkaitan dengan upaya golongan tertentu untuk merusak/menghancurkan fasilitas milik saingannya. Dalam domain politik, sabotase ini ini bertujuan untuk melemahkan moral musuh politik dan menggunakan fasilitas yang dimiliki musuh. Sabotase merupakan kunci perang politik modern yang melibatkan konflik ideologi, seperti yang terjadi di abad XX ini yaitu dilakukan oleh rezim Nazi pada Perang Dunia II.

Pada contoh (49) terdapat satuan lingual berupa kata berafiks meratifikasi. Kata berafiks meratifikasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + ratifikasi

yang menunjukkan bahwa kata ratifikasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah meratifikasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan seorang presiden dalam mengesahkan sebuah rancangan atau undang-undang. Dalam domain politik, istilah kata meratifikasi lebih mengarah pada suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui rancangan perjanjian atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri), atau juga sebaliknya di mana rancangan perjanjian itu diajukan oleh presiden untuk mendapatkan persetujuan senat. Jika kedua belah pihak dalam hal ini presiden dan senat telah memberikan tanda tangan persetujuan maka secara hukum perjanjian tersebut dapat diterapkan.

Pada contoh (50) terdapat satuan lingual kata berafiks mereformasi. Kata berafiks

mereformasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + reformasi yang

(57)

44

dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah mereformasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah upaya perubahan untuk memperbaiki masalah-masalah kompleks dalam suatu negara baik di bidang politik, ekonomi maupun militer. Istilah reformasi ini pada awalnya digunakan sebagai sebuah gerakan yang terjadi di Eropa sebelum Abad Pertengahan, gerakan ini berusaha melepaskan diri dari penguasaan gereja, baik di bidang spiritual dalam bentuk dogma, maupun dalam bidang sosial dan politik. Dalam domain politik, reformasi diartikan sebagai sebuah proses penataan atau penyusunan kembali suatu sistem kebijakan politik yang dianggap tidak sesuai lagi dengan Undang Undang Dasar dan menyimpang dari nilai-nilai demokrasi.

Pada contoh (51) terdapat satuan lingual kata berafiks bernegosiasi. Kata berafiks

bernegosiasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) ber- + negosiasi yang

menunjukkan bahwa kata negoisasi yang berasal dari bahasa asing dapat disebut bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) ber-. Istilah bernegoisasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah proses tawar-menawar politik dengan jalan berunding untuk saling memberi dan menerima dalam rangka mencapai kesepakatan atau keputusan bersama. Dalam domain politik, negoisasi ini diartikan sebagai suatu penyelesaian sengketa politik secara damai di mana pihak-pihak yang bersangkutan (berlawanan politik) mencari penyelesaian dengan mengadakan perundingan-perundingan di antara mereka secara langsung melalui saluran-saluran yang ada.

(58)

(53) Pekan depan, pejabat Palestina berencana akan melobi sejumlah pemimpin Eropa, dimulai dari Jerman yang sekarang menduduki posisi sebagai Presiden Uni Eropa. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 10)

(54) Kementerian Pertahanan menyebutkan, delapan anggota LTTE tewas dalam tiga baku tembak terpisah di wilayah timur laut Sri Langka pada hari sabtu. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 9)

(55) Pernyataan itu juga menyebutkan, amandemen hanya dimaksudkan untuk mengonsolidasi hukum yang tidak termasuk dalam kepentingan nasional dan

meneguhkan monopoli kekuasaan dan kekayaan. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 8)

Pada contoh (52) terdapat satuan lingual kata berafiks memblokade. Kata berafiks

memblokade merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + blokade yang

menunjukkan bahwa kata blokade yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah memblokade ini masuk dalam ranah politik karena digunakan sebagai alat politik untuk mendesak suatu negara. Dalam domain politik, blokade ini diartikan sebagai sebuah usaha salah satu pihak yang sedang berperang dengan negara lain untuk memutuskan hubungan politik dagang yang netral dengan pihak musuh.. Blokade ini biasanya digunakan untuk memaksa sebuah negara untuk melakukan atau menghentikan suatu tindakan dan blokade semacam ini tidak diakui di dalam hukum politik internasional.

Pada contoh (53) terdapat satuan lingual kata berafiks melobi. Kata berafiks

(59)

46

bahwa kata lobi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah melobi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses pendekatan politik yang dilakukan untuk mencari sebuah penyelesaian guna mencapai kesepakatan bersama. Dalam domain politik, istilah kata melobi diartikan sebagai sebuah usaha bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para penjabat pemerintah atau pimpinan politik dengan tuj

Referensi

Dokumen terkait

A Selama liburan kepala SKPD wajib lapor setda kota yogyakarta Trobosan Baru Penukaran Uang Dari BI. Ramdhan, Pendongeng

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENANGANAN KONFLIK KEAGAMAAN (Studi Penelitian Tentang Konflik Keagamaan Antara Nahdhlatul Ulama Dengan Majelis Tafsir Al- qur’an Di Desa

Fresmon Pacifik Prima periode 31 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2012 Dengan data perbandingan berdasarkan hasil pengamatan sementara menggunakan konsep

6. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan.. penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke rekening

(5) Setiap badan usaha yang memasukkan alat dan mesin dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia yang tidak melakukan alih teknologi dan memberikan pelatihan

For the second research question, the findings has shown that there was no difference between the most frequently of cognitive reading strategies ’ categories used by

Syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya, meninggikan umat yang mengejar ilmu sehingga penulis dapat

Primavista Solusi, praktikan dapat menyimpulkan bahwa dalam perancangan sebuah desain media promosi ( T-Shirt ), visual yang disampaikan harus dapat memberikan