ii
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KOLAM PEMANCINGAN IKAN MAS
Oleh:
Nama : Rahmat Hidayat NIM : 1.03.05.003
Peluang usaha mengenai sarana hiburan banyak sekali jenisnya, salah satunya dengan melakukan kegiatan usaha kolam pemancingan ikan mas, begitu pula hal yang dilakukan oleh kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang dengan segmentasi pasar kelas menengah kebawah. Untuk melakukan kelayakan pengembangan usaha kolam pemancinga ikan mas bapak Nanang di perlukan analisis aspek-aspek kelayakan pengembangan usaha yaitu : aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum, aspek manajemen, aspek ekonomi, dan aspek finansial. Dengan tujuanya adalah untuk menilai apakah pengembangan yang akan dilakukan dinilai layak atau tidak untuk dijalankan.
Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu standart nilai tertentu. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan usaha meliputi Aspek-aspek hukum karena untuk memulai dan mendirikan suatu usaha perlu adanya keabsahan dan pernyataan resmi dan pemerintah, selanjutnya aspek pasar untuk melihat segmentasi pasar yang akan diambil, aspek teknik melakukan strategi mengenai kegiatan usaha kolam pemancingan yang tepat, fungsi aspek manajemen sehingga organisasi perusahaan berjalan dengan baik sesuai tujuan perusahaan, aspek ekonomi untuk menentukan kontribusi perusahan terhadap pembangunan nasional. aspek finansial untuk menilai kelayakan investasi yang di tanamkan.
Berdasarkan hasil dari studi kelayakan usaha. Dari segi aspek pasar didapat analisis 2 pesaing dengan sistem yang sama yaitu sistem Kilogebrus. Pemasaran ikan Garung dilakukan terhadapa 3 pihak yaitu, tengkulak, pasar tradisional dan konsemen dan data Lapak yang terjual di kolam pemancingan bapak Nanang dari kolam ke-1 berjumlah 12480 lapak dalam 1 tahun. Selain itu dari aspek teknik memiliki lokasi yang strategis. Selanjutnya dari aspek hukum lengkapnya perizinan usaha seperti, SIUP, NPWP dan surat rekomendasi dari tetangga, rt/rw, aspek manajemen penerapan mengenai menajemen proyek, manajemen organisasi dan manajemen penanggulangan lingkungan, aspek ekonomi mengenai kontribusi usaha terhadap pembangunan nasional dan dari aspek finansial NPV sekenario 1 utilitas 100% sebesar Rp. 49.226.128, IRR bernilai 87,5% serta payback periode yang cepat yaitu 2,36 tahun, sekenario 2 utilitas 50% sebesar Rp. 30.689.720, IRR bernilai 87,5% serta payback periode yang cepat yaitu 2,13 tahun, sekenario 3 utilitas 0% sebesar Rp. 9.014.476, IRR bernilai 87,5% serta payback periode yang cepat yaitu 2,40 tahun.
ii
FEASIBILITY ANALYSIS FISHING POND GOLDFISH OF BUSINESS
By:
Name: Rahmat Hidayat NIM: 1.03.05.003
Business opportunities on an entertainment so many kinds, one with conducting business carp fishing pond, so does the thing done by the fishing pond with goldfish of Mr. Nanang middle-class market segmentation . To conduct feasibility business development carp fishing pond of Mr. Nanang in need of analysis feasibility aspects of business development, namely: market aspects, technical aspects, legal aspects, management aspects, economic aspects and financial aspects. With the aim was to assess whether the development would be judged worthy or not to run.
Every aspect can be said to deserve to have a certain standard value. These aspects are assessed in a feasibility study covering the legal aspects of business due to start and establish a business need for legitimacy and official government statements, further aspects of the market to see the market segmentation that will be taken, the technical aspects of the business strategy to the proper fishing pond , the function of organizational aspects of management that the company is doing well according to the company's goals, the economic aspects of the company to determine the contribution to national development. Financial aspects to assess the feasibility of investment in the instilled.
Basedon the results of feasibility studies. In terms of market aspects of the analysis obtained two competitors with the same system that is Kilogebrus system. Garung fish marketing is done on third parties, brokers, traditional and consumer markets and seats data sold in the fishing pond of Mr. Nanang from the first pool amounted to 12.480 seats in a year. Besides the technical aspects of having a strategic location. Further details of the legal aspects of business such as licensing, SIUP, tax ID and a letter of recommendation from a neighbor, Rt / Rw, management aspects of the implementation of project management, organizational management and management of environmental mitigation, the economic aspects of the business contribution to national development and financial aspects of the NPV of the first scenario utility 100% to Rp. 49,226,128; 87.5% IRR value and fast payback period is 2.36 years; the second scenario the utility of 50% to Rp. 30,689,720; 87.5% IRR value and fast payback period is 2.13 years; scenario 3 utilities 0% Rp. 9,014,476; 87.5% IRR value and fast payback period is 2.40 years.
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan zaman sekarang ini banyak sekali orang yang membutuhkan sarana
hiburan yang murah, maka dari itu diperlukan suatu kegiatan yang dapat menanggulangi
kebutuhan akan saran hiburan yang murah, yakni salah satunya dengan melakukan kegiatan,
salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjadi sarana hiburan yang murah yaitu
dengan melakukan memancing, Salah satu jenisnya yaitu dengan melakukan kegiatan di
kolam pemancingan ikan mas.
Peluang usaha kolam pemancingan ini cukup menjanjikan karena banyaknya orang yang
ingin mencari kegiatan hiburan. Semakin banyaknya usaha kolam pemancingan ikan mas
sejenis maka harus diperlukan sebuah pengelolaan usaha yang baik sehingga bertujuan untuk
memajukan usaha kolam pemancingan ikan mas tersebut, proses menganalisis usaha tersebut
juga diperlukan untuk mengetahui kunci-kunci keberhasilan dalam melakukan kegiatan
usaha. Kunci keberhasilan dalam melakukan suatu kegiatan usaha dalam hal ini usaha kolam
pemancingan ikan mas, salah satunya yaitu dapat memanfaatkan peluang yang timbul akan
perlunya suatu kegiatan yang menghibur. Oleh karena itu peluang usaha kolam pemancingan
ikan mas dapat menjajikan dan juga kunci keberhasilan dalam melakukan suatu kegiatan
usaha yaitu memiliki ketekunan karena dengan ketekunan akan membuat usaha dapat
bertahan, dan tak lupa juga kunci keberhasilah dalam melakukan sebuah usaha memiliki
kesabaran yang cukup tinggi karena tidak semua kesuksesan dapat diperoleh dengan hasil
yang cepat.
Maka dari itu penulis akan melaporkan hasil kegiatan penelitian di suatu bidang usaha kolam
pemancingan ikan mas semoga dapat menjadi pertimbangan untuk dijadikan sebuah laporan
tugas akhir, dengan tema: ”Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kolam
1.2. Identifikasi Masalah
Melakukan berbagai penelitian mengenai berbagai aspek yang mempengaruhi usaha kolam
pemancingan ikan mas bapak Nanang jalan setiabudi n0.126/170c Bandung, antara lain:
1. Berapakah target pasar yang harus diraih supaya kolam pemancingan ikan mas dapat
berkembang dengan menganalisis aspek pasar?
2. Bagaimana strategi operasional yang paling baik dilakukan supaya kegiatan di kolam
pemancingan ikan mas dapat efektif dan efisien?
3. Bagaimana aspek teknik yang efektif dan efisien untuk dilakukan di kolam pemancingan
ikan mas?
4. Bagaimana aspek pesaing yang dilakukan untuk bersaing dengan perusahaan kolam
pemancingan ikan mas serupa?
5. Bagaimana aspek hukum yang dilakukan di kolam pemancingan ikan mas?
6. Bagaimana aspek pemasaran yang tepat untuk dilakukan di kolam pemancingan ikan mas?
7. Bagaimana aspek manajemen yang tepat untuk dilakukan di kolam pemancingan ikan
mas?
8. Bagaimana aspek lingkungan yang diterapkan di kolam pemancingan ikan mas agar
limbah yang di buang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan?
9. Bagaimana pengaruh aspek ekonomi makro kolam pemancingan?
10.Bagaimana aspek finansial di kolam pemancingan ikan mas untuk mengetahui tingkat
keuntungan usaha kolam pemancingan ikan mas?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yang terletak di jalan
setiabudhi no.126/170c Bandung, yaitu:
1. Mengetahui dan memahami peluang usaha yang akan diterapkan di kolam pemancingan
ikan mas.
1.4. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan dibatasi pada penelitian ini,
yaitu:
1. Penelitian dilakukan di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yang terletak di jalan
setiabudhi no.126/170c Bandung.
2. Penelitian dilakukan kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang dengan menganalisis
dari beberapa aspek yaitu: aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum, aspek manajemen,
aspek ekonomi makro dan aspek finansial.
3. Karena akan dilakukan pengembangan usaha kolam pemancingan ikan mas dengan
menambah jumlah kolam pemacingan maka akan di asumsikan 3 sekenario untuk dapat
mempermudah perhitungan yang dapat dicapai oleh kolam pemancingan ke 2 ,yaitu
dengan tingkat utilitas 100%, 50%, dan 0%.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini, dibagi menjadi enam (6) bab, yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisikan asal masalah yang terjadi, bagaimana memecahkan masalah itu dan apa
yang didapatkan dengan memecahkan masalah itu.
1.2. Identifikasi Masalah
Menspesifikasikan suatu bahasan dari permasalahan yang ada, sehingga permasalahan yang
akan kita pecahkan menjadi lebih terarah.
1.3. Tujuan Penelitian
Menerangkan tentang apa yang diharapkan penulis terhadap penelitian yang telah dilakukan,
sehingga penelitian dapat bemanfaat di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang.
1.4. Pembatasan Masalah
Bagian ini menunjukan tentang batasan masalah yang akan dilakukan penelitian dan cara
masalah yang akan di lakukan penelitian yaitu di kolam pemancingan ikan mas bapak
Nanang.
1.5. Sistematika Penulisan
Berisikan urutan-urutan atau susunan-susunan sistematik dari penulisan laporan.
Bab 2 Landasan Teori
Berisikan tentang teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan suatu
penelitian di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang .
Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah
Berisi suatu gambar yang berbentuk flowchart untuk memecahkan suatu masalah. Dan
mengenai cara-cara yang sistematik untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi.
Bab 4 Pengolahan Data
Proses menganalisis kelayakan usaha di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yang
terletak di jalan setiabudi no.126/170c Bandung berdasarkan beberapa aspek antara lain:
4.1. Aspek Pasar
Pada bagian ini menjelaskan mengenai strategi yang dilakukan oleh perusahaaan dalam
menentukan segmentasi pasar yang di ambil oleh kolam pemancingan ikan mas juga untuk
menganalisis pesaing yang dihadapi kolam pemancingan untuk menetukan peluang usaha.
Juga menjelasakan mengenai proses pemasaran yang dilakukan di kolam pemancingan ikan
mas bapak Nanang.
Bagian ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang usaha yang dilakukan termasuk data
tentang dana awal usaha, lahan atau tempat usaha, pekerja, dan peralatan yang menunjang
kegiatan usahan kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang.
4.3. Aspek Hukum
Pada bagian ini menyajikan dasar hukum yang ada dalam melakukan usaha kolam
pemancingan ikan mas bapak Nanang tersebut.
4.4. Aspek Manajemen
Berisiskan mengenai manajemen yang ada di kolam pemancingan ikan masa bapak Nanang
dalam menunjang penelitian yang telah dilakukan. Dan menjelaskan mengenai manajemen
penanggulangan dampak lingkungan yang dihasilkan di kolam pemancingan ikan mas bapak
Nanang
4.5. Aspek Ekonomi
Berisikan mengenai kontribusi kolam pemancingan terhadap perekonomian nasional.
4.6. Aspek Finansial
Beisikan penyajian tentang keuangan usaha tersebut, termasuk data gaji pegawai, harga sewa
kolam, harga sewa lahan, harga ikan baru, harga ikan bekas pancing, termasuk keuntungan
juga kerugian yang dialami usaha kolam pemancingan bapak Nanang.
Bab 5 Analisis
Pada bagian ini berisikan mengenai hasil dari penelitian mengenai kelayakan usaha kolam
pemancingan ikan mas bapak Nanang setelah dilakukan dengan menggunkan beberapa aspek
yang ada dalam Analisis Kelayakan Pabrik/Usaha (AKP). Sehingga dapat didapatkan
Bab 6 Kesimpulan
Berisikan mengenai garis besar dari hasil akhir semua isi laporan penelitian di Kolam
Bab 2
Landasan Teori
2.1. Pengertian Investasi
Identifikasi kesempatan investasi diperoleh dari studi secara formal yang mencoba melihat akan peluang kebutuhan investasi dalam sektor tertentu, menurut William F.S yang dikutip oleh Kasmir, SE., MM. dan Jakfar, SE., MM dijelaskan bahwa investasi adalah mengorbankan dollar (dalam hal ini uang) sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di dalam investasi, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Mengorbankan uang artinya menanamkan sejumlah dana (uang) dalam suatu usaha pada saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang diharapkan dimasa yang akan datang (dalam kurun waktu tertentu). Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dalam dua macam, yaitu:
1. Investasi nyata (real investment)
Yang merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
2. Investasi finansial (finansial investment) Yang merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat-surat berharga lainya seperti sertifikat deposito.
Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam brbagai bidang usaha. Baik bersifat fisik maupun nonfisik.
kita meneliti kesempatan investasi yang dapat dikembangkan dalam sector pertanian, kesehatan atau perdagangan. Identifikasi usaha ini belum merupakan dasar untuk mengalokasikan dana investasi. Analisis kesempatan investasi dalam hal ini masih sangat kasar, dalam tahap ini harus dikaji berbagai faktor yang akan mempengaruhi usaha dan manfaat yang di peroleh dengan kegiatan investasi tersebut.
2.2. Pengertian bisnis dan Perusahaan
Pengertian bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan ttujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya1. Keuntungan yang dimaksud dalam perusahaan bisnis adalah keuntungan finansial. Dalam hal ini bisnis banyak menciptakan banyak peluan berdasarkan kreativitas dan inovasi yang di tampilkan dengan melibatkan beberapa, puluhan, ratusan bahkan ribuan orang guna melakukan suatu kegiatan usaha.
Bisnis yang berhasil dan baik akan berkontribusi positif bagi peningkatan kualitas dan standart hidup masyarakat, terlibat dalam kegiatan amal, menghasilkan pemimpin bagi masyarakat, dan menjadi contoh bagi bisnis-bisnis lainya. Contohnya seperti Mooryati Soedibyo dengan perusahaan kecantikanya2. Bentuk persaingan bisnis dikategorikan atas empat macam yaitu: Monopoli yaitu terjadi jika ketika pasar atau industri hanya memiliki satu produsen sehingga harga dikendalikan oleh produsen tersebut. Oligopoli yaitu terjadi jika dalam suatu industri hanya terdapat sedikit pesaing. Monopolistik yaitu terjadi jika perusahaan mudah untuk masuk dan keluar pasar. Persaingan Sempurna yaitu terjadi jika jumlah pesaing suatu industri relatif lebih banyak dan berskala kecil3.
Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan orang atau organisasi yang melakukan kegiatan untuk mendapatkan suatu keuntungan dengan memberdayakan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan atau jasa yang diperuntukan bagi kepuasan kebutuhan para konsumen, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dalam kegiatan bisnis, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai pengusaha. Produsen adalah orang yang mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah maupun variasi yang dibutuhkan. Motivasi utama dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses bisnis.
2.2.1. Jenis-Jenis Perusahaan
Dalam perkembanganya terdapat dua jenis perusahan yaitu:
Perusahaan Manufaktur Perusahaan
Perusahaan manufaktur adalah suatu organisasi usaha dimana kegiatan operasinya dengan membuat suatu produk, baik merubah barang setengah jadi maupun merubah barang jadi, keuntungan perusahaan didapat dari hasil penjualan barang yang di produksi. Contohnya perusahaan pembuatan mobil.
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu organisasi usaha dimana kegiatan operasinya adalah dengan menerima permintaan akan kebutuhan konsumen dalam hal apapun, dengan tujuan akan menimbulkan kepuasan dari konsumen, dan keuntunganya konsumen akan memberikan imbalan terhadap kepuasan yang telah konsumen berikan. Contohnya perusahaan penyewaan alat-alat musik.
Usaha Dagang
Perusahaan dagang merupakan suatu kegiatan dimana proses pencarian laba perusahaan dengan melakukan kegiatan jual beli langsung dengan mengandalkan laba dari hasil kegiatan jual beli yang dilakukan.
2.3. Studi Kelayakan Usaha
Kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan alokasi sumber-sumber (resources) perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha untuk mendapatkan hasil (output) yang maksimal. Seperti yang dijelaskan pada buku studi kelayakan usaha karya Zalmi Zubir, SE, MBA. Yakni studi kelayakan usaha bertujuan untuk mengukur profitabilitas sumber-sumber yang digunakan dalam suatu usaha. Studi kelayakan usaha dapat dibagi atas dua tahap, yaitu identifikasi usaha dan membuat studi kelayakan usaha yang meliputi analisis biaya dan manfaat (
cost-benefit analysis) dari usaha tersebut.
untuk melihat apakah usaha yang dilakukan dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat berkesinambungan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis kelayakan usaha meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah semua variabel usaha dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Analisis faktor internal meliputi berbagai aspek manajemen, seperti organisasi, sumber daya manusia (SDM), operasi/produksi, pemasaran, dan keuangan. Sedangkan faktor eksternal menyangkut berbagai aktifitas dan peristiwa yang tidak dapat dikontrol oleh manajemen perusahaa, tetapi akan mempengaruhi kegiatan perusahaan, seperti kondisi ekonomi makro, linkungan industri, inflasi, tingkat bunga, perkembangan persaingan, perubahan selera dan gaya hidup konsumen, kondisi sosial masyarakat, politik, keamanan, peraturan pemerintah, serta kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendukung maupun penghambat terhadap kegiatan perusahaan.
Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direlisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun piha-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:
Pihak investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.
Pihak kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan pengkajian ulanh studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya.
Pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan.
Bagi tujuan pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh social, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.
Analisis kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang ketersedianya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Analisis tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan.
Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam anlisis kelayakan, yaitu: 1. Penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana yang bersifat
strategis.
2. Rencana pemasaran,
3. Rencana manajemen keuangan,
4. Rencana manajemen secara operasional.
Ruang lingkup analisis kelayakan usaha, meliputi: 1. Analisis Aspek Marketing
Dalam analisis marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian pasar. Menentukan besarnya supplay dan demand.
2. Analisis Aspek Teknik
3. Analisis Aspek Hukum
Pada aspek ini yang di kaji adalah:
Kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal
Prosedur legalitas yang harus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan.
4. Analisis Aspek Lingkungan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui:
Bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan pada lingkungan sekitar, baik fisik maupun lingkungan social.
Konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak teknologi terhadap lingkungan.
5. Analisis Aspek Ekonomi dan Finansial
Dalam analisis ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi:
Estimasi biaya produksi
Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaanya
Penyusutan cashflow
Evaluasi investasi.
2.4. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis/Usaha
2.4.1. Aspek Pasar
penawaran dapat diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat harga ditentuakan oleh beberapa factor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan.
Bentuk pasar bisa dilihat dari sisi produsen dan sisi konsumen. Dari sisi produsen, maka pasar dapat dibedakan atas asas persaingan sempurna, persaingan monopolitik, oligopoli, dan monopoli. Dan dari sisi konsumen, pasar dibedakan atas empat bentuk jenis pasar, yakni pasar konsumen, pasar industry, pasar penjualan ulang kembali dan pasar pemerintah.
Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan dengan melakukan estimasi total terhadap permintaan pasar, estimas wilayah permintaan pasar, estimasi penjualan aktual dan pangsa pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan dating.
Implikasi pada skb biasanya terlibat pada tugas analis yakni mampu menentukan rancangan produk atau jasa (benchmark) yang akan dijual, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam menentukan pergerakan permintaan konsumen dan juga penawaran produsen yang diperoleh melalui informasi product life cycle (PLC), dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan pangsa pasar (market share).
2.4.2. Aspek Hukum
Didalam suatu Negara terdapat banyak sekali usaha yang dijalankan guna memenuhi kebutuhan konsumen, untuk itu peran pemerintah sangat diperlukan untuk mengatur kelancaran suatu usaha, juga untuk membedakan nilai pajak yang harus diberikan kepada pemerintah untuk usaha yang dilakukan. Berikut ini bentuk-bentuk badan hukum perusahaan yaitu:
Usaha Perseorangan (Sole Propietorship)
pertimbangan orang yang mendirikan perusahaan. Dengan kata lain apapun yang terjadi pada perusahaan baik mengalami kemajuan ataupun kemunduran merupakan tanggung jawab orang yang mendirikan perusahaan tersebut.
Persekutuan (Partnership)
Persekutuan adalah bentuk kepemilikan usaha dengan dua pemilik atau lebih yang bersama-sama mengelola perusahaan dan bertanggung jawab atas aliran dana dan hutang-hutangnya, umumnya persekutuan berbentuk Firma atau persekutuan komanditer (CV), dimana tidak ada batasan besar dana yang harus disertakan dan laba dapat berasal dari investor luar. Khusus untuk persekutuan komanditer (CV), tanggung jawab atas utang-utang sekutu komanditer hanya sebatas investasi uang mereka4.
Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan suatu badan usaha dimana didirikan oleh beberapa individu atau kelompok dengan cara menanamkan modal guna kelancaran operasi suatu perusahaan, dan keputusan yang di ambil berdasarkan dari hasil rapat pemegang saham perusahaan tersebut.
Koperasi
Merupakan suatu badan usaha dimana pengusaha bekerja sama dengan pemerintah dalam mendistribusikan hasil yang diperoleh oleh pengusaha.
____________________ 4
2.4.3. Analisis Aspek Teknik dan Operasi
Analisis aspek teknis dan operasi dalam analisis kelayakan pabrik ditujukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi. Analisis aspek teknis dan operasi, meliputi:
Perancangan produk
Suatu proses dimana dilakukanya suatu perencanaan jumlah produksi yang akan dilakuakn untuk mencapai tujuan maksimal perusahaan, karena kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah
Perencanaan kapasitas
Suatu proses untuk menentukan kapasitas optimal yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghemat biaya perusahaan. Tujuan perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan untuk mengatasi fluktasi permintaan (demand). Dengan perancanaan kapasitas yang baik diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
Perencanaan proses dan fasilitas produksi Suatu perencanaan guna menentukan fasilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan tenaga kerja
Tenaga kerja sangat penting untuk mempercepat tujuan perusahaan oleh karena itu diperlukan perencanaan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya kinerja perusahaan dapat optimal.
kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif dan efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industry atau manufaktur sangat penting.
2.4.4. Aspek Manajemen
Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui pakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak.
Dalam pembangunan proyek bisnis dan implementasinya dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan, antara lain:
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses manajemen untuk menetapkan sasaran dan tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya. Dengan kata lain proses perencanaan di perlukan untuk menentukan memikirkan atas kelangsungan dan kemajuan usaha yang akan di jalankan
Pengorganisasian (organizing)
Merupakan proses manajemen untuk menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis dan saling berkaitan. Pengaturan sumber daya dan aktivitas di tentukan oleh pimpinan perusahaan.
Pergerakan (actuanting)
Merupakan proses dimana cara terbaik dalam melakukan kegiatan perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan tujuan awal perusahaan.
2.4.4.1. Manajemen proyek
Dari kesemua pengendalian dari aspek manajemen dapat diaplikasikan dalam dalam manejemen proyek dengan penjelasan bahwa. Sedangkan pengertian dari proyek itu sendiri adalah Kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Dengan demikian Manajemen Proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh menggunkan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal.. Dan berikut ini merupakan macam- macam proyek:
Proyek Engineering-Konstruksi
Proyek Engineering-Manufaktur
Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek Kapital
Organisasi Proyek Digolongkan menjadi :
Organisasi Proyek Fungsional (OPF, variasinya OPKoordinator)
Organisasi Proyek Murni (OPMi)
Organisasi Proyek Matriks (OPM)
Fungsi manajemen proyek adalah sebagai berikut:
Scoping (ruang lingkup)
Planning (Perencanaan)
Estimating (Perkiraan)
Scheduling (Penjadualan)
Directing (Pengarahan)
Controlling (Pengontrolan)
Closing (Penutupan)
2.4.5. Analisis Aspek Lingkungan
Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Apabila perusahaan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya maka perlu diadakanya suatu tindakan untuk menanggulangi hasil limbah supaya tidak berdampak pada lingkungan sekitar. Namun apabila tidak ada limbah hasil produksi perusahaan maka tidak diperlukan penanganan khusus untuk penanggulanganya dengan kata lain dapat memperhemat biaya perusahaa.
2.4.6. Analisis Aspek Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit yang akan dijual dan harga berapa produk itu akan dijual, biaya apa yang harus dikeluarkan dalam upaya penjualan produk tersebut, begitu pula dengan aspek-aspek yang lain.
1. Modal Kerja
Metode keterkaitan dana dan pengeluaran kas yaitu dengan metode ini harus terlebih dahulu ditentukan beberapa jumlah pengeluaran kas beberapa hari dan beberapa dana itu terkait. Pengeluaran kas perhari itu, biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja dan untuk membayar harga bahan baku. Sedangkan lama dana itu adalah jumlah yang diperlukan saat pelepasan dana untuk bahan baku dan pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi, penjualan produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas.
a. Perhitungan Investasi dan Depresiasi
Investasi merupakan kebutuhan modal kerja tambahan yang diperlukan dalam pendirian suatu perusahaan. Jadi investasi adalah berupa modal sendiri dan kekurangannya dapat dipenuhi dengan dana pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank atau penanam modal lainnya dengan memperhitungkan jangka waktu pembelian dan suku bunga yang diperlukan. Sedangkan depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin atau peralatan kerja dalam jangka waktu tertentu.
b. Pola Pengembalian Pinjaman
Pola pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan pengembalian tetap, pengembalian menurun atau pengembalian bunga per tahun dengan pembayaran pokok pinjaman pada akhir masa pinjaman.
c. Biaya Bahan
2. Biaya Tenaga Kerja
Seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja pun terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung dikenakan pada operator fabrikasi dan operator assembling, karena biaya tenaga kerja langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada seluruh buruh langsung atau yang langsung ikutbdalam proses suatu produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dikenakan pada tenaga kerja yidak langsung perkantoran, dan tenaga kerja tidak langsung non perkantoran.
3. Harga Pokok Penjualan
Penjualan atau ongkos-ongkos yang terjadi dalam menentukan harga pokok penjualan (COGS) antara lain adalah ongkos bahan langsung, ongkos buruh langsung. Dan overhead pabrik. Overhead pabrik ini antara lain terdiri dari ongkos bahan tidak langsung, ongkos buruh tidak langsung, depresiasi, ongkos material handling, dan sebagainya.
4. Rugi Laba (income statement)
Perhitungan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan/profitabilitas) dan beban yang dikeluarkan selama satu periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukan bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Perkiraan laba rugi adalah salah satu proyeksi keuangan yang menggambarkan perkiraan-perkiraan keuntungan atau kerugian yang bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka waktu.
Perkiraan laba rugi pada umumnya berisi:
Sumber-sumber pendapatan,
Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit), ataupun rugi bersih
(net loss) untuk jangka waktu tertentu.
5. Aliran Kas (cash flow)
Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting untuk dapat menilai sampai seberapa jauh proyek investasi komersil yang didirikan dapat dinggap fisible adalah proyeksi peredaran keuangan atau yang lazim disebut prejected cash flow.
Proyeksi aliran kas menunjukan penyajian yang sistematis tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode operasi tertentu serta menggambarkan penentuan saldo kas akhir pada laporan neraca. Dari proyeksi peredaran keuangan inilah dapat ditentukan sampai seberapa jauh proyeksi dapat menghasilkan income yang merupakan salah satu pendapatan dari proyek kalau telah berjalan nanti. Untuk selanjutnya dibandingkan pada besarnya pengeluaran-pengeluaran yang harus dibuat untuk melaksanakan jalannya proyek. Keadaan proyeksi peredaran (cash flow) terjadi tiap tahun yang bersangkutan.
6. Neraca (balance sheet)
Neraca menggambarkan aktiva lanvar dan aktiva tetap dari suatu perusahaan, juga menggambarkan total kewajiban dan modal yang harus dipenuhi perusahaan.
7. Break Even Point
Titik pulang pokok (BEP) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan usaha dapat mengembalikan semua temen yang ditanam.
Ongkos-ongkos yang terjadidalam penentuan titik pulang pokok pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu:
1. Ongkos tetap (fixed cost), yaitu ongkos yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume produksi.
Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit berjalan digunakan rumus sebagai berikut:
BEP (RP)=Total FC / (1- total VC / Seles )
8. Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi
Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat keuntungan dari proyeksi yang akan dilaksanakan, diantaranya:
1. Pay Back Periode
Pay back periode adalah periode dimana jumlah total pengeluaran sama dengan
total pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran tahun berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit tiap tahun dan depresiasi amortasi. Ada dua macam model yang digunakan dalam menghitung pengembalian investasi
Apabila kas bersih setiap tahun sama maka rumusnya sebagai berikut:
= Investasi
Kas Ber sih / Tahun 1 tahunI
Apabila kas bersih setiap tahun berbeda maka rumusnya sebagai berikut:
Investasi = Rp. 5.000.000 Kas bersih tahun 1 = Rp. 1.750.000 (-)
---
Investasi = Rp. 3.250.000 Kas bersih tahun 2 = Rp. 1.900.000 (-)
Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun ketiga, maka sisa proceed tahun kedua dibagi proceed tahun ketiga, yaitu:
= 1.350.000
2.050.000+ 12 = 7,9 = 8
2. Teknik Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara present value (nilai saat ini) dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow. Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagi berikut:
NPV = ℎ 1
Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak.
3. Internal Rate Of Return (IRR)
Tingkat investasi (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga yang menunjukan bahwa jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama dengan investasi proyek. Dengan kata lain, IRR adalah suatu tingkat suku bunga dimana seluruh net cash flownya sesudah dipresent valuekansama jumlahnya dengan investment cost, project cost, atau initial cost. Dari nilai IRR akan didapatkan informasi layak atau setidaknya perusahaan merealisasikan perencanaan tersebut. Cara mencari IRR adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = + ( − )
= tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2) = net present value 1
= net present value 2
4. Profitability Indeks (PI)
Teknik ini disebut juga dengan teknik analisi benefit cost ratio (B/C ratio). Dalam teknik ini untuk mengukur layak tidaknya usulan proyek investasi cukup membandingkan antara present value aliran kas proyek dengan present value (initial investment). Jika nilai PI lebih besar 1, usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek dinyatakan tidak layak.
PI = ∑ ℎ
∑ 100%
Kesimpulan:
Bab 3
Metode Penelitian
3.1. Flow Chart Penyelesaian Masalah
Dalam menyelesaikan permasalah di kolam pemancingan ikan mas diperlukan data menegenai
perusahaan suatu langkah- langkah yang akan dilakukan dalam meyelesaikan permasalahan.
3.2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah
1. Studi Literatur
Melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian. Mempelajari dan membandingkan teori-teori yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti. Dengan menggunkan referensi-referensi mengenai analisis kelayakan
bisnis atau kelayakan proyek.
2. Studi Lapangan
Studi Lapangan dilakukan langsung dengan mendatangi Kolam pemancingan ikan mas bapak
Nanang.
3. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah apa saja yang ingin diketahui dari objek penelitian.
4. Tujuan Penelitian
Menepatkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian yang ingin dilakukan.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi dilakukanya penelitian.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data jumlah pemancing, teknik pengelolaan kolam pemancingan,
teknik distribusi, dan teknik pemasaran di Kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang..
6. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Dalam
pengolahan data dilakukan analisis terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek
manajemen, aspek ekonomi dan aspek finansial. Dalam pengolahan data analisis dilakukan
per aspek, apabila hasil pengolahan data pada aspek pasar tidak layak, maka pengolahan data
di hentikan dan langsung ke langkah selanjutnya yaitu analisis keseluruhan, dan apabila hasil
pengolahan data pada aspek pasar layak, maka pengolahan data dilanjutkan pada aspek teknis.
apabila hasil pengolahan data pada aspek pasar tidak layak, maka pengolahan data di hentikan
dan langsung ke langkah selanjutnya yaitu analisis keseluruhan, dan apabila hasil pengolahan
data pada aspek teknis layak, maka pengolahan data dilanjutkan pada aspek hukum. Seperti
Analisis
7. Analisis
Setelah kita melakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis
keseluhan terhadap hasil pengolahan data.
8. Kesimpulan.
Bab 4
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.1. Pengumpulan Data
Berdasarkan studi lapangan yang di lakukan di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang jalan setiabudhi no.126/170c Bandung, diperoleh data-data sebagai berikut:
Data jumlah lapak terjual di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang pada hari sabtu dan minggu selama 1 tahun.
Tabel 4.1. Data jumlah Lapak Pada kolam ke-1 (dalam satuan orang)
Mengapa pengambilan data hanya dilakukan setiap hari sabtu dan minggu karena pada hari itu pengunjung kolam pemancingan selalu penuh dengan jumlah maksimal daya tampung pemancing sebanyak 12 Lapak.
Data menengenai ikan baru adalah Rp 18.000 per Kg dengan jumlah 220 Kg per 2 hari, dan harga sewa pemancingan adalah Rp 21.000 per Kg, sedangkan penerimaan ikan Garung dari setiap pemancing adalah Rp 14.000, pemasaran ikan Garung dilakukan kepada 3 pihak yaitu:
Tengkulak adalah Rp 16.000
Konsumen langsung adalah Rp 18.000
Jumlah tenaga kerja awal ada 1 orang dengan jam kerja sebanyak 10 jam, dengan gaji tiap bulanya sebesar Rp 500.000
Data Layout kolam pemancingan adalah sebagai berikut:
Data kerugian yang terjadi di kolam pemancingan bapak Nanng selama ini adalah apabila terjadi tindakan pencurian yang dapat menghabiskan 160 Kg dari 220 Kg, dengan tingkat kerugian sebesar Rp 256.0000, dengan kesalan pada sistem penjagaan kolam pada malam hari. Maka dari pada itu akan di lakukan penambahan pekerja sebanyak 1 orang yang bertugas untuk menunggu kolam pemancingan pada malam hari sebagai langkah mengurangi tingkat kerugian dengan gaji Rp 500.000
4.2. Pengolahan Data 4.2.1 Aspek Pasar
4.2.1.1. Plot data jumlah lapak terjual di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang selama 1 tahun jalan setiabudi no.126/170c Bandung berdasarkan dari tabel pengumpulan data maka di dapat plot data sebagai berikut:
Gambar 4.2. Plot Data Jumlah Lapak dari kolam ke-1 4.2.1.2. Segmentasi Pesaing
Kilogebrus. Berdasarkan penelitian maka didapatkan 2 pesaing kolam pemancingan dengan sistem yang sama. Dengan data sebagai berikut:
Pesaing pertama adalah kolam pemancingan yang dikelola oleh bapak Amien. Pada pesaing ini data yang diperoleh adalah: Sistem yang digunakan pada kolam pemancingan ikan menggunakan sistem Kilogebrus. Dengan ikan yang dipancingkan adalah ikan mas. Dan harga yang ditawarkan di kolam pemancingan tersebut adalah Rp 22.000 per kg.
Pesaing kedua terletak di daerah Areung di wilayah Kabupaten Bandung Barat Pada pesaing ini data yang diperoleh adalah: Sistem yang digunakan di pesaing kedua merupakan menggunakan sistem Kilogebrus. Dengan ikan yang dipancingkan merupakan jenis ikan lele, dan kelemahan dari pesaing merupakan jarak pemancingan yang jauh dan alat transportasi yang kurang mendukung.
Dari hasil data dari pemancing yang didapat maka didapat peluang usaha yaitu mengenai harga yang ditawarkan dibandingkan dengan pesaing kolam kolam pemancingan ikan yang sama, dan juga kelebihan kolam pemancingan ikan mas terdapat dari tempat yang strategis sehingga mudah untuk dijangkau oleh konsumen.
4.2.1.3. Strategi Pemasaran 1. Segmentasi Pasar
Pemasok ikan baru yang siap untuk dilakukan pemancingan didapat dari 1 orang pemasok yaitu dari bapak Adi sedangkan ikan yang dipasok dari bapak Adi berasal dari daerah Cirata, dan alternatif ikan baru apabila ikan yang dari bapak Adi ada kendala, maka ada 1 lagi pemasok yang berasal dari daerah Subang. Pemasaran ikan mas terutama ikan bekas pemancingan (ikan Garung) merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan pemasaran ikan, terutama ikan Garung karena tidak semua pemancing mengambil hasil pancinganya maka akan di jual kembali kepada pihak kolam pemancingan . Maka dari itu teknik pemasaran yang tepat sangat di butuhkan untuk kelancaran kegiatan usaha yang sedang dilakukan. Sepeti pada gambar rantai pasok di bawah ini:
Gambar 4.3. Rantai Pasok Ikan Bekas Pemancingan (ikan Garung)
Tabel 4.2. Data Pemasaran Ikan
Nama Penapung Jumlah (kg) Penerimaan Harga (Rp/Kg)
Tengkulak 150 kg 16000/kg
Pasar tradisional 50 kg 17000/kg
Konsumen 20 kg 18000/kg
Dari hasil data di atas dimaksudkan untuk mengolah data pemasaran ikan bekas kolam pemancingan yang paling optimal.
2. Target Pasar
Gambar 4.4. Plot Data Perkiraan Lapak Dari Kolam Ke-2 Dengan Utilitas 100%. Berdasarakan dari plot data diatas dapat diketahui bahwa jumlah perkiraan Lapak yang akan terrisi dalam keadaan maksimum dalam satu tahun sebanyak 8400 Lapak dengan tingkat utilitas sebesar 100%.
Gambar 4.5. Plot Data Perkiraan Lapak Dari Kolam Ke-2 Dengan Utilitas 50%. Berdasarakan dari plot data diatas dapat diketahui bahwa jumlah perkiraan Lapak yang akan terrisi dalam keadaan rata-rata dalam satu tahun sebanyak 4200 Lapak dengan tingkat utilitas sebesar 50%.
Gambar 4.6. Plot Data Perkiraan Lapak Dari Kolam Ke-2 Dengan Utilitas 0%. Berdasarakan dari plot data diatas dapat diketahui bahwa jumlah perkiraan Lapak yang akan terrisi dalam keadaan minimum dalam satu tahun sebanyak 0 Lapak dengan tingkat utilitas sebesar 0%.
4.2.2. Aspek Teknik
4.2.2.1. Lokasi Perusahaan.
Lokasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting dalam memutuskan suatu usaha karena sangat berpengaruh terhadap biaya operasional lain dari suatu usaha. Pemilihan tempat yang di lakukan kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang tetap, hal ini dilihat berdasarkan pertimbangan kulitatif yaitu:
1. Letak konsumen dan pasar.
2. Letak sumber air
Sumber air untuk menunjang kegiatan usaha kolam pemancingan ikan mas cukup dekat, karena kolam pemancingan yang bersebelahan dengan sungai, maka suplai air tidak menjadi kendala di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang.
3. Lingkungan masyarakat sekitar
Dengan lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung adanya pendirian usaha kolam pemancingna ikan mas. Karena selain memberdayakan sumber daya yang ada di lingkungan. Kolam pemancingan itu sendiri dapat menarik lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya.
4.2.2.2. Tata Letak (Layout)
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global karena
informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja. Berikut gambar
template kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yang telah ditambah
dengan perkiraan penembahan kolam ke-2 adalah sebagai berikut:
4.2.3. Aspek Hukum
Izin Usaha Kolam Pemancingan adalah izin untuk membuka usaha komersial yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memancing ikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum. Dasar Hukum :
1. Perda No. 22 Tahun 1996 tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum 2. Perda No. 9 tahun 1998 tentang Pajak Hiburan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi:
1. Foto Copy KTP Pemohon
2. Fotocopy akta pendirian perusahaan dan atau perubahannya yang dilegalisir bagi CV atau PT.
Prosedur untuk mendapatkan perizinan:
1. Pemohon mengambil formulir permohonan di loket KPP
2. Mengisi formulir dan ditandatangani dan diajukan ke Bupati cq. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan dilampiri persyaratan yang telah ditentukan melalui loket KPP
3. Sekretariat KPP meneliti dan meregister serta membuat surat pengantar ke dinas Kebudayaan dan Pariwisata
4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menerima,
5. Meneliti berkas permohonan sesuai ketentuan, cek lokasi dan menyiapkan surat jawabannya
6. Pemohon mengambil surat izin ke loket pengambilan
1. Pembuatan SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) 2. Pembuatan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4.2.4. Aspek Manajemen
4.2.4.1. Aspek Manajemen Proyek
Ada babarapa macam-macam proyek yaitu: proyek engeneering kontruksi, maufaktur, penelitian dan pengembangan, proyek manajemen kapital dan proyek kapital, berdasarkan dari hasil penelitian mengenai pengembangan kolam maka akan dilakukan mengenai manajemen proyek penelitian dan pengembangan. Dalam penjadwalan proyek di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang terjadi karena akan dikembangkanya usaha dengan membuat kolam pemancingan ke-2, dengan jumlah pekerja sebanya satu orang, maka gambaran manajemen proyeknya adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.6. Kasus Diagram Jaring Pembuatan Kolam Pemancingan Ke-2
Kegiatan
Aktivitas Pendahulu Waktu
I J
1 2
Merencanakan pembuatan kolam
pancing -
7 Hari
2 3 Pengerukan tanah 1 - 2 7 Hari
3 4 Pembuatan pondasi kolam 2 - 3 7 Hari 4 5 Pemasangan instalasi air 3 - 4 4 Hari
5 6 Pembuatan sarana dan prasarana pemancing
4 - 5 7 Hari
Diagram pembentukan diagram jaring pada kolam pemancingan ke-2
Gambar 4.8. Diagram Jaring Kolam Pemancingan Ke-2
Diagram Gantt Chart pembuatan kolam pemancingan ke-2
Selesai
Satuan Minggu
1 2 3 4 5 6
Merencanakan pembuatan kolam pancing
Pengerukan tanah
Pembuatan pondasi kolam
Pemasangan instalasi air
Pembuatan sarana dan prasarana pemancing
Gambar 4.9. Gantt Chart Kolam Pemancingan Ke-2 keterangan:
Merencanakan pembangunan kolam pemancingan ke-2 dengan lamanya waktu 7 hari.
Melakukan pengerukan kolam pemancingan dengan lamanya waktu 7 hari. Pembuatan pondasi kolam dengan lamanya waktu 7 hari.
Pemasangan instalasi air dengan lamanya waktu 4 hari.
Pembuatan sarana dan prasarana pemancing dengan lamanya waktu 7 hari.
4.2.4.2. Aspek manajemen dan organisasi
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting. Karena walaupun suatu usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin mengalami kegagalan. Oleh karena itu kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang menerapkan fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam usaha kolam pemancingan.
Perencanaan (Planning)
Dengan adanya perencanaan kita dapat menentukan arah yang akan di tempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukanya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian bermaksud untuk mengelompokan kegitan-kegiatan. Tujuanya untuk menata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Berikut adalah struktur organisasi kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang :
Gambar 4.10. Struktur Organisasi Kolam Peancingan Ikan Mas Bapak Nanang Deskripsi jabatan:
2. Pegawai: Melaksanakan kegiatan operasional yang terdapat di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang seperti, menimbang ikan menghitung ikan masuk dan ikan keluar, mengatur jumlah pemancing. Pelaksanaan (Actuating)
Setelah pengoraganisasian jelas baik itu tanggung jawab dan deskripsi jabatan maka selanjutnya adalah pelaksanaan. Pelaksaan ini meruapakan salah satu fungsi penting dalam manajemen. Pelaksanaan ini berdasarkan organisasi yang telah ditentukan sebulumya hal ini bermaksud agar dalam pelaksannya dapat berjalan dengan baik.
Pengendalian (Controlling)
Pengendalian sebagai salah satu fungsi manajemen yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam berjalanya kegiatan usaha di kolam pemancingan ikan mas.
4.2.4.3. Aspek Manajemen Lingkungan
Berdasarkan dari aspek lingkungan yang terjadi di kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang unsur limbah yang diperoleh dari hasil kegiatan kolam pemancingan ikan mas tidak mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Alasan mengapa tidak ada kerugian kerusakan lingkungan dari hasil kegiatan pemancingan ikan mas bapak Nanang karena selama kegiatan pemancingan berlangsung tidak ada keluhan dari warga setemapat mengenai limbah dari hasil kegiatan kolam pemancingan.
4.2.5. Aspek Ekonomi
Pada dasarnya ada 2 jenis ekonomi dalam melakukan sebuah kegiatan usaha yaitu : ekonomi makro dan ekonomi mikro, , dengan penjelasan sebagai berikut:
4.2.5.1. Ekonomi Makro
4.2.5.2. Ekonomi Mikro
Sedangkan pada ekonomi mikro merupakan istilah dari perekonomian dimana usaha yang dilakukan merupaka usaha dengan tingkat kecil menengah. Salah satu cabang ekonomi mikro adalah jenis usaha mikro.
Pada kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang termasuk pada cabang ekonomi mikro karena kegiatan usaha termasuk usaha kecil dan tidak berkontribusi besar terhadap pembangunan nasional. Tetapi kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang merupakan jenis usaha kecil menengah. Dan berkontribusi hanya dengan menyerap tenaga kerja, dan juga dengan menjalankan kegiatan usaha oleh pengusaha lain, seperti menjalankan usaha pemasok ikan, tengkulak dan pasar tradisional.
4.2.6. Aspek Finansial
4.2.6.1. Investasi dan Depresiasi
Langkah awal dalam melakukan analisis aspek finansial adalah membuat rencana kebutuhan investasi barang dan modal. Berikut adalah investasi dan depresiasi dalam pengembangan kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang.
Tabel 4.8. Proyeksi Biaya Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Gaji/bulan Jumlah Biaya (Rp) Gaji/tahun
Pegawai 500000 2 1000000 12000000
Total Biaya Tenaga Kerja 1000000 12000000
Tabel 4.9. Perkiraan Biaya Pembangunan Kolam Pemancingan yang ke-2
No Nama komponen Jumlah Biaya satuan Total biaya
4.2.6.4. Laporan Laba Rugi lanjut
Laporan laba rugi di proyeksikan dalam 2 tahun, dengan perkiraan kolam awal 12480 x 3000 (Lapak x harga sewa) = Rp. 37.440.000/tahun. Dan perkiraan
laporan laba rugi dengan jumlah 2 dalam 1 tahun dengan utilitas 100%, 50%, 0%.
Sekenario 1 apabila perhitungan laba rugi antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan utilitas 100% dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan jumlah Lapak 8400 x 3000 Rp 25.200.000/tahun.
Tabel 4.11. Proyeksi Laporan Laba Rugi Pada Kolam Ke-1 dan Kolam Ke-2 Jika Perkiraan Utilitas 100%.
Uraian Tahun-1 Tahun-2
Penyewaan 62.640.000 62.640.000
Laba Kotor 62.640.000 62.640.000
Biaya
Biaya Pengembangan
kolam 1.418.500
Biaya Perijinan 1.500.000
Biaya Pajak 100.000
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000
Biaya Listrik 600.000 600.000
Total Biaya 15.518.500 12.700.000
Laba Bersih 47.121.500 48.940.000
Berdasarkan data di atas nilai keuntungan laba bersih berdasarkan jumlah Lapak di kalikan dengan harga sewa kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yaitu keuntungan laba bersih pada tahun ke-1 adalah Rp. 47.121.500. Dan keuntungan laba bersih tahun ke-2 adalah Rp. 48.940.000.
Sekenario 2 apabila perhitungan laba rugi antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan utilitas 50 % dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan jumlah Lapak 4200 x 3000 Rp 12.600.000/tahun.
Tabel 4.12. Proyeksi Laporan Laba Rugi Pada Kolam Ke-1 dan Kolam Ke-2 Jika Perkiraan Utilitas 50%.
Uraian Tahun-1 Tahun-2
Laba Kotor 50.040.000 50.040.000
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000
Biaya Listrik 600.000 600.000
Total Biaya 15.518.500 12.700.000
Laba Bersih 34.521.500 37.340.000
Berdasarkan data di atas nilai keuntungan laba bersih berdasarkan jumlah Lapak di kalikan dengan harga sewa kolam pemancingan ikan mas bapak Nanang yaitu keuntungan laba bersih pada tahun ke-1 adalah Rp. 34.521.500. Dan keuntungan laba bersih tahun ke-2 adalah Rp. 37.340.000.
Sekenario 3 apabila perhitungan laba rugi antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan utilitas 0% dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan jumlah Lapak 0 x 3000 Rp 0 /tahun.
Tabel 4.13. Proyeksi Laporan Laba Rugi Pada Kolam Ke-1 dan Kolam Ke-2 Jika Perkiraan Utilitas 0%.
Uraian Tahun-1 Tahun-2
Penyewaan 37.440.000 37.440.000
Laba Kotor 37.440.000 37.440.000
Biaya
Biaya Pengembangan
kolam 1.418.500
Biaya Perijinan 1.500.000
Biaya Pajak 100.000
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000
Biaya Listrik 600.000 600.000
Total Biaya 15.518.500 12.700.000
Laba Bersih 21.921.500 24.740.000
4.2.6.5. Aliran Kas
Sekenario 1 apabila perhitungan aliran kas antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 dengan utilitas 100% .
Tabel 4.14. Perkiraan Proyeksi Aliran Kas Dengan Utilitas 100%
Uraian Tahun-0 Tahun-1 Tahun-2
Pemasukan
Pinjaman Kredit
Modal Sendiri 30.000.000
Laba Bersih 47.121.500 48.940.000
Depresiasi 766.000 766.000
Total Pemasukan 47.887.500 49.706.000 Pengeluaran
Pengebangan Kolam 1.418.500
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000 12.000.000 Perijinan usaha 1.500.000
Biaya Pajak 100.000 100.000
Biaya Listrik 600.000 600.000 600.000 Total Pengeluaran 15.518.500 12.700.000 12.700.000 Kas Awal Tahun 14.481.500 49.669.000 Kas Akhir Tahun 14.481.500 49.669.000 86.675.000
Aliran kas pada tabel 4.13. menunjukan proyeksi aliran kas 2 tahun mendatang. Rp. 49.706.000 dikurangi total pengeluaran Rp. 12.700.000 dan di tambah dengan
Gambar 4.11. Perkiraan Diagram Aliran Kas Dengan Utilitas 100%
Sekenario 2 apabila perhitungan aliran kas antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 50%.
Tabel 4.15. Perkiraan Proyeksi Aliran Kas Dengan Utilitas 50%
Uraian Tahun-0 Tahun-1 Tahun-2
Pemasukan
Pinjaman Kredit
Modal Sendiri 30.000.000
Laba Bersih 34.521.500 37.340.000
Depresiasi 766.000 766.000
Total Pemasukan 35.287.500 39.681.500 Pengeluaran
Pengebangan Kolam 1.418.500
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000 12.000.000 Perijinan usaha 1.500.000
Biaya Pajak 100.000 100.000
Biaya Listrik 600.000 600.000 600.000 Total Pengeluaran 15.518.500 12.700.000 12.700.000 Kas Awal Tahun 14.481.500 37.069.000 Kas Akhir Tahun 14.481.500 37.069.000 64.050.500
Rp. 39.681.500. dikurangi total pengeluaran Rp. 12.700.000 dan di tambah dengan kas akhir tahun-1 sebesar Rp. 37.069.000 Sehingga jumlah kas akhir tahun-2 sebesar Rp. 64.050.500 Dengan Perkiraan diagram aliran kas sebagai berikut:
Gambar 4.12. Perkiraan Diagram Aliran Kas Dengan Utilitas 50%
Sekenario 3 apabila perhitungan aliran kas antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 0%.
Tabel 4.16. Perkiraan Proyeksi Aliran Kas Dengan Utilitas 0%
Uraian Tahun-0 Tahun-1 Tahun-2
Pemasukan
Pinjaman Kredit
Modal Sendiri 30.000.000
Laba Bersih 21.921.500 24.740.000
Depresiasi 766.000 766.000
Total Pemasukan 22.687.500 25.506.000 Pengeluaran
Pengebangan Kolam 1.418.500
Biaya Tenaga Kerja 12.000.000 12.000.000 12.000.000 Perijinan usaha 1.500.000
Biaya Pajak 100.000 100.000
Biaya Listrik 600.000 600.000 600.000 Total Pengeluaran 15.518.500 12.700.000 12.700.000 Kas Awal Tahun 14.481.500 24.469.000 Kas Akhir Tahun 14.481.500 24.469.000 37.275.000
sebesar Rp. 766.000 dengan total pemasukan Rp. 25.506.000 Untuk jumlah kas akhir tahun-1 di dapat dari total pemasukan Rp. 22.687.500 dikurangi total pengeluaran Rp. 12.700.000 dan di tambah dengan kas awal tahun sebesar Rp 14.481.500 sehingga jumlah kas akhir tahun-1 sebesar Rp. 24.469.000
Sedangkan untuk jumlah kas akhir tahun-2 di dapat dari total pemasukan Rp. 25.506.000 dikurangi total pengeluaran Rp. 12.700.000 dan di tambah dengan
kas akhir tahun-1 sebesar Rp. 24.469.000 Sehingga jumlah kas akhir tahun-2 sebesar Rp. 37.275.000 Dengan Perkiraan diagram aliran kas sebagai berikut:
Gambar 4.13. Perkiraan Diagram Aliran Kas Dengan Utilitas 0%
4.2.6.6. Penilaian Investasi
Dalam penilaian investasi, untuk menilai layak atau tidak suatu investasi di gunakan beberapa metode-metode penilaian keputusan investasi diantaranya NPV
(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan Payback Periode. Namun
sebelum menghitung semuanya di perlukan nilai MARR ( Minimum Attractive
Rate of Return) atau minimal tingkat pengembalian atau bunga yang bisa diterima
perusahaan. MARR dihitung dengan menggunakan perhitungan modal rata-rata tertimbang. Tingkat pengembalian modal sendiri diambil dari besarnya tingkat suku bunga deposito sebesar 15%.
Tabel 4.17. Perhitungan MARR
Uraian Jumlah Proporsi Biaya Modal
Kontribusi Biaya Modal
Modal Sendiri 30000000 100% 15% 15%
MARR 15%
Untuk memudahkan perhitungan dilakukan pembulatan terhadap nilai MARR menjadi 15
Setelah mendapatkan nilai MARR langkah selanjutnya untuk menilai suatu investasi adalah NPV (Net Present Value). Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penrimaan kas bersih (cash inflow) di masa yang akan datang. Adapun perhitunganya sebagai berikut:
Sekenario 1 apabila perhitungan NVP antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 100%.
Tabel 4.18. Perkiraan Perhitungan NPV 2 Dengan n=2 Tahun Dengan Utilitas
Net cash flow didapat dari investasi awal sebesar Rp. 30.000.000 dan kas bersih
Net cash flow didapat dari investasi awal sebesar Rp. 30.000.000 dan kas bersih selama 2 tahun dengan besar masing-masing Rp. 35.287.500 dan Rp. 39.681.500 NPV di dapat dari perkalian antara kas bersih dengan bunga present value sebesar 15%.
Sekenario 3 apabila perhitungan NVP antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan jumlah dengan utilitas 0%. Tabel 4.20. Perkiraan Perhitungan NPV 2 Dengan n=2 Tahun Dengan Utilitas 0%.
Net Cash Flow (P/F,15%,2) NPV -30.000.000 -30.000.000
22.687.500 0.86957 19.728.369 25.506.000 0.75614 19.286.107 9.014.476
Net cash flow didapat dari investasi awal sebesar Rp. 30.000.000 dan kas bersih
selama 2 tahun dengan besar masing-masing Rp. 22.687.500 dan Rp. 25.506.000 NPV di dapat dari perkalian antara kas bersih dengan bunga present value sebesar 15%.
Langkah selanjutnya setelah menghitung NPV yaitu menghitung IRR (Internal
Rate of Return) discount rate yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
masuk dan nilai investasi suatu usaha. Untuk menghitung IRR secara manual dilakukan dengan mentukan discount rate (r1) secara sembarang yang memberikan nila NPV positif (NPV 1) dan discount rate lain (r2) yang bernilai lebih besar sehingga member nilai negative pada NPV (NPV2) Adapun perhitungan IRR sebagai berikut:
Sekenario 1 apabila perhitungan IRR antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 100%
=86%+1%x0.525 = 87,525% ≈ 87,5 %
Sekenario 2 apabila perhitungan IRR antara kolam 1 ditambah dengan perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 50%.
IRR= r1 +(r2-r1)x perkiraan dari kolam ke 2 pada tahun ke-2 dengan utilitas 0%.
IRR= r1 +(r2-r1)x
Untuk penilaian kelayakan usaha lainya yang banyak digunakan adalah payback
periode yaitu jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang
Sekenario 1 apabila perhitungan Payback Periode dengan utilitas 100%.
Tabel 4.21. Payback Periode dengan utilitas 100% Net Cash
Flow Komulatif Net Cash Flow -30.000.000 -30.000.000
47.887.500 17.887.500 49.706.000 67.593.500
Payback Periode = 1+
49.706.000 67.593.500
= 1+ 1.36 = 2,36 tahun
Sekenario 2 apabila perhitungan Payback Periode dengan utilitas 50%.
Tabel 4.22. Payback Periode dengan utilitas 50% Net Cash
Flow Komulatif Net Cash Flow -30.000.000 -30000000
35.287.500 5.287.500 39.681.500 44.969.000
Payback Periode = 1+
39.681.500 44.969.000
Sekenario 3 apabila perhitungan Payback Periode dengan utilitas 0%.
Tabel 4.23. Payback Periode dengan utilitas 0% Net Cash
Flow Komulatif Net Cash Flow -30.000.000 -30.000.000
22.687.500 -7.312.500 25.506.000 18.193.500
Payback Periode = 1+
18.193.500 7.312.500
Bab 5
penelitian maka didapatkan 2 pesaing kolam pemancingan dengan sistem yang sama, dengan data sebagai berikut: pesaing pertama adalah kolam pemancingan yang dikelola oleh bapak Amien. Dengan ikan yang dipancingkan adalah ikanmas. Dan harga yang ditawarkan di kolam pemancingan tersebut adalah Rp 22.000 per kg, dan pesaing lainya terletak di daerah Areung di wilayah
Kabupaten Bandung Barat, dengan ikan yang dipancingkan merupakan jenis ikan lele, dan kelemahan dari pesaing merupakan jarak pemancingan yang jauh dan alat transportasi yang kurang mendukung. Dari hasil data dari pemancing yang didapat maka didapat peluang usaha yaitu mengenai harga yang ditawarkan dibandingkan dengan pesaing kolam kolam pemancingan ikan yang sama, dan juga kelebihan kolam pemancingan ikan mas terdapat dari tempat yang strategis sehingga mudah untuk dijangkau oleh konsumen.
5.1.1.2. Strategi Pemasaran