• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kolam Gurami Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kolam Gurami Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOLAM GURAMI SANA IBRAHIM, CISEENG, BOGOR

RACHMAD ADI SAPUTRA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kolam Gurami Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Rachmad Adi Saputra

H34124040

1

(4)
(5)

ABSTRAK

RACHMAD ADI SAPUTRA, Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kolam Gurami Bapak Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor Dibimbing oleh ANDRIYONO KILAT ADHI.

Kolam gurami yang dimiliki Bapak Ibrahim merupakan salah satu pembudidaya pembenihan ikan guramu di Kecamatan Ciseeng, Kota Bogor yang akan melakukan pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan gurami dilihat dari aspek non finansial, aspek finansial, serta melihat nilai sensitivitas. Berdasarkan analisis aspek non finansial bahwa usaha pembenihan ikan gurami milik Bapak Ibrahim layak untuk dijalankan.Hasil dari analisis finansial sebelum dan sesudah pengembangan usaha menunjukkan usaha ikan gurami di kolam gurami milik Bapak Ibrahim layak untuk dijalankan, dimana sebelum pengembangan usaha diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 1.827.182.212,60, IRR sebesar 17 persen, Net B/C sebesar 1,64, danpayback period selama 6 tahun 8 bulan. Sedangkan setelah pengembangan usaha diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 2.110.593.971,20, IRR sebesar 18 persen, Net B/C sebesar 1,73, dan payback period sebesar 6 tahun 3 bulan. Hasil analisis sensitivitas pada kondisi kenaikan harga pakan sebesar 50 persen menghasilkan NPV sebesar Rp. 1.827.182.211, IRR sebesar 17,02 persen,

Net B/Csebesar 1,65 dan PP 6 tahun 8 bulan. Kondisi penurunan produksi sebesar 20 persen menghasilkan NPV sebesar Rp 741.566.212, IRR 11 persen, Net B/C

sebesar 1.25, dan PP 10 tahun 4 bulan.

Kata kunci: Kolam Gurami, Analisis Finansial, NPV, IRR, Net B/C, Payback Period.

ABSTRACT

RACHMAD ADI SAPUTRA, Feasibility Analysis Business Development Seeding Carp (Osphronemous gouramy) in Carp Pool of Mr. Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor Supervised BY ANDRIYONO KILAT ADHI.

Carp pool owns by Mr. Ibrahim is one of carp seed at Ciseeng District, Bogor that under business development. This research is to analysis the feasibility of business development according from non financial aspect, financial aspect and also the value of sensibility. Based on the non financial aspect that Mr. Ibrahim's seeding carp business can be grows. The financial result before and after business development showing that carp venture at Mr. Ibrahim's carp business development obtained Rp.1.827.182.212,60 IRR for 17% Net B/C for 1,64 and payback period for 6 years 8 months. Analysis result on sensebility at food raising for 50% gaining NPV Rp.2.110.593.971 IRR for 18% Net B/C for 1,73 and payback period for 6 years 3 months. Sensibility analysis result on food raisiing price for 50% gaining NPV for Rp.1.827.182.211 IRR for 17,02% , net B/C for 1,65 and payback period for 6 years 8 months. Reduction of product for 20% resulting NPV for Rp.741.566.212 IRR for 11% net B/C for 1,25 and payback period 10 years 4 months.

(6)
(7)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemous gouramy)

DI KOLAM GURAMI SANA IBRAHIM, CISEENG, BOGOR

RACHMAD ADI SAPUTRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puij dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kolam Gurami Sana Ibrahim, Ciseeng, Bogor” selesai tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen pembimbing dan Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi selaku Ketua Departemen Agribisnis, Bapak Sana Ibrahim selaku pemilik lokasi penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang telah memberikan segalanya baik materi maupun moril. Terakhir terima kasih yang sebesar-besarnya untuk de’ kontraker atas semangatnya selama masa

perkuliahan di Alih Jenis Agribisnis.

Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk segala pihak untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada. Namun demikian, penulis masih terdapat banyak kekurangan dalam menyusun skrispsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis pribadi maupun berbagai pihak terkait.

Bogor, Maret 2015

(11)
(12)
(13)

DAFTAR ISI

Komoditas Gurami (Osphronemous gouramy)...7

Analisis Kelayakan Usaha...8

Aspek Sosial dan Ekonomi...10

Aspek Lingkungan...10

Aspek Finansial...10

Teori Biaya dan Manfaat...11

Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti (Switching Value)...11

Kerangka Pemikiran Operasional...12

METODE PENELITIAN...14

Lokasi dan Waktu Penelitian...14

Jenis dan Sumber Data...14

Metode Pengumpulan Data...15

Metode Pengolahan dan Analisis Data...15

Aspek Non Finansial...15

Aspek Pasar...15

Aspek Teknis...16

Aspek Sosial dan Lingkungan...16

Aspek Manajemen...16

Aspek Hukum...16

Aspek Finansial...17

Laporan Laba Rugi...17

Cashflow...17

Net Present Value(NPV)...17

Internal Rate of Return(IRR)...18

Net Benefit-Cost Ratio(Net B/C)...18

(14)

Analisis Sensitivitas...19

Asumsi Dasar...20

GAMBARAN UMUM...21

Lokasi dan Tata Letak...21

Sejarah Kolam Gurami Bapak Ibrahim...21

Fasilitas Budidaya Pembenihan Ikan Gurami...22

Fasilitas Utama...22

Fasilitas Pendukung...26

HASIL DAN PEMBAHASAN...27

Analisis Aspek Non Finansial...27

Analisis Aspek Pasar...27

Analisis Aspek Teknis...29

Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan...35

Analisis Aspek Manajemen...36

Analisis Aspek Hukum...37

Analisis Aspek Finansial...37

Analisis Finansial Sebelum Pengembangan Usaha...38

Analisis Finansial Sesudah Pengembangan...47

SIMPULAN DAN SARAN...52

Simpulan...52

Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...54

LAMPIRAN...55

(15)

DAFTAR TABEL

1. Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan perikanan

berdasarkan Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2011 (miliar rupiah) 1 2. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya (satuan ton) 2 3. Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011 (dalam

satuan ton) 3

4. Produksi Benih Ikan Menurut Kecamatan Kabupaten Bogor 2012 3

5. Jenis dan Sumber Data 14

6. Aspek Lokasi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-6160-1999) 30 7. Ciri-Ciri Induk Ikan Jantan dan Induk Ikan Betina Matang Gonad 32

8. Stadia Pertumbuhan Benih Ikan Gurami 35

9. Penerimaan Usaha Kolam Gurami Bapak Ibrahim 38 10. Nilai Sisa Investasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 39 11. Biaya Investasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 40 12. Biaya Reinvestasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 41 13. Biaya Tetap Kolam Gurami Bapak Ibrahim 42 14. Biaya Variabel Kolam Gurami Bapak Ibrahim 43 15. Analisis Kriteria Kelayakan Investasi 46 16. Analisis Sensitivitas Kriteria Investasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 47 17. Rincian Prediksi Penerimaan Kolam Gurami Bapak Ibrahim 48 18. Kebutuhan Investasi Pengembangan Usaha Kolam Gurami Bapak Ibrahim 49 19. Biaya Tetap USaha Pembenihan Gurami Bapak Ibrahim (Setelah

Pengembangan) 49

20. Biaya Variabel Kolam Gurami Bapak Ibrahim (Setelah Pengembangan) 50 21. Perbandingan Cashflow Usaha Pembenihan Gurami Bapak Ibrahim (Sebelum

dan Sesudah Pengembangan) 51

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran Operasional 13

2. Lokasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 21

3. Wadah yang Disusun dalamHatchery 23

4. Kolam Pemijahan Induk 23

5. Kolam Tanah Pendederan 1 24

6. Kolam Tanah Pendederan 2 25

7. Pompa Air 25

8. Sepasang Kemplung 26

9. Pemberian Kapur Kolam Pemeliharaan Benih 32

10. Daun Sente (Alocasia macrorriza) 33

11. Telur Gurami di dalam Substrat Ijuk 33

(16)

13. Benih Gurami Ukuran 12 Cm 35

14. Saluran Pembuangan Air Kolam Gurami 36

15. Struktur Organisasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 36

DAFTAR LAMPIRAN

1.LayoutLokasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim 55

2. Pola Tanam Kolam Gurami Bapak Ibrahim 56

3. Laporan Laba Rugi Kolam Gurami Bapak Ibrahim (Sebelum Pengembangan)57 4. Cashflow Kolam Gurami Bapak Ibrahim (Sebelum Pengembangan) 58 5. Analisis Sensitivitas Kolam Gurami Bapak Ibrahim 60 6. Laporan Laba Rugi Kolam Gurami Bapak Ibrahim (Sesudah Pengembangan) 61

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Perikanan merupakan salah satu sektor dalam perekonomian yang terus tumbuh seiring berkembangnya sistem perekonomian yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari devisa yang dihasilkan oleh sektor perikanan dalam membantu pembangunan dari sisi ekspor hasil perikanan (baik komoditas maupun olahan), penyedia lapangan pekerjaan, serta peningkatan pendapatan khususnya para nelayan yang hidup di daerah pesisir. Peranan sektor perikanan terhadap peningkatan devisa negara dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan sektor pertanian lainnya.

Tabel 1. Produk domestik bruto pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan berdasarkan dasar harga berlaku tahun 2012-2013 (miliar rupiah)

Lapangan Usaha 2012* 2013** Perkembangan (%)

Pertanian 985.448,8 1.093,466 11,095

Peternakan 119.371,7 129.578,3 0,085

Kehutanan 199.383,4 227.761,2 0,143

Perikanan 48.289,8 51.638,1 0,069

Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)

Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara

Jika dilihat dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa usaha perikanan memiliki peranan penting dalam pembangunan di sektor perekonomian nasional. Hal ini dari kontribusi keempat usaha tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, perkembangan ini terus meningkat dari tahun 2012-2013 dan akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Dari tabel tersebut, usaha perikanan berada diurutan kedua dengan perkembangan sebesar 0,143% setelah usaha pertanian di angka 11,095%. Angka persetentase dari perkembangan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha di bidang perikanan memiliki kontribusi yang cukup nyata untuk pembangunan ekonomi nasional.

Peranan sektor di bidang perikanan dalam negara mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan di Indonesia sebagai pemicu untuk peningkatan konsumsi di Indonesia. Salah satu program yang akan dibuat oleh pemerintah adalah “Gemar Makan Ikan”. Program ini dirancang agar masyarakat mengenal dan menyukai komoditas maupun produk olahan yang bahannya terbuat dari ikan. Harapan kedepannya dari program ini adalah peningkatan konsumsi komoditas ikan di Indonesia.

(18)

besar untuk masa-masa yang akan datang, sehingga perlunya pengembangan bagi para pihak terkait agar dapat memenuhi kebutuhan untuk ikan konsumsi. Keadaan ini akan mengakibatkan meningkatnya pendapatan para petani, nelayan, maupun jasa pengolahan yang bergerak di produk perikanan serta meningkatnya tingkat gizi untu masyarakat yang mengkonsumsi produk perikanan.

Usaha produk perikanan di Indonesia umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara penangkapan dan dengan cara budidaya. Khusus untuk budidaya dibagi lagi dua jenis yaitu budidaya darat (air tawar) dan budidaya laut. Perikanan budidaya menggunakan berbagai media dalam kegiatan usahanya. Tabel 2 akan menjabarkan angka dari hasil perikanan budidaya dan hasil dari penangkapan.

Tabel 2. Produksi perikanan tangkap dan budidaya (satuan ton)

Tahun Produksi Perikanan

Penangkapan Budidaya

2011 63.882,75 147,941

2012 80.527,01 158,871

2013 120.287,57 244,764

Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)

Jika dilihat dari tabel 2, dapat dikatakan bahwa produksi peningkatan budidaya lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan produksi perikanan tangkap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah media yang digunakan untuk perikanan budidaya lebih mudah digunakan dalam memproduksi hasil perikanan. Selain itu faktor lainnya adalah kemajuan teknologi di perikanan budidaya lebih mudah diatur seperti jadwal frekuensi pemberian pakan. Pengontrolan pun lebih mudah dilakukan dalam perikanan budidaya, hal ini dapat meningkatkan tingkat produktivitas dari lahan atau media yang digunakan. Di sisi lain ikan air tawar (budidaya) lebih digemari oleh masyarakat, sehingga angka produksi di perikanan budidaya lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap.

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan gurami khususnya daerah Jabodetabek terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 tingkat konsumsi di daerah Jakarta mencapai 214 ton dan terus mengalami kenaikan di tahun 2013 hingga 252 ton. Ini diakibatkan banyaknya restoran-restoran di daerah Jabodetabek yang menyediakan menu makanan dengan ikan gurami. Selain daerah Jabodetabek, daerah bagian Jawa lainnya seperti daerah Jawa Barat juga mengalami peningkatan, tingkat konsumsi pada tahun 2012 sebanyak 2.019 ton lalu di tahun 2013 menjadi 2.317 ton. Untuk Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta tingkat konsumsi ikan gurami terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dari total di kedua wilayah tersebut, pada tahun 2012 berjumlah 2.751 ton menjadi 5.070 ton pada tahun 2013.

(19)

Jenis-jenis yang umumnya digemari adalah ikan nila, mas, gurami, bawal, dan patin. Adanya beberapa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah membuat masyarakat meningkatkan pola konsumsi ikan khususnya jenis ikan air tawar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah produksi ikan konsumsi provinsi Jawa Barat tahun 2011-2013 (dalam satuan ton)

Tahun Jenis Ikan

Ikan Mas Lele Nila Nilem Gurami

2011 36.503 47.200 33.239 11.413 9.894

2012 43.596 89.925 49.536 18.613 12.186

2013 59.724 110.527 62.929 19.334 12.974

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013)

Berdasarkan tabel 3, jumlah produksi ikan konsumsi untuk gurami lebih rendah dibandingkan dengan komoditas lainnya. Oleh karena itu peluang pasar untuk komoditas jenis ini cukup terbuka lebar para pembudidaya yang ingin memenuhi kebutuhan ikan gurami di pasar. Ciseeng-Parung (Bogor) merupakan salah satu sentra budidaya ikan gurami di daerah Jawa Barat. Pencanangan program pemerintah Bogor untuk menetapkan kabupaten Bogor sebagai sentra produksi ikan gurami juga memacu pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Dengan tingginya tingkat konsumsi ikan gurami di daerah Jabodetabek maupun pulau Jawa, maka diperlukan juga jumlah benih dalam skala besar untuk memenuhi permintaan ikan gurami di wilayah tersebut. Dilihat dari prospek yang ada, maka pembenihan ikan gurami memiliki peluang pasar yang sangat terbuka.

Tabel 4. Produksi benih ikan menurut kecamatan kabupaten Bogor 2012

Kecamatan Luas (Ha) Jenis Ikan (ribu ekor)

Mas Nila Gurami Lele

Parung 87,27 258,83 2828,32 1436,65 337893,41 Ciseeng 976,99 2254,1 122,91 666,29 650458,55 Kemang 1,04 2592,93 395,32 1252,79 2859,1 Cibinong 0,66 489,14 1145,18 873,73 8602,85

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2012)

(20)

Salah satu daerah sentra budidaya ikan gurami di Kabupaten Bogor berada di Ciseeng-Parung. Tempat yang dijadikan objek penelitian di wilayah Ciseng yaitu Kolam Gurami yang dimiliki oleh Bapak Sana Ibrahim. Terletak di daerah Desa Bojong Sempu, Bapak Sana Ibrahim memiliki luas lahan ± 3 ha dengan penggunaan lahan yang belum optimal. Dengan adanya lahan yang belum digunakan seluruhnya maka masih dapat dilakukan pengembangan budidaya khususnya pembenihan di lahan ini.

Hal ini membuat kegiatan dalam investasi pada pengembangan usaha pembenihan ikan gurami perlu dilakukan dengan penggunaan alat analisis yang dapat memberikan penilaian kelayakan usaha, serta tingkat pengembalian terhadap investasi yang telah dilakukan untuk pembenihan ikan gurami. Alat analisis ini menggunakan pendekatan Studi Kelayakan Bisnis dimana ada pertimbangan antara aspek finansial dan aspek non finansial guna mengetahui kelayakan dan besarnya manfaat yang dihasilkan dari kegiatan usaha budidaya ikan gurami Kolam Gurami Bapak Sana Ibrahim di Desa Bojong Sempu, Ciseeng-Parung, Kabupaten Bogor.

Perumusan Masalah

Budidaya ikan Gurami merupakan salah satu jenis usaha agribisnis yang memiliki pangsa pasar cukup baik untuk kedepannya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pasokan produksi yang belum mencukupi permintaan pasar. Budidaya ini memerlukan pengembangan dalam teknis budidaya saat pembenihan ataupun budidaya di pembesaran. Namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan saat budidaya ikan Gurami, faktor yang perlu lebih diperhatikan adalah saat proses pembenihan, karena pada proses tersebut benih Gurami memiliki banyak fase dan membutuhkan masa pemeliharaan yang cukup lama. Kegiatan pembenihan ikan gurami dimulai dari pemijahan induk hingga menghasilkan benih berukuran kuku, silet, korek. Lama waktu kegiatan pembenihan untuk menghasilkan benih ukuran “silet”.memerlukan waktu±2,5 bulan pemeliharaan sejak penetasan telur.

Pengembangan diperlukan untuk menutupi kebutuhan pasokan benih ikan gurami yang dibutuhkan pasar khususnya untuk usaha budidaya pembesaran. Sarana seperti kolam pemijahan, akuarium dan sarana pendukung lain telah ada namun tidak dioperasikan dengan cukup maksimal sehingga untuk kebutuhan saat fase pendederan Bapak Ibrahim masih membeli benih dari petani lain. Hal teknis seperti kurangnya kolam untuk pendederan pada fase pembenihan juga merupakan kekurangan yang perlu dikembangkan lagi mengingat luas keselurahan lahan yang dimiliki oleh Bapak Ibrahim seluas 3 hektar. Penambahan pembuatan kolam ini jelas sekali membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Berbeda dengan sarana saat fase larva ikan Gurami dimana telah tersedia sarana seperti akuarium,

(21)

Beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk pengembangan pembenihan di Kolam Gurami Bapak Ibrahim adalah peningkatan produktivitas pembenihan yang nantinya akan dibesarkan di kolam pembesaran. Untuk sarana di pembenihan seperti kolam pemijahan telah ada namun tidak ada sumber daya yang cukup memadai untuk mengurus keseluruhan kolam pemijahan tersebut. Selanjutnya untuk sarana penetasan telur dalam akuarium, telah dibuat sarana dan prasarana yang cukup memadai dimulai dari bangunan hatchery, bak penetasan telur, bak penampung air (tandon), dan peralatan lain untuk menunjang kegiatan budidaya pembenihan. Namun keseluruhan investasi tersebut belum dioperasikan secara optimum. Banyak sekali biaya investasi yang telah dikeluarkan namun benih yang dihasilkan pun tidak mampu untuk memasok di kolam pendederan Bapak Ibrahim sendiri. Kekurangan output benih ini akan membebankan ke dalam penambahan biaya khususnya untuk kolam pendederan karena pada akhirnya Bapak Ibrahim harus membeli ke tempat lain untuk memasok benih ikan Gurami yang dibutuhkan.

Kurang optimalnya pengoperasian yang dilakukan saat pembenihan, membuat fase yang seharusnya terhubung hingga siap tebar di kolam pembesaran membuat terputus. Jika diurutkan secara fasenya, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bapak Ibrahim cukup mendukung untuk memasok kebutuhan benih di kolamnya sendiri namun saat proses pemijahan, telur dan larva yang dihasilkan kuran sehingga proses rantai pembenihan pada tahap pendederan pun terputus. Pengembangan yang dibutuhkan adalah penambahan jumlah telur dan larva yang akan dipergunakan untuk kolam pendederan ikan Gurami di Kolam Gurami Bapak Ibrahim. Budidaya Ikan Gurami di pembenihan memang memiliki beragam fase di mana tiap fasenya membutuhkan sekali sarana dan prasarana yang sangat mendukung. Proses pertama dalam pembenihan ikan gurami adalah saat proses pemilihan induk dimana induk yang dipijahkan harus dalam kondisi yang baik, selanjutnya induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan untuk memijah. Pada fase awal pun diperlukan sekali sarana seperti kolam yang cukup untuk proses pemilihan induk dan kolam pemijahannya. Fase-fase yang terdapat dalam pembenihan ikan gurami terdapat 3 fase, dimana fase pertama dalam pembenihan adalah larva ikan gurami dari penetasan telur yang mempunyai kisaran waktu 1-2 hari. Faseyang selanjutnya adalah benih berukuran gabah “gabah” atau berukuran panjang sekitar 0,5 cm dengan masa pemeliharaan 30 hari. Fase yang terakhir adalah fase dimana ukuran “gabah” dipelihara selama 160 hari hingga berukuran “bungkus rokok” atau berukuran 12-15 cm dengan bobot rata-rata sekitar 250 gram. Umumnya petani rata-rata hanya menjual sampai ke fase-fase tertentu, hal ini yang membuat petani sedikit yang melakukan pendederan sampai tahap akhir. Kolam gurami Bapak Sana Ibrahim memiliki sarana infrastruktur yang memadai untuk melakukan pembenihan dari prosese pemijahan hingaa ketiga fase yang ada di pembenihan, namun belum dimanfaatkan seluruhnya.

(22)

yang berdampak membebani biaya untuk pembelian benih di kolam pendederan miliknya.

Terdapat beberapa ketidakpastian dalam hal upaya pengembangan untuk usaha budidaya ikan Gurami ini. Perubahan-perubahan yang akan dipredikasi adalah meningkatnya angka mortalitas saat pembenihan ikan Gurami, peningkatan biaya pakan saat fase pendederan serta fluktuasi harga benih ikan Gurami untuk memasok kolam pendederan. Untuk biaya pakan dan harga benih pada umumnya tidak terlalu berfluktuasi tapi perubahan angka pada variable-variabel tersebut dapat mempengaruhi aspek-aspek kelayakan pengembangan usaha dalam segi aspek finansial sehingga diperlukan analisis sensitivitas yang berguna untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel tersebut.

Perumusan masalah :

1. Mengapa pengembangan usaha perlu dilakukan dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial jika pembenihan ikan gurami dilakukan dengan keseluruhan fase yang ada?

2. Bagaimana sensitivitas kelayakan pengembangan usaha di Kolam Gurami Bapak Sana Ibrahim karena adanya perubahan/penambahan jumlah produksi benih dan penambahan kolam pendederan?

Tujuan

1. Menganalisis kelayakan usaha pembenihan ikan gurami di kolam gurami milik Bapak Sana Ibrahim dari segi aspek non finansial dan aspek finansial.

2. Menganalisis kelayakan rencana pengembangan pembenihanan dari segi aspek finansial di Kolam Gurami Bapak Ibrahim.

3. Menganalisis sensitivitas (kepekaan) dari kriteria investasi di Kolam Gurami Bapak Sana Ibrahim karena adanya fluktuasi jumlah produksi benih dan biaya pakan pelet untuk pemeliharaan benih.

Manfaat Penelitian

1. Bagi pengusaha komoditas ikan gurami, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai saran untuk pengusaha dalam pengambilan keputusan manajemen yang tepat, sehingga akan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Perhitungan kelayakan usaha ini juga dapat dijadikan gambaran untuk pengusaha ataupun para investor atas variabel yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha ikan gurami.

2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga berguna sebagai pengalaman nyata kondisi usaha sesungguhnya.

(23)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kolam Gurami Bapak Sana Ibrahim yang terletak di Jalan Kampung Iwul Desa Bojong Sempu, Ciseeng-Parung, Bogor, Jawa Barat.

Penelitian ini membahas mengenai aspek finansial dan non finansial. Adapun aspek finansial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR (Internal Rate of Return),

Net B/C, Payback Period (PP). Aspek non finansial yang dibahas adalah aspek pasar, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan. Aspek non finansial maupun aspek finansial yang dikaji berada di sekitar wilayah dari Desa Bojong Sempu (lokasi usaha budidaya Bapak Sana Ibrahim). Ruang lingkup wilayah ini dibatasi untuk menghindari hasil yang bias dari penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Komoditas Gurami (Osphronemous gouramy)

Menurut Sari (2006), perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumberdaya ikan. Secara garis besar, perikanan terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya (darat maupun laut).Perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi yang melakukan penangkapan terhadap hewan air dan tumbuhan air.Sedangkan perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan manusia dalam membudidayakan hewan dan tumbuhan air. Ikan gurami yang umumnya dibudidayakan umumnya berjenis gurami bastar.

Kelangsungan hidup ikan Gurami selama pemeliharaan umumnya tergolong baik pada kisaran 90,14% - 99,52%, sedangkan pertumbuhan dan jumlah pakan yang dikonsumsi mengalami penurunan dengan meningkatnya padat penebaran. Untuk tujuan produksi, sebaiknya dilakukan pembenihan ikan gurami secara intensif dengan menggunakan padat tebar 8 ekor per liter karena jauh akan lebih menguntungkan (Bugri, 2006).

(24)

Analisis Kelayakan Usaha

Penelitian yang berkaitan dengan kelayakan usaha komoditi gurami perlu untuk dilakukan dan dianalisis, karena biaya yang dikeluarkan untuk investasi cukup besar. Sehingga sebelum dilakukan pengembangan sebaiknya memerlukan analisis investasi tersebut apakah layak atau tidak untuk dijalankan. Beberapa peneliti yang menganalisis kelayakan pengembangan antara lain Farmayanti (2011), Fariyanti (2011), Ervina (2011), dan Sitepu (2013). Beberapa dari peneliti tersebut menggunakan aspek kelayakan yang berbeda-beda dalam menganalisis. Namun dari semua peneliti tersebut semuanya menganalisis investasi kelayakan pengembangan usaha.

Penelitian mengenai analisis kelayakan biasanya menggunakan 2 metode yaitu metode analisis finansial dan analisis non finansial. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Farmayanti (2011), dan Sitepu (2013). Penelitian aspek non finansial umumnya menganalisis aspek pasar, teknis, aspek hukum, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tinaprilla (2012).

Pengkajian mengenai aspek finansial umumnya mengkaji kriteria-kriteria yang berkaitan dengan invesatasi. Untuk menganalisis nilai investasi dalam usaha yang dikembangkan, variable-variabel yang digunakan adalah Net Present Value

(NPV),NetB/C, Internal Rate of Return(IRR),payback period(PP), dan analisis

switching value, hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Narni (2011) dan Ervina (2011), namun untuk hasil penelitian Farmayanti (2011) menambahkan variable lain seperti perhitungan Incremental Net Benefit, tidak menggunakan switching value melainkan analisis sensitivitas dan penambahan perhitungan analisis skenario. Hasil penelitian dari Sitepu (2013) menunjukkan beberapa variable yang berbeda dalam menganalisis kelayakan usaha, dimana dalam mengkaji aspek finansial variabel-variabel yang digunakan adalah laporan laba/rugi, laporan arus kas (cash flow),Net Present Value(NPV),Internal Rate of Return(IRR),NetB/C,Payback Period(PP).

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa untuk NPV, suatu usaha dinyatakan layak untuk dijalankan bila NPV > 0. Hal ini berkaitan dengan PV kas bersih dan Pv investasi selama umur investasi dijalankan. Selisih antara kedua nilai tersebut adalah NPV (Net Present Value). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2013) di Mitra Tani NPV yang didapatkan untuk pembenihan ikan sebesar Rp. 28.775.051, Net B/C yang didapatkan sebesar 2,3 dengan PP 1,7 tahun. Dilihat dari analisis finansial, maka usaha pembenihan ikan gurami dinyatakan untuk layak dijalankan serta dikembangkan.

Dalam mengkaji kelayakan usaha biasanya peneliti menggunakan analisis sensitivitas, hal ini bergantung dengan keperluan dari peneliti yang membutuhkan suatu metode dalam mengkaji analisis investasi. Untuk mengkaji kelayakan pengembangan usaha, variabel yang umumnya digunakan adalah analisis

(25)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Studi kelayakan usaha merupakan penelaahan atau analisis tentang suatu kegiatan investasi apakah memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Studi kelayakan usaha merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu usaha layak untuk dijalankan. Selain itu studi kelayakan usaha ini juga secara tidak langsung akan mempunyai keterkaitan dengan kepentingan masyarakat umum maupun pemerintah. (Nurmalina,et al2009).

Tujuan dari analisis usaha adalah untuk memperbaiki penilaian investasi karena sumber-sumber yang tersedia untuk pembangunan tersebut memiliki keterbatasan, maka perlu diadakan pemilihan antara berbagai macam usaha. Oleh karena itu, sebelum usaha dilaksanakan perlu diadakan perhitungan percobaan untuk menentukan hasil dan memilih diantara berbagai alternative dengan jalan menghitung biaya dan manfaat (benefit) yang dapat diharapkan dari masing-masing usaha (Kadariah, 1999).

Kriteria Kelayakan Investasi

Nurmalina et al(2009), membagi analisis kelayakan menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek lingkungan, dan aspek finansial. Dalam penelitian aspek yang dibahas adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek finansial. Analisis kriteria investasi merupakan suatu analisis yang dapat menentukan apakah investasi pada usaha tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak. Setiap kriteria menggunakan

present value (PV) yang telah didiscount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur usaha (Kadariah et al. 1999). Penelitian investasi dalam suatu usaha dilakukan untuk melihat manfaat yang didapatkan selama berjalannya usaha dan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha dijalankan.Dalam kasus ini, kelayakan investasi ini dianalisis dengan menghitung investasi kegiatan usaha budidaya.

Aspek Pasar

Aspek pasar dan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial. Menurut Kadariah (1999), aspek pasar menganalisis penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan usaha, baik pada membangun usaha, maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan menganalisa pasaran ouput yang dihasilkan dari kegiatan usaha.

Aspek Teknis

(26)

Aspek Manajemen

Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan usaha dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan usaha hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana usaham bagaimana jadwal penyelesaian usaha tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan usaha. Sedangkan manajemen dalam operasi mempelajari bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi, masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga inti (Nurmalina,et al, 2009).

Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek sosial dan ekonomi akan menilai seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Selain itu aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh usaha tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Sedangkan dari aspek ekonomi suatu usaha yang dinilai dan dipelajari adalah apakah suatu usaha yang akan dijalankan dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktifitas ekonomi.

Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan bagaimana suattu usaha berpengaruh terhadap lingkungan apakah dengan adanya kegiatan usaha lingkungan dapat menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Dalam merancang atau menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan pula dampak terhadap lingkungan.

Aspek Finansial

Menurut Kadariah (1999), analisis aspek finansial suatu usaha dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan modalnya dalam usaha atau yang berkepentingan langsung dalam ussaha. Dalam analisis iini yang diperhatiikan adalah hasil untuk modal yang ditanam dalam suatu usaha.Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan rangsangan bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan usaha. Sebab tidak ada gunanya melaksanakan usaha yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan jika mereka yang menjalankan kegiatan produksi tidak bertambah baik keadaannya.

(27)

1) Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari arus tambahan manfaat bagi pelaksanaan usaha dihitung berdasarkan tingkat diskonto.

2) Internal Rate of Return (IRR), merupakakn tingkat suku bunga yang menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh usaha untuk sumberdaya yang digunakan.

3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), merupakan angka perbandingan nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya.

4) Payback period (PP), merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi.

Teori Biaya dan Manfaat

Menurut Nurmalina et al (2009), secara umum biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis, dan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Manfaat terdiri dari tiga macam yaitu manfaat yang dapat diukur, manfaat yang dirasakan di luar usaha itu sendiri, dan manfaat yang secara nyata ada tapi sulit diukur. Periode waktu analisis yang direncanakan seringkali ditetapkan dalam satuan waktu yang panjang sehingga mengakibatkan arus biaya maupun manfaat tidak terjadi pada waktu yang sama, melainkan sepankjang umur usaha. Berdasarkan kenyataan tersebut komponen-komponen biaya dan manfaat diidentifikasi berdasarkan kapan komponen variable-variabel tersebut muncul, sehingga diukur berdasarkan arus riil dari dana dan biaya usaha.

Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti (Switching Value)

Suatu investasi memiliki resiko akibat dari ketidakpastian kondisi yang berlangsung. RIsiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil atau berbagai akibat dari usaha tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu investasi, hal ini untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut (Gittinger, 1986). Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis ini menilai apakah suatu kegiatan investasi atau bisnis yang di analisis peka terhadap perubahan yang terjadi.

(28)

pelaksanaan, kenaikan biaya (Cost Over Run), dan ketidaktepatan dan perkiraan hasil produksi.

Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (Nurmalina et al., 2010). Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik dan dilihat bagaimana dampaknya terhadap hasil analisis kelayakan. Sedangkan pada perhitungan

switching value justru perubahan tersebut dicari, berapa besar perubahan yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kolam gurami Bapak Ibrahim merupakan perusahaan yang usahanya berjalan di bidang budidaya ikan gurami. Permintaan yang cukup besar dari pasar, serta kurangnya pasokan benih untuk kebutuhan kolamnya sendiri merupakan penghambat perusahaan dalam menjalankan usaha di kolam pembesaran selama ini. Hal tersebut membuat perusahaan ingin melakukan kegiatan pengembangan usaha dengan penambahan jumlah produksi pembenihan ikan gurami agar kebutuhan di kolam pembesaran tercukupi. Adanya permasalahan tersebut membuat perusahaan menambah investasi yang sebelumnya telah dilakukan untuk proses pembenihan.

Analisis investasi dibutuhkan untuk menganalisis pengembangan budidaya ikan gurami yang dimulai dari pembenihan ikan gurami. Hal ini berguna untuk menganalisis investasi apakah layak untuk dikembangkan atau tidak. Untuk dapat menganalissi kelayakan investasi perlu dilakukan kajian mengenai aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kegiatan pengusahaan ikan gurami yang akan dilakukan.

Penilaian mengenai aspek finansial dilakukan dengan menggunakan NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period dengan kriteria penilaian yang digunakan adalah jika NPV > 0, maka investasi dapat dikatakan layak karena dapat menghasilkan manfaat lebih besar dari opportunity cost faktor produksi modal. Menurut Umar (2005), NPV merupakan selisih antaraPresent valuedari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menentukan nilai pada masa sekarang diperlukan tingkat suku bunga yang relevan.

(29)

Gambar 1. Kerangka pemikiran operasional Permasalahan yang dihadapi :

• Kurangnya pasokan benih untuk kolam pendederan di Kolam Gurami Bapak Ibrahim • Kurangnya sarana seperti kolam pendederan untuk

pembenihan ikan gurami

Analisis Kelayakan Usaha

Ibrahim membuat investasi yang telah ada tidak digunakan secara optimal

Pengadaan Pembenihan hingga fase terakhir

Aspek Non Finansial :

• Aspek Pasar • Aspek Manajemen • Aspek Teknis • Aspek Sosial dan

Ekonomi

• Aspek Lingkungan

Aspek Finansial :

Cashflow

• Laporan Laba/rugi • NPV • IRR • NetB/C • PP

• Sensitivitas

Layak Tidak Layak

Evaluasi

Skenario Pengusahaan

(30)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kolam Gurami Bapak Ibrahim yang berlokasi Desa Bojong Sempu, Ciseeng-Parung, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah Ciseeng merupakan salah satu sentra ikan konsumsi di daerah Jawa Barat, serta lokasi tersebut memiliki sumberdaya yang cukup memadai untuk dianalisis jika akan dilakukan pengembangan bisnis budidaya gurami. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Oktober 2014 hingga Januari 2015. Sedangkan untuk pengambilan data, direncanakan akan dilaksanakan dimulai dari bulan Desember 2014 sampai bulan Januari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil pengamatan (observasi lapang) dan wawancara langsung dengan pemilik budidaya ikan gurami di lokasi tersebut, melalui pertanyaan (kuesioner). Data primer tersebut mencakup karakteristik penggunaan input dan output ussaha budidaya gurami, teknis budidaya, luas lahan, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan usaha budidaya pembenihan ikan gurami. Data sekunder diperoleh dari studi literature, jurnal, buku, serta informasi dari instansi-instansi yang terkait dengan topik penelitian (Tabel 5).

Tabel 5. Jenis dan sumber data

Jenis Data Aspek Kajian Sumber Data

Primer

Aspek Pasar • Pihak Kolam Gurami Bpk Ibrahim

• Kecamatan Ciseeng

Aspek Teknis • Pihak Kolam Gurami Bpk Ibrahim

• Masyarakat Desa Parigi Mekar Aspek Manajemen • Pihak Kolam Gurami Bpk Ibrahim Aspek Sosial dan

Ekonomi

• Masyarakat sekitar Desa Bojong Sempu

Aspek Lingkungan • Masyarakat sekitar Desa Bojong Sempu

Aspek Finansial • Pihak Kolam Gurami Bpk Ibrahim

Jenis Data Aspek Kajian Sumber Data

Sekunder

Aspek Pasar • Buku Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis • Buku Studi Kelayakan Bisnis

• Buku Teknik Budidaya Ikan Gurami Aspek Manajemen

dan Hukum

• Buku Studi Kelayakan Bisnis

• Buku Manajemen Sumber Daya Manusia

Aspek Lingkungan • Buku Studi Kelayakan Bisnis Aspek Finansial • Buku studi Kelayakan Bisnis

(31)

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode studi kasus. Studi kasus atau penelitian kasus merupakan penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan satu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Nazir, 1999).Tujuan dari studi kasus yang diteliti adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang, sifat serta karakter khas dari kasus ataupun status individu.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran secara deskriptif usaha budidaya gurami pada lokasi Kolam Gurami Bapak Ibrahim yang dapat dilihat dari aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek lingkungan. Analisis kualitatif digunakan untuk menguatkan argument dari hasil penelitian kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan gurami di Kolam Gurami Bapak Ibrahim. Selanjutnya, annalisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan finansial pada saat dilakukan pengembangan kapasitas produksi ataupun sebelum dilakukan.pengembangan. Dalam analisis kuantitatif dilakukan perhitungan nilai uang dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh pada masa sekarang dan masa yang akan datang melalui tingkat diskonto tertentu.

Untuk mempermudah dalam mengolah data kuantitatif, data dan informasi yang didapat setelah pengumpulan data dapat diolah menggunakan perangkat lunak komputer. Perangkat lunak yang akan digunakan adalah Microsoft Excel, kemudian hasil yang didapat setelah diolah dapat dijelaskan secara deskriptif. Analisis kelayakan finansial menggunakan perhitungan-perhitungan kriteria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio(Net B/C), danPayback Period(PP). selain itu diperlukan juga analisis sensitivitas untuk melihat kepekaan usaha budidaya ikan gurami saat ada perubahan dalam proses pengembangan usaha.

Aspek Non Finansial

Aspek Pasar

(32)

Aspek Teknis

Aspek teknis dikaji untuk melihat evaluasi terkaiit dengan input dan output

dari komoditas (barang) atau jasa yang akan diproduksi oleh perusahaan. Aspek teknis sangat mempengaruhi kelancaran jalannya suatu usaha. Dari penggabungan 2 atau lebih input yang digunakan akan menghasilkan 1 atau lebih output

komoditas pertanian, namun aspek teknis (processing) juga mempengaruhi hasil dari olahan faktor produksi. Untuk aspek teknis, yang akan dinilai adalah layout

bangunan usaha, lokasi usaha dan teknologi yang digunakan dalam perusahaan apakah layak untuk memudahkan dalam aksesibilitas dan untuk pemeliharaan selama proses budidaya ikan gurami.

Menurut Gittinger (1986), analisis teknis ini akan mengujin hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha akan direncanakan, seperti keadaan tanahg di dalam lokasi dan efeknya bagi pengembangan untuk usaha tersebut, ketersediaan debit air yang alami maupun yang diberdayakan (pembangunan irigasi), serta penggunaan varietas benih yang cocok. Dalam hal-hal tersebut aspek teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial.

Aspek Sosial dan Lingkungan

Analisis aspek sosial menilai antara lain penambahan kesempatan bekerja, dan pengaruh bisnis terhadap lingkungan yang berada di sekitar lokasi usaha. Usaha ini dapat dikatakan layak apabila dapat memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat sekitar dengan penambahan lapangan kerja baru.Pada aspek ekonomi, analisis ini dilakukan untuk melihat dan menilai pendapatan yang didapatkan untuk para masyarakat di sekitar lokasi usaha berdampak positif atau tidak dikarenakan terbukanya kesempatan bekerja di lokasi usaha.

Aspek lingkungan perlu dianalisis untuk melihat dampak dan pengaruh usaha budidaya ikan gurami terhadap lingkungan sekitar yang berada di lokasi usaha budidaya. Pengkajian ini akan melihat apakah kualitas lingkungan menjadi baik atau menjadi buruk karena usaha budidaya tersebut. Usaha ini dapat dikatakan layak apabila usaha budidaya ini dapat meminimalisir kerusakan lingkungan yang diakibatkan karena usaha budidaya ikan gurami ini.

Aspek Manajemen

Aspek manajemen dan hukum mengkaji bagaimana proses dalam perencanaan dan pengelolaan suatu usaha berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk usaha yang digunakan, persyaratan untuk menjalankan usaha, struktur organisasi danjob description yang digunakan dan penggunaan tenaga kerja yang sesuai agar efektif.Aspek manajemen yang dianalisis adalah aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pada Kolam Gurami Bapak Ibrahim.

Aspek Hukum

(33)

gurami milik Bapak Ibrahim telah memenuhi persyaratan izin tersebut maka usaha yang dijalankan telah memenuhi masalah perizinan.

Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha.Dalam menentukan kelayakan finansial dari kegiatan pengembangan bisnis, diperlukan beberapa kriteria kelayakan finansial. Kriteria kelayakan finansial tersebut terdiri dari komonen laporan laba/rugi, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit and Cost Ratio(Net B/C),Payback Period(PP) serta analisis sensitivitas.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi mendeskripsikan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu.Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh laporan keuntungan dari usaha yang dijalankannya atau bisa sebaliknya (rugi).Laporan laba rugi didapatkan dari perhitungan selisih antara penerimaan dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya pada periode tertentu.

Cashflow

Cashflow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama periode tertentu.Arus kas ini memiliki sumber dan penggunaannya sehingga perubahan kas dapat diperinci untuk keperluan perhitungan keuangan perusahaan.Cashflow

terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan tahapan-tahapan bisnis.Unsur-unsur tersebut terdiri dari inflow (penerimaan), outflow

(pengeluaran), Net Benefit (nilai manfaat), dan IncrementalNet Benefit (manfaat bersih tambahan).Komponen yang terdapat dalam inflow adalah nilai produksi total, penerimaan pinjaman, nilai sewa, dan nilai sisa.Komponen outflow terdiri dari biaya invesatasi, biaya operasional/produksi, pajak dan bunga pinjaman. Net Present Value(NPV)

Net Presnt Value(NPV) adalah nilai pada masa sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih yang didapatkan antara nilai sekarang dari arus penerimaan yang ditimbulkan oleh investasi menurut Kadariah (1999). Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah berikut :

(1 + )

/

Keterangan :

NPV :Net Present Value(Rp)

Bt :Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)

Ct : Biaya pada tahun ke-t (Rp)

(34)

i :Discount Rate(%)

t : Tahun

Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah sebagai berikut : 1. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk diteruskan 2. Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk diteruskan

3. Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap dimana perushaan tidak mengalami untung ataupun rugi

Untuk menghitung NPV dapat menggunakan software seperti Microsoft Excel yang dapat menghitung nilai NPV secara otomatis dengan dasar nilai Net BenefitdanDiscount Rateyang digunakan dalamcashflow.

Internal Rate of Return(IRR)

IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol. Analisis IRR jika memiliki nilai yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sedangkan bila IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (Kadariah, 1999). Rumus yang digunakan untuk menghtiung IRR adalah sebagai berikut :

= + ( )

Keterangan :

NPV1 : NPV yang bernilai positif (Rp) NPV2 : NPV yang bernilai negatif (Rp)

: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif (%) : Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negative (%)

Nilai IRR, seperti juga NPV, dapat dihitung secara otomatis dengan menggunakan Software Microsoft Excel dengan menggunakan Net Benefit dan

discount factorpadacashflow. Net Benefit-Cost Ratio(Net B/C)

Net benefit cost ratio (Net B/C) adalah perbandingan antarapresent value

yang dari benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif menurut Kadariah (1999). Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut :

= / ( )

( )

/

Untuk Bt–Ct> 0 (+)

Untuk Bt–Ct< 0 (-)

Keterangan :

(35)

n : Umur ekonomis proyek (Tahun)

Jika Net B/C ratio > 1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran sebanyak Rp 1 maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.

Perhitungan nilai Net B/C juga dapat menggunakan Software Microsoft Exceldengan membagi nilaiPresent Value(PV) yang positif dengan nilaiPresent Value (PV) yang negative.Hasil perhitungannya menggunakan nilai absolute

(tanda mutlak) sehingga nilai negatif tidak mempengaruhi.

Payback Period(PP)

Payback period (PP) digunakan untuk menghitung jangka waktu (perkiraan) pengembalian modal investasi yang telah ditanamkan untuk membiayai kegiatan usaha tersebut.Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang digunakan dalam proyek tersebut dapat dikembalikan menurut Kadariah (1999). PP dapat dirumuskan sebagai berikut :

=

Keterangan :

PP : Waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi (tahun/bulan)

I : Jumlah modal investasi yang diperlukan (Rp) Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun (Rp)

Selama kegiatan usaha dapat mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur ekonomis, berarti usaha masih dapat dijalankan.Namun jika sampai saat usaha berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang ditanamkan, maka usaha lebih baik tidak dijalankan.

Analisis Sensitivitas

(36)

merupakan hasil tangkapan yang harganya sangat dipengaruhi oleh cuaca. Umumnya harga pakan pelet biasa naik sebesar 10% dari harga normal. Selain kenaikan harga pakan, penurunan jumlah produksi juga dimasukkan ke dalam analisis sensitivitas karena untuk budidaya pembenihan ikan gurami kualitas air dan iklim memiliki pengaruh untuk tingkat kehidupan (survival rate) dari benih yang dihasilkan. Perkiraan penurunan produksi yang terdapat di kolam gurami Bapak Ibrahim sebesar 20%.

Asumsi Dasar

Dalam perhitungan kelayakan terdapat beberapa perkiraan atau asumsi untuk memudahkan perhitungan. Adapun perkiraan yang digunakan pada usaha budidaya ikan gurami ini adalah sebagai berikut :

1. Umur bisnis usaha ditetapkan 10 tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan umur ekonomis dari aset seperti kolam tanah, bangunan rumah dan hatchery yang terdapat di lokasi usaha.

2. Harga yang digunakan diasumsikan konstan. Baik harga input maupun harga

outputdari kegiatan usaha budidaya ikan gurami. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku ketika wawancara dengan pihak yang ada di Kolam Gurami Bapak Ibrahim pada saat penelitian dilakukan. Penetapan harga ini berdasarkan ketentuan harga yang didapatkan saat penelitian dan wawancara.

3. Seluruh modal yang digunakan dalam semua kegiatan pembenihan berasal dari modal sendiri. Tingkat discount rate yang digunakan sebesar 7 % yang merupakan suku bunga deposito di Bank Mandiri.

4. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu :

Penyusutan =Nilai beli Nilai sisa umur ekonomis

5. Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun ke-1 yaitu tahun 2015, karena pengusahaan ikan gurami dilakukan pada tahun tersebut, bersamaan dengan kegiatan produksi dan operasional perusahaan dimulai setelah persiapan awal.

6. Wadah penetasan telur yang digunakan di dalam hatcherysebanyak 15 wadah dengan ukuran bak wadah penetasan berdiameter 50 cm.

7. Total telur yang ditebar setiap bak penetasan telur sebanyak 1.000 butir dengan

survival ratesebesar 60% sampai ukuran kuaci (0,5-0,8 cm).

8. SR (Survival Rate) untuk pendederan sebesar 80% dari ukuran kuaci (0,5-0,8 cm) hingga siap ditebar saat ukuran benih mencapai “bungkus rokok” dengan ukuran 12-15 cm dan bobot 200-250 gram.

9. Umur produktif indukan ikan gurami adalah 5 tahun.

10. Pada analisis sensitivitas, diasumsikan komponen lain selain harga bahan baku dan volume penjualan tidak berubah (ceteris paribus).

11. Kegiatan pembenihan menggunakan indukan dengan perbandingan 1 jantan dan 5 betina.

(37)

13. Ketentuan pajak mengikuti ketentuan undang-undang nomor 46 Tahun 2013 yaitu tarif pajak penghasilan sebesar 1% dari omset yang didapat perusahaan bila penerimaan yang didapat perusahaan di bawah Rp 4 800 000.

GAMBARAN UMUM

Lokasi dan Tata Letak

Kolam Gurami Bapak Ibrahim terletak di Kampung Iwul Desa Bojong Sempu, Ciseeng-Parung, Bogor, Jawa Barat. Lokasi berada di dekat Pasar Ciseeng. Sebelah utara merupakan jalan yang mengarah ke daerah Rumpin. Sebelah timur berbatasan dengan kampung Kongsi, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa Parigi. Pada bagian barat berbatasan langsung dengan desa Babakan. Lokasi usaha yang berada di Ciseeng memiliki tempat yang cukup strategis untuk budidaya pembenihan ikan gurami. Parameter yang dijadikan landasan adalah suhu yang mendukung untuk aspek teknis serta kualitas air lainnya yang cukup mendukung untuk lingkungan yang dibutuhkan untuk kegiatan pembenihan ikan gurami tersebut.

Sejarah Kolam Gurami Bapak Ibrahim

Kolam Gurami Bapak Ibrahim telah berdiri sejak tahun 1990. Awalnya kolam yang ada di lokasi tersebut merupakan lahan yang digunakan untuk pertanian, namun sejak tahun 1990, lahan tersebut dialih fungsikan menjadi kegiatan budidaya pembenihan ikan gurami sehingga terjadi perubahan dari segi sarana dan prasarana. Lokasi seluas 30.000 m² ini sekarang dilengkapi dengan bangunan hatchery tertutup dan kolam untuk budidaya (pembenihan dan pendederan) ikan gurami sebanyak 5 unit untuk kolam pemijahan, kolam terpal 5 unit dan kolam tanah yang digunakan untuk pendederan dengan berbagai ukuran, serta berbagai sarana dan prasarana pendukung yang menunjang kegiatan budidaya ikan gurami (Gambar 2).

(38)

Sejak diubah menjadi budidaya ikan gurami, Kolam Gurami Bapak Ibrahim mengalami peningkatan kegiatan dalam kegiatan pendederan. Dari segi pembenihan (penetasan telur dan pemeliharaan larva), kegiatan produksi benih di Kolam Gurami Bapak Ibrahim dapat dikatakan belum maksimal kapasitas produksinya. Sarana dan prasarana lain juga dibangun seperti pembuatanhatchery

yang di dalamnya terdapat 15 bak yang dilengkapi dengan sumber air yang berasal dari sungai dan ditampung di tandon, yang digunakan untuk penetasan terlur. Untuk proses pendederan juga telah dibangun kolam terpal dan kolam tanah yang semuanya dipergunakan untuk proses budidaya pembenihan ikan gurami. Selain investasi untuk proses produksi, terdapat bangunan lain seperti rumah jaga dan ruang penyimpanan pakan.

Fasilitas Budidaya Pembenihan Ikan Gurami

Pada proses produksi pembenihan ikan gurami, Bapak Ibrahim menggunakan berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang berguna untuk mendukung dalam menghasilkan benih dengan bobot 200-250 gram yang menjadi output dari hasil budidaya pembenihan ikan gurami miliknya. Berbagai fasilitas yang digunakan terbagi ke dalam dua kategori yaitu fasilitas utama dan fasilitas pendukung.

Fasilitas Utama

Fasilitas sarana dan prasarana pembenihan ikan gurami di kolam Bapak Ibrahim dicatat saat observasi ke lokasi penelitian dilakukan. Pengambilan data fasilitas pembenihan dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran secara langsung semua sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan budidaya pembenihan ikan gurami. Kegiatan budidaya pembenihan di Kolam Gurami Bapak Ibrahim dimulai dengan pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva sampai pemeliharaan benih dan pendederan untuk fase-fase selanjutnya. Sarana dan prasarana pembenihan ikan gurami yang diamati di Kolam Gurami Bapak Ibrahim sebagai berikut :

1. Wadah Penetasan Telur

Akuarium yang digunakan dalam usaha pembenihan gurami berfungsi sebagai tempat penetasan telur dan tempat pemeliharaan larva hingga menjadi benih ukuran tertentu. Ukuran wadah yang digunakan adalah bak dengan ukuran diameter 50 cm (Gambar 3). Wadah yang digunakan mampu menampung sebanyak 2.000 butir telur dan terdapat sebanyak 15 wadah bak penetasan telur.

Survival rate yang terdapat di wadah penetasan telur ini sebesar 65 % (berdasarkan hasil wawancara).

(39)

Gambar 3. Wadah yang disusun dalamHatchery

2. Kolam Pemijahan Induk

Kolam pemeliharaan induk dibuat dekat dengan kolam pemijahan untuk memudahkan pemindahan induk yang telah matang gonad ke kolam pemijahan. Kolam dengan ukuran 15 x 4 m² ini dipilih di daerah yang tenang, tidak ada lalu-lalang dari orang, aman, dan berada di tempat yang setengah teduh agar ikan tidak terkena sinar matahari secara langsung (Gambar 4). Sinar matahari yang masuk secara langsung dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi air dan suhu secara fluktuatif. Kolam pemijahan ini terdapat 5 unit dan diisi indukan dengan perbandingan 1 jantan 5 betina di tiap-tiap kolam pemijahan yang ada di kolam gurami Bapak Ibrahim. Kolam ini dibatasi oleh paranet dan di tengah kolam diletakkan ijuk kering yang berguna untuk tempat peletakkan telur-telur gurami setelah memijah. Umur ekonomis dari kolam ini mampu mencapai 10 tahun masa pemakaian.

(40)

3. Kolam Terpal

Kolam terpal dengan ukuran 8 x 2 m ini merupakan wadah pemeliharaan setelah wadah penetasan telur. Kolam terpal ini mampu menampung 5000 ekor benih gurami. Ukuran awal yang ditebar di kolam ini adalah larva gurami yang telah habis cadangan makanan alaminya atau setelah masa pemeliharaan 12 hari dari penetasan telur. Pembuatan kolam terpal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengontrol larva gurami yang dipelihara. Pada masa ini survival rate benih ada dikisaran 70 %. Untuk bagian atas kolam terpal ini dipasang paranet yang berguna sebagai tempat teduh benih gurami karena panas cahaya matahari.

Gambar 5. Bak fiber untuk pemeliharaan benih

4. Kolam Tanah Pendederan 1

Kolam tanah pendederan 1 yang terdapat di kolam Bapak Ibrahim ini berukuran 20 x 10 m2 dengan daya tampung maksimal sebesar 12.000 ekor (berdasarkan narasumber). Kolam ini digunakan dari benih gurami yang berukuran 0,5 cm – 0,8 cm sampai dengan benih berukuran 4 cm. kolam ini berjumlah 7 unit dengan posisi kolam berada sedikit di atas dari lahan yang dimiliki oleh Bapak Ibrahim.

(41)

5. Kolam Tanah Pendederan 2

Kolam tanah ini memiliki fungsi yang sama seperti kolam pendederan 1 yaitu untuk mendeder benih gurami sampai ukuran yang diinginkan. Namun untuk pendederan 2 ini ukuran benih dimulai dari ukuran benih 4 cm sampai benih gurami berukuran 12 cm. Daya tampug kolam berukuran 40 x 20 m2ini maksimal sebesar 8.000 ekor (berdasarkan narasumber). Tetapi yang sedikit membedakan kolam pendederan 2 ini dengan kolam pendederan 1 adalah kedalaman airnya, untuk kolam pendederan 2 ini sedikit lebih dalam dibandingkan dengan kolam pendederan 1.

Gambar 6. Kolam tanah pendederan 2

6. Pompa Air

Gambar 7. Pompa air

(42)

Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung merupakan fasilitas yang berguna untuk mendukung sarana dan prasarana dalam proses budidaya. Dalam proses kegiatan budidaya pembenihan, fasilitas ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan kegiatan budidaya. Ada beberapa fasilitas pendukung yang ada di Vizan Farm yaitu:

1. Centong

Centong digunakan pada saat proses penyortiran ikan yang jumlahnya sebanyak 2 buah dengan harga sebesar Rp 3 000 per unit dan memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.

2. Serokan

Serokan atau seser digunakan pada saat pemanenan atau pemindahan ikan dari wadah budidaya. Ada dua jenis serokan yang digunakan yatu serokan besar dan serokan kecil. Harga serokan besar Rp 7 500 per unit dan memiliki umur ekonomis yang lebih dari 1 tahun.

3. Baskom Sortir

Baki digunakan untuk menampung ikan pada saat proses sortasi. Harga baskom sortir yang digunakan kolam gurami Bapak Ibrahim adalah Rp 10 000 yang memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.

4. Kemplung

Kemplung digunakan untuk mengangkut benih gurami saat proses pemanenan ikan gurami. Harga kemplung yang digunakan Bapak Ibrahim seharga Rp 300 000/pasang. Kolam gurami Bapak Ibrahim memiliki 3 pasang kemplung.

(43)

5. Fasilitas Pendukung lainnya

Fasilitas pendukung lainnya yang terdapat di kolam gurami Bapak Ibrahim seperti sepeda motor,Handphone,dll.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Aspek Non Finansial

Aspek yang perlu dianalisis dalam mengkaji studi kelayakan usaha terdapat dua kategori, diantaranya adalah aspek non finansial dan aspek finansial. Dalam pengkajiannya, aspek non finansial yang dianalisis beberapa diantaranya adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial-ekonomi, aspek manajemen-hukum dan apek lingkungan. Berikut adalah hasil analisis aspek non finansial yang terdapat di kolam gurami Bapak Ibrahim.

Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar mengkaji variabel terkait yang memiliki tujuan untuk mengetahui berapa persen pasar yang akan dimasuki, struktur pasar, dan peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan datang serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan. Aspek-aspek yang dikaji adalah permintaan dan penawaran pasar, harga jual, dan strategi pemasaran serta perkiraan penjualan dari kolam gurami Bapak Ibrahim. Adapun hasil analisis aspek pasar meliputi :

1. Permintaan dan Penawaran

Pada saat ini Bapak Ibrahim mampu memproduksi benih gurami ukuran 12-15 cm sekitar 11 200 ekor setiap bulannya. Akan tetapi produksi yang dihasilkan tersebut belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan pasar untuk benih gurami di sekitar daerah kecamatan Ciseeng. Permintaan benih gurami yang terdapat di kolam gurami Bapak Sana sebesar 30 000 – 90 000 setiap bulannya (data : Pemerintah daerah kecamatan Ciseeng), hal ini berkaitan dengan musim tanam untuk kebutuhan di kolam Pembesaran.

Namun karena kondisi di kolam Bapak Ibrahim sendiri yang tidak cukup memasok benih ukuran 0,5 cm untuk kebutuhan pendederannya, Bapak Ibrahim memasok benih ukuran 0,5 cm dari petani lain sekitar 10 429 ekor setiap bulannya. Hal ini dikarenakan kondisi output larva hasil pemijahan yang terdapat di kolam gurami Bapak Ibrahim hanya mampu menghasilkan 3 571 ekor setiap bulannya, sedangkan kebutuhan untuk larva di kolam gurami Bapak Ibrahim sebesar 23 333 ekor setiap bulannya.

(44)

yang sebelumnya terputus di kolam gurami Bapak Ibrahim dapat berjalan sesuai dengan fase pembenihan ikan gurami.

2. Harga

Harga benih gurami yang ditawarkan oleh Bapak Ibrahim adalah Rp 2 500 per ekor dengan panjang ukuran benih 12 cm. Harga benih ikan gurami yang ditawarkan cukup stabil dan mengikuti harga yang berada di pasar wilayah Ciseeng. Sedangkan untuk harga benih berukuran 0,5 cm yang akan dikembangkan berada di harga Rp 150 per ekor. Penetapan harga tersebut berdasarkan pasar para pelaku usaha yang menjual benih dengan ukuran 0,5 cm di wilayah Ciseeng.

3. Stretegi Pemasaran

Benih ikan gurami yang dihasilkan oleh Bapak Ibrahim (ukuran 12 cm) dalam product life cycle telah mencapai tahap pertumbuhan (growth), dimana permintaan untuk benih ikan gurami dengan ukuran 12 cm masih cukup tinggi sedangkan produksi Bapak Ibrahim belum cukup untuk memenuhinya. Strategi pemasaran yang digunakan berdasarkan 4P, bauran produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

a) Bauran Produk (Product)

Produk atau komoditas yang dihasilkan kolam gurami Bapak Ibrahim adalah benih yang memiliki ukuran panjang 12 cm dengan ukuran bobot rata-rata 250 gram. Benih yang dihasilkan ini sebelumnya disortasi terlebih dahulu agar ketika masuk dalam proses penjualan benih telah homogen. Sortasi ini diperlukan agar kualitas benih yang dijual dalam kondisi yang baik dan seragam dalam ukurannya. Sementara rencana yang digunakan dalam pengembangan usaha akan menghasilkan benih dengan ukuran 0,5 cm yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendederan kolam gurami Bapak Ibrahim.

b) Bauran Harga (Price)

Komoditas benih ikan gurami dengan ukuran 12 cm yang dijual Bapak Ibrahim berada di harga Rp 2 500 per ekor. Sedangkan rencana pengembangan untuk memasok benih ikan gurami di kolam gurami milik Bapak Ibrahim seharga Rp. 150 per ekor dengan ukuran 0,5 cm.

c) Saluran Distribusi (Place)

Gambar

GAMBARAN UMUM................................................................................................21
Gambar 1. Kerangka pemikiran operasional
Gambar 2. Lokasi kolam gurami Bapak Ibrahim
Gambar 3. Wadah yang disusun dalam Hatchery
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan bahwa diduga ukuran perusahaan, profitabilitas

Undang-Undang Perseroan Terbatas Tugas komisaris independen tidak diatur secara rinci, akan tetapi secara umum tugas dari pada komisaris termasuk juga komisaris

Hasil dari penelitian pada variabel citra merek yang terdiri dari 3 indikator yaitu citra perusahaan, citra produk dan citra pemakai yang telah memberikan

Skin lotion penolak nyamuk yang diperoleh melalui cara kedua seluruhnya digunakan dalam uji efektivitas menunjukkan hasil yang negatif (-), kare- na tidak adanya gigitan nyamuk

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan analisis kelayakan finansial proyek pembangunan PLTU RIAU 2 x 110 MW dengan menggunakan metode yang memperhitungkan

Disajikan beberapa pernyataan tentang tanda- tanda perilaku yang baik, peserta didik dapat menunjukkan tanda-tanda seseorang yang berpeilaku tasamuh. Peserta didik dapat

Demikian juga perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan E, pengaruh pemberian level pupuk urea berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap produksi bahan kering