• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUDUL PENELITIA1 sudah direvisi1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JUDUL PENELITIA1 sudah direvisi1 "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO

OPTIMAL UNTUK PENGAMBALIAN KEPUTUSAN

INVESTASI

(Studi Kasus Pada Saham Jakarta Islamic Index di BEJ)

DYANA BINTARIYAKA 02.61.0028

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu sarana berinvestasi yang menarik bagi

investor. Hal ini disebabkan pasar modal menjanjikan pengembalian yang lebih

besar kepada investor dibanding perbankan. Pasar modal memberikan kesempatan

kepada investor untuk dapat memilih secara bebas sekuritas–sekuritas yang

diperdagangkan di pasar modal sesuai dengan preferensi risiko, ketersediaan dana

dan jangka waktu investasi.

Pasar modal juga merupakan sarana penghimpunan dana bagi perusahaan

yang telah go public. Keuntungan perusahaan menghimpun dana melalui pasar modal adalah dana yang dihimpun relatif besar dan sesuai dengan potensi

perusahaan, alternatif dana yang ditawarkan pada umumnya berjangka panjang

dan emiten mempunyai keleluasaan untuk memanfaatkan dana yang terjaring.

Kehadiran pasar modal di Indonesia memberikan peluang investasi yang

semakin besar kepada para investor yang menganggap bahwa pasar modal mampu

memberikan manfaat sebagai sarana pengalokasian dana yang produktif untuk

jangka panjang dan ini diperlihatkan dengan kinerja perdagangan di Bursa Efek

Jakarta yang juga menunjukkan hasil yang positif, dengan maraknya investasi

yang semakin memberikan peluang tersebut akan menjadikan kebutuhan akan

analisis sekuritas juga meningkat. Hal ini disebabkan investor yang akan

(3)

informasi tentang sekuritas yang nantinya berhubungan erat dengan tingkat

pengembalian yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.

Satu hal yang menarik untuk dicermati bahwa, pada beberapa tahun

terakhir investasi berbasis syariah sedang berkembang pesat. Industri Islamic financial services ini merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat secara global, rata – rata sebesar 10 % sampai 15 % per tahun. Pasar yang

dikelolanya bernilai $100 milyar (Achsien, 2003:2). Nilai investasi ini masih

memungkinkan terus meningkat untuk menyerap dana dari surplus unit

masyarakat muslim yang tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Berdasarkan keberhasilan dan prospek dari berbagai produk syariah

tersebut, PT Bursa Efek Jakarta mengadakan kesepakatan dengan PT. Danareksa

Investment Management (DIM) pada 5 mei 2000 yang melahirkan suatu indeks

syariah di pasar modal, indeks ini dikenal dengan Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini telah diumumkan daftar halal dan langsung dioperasikan tanggal 3 juli

2000. indeks ini akan melengkapi indeks – indeks yang selama ini ada di Bursa

Efek Jakarta.

Saham – saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) dipilih berdasarkan criteria – criteria tertentu. Criteria tersebut antara lain: mempunyai

likuiditas yang tinggi, memenuhi criteria dalam syariah islam, serta emitennya

dalam kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan islam. Kinerja dari saham –

saham yang menyusunnya dipantau secara rutin oleh PT. Danareksa Investment

Management (DIM) dan diperbaharui setiap 6 bulan sekali, yaitu pada bulan juli

(4)

Indeks syariah ini menjadi acuan berinvestasi oleh para investor yang

menerapkan prinsip syariah dalam investasinya. JII merupakan indeks yang

memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang dapat dilihat dari agregat saham – saham

jii cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif

diperdagangkan (JSX Fact book, 2000)

Keputusan untuk berinvestasi pada pasar modal disebabkan oleh adanya

beberapa daya tarik yang dimiliki oleh pasar modal, antara lain : pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana disamping perbankan. Pada pasar

modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa saham dan

obligasi sehingga perusahaan dapat terhindar dari kondisi rasio utang terhadap

ekuitas yang terlalu tinggi. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan perferensi risiko

mereka. Ketiga, investasi pada sekuritas mempunyai likuiditas yang tinggi sehingga memungkinkan adanya alokasi dana yang efisien.

Pengembalian dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana

semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula

tingkat risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat

dipisahkan. Adanya perbedaan dalam memandang risiko ini maka perlu adanya

pengelolaan kesempatan investasi, yaitu dengan penciptaan berbagai pengelolaan

investasi alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan

porporsi modal yang diinvestasikan pada masing – masing saham dengan tujuan

(5)

Portofolio adalah suatu alat untuk menilai sekuritas atau asset, dalam

rangka menyeleksi asset tersebut untuk tujuan diversifikasi. Dalam membentuk

portofolio yang menjadi masalah adalah terdapat banyak sekali portofolio yang

dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Jika terdapat

kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul

pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor

mengambil keputusan secara rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang

optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model

Markowitz atau dengan model indeks tunggal. Salah satu kegunaan model indeks

tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz (Jogiyanto,

2000:169) Jelaskan tentang JII dan Bagaimana Menghitung Nisbahnya (bukan

SBI)

Cari data pembanding Perusahaan BII 2 atau lebih

Berdasarkan uaraian latar belakang permasalahan diatas maka dalam hal

ini penulis mengambil judul “ ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI“ (pada saham Jakarta Islamic Index yang aktif di BEJ ).

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Saham – saham apa saja yang terbentuk dalam portofolio yang optimal

pada saham yang termasuk Jakarta Islamic index (JII) dan berapa proporsi

(6)

2. Bagaimana tingkat risiko dan pengembalian portofolio saham JII yang

terbentuk selama periode penelitian?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, agar masalah tidak meluas maka penulis memberi

batasan – batasan sebagai berikut:

1. Saham – saham yang diteliti adalah saham – saham Jakarta Islamic Index

yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.

2. Periode penelitian mulai Juli 2000 sampai Desember 2004

3. Penelitian menggunakan single benchmark index portofolio, yaitu JII. 4. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko dalam perhitungan Excess

Return to Beta (ERB) menggunakan tingkat suku bunga SBI Bulanan

selama periode penelitian.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui saham – saham yang terbentuk dalam portofolio yang

optimal.

b. Mengetahui besarnya tingkat pengembalian dan risiko portofolio yang

optimal.

2. Kegunaan Penelitian.

a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

(7)

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah

yang lebih baik bagi penelitian selanju

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Indah Wahyuni pada tahun 2006 dengan judul

“Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk Portofolio Optimal dalam

pengambilan keputusan investasi saham pada indeks LQ 45 di BEJ”. Dengan hasil

penelitian yang dilakukannya adalah: jumlah emiten yang membentuk portofolio

optimal sebanyak 11 emiten diantaranya: Gudang Garam Tbk, Dankos

Laboratories Tbk, Timah Tbk, Matahari Putera Prima Tbk, United Tractors Tbk,

Semen Cibinong Tbk, HM Sampoerna Tbk, Bank Central Asia Tbk, Kawasan

Industri Jabeka Tbk, Limas Stockhomindo Tbk, Bentoel International Investama

Tbk, kemudian risiko portofolio sebesar 0,00059% dengan tingkat pengembalian

sebesar 0,0103%

Ada sejumlah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang.adapun perbedaan dan persamaannya yaitu:persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan

metode indeks tunggal untuk membentuk portofolio optimal sedangkan

perbedaannya adalah:

(8)

1. Obyek yang diteliti sekarang merupakan saham yang termasuk saham

Jakarta Islamic Indexs sedangkan penelitian terdahulu adalah saham yang

termasuk indeks LQ 45.

2. periode penelitian mulai januari 2005 sampai desember 2006.

B. Landasan Teori 1. Investasi.

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada

saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Ada dua faktor yang dipertimbangkan dalam pangambilan keputusan, yaitu

tingkat pengembalian dan risiko. Investasi di pasar modal sangat memerlukan

pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis

efek–efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap

dimiliki.

Investasi juga merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang,

baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang

lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal

(Downes dan Goodman dalam warsono, 2001:1)

Investasi dapat menunjuk ke suatu investasi keuangan atau menunjuk ke

investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari

keberhasilan pekerjaannya. Investasi berkonotasi gagasan bahwa keamanan pokok

(investasi) adalah penting. Sebaliknya, spekulasi jauh lebih beresiko.

Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan

(9)

pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti risiko yang tinggi. Jadi, tidaklah

tepat bahwa tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat pengembalian yang

setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh risiko yang tinggi pula.

Dalam rangka untuk menyeimbangkan antara tingkat pengembalian dan

risiko ini diperlukan pengelolaan investasi, sehingga akan memperoleh investasi

yang rasional, dalam arti dengan risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh

tingkat pengembalian tertentu, atau dengan risiko tertentu akan memperoleh

tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya.

Menurut Tandelilin (2000 : 5), beberapa alasan seseorang melakukan

investasi, antara lain:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.

Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu, atau setidaknya berusaha bagaimana

mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak

berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan investasi dalam pemilikan

perusahaan atau obyek lain, seseoarang dapat menghindarkan diri dari

risiko penurunan kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh

inflasi.

c. Dorongan untuk menhemat pajak. Beberapa Negara di dunia banyak

melakukan kebijakan bersifat mendorong tumbuhnya investasi di

masyarakat melalui pembelian fasilitas perpajakan kepada masyarakat

(10)

2. Return dan Risiko Investasi.

a. Return Investasi

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return menurut

(Jogiyanto, 2003; 109) dapat dibedakan menjadi:

1) Return Realisasi (realized return)

Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data

histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu

pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai

dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return) dan risiko dimasa

mendatang.

Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return

total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode

tertentu. Adapun rumus return realisasi menurut (Jogiyanto, 2003; 111)

adalah:

1 1

    

t t t t i

P D P P R

Keterangan:

Ri : return saham

Pt : harga saham pada saat t

Pt-1 : harga saham pada saat t-1

(11)

2) Return Ekspektasi (Expected Return)

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa

mendatang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua

analisis yaitu:

a. Pendekatan Peramalan

Perhitungan pendekatan ini menggunakan pemisahan untuk masa

depan, yaitu kondisi yang diduga dan probabilitas yang diperkirakan

terjadi sebagai berikut (jogiyanto, 2003;126):

 

n

j

j ij

i R P

R E

1

) . ( )

(

Keterangan:

E (Ri) : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i

Rij : Hasil masa depan ke j untuk sekuritas i

Pj : Probabilitas hasil masa depan ke j

b. Pendekatan Historis

Yaitu return actual yang telah terjadi dimasa lalu yang merupakan

rata-rata return yang telah terjadi dengan rumus sebagai berikut;

E (Ri) =

n Ri

( )
(12)

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang

diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan

perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut.

1) Pengelompokan Risiko

a) Risiko tidak Sistematis (ei2)

Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang

umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi

(diverfiable). Risiko yang termasuk dalam kelompok ini adalah risiko kegagalan karena kondisi intern perusahaan, risiko kredit atau

financial, risiko manajemen atau convertability risk.

b) Risiko sistematik (βi)

Merupakan risiko pasar tang bersifat umum dan berlaku bagi

semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak

mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.

Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak

mempengaruhi harga saham dipasar modal, misalnya perubahan dalam

kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, inflasi,

devaluasi, dan resesi.

2) Pengukuran Risiko

a) Pengukuran risiko sistematis/Beta saham

(13)

Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return suatu

sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu

(Jogiyanto, 2003;193). Adapun cara mengestimasi beta yaitu: Beta

sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan

data historis. Data historis adalah untuk menghitng beta waktu lalu

dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang (husnan,

2000;98). Beta sekuritas individual cenderung mempunyai

koefisien determinasi (yaitu dalam bentuk kuadrat dari koefisien

korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien

determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bias

dijelaskan oleh Rm. Dengan demikian semakin besar koefisien

determinasi semakin akurat estimasi beta. Adapun rumus beta

sekuritas (jogiyanto, 2003;201):

2 m

m

i i

 

 

Keterangan:

βi : Beta sekuritas

σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar

Σm2 : varian return pasar

Beta juga dapat dihitung dengan menggunakan teknik

persamaan regresi. Teknik regresi untuk mengestimasikan beta

suatu sekuritas sebagai variable dependen dan return pasar sebagai

(14)

yang dugunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan

pada model indeks tunggal:

Ri :αi + βi.Rm + ei

b) Pengukuran risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko saham

yang tidak dapat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Risiko tidak

sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei). Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah terjadi sehingga

merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan

pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang

belum terjadi yang masih dapat menyimpang dari harapan yang

masih mengandung ketidakpastian, sehingga nilai ekspaktasi masih

dapat menyimpang dari nilai realisasinya yang akan terjadi.

Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan

kesalahan estimasi, kesalahan ini ditunjukkan oleh kesalahan

residu (ei). Adapun rumus risiko tidak sistematis (Jogiyanto,

2003;238):

2 2 2 2

. : i i m

ei   

 

Keterangan:

2

ei

 : Risiko tidak sistematis

2

i

(15)

2

i

 : Beta saham

2

m

 : Varian pasar

C. Teori Portofolio.

Arti portofolio adalah sekumpulan surat-surat atau sekumpulan

kesempatan investasi. Menurut tandelilin (2001;456) berpendapat bahwa

aspek pokok teori portofolio adalah konsep leader risiko yang terkait pada aktiva yang berada dalam suatu portofolio akan berlainan dengan leader risiko

dari aktiva yang berdiri sendiri.

Portofolio merupakan sekumpulan surat atau saham, obligasi,

instrument pasar yang uang atau jenis investasi yang dimiliki seseorang atau

badan yang biasanya disusun sedemikian rupa dalam rangka penyebaran

risiko.

Teori ini muncul didasarkan atas fenomena bahwa investor

financial assets menanamkan dananya pada beberapa saham yang sering disebut diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko yang mereka tanggung.

Teori ini menjelaskan hubungan antara tingkat risiko yang harus ditanggung

dengan hasil (return) yang diharapkan dari portofolio, dan bertujuan untuk

memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimiliki yang

disebut dengan efisiensi portofolio dalam rti memberikan hasil yang tertinggi

(16)

Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi

mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang

wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk adverse). Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi

dengan penghambatan diharapkan yang sam dan risiko yang berbeda, maka ia

akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah (Fabozzi,

2001;63).

Jika seorang investor memilki beberapa pilihan portofolio yang

efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya.

D. Model Indeks Tunggal

Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Henry Markowitz,

selanjutnya mengalami banyak perkembangan dan penyederhanan yang

membawa dampak besar pada implementasi teori tersebut. Model tersebut

adalah model indeks tunggal yang dikembangkan oleh William Sharpe

pada tahun 1963. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan

perhitungan model Markowitz (Jogiyanto, 2003;161).

Kalau kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada

saat pasar membaik (yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia).

Harga saham individu juga meningkat demikian juga sebaliknya pada saat

pasar memburuk maka saham akan turun harganya. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan

perubahan pasar (Husnan, 2000;93). Jadi dapat disimpulkan bahwa model

(17)

sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga saham. Maka tingkat

return saham dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003;232)

a. Return dan Risiko Saham Model Indeks Tunggal

1) Return suatu saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ri = ai + βt . Rm

Keterangan:

Ri : return sekuritas ke i

ai : suatu variable acak yang menunjukkan komponen dari return

sekuritas ke i yang independent terhadap kinerja pasar

βt : beta yang merupakan koefisisn yang mengukur perubahan Rt

akibat dari perubahan Rm

Rm : tingkat return dari indeks pasar juga merupakan variable acak

Variable ai merupakan komponen return yang tidak tergantung dari

return pasar. Variable ai dapat dipecah menjadi nilai yang ekspektasi

(expected value) αi dan kesalahan residu (residual error) ei sebagai

berikut:

ai = αi + ei

Persamaan return suatu saham, sekarang bias ditulis menjadi

Ri = αi + βi . Rm + ei

Keterangan:

Αi : nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independent terhadap

return pasar

(18)

ekspektasinya sama dengan nol atau E (ei) = 0:

2) Sedangkan return pasar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1 1     t t t m IHSG IHSG IHSG R

3) Risiko (varian return) sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut:

2 2 2 2 . ei m i

i   

  

Keterangan:

2

i

 : risiko sekuritas

2

i

 : beta sekuritas

2

m

 : varian dari return pasar

2

ei

 : varian dari kesalahan residu

4) Covarian return antar sekuritas i dan j

2 . . : i j m

ij   

Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke

dalam dua komponen yaitu sebagai berikut:

a. Komponen return yang unik diwakili oleh αi yang independent

terhadap return pasar

b. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang

(19)

Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model

ini terdiri dari dua bagian yaitu: risiko yang berhubungan dengan

pasar (market related risk) yaitu i . m2 dan risiko

masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu ei2

b. Analisis Portofolio Menggunakan Model Indeks Tunggal

1) Return ekspektasi portofolio

Return ekspektasi dari suatu portofolio merupakan rata-rata

tertimbang dari return sekuritas ekspektasi individual sekuritas.

Adapun rumusnya sebagai berikut:

E(Rp) : E(Rp) = αp + βp.E(Rm)

Beta portofolio (βp

)

merupakan rata-rata tertimbang dari

nilai masing-masing sekuritas

n

i i i

w p

1

:  

Keterangan:

p

: beta portofolio

i

w : proporsi sekuritas

i

: beta sekuritas

Alpha sekuritas

i n

i i

w

p

1

:

Keterangan:

p

(20)

i

w : proporsi portofolio

i

: alpha sekuritas

2) Risiko portofolio

   n i ei i m p p w 1 2 2 2 2 2 ) . (   

 (Jogiyanto,2003;248)

c. Penentuan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat

dimudahkan jika hanya pada sebuah angka yang dapat menentukan

apakah sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut.

Adapun dasar penantuan portofolio optimal berdasarkan model indeks

tunggal yaitu dengan membandingkan antara Excess Return to Beta

(ERB) dengan tingkat pembatas saham tertentu (Ci)

Menurut jogiyanto (2003;253), ERB adalah merupakan kelebihan

pengembalian berupa selisih antara pengembalian yang diperkirakan atas

sebuah asset dengan tingkat pengembalian bebas risiko.

Rumus yang digunakan:

i i Rf R E ERB    ( ) Keterangan:

ERB : Excess Return to Beta (kelebihan pengembalian) E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas

saham i

(21)

Βi : perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari

saham i

Sedangkan menurut Jogiyanto (2003;254), Cut-Off Rate (Ci) adalah merupakan pembatas pada tingkat tertentu, dengan rumus:

 

i j ei i m i j ei i m

Rf

Ri

E

Ci

1 2 2 2 1 2 2

1

)

(

Keterangan:

Ci : Cut-Off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

2

m

 : Varians pasar

2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

Ketentuan yang berlaku untuk masuk dalam portofolio optimal adalah:

Ci Rf Ri E i    ) ( , Atau ERB>Ci

Menurut Jogiyanto (2003;258), penentuan besarnya proporsi

tiap-tiap saham dapat dihitung dengan rumus:

(22)

Keterangan:

Wi : proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i

Zi : skala dari timbangan atas tiap-tiap saham

ZJ : total skala dari timbangan atas tiap-tiap saham

Dimana:

*

)(

:

2

E

Ri

Rf

C

Zi

i

ei

i

Keterangan:

Zi : skala dari timbangan atas tiap-tiap saham

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

i

: perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari

nilai saham i

Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

*

C

: Cut-off Rate optimal portofolio

2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

d. Hasil yang diharapkan untuk saham individual

Risiko yang relevan bagi saham individual adalah pengaruh

marginal risiko yang dimiliki tersebut terhadap deviasi standar suatu

portofolio yang di diversifikasi secara efisien, atau dengan kata lain risiko

(23)

harus dikaitkan dengan system tingkat risiko sistematiknya dan bukan

risiko totalnya.

Menurut Jogiyanto (2003;234), Expected return sekuritas individual dengan model indeks tunggal dapat menggunakan rumus:

) ( . :

)

(Ri E Rm

E  ii

Keterangan:

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

i

: Expected Return (nilai yang diperkirakan)

i

: perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari

saham i

) (Rm

E : return ekspektasi dari indeks pasar

e. Kerangka pikir

Investasi

Pembentukan Portofolio

Model Indeks Tunggal Model Indeks

Ganda

(24)

Keterangan:

Gambar tersebut menjelaskan bahwa investasi merupakan penanaman

sejumlah dana/modal pada saat sekarang baik dalam asset riil maupun

financial dengan harapan akan memperoleh pengembalian sesuai dengan

yang diharapkan di masa yang akan data

ng. Investasi dapat berupa saham, obligasi, reksadana dan atau instrument

lainnya. Pemilihan investasi yang efisien dan merupsksn konsep yang

paling penting dalam suatu portofolio dalam mengambil keputusan

pembelian saham. Keputusan investasi dapat dilakukan dengan

membentuk portofolio optimal. Salah satu model dalam membentuk

portofolio optimal adalah model indeks tunggal, yang mengasumsikan

factor yang mempengaruhi return ekspektasi saham individual adalah

indeks pasar. Model indeks tunggal dapat digunakan pada keputusan

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain

(Sugiyono, 2002 ; 11). Pemilihan jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu untuk meminimalkan risiko investasi pada tingkat return tertentu

bagi investor.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti (Arikunto,

2002;108). Populasi pada penelitian ini adalah sahan JII yang terdiri dari

30 emiten dalam setiap periode

(26)

Sampel yang digunakan dimulai pada juli 2000 sampai dengan desember

2004 dalam hal ini tiap tahunnya terdapat dua periode.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu data

yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja (Widayat

dan Amirullah, 2002; 69). Berdasarkan sumbernya, data sekunder dalam

penelitian ini diklasifikasikan pada kategori data eksternal sekunder. Data

eksternal sekunder pada penelitian ini antara lain berasal dari:

1. Buku, jurnal atau berbagai bentuk terbitan secara periodik yang diterbitkan

oleh organisasi atau instansi tertentu, yaitu data-data dari pusat. Referensi

pasar modal yang tercatat dalam jurnal-jurnal yang dikeluarkan secara

periodik oleh BEJ antara lain JSX Value Line.

2. Media internet yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk

memperoleh data SBI 30 hari dan www.yahoo.finance.cam untuk

mendapatkan data harga harian saham

C Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, buku, surat kabar, majalah, atau data-data yang berkaitan dengan obyek

penelitian (Arikunto, 2002;206)

D. Definisi Operasional Variable Penelitian

Variabel adalah atribut, cirri, sifat, kemampuan dan ukuran lainnya yang

berbeda-beda (bervariasi) yang dapat diterapkan peneliti untuk dikaji dan

(27)

analisis portofolio dan investasi saham, maka variable-veriabel yang perlu diteliti

yaitu:

1. Beta saham (β)

Merupakan suatu volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return

portofolio terhadap return pasar. 2. Return Ekspektasi Saham Individual.

Merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing

sekuritas

3. Varian pasar (σm2)

Merupakan resiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua

saham dalam pasar modal yang bersangkutan

4. Total Risiko

Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham

tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui

diversifikasi.

Kovarian return merupakan kovarian return antara sekuritas ke I dengan

return pasar.

5. Excess Return to Beta (ERB)

Merupakan kelebihan pengembalian berupa selisih antara pengembalian

yang diperkirakan atas sebuah asset dengan tingkat pengembalian bebas

risiko.

(28)

Merupakan langkah dlam penentuan nilai cut of rate berdasarkan nilai tingkat pengembalian ekspektasi individual, rata-rata tingkat suku bunga

bebas risiko, dan risiko masing-masing sekuritas.

7. Cut of Rate; Ci

Cut-Off Rate merupakan pembatasan pada tingkat tertentu. Penentuan tingkat pembatas saham (Ci) dan Cut-Off point (C*) yang merupakan nilai

tertinggi dari Ci

8. Proporsi dan aportofolio Wi dan Xi

Merupakan seberapa besar proporsi masing-masing sekuritas tersebut di

dalam portofilio optimal

9. Return portofolio; E(Rp)

Return ekspektasi dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang

dari return sekuritas ekspektasi individual sekuritas

10. Varian Portofolio; σ(Rp)

Varian dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang nilai risiko

masing-masing sekuritas

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data untuk membentuk portofolio

optimal dengan menggunakan metode indeks tunggal. Langkah – langkah yang

(29)

1. Perhitungan return saham individual.

Untuk menghitung return saham individual dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000; 108)

P

P

P

R

t t t it

1 1

 

Keterangan:

R

it : Return saham

P

t : Harga saham pada saat t

P

t1 : Harga saham pada saat t-1

Dengan tingkat pengembalian pasar sebesar:

JII

JII

JII

R

t t t

i m

1 1 .

 

Keterangan:

R

m.i : return pasar saham

JII

t : nilai saham JII pada saat t

JII

t1 : nilai saham JII pada saat t-1

2. Menentukan besarnya return ekspektasi saham individual.

(30)

 

 

N

E

R

R

i

i

Keterangan:

 

R

i

E

: Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i

 

R

i : jumlah total expected return untuk sekuritas i

N : jumlah periode sekuritas

Dan return ekspektasi pasar dengan rumus:

 

 

N

E

R

R

m

m

Keterangan:

 

R

m

E

: Expected return pasar ke i

 

R

m : jumlah total expected return pasar i

N : jumlah periode nilai pasar

3. Menghitung total risiko masing-masing saham

Total risiko masing-masing saham yang terdiri dari risiko

sistematis

2. 2

m i

 dan risiko tidak sistematis

 

2

ei

 dihitung dengan

menggunakan rumus:

Rmt Rit t i  .

(31)



       N

t mt mt N

t it it mt mt M im i

R

R

R

R

R

R

1 2 1 2

Dimana:

2

1 2

1

n

t it i i mt

ei

n

R

R

Keterangan:

: suatu variable acak yang menunjukkan komponen dari

return sekuritas ke-I yang independent terhadap kinerja

pasar

i : Beta yang merupakan koefisien yang mengukur

perubahan Rt atau Rm

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

R

mt : tingkat keuntungan pasar pada periode tertentu

R

it : rata-rata Ri

E(Rm) : rata-rata Rm

P

it : harga saham individual periode t

Pi

t1 : Harga saham pada saat t-1
(32)

2

ei :Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga

merupakan resiko unik atau resiko tidak sistematis

4. Merangking sekuritas

Beta pasar dapat diestimasikan dengan mengumpulkan nilai-nilai

historis dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu,

misalnya selama 6 bulan atau 200 hari untuk return harian. Dngan

mengasumsikan bahwa hubungan antara return sekuritas dan return pasar

adalah linier, maka Beta dapat diestimasikan secara manual dengan

memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi

(Jogiyanto, 2000; 239)

Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excees return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat

didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga

menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi yaitu return

dan risiko. Rasio ini dinotasikan dengan:

 

i

BR i

i

R

R

ERB

E

Keterangan:

ERB

i :Excess return to beta sekuritas ke- i

 

R

i
(33)

sekuritas ke- i

R

BR : Return aktiva bebas risiko (SBI)

i :Beta sekuritas ke- i

Berdasarkan penilaian ERB untuk setiap sekuritas, kemudian

urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB

terkecil. Portofolio optimal akan terdiri dari sekuritas-sekuritas yang

memiliki ERB tertinggi.

5. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai

berikut:

 

dan

E

ei

i BR i

i

R

R

A

2

,

2 2

ei i i

B

Keterangan:

A

i : skala dari timbangan ke A atas tiap-tiap saham

B

i : skala dari timbangan ke B atas tiap-tiap saham

ERB : Excess Return to Beta sekuritas ke i

 

R

i

E

: pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i
(34)

i : beta sekuritas ke-i

6. Menghitung Cut-Off Rate (Ci) dengan rumus:

Cut-Off Rate merupakan pembatasan pada tingkat tertentu. Penentuan tingkat pembatas saham (Ci) dan Cut-Off Point (C*) yang merupakan nilai tertinggi dari Ci

 

i

j i

M i

j i

M

i

B

A

C

1 2

1 2

1

Keterangan:

Ci : Cut-Off Rate (pembatasan pada tingkat tertentu)

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

B

i : perubahan tingkat penngembalian yang diperkirakan dari saham i

2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

2

M

: Varian dari return indeks pasar

Ci adalah nilai c untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi

nilai-nilai Ai sampai dengan Ai dan nilai Bi sampai dengan Bi

7. Menentukan besarnya Cut-Off Point (C*)

Besarnya Cut-Off Point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB

(35)

8. Menentukan porporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio.

Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah

dapat ditentukan, maka langkah selanjutnya menentukan berapa besar

proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar:

k j j i i

X

X

W

1

Dengan nilai Xi adalah sebesar:

 

*

2

ERB

C

ej

i

t

X

Keterangan:

W

i : Proporsi sekuritas ke- i

K : Jumlah sekuritas di portofolio optimal

C* : nilai Cut Off Point yang nerupakan nilai Ci terbesar

9. Menentukan expected return portofolio E (Rp) dan variance

portofolio

 

p2

 

R

R

M

p r p

E

2 1 2 2 2 2 2        

N

i i ei

M p

p

W

(36)

N

i i i

p

W

1

N

i i i

p

W

1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. JSX Fact book 2005, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2006. JSX Fact book 2006, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2005. JSX Value line 2005, PT 2Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2006. JSX Value Line 2006, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta, Jakarta

Fabozzi,Frank j. 1999, “Manajemen Investasi”, buku I, Salemba Empat, Jakarta H.M Jogiyanto, 1998, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Pertama,

Penerbit BPFE, Yogyakarta

H.M Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Husnan, Suad, 2001, “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”,

Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta

Indah Wahyuni, 2006, “Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk

Portofolio Optimal dalam pengambilan keputusan investasi saham pada

indeks LQ 45 di BEJ”

Warsono,2001, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, UMM Press, Malang

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan penggunaan model pembelajaran Cooperative metode STAD dengan pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran

Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah pada pada penerapan integral penerapan integral untuk luas untuk luas daerah, volume benda putar,

Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan mengenai optimasi kondensor tipe shell and tube pada mesin pendingin ruangan yang paling optimal

that our subjects showed somatic symptoms due to psychological disturbances, clinical symptoms of overt suspiciousness, overt negative emotionality, clinical symptoms of

Untuk menghasilkan perancangan Enterprise Architecture e-Commerce PQR PT XYZ mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi termasuk arsitektur

Wakil/Ejen tidak akan bertanggungjawab sekiranya hartanah yang dilelong ditarik balik (call-off) oleh Pelelong sebelum dan semasa lelongan dijalankan.. UNTUK PERTANYAAN LANJUT:

Saluran pemasaran yang terdapat di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri terdiri dari beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses penyampaian ubi kayu

gaining access to individuals and sites by obtaining permission, considering types of information will best answer the research questions, designing protocols or