• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh brand trust dan lokasi terhadap keputusan konsumen menginap pada Hotel Horison di Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh brand trust dan lokasi terhadap keputusan konsumen menginap pada Hotel Horison di Bandung"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama Alamat

Telepon Tanggal Lahir Tempat Lahir Agama

Gender Status Umur

Tinggi/Berat Badan Golongan Darah

: I.Nyoman Ricky Aditya Putra

: Komp.Leuwigajah Permai Jl.Melati no.17 Rt.02 Rw.15 Kel.Leuwigajah Kec.Cimahi Selatan 40532

: 085795875901 : 12 oktober 1991 : Cimahi

: Hindu : Laki-laki

: Belum Menikah : 22 Tahun : 167 cm/58 kg : O

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL

Institute Tempat Priode

SD : SDN Sudirman IV Cimahi 1997-2003

SMP : SMPN 9 Cimahi 2004-2006

SMA : SMA YWKA Bandung 2007-2009

(5)
(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas

berkat dan rahmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, karna atas

berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini dengan

judul:

Pengaruh Brand Trust dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Menginap Pada Hotel Horison di Bandung”

Dalam Penyusunan Usulan Penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

Usulan Penelitian ini jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan,

pengalaman serta kemampuan penulis, untuk itu penulis memerlukan saran dan

keritik yang sifatnya membangun.

Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, penulis memperoleh bantuan,

bimbingan dan petunjuk sehingga dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini.

Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar

besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia yang telah memberikan bimbingan, saran dan nasehatnya selama

penyusunan usulan penelitian ini.

2. Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,S.E.,Spec.,Lic.,Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Unikom.

3. Dr. Raeny Dwi santy,SE.,M.Si, dan selaku Ketua Program Studi Manajemen

(7)

memberikan saran dan nasehatnya selama penyusunan usulan penelitian ini

serta meluangkan waktunnya dari kesibukan beliau dengan sabar untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Ibu Trustorini Handayani.SE.,M.Si.,Selaku Ketua Panitia Sidang Akhir

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unikom

6. Prof Dr. Umi Narimawati Selaku dosen penguji-1 penulis yang telah

memberikan saran dan koreksi, semoga bermanfaat bagi penulis.

7. Bapa Oman Sukirnan,SE,MM ,Selaku dosen penguji-2 penulis yang telah

memberikan saran dan koreksi,semoga bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh karyawan Hotel Horison Bandung atas kesediaannya mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian.

9. Seluruh Staf Karyawan dan Dosen Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Unikom

10.Kedua orang tuaku tersayang, Bapak I.Wayan Thodya dan Ibu Sri Hastuti

yang dengan penuh kasih sayang serta do’anya telah memberikan kekuatan batin kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.

11.Sahabat-Sahabat,serta teman-teman kelas Mn-2 yang telah membentu dalam

penyusunan tugas ini baik waktu,motivasi,serta kasih sayangnya pada penulis.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan dan penulisan

Usulan Penelitian ini, untuk itu perkenankanlah penulis memohon maaf apabila

(8)

penulis sendiri dan semua pihak yang bersangkutan.

Bandung, ..…Maret 2013 Penulis

(9)

Halaman

1.1Latar Belakang Penelitian ...

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ...

1.2.1Identifikasi Masalah ...

1.2.2Rumusan Masalah ...

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ...

1.3.1Maksud Penelitian ...

1.3.2Tujuan Penelitian ...

1.4Kegunaan Penelitian ...

1.5Waktu dan Tempat Penelitian ...

1

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1Kajian Pustaka ...

2.1.1 Pengertian Jasa... ...

(10)

2.2.1.Pengertian Hotel...

2.5.Keputusan Pembelian Konsumen……… 2.5.1.Definisi Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen……... 2.5.2.Faktor-Faktor yang Mempngaruhi Keputusan Pembelian……. 2.5.3.Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan……… 2.5.4.Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Konsumen……. 2.6.Penelitian Terdahulu……… 2.7.Kerangka Pemikiran...

2.8.Keterkaitan Brand Trust,Lokasi dan Keputusan Pembelian... 2.8.1.Keterkaitan Brand Trust dengan Keputusan Pembelian... 2.8.2.Keterkaitan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian...

(11)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian ...

3.2Metode Penelitian …………... 3.2.1 Desain Penelitian ………... 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………... 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ……… 3.2.3.1Sumber Data Penelitian ……… 3.2.3.2Teknik Penentuan Data ………... 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ………..

3.2.4.1Uji Validitas ……….

3.2.4.2Uji Realibilitas ………. 3.2.4.3MSI (Method ogf Succesive Interval)………... 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ………...

3.2.5.1Rancangan Analisis ………...……….. 3.2.5.1.1Analisis Deskriptif (Kualitatif)……….. 3.2.5.1.2Analisis Verivikatif (Kuantitatif) ……….. 3.2.5.2Pengujian Hipotesis …..………...

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(12)

4.1.4.Aspek Kegiatan Perusahaan………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan...

5.2.Saran...

150

(13)
(14)

Aditya Prabowo.Analisis Pengaruh Brand Trust dan Brand Image Terhadap Keputusan pembelian. Vol 2 No.2 Juli-Desember 2010. ISSN : 2085 : 0972. Amstrong dan Kotler. 2003. Dasar-dasar manajemen Pemasaran. Diterjemahkan

Oleh Bambang Sarwiji, Edisi Sembilan. Jilid 1. Penerbit PT.Indeks. Jakarta.

Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Eda Atilgan.2009.Customer Based Brand Equity For Global Brands:A Multnational Approach.Jurnal Of Euromarketing.ISSN:1049-6483.

Edris, Mochamad. 2009. Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek (Studi Kasus pada Deterjen Merek Rinso di Kabupaten Kudus). Jurnal Analisis Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus. ISSN : 1979 – 6889. E.Desiarta.2011.Analisis Pengaruh Iklan,Kepercayaan Merek,dan Citra Merek

Terhadap Minat Beli Konsumen. Vol. 13 No. 1 Maret 2011. ISSN : 1693-9288. Jyh Shen Chiou.2006.Service Quality,Trust,Specific Asset Investment,and

Expertise:Direct and Indirect Effects in a Satisfaction Loyalty Framework.Jurnal Of The Academy Of Marketing Science 2006.34:613.

Kotler and keller 2009. Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh Bob Sabran MM, Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Penerbit Erlangga.

Krishna.2011.Penerapan Variabel Trust In a Brand Dan Threat Emotions Dalam Mempengaruhi Customer Buying Motive Decision.”Dinamika Sosial Ekonomi.Volume 7 Nomor 1 Edisi Mei 2011.

Mohammad Rizan.2012.Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro.Vol 3 No.1,2012.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi dua.Salemba Empat, Jakarta.

(15)

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Swastha DH, Basu, 2004, Azas – Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan persaingan bisnis dan pengaruh globalisasi yang terjadi di Indonesia

ini menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas yang membuat persaingan

bisnis semakin ketat sehingga membuat bukan hanya bisnis manufaktur saja yang

mendominasi aktivitas perekonomian khusunya di Indonesia saat ini industri jasa sangat

memegang peranan yang penting.Sebagai mengembangkan karir bahkan jasa telah menjadi

suatu industri yang mampu memberikan sumbangan pendapatan nasional yang menarik

dalam hal ini adalah dengan adannya globalisasi yang membuka peluang para pengusaha

asing untuk ikut berkompetisi mendapatkan konsumen berdampak dan menyebabkan industri

jasa yang terdiri dari berbagai macam seperti telekomunikasi,transportasi,perbankan,dan

perhotelan berkembang dengan cepat yang menarik disini adalah bisnis perhotelan yang

makin lama makin berkembang dan semakin banyak.

Hotel merupakan suatu jenis akomodasi komersial yang sangat dikenal dan

sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berpergian dengan jarak yang cukup

jauh dari tempat tinggalnnya,dan hotel memberikan kenyamanan layaknnya konsumen

sedang berada di tempat tinggalnya sendiri,bahkan lebih dari itu hotel saat ini bukan saja

hanya menyediakan pelayanan penginapan tetapi juga menjadi sebuah resto,tempat olahraga

,tempat rapat,pernikahan,dll.Perusahaan lokal sebagai tuan rumah sendiri di era globalisasi ini

semakin dituntut untuk mengenali perilaku konsumen yang seringkali berubah,sehingga

nantinya perusahaan mampu menyesuaikan atau mengenali konsumen yang ada saat ini.dan

bukan hanya itu saja perusahaan yang ingin bukan hanya sekedar bertahan tetapi juga ingin

(17)

calon konsumen akan diberikan keyakinan bahwa mereka tidak salah untuk bertransaksi

dengan perusahaan tersebut atau bahkan konsumen ini akan mendorong konsumen lain untuk

bertransaksi seperti mereka.

Perusahaan dalam menjalankan atau ingin mengembangkan perusahaanya harus selalu

melihat dan mengamati konsumen yang ada saat ini,sehingga nantinya perusahaan dapat

mengantisipasi perubahan konsumen tersebut,untuk dapat menjadi kajian untuk memperbaiki

ataupun menambahkan strategi pemasarannya.Pada hakekatnya tujuan pemasaran ini adalah

untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang

ditawarkan dapat laku dijual.

Kondisi persaingan saat ini yang semakin ketat,membuat setiap perusahaan harus

mampu bertahan hidup,bahkan harus dapat terus berkembang,salah satu hal penting yang

perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan

yang telah ada,dan terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru,agar jangan sampai

pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain.dan juga lokasi yang

strategis agar setiap konsumen akan selalu beraktifitas dengan baik karena keterjangkauan

perusahaan ataupun karena dekat dengan fasilitas-fasilitas lainnya agar konsumen tidak usah

repot bila ada suatu urusan.Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus

dipantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan.

Saat ini perkembangan wisata Indonesia berkembang dengan pesat,dan hal itu

menimbulkan pula jasa-jasa perhotelan yang semakin banyak.dan juga banyaknya

orang-orang yang berpergian ataupun mengisi hari nya untuk sekedar meninggalkan aktifitas

sehari-harinnya yang membuat hotel terus berkembang,yang menjadikan pesaing pun semakin

banyak,oleh karena itu setiap hotel akan mempunyai cara-cara yang berbeda untuk

memancing konsumen agar memakai jasa mereka,tetapi hal ini bukan saja menjadikan sebuah

(18)

Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki semua potensi dimana

bisnis jasa berkembang dengan baik,dan salah satunnya adalah bisnis jasa perhotelan.Hal itu

dibuktikan oleh data dari Dinas Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2011,yang mengatakan

bahwa jumlah pengunjung yang datang ke Bandung lebih besar yang menginap dengan

jumlah 4.076.072 daripada yang tidak menginap dengan jumlah 2.636.752,peluang yang

terjadi di Kota Bandung itu yang menguatkan para pengusaha-pengusaha jasa perhotelan

terus mengembangkan hotelnnya,seiring dengan perkembangan wisatawan ataupun orang

yang memiliki keperluan lain untuk datang ke Bandung,yang makin hari makin

meningkat.Saat ini hotel di Bandung berdasarkan dari data Dinas Pariwisata Kota Bandung

tahun 2011,memiliki jumlah yang cukup banyak dintarannya terdiri dari 192 hotel non

bintang dan 84 hotel berbintang.Banyaknya hotel di kota bandung mampu memberikan

keuntungan kepada banyak pihak diantaranya pemerintah,pembisnis,masyarakat sekitar,dan

juga pengunjung Kota Bandung.Dan dari data Dinas Pariwisata Kota Bandung pengunjung

yang datang ke Kota Bandung lebih banyak yang menginap di hotel berbintang daripada di

hotel non-bintang,dan hal itu menjadikan hotel-hotel di Bandung bersaing dengan sangat

ketat dan masing-masing hotel berbintang memiliki strategi-strategi yang berbeda untuk

menarik konsumen.Di Kota Bandung hotel yang paling diminati pengunjung adalah hotel

bintang empat.

Hotel berbintang yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan ataupun tamu

lainnya berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung 2011 adalah

hotel bintang 4 yang mendominasi dibandingkan hotel bintang lainnya,yang tingkat penjualan

kamarnnya dibawah hotel bintang empat yang saat ini memang lebih terbukti berkembang di

Kota Bandung,dan hal ini membuat persaingan hotel di Kota Bandung semakin ketat,dan

(19)

Tabel 1.1

Jumlah Menginap Berdasarkan Klasifikasi Hotel Berbintang Di Kota Bandung

Tahun 2011

Klasifikasi

Jumlah Yang

Menginap

Bintang 5 278.847

Bintang 4 402.748

Bintang 3 339.810

Bintang 2 269.098

Bintang 1 34.114

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2011

Persaingan di lain sisi hotel berbintang yang lainnya ingin terus meningkatkan tingkat

hunian dan di sisi lain hotel-hotel bintang empat ingin terus mengembangkan peluangnya,Hal

ini menunjukan bahwa industri perhotelan bintang 4 mengalami perkembangan yang cukup

pesat dibandingkan dengan hotel bintang lainnya dengan penjelasan hotel yang paling rendah

dalam jumlah tamu yang menginap adalah hotel bintang 1,lalu hotel bintang 2,bintang 5 dan

(20)

Tabel 1.2

Hotel Bintang Empat di Kota Bandung Tahun 2011

No Nama Hotel No Nama Hotel

1 Ardjuna

Boutique

12 Grand Setiabudhi

2 Amaroosa 13 Holiday Inn

3 Arion Swiss Bell 14 Horison Bandung

4 Aston Braga 15 Jayakarta

5 Aston Primera 16 Novotel

6 Aston Tropicana 17 Panghegar

7 Carcadine 18 Papandayan

8 Galery Cimbuleuit 19 Permata Bidakara

9 Golden Flower 20 Savoy Homann

10 Grand Pasundan 21 Sensa

11 Grand Seriti 22 The Majesty

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2011

Berdasarkan data pada tabel 1.4 dapat terlihat semakin banyaknya hotel-hotel bintang

empat di kota Bndung yang bermunculan dimana masing-masing hotel berupaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas yang dimiliki agar dapat bertahan di tengah

persaingan.

Fungsi hotel dulu hanyalah sebagai tempat bermalam atau beristirahat bagi yang telah

melakukan perjalan jauh dan tidak memiliki relasi di tempat tujuan ataupun bagi yang

sengaja ingin berwisata ke daerah tertentu.Namun seiring dengan berjalannya waktu,fungsi

hotel mengalami penambahan atau peningkatan..Para pengusaha di bidang perhotelan

diharapkan cepat tanggap dan memiliki respon yang cepat untuk menanggapi

(21)

empat yang sudah lama berdiri di Kota Bandung yang juga mengikuti perubahan-perubahan

konsumen sehingga memunculkan strategi-strategi baru yang dapat memancing konsumen

untuk datang ataupun menggunakan jasa mereka.

Tabel 1.3

Statistik Market Share Hotel Bintang 4 di Kota Bandung Tahun 2011

Hotel Market Share (%)

Horison 18,09 %

Savoy human 19,42 %

Aston Braga 21,19 %

Golden Flower 19,69 %

Aston Tropicana 21,58 %

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung 2011

Dari tabel diatas menunjukan bahwa marketshare tertinggi sebesar 42,77% dikuasai oleh grup Aston yakni masing-masing oleh Hotel Aston Braga sebesar 21,9% dan Hotel

Aston Tropicana sebesar 21,58 %.lebih lanjut untuk marketshare tertinggi lainnya diraih oleh Hotel Golden Flower sebesar 19,69 % dan Hotel Savoy Homan sebesar 19,42 %

sedangkan bagi Hotel Horison Bandung pangsa pasar yang diperoleh adalah sebesar 18,09

%.,walaupun Hotel Horison Bandung masuk dalam 5 besar dalam penilaian market share

tetapi Hotel Horison Bandung memiliki market share terkecil daripada pesaing yang lainnya.

Data statistic mengenai jumlah kamar yang tersedia,terhuni,serta presentase tingkat

hunian Hotel Horison Bandung dibandingkan dengan beberapa hotel bintang empat lainnya

(22)

Tabel 1.4

Statistik Tingkat Occupancy Hotel Bintang 4 di Kota Bandung Tahun 2011

HOTEL ROOM

Sumber : Sales & Marketing Hotel Horison Bandung,2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa,Hotel Horison memiliki tingkat

Occupancy yang rendah dibandingkan dengan pesaingnnya.Hal ini jelas disebabkan

oleh kurangnya Hotel Horison menarik konsumen untuk memutuskan menginap di

hotelnya,seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Hotel Horison dalam hal ini harus

menguatkan merek mereka agar lebih dipercaya oleh konsumen karena beberapa

perusahaan yang peka terhadap nilai suatu merek, akan sepenuhnya menyadari bahwa

merek menjadi identitas diri perusahaan dan menjadi “added value” dalam menjual

produknya.Merek memang bukan sekedar nama, istilah, tanda ataupun simbol

saja,lebih dari itu, merek merupakan sebuah janji perusahaan untuk secara konsisten

memberikan gambaran dan pelayanan pada konsumen.Hanya merek-merek yang

dikelola dengan baik dan profesional yang dapat menarik perhatiaan konsumen.

Merek yang mempunyai nilai lebih akan mendapatkan tempat tersendiri di benak

(23)

harus menyakinkan konsumen bahwa produk yang diiklankan merupakan produk

yang bermutu dan bermanfaat.Jika suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen

atau bahkan melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada

setiap kesempatan penggunaannya, serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan

yang memiliki reputasi, maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan

konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek, menyukai merek serta

menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya. Sehingga kesetiaan merek

akan lebih mudah untuk dibentuk dan perusahaan akan memiliki “frencaiz” konsumen

yaitu nama merek yang memiliki kesetiaan konsumen yang kuat, karena kepercayaan

merek (brand trust) akan menentukan kesetiaan konsumen terhadap merek dan

kepercayaan berpotensi menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi

(Morgan & Hunt, 1994; dalam Rizal Edy Halim, 2006; 3). Oleh karena itu, untuk

membangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap merek,

perusahaan harus mengelola prediktabilitas merek (brand predictability), kesukaan

pada merek (brand liking), kompetensi merek (brand competence), reputasi merek

(brand reputation), dan kepercayaan pada perusahaan (trust in the company) yang

merupakan indikator dari kepercayaan merek.Dengan persaingan bisnis yang ada saat

ini,kita harus terus menerus mencermati pasar karena bisnis mengikuti pasar,pasar

yang dicermati tentu saja yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan,dan salah

satunnya adalah membangun kepercayaan.(Sumber:Kompas Gramedia/Mei 2013/41)

Salah satu agar hotel terus berkembang tentu saja dengan melihat penjualan

kamar yang dimana penjualan kamar adalah hal yang paling penting untuk melihat

sejauh mana hotel itu mampu bersaing untuk meraih pelanggan ataupun konsumen

(24)

penjualan kamarnnya meningkat dan setiap tahunnya manajemen Hotel Horison

Bandung memperhitungkan target untuk penjualan kamar,berikut table di bawah ini:

Table 1.5

Target dan Realisasi Penjualan Kamar Hotel Horison Bandung Tahun 2008-2012

(dalam unit)

Tahun Target Realisasi

2008 31.928 32.327

2009 32.460 33.337

2010 34.615 34.854

2011 36.765 33.426

2012 37.216 32.512

Sumber : Dept.akuntansi Hotel Horison Bandung

Tabel diatas adalah table target penjualan beserta realisasinya,target penjualan kamar

di Hotel Horison Bandung yang pastinya setiap tahunnya meningkat,karena setiap perusahaan

ingin setiap tahunnya meraih keuntungan yang besar daripada tahun sebelumnya.tetapi

Berdasarkan table diatas dilihat bahwa pada tahun 2008-2012,di tahun 2011-2012 Hotel

Horison Bandung mengalami penurunan tingkat hunian dan tidak sesuai dengan yang sudah

ditargetkan.terjadinnya tingkat hunian yang belum mencapai target ini menunjukan indikasi

bahwa orang yang memutuskan menginap di Hotel Horison Bandung menurun atau

berkurang.

Tingkat penghunian kamar merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana kamar pada

hotel terjual,jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual.oleh

karena itu,keputusan menginap tamu merupakan hal terpenting bagi sebuah industry

hotel.dengan adanya keputusan menginap tamu pada sebuah hotel,maka tingkat hunian tamu

pada hotel tersebut akan meningkat,meningkatnnya tingkat hunian kamar merupakan tujuan

(25)

Berdasarkan teori dari kepercayaan merek yang dikatakan oleh Costabile dalam

Ferrinadewi (2008:146).kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut

pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau

interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.

Berdasarkan teori lokasi yang dikatakan August Losch dalam Muhammad

(2008:115),Melihat persoalan dari sisi permintaan pasar,Losch mengatakan bahwa Lokasi

penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya.Makin jauh

dari tempat penjual,konsumen semakin enggan membeli.

Kenyataan yang terjadi di Hotel Horison Bandung ada indikasi salah satunnya terjadi

karena factor lokasi,karena dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi sangat

bepengaruh terhadap jumlah konsumen yang ingin digarap,makin tidak terjangkaunnya

konsumen dari lokasi,maka konsumen pun semakin enggan untuk membeli.

Hotel Horison adalah salah satu hotel bintang empat yang berada Jl. Pelajar Pejuang

'45 No.121, Buah Batu, Kota Bandung ,Hotel Horison Bandung berada diatas tanah seluas 3

(tiga) hektar yang terdiri dari 9 (Sembilan) lantai dan cottage 44,jumlah kamar pada

bangunan tower (main building) sebanyak 209 kamar,jumlah keseluruhan 253 kamar,meeting

room dan convetion hall berukuran besar yang mampu menampung 750 hingga 2500

orang,restaurant,fitness center dan juga memiliki kolam renang yang terdiri dari baby

pool,kolam ombak,dan kolam prestasi berukuran standar internasional olimpic,Hotel Horison dinyatakan sebagai hotel bintang 4 pada tahun 1992,yang diresmikan oleh

KAKANWIL PARIWISATA.

Hotel Horison Bandung menyediakan jasa hotel dan fasilitas lainnya dengan lokasi

yang dikelilingi oleh tempat-tempat wisata terkenal di kota bandung namun juga dikelilingi

oleh pesaing-pesaing dari penginapan sampai Hotel yang berbintang lima,tetapi dengan

(26)

Horison Bandung dirasa cukup memiliki bekal untuk menjadi Hotel bintang empat terbaik

yang ada di Kota Bandung.

Penulis dalam hal ini melakukan survei tentang Brand Trust dan Lokasi terhadap

Keputusan Menginap kepada 30 responden yang telah memakai jasa Hotel Horison yang

mengisi kuisioner yang diberikan dan berikut hasilnya :

Tabel 1.6

Tabel Pra Survey Tentang Keputusan Pembelian

Survei yang dilakukan kepada konsumen untuk mengetahui keputusan pembelian

konsumen yang diberikan kepada 30 responden menunjukan angka yang kurang signifikan

dengan angka 44 % yang menjawab “ya” sedangkan 56% lainnya mengatakan “tidak’ hal ini

mengindikasikan bahwa keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Horison Bandung

belum cukup baik.sehingga hotel Horison Bandung harus lebih berusaha keras lagi agar

banyak konsumen yang memutuskan untuk menginap di hotel Horison Bandung.

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1 Pengenalan Kebutuhan Anda memilih Hotel Horison Bandung karena sesuai dengan apa yang anda butuhkan

16 53% 14 47%

2 Pencarian Informasi Anda mengumpulkan banyak sumber informasi sebelum anda menginap di Hotel Horison Bandung

13 43% 17 57%

3 Keputusan Pembelian Anda sudah memikirkan besarnnya resiko saat anda memutuskan untuk menginap di Hotel Horison Bandung

10 33% 20 67%

4 Perilaku Pasca Pembelian Ketika anda merasa dipuaskan oleh Hotel Horison Bandung anda akan kembali lagi menginap di Hotel Horison Bandung

13 43% 17 57%

(27)

Tabel 1.7

Tabel Pra Survey Brand Trust dan Lokasi

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1 Brand Reliability

Anda menggunakan jasa Hotel Horison Bandung karena mereknya yang terkenal handal

13 48 % 17 52 %

2 Brand Intention

Saat menggunakan jasa Hotel Horison Bandung,hotel tersebut mengutamakan kepentingan anda

10 33% 20 67%

Brand Trust Rata-rata 40.5% Rata-rata 59.5%

Dari survei yang dilakuakan dengan 30 responden tersebut mengatakan bahwa mereka

percaya dengan Hotel Horison Bandung sebanyak 40,5 % kepercayaannya terhadap Hotel

Horison Bandung sedangkan 59,5% lainnya tidak percaya dengan Hotel Horison Bandung,hal

ini menindikasikan bahwa kepercayaan konsumen terhadap Hotel Horison Bandung belum

cukup baik,sehingga hotel Horison Bandung harus lebih berusaha keras lagi untuk

menumbuhkan rasa percaya mereka terhadap Hotel Horison Bandung.

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

F % F %

1 Keterjangkauan Hotel Horison Bandung merupakan hotel yang mudah di jangkaui

13 43% 17 57%

2 Kelancaran

Akses anda ke Hotel Horison Bandung melewati arus lalu-lintas yang lancar

22 73% 8 27%

3 Lingkungan

Lingkungan di sekitar Hotel Horison Bandung membuat anda merasa nyaman

10 33% 20 67%

4 Fasilitas Umum

Hotel Horison Bandung dekat dengan fasilitas umum yang ada

15 50% 15 50%

(28)

Kuisioner yang diberikan kepada konsumen untuk mengetahui bagaimana faktor

lokasi mempengaruhi konsumen untuk menginap,dengan melihat dari strategis atau tidaknya

lokasi dari Hotel Horison Bandung,dari survey yang dilakukan dengan 30 responden yang

menginap di Hotel Horison Bandung sebanyak 49,75% responden mengatakan bahwa lokasi

dari Hotel Horison Bandung strategis,sedangkan 50,25% lainnya mengatakan Hotel Horison

Bandung tidak strategis,dari hasil survey ini mengindikasikan bahwa factor lokasi juga

mempengaruhi bagaimana konsumen akan menginap.

Konsumen dalam hal ini merupakan konsumen yang heterogen yang berasal dari

berbagai latar belakang,sifat,kebiasaan,daerah,budaya dan tingkat ekonomi.dengan di latar

belakangi beberapa teori,penelitian sebelumnya ,dan fenomena masalah.atas dasar peranan

Brand Trust dan Lokasi maka penulis memandang bahwa pengaruh Brand Trust dan

Loyalitas merek mempunyai peranan yang penting dalam dunia usaha,sehingga dengan

demikian penulis menganggap perlu untuk mengangkat masalah ini ke dalam bentuk

penelitian dengan judul “PENGARUH BRAND TRUST DAN LOKASI TERHADAP

KEPUTUSAN KONSUMEN MENGINAP PADA HOTEL HORISON DI BANDUNG”

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1.Identifikasi Masalah

Persaingan jasa hotel di kota bandung yang sangat ketat memiliki pengaruh yang

besar terhadap penurunan jumlah tamu Hotel Horison Bandung dengan ketatnnya

persaingan tersebut dikarenakan konsumen banyak sekali memiliki pilihan sehingga harus

diterapkan strategi yang tepat agar nantinya bisa jadi prioritas utama konsumen.

Jumlah tamu Hotel Horison Bandung yang memiliki kecenderungan menurun

(29)

yang mempengaruhi penurunan tersebut dapat diatasai dengan baik dan kemudian akan

diterapkan di strategi berikutnnya yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Kepercayaan konsumen terhadap Hotel Horison Bandung belum cukup baik untuk

mempengaruhi konsumen memutuskan untuk menginap di hotel tersebut,hal ini

disebabkan oleh kurangnya Hotel Horison Bandung untuk membangun kepercayaan dari

konsumen yang seharuhnya sudah sejak lama dibangun.

Lokasi Hotel Horison Bandung sebagai salah satu hotel bintang empat di kota

bandung cenderung masih dikatakan tidak strategis karena dengan banyaknnya pesaing

seharusnya lokasi adalah salah satu faktor yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

Keputusan konsumen menginap di Hotel Horison Bandung dari tahun 2008-2012

yang cenderung menurun,dan tidak sesuai dengan apa yang telah ditargetkan

sebelumnnya oleh Hotel Horison Bandung,dan juga semakin ketatnya persaingan hotel

bintang empat di Kota Bandung yang menyebabkan jumlah penjualan kamar menurun.

Maka masalah penelitian yang dikembangkan disini adalah faktor-faktor apa

sajakah yang dapat meningkatkan keputusan menginap di Hotel Horison

Bandung.variabel-variabel yang dilakukan antara lain Brand Trust dan Lokasi

1.2.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Brand Trust,Lokasi,dan Keputusan Konsumen untuk Menginap pada Hotel Horison Bandung.

2. Apakah terdapat pengaruh Brand Trust terhadap Keputusan Konsumen untuk Menginap pada Hotel Horison Bandung.

3. Apakah terdapat pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Konsumen untuk

(30)

4. Apakah terdapat pengaruh Brand Trust dan Lokasi terhadap Keputusan Konsumen untuk Menginap pada Hotel Horison Bandung.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1.Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data bahan yang diperlukan

sebagimana yang di gambarkan dalam perumusan masalah mengenai Pengaruh Brand Trust

dan Lokasi Terhadap Keputusan Menginap Konsumen di Hotel Horison Bandung.

1.3.2.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Brand Trust,Lokasi dan Keputusan Konsumen untuk Menginap padaHotel Horison Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh Brand Trust terhadap Keputusan Konsumen untuk Menginap pada Hotel Horison Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Konsumen untuk

Menginap pada Hotel Horison Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh Brand Trust dan lokasi terhadap keputusan Konsumen untuk Menginap Pada Hotel Horison Bandung.

1.4.Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan

dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini berguna untuk :

1. Kegunaan Akademis

Menambah wawasan dan pengatahuan menulis mengenai pengaruh brand trust dan

lokasi terhadap keputusan konsumen untuk menginap melalui penerapan ilmu dan

(31)

yang terjadi serta melatih kemampuan analisis dan berfikir secara sistematis dan

konseptual.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan

yang berkaitan denga upaya membangun hubungan baik dengan konsumen dan

referensi bagi pengembangan penelitian dikemudian hari.

1.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam rangka melakukan penelitian penulis telah memperoleh data yang diperlukan

sebagai dasar untuk melakukan penelitian, dan penulis mengadakan penelitian di Hotel

Horison Bandung.

Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan pada bulan

Januari 2013 sampai Bulan April 2013

Tabel 1.7

Waktu Pelaksanaan Penelitian

NO Uraian

WAKTU KEGIATAN

OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Mensurvei Tempat

Penelitian

2 Melakukan Penelitian

3 Mercari Data

4 Membuat Laporan

5 Bimbingan

(32)
(33)

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Jasa

2.1.1.1.Pengertian Jasa

Menurut Arief (2006,;11),:

Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruktif, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Menurut Djaslim Saladin (2007:71) bahwa definisi jasa ialah”kegiatan

atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”.

Indriyo Gitosudarmo (2008:221) pengertian jasa ialah”produk yang tidak

berwujud yang biasanya berupa pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen”.

Menurut William J. Stanton yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:243)

bahwa definisi’jasa ialah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah

tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan”.

Sedangkan definisi jasa menurut Zeithalm dan Bitner yang dikutif oleh

Buchari Alma (2009:243) ialah :

(34)

Sedangkan menurut Fajar Laksana (2008:68)”jasa merupakan kegiatan,

manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli”.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan

kegiatan yang memberikan bermanfaat yang dapat ditawarkan kepada konsumen

atau pelanggan yang pada dasarnya memiliki sifat tidak berwujud dan tidak dapat

dipindah kepemilikannya.

2.1.1.2.Karakteristik Jasa

Menurut Rini (2007 : 18) jasa memiliki empat karakteristik yang

membedakannya dengan sektor yang lain,diantarannya :

1. Intangible

Jasa tidak dapat dipegang,diukur,diinvetarisasi dan diperankan,sehingga

sulit diberi tarif dan sulit di evaluasi karena kriteria pelanggan

berbeda-beda ,tidak dapat distandarisasi.

2. Perishable

jasa tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi kembali dikemudian hari atau

dijual kembali.

3. Simultaneous

Jasa diproduksi dan dikonsumsi secara simultan,melibatkan konsumen dan

penyedia dalam transaksi dan outcome jasa,terjadi kontak yang tinggi

(35)

4. Heterogeneous

Setiap produk jasa dihasilkan bebrbeda. Hal ini terjadi karena proses

produksi jasa selalu berbeda dari pengguna jasa yang berbeda.

Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik.

Definisi lainnya dari jasa berorientasi pada aspek proses dan aktivitas

dikemukakan oleh Gronroos (2000) dalam Tjiptono (2006), bahwa jasa adalah

proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang biasanya terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik

atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas

masalah pelanggan.

2.1.1.3.Jenis-Jenis Jasa

Menurut Tjiptono dan Chandra (2007,14) Jenis jasa dibedakan menjadi empat

macam, yaitu:

1. Rented Good Service

Dalam tipe ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu

berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik. Konsumen

hanya dapat menggunakan produk tersebut, karena kepemilikannya tetap

ditangan pihak perusahaan yang menyewakannya. Contohnya : penyewaan

mobil, vcd, villa, apartemen.

2. Owned Goods Service

Pada tipe ini, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi,

(36)

oleh perusahaan jasa. Contohnya : jasa reparasi (arloji, mobil, sepeda

motor).

3. Non – Goods Service

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada para pelanggan.

Contohnya: sopir, baby-sitter, dosen, guru.

2.1.2.Jasa Hotel

2.1.2.1. Pengertian Hotel

Kata hotel memilki pengertian atau definisi yang cukup banyak, masing –

masing orang berbeda dalam menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa

pengertian hotel :

Menurut Menteri Perhubungan (SK.Menhub.RI.No.PM

10/PW.391/PHB-77) :

Hotel adalah suatu bentu akomodasi yang dikeloloa secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum.

Menurut AHMA (American Hotel and Motel Associations):

Hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang yang tinggal untuk sementara waktu.

(37)

Surat Keputusan Menparpostel No.KM/37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel, Bab 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa :Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang dipergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.

Agus Sulastiyono (2006 : 5) mengemukakan bahwa :

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

Menurut Menteri Pariwisata dab Telkom No. KM.37/PW.340/MPPT-86 :

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minumam serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

2.1.2.2.Jenis – jenis Jasa Perhotelan

Menurut Agus Sulastiyono (2006 : 8) jenis – jenis jasa perhotelan :

a. Transient Hotel, yaitu hotel yang letak dan lokasinya di tengah kota dengan

jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan

turis;

b. Residential Hotel, yaitu hotel yang pada dasarnya merupakan rumah –

rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamar yang disewakan secara

bulanan atau tahunan, juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti

layaknya hotel seperti restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar,

dan pelayanan kebersihan kamar;

c. Resort Hotel, yaitu hotel pada umumnya yang berlokasi di tempat – tempat

(38)

d. Motel/ Motor Hotel, yaitu hotel yang mempunyai lokasi sepanjang jalan

raya yang menghubungkan satu kota besar dengan kota besar lainnya. Hotel

jenis ini menyediakan parkir khusus seatap dengan kamar hotel.

2.1.2.3.Penggolongan Hotel

Agus Sulastiyono (2006 : 12) menggolongkan hotel menjadi :

a. Hotel kecil, hotel yang memiliki lebih dari 25 kamar atau kurang;

b. Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 kamar dan kurang dari 100

kamar;

c. Hotel menengah, hotel yang memiliki lebih dari 100 kamar dan kurang dari

300 kamar;

d. Hotel besar, hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar

2.1.3.Kepercayaan Merek (Brand Trust)

2.1.3.1.Definisi Kepercayaan Merek

Delgado berpendapat dalam Ferinnadewi, (2008:150) “brand trust adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek”. Berdasarkan defenisi ini brand trust merefleksikan dua komponen penting, yang pertama yakni, keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau

dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi harapan

konsumen dengan terpenuhinya janji merek yang pada akhirnya menciptakan

(39)

mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi

produk muncul secara tidak terduga.

Menurut Costabile dikutip oleh Ferrinadewi (2008:146):

Kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yangdicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.

Brand trust adalah perasaan aman konsumen dalam interaksinnya dengan

merek berdasarkan harapan pasti dari kehandalan (reliability) dan tujuan

(intentions) merek.dimensi brand trust yaitu brand reliability adalah keyakinan

konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau

dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan

memberikan kepuasan.brand intention adalah keyakinan konsumen bahwa merek

tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam

konsumsi produk muncul secara tidak terduga. (Delgado Ballester,2006)

Menurut Shaw (dalam Ferinnadewi, 2008:152) terdapat tiga aktivitas yang

dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan brand trust yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

+ + =

Gambar 2.1 Mendapatkan dan Mempertahankan Kepercayaan

Sumber : Shaw (dalam Ferinnadewi, 2008:152)

(40)

1. Achieving result, harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin mendapat kepercayaan konsumen. Dalam rangka

memenuhi janjinya kepada konsumen, maka setiap karyawan dalam

perusahaan harus bekerjasama dengan memenuhi tanggung jawabnya

masing-masing.

2. Acting with integrity, Bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi yang dilakukan

oleh perusahaan . Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi

konsumen untuk percaya akan ketulusan dan kejujuran suatu perusahaan.

3. Demonstrate concern, kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sukap

pengertian ketika konsumen menghadapi masalah dengan produk, akan

menumbuhkan kepercayaan konsumen kepada merek.

Menurut Costabile dikutip oleh Ferrinadewi (2008:146): “ kepercayaan

merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan

pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi

yangdicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan “

Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi

terciptanya rasa percaya pada merek dari pengalaman ini akan mempengaruhi

evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasan secara langsung

(41)

2.1.3.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Merek

Menurut Lau dan Lee yang dikutip oleh Gede Riana (2008:184) terdapat

tiga factor yang mempengaruhi kepercayaan merek,ketiga faktor tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini d

sebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik

merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat di ramalkan ,

meumpunyai reputasi dan kompeten.

2. Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek

trsebut.pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu

produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu

produk. Karakteristk ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motovasi perushaan

yang di inginkan, dan integritas suatu perusahaan.

3. Consumer – brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi.oleh sebab itu , karakteristik konsumen – merek dapat

mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan

antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek , kesukaan

(42)

Kesukaan terhadap merek menunjukan kesukaan yang dimiliki oleh suatu

kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk

mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari

kelompok yang lain.bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu

merek, makan konsumen harus menyukai dahulu merek tersebut.

2.1.3.3. Indikator Kepercayaan Merek

Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasaran

dapat menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan

konsumen . hubungan emosional yang positif ini harus di bangun.

Menurut Delgado dalam Ferinnadewi,(2008:2),kepercayaan merek

merefleksikan 2 komponen penting yaitu :

1. Brand reliability, kepuasan pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek

tersebut dan juga merupakan kehandalan merek yang bersumber pada

keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang

di janjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu

memenuhi kebutuhan dan memberikan kepusaan . komponen ini

merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek

karena kemampuan merek memenuhi nilai yangdi janjikannya akan

membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasan yang sama di

(43)

2. Brand intentions , didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen seperti minat dan

kesejahteraannya , terutama ketika masalah dalam konsumsi produk

muncul secara tidak terduga.

Kepercayaan sangat tergantung dengan pengalaman konsumen akan suatu

merek, kepuasaan tersebut akan menentukan besarnya kepercayaan merek yang

pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada merek

tersebut.

Ferinadewi (2008;153) menjelaskan alur kepercayaan konsumen pada

merek,dimana janji kinerja merek berpengaruh terhadap harapan konsumen

sehingga menghasilkan kepercayaan dan tidak percaya pada merek.Kepercayaan

merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau didasarkan pada

beberapa persepsi, yaitu:

1. Persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan

produk/merek.

2. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan

kesamaan kepentingan dirinya dan penjual, dan persepsi mereka

apada sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan

persepsi.

Pembahasan tentang kepercayaan terhadap merek akan lebih lengkap dengan

menjelaskan tentang 3 komponen sikap :

1. Kepercayaan sebagai komponen kognitif,kepercayaan konsumen tentang

(44)

.seorang pemasar harus mengembangkan atribut dan keuntungan dari

produk untuk membentuk kepercayaan terhadap merek ini.

2. Komponen afektif,evaluasi terhadap merek.sikap konsumen yang kedua

adalah evaluasi terhadap merek.komponen ini mempresentasikan evaluasi

konsumen secara keseluruhan terhadap sebuah merek.kepercayaan

konsumen terhadap sebuah merek bersifat multi dimensional karena hal itu

diterima di benak konsumen.

3. Komponen konatif,niat melakukan pembelian.komponen ketiga dari sikap

adalah dimensi konatif yaitu kecenderungan konsumen untuk berperilaku

terhadap objek,dan hal ini diukur dengan niat untuk melakukan pembelian.

Menurut Rully Arlan Tjahyadi,(2008; 71), kepercayaan merek adalah

kepercayaan konsumen bahwa merek yang mereka inginkan dapat

diandalkan,member jaminan tidak merugikan dan kinerjannya sangat berharga

atau sangat bermanfaat,dan indicator-indikator kepercayaan merek terdiri dari :

1. Prediktabilitas Merek (Brand Predictability)

Brand predictability adalah kemampuan konsumen untuk mengantisipasi dan meramalkan kinerja suatu produk. Konsumen dapat mengantisipasi

kinerja produk pada setiap kesempatan penggunaannya. Maksudnya, jika

pada setiap kesempatan penggunaan produk tersebut tidak memuaskan

atau tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen akan

meninggalkan merek tersebut dan sebaliknya. Prediktabilitas merek dapat

(45)

tidak ada sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi ketika menggunakan

merek tersebut.

2. Kesukaan pada Merek (Brand Liking)

Brand liking adalah perasaan suka terhadap suatu merek. Jika konsumen suka terhadap suatu merek, maka konsumen akan berniat untuk berusaha

menemukan berbagai informasi tentang merek, yang nantinya akan

menimbulkan perasaan yakin atau percaya bagi calon konsumen untuk

mengkonsumsi merek tersebut.

3. Kompetensi Merek (Brand Competence)

Brand competance adalah kemampuan suatu merek untuk memecahkan masalah konsumen dalam memenuhi kebutuhannya secara lebih baik

dibanding produk sejenis lainnya Konsumen dapat mengetahui kompetensi

suatu merek dari penggunaan secara langsung, komunikasi word of mouth

dan komunikasi yang dilakukan oleh pemasar (misal: melalui iklan) serta

dengan melakukan perbandingan dengan merek lain. Ketika konsumen

yakin dan percaya bahwa merek tersebut dapat memecahkan masalahnya,

konsumen akan mempercayakan penanganan masalahnya pada merek

tersebut. Karena merek dengan kompetensi yang tinggi akan lebih

dipercaya dan dipilih oleh konsumen.

4. Reputasi Merek (Brand Reputation)

Brand reputation adalah nama baik dari suatu merek. Suatu merek dapat

dikatakan memiliki reputasi merek, tergantung pada pendapat

(46)

masyarakat/konsumen menggunakan atau mengkonsumsi atau berinterksi

dengan suatu merek. Reputasi merek dapat dikembangkan, bukan saja

melalui advertising dan public relation, tapi juga dipengaruhi oleh kualitas

dan kinerja produk.

5. Kepercayaan pada Perusahaan (Trust in The Company)

Trust in the company adalah kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

yang memproduksi produk yang dibeli. Jika konsumen percaya pada

perusahaan maka konsumen akan percaya pada merek atau produk

perusahaan.Kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dapat

dipengaruhi oleh reputasi perusahaan, besarnya perusahaan, pembagian

informasi dan hubungan perusahaan dengan konsumen, seperti:

kegiatan-kegiatan sosial dimasyarakat yang bertujuan untuk menampakkan

pertanggung jawaban sosial perusahaan dan adanya customer service.

Sedangkan menurut Luk dan Yip (2008:452) kepercayaan merek adalah

perasaan aman yang dimiliki konsumen akibat dari interaksinnya dengan sebuah

merek,yang berdasarkan persepsi bahwa merek tersebut dapat diandalkan dan

bertanggung jawab atas kepentingan dan keselamatan dari konsumen.dan dimensi

kepercayaan merek terdiri dari :

1. Brand Reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi

nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa suatu

(47)

kepuasan.Brand Reliability merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek

memenuhi nilai yang dijanjikannya akan membuat rasa yakin akan

kepuasaan yang sama di masa depan.

2. Brand Intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen

ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak

terduga.

Sedangkan menurut Kustini (2011:23),brand trust dapat diukur melalui dimensi viabilitas dan dimensi intensionalitas.dimensi of viability dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan nilai konsumen.dimensi ini dapat diukur melalui indicator

kepuasaan dan nilai (value),dimensi of intentionality dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap suatu merek,dimensi ini dapat

diukur melalui indicator security dan trust.

Dari teori-teori tersebut penulis memilih indicator dari Luk dan Yip

(2008:452) ,karena menurut penulis dimensi – dimensi itu sangat cocok sekali

digunakan dalam penelitian ini,karena hotel yang ingin membuat konsumen

tersebut percaya dengan produknya berasal dari kehandalan merek yang

bersumber dari keyakinan konsumen,dan keyakinan konsumen bahwa merek

(48)

2.1.4.Lokasi

2.1.4.1.Definisi Lokasi

Menurut Swastha (2008;11):

Lokasi adalah tempat di mana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan.Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan.Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.

Teori Lokasi dari August Losch dalam Muhammad (2008:115):

Lokasi ialah Melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar),Losch mengatakan bahwa,Lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal.

Menurut Smith dalam Muhammad (2008:114) :

Lokasi adalah memaksimumkan laba dengan menjelaskan konsep average cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan lokasi.. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat kurva biaya rata-rata (per unit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. Selisih antara average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang memberikan keuntungan maksimal.

Menurut Kotler (2008;54) :

Lokasi adalah Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas.. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Kadang-kadang bukan profil ekonomi atau iklim politik yang membuat sebuah komunitas, tetapi malah lokasi geografisnya. Setelah menempatkan usaha di suatu kawasan atau komunitas geografis, harus dipilih sebuah lokasi yang baik.

2.1.4.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:23)”berhubungan dengan dimana

perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya”.dalam hal

(49)

pemberi jasa,pemberi jasa mendatangi konsumen,dan pemberi jasa dan konsumen

tidak bertemu secara langsung.

Menurut Zeithmal dan Bitner dalam Yazid (2006:87),menyatakan bahwa

“factor-faktor tempat atau distribusi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri

dari jenis saluran,perantara,lokasi outlet,transportasi,penyimpanan dan mengelola

salura”

Menurut Tjiptono, (2006;57) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan

yang cermat terhadap beberapa faktor berikut :

1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau

2. Visiabilitas yaitu kemudahan untuk dilihat

3. Lalulintas ada 2 hal yang diperhatikan :

 Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan

peluang yang besar tejadinya impuls buying  Kepadatan dan kemacetan bisa menjadi hambatan

4. Tempat parkir yang luas dan aman

5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian

hari.

6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

8. Peraturan pemerintah.

Menurut Heizer dan Render (2006;65)”tujuan strategi lokasi adalah untuk

memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan”. Keputusan lokasi sering

(50)

dilakukan terfokus pada minimisasi biaya, sementara pada sektor jasa, fokus

ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan karena

perusahaan manufaktur mendapatkan bahwa biaya cenderung sangat berbeda di

antara lokasi yang berbeda, sementara perusahaan jasa mendapati bahwa lokasi

sering memiliki dampak pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu bagi

perusahaan jasa lokasi yang spesifik sering kali lebih mempengaruhi pendapatan

daripada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi perusahaan

jasa seharusnya pada penetapan volume bisnis dan pendapatan.

Ditambahkan oleh Sumarwan (2006;113)”bahwa pengusaha akan selalu

betrusaha mencari lokasi yang strategis, yang mudah dilihat dan dijangkau oleh

kosumen”.Lokasi bisnis yang paling tapat untuk bisnis jasa antara lain adalah

ditempat dengan potensi pasar yang besar

Penentuan lokasi jasa perlu mempertimbangkan banyak hal,antara lain

mudah dan dapat diakses oleh konsumen,lalu lintas orang-orang,kepadatan dan

kemacetan lalu lintas,tempat parker yang memadai,dapat di ekspansi,lingkungan

yang mendukung usaha,kesesuaian dengan lokasi pesaing,dan izin lokasi dari

pihak yang berwenang

Menurut Zeithamldan Bitner dalam Yazid (2005:82) menyatakan bahwa dimensi dari lokasi adalah jenis saluran,lokasi outlet,transportasi,penyimpanan

dan mengelola saluran.

Sedangkan menurut Lamb et,al, (2006:115) dimensi lokasi terdiri dari

Karakteristik social ekonomi di dalamnnyaArus lalu lintas Biaya tanah Peraturan

(51)

Lokasi merupakan letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis

sehingga dapat memaksimumkan laba Fifyanita,(2012:4),Lokasi dapat

didefinisikan sebagai tempat bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan atau

usaha sehari-hari,indikator dari variabel ini adalah :Keterjangkauan,Kelancaran

arus lalu lintas,Lingkungan sekitar yang nyaman,Dekat dengan fasilitas umum

Sebagai alat ukur dalam penelitian ini penulis sependapat dengan

Fifyanita (2012:4) ,indicator itu dinilai cocok dengan hal yang sedang diteliti oleh

penulis,karena salah satu yang mempengaruhi jumlah konsumen yang datang ke

hotel adalah lokasi dengan indicator-indikator yang disebutkan tadi.

2.1.5. Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.5.1.Definisi Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Berikut ini keputusan pembelian menurut para ahli:

Definisi keputusan pembelian konsumen menurut samarwan (2004, pada

Kuncoro & Adithya, 2010):

Keputusan pembelian konsumen adalah suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Dengan demikian, ia harus mengambil keputusan merk apa yang akan dibelinya, atau ia harus memilih satu dan beberapa pilihan merk.

Sedangkan menurut Belch (2004, pada Kuncoro & Adithya, 2010) keputusan pembelian adalah ;”The result of a long, detailed process that include an extensive information search, brand comparisons and evaluations, and other activities.

Keputusan menurut Schiffman, Kanuk (2004, pada Kuncoro & Adithya, 2010):

(52)

Menurut Fandy Tjiptono (2008:156):

Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk/merek yang disusun sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian

Berdasarkan pendapat di atas, dapat di ambil sebuah pemahaman bahwa

keputusan pembelian konsumen diawali oleh keinginan membeli yang timbul

karena terdapat berbagai faktor yang berpengaruh seperti pendapatan keluarga,

harga yang di inginkan, keuntungan atau manfaat yang bisa diperoleh dari produk

bersangkutan. Ketika konsumen mengambil keputusan, mungkin bisa terjadi

perubahan factor situasional yang bisa mempengaruhi intensitas pembelian.

2.1.5.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2012:163) factor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian yaitu sebagai berikut:

1. Motivation

Pendorong dalam menentukan keputusan untuk melakukan hal yang

berkaitan dengan manfaat atau keuntungan.

2. Perception

Persepsi adalah proses dimana kita memilih,mengatur,dan menafsirkan

masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti.orang-orang

muncul dengan persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena tiga

proses persepsi yaitu perhatian selektif,distorsi seletif,dan retensi selektif.

3. Learning

Belajar menyebabkan perubahan dalam perilaku yang timbul dari

(53)

rangsangan,isyarat,tanggapan,dan penguatan.dua pendekatan popular

untuk belajar adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian

instrumental.

Pembahasan mengenai keputusan pembelian dapat lebih jelas melalui

sebuah model yang memberikan gambaran menyeluruh keberadaan

variabel-variabel penentu termasuk kegiatan-kegiatan konsumen dalam mencapai

kesimpulan terbaiknya. Sesuai dengan arti keputusan pembelian yang telah

dikemukakan, maka dipilih sebuah model keputusan pembelian Schiffman dan

Kanuk:

1) Input

Faktor – faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor

sosial. Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberi informasi dan

mendorong keputusan pembelian. konsumen. Sementara faktor sosial

budaya meliputi keluarga, kelas sosial dan sub budaya yang memberi

pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau

menolak produk maupun perusahaan. Proses keputusan pembelian

dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang

mereka lakukan yang meliputi:

a. Adanya kebutuhan

b. Pencarian informasi sebelum pembelian

c. Evaluasi alternative

2) Output

Perilaku setelah pengambilan keputusan terdiri dari perilaku pembelian

dan evaluasi setelah pembelian:

a. Perilaku pembelian

(54)

Berdasarkan teori para ahli dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian dapat berasal dari factor internal dan factor

eksterna,yang meliputi factor pribadi,psikologis,budaya dan social.oleh karena itu

untuk memahami konsumen untuk pengambilan keputusan,pemasar harus

mengidentifikasi siapa yang membuat dan melakukan input ke dalam keputusan

pembelian.orang-orang itu bisa saja adalah pemrakasa,pemberi

pengaruh,pengambil keputusan,atau pelanggan.

2.1.5.3.Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan

1) Pemecahan masalah ekstensif (extensive problem solving)

Dalam tipe keputusan ini, konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya

dalam pembelian suatu produk atau jasa dan merasakan adanya tingkat resiko

yang tinggi dalam pembelian. Situasi pembelian yang sering dijumpai antara

lain, pembelian pertama kali, pembelian produk yang harganya mahal, jarang

dibeli dan keputusannya tidak dapat dikoreksi, pembelian produk baru yang

komplek, pembelian yang nilai psikologisnya penting dan sejenisnya. Selain

itu, konsumen cenderung bersedia mencurahkan waktu, tenaga dan usaha

guna mengidentifikasi kriteria atau atribut yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi berbagai alternative merek atau produk.

2) Pemecahan masalah terbatas (limited problem solving)

Konsumen memiliki sejumlah pengetahuan tentang kategori produk dan

kriteria pilihan yang relevan yang berhubungan dengan pilihan suatu merek

namun konsumen tersebut akan menjumpai adanya merek yang baru. Waktu

(55)

dibandingkan pemecahan masalah ekstensif namun relative cukup lama.

Konsumen bukan saja mengevaluasi merek baru namun juga

membandingkan berbagai merek yang ada menurut pengetahuan yang ada

dengan yang baru untuk membentuk evaluasi atas preferensinya.

3) Perilaku respon rutin (routinized response behavior atau habitual problem

solving)

Pengambilan keputusan dalam tipe ini relative cepat dan tidak terlalu

membutuhkan banyak informasi tambahan. Konsumen telah

berpengalaman dan menentukan pilihan dalam kelas produk dan

karenanya tidak terlalu membutuhkan informasi untuk pengambilan

keputusan. Tipe seperti ini dibagi 2 (dua) macam:

a) Brand loyal decisions yakni keputusan yang dibuat oleh konsumen

yang memiliki tingkat keterlibatan produk yang tinggi dan

ketertarikan emosional tinggi pada merek spesifik.

b) Repeat purchase decisions, yakni pola perilaku konsumen yang

mencakup pembelian produk atau jasa yang sama sepanjang waktu

dengan atau tanpa loyalitas terhadap produk atau jasa yang

(56)

2.1.5.4.Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kotler (2009 :191), Tahap-tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Kotler (2009 : 191)

a) Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat disebabkan oleh rangsangan internal,

atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu

kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah

konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling

sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga, apabila member dapat merekrut member baru, maka akan mendapatkan bonus tambahan dari PT Akmal Azriel Bersaudara yaitu sebesar 10% (sepuluh

Manajer Bidang SDM & Umum memverifikasi kebenaran masalah yang berasal dari komunikasi internal dan dapat memutuskan apakah perlu segera ditindaklanjuti untuk

Bahkan, dari perspektif divisi jaringan, Pemerintah Online Proyek berada di luar pembangunan jaringan, kantor proyek otomatisasi yang dalam pembangunan jaringan, kantor proyek

Artinya seluruh siswa punya hak suara untuk memilih ketua kelas ter- masuk dua calon yang sudah diduga sebelumnya, yakni Andi dan Ganda.. Sebenarnya Andi sempat menolak diajukan

bahwa ketentuan mengenai pemenuhan persyaratan pengetahuan di bidang Dana Pensiun sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor KEP-618/LK/2003 tentang

persidangan bertugas mencatat semua peristiwa atau kejadian di persidangan, namun demikian seorang panitera pengganti harus pintar memilih dan memilah hanya peristiwa atau

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara di peroleh data dari 15 responden di dapatkan sebanyak 9 ibu primipara yang mengikuti senam hamil

Beberapa kelemahan dapat dilihat dari beberapa faktor seperti waktu pelayanan relatif lama dikarenakan masih menggunakan sistem antrian dan tidak memungkinkan warga mendapatkan