• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis terhadap Putusan Nomor 900/PID.B/2013/PN.BDG tentang Peredaran DVD Porno di Kota Bandung berdasarkan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Juncto Perda Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pornografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis terhadap Putusan Nomor 900/PID.B/2013/PN.BDG tentang Peredaran DVD Porno di Kota Bandung berdasarkan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Juncto Perda Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pornografi"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kerja Praktek Pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Aditya ilham R NIM 316.08.024 Pembimbing : Hetty Hasanah S.H.. MH

NIP 4127.33.00.005

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

Daftar Riwayat Hidup

Data pribadi :

Nama : ADITYA ILHAM RAMADHAN

Jenis kelamin : laki-laki

Berat badan : 75 Kg

Tinggi badan : 160 Cm

Tempat tgl lahir : Bogor 18 April 1990

Kesehatan : Baik

Alamat lengkap : JL Pajajaran Gang Kina No 18/5A RT 4 RW 5 BANDUNG

No Tlpn : 081573540394

Alamat E-mail : aditilham616@gmail.com

Pendidikan

 Formal

1996-2002 : SDN Negeri 11 Serang

2002-2005 : SMP Negeri 1 Serang

2005-2008 : SMA PRISMA SERANG

2008-sekarang : ilmu hukum di Universitas Komputer Indonesia

 Non Formal

1. Kursus Primagama di Serang

2. Seminar Hukum Lingkungan di Universitas Komputer Indonesia, Bandung 3. Seminar Hukum Enterpreneurship di Universitas Komputer Indonesia, Bandung. 4. Seminar HAKI di Universitas Komputer Indonesia ,Bandung

(5)
(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

KATA PENGANTAR ...III

DAFTAR ISI ...IV

DAFTAR LAMPIRAN ...V

BAB I PENDAHULUAN ...

A. LATAR BELAKANG ... B. IDENTIFIKASI MASALAH ... C. MAKSUD DAN TUJUAN ... D. MANFAAT KEGIATAN ... E. JADWAL PENELITIAN ...

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG DELIK PORNOGRAFI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

A. Pengertian Tindak Pidana dan Pertanggung jawaban Pidana ... B. Tinjauan umum tentang Pengadilan Negeri Bandung……….

C. Sejarah Pengadilan Negeri Bandung……….

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK

(7)

BAB IV ANALISIS

A. Bagaimana dampak peredaran pornografi terhadap remaja sebagai penikmat ?

1. Dampak pornografi Pada remaja……….

2. S

elamatkan generasi dari bahaya pornografi………..

B. Bagaimana pemberantasan DVD porno di hubungkan dengan Perda Kota Bandung Nomor 3 tahun 2005

1. Perda Kota Bandung Nomor 3 tahun 2005 pasal 18 ayat a

………

2. Penerapan Perda Kota Bandung terhadap pemberantasan DVD

Porno………..

BAB V SIMPULAN

A. KESIMPULAN

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhamad S.A.W, bahwa peneliti masih diberikan kesempatan untuk dapat mensyukuri segala nikmat-Nya, berkat taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEREDARAN DVD PORNO DI KOTA

BANDUNG PUTUSAN NOMOR 900/PID.B/2013/PN.BDG

”.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam pembuatan salah satu ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun tata bahasa, sehingga kiranya masih banyak yang perlu didalami dan diperbaiki.Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang insya allah dengan jalan ini dapat memperbaiki kekurangan dikemudian hari.

Pada proses penyusunan laporan ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh Karena itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih dengan penuh rasa hormat kepada Ibu Hetty Hassanah S.H., M.H. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabarannya untuk membimbing dalam penelitian laporan kerja praktek ini, selain itu juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

(9)

iii

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, S.E., A.K., M.S selaku Pembantu Rektor I Universitas Komputer Indonesia;

3. Yth. Bapak Prof. Dr. Moh. Tajuddin, M.A. selaku Pembantu Rektor II Universitas Komputer Indonesia

4. Yth. Ibu Dr. Hj. Aelina Surya, selaku pembantu Rektor III Universitas Komputer Indonesia

5. Yth. Ibu Prof DR Hj Mien Rukmini S.H,, M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

6. Yth. Ibu Hetty Hassanah, S.H., M.H. selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus sebagai Dosen Wali angkatan 2008

7. Yth. Ibu Febilita Wulan Sari, S.H selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

8. Yth. Ibu Arinita Sandria, S.H., M.HumselakuDosen Pembina Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

9. Yth. Ibu Farida Yulianti, S.H., S.E., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum

Universitas Komputer Indonesia

10. Yth. Ibu Rachmani Puspitadewi., S.H., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

11. Yth. Isma Rini ,S.Kom Selaku Staff Administrasi Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

(10)

iv

13. Teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat disebutkan satupersatu, dan untuk sodara saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil seperti Garry Chandra setiawan, Widya Magdewijaya, Armand Marlando, Ricky Haryanto Nugroho, Metaliza Patrianto, Arie Maulana Ibrahim, Ryan Yudistira, juvan collins Napitupulu, trisno, Amal Gunawan, Wita oktadeanti , gusti ayu darmawanti, Friesko Arie Albert, mochammad Hasan, M Basith, Agung derajat, Ganisti, dan saudara-saudaraku yang tak bisa kusebutkan satu per satu.

14. Dan Karlina Aditaputri selaku mantan kekasih hati yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

Ucapan Terimakasih kepada Keluarga, khususnya Orang Tua peneliti atas Do’a dan dukungannya. Akhir kata peneliti mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah S.W.T, karena atas ijin-Nya peneliti dapat menyelesaikan Legal Memorandum ini, semoga Legal Memorandum ini bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti sendiri.

Bandung, Februari 2014

(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjunjungtinggi nilai-nilai moral, etika, akhlak mulia, dan kepribadian luhur bangsa, berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati kebhinekaan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta melindungi harkat danmartabat setiap warga negara1.

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh dalam semester ganjil di Fakultas Hukum Unikom. Pada dasarnya kerja praktek ini dilakukan agar mahasiswa dapat memahami serta memecahkan berbagai persoalan hukum dengan baik. Kerja praktek termaksud dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagaimana telah ditentukan oleh Fakultas Hukum Unikom, antara lain magang di berbagai perusahaan, penyuluhan atau praktika hukum di kantor hukum.

Melalui kegiatan kerja praktek mahasiswa pun diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dan mendalam di bidang hukum, dapat memecahkan masalah-masalah hukum, termasuk yang berkaitan dengan teknologi informasi, sesuai dengan visi. Misi dan tujuan Fakultas Hukum Unikom.

Kerja praktek adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diterima pada bangku kuliah untuk diterapkan dalam dunia kerja

1. Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi. Alinea

(12)

2

pada perusahaan atau instansi yang dipilih. Berdasarkan hal tersebut maka kerja praktek sangat membantu mahasiswa dalam mengenal dan sebagai gambaran supaya mahasiswa tidak asing lagi ketika memasuki dunia kerja. Pelaksanaan kerja praktek wajib diikuti semua mahasiswa, karena kerja praktek adalah mata kuliah wajib sebelum menempuh skripsi. Kerja praktek merupakan salah satu

usaha untuk menciptakan lulusan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) khususnya Fakultas Hukum yang berkualitas, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sehingga dapat berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

Negara-negara timur, khususnya Indonesia sangat terkenal dengan bangsa yang sopan- santun, lebih beretika, dan sangat kuat memegang norma-norma terutama norma agama. Berkat kemajuan teknologi dan informasi maka masuklah pengaruh dari negara-negara lain, yang mencolok dalam hal ini adalah masuknya budaya dari negara-negara Barat. Budaya Barat yang serba terbuka, termasuk buka-bukaan dalam berpakaian. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa dengan pengalaman yang berbeda dengan Eropa/Barat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius.2

Keutamaan pembangunan moral bagi suatu bangsa sebenarnya sudah banyak diajarkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui mimbar-mimbar agama. Bahkan ia seakan-akan menjadi slogan yang wajib disertakan dalam setiap kebijakanpembangunan nasional untuk kurun waktu yang cukup lama. Persoalan yang terjadipada masa sekarang ini adalah pembangunan di bidang moral telah tertinggal jauhdengan berbagai pembangunan yang bersifat fisik.

(13)

Salah satu sarana pemberantasan pornografi adalah dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pornografi melalui sosialisasi pornografi. Media memegang peranan penting sebagai sarana sosialisasi anti pornografi. Namun seperti yang terlihat, media justru merupakan perpanjangan tangan dari pornografi. Dengan demikian, media juga harus mulai memikirkan mekanisme

check balance terhadap tayangan yang ada.Pornografi merupakan salah satu persoalan politik criminal yang dijalankanoleh pemerintah. Penghapusan terhadap pornografi tidak mungkin dilakukan.

Apabila hukum pidana akan digunakan sebagai salah satu sarana penanggulangan kejahatan di bidang kesusilaan, tentunya ada kepentingan dan nilai-nilai kesusilaan tertentu di dalam masyarakat yang ingin dilindungi dan ditegakkan lewat hukum pidana. Dengan kata lain, digunakannya sarana hukum pidana untuk menanggulangi kejahatan yang berhubungan dengan pornografi adalah sangat relevan dengan upaya untuk menegakkan nilai-nilai moral atau kesusilaan masyarakat kita yang berdasarkan ideologi Pancasila Keutamaan pembangunan moral bagi suatu bangsa sebenarnya sudah banyakdiajarkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui mimbar-mimbar agama.

Peran serta masyarakat sangatlah diperlukan dalam rangka memberantaspornografi. Masyarakat harus memiliki rasa kebersamaan dalam memberantastindakan anti porno, anti pelanggaran asusila. Tapi tentunya ada suatu batas yangdinamakan tidak boleh main hakim sendiri. Batasan yang dimaksud adalah sampaidengan bersama-sama untuk kemudian melaporkan kepada aparat penegakan hukum.Itu sudah satu hal yang sangat standar.

(14)

4

Ketuhanan Yang Maha Esa, penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan, kebhinekaan, kepastian hukum, nondiskriminasi, dan perlindungan terhadap warga negara. Hal tersebut berarti bahwa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah :

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang bersumber pada ajaran

Agama

2. Memberikan ketentuan yang sejelas-jelasnya tentang batasan dan larangan yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara serta menentukan jenis sanksi bagi yang melanggarnya; dan

3. Melindungi setiap warga negara, khususnya perempuan, anak, dan generasi

Pengaturan pornografi dalam Undang-Undang Pornografi meliputi : (1) pelarangan dan pembatasan pembuatan, penyebarluasan, dan

penggunaanpornografi;

(2) perlindungan anak dari pengaruh pornografi; dan

(3)pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi, termasukperan serta masyarakat dalam pencegahan.

(15)

hukum pidana meliputi orang (manusia alamiah) dan korporasi (persyarikatan) baik yang berstatus badan hukum maupun bukan badan hukum.

Dalam pandangan hidup dan budaya kita, pornografi dan pornoaksi adalah fenomena di luar sistem-nilai. Karena itu, sudah sepatutnya bagi mereka yang tetap berpegang teguh pada pandangan-hidup dan sistem nilai Indonesia yang

menolak segala bentuk pornografi dan pornoaksi.

Globalisasi telah menghapus sekat-sekat yang ada dalam masyarakat baik itu masyarakat internasional maupun merembes kepada masyarakat dalam satu negara. Hal yang nampak jelas adalah terjadinya pertemuan antar budaya yang telah melahirkan dua mata pisau, disatu sisi berdampak positif, namun di sisi lain terjadi pergesekan yang cukup hebat. Bahkan ia seakan-akan menjadi slogan yang wajib disertakan dalam setiap kebijakanpembangunan nasional untuk kurun waktu yang cukup lama. Persoalan yang terjadipada masa sekarang ini adalah pembangunan di bidang moral telah tertinggal jauhdengan berbagai pembangunan yang bersifat fisik.

Banyaknya tayangan seksual dalam video klip, majalah televisi, dan film membuat remaja melakukan aktivitas seks secara sembarangan. Tidaklah mengherankan ketika terjadi kasus pemerkosaan terhadap anak-anak oleh anak seusia SMP, adegan panas yang dilakukan oleh siswa-siswa SMA, seperti kasus di Cianjur ( melakukan sex di dalam kelas, yang turut melibatkan guru), dan banyak lagi kasus-kasus lain. Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas

North Carolina, ”semakin banyak remaja disuguhi eksploitasi seks di media,

mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.

(16)

6

melindungi masyarakat secara efektif dan efisien terhadap bahaya demoralisasi sebagai akibat dari masuknya pandangan dan kebiasaan orang-orang asing mengenai kehidupan seksual di Negara masing-masing.

Di samping itu, apabila dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ternyata tidak dapat diduga bahwa masuknya pandangan dan kebiasaan orang-orang asing ke

Indonesia, dapat menimbulkan problema baru bagi pemerintah dalam usahanya untuk memelihara keamanan umum dan mempertahankan ketertiban umum dalam masyarakat, yang bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi secara negatif usaha bangsa Indonesia dalam memelihara ketahanan nasional mereka.

Perdebatan mengenai masalah pornografi akhir-akhir ini sangatlah menarik, meskipun bukan masalah yang baru lagi karena sudah sejak beberapa waktu yang lalu telah mencuat. Namum masalah ini kembali muncul sejak semakin banyaknya peredaran VCD/DVD porno dan rekaman video porno di lingkungan sekolah dan juga kampus yang banyak dilakukan oleh para siswa-siswi serta para mahasiswa-mahasiswi.

(17)

Dalam hal pengaruh media massa tidak kalah besarnya terhadap keinginan atau kehendak yang tertanam pada diri seseorang untuk berbuat jahat. Keinginan atau kehendak itu sering timbul karena adanya pengaruh dari bacaan, gambar-gambar dan film yang ditonton. Para remaja maupun anak-anak yang mengisi waktu luangnya dengan membaca bacaan, melihat film yang

mengandung adanya unsur pornografi maka hal itu akan berbahaya dan dapat mmepengaruhi mereka untuk melakukan perbuatan jahat.

.Terdapat sisi negatif dan positif terhadap perkembangan ini. Segi positif perkembangan ini memudahkan manusia dalam menghadapi kehidupannya, sedangkan imbas negatifnya antara lain semakin merajalelanya jaringan pornografi internasional. Akses jaringan pornografi ini dapat dinikmati oleh penduduk berbagai negara. Melalui sarana teknologi telekomunikasi yang berupa internet, penyebaran pornografi dapat dilakukan secara luas, melewati batas-batas negara. Jaringan internet secara potensial menyebarkan “polusi” pornografi ke seluruh dunia.

Perbuatan pornografi merupakan bentuk perbutan yang dilarang oleh norma agama, kesopanan, kesusilaan masyarakat maka perbuatan pornografi tersebut merupakan perbuatan yang tercela, sehingga secara substansial layak dinyatakan sebagai perbuatan kriminal.

Apabila dihubungkan dengan cyber crime (tindak pidana di mayantara) yang bersifat Cyber Pollution, maka polusi pornografi yang dapat menimbulkan

(18)

8

dapat menjadi bahan kajian ulang (reevaluasi) baik dalam aspek hukum pidana materiil maupun hukum pidana formil.

Seberapa jauh komitmen suatu negara untuk memberantas pornografi tergantung pada politik hukum dan kondisi negara yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan Konggres PBB Ke V tahun 1975 di Geneva, Swiss bahwa

dikriminalisasikan atau tidak pornografi atau kejahatan di bidang kesusilaan ini di hubungkan dengan kuat dan lemahnya hubungan antara moral dan hukum (law and moral standrad) di negara yang bersangkutan. Indonesia merupakan negara yang bersifat religius, yakni moral menjadi hal yang dijunjung tinggi. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat pornografi maupun pornoaksi tetap menjadi persoalan yang banyak mengundang perhatian dan kecaman di masyarakat. Oleh sebab itu tidak benar kiranya apabila pornografi dianggap sebagai urusan pribadi semata

Bagi mahasiswa dunia kerja merupakan kehidupan yang pasti akandihadapi ketika setelah lulus. Dunia kerja menuntut akan hal-hal yang sangatkompleks seperti persaingan kerja, lapangan kerja yang semakin sempit, sehinggasetiap mahasiswa perlu mengetahui secara langsung dunia kerja agar ketikadihadapkan dengan pekerjaan sudah tidak ragu lagi. Dan dapat bersaing atauberkompetisi terhadap persaingan kerja yang makin luas

(19)

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah dampak peredaran pornografi terhadap remaja sebagai penikmat ?

2. Bagaimana pemberantasan DVD porno di hubungkan dengan

Perda Kota Bandung Nomor 3 tahun 2005

C. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut!

1) Maksud Kerja Praktek

(20)

10

2) Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kerja praktek yang ingin dicapai oleh mahasiswa adalah:

A. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa faktor dalam dan factor luar yang mempengaruhi keberhasilan

suatu sistem informasi dan jaringan dilokasi kerja praktek B. Mahasiswa mengenal situasi kerja lapangan

C. Mahasiswa dapat menyerap ilmu yang ada dilapangan serta menjalin kerjasama yang mutual dengan instansi tempat mahasiswa melakukan kerja praktek

D. Manfaat kegiatan

Kegiatan kerja praktek ini dilakukan dengan harapan akan dapat memberikan manfaat baik manfaat objektif maupun manfaat subjektif sebagai berikut:

1. Manfaat Objektif

Manfaat objektif dari penelitian ini adalah dengan diketahuinya bentuk-bentuk penanggulangan bahaya pornografi.

2. Manfaat Subjektif

(21)

E. Jadwal penelitian

Perusahaan yang saya jadi kan sebagai media kerja praktek adalah di KANTOR PENGADILAN NEGERI BANDUNG dengan waktu selama

(22)

12 BAB II

ASPEK HUKUM TENTANG DELIK PORNOGRAFI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

A. Pengertian Tindak Pidana dan Pertanggung jawaban Pidana

Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”. Istilah-istilah yang pernah digunakan baik dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari istilah starfbaar feit adalah1:

a. Tindak pidana b. Peristiwa pidana c. Delik

d. Pelanggaran pidanaPerbuatan yang boleh dihukum e. Perbuatan yang dapat dihukum

f. Perbuatan pidana.

Sumber menegaskan bahwa dalam ruang lingkup asas pertanggungjawaban pidana, disamping kemampuan bertanggung jawab, kesalahan (schuld) dan melawan hukum (wederechttelijk) sebagai syarat untuk pengenaan pidana, ialah pembahayaan masyarakat oleh pembuat.

(23)

Dengan demikian konsepsi pertanggungjawaban pidana dalam arti dipidana nya pembuat, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :2

a. Ada suatu tindak pidana yang dilakukan oleh pembuat. b. Ada unsur kesalahan berupa kesengajaan atau kealpaan

c. Ada pembuat yang mampu bertanggung jawab Tidak ada alasan pemaaf.

Berikut akan dijelaskan mengenai syarat-syarat pertanggung jawaban diatas.

a. Ada suatu tindak pidana yang dilakukan oleh pembuat

Melawan hukum adalah suatu sifat tercelanya atau terlarangya dari suatu perbuatan, yang sifat tercela mana dapat bersumber pada (melawan formil) dan dapat bersumber pada masyaraka (melawan materil), karena bersumber pada masyarakat, yang sering juga disebut dengan bertentangan dengan asas-asas masyarakat, maka sifat tercela itu tidak tertulis. Sering kali sifat tercela dari suatu perbuatan itu terletak pada kedua-duanya, seperti perbuatan menghilangkan nyawa (orang lain) pada pembunuhan (Pasal 338 KUHP), adalah dilarang baik dalam maupun dalam masyarakat. Adalah wajar setiap perbuatan yang tercela menurut masyarakat adalah tercela pula menurut, walaupun kadang kala ada pebuatan

2

(24)

14

yang tidak tercela menurut masyarakat tetapi tercela menurut Undang-Undang, misalnya perbuatan mengemis (Pasal 504 KUHP) dan bergelandang (Pasal 505 KUHP).

Dari sudut, suatu perbuatan tidaklah mempunyai sifat melawan sebelum perbuatan itu diberi sifat terlarang dengan memuatnya

sebagai dilarang dalam peraturan perundang-undagan, artinya sifat terlarang itu bersumber pada dimuatnya dalam peraturan perUndang-Undangan.3

Perkataan melawan dalam KUHP yang berlaku sekarang, kadang disebutkan dalama rumusan tindak pidana dan kadang-kadang tidak.Menurut Schaffmeister ditambahkannya kata melawan sebagai salah satu unsur dalam rumusan delik yang (telah) dibuat terlalu luas.Ia menambahkan bahwa, tanpa ditambahkannya perkataan melawan mungkin timbul bahaya, yaitu mereka yang menggunakan haknya akan termasuk kedalam ketentuan pidana.4

Sedangkan, alasan tidak dicantumkannya dalam tiap-tiap Pasal dalam KUHP adalah bilamana dari rumusan, perbuatan yang tercantum sudah sedemikian wajar sifat melawan nya, sehingga tidak perlu dinyatakan secara eksplisit.5

3 ibid

4

Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Pada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan,Kencana,Jakarta 2006, hlm 50

(25)

Menurut Hoffman, bahwa suatu perbuatan dikatakan melawan apabila memenuhi 4 unsur, yaitu6:

1) Harus ada yang melakukan perbuatan 2) Perbuatan itu harus melawan

3) Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian pada orang lain

4) Perbuatan itu karena kesalahan yang dapat dicelakan kepadanya

b. Ada unsur kesalahan berupa kesengajaan atau kealpaan

Kesalahan (schuld) adalah unsur mengenai keadaan atau gambaran batin orang sebelum atau pada saat memulai perbuatan, karena itu unsur ini selalu melekat pada diri pelaku dan bersifat subyektif.Unsur kesalahan yang mengenai keadaan batin pelaku adalah berupa unsur yang menghubungkan antara perbuatan dan akibat serta sifat melawan dan perbuatan dengan si pelaku.Istilah kesalahan (schuld) dalam pidana adalah berhubungan dengan pertanggungjawaban pidana atau mengandung beban pertanggung jawab pidana, yang terdiri dari kesengajaan (dolus atau opzet) dan kelalaian (culpa).Kesalahan merupakan penilaian normatif terhadap tindak pidana, pembuatnya dan hubungan keduanya, yang dari situ dapat disimoulkan bahwa pembuatnya dapat dicela karena sebenarnya dapat berbuat lain, jika tidak ingin melakukan tindak pidana.

6 Komariah Enong supardjadja dalamAjaran Sifat Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum Pidana Indonesia,

(26)

16

Seperti halnya unsur melawan hukum, unsur kesalahan ini ada di sebagian rumusan tindak pidana yakni kejahatan tertentu dengan dicantumkan secara tegas, misalnya: Pasal 104, Pasal 179, Pasal 204, Pasal 205, Pasal 362, Pasal 368, Pasal 372, Pasal 378, Pasal 406 dan Pasal 480 KUHP, dan disebagian lagi tidak dicantumkan,

misalnya: Pasal 162, Pasal 167, Pasal 170, Pasal 211, Pasal 212, Pasal 289, Pasal 294 dan Pasal 422 KUHP.7

c. Pembuat yang mampu bertanggungjawab

Berdasarkan teori pemisahan tindak pidana dan pertanggungjawaban tindak pidana, maka tindak pidana merupakan suatu yang bersifat eksternal dari pertanggungjawaban pembuat.Dilakukannya tindak pidana merupakan syarat eksternal kesalahan.Namun demikian, selain syarat eksternal untuk adanya kesalahan, ada pula syarat internal, yaitu persyaratan yang justru terletak pada dirisi pembuat.Konkritnya, kondisi si pembuatlah yang dapat dipersalahkan atas suatu tindak pidana. Syarat internal tersebut karenanya merupakan unsur pertanggungjawaban pidana.8

Dapat dipertanggung jawabkan pembuat dalam hal ini berarti pembuat memenuhi syarat untuk dapat dipertanggung jawabkan.Mengenai asa tiada pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan, mka pembuat dapat dipertanggung jawabkan jika mempunyai kesalahan. Dengan demikian keadaan batin pembuat

(27)

yang normal atau akalnya mampu membeda-bedakan perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, atau dengan kata lain mampu bertanggungjawab, merupakan sesuatu yang berada di luar pengertian kesalahan.9

Mampu bertanggungjawab merupakan syarat kesalahan.Sementara

itu, kesalahan adalah unsur pertangungjawaban pidana.Mampu bertanggungjawab merupakan masalah yang berkaitan dengan keadaan mental pembuat yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pidana.Allen mengatakan bahwa keadaan mental pembuat termasuk dalam masalah kemampuan bertanggungjawab.Tepatnya keadaan mental pembuat yang tidak dapat dipertanggugjawabkan dalam pidana.

Tidak mampu bertanggungjawab ditandai dari dua hal, yaitu jiwa yang cacat atau jiwa yang terganggu karena penyakit.Mengenai hal ini, haruslah diambil sikap, bahwa mengenai mampu bertanggungjawab ini adalah hal mengenai jiwa seseorang yang diperlukan dalam hal untuk menjatuhkan pidana dan bukan hal untuk terjadinya tindak pidana.Tidak mampu bertanggungjawab.adalah ketidak normalan keadaan batin pembuat, karena cacat jiwa atau gangguan penyakit jiwa, sehingga padanya tidak memenuhi persyaratan untuk diperiksa apakah patut dicela atau tidak karena perbuatannya. Dengan kata lain, seseorang dipandang mampu bertanggung jawab jika tidak ditemukan keadaan-keadaan tersebut. Tidak dapat

(28)

18

dipertanggungjawabkan mengakibatkan tidak dapat dijatuhi pidana. Berarti, ketika ditemukan tanda (sebab) seseorang tidak mampu bertanggung jawab dan karenanya dipandang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam pidana, maka proses pertanggungjawabannya berhenti sampai disini. Orang itu hanya

dapat dikenakan tindakan, tetapi tidak dapat dipidana.

D. Simons menyatakan bahwa ciri-ciri psikis yang dimiliki oleh orang yang mampu bertanggung jawab pada umumnya adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh orang yang sehat rohaninya, orang yang memiliki pandangan normal, yang dapat menerima secara normal pandangan-pandangan yang dihadapkan, yang dibawah pengaruh pandangan-pandangan tersebut ia dapat menentukan adanya kehendaknya dengan cara yang normal pula.10

Moeljanto menarik kesimpulan tentang adanya kemampuan bertanggung jawab ialah pertama harus adanya kemamppuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk, yang sesuai dan yang melawan; kedua harus adanya kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi.11

10

Op.Cit, Adam chazawi hal.144

(29)

KUHP di seluruh dunia pada umumnya tidak mengatur tentang kemampuan bertanggung jawab, yang diatur adalah kebalikannya, yaituketidakmampuan bertanggung jawab.12

Hal ini dapat dilihat dalam rumusan KUHP Pasal 44 ayat

(1): “Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan perbuatannya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum”

d. Tidak ada alasan pemaaf

Mengenai istilah-istlah alasan pembenar dan alasan pemaaf tidak ada disebutkan dalam KUHP. Dalam teori pidana, yang dimaksud dengan alasan pembenar yaitu alasan yang mengahapuskan sifat melawan nya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa menjadi perbuatan yang patut dan benar. Sedangkan alasan pemaaf yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa. Perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan, jadi tetap merupakan perbuatan pidana, tetapi ia tidak dipidana karena tidak ada kesalahan. Pembuat tidak dapat berbuat lain yang berujung pada terjadinya tindak pidana dalam keadaan-keadaan tertentu, sekalipun sebenarnya tidak diinginkannya. Dalam kejadian tersebut, tidak pada tempatnya apabila masyarakat masih mengharapkan pada yang bersangkutan untuk tetap berada pada jalur yang telah ditetapkan, dengan kata lain, terjadinya tindak pidana ada kalanya tidak dapat

(30)

20

dihindari oleh pembuat, karena sesuatu yang berasal dari luar dirinya.13

Faktor eksternal yang menyebakan pembuat tidak dapat berbuat lain mengakibatkan kesalahannya menjadi terhapus. Artinya, pada diri pembuatterdapat alasan penghapus kesalahan.Dengan demikian,

pertanggungjawaban pidana masih ditunggukan sampai dapat dipastikan tidak ada alasan yang menghapuskan kesalahan pembuat. Sekalipun pembuatnya dapat dicela, tetapi dalam hal-hal tertentu celaan tersebut menjadi hilang atau selaan tidak dapat diteruskan terhadapnya, karena pembuat tidak dapat berbuat lain selain melakukan perbuatan itu.

Yang dipandang sebagai alasan pembenar dalam titel 3 buku I KUHP adalah Pasal 49 ayat (1) mengenai pembelaan terpaksa (noodweer), Pasal 50 mengenai melaksanakan ketentuan , Pasal 51 ayat (1) tentang melaksanakanperintah dari pihak atasan. Sedangkan yang dianggap sebagai alasan pemaaf adalah Pasal 49 ayat (2) tentang pembelaan yang melampaui batas, Pasal 51 ayat (2) (alasan penghapus) penuntutan pidana tentang perintah jabatan yang tanpa wewenang.Sedangkan tentang Pasal 48 yang dinamakan daya paksa (overmacht) ada yang mengatakan, daya paksa ini sebagai alasan pembenar dan ada pula yang mengatakan bahwa ini ada alasan pemaaf.Disamping itu, ada pendapat ketiga yang mengatakan bahwa

(31)

Pasal 48 itu mungkin ada alasan pembenar dan mungkin pula ada alasan pemaaf.

Berdasarkan hal di atas maka alasan penulis mengambil judul skripsi ini adalah dikarenakan pada saat ini kejahatan terhadap pronografi semakin hari semakin berkembang, hal ini dikarenakan semakin

banyaknya peredaran VCD/DVD porno yang diperjualbelikan secara bebas di tempat-tempat umum yang dapat diliat oleh anak-anak dibawah umur sehingga mereka mempunyai niat untuk membelinya. Selain dari semakin banyaknya peredaran VCD/DVD porno, pornografi juga sudah banyak beredar di internet sebagai akibat dari semakin berkembangnya sarana teknologi. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ini maka diharapkan kejahatan terhadap ponografi ini dapat berkurang sehingga tidak menimbulkan keresahan lagi di dalam masyarakat. 1. Pengertian Pornografi dan Dampak Pornografi

(32)

22

Pornografi berasal dari bahasa Yunani pornographia, secara harafiah

berati “tulisan tentang pelacur” atau “gambar tentang pelacur” adalah

penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia dengan tujuan membangkitkan rangsangan seksual, mirip, namun berbeda dengan erotika, meskipun kedua istilah ini sering digunakan secara

bergantian.14

Pengertian aslinya, pornografi secara harafiah berarti “tulisan tentang

pelacur”, mulanya adalah sebuah eufemisme dan secara harafiah

berarti “(sesuatu yang) dijual”.Kata ini berasal dari istilah Yunani untuk

orang-orang yang mencatat pornoai, atau pelacur-pelacur terkenal atau yang mempunyai kecakapan tertentu dari zaman Yunani kuno.Pada masa modern, istilah ini diambil oleh para ilmuan social untuk menggambarkan pekerjaan orang-orang seperti Nicholas Restif dan William Acton, yang pada abad ke-18 dan 19 menerbitkan risalah-risalah yang mempelajari pelauran dan mengajukan usul-usul untuk mengaturnya.Istilah ini tetap digunakan dengan makna ini dalam Oxford English Dictionary hingga 1905.15

Belakangan istilah ini digunakan untuk publikasi segala sesuatu yang bersifat seksual, khususnya yang dianggap berselera rendah atau tidak bermoral, apabila pembuatan, penyajian atau konsumsi bahan tersebut dimaksudkan hanyauntuk membangkitkan rangsangan seksual.Sekarang istilah ini digunakan untuk merujuk secara seksual

(33)

segala jenis bahan tertulis maupun grafis.Istilah “pornografi” seringkali

mengandung konotasi negatif dan bernilai seni yang rendahan,

dibandingkan dengan “erotika” yang sifatnya dianggap lebih

terhormat.

Kadang-kadang orang juga membedakan antara pornografi ringan

dengan pornografi berat.Pornografi ringan umumnya merujuk kepada bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif bersifat seksual, atau menirukan adegan seks, sementara pornografi berat mengandung gambar-gambar alat kelamin dalam keadaan terangsang dan kegiatan seksual termasuk penetrasi.Di dalam industrinya (industri pornografi) sendiri dilakukan klasifikasi lebih jauh secara informal. Pembedaan-pembedaan ini mungkin tampaknya tidak berarti bagi banyak orang, namun defenisi hukum yang tidak pasti dan standar yang berbeda-beda pada penyalur-penyalur yang berbeda pula menyebabkan produser membuat pengambilan gambar dan penyuntingannya dengan carayang berbeda-beda pula. Mereka terlebih dulu mengkonsultasikan film-film mereka dalam versi yang berbeda-beda kepada tim hukum mereka.16

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa defenisi

kata “pornografi” adalah :17

16

ibid

17 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta,

(34)

24

1) penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi

2) bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.

Adami Chazawi menjelaskan bahwa ponrnografi berasal dari dua suku kata yaitu pornos dan grafi.Pornos artinya sesuatu yang asusila (dalam hal yang berhubungan dengan seksual), atau perbuatan yang bersifat tidak senonoh atau cabul, sedangkan grafi adalah gambar atau tulisan, yang dalam arti luas termasuk benda-benda patung, yang isi atau artinya menunjukkan atau menggambarkan sesuatu yang bersifat asusila atau menyerang rasa kesusilaan masyarakat. Bagi setiap orang yang normal berdasarkan pengalaman orang-orang pada umumnya, jika membaca tulisan atau melihat gambar atau benda patung atau boneka semacam itu, akan menyerang rasa kesusilaannya seperti dia merasa malu atau mungkin jijik atau mungkin pula merasa berdosa.18

Secara garis besar, dalam wacana porno atau tindakan pencabulan kontemporer, ada beberapa bentuk porno, yaitu pornografi, pornoteks, pornosuara, dan pornoaksi.Dalam kasus tertentu semua kategori ini

(35)

dapat menjadi sajian dalam satu media, sehingga konsepnya menjadi pornomedia.19

Pornografi adalah gambaran-gambaran porno yang dapat diperoleh dalam bentuk foto dan gambar video. Sedangkan pornoteks adalah karya pencabulan yang menyangkut cerita berbagai versi hubungan

seksual dalam bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vulgar, sehingga pembaca merasa ia menyaksikan sendiri, mengalami atau melakukan sendiri peristiwa-peristiwa hubungan seks itu.penggambaran yang detail secara naratif terhadap

hubungan seks itu menimbulkan terciptanya “theatre of mind”

pembaca, sehingga fantasi seksual pembaca menjadi menggebu-gebu terhadap hubungan seks yang digambarkan itu.20

Pornosuara yaitu suara, tuturan, dan kalimat-kalimat yang diucapkan seseorang langsung atau tidak langsung, bahkan secara halus atau vulgar tentang obyek seksual atau aktivitas seksual.Pornosuara ini secara langsung atau tidak meberi respons seksual terhadap pendengar atau penerima informasi seksual itu.Sedangkan pornoaksi adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh yang disengaja atau tidak disengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual laki-laki. Pornoaksi pada awalnya adalah aksi-aksi obyek seksual yang dipertontonkan secara langsung dari seseorang

19

Burhan Bungin, Pornomedia:Konstruksi Sosial Teknologi Telematika & Perayaan Seks di Media Massa,Prenada Media,Jakarta,2003,hlm.154

(36)

26

kepada orang lain, sehingga menimbulkan histeria seksual di masyarakat.21

Berikut ini akan diuraikan pengertian pornografi menurut bebrapa sarjana hukum:

a) Menurut Azimah Subagio (Sekretaris Umum Masyarakat

Anti-Pornografi Indonesia), Anti-Pornografi adalah semua materi yang bias merangsang hasratseksual orang pada umumnya, baik dalam bentuk gambar, tayangan, pembicaraan dan tulisan.22

b) Menurut Andi Hamzah, pornografi adalah :23

 Suatu ungkapan dalam bentuk cerita-cerita tentang pelacuran atau

Suatu ungkapan dalam bentuk tulisan atau lukisan tentang kehidupan erotik dengan hanya untuk menimbulkan rangsangan seks kepada pembacanya atau yang melihatnya.

 Berdasarkan defenisi di atas maka pornografi itu bisa dujumpai dalam

tulisan-tulisan, lukisan, fotografi, film, seni pahat, syair bahkan juga ucapan-ucapan, tetapi apabila dilihat segi ilmu pengetahuan maka dapat dibedakan mana yang dimaksud dengan pornografi tersebut.prostitusi

c) Menurut Wiryono Projodikoro memberikan rumusan tentang Pornografi yaitu kata pornografi itu terbentuk dari asal kata pornos, yaitu berarti melanggar kesusilaan atau cabul dan tulisan, gambar atau patung benda pada umumnya yang berisi atau menggairahkan

21

Ibid 22

http:wwww.kompas.com, diakses tanggal 20 Februari 2011

(37)

sesuatu yang menyinggung rasa susila yang membaca atau melihatnya.24

d) Menurut Oemar Seno Adji dalam bukunya yang berjudul Mass Media

dan Hukum, mengatakan bahwa: “Sedangkan pornografi mempunyai

pemikiran yang assiatif dengan istilah cabul, dimana suatu kecabulan

itu di dalammasyarakat telah melanggar rasa kesusilaan yang melihatnya. Di negara-negara Anglo Saxon istilah kecabulan lebih mendekati dan identik dengan kata obscenity, yang kadang-kadang menunjukkan suatu perbedaan lain dengan kata lain dengan kata pornografi. Obscenity merupakan restruksi universal terhadap kebebasan pers yang berintikan larangan tindakan pencegahan dan sensor, khususnya pejabat yang berwenang. Kebebasan pers yang bertanggungjawab pada umumnya telah diterima oleh undang-undang dan hukum.25

Pornografi telah memberikan dampak negatif terutama kepada anak. Beberapa dampak negatif itu antara lain :26

1) Pelecehan seksual

Setelah melihat tayangan pornografi, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari cara untuk melampiaskan dorongan seksnya. Anak usia dini adalah individu yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual, apalagi di Indonesia sendiri pendidikan seks untuk

24

Wiryono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Erisco, Bandung, 1986,hlm.120

25

Oemar seno adji dalam bukunya Mass Media dan Hukum

26 http://bapakethufail.wordpress.com/2008/10/22/dampak-pornografi-bagi perkembangan-anak/, di akses tanggal 1

(38)

28

anak bagi sebagian besar orangtua masih tabu dan belum waktunya diberikan. Hasilnya anak sering menjadi korban pelampiasan seks oleh orang disekitarnya terutama yang dekat dengan anak.

2) Penyimpangan seksual

Anak balita atau anak usia dini yang belum waktunya sudah melihat

adegan atau tayangan hubungan intim suami istri atau tayangan – tanyangan porno lainnya, dan tidak ketahuan orangtua sehingga tidak langsung diberi pemahaman(dengan bahasa yang mudah dipahami anak tentu saja) ketika dewasa kelak bisa mengalami penyimpangan seksual, karena yang ada dalam benak anak adegan itu jorok, sakit, seram.

3) Sulit konsentrasi

Bagaimana bisa konsentrasi kalau yang ada dalam pikiran anak adalah pikiran-pikiran kotor.Belum lagi kalau anak belum paham sehingga yang ada dalam otak anak adalah berbagai pertanyaan seputar adegan atau tayangan porno yang baru dia lihat. Yang bahaya lagi, kalau sudah tertanam dalam otak maka untuk menghapus akan sangat sulit. Hal in dikarenakan seks merupakan kebutuhan dasar manusia. Anak yang sudah menemukan kenikmatan seks sebelum waktunya dan tertanam secara mendalam dalam pikirannya akan sulit untuk dihilangkan.

(39)

Anak bisa saja jadi tidak percaya diri, hal ini karena frame yang dia lihat dari maraknya tayangan TV atau bahkan lingkungan

disekitarnya, ”kalau mau cantik dan punya banyak teman ya harus

berpakaian terbuka”, ”kalau berpakaian tertutup kuper gak gaul,

ndeso”. Besok-besok anak akan muncul PD-nya ketika berpakaian

minim dan terbuka. 5) Menarik Diri

Anak yang mengalami pelecehan seksual atau kekerasan seksual biasanya cenderung menarik diri, tertutup dan minder.Apalagi kalau orangtua tidak segera mencari bantuan psikolog dan cenderung menyalahkan anak, memarahi atau menggunakan kekerasan. Dimasa depan bisa saja kemudian anakakan sangat membenci orang dengan jenis kelamin tertentu karena mengingatkan pada kejadian seram masa kecilnya

6) Meniru

(40)

30

A. Tinjauan umum tentang Pengadilan Negeri Bandung

1. Sejarah Pengadilan Negeri Bandung27

Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu menguasai Jawa dan Nusantara

pada umumnya dibawah pimpinan Gubernur Jendral Herman Willem Daendles (1808-1811), mempunyai rencana sebuah jalan yang membelah Pulau Jawa, menghubungkan Anyer di ujung barat dan Panarukan di Ujung Timur. Jalan ini, yang dikenal sebagai Jalan Raya Pos (Groote Postweg), membentang sepanjang kurang lebih 1000 kilometer.Pembuatan jalan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah hubungan antara daerah-daerah yang berdekatan serta dilalui jalan tersebut. Atas perintah Daedles inilah, sejak tanggal 25 Mei 1810 , ibu kota Kabupaten Bandung yang semula berada di Karapyak mengalami perpindahan, mendekati Jalan Raya Pos. Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu menguasai Jawa dan Nusantara pada umumnya dibawah pimpinan Gubernur Jendral Herman Willem Daendles (1808-1811), mempunyai rencana sebuah jalan yang membelah Pulau Jawa, menghubungkan Anyer di ujung barat dan Panarukan di Ujung Timur. Jalan ini, yang dikenal sebagai Jalan Raya Pos (Groote Postweg), membentang sepanjang kurang lebih 1000 kilometer.

Pembuatan jalan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah hubungan antara daerah-daerah yang berdekatan serta dilalui jalan tersebut. Atas perintah Daedles inilah, sejak tanggal 25 Mei 1810 , ibu kota Kabupaten Bandung yang

(41)

semula berada di Karapyak mengalami perpindahan, mendekati Jalan Raya Pos. Bupati Wiranata Kusumah II, dengan persetujuan sesepuh serta tokoh-tokoh dibawah pemerintahannya, memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung dari karapyak ke Kota Bandung sekarang. Daerah yang dipilih sebagai ibu kota baru tersebut, terletak diantara dua buah sungai sungai, yaitu Cikapundung dan

Cibadak daerah sekitar alun-alun Bandung sekarang yang dekat dengan Jalan Raya Pos. daerah tersebut tanahnya melandai ke timur laut sehingga cocok dengan persyaratan kesehatan maupun kepercayaan yang dianut saat itu. Sungai-sungai yang mengapitnya juga dapat berfungsi sebagai sarana utilitas kota. Setahap demi setahap, dimulailah pembangunan ibu kota kabupaten baru. Perpindahan rakyatnya pun dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan pengadaan perumahan serta fasilitas lain yang tersedia.

(42)

32

mengatur pembangunan kota akibat bertambahnya jumlah penduduk, maka disusun suatu pedoman dasar bagi pembangunan Kota Bandung dengan

“Rencana Kota Bandung” (Plan der Negorij Bandoeng). Dengan adanya

rencana ini, maka dimulailah lebih terarah dan terkendali.

Pada tahun 1850, mulailah dibangun Masjid Agung serta Pendopo

(43)

1. STRUKTUR PENGADILAN NEGERI BANDUNG28

(44)

34 Bab III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK DI PENGADILAN NEGERI BANDUNG

A. Tugas Harian

Pada kegiatan kerja praktik yang telah di lakukan selama kurang lebih satu bulan (100 jam) di Pengadilan Negeri Bandung, penulis telah melakukan berbagai kegiatan selama kerjapraktik di antaranya mencatat nomor perkara,meregister nomorperkara kedalam buku perkara pidana biasa. Penulis dapat mengetahui berita acara persidangan,surat tuntutan, sampai dengan putusan. Penulis melakukan kegiatan kerja praktik di Pengadilan Negeri Bandung dengan pengarahan dari bagian kepegawaian Pengadilan Negeri Bandung. Gedung yang berada di Jalan R.E Martadinata No. 74-80 Bandung.Kerja praktik adalah bentuk penyelenggaraan perkuliahan yang pelaksanaannya merupakan perpaduan yang harmonisasi antara pengetahuan teoritis dengan pemahaman praktis, antara belajar di bangku kuliah dengan belajar di dunia kerja.

(45)

untuk menciptakan lulusan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) khususnya Fakultas Hukum yang berkualitas dan menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sehingga dapat berguna dalam kehidupan

bermasyarakat. Kegiatan kerja praktik penulis diawali dengan pengarahan penjelasan kegiatan selama kerja praktik di Pengadilan Negeri Bandung.Penulis diarahkan pada bagian perkara pidana umum, dan diberitugas oleh Ketua Perkara Pidana yang ditunjuk sebagai pembimbing penulis di PengadilanNegeri Bandung.

Kegiatan selama Kerja praktik di Pengadilan Negeri Bandung adalah melakukan mencatat nomor perkara yang di kasih dari pegawai Pengadilan Negeri Bandung dan meregister nomor perkara ke buku register perkara pidana biasa dan mencatat masa penahanan tahanan selama di rutan.

(46)

36

(47)

36 ANALISIS

A. Bagaimana dampak peredaran pornografi terhadap remaja sebagai penikmat ?

1. Dampak pornografi pada remaja

Kecanduan Pornografi pada remaja, menimbulkan efek kerusakan otak secara permanen. Remaja akan cenderung sulit mengontroldiri, mengambil keputusan, mengatu remosi, perencanaan dan mengorganisasikan diri. Masa remaja adalah masa dimana organ-organ reproduksi sudah mulai bekerja dan nafsu seksual sudah tumbuh. Hal inilah yang menjadikan psikologi remaja suka ingin tahu tetek bengek segala hal yang berbau seksual. Sayangnya, sejauh ini banyak pihak yang belum peduli untuk memberi informasi yang sehat tentang seks kepada remaja.

(48)

37

pornografi secara sembunyi-sembunyi, baik sendirian maupun dengan teman-teman mereka.

2. SURVEY REMAJA

Survei yang dilakukan di 12 kota besar belum lama ini, juga

menunjukkan 62,7 persen responden pernah berhubungan badan dan 21 persen di antaranya telah melakukan aborsi. Hasil survei di atas dikuatkan dengan fakta, puluhan siswa SMP di Bandung, Jawa Barat, telah berprofesi menjadi pekerja seks komersial (PSK). Yang lebih mencengangkan, data yang dihimpun program Save The Children Jawa Barat ini, menunjukkan di antara para PSK remaja tersebut cukup dibayar dengan pulsa telepon selular.

Fenomena ini cukup menjadi alasan kuat semua pihak untuk mencemaskan masa depan generasi penerus bangsa. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief menyatakan, fenomena ini menunjukkan remaja mengetahui proses reproduksi hanya sebatas hubungan badan.

“Mereka tidak paham betul apa itu kesehatan reproduksi. Jadi

(49)

Data diatas memberi gambaran kepada kita, bahwa sudah sejak lama pornografi akrab dengan dunia remaja.

“Seksual aktif di kalangan remaja adalah realitas yang tidak bisa

dipungkiri. Tingginya remaja yang melakukan seks pranikah di rumah

karena orangtua merasa aman kalau membiarkan anaknya ada di rumah sendiri, sehingga tidak terlalu diawasi. Padahal, remaja paling

banyak melakukannya di rumah,” ujar Dr Sudibyo Alimoeso, MA,

Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, dalam acara temu media di Gedung BKKBN Pusat, Jakarta.1

kebanyakan remaja awalnya melakukan hubungan seks pranikah hanya karena coba-coba dan penasaran. Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual yang dimiliki remaja.Selain itu, kurangnya pengawasan orangtua di rumah juga seringkali membuat remaja merasa nyaman dan aman untuk melakukan hubungan seks pranikah.

“Ini juga karena pengetahuan orangtua yang tidak cukup untuk

berkomunikasi tentang seksualitas dengan anak. Anak seharusnya mendapatkan informasi yang tepat dari orangtua agar dia tidak mendapatkan informasi yang salah dari luar, karena menurut survei

(50)

39

kebanyakan remaja dapat informasi tentang seks dari temannya,” jelas Dr Sudibyo.

3. BAHAYA PORNOGRAFI BAGI REMAJA

Pornografi adalah barang haram. Setiap yang haram pasti memiliki keburukan dan bahaya. Allah SWT berfirman: “Yaitu mereka yang

mengikuti rasul, dia menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari yang munkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, serta melepaskan berbagai beban dan belenggu-belenggu yang ada

pada mereka.” (QS Al-Araf: 157)

Layaknya kecanduan bahan kimia, pecandu pornografi cenderung menggantikan sesuatu hal yang penting dengan seks atau bentuk lain dari pornografi. Orang yang kecanduan pornografi biasanya menggunakan media seperti majalah, video porno atau yang paling sering adalah internet.

(51)

a. Terjerumus Dalam Kemaksiatan Seksual (Onani)

Pornografi yang mengeksploitasi seks secara vulgar akan menjadi perangsang nafsu seks remaja yang memang sudah berkobar-kobar. Bila diibaratkan, nafsu seks dimasa remaja itu

seperti rumput kering yang tersiram bensin. Sedikit ada percikan api, maka rumput akan segera terbakar. Begitu halnya pula dengan nafsu seks remaja, sedikit ada perangsang, maka nafsu itu akan berkobar-kobar dan akan mencari pelampiasannya. Pelampiasan itu seringkali dengan cara melakukan: ONANI

Onani atau di kalangan ulama disebut istimna’, adalah

(52)

41

Onani sering juga disebut masturbasi. Masturbasi berasal dari bahasa latin, mastur yang berarti “tangan”, dan batio yang berarti

“menodai”. Masturbasi dilihat dari asal usul katanya berarti

“menodai diri sendiri dengan tangan”. Dari sini diperoleh

pengertian, masturbasi adalah” pemuasan kebutuhan seksual

terhadap diri sendiri dengan menggunakan tangan”.

Onani sering dilakukan remaja. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Wanita menyatakan, bahwa hampir 90% remaja pernah/sering melakukan onani.

Lalu, apa pendorong terbesar mereka melakukan onani? Terbukti film porno/video porno menduduki peringkat pertama yang menjadi pendorong mereka melakukan onani. Paling tidak itulah hasil dari polling majalah Hai yang menyebutkan, pendorong terbesar untuk melakukan onani adalah karena menonton film bokep (blue film) yaitu 95 suara. Selebihnya karena melihat cewek berdandan seksi dan karena dorongan nafsu alias horny.

b. Hukum Onani

(53)

Taimiyyah, Ibnu Baz dan lain sebagainya juga menyatakan haram melakukan onani. Orang yang mengelurkan sperma dengan tangannya berarti telah mencari penyaluran nafsu syahwatnya dengan ‘mencari dibalik itu’, maka hukumnya haram.

Ada hadis shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dimana

Rasulullah bersabda:

“Bagian manusia dari zina ditulis. Ia mengetahui hal itu dan tanpa

mustahil. Zina kedua mata adalah telanjang, kedua telinga dengan pendengaran, lidah berzina dengan perkataan, tangan dengan menyentuh, kaki dengan melangkah. Hati berhasrat dan berkeinginan dan hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Bahaya Onani

(54)

43

Bila diklasifikasi, bahaya onani ada 3:

1) Bahaya Terhadap Rohani.

Orang yang terperangkap dalam belenggu aktivitas onani sulit

sekali untuk menjadi pribadi yang istiqomah. Ia akan menjadi pribadi yang lemah, dan tidak mampu membebaskan dirinya dari belenggu nafsu. Hidupnya akan dirantai nafsu birahi. Karenanya ia akan mudah meremehkan amal-amal ibadah.

2) Bahaya Terhadap Kesehatan

Secara medis, onani disebut juga sebagai melakukan tindakan mekanis terhadap penis. Tindakan ini bisa membuka kulit penis jadi rusak dan menjadi awal masuknya bibit penyakit. Dalam taraf yang lebih parah, menurut Dr.Rainy Hadi Umbas, Ph.D,SpU (2004), lecet bisa menjadi borok! Ini dinamakan penyakit ulkus banal.

(55)

berpeluang menjadikan kepekaan saraf-saraf disekitar penis berkurang. Sehingga sensitivitas penis terhadap rangsangan pun akan berkurang. Kondisi ini akan menyikasa, karena kelak alat kelamin akan mudah melemah saat melakukan hubungan seks suami istri.

3) Bahaya Terhadap Kejiwaan (Psikologis)

Secara psikis, onani membuat pelakunya merasa bersalah. Menurut polling, paling tidak 69 suara mengaku merasa bersalah setelah melakukan onani. Perasaan bersalah ini akan semakin hebat bila ia tumbuh dilingkungan keluarga atau masyarakat yang memegang teguh norma-norma agama.

Onani juga berefek pada pikiran. Misalnya tidak bisa konsentrasi, atau pikiran jadi mudah terbawa pada apa yang disebut “piktor”

(56)

45

4) Terperangkap Dalam Penjara Ketagihan yang Merusak

Bukan hanya narkoba yang mengandung zat adiksi, pornografi juga membuat penikmatnya ketagihan/kecanduan. Bagi remaja, kecanduan situs porno (cybersex) akan membuat ritme belajar

menjadi kacau. Secara umum, kecanduan situs porno akan berdampak negatif terhadap karakter seseorang. Berdasarkan penelitian Bingham dan Piotrowski dalam Psychological Report berjudul On-line Sexual Addiction menyebutkan, karakter orang yang kecanduan cybersex adalah:

Keterampilan sosial tidak memadai

Lebih memilih bergelut dengan fantasi yang bersifat seksual Asyik berkomunikasi dengan figur-figur ciptaan hasil imajinasinya sendiri,

Tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak mengakses situs porno dan lupa waktu.

(57)

dapat bersifat destruktif alias dapat merusak diri dan masa depannya.

5) Terhempas Dalam Lembah Pergaulan Bebas (Freesex)

Adapun tanda-tanda anak/remaja yang kecanduan pornografi Setidaknya ada delapan tanda seorang anak atau remaja yang keranjingan gambar, film atau materi berbau pornografi:

2. SELAMATKAN

GENERASI

DARI

BAHAYA

PORNOGRAFI!

a) Bahaya Pornografi Internet

(58)

47

porno ini dapat muncul secara tiba-tiba saat seorang anak mencari bahan informasi untuk tugas sekolahnya atau untuk keperluan lainnya. Seorang anak yang masih lugu belum dapat menilai baik atau buruknya suatu hal, maka seorang anak usia 8-12 tahun sering menjadi sasaran. Pada usia ini,

(59)

melekat dan sulit untuk dihilangkan dalam pikiran anak dalam jangka waktu yang cukup lama. Teknologi adalah salah satu media yang dapat membantu manusia untuk dapat hidup lebih baik, namun jika teknologi tersebut disalahgunakan maka dapat menghancurkan penggunanya. Internet yang

(60)

coba-49

coba, kecanduan bahkan tidak sedikit dari mereka yang mencoba membuat video cabul sendiri demi mengabadikan aktifitas seks bersama pasangan. Banyaknya kasus video mesum yang melibatkan remaja dan anak dibawah umur yang beredar di internet belakangan ini, adalah salah satu

contoh konkrit dari kerusakan moral yang diakibatkan oleh kegiatan menonton film porno. Karena terinspirasi oleh film yang mereka tonton, maka kegiatan seks bebas mulai mereka lakoni. Tercatat 70 ribu situs porno dan 32 situs porno baru setiap harinya, dan diperkirakan sekitar 2 video porno diproduksi di Indonesia. Konon sudah lebih dari 500 judul film porno lokal beredar di Indonesia, dengan peredaran uang yang sedikitnya mencapai Rp 19,6 miliar. Indutri pornografi makin marak tentunya karena bisnis ini sangat menggiurkan. Dari 500 file film porno lokal yang tersebar di internet, berikut adalah jenis tipe tayangannya:

(61)

2). Pasangan selingkuh Pasangan ini sebenarnya sulit dideteksi, namun analisa dari sound, dialog dan tehnik perekaman gambar dapat memberikan kita keterangan bahwa pasangan yang sedang terekam adegannya adalah pasangan-pasangan selingkuh.

3). Sex party Jenis tayangan ini hanya sekitar 10% dari total file yang berhasil dianalisa. Biasanya melibatkan wanita tuna susila dan para hidung belang yang gemar melakukan sex party bersama-sama.

4). Crime dan perkosaan Video jenis ini lebih sedikit, pelakunya dipastikan laki-laki yang tega mengabadikan adegan perkosaan terhadap korban lawan jenisnya.

5). Homo sexual dan lesbian Hanya ada 3 jenis tayangan homo dan lesbian Indonesia yang tersebar di Internet. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan bertambah dalam kuantitas yang mengagetkan.

a. Cara Menghindari Bahaya Internet

(62)

51

internet? Berbagai bahaya di Internet dan masalah kecanduan Internet bukan tidak dapat diatasi. Dengan mengetahui dampak negatif dari Internet, sebagai orang-tua Anda dapat melindungi buah hati Anda dengan melakukan hal-hal berikut:

1) Orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang Internet Jangan mengganggap diri terlalu tua atau terlalu bodoh untuk mempelajari Internet. Istilah lainnya, jangan gaptek (gagap teknologi). Seorang anak dapat saja dengan sengaja membiarkan atau membuat orang tua tidak memahami teknologi sehingga orang tua berpikir tidak ada dampak negatif dari Internet.

2) Letakkan komputer di tempat yang mudah dilihat

Kadang orang tua merasa bangga dengan dapat meletakkan dalam kamar anak mereka sebuah komputer yang terhubung Internet. Hal ini sebenarnya akan membahayakan anak Anda karena mereka dapat leluasa mengakses situs-situs yang tidak baik tanpa diketahui orang tua. Sebaliknya, dengan meletakkan di tempat terbuka, misalnya di ruang keluarga, Anda dapat memantau situs apa saja yang dibuka anak.

(63)

Karena Anda tidak dapat mengawasi anak Anda 24 jam, biasakan anak Anda untuk mengambil keputusan mulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya, memutuskan untuk menggunakan pakaian yang mana atau tanyakan pendapat dan sudut pandang anak. Sehingga saat Anda tidak ada

atau saat muncul situs porno mereka dapat mengambil tindakan yang tepat. Tanamkan pula rasa takut akan Tuhan, sehingga walau Anda tidak ada, tetapi dia tahu bahwa Tuhan memperhatikan dan melihat apa yang dilakukannya.

4) Batasi penggunaan Internet

Jangan biarkan anak-anak terlalu asyik di dunia maya. Tetapkan berapa lama Internet boleh digunakan dan situs apa saja yang boleh diakses. Jelaskan juga mengapa Anda melakukan hal ini dan bantu anak untuk memahami keputusan ini.

5) Jaga komunikasi yang baik dengan anak

(64)

53

kepada anak Anda apa saja bahaya dari penggunaan Internet agar mereka tidak mudah terkecoh.

6) Memasang software filter pornografi

Untuk mencegah anak-anak mengakses situs porno, orang tua dapat memasang software filter pornografi, yaitu K9

web protection untuk menyaring situs-situs porno. 7) Cegah penyalahgunaan ponsel

(65)

B. Bagaimana pemberantasan DVD porno di hubungkan dengan Perda Kota Bandung Nomor 3 tahun 2005

1. Penerapan Perda kota bandung nomor 3 tahun 2005 tentang pemberantasan DVD Porno

Berdasarkan perda (peraturan daerah) kota bandung pasal 18 ayat (a) yang berbunyi :

“peredaran pornografi dan porno aksi dalam segala bentuknya.”

(66)

55

Pejabat daerah khususnya kota Bandung belum mensosialisasikan dari dampaknya peredaran pornografi di kota Bandung. Masih banyak masyarakat kota bandung masih tabu atau tidak mengetahui mengenai sebab dan akibat dari bahaya pornografi khususnya bagi anak-anak dan remaja. Kurangnya pengawasan orang tua dan

(67)

56 BAB V KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Dapat di tarik kesimpulan bahwa dampak peredaran DVD Porno di kota Bandung semakin luas dan pemerintah daerah kota bandung belum bisa menekan peredaran DVD Porno di Kota Bandung. Pornografi memiliki bahaya yang sangat besar, terutama para remaja. Psikologi remaja yang masih labil dan adanya pertumbuhan hormon-hormon seksual pada diri remaja,menjadikan pornografi memiliki bahaya(dampak negatif) yang sangat besar terhadap remaja, kebanyakan remaja awalnya melakukan hubungan seks pranikah hanya karena coba-coba dan penasaran. Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual yang dimiliki remaja.Selain itu, kurangnya pengawasan orangtua di rumah juga seringkali membuat remaja merasa nyaman dan aman untuk melakukan hubungan seks pranikah.Layaknya kecanduan bahan kimia, pecandu pornografi cenderung menggantikan sesuatu hal yang penting

(68)

57

56

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas Unsur Radionuklida dalam Air Pendingin Primer (Bq/liter) yang diambil dari sedotan pompa benam. Radionuklida terdeteksi merupakan radionuklida dengan waktu

Font body teks meliputi font yang dipakai dalam penulisan keterangan pembuat komik, penulisan daftar sub bab dalam buku komik maupun ringkasan cerita pada bagian

Kode Etik Advokat Indonesia adalah hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang selain menjamin dan melindungi namun juga membebankan kewajiban kepada setiap

Hasil sidik ragam (lampiran 3) terhadap berat volume tanah, porositas tanah total menunjukkan bahwa dengan perlakuan kompos (P1, P2, P3, dan P4) berpengaruh

Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Pinggang (RLPP). Penilaian RLPP ini cukup penting karena untuk

Analisa Faktor Riwayat Kontrasepsi pada Wanita Peserta Program Penapisan Kanker Leher Rahim Dengan Pendekatan "See & Treat" : Untuk Deteksi Lesi Prakanker dan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas profesional guru sains adalah: studi lanjut; in-service training; memberdayakan musyawarah guru mata pelajaran

Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja