ABSTRACT
INFLUENCE OF INTERPERSONAL COMMUNICATIONS, ORGANIZATIONAL COMMITMENT AND ACHIEVEMENT MOTIVATION ON THE TEACHER PERFORMANCE OF PRIVATE VOCATIONAL EDUCATION HIGH SCHOOL
IN METRO CITY
By
ATO TRIYONO
The problem in this research is the influence of interpersonal communication, organizational commitment and achievement motivation on the performance of Private Vocational High School teacher in Metro City. The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of interpersonal communication, organizational commitment and achievement motivation on the performance of teachers in the Private Vocational High School in Metro City
This research is a quantitative approach to causal comparative (ex post facto). Technique of data collecting is done through kuesoner with a sample of 100 people and 128 item questions. Hypothesis testing using simple linear regression analysis and multiple regression analysis by F test and t test with a view to determine the effect of independent variables on the dependent variable at 95% confidence level (α = 0.05)
The results showed that: (a) interpersonal communication teachers have positive influence on the performance of private vocational school teachers in Metro City with a regression coefficient of X1 for 0671, supported by the t value 6.675 while t table 2,000 or 6.675> 2,000) with significance 0.000 <0.05. (b) The commitment of the organization has positive influence on the performance of the private vocational school teachers in Metro City with a regression coefficient of X2 for 0688, supported by the t value 24.113 while t table 2,000 or (24.113> 2000) with significance 0.000 <0.05. (c) Achievement motivation positive effect on the performance of private vocational school teachers in Metro City with a regression coefficient of X3 for 0693, supported by the t value 8.371 while t table 2,000 or (8.371>2,000) with significance 0.000 <0.05. (d)Interpersonal communication, organizational commitment and achievement motivation affect the performance of private vocational school teachers in Metro City with a calculated F value 98.062 while the F table at α 5% (nk-1), (k-1) or (100-1); (4-1) of 3.96, or 98.062> 3.96.
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN SWASTA DI KOTA METRO
Oleh
ATO TRIYONO
Masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh komunikasi interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausal komparatif (ex post Facto). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesoner dengan jumlah sampel 100 orang dan pertanyaan 128 butir. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi berganda melalui uji F dan uji t dengan maksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) komunikasi interpersonal guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro dengan nilai koefisien regresi X1 sebesar 0.671, didukung nilai t hitung 6,675 sementara t tabel 2.000 atau 6,675>2.000) dengan signifikasi 0.000<0.05. (b) Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMK swasta di Kota Metro dengan nilai koefisien regresi X2 sebesar 0.688, didukung nilai t hitung 24,113 sementara t tabel 2.000 atau (24,113>2.000) dengan signifikasi 0.000<0.05. (c) Motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro dengan nilai koefisien regresi X3 sebesar 0.693, didukung nilai t hitung 8,371 sementara t tabel 2.000 atau (8,371>2.000) dengan signifikasi 0.000<0.05. (d) Komunikasi interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro dengan nilai F hitung 98,062 sementara F tabel pada α 5% (n-k- 1);(k-1) atau (100-1);(4-1) sebesar 3,96, atau 98,062 > 3,96.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, analisis
data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka kesimpulan
peneliti sebagai berikut:
5.1.1 Terdapat pengaruh yang erat dan signifikan antara komunikasi
interpersonal terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro. Variabel
komunikasi interpersonal terdapat kecenderungan terhadap variabel
kinerja guru, artinya semakin tinggi komunikasi interpersonal guru maka
semakin tinggi pula kinerja guru.
5.1.2 Terdapat pengaruh yang erat dan signifikan antara komitmen organisasi
terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro. Variabel komitmen
organisasi terdapat kecenderungan terhadap variabel kinerja guru, artinya
semakin tinggi komitmen organisasi semaka makin tinggi kinerja guru.
5.1.3 Terdapat pengaruh yang erat dan signifikan antara motivasi berprestasi
guru terhadap kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro. Variabel motivasi
berprestasi terdapat kecenderungan terhadap kinerja guru, artinya semakin
tinggi motivasi berprestasi guru maka akan semakin tinggi pula
5.1.4 Terdapat pengaruh yang erat dan signifikan antara komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi guru terhadap
kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro. Variabel komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi secara
bersama-sama terdapat kecenderungan terhadap variabel kinerja guru,
artinya semakin tinggi komunikasi interpersonal, komitmen organisasi
dan motivasi berprestasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru.
5.1.5 Variabel yang memiliki kecenderungan paling kuat dalam peningkatan
kinerja guru adalah motivasi berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa
keinginan guru SMK Swasta di Kota Metro untuk meningkatkan prestasi
baik dalam bidang pengajaran maupun prestasi lain cukup bagus. Adanya
regulasi yang diterapkan oleh sebagian besar sekolah swasta dan yayasan,
yang memberikan tambahan jumlah jam atau tugas lain bagi guru yang
memiliki prestasi dan komitmen terhadap sekolah merupakan salah satu
pemicu seorang guru berprestasi dan komitmen terhadap sekolah. Variabel
komunikasi interpersonal memiliki kecenderungan yang paling rendah
dibandingkan variabel yang lain.
5.2 Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan
praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusinya bagi perkembangan
teori-teori pendidikan tentang kinerja guru, komunikasi interpersonal, komitmen organisasi,
motivasi berprestasi dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya penelitian
terhadap peningkatan kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap
kinerja guru. Implikasi teoritis penelitian ini berkaitan dengan teori kinerja guru,
komunikasi interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
5.2.1.1 Implikasi yang Berkenan dengan Teori Kinerja Guru.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal. Peningkatan kinerja guru akan sebanding dengan peningkatan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam penelitian
ini adalah komunikasi interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi. Hal
ini sejalan dengan pendapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82)
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja yaitu:
(a) kemampuan mereka, (b) motivasi, (c) dukungan yang diterima, (d) keberadaan
pekerjaan yang mereka lakukan, dan (e) hubungan mereka dengan organisasi.
5.2.1.2 Implikasi yang Berkenaan dengan Komunikasi Interpersonal
Penelitian ini telah membuktikan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh
terhadap kinerja guru. Komunikasi interpersonal yang baik akan berpengaruh pada
tingkat kinerja guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat Winsol (dalam Wirasasmita, 1998:30) menjelaskan bahwa studi komunikasi
antar personal efektif berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang dapat
diterapkan pada lingkungannya. Keahlian komunikasi antar personal dan keahlian
hubungan manusia (diikuti oleh keahlian lisan) menduduki urutan dalam keenam
5.2.1.3 Implikasi yang Berkenaan dengan Komitmen Organisasi
Penelitian ini telah membuktikan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh
terhadap kinerja guru. Komunikasi interpersonal yang baik akan berpengaruh pada
tingkat kinerja guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: (a) kemampuan mereka, (b)
motivasi, (c) dukungan yang diterima, (d) keberadaan pekerjaan yang mereka
lakukan, dan (e) hubungan mereka dengan organisasi.
5.2.1.4 Implikasi yang Berkenaan dengan Motivasi Berprestasi
Penelitian ini telah membuktikan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh
terhadap kinerja guru. Komunikasi interpersonal yang baik akan berpengaruh pada
tingkat kinerja guru dalam melaksanakan aktifitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat pendapat Mc.Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001:68),
berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kerja.
.
5.2.2 Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini memberikan implikasi pada kebijakan dinas pendidikan Kota
Metro dan pihak yayasan sebagai penyelengara SMK Swasta untuk:
5.2.2.1 Memberikan kesempatan kepada guru SMK Swasta untuk mengembangkan
kemampuan komunikasi interpersonal kepada siswa dan rekan guru dengan
mengadakan bimbingan-bimbingan materi pengembangan diri yang difasilitasi
5.2.2.2 Membuat regulasi yang jelas dan transparan tentang aturan ketenaga kerjaan di
SMK Swasta yang melibatkan pemerintah, sehingga guru SMK Swasta memiliki
indikator yang jelas berkaitan dengan hubungan dengan organisasi sekolah
sehingga diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan loyalitasnya kepada
sekolah tempat mengajar.
5.2.2.3 Meningkatkan kinerja guru dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat
memfasilitasi guru dalam meningkatkan motivasi untuk berprestasi baik berupa
prestasi dalam pembuatan karya-karya ilmiah, maupun dalam kemampuan
mengajar. Kebijakan dari pemerintah berupa penyediaan dana bagi guru untuk
mengembangkan kemampuan akademik baik melalui jalur pendidikan formal
maupun non formal. Kebijakan yayasan dapat berupa pemberian reward bagi
guru yang memiliki prestasi tinggi.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil Penelitian ini, maka dapat disarankan kepada peneliti, sekolah
maupun dinas pendidikan sebagai berikut:
5.3.1 Peneliti: (a) menggali kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
untuk selanjutnya diadakan penelitian yang dapat menyempurnakan penelitian ini,
(b) pengukuran kinerja guru sebaiknya dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung pada saat guru mengajar di depan kelas yang datanya diambil dari hasil
observasi langsung, (c) faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru perlu
dikaji sebagai suplemen dari penelitian ini.
5.3.2 Sekolah: (a) memfasilitasi guru untuk mengembangkan potensinya dengan
memberikan reward bagi guru yang memiliki prestasi dan dedikasi yang tinggi,
(b) memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan
menguntungkan antara guru dan sekolah, sehingga guru merasa nyaman dan
memiliki semangat untuk memajukan sekolah.
5.3.3 Dinas Pendidikan: (a) memfasilitasi guru SMK Swasta untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan dengan dukungan dana dan kemudahan perijinan, (b)
memberikan insentif bagi guru yang memiliki prestasi baik dalam lingkup kota
maupun tingkat nasional, (c) menyelenggarakan bimbingan teknis dalam rangka
peningkatan kemampuan guru dalam mengajar, (d) tidak bersikap diskriminatif
terhadap guru SMK Swasta, (e) menyelenggarakan diklat atau workshop untuk
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar,
membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika
intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Kinerja
dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam transformasi orientasi
siswa dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari
tidak terampil manjadi terampil. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
dengan metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan siswa yang pasif,
melainkan siswa berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan
menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berpikir, bertanya, menggali,
mencipta dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupannya.
Pemerintah menegaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) bahwa pendidik (guru) harus
memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini. Arahan normatif yang menyatakan bahwa
guru sebagai agen pembelajaran menunjukkan pada harapan bahwa guru merupakan
pihak pertama yang paling bertanggung jawab dalam pentransferan ilmu pengetahuan
Kualitas proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan kinerja guru di
sekolah, karena guru secara langsung berhadapan dengan siswa dalam pelaksanaan
pendidikan. Menurut Sardiman (2005:125) guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan, oleh
karena itu, guru harus berperan secara aktif dan dapat menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang.
Menurut teori Gibson (dalam Illyas, 1999:55-58), ada tiga kelompok variabel
yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel
organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu terdiri dari kemampuan dan
keterampilan yang mencakup mental fisik, latar belakang, keluarga, tingkat sosial,
pengalaman, umur, etnis dan jenis kelamin. Variabel organisasi terdiri dari sumber
daya, kepemimpinan yang mencakup imbalan, struktur, disain pekerjaan. Variabel
psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.
Kinerja guru di Indonesia telah banyak diupayakan untuk terus ditingkatkan
sebagai konsekuensi logis dari tujuan pemerintah dalam bidang pendidikan, namun
berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional, upaya-upaya tersebut belum
menunjukkan hasil yang optimal. Guru yang mendapat predikat guru profesional,
ternyata kinerjanya justru mengalami penurunan. Berdasarkan hasil survei Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI), kinerja dan motivasi guru bersertifikasi lebih
rendah dari pada yang belum lolos sertifikasi. Kementerian Pendidikan Nasional
melansir bahwa sekitar lima ratus ribu orang guru di hampir semua provinsi di
Indonesia setiap hari absen dari kewajibanya mengajar tanpa alasan yang jelas.
Fenomena yang sangat memprihatinkan tersebut menjadi tugas dari berbagai pihak,
melaksanakan tugas perlu dicari faktor-faktor yang menyebabkannya. Kinerja guru
tidak hanya ditentukan dari salah satu faktor saja, namun banyak hal yang ikut
berpengaruh dalam menentukan peningkatan kinerja guru.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) di Kota Metro Lampung, terdiri dari tiga
SMK Negeri dan tiga belas SMK Swasta. Keberadaan SMK Swasta sangat membantu
menampung siswa lulusan SMP karena keterbatasan penerimaan jumlah siswa di
SMK Negeri. SMK Swasta di kota Metro dalam beberapa tahun terakhir telah
mencetak prestasi tingkat provinsi dan tingkat nasional. Pada tahun 2006, salah satu
siswa SMK Muhammadiyah 2 Metro meraih juara II tingkat nasional Lomba
Ketrampilan Siswa, kemudian pada tahun 2009, juga meraih prestasi juara I tingkat
nasional electrical installation. Kompetensi tingkat Provinsi Lampung, dalam
Yamaha Skill Contest, pada tahun 2006, siswa SMK Gajahmada 1 meraih juara I dan
III. Ironisnya, keberhasilan tersebut hanya di dominasi sebagian kecil SMK Swasta,
dimana ketersediaan tenaga guru dan fasilitas yang memadai dan adanya dukungan
program pengembangan guru baik dari sekolah, dinas pendidikan maupun dunia
industri. SMK Swasta lain di Kota Metro belum menunjukkan prestasi yang
menggembirakan.
Prestasi bidang akademik SMK Swasta di Kota Metro dapat dilihat dari hasil
tryout ujian nasional dan ujian sekolah, yang penilaiannya dilakukan secara objektif
oleh masing-masing rayon. Berdasarkan data tahun 2010, tryout dilaksanakan
sebanyak tiga kali, dan hasil yang di capai oleh siswa SMK rata-rata tingkat kelulusan
dengan passing grade 5,5 belum mencapai 10%.
Prestasi siswa erat kaitannya dengan kinerja guru dalam menyampaikan
kompetensi baik dalam kegiatan pembelajaran teori maupun praktik. Berdasarkan
data sementara, guru di beberapa SMK Swasta yang terdiri dari guru negeri dan
Berdasarkan data absensi guru, rata-rata tiap guru pernah tidak masuk mengajar
dalam satu semester lebih dari satu kali tanpa alasan yang jelas.
Kinerja Guru SMK Swasta di Kota Metro bila ditinjau dari kesiapan mengajar
guru dapat terlihat dari tersedianya perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru
sebelum mengajar. Dinas Pendidikan Kota Metro dalam mensiasati hal tersebut telah
menugaskan tim pengawas untuk melaksanakan sosialisasi berupa penyelenggaraan
workshop kurikulum di tiap SMK dalam penyusunan perangkat mengajar tersebut,
namun setelah program berjalan, persentase guru SMK Swasta yang menyusun
perangkat pembelajaran dengan baik dan benar kurang dari 50%.
Guru yang mengajar tanpa adanya kesiapan yang matang, tentunya dalam
memberikan pengajaran tidak memiliki tujuan yang jelas, sehingga standar
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa tidak dapat tercapai. Berdasarkan
pengamatan dan observasi awal di beberapa SMK Swasta di Kota Metro, lebih dari
50% guru yang mengajar hanya dengan metode mencatat tanpa ada perencanaan yang
jelas dan guru tidak memiliki indikator kompetensi yang seharusnya disampaikan.
Kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar ini tak lepas dari latar
belakang pendidikan yang dimilikinya.
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa
kualifikasi pendidikan untuk guru minimal adalah Sarjana/DIV. Berdasarkan data dari
Dinas Pendidikan Kota Metro tahun 2010, tenaga guru di SMK swasta di Kota Metro
masih banyak yang belum memenuhi standar minimal, baik dalam tingkat pendidikan
ataupun kesesuaian bidang ilmu. Sebaran kualifikasi pendidikan guru SMK swasta
yaitu 24,8% berpendidikan D3, dan 75,2% berpendidikan D4 atau S1. Berdasarkan
data tersebut, sebagian besar guru mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi
pendidikan karena belum tersedianya perguruan tinggi yang mencetak tenaga bidang
dalam menyediakan guru yang berkompeten. Hal ini tentu sangat berpengaruh
terhadap kemampuan guru dalam mempersiapkan bahan ajar dan menyampaikan
materi-materi kompetensi kepada siswa. Tingkat pendidikan yang sesuai tanpa adanya
ketersediaan sarana yang memadai juga dapat mengurangi ketercapaian kompetensi
yang seharusnya disampaikan kepada siswa.
Sarana dan prasarana yang tersedia di SMK Kota Metro, berdasarkan data dari
Dinas Pendidikan Kota Metro tahun 2010, sekitar 67% SMK Swasta belum
memenuhi standar pelayanan minimal seperti yang telah ditetapkan dalam
Permendiknas No 40 tahun 2008. Ketersediaan sarana untuk ruang pembelajaran
umum di beberapa sekolah dengan jumlah siswa yang banyak, masih kurang,
sehingga sekolah tersebut memberlakukan pembelajaran shift pagi dan siang.
Guru SMK Swasta di Kota Metro sebanyak 82% adalah guru non PNS yang
penghasilannya sepenuhnya tergantung kemampuan yayasan. Penghasilan yang
diterima oleh guru-guru tersebut masih di bawah standar gaji yang ditetapkan oleh
pemerintah. Kondisi ini yang mendorong guru swasta untuk mengajar di berbagai
tempat dengan jumlah jam yang melebihi ketentuan, bahkan ada beberapa guru
swasta mencari penghasilan tambahan di luar profesinya sebagai pengajar, sehingga
dalam mempersiapkan bahan-bahan ajar tidak bisa optimal.
Komunikasi interpersonal antar guru di SMK Swasta di Kota Metro,
mengalami beberapa kendala yang disebabkan beragamnya karakteristik guru, baik
dari latar belakang pendidikan, status kepegawaian dan senioritas. Hal ini
memunculkan jarak yang mempengaruhi terlaksananya kegiatan belajar mengajar
baik teori maupun praktik. Persamaan persepsi melalui pengajaran tim dalam
pembelajaran praktik sangat dibutuhkan adanya komunikasi interpersonal antar guru,
Komunikasi antara guru dengan siswa, baik dalam kegiatan pembelajaran,
pembimbingan praktik di bengkel dan dunia industri masih sering terjadi kesalahan
persepsi sebagai akibat komunikasi interpersonal yang kurang baik. Penyampaian
materi praktikum membutuhkan pendekatan yang intensif kepada setiap siswa yang
biasanya terbagi dalam kelompok-kelompok praktik. Kemampuan komunikasi
interpersonal seorang guru sangat dibutuhkan untuk terjadinya transfer pesan secara
optimal. Efektifitas komunikasi interpersonal antar guru dan siswa merupakan salah
satu unsur dalam profesionalitas guru.
Pengembangan profesionalisme tenaga guru di SMK Swasta Kota Metro
masih sangat terbatas. Pengiriman guru untuk mengikuti pelatihan di lembaga
pelatihan seperti Pusat Pengembangan Pelatihan Guru Teknologi (PPPGT) Bandung,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Lampung, Development
Center for Vocational Education (VEDC) Malang masih diprioritaskan di SMK
negeri dan sebagian kecil guru di SMK Swasta, sehingga sebagian besar guru di SMK
Swasta tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Pengembangan
profesi dari jalur sertifikasi juga dibatasi dengan kuota 15% - 20% dari jumlah kuota
yang disediakan tiap tahun. Pengembangan profesi dan kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan ini juga berimbas pada motivasi guru untuk meningkatkan prestasinya.
Sebagian besar guru SMK Swasta di Kota Metro, belum menunjukkan prestasi
yang membanggakan dalam berkompetensi dengan guru-guru di daerah lain. Motivasi
guru dalam mengembangkan keilmuannya menciptakan karya-karya teknologi
maupun kegiatan ilmiah masih sangat rendah. Hal ini dapat terlihat dari belum
berjalannya unit-unit produksi dan rendahnya motivasi guru dalam membuat alat-alat
1.2 Identifikasi Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru SMK Swasta di Kota Metro
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.2.1 Komunikasi interpersonal. Guru SMK Swasta di kota Metro belum
sepenuhnya memahami strategi komunikasi efektif baik dalam hubungan tim
pengajaran dengan guru lain, maupun kemampuan berkomunikasi kepada
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
1.2.2 Komitmen organisasi. Guru SMK Swasta di kota Metro belum sepenuhnya
memiliki komitmen dan loyalitas terhadap sekolah. Hal ini dapat terlihat dari
keinginan dan keterkaitan seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai
seorang pengajar.
1.2.3 Motivasi berprestasi. Guru SMK Swasta di Kota Metro sebagian besar belum
memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan dan
kompetensi mengajar. Hal ini dapat terlihat dari minimnya prestasi guru dalam
membuat karya baik berupa media-media pembelajaran praktik maupun karya
ilmiah.
1.2.4 Sarana dan prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam kegiatan
belajar mengajar baik teori maupun praktik di SMK Swasta Kota Metro
sekitar 67% belum sesuai dengan ketentuan dalam Permendiknas no 48 tahun
2008.
1.2.5 Lingkungan kerja. Kondisi lingkungan sekolah di SMK Swasta di Kota Metro
sebagian belum memenuhi standar pelayanan minimal dalam menyediakan
sarana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
1.2.6 Kepemimpinan Kepala Sekolah. SMK Swasta Kota Metro, 90% Kepala
Sekolah dipilih oleh Yayasan, sehingga kepemimpinanya tidak dapat efektif
1.2.7 Penggajian guru. Sistem penggajian guru di SMK Swasta Kota Metro
tergantung dari kemampuan yayasan dalam memberikan gaji. Berdasarkan
Klasifikasinya, guru PNS yang di perbantukan di SMK Swasta masih sangat
sedikit, sehingga sebagian besar guru merupakan guru swasta yang
penggajianya sepenuhnya dari yayasan.
1.2.8 Tingkat pendidikan. Guru di SMK Swasta Kota Metro, sekitar 24,8%
berpendidikan Diploma dan 75,2% Sarjana dan sebagian besar mengajar tidak
sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.
1.2.9 Profesionalitas guru. Pengembangan profesionalitas guru di SMK Swasta
Kota Metro masih sangat minim, baik pengembangan profesi melalui jalur
pendidikan formal dan pelatihan-pelatihan.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro.
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti mencakup:
1.4.1 Adakah pengaruh yang erat dan signifikan antara komunikasi interpersonal
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota
Metro?
1.4.2 Adakah pengaruh yang erat dan signifikan antara komitmen organisasi
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota
1.4.3 Adakah pengaruh yang erat dan signifikan antara motivasi berprestasi
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Kejuruan Swasta di
Kota Metro?
1.4.4 Adakah pengaruh yang erat dan signifikan antara komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi secara
bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Swasta di kota Metro?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan di atas maka tujuan penelitian
yang hendak dicapai adalah untuk:
1.5.1 Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh komunikasi interpersonal
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro.
1.5.2 Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh komitmen organisasi terhadap
kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro.
1.5.3 Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh motivasi berprestasi terhadap
kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Metro.
1.5.4 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh komunikasi
interpersonal, komitmen organisasi dan motivasi berprestasi secara
bersama-sama terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
di Kota Metro.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk peneliti, sekolah dan
Dinas Pendidikan Kota Metro.
1.6.1 Manfaat Penelitian bagi peneliti: (a) untuk mengetahui dan
kinerja guru, (b) untuk mengetahui dan mendiskripsikan apakah ada
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja guru, (c) untuk
mengetahui dan mendiskripsikan apakah ada pengaruh motivasi
berprestasi terhadap kinerja guru dan (d) untuk mengatahui dan
mendiskripsikan apakah ada pengaruh komunikasi interpersonal,
komitmen organisasi dan motivasi berprestasi secara bersama-sama
terhadap kinerja guru SMK swasta di kota Metro.
1.6.2 Manfaat penelitian bagi sekolah: untuk memberikan masukan kepada
sekolah agar dapat mengambil langkah-langkah dalam mengoptimalkan
kinerja guru.
1.6.3 Manfaat penelitian bagi Dinas Pendidikan Kota Metro: untuk memberikan
sumbangan pemikiran tentang pengambil kebijakan yang berkenaan
dengan program peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru
sehingga turut mewujudkan Kota Metro sebagai kota pendidikan.
1.7Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang ditinjau dari subjek penelitian,
objek penelitian, tempat dan waktu penelitian serta bidang keilmuan
1.7.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Swasta di Kota
Metro.
1.7.2 Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal guru,
komitmen organisasi guru, motivasi berprestasi guru dan kinerja guru.
1.7.3 Tempat Penelitian
belas (13) SMK Swasta.
1.7.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari Bulan Februari sampai Maret 2011.
1.7.5 Bidang Keilmuan