• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN FISIK AMEL CANTIKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMERIKSAAN FISIK AMEL CANTIKS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN FISIK 2

DISUSUN OLEH :

RIZKI AMELIA (PO 0340215026)

DOSEN PEMBIMBING : SUSI MARESKA,SST

TINGKAT I KEBIDANAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI KEBIDANAN CURUP

T.A 2015/2016

(2)

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan Makalah “ Pemeriksaan Fisik 2 “

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari semua pihak makalah ini tidak akan selesai pada tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang sudah membaca.

Curup, Januari 2016

Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR

(4)

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penentuan respon terhadap terapi tersebut ( Potter dan Perry )

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komprhensif, memastikan-membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi kilen ( Dewi Sartika )

Teknik-teknik pemeriksaan fisik ada 4: 1. Inspeksi

Inspeksi adalah cara pemeriksaan fisik dengan cara melihat atau melakukan observasi terhadap keadaan klien

2. Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan, sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara terorganisir dari satu bagian ke bagian yang lain

3. Perkusi

Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan cara cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan ( udara, cairan, zat padat )

4. Auskultasi

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana Teknik dan Cara Pemeriksaan Vena Juguklaris? 2. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Perkusi Paru Posterior?

3. Jelaskan Bunyi-bunyi Pada Kardiovaskuler, Abdomen dan Paru-paru?

4. Bagaimana Pemeriksaan Reflex?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Teknik dan Cara Pemeriksaan Vena Jugularis 2. Untuk Mengetahui Teknik Pemeriksaan Perkusi Para Posterior 3. Untuk Mengetahui Bunyi-Bunyi Pada Kardiovaskuler, Abdomen dan Paru-Paru

4. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Reflex

BAB II

PEMBAHASAN

A.Teknik dan Cara Pemeriksaan Vena Jugularis

(6)

kanan). Vena jugularis diinspeksi untuk mengukur tekanan vena yang dipengaruhi oleh volume darah, kapasitas atrium kanan untuk menerima darah dan mengirimkannya ke ventrikel kanan, dan kemampuan ventrikel kanan untuk berkontraksi dan mendorong darah ke arteri pulmoner.

Inspeksi Vena Jugularis:

 Minta klien berbaring telentang dengan kepala di tinggikan 30 sampai 45 derajat (posisi semi-Fowler)

 Pastikan bahwa leher dan toraks atas sudah terbuka. Gunakan bantal untuk meluruskan kepala.

Hindari hiperekstensi atau fleksi leher untuk memastikan bahwa vena tidak teregang atau keriting.

 Biasanya pulsasi tidak terlihat jika klien duduk. Pada saat klien kembali ke posisi telentang dengan perlahan, tinggi pulsasi vena mulai meningkat diatas tinggi manubrium, yaitu 1 atau 2 cm disaat klien mencapai sudut 45 derajat. Mengukur tekanan vena dengan mengukur jarak vertical antara sudut Louis dan tingkat tertinggi titik pulsasi vena jugularis interna yang dapat dilihat.

 Gunakan dua penggaris. Buat garis dari tepi bawah penggaris biasa dengan ujung area pulsasi si vena jugularis. Kemudian ambil penggaris sentimeter dan buat tegak lurus dengan penggaris pertama setinggi sudut sternum. Ukur dalam sentimeter jarak antara penggaris kedua dan sudut sternal.

(7)

Vena Jugularis

B. Teknik dan Cara Pemeriksaan Paru Posterior “ Perkusi

Minta pasien untuk menarik napas panjang dan menahannya

 Mulai perkusi dari atas ke bawah (dari resonan ke redup) sampai bunyi redup didapatkan.

 Beri tanda dengan spidol pada tempat didapatkan bunyi redup (biasanya pada ruang interkostal ke-9, sedikit lebih tinggi dari posisi hati di dada kanan).

 Minta pasien untuk mengembuskan napas secara meksimal dan menahan

 Lakukan perkusi dari bunyi redup (tanda I) ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan di atas tanda I.

 Beri tanda pada kulit yang ditemukan bunyi redup (tanda II).

(8)

Paru Posterior

C. Bunyi-Bunyi Pada Kardiovaskuler, Abdomen, dan

Paru-Paru

a. Kardiovaskuler

- Aorta: sela iga ke dua, tepi sternum kanan ( Tulang dada, ICS2 ) “ Dub lebih dominan dari pada lub “

- Pulmonal : sela iga ke dua, tepi sternum kiri ( Tulang dada, ICS2 ) “ Dup lebih dominan dari pada Lub “

(9)

- Mitral : apek jantung “ Dub lebih dominan dari pada Lub “ BUNYI JANTUNG NORMAL

1. Vibrasi berfrekuensi rendah dan intensitas kecil. Terjadi pada awal sistole ventrikel; darah mengalir ke arah atrium untuk menutup katup-katup atrioventrikuler. Vibrasi dan gerakan darah ini merupakan komponen I yang terjadi mendahului peninggian tekanan intraventrikuler sebelum katup=katup atrioventrikuler tertutup/teregang.

2. Komponen II dengan frekuensi dan amplitudo tinggi, mulai terdengar bersamaan dengan saat gerakan darah yang menyebabkan katup atrioventrikuler yang tertutup menjadi amat regang sehingga aliran darah kembali ke arah ventrikel

3. Komponen III mulai pada saat kontraksi ventrikel yang menyebabkan peninggian tekanan intraventrikuler menjadi lebih besar daripada tekanan dalam aorta/pulmonalis dan darah bergerak ke arah katup-katup semilunaris. Oleh karena itu, bagian pertama dari darah yang bergerak ke luar dari ventrikel meregangkan bagian proksimal arteri-arteri tersebut. Pelebaran tiba-tiba segmen proksimal arteri-arteri dapat menyebabkan kembalinya darah ke arah ventrikel. Gerakan darah ke belakang dan ke depan di antara pangkal arteri dan ruang-ruang ventrikel ini yang menyebabkan komponen III bunyi jantung I. Frekuensi dan intensitasnya seperti pada komponen II.

(10)

D. Pemeriksaan Reflex

a. Reflex Patella

Reflek patella ditimbulkan dengan cara mengetok tendon patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk atau tidur telentang. Jika pasien telentang, pengkaji menyokong kaki untuk memudahkan refleksasi otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah respon normal.

Reflex Patella

b. Reflex Babinsky

(11)

dan menjauh. Keadaan ini normal pada bayi tetapi bila ada pada orang dewasa keadaan ini abnormal. Beberapa variasi refleks-refleks lain memberi informasi. Dan yang lainnya juga perlu diperhatian tetapi tidak memberi informasi yang teliti.

Reflex Babinsky

c. Reflex achilles

Buat pergelangan kaki dalam keadaan reflek, kaki dalam keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian tendon Achilles. Reflek normal yang muncul adalah fleksi pada bagian plantar. Jika penguji tidak dapat menimbulkan reflek pergelangan kaki dan kemungkinan tidak dapat rileks, pasien diinstruksikan untuk berlutut pada sebuah kursi atau tingginya sama dengan penguji. Tempatkan pergelangan kaki dengan posisi dorsi fleksi dan kurangi tegangan otot gastroknemeus. Tendon Achilles digores menurun dan terjadi fleksi plantar.

(12)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penentuan respon terhadap terapi tersebut ( Potter dan Perry ). Pemeriksaan fisik ada 4 teknik yaitu: Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.

Vena jugularis, Perkiraan fungsi jantung kanan dapat dibuat dengan mengamati denyutan vena jugularis di leher. Ini merupakan cara memperkirakan tekanan vena sentral, yang mencerminkan tekanan akhir diastolic atrium kanan atau ventrikel kanan (tekanan sesaat sebelum kontraksi ventrikel kanan). Vena jugularis diinspeksi untuk mengukur tekanan vena yang dipengaruhi oleh volume darah, kapasitas atrium kanan untuk menerima darah dan mengirimkannya ke ventrikel kanan, dan kemampuan ventrikel kanan untuk berkontraksi dan mendorong darah ke arteri pulmoner.

Bunyi kardiovaskuler, abdomen dan paru-paru.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Bates, Barbara. 1998. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta . EGC

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Efektivitas Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Materi Segiempat Kelas VII MTs Tuan

Kebanyakan dari kita dapat mengerti sifat-sifat tidur gelombang lambat yang dalam dengan mengingat kapan saat terakhir kita tetap terjaga selama lebih dari 24

Asumsi beban tetap yang dipikul pondasi adalah 100 ton, dalam perhitungan daya dukung bahwa data sondir yang digunakan sama, terutama untuk pondasi sumuran dan tiang

Studi penurunan kandungan amonia, karbon dioksida, dan kontaminan organik dalam air buangan kondensat telah dilakukan melalui pengolahan lanjutan menggunakan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode diatas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa penanggulangan tindak pidana peredaran obat

Yayasan sebagai badan hukum membawa dampak bagi setiap orang yang ingin mendirikannya dimana Yayasan tidak dapat lagi didirikan dengan sembarangan dan harus merujuk kepada

2. Tindakan menghadang bola atau menghlang-halangi smasher yang sedang melakukan smash disebut....a. blok b. spike

• Dasar dari pendekatan FF/MM ini adalah bahwa molekul tersusun atas unit dengan struktur yang serupa hanya berada dalam molekul yang berbeda.. • Misalnya semua ikatan ini sama