• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

INFLUENCE ANALYSIS OF REVENUE REGION (PAD), THE BALANCE FUNDS AND TOTAL POPULATION IN LOCAL GOVERNMENT

EXPENDITURE AT LAMPUNG PROVINCE By

Nanang Suko Purnomo

In completing and development building, a financial issue is major problems of government, in framework of receipts and expenditures which must be done by the government for the welfare of society. The rapid population growth, increasing per capita income and standard of living is factors that become challenges for society and government. It will lead to higher government spending. On the other hand, the limited revenue sources should be sought to close the needed. This study aims to determine the influence of local revenue (PAD), the fund balance and the population toward government spending in each district at Lampung Province.

From the results of the estimation using panel by using data analysis (Fixed Effect model) conducted in 10 districts at Lampung province to be able to know the relationship between dependent variable is government expenditure (Y) and independent variables are income (PAD) (X1), the fund balance (X2)and population (X3)which showed a significant relationship. On testing the hypothesis by using t test with a significance level of 5% can be concluded that X1,X2and X3has positive influence on government expenditures, it is shown by t value of each X1= 5.259, X2= 3.299, X3= 5.495, which is larger than t-table 1.943, i means that Ho is rejected. In the F test resulted an F

Statistic7102.637 count while the F-table with a significance levelα= 5%,α(k-1) (n-k) is (5%, (3) (6)) = 4,76 with a count greater than F-table then Ho is rejected, it means that the independent variables simultaneously and significantly affect the dependent variable. On the test results R2get the result as big as 0.99.

(2)

residents affected positive effect on the amount of government spending in each district / city at Province of Lampung.

(3)
(4)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

NANANG SUKO PURNOMO

Dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan, masalah keuangan merupa- kan masalah pokok pemerintah, dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang harus dilakukan oleh pemerintah demi kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan penduduk yang pesat, meningkatnya pendapatan perkapita dan taraf hidup masyarakat, merupakan faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi masyarakat dan pemerintah. Hal ini akan menyebabkan pengeluaran pemerintah yang semakin tinggi. Di lain pihak sumber penerimaan yang terbatas harus diusahakan untuk menutupi kebutuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan jumlah penduduk terhadap besaran pengeluaran Pemerintah pada setiap kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Dari hasil estimasi menggunakan alat analisis data panel dengan menggunakan metode Fixed Effect model yang dilakukan pada 10 kabupaten/kota di Provinsi Lampung dapat diketahui hubungan antara variabel dependen yaitu pengeluaran pemerintah (Y) dan variabel independen yaitu pendapatan asli daerah (PAD)(X1),

dana perimbangan (X2) dan jumlah penduduk (X3) yang menunjukan hubungan

yang signifikan. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa X1,X2 dan X3 berpengaruh

positif terhadap Pengeluaran pemerintah, hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung masing-masing X1 =5,259, X2 = 3,299, X3=5,495, yang lebih besar dari t-tabel

1,943, yang berarti Ho ditolak. Pada uji F statistik dihasilkan F-hitung 7102,637 sedangkan F-tabel dengan tingkat signifikansi =5%, (,(k-1)(n-k)) adalah (5%,(3)(6))= 4,76 dengan F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, ini berarti variabel-variabel independen secara serempak dan signifikan mempenga- ruhi variabel dependen. Pada uji R2 diperoleh hasil sebesar 0,99.

(5)

terhadap besaran pengeluaran pemerintah masing-masing Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung.

(6)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa data yang telah dilakukan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah pada daerah Kota dan

Kabupaten se Provinsi Lampung, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil estimasi bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD)

berpengaruh secara signifikan terhadap Pengeluaran Pemerintah pada

masing-masing kabupaten/kota. Peranan PAD dalam membiayai pengeluaran

pemerintah pada masing-masing daerah yang mana pengeluaran tersebut

terdiri dari belanja aparatur daerah dan belanja pelayanan publik. Yang mana

setiap kenaikan 1% PAD akan menyebabkan pengeluaran pemerintah pada

masing-masing daerah bertambah sebesar 0,26%.

2. Variabel independen Dana Perimbangan secara signifikan berpengaruh

terhadap variabel pengeluaran pemerintah di Kota dan Kabupaten se Provinsi

Lampung. Dengan kata lain Dana Perimbangan mampu mempengaruhi

pengeluaran pemerintah masing-masing daerah secara positif. Kenaikan 1%

Dana Perimbangan yang diberikan pemerintah pusat pada pemerintah daerah

Kota dan Kabupaten se Provinsi Lampung akan menyebabkan kenaikan

pengeluaran pemerintah di masing-masing daerah sebesar 0,22%. Hal ini

(7)

dalam membiayai pengeluaran pemerintah disetiap Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung.

3. Jumlah Penduduk mampu mempengaruhi pengeluaran pemerintah

masing-masing daerah secara positif, hal ini sesuai dengan hipotesis. Kenaikan 1%

Jumlah Penduduk pada setiap pemerintah daerah Kota dan Kabupaten se

Provinsi Lampung akan menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah di

masing-masing daerah sebesar 4,64%. Pertumbuhan penduduk yang pesat

akan menaikan pengeluaran pemerintah, ini disebabkan pemerintah harus

menyediakan sarana dan prasarana seperti : sarana transportasi, kesehatan,

pendidikan dan lain-lain.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam

menyusun dan merealisasikan APBD perlu memperhatikan rasio dan trend

kemandirian dan efektivitas keuangan daerah.

2. Penetapan besaran kebutuhan dana perimbangan dari pusat hendaknya disertai

dengan peningkatan PAD.

3. Pemerintah daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam

menyusun dan realisasi pendapatan dan belanja daerah perlu juga memperhatikan

arah perkembangan pola hubungan dan kemampuan keuangan daerahnya agar

(8)

4. Masalah kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi

penduduk merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam proses

pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi, tetapi dapat

pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah.

Dan dari penelitian ini juga diharapkan agar otonomi daerah dapat dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya sehingga suatu daerah benar-benar dapat berdiri sendiri

tanpa tergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat.Dengan penlitian

diatas, dapat diketahui bahwa besarnya Belanja daerah lebih banyak dipengaruhi

oleh jumlah Dana Perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat, hal ini

menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap

Pemerintah Pusat masih tinggi. Jika hal ini masih terus berlanjut maka

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan, masalah keuangan merupakan

masalah pokok pemerintah, dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang harus

dilakukan oleh pemerintah demi kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan

penduduk yang cukup tinggi, meningkatnya pendapatan perkapita dan taraf hidup

masyarakat, merupakan faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi masyarakat

dan pemerintah. Hal ini akan menyebabkan pengeluaran pemerintah yang semakin

tinggi. Di lain pihak sumber penerimaan yang terbatas harus diusahakan untuk

menutupi kebutuhan tersebut.

Aspek keuangan merupakan salah satu dasar kriteria untuk dapat mengetahui

secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri (Kaho,

1998: 124). Kemampuan daerah yang dimaksud adalah sampai seberapa jauh

daerah dapat menggali sumber-sumber keuangannya sendiri guna membiayai

kebutuhan daerah tanpa harus selalu menggantungkan diri pada bantuan dan

subsidi dari pemerintah pusat. Selain itu, salah satu kriteria penting untuk

mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus

rumah tangga adalah kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keuangan merupakan faktor penting dalam

(10)

Kemampuan keuangan suatu daerah dapat dilihat dari besar kecilnya Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang diperoleh daerah yang bersangkutan. Dalam kaitannya

dengan pemberian otonomi daerah yang lebih besar kepada daerah. PAD selalu

dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengukur

ketergantungan suatu daerah kepada pusat. Pada prinsipnya semakin besar

sumbangan PAD kepada APBD maka akan menunjukkan semakin kecil

ketergantungan daerah kepada pusat sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi

daerah dari prinsip secara nyata dan bertanggung jawab.

Dengan diberlakukanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU

No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan, yang diperbarui dengan UU

No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara pusat dan pemerintah daerah, maka pemerintah

dalam melaksanakan pembangunan didaerahnya mempunyai wewenang untuk

menentukan arah pembangunan di daerahnya.Hal ini diharapkan dapat lebih

meningkatkan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan daerahnya dan

dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Bagi Provinsi Lampung, otonomi daerah merupakan tantangan yang tidak ringan

karena otonomi daerah yang didasari atas kesadaran bahwa peluang bagi daerah

untuk membuktikan kemandiriannya. Hal ini berarti otonomi daerah tidak dapat

dipandang sebagai sebuah kegagalan. Otonomi daerah harus diarahkan pada

keberhasilannya dengan dukungan pendanaan yang memadai melalui

perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Oleh karena itu, kebijakan

(11)

peningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat. Maka melalui pengolahan

keuangan daerah, selain bertujuan untuk meningkatkan peran sertanya dalam

pembangunan, juga ditujukan bagi peningkatan mutu pelayanan kepada

masyarakat.

Salah satu argumen dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pemerintah daerah

harus memiliki sumber-sumber keuangan yang memadai untuk membiayai

penyelenggaraan otonominya. Kapasitas keuangan pemerintah daerah akan

menentukan kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi-fungsi

pemerintahannya (Suwandi, 2000). Rendahnya kemampuan keuangan daerah akan

sering menimbulkan siklus negatif, yaitu rendahnya tingkat pelayanan masyarakat

yang pada gilirannya akan mengundang campur tangan pusat, atau bahkan dapat

menyebabkan dialihkannya sebagian fungsi-fungsi pemerintah daerah ke tingkat

pemerintahan yang lebih atas.

Di sisi lain kemampuan keuangan pemerintah daerah masih sangat tergantung

pada penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, dalam

rangka desentralisasi kepada setiap daerah dituntut untuk dapat membiayai diri

melalui sumber-sumber keuangan yang dikuasainya. Peran pemerintah daerah

dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah sebagai sumber

penerimaan daerah akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah (Halim, 2001).

Akan tetapi ada fakta bahwa daerah tidak akan mampu membiayai

pengeluarannya jika hanya menggandalkan dari sektor Pendapatan Asli Daerah,

(12)

bantuan dalam keuangan pemerintah daerah dengan dana perimbangan. Adapun

jumlah pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung dapat

[image:12.595.113.469.242.367.2]

dilihat pada Tabel 1.1 berikut .

Tabel 1 Jumlah Pengeluaran Daerah 10 Kabupaten/Kota Se Provinsi Lampung

Periode Anggaran 2002-2007 (Dalam Ribuan Rupiah)

No Tahun Pengeluaran Pemerintah

(Ribuan Rupiah)

1 2002 2.345.959.112

2 2003 2.962.973.665

3 2004 2.821.457.053

4 2005 3.288.957.788

5 2006 4.452.456.562

6 2007 6.176.165.974

Sumber: BPS Provinsi Lampung 2008,diolah

Dari Tabel diatas dapat kita liat jumlah seluruh pengeluaran daerah di Provinsi

Lampung setiap tahunnya mengalami kenaikan. Kenaikan pengeluaran

dikarenakan besarnya anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk

membiayai pembangunan infrakstruktur seperti: sarana jalan,kesehatan,

pendidikan, dll.Selain itu, pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi,

meningkatnya pendapatan perkapita dan taraf hidup masyarakat merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan pengeluaran pemerintah yang semakin tinggi. Di

lain pihak sumber penerimaan yang terbatas harus diusahakan untuk menutupi

kebutuhan tersebut.

Untuk membiayai pengeluaran pemerintah tersebut diperlukan adanya sumber

keuangan yang cukup. Sumber-sumber keuangan tersebut antara lain berasal dari

(13)
[image:13.595.115.512.131.315.2]

Tabel 2 Pendapatan Daerah dan Jumlah Penduduk 10 Kabupaten/Kota Se Provinsi

Lampung Periode 2002-2007

No Tahun

Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Ribuan Rupiah)

Dana Perimbangan (Ribuan Rupiah)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Nilai Pertum

buhan Nilai

Pertum

buhan Jiwa

1 2002 81.253.368 - 2.262.343.602 - 6.787.654

2 2003 109.882.656 35,32% 2.478.652.191 9,56% 6.852.999

3 2004 106.003.024 -3,53% 2.762.617.327 11,47% 6.915.950 4 2005 127.410.919 20,20% 3.166.050.617 14,60% 7.116.177

5 2006 167.786.432 31,69% 5.001.885.365 57,99% 7.211.586 6 2007 212.889.633 26,88% 4.548.789.159 -9,06% 7.289.767

Sumber: BPS Provinsi Lampung 2008,diolah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diduga ada beberapa

faktor yang mempengaruhi nilai pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung. Beberapa variabel tersebut diduga mempunyai pengaruh

signifikan terhadap nilai pengeluaran pemerintah.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis dalam penulisan skripsi ini

memilih judul Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD),Dana

Perimbangan dan Jumlah Penduduk Terhadap Pengeluaran Pemerintah

Daerah Di Provinsi Lampung.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengeluaran

(14)

B. Rumusan Masalah

Dalam pemecahan suatu masalah, mengetahui rumusan masalah merupakan suatu

langkah yang harus dilakukan, langkah tersebut sangat penting sebagai landasan

dalam menyikapi permasalahan tersebut dimasa yang akan datang, baik untuk

mengantisipasi ataupun mengendalikan. Dari latar belakang yang telah

dikemukakan di atas, dapat dikemukakan masalah, yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh tingkat PAD dalam menentukan besaran nilai

pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung .

2. Seberapa besar pengaruh Dana Perimbangan dalam menentukan besaran nilai

pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

3. Seberapa besar pengaruh Jumlah Penduduk dalam menentukan besaran nilai

pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh PAD dalam menentukan besaran nilai

pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung tahun anggaran

2002-2007.

2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Perimbangan dalam menentukan besaran

nilai pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung tahun

(15)

3. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Penduduk dalam menentukan besaran

nilai pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung tahun

anggaran 2002-2007.

D. Kerangka Pemikiran

Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan pembangunan daerah terus

diusahakan untuk lebih meningkat. Hal ini lebih dimaksudkan untuk mewujudkan

otonomi daerah yang lebih nyata dan beranggung jawab. Dalam rangka

pelaksanaan pembangunan perlu ditingkatkan kemampuan mengolah Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan penjabaran kuantitatif dari

tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan unit kerja, sehingga

anggaran daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses

perencanaan pembangnan daerah. Anggaran juga merupakan cermin finansial

ekonomi masyarakat serta pilihan masyarakat.

Untuk dapat melaksanakan kewajibannya pemerintah daerah perlu melakukan dua

hal, yaitu: (1) Pengumpulan sumber daya dari masyarakat secara efisien yang

terkumpul dalam komponen pendapatan. (2) Pengalokasian dari penggunaan

sumber daya secara responsif, efektif, dan efisien kedalam anggaran yang

direfleksikan dalam komponen belanja. Sebagai konsekuensi pelaksanaan

kewajibannya, pemerintah perlu dana yang memadai, dianggarkan melalui

APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas

(16)

Pada Pelaksanaan otonomi daerah , pemerintah daerah harus memiliki

sumber-sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan otonominya.

Kapasitas keuangan pemerintah daerah akan menentukan kemampuan pemerintah

daerah dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahannya (Suwandi, 2000)

Dalam Teorinya, Wagner mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah

yang semakin besar dalam prosentase terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan

pada pengamatan di negara-negara Eropa, US, dan Jepang pada abad ke-19

(Mangkoesoebroto, 1993; 170). Wagner mengemukakan pendapatnya dalam

bentuk suatu hukum Wagner, sebagai berikut Dalam suatu perekonomian, apabila

pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan

meningkat. Sedangkan Peacock & Wisemanmempunyai pandangan didalam

teorinyauntuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar perlu

meningkatkan pajak, walaupun masyarakat tidak ingin terbebani dengan kenaikan

terhadap pajak.

Dari dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk membiayai pengeluaran

Pemerintah yang semakin meningkat diperlukan sumber-sumber pendanaan yang

besar. Sumber pendapatan daerah tersebut berupa pendapatan asli daerah (PAD)

tetapi itu saja tidak cukup untuk membiayai pengeluaran Pemerintah Daerah,maka

transfer pusat diperlukan untuk membantu dalam membiayai pengeluaran

pemerintah.

Semakin besar penerimaan daerah akan menaikan pengeluaran pemerintah.. Hal

(17)

untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan pelayanan terhadap

masyarakat.

Pertumbuhan penduduk merupakan faktor demografi yang mempengaruhi

pertumbuhan pengeluaran pemerintah. Perubahan penduduk mempengaruhi

beberapa layanan seperti kesehatan dan pendidikan. Jika penduduk bertambah,

tingkat kegiatan yang dihasilkan sektor publik bertambah untuk melayani

penduduk yang lebih banyak. Ini meningkatkan permintaan terhadap input yang

menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga Pendapatan Asli Daerah (PAD) (X1) berpengaruh positif dalam

menentukan besaran pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung

2. Diduga Dana Perimbangan (X2) berpengaruh positif dalam menentukan besaran

pengeluaran pemerintah 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

3. Diduga Jumlah Penduduk (X3) berpengaruh positif dalam menentukan besaran

Gambar

Tabel 1 Jumlah Pengeluaran Daerah 10 Kabupaten/Kota Se Provinsi Lampung
Tabel 2 Pendapatan Daerah dan Jumlah Penduduk 10 Kabupaten/Kota Se Provinsi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui diskusi dan kerja kelompok, siswa dapat menyusun karya tulis sejarah yang berjudul “ perlawanan rakyat aceh dan ternate terhadap

When learners move beyond class interaction, learners need to have the opportunities to learn English independently - at their own paces at, for instance,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan dituangkan dalam Penulisan Hukum

[r]

J udul Penelitian : POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN SISWA SD PENYANDANG DOWN SYNDROM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK DI SEKOLAH INKLUSIF GALUH

Instrumen penelitian ini merupakan instrumen perlakuan yang digunakan untuk mengukur persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini. Ada beberapa langkah

Jelas sekali konteksnya, bahwa secara makro global, peranan PLTN sudah lebih dari sekedar layak. Penolakan-penolakan dalam bentuk apapun harus diantisipasi, selain dengan

Untuk meningkatkan kinerja dan etos kerja, maka diperlukan kepemimpinan yang baik dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Seoarang pemimpin dituntut agar memiliki