• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Dalam Mengembangkan Pariwisata di Danau Toba (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Dalam Mengembangkan Pariwisata di Danau Toba (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT))"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Wawancara

Nama :

Tempat/Tgl Lahir :

Usia :

Jenis Kelamin :

Status :

Agama :

No. Handphone :

Pendidikan Terakhir :

Jumlah Anak :

1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan Bapak/Ibu?

2. Berperan sebagai apa Bapak/Ibu di BKPEKDT?

3. Strategi seperti apa yang Bapak/Ibu lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

4. Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan dalam memberitahukan informasi mengenai program yang dibuat kepada masyarakat luas?

5. Perencanaan seperti apa yang dilakukan oleh BKPEKDT dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Danau Toba?

6. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial?

7. Apakah penggunaan media, menurut Bapak/Ibu efektif dalam menyebarkan atau menyampaikan informasi ataupun program yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?

8. Menurut Bapak/Ibu media apakah yang paling efektif dalam menyebarkan informasi?

(2)

9. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar) ?

10. Menurut Bapak/Ibu, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini sendiri?

11. Apakah yang menjadi hambatan dalam menjalankan program-program yang ada di BKPEKDT ini?

12. Pernahkah ada respon dari masyarakat maupun wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini? jika ada respon seperti apakah itu?

13. Menurut Bapak/Ibu sendiri setelah Danau Toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas, apakah ada perubahan dalam tujuan BKPEKDT ini?

14. (berhubungan dengan pertanyaan No. 13) Jika ada perubahan dalam tujuan

BKPEKDT ini bagaimana pihak BKPEKDT ini menyampaikan informasi kepada masyarakat luas?

15. Tantangan yang seperti apa yang akan BKPEKDT hadapi kedepannya dan bagaimana menghadapinya terlebih lagi sekarang Danau toba sudah masuk kedalam 10 destinasi pariwisata prioritas?

16. Apakah ada kesulitan berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

17. Setelah danau toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas, apakah kegiatan yang dilakukan seutuhnya di serahkan ke pemerintah pusat, atau BKPEKDT masih tetap ikut andil dalam pengembangan pariwisata di danau toba?

18. Selanjutnya, apa yang akan dilakukan kedepannya oleh BKPEKDT ini?

(3)

Informan I

Nama : Abdul Riza

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 18 November 1983

Usia : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Islam

No. Handphone : 082161745447

Pendidikan Terakhir : S1, Teknik Industri ITM

Jumlah Anak : 1 Orang

Peneliti melihat bahwa narasumber masih sangat muda, karena itu peneliti menggunakan kata sapaan “bang” untuk menyapa narasumber agar lebih nyaman dalam berbicara serta dikarenakan usia narasumber masih tergolong muda.

1. a. Sudah berapa lama Abang bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Sudah enam tahunlah.

b. Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan Abang?

Udah kerja, kalau soal kegiatan sih banyak, sebelum disini, e, saya kerja di pelayaran, juga aktif di Lembaga Survey Indonesia, saya senang berorganisasi juga aktif ya di organisasi-organisasi kemasyarakatanlah yang berpositif ya

2. Berperan sebagai apa Abang di BKPEKDT?

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan. Sebenarnya kamu datangnya memang ke orang yang pas, memang. Websitenya catat aja, disitu bisa digali juga itu. Itu dia, www. Laketoba.org. nati mana tahu, disitu banyak apa-apa yang sudah dilakukan BKPEKDT itu.

3. Strategi seperti apa yang Abang lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

Kalau yang sudah dilakukan itu. Jadi gini dia kalau BKPEKDT ini dia tidak hanya bercerita tentang pariwisata, dia bercerita tentang ekosistem.

(4)

Jadi ekosistem itu kan meliputi lingkungan yakan dan pariwisata lah kan, tapi BKPEKDT ini sebenarnya dia lebih condong ke lingkungan, sekitar lingkungan tapi berdampak ke pariwisata contohnya kayak ini, apa, kita kegiatan danau toba award, danau toba award itu bertujuan kita memotivasi masyarakat di sekitar situ kayak kita beri penghargaanlah, itu nanti kita beri piagam nanti sama plakat yang diteken sama Gubernur langsung kan, ya itu banyak dia, kayak banyak dia, pemerhati lingkungan, sekolah bersih adiwiyata itu. Pokoknya gitulah dia bakor ini. Udah itu, istilah nya yaitulah dia, ini kan lingkungan yang berdampak kepada pariwisata itu contohnya kegiatan forum perkapalan, di forum perkapalan itu bakor ini mencoba berkoordinasi menyampaikan sama mereka kayak pesan-pesan inilah: jangan buang oli di danau, jangan buang sampah sembarang, itu kita sampaikan ke mereka, posternya juga ada, cuman sudah habis.

Cara menyampaikannya itu? dalam forum.

4. Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan dalam memberitahukan informasi mengenai program yang dibuat kepada masyarakat luas?

Ya berupa inilah, kayak baliho. Kayak baliho itu ada kita pasang di Sembilan kabupaten kotalah, disitu kita ada pasang dia kayak, salah satu contoh pesannya: Danau Toba, pokoknya untuk anak cucu lah bahasanya dia.

5. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial? Televisi gak ada, tapi kalau radio itu kita kerjasama dengan Radio Green Samosir namanya, jadi Radio Green Samosir ini kan dia aktif masalah lingkungan, jadi eee, kayak kegiatan kita kadang kita undang mereka ya mereka meliput langsung contohnya kegiatan aku cinta danau toba di tanah ponggol samosir, itu langsung mereka liput, langsung di publikasi ke masyarakat, karena kan langsung dihadiri sama bupatinya.

Kalau media sosial gak ada pake Bang?

(5)

Itu kita gak dek, paling kita website-lah, di website itulah kita publikasikan apa yang kita kerjakan.

Kenapa gak pengen coba pake media sosial Bang, kan media sosial udah canggih, pasti lebih ber-efek dibandingkan dengan gak media sosial? Memang rencana seperti itu ada, jadikan mungkin disekitar tahun ini jugalah nanti dimunculkan seperti facebooknya BKPEKDT, nanti kita muculkanlah daerah-daerah wisata Danau Toba. Jadi memang Danau Toba selama ini fungsinya BKPEKDT ini kitalah memang yang langsung turun kemasyarakatnya, kalau dinas kan banyak, harus melalui prosedur-prosedur, ini kita memang melakukan koordinasi ke instansi tapi kita turun langsung kelapangannya. Kayak kita memberi kegiatan percontohan, percontohan umpamanya pertanian organik. Misalkanlah adek tinggal di daerah A jadi kita pilihlah sebagai yang kita ajak melakukan kerjasama melakukan pertanian organiklah, kayak cabe, tomat, segala macam. Tapi ini dia jadi contoh dasar untuk jadi contoh masyarakat; oh ini, ternyata bermanfaat.

6. Apakah penggunaan media, menurut Abang efektif dalam menyebarkan atau menyampaikan informasi ataupun program yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?

Sebenarnya kalau disini kan gini dek, banyak disini bekas-bekas kepala dinas, jadi mereka lebih senang publikasinya itu ya media-media cetak, jadi lebih senang itu, kan kalau media cetak kan langsung dibaca orang, tercerna dia, maklumlah namanya orang tua.

7. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar) ?

Kalau kesulitan mungkin tidak begitu terasa, karena umumnya kalau kita untuk mengajak yang baik, pasti orang mau respon, kalau ada ini-ini sikit tidak begitu ini kalilah. Ya wajarlah itu, namanya kadang-kadang kalau kita ngajak orang melakukan pembersihan eceng gondok di kawasan ini,

(6)

yakan kita ngajak orang ya adalah sedikit uang makannya, paling itu ajalah. Kalau kesulitan yang gimana-gimana gak ada sih.

8. Menurut Abang, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini sendiri?

Sebenarnya kalau rencana program sudah bagus kayak contohnya kan. Kalau program itu, kalau kita bilang ya sudah bagus sih, cuma karna kita sebatas berkoordinasi jadi paling yang perlu kita tingkatkan itu, kita terus mendorong pihak-pihak yang terkait untuk tetap eksis dan melakukan secara stimulant apa-apa yang jadi yang perlu diperhatikan di Danau Toba. Karna kan kadang, kita bukan menjelekkan apa, pemerintah kota sendiri tidak begitu peduli. Contohnya ini kita bilang, kalau bicara mutu air, inikan sekarang udah dengar juga kan tentang Badan Otorita Danau Toba, jadikan itu dia bergerak dibidang pariwisata aja kan. Pemerintah sendiri aja tidak memperhatikan lingkungannya, dia hanya berpariwisata aja, akhirnya kayak kerambah-kerambah itu, eceng gondok, itukan. Tapi itu-itu sebagian sih udah kami kerjakan. Pokoknya yang kami kerjakan pembersihan eceng gondok, yakan udah itu pengendalian sampah, itu pengendalian sampah itu kita mengajak, seperti kita buat event, acara, kita kumpulkan anak-anak sekolah meliputi juga penduduk sekitar kita buat di pantai parbaba, di Samosir. Itulah kita ajak anak-anak itu sembari kita memberikan bantuan tong sampah. Itu kita sebut Gerakan Pengendalian Sampah.

9. Apakah yang menjadi hambatan dalam menjalankan program-program yang ada di BKPEKDT ini?

Hambatannya? paling masalah anggaran, kalau hambatan sih paling gak ada, ya keterbatasan anggaran lah kami-kami jujur keterbatasan anggaranlah karena jujur aja, karnakan eheem yang kita buat kecil-kecilnya dek. Caranya yang kita bentuk event-event.

Boleh tahu Bang event-event apa saja yang sudah dilakukan?

Kayak Gerakan aku cinta Danau Toba yakan, Gerakan Pengendalian Sampah yakan, Clean Up Danau Toba, Clean Up Danau Toba itu kita

(7)

langsung ke Danau membersihkan sampah, baru nanti itu kerjanya dipublikasilah ke media. Begitulah cara kita mengajak mereka.

Kayak macam Gerakan Aku Cinta Danau Toba itu dia kita mengajak anak-anak sekolah untuk melakukan penanaman pohon. Umumnya itu kita mengajak mereka itu misalnya di sepanjang jalan menuju sekolah mereka. Di kampong-kampung umumnya kan mereka masih jalan. Jadi mereka; ituloh pohon yang kita kita tanam, sembari kita tanamakan juga rasa kecintaan mereka terhadap lingkungan karna ya tujuan utamanya itu kan kalau dari sejak dini mereka sudah mencintai lingkungan yakan, kan sudah terpatri ketika sudah dewasa ya kan, jadi mereka bisa lebih memahami lingkungan itu seperti apa. Emang sih yang diajak itu anak SMP dan SMA. Terus kalau sekolahnya ini ditentuin atau dipilih acak?

Jadi cara penentuan sekolahnya itu, kita awal survey dulu, misalnya kita bikinlah tahun ini umpamanya di Karo, kita buat kemarin itu di Karo di Merek, Kecamatan Merek kita buatkan. Itu kalau gak salah kita buat di daerah Merek, dimana itu ya disitu. Jadi itu kita bisa tentukan itu kita datang dulu ke sekolah, tapi itu kita datang secara sampling aja sih, kita datang ke sekolah, kita komunikasi sama pihak sekolah, bahwa kita ada rencana begini, umumnya pihak sekolah welcome namanya untuk cerita lingkungan, karena kan disekolah ini juga ada dia penilaiannya dari apa dari Badan Lingkungan Hidup namanya itu sekolah adiwiyata, sekolah beredukasi lingkungan, jadi sekolah itu benar-benar dia lingkungannya bersih, rapi, kan gitu. Jadi kita datang ke situ, kita komunikasi sama mereka, baru nanti inilah kita tentukan tempatnya dimana, lokasinya yakan, selain menanam kita ajak juga gotong royong.

itukan sudah mengajak dengan kegiatan, apakah menggunakan media biar diberitakan di koran?

Ada. Sebenarnya kalau setiap kegiatan-kegiatan kita dilapangan. Itu kita selalu kasih wartawanlah seperti press release gitu kan, kadang ada yang diterbitkan mereka, tapi kadang-kadang kita gak begitu control kapan mereka terbitkan gitu, cuma kita selalu kasih press release-nya, contohnya tahun 2010 badan koordinasi ini kerjasama dengan Otoritas Asahan

(8)

melakukan pembersihan eceng gondok di 3 kabupaten. Karna gini dia dek, Bakor ini tidak bisa melakukan yang terlalu besar karena kita kan masalah anggaran, jadi kita banyak melakukan koordinasi.

10. Pernahkah ada respon atau tanggapan dari wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?jika ada respon seperti apakah itu?

Wisatawan tidak pernah ada sih ya, karena gini juga sih umumnya, wisatawan-wisatawan ke danau toba Cuma mau buat rekreasi, bukan mau gimana, tapi ada juga dia, paling mereka hanya melakukan penelitian, kayak kemarin ada melakukan kerjasama sama kita mengenai penelitian kualitas air.

11. Menurut Abang sendiri setelah Danau Toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas

Baru akan.

Bukannya udah Bang?

Kan masih… Memang dia masuk dalam 10 destinasi wisata samanya itu dek dia dengan Danau Toba ini masuk Kawasan Strategis Nasional tapi tengoklah.Udah berapa kali kesana?

Tiga kali lah bang, iya saya lihat pun gitu-gitu aja sih. Saya lihat pun wisatawan yang disana pun yang dari mancanegara sedikit gitu, paling banyak wisatawan nusantaralah

Itu pun kalau pas tanggal merah

Iya, dan itu pun cuma orang-orang Sumatera doing, jarang Orang Jawa, Makassar.

Jadi sebenarnya itu yang harus diperbaiki, salah satunya event juga itu kan kayak kegiatan forum perhotelan lah namanya. Jadi forum perhotelan itu kan meliputi cara memperbaiki sifat karakter melayani orang. Kita gini loh, udah pernah ke Jawa? Bedakan pelayanan service-nya hotel di Jawa sama di Danau Toba. Hal itulah yang kita sampaikan kepada mereka dengan kita buat perbandingannya yakan. Karna mereka kadang-kadang bermimpi, Danau Toba mau seperti Bali, kalau SDM-nya juga gak bisa. Jadi orang mereka masih tertutup, tidak terbuka. Coba kita belajar seperti

(9)

Aceh. Aceh begitu tsunami sekarang mereka terbuka untuk umum kan. Spot-spot wisata mana yang gak tahu orang. Yang mana gak mau di datangi orang. Jadi banyak hal-hal yang harus kita perbaiki sebenarnya di Danau Toba ini, tapi itulah dek, kalau ujung-ujungnya kita cerita nanti lari ke politik, pemangku-pemangku kepentingan. Jadi kami badan koordinasi ini sepanjang kami bisa mengajaknya yakan, sepanjang kami bisa berkoordinasi dengan bagus, yaudah. Kami juga langsung terjun ke masyarakat. Biar masyarakat itu tahu dan menyadari cara mencintai lingkungannya, cara bisa wisatawan tertarik datang yakan. Bahkan kayak forum pendidikan juga kita buat. Forum pendidikan itu kita undang seluruh sekolah di Kawasan Danau Toba, diwakililah sama murid-murid terbaiknya, diundang. Kita panggil itu kayak narasumber-narasumber yang berkompeten untuk memberitahu mereka.

12. Apakah ada kesulitan berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

Kita komunikasi bagus kayak ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagus, kayak ke Lembaga Penelitian LIPI bagus, ke kementerian perikanan dan kelautan bagus. Kalau ke pusat komunikasi kita bagus kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan Danau Toba kita selalu diundang. Paling danalah yang belum dikasi mereka.

Soalnya saya pernah baca kan Bang kalau di luar negeri itu kayak Korea, Jepang, Malaysia, mereka ngajak pihak swasta sama kayak orang-orang kaya yang di negara mereka itu untuk bantu dana, kan kalau di kita bedakan. Kalau kita kan sendiri-sendiri, orang kaya kita belum tentu mau kita minta uangnya membantu pariwisata di Indonesia yakan

Sebenarnya cemana ya kita bilang, banyak orang-orang kaya umumnya orang-orang Batak banyak yang kaya tapi mereka hanya mentingkan diri mereka sendiri, kalau kamu pernah ke Balige, ada namanya hotel yang punyanya T.B. Silalahi, dia itu marketingnya bagus, banyak wisatawan-wisatawan yang datang pake bus, tapi ya itu, mereka hanya datang dari Medan langsung hotel, udah gitu.

(10)

Iya Bang, masih mentingkan diri sendiri. kalau di Malaysia itu gak usah jauh-jauhlah bang kalau orang kayanya itu mau membantu

Iya, karnakan kalau dia berkembang segala lini ikut merasakan. Kan gitu. Inikan ya, kadang-kadang kesulitan gini dek, kesulitannya bukan maksudnya apa. Sifat kita yang susah di atur masih ada. Jadi kadang-kadang ada kesannya pemerintah PEMKAB nya bekerja sendiri-sendiri. Jadi yang perlu kita perbaiki itu aja apalagi disini kan kesempatan kita, membuat kesempatan Danau Toba bergairah lagi seperti tahun 80an-90an. Mumpung pemerintah sekarang tidak sungkan-sungkan ayo, galakkan Danau Toba. Cuma gini satu, kadang-kadang gini dek banyak dia yang kepentingan pencitraan aja. Kita gak usah kita bilanglah siapa-siapa. Mana orang-orang Sumatera yang udah hebat-hebat itu di Jakarta? Mana?

13. Adakah badan-badan yang juga menanungi Danau Toba atau ikut

membantu BKPEKDT?

Kalau badan-badan yang menaungi sih banyak, tapi seperti ini, kalau ini kan dia memang dibentuk sama pemerintah provinsi kalau yang lain-lain itu dibentuk berdasarkan yayasan kayak mereka seperti ini, kau ya kau. Akhirnya karena pemerintah yang punya dana ya mereka lah yang muncul.

(11)

Informan II

Nama : Aidil Aksa

Tempat/Tgl Lahir : Bukit Tinggi/ 4 Mei 1980

Usia : 36 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

No. Handphone : 081363436786 Pendidikan Terakhir : S1

Jumlah Anak : 2 Orang

1. Sudah berapa lama Abang bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan abang?

Mulai tahun 2010 sampai sekarang, saya sebelumnya tenaga honor di badan lingkungan hidup.

2. Berperan sebagai apa Abang di BKPEKDT?

Staff Sekretariat, tugasnya banyak membantu para kepala bidang.

3. Strategi seperti apa yang di lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

Tugas kami ini yang pertama, badan koordinasi, mengkoordinasikan instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan di kawasan danau toba, instansi terkait itu adalah mungkin badan lingkungan hidup daerah, perikanan. Kami mengkoordinasikan aja. Bentuk kegiatan percontohan; agroforesti, ada aksi, aksi seperti aku cinta danau toba, aksi pengendalian sampah, danau toba award. Pokoknya kegiatan percontohan-percontohan aja, skala kecil aja.

4. Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan dalam memberitahukan informasi mengenai program yang dibuat kepada masyarakat luas?

(12)

Kita kerjasama dengan camat, kita melibatkan sekolah, kita kerjasama dengan kepala sekolah. Sebelumnya kita survey dulu sebelum melakukan kegiatan. Kalau kegiatan aku cinta danau toba ini kita melibatkan siswanya, kerjasama dengan guru.

Kegiatan itu kan kami buat ini berpusat di samosir, kita koordinasi dulu dengan instansi terkait dimana cocoknya kegiatan ini dilaksanakan misalnya seperti kegiatan pembersihan eceng gondok, kira-kira eceng gondoknya banyaknya dimana, itu diarahkan sama instansi terkait di daerah bisa aja camat bisa aja badan lingkungan hidup atau instansi lain.

5. Perencanaan seperti apa yang dilakukan oleh BKPEKDT dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Danau Toba?

Mungkin itu gak ada ya, kami lebih menjaga ekosistemnya aja, ekosistem kawasan danau toba aja ya, kami paling ngontrol KJA ya kan, mungkin itu udah melebihi ambang batas. Kalau untuk memajukan pariwisata, ya kita tidak bisa membuat kebijakan, jangan lakukan itu kita hanya sebatas koordinasi saja. Untuk memajukkan masyarakat, kita buat kegiatan-kegiatan percontohan aja, skala kecil.

Berarti ini peningkatannya itu secara tidak langsung ya? Iya, macam kami ada juga kegiatan penilaian danau toba award, a, jadi kegiatan danau toba award itu kita misalnya menilai hotel, kapal, terus desa. Itu nanti kita kasih penghargaan macam awardnya, gimana cara pembuangan sampah, simbol-simbol, lengkaplah cara penilaiannya.

6. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial? E, kita punya website, itu websitenya. Paling itulah kita ada punya poster, kita ada stiker, ada punya kita menerbitkan buletin mulai dari tahun 2010, 2011. Ini ada edisinya ini. Di koran itu selintas kalau ada kegiatan-kegiatan, baru nanti dimasukkan ke koran

7. Apakah penggunaan media, menurut Abang efektif dalam menyebarkan atau menyampaikan informasi ataupun program yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?

(13)

Bisa juga melalui apa, poster, macam ini, spanduk, buletin masyarakat disana kan umumnya masyarakat biasa, supaya sampai ke desa-desa mungkin melalui spanduk. Apa kegiatan-kegiatan itu kan selalu di spanduk kan.

8. Menurut Abang media apakah yang paling efektif dalam menyebarkan informasi?

Cukuplah, dibilang terlalu gak jugalah, mungkin ada juga media televisi bisa juga gak ya

9. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar) ?

Gak juga, kita udah format kegiatan ini ya kita realisasikan dilapangan, InsyaAllah berjalan dengan lancar, yah itu hanya dalam bentuk kecil,

misalnya. Ruang lingkupnya gak terlalu besar gitu. Macam penilaian itu, mungkin kita menilai desa ini, desa ini, kita ambil contohnya aja yakan, jadi kita angkat. Misalnya penilaian hotel, ini hotel-hotel masuk criteria berwawasan lingkungan atau sampahnya di bagus dibuangnya, diolahnya, bagus kebersihannya, dijaganya, TPA-nya, TPS nya semua dijaganya.

10. Menurut Abang sendiri, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini?

Disini kan hanya badan koordinasi, jadi terbatas kalau mau melakukan program kegiatan itu, paling sedang ajalah. Cukup baiklah. Karna kan dengan status badan ini, hanya badan koordinasi, hanya mengkoordinasikan instansi terkait gitu. Kalau pun melakukan program dan kegiatan, itu adalah dalam bentuk percontohan aja. Mengingatkan masyarakat supaya menjaga kebersihan, jangan membuang sampah ke danau.

11. Apakah yang menjadi hambatan dalam menjalankan program-program yang ada di BKPEKDT ini?

(14)

hambatan itu pasti ada aja, karena apalagi perilaku kita Orang Batak ini keras-keras, tak mau dibilangi juga kadang, susah. Perilaku.

12. Pernahkah ada respon dari masyarakat maupun wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini? jika ada respon seperti apakah itu? Kita gak ada indikatornya ya, dia merespon seperti apa. Maksudnya komplainnya gitu? Respon ada, setelah selesai acara dia gini: iyalah tahun-tahun besok disini lagi, kita adakan lagi yang lebih dari ini Pak. Responnya baik. Respon negatif, saya dengar langsung gak ada, postif aja karna kita kan udah bikin kegiatan, kita rangkul mereka, kita libatkan lurah, camat, semua kita libatkan

13. Menurut Abang sendiri setelah Danau Toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas, apakah ada perubahan dalam tujuan BKPEKDT ini? Kami kan hanya mengkoordinasikan aja, ruang lingkup kami kecil, mungkin tidak punya kebijakan yang lebih. Jadi kalau untuk kedepannya apa yang kurang kita tunggu instruksi dari gubernur, ataukah dilibatkan dengan otoritas Danau Toba kedepannya gini, gini.

14. Tantangan yang seperti apa yang akan BKPEKDT hadapi kedepannya dan bagaimana menghadapinya terlebih lagi sekarang Danau toba sudah masuk kedalam 10 destinasi pariwisata prioritas?

Tantangannya ya kita harus merubahkan pola pikir orang disana, membatasi keramba jaring apung atau kalau memang harus diangkat, biar airnya bersih lagi, biar airnya tidak melewati ambang batas kan udah ada ininya, baku mutunya. Tidak melebihi itu, tidak tercemar, dan orang mandi pun tidak gatal lagi yakan.

Bagaimana dengan ikan yang mati itu bang?

Ehe, gak tahu juga, kita gak ada melakukan penelitian secara khusus disitu, apakah, pakan-nya sudah banyak kali dibawah naik ke atas atau kekurangan oksigen, gak tahulah yakan.

Gimana tanggapan BKPEKDT ini menanggapi ikan mati ini?

(15)

Iya, tanggapan kami sementara kami tidak bisa melakukan apa-apa gitu, karna keterbatasan tadi itu. Iya kebijakan disini, itu gak bisa, izin-izin juga harus ada, izin dari pusat, izin dari kepala daerahnya sendiri

15. Apakah ada kesulitan berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

Kita ada kerjasama dengan LIPI, kita ada juga kerjasama dengan LIPI-lah, paling kita cari-cari informasi ke kementrian lingkungan hidup.

16. Kedepannya, apa yang mau dilakukan untuk mewujudkan Geopark Kaldera Danau Toba?

Ya kita lakukanlah perlahan-lahan, mengadakan kerjasama-kerjasama mulai merintis kegiatan-kegiatan kecil, kegiatan besarnya juga, paling itulah mungkin infrastrukturnya mungkin harus diperhitungkan juga, masyarakatnya. Kembali kemasyarakatnya lagi, mungkin pembangunan daerah-daerah wisata seperti outbond.

17. Selanjutnya, apa yang akan dilakukan kedepannya oleh BKPEKDT ini? kedepannya kita tetap sebatas koordinasi dan mengulang-ngulang kegiatan lama, koordinasikan ke instansi yang terkait. Mungkin pembersihan eceng gondok tetap kita lakukan, kegiatan-kegiatan aksi tetap kita lakukan, diulang-ulang supaya masyarakatnya ngerti gitu.

(16)

Informan III

Nama : Ir. Ardhi Kusno

Tempat/Tgl Lahir : Medan/15 Mei 1953

Usia : 63 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

No. Handphone :

Pendidikan Terakhir : S1 Fakultas Pertanian USU (1972-1978) Jumlah Anak : 4 orang

1. Sudah berapa lama Bapak bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan Bapak?

Saya sudah tugas disini sudah tahun ke tujuh, jadi saya mulai tugas sini bulan Oktober tahun 2009, waktu itu saya jadi wakil sekretaris karna saya terakhir sebelum pensiun tugas saya adalah pelaksana tugas kadis Sumatera Utara.

Kemudian Bapak menjadi Ketua pada tahun berapa Pak?

Ketua Harian 2012, bulan Juni. Udah gitu Ketua Harian Definitif 2013.

2. Berperan sebagai Ketua Harian kan Pak? Iya Ketua Harian.

Jadi kalau di dalam bakor Danau Toba ini, itu kan strukturnya itu badan koordinasi pengelolaan ekosistem terhadap danau toba itu namanya dewan manajemen, ada dewan pelaksana. Dewan manajemen itu ketuanya Gubernur Sumatera Utara, wakil ketuanya itu Wakil Gubernur Sumatera Utara dan Ketua Otoritas Asahan itu wakil ketua dewan manajemen. Anggotanya itu para Bupati se-kawasan Danau Toba, Sembilan. Tujuh di hulu, dua di hilir. Hilir itu Asahan, Tanjung balai itu anggota dewan manajemen. Sekretarisnya itu sekretaris daerah kemudian ada badan pelaksana, dewan pelaksana itu ketuanya adalah Wakil Gubernur Sumatera Utara, wakil ketua I kepala BLH Sumatera Utara. Wakil Ketua II Kepala Bapeda Sumatera Utara. Wakil Ketua III kepala dibagian

(17)

perencanaan otoritas asahan baru ketua harian. Itulah struktur itu, barulah disitu sekretaris, wakil sekretaris, ketua komisi, kepala bidang dan anggota.

3. Strategi seperti apa yang Bapak lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

Jadi kalau apa namanya seperti tupoksi ya, tugas kami itu, itu kita ada yang namanya tujuh sasaran manfaat ekosistem kawasan danau toba, itulah tugas kami, ruang lingkup kami. Yang pertama itu terkait dengan pariwisata nanti, yang pertama, itu bagaimana air danau toba itu dapat diminum itu sesuai point nomer satu artinya itu kan itu harus dijagalah, kebersihannya juga pencemarannya, yang kedua, danau toba itu nyaman dan dapat direnangi itukan bisa ke pariwisata kemudian yang ketiga, itu ekosistemnya optimal, kemudian disana itu juga seperti ikan, produksi pertanian tidak terkontaminasi sama peptisida. Jadi aman dan nyaman. Kemudian juga danau toba itu bisa digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Itulah PLTA itu sekarang. Yang keempat, Flora dan Fauna itu aman hidup disana, tidak terganggu, tidak terusik karna faktor hal-hal yang menganggu, yang terakhir itu kaitan masalah udara. Udara itu nyaman. Jadi kalau sampai sekarang ini dari ketujuh itu, ini masih udara yang masih nyaman, lainnya sudah terganggu artinya ada istilah terkontaminasi ada mungkin tingkat pencemarannya sudah sama dengan air danau toba tingkatnya sedang, hasil kajian dari BLH. Jadi kalau kaitannya dari masalah pariwisata tugas kami itu adalah mengkoordinasikan daripada objek-objek wisata disana itu dalam kaitan berbasis lingkungan. Karna danau toba yang mau kita jual itu keindahannya terkait masalah lingkungan. Jadi kalau sekarang ini itu ada beberapa isu aktual yang mucul disana itu. Meliputi: yang pertama, air di danau toba itu sudah cemar sedang bahkan sebagian itu sudah cemar berat. Itu banyak faktor penyebabnya. Masuklah antara lain dampak daripada banyakanya kerambah jaring apung, residu pakan, kemudian residu daripada peptisida pertanian masuk kedalam juga, residu dari masyarakat disana itu mencuci

(18)

pakaian dengan menggunakan soda, deterjen. Sudah itu juga limbah-limbah hotel, limbah-limbah-limbah-limbah restoran di kawasan danau toba itu belum menggunakan ipal komunal di ajibata, sebagian masih langsung buang ke danau. Itulah gangguan. Kemudian yang kedua ini juga, jumlah keramba jaring apung. Kerambah itu sudah melebihi daya tamping. Itulah kemarin yang kita dengar, ikan mati itu, di daerah harang gawol. Sudah padat. Jadi hasil kajian danau toba dengan koordinasi dengan BLH dengan LIPI itu harus dikurangi jumlahnya sekitar 30%. Yang keuda juga ini, apa namanya, limbah organik. baik cair maupun padat udah masuk. Jadi otomatis kesannya seperti Septitank raksasa. Gitu kesannya. Itu contohnya ada peternakan babi all grindo, itu ipalnya itu ada, tapi itu kadang-kadang mereka buang langsung dibuang ke danau kotoran itu. Jadi kan itu harusnya diawasi, dimonitor oleh badan lingkungan hidup kabupaten setempat ya, juga sekarang yang kita repot itu kaitan masalahnya ini, tutupan vegetasi tumbuh-tumbuhan keras. Itu idealnya itu harus 30% tapi sekarang tinggal 20%, 22%. Itu hasil kerjasama kami dilapangan. Itu hal-halnya yang kita hadapi yaitu masalah eceng gondok. Eceng gondok itu punya apa namanya korelasi dengan tingkat cemaran itu, jadi makin tinggi itu tercemar, itu eceng gondok makin cepat penyebarannya, karna dia suka air-air yang kotor, kalau yang bersih gak suka dia. Disamping itu juga eceng gondok ini mempunyai sepora, cepat sekali itu menyebarnya. Kadang-kadang kan itu dia sepora menyebar kemana, dia migrasi kenak angin, terus kembang dia. Jadi itulah yang coba kami tanganin, kami koordinasikan dengan kabupaten terkait. Misalnya dengan Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, itu yang sangat terkait, Tapanuli Utara untuk menangani hal yang kita hadapi seperti itu.

4. Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan dalam memberitahukan informasi mengenai program yang dibuat kepada masyarakat luas?

Hah, jadi kalau seperti buang sampah itu kita ada yang pertama namanya rapat koordinasi dan evaluasi dengan lesson officer (LO) itu, LO itu adalah Kepala Bapeda dan Kepala BPH Sembilan kabupaten. Itu yang kita rapat

(19)

setiap tahun, termasuk evaluasi apa yang dikerjakan mereka dan juga kita ada tim teknis itu anggotanya pejabat eselon 3 dinas terkait, dinas mungkin dari BLH , dinas pertanian, dinas peternakan., dinas apa namanya, dinas kesehatan, ada berapa tu, itu, itu kita tiap tahun rapat tu membahas bagaimana kondisi Danau Toba. Apa kegiatan yang mereka laksanakan. Apa dampaknya, karena kalau kami ini kan sifatnya mengkoordinasikan. Kami itu tidak bisa eksekusi, jadi kami itu kalau udah habis itu kita koordinasi dengan LO tadi itu, dengan tim teknis, atau dengan para bupati. Jadi seharusnya setiap tahun itu ada yang namanya rapat dewan manajemen dengan mengundang langsung Gubernur dengan para Bupati. Inilah yang kita sampaikan, Danau Toba Tahun ini begini kondisinya gitu, jadi itu kita untuk menangani ini sama- sama gotong royong. Kami punya kami ini kecil, jadi kami paling yang rapat-rapatlah udah gitu kami bikin percontohan. Paling itu ajalah. Karna kami itu hanya bisa percontohanlah. Misalnya itu menanam pohon mangga muara di pulo sibandang. Itu kan tujuannya untuk konservasi sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat kalau berhasil dan udah itu kita juga ada pengendalian sampah di daerah ojek wisata misalnya, di parapat, di tongging gitu ya, disana itu kita sosialisasikan sama masyarakat terkait melalui camat, kita kumpulkan, kita jelaskan dulu kepada mereka bagaimana caranya. Kita berikan bantuanlah tong sampah. Itu juga dana kita dari APBD, kita juga ada CSR dari PT. INALUM. Tempo lalu tahun 2015 itu kita adakan bersama CSR, nanti kita laksanakan yang pertama untuk pengendalian sampah di muara kemudian di bakti raja (bakara) ditambah lagi dengan peremajaan mangga muara. Kedua juga eceng gondok, ada yang kita laksanakan spot-spot, ada yang kita koordinasikan ke kabupaten. Kita tangani eceng gondong kita tangani yang di daerah objek wisata dan dermaga itu yang harus kita upayakan, kalau bersih pun tak lah bersih kali, karena memang agak payah ya, artinya begini kita pun bersihkan dalam minggu ini, minggu depan bisa nambah lagi. Harusnya itu emang dirawat oleh Camat, oleh Kepala Desa, oleh masyarakat tapi kan itu tidak semudah mengatakannya, apalagi kan adek beru Ginting nengok masyrakat setempat itu kan pahamlah, beda dari

(20)

masyarakat yang ada di Bali, Jawa. Memang itu sekarang, karena memang di daerah pariwisata parapat ini, masyarakatnya itu kan tipenya itu bukan tipe melayani. Harusnya itu berubah kan, jadi itulah berapa tahun terakhir pernah membuat pemberian award, penilaian bagi hotel, bagi restoran, bagi kantor Camat. Kita-kita nilai, kita beri penghargaan. Ya penghargaannya tidak banyak hanya sertifikat tekenan Pak Gubernur gitu ya.

Itu mulai tahun berapa Pak?

Award itu dilaksanakan 2012, 2013. Jadi hotel kita buat tuh, restoran. Artinya kita itu memotivasi jangan membuang limbahlah ke danau ini. Itulah intinya, danau ini objek wisata kita, kalau danau ini bagus, kemari banyak tamu, uang masuk ini banyak. Kan itu bahasa kasarnya kan. Untuk itu kita ada namanya forum perhotelan, itu forum itu adalah suatu kumpulan para yang mewakili pengusaha hotel, kalau yang kecil langsung pengusahanya, tapi kalau yang besar seperti Niagara, Ina itu dia kirim petugasnya, anggota orang itu. Kita pertemuan tiap tahun disitu kita imbau, tolonglah para hotel ini kalian jangan membuangi limbah ke danau lah supaya danau ini bersih dan tolonglah yang namanya pelayanan itu baiklah karena kalau adek perhatikanlah, beda dia kalau kita ke hotel Parapat dengan hotel di Jakarta atau dimanalah. Kalau itu kita datang ke parapat, kita datang tamu, Tanya deh; Pak dimana ya kamar nomer sekian, oh sana Pak lurus aja Pak, belok-belok, a, bukan diantarnya. Kan kalau diantarnya dikasih dia uang tip. Itulah kadang-kadang rasa tamu masalah. Itulah kita buat forum perhotelan, tiap tahun kita pertemukan, kita bahas. Kita juga ada namanya forum perkapalan. Kapal penyebrang itu baik penumpang kapal feri, Tanya penumpang, itukan kadang tidak punya pelampung, rata-rata, kemudian kadang masih mau membuang sampah ke Danau yang memakai kapal itu, kemudian juga septitank tidak ada, langsung buang ke danau kotoran itu, kemudian juga perhatikanlah di gang-gang itu, ada letak tanah sepeda-sepda motor bayangkanlah jika terjadi sesuatu, bagaimana orang bisa jalan tuh, itulah jadi untuk itu kita pertemuan setiap tahun pada forum perkapalan. Itu ada dua, satu

(21)

berdomisili pada parapat, simalungun samosir. Itu ada ketuanya, sekretarisnya ada itu tiap tahun kita evaluasi semua. Semua itu dalam rangka pencapaian ketujuh tadi ini, supaya danau toba itu bisa direnangi, dapat diminum jadi supaya jangan membuang oli langsung ke danau, oli bekas itu kumpulkan. Kan bisa dijual lagi di darat, kemudian yang tadi itu kalau misalnya mau berangkat, kasihlah pengumuman kepada penumpang kapal itu; para penumpang kapal jangan buang sampah ke danau, itu diumumkan. Itulah langkah-langkah yang dilakukan. Jadi memang karna tugas kami itu koordinasi, koordinasi itu emang sulit artinya kita berharap pada orang mau berbuat tapi kalau dia gak mau, kita gak bisa eksekusi kan. Itu dia gambarannya.

5. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial atau secara langsung?

Jadi kami ada beberapa cara, yang pertama secara langsung. Langsung itu melalui koordinasi dengan camat. Camatlah yang kita harapkan untuk menentukan siapa audiensinya, siapa pesertanya. Kemudian juga kita ada kerjasama dengan salah satu radio yang ada di Samosir, dialah yang menghalo-halokan istilahnya gitu. Misalnya ada kegiatan untuk eceng gondok dibersihkan, itu dia menggerakan. Eceng gondok itu itu termasuklah anak sekolah SMA, SMP itu ikut. Jadi kita gunakan itu. Langsung kita sosialisasi juga kita menggunakan media seperti radio tadi itu. Beritanya kita ekspos di koran. Kadang-kadang kita bawa wartawan, kadang-kadang setelah selesai kita undang dia kemari, kita beli pers, diberitakan. Kira-kira gitulah. Karna memang anggaran kami sangat-sangat terbatas. Tugasnya tadi banyak tapi cuma karna sangat-sangat terbatas anggaran kami jadi lah kita pilah-pilah mana yang bisa kita gunakan anggaran, mana yang tidak.

Apakah tidak tertarik menggunakan media sosial seperti Facebook, twitter?

Kami ada website www.laketoba.org Tapi kemarin saya buka gak bisa Pak.

(22)

A, itulah belum bayar rekeningnya. Rekeningnya belum cair.

6. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar) ?

Kesulitannya itu kalau sebagai ilustrasi ya, itu di Zaman Orde Baru itu, yang mana koordinasi itu yang pertama perlu power yang kedua perlu biaya, kalau kedua itu gak ada, koordinasi itu hanya servis aja, ngomong aja itu, sulit dikerjakan itu. Sebagai ilustrasilah Zaman Soeharto dulu itu yang namanya program bimas ketahanan pangan itu, pertanian, dari mulai presiden, gubernur, bupati, camat, kepala desa, itu satu garis komando itu. Tapi namanya koordinasi juga itu. Dan bagaimana itu dia kita ikat, dia itu ada yang namanya insentif, setiap musim tanam, tidak banyak, kecil tapi begitu dia teken yang kecil itu dia udah bertanggung jawab terhadap yang kecil itu. Itulah yang barang kali kita rasakan saat ini. Badan Danau Toba ini biaya kita minim, power kita tidak kuat, kita tidak bisa eksekusi, kita hanya bisa mengkoordinasi aja kan gitu masalahnya. Kan apalagi sekarang Zaman Reformasi ini, gubernur pun kadang sudah payah memerintah bupati sekarang ini, yakan, kadang diundang bupati rapat datang asisten dua bukan lagi bupatinya, bukan lagi sekdanya, banyak lah alasan, ada rapat ditempat, selalu gitu, zaman dulu gak ada gitu, itulah sekarang yang kita hadapi saat reformasi ini, plus-minus, kalau menurut saya, karna saya udah lama disitu, plus-nya juga pasti ada, kesertaan masyarakat lebih banyak terkait, cuma untuk menerapkan sesuatu itu, banyak kali kadang kesulitannya, dikomentarilah, segala macamlah, mau bergerak juga sulit, jadi kalau dari segi kesulitannya ini memang karna kami juga sangat terbatas anggaran kami, jadi itulah yang kami rasakan. Karna kami ini badan koordinasi, kalau pun ada perubahan ya step by step lah, tidak bisa dia langsung gitu kan, kecuali bupati respon gitu kan. Bupati yang respon itu cuma bupati samosir aja, simbolon itu, setelah dia gak bupati lagi yang lain sepertinya gitu-gitu aja. Itu dia respon betul, dan dia bagus responnya ke kami, kalau kita kontak ke lapangan dia respon, kalau diundang dia datang, dia kasih masukan. Yang lain bupatinya tidak seperti itu. Kita

(23)

bekerja jadinya enak. Kan kami beritahukan; Pak, Pak Bupati ini diderah Bapak ini keknya perlulah dibersihkan eceng gondok ini, di dermaganya gitu. Kalian cemana? Dana kami gak cukup Pak. Kami ngomong gitu kan, dia tangani itu kita kemarin. Kalau kita apalah, kita paling-paling yang kita kerjakan paling ajibata karena itu kan pintu gerbang, penyebrangan, balige, itulah yang boleh kami katakan sering kami kerjakanlah, yang terpantau, karna itu di depan, langsung di depan, kalau lah yang didalam sana, misalnya yang di muara. Yah tapi itulah kami pun tetap semangat walaupun kondisi keuangan kecil. Kalau keuangan sekarang kami lagi coba membuat kerjasama dengan badan teknik lingkungan hidup serta badan kesehatan. Kantornya di wahid hasyim. Katanya uang orang itu banyak, gak bisa dikerjakan, kita uang kita gak ada bilang. Nah habis lebaran kita laksanakan, kalau misalnya mereka juga perlu power yang ada Pak Gubernur. Itulah gambarannya.

Lalu apakah ide-ide itu dari Pak Gubernur?

Oh itu ide kami disini. Kita laporkan. Kita setiap tahun buat laporan. Laporan kita yang kita kerjakan setahun ini, kami koordinasi dengan instansi, kita laporkan dengan Pak Gubernur, tertulis. Jadi yang rancang itu kami disini. Paling-paling ada rencana buat baliho pesan buat Danau Toba, dulu pernah kami buat, entah ada rencana buat lagi nih. Misalnya jaga Danau Toba supaya jangan tercemar, itu nanti ada foto gubernur, ada foto bupati setempat, kita pasang di Samosir terus ada foto Pak Gub sama anggotanya. Itu kita lapor pada beliau; gimana Pak kira-kira pesan ini, cocok gak? Cocok dia bilang kita kerjakan. Kira-kira gitulah. Ya sifat kami cuma itu mengkoordinasikan, menghimbau, menyarankan, mengajak.

7. Menurut Bapak, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini sendiri?

Efektif tapi ya belum sempurna. Kenapa? Ya karna contolah kita itu merencanakan kegiatan pengendalian sampah di objek wisata. Kita rencanakan lokasinya dua, tahu-tahu satu yang bisa kita kerjakan. Kita niat kerjakan September, uangnya keluar November akhir, orang sudah

(24)

menjelang natal. Nah gitu-gitu kejadiannya, kondisinya. Kalau rencana, baik rencana lokasi, efektif. Tapi cair dana itu terlambat. Efektif tapi kurang sempurna. Karna fokus kami yang pertama itu adalah pembersihan eceng gondok daerah wisata dan dermaga kemudian pengendalian sampah di ojek wisata kemudian ada kegiatan yang namanya Gerakan Aku Cinta Danau Toba, itu kita melibatkan sekolah-sekolah, dengan OSIS, kita kasih mereka penjelasan, pengarahan, baru kita kasih mereka bibit. Ditanam. Ditanam tujuannya untuk konservasi juga. Kemudian kita juga ada kegiatan peremajaan mangga muara itu, jadi di pulo sibandang. Dikonservasi, pertama kita berharap itu ditanam di pohon-pohon yang sudah tua, sudah besar. Nanti kalau yang tua dipotong, karna kan yang tua hasilnya sedikit. Terus juga ada yang namanya percontohan agroforesti. Itu menanam tanaman tahunan di tanah Samosir. Kita tanam buah durian, mangga, jagung. Itu semuanya adalah percontohan semuanya. Itu-itu. Kita juga ada koordinasi seperti forum perhotelan, forum perhotelan, tim teknis. Itulah kegiatan kami yang boleh dikatakan sampai kita koordinasi dengan SKPD, kita koordinasi juga dengan LIPI, terutama LIPI yang menangani masalah air, kelautan.

8. Pernahkah ada respon dari masyarakat maupun wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?jika ada respon seperti apakah itu? Banyak respon itu, respon yang terakhir itu kita mencoba membuat kegiatan percontohan pertanian organik. itu kita berharap adanya kerjasama antara pihak hotel dengan pihak kelompok tani. Tujuannya itu apa, supaya para hotel di Danau Toba khususnya Samosir di Tuk-tuk itu, itu supaya mereka yang selama ini beli sayur-mayur ke Siantar, itu bisa disitu saja. Lebih murah. Yang kedua dia organik, menggunakan pupuk kompos, hijau. Itu mereka respon.

Responnya gimana Pak?

Ya mereka respon; ya Pak jangan sekali aja Pak, terus adakan lagilah, kita juga masih terus, ini juga hotel udah mulai tertarik. Gitu kondisinya. Juga misalnya kayak eceng gondok. Nah tapi yang kami repotin, masalah keramba jaring apung, itu repot masalahnya. Kita itu berusaha untuk

(25)

mengurangi itu, cuma karna kita tidak punya power akhirnya gak bisa. Kita berharap nanti dibentuk Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba ini, karna untuk ini bisa jalan, Pak Gubernur selaku Dewan Manajemen sewaktu kami rapat di Jakarta, koordinasi. Beliau juga memberikan masukkan kepada Pak Luhut Panjaitan, selaku MenkumPolhukam yang juga ditugasi Presiden untuk menengani Danau Toba ini supaya BKPEKDT ini dilibatkan secara sinergis dengan Badan Otorita, dengan Badan Pelaksana Geopark dalam rangka untuk percepatan, penaganan lingkungan, karna Danau Toba itu yang mau dijual untuk pariwisata adalah lingkungannya. Keindahan lingkungannya. Kan kadang-kadang begini, kalau adek kelapangan lah, ada yang ngasih informasi siap mandi gatal la, ada lintah lah, itulah sekarang yang kita apain.

9. Tantangan yang seperti apa yang akan BKPEKDT hadapi kedepannya dan

bagaimana menghadapinya terlebih lagi sekarang Danau toba sudah masuk kedalam 10 destinasi pariwisata prioritas?

Kalau tantangan yang saya dengar ya, kan nanti akan dibuat jalan lingkar, tol itu. Itu masalah tanah. Itu sekarang sepertinya kesulitan tanah itu dibebaskan karna itu kan tanah adatlah, segala macam, itu-itu masalah sekarang. Jadi kenapa Danau Toba itu agak lamban? Itulah karna masalah tanah. Contohlah, dulu kami pernah mengadakan penghijauan kerjasama dengan Bank Danamon. Kita dikasih anggaran, untuk ditanam. Tanaman mangga, tanaman Coklat. Itu kita mau nanam, kita udah bicarakan yang tinggal situ. Karna yang tinggal situ hanya penunggu saja, yang punya tinggal di Jakarta; boleh gak kira-kira Pak? Jadi kita gak tahu ya, jadi yang di Jakarta itu ada kesan kekhawatiran kalau ditanam ditanah dia ini, nanti kalau tumbuh besar, anak si penjaga ini bilang; ini dulu ayahku yang izinin. Jadi ini tanahku, kata anaknya. Khawatiran. Bukan faktanya. Dengan khawatir ini gak ngasih; gak usahlah Pak. Itulah contohnya gitu-gitu. Menanam. Kita udah siapkan untuk dia tanah bibit, memberi bantuan untuk lubang tanam, dikasih pupuk, itu pun sulit. Tapi itu tidak semua. Sebagian seperti itu. Jadi itulah yang bakal dihadapi. Maunya harapan

(26)

kami yang jadi ketua itu adalah tokoh masyarakat yang di segani, yang didengar cakapnya. Kalau yang dari Jawa juga dikirim, gak jalan itu.

10. Apakah ada kesulitan berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

Kalau dengan pusat, kami ada koordinasi dengan kementerian lingkungan hidup ada, dengan LIPI ada. Itu yang selalu, dengan yang dua itu. Dengan kementerian kelautan juga pernah. Dengan Perum Jasa Tirta. Tapi yang intens dengan badan lingkungan hidup dan Lipi. Kenapa itu intens, LIPI itu kaitan dengan masalah keramba kalau penyangkut masalah LH itu dengan pencemaran air. Itu yang kami agak intens, itu yang sering kami komunikasikan selalu.

11. Adakah kontribusi BKPEKDT dengan rencana Geopark Danau Toba?

Kalau Geopark itu ada badannya sendiri, tidak dengan kami. Sekarang sudah ada namanya Badan Pelaksana Geopark. Udah beda tupoksinya. Tersendiri badannya. Kantor mereka sementara di Setia Budi pasar 3. Jadi saya gak bisa komentari. Saya gak paham itu.

12. Kira-kira apa yang mau dilakukan selanjutnya oleh BKPEKDT ini kedepannya apalagi setelah Danau Toba masuk menjadi Destinasi Pariwisata Prioritas?

Kalau kami prioritas itu ya, bagaimana keramba jaring apung itu dikurangi jumlahnya. Kalau pun tidak bisa dihilangkan secara total, itu dikurangi jumlahnya hanya sebagai sumber bahan kuliner. Kan itu perlu juga kan ikan itu. Kenapa, ini sebagai ilustrasi lah, saya pernah ikut dengan gubernur ke danau Swiss, Austria. Itu pengusaha dari pada Aquafarm itu kan punya pengusaha Swiss. Swiss itu gak ada keramba, bersih. Kok kemari di bawa sampah-sampah itu. Itulah kenapa orang kita kasih izin atau gak kita control. Barang kali boleh sajalah, tapi dikontrol. Jangan lebar kali. Itu kan penting. Yang kedua yang harus itu, di daerah wisata harus bersih eceng gondok.

(27)

Informan IV

Nama : Ir. Masdin Effendy Girsang M,Si. Tempat/Tgl Lahir : Seribu Dolok, 14 April 1953

Usia : 63 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Kristen Protestan

No. Handphone : 081533108881 Pendidikan Terakhir : S1 Pertanian USU

S2 Lingkungan Hidup USU

Jumlah Anak : 5 Orang

1. Sudah berapa lama Bapak bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Sudah tahun 2009, jadi sekarang 2016 berarti 7 tahunlah

Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan Bapak?

Saya Pegawai Negeri di Dinas Perkebunan Sumatera Utara Kenapa tiba-tiba Bapak tertarik menjadi anggota BKPEKDT?

E, pertama sesuai dengan basic saya, basic saya adalah basic pertanian. S1 saya pertanian, kemudian S2 saya lingkungan hidup, kemudian fokus daripada BKPEKDT ini 90% adalah lingkungan hidup, fokusnya.

2. Berperan sebagai apa Bapak di BKPEKDT?

Di BKPEKDT adalah sebagai Kepala Pusat Data Informasi & Litbang

3. Strategi seperti apa yang di lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

Nah itu dia, potensi pariwisata tidak langsung dia. Jadi artinya apa yang dilakukan BKPEKDT tidak begitu langsung terhadap meningkatnya pariwisata atau berkurangnya pariwisata. Nah, karena dia adalah suatu institusi yang melakukan koordinasi terhadap institusi lain di provinsi dan di tingkat 2 menyangkut konservasi sedangkan kaitan dengan pariwisata yang lebih langsung dia adalah menciptakan pemasaran, menciptakan

(28)

destinasi wisata, menciptakan segala suatu yang menarik. Jadi kita mengerjakan terkait dengan hulu-nya.

4. Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan dalam memberitahukan informasi mengenai program yang dibuat kepada masyarakat luas?

Yang dilakukan oleh BKPEKDT ini banyak sekali, saya pikir salah satu diantaranya memberikan sosialisasi terhadap masyarakat betapa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, ya, sehingga tidak ada dominasi dari suatu sektor dalam sektor lain di kawasan Danau Toba, sebagai misal pariwisata yang sudah terbangun sejak dahulu, misalnya simalungun, harang gaol itu tetapi itu sudah mati akibat dari timbulnya nuansa pengembangan budidaya ikan sebagai kerambah jaring apung yang berlebihan. Nah, jadi inilah yang kami lakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa ini bertentangan dengan keseimbangan ekosistem yang kita harapkan dimana perikanan juga maju tetapi pariwisata tidak hilang. Ini ternyata sudah pariwisata hilang. Di sektor pariwisata yang tradisional akibat dari pada melunjaknya kerambah jaring apung sebagai pembudidayaan ikan. Udah berbau disana.

5. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial? Ya itu segala media yang bisa dilakukan itu kita lakukan, mulai daripada komunikasi verbal, kemudian komunikasi dengan menggunakan alat bantu, dimana kerusakan-kerusakan yang terjadi. Nah melalui komunikasi, melalui diskusi kemudian melalui rapat-rapat kita lakukan. Intinya adalah membuat masyarakat sadar bahwa hal itu yang terjadi disana perlu dirubah karena itu akan merugikan masyarakat sendiri.

Apakah tidak menggunakan internet?

Ya internet, hasil-hasil yang kita ambil, ya itu kita sampaikan, jadi tidak langsung internet itu kita gunakan disana, enggak, tapi hasil-hasil penelusuran kita dari internet, adanya perubahan iklim yang menjadi negatif terhadap kehidupan manusia, itu kita sampaikan bahwa itu tidak

(29)

akan terjadi apabila kita tidak melakukan suatu gangguan yang besar ekosistem yang seimbang ini.

6. Menurut Bapak media apakah yang paling efektif dalam menyebarkan informasi?

Media yang sudah pastilah sesuai dengan tingkat perkembangan manusia, dimana-mana pun sama. Kalau kita mengembangkan internet padahal manusianya belum kenal internet, belum ada sarananya, belum ada kemampuan teknologinya, belum ada kemauan masyarakatnya untuk open minded ya tentu tidak pas. Jadi yang paling pas adalah tatap muka

kemudian melakukan beberapa pemikiran-pemikiran diskusi, dengan tanya jawab, dengan perangkat-perangkat alat bantu komunikasi dan lain-lain diluar daripada internet sehingga kita bisa langsung bertanya jawab terhadap apa yang kita sampaikan.

7. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar) ?

Enggak, menjalankan program tidak ada kesulitannya. Tetapi melihat, melaksanakannya program itu oleh masyarakat itu, itulah kesulitannya. Contoh kesulitannya seperti apa Pak?

Contoh kesulitannya, mereka sudah mengerti bahwa gangguan ekosistem yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri mengakibatkan buruk, tetapi mereka tetap melakukannya. Mindset-nya. Karena ini perlu dilakukan sebagai suatu penegakan, suatu peraturan sebetulnya ya, sehingga mereka secara sadar dan tidak sadar atau terpaksa harus mengikutinya. Jadi inilah kita yang menuju kesana.

8. Menurut Bapak sendiri, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini?

Program yang dibuat BKPEKDT sudah bagus dari segi konsepsi sudah bagus, dari segi pelaksananya sudah bagus, dari segi sasarannya sudah bagus, ah tapi mana yang menjadi masalah? Sudah bagus, sudah bagus

(30)

semua, tapi mengeksekusinya ya masyarakatnya sendiri, hah itu yang belum.

Menurut Bapak efektif gak cara tatap muka itu, terus mengajak mereka untuk gak buang sampah, apa efektif untuk masyarakat disana?

Kalau kita katakan efektif itu nantinya ukurannya ada, mau tidak orang itu merubah kehidupannya yang sembarangan membuang sampah, nah itu ukurannya. Itu baru efektif. Tapi kalau yang kita lihat apa yang kita lakukan ini penyampaiannya secara efektif tapi mereka menerimanya kembali dengan persepsi yang lain sehingga persepsinya ya; kan ada pemerintah yang mengambil sampah, kan begitu. Kan ada pemerintah yang mengambil sampah, ya kita tidak perlu harus tertib seperti itu, begitu. Nah padahal mereka sudah tahu bahwa dari masyarakat sendiri harus dipilah sampah itu, sampah organik, sampah non organik, limbah B3, supaya apa, bagian yang lain untuk melakukan pengangkutan sampah ini ketempat pembuangan sampah nantinya sudah lebih ringan, nah jadi mereka sejak dini berperan, hah tetapi itulah kesadarannya sampai sekarang ini; pemerintah atau ada instansi lain yang melakukan kegiatan ini, kira-kira begitu. Jadi kurang, kurang sekali kesadaran untuk melakukan hal yang baik. Itu.

9. Pernahkah ada respon dari masyarakat maupun wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini? jika ada respon seperti apakah itu? Yah, kalau wisatawan jelas, wisatawan itu merasa melihat bahwa apa yang kita lakukan adalah suatu contoh daripada suatu rencana program, jadi tindakan-tindakan yang kita lakukan sebagai percontohan adalah suatu tindakan nyata. Itu dari segi wisatawan.

Nah dari segi penduduk dan masyarakat, nah begitu juga, mereka antusias juga menerima mereka terbukti dengan kegiatan itu dilakukan sama masyarakat. Nah, tetapi masalahnya bahwa apa pesan-pesan yang terdapat dalam suatu pembuangan sampah contohnya, itu tidak berlanjut karena kesadarannya tadi; ah, yang lain kan ada yang ngurusin itu. Itulah masalah pariwisata kita.

(31)

10. Menurut Bapak sendiri setelah Danau Toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas, apakah ada perubahan dalam tujuan BKPEKDT ini? Kalau tujuan BKPEKDT ini tetap sama dengan sekarang, dengan destinasi wisata dia, dengan peraturan menteri misalnya, peraturan presiden, dia sebagai destinasi pariwisata sebagai otoritas pariwisata dengan sebelumnya, sama saja, karna kita memang kerja di hulu.

Nah bagaimana pengaruh kerjaan kita ke pariwisata? Pariwisata itu pasti lebih kondusif apabila terjadi tidak ada pencemaran, tidak ada perusakan lingkungan, nah disitunya poin kita.

11. Tantangan yang seperti apa yang akan BKPEKDT hadapi kedepannya dan bagaimana menghadapinya terlebih lagi sekarang Danau toba sudah masuk kedalam 10 destinasi pariwisata prioritas?

Tantangannya ya kembali kepada masyarakatnya, masyarakatnya harus bisa kita rubah perilakunya, persepsinya dulu, perilakunya ya, setelah destinasi pariwisata 10 besar Indonesia ini, mereka harus mampu menjadi perilaku-perilaku pariwisata ya. Pelaku pariwisata itu apa? Yang utama adalah bersifat melayani dan itu adalah yang paling sudah di Tanah Batak itu. Susah, karena budayanya. Budaya kita bukan budaya melayani. Budaya orang batak, budaya raja-raja. Itulah susahnya, sedangkan masalah itu adalah masalah utama dalam masalah pengembangan pariwisata. Sebagai apapun kita, sebagai pelaku pariwisata. Jadi itu yang susah, bagaimana merubah itu! Nah jadi saya pikir, apabila destinasi wisata dalam 10 besar akhirnya bisa juga gagal apabila tidak disadari masyarakat bahwa ini adalah suatu asset yang maha penting, nah kita buat contohlah bagaimana di Bali, yakan, di Bali itu pelayanannya kita lihat adalah primer, ya. Di Jawa primer, aa, disini enggak! Baru lagi kita beli apa-apa misalnya kita gak jadi beli; aaa kucampakkan nanti, a, bikin rusak aja kalian. Itu kan reaksi yang sangat-sangat negatif. Nah hal-hal seperti itulah yang banyak sekarang, bila perlu dipikirkan bagaimana membuat masyarakatnya menjadi sadar dan ternyata itu adalah bagian dari cultural. Budaya kita ada positifnya tapi di pariwisata tidak mendukung, tapi dalam soal kekompakan, soal sosial di masyarakat komunitas, itu oke. Budaya

(32)

Orang Batak itu sangat baik. Dalam rangka berjuang mendapatkan sesuatu itu oke, tapi dalam rangka pelayanan dan jasa pelayanan itu sangat tidak bagus.

12. Apakah ada berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

Iya, adalah. Pihak pusat kita berkomunikasi dengan badan lingkungan hidup, nah disanalah kita mendapatkan masukan-masukan, arahan-arahan dari badan lingkungan hidup terhadap segala sesuatu yang kita kerjakan terhadap ekosistem, konservasi, pemulihan dan lain lainnya. Jadi itu adalah instansi yang berwewenang adalah badan lingkungan hidup pusat dan badan lingkungan hidup Sumatera Utara sebagai pemberi wejangannya dan kita adalah koordinasi sama-sama.

13. Selanjutnya, apa yang akan dilakukan kedepannya oleh BKPEKDT ini? Titik tolaknya adalah meningkatkan mutu daripada sosialisasi sehingga sosialisasi itu lebih berdampak positif terhadap kemauan masyarakat untuk melakukannya bukan untuk mengerti, kalau mengerti ya sudah. Sekarang bukan soal mengerti, tapi mau melakukannya, mau mengeksekusinya. Inilah yang kita inginkan, bagaimana sosialisasi dengan proyek.

Contoh dalam meningkatkan mutu itu yang seperti apa Pak?

Artinya kita mau meningkatkan mutu sosialisasi kita khususnya dalam rangka bagaimana supaya masyarakat itu supaya jangan menebangi kayu sembarangan, kemudian harus dapat menjaga wilayahnya dari kotoran-kotoran daripada ternak, karena ternak itu banyak disana dan banyak kita lihat ternak masih sembarangan buang kotoran. Nah, kalau pariwisata melihat ini kan tidak enak, tidak elok. Kalau gundul, tidak elok . kotor, tidak elok. Bagaimana mereka jauh-jauh hanya melihat itu kan. Nah, jadi kita mau meningkatkan sosialisasi kita supaya mereka mau melakukan eksekusi terhadap perubahan sikap perilaku, yaitu kita dengan di dampingi pembuatan pilot-pilot proyek. Pilot proyek itu misalkan meningkatkan program KOHE, kotoran hewan. Yang bisa kita lakukan semacam menjadi

(33)

umpan daripada biogas. Yah kita kumpulkan itu menjadi bersih, gak ada lagi berserakan. Ini kita lakukan program dalam biogas, sehingga mereka bisa mendapatkan gas-gas dari metan, bisa mereka gunakan sendiri. Nah kemudian mereka tidak lagi ingin membakar kayu-kayu akibat biogas ini, karena sudah terbuat biogas kan, jadi itu sekaligus suatu cara dan contoh lain yang bersamaan dengan banyak program. Seperti itulah pilot-pilot projeknya yang harus kita kembangkan.

14. Contoh kerjasama dengan Badan Lingkungan hidup itu seperti apa Pak? Contoh kerja sama pertama, mereka punya kegiatan, punya program kegiatan, bisa me-share ke kita bahwa salah satu pelaksananya ini adalah dari kita, unsure BKPEKDT ikut melaksanakan program. Nah yang kedua, program kita sendiri dengan mengikutsertakan para oknum-oknum Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di BLH untuk bekerjasama dengan kita. Jadi itulah salah satu kerjasama yang timbal balik secara efektif.

(34)

Informan V

Nama : Ir. Yusran Safri M, Si.

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 19 Mei 1953

Usia : 63 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Islam

No. Handphone : 081375322879

Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Industri USU

S2 Pengelolaan Sumber Daya Alam USU

Jumlah Anak : 3 Orang

1. Sudah berapa lama Bapak bergabung menjadi anggota BKPEKDT? Dari 2014. Baru. Habis pensiun saya yakan.

Sebelum menjadi anggota, apakah kegiatan Bapak? Di PU, Pekerjaan Umum.

Apa yang membuat Bapak tertarik masuk BKPEKDT ini Pak?

Karna ini sesuai dengan jiwa saya, karna dulu saya masih kuliah pun saya ikut di KOMPAS USU

2. Berperan sebagai apa Bapak di BKPEKDT? Wakil Sekretaris.

Bapak tahun berapa jadi sekretaris?

Tahun 2014. 2014, jadi Kepala Sekretariat, baru jadi sekretaris

3. Strategi seperti apa yang di lakukan atau dilaksanakan dalam usaha memajukkan potensi pariwisata di Danau Toba? Contoh nyata kegiatannya?

Karna kami sifatnya badan koordinasi, mengkoordinasikan atau mengsinkronisasikan kegiatan Ekosistem Kawasan Danau Toba, jadi kita sebagai ekosistem tapi kita juga ada pilot projek misalkan pembersihan eceng gondok, untuk apa namanya, jadi kita ikut dalam pembersihan tapi kita sebagai proyek stimulant. Proyek perangsang untuk masyarakat agar

(35)

mengikuti kita. Tapi kita karena ini sifatnya bakor, badan koordinasi, lintas sektoral, mengkoordinasikan.

Dalam mengkoordinasi itu bagaimana dan menggunakan apa Pak, ke masyarakat?

Mm, kalau kita ada program Aku Cinta Danau Toba, nah kalau itu adalah bagaimana menanam pohon untuk melestarikan lingkungan kepada pelajar-pelajar SMA nanti mereka yang menanam dan kita mau kalau disana itu setiap Kelas 1 dikasih bibit pohon dua atau tiga ditanam di pekarangan rumah. Nanti sampai Kelas 3, kan udah 3 tahun, kan udah besar. Mendatangi secara langsung.

4. Dalam menyampaikan informasi, apakah menggunakan media-media tertentu seperti: media cetak, media televisi, internet atau media sosial? Enggak. Paling media koranlah paling. Berita-berita. Kalau kita buat kegiatan itu paling kita beritakan disitu.

5. Adakah kesulitan yang dialami saat BKPEKDT ini menjalankan programnya secara langsung, seperti kesulitan mengkomunikasikan kepada masyarakat luas (wisatawan, masyarakat daerah sekitar)?

Masyarakatnya ada. Karna mindset masyarakat itu masih perlu dirubah, karna mindset mereka kadang-kadang kurang tahu tentang lingkungan, macemana kita mau memelihara lingkungan, macemana kita menjaga lingkungan, macemana kita melestarikan lingkungan. Jadi yang bisa sekarang dari anak sekolah lebih mudah mencerna dibandingkan dengan yang udah berumur. Kita buat juga disitu misalkan pengendalian sampah, kita buatlah suatu event, bagaimana sampah itu dikumpulkan. Dibuang. Lalu kita buatkan tong sampah, kita bagikan ke masyarakat. Jadi biar mereka tahu buang sampah ada tong-nya. Tong-nya itu ada tiga bagian itu, satu sampah organik, non organik dan sampah B3. Jadi kita kenalkan kepada masyarakat inilah sampah B3, sampah B3 itu berat, beracun. Misakan apa namanya, apa sampah obat, botol-botol obat. Sampah organik itu misalkan daun-daunan, kalau sampah non organik ini masuk kertas, plastik, gitulah.

(36)

6. Menurut Bapak sendiri, sudah bagaimana program yang dicanangkan oleh BKPEKDT ini?

Karna kita sifatnya stimulan aja sebagai perangsang dan biayanya kecil. Kita anggap efektifnya gitu. Misalkan kita buat di daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, kami buat itu antusias masyarakat memang tinggi juga, untuk mengikuti kegiatan.

Kegiatan-kegiatan itu tiap berapa tahun sekali Pak?

Eheem, tiap tahun ada, tergantung anggaranlah. Anggaran kita kan dari APBD.

7. Apakah yang menjadi hambatan dalam menjalankan program-program yang ada di BKPEKDT ini?

Hambatan ada tapi itu kita atasi. Ehhem, hambatan itu bukan gak bisa kita atasi, hambatan itu bisa diatasi, ehheem, karna dibandingkan dengan apa namanya itu, hambatan, tantangan, itu ada teorinya.

Jadi secara gak langsung Bapal bilang gak ada hambatan? Hambatan adalah tapi kecil.

8. Pernahkah ada respon dari masyarakat maupun wisatawan atas kegiatan yang dilakukan oleh BKPEKDT ini?

Kalau respon masyarakat itu bagus, dari aparat pemerintah itu pun bagus. Responnya positiflah.

Contoh respon positif itu gimana Pak?

Dengan kita buat kegiatan itu, misalnya kita pemungutan sampah, kita gotong royong mereka ikut sama kita. Jadi itu kebeperanan masyarakat, itu sudah merupakan suatu dorongan sama kita.

Kalau dari wisatawan sendiri?

Kalau ke wisatawan, karna kami biasanya ke lapangan itu hari kerja, bukan hari libur. Gak pernah ada.

9. Menurut Bapak sendiri setelah Danau Toba masuk menjadi destinasi pariwisata prioritas, apakah ada perubahan dalam tujuan BKPEKDT ini? Malah membantu kita, kita jadi otorita wisata. Kawasan ekosistem Danau Toba lebih lestarilah

(37)

10. Apakah ada berkomunikasi dengan pihak pusat dalam menjalankan program yang dibuat oleh BKPEKDT ini? Jika ada, kesulitan yang seperti apa.

Kalau saya bilang, komunikasi, ada, ada juga dari kementrian agrarian. Mereka kemari untuk meninjau mengenai tata ruang itu Pempres 81 bahwa Danau Toba itu merupakan Tata Ruang Nasional

11. Kedepannya, apa yang mau dilakukan untuk mewujudkan Geopark Kaldera Danau Toba?

12. Selanjutnya, apa yang akan dilakukan kedepannya oleh BKPEKDT ini? Ya berkesinambungan. Diulang-ulang kegiatan itu. Nanti kita buat Danau Toba Award, Danau Toba Award itu menilai apakah desa itu berwawasan lingkungan atau enggak.

(38)

Dokumentasi Penelitian

Foto bersama Pak Ardhi selaku Ketua Harian BKPEKDT & Kak Juliana

Wawancara dengan informan V: Pak Yusran

(39)

Biodata Peneliti

Nama : Teria Sefty Ginting

Tempat/Tanggal lahir : Medan/26 September 1994

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Anak ke : Pertama (1) dari - saudara

Alamat : Jl. Sei. Serayu No. 30 Medan

Riwayat Pendidikan :

No. Pendidikan Tahun

1 SD Swasta St. Yoseph 1 Medan 2006

2 SMP Swasta Santo Thomas 1 Medan 2009

3 SMA Swasta Sutomo 1 Medan 2012

4 Universitas Sumatera Utara 2012-Sekarang

Pengalaman Organisasi & Kegiatan:

No. Pengalaman Organisasi & Kegiatan Tahun 1 Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara

(PERMATA)

2015

2 Pemerintahan Mahasiswa FISIP USU 2015-2016 3 Pengurus Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

(IMAJINASI)

2014-2015

4 Peserta IMT-GT Varsity Carnival 2014

5 Komunitas Film “Magacine” 2013

6 MAPERCA HMI 2013

(40)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Teria Ginting

NIM : 120904083

PEMBIMBING : Dr. Nurbani, M. Si

No. Tanggal Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing

1 6 April 2016 Acc Seminar Proposal

2 23 Mei 2016 Pembahasan Pedoman

Wawancara 3 15 Juni 2016 Penyerahan Bab I, II, III

4 29 Juni 2016 Pembahasan Bab IV & Pedoman Wawancara 5 18 Juli 2016 Pembahasan Bab IV

6 23 Juli 2016 Pembahasan Bab I, II, II & IV

7

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Analisis
Tabel 4.1 Strategi yang Digunakan Untuk Membangun Pariwisata Di
Tabel 4.2 Proses pengembangan pariwisata di Danau Toba setelah
Tabel 4.3 Hambatan yang dialami narasumber sebelum melaksanakan
+3

Referensi

Dokumen terkait