• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2. Uraian Teoritis

2.2.3. Pariwisata

Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Di dalam kepustakaan tentang kepariwisataan Indonesia, yang tercantum dalam UU NO.10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan; pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjugi dalam jangka waktu sementara (Bambang Sunaryo, 2013: 1).

Macintosh (1955) dalam (Oka, 2003: 48) mengatakan pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan dimaksud.

Pariwisata ada karena adanya wisatawan. Wisatawan sendiri adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur, dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang “lain” (Smith, 1977). Seluruh fenomena kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan maka didefinisikan sebagai pariwisata.

Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954), istilah wisatawan mempunyai pengertian sebagai orang yang mengunjungi suatu negara secara sah dan tidak untuk keperluan berimigrasi dengan waktu

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tinggal setidak-tidaknya 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan di tahun yang sama. Pada hakekatnya fenomena perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tercatat dalam statistik kepariwisataan, seperti tercatat di keimigrasian, penerbangan, pelabuhan maupun perhotelan.

b) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tidak tercatat dalam statistic kepariwisataan. Orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan dan fenomena perjalananya seperti ini disebut other travelers.

Selain daripada penggolongan berdasarkan waktu berkunjung, wisatawan juga dapat dibedakan menurut status kewarganegaraanya:

a) Wisatawan yang memiliki kewarganegaraan yang sama dengan destinasi yang sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut wisatawan domestik atau Wisatawana Nusantara (Wisnus)

b) Wisatawan yang berbeda kewarganegaraan dengan destinasi yang sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut wisatawan internasional (internasional tourist) atau Wisatawan Mancanegara (Wisman)

Terdapat dua pokok kepariwisataan, yaitu komponen produk (supply side) dan komponen pasar (demand side). Pertama, Komponen produk wisata (tourism supply side) yang biasanya berwujud sistem destinasi pariwisata akan terdiri atau menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut:

1) Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat khusus

2) Akomodasi atau Amenitas, Aksesibilitas dan transportasi (udara, darat atau laut)

3) Fasilitas umum

4) Fasilitas pendukung pariwisata dan

5) Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kedua, komponen pasar pariwisata (tourism demand side) dalam sistem kepariwisataan dibedakan menjadi sisi pasar wisatawan domestik dan pasar wisatawan internasional. Dalam aspek pasar, baik itu domestik ataupun pasar internasional terdapat perbedaan lagi yaitu karakteristik sosiodemografi (socio demographic) dan karakteristik perbedaan psikografis (psycographic) yang nantinya akan berpengaruh pada perilaku pilihannya terhadap macam dan jenis produk wisata yang ada dan akan dibeli di destinasi. Perbedaan sosiodemografis ini seperti kategori gender, usia, kebangsaan, status ekonomi, profesi dan variable social yang lain. Sedangkan perbedaan psikografis seperti orientasi nilai dari wisatawan tersebut, apakah modern materialis, modern idealis, tradisional materialis dan tradisional idealis.

Pariwisata modern mempunyai beberapa komponen penting; 1) Destinasi, 2) Transportasi, 3) Pemasaran pariwisata, 4) Sumber daya sedangkan Pemerintah Indonesia mengklasifikasikan komponen pariwisata ke dalam beberapa bagian penting; 1) Industri pariwisata, 2) Destinasi pariwisata, 3) Pemasaran pariwisata, 4) Kelembagaan pariwisata. Johnpaul (Burhan, 2015: 86) mengatakan komponen utama pariwisata terdiri dari a) aksesibilitas, b) akomodasi, c) atraksi. Tanggapan lain diberikan oleh Ramesh yang mengatakan bahwa komponen pariwisata terpenting; akomodasi, aksesibilitas, fasilitas, atraksi, dan aktivitas.

2.2.3.1. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW)

The West Country of England (Yoeti, 2005:49) merumuskan misi dari adanya pengembangan destinasi wisata yang mana diantaranya:

♦ Mengembangkan pariwisata untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari kegiatan pariwisata yang dikembangkan.

♦ Mendorong peningkatan kinerja pariwisata sebagai suatu industri untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan pariwisata dapat mendorong konservasi akam di daerah di mana pariwisata itu dikembangkan.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ♦ Mendorong terciptanya suatu keseimbangan antara peningkatan pariwisata dengan kemampuan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup dan warisan budaya di daerah tersebut.

Terdapat beberapa komponen penting dalam pengembangan destinasi pariwisata (tourism product designing):

1) Atraksi dan Daya Tarik Wisata, dibagi menjadi tiga jenis tema yaitu daya tarik alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata minta khusus.

a. Daya tarik wisata alam; berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam, seperti pantai, laut, danau, gunung, hutan dan lainnya.

b. Daya tarik wisata budaya; berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik berupa peninggalan budaya (situs/heritage) maupun yang yang nilai budaya yang masih hidup (the living culture) dalam kehidupan di suatu masyarakat, yang dapat berupa upacara/ritual, adat-istiadat, pertunjukan, kriya, seni-sastra maupun seni rupa maupun keunikan kehidupan sehari-hari yang dipunyai oleh suatu masyarakat.

c. Daya tarik wisata minat khusus (special interest); daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti memancing, pengamatan satwa, bahkan tata cara kehidupan tradisional masyarakat.

2) Amenitas atau Akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapanya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi.

3) Aksesibilitas dan Transportasi adalah segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4) Infrastruktur Pendukung adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang berupa prasarana fisik seperti: pelabuhan, bandara, stasiun kereta api dan jaringan telekomunikasi dan fasilitas fisik seperti: jaringan listrik, air minum, dan toilet.

5) Fasilitas Pendukung Wisata Lainnya yaitu berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi seperti keamanan, toko cinderamata, biro perjalanan, pusat informasi wisata, fasilitas perbankan.

6) Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia Pariwisata adalah keseluruhan unsur organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termasuk sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi, baik dari unsur pemerintah, swasta/industri dan masyarakat.

Menurut Yoeti (2005: 47) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata antara lain:

a) Pengalaman-pengalaman masa lalu daerah tersebut yang berkaitan dengan kepariwisataan yang mungkin perlu dipertimbangkan termasuk ciri-ciri, karakteristik dan sejarah daerah, organisasi-organisasi pariwisata di daerah itu atau perusahaan-perusahaan yang berhasil menjalankan bisnisnya di daerah tersebut.

b) Organisasi pariwisata di daerah harus siap menyesuaikan misi dengan karakteristik pariwisata di daerah itu.

c) Kondisi sumber daya atau potensi yang dimiliki daerah dapat mempengaruhi kemungkinan tentang dapat atau tidaknya misi yang dirumuskan dapat dijalankan.

d) Suatu pernyataan tentang misi yang dianggap berhasil biasanya selalu mencoba mewujudkan pilihan dan harapan masyarakat mayoritas di daerah itu.

e) Perumusan misi harus didasarkan pada kompetensi daerah yang bersifat lain dari yang lain.

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2.3.2.Pemasaran Pariwisata

Industri pariwisata adalah salah satu industri besar di dunia. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Menurut J. Krippendorf (Oka, 2005:1), Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.

Pemasaran ini mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai sektor di industri pariwisata. Pemasaran pariwisata ini mempunyai sifat yang sangat kompleks dibandingkan dengan pemasaran barang-barang lain. Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi juga diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan terkait dengan kegiatan pemasaran. Pemasaran terjadi ketika orang memutuskan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu pertukaran. Pertukaran ini dilakukan sebagai tindakan terhadap penerimaan suatu hasrat sesuatu dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan kepada orang lain.

Paradigma pemasaran pariwisata di dalam suatu pertukaran paling tidak harus memuaskan dua bagian yakni pelaku bisnis pariwisata dan wisatawan. Pelaku bisnis menawarkan jasa dan produknya yang bernilai bagi wisatawan dan wisatawan mempunyai daya beli yang bernilai bagi pelaku pariwisata. Hal yang penting bahwa setiap bagian itu harus dapat mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki masing-masing sehingga memungkinkan terjadi suatu pertukaran (Paham Ginting, 2005:41).

Kotler (2006) menjelaskan tentang 4 P sebagai elemen pemasaran, yaitu 1) Product, 2) Price, 3) Promotion dan 4) Place. Dalam filosofi pariwisata maka

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA aspek produk merubah menjadi pelayanan dan aspek tempat dirubah menjadi distribusi (Happy & Herman, 2002:192).

1. Product (Produk), dalam industri pariwisata merupakan kombinasi dari tiga komponen yang dianggap penting yang satu dengan yang lain saling melengkapi:

a. The Accessibilities of The Destination, yaitu semua faktor yang member kemudahan kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW) seperti;

- tersedianya prasarana bandara, pelabugan, terminal, stasiun kereta api, prasarana jalan dan jembatan.

- Kemudahan untuk memperoleh visa kunjungan - Jadwal penerbangan yang tepat waktu

- Penetapan tarif angkutan yang berlaku untuk suatu periode waktu yang efektif

- Tersedianya sarana komunikasi yang memadai antara negara asal wisatawan (tourist generating countries), selama dalam perjalanan menuju DTW, dan pada negara atau daerah yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries). b. The Facilities of The Destination, semua faktor yang dapat member

atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu DTW seperti;

- Hotel dan bentuk akomodasi lainnya - Restoran dan rumah makan khas daerah - Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya

- Pusat perbelanjaan atau toko-toko cinderamata, pusat kerajinan atau art gallery

c. The Tourist Attractions of The Destinastion, semua yang menjadi daya tarik wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW tertentu.

2. Price (harga), merupakan hal yang sangat penting dalam pemasaran pariwisata tentunya, harga yang ditentukan didaerah tujuan wisata ini tentunya harus mempunyai kewajaran seperti harga cenderamata yang jangan terlalu mahal.

Dokumen terkait