• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.2. Lokasi Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA riset kualitatif. Pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui:

a. Metode Kepustakaan, dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur. Data yang diperoleh melalui tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku, jurnal, dan sebagainya yang dianggap punya relevansi dengan fokus masalah yang mendukung penelitian.

b. Metode Dokumentasi, penelitian dengan mengumpulkan data-data berupa video atau foto yang terkait kajian penelitian. Data dapat berupa berita atau sesuatu yang disiarkan.

3.5.1. Penentuan Informan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowbolling sampling. Dimana teknik ini melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, dengan menemukan gatekeeper untuk memberikan petunjuk tentang siapa yang akan diwawancarai atau diobesrvasi dalam rangka memperoleh informasi tentang objek penelitian. Penelitian ini diaplikasikan pada populasi yang serba belum jelas individu maupun jumlahnya. (Bulaeng, 2004: 155). Beberapa tahapan penarikan bola salju adalah:

1) Menentukan satu atau berberapa orang/responden untuk diwawancarai sebagai titik awal penarikan sampel.

2) Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan pengetahuan/informasi yang diperolah dari responden awal.

3) Demikian seterusnya hingga pada satu saat peneliti memutuskan jumlah respondennya sudah mencukupi.

3.5.2. Lokasi Penelitian

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lokasi dalam penelitian ini berada di Kantor Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT) di Jalan Kapitan Patimura No. 125 Medan.

3.5.2.1. Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT)

Para Stakeholders Ekosistem Kawasan Danau Toba memandang perlu bahwa pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba perlu dikoordinasikan oleh suatu lembaga khusus, yakni melalui Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT).

Untuk melaksanakan peran yang ditetapkan, BKPEKDT sekurang-kurangnya memiliki perangkat organisasi yang terdiri dari:

♦ Dewan Manajemen

♦ Badan Pelaksana, terdiri atas bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pendidikan, dan Pembinaan Masyarakat, Bidang Pengendalian Pencemaran, Bidang Habitat Kawasan, Bidang Monitoring dan Evaluasi, Bidang Pengawasan dan kemitraan, Bidang Tata Guna Lahan ♦ Sekretariat Badan

♦ Komisi Advokasi dan Penegakan Hukum ♦ Komisi Kerjasama dan Kemitraan

♦ Komisi Monitoring dan Koordinasi Program ♦ Kelompok Pakar

♦ Pusat Data, Informasi dan Penelitian ♦ Forum Danau Toba

Dimana tugas bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pendidikan, dan Pembinaan Masyarakat, Bidang Pengendalian Pencemaran, Bidang Habitat Kawasan, Bidang Monitoring dan Evaluasi, Bidang Pengawasan dan kemitraan, Bidang Tata Guna Lahan, Sekretariat Badan, Komisi Advokasi dan Penegakan Hukum, Komisi Bidang Penelitian dan Pengembangan, Komisi Monitoring dan Koordinasi Danau Toba, Kelompok Pakar dan Pusat Data dan Informasi; dan

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA unit lain di dalam BKPEKDT dijabarkan oleh Ketua Badan Pelaksana dengan berkonsultasi dengan Dewan Manajemen EKDT.

Ekosistem Kawasan Danau Toba didefinisikan sebagai wilayah yang dikategorikan sebagai Daerah Tangkapan Air Danau Toba dan wilayah yang dikategorikan sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan.

Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan Propinsi Sumatera Utara. Menurut wilayah administrasi pemerintahan, EKDT berada di 7 (tujuh) Kabupaten yaitu 1) Kabupaten Tapanuli Utara, 2) Kabupaten Humbang Hasundutan, 3) Kabupaten Toba Samosir, 4) Kabupaten Samosir, 5) Kabupaten Simalungun, 6) Kabupaten Karo dan 7) Kabupaten Dairi. Sedangkan DAS Sungau Asahan sendiri terletak di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Secara Geografis KEDT terletak antara koordinat 2o10LU-3o0LU dan 98o20BT-99o50BT.

3.5.2.2. Tugas Dewan Manajemen

a. Untuk menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian rencana strategik pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba di dalam Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba dibentuk Dewan Manajemen Ekosistem Kawasan Danau Toba

b. Anggota Dewan manjemen terdiri dari Gubernur Propinsi Sumatera Utara, Bupati dan Walikota yang sebagian atau seluruh daerahnya merupakan wilayah Ekosistem Kawasan Danau Toba serta Otorita Asahan

c. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dewan Manjemen Ekosistem Kawasan Danau Toba dipimpin oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara d. Susunan dan struktur organisasi dewan manajemen ekosistem kawasan

Danau Toba sekurang-kurangnya terdiri dari satu orang ketua, satu wakil ketua dan satu sekretaris yang pejabatnya merangkap sebagai anggota dewan manajemen ekosistem kawasan danau toba.

3.5.2.3. Tugas Badan Pelaksana

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Menyusun rencana program pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba sebagai tindak lanjut dari kebijakan umum yang dibuat oleh Dewan Manajemen

b. Mengindentifikasi komponen-komponen Ekosistem Kawasan Danau Toba yang mempunyai nilai strategis untuk dikelola secara berkelanjutan

c. Memonitor keberadaan dan eksistensi komponen-komponen ekosistem d. Mengidentifikasi dan memperhatikan komonen-komponen Ekosistem

Kawasan Danau Toba yang memerlukan prioritas pengelolaan

e. Memonitor, mengidentifikasi dan mengkategorisasikan aktivitas dan proses yang terjadi di Ekosistem Kawasan Danau Toba yang berdampak atau berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif terhadap manfaat berkelanjutan dari komponen-komponen ekosistem, melalui metode dan teknik yang dipandang layak

f. Mengelola serta mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari proses riset, identifikasi dan monitoring dengan memanfaatkan metode dan mekanisme yang dipandang layak

g. Mengkoordinasi kegiatan monitoring kondisi Ekosistem Kawasan Danau Toba

h. Mengkoordinasi, melaksanakan dan melakukan kerjasama penelitian atas Ekosistem Kawasan Danau Toba dengan pihak-pihak yang berkompeten

i. Mengkoordinasi dan melakukan monitoring terhadap perubahan mutu air di Daerah Tangkapan Air dan di Perairan Danau Toba

j. Melaporkan hasil penelitian dan hasil monitoring terhadap potensi kerusakan ekosistem dan hasil monitoring terhadap perubahan mutu air di Kawasan Ekosistem dan Perairan Danau Toba kepada Dewan Manajemen

k. Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi dan pendidikan sadar lingkungan bagi kelompok-kelompok masyarakat di kawasan Ekosistem Danau Toba

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA l. Mengumpulkan, mengolah, mengelola dan member pelayanan

informasi yang terkait dengan Ekosistem Kawasan Danau Toba

m. Melaporkan tugas-tugas di atas setiap semester kepada Dewan Manajemen

Dalam upaya mengelola Ekosistem Kawasan Danau Toba maka diciptakanlah Lake Toba Ecosystem Management Plan (LTEMP), dimana LTEMP ini merupakan pedoman sekaligus proposal yang menjadi panduan dalam upaya pengelolaan Ekosistem Kawsan Danau Toba bagi para Pemangku Amanah. Penciptaan dokumen ini dimaksudkan agar dapat lebih mudah disosialisasikan dan diharapkan dengan mudah pula memperoleh perhatian dari badan-badan internasional. LTEMP memuat visi, tujuan dan sasaran pengelolaan Ekosistem Kawsan Danau Toba yang disepakati bersama oleh para Pemangku Amanahnya.

LTEMP mencakup stresor ekosistem (ecosystem stressor), polutan kritis (critical pollutants), wilayah perhatian (areas of concern) dan wilayah spesifik yang terkontaminasi (contamination hot spots) yang mempengaruhi atau diperkirakan akan mempengaruhi Ekosistem Kawasan Danau Toba, indikator-indikator lingkungan dan ekosistem yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat, kesehatan masyarakat (misalnya, prevalensi gangguan kesehatan), degradasi habitat, keanekaragaman hayati, spesies eksotik, serta aspek-aspek yang terkait dengan kesehatan ekosistem Danau Toba. LTEMP juga memuat identifikasi permasalahan, pilihan-pilihan pemulihan dan langkah-langkah pengaturan serta implementasinya sebagai suatu proses yang simultan, saling terkait dan terintegrasi.

Para Pemangku Amanah Ekosistem Kawasan Danau Toba menyepakati 13 sasaran pengelolaan yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu 7 (tujuh) sasaran manfaat ekosistem dan 6 (enam) sasaran dasar pencapaian manfaat.

Tujuh sasaran manfaat ekosistem yang disepakati mencakup:

1. Air di Ekosistem Kawasan Danau Toba layak dipergunakan sebagai air minum,

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Danau Toba memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan Ekosistem Kawsan Danau Toba, dapat direnangi dengan aman (rekreasi),

3. Lahan di Ekosistem Kawasan Danau Toba mempunyai fungsi ekosistem yang optimal,

4. Ikan dan hasil pertanian dari Ekosistem Kawsan Danau Toba layak dikonsumsi/tidak terkontaminasi,

5. Air Danau Toba dapat dipergunakan sebagai sumber tenaga listrik,

6. Ekosistem flora dan fauna dalam keadaan sehat dan terpelihara keanekaragaman hayatinya,

7. Udara di Ekosistem Kawasan Danau Toba dapat mendukung kehidupan ekosistem yang sehat.

Enam Dasar Pencapaian Manfaat yang disepakati terdiri dari:

1. Keberadaan data dan informasi yang cukup untuk dipergunakan dalam proses perencanaan, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan di Kawasan Ekosistem Kawasan Danau Toba, 2. Perumusan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan di

Kawasan Ekosistem Kawasan Danau Toba didasarkan atas prinsip manajemen ekosistem yang telah disepakati bersama,

3. Masyarakat dan pranata masyarakat mampu mengambil peran proaktif dalam pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba,

4. Sedimen, udara, daratan dan perairan di kawasan Danau Toba tidak menjadi sumber/jalur stresors terhadap integritas ekosistem,

5. BKPEKDT yang berdaya guna,

6. Keberadaan spesies eksotik di Kawasan Danau Toba dapat terpantau dengan baik dan terkendali.

Dokumen terkait