75
Universitas Sumatera Utara Lembar Persetujuan Untuk Mengisi Kuesioner (Informed Consent)
Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Program Pencegahan Diare Pada Balita Terhadap Tindakan Pencegahan Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2016
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Pekerjaan : Alamat :
Adalah orang tua/wali dari anak:
Nama :
Umur :
Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian ini, saya memahaminya dan dengan penuh kesadaran serta tanpa paksaan dari pihak manapun, maka dengan ini saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat, agar dapat dipergunakan bila diperlukan.
Medan, 2016
( )
76
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Karakteristik Ibu dan Program Pencegahan Diare Pada Balita Terhadap Tindakan Pencegahan Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2016
I. Identitas Responden
a. Nama responden :
b. Umur responden : Tahun c. Jumlah anak :
d. Alamat :
e. Pekerjaan :
f. Suku :
II. Identitas Anak
a. Nama anak :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
III. Karakteristik Ibu
A. Pendidikan
Apakah latar belakang pendidikan ibu? a. Tidak sekolah/tidak tamat SD b. SD / M.ibtidaiyah
c. SLTP / M. Tsanawiyah d. SLTA / M. Aliyah
e. Akademik / Perguruan Tinggi
B. Pendapatan
Berapakah pendapatan keluarga ibu rata-rata setiap bulannya?
Rata-rata: ,/bulan
77
Universitas Sumatera Utara Petunjuk pengisian
a) Bacalah dengan sebaik-baiknya setiap pertanyaan dan setiap jawaban yang diberikan.
b) Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar
c) Penilaian Jawaban Benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0
C.PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE
1. Menurut ibu apa dikmaksud dengan diare?
a.
Diare adalah penyakit yang disebabkan karena guna-gunab. Diare adalah penyakit yang disebabkan karena anak akan tumbuh besar dan akan tumbuh gigi
c.
Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam2. Menurut ibu, Diare menyerang organ tubuh bagian apa? a. Lambung
b. Usus Besar c. Apendiks
3. Apa penyebab penyakit diare? a. Guna-guna
b. Anak akan tumbuh besar
c. Kuman-kuman penyakit seperti: bakteri, virus, ataupun parasit
4. Apa saja gelaja penyakit diare?
a. Berak dengan tinja cair, lembek, dan sering, Mual dan Muntah b. Demam naik turun disertai menggigil
c. Merasanyeri di tukak lambung
5. Menurut ibu diare dapat ditularkan melalui? a. Polusi udara dan kelembaban ruangan b. Keadaan ruangan yang tidak steriil
c. Feces, air yang terkontaminasi kuman penyait, dan makanan yang kotor
6. Menurut ibu langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah diare pada anak?
a. Menggunakan masker saat berada di luar ruangan
b. Mengkonsumsi makanan yang berkualitas dan memiliki harga jual yang tinggi c. Membuang tinja bayi dengan benar dan menggunakan air yang bersih dan
78
Universitas Sumatera Utara
7. Menurut ibu tindakan apa yang harus diajarkan pada anak agar anak dapat terhindar dari serangan penyakit diare?
a. Mengajarkan anak untuk menggunakan masker saat keluar dari rumah b. Mengajarkan anak agar tidak terlalu sering bermain di luar rumah
c. Mengajarkan anak mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitasnya
8. Setiap anak akan mengalami dehidrasi saat terserang diare. Apakah ibu tahu apa itu dehidrasi?
a. Dehidrasi merupakan gangguan yang terjadi pada lambung b. Dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh c. Dehidrasi merupakan keadaan dimana anak mengalami kejang-kejang
9. Menurut ibu kekurangan cairan (dehidrasi) disebabkan karena? a. Anak menangis terus menerus
b. Anak terlalu sering buang air kecil
c. Banyaknya cairan yang keluar saat anak mengalami diare
10. Apa yang ibu lakukan saat anak terserang penyakit diare?
a. Memberikan anak makanan seperti pisang atau salak untk membuat tinjanya mengeras
b. Memberikan anak larutan oralit sesegera mungkin dan membawa anak ke pelayanan kesehatan jika keadaannya memburuk
c. Membiarkan keadaan anak yang demikian, karena menganggap bahwa diare adalah hal biasa dan tidak berbahaya
11. Menurut ibu bagaimana cara membuat larutan gula garam sebagai pengganti oralit? a. Melarutkan gula dan garam kedalam air yang secukupnya
b. Melarutkan gula, garam dan jeruk nipis kedalam air yang secukupnya c. Melumatkan daun jambu biji
12. Salah satu pencegahan penyakit diare adalah dengan melakukan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Menurut ibu Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti apa yang harus dilakukan?
a. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas
b. Menanam bunga di pekarangan rumah dan menutup barang-barang yang dapat menampung air
79
Universitas Sumatera Utara
D. KUESIONER SIKAP IBU TENTANG PENYAKIT DIARE
a) Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara
b) Berikan tanda contreng ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
Keterangan jawaban :
a) Sangat setuju (SS) dengan nilai 4
b) Setuju (S) dengan nilai 3
c) Tidak setuju (TS) dengan nilai 2
d) Sangat tidak setuju (STS) dengan nilai 1
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Diare harus segera ditangani
2 Penanganan awal diare dapat dilakukan di rumah dengan cara memberikan larutan oralit
3 Anak dapat terserang diare karena jajan atau makan makanan sembarangan 4 Ibu mengajarkan anak untuk tidak
membeli jajan sembarangan dan selalu memperhatikan makanan apa yang akan di konsumsi anak
5 Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan akan membawa anak kepada kesembuhan
6 Setelah anak selesai bermain sebaiknya mencuci tangan anak dengan sabun dan mulai mengajarkan anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar 7 Mencuci tangan sebelum dan setelah
buang air besar merupakan langkah mencegah diare pada anak
8 Ibu akan segera memberikan larutan oralit saat anak balitanya buang air besar terus menerus yang disertai mual dan muntah
80
Universitas Sumatera Utara
IV. KUESIONER PERSEPSI TENTANG PROGRAM PENCEGAHAN DIARE
a) Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara
b) Berikan tanda contreng ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
Keterangan jawaban :
a) Setuju (S) dengan nilai 3
b)Kurang setuju (KS) dengan nilai 2
c) Tidak setuju (TS) dengan nilai 1
No Pertanyaan Setuju Kurang
Setuju
Tidak Setuju 1 Penyuluhan tentang diare yang dilakukan
petugas kesehatan membantu ibu dalam mencegah diare pada balita
2 Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat yang aktif mempermudah ibu untuk memperoleh informasi tentang diare
3 Penyuluhan tentang diare meningkatkan pengetahuan ibu akan penyakit diare
81
Universitas Sumatera Utara
V. KUESIONER TINDAKAN PENCEGAHAN DIARE
c) Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara
d) Berikan tanda contreng ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
Keterangan jawaban :
d)Ya dengan nilai 3
e) Kadang-kadangdengan nilai 2
f) Tidak dengan nilai 1
No Pertanyaan Ya
Kadang-kadang
Tidak
1 Apakah ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum memberi makan balita?
2 Apakah ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan setelah melakukan aktivitasnya dan sebelum menyentuh makanan?
3 Apakah ibu mencuci peralatan makan balita dengan air bersih sebelum digunakan? 4 Apakah ibu membuang tinja balita dengan
bersih dan benar (membuang ke jamban)? 5 Apakah ibu menggunakan air bersih saat
membersihkan (seluruh tubuh) balita? 6 Apakah ibu memasak air sampai mendidih
untuk air minuman keluarga?
7 Apakah ibu segera memberikan larutan oralit kepada balita bila terserang diare sebagai pertolongan pertama?
PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DAN PERSEPSI PROGRAM PENCEGAHAN DIARE TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2016
Pe garuh Karakteristik I u da Persepsi Progra
Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Ke a ata Per ut Sei Tua Tahu 6 .
27 Februari 2016 29 Februari 2016
No NamaUmurJumlahAAlamatKerjaSukuNamaAUmurAJKDidikdapatKaraktengetahuan Sikap Persepsi Program Tindakan Pencegahan diare Umurk Pk Sk Prok Tindakk didikk Res_1
PENGARUH KARAKTERISTIKDAN PERSEPSI IBU TENTANG PROGRAM PENCEGAHAN DIARE TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
88
Latar Belakang Pendi dikan I bu
89
Universitas Sumatera Utara
C. Pengetahuan
Apa yang di maksud dengan diare
19 20,0 20,0 20,0
Diare menyerang organ tubuh bagian apa
20 21,1 21,1 21,1
Diare dapat ditul arkan melalui?
90
Universitas Sumatera Utara
Langkah yang di lakukan untuk mencegah diare pada anak
9 9,5 9,5 9,5
Tindakan apa yang harus diajarkan pada anak agar anak dapat terhindar dari serangan penyakit di are?
37 38,9 38,9 38,9
Apa yang ibu lakukan saat terserang penyaki t diare
91
Universitas Sumatera Utara
D. Sikap Responden
Bagaimana cara membuat larutan gula garam sebagai pengganti oralit
1 1,1 1,1 1,1
PHBS seperti apa yang harus dil akukan
1 1,1 1,1 1,1
92
Universitas Sumatera Utara
Anak Dapat Terserang diare karena jaj an atau makan makanan sembarangan
46 48,4 48,4 48,4
Ibu mengajarkan anak untuk tidak membeli jajan sembarangan dan selal u memperhati kan makanan apa yang akan di konsumsi anak
70 73,7 73,7 73,7
Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan akan membawa anak kepada kesembuhan
Setel ah anak selesai bermai n sebaiknya mencuci tangan anak dengan sabun dan mulai mengaj arkan anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar
59 62,1 62,1 62,1
93
Universitas Sumatera Utara
E. Persepsi Tentang Program Pencegahan Diare
Ibu akan segera memberikan larutan oral it saat anak balitanya buang air besar terus menerus yang disertai mual dan muntah
60 63,2 63,2 63,2
Orali t dapat dibuat sendiri dirumah dengan bahan-bahan yang mudah di dapatkan
Penyuluhan tentang diare yang dilakukan petugas kesehatan membantu ibu dalam mencegah diare pada balita
94
Universitas Sumatera Utara
Nakes dan Toma yang aktif mempermudah ibu untuk memperoleh informasi tentang diare
penyuluhan tentang diare meningkatkan pengetahuan ibu akana penyaki t diare
4 4,2 4,2 4,2
pendidi kan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan kepada ibu membantu ibu dalam menangani diare pada balita (tatalaksana diare di rumah tangga)
17 17,9 17,9 17,9
kategori persepsi tentang program pencegahan diare
95
Universitas Sumatera Utara
F. Tindakan Pencegahan Diare
Apakah ib mencuci tangan dengan sabun sebel um memberi makan balita
1 1,1 1,1 1,1
apakah ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan setelah melakukan aktivitasnya dan sebelum menyentuh makanan
31 32,6 32,6 32,6
apakah ibu mencuci peral atan makan balita dengan air bersih sebel um di gunakan
1 1,1 1,1 1,1
96
Universitas Sumatera Utara
Apakah ibu menggunakan air bersi h saat membersihkan (seluruh tubuh ) bali ta
2 2,1 2,1 2,1
apakah ibu memasak air sampai mendidih untuk air minum keluarga
80 84,2 84,2 84,2
apakah ibu segera memberi kan larutan oralit kepada balita bila terserang diare sebagai pertolongan pertama
97
Universitas Sumatera Utara
kategori Tindakan Pencegahan Diare
68 71,6 71,6 71,6
18 18,9 18,9 90,5
9 9,5 9,5 100,0
95 100,0 100,0 Baik
Sedang Buruk Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
98
99
Dependent Variable: Tindakan Pencegahan Diare b.
Model Summaryb
,705a ,496 ,468 2,688 2,294
Model
Predictors: (Constant), Persepsi tentang Program Pencegahan Diare, Pendapatan Keluarga Ibu, Pengetahuan I bu tentang Peny akit Diare, Latar Belakang Pendidikan Ibu, Sikap Ibu Tentang Peny akit Diare a.
100
Universitas Sumatera Utara
ANOVAb
633,759 5 126,752 17,549 ,000a
642,830 89 7,223
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), Persepsi t entang Program Pencegahan Diare, Pendapatan Keluarga Ibu, Pengetahuan Ibu tentang Peny akit Diare, Latar Belakang Pendidikan Ibu, Sikap Ibu Tentang Peny akit Diare
a.
Dependent Variable: Tindakan Pencegahan Diare b.
Coeffi cientsa
-3,058 3,547 -,862 ,391
,475 ,357 ,101 1,330 ,187 ,983 1,018 -,492 ,565 -,067 -,872 ,386 ,958 1,044 1,127 ,138 ,625 8,143 ,000 ,960 1,042
,235 ,094 ,195 2,511 ,014 ,938 1,066
,486 ,208 ,176 2,334 ,022 ,994 1,006 (Constant)
72 Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, panji. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Astati, Indah. 2012. Pengaruh Persepsi Ibu Bayi/Balita Tentang Penyakit
Diare Dan Program Pencegahan Diare Terhadap Tindakan Pencegahannya Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten
Deli Serdang 2013. Deli Serdang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2013. Sumatera Utara.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan tentang Lima Langkah
Tuntaskan Diare (Lintas Diare). Jakarta.
Gilarso, T. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, edisi 5. Yogyakarta : Kanisius.
Kemenkes RI. 2011. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan tentang
Situasi Diare Di Indonesia. Jakarta.
___________. 2011. Panduan Sosialisasi Tata Laksana Diare Balita. Jakarta.
___________. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta. ___________. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Khikmah, furi A. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Ningsih, haryati, Muh. Syafar, Mappeaty Nyorong. 2013. Perilaku Ibu
Terhadap Pencegahan Dan Pengobatan Anak Balita Penderita Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNHAS. Makasar.
Notoatmodjo, soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
___________________. 2005. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
73
Universitas Sumatera Utara
___________________.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
___________________. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
___________________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyo, bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Profil Puskesmas Bandar Khalipah. 2015
Rahmayanti, Lisa. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Dan Ketersediaan
Fasilitas Terhadap Upaya Ibu Dalam Pencegahan Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Betaet Kabupaten Kepulauan Mentawai. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Rauf, hartati. 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu
Terhadap Derajat Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar. Jurnal Volume 2 Nomor 6, ISSN :
2302-1721. Makasar.
Rini, Efa. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua
Dengan Perilaku Pencegahan Diare Di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Santosa, Dodi Nawan. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal
Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Diare Pada Anak Di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Marat. Surakarta.
Singarimbun, masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sitinjak, Lely H. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)
Dengan Kejadian Diare Di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta. Suraatmaja, Sudaryat. 2010. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Kapita Selekta.
Universitas Sumatera Utara
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
WHO. 2008. Mencegah penyakit diare di negara berkembang : terbukti
pilihan rumah tangga pengelolaan air. CDC.
____. 2009. Diarrhoea : why children are still dying and what can be done. Switzerland.
____. 2013. Diarrhoea. http://www.who.int/topics/diarrhoea/en/ diakses tanggal 5 Juli 2015.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
Zulkarnaen, Iskandar, Suni Hariati, dan Sri Syatriani. 2014. Hubungan
32 Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik
dan persepsi ibu tentang program pencegahan diare terhadap tindakan pencegahan diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut
Sei Tuan tahun 2016.
Menurut Singarimbun (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Penelitian penjelasan bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dengan menganalisa data yang ada.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan dengan pertimbangan bahwa dari 34 puskesmas yang ada di Kabupaten Deli Serdang, Puskesmas Bandar Khalipah merupakan
Puskesmas yang memiliki kasus Diare tertinggi. Pada tahun 2014 penderita diare di puskesmas Bandar Khalipah yaitu sebanyak 3.923 orang untuk semua golongan
umur, dan sedangkan untuk balita sebanyak 1707 orang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 – Februari
33
Universitas Sumatera Utara 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di wilayah karja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun
2015 yaitu sebanyak 1707 balita.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari semua populasi ibu yang memiliki balita yang mengalami diare di wilayah karja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Mengingat berbagai keterbatasan yang
dimiliki untuk meneliti baik berupa tenaga, waktu, maupun biaya, maka ditetapkan sampel dengan menggunakan rumus Slovin dalam Prasetyo (2005) :
�= �
1 +�(�)2
�= 1707
1 + 1707(0,1)2
�= 1707
18,07= 94,46
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kolonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan penarikan sampel) sebesar 10% (0,1)
Bardasarkan perhitungan, diperoleh jumlah sampel sebanyak n = 94,46
34
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan besar sampel sebanyak 95 orang.
Besar sampel ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi, yaitu:
1. Ibu yang mempunyai balita 2. Bersedia menjadi responden
3. Berdomisili di di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2016
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Populasi
No Nama Desa Jumlah Populasi Perhitungan Sampel
1 Bandar Khalipah 302 302
1707x 95 17
2 Bandar Klippah 217 217
1707x95 12
3 Sambirejo Timur 236 236
1707x95 13
4 Kolam 231 231
1707x95 13
5 Sei Rotan 247 247
1707x95 14
6 Bandar Setia 230 230
1707x95 13
7 Laut Dendang 244 244
1707x95 13
35
Universitas Sumatera Utara 3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan diare Puskesmas Bandar Khalipah (profil kesehatan Puskesmas Bandar Khalipah), Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, dan data lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.5 Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas (Independent)
Variable bebas (independent) yaitu karakteristik ibu (pendidikan, pendepatan
keluarga, pengetahuan, dan sikap) dan persepsi tentang program pencegahan diare dengan definisi sebagai berikut:
1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh
oleh responden, berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki. Pendidikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Tinggi, bila responden tamat akademik/perguruan tinggi b. Sedang, bila responden tamat SMA
c. Rendah, bila responden tidak sekolah/tamat SD/SMP
2. Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan baik berupa uang maupun barang yang diperoleh keluarga dari hasil pekerjaannya (pokok atau
36
Universitas Sumatera Utara
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai
penyakit diare yang terjadi pada balita. Pengetahuan terdiri dari 12 pertanyaan dan diukur dengan menggunakan metode skoring melalui kuesioner yang telah diberikan bobot nilai benar=1 dan salah=0. Berdasarkan jumlah yang
telah diperoleh maka pengetahuan responden dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Pengetahuan baik, bila responden mengetahui segala sesuatu tentang penyakit diare.
b. Pengetahuan buruk, bila responden tidak mengetahui segala sesuatu
tentang penyakit diare.
4. Sikap adalah respons/reaksi dari responden dalam mencegah dan menangani penyakit diare pada balita. Sikap terdiri dari 9 pertanyaan dengan empat
kategori jawaban. Berdasarkan jumlah yang telah diperoleh maka sikap responden dikategorikan menjadi empat yaitu:
a. Sikap sangat baik, bila reponden merespon dengan cepat segala sesuatu
tentang penyakit diare.
b. Sikap baik, bila reponden cukup merespon segala sesuatu tentang
penyakit diare.
c. Sikap tidak baik, bila reponden kurang merespon segala sesuatu tentang penyakit diare
d. Sikap sangat tidak baik, bila reponden tidak merespon sama sekali segala sesuatu tentang penyakit diare
37
Universitas Sumatera Utara
dan penyuluhan tentang pencegahan dan penanganan diare pada balita.
Persepsi program terdiri dari 4 pertanyaan dengan tiga kategori jawaban. Berdasarkan jumlah yang telah diperoleh maka persepsi program pencegahan responden dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Persepsi program pencegahan baik, bila reponden mengetahui segala yang berkaitan dengan program pencegahan dan mengikuti penyuluhan
mengenai pencehagan diare.
b. Persepsi program pencegahan cukup baik, bila reponden cukup mengetahui program pencegahan dan mengikuti penyuluhan mengenai
pencehagan diare.
c. Persepsi program pencegahan buruk, bila reponden tidak mengetahui program pencegahan dan mengikuti penyuluhan mengenai pencehagan
diare.
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent)
Variabel Terikat (Dependent) yaitu Tindakan pencegahan diare adalah
upaya-upaya yang dilakukan ibu agar terhindar dari penyakit diare yang menyerang balita. Tindakan pencegahan terdiri dari 8 pertanyaan dengan tiga
kategori jawaban. Berdasarkan jumlah yang telah diperoleh maka tindakan pencegahan responden dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Tindakan baik, bila reponden melakukan dengan cepat segala sesuatu tindakan
pencegahan penyakit diare.
b. Tindakan cukup baik, bila reponden cukup melakukan segala sesuatu tindakan
38
Universitas Sumatera Utara
c. Tindakan buruk, bila reponden tidak melakukan segala sesuatu tindakan
pencegahan penyakit diare.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas
Variabel pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan, dan sikap meliputi skala pengukuran ordinal dan interval. Secara rinci dapat dilihat pada
tabel 3.1
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas
No Variabel Jumlah
1. Pendidikan 1.Akademik/P
39
Universitas Sumatera Utara 3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Tindakan pencegahan diare dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat
No Variabel Jumlah
Taknik analisis data menggunakan analisis statistik dengan uji regresi
linear berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
40 Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Bandar Khalipah
4.1.1 Data Geografi
Puskesmas Bandar Khalipah terletak di jalan Bustaman Pasar X Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dalam
melaksanakan kegiatannya Puskesmas Bandar Khalipah melayani tujuh desa, yaitu: Desa Bandar Khalipah, Desa Bandar Klippa, Desa Sambirejo Timur, Desa
Kolam, Desa Sei Rotan, Desa Bandar Setia, dan Desa Laut Dendang. Luas wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah yaitu 4.623 Km2 yang memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Timur : Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Pantai Labu Sebelah Barat : Labuhan Deli dan Kota Medan
Sebelah Selatan : Kota Medan
4.1.2 Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah sebanyak 183.315 jiwa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Tahun 2014
No Desa Laki-Laki Perempuan LK+Pr
1. Bandar Khalipah 20619 20101 40720
2. Bandar Klippa 18565 18140 36705
3. Sambirejo Timur 13329 12910 26239
4. Kolam 7783 7542 15325
5. Sei Rotan 13443 13380 26823
6. Bandar Setia 11153 10508 21661
7. Laut Dendang 8036 7806 15842
41
Universitas Sumatera Utara 4.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Dari hasil penelitian pada 95 responden dapat di gambarkan karakteristik
berdasarkan pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan, dan sikap.
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pekerjaan, dan Suku
Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa dari 95 responden, sebanyak 19 responden berusia muda (15-24 tahun) atau sebesar 20,0% dan 76 responden berusia dewasa (25-49 tahun) atau sebesar 80,0%. Untuk pekerjaan
sebagian besar responden tidak bekerja (IRT) yaitu sebanyak 75 responden atau sebesar 78,9%. Untuk kategori suku sebagian besar responden memiliki suku Jawa yaitu sebanyak 65 responden atau sebesar 68,4% dan terendah yaitu suku
Melayu sebanyak 1 orang atau sebesar 1,1%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
4.2 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Umur Responden,
Pekerjaan dan Suku
No Identitas Responden Jumlah (F) Presentase (%)
42
Universitas Sumatera Utara
5 Minang 6 6,3
Jumlah 95 100,0
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak, Umur Anak, dan Jenis Kelamin Anak
Berasarkan hasil penelitian didapatkan dari 95 responden, untuk kategori jumlah anak responden terbesar yaitu 2 orang anak sebanyak 34 responden
(35,8%) dan terendah yaitu 5 orang sebanyak 2 responden (2,1%). Untuk kategori jumlah balita pada usia 1 tahun sebanyak 30 responden (31,6%), usia 2 tahun sebanyak 29 responden (30,5%), usia 3 tahun sebanyak 22 responden (23,2%),
usia 4 tahun sebanyak 13 responden (13,7%), usia 5 tahun sebanyak 1 responden (1,1%), jumlah terbanyak adalah responden pada usia 1 tahun. Untuk kategori jenis kelamin anak responden yang memiliki anak laki-laki yaitu sebanyak 50
responden (52,6%), dan anak perempuan yaitu sebanyak 45 responden (47,4%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
4.3 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anak, Umur
Anak, dan Jenis Kelamin Anak
No Identitas Responden Jumlah (F) Presentase (%)
43
Universitas Sumatera Utara 4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pendidikan paling banyak adalah tamat SLTA sebanyak 45 responden (47,4%) dan jumlah responden
dengan kelompok pendidikan yang paling sedikit berasal dari akademik/perguruan tinggi sebanyak 7 responden (7,4%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (F) Persentase (%)
1. SD/M. Ibtidaiyah 10 10,5
2. SLTP/M. Tsanawiyah 33 34,7
3. SLTA/M. Aliyah 45 47,4
4. Akademik/Perguruan Tinggi 7 7,4
Jumlah 95 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pendidikan paling banyak adalah kelompok pendidikan pada kategori sedang sebanyak 45 responden (47,4%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan
No Karakteristik Kategori Jumlah (F) Persentase (%)
1. Pendidikan Tinggi 7 7,4
Sedang 45 47,4
Rendah 43 45,2
Jumlah 95 100,0
4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan di bawah atau sama dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
atau ≤ Rp.2.015.000,- per bulan sebanyak 44 responden (46,3%), sedangkan yang
44
Universitas Sumatera Utara
Rp. 2.015.000 sebanyak 51 responden (53,7%). Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
No Penghasilan Keluarga
(Rupiah) Jumlah (F) Persentase (%)
1. ≤ 2.015.000 44 46,3
2. > 2.015.000 51 53,7
Jumlah 95 100,0
4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan dapat dilihat dari apa yang diketahui tentang penyakit diare,
organ tubuh yang terserang diare, penyebab diare, gejala/tanda diare, cara penularan diare, tingkat dehidrasi, pertolongan pertama saat anak terserang diare, pemberian oralit, tindakan yang dilakukan untuk mencegah anak terserang diare.
Berdasarkan dua belas pertanyaan maka diperoleh jawaban responden terhadap pertanyaan (1) Apa dimaksud dengan diare, sebanyak 76 responden (80,0%) menjawab benar yaitu diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau
feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam, sedangkan 19 responden (20,0%) menjawab salah. Pertanyaan
(2) Diare menyerang organ tubuh bagian apa, sebanyak 75 responden (78,9%) menjawab benar yaitu usus besar, sedangkan 20 responden (21,1%) menjawab salah.
Pertanyaan (3) Apa penyebab penyakit diare, sebanyak 75 responden (78,9%) menjawab benar yaitu kuman-kuman penyakit seperti: bakteri, virus, ataupun parasit, sedangkan 20 responden (21,1%) menjawab salah. Pertanyaan
45
Universitas Sumatera Utara
responden (31,6%) menjawab salah. Pertanyaan (5) Diare dapat ditularkan
melalui apa, sebanyak 87 responden (91,6%) menjawab benar yaitu Feces, air yang terkontaminasi kuman penyait, dan makanan yang kotor, sedangkan 8 responden (8,4%) menjawab salah.
Pertanyaan (6) Langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah diare pada anak, sebanyak 86 responden (90,5%) menjawab benar yaitu
membuang tinja bayi dengan benar dan menggunakan air yang bersih dan mengalir, sedangkan 9 responden (9,5%) menjawab salah. Pertanyaan (7) Tindakan apa yang harus diajarkan pada anak agar anak dapat terhindar dari
serangan penyakit diare, sebanyak 58 responden (61,1%) menjawab benar yaitu mengajarkan anak mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitasnya, sedangkan 37 responden (38,9%) menjawab salah. Pertanyaan (8) Apa itu
dehidrasi, sebanyak 79 responden (83,2%) menjawab benar yaitu dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh, sedangkan 16 responden (16,8%) menjawab salah.
Pertanyaan (9) Dehidrasi disebabkan karena apa, sebanyak 91 responden (95,8%) menjawab benar yaitu banyaknya cairan yang keluar saat anak
mengalami diare, sedangkan 4 responden (4,2%) menjawab salah. Pertanyaan (10) Apa yang ibu lakukan saat anak terserang penyakit diare, sebanyak 75 responden (78,9%) menjawab benar yaitu memberikan anak larutan oralit
sesegera mungkin dan membawa anak ke pelayanan kesehatan jika keadaannya memburuk, sedangkan 20 responden (21,1%) menjawab salah. Pertanyaan (11)
46
Universitas Sumatera Utara
sedangkan 1 responden (1,1%) menjawab salah. Pertanyaan (12) Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) seperti apa yang harus dilakukan, 94 responden (98,9%) menjawab benar yaitu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas, sedangkan 1 responden (1,1%) menjawab salah.
Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai diare dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
NO Pertanyaan Benar Salah Total dapat terhindar dari serangan penyakit diare
58 61,1 37 38,9 95 100,0
8. Apa itu dehidrasi 79 83,2 16 16,8 95 100,0
9. Dehidrasi disebabkan karna apa 91 95,8 4 4,2 95 100,0 10. Apa yang ibu lakukan saat anak
terserang penyakit diare
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan setelah dilakukan
pengkategorian maka diketahui bahwa pengetahuan responden dikategorikan baik yaitu sebanyak 87 responden (91,6%) dan pengetahuan responden dikategorikan buruk yaitu sebanyak 8 responden (8,4%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada
47
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan
No Kategori Pengetahuan Jumlah
(F)
Persentase (%)
1. Baik 87 91,6
2. Buruk 8 8,4
Jumlah 95 100,0
4.3.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap responden meliputi sikap terhadap diare harus segera ditangani, penanganan awal diare, makanan yang dikonsumsi anak, makanan yang lebih dari
enam jam, mengajarkan anak cuci tangan sebelum dan setelah makan atau melakukan aktivitasnya, pemberian larutan oralit sebagai penanganan awal diare di rumah, bahan-bahan pembuatan oralit yang mudah diperoleh.
Berdasarkan beberapa pernyataan maka diperoleh jawaban responden terhadap pernyataan diare harus segera ditangani sebanyak 62 responden (65,3%) menjawab setuju, dan 33 responden (34,7%) menjawab tidak setuju. Distribusi
sikap responden terhadap penanganan awal diare dapat dilakukan di rumah dengan cara memberikan larutan oralit, hasil penelitian menunjukan bahwa
responden yang setuju sebanyak 44 responden (46,3%), untuk responden yang tidak setuju sebanyak 51 responden (53,7%).
Distribusi sikap responden terhadap pernyataan anak dapat terserang diare
karena jajan atau makan makanan sembarangan, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 49 responden (51,6%), untuk responden
yang tidak setuju sebanyak 46 responden (48,4%). Distribusi sikap responden terhadap pernyataan ibu mengajarkan anak untuk tidak membeli jajan sembarangan dan selalu memperhatikan makanan apa yang akan di konsumsi
48
Universitas Sumatera Utara
responden (26,3%), untuk responden yang tidak setuju sebanyak 70 responden
(73,7%).
Distribusi sikap responden terhadap pernyataan memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan akan membawa anak kepada kesembuhan, hasil
penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 16 responden (16,8%), untuk responden yang tidak setuju sebanyak 79 responden (83,2%).
Distribusi sikap responden terhadap pernyataan setelah anak selesai bermain sebaiknya mencuci tangan anak dengan sabun dan mulai mengajarkan anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar, hasil penelitian menunjukan bahwa
responden yang setuju sebanyak 36 responden (37,9%), untuk responden yang tidak setuju 59 responden (62,1%). Distribusi sikap responden terhadap pernyataan mencuci tangan sebelum dan setelah buang air besar merupakan
langkah mencegah diare pada anak, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 58 responden (61,1%), untuk responden yang tidak setuju 37 responden (38,9%).
Distribusi sikap responden terhadap pernyataan ibu akan segera memberikan larutan oralit saat anak balitanya buang air besar terus menerus yang
disertai mual dan muntah, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 35 responden (36,8%), untuk responden yang tidak setuju sebanyak 60 responden (63,2%). Distribusi sikap responden terhadap pernyataan
oralit dapat dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah di dapatkan, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 67 responden
49
Universitas Sumatera Utara
Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi sikap responden mengenai
diare dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
NO Pertanyaan Sangat
Setuju sembarangan dan selalu memperhatikan makanan apa yang akan di konsumsi anak
0 0 25 26,3 70 73,7 0 0 95 100,0
5. Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan akan membawa anak kepada kesembuhan
0 0 16 16,8 79 83,2 0 0 95 100,0
6. Setelah anak selesai bermain sebaiknya mencuci tangan anak dengan sabun dan mulai mengajarkan anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar
0 0 36 37,9 59 62,1 0 0 95 100,0
7. Mencuci tangan sebelum dan setelah buang air besar merupakan langkah mencegah diare pada anak rumah dengan bahan-bahan yang mudah di dapatkan
0 0 67 70,5 28 29,5 0 0 95 100,0
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel sikap setelah dilakukan
50
Universitas Sumatera Utara
baik, yaitu sebanyak 17 responden (17,9%), sikap responden dikategorikan baik,
yaitu sebanyak 49 responden (51,6%), dan sikap responden dikategorikan tidak baik, yaitu sebanyak 29 responden (30,5%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap
No Kategori Pengetahuan Jumlah
(F)
Persentase (%)
1. Sangat baik 17 17,9
2. Baik 49 51,6
3. Tidak baik 29 30,5
4. Sangat tidak baik 0 0,0
Jumlah 95 100,0
4.3.5 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Tentang Program Pencegahan
Persepsi tentang program pencegahan meliputi penyuluhan membantu ibu
dalam mencegah diare pada balita, penyuluhan memperoleh informasi tentang diare, penyuluhan meningkatkan pengetahuan ibu akan penyakit diare, dan
pendidikan kesehatan membantu ibu dalam menagani diare pada balita.
Distribusi persepsi tentang program pencegahan responden terhadap pernyataan penyuluhan tentang diare yang dilakukan petugas kesehatan
membantu ibu dalam mencegah diare pada balita, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 87 responden (91,6%), untuk responden dan untuk responden yang tidak setuju sebanyak 8 responden (8,4%). Distribusi
persepsi tentang program pencegahan responden terhadap pernyataan petugas kesehatan dan tokoh masyarakat yang aktif mempermudah ibu untuk memperoleh
51
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 34 responden (35,8%), dan untuk responden yang tidak setuju sebanyak
4 responden (4,2%).
Distribusi persepsi tentang program pencegahan responden terhadap pernyataan penyuluhan tentang diare meningkatkan pengetahuan ibu akan
penyakit diare, hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 75 responden (78,9%), untuk responden yang kurang setuju sebanyak 16
responden (16,8%), dan untuk responden yang tidak setuju sebanyak 4 responden (4,2%). Distribusi persepsi tentang program pencegahan responden terhadap pernyataan pendidikan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan kepada ibu
membantu ibu dalam menagani diare pada balita (tatalaksana diare di rumah tangga), hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang setuju sebanyak 78 responden (82,1%), dan untuk responden yang tidak setuju sebanyak 17
responden (17,9%).
Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi persepsi program pencegahan dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Program Pencegahan yang dilakukan petugas kesehatan membantu ibu dalam mencegah diare pada balita
87 91,6 0 0 8 8,4 95 100,0
2. Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat yang aktif mempermudah ibu
52
4. Pendidikan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan kepada ibu membantu ibu dalam menagani diare pada balita (tatalaksana diare di rumah tangga)
78 82,1 0 0 17 17,9 95 100,0
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel persepsi tentang program pencegahan setelah dilakukan pengkategorian maka diketahui bahwa persepsi
tentang program pencegahan responden di kategorikan baik, yaitu sebanyak 88 responden (92,6%) dan persepsi tentang program pencegahan responden di
kategorikan sedang, yaitu sebanyak 7 responden (7,4%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi Tentang Program Pencegahan
No Kategori Pengetahuan Jumlah
(F)
4.3.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan responden meliputi mencuci tangan dengan sabun
sebelum memberi makan balita, mengajarkan anak untuk mencuci tangan, mencuci peralatan makan balita, membuang tinja balita dengan bersih dan benar, menggunakan air bersih, memasak air sampai mendidih, memberikan larutan
oralit sebagai pertolongan pertama, dan membawa anak ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan delapan pertanyaan maka diperoleh jawaban responden
53
Universitas Sumatera Utara
memberi makan balita, sebanyak 18 responden (18,9%) menjawab ya, sedangkan
76 responden (80,0%) menjawab kadang-kadang, dan 1 responden (1,1%) menjawab tidak. pertanyaan (2) Apakah ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan setelah melakukan aktivitasnya dan sebelum menyentuh makanan,
sebanyak 1 responden (1,1%) menjawab ya, sedangkan 63 responden (66,3%) menjawab kadang-kadang, dan 31 responden (32,6%) menjawab tidak.
pertanyaan (3) Apakah ibu mencuci peralatan makan balita dengan air bersih sebelum digunakan, sebanyak 17 responden (17,9%) menjawab ya, sedangkan 77 responden (81,1%) menjawab kadang-kadang, dan 1 responden
(1,1%) menjawab tidak. pertanyaan (4) Apakah ibu membuang tinja balita dengan bersih dan benar (membuang ke jamban), sebanyak 7 responden (7,4%) menjawab ya, sedangkan 47 responden (49,5%) menjawab kadang-kadang, dan 41 responden
(43,2%) menjawab tidak.
pertanyaan (5) Apakah ibu menggunakan air bersih saat membersihkan (seluruh tubuh) balita, sebanyak 85 responden (89,5%) menjawab ya, sedangkan 8
responden (8,4%) menjawab kadang-kadang, dan 2 responden (2,1%) menjawab tidak. pertanyaan (6) Apakah ibu memasak air sampai mendidih untuk air
minuman keluarga, sebanyak 13 responden (13,7%) menjawab ya, sedangkan 2 responden (2,1%) menjawab kadang-kadang, dan 80 responden (84,2%) menjawab tidak.
pertanyaan (7) Apakah ibu segera memberikan larutan oralit kepada balita bila terserang diare sebagai pertolongan pertama, sebanyak 4 responden (4,2%)
54
Universitas Sumatera Utara
anak yang mengalami diare ke pelayanan kesehatan jika keadaannya semakin
memburuk, sebanyak 55 responden (57,9%) menjawab ya, sedangkan 37 responden (38,9%) menjawab kadang-kadang, dan 3 responden (3,2%) menjawab tidak. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi tindakan pencegahan dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan
NO Pertanyaan Setuju Kurang dengan sabun sebelum memberi makan balita?
18 18,9 76 80,0 1 1,1 95 100,0
2. Apakah ibu mengajarkan anak untuk mencuci tangan
setelah melakukan
aktivitasnya dan sebelum menyentuh makanan?
1 1,1 63 66,3 31 32,6 95 100,0
3. Apakah ibu mencuci peralatan makan balita dengan air bersih sebelum
5. Apakah ibu menggunakan air bersih saat membersihkan (seluruh tubuh) balita? memberikan larutan oralit kepada balita bila terserang diare sebagai pertolongan pertama?
4 4,2 48 50,5 43 45,3 95 100,0
8. Apakah ibu segera membawa anak yang mengalami diare ke pelayanan kesehatan jika keadaannya semakin memburuk?
55
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel tindakan pencegahan setelah
dilakukan pengkategorian maka diketahui bahwa tindakan pencegahan responden di kategorikan baik yaitu sebanyak 68 responden (71,6%), tindakan pencegahan responden di kategorikan sedang yaitu sebanyak 18 responden (18,9%), dan
tindakan pencegahan responden di kategorikan buruk yaitu sebanyak 9 responden (9,5%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Pencegahan
No Kategori Pengetahuan Jumlah
(F)
Persentase (%)
1. Baik 68 71,6
2. Sedang 18 18,9
3. Buruk 9 9,5
Jumlah 95 100,0
4.4 Hasil Uji Statistik Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas yaitu karakteristi (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap), dan persepsi ibu tentang program pencegahan diare dengan variabel terikat
yaitu tindakan pencegahan penyakit diare dengan menggunakan uji Pearson Product Moment dengan tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil sebagai
berikut:
1. Pada karakteristik responden, variabel pengetahuan (p=0,0001) dan sikap (p=0,004), menunjukan secara signifikan adanya hubungan variabel tersebut
dengan tindakan pencegahan penyakit diare karena nilai p<0,05.
2. Pada karakteristik responden, variabel pendidikan (p=0,369) pendapatan keluarga (p=0,839), persepsi program pencegahan (p=0,176) menunjukkan
56
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut Calton dalam Hastono (2001) melalui hasil uji statistik dari korelasi
Pearson dapat dilihat kekuatan hubungan dari dua variabel, sehingga di tarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Hubungan variabel pendidikan dengan tindakan pencegahan diare pada
balita menunjukkan hubungan yang sangat lemah (r=0,093) dan berpola negatif, artinya semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin meningkat
tindakan pencegahan diare pada balita.
b. Hubungan variabel pendapatan keluarga dengan tindakan pencegahan diare pada balita menunjukkan hubungan yang sangat lemah (r=0,021)
dan berpola negatif, artinya semakin tinggi pendapatan keluarga maka akan terjadi penurunan dalam tindakan pencegahan diare pada keluarga. c. Hubungan variabel pengetahuan dengan tindakan pencegahan diare pada
balita menunjukkan hubungan yang kuat (r=0,650) dan berpola positif, artinya semakin tinggi pengetahuan ibu maka semakin meningkat tindakan pencegahan diare pada balita.
d. Hubungan variabel sikap dengan tindakan pencegahan diare pada balita menunjukkan hubungan yang lemah (r=0,294) dan berpola positif, artinya
semakin tinggi sikap maka semakin meningkat tindakan pencegahan diare pada balita.
e. Hubungan variabel persepsi tentang program pencegahan dengan tindakan
pencegahan diare pada balita menunjukkan hubungan yang sangat lemah (r=0,140) dan berpola negatif, artinya semakin tinggi persepsi tentang
57
Universitas Sumatera Utara
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson
No Variabel Correlation
Coefficient (r) Sig. (p)
1. Pendidikan 0,093 0,369
2. Pendapatan Keluarga 0,021 0,839
3. Pengetahuan 0,650 0,0001*
4. Sikap 0,294 0,004*
5. Persepsi tentang Program Pencegahan 0,140 0,176
4.5 Hasil Uji Statistik Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, dan sikap menunjukan p-value<0,05, sehingga variabel-variabel
tersebut dapat dilanjutkan analisis multivariat regresi linear berganda. Hasil uji statistik regresi linear berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (ɑ=0,05) menunjukkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pengetahuan (p=0,0001) dan sikap (p=0,014) terhadap tindakan pencegahan diare karena nilai
(p<0,05).
2. Pendidikan (p=0,187), pendapatan keluarga (p=0,386), dan persepsi tentang program pencegahan (p=0,222) tidak memiliki pengaruh yang bermakna
terhadap tindakan pencegahan diare pada balita.
3. Koefisien determinan (R Square) menunjukkan nilai 0,496 ini berarti regresi linear berganda yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh karakteristik
(pengetahuan dan sikap) terhadap tindakan pencegahan diare pada balita sebesar 49,6% dan selebihnya 50,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
58
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
Y = variabel tindakan pencegahan diare X1 = Variabel pengetahuan
X2 = Variabel sikap
Berdasarkan persamaan diatas dapat di deskripsikan sebagai berikut:
a. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan, maka tindakan pencegahan
diare akan naik sebesar 1,127 kali.
b. Apabila dinaikkan satu poin sikap, maka tindakan pencegahan diare akan naik sebesar 0,235 kali.
Hasil regresi sesuai dengan tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
No Variabel Taraf
dengan tingkat koefisien yang berpengaruh dan yang paling dominan adalah Pengetahuan responden (1,127) terhadap Tindakan pencegahan diare pada balita
59 Universitas Sumatera Utara
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tindakan Pencegahan Diare
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,187 (p>0,05). Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap tindakan pencegahan diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Menurut santosa yang mengutip dalam ebrahim (2009) faktor pendidikan merupakan unsur yang sangat penting karena dengan pendidikan seseorang dapat
menerima lebih banyak informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga dan memperluas cakrawala berpikir sehingga lebih mudah
mengembangkan diri dalam mencegah terjangkitnya suatu penyakit dan memperoleh perawatan medis yang kompeten.
Namun berdasarkan penelitian dan setelah dilakukan olahan data, latar
belakang pendidikan tidak mempengaruhi tindakan ibu dalam pencegahan penyakit diare pada balita. Penulis berasumsi dengan latar belakang pendidikan ibu setelah dilakukan penyebaran kuesioner diperoleh hasil tertinggi yaitu tingkat
pendidikan SMA sebanyak 45 responden, responden lebih mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan kesehatan mereka dan kesehatan balitanya
terutama berkaitan dengan gizi balitanya sehingga anak lebih mudah terserang berbagai penyakit khususnya diare. Salah satu responden berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner, tindakan pencegahan yang dilakukan
60
Universitas Sumatera Utara
dengan sabun. Tetapi hal demikian tidak dilakukan ibu karena mereka
beranggapan cuci tangan dengan menggunakan sabun tidak akan membuat anak terhindar dari penyakit diare, penyakit diare merupakan penyakit yang biasa menyerang anak-anak, penyakit diare pada anak merupakan proses anak akan
tumbuh besar dan hal demikian merupakan hal yang wajar dialami setiap anak. Jadi terlihat jelas bahwa pendidikan ibu tidak berhubungan, ternyata kebiasaan
nilai sosial yang ada di daerah tersebut yang mempengaruhi tindakan pencegahan diare pada balita.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan santosa
di Kelurahan Pucansawit Surakarta (2009) menemukan adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik juga perilaku pencegahan
diare pada anak di kelurahan Pucangsawit Surakarta.
5.1.4 Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Diare
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,368 (p>0,05). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak ada
pengaruh pendapatan terhadap tindakan pencegahan diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Penghasilan merupakan variabel yang di nilai ada hubungannya dengan
61
Universitas Sumatera Utara
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak-anak baik yang
primer maupun yang sekunder.
Namun berdasarkan penelitian dan setelah dilakukan olahan data, pendapatan keluarga tidak mempengaruhi tindakan ibu dalam pencegahan
penyakit diare pada balita. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner diperoleh hasil tertinggi yaitu pendapatan >UMK sebanyak 51 responden, dan kebanyakan
responden memiliki pekarjaan sebagai ibu rumah tangga, tetapi hal itu tidak mempengaruhi pendapatan keluarga dalam hal melakukan tindakan pencegahan diare pada balitanya. Responden yang memiliki pengahasilan tinggi dapat
memenuhi gizi untuk balitanya, karena mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anaknya, tetapi dengan adanya penghasilan keluarga yang tinggi tidak menutup kemungkinan anaknya akan terhindar dari penyakit
diare, ini dikarenakan para ibu tidak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan pencegahan diare seperti membuang tinja dengan benar. Responden yang memiliki pendapatan tinggi, mereka lebih menggunakan pempers untuk anaknya,
sehingga pempers yang berisikan kotoran anaknya dibuang begitu saja tanpa dicuci sama sekali. Hal demikian dapat mencemari lingkungan dan membuat
lingkungan sekitarnya menjadi tidak sehat. lingkungan yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitarnya, terutama anak-anak yang daya tahan tubuhnya masih lemah. Dengan lingkungan yang kotor tidak menutup
kemungkinan anak dari keluarga dengan penghasilan tinggi akan terserang penyakit diare. Begitu pula dengan anak yang berasal dari keluarga dengan
62
Universitas Sumatera Utara
Penulis berasumsi dengan pendapatan keluarga yang lebih tinggi
diharapkan ibu dapat memperhatikan makanan yang akan di konsumsi keluarga dan melakukan perbaikan gizi terhadap balitanya agar terhindar dari segala serangan penyakit terutama penyakit diare. Tetapi hal demikian ternyata tidak
berpengaruh terhadap tindakan pencegahan diare pada balitanya. responden dengan pendapatan keluarga yang berada di atas UMK bukan berarti tidak akan
terserang penyakit diare, karena dalam mencegah terjadinya penyakit diare juga berkaitan dengan faktor prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang harus dilakukan keluarga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulkarnaen di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar (2014) menemukan tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian diare pada balita.
5.1.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Pencegahan Diare
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,0001 (p<0,05). Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan pencegahan diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Pengetahuan merupakan domain terpenting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Perubahan menuju perilaku baru merupakan suatu
63
Universitas Sumatera Utara
tindakan pencegahan atau penanganan diare apabila ia tahu apa tujuan dan
manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, dan tahu apa bahayanya bila tidak melakukan tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Setelah dilakukan olahan data, pengetahuan mempengaruhi tindakan ibu
dalam pencegahan penyakit diare pada balita. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan, para ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang dikategorikan baik, tetapi masih ada beberapa ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Masih banyak ibu yang beranggapan bahwa
diare merupakan penyakit yang disebabkan karena anak akan tumbuh besar atau akan tumbuh gigi. Hal demikian merupakan pengetahuan yang salah, masyarakat sekitar masih banyak yang memiliki kepercayaan bahwa diare merupakan hal
biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Mereka beranggapan bahwa setiap anak pasti akan mengalami diare karena diare merupakan proses anak akan tumbuh besar dan hal wajar dialami anak serta tidak berbahaya. Masyarakat yang menjadi
responden dalam penelitian ini berasal dari berbagai macam suku, tetapi kebanyakan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kaum ibu dengan
suku jawa. Mereka masih mempercayai bahwa penyakit seperti diare merupakan penyakit yang biasa, dan penyakit yang akan membuat anak mereka akan tumbuh besar (mereka mengatakan dalam kesehariannya adalah enteng-entengan atau
meruas). Anggapan demikianlah yang perlu diperbaiki dan ditatan ulang oleh petugas kesehatan, agar kepercayaan seperti demikian dapat berubah, dan
64
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, para ibu yang memiliki pengetahuan kurang juga mengajarkan
tindakan yang salah seperti mereka menajarkan agar anak tidak terlalu sering bermain di luar rumah, anggapan seperti ini merupakan anggapan yang salah, karena anak yang bermain di luar rumah belum tentu akan terserang penyakit
diare begitu juga anak yang selalu berada di rumah belum tentu anak tersebut akan terhindar dari penyakit diare. Anak yang bermain di luar rumah membuat anak
dapat bersosialisasi dengan lingkungannya dan dapat mengenali benda-benda yang berbahaya ataupun tidak dengan pengarahan dari orang tuanya. Kebanyakaan responden dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki
jumlah anak dua dan tiga orang, dengan kisaran umur anaknya satu dan dua tahun. Para ibu beranggapan bahwa mereka harus mengurung anaknya agar tidak bermain di luar dan terlalu sering bersentuhan dengan barang-barang baru di luar
rumah, karena mereka khawatir bahwa anaknya akan menyentuh berbagai macam barang di luar rumah dan anaknya tidak akan mengenali barang itu berbahaya atau tidak, serta akan membuat anaknya terserang berbagai macam penyakit terutama
penyakit diare. Anggapan demikian merupakan anggapan yang salah, seharusnya para ibu melakukan tindakan yang tepat untuk mengajarkan anak agar terhindar
penyakit diare yaitu mengajarkan anak agar mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan akititasnya, tindakan demikian merupakan tindakan awal agar anak dapat berprilaku hidup bersih dan sehat dan terhindar dari penyakit diare. Dalam
hal ini, perlu kerja sama dengan setiap kepala lingkungan dengan melakukan pembersihan lingkungan (gotong-royang). Kerja sama ini bertujuan agar
65
Universitas Sumatera Utara
dari berbagai penyakit, serta anak-anak tidak lagi dikurung dengan berbagai
alasan yang dipikirkan oleh para ibu.
Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan yang baik belum tentu tindakannya baik juga dalam mencegah
penyakit diare. Misalnya ibu mencuci peralatan balita dengan air bersih sebelum digunakan. Para ibu tahu bahwa hal demikian harus dilakukan agar peralatan yang
akan digunakan untuk anaknya tetap bersih. Meskipun demikian, mereka sering sekali hanya mengelap tempat-tempat makan balitanya dengan menggunakan tisue atau serbet saja tanpa menggunakan sabun ataupun air bersih. Mereka
mengatakan dengan menggunakan tisue peralatan makanan yang digunakan sudah bersih dan tidak perlu repot untuk menggunakan air untuk membersihkannya.
Dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap tindakan
pencegahan diare, ibu yang memiliki pengetahuan baik maka diharapkan dapat menerapkan tindakan yang baik pula, begitu sebaliknya jika ibu dengan pengetahuan buruk maka akan memperngaruhi tindakannya dalam hal pencegahan
diare. Ibu yang memiliki pengetahuan baik diharapkan dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarganya terutama kepada balitanya
dalam hal tindakan pencegahan diare agar keluarganya tetap dalam keadaan sehat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmayanti di Betaet Kabupaten Kepulauan Mentawai (2015) menemukan adanya hubungan
antara pengetahuan responden dengan upaya ibu dalam pencegahan diare pada anak balita. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan