Lampiran 1:
KUESIONER BAGI KARYAWAN PADA KANTOR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA
Nama : Bagian :
Data Diri Responden
Keterangan Pengisian:
Harap diisi dengan sejujurnya, dengan menyilang (X) SS, S, KS, TS, STS pada jawaban.
PENGUKURAN KINERJA
1. Kualitas kerja yang saya berikan kepada perusahaan sesuai dengan standart perusahaan:
a. SS b.S c. KS d. TS e. STS
2. Kuantitas kerja yang saya berikan kepada perusahaan sesuai dengan peraturan/kebijakan perusahaan:
a. SS b.S c. KS d. TS e. STS
3. Saya selalu tepat waktu dalam melakukan sagala pekerjaan:
a. SS b.S c. KS d. TS e. STS
4. Saya selalu tepat waktu masuk kantor dan pulang kantor, dan kehadiran saya tidak kurang dari 90% (jarang absen) hari kerja:
a. SS b.S c. KS d. TS e. STS
5. Saya melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab:
a. SS b.S c. KS d. TS e. STS
KOMPENSASI
6. Nilai kompensasi yang saya terima telah sesuai dengan kemampuan perusahaan:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
7. Pemberian kompensasi yang diberikan perusahaan telah sesuai dengan prestasi kerja saya:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
8. Penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan masa kerja karyawan tersebut:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
9. Penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan tersebut:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
10. Jumlah kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai dengan tenaga, pikiran dan waqktu yang telah karyawan keluarkan:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
11. Pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan selalu tepat waktu:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
12. Pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan kebijakan pemerintah:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
13. Besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dapat mencakupi kebutuhan hidup sehari-hari:
a. SS b. S c. KS d. TS e. STS
MOTIVASI
14. Saya selalu masuk kerja dan jarang absen:
a. SS b.S c. KS d.TS e.STS
15. Selama saya bekerja diperusahaan pencapaian prestasi kerja saya sangat tinggi:
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS
16. Tanggung jawab saya terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada saya:
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS 18. Minat kerja saya terhadap setiap pekerjaan yang diberikan perusahaan kepada saya
sangat tinggi:
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS
19. Selama saya bekerja diperusahaan, tingkat tuntutan karyawan kepada perusahaan sangat rendah:
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS
20. Saya belum pernah melakukan pemogokan selama bekerja diperusahaan:
a. SS b.S c. KS d. TS e.STS
Lampiran 2:
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengukuran Kinerja Tangggapan
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi Tanggapan
LAMPIRAN 3: OUTPUT SPSS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Motivasi
/METHOD=ENTER Pengukuran.Kinerja Kompensasi /SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID) /SAVE RESID.
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Motivasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 561.521 2 280.761 50.173 .000a
Residual 492.435 88 5.596
Total 1053.956 90
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi
Coefficientsa
Pengukuran.Kinerja .292 .101 .245 2.895 .005 .537 .295 .211 .741 1.349
Kompensasi .444 .065 .574 6.782 .000 .699 .586 .494 .741 1.349
Collinearity Diagnosticsa
a. Dependent Variable: Motivasi
Collinearity Diagnosticsa
a. Dependent Variable: Motivasi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 13.3734 23.6921 18.5934 2.49782 91
Std. Predicted Value -2.090 2.041 .000 1.000 91
Standard Error of Predicted Value
.250 .863 .408 .135 91
Adjusted Predicted Value 13.3318 23.7381 18.6087 2.50752 91
Residual -6.15131 5.93219 .00000 2.33912 91
Std. Residual -2.600 2.508 .000 .989 91
Stud. Residual -2.627 2.561 -.003 1.005 91
Deleted Residual -6.27912 6.18502 -.01528 2.41609 91
Stud. Deleted Residual -2.721 2.647 -.006 1.017 91
Mahal. Distance .017 10.988 1.978 2.008 91
Cook's Distance .000 .150 .011 .023 91
Centered Leverage Value .000 .122 .022 .022 91
a. Dependent Variable: Motivasi
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS. NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 09-Oct-2013 16:22:14
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 91
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.006
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 91
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.33912353
Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .099
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .944
Asymp. Sig. (2-tailed) .335
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
DAFTAR PUSTAKA
Edwin, Mustafa dan Hardius Usman, 2006. Proses Penelitian Kuantitatif, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi & Manajemen, USU Press, Medan.
Hariandja, M. T. E, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta.
Hasibuan, Melayu S.P, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksar, Jakarta.
Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset, Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar P, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya.
Mathis, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Nawawi, Hadari, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Panggabean, Mutiara S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sadjiarto, 2000. “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2000.
Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grafindo Persada, Jakarta, Bandung.
Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sihotang, A, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pradyna Paramita, Jakarta.
Sedarmayanti, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono, 2004. Statistik Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.
Tanjung, Andri, 2005. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian Personalia PT. Agronesia Divisi Industri Makanan dan Minuman Bandung”. Skripsi Fakultas Bisnis dan ManajemenUniversitas Widyatama, Bandung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain kausal. Menurut Edwin
(2006:84) desain kausal dilakukan jika peneliti mempelajari penyebab dari satu atau lebih
masalah. Peneliti kausal tidak hanya terbatas pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya
(X Mempengaruhi Y), tetapi juga dapat berpengaruh secara berantai (X1,X2 mempengaruhi
Y). Adapun variabel XI, X2 digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja dan
kompensasi terhadap motivasi. Variabel dependen adalah motivasi.
3.2 Tempat danWaktu Penilaian.
Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
Morawa. Waktu penelitian dimulai dari bulan september 2012 sampai dengan bulan Juni
2013.
3.3 Definisi Operasional
1. Variabel Independen (X): Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap motivasi
meliputi
a. Pengukuran kinerja (X1), yaitu suatu penilaian untuk menentukan seberapa efektif
suatu operasi berjalan berdasarkan kinerja yang ditetapkan sebelumnya
b. Kompensasi (X2), yaitu balas jasa yang diberikan Organisasi atau Perusahaan
kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode
2. Variabel Dependen (Y) : Motivasi
Motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan
perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Ringkasan definisi operasional tercantum pada tabel 3.1:
Tabel 3.1
Definisi Operasioanal Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran
kinerja (X1)
Suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non financial karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi
-Nilai nominal
Motivasi (Y) Keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong
Sumber : Diolah oleh Penulis (2012)
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing
likert. Skala tersebut digunakan untuk mengkur sikap, pendapatan, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004:132). Skala likert
digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan diberi skor
5 jika sangat setuju sampai skor 1 jika sangat tidak setuju sebagaimana tercantum pada tabel
3.2.
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2008:133)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian
Menurut Erlina (2008:75), populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang
dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Karyawan
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa terdiri dari 957 orang terbagi dalam
beberapa definisi tercantum pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
Divisi Jumlah Karyawan (orang)
Afdeling I 40
Pabrik Kelapa Sawit 123
Bengkel Pabrik Kelapa Sawit 53
3.5.2 Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75), Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat
berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pegawai, pimpinan, pria dan wanita di PT. Perkebunan Nusantara
II Tanjung Morawa yang terdiri dari 91 orang untuk meneliti kinerja pegawai PT. Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa
Sedangkan, Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
karakteristik yang menjadi objek penelitian yaitu seluruh karyawan, pimpinan, baik pria
maupun wanita yang berjumlah 91 orang yang merupakan populasi dari penelitian. Populasi
dalam penelitian ini, seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian. Data mengenai populasi
dan sampel, dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.4 Jumlah Sampel Divisi Populasi
(Orang)
Sampel (Orang) Jumlah (Orang)
Peneliti mengambil 91 orang sebagai responden dari divisi-divisi yang ada di PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa yang terdiri dari para karyawan
pelaksana. Alasannya adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja dan kompensasi
pekerjaan pada setiap divisi yang ada di perusahaan.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya dan kemudian data ini
diolah kembali untuk tujuan-tujuan sesuai dengan kebutuhannya. Data primer dalam
penelitian ini didapat dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada
karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa
2. Data sekunder adalah data yang didapat lewat literatur-literatur atau tulisan-tulisan
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, lapora-laporan ini bisa didapat
dari dokumen perusahaan atau studi pustaka yang dilakukan oleh penulis dan
browsing lewat internet, jurnal, penelitian terdahulu di departemen akuntansi USU,
dan informasi dari internet.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah
pertanyaan kepada responden dengan beberapa alternative jawaban. Kuesioner tersebut
diperoleh dari Kuesioner skripsi dari tahun sebelumnya
b. Studi dokumentasi dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan-bahan dari
perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner
sebagai instrument penelitian Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam
Ghozali, 2005). Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengujian validitas dapat
dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistik Product and Services Solution ), dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Repeted measure atau pengukuran yaitu seseorang akan disodori pertanyaan yang sama
pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya
2. One shot atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antara jawaban dengan pertanyaan.
Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS, dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan reliabel
Untuk melakukan uji ini digunakan bantuan SPSS. Responden untuk menguji
validitas dan reliabilitas adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung
Morawa sebanyak 30 orang yang tidak termasuk dalam responden penelitian.
3.9 Teknik Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah:
1. Metode Deskripstif
Metode analisis deskriptif ialah suatu metode dimana data yang telah diperoleh,
disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpresentasikan sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil
perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
sejumlah responden peneliti.
2. Metode Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data
dalam bentuk angka. Pada metode ini peneliti menggunakan metode analisis regresi
linier berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y). Sehubungan dengan
arti hipotesis analisis menggunakan bantuan software SPSS dengan rumus regresi
linear berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = Motivasi
a = Konstanta
b1 , b2 = Koefisien arah regresi
X1 = Pengukuran Kinerja
X2 = Kompensasi
E = Error (Pengganggu)
Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik. Uji Asumsi Klasik yaitu
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
Menurut Imam Ghozali (2005:114)Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam
model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.
Untuk mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probabilitas plot. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang baik pada sisi kanan. Pada kurva normal probabiliti plot, data dikatakan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu
dengan yang lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinieritas diantara variabel independen (Erlina, 2008:105). Sebaliknya, jika nilai VIF dibawah 2, maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model penelitian.
3. Uji linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada.
3.9.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t dan uji-f.
a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t, yaitu dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap dependen.
Ha1 : b1 ≠ 0, artinya pengukuran kinerja secara parsial berpengaruh terhadap
motivasi
Ha2 : b2 ≠ 0, artinya kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap motivasi
Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan
ketentuan:
Jika signifikasi < 0,05, maka H0 diterima
Jika signifikasi > 0,05, maka Ha ditolak
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)
Uji-F, yaitu untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara serentak (simultan)
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : b1 = b2 = 0, artinya pengukuran kinerja dan kompensasi tidak berpengaruh
secara simultan terhadap motivasi
H0 : b2 = b2≠ 0, artinya pengukuran kinerja dan kompensasi berpengaruh secara
simultan terhadap motivasi.
c. Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol sampai
dengan satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel
independensi terhadap variabel dependen.bila nilai R2 mendekati nol
menunjukkan semakin lemahnya penagruh variabel independen terhadap variasi
dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakim kuat
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1Hasil Penelitian
4.1.1Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III
Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak di bidang usaha pertanian dan
perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5
April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan
pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/43/8 tanggal 28
Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara Tingkat 1 Medan tanggal 19
Februari 1977 No.10/1977/PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan PT
Perkebunan II disingkat “PT Perkebunan II” merupakan perubahan bentuk dan gabungan
dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.
Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan
dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang
Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1975. Mulai 1984 menurut
Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut di atas
telah diubah dan deterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah No. 94 tanggal 13
Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte No. 26 tanggal 8 Maret 1985
dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14
Agustus 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan Akte
Notaris Imas Fatimah No. 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman
Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja
dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris
GHS. Loemban Tobing, SH No. 6 tanggal 1 April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris
Ahmad Bajumi, SH No. 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan
menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte
Notaris Harun Kamil, SH No 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian
disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.
C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negara RI No. 81. Pendirian
perusahaan yang merupakan hasil pelebura PTP-II dan PTP-IX berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002 terjadi
perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte Notaris Sri Rahayu H. Prastyo, SH. 1:34
PM 7/21/2008.
Untuk saat ini Rumah Sakit yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari:
1. Rumah Sakit Tembakau Deli terletak di Medan
2. Rumah Sakit Selamat terletak di Kabupaten Langkat
3. Rumah Sakit Bangkatan terletak di Binjai
4. Rumah Sakit GL. Tobing di kabupaten Deli Serdang
PT. Perkebunan Nusdantara II (Persero) juga bertujuan untuk melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah terutama dibidang ekonomi dan
pembanguan nasional pada umumnya dan di sektor pertanian dalam arti yang
seluas-luasnya pada khususnya, untuk tujuan tersebut perseroanmenjalankan beberapa
kegiatan usaha meliputi:
1. Pengusahaan areal tanaman yang meliputi pembukaan dan pengolahan tanah,
penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang
2. Produksi yang meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman
sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
3. Perdagangan yang meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam
hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan usaha perseroan.
4. Meningkatkan produktivitas tanaman dan menghasilkan mutu produksi melalui
peningkatan pemeliharaan tanaman, pengawasan, dan pengolahan
5. Meningkatkan daya saing komoditas melalui pengawasan proses produksi dan
pengendalian biaya produksi dengan tidak mengorbankan kultur teknis tanaman
untuk jangka panjang
6. Mengantisipasi semakin banyaknya tingkat pencurian serta penjarahan produksi
dengan system pam swakarsa di tiap-tiap kebun serta meningkatkan koordinasi
dengan instansi terkait.
7. Meningkatkan sumber daya manusia di semua lapisan karayawan secara
berkesinambungan dan terarah.
8. Menyesuaikan pelaksanaan investasi dengan ketersediaan dana serta
memperhatikan skla prioritas investasi yang dapa menunjang peningkatan mutu
dan produksi.
9. Menyelesaikan perpanjangan hak guna usaha atas areal yang tak bermasalah.
10.Pengembangan usaha dibidang perkebunan, agriwisata dan agrobisnis.
4.1.2Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara II
PTPN II memiliki visi dan misi dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan
a. Visi PT. Perkebunan II Tanjung Morawa:
Adapun Visi dari PTPN II ini adalah turut melaksanakan dan menopang
kebijaksanaan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional umumnya. Khusus di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya
dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang
sehat
b. Misi PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
Adapun yang menjadi misi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
adalah.:
1. Profitisasi melalui pendayagunaan, pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan,
dengan mengusahakan lima budidaya komoditi unggulan yakni kelapa sawit,
karet, kakao, tembakau dan tebu secara efisien, ekonomis sehingga dapat
mencapai produk yang memenuhi standard kualitas yang dibutuhkan oleh
konsumen, serta melakukan diversifikasi usaha yang dapat mendukung kinerja
perusahaan.
2. Pengelolaan produksi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
berwawasan lingkungan, memiliki daya saing yang kuat, serta meningkatkan
kemitraan dengan petani untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri guna
4.2Karakteristik Responden
Pada sub-bagian ini akan dijelaskan secara deskriptif mengenai karakteristik responden
yang diperoleh melalui survei yang dilakukan. Kegunaan sub-bagian ini adalah untuk melihat
sebaran dan kondisi responden penelitian ini sehingga dapat diperlihatkan keberadaan
responden yang mengikuti penelitian ini.
4.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Deskripsi tentang tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) %
1. SMU 10 10,98
2. Diploma III 35 38,47
3. Strata-1 41 45,05
4. Strata-2 5 5,50
Jumlah 91 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 10 orang (10,98%) responden memiliki
berpendidikan SMU, 35 orang (38,47%) responden memiliki pendidikan D3, 41 orang
(45,05%) responden memiliki pendidikan S-1 dan hanya 5 orang (5,50%) responden yang
memiliki pendidikan S-2. Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa yang
memiliki latar belakang pendidikan strata-1 lebih dominan hal ini akan sangat
berpengaruh pada kemampuannya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pada
daftar pertanyaan yang diajukan. Dari data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dapat
4.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi tentang jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %
1. Perempuan 32 35,16
2. Laki-Laki 59 64,84
Jumlah 91 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 32 orang (35,16%) responden memiliki jenis
kelamin wanita, dan 59 orang (64,84%) responden memiliki jenis kelamin laki-laki.
Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan lebih banyak laki-laki
dibandingkan dengan perempuan.
4.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Deskripsi tentang usia (umur) responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) %
1. < 30 23 25,27
2. 30-40 42 46,15
3. 40-50 21 23,08
4. > 50 5 5,50
Jumlah 91 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 23 orang (25,27%) responden memiliki usia
yang lebih kecil dari 30 tahun, 42 orang (46,15%) responden memiliki usia antara 30
hingga 40 tahun, 21 orang (23,08%) responden memiliki usia antara 40 hingga 50 tahun
dan hanya 5 orang (5,50%) responden yang memiliki usia di atas 50 tahun. Secara
4.2.4Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Deskripsi tentang lama bekerja responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No. Lama Bekerja
(Tahun)
Jumlah (Orang) %
1. 0 – 10 31 34,06
2. 10 – 20 36 39,57
3. >20 24 26,37
Jumlah 91 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 31 orang (34,06%) responden telah bekerja
selama kurang dari 10 tahun, 36 orang (39,57%) responden telah memiliki pengalaman
bekerja antara 10 – 20 tahun, dan 24 orang (26,37%) responden telah memiliki
pengalaman bekerja lebih dari 20 tahun. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa tingkat
pengalaman bekerja responden merata pada setiap kelompok. Semakin tinggi pengalaman
bekerja karyawan akan lebih memberikan pemecahan masalah yang baik bagi
perusahaan.
4.2.5Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Deskripsi tentang status pernikahan responden dapat dilihat pada Tabel 5.5 di
bawah ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
No. Status Pernikahan Jumlah (Orang) %
1. Belum Menikah 33 36,27
2. Sudah Menikah 58 63,73
Jumlah 91 100
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 33 orang (36,27%) responden belum menikah,
dan 58 orang (63,73%) responden telah menikah. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa
para karyawan telah menikah. Data ini menunjukkan bahwa pernikahan tidak
menghalangi responden untuk melaksanakan pekerjaan demi meningkatkan kemampuan
perusahaan.
4.3Hasil Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan analisis regresi dan korelasi, maka terlebih dahulu diuji valid dan
reliabelnya suatu instrumen atau alat pencarian data. Uji validitas dilakukan untuk mengukur
apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang
digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan
reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.
4.3.1Uji Validitas Variabel Pengukuran Kinerja
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang
dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang
berarti bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kinerja adalah valid.
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Pengukuran Kinerja
No. Pertanyaan Keterangan
1. Apakah kulaitas pekerjaan karyawan sesuai
dengan standart peusahaan?
0.693 Valid
2. Apakah kuntitas pekerjaan sesuai dengan
peraturan/kebijakan perusahaan?
0.763 Valid
3. Apakah karyawan selalu tepat waktu dalam
melakukan segala pekerjaan?
0.765 Valid
4. Apakah karyawan selalu tepat waktu masuk
kantor dan apakah karyawan jarang absen?
0.764 Valid
5. Apakah karyawan bertanggung jawab dalam
setiap pekerjaannya?
0.853 Valid
4.3.2Uji Validitas Variabel Kompensasi
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang
dilakukan untuk mengukur tingkat kompensasi. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang
berarti bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kompensasi adalah valid.
Tabel 4.7
Uji Validitas Kompensasi
No Pertanyaan Keterangan
1. Apakah nilai kompensasi yang diterima karwayan telah sesuai dengan kemampuan perusahaan
0.607 Valid
2. Apakah pemberian kompensasi telah sesuai dengan prestasi kerja karywan?
0.787 Valid
3. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan telah sesuai dengan berapa lamanya karyawan tersebut bekerja dalam perusahaan itu?
0.746 Valid
4. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan telah sesuai tingkat pendidikan setiap karyawan?
0.825 Valid
5. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan telah sesuai dengan tenaga, pikiran dan waktu karyawan?
0.836 Valid
6. Apakah pembayaran kompensasi kepada karyawan selalu tepat waktu?
0.556 Valid
7. Apakah pembayaran kompensasi kepada karyawan telah sesuai dengan kibijakan pemerintah?
0.687 Valid
8. Apakah besarnya kompensasi yg diberikan perusahaan kepada setiap perusahaan telah mencukupi kebutuhan sehari-hari?
0.597 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
4.3.3Uji Validitas Motivasi
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang
dilakukan untuk mengukur tingkat motivasi. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang
Tabel 4.8 Uji Validitas Motivasi
No. Pertanyaan Keterangan
1. Apakah karyawan selalu masuk kerja dan jarang absen? 0.937 Valid
2. Apakah selama bekerja karyawan mencapai prestasi kerja yang sangat tinggi?
0.842 Valid
3. Apakah karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan?
0.937 Valid
4. Apakah setiap karyawan mempunyai disiplin kerja yang tinggi?
0.937 Valid
5. Apakah setiap karyawan memiliki minat yang sangat tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan perusahaan?
0.953 Valid
6. Apakah tingkat tuntutan karyawan pada perusahaan sangat rendah?
0.792 Valid
7. Apakah karyawan pernah melakukan pemogokan terhadap perusahaan?
0.846 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
4.3.4Uji Realibilitas Variabel
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan untuk
pertanyaan yang diulang adalah sama atau jawabannya sama. Uji ini digunakan untuk
melihat konsistensi jawaban. Pengujian reliabilitas (tingkat kehandalan) dari suatu
variabel dapat dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Ghozali (2002)
menuliskan dalam bukunya bahwa suatu instrument dikatakan handal apabila nilai
Cronbach Alphanya > 0,60.
Pada Tabel 4.9 di bawah ini dapat dilihat nilai Cronbach Alpha untuk setiap variabel
yang digunakan. Nilai Cronbach-Alpha keseluruhannya > 0,6 yang menandakan bahwa
setiap butir variabel adalah handal (reliable).
Tabel 4.9 Uji Realibilitas Variabel
No. Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
1 Kinerja 0.825 Reliabel
2 Kompensasi 0.856 Reliabel
3 Motivasi 0.955 Reliabel
4.4Penjelasan Jawaban Responden 4.4.1Variable Pengukuran Kinerja
Tanggapan responden tentang kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II dapat
dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengukuran Kinerja
Tangggapan Responden
Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS %
PK1 3 3.30 22 24.18 49 53.85 17 18.68 0 0,00
PK2 4 4.40 19 20.88 53 58.24 15 16.48 0 0,00
PK3 2 2.20 22 24.18 47 51.65 20 21.98 0 0,00
PK4 4 4.40 20 21.98 46 50.55 21 23.08 0 0,00
PK5 2 2.20 17 18.68 49 53.85 23 25.27 0 0,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan PK1 (Kulaitas kerja yang saya berikan sesuai dengan standar
perusahaan), dapat dijelaskan bahwa 3 orang (3,30%) responden menjawab sangat
setuju, 22 orang (24,18%) responden menjawab setuju, 49 orang (53,18%) responden
menjawab kurang setuju, 7 orang (18,68%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK1
ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan PK2 (Kulaitas kerja yang saya berikan sesuai dengan
peraturan/kebijakan perusahaan), dapat dijelaskan bahwa 4 orang (4,40%) responden
menjawab sangat setuju, 19 orang (20,88%) responden menjawab setuju, 53 orang
(58,24%) responden menjawab kurang setuju, 15 orang (16,48%) responden menjawab
tidak setuju. Pada PK2 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan PK3 (saya selalu tepat waktu dalam melakukan segala pekerjaan), dapat
dijelaskan bahwa 2 orang (2,20%) responden menjawab sangat setuju, 22 orang
setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK3 ini tidak ada
memilih jawaban sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan PK4 (saya selalu tepat waktu masuk kantor dan pulang kantor dan
kehadiran saya tidak kurang dari 90% (jarang absen) hari kerja), dapat dijelaskan bahwa
4 orang (4,40%) responden menjawab sangat setuju, 20 orang (21,98%) responden
menjawab setuju, 46 orang (50,55%) responden menjawab kurang setuju, 21 orang
(23,08%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK4 ini tidak ada memilih jawaban
sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan PK5 (saya melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab),
dapat dijelaskan bahwa 2 orang (2,20%) responden menjawab sangat setuju, 17 orang
(16,68%) responden menjawab setuju, 49 orang (53,85%) responden menjawab kurang
setuju, 23 orang (25,27%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK5 ini tidak ada
memilih jawaban sangat tidak setuju.
4.4.2Variabel Kompensasi
Tanggapan responden tentang kompensai PT. Perkebunan Nusantara II dapat dilihat
pada Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi
Tanggapan
1. Pada pernyataan K1 (nilai kompensasi yang saya terima telah sesuai dengan
kemampuan perusahaan) dapat dijelaskan bahwa 7 orang (7,69%) responden menjawab
sangat setuju, 14 orang (15,38%) responden menjawab setuju, 43 orang (47,25%)
responden menjawab kurang setuju, 27 orang (29,67%) responden menjawab tidak
setuju. Pada K1 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan K2 (pemberian kompensasi yang diberikan perusahaan telah sesuai
dengan prsetasi kerja saya) dapat dijelaskan bahwa 8 orang (8,79%) responden
menjawab sangat setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab setuju, 41 orang
(45,05%) responden menjawab kurang setuju, 22 orang (24,18%) responden menjawab
tidak setuju. Pada K2 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan K3 (penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan telah sesuai dengan masa kerja karyawan tersebut) dapat dijelaskan
bahwa 6 orang (6,59%) responden menjawab sangat setuju, 19 orang (20,88%)
responden menjawab setuju, 47 orang (51,65%) responden menjawab kurang setuju, 19
orang (20,88%) responden menjawab tidak setuju. Pada K3 ini tidak ada yang memilih
sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan K4 (penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai
dengan tingkat pendidikan karyawan) dapat dijelaskan bahwa 5 orang (5,49%)
responden menjawab sangat setuju, 21 orang (23,08%) responden menjawab setuju, 45
orang (49,45%) responden menjawab kurang setuju, 20 orang (21,98%) responden
menjawab tidak setuju. Pada K4 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan K5 (jumlah kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai dengan
tenaga, pikiran dan waktu yang telah karyawan keluarkan) dapat dijelaskan bahwa 5
orang (5,49%) responden menjawab sangat setuju, 21 orang (23,08%) responden
menjawab setuju, 44 orang (48,35%) responden menjawab kurang setuju, 21 orang
(23,08%) responden menjawab tidak setuju. Pada K5 ini tidak ada yang memilih sangat
tidak setuju.
6. Pada pernyataan K6 (pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada
karyawan selalu tepat waktu) dapat dijelaskan bahwa 3 orang (3,30%) responden
menjawab sangat setuju, 30 orang (32,97%) responden menjawab setuju, 44 orang
(48,35%) responden menjawab kurang setuju, 14 orang (15,38%) responden menjawab
tidak setuju. Pada K6 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
7. Pada pernyataan K7 (pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada
(1,10%) responden menjawab sangat setuju, 5 orang (5,49%) responden menjawab
setuju, 53 orang (58,24%) responden menjawab kurang setuju, 32 orang (35,16%)
responden menjawab tidak setuju. Pada K7 ini tidak ada yang memilih sangat tidak
setuju.
8. Pada pernyataan K8 (besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan dapat mencakupi kebutuhan hidup sehari-hari) dapat dijelaskan bahwa 2 orang
(2,20%) responden menjawab sangat setuju, 3 orang (3,30%) responden menjawab
setuju, 54 orang (59,34%) responden menjawab kurang setuju, 32 orang (35,16%)
responden menjawab tidak setuju. Pada K8 ini tidak ada yang memilih sangat tidak
setuju.
4.4.3Variabel Motivasi
Tanggapan responden tentang motivasi PT. Perkebunan Nusantara II dapat dilihat
pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi
Tanggapan
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan M1 (saya selalu masuk kerja dan jarang absen), dapat dijelaskan bahwa
0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden
menjawab setuju, 51 orang (56,04%) responden menjawab kurang setuju, 38 orang
(41,76%) responden menjawab tidak setuju. Pada M1 ini tidak ada yang memilih sangat
2. Pada pernyataan M2 (Selama saya bekerja diperusahaan pencapaian prestasi kerja saya
sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat
setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 58 orang (63,74%) responden
menjawab kurang setuju, 31 orang (34,07%) responden menjawab tidak setuju. Pada M2
ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan M3 (tanggung jawab saya terhadap pekerjaan yang diberikan
perusahan kepada saya sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%)
responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 51
orang (56,04%) responden menjawab kurang setuju, 38 orang (41,76%) responden
menjawab tidak setuju. Pada M3 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan M4 (saya termasuk karyawan yang disiplin kerja tinggi) dapat
dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%)
responden menjawab setuju, 56 orang (61,54%) responden menjawab kurang setuju, 33
orang (36,26%) responden menjawab tidak setuju. Pada M4 ini tidak ada yang memilih
sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan M5 (minat kerja saya terhadap setiap pekerjaan yang diberikan
perusahaan kepada saya sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%)
responden menjawab sangat setuju, 3 orang (3,30%) responden menjawab setuju, 53
orang (58,24%) responden menjawab kurang setuju, 35 orang (38,46%) responden
menjawab tidak setuju. Pada M5 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.
6. Pada pernyataan M6 (selama saya bekerja diperusahaan, tingkat tuntutan karyawan pada
perusahaan sangat rendah) dapat dijelaskan bahwa 1 orang (1,10%) responden menjawab
sangat setuju, 1 orang (1,10%) responden menjawab setuju, 58 orang (63,74%)
responden menjawab kurang setuju, 30 orang (32,97%) responden menjawab tidak
setuju, dan 1 orang (1,10%) responden menjawab sangat tidak setuju
7. Pada pernyataan M7 (saya belum pernah melakukan pemogokan selama bekerja
diperusahaan), dapat dijelaskan bahwa 1 orang (1,10%) responden menjawab sangat
setuju, 5 orang (5,49%) responden menjawab setuju, 52 orang (57,14%) responden
menjawab kurang setuju, 33 orang (36,26%) responden menjawab tidak setuju. Pada M7
4.5Pengujian Asumsi Klasik 4.5.1Uji Normalitas
Peneliti dalam melakukan regresi berganda atau yang lainnya, yang pertama kali
dilakukan adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat
apakah model regresi yang digunakan memiliki residual yang terdistribusi secara normal.
Suatu regresi apabila didapatkan residual yang tidak tersebar secara normal maka akan
menghasilkan regresi yang tidak baik atau tidak konsisten dan efisien.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
secara normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini
digunakan kedua cara tersebut.
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik
P-P plot. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal
adalah distribusi data yang membentuk lonceng. Pada grafik P-P plot, sebuah data
dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke
kanan melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Pada penelitian ini distribusi data
pada grafik histogram (gambar 4.1) berbentuk lonceng dan pada grafik P-P plot
(gambar 4.2), titik -titiknya tidak menceng ke salah satu sisi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pola distribusi datanya adalah normal. Grafik histogram dan dan
Gambar 4.1 Grafik Histogram
(Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah))
Pada grafik P-P Plot yang disajikan pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal, tidak jauh dari garis diagonal dan tidak melenceng ke kiri dan
ke kanan. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
(Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah))
b. Analisis Statistik
Salah satu analisis statistik untuk menguji normalitas adalah uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis :
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima, artinya data residual tidak
berdistribusi normal. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, artinya data residual
Tabel 4.13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 91
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.33912353
Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .099
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .944
Asymp. Sig. (2-tailed) .335
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai
Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov 0.335 lebih besar dari 0.05.
4.5.2Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar
variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Keberadaan multikolinearitas
dalam suatu regresi ak an mengganggu hasil regresi tersebut sehingga tidak menghasilkan
parameter yang efisien dan efektif sehingga akan membuat kesalahan dalam parameter
yang dihasilkan. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki
multikolinearitas di dalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan terjadi
pada regresi tersebut.
Ghozali (2005) dalam bukunya menuliskan bahwa keberadaan multikolinearitas
dapat dilihat melalui nilai VIF (Variance Inflation Factors) atau nilai toleransinya.
kebalikannya dengan melihat nilai toleransinya yang > 0,1 dan sebaliknya. Hasil
perhitungan nilai VIF atau toleransi yang dilakukan untuk regresi yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Pengukuran.Kinerja .741 1.349
Kompensasi .741 1.349
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel
independen motivasi kerja dan lingkungan kerja mempunyai nilai tolerance lebih dari
0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel indpenden yang ni lainya lebih
dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen tersebut.
4.5.3Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang
heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur
dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.
Gambar 4.3 berikut ini menyajikan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
4.6Uji Hipotesis
Pada bagian sebelumnya telah diuji asumsi klasik pada suatu persamaan atau regresi
dan telah diperoleh hasil di mana regresi berganda yang telah diestimasi telah memenuhi
asumsi-asumsi klasik. Pada bagian selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap hasil
regresi yang diperoleh baik secara serempak dengan menggunakan Uji-F dan melakukan
pengujian parsial dengan menggunakan Uji-t.
4.6.1Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa
analisis regresi berganda adalah metode enter. Pengujian dengan regresi berganda
ditunjukkan dalam tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4.15
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, maka analisis statistik deskriptif adalah sebagai
berikut :
1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen, yaitu
kompensasi dan pengukuran kinerja.
2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed ).
3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.347 .1575 2.126 .036
Pengukuran.Kinerja (X1) .292 .101 .245 2.895 .005
Kompensasi (X2) .444 .065 .574 6.782 .000
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Regresi linear berganda berdasarkan table 4.16 dapat dibuat persamaaannya sebagai
berikut :
Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
1. Koefisien regresi pengukuran kinerja bernilai positif sebesar 0,289, hal ini
menunjukkan pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi, sehingga adanya peningkatan intensitas kinerja akan meningkatkan
motivasi karyawan.
2. Koefisien regresi lingkungan kerja bernilai positif sebesar 0,809, hal ini
menunjukkan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi,
sehingga adanya peningkatan kompensasi akan meningkatkan motivasi karyawan.
4.6.2Koefisien Determinasi (
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel-variabel dependen. Dengan kata lain,
koefisien determinan digunakan untuk mengukur pengaruh kinerja (X1), dan kompensasi
menjelaskan variabel motivasi pada karyawan PT. Pekebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .730a .533 .522 2.36556
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja
b. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa:
1. Besarnya adjusted R square (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah
variasi dari kedua variabel independen yaitu pengukuran kinerja dan kompensasi,
sedangkan sisanya 46,7 % dijelaskan oleh sebab lain di luar model yang diteliti.
2. R= 0,730 berarti hubungan antara variabel pengukuran kinerja (X1), dan kompensasi
(X2) terhadap motivasi (Y) sebesar 73%. Artinya hubungannya sangat erat.
3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai
yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.36556. Semakin
kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.6.3Uji Serempak atau Simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F (F test). Uji F
dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.18 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 561.521 2 280.761 50.173 .000a
Residual 492.435 88 5.596
Total 1053.956 90
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja
b. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Hasil uji ANOVA (Analysis of Variance) atau uji F pada table 4.18 didapat
sebesar 2460,639 dengan tingkat signifikasi 0,000, dan nilai lebih besar dari
nilai yakni 3,15, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain >
(50.173 > 3,15). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika > dan
independen (pengukuran kinerja dan kompensasi) secara serempak adalah signifikan
terhadap motivasi karyawan.
4.6.4Uji Parsial (Uji t)
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 18 maka
diperoleh hasil regresi antara pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi
karyawan yang dapat di lihat pada tabel 4.19, berikut:
Tabel 4.19 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.347 .1575 2.126 .036
Pengukuran.Kinerja .292 .101 .245 2.895 .005
Kompensasi .444 .065 .574 6.782 .000
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan table 4.19 dapat dilihat bahwa:
1. Variabel Pengukuran Kinerja (X1)
Nilai adalah 2,895 dan nilai 1,661 maka > (2,895> 1,661)
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengukuran kinerja berpengaruh positif
dan signifikan (0.001 < 0.05) secara parsial terhadap motivasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
2. Variabel Kompensasi (X2)
Nilai adalah 6,782 dan nilai 1,661 maka > (6,782>1,661)
signifikan (0.000 < 0.05) secara parsial terhadap motivasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
4.7Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menguji pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi karyawan
pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. Secara keseluruhan, hasil pengujian
dengan menggunakan program statistik SPSS dimuka membuktikan bahwa hipotesis yang
dirumuskan dapat diterima. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi
karyawan dapat dibuktikan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Darma (2010) menemukan
bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Dengan
demikian berarti semakin tingginya motivasi kerja seorang karyawan maka akan sangat
membantu mencapai produktivitas kerja secara optimal. Melalui hasil uji signifikansi parsial
juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel motivasi maka akan
meningkatkan kinerja sebesar 0,423.
Selain itu, pengaruh antara kompensasi terhadap motivasi karyawan juga dapat
dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara
kompensasi dengan motivasi dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 (sebesar 0,000), ini
menunjukkan hipotesis dapat diterima, artinya bahwa kompensasi berpengaruh positif
terhadap motivasi.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung, (2005) menemukan
bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara kompensasi terhadap motivasi kerja
karyawan. Dengan demikian berarti semakin tingginya kompensasiyang diberikan kepada
optimal. Melalui hasil uji signifikansi parsial juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu
satuan variabel kompensasi maka akan meningkatkan motivasi karyawan sebesar 0.270.
Berdasarkan pengujian koefisien determinasi bahwa hubungan antara pengukuran
kinerja dan kompensasi sebesar 99,1% yang artinya mempunyai hubungan yang sangat erat.
Didapat juga adjusted R Square sebesar 0.533, yang berarti 53,3% tingkat motivasi dapat
dijelaskan oleh pengukuran kinerja dan kompensasi, sedangkan sisanya 46,7% dijelaskan
oleh sebab lain di luar model yang diteliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa pengukuran kinerja dan kompensasi
secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa.
2. Berdasarkan pengujian variabel independen secara parsial membuktikan bahwa
variabel pengukuran kinerja dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
3. Berdasarkan pengujian determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel pengukuran kinerja (X1) dan Kompensasi (X2) terhadap motivasi (Y) sebesar
91,1% yang artinya mempunyai hubungan yang sangat erat. Nilai adjusted R square
sebesar 0,533 nilai ini menunjukkan bahwa 53,3% motivasi karyawan dapat
dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu pengukuran kinerja dan
kompensasi, sedangkan sisanya 46,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya satu perusahaan.
Hal ini menyebabkan tingkat generalisasi dari hasil penelitian sangat rendah.
2. Penggunaan kuesioner cenderung menimbulkan liciency bias atau respon bias dari
responden akibat tidak serius dan murah dalam memberi jawaban semua pertanyaan
di dalam kuesioner.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Memperluas lingkup penelitian dan memperbanyak sampel, sehingga hasil penelitian
dapat digeneralisasikan dan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan akurasi
hasil penelitian.
2. Pengukuran kinerja dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap motivasi
kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, sehingga disarankan
agar PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa dapat tetap mempertahankan
kebijkan selama ini yang diberlakukan kepada karyawannya.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel penelitian seperti
kepemimpinan, pengawasan, pelatihan kerja, kedisplinan, dan kepuasan kerja yang
mungkin berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT. Perkebunan Nusantara II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengukuran Kinerja
2.1.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja
Dewasa ini pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting
bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan
perencanaan tujuan dimasa yang akan datang. Menurut Rivai (2004:309) pengertian
pengukuran kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.
Menurut Mathis ( 2006 : 113 ) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yaitu kemampuan karyawan untuk pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan,
dan dukungan organisasi yang diterimanya. Sehubungan dengan fungsi manajemen
manapun, aktivitas manajemen sumber daya manusia harus dikembangkan, dievaluasi,
dan diubah apabila perlu sehingga mereka dapat memberikan kontribusi pada kinerja
kompetitif organisasi dan individu di tempat kerja. Faktor – faktor yang mempengaruhi
karyawan dalam bekerja, yaitu kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjan
tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi.
Pengertian pengukuran kinerja menurut Larry D. Stout (dalam Yuwono 2002)
adalah proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah
pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa
produk, jasa ataupun suatu proses. Selanjutnya, Menurut Yuwono et al (2002)
pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
Robertson dalam Mahmudi (2010) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber
daya dalam menghasilkan barang atau jasa, kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil
kerja dengan target dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2007:309) pengertian pengukuran kinerja
adalah suatu proses penilaian kinerja yang dilakukan pemimpin perusahaan secara
sistematis berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Dari kedua pengertian
diatas dapat ditarik kesimpulan yang sistematis terhadap karyawan dan perusahaan.
Dalam hal ini dapat dilihat dari kepribadiannya, sumbangannya dan potensinya adalah
seorang pengawas untuk satu atau beberapa tujuan tertentu yang hendak dicapai.
2.1.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja
Menurut Rivai (2004:312) Tujuan dan kegunaan pengukuran kinerja pada
dasarnya meliputi:
1. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini
2. Memberikan imbalan yang serasi, misalnya untuk memberikan gaji berkala, insentif
dan lain-lain
3. Mendorong pertanggung jawaban dari karyawan
4. Untuk menjaga tingkat kinerja
5. Meningkatkan motivasi kerja
6. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi
pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
7. Sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan bagi
Sedangkan menurut Parker (1996) dalam Sadjiarto (2000:138-150) dalam “Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Volume 2 No. 2 Tahun 2000” manfaat pengukuran kinerja
adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan
2. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal
3. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas public
4. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan
5. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan
sumber daya secara efektif.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan
Seringkali keputusan yang diambil pemerintah dilakukan dalam keterbatasan data
dan berbagai pertimbangan politik serta tekanan dari pihak-pihak yang
berkepentingan. Proses pengembangan pengukuran kinerja membuat pihak legislatif
dapat memfokuskan perhatian pada hasil yang didapat, memberikan evaluasi yang
benar terhadap pelaksanaan anggaran, serta melakukan diskusi mengenai
usulan-usulan program baru.
2. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal
Dengan adanya pengukuran kinerja ini, secara otomatis akan tercipta akuntabilitas di
seluruh lini pemerintah, dari lini terbawah sampai lini teratas.
3. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas public
Meskipun bagi sebagian pihak pelaporan evaluasi kinerja pemerintah kepada
masyarakat dirasakan cukup menakutkan, namun publikasi laporan ini sangat
masyarakat terhadap pengambilan kebijakan pemerintah menjadi semakin besar dan
kualitas hasil suatu program juga semakin diperhatikan.
4. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan
Proses perencanaan strategi dan tujuan akan berkurang berarti tanpa adanya
kemampuan untuk mengukur kinerja dan kemajuan suatu program. Tanpa adanya
ukuran-ukuran ini, kesuksesan suatu program juga tidak akan pernah dinilai dengan
obyektif.
5. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan
sumber daya secara efektif.
Evaluasi yang dilakukan cenderung mengarah kepada penilaian, apakah pemerintah
memang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam hal
ini pemrintah juga mempunyai kesempatan untuk menyerahkan sebagian pelayanan
public kepada sector swasta dengan tetap bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang terbaik.
2.1.1.3 Aspek-aspek Yang Dinilai Dalam Pengukuran Kinerja
Dari hasil studi Lazar dan Wikstrom (1977) dalam buku Veithzal Rivai
(2004:324) bahwa, faktor yag paling umum muncul dalam pengukuran kinerja
pengetahuan tentang pekerjaannya, kepemimpinan, inisiatif, kualitas pekerjaan, kerja
sama, pengembangan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan,
komunikasi, kecerdasan, pemecahan masalah, sikap, usaha. Dari aspek-aspek yang
dinilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan