• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisi Dampak Penilaian Aset Tetap Pada PT Indospring Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisi Dampak Penilaian Aset Tetap Pada PT Indospring Tbk."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK PENILAIAN ASET TETAP PADA PT INDOSPRING TBK.

Oleh

FELIX PRANATA PK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penilaian aset tetap pada PT Indospring Tbk. dalam hal: (1) dampak perubahan metode historical cost menjadi metode fair value pada nilai aset tetap perusahaan, (2) perubahan perlakuan akuntansi dari metode historical cost menjadi metode fair value, (3) dampak perubahan metode historical cost menjadi metode fair value terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT Indospring Tbk. yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2012.

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa: (1) perubahan metode historical cost menjadi metode fair value meningkatkan nilai aset tetap perusahaan, (2) perubahan metode historical cost menjadi metode fair value menyebabkan perubahan perlakuan akuntansi perusahaan, (3) perubahan metode historical cost menjadi metode fair value mempengaruhi nilai rasio-rasio kinerja keuangan perusahaan.

(2)

ABSTRACT

Analysis Affect of the Fixed Assets Evaluation on PT Indospring Tbk.

by

FELIX PRANATA PK

This study aims to understand the affect of the fixed assets evaluation on PT Indospring Tbk. in the matter of: (1) the affect of change method from historical cost to fair value in company fixed asset valuation, (2) the change of accounting treatment from historical cost method to fair value method, (3) the affect of change method from historical cost to fair value in case of company financial activity.

The data that used in this study is PT Indospring Tbk.’s financial report data that can be obtained in Indonesia Stock Exchange website from period 2011-2012. The results of this study are prove that: (1) the change method from historical cost to fair value increase the company’s fixed asset valuation, (2) the change method from historical cost to fair value cause the change of company accounting treatment, (3) the change method from historical cost to fair value influence the valuation of company financial ratio activity

(3)
(4)

ANALISA DAMPAK PENILAIAN ASET TETAP PADA PT INDOSPRING TBK.

(Skripsi)

Oleh

FELIX PRANATA PK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 18 Desember 1990. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Minat Parwita Parwita Kencana dan Ibu Maria Fransiska Ika Meliana.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK Xaverius 1 Bandar Lampung, Provinsi Lampung dan diselesaikan pada tahun 1996. Kemudian melanjutkan Sekolah Dasar Xaverius 1 Bandar Lampung, Provinsi Lampung diselesaikan pada tahun 2002. Dilanjutkan masuk Sekolah Menengah Pertama Xaverius 1 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2005, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Atas Fransiskus Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2008.

(9)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kehendak dan Kuasa-Nya telah memberikan kesempatan kepadaku untuk mewujudkan sebuah karya kecilku ini.

Penulis berharap karya ini dapat berguna dalam usaha pencapaian impian dan cita-cita. Terima kasih atas segala kesabaran, daya dan upaya yang telah diberikan oleh semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Keluarga besar yang dengan sabar selalu mendukung dan mendoakan penulis.

Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang selalu mendukung.

(10)
(11)

MOTTO

“It's okay to make mistakes. Mistakes are our teachers - they help us to learn”.

(John Bradshaw)

“If I don’t have to do it, I won’t. If I have to do itm I’ll make it quick”.

(Oreki Houtarou )

”... janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”

(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ANALISIS DAMPAK PENILAIAN ASET TETAP PADA PT INDOSPRING TBK.” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E, M.Si, Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku dosen pembahas serta penguji utama ujian skripsi. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, kritik, waktu dan nasehatnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(13)

5. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing utama. Terima kasih atas segala bantuan, saran, dan nasehat yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc.,Akt., selaku dosen pembimbing kedua. Terima kasih atas segala waktu, bantuan, saran, kritik yang telah diberikan selama proses pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Pak Sobari, Mbak Sri, Mas Yana, Mas Sulaeman, Mpok Nurul Aini serta

seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Terima kasih atas bantuan dan pelayanannya.

9. Terima kasih untuk Papa dan Mama atas perjuangan, doa, kasih sayang, kekuatan dan segala bentuk pengorbanannya untukku.

10.Seluruh keluarga besarku terima kasih atas doa, dukungan serta perhatian yang selalu diberikan selama ini.

11.Teman-teman yang sudah membantu selama proses penyelesaian skripsi: Geri, Febri, Deni, Anhar, Sarman, Agus, Nevia, Devi, Jeni, Adriani, Jerry, Kamal, Adit, Zona, Reza, Muhayin, dan teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih sudah bersedia menjadi tempat berbagi suka dan duka, juga terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang telah kalian berikan.

(14)

dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan

kerjasamanya selama ini, kalian adalah teman-teman seperjuangan yang begitu hebat.

13.Rekan-rekan dari EEC FEB Unila. Terimakasih atas doa, nasehat, dan dukungannya selama ini.

14.Semua pihak yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam membantu proses pengerjaan skripsi ini, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti yang begitu penting, penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi banyak pihak.

Bandar Lampung, Januari 2015

Penulis

(15)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRACT ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 4

1.3 TujuandanManfaatPenelitian ... 4

1.3.1 TujuanPenelitian ... 4

1.3.2 ManfaatPenelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Wajar ... 5

2.1.1 Pengertian Nilai Wajar ... 5

2.1.2 Metode Pengukuran Nilai Wajar ... 7

2.2 Biaya Historis ... 8

2.2.1 Pengertian Biaya Historis ... 8

2.3 Aset Tetap ... 8

2.3.1 Pengertian Aset Tetap ... 8

2.3.2 Penggolongan Aset Tetap ... 9

2.3.3 Penyusutan Aset Tetap ... 11

2.4 Revaluasi Aset Tetap ... 17

2.5 Perlakuan Akuntansi ... 17

(16)

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Metode Analisis Data ... 32

3.5 Populasi dan Sampel ... 32

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tentang Perusahaan ... 34

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

4.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan ... 35

4.1.3 Anak Perusahaan ... 35

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan ... 36

4.1.5 Kebijakan Aset Tetap Perusahaan ... 37

4.2 Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Pengaruh Terhadap Penilaian Aset Tetap ... 39

4.2.2 Pengaruh Terhadap Perlakuan Akuntansi... 40

4.2.3 Pengaruh Terhadap Analisis Rasio Keuangan... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(17)
[image:17.595.119.496.267.625.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan PSAK 16/2011 dan PSAK 16/2007 ... 17

4.1 Anak Perusahaan PT Indospring Tbk ... 36

4.2 Perbedaan Nilai Aset Tetap PT Indospring Tbk ... 38

4.3 Aset Pajak Tangguhan dan Liabilitas Pajak Tangguhan ... 42

4.4 Perbedaan Perlakuan Akuntansi untuk Aset Tetap PT Indospring Tbk 44 4.5 Perbandingan Debt to Equity Ratio ... 45

4.6 Perbandingan Debt Ratio ... 47

4.7 Perbandingan Perputaran Aset ... 48

4.8 Perbandingan Perputaran Aset Tetap ... 49

4.9 Perbandingan Margin Laba Kotor ... 50

4.10 Perbandingan Net Profit Margin... 51

4.11 Perbandingan Return On Investment... 52

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

GAAP dan IFRS adalah dua standar akuntansi internasional yang banyak dipakai di negara-negara di dunia dan juga perusahaan yang terdapat di negara-negara tersebut. GAAP sendiri adalah standar umum akuntansi dan perusahaan go public yang disusun oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) sejak tahun 1973, sebagai kelanjutan dari usaha American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) sejak tahun 1933, dan yang digunakan oleh bisnis untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi akuntansi yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan informasi pendukung tertentu. Sedangkan IFRS sendiri adalah standar akuntansi internasional yang disusun oleh International Accounting Standard Board (IASB) yang dikembangkan sejak tahun 2001 di mana untuk mengatur dan melaporkan informasi keuangan.

Sebagai dua standar yang berlaku secara internasional, GAAP dan IFRS memmpunyai cara pengukuran dan pengakuan yang berbeda terhadap aset

(19)

2

aset tetap, sedangkan pada IFRS perusahaan menilai aset tetapnya menggunakan sistem fair value atau nilai wajar.

Pada sistem biaya historis atau harga perolehan aset tetap, yang digunakan dan diakui oleh GAAP, aset tetap harus dinilai sesuai jumlah yang tertera pada saat aset tersebut diperoleh atau diakuisisi tanpa perlu proses penilaian kembali atau revaluasi. Sehingga nilai aset tetap perusahaan yang tertera pada neraca atau laporan posisi keuangan tidak akan berubah dari tahun ke tahun atau dari periode ke periode, kecuali karena penyusutan atau karena penambahan jumlah aset. Sementara itu, pada penerapan sistem fair value, yang digunakan dan diakui oleh IFRS, nilai aset tetap perlu untuk dinilai kembali atau direvaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dampak dari revaluasi ini adalah perubahan nilai aset tetap perusahaan pada neraca atau laporan posisi keuangan dari tahun ke tahun atau dari satu periode ke periode lainnya.

Dengan tidak adanya penyesuaian nilai atau harga atau jumlah dalam pencatatan aset tetap pada sistem biaya historis (historical cost), maka tingkat relevansi nilai aset tetap yang tercatat pada neraca atau pada laporan posisi keuangan sangat rendah. Tingkat relevansi pada sistem historical cost dikatakan rendah karena nilai aset tetap yang tercatat pada neraca atau laporan posisi keuangan tidak

(20)

3

Pada sistem fair value yang terjadi adalah berbanding terbalik dengan sistem historical cost, di mana tingkat relevansi sistem fair value lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat reliabilitasnya. Tingkat relevansi sistem fair value dikatakan tinggi karena nilai tercatat aset tetap hasil revaluasi dari sistem ini dapat mewakili harga pasar terkini dari aset tersebut. Sedangkan tingkat reliabilitasnya dikatakan rendah karena apabila aset tersebut telah mengalami revaluasi, maka nilai aset tersebut tidak lagi sesuai atau mencerminkan harga yang harus dibayarkan perusahaan ketika membeli atau mengakuisisi aset tersebut.

Indonesia sendiri, sebagai salah satu negara yang mengadopsi IFRS ke dalam sistem akuntansinya (PSAK) sejak 1 Januari 2012 turut menerima dampak

perubahan penilaian dan pencatatan aset dari sistem historical cost menjadi sistem fair value. Perubahan ini tentunya akan mempengaruhi dampak perubahan

terhadap regulasi pengakuan, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan aset di dalam laporan keuangan.

Penelitian ini penting dilakukan karena peneliti melihat terjadi perbedaan dalam penilaian aset tetap dalam sistem fair value dan sistem historical cost yang dapat dilihat dari proses pengakuan, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan aset tetap di dalam laporan keuangan.

Berdasarkan hal tersebut maka peniliti menetapkan judul penelitian skripsi ini sebagai berikut: “Analisis Dampak Penilaian Aset Tetap Pada PT Indospring

(21)

4

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.Bagaimana dampak penilaian aset tetap pada PT Indospring Tbk.? 2.Bagaimanakah perlakuan akuntansi pada aset tetap PT Indospring Tbk.?

3.Bagaimana dampak penilaian aset tetap terhadap kinerja keuangan perusahaan?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.Untuk menganalisis dampak penilaian aset tetap perusahaan.

2.Untuk menganalisis perlakuan akuntansi terkait penilaian aset tetap perusahaan. 3.Untuk menganalisis dampak penilaian aset tetap terhadap kinerja keuangan perusahaan.

1.3.2.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan saran dan masukan bagi penelitian sejenis.

2. Membantu dalam memahami dalam penilaian aset tetap dalam metode fair value dan historical cost.

(22)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nilai wajar (Fair Value) 2.1.1. Pengertian Nilai Wajar

Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan asaet atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2010). FASB, dalam statement yang terbaru 157, pengukuran fair value sebagai exit value, dengan

tanda setuju dari IASB dengan beberapa reservasi minor: “fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual satu aset atau yang akan dibayar umtuk memindahkan suatu kewajiban dalam transaksi antara peserta-peserta pasar di

tanggal pengukuran” (Penman, 2007;33).

(23)

6

atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai wajar adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.

Yang dimaksud nilai wajar (fair value) adalah (1) jumlah aset yang dapat dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk transaksi lengan panjang; (2) estimasi nilai seluruh aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi yang digunakan untuk

mengkonsolidasikan laporan keuangan kedua perusahaan; (3) dalam pasar berjangka, nilai wajar adalah harga ekuilibrium untuk kontrak berjangka. Ini adalah harga spot setelah memperhitungkan bunga majemuk (dan dividen hilang karena investor memiliki kontrak berjangka daripada saham fisik) selama periode waktu tertentu (termwiki, 2011).

Menurut PSAK No 16 tahun 2011, nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

(24)

7

(market participants) pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluaran (exit price) pada tanggal pengukuran dari perspektif pelaku pasar yang memiliki aset atau liabilitas).

2.1.2. Metode Pengukuran Nilai Wajar (Fair Value)

Berdasarkan ED PSAK No. 68 tahun 2013 tentang Pengukuran Nilai Wajar, teknik penilaian nilai wajar yaitu:

1. Pendekatan Pasar (market approach)

Pendekatan pasar (market approach) menggunakan harga dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset, liabilitas, atau kelompok aset dan liabilitas yang identik atau sebanding (yaitu serupa), seperti bisnis

2. Pendekatan Biaya (cost approach)

Pendekatan biaya (cost approach) mencerminkan jumlah yang dibutuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas manfaat (service capacity) aset (sering disebut sebagai biaya pengganti saat ini).

3. Pendekatan Penghasilan (income approach)

(25)

8

2.2. Biaya Historis (Historical Cost) 2.2.1. Pengertian Biaya Historis

Menurut Suwardjono (2008;475) biaya historis merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva/aset, utang/laibilitas, modal/ekuitas, dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi pada seluruh transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas.Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi pada pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva/aset, utang/laibilitas, modal/ekuitas, dan transaksi lainnya.

Menurut Amalia (2012), historical cost principle adalah prinsip yang menghendaki digunakannya harga perolehann untuk mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya.

2.3. Aset Tetap

2.3.1. Pengertian Aset Tetap

Menurut Baridwan (2008;271) yang dimaksud aktiva/aset tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.

(26)

9

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan (2) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2.3.2. Penggolongan Aset Tetap

Aset Tetap dikeompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aset lainnya. Kriteria aset tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan

pengelompokkan lebih lanjut atas aset-aset tersebut. Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.

Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan tersebut. Aset tetap sering merupakan susatu bagian utama dari aset perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari aset tetap menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.

Dari macam-macam aset tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut:

1. Aset tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

2. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa

(27)

10

3. Aset tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.

Menurut Harahap (2004;22) aset tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:

1. Sudut substansi, aset tetap dapat dibagi:

a) Tangible assets atau aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.

b) Intangible assets atau aset tidak berwujud seperti goodwill, patent, copyright, hak cipta, franchise, dan lain-lain.

2. Sudut disusutkan atau tidak:

a) Depreciated plant assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti gedung, peralatan, mesin, inventaris, dan lain-lain.

b) Undepreciated plant assets yaitu aset yang tidak dapat disusutkan, seperti tanah.

3. Berdasarkan jenis

a) Lahan-lahan adalah bidang jenis tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang dididrikan bangunan di atasnya harus dipisahkan

pencatatan dari lahan itu sendiri.

(28)

11

c) Mesin-mesin termasuk peralatan-peralaatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.

d) Kendaraan yaitu semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor, forklift, mobil, kendaraan bermotor, dan lain-lain. e) Perabot yaitu dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot

laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. f) Inventari yaitu peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang

digunakan dalam perusahaan seperti inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain.

g) Prasarana yaitu prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, roil, pagar, dan lain-lain.

2.3.3. Penyusutan Aset Tetap

Menurut PSAK No. 17, penyusutan (depresiasi) adalah alokasi sejumlah aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aset tetap yang dapat disusutkan adalah aset yang:

1) diharapkan untu digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi, 2) memiliki masa manfaat yang terbatas,

3) dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau

(29)

12

Menurut Baridwan (2008;306), sebab-sebab penyusutan yaitu:

1. Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aset tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteriotation and decay) dan kerusakan-kerusakan.

2. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aset tetap antara lain

ketidakmampuan aset untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karean adanya perubahan permintaan terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan, atau karena adanya perkembangan teknologi sehingga aset tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

Faktor-faktor yang Menentukan Biaya Penyusutan

Menurut Baridwan (2008;307), ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memnetukan beban penyusutan tiap periode.

1. Harga perolehan (cost)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aset dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2. Nilai sisa (residu)

(30)

13

dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

3. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aset dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan suatu yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanmya. Dalam menaksir umur (masa manfaat) aset harus

dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

Metode Perhitungan Penyusutan

Menurut Baridwan (2008;308), untuk menghitung jumlah penyusutan bisa dilakukan dengan berbagai metode, yaitu:

1. Metode Garis Lurus

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban penyusutan/depresiasi tiap periode jumlahnya sama

(terkecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

Cara perhitungan metode penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut.

Harga Perolehan – Nilai Residu Umur Ekonomis

(31)

14

a) Kegunaan ekonomis dari suatu aset akan menurun secara proporsional setiap periode.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap. c) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.

d) Penggunaan (kapasitas) aset tiap-tiap periode relatif tetap. 2. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibandingkan dengan penggunan tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutam/depresiasi periodik besarnya akan sangat bergantung pada jam jasa yang terpakai.

Cara perhitungan metode penyusutan jam jasa adalah sebagai berikut.

Harga Perolehan – Nilai Residu Taksiran Jam Jasa 3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga

(32)

15

Cara perhitungan metode penyusutan hasil produksi adalah sebagai berikut.

Harga Perolehan – Nilai Residu Taksiran Jam Jasa

4. Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method)

a) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)

Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang dihitung sebagai berikut:

Pembilang = bobot (weight) untuk tahun bersangkutan

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aset atau jumlah angka bobot (weight)

Jika aset itu umur ekonomisnya panjang, makan penyebut (jumlah angka tahun) dapat dihitung dengan rumur sebagai berikutL

Jumlah angka tahun = n(n+1)

2

b) Metode saldo menurun (declining balance method)

(33)

16

Keterangan:

T = tarif atau persen penyusutan dari nilai buku

n = perkiraan umur ekonomis aset tetap

S = nilai residu (sisa) aset tetap

A = nilai/harga perolehan aset tetap

c) Metode saldo menurun berganda (doubledeclining balance method)

Dalam metode ini, beban penyusutan tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban penyusutan yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase penyusustan garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aset tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban penyusutanm juga selalu menurun.

d) Metode tarif menurun (declining rate of cost method)

(34)

17

2.4. Revaluasi Aset Tetap

Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaian nilai aset tetap perusahaan tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.

Tujuan penilaian kembali aset tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya.

2.5. Perlakuan Akuntansi

[image:34.595.142.519.464.756.2]

Berikut adalah perbandingan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap antara PSAK No. 16/2007 dengan PSAK No16/2011.

Tabel 2.1

Perbedaan PSAK 16/2011 dan PSAK 16/2007 Perihal PSAK 16 (Revisi

2011)

PSAK 16 (revisi 2007)

Pengecualian terhadap ruang lingkup : Menambahkan pengecualian ruang lingkup untuk: a. aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

(35)

18

b. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (Lihat PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral)

Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti investasi yang sedang dibangun atau

dikembangkan.

Ruang lingkup mencakup properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi.

Hibah Pemerintah Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari hibah pemerintah

Pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah pemerintah

mempunyai syarat bahwa:a. entitas telah memenuhi kondisi atau prasyarat hibah

tersebut;

b. hibah akan diperoleh Aset Tetap yang

Tersedia untuk Dijual

Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58 (Revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

Mengatur perlakuan akuntansi terhadap suatu aset tetap yang tersedia untuk dijual.

Depresiasi atas Tanah Menjelaskan bahwa pada umumnya tanah memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur ekonomis tanah terbatas. Perlakuan akuntansi tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak

(36)

19

Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25: Hak atas Tanah

Sumber: Prayudi, 2012

1. Pengakuan

Menurut Prayudi (2012) biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:

a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh mangaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan

b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti, atau memperolehnya.

2. Pengakuan awal

Menurut Prayudi (2012), suatu aset tetap yang memenuhi kualifikai untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan aset tetap meliputi:

(37)

20

b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan manajemen;

c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. 3. Pengukuran biaya perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.

Biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar, kecuali:

a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau

b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

4. Pengukuran setelah pengakuan awal a) Model biaya

(38)

21

b) Model revaluasian

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direcaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi perlu

diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:

(39)

22

2) dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan.

5. Penghentian pengakuan

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:

a) dilepas; atau

b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan. Dalam

menentukan tanggal pelepasan aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan untuk Mengakui Pendapatan dari Penjualan Barang, PSAK 30 (revisi 2011): Sewa diterapkan untuk Pelepasan melalui Jual dan Sewa-Balik.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.

(40)

23

2.6. Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (151, 2009) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaaan dibubarkan (dilikuidasi).

Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mengelola rasio solvabilitas dengan baik sehingga mampu menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi. Perlu dicermati pula bahwa besar kecilnya rasio ini sangat tergantung dari pinjaman yang dimiliki perusahaan, di samping aktiva yang dimilikinya (ekuitas).

Menurut Kasmir (155, 2009) dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: debt to asset ratio (debt ratio), debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible assets debt coverage, current liabilities to net worth, times interest earned, dan fixed charge coverage.

(41)

24

a. Rasio Utang atas Modal (debt to equity ratio)

Menurut Kasmir (157, 2009), debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk meilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut.

Debt to equity ratio = Total utang (Debt)

Ekuitas (Equity)

b. Rasio Utang atas Aset (Debt to Asset Ratio / Debt Ratio)

Menurut Kasmir (156, 2009) Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan denman utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk

(42)

25

pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri sejenis.

Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut.

Debt to asset ratio = Total debt

Total asssets

2. Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (172, 2009) rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan piutang dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dakan mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.

(43)

26

beberapa ahli keuangan, yaitu: perputaran piutang (receivable turn over), hari rata-rata penagihan (days of receivable), perputaran sediaan (inventory turn over), hari rata-rata penagihan sediaan (days of inventory), perputaran modal kerja (working capital turn over), perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over), dan perputaran aktiva (assets turn over). (Kasmir, 175, 2009).

a. Perputaran aset (total assets turn over)

Menurut Kasmir (185, 2009), total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari total assets turn over adalah sebagai berikut.

Total assets turn over = Penjualan (sales)

Total Aktiva (total assets)

b. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turn Over)

(44)

27

Rumus untuk mencari fixed assets turn over dapat digunakan sebagai berikut.

fixed assets turn over = Penjualan (Sales)

Total Aktiva Tetap (Total fixed assets)

3. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (196, 2009), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan adalah: profit margin (profit margin on sales), return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan laba per lembar saham.

a. Profit Margin (profit margin on sales)

Menurut Kasmir (199, 2009), profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

(45)

28

• Untuk margin laba kotor dengan rumus:

Profit margin = Penjualan bersih – HPP

Sales

• Untuk margin laba bersih dengan rumus:

Net Profit Margin = Earning after Interest and Tax (EAIT)

Sales

b. Return on Investment

Menurut Kasmir (202, 2009), return on investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Rumus untuk mencari return on investment (ROI) dapat digunakan sebagai berikut.

Return on Investment = Earning After Interest and Tax

(46)

29

c. Return on Equity

Menurut Kasmir (204, 2009), hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari return on equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut.

Return on Equity (ROE) = Earning After Interst and Tax

(47)

30

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam skripsi ini adalah jenis penelitian studi kasus.

Menurut Umar (2003;32) Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas suatu objek tertentu yang biasanya relatif kecil dalam kurun waktu tertentu

Keunggulan metode studi kasus adalah bahwa hasilnya dapat mendukung pada studi-studi kasus yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan. Di samping keunggulan-keunggulan, metode inipun memiliki kelemahan-kelemahan misalnya bahwa kajiannya menjadi relatif kurang luas, sulit digeneralisasi dengan keadaan yang berlaku umum, cenderung subjektif, karena objek riset dapat mempengaruhi prosedur riset yang mesti dilakukan.

(48)

31

3.2. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Data kualitatif yaitu data yang bersumber dari perusahaan dalam bentuk informasi seperti sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, anak perusahaan, dll. yang sifatnya kualitatif yang mendukung dan dibutuhkan dalam penulisan.

b. Data kuantitatif yaitu hasil pengamatan yang dihitung dan diukur dalam skala numerik (bilangan). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai aset tetap yang diakui perusahaan dalam laporan keuangan, nilai-nilai aset, kewajiban, ekuitas dll yang diakui perusahaan dalam laporan keuangan dan data lainnya yang mendukung dan dibutuhkan dalam penelitian. 2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peniliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT Indospring Tbk..

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:

a. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumen administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti, misalnya struktur organisasi dan laporan keuangan.

(49)

32

atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,

peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk memperoleh nilai aset yang baru, maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan metode komparatif. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, laporan keuangan yang menjadi simulasi dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji, memaparkan, menelaah, dan menjelaskan angka-angka yang diperoleh untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang metode pennilaian aset tetap. Setelah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai metode penilaian aset tetap, metode tersebut kemudian dibandingkan dengan metode penilaian aset tetap yang lain sesuai dengan usulan peneliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai aset tetap perusahaan. Dalam hal ini, peneliti akan membandingkan metode penilaian aset tetap antara model historical cost dan model fair value.

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).

(50)

33

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai populasi oleh peneliti adalah seluruh laporan keuangan PT Indospring Tbk. yang menggunakan metode historical cost dan fair value sebagai dasar penghitungan dan penilaian aset tetapnya.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan perhitungan metode penilaian aset tetap, yaitu metode fair value dan metode historical cost pada bab sebelumnya, maka peneliti membuat kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat membantu, baik pihak perusahaan,investor maupun peneliti selanjutnya, dalam menilai kebijakan penilaian dan pengukuran aset tetap di masa mendatang sebagai berikut.

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian dan analisis yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Perubahan metode historical cost menjadi fair value mengakibatkan peningkatan pada nilai aset tetap yang dimiliki perusahaan. Total nilai aset tetap perusahaan meningkat sebesar Rp 415.172.423.274.

2. Perubahan metode historical cost menjadi fair value menyebabkan

(52)

55

3. Perubahan metode historical cost menjadi fair value juga berdampak pada perubahan kinerja keuangan perusahaan, yaitu

a) Debt to equity ratio perusahaan sebesar 46,5% pada tahun 2012 dan 80,3% pada tahun 2011.

b) Debt ratio perusahaan sebesar 31,7% pada tahun 2012 dan 44,5% pada tahun 2011.

c) Tingkat perputaran aset perusahaan sebesar 88,7% pada tahun 2012 dan 108,4% pada tahun 2011.

d) Tingkat perputaran aset tetap perusahaan sebesar 185,3% pada tahun 2012 dan 357,1% pada tahun 2011.

e) Margin laba kotor perusahaan sebesar 19,9% pada tahun 2012 dan 22% pada tahun 2011.

f) Margin laba bersih perusahaan sebesar 9,1% pada tahun 2012 dan 9,8% pada tahun 2011.

g) ROI perusahaan sebesar 8,1% pada tahun 2012 dan 10,6% pada tahun 2011.

h) ROE perusahaan sebesar 11,8% pada tahun 2012 dan 19,1% pada tahun 2011.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil peneletian yang telah dibahas, peneliti menemukan beberapa keterbatasan sebagai berikut.

(53)

56

2. Penggunaan data sekunder membatasi akses terhadap kebijakan akuntansi perusahaan secara lebih mendetail.

5.3 Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan maupun bagi penelitian selanjutnya.

1. Penerapan model fair value akan lebih bermanfaat bagi dunia investasi karena memberikan gambaran yang lebih realisitis atau nyata akan jumlah yang tersaji di dalam neraca.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data laporan keuangan lebih dari satu periode. Hal ini dilakukan agar dapat terlihat pengaruh yang lebih jelas dari perbandingan dua metode ini (fair value dan historical cost)

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Alfian.2012.Analisis Perbandingan Cost Model dengan Revaluation Model dalam Penilaian Aset Tetap dan Pengaruhnya terhadap Laporan Posisi

Keuangan PT Mulia Industrindo Tbk..Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.Makassar.

Amalia, Nova.2012.Membandingkan Prinsip Biaya Historis dengan Akuntansi Nilai Wajar. http://novaoshiin.blogspot.com/2012/06/membandingkan-prinsip-biaya-historis.html

Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting, Edisi VIII. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004.Teori Akuntansi Edisi Revisi Cetakan 7. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

IAI. 2011. PSAK No 16 (Revisi 2011) Aset Tetap.Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.

IAI. 1994. PSAK No 17 Akuntansi Penyusutan.Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.

IAI.1998.PSAK No 48 Penurunan Nilai Aktiva.Dewan Standar Akuntansi Keuangan.Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen.BPFE Yogyakarta.

Kasmir.2009.Analisis Laporan Keuangan.Rajawali Pers.Jakarta. Martani, Dwi.2011.Revaluasi Aset Tetap.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/artikel-psak/revaluasi-aset-tetap/

(55)

Perdana, Arif. 2010.Benarkah Fair Value itu Fair? Bagaimana Hubungannya dengan Fraud dan Standar Akuntansi?.http://wwww.kompasiana.com Penman, Stephen H..2007.Financial Statement Analysis and Security Valuation

(3rd Ed) International Edition.McGraw-Hill/Irwin. Prayudi, Hepi.2012.Aset Tetap PSAK No 16 Revisi

2011 .http://hepiprayudi.wordpress.com/2012/07/31/aset-tetap-psak-no-16-revisi-2011/

Rochmat, Arief.2010.Revaluasi Penurunan Aset Tetap.

http://ariefrochmad.files.wordpress.com/2010/02/3revaluasi-penurunan- nilai-aset-tetap.doc.

Rutoto, Sabar.2007.Pengantar Metodologi Penelitian.FKIP: Universitas Muria Kudus.

Suwardjono. 2008.Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Maria, Silvyana I.2011.Analisis Perbandingan Model Fair Value dan Model

Historical Cost Serta Penerapannya pada Aset Tetap (Studi Kasus pada PT Sidomulyo Selaras Tbk.).Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma.Jakarta.

Suryana, Cahya.2010.DatadanJenisDataPenelitian.

http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jeis-data-penelitian/ ____________.2011.NilaiWajar.Tersedia di id.termwiki.com di Nilai Wajar. Umar, Husein.2003.MetodeRisetAkuntansiTerapan.Penerbit Ghalia

Indonesia.Jakarta.

Wikipedia. 2013. AsetTetap (http://id.wikipedia.org/wiki/Aset_tetap).24 Juni 2013.

www.google.com

http://accounting1st.wordpress.com/2012/05/14/perbandingan-psak-dengan-ifrs-mengenai-aset-tetap/

____________.2011.RevaluasiAsetTetap

.http://ropeng-watun.blogspot.com/2011/06/revaluasi-aset-tetap-penilaian-kembali.html

(56)

Gambar

Tabel
 Tabel 2.1 Perbedaan PSAK 16/2011 dan PSAK 16/2007

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum penelitian adalah mengkaji dampak pemberian kudapan terhadap perubahan status gizi dan status anemia siswa SDN Pasanggrahan 2, Purwakarta...

Tansatrisna Maju Bersama mengalami kesulitan dalam melakukan pengecekan data karyawan dan anggota yang hadir maupun yang berhalangan hadir karena pada saat pencatatan data

Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM menerbitkan kebijakan asimilasi (Permenkumham Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak

Bila menilik sejarah kedatangan Islam pertama kali ke wilayah ini, maka bisa merujuk pada abad 15, dimana saat itu telah terjadi kontak antara pelaut dan

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi sejumlah pagu Dana Cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun

Pengembangan perusahaan pada aspek place (tempat). Memaksimalkan potensi pasar yang ada di cabang-cabang. pengembangan perusahaan adalah dengan memaksimalkan potensi

BERI KODING PADA DOKUMEN BARU KEMASKINI SENARAI DOKUMEN KUALITI MEMBUAT HEBAHAN/TAKLIMAT KEPADA PENGGUNA TENTANG DOKUMEN BARU/PINDAAN KEMASKINI SENARAI PENDAFTARAN

Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa tata letak ruang SMK Negeri 4 Banjarmasin dari tata letak meja sirkulasi sudah tepat yang berdekatan dengan