• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Sondang Niari Bulan

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, penyebab rendahnya hasil belajar fisika adalah guru yang jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mandiri dalam menelaah fenomena-fenomena pada saat pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang mampu dalam mengakses kemampuan inkuiri mereka yang menyebabkan siswa cenderung kurang aktif dan pembelajaran yang monoton membuat siswa merasa bosan. Penelitian ini

bertujuan mengetahui: (1) pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory, (2) peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XF SMA Negeri 1 Terbanggi Besar semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 40 siswa yang dilaksanakan dalam lima kali pertemuan. Data penelitian dikumpulkan melalui tes hasil belajar fisika, dan tes kemampuan inkuiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dengan bantuan virtual laboratory di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh menunjukan peningkatan yang siginifikan pada hasil belajar fisika. Hasil perhitungan koefesien determinasi diketahui bahwa besar pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika sebesar 0,376 atau 37,6%. Semakin tinggi kemampuan inkuiri siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar fisika yang diperoleh siswa.

(2)

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Sondang Niari Bulan Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Sondang Niari Bulan. Lahir di Bandarjaya, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, penulis meramaikan kehidupan keluarga sebagai anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Parlagutan Lubis dan Ibu Nursiah Nasution pada tanggal 3 Februari 1993.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri 5 Bandarjaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah dan menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 5 Bandarjaya pada tahun 2005. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 3 Terbanggi Besar, dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Terbanggi Besar dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa regular Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

(7)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan penjalanan amanahku kepada:

1. Bapak dan Ibu “Parlagutan Lubis, Nursiah Nasution” yang telah banyak bersabar menungguku untuk menyelesaikan tahap akhir studi.

2. Keempat saudaraku “Erlida Amnie Lubis, Aswaja Kelamasta Lubis, Roma Siampulan Lubis, Mawaddatul Muthmainnah Lubis”, yang tiada henti memberikan dukungan dalam hidupku. Terima kasih untuk pengertian dan perhatiannya.

3. Keluarga besar “Bapak dan Ibu”, terimakasih atas nasihat, do’a dan dukungannya. Khususnya Mb Erlida Amnie Lubis yang begitu peduli dan memberikan motivasi terhadapku.

(8)

MOTO

Bismillaahir rohmaanir rohiim

“Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (Kalimat Basmallah)

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang.” (Sondang Niari Bulan)

“Jadikan kata-kata kasar pembentuk mental yang baik” (Sondang Niari Bulan)

(9)

ix

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Inkuiri terhadap Hasil Belajar Fisika Berbantuan Virtual Laboratory Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi besar Tahun Pelajaran

2014/2015” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA yang turut membantu memberikan arahan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

(10)

x 5. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd. Selaku Pembimbing II atas kesabarannya

memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Pembahas atas saran dan kritik yang diberikan dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak Drs. Sarmin selaku Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Bapak Hadi Mochtar, S.Pd selaku guru mitra atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

10.Murid-murid kelas XF SMA Negeri 1 Terbanggi Besar atas kerja sama dan keseriusannya selama penelitian berlangsung.

11.Teman-teman seangkatanku, khususnya Hendika, Najib, Farouq, Angga, Mashuri, Rudi Hartono, Agus Setiawan, Surya Dharma, Nur Aziz R.P., Yusuf, Munir, Ardi, Anshory, Febriana Andita, Adel, Isti, Novinta, Bertha, Ana, Nike, Gesty, Rettya, Rini, Desi, Praba, Nuraini, Rizki dan Mb. Afifah, untuk semua perhatian dan dukungannya.

12.Kakak tingkat dan adik tingkat yang selalu melengkapi kebersamaanku dalam canda dan tawa pada saat proses bimbingan skripsi di kampus.

13.Rekan-rekan tim KKN 2014 yang memberi banyak inspirasi dan dukungan: Yesie, Ayu, Dewi, Irfan, dan Susi. Terima kasih untuk kesediaannya berbagi rasa dalam satu tim denganku, yang tiada henti memberikan dukungan untukku dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

xi 15.Sahabat-sahabat Nine-B, terkhusus Rahmat sudiyono. Terima kasih untuk

setiap nasehatmu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

16.Sahabat-sahabat Pasadena Prikitiew yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

17.Sahabat-sahabat Al-Qolam yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

18.Murid-murid SMK Erlangga yang selalu memberikan semangat dan dukungan untukku dalam penyelesaiaan skripsi ini.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Termasuk yang telah memberikan banyak proses pendewasaan hidup padaku. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, 9 Juni 2015

(12)

DAFTAR ISI

COVER DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Anggapan Dasar ... 27

D. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Desain Penelitian ... 29

E. Variabel Penelitian ... 29

F. Prosedur Penelitian ... 30

G. Instrumen Penelitian ... 33

H. Analisis Instrumen... 33

I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 36

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ... ... 43

1. Tahap Pelaksanaan ... ... ... 43

2. Uji Instrumen ... ... ... 49

a. Uji Validitas ... ... 49

(13)

3. Hasil Pengumpulan Data ... ... 51

a. Data Kuantitatif ... ... 51

1. Data Kemampuan Inkuiri ... ... 52

2. Data Hasil Belajar ... ... 52

b. Data Kognitif ... ... 53

4. Pengujian Hipotesis ... ... 55

a. Hasil Uji Normalitas ... ... 55

b. Hasil Uji Linearitas ... ... 56

c. Hasil Uji Korelasi ... ... 57

d. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana... ... 58

e. Hasil Uji Paired SampleT-Test ... ... 60

B. Pembahasan ... ... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... ... 72

B. Saran ... ... 72 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri ... 10

2. Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 30

3. Tabel 4.1 Uji Validitas Soal Kemampuan Inkuiri ... 49

4. Tabel 4.2 Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 50

5. Tabel 4.3 Uji Realiabilitas Soal Kemampuan Inkuiri ... 50

6. Tabel 4.4 Uji Realiabilitas Soal Hasil Belajar ... 51

7. Tabel 4.5 Persentase Kemampuan Inkuiri ... 52

8. Tabel 4.6 Klasifikasi N-gain ... 53

9. Tabel 4.7 Data Kemampuan Inkuiri dan Hasil Belajar ... 54

10.Tabel 4.8 Klasifikasi Kemampuan Inkuiri ... 54

11.Tabel 4.9 Klasifikasi Hasil Belajar ... 55

12.Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 56

13.Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas ... 57

14.Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi ... 58

15.Tabel 4.13 Hitung Koefisien Determinasi ... 58

16.Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 59

17.Tabel 4.15 Nilai Konstanta Regresi ... 59

(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Phet Simulations ... 19

2. Gambar 2.2 Bagan Hasil Belajar ... 23

3. Gambar 2.3 Diagram Kerangka Pemikiran ... 25

4. Gambar 2.4 Diagram Alur Penelitian ... 27

5. Gambar 3.1 Bagan Tahap Prosedur Penelitian ... 32

6. Gambar 4.1 Bantuan Phet Simulations pada Saat Penelitian ... 47

7. Gambar 4.2 Grafik Persentase Kemampuan Inkuiri ... 62

8. Gambar 4.3 Grafik Persentase Hasil Belajar Fisika ... 62

9. Gambar 4.4 Grafik Persentase N-gain Hasil Belajar Fisika ... 63

(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai dan cara berpikir. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan keterlibatan siswa, sehingga tidak ada lagi siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

Selama proses pembelajaran, kebanyakan guru belum memberdayakan seluruh potensi siswanya. Siswa banyak menerima materi pembelajaran dari guru dan tidak dilibatkan dalam proses bagaimana materi itu diperoleh melalui

fenomena-fenomena disekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar siswa belum memiliki kemampuan-kemampuan meneliti dan

menemukan dengan baik. Termasuk pada salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai ke perguruan tinggi adalah Fisika.

(17)

2 Kemampuan - kemampuan tersebut berdampak pada perkembangan potensi diri siswa dapat tumbuh dan terbentuk dengan baik. Kemampuan itu disebut kemampuan inkuiri. Kemampuan inkuiri dapat diperoleh oleh siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang sesuai sehingga siswa memiliki kemampuan inkuiri yang baik dan maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Materi - materi fisika yang sulit untuk diajarkan kepada siswa dengan model demonstrasi atau eksperimen biasa, dapat diatasi dengan memberikan model pembelajaran simulasi komputer sebagai strategi alternatif pembelajaran fisika. Salah satu bentuk teknologi yang memiliki kesesuaian dengan teori inquiry learning adalah laboratorium virtual (virtual laboratory). Pemanfaatan

laboratorium virtual dalam proses pembelajaran menjadikan proses

pembelajaran tersebut lebih efektif dari segi waktu dan meningkatkan prestasi belajar siswa (Tatli & Ayas, 2013). Faktor penting dalam pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yakni kemampuan inkuiri siswa. Guru dituntut untuk mengupayakan agar siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan inkuiri siswa dan membuat siswa memiliki kemampuan inkuiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA N 1 Terbanggi Besar menyatakan bahwa sering sekali guru menggunakan model

(18)

3 jarang memberikan apresiasi positif kepada siswa pada saat pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang nyaman dan merasa ragu untuk aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru pun jarang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mandiri dalam menelaah fenomena-fenomena pada saat pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang mampu dalam mengakses kemampuan inkuiri mereka. Hasil belajar fisika pun menjadi kurang memuaskan, hanya beberapa yang bisa melampaui nilai ketuntasan hal ini dikarenakan banyak siswa yang hanya memperhatikan guru tetapi tidak dibimbing oleh guru dalam proses pembelajaran.

Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika belum dilakukan secara optimal sehingga diperlukan langkah yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran fisika. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang menarik dan inovatif adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan virtual laboratory.

Berdasarkan permasalahan dan keunggulan pada model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan bantuan laboratorium virtual yang telah diungkapkan sebelumnya, maka diadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh

(19)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

2. Peningkatan hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui :

1. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapkan pendekatan kemampuan inkuiri dapat memberikan suatu pengalaman dalam meningkatkan hasil belajar fisika.

(20)

5 3. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran

Fisika dengan menggunakan pendekatan kemamampuan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran maka ruang lingkup penelitian : 1. Virtual laboratory yang digunakan adalah PhET Simulations. 2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen. 3. Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1

Terbanggi Besar.

4. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester dua (genap) tahun pelajaran 2014/2015 pada bulan januari.

5. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dengan bantuan virtual laboratory.

6. Objek penelitian adalah siswa SMA kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar dengan mata pelajaran fisika materi Pembiasan Cahaya yang merupakan bagian dari Optika Geometri.

7. Hasil pembelajaran dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika dan kemampuan inkuiri siswa.

8. Hasil belajar fisika diperoleh dari nilai pretest dan postest yang diperoleh selama proses pembelajaran.

(21)

6 pembelajaran. Kemampuan inkuiri diperoleh dengan menggunakan intrumen tes kemampuan inkuiri.

(22)

7

II._TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 1. Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata bahasa Inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.

Inkuiri menurut pendapat Ibrahim (2010: 1) adalah:

Suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa inkuiri adalah proses untuk memperoleh informasi dalam mengetahui kebenaran suatu rumusan masalah dengan melakukan eksperimen.

(23)

8 misalnya merumuskan permasalahan, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.

Inkuiri juga memiliki macam-macam model pembelajaran. Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sahrul (2009: 1) adalah:

a. Guided Inquiry b. Modified Inquiry c. Free Inquiry

d. Inquiry Role Approach e. Invitation Into Inquiry f. Pictorial Riddle g. Synectics Lesson h. Value Clarification

2. Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri menurut Suastra (2009) merupakan pembelajaran sains berdasarkan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertayaan melalui suatu prosedur yang direncanakan secara jelas.

(24)

9 mengerti tentang sesuatu. Rasa keingintahuan dalam proses inkuiri ini merupakan energi terbesar yang merupakan awal dari keberlangsungan proses inkuiri. Keingintahuan tersebut menimbulkan pertanyaan dalam dirinya yang mendorongnya untuk melakukan suatu pemeriksaan dan penyelidikan. Penyelidikan dan pemeriksaan dilakukan seoptimal mungkin dengan mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki untuk menjawab rasa keingintahuannya itu.

Dalam proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga tidak mengganggu proses belajar siswa.

Langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri menurut Ibrahim (2010: 5) adalah:

a. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban

d. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan yang diajukan e. Merumuskan kesimpulan berdasarkan data

(25)

10 Proses pembelajaran inkuiri ini dilakukan dengan sintaks-sintaks yang jelas. Acuan proses ini akan membantu pencapaian tujuan dari prosespembelajaran inkuiri itu sendiri. Sintaks pembelajaran inkuiri dalam Fatoni (2011) ditampilkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran inkuiri

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Mengobservasi untuk menemukan masalah

Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah.

Tahap 2

Merumuskan masalah

Guru mengarahkan siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya. Tahap 3

Mengajukan hipotesis

Guru mengarahkan siswa untuk menga-jukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.

Tahap 4

Merencanakan pemecahan masalah

Guru mengarahkan siswa untuk meren-canakan pemecahan masalah, memban-tu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.

Tahap 5

Melaksanakan pemecahan masalah

Selama siswa bekerja, guru mengarah-kan dan memfasilitasi

Tahap 6

Melakukan pengamatan dan pengumpulan data

Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.

Tahap 7

Menganalisis data

Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep. Tahap 8

Menarik kesimpulan dan penemuan

(26)

11 Selain memiliki langkah-langkah kegiatan, pembelajaran inkuiri juga memiliki beberapa ciri utama. Sanjaya dalam Amali (2001: 23) menyatakan ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri diantaranya:

a. menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

b. seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diha-rapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self blief). artinya dalam pembelajaran inquiry bukan menempatkan guru sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator siswa.

c. tujuan dari penggunaan pembelajaran inquiry adalah

mengembang-kan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggu-nakan kompetensinya.

3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Andriani (2011) adalah pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

(27)

12 siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah:(1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan; (3) mengembangkan sifat percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Memes (2000: 42) ada enam langkah yang harus diperhatikan yaitu :

a. Merumuskan masalah b. Membuat hipotesa c. Merencanakan kegiatan d. Melaksanakan kegiatan e. Mengumpulkan data f. Mengambil kesimpulan

(28)

13 Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Trianto (2010) adalah:

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri terbimbing dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. b. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan pada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan berupa tabel, grafik, dan matriks.

d. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan menganalisis data yang diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembuatan kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh.

Kelebihan dan kekurangan inkuiri terbimbing adalah: a. Kelebihan inkuiri terbimbing

Kelebihan pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Suryobroto (2002: 201), antara lain :

1) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaaan keterampilan dan proses kognitif siswa.

2) Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menentukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan

4) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. 5) Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk

(29)

14 6) Strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan

kepada mereka dan guru berpatisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui.

b. Kekurangan inkuiri terbimbing

Kelemahan inkuiri terbimbing menurut Suryobroto (2002: 201) adalah sebagai berikut:

1) Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.

2) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menentukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.

3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin

mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri

4. Kemampuan Inkuiri

Kemampuan inkuiri menurut Ertikanto dkk (2013: 6) merupakan kemampuan dalam merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan, melaksanakan penyelidikan, dan membuat kesimpulan untuk penjelasan. Kemampuan inkuiri diukur melalui tes kemampuan inkuiri dalam bentuk tes multiple choice (Pilihan Jamak).

(30)

15 mengklasifikasi, kemampuan merencanakan percobaan, kemampuan memperkirakan dan kemampuan mengkomunikasikan. Semakin tinggi siswa bertindak dalam proses pembelajaran inkuiri maka semakin besar kemampuan inkuiri yang akan didapatkan oleh siswa tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan inkuiri adalah kemampuan untuk memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis yang meliputi tahap mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, interpretasi data dan menyimpulkan.

Kemampuan inkuiri menurut Wenning (2005) dalam penggunaan hirarki inkuiri untuk melatih keterampilan-keterampilan siswa. Keterampilan-keterampilan tersebut diklasifikasikan menjadi empat jenis keterampilan, yaitu keterampilan elementer, keterampilan dasar, keterampilan yang terpadu dan keterampilan tingkat tinggi. Keterampilan-keterampilan siswa yang diklasifikasikan kedalam lima jenis keterampilan menurut Wenning ditunjukan sebagai berikut:

(31)

16 5) Merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah menggunakan

logika dan bukti

6) Mengenali dan menganalisis penjelasan pergantian dan model c. Keterampilan menengah:

1) Mengukur

2) Mengumpulkan dan merekam data 3) Membangun sebuah tabel data

4) Merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah

5) Menggunakan teknologi dan matematika selama investigasi 6) Mendeskripsikan hubungan

d. Keterampilan terpadu: 1) Mengukur metrik

2) Menetapkan hukum empiris berdasarkan bukti dan logika 3) Merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah

4) Menggunakan teknologi dan matematika selama investigasi e. Keterampilan lanjutan:

1) Sintesis penjelasan hipotetis kompleks

2) Menganalisis dan mengevaluasi argumen ilmiah 3) Menghasilkan prediksi melalui proses deduksi

4) Merevisi hipotesis dan prediksi dalam terang bukti baru 5) Memecahkan masalah yang kompleks dunia nyata

Kemampuan membelajarkan sains berbasis inkuiri dapat dimaknai sebagai proses belajar sains yang diterapkan melalui simulasi atau latihan pembelajaran dengan model inkuiri.

5. Virtual Laboratory

Virtual Laboratory (virtual lab) menurut pendapat Salam (2010) merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi dan laboratorium.

Virtual laboratory didefinisikan oleh Jaya (2011):

(32)

17 Virtual laboratory menurut Setiawan dalam Malik (2009: 17) merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Simulasi dalam suatu multimedia diperlukan untuk beberapa kasus, diantaranya : (1) menirukan suatu keadaan nyata yang bila dihadirkan terlalu berbahaya, misalnya simulasi reaktor nuklir; (2) menirukan suatu keadaan nyata yang bila dihadirkan mahal, misalnya simulasi pesawat udara; (3) menirukan suhuatu keadaan yang sulit diulangi secara nyata, misalnya gempa bumi; (4) menirukan suatu keadaan yang jika dilakukan secara nyata memerlukan waktu yang lama, misalnya pertumbuhan pohon jati dan (5) menirukan kondisi alam yang ekstrim, misalnya di kutub.

(33)

18 Virtual laboratory merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang berjalan secara kovensional, sehingga dengan penggunaan virtual laboratory ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktikum melalui media komputer sehingga eksperimen bisa dilakukan dimana saja, asalkan ada perangkat komputer. Hal ini diharapkan menjadi pembelajaran efektif karena selain dapat dilakukan di sekolah, kegiatan eksperimen dapat dilakukan oleh siswanya secara mandiri.

Virtual laboratory menurut pendapat Bajpai (2013) adalah :

Virtual laboratory dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam pelaksanaan discovery itu sendiri, mengingat Peralatan laboratorium yang lumrah digunakan disekolah memiliki beberapa keterbatasan.

Berdasarkan pendapat di atas, virtual laboratory adalah sarana yang terdapat kegiatan praktikum secara virtual. Virtual laboratory berbentuk yang berisikan simulasi-simulasi kegiatan eksperimen-eksperimen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan siswa dapat menggunakannya dimana saja serta sebagai pengganti kegiatan real laboratory pada sekolah yang memiliki keterbatasan alat laboratorium.

6. PhET Simulations

(34)

19 bukunya yang berjudul “ Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK “ (2012: 43-44) mengemukakan bahwa:

PhET Simulations merupakan software yang siap untuk dioperasikan. Kita seolah-olah melakukan praktikum seperti praktikum di laboratorium sebenarnya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa laboratorium virtual dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan pendapat di atas PhET Simulations adalah software yang digunakan sebagai pengganti praktikum seperti praktikum di laboratorium dan software ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

PhET Simulations merupakan alat bantu praktikum yang dikembangkan secara virtual oleh Universitas Colorado, USA. Laboratorium virtual jenis ini menyediakan berbagai model praktikum sains. Tugas guru adalah membuat petunjuk siswa untuk melakukan kegiatan praktikum siswanya yang dilengkapi oleh lembar kerja siswa. Guru memfasilitasi agar siswa dapat belajar dengan aktif melakukan praktikum secara individu maupun kelompok.

Program yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.1

(35)

20 PhET Simulations digunakan karena menyediakan berbagai model

praktikum sains khususnya fisika dan siswa diajak untuk melakukan praktikum seperti di laboratorium sebenarnya. Hal ini ditujukan agar motivasi siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Dalam prosenya, guru hanya memberikan petunjuk ataupun arahan dan dilengkapi dengan LKS sebagai panduan pembelajaran sehingga siswa dapat lebih aktif dalam melakukan praktikum secara individu.

PhET adalah simulasi yang dibuat oleh University of Colorado yang berisi simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk kepen-tingan pengajaran di kelas atau belajar individu. Simulasi PhET menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif (Finkelstein, 2006). Simulasi PhET yang peneliti gunakan adalah Geometric Optics. Kelebihan simulasi PhET dapat mengetahui jalannya sinar pada lensa hanya dengan menggeser-geser letak benda dan mengukur panjang lintasan letak benda sehingga dapat langsung mengetahui jarak bayangan dan sifat bayangan.

(36)

21 yang berlatih simulasi PhET merasa senang dan mudah untuk mempelajarinya. Menurut Malik (2010), strategi Pembelajaran in-teraktif model simulasi merupakan strategi yang efektif, karena efektif dalam penggunaan waktu dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Sedangkan Lailiyah (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan simulasi lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan demonstrasi dan ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan simulasi dapat membantu siswa untuk lebih memahami persoalan yang dipelajari. Selain mengajarkan keterampilan psikomotor ternyata penggunaan simulasi juga dapat meningkatkan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah.

7. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut pernyataan Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

(37)

22 Hasil belajar menurut pendapat Hamalik (2004: 27):

Bila seorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar yang efektif berkaitan pada sikap dan nilai yang berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Hasil belajar pada ranah psikomotor yaitu hasil belajar pada ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Seorang ahli menyatakan bahwa belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu.

(38)

23 Gambaran tentang proses mendapatkan hasil belajar dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Bagan Hasil Belajar

Berdasarkan gambar 2.2 mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (test) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajari.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Salah satu cara yang baik untuk menyerapnya (sebagai gambaran mental) dapat dilakukan dengan cara menunjukkan wujud konkrit tentang konsep yang dipelajari tersebut.

Hasil belajar menurut pendapat Sudjana, (2001: 22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukan pada prestasi belajar,

Pengetahuan

Nilai Hasil Tes

Perilaku

(39)

24 sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa dan besarnya. Selain itu juga hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Berdasarkan berbagai pengertian yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Hasil belajar juga akan menumbuhkan pengetahuan seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan membentuk kebiasaan sikap dan cita-cita hidupnya. Proses pembelajaran erat kaitannya dengan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang monoton, tidak menarik, cenderung menurunkan hasil belajar. Sebaliknya, proses pembelajaran yang meningkatkan minat dan aktivitas siswa terhadap suatu pelajaran cenderung akan meningkatkan hasil belajar mereka.

B. Kerangka Pemikiran

(40)

25 kemampuan inkuiri dan hasil belajar fisika. Dalam pembelajaran dapat diduga semakin baik kemampuan inkuiri siswa maka hasil belajar fisika yang diperoleh akan semakin baik pula.

Kaitan variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator dalam penelitian ini merupakan kerangka pemikiran penelitian yang ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pemikiran

Kemampuan inkuiri siswa akan mempengaruhi hasil belajar fisika pada model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan virtual laboratory. Hal ini disebabkan pada model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran dan terdapat komponen kemampuan inkuiri yakni kemampuan merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan, melaksanakan penyelidikan, dan membuat kesimpulan untuk penjelasan. Kemampuan ini yang sangat diperlukan dalam mengembangkan kreatifitas siswa sehingga dalam proses pembelajaran mendapat hasil belajar yang baik.

X r Y

Z

X : Kemampuan Inkuiri Y : Hasil Belajar Fisika Z : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Virtual Laboratory

r : Pengaruh Kemampuan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika

r

(41)

26 Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi Pembiasan Cahaya, sebelum diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa diberikan pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa dan diberikan soal inkuiri untuk mengetahui kemampuan inkuiri siswa pada. Kemudian kelas diberi perlakuan melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan virtual laboratory. Setelah perlakuan pembelajaran dilaksanakan, siswa

diberikan soal inkuiri untuk mengetahui perubahan kemampuan inkuiri siswa.

(42)

27

Gambar 2.4 Diagram Alur Penelitian

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama.

2. Faktor lain yang mempengaruhi selain kemampuan inkuiri dikontrol agar pengaruhnya sedikit.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut : Hipotesis Pertama:

H1 : Terdapat pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

Hipotesis Kedua:

H2 : Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

Pembelajaran

Kelas penelitian

Pretest

Pembelajaran inkuiri terbimbing

Posttest

Menghasilkan hasil

(43)

28

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015 yang terdiri

dari 10 kelas dan rata-rata nilai setiap kelas sama.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas X F dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil kelas sampel yaitu menggunakan teknik random sampling, yakni teknik penentuan sampel secara acak pada populasi tertentu.

C. Metode Penelitian

(44)

29 mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2012: 6). Adapun perlakuan perlakuan treatment) dalam penelitian ini adalah pembelajaran inkuri terbimbing berbantuan virtual laboratory yakni PhET Simulations.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan inkuiri siswa (X). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika (Y) serta variabel moderator dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (Z).

E. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan menggunakan kelas sampel dalam penelitian yaitu kelas X F. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat serta satu variabel moderator. Variabel bebas adalah kemampuan inkuiri, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar, dan variabel moderatornya adalah model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Desain penelitian yang digunakan adalah Minimal Control (One Group Pretest-Posttest) yaitu menggunakan satu grup kontrol dengan menggunakan pretest

(45)

30 Menurut Sugiono (2009: 111), desain penelitian tersebut adalah:

Tabel 3.1. Desain penelitian Minimal Control (One-Group Pretest -Posttest)

Keterangan: O1 = nilai pretest

X = model pembelajaran inkuiri terbimbing O2 = nilai posttest

Pada awal pertemuan pembelajaran fisika, kelas yang menjadi sampel diberikan tes awal (pretest) untuk melihat hasil belajar fisika, selain itu juga diberikan soal inkuiri untuk mengetahui kemampuan inkuiri siswa sebelum pembelajaran. Proses pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selanjutnya dilakukan penilaian kemampuan inkuiri siswa melalui soal inkuiri setelah proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan inkuiri siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran. Pada Akhir pembelajaran, siswa diberikan tes akhir (posttest) berupa soal-soal yang sama pada saat tes awal (pretest).

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.

(46)

31 1. Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal pada tahap ini adalah pengurusan surat izin dari Universitas Lampung. Langkah selanjutnya adalah observasi tempat, selanjutnya membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat, serta menyusun RPP. Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melaksanakan uji coba instrumen. Setelah itu analisis data uji coba instrumen untuk menentukan soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian (pretest dan posttest). Analisis data hasil uji coba instrumen merupakan langkah

terakhir pada tahap persiapan sebelum melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah awal pada tahap ini adalah menentukan kelompok sampel, selanjutnya diadakan tes awal (pretest) terhadap kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Kemudian kegiatan pembelajaran dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan media presentasi program PhET Simulations pada kelas eksperimen. Setelah proses pembelajaran selesai, diadakan tes akhir (posttest) dengan menggunakan soal yang sama ketika tes awal (pretest).

3. Tahap Akhir Penelitian

(47)

32 penarikankesimpulan yang merupakan langkah akhir pada tahap ini. Runtutan alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.1 Bagan Tahap Prosedur Penelitian Tahap persiapan

sebelum penelitian

Survey tempat

Penyusunan instrument penelitian dan RPP

Uji coba instrumen

Pembelajaran menggunakan PhEt Simulations

Postest Pretest

Survei tempat Analisis data hasil uji coba instrumen

KBM

Analisis dan hasil penelitian

Penarikan kesimpulan Tahap akhir

(48)

33 G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Soal Test Kemampuan Inkuiri

Kemampuan Inkuiri siswa dapat diperoleh dan diketahui melalui soal test kemampuan inkuiri berbentuk lembar soal pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang digunakan pada saat sebelum dan setelah pembelajaran

berlangsung.

2. Soal Test Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar fisika diukur menggunakan soal pilihan jamak yang diberikan saat pretest dan posttest.

H. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

(49)

34 Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Sugiyono, 2012: 109)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

(50)

35

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

(Arikunto, 2008: 112)

Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, oleh karena itu digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.

b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60 berarti cukup reliabel. d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.

(51)

36

I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

a. Kemampuan Inkuiri

Proses analisis kemampuan inkuiri siswa menggunakan soal inkuiri yang berjumlah 30 soal. Soal diberikan pada awal pertemuan dan akhir pertemuan dengan soal yang sama.

Teknik presentase skor dapat dihitung menggunakan rumus

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

b. Hasil belajar

Untuk menganalisis kategori tes hasil belajar fisika digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor postest dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor

pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah

(52)

37 Kategori: Tinggi : 0,7 N-gain  1

Sedang : 0,3  N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3

Proses analisis untuk hasil belajar fisika adalah sebagai berikut:

1) Skor yang diperoleh dari masing – masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

2) Persentase pencapaian hasil belajar fisika diperoleh dengan rumus :

% Pencapaian hasil Belajar fisika =

x 100%

3) Nilai hasil belajar fisika adalah:

Nilai hasil belajar fisika = % prestasi belajar siswa (dihilangkan % nya).

4) Nilai rata – rata hasil belajar fisika diperoleh dengan rumus : Rata – rata hasil belajar siswa =∑ 5) Ketuntasan tergantung tempat penelitian.

Untuk kategori nilai rata – rata hasil belajar fisika menggunakan Arikunto (2010: 245) yaitu:

Bila nilai siswa > 66, maka dikategorikan baik.

Bila 55 < nilai siswa > 66, maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55, maka dikategorikan kurang baik.

2. Pengujian hipotesis

(53)

38 empat uji yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji korelasi dan uji regresi sederhana.

Adapun hipotesis pertama penelitian yang akan diuji sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

H1 : Terdapat pengaruh kemampuan inkuiri terhadap hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

Dengan kriteria uji:

jika nilai Sig.(2-tailed)> (0,05) maka terima H0 jika nilai Sig.(2-tailed)< (0,05) maka tolak H0

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Uji ini memiliki kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai sig atau siginifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

2) Jika nilai sig atau siginifikansi atau probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal.

(54)

39 b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Menurut Prayitno (2010) dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.

c. Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini.

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Sugiyono, 2009: 255) Menurut Sugiyono, (2009: 261) ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima.

(55)

40 Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.

d. Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif. Berikut persamaan regresi:

(56)

41 Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS.17 dengan uji Linier Regression. Ketentuan pengujian, jika t hitung mutlak > t tabel maka H0 ditolak. Jika t hitung mutlak < t tabel maka H0 diterima.

Data pretest dan posttest hasil belajar fisika dari penelitian dianalisis untuk menguji hipotesis kedua dengan melakukan uji paired sample t-test.

Adapun Hipotesis kedua dalam penelitian ini sebagai berikut :

H0 : Tidak Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

H1 : Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory.

Dengan kriteria uji:

jika nilai Sig.(2-tailed)> (0,05) maka terima H0 jika nilai Sig.(2-tailed)< (0,05) maka tolak H0

Uji Paired Samples T-test

(57)

42 Pada uji ini juga akan terlihat peningkatan atau penurunan hasil belajar fisika secara signifikan.

(58)

72

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa. 1. Terdapat pengaruh kemampuan siswa terhadap hasil belajar fisika

berbantuan virtual laboratory dengan nilai kontribusi sebesar 37,6%. 2. Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan

virtual laboratorydengan rata-rata perubahan skor sebesar 25.62%

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut.

1. Bagi guru fisika khususnya guru fisika kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar agar dapat menjadikan kemampuan inkuiri sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada ranah kognitif, dan tidak menutup kemungkinan meningkatkan hasil belajar siswa dari ranah afektif dan psikomotor siswa.

(59)

73

mengikuti jalannya pembelajaran. Dengan adanya interaksi yang baik maka akan lebih memotivasi dalam belajar dan lebih mudah menguasai konsep dari materi yang disampaikan.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Andriani, N., Husaini, I., & Nurliyah, I. 2011. Efektifitas penerapan

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) pada mata pelajaran fisika pokok bahasan cahaya di kelas VIII smp negeri 2 muara padang. Artikel. Tersedia pada http://portal.fi.itb.ac.id/cps/ index.php/cps/article/downl oad/13/26. Diakses pada 22November 2014.

Amali, R. 2001. Penerapan Model Pembelajaran Modified Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi PPS UPI. Bandung. {Tidak Diterbitkan}. Diunduh melalui: repository UPL edu.

Arikunto, S. 2008. Dasar – dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bajpai, M. 2013. Developing conceps in physics through virtual lab

experiment: Aneffectiveness study. An International Journal of Education Technology, 3(1): 43-50Tersedia pada

http://www. ndpublisher.i n/admin/issues/tlv3n1f.pdf. Diakses tanggal 22 November 2014.

Dimyati, dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Poyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Depdikbud. Ertikanto, C., Widodo, A., Suhandi, A., dan HK Tjasyono, Bayong. 2012. Inkuiri

Guru Sebagai Dasar Pengembangan Pelantikan Kemampuan Inkuiri Mengajar Sains Guru SD Di Bandarlampung. Bandarlampung : Unila Fatoni. 2011. Sintaks (Tahapan) Model-model Pembelajaran. [Network] diakses

pada 7 Juli 2011 dari http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/ 2010/ 01/12/sintaks-tahapan-model-model-pembelajaran/.

(61)

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhinea Cipta. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, M. 2010. Fenomena Fisika: model Pembelajaran Inkuiri. Online. http://fisika21.wordpress.com. Diakses pada 17 November 2014.

Lailiyah, E. 2009. Perbandingan efektivitas metode simulasi javascript terhadap demonstrasi dan ceramah dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk materi pemuaian dan wujud zat. Jurnal pembelajaran fisika sekolah menengah. Vol 1 (1): 9-13. Diunduh tanggal 30 Maret 2015 melalui: repository UPL edu.

Malik, A. 2009. Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Virtual Laboratory dan Real Laboratory untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pda Topik Listrik Dinamis. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses 2 Desember 2014 tersedia: repository.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0808340_chapter2.pdf. Malik, N. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi Mata

Kuliah Rangkaian Listrik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM. Jurnal MEDTEK. Vol 2 (1), April 2010. Diakses 2 Desember 2014 tersedia: repository.upi.edu.

Memes, W. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta: Proyek Pengembangan Baru Sekolah Menengah Depdiknas.

Mulyono, E. 2011. Pembelajaran fisika dengan media eksperimen virtual. Tersedia padahttp://ayobelajarfisika.blogdetik.com/pembelajaran- fisika-dengan-media-eksperimenvirtual/.Diakses tanggal

19 November 2014.

Nurmala, N. 2012. Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya. Jurnal MEDTEK. Vol 2 (4), April 2010. Diakses 6 Desember 2014 tersedia: repository.upi.edu.

Permata, E. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Sma Kelas X Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal MEDTEK. Vol 2 (5), April 2010. Diakses 6 Desember 2014 tersedia: repository.upi.edu.

Prayitno, D. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

(62)

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soleh.2011. Metode Pembelajaran Inquiry. [Network] diakses pada 11 mei 2011 dari http://sholehsmart.blogspot. com /2008/02/metode-pembelajaran-inquiry.html.

Suastra, I W. 2009. Pembelajaran sains terkini: Mendekatkan siswa dengan Lingkunganalamiah dan sosial budaya. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Subroto, S.B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

Tatli, Z. & Ayas, A. 2013. Effect of virtual chemistry laboratory on students’ achievement.Journal of Educational Technology and Society, 16(1): 159-170. Tersedia pada http://www.ifets. info/journals/16_1/14.pdf. Diakses tanggal 10 November 2014.

Taufiq, M. 2008. Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Compact Disc Untuk Menampilkan Simulasi Dan Virtual Labs Besaran-Besaran Fisika. J. Pijar MIPA. Vol 3 (3): 68–72. Diunduh tanggal 30 Maret 2015 melalui: repository UPL edu.

Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif-progesif. Jakarta: Kencana.

Wenning, C.J. 2005. “Levels of Inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Processes”,Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3), 3-11. Diunduh tanggal 30 Maret 2015 melalui: www2.phy.ilstu.edu/pte/ publications /LOI-model-of-science-teaching.pdf.

(63)

Gambar

Gambar 2.1 PhET Simulations
Gambar 2.2  Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Mopoli Raya tidak begitu tergantung pada hutang ataupun kewajiban kepada pihak lain dibanding tahun 2011, hal ini dapat terlihat pada arus kas masuk yang berasal dari hutang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pemakaian diksi dalam novel Perempuan Rumah Kenangan karya M Aan Mansyur; (2) wujud pencitraan dalam novel

Dalam konsep ini, Rumah Sakit Umum dirancang sebagai wadah bagi masyarakat Kabupaten Wonogiri maupun masyarakat di luar Kabupaten Wonogiri untuk mendapatkan fasilitas

[r]

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman dengan garam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air (%), kadar vitamin C (mg/100 g bahan),

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi instansi atau lembaga yang mengajarkan bahasa Arab pada umumnya, yang mempunyai

Belanja bahan peralatan dan perlengkapan kegiatan Swakelola 1 paket Desa Penyak 10,250,000.00 APBD Januari 6 bulan Belanja Jasa Kantor.. Belanja jasa pemeliharaan Swakelola OB