• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Ole h:

M inar Ve ronika Sinaga NIM 4123321032

Progra m Studi Pe ndidi ka n Fis ika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Minar Veronika Sinaga dilahirkan di Labuhan Batu Utara pada tanggal 23

Agustus 1994. Ayah bernama Arjon Sinaga S.Pd dan Ibu bernama Demika Sihole

S.Pd merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis

masuk SD Negeri 112309 Padang Maninjau dan lulus pada tahun 2006. Pada

tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Aek Natas dan lulus

pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta

RK Bintang Timur Rantau Prapat dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012,

penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.A. 2015/2016

Minar Veronika Sinaga (NIM 4123321032)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group pretest-postest. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari (1) tes hasil belajar bentuk essai sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan valid oleh para ahli, (2) lembar observasi afektif siswa, dan (3) lembar observasi psikomotorik siswa, (4) uji hipotesis menggunakan uji t pada α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 30 dan kelas kontrol 34. Normalitas pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.1445 dan kelas kontrol Lhitung = 0.0961 dengan masing-masing Ltabel = 0.1556 sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,1250 dan Ftabel = 1,8245 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 74 dan kelas kovensional adalah 57. Normalitas pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.1162 dan kelas kontrol Lhitung = 0.0737 dengan masing-masing Ltabel = 0.1556 sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,6313 dan Ftabel = 1,8246 sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil pengujian hipotesis thitung= 7,5977 dan ttabel= 1,6667 sehingga diperoleh thitung > ttabel maka terdapat pengaruh yang lebih baik pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa dari pada pembelajaran konvensional.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih karunia-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian

ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantu Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu

dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2015/2016”, disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Prof. Dr.

Mara Bangun Harahap, M.Si dan Bapak Dr. Nurdin Siregar M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana

penelitian sampai selesai penyusunan sripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr Mara Bangun Harahap, M.Si selaku dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si,

dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua jurusan fisika dan ketua

program studi pendidikan fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak H.

Sufrizal Tanjung, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 10 Medan, Bapak

Sembiring, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan

(6)

v

telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan

penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Arjon Sinaga dan Ibunda

Demika Sihole yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang

tak pernah henti diberikan kepada penulis. Kepada Abang/Kakak/adik tersayang “Abang Dedi Sinaga, Kakak Maria Sinaga, dan Adik Pattun Sinaga” yang telah banyak berperan dalam memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis

dalam menyelesaikan studi di Perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Kepada

sahabat terkasih MiNiRoRoRi (Nita Pani, Royarti Tamba, Rose Gultom, Rina

Samosir) yang telah memotivasi selama perkuliahan kepada penulis. Kepada

saudara ku El-Yoenai terkasih ( Kak Apri Simanjuntak, Bang Lambok, Banila,

Royarti, Minar, Pakpahan, Elita, Echo) yang telah mendoakan dan memberikan

samangat kepada penulis. Kepada sahabat-sahabat saya satu kelas Fisika NR B

2012 yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi

ini. Serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

Minar Veronika Sinaga

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Belajar 8

2.1.2. Proses Belajar Belajar 9

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran 11 2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran 11 2.1.4.2. Pembelajaran Konvensional/ Klasik 11 2.1.4.3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 12 2.1.5. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14 2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14 2.1.5.2. Fase-fase Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 15 2.1.5.3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 18 2.1.5.4. Manfaat Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 20 2.1.5.5. Kondisi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 21 2.1.5.6. Prinsip – prinsip Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 21 2.1.5.7. Peneliti Yang Relavan 22 2.1.6. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran 23

Inkuiri Terbimbing

2.1.7. Materi Pokok Suhu dan Kalor 25

2.1.8. PhET 26

2.2. Kerangka Konseptual 26

2.3. Hipotesis Penelitian 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 31

(8)

vii

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.3 Variabel Penelitian 31

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 32

3.5 Prosedur Penelitian 32

3.6 Instrumen Penelitian 35

3.6.1 Lembar Penilaian Sikap 35 3.6.2 Lembar Penilaian Keterampilan 35

3.6.3 Tes Hasil Belajar 36

3.6.4.1 Validitas Tes 36

3.6.4.2 Reliabilitas 37

3.6.4.3 Taraf Kesukaran 38

3.6.4.4 Daya Pembeda Tes 38

3.7 Teknik Analisis Data 39

3.7.1 Penilaian Sikap 39

3.7.2 Penilaian Keterampilan 39

3.7.3 Tes Hasil Belajar 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 45

4.1. Hasil Penelitian 45

41.1. Deskripsi Data Penelitian 45 4.1.2. Pengujian Analisis Data 48 4.1.2.1. Uji Normalitas Data 48 4.1.2.2. Uji Homogenitas Data 49 4.1.2.3. Uji Hipotesis Penelitian 49

4.1.3. Penilaian Afektif 60

4.1.4. Penilaian Psikomotorik

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Termometer Celcius, Reamur, Fahreinheit, 70 dan Kelvin

Gambar 2.2 Pemuaian Panjang 71 Gambar 2.3 Perubahan wujud zat 75 Gambar 2.4 Grafik hubungan suhu terhadap kalor 76 Gambar 2.5 Perpindahan kalor secara konduksi 80 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 34 Gambar 4.1 Diagram Data Pretes 44 Gambar 4.2 Diagram Data Postes 47 Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen 50 Gambar 4.4 Diagram Pencapaian Indikator Hasil Belajar

Afektif Kelas Eksperimen 51 Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol 52 Gambar 4.4 Diagram Pencapaian Indikator Hasil Belajar

(10)

ix

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 63

Lampiran 2 Bahan Ajar 67

Lampiran 3 Rancangan Perangkat Pembelajaran 87 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 130 Lampiran 5 Tes Hasil Belajar 147 Lampiran 6 Tabel Persiapan Menghitung Validitas Tes 150 Lampiran 7 Perhitungan Validitas Tes 152 Lampiran 8 Tabel Persiapan Menghitung Reliabelitas Tes 153 Lampiran 9 Perhitungan Reliabelitas Tes 155 Lampiran 10 Tabel Persiapan Menghitung Daya Pembeda Tes 157 Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembeda 159 Lampiran 12 Tabel Persiapan Menghitung Taraf Kesukaran Tes 160 Lampiran 13 Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 162 Lampiran 14 Tabel Kategori Validitas, Reliabelitas, Daya Pembeda 163

dan Taraf Kesukaran

Lampiran 15 Kisi Instrumen 164

Lampiran 16 Data Pretes 169

Lampiran 17 Data Postes 171

Lampiran 18 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standart Deviasi 173

Lampiran 19 Uji Normalitas 175

Lampiran 20 Uji Homogenitas 179

Lampiran 21 Uji Hipotesis 182

Lampiran 22 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 188 Lampiran 23 Tabel Penilaian Afektif Kelas Kontrol 189 Lampiran 24 Tabel Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen 190 Lampiran 25 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 198 Lampiran 26 Daftar nilal persentil untuk distribusi F 200 Lampiran 27 Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t 202 Lampiran 28 Nilai-Nilai r Product Moment 203 Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 204 Surat Validator

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pembelajaran dimana peserta didik (siswa)

menerima dan memahami pengetahuan sebagai bagian dari dirinya, dan kemudian

mengolahnya sedemikian rupa untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Pendidikan

yang dimaksud diatas bukanlah berupa materi pelajaran yang didengar ketika

diucapkan, dilupakan ketika guru selesai mengajar dan baru diingat kembali ketika

massa ulangan atau ujian datang, akan tetapi sebuah pendidikan yang memerlukan

proses, yang bukan saja baik, tetapi juga asyik dan menarik, baik bagi guru maupun

siswa. Materi pelajaran yang baik, meskipun penting dan sangat diperlukan di masa

genting, akan gagal dicerna dengan baik oleh siswa manakala cara atau pendekatan

yang digunakan dalam menyampaikan materi kurang baik. (Anam, 2015:1)

Berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Salah satunya adalah pengembangan penelitian di bidang pendidikan khususnya

dalam proses belajar-mengajar. Wina Sanjaya (2006) mengungkapkan salah satu

masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan

kepada kemampuan anak menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat

dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang

diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya

banyak anak didik pintar secar teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.

Peningkatan mutu pendidikan diharapkan menghasilkan sumber daya

manusia yang berketerampilan tinggi, meliputi pemikiran kritis, logis, kreatif, dan

kemauan bekerjasama yang dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika.

Penguasaan fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi salah satu modal dasar

(13)

merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan alam sehingga dalam

pembelajarannya diperlukan penyelidikan berupa percobaan terhadap pengetahuan

tersebut. Proses pengembangan suatu bidang ilmu fisika diperlukan sarana dan

prasarana yang mendukung seperti laboratorium dengan peralatan dan alat-bahan

percobaan fisika yang memadai, perpustakaan yang cukup untuk mengembangkan

dasar berpikir siswa, dan penunjang pembelajaran lainnya di sekolah. Kondisi sampai

sekarang, sebagian besar sekolah telah berbenah akan keperluan itu. Namun

demikian, hasil belajar siswa dalam belajar fisika juga belum menunjukkan

keberhasilan dan kepuasan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa SMA

Negeri 10 Medan, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam

pembelajaran fisika. Perspektif siswa akan mata pelajaran fisika yang kurang baik.

Pembelajaran fisika sering menjadi momok yang menakutkan bagi mereka, penuh

dengan rumus-rumus, menarik tapi sulit memahami kajiannya. Cara mengajar guru

fisika di kelas cenderung mencatat dan mengerjakan soal. Metode pengajaran yang

monoton ini menjadi alasan mengapa pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang

kurang menarik bagi siswa. Apalagi ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak

mengerti membaca soal dan menentukan rumus apa yang dipakai. Hal ini yang pada

akhirnya timbul dalam anggapan diri siswa bahwa mata pelajaran fisika hanya cocok

dipelajari oleh orang-orang yang ingin menjadi ilmuwan atau lebih jelasnya ahli

fisika.

Wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 10 Medan, mengatakan

bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keaktifan siswa dalam

mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru masih kurang, walaupun masih

bermodal melihat catatan tetapi hanya sebagian siswa yang aktif. Hal lainnya ketika

guru bertanya kepada siswa apakah materi yang disampaikan tersebut bisa

dimengerti, siswa sebagian besar hanya diam saja dengan kata lain tidak ada siswa

yang memberikan jawaban yang pasti. Hal serupa juga juga terjadi ketika suatu kali

(14)

3

ini menunjukkan siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa berinisiatif

menemukannya sendiri. Hal ini menunjukkan cara berpikir siswa kurang kreatif

karena siswa sulit menyelesaikan masalah dan sulit melahirkan sebuah gagasan baru.

Kenyataan menunjukkan siswa kurang mampu mengaitkan informasi yang

telah didapatkan dari guru dengan informasi yang akan dipelajari dan kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan kurang adanya praktik atas

teori yang dipelajari dan penggunaan laboratorium yang kurang efektif di sekolah.

Kurangnya media penunjang pembelajaran juga menjadi salah satu penyebabnya.

Hasil tes yang dilaksanakan oleh guru bidang studi fisika, diketahui bahwa hasil

belajar siswa tentang materi suhu dan kalor belum mencapai target yang diharapkan.

Informasi mengenai hasil belajar fisika siswa yang diperoleh dari hasil wawancara,

nilai rata-rata untuk 3 tahun berturut-turut belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal dimana KKM pada mata pelajaran fisika adalah 75. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran fisika.

Hasil belajar juga berkaitan dengan perspektif kehidupan siswa. Suatu fakta

menunjukkan bahwa ketika anak-anak masih muda, dunia mereka penuh dengan

pertanyaan. Suatu saat di berbagai sisi kehidupan, mereka mendapatkan ide bahwa

menjadi dewasa berarti meninggalkan dunia mempertanyakan untuk memasuki dunia

mengetahui jawaban. Sekolah cenderung mendorong pergerakan dari pertanyaan

untuk jawaban karena sukses dengan hanya menempatkan jawaban yang benar

kosong atau menandai respon yang benar. Pertanyaan di sekolah cenderung memiliki

satu jawaban yang benar dan pertanyaan yang tidak ada jawaban jarang terjadi. Oleh

karena itu, jika kita ingin mengetahui bagaimana belajar yang adalah lebih penting

daripada mengetahui semua jawaban, maka kita harus menyadari bahwa pertanyaan

yang baik lebih penting daripada jawaban yang benar. Mengajar siswa untuk

pertanyaan dan mengajukan pertanyaan berkualitas lebih penting daripada kebenaran

jawaban yang mereka dapat berikan. Hal ini berkaitan dengan model pembelajaran

(15)

siswa dapat mengajukan pertanyaan berkualitas. Hal ini mengawali penjelasan

tentang inovasi pembelajaran yang akan ditawarkan.

Peneliti menawarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut

Sanjaya, model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sediri jawaban dari masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006: 196).

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang membuat siswa

dihadapkan dengan situasi di mana siswa bebas untuk mengumpulkan data, membuat

dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan

keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum,

membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Pada model pembelajaran penemuan

terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada

guru tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti

pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. Peranan guru tidak lagi

sebagai penyuplai ilmu pengetahuan. Guru lebih memerhatikan pertumbuhan dan

perkembangan kognitif dan kreativitas siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing pernah diteliti oleh beberapa peneliti

diantaranya Wahyudin, dkk (2010) menyimpulkan pembelajajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal serupa juga disimpulkan oleh Ambasari (2013) menyimpulkan bahwa ada

perbedaan hasil belajar saat menggunakan model pembelajaran inkuiri training dan

konvensional.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga pernah digunakan penelitian di

SMA Negeri 2 Kisaran pada materi Listrik Dinamis oleh Siregar yang berkesimpulan

bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

inkuiri terbimbing dan berdasarkan hasil observasi terjadi peningkatan aktivitas

belajar siswa. Penelitian terkait dilakukan oleh Damawiyah di SMP Negeri 10 Medan

(16)

5

terhadap hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Kedua peneliti tersebut di atas, menyarankan untuk menggunakan waktu

seefektif mungkin dan perencanaan jenis pertanyaan yang mampu meyakinkan siswa

dalam pelaksanaannya. Dalam penerapannya peneliti sebelumnya tidak menggunakan

media PhET untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing ini. Penggunaan PhET

mendukung untuk mengefektifkan waktu yang digunakan karena dapat

mempersingkat waktu dalam menghadapkan siswa pada suatu masalah dalam

penemuan konsep yang sulit dijelaskan dengan verbal tetapi dapat dinyatakan dengan

PhET. Selanjutnya dengan menggunakan media PhET ini, diharapkan dalam

perumusan pertanyaan-pertanyaan dapat berkualitas karena masalah yang

ditimbulkan bersifat autentik. Sepengetahuan peneliti juga bahwa model inkuiri

terbimbing menggunakan PhET ini belum pernah diterapkan pada materi suhu dan

kalor.

Dengan adanya latar belakang permasalahan tersebut, Peneliti tertarik untuk

meneruskan Penelitian ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berbantu Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X Semesterr II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/ 2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang ada di sekolah yaitu :

1. Perspektif siswa akan pelajaran fisika yang kurang baik;

2. Kurang bervariasinya model pembelajaran fisika yang digunakan;

3. Keadaan siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa

berinisiatif menemukannya sendiri;

4. Kurang adanya praktik atas teori yang dipelajari dan penggunaan

laboratorium yang kurang efektif di sekolah;

(17)

1.3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantu media PhET.

2. Hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P.

2015/2016 pada materi pokok Suhu dan Kalor.

3. Siswa yang diteliti adalah Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P

2015/2016.

4. Materi pokok adalah Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 10

Medan T.P 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada

materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan

T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok suhu dan kalorr di kelas

X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh penggunaan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu

dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional

pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10

(18)

7

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok suhu dan kalor di kelas

X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantu media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu

dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan Model Inkuiri

Terbimbing berbantu media PhET pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas

X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran di SMA

Negeri 10 Medan

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model

pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa ke dalam proses ilmiah

melalui orientasi, eksplorasi, identifikasi, pembentukan konsep, aplikasi dan

evaluasi yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode

waktu yang singkat.

2. Proses belajar adalah tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran untuk

memperoleh informasi lalu mentransformasikan kedalam pikiran hingga

evaluasi.

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima proses belajar mengajar selesai yang berupa nilai yang mencakup

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu

dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2015/2016 pada

ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes 34 dan postes 57 dengan kategori

tidak tuntas KKM.

2. Hasil belajar siswa dengan model inkuiri terbimbing berbantu media PhET pada

materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan T.P.

2015/2016 memiliki nilai rata-rata pretes 30 dan postes 74 dengan kategori tidak

tuntas KKM.

3. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantu media PhET lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada

materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 10 Medan T.P.

2015/2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan masalah yang akan

diperhadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator yang

diharapkan materi yang diteliti.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengolaborasi pembelajaran yang

lebih atraktif dan sederhana seperti halnya penerapan pola permainan dalam

(20)

61

DAFTAR PUSTAKA

Ambasari, W., 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses SAINS Dasar Pada Pelajaran Bilologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta: Pendidikan Biologi FKIP UNS

Anam, K., (2015), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto, S., ( 2005), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Rineka Cipta, Jakarta

Arsyad, A., (2013), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Hamalik, O., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Iskandar, (2009), Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), Jakarta, GP Press

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Bantul

Kangenan, M., (2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Kuhltau, C., (2009), Guided Inquiry: Learning In The 21st Century School, United States Of America, Libraries Unlimited

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, Departemen Pendidikan Nasional

Sagala. S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sanjaya, W, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung, Kencana Prenada Media Group

Sardiman, (2009), Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

(21)

Kisaran AY 2014/2015, Pendidikan Fisika Unimed

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sutikno, M. S., (2013), Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Berhasil, Holistica, Lombok

Syah, M., (2008), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Predana Media Group, Jakarta

Trianto, (2013), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Predana Media Group, Jakarta

The PhET Team, (2011), PhET (Interactive Simulations), http://phet.colorado.edu/in/. (28 Februari 2016)

Wahyudin, (2010), Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunaka Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa, Pendidikan Fisika Unnes 6: 1693-1246

Gambar

Tabel 2.1.   Fase model pembelajaran inkuiri terbimbing Tabel 2.2.   Hasil penelitian yang relevan Tabel 2.3
Tabel Persiapan Menghitung Validitas Tes  Perhitungan Validitas Tes Tabel Persiapan Menghitung Reliabelitas Tes

Referensi

Dokumen terkait

 Unjuk kerja : Menari sesuai makna gerak ke dalam bentuk tari bertema dengan mengacu pada gaya tari daerah berdasarkan ruang gerak dan pola lantai. MINGGU

Bagi pimpinan perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan memberdayakan peranan sumber daya manusia yang ada dalam

Pada subpenelitian pertama, diketahui bahwa pemberian silika, baik dalam bentuk silika biasa (SB) maupun dalam bentuk nano silika powder (NSP) dan nano silika koloid

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Artinya masa usia dini yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa yang datang dan sebaliknya (Sujiono, 2006: 1). Pendidikan anak usia dini merupakan basis penentu

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

[r]