PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) DAN TALKING STICK (TS) PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS
IX SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2015/2016
Oleh :
Khairul Umam Rambe NIM 4113111042
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: lembar kerja kesebangunan dan kekongruenan
(2)(3)iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) DAN TALKING STICK (TS) PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS
IX SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2015/2016
KHAIRUL UMAM RAMBE (NIM: 4113111042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick (TS) pada materi kesebangunan dan kekongruenan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rantau Utara dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas IX-2 sebagai kelas eksperimen I dan kelas IX-6 sebagai kelas eksperimen II yang masing-masing berjumlah 30 dan 39 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes esai dengan jumlah soal 4 item yang telah divalidkan oleh validator. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t data selisih posttest-pretest diperoleh thitung = 2,98754 sedangkan ttabel = 1,668.
Karena thitung > ttabel (2,98754 > 1,668), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti bahwa hasil belajar siswa pada materi kesebangunan dan kekongruenan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick (TS)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar
Antara Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams-Games-Tournament (TGT) Dan Talking Stick (TS) Pada Materi Kesebangunan
Dan Kekongruenan Di Kelas
IX SMP Negeri 1 Rantau Utara T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada
penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra,
M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari
perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom,
M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di
lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amri, S.Pd selaku
v
selaku Guru Matematika SMP Negeri 1 Rantau Utara, Guru/Staf Pegawai SMP
Negeri 1 Rantau Utara yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis
selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Drs. Paringgonan Rambe dan Ibunda tercinta Rosyida Ritonga, S.Pd.I yang terus
memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi
ini, juga kepada adik tersayang Zul Fadli Rambe yang juga selalu memberikan
dukungan dan motivasi.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh
teman-teman jurusan matematika stambuk 2011 khususnya seluruh teman-teman-teman-teman kelas
Matematika Reguler A, sahabatku (Ade-Fandi, Bambang, Dwi, Fronika, Ruwaida,
Jeddah, Maksum, Mely, Nova, Rina, Shanti, Suci dan Vivi ), Penghuni Digilib
(Agung, Icha, Inun, Devi), Shen Long (Irul, Ridho, Imel, Hijri, Azmi), Isfadhillah
Kh, Cut Maisarah, Teman Seperjuangan Sidang (Ahyar, Rasti), Sekontrakan F-1 (
Mashudi, Reza, Dedi, Wahyu), Bang Jai, Pak Mat, Bang Saddam, Bang Kurnia,
Bang Ridho, Erna Gultom, teman-teman PPL SMA Negeri 1 Kisaran, Siswa-siswi
SMA Negeri 1 Kisaran dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2016
Penulis,
Khairul Umam Rambe
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 8
1.3.Batasan Masalah 9
1.4.Rumusan Masalah 9
1.5.Tujuan Penelitian 9
1.6.Manfaat Penelitian 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis 11
2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 11
2.1.2.Masalah dalam Matematika 12
2.1.3.Hasil Belajar 14
2.1.4.Pembelajaran Kooperatif 14
2.1.5.Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) 17
2.1.6.Model Pembelajaran Talking Stick (TS) 22
2.2.Materi Kesebangunan dan Kekonruenan Bangun Datar 24
2.3.Penerapan TGT Pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun
Datar 29
vii
Bagun Datar 34
2.5.Penelitian Yang Relevan 38
2.6.Kerangka Konseptual 39
2.7.Hipotesis Penelitian 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 41
3.1.1.Lokasi Penelitian 41
3.1.2.Waktu Penelitian 41
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 41
3.2.1.Populasi 41
3.2.2.Sampel 41
3.3. Variabel Penelitian 41
3.4. Definisi Operasional 42
3.5.Jenis dan Desain Penelitian 43
3.5.1. Jenis Penelitian 43
3.5.2. Desain Penelitian 43
3.6. Prosedur Penelitian 45
3.7. Instrumen Penelitian 47
3.8 Analisis Instrumen Penelitian 47
3.8.1. Uji Validitas 47
3.8.2. Uji Reliabilitas 48
3.8.3. Tingkat Kesukaran Tes 49
3.8.4. Daya Pembeda Tes 50
3.9. Teknik Analisis Data 51
3.9.1. Menghitung Rata-rata Skor 51
3.9.2. Menghitung Standard Deviasi 51
3.9.3. Uji Normalitas 52
3.9.4. Uji Homogenitas 52
viii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil 56
4.1.1 Skor Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 56
4.1.2 Skor Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 57
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 58
4.2.1 Uji Normalitas Data 58
4.2.2 Uji Homogenitas Data 59
4.2.3 Uji Hipotesis 60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 64
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16
Tabel 2.2 Penghitungan Poin Untuk Empat Pemain 20
Tabel 2.3 Penghitungan Poin Untuk Tiga Pemain 20
Tabel 2.4 Penghitungan Poin Untuk Dua Pemain 21
Tabel 2.5 Contoh Game Score Sheet 21
Tabel 2.6 Lembar Rangkuman Hasil Kelompok 21
Tabel 2.7 Kriteria Penghargaan Yang Disarankan 21
Tabel 3.1 Desain Penelitian 44
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Soal 48
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Realibilitas Soal 49
Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 50
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 51
Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 56
Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 57
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Normalitas 59
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 59
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.1 3
Gambar 1.2 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.2 4
Gambar 1.3 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.3 5
Gambar 2.1 Games Rules 19
Gambar 2.2 Tabel Tournament 19
Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang EFGH 24
Gambar 2.4 Segibanyak ABCDE dan Segibanyak RSTUV 25
Gambar 2.5 Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang KLMN 27
Gambar 2.6 Trapesium PQRS dan Trapesium EFGH 27
Gambar 2.7 Segitiga Siku-Siku ABC dan Segitiga Siku-Siku PQR 27
Gambar 2.8 Layang-Layang ABCD dan Layang-Layang PQRS 28
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 46
Gambar 4.1 Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II 57
Gambar 4.2 Diagram Data Posttest Kelas Eksperimen I dan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan I 68
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan II 74
Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan III 80
Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan IV 86
Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan I 92
Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan II 98
Lampiran 7.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan III 103
Lampiran 8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan IV 108
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I 113
Lampiran 10.Lembar Aktivitas Siswa II 116
Lampiran 11.Lembar Aktivitas Siswa III 121
Lampiran 12.Lembar Aktivitas Siswa IV 124
Lampiran 13.Kisi-Kisi Pretest 129
Lampiran 14.Lembar Validasi Pretest 130
Lampiran 15.Soal Pretest 133
Lampiran 16.Alternatif Penyelesaian Pretest 134
Lampiran 17.Pedoman Penskoran Pretest 139
Lampiran 18.Kisi-Kisi Post-Test 143
Lampiran 19.Lembar Validasi Posttest 144
Lampiran 20.Soal Post-Test 147
xii
Lampiran 22.Pedoman Penskoran Post-Test 153
Lampiran 23.Kartu Soal TGT 158
Lampiran 24.Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabiitas Untuk Soal
Pretest 165
Lampiran 25.Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabiitas Untuk Soal
Posttest 173
Lampiran 26.Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Pretest Kelas
Eksperimen I 180
Lampiran 27.Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Pretest Kelas
Eksperimen II 182
Lampiran 28.Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Posttest Kelas
Eksperimen I 184
Lampiran 29.Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Posttest Kelas
Eksperimen II 186
Lampiran 30.Data Pretest (T1) dan Posttest (T2) 188
Lampiran 31.Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi
Untuk Pretest (T1), Posttest (T2) dan Selisih (T2-T1) 191
Lampiran 32.Perhitungan Uji Normalitas 195
Lampiran 33.Perhitungan Uji Homogenitas 200
Lampiran 34.Perhitungan Uji Hipotesis 203
Lampiran 35.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 205
Lampiran 36.Daftar Nilai Kritik Uji Liliefors 207
Lampiran 37.Tabel Distribusi Nilai F 208
Lampiran 38.Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t 210
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah suatu alat yang mengembangkan cara berpikir. Karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi kemajuan IPTEK sehingga perlu dibekalkan kepada setiap peserta
didik sejak SD, bahkan sejak TK.
Menurut Hudojo (2005: 17) : “Kebutuhan untuk memahami metematika
menjadi hal yang mendesak bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena
matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun di tempat kerja,
kebutuhan ini akan meningkat secara terus menerus”
Belajar matematika dipandang sebagai aktivitas hitung menghitung,
mengerjakan soal dan mendapat nilai. Adams & Hamm (dalam Wijaya 2012: 5)
menyebutkan bahwa : “Empat macam pandangan tentang posisi dan peran
matematika, yaitu : (1) Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir, (2)
Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan, (3)
Matematika sebagai suatu alat, serta (4) Matematika sebagai bahasa atau alat
untuk berkomunikasi”
Masalah matematika tidak secara otomatis menjadi kontekstual hanya
dengan menyusunnya dalam bentuk cerita situasi atau (Roth, 1996) atau
menyajikannya sebagai soal terapan dalam pendekatan mekanistis (Van den
Heuvel-Panhuizen, 1996). Wijaya (2012: 39) mengemukakan :
2
Beberapa ahli mengungkapkan alasan mengapa matematika perlu dipelajari
dan apa manfaat belajar matematika. Cornellius ( dalam Abdurrahman, 2012: 204
) mengemukakan bahwa :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2012: 204)
juga mengatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan bidang studi yang penting dan mencakup kehidupan sehari-hari,
mampu mengembangkan pola pikir dan memiliki hubungan erat dengan bidang
studi lain.
Berbekal dari pendapat diatas, peneliti melakukan observasi untuk melihat
bagaimana kemampuan matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Utara.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Rantau Utara
diperoleh keterangan bahwa hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut
masih rendah. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik dari 64 siswa
kelas IX yang menunjukkan bahwa sekitar 40,625 % atau sebanyak 26 orang dari
64 orang siswa yang bisa memahami soal. Sedangkan 59,375 % atau 38 orang
lainnya dinyatakan belum bisa memahami soal dengan benar. Selain itu, banyak
3
Berikut ini adalah hasil pengerjaan beberapa siswa dalam kesalahan
menyelesaikan soal tes diagnostik.
Gambar 1.1 Tes Diagnostik Nomor 1
Diberikan pertanyaan “ Pada suatu peta dengan skala 1:4.250.000 jarak antara Surabaya dan Malang adalah 2 cm. Berapa kilometerkah jarak kedua kota
sebenarnya ? “. Ini merupakan materi perbandingan yang sudah dipelajari saat
masih Sekolah Dasar, namun beberapa siswa masih belum memahami konsep
nya. Seperti diketahui panjang atau jarak sebenarnya dapat dicari dengan
mengalikan jarak pada peta dengan skala pada peta atau secara matematis
peta pada skala x peta pada panjang sebenarnya
panjang
Namun kenyataan yang didapat, beberapa siswa terbalik dalam
menggunakan rumus di atas. Mereka membuat
peta pada panjang
peta pada skala sebenarnya
panjang yang tentunya akan menghasilkan
4
Gambar 1.2 Tes Diagnostik Nomor 2
Diberikan pertanyaan “ Jarak dua kota adalah 60 km. Maka tentukanlah jarak kedua kota tersebut pada peta yang mempunyai skala 1:1.500.000 !”.
Pemakaian rumus sudah tepat yaitu
peta pada skala
sebenarnya jarak
peta pada
jarak . Tapi
masalahnya adalah pada pengubahan kilometer menjadi centimeter siswa masih
keliru. Siswa mengubah centimeter ke
000 . 10
1
kilometer yang pada seharusnya
000 . 100
1
5
Gambar 1.3 Tes Diagnostik Nomor 3
Siswa tidak dapat menyebutkan sudut-sudut yang diminta seperti bertolak
belakang, sehadap, berseberangan dalam, berseberangan luar, dalam sepihak dan
luar sepihak. Siswa hanya menjawab dua dan hanya satu yang benar. Padahal
materi sudut ini sudah dipelajari sebelumnya. Materi sudut dan perbandingan
(skala ) diatas merupakan materi prasyarat dari kesebangunan dan kekongruenan
yang akan dipelajari, tanpa menguasai materi prasyarat ini siswa akan kesulitan
mempelajari kesebangunan dan kekongruenan.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Utara masih tergolong rendah.
Mereka juga tidak menunjukkan minat yang tinggi terhadap matematika, ditandai
dengan kurang antusiasnya dalam bertanya.
Anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran sulit berdampak pada
kurangnya minat siswa dalam belajar matematika. Seperti yang dikemukakan oleh
Turmudi (2012: 1) bahwa :
Bertahun-tahun ahli pendidikan dan ahli matematika telah mengupayakan agar matematika dapat dikuasai siswa dengan baik. Namun, hasilnya masih menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari setiap kelasnya. Meskipun kadang-kadang menjadi suatu kebanggan bagi guru matematika karena pelajaran yang dipegangnya sangat ’bergengsi’ sehingga menyebabkan tidak banyak siswa yang dapat lulus dari pelajaran ini.
6
Sejalan dengan pendapat diatas, Abdurrahman (2012: 202) juga
mengemukakan bahwa :
Banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memcahkan masalah kehidupan sehari-hari. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Dari pendapat beberapa ahli di atas disimpulkan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan menjadi momok menakutkan. Juga dikuatkan
oleh paradigma bahwa guru matematika adalah guru yang menakutkan dan cara
mengajarnya yang tidak menarik bahkan cenderung membosankan.
Untuk mengatasi hal tersebut, seorang guru harus mampu memilih dan
menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi agar minat dan
motivasi siswa meningkat. Jika minat dan motivasi meningkat, rasa haus akan
belajar matematika akan bertambah yang kemungkinan besar bisa meningkatkan
hasil belajar siswa.
Dewasa ini, salah satu model yang cocok diterapkan dalam proses belajar
mengajar adalah pembelajaran kooperatif. Sesuai dengan pendapat Artzt &
Newman (dalam Trianto 2011: 56) menyebutkan bahwa:
Dalam belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah
Teams-Games-Tournament (TGT) yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk menumbuhkembangkan minat terhadap matematika karena
belajarnya dipadukan dengan games atau permainan. Dalam TGT, siswa
7
(pintar, sedang, rendah). Kemudian masing masing anggota kelompok dikirim
untuk bertanding dengan masing masing anggota utusan dari kelompok lain yang
berkemampuan sama. Dalam TGT, siswa dilatih bekerja sama, menghargai
pendapat orang lain, mempertanggung jawabkan pendapat sendiri, bertanggung
jawab atas diri sendiri dan kelompok.
Teams-Games-Tournament memiliki ciri khas sebagaimana yang
dikemukakan oleh Mitcel, Oslin dan Griffin (dalam http://nussa.staff.uns.ac.id)
bahwa :
TGT memiliki cirri khas dalam pengelolaan permainan yang membedakan permainan dalam 4 kelompok bentuk permainan, yaitu : 1) Permainan invasi (Invasion games) adalah permainan yang menjadikan gawang sebagai sasaran untuk saling menyerang daerah lawan dalam rangka membuat skor, 2) Net (Wall games) adalah permainan yang menggerakkan suatu obyek ke dalam ruang agar obyek tersebut tidak dapat kembali lagi ke lapangan sendiri, 3) Target games adalah permainan yang menggerakkan sebuah objek biasanya lebih menekankan pada ketepatani tingkat tinggi, 4) Fielding dan Run – scoring games adalah permainan memukul sebuah obyek.
Selain Teams-Games-Tournament, ada juga pembelajaran kooperatif lain,
seperti model Talking Stick. Pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk
berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran diawali oleh penjelasan dari guru
mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan
membaca dan mempelajari materi terebut dan diberikan waktu. Guru
menyediakan tongkat dan diberikan kepada salah satu murid dan diharuskan untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian tongkat tersebut digilir ke peserta
didik lainnya dan begitu seterusnya.
Talking Stick memiliki ciri-ciri khas sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiharto (dalam http://ihwanaridanu.blogspot.co.id) bahwa:
8
Selain menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran efektif juga
bisa diterapkan sebagai strategi meningkatkan hasil belajar. Seperti yang
dikemukakan Hudojo (2005: 22) :
Pembelajaran matematika yang efektif memerlukan pemahaman apa yang siswa ketahui dan perlukan untuk dipelajari, kemudian memberikan tantangan dan dukungan kepada mereka agar siswa dapat belajar. Siswa belajar melalui pengalaman dan guru memberikan pengalaman tersebut. Jadi, pemahaman siswa terhadap matematika, kemampuan mereka menggunakannya untuk memecahkan masalah, serta kepercayaan mereka terhadap matematika semuanya dibentuk oleh pembelajaran yang mereka hadapi di sekolah.
Sejalan dengan pendapat diatas Aunurrahman ( 2012: 34 ) juga mengatakan
bahwa :
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti ingin
melakukan penelitian yang berjudul : “Perbandingan Hasil Belajar Antara
Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick (TS) pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Utara T.A. 2015/2016 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Utara masih
9
2. Kebanyakan siswa tidak menaruh minat terhadap pembelajaran
matematika, hal ini ditandai dengan kurangnya hasrat untuk bertanya
terhadap materi yang sebenarnya belum dikuasai.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan
Talking Stick belum pernah diterapkan sebelumnya di sekolah tersebut.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick (TS) serta
perbandingannya pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP
Negeri 1 Rantau Utara T.A. 2015/2016 dengan hanya melihat aspek kognitif.
.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
“Hasil belajar manakah yang lebih baik antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick
(TS) pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1
Rantau Utara T.A. 2015/2016 ?”
1.5. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hasil belajar mana yang lebih baik antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick
(TS) pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1
10
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dan Talking Stick.
b. Dapat digunakan sebagai masukan pertimbangan dalam memilih
model pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik
serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan
mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli, tanggung
jawab terhadap diri sendiri dan orang lain dan kerelaan untuk berbagi
dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai penambah wawasan dan sebagai bahan masukan untuk dapat
menentukan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah di kesempatan yang sama.
b. Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif
tipe Teams-Games-Tournament lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran tipe Talking Stick pada
materi kesebangunan dan kekongruenan di kelas XI SMP Negeri 1 Rantau Utara
T.A 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen I
sebesar 16,9063 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen II
sebesar 8,963. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Setelah
dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,98754 > 1,668,
maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan Teams-Games-Tournament lebih
baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Talking Stick.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Jika dihadapkan dengan pilihan menggunakan Talking Stick dan
Teams-Games-Tournament, guru disarankan memilih Teams-Games-Tournament sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa
2. Kepada guru matematika dan peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament agar lebih
65
yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
66
s
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Danu, (2011), Pembelajaran,
http://ihwanaridanu.blogspot.com/p/pembelajaran.html Diakses tanggal
tanggal 28 Agustus 2015
Hudojo, Herman., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, UM Press, Malang.
Isjoni, (2011), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan. Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Staff Dosen UNS, (2011), Teams-Games-Tournament (TGT), http://nussa.staff.uns.ac.id/teams-games-tournament-tgt/ Diakses tanggal 28
Agustus 2015
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Turmudi, (2009), Taktik Dan Strategi Pembelajaran Matematika : Referensi
67
s
Wijaya, Ariyadi., (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Yulianto, (2012), Uji Levene,