• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MERAH PUTIH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MERAH PUTIH MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT)

MERAH PUTIH MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Arnold Nainggolan

NIM. 1134471001

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

A. Riwayat Pribadi

1. Nama : Arnold Nainggolan 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1992

3. Alamat : Jl. Batang Kuis No.30 Lubuk Pakam 4. Jenis Kelamin : Laki – Laki

5. Agama : Kristen Protestan 6. Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara B. Data Orang Tua

Nama Orang Tua

1. Ayah : Alm. Albert Nainggolan 2. Ibu : Hotnida Hutahaean Pekerjaan Orang Tua

1. Ayah :

2. Ibu : Wirausaha

Alamat Orang Tua : Jln. Batang Kuis No.30 Lubuk Pakam

C. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan SD : SDN Teluk Pucung XI Bekasi Utara Lulus SD Tahun : 1998 – 2004

2. Pendidikan SMP : SMP Negeri 5 Tanjung Pinang Lulus SMP Tahun : 2004 – 2008

3. Pendidikan SMA : SMA Katolik Cinta Kasih Lulus SMA Tahun : 2008 – 2011

(6)

i ABSTRAK

Arnold Nainggolan. NIM.1134471001 : Hasil Penerapan Pembelajaran Partisipatif Dalam Program Kejar Paket C Di PKBM Merah Putih. Skripsi. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. 2016.

Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak Tutor yang kurang tepat menerapkan metode pembelajaran kepada peserta didik di setiap lembaga Pendidikan Non Formal, terkhusus kepada peserta didik yang berada di PKBM Merah Putih Kecamatan Merah Putih Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran partisipatif oleh Tutor dalam program kejar paket C di PKBM Merah Putih Medan.

Menurut (Sudjana 2001:2) “ Pembelajaran partisipatif yaitu suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa, maksudnya yaitu kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator”.

Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan sampel sebanyak 60 Orang Peserta Didik. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan teknik analisi data yaitu .

Dari hasil analisis data diperoleh melalui peserta didik atau responden berpendapat 49,13% Peserta Didik atau Responden penelitian Dominan berpendapat bahwa telah diterapkan Oleh Tutor pembelajaran partisipatif dalam program kejar paket C dan namu rentang tersebut berada pada rentang Kurang Baik.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul " Hasil Penerapan Pembelajaran Partisipatif Dalam Program Kejar Paket C Di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Merah Putih Medan".

Skirpsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selama dalam penyelesaian Skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semuanya teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempata ini penulis sampaikan untaian terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, terkhusus kepada orang tua tercinta atas kasih sayang, semangat serta dukungan moril dan materilnya mulai dari awal hingga selesai.

Akhir kata penulis sangat berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, 30 Juni 2016 Penulis

(8)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa atas segala kasih dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan denga baik. Skripsi yang berjudul “Hasil Penerapan Pembelajaran Partisipatif Dalam Program Kejar Paket C Di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Merah Putih Medan” disusun untuk memperoleh gelar sarajana pendidikan pada Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam membuat skripsi, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang sangat tulus dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Nasrun, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Aman Simare – Mare, MS. selaku Wakil Dekan Bidang Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(9)

iv

6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, serta Dosen Penguji yang telah membimbing dan memberi saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan serta saran selama penyusunan skripsi.

8. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah membimbing dan memberi saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. 9. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah Universitas Negeri Medan, serta Dosen Penguji yang telah membimbing dan memberi saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. 10.Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pengalamannya yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

11.Kak Surya Indrawati, M.Pd dan Bang Setyadi, S.Pd serta seluruh Staff Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu dalam membantu dalam Penyelesaian administrasi mahasiswa dan surat menyurat. 12.Kepada Ketua PKBM Merah Putih Ibu Noni Karmila, SH dan seluruh Staff

Pegawai PKBM Merah Putih yang telah membantu dalam proses peneitian di lembaga tersebut.

(10)

v

14.Buat Teman – Teman yang ada di Lingkungan Rumah, kampus dan di seluruh Indonesia yang telah mendukung serta mendoakan.

15.Buat Abang Senior, Teman, dan Adik – adik PLS yang telah membantu dan bekerja sama selama di perkuliahan.

Medan, 30 Juni 2016

(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 10

C. Rumusan Masalah 10

D. Tujuan Penelitian 10

E. Manfaat Penelitian 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teori 12

1. Model Pembelajaran Partisipatif 12 2. Ciri -Ciri Dalam Pembelajaran Partisipatif 13 3. Langkah Penerapan Pembelajaran Partisipatif

Berdasarkan Tahapan Kegiatan

Pembelajaran 16

4. Pengertian Tutor 22

5. Hasil Penelitian Yang Berkaitan Dengan Model

Partisipatif 25

(12)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 29

B. Populasi & Sampel 29

C. Variabel & Defenisi Operasional Variabel 30 D. Teknik Pengumpulan Data 33

E. Teknik Analisis Data 33

F. Lokasi dan Waktu Penelitian 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 37 B. Pembahasan Hasil Penelitian 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 60

B. Saran 61

(13)

viii

DAFTAR TABEL Tabel

1.1 Kisi-Kisi Angket 31

1.2 Tabel Penafsiran Presentase 35

1.3 Tabel Waktu Penelitian 36

4.1 Membimbing Untuk Saling Mengenal 38 4.2 Membuat Suasana Belajar Semakin Lebih Akrab 38

4.3 Membina Keakraban 39

4.4 Menanamkan Keakraban Sehingga Mendapatkan Hal Positif 39 4.5 Membantu Untuk Mengenal Kebutuhan Belajar 40 4.6 Membantu Menyatakan Kebutuhan Sumber Belajar 41 4.7 Membantu Dalam Menyatakan Hambatan 41 4.8 Membantu Dalam Menentukan Tujuan Belajar 42 4.9 Membantu Dalam Merumuskan Tujuan Belajar 43 4.10 Membantu Menentukan dan Merumuskan Sumber Belajar 43 4.11 Membantu Menentukan dan Merumuskan

Hambatan-Hambatan 44

4.12 Memberikan Kesempatan Supaya Berpatisipatif

Dalam Belajar 45

4.13 Memberikan Kesempatan Supaya Berpatisipatif

Dalam Program 45

4.14 Memberikan Kesempatan Berpartisipatif Dalam

Menyusun Program 46

(14)

ix

Menetapkan Program 47

4.16 Melibatkan Dalam Proses Pembelajaran 48 4.17 Menyiapkan Fasilitas dan Alat Bantu Pembelajaran 48 4.18 Saling Tukar Menukar Pendapat 49 4.19 Membahas Materi dan Bahan Ajar dan

Prosedur Pembelajaran 50

4.20 Melibatkan Diri Untuk Mengembangkan

atau Memodifikasi Pembelajaran 50

4.21 Pendidik Berperan Mengumpulkan Informasi

Mengenai Program Kegiatan Pembelajaran 51 4.22 Pendidik Berperan Mengembangkan

Semangat Belajar Bersama 52

4.23 Berperan Untuk Membantu Menciptakan

Saling Bertukar Pikiran 52

4.24 Memperhatikan Minat Perorangan 53 4.25 Membantu Peserta Didik Untuk Mengoptimalkan

Minat Perorangan 54

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikannya masih dibawah standarisasi yang ditentukan pemerintah. Banyak alasan yang muncul ketika pendidikan itu dipertanya kan, salah satunya keterbatasan biaya, dan asumsi mereka tentang pendidikan bukan hal segalanya untuk hidup. Padahal secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam kehidupan dan memecahkan probelamtika hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap. Merujuk pada pedoman pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C disebutkan bahwa program paket C adalah program pendidikan yang pada jalur pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh warga belajar yang ingin menyelesaikan pendidikan setara SMA/MA (Kemdiknas, 2010:2) berdasarkan undang – undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 26 ayat (3) dan pejelesannya bahwa pendidikan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B, Paket C.

(16)

2

Pendidikan kesetaraan meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA ditujukan bagi warga belajar bermasalah yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, warga masyarakat lain memerlukan layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai dampak dari perubahan penigkatan taraf hidup. Defenisi secara setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh, dan kedudukan. Sebagaimana tercantum dalam undang – undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 26 ayat (6) bahwa hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengarah pada standar nasional pendidikan.

Program kejar paket C disetiap program kesetaraan saat ini seharusnya harus sudah menerapkan model pembelajaran partisipatif, agar peserta didik dapat lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan tutor/pendidik dapat membimbing peserta didik, memberi kebebasan kepada peserta didik untuk belajar dan mengekspresikan dirinya dalam proses belajar. Karena peran tutor/pendidik hanyalah fasilitator bagi setiap peserta didik supaya peserta didik dapat lebih terarah.

(17)

3

dikuasai oleh tutor, salah satunya yaitu model pembelajaran partisipatif. Bahwa model pembelajaran partisipatif merupakan proses dimana peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran. tutor juga sebagai salah satu pekerja atau profesi dalam bidang pendidikan sudah digolongkan kedalam pekerjaan professional, karena pada dasarnya profesi ini adalah salah satu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dan para anggotanya, artinya pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang tidak disiplin secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tutor adalah sumber daya manusia peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

Pada kenyataan dilapangan bahwa di setiap lembaga pendidikan kesetaraan: tutor, pamong atau sebagainya masih banyak yang belum mencapai standarisasi dari segi adminiatrasi pendidikan istilahnya orang – orang yang menjadi tutor dilembaga tersebut masih kebanyakan yang tidak memiliki ijazah dari sebuah perguruan tinggi atau pun mungkin masih banyak yang hanya tamatan SMA dan sebagainya bahkan bukan berlatar latar belakang dari keguruan kebanyakan yang terjadi.

(18)

4

jurusan Pendidikan Luar Sekolah pasti tidak atau kurang memahami syarat – syarat menjadi tutor, kwajiban tutor,hak tutor dan tugas – tugas tutor.

Masih kurangnya tutor dilembaga – lembaga pendidikan kesetaraan mengikuti program program pelatihan yang diadakan pihak lembaga swasta ataupun pelatihan yang diadakan pemerintah, karena apabila para tutor tersebut sering mengikuti pelatihan pastinya pengetahuan pemikiran dan keterampilannya pasti akan bertambah dalam proses belajar mengajar di dalam kelas kepada peserta didik.

Motivasi peserta didikpun mempengaruhi proses pembelajaran, apabila peserta didik menyadari bahwa pendidikan itu termasuk salah satu kebutuhan primer pastinya peserta didik tersebut akan belajar dengan sungguh - sungguh. Tetapi sebalinya apabila peserta didik belum sadar apabila pendidikan itu pada saat sekarang adalah kebutuhan primer itu akan mempersulit proses pembelajaran karena peserta didik tersebut akan acuh tak acuh dalam menempuh jenjang pendidikan yang dilaluinya

(19)

5

memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketehaui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan merubah gaya belajarnya. (4) membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai oleh orang tua, maka ia harus berusaha agar cepat untuk lulus. (5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja ( di sela-selanya adalah istirahat dan bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Sebaga ilustrasi siswa diharapkan untuk belajar dirumah, membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman sebaya: apa yang dilakukan diharapkan diharapkan dapat berhasil memuaskan. kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut didasari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi didasari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.

Fasilitas yang disediakan juga memungkinkan menjadi penghambat bagi peserta didik karena dapat memungkinkan menurunnya minat belajar , seperti: fasilitas belajar yang kurang seperti persediaan buku yang masih kurang lengkap, ruangan belajar yang kurang kondusif dan lain sebagainya. Tetapi apabila fasilitas yang disediakan memungkinkan baik pastinya akan menunjang kualitas dan motivasi belajar peserta didik.

(20)

6

suasana belajar yang dianjurkan : (1) kumpulan peserta didik yang aktif, (2) suasana saling menghormati, (3) suasana saling menghargai, (4) suasana saling percaya, (5) suasana penemuan diri, (6) suasana tidak mengancam, (7) suasana keterbukaan, (8) suasana mengakui kekhasan pribadi, (9) suasana membolehkan perbedaan, (10) suasana mengakui hak untuk berbuat salah, dan (11) suasana membolehkan keragu-raguan.

Tetapi fakta yang terjadi dilapangan masih banyak Tutor yang belum bias mengendalikan kondisi ruangan dalam proses pembelajaran di dalam kelas sehingga kondisi ruang belajar dapat dikondisikan kurang kondusif.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.14 tahun 2007 tentang Standar isi Pendidikan Kesetaraan bahwa Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket C setara SMP/MTs dimaksud dengan memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Dengan tujuan agar warga belajar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melnjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga siap menghadapi persaingan kerja Tri Joko Raharjo, (2005 13-14).

(21)

7

mengikuti ujian kesetaraan SMU/ SMA/ MA. Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun. Setiap yang lulus berhak memiliki sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formal.

Program paket C merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat usia sekolah dan usia dewasa yang karena berbagai keterbatasan tidak melanjutkan pendidikan formal. Paket C murni integrasi vokasi sistem terbuka adalah program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA yang mengintegrasi pembelajaran akademik dan pembelajaran keterampilan siap kerja dengan pola pembelajaran yang disesuaikan dengann potensi, Karakteristik masing – masing warga belajar. Pada program Paket C juga terdapat pemberian materi yang disampaikan tutor baik langsung atau menggunakan media pembelajaran. media merupakan komponen masukan yang dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan. Media pembelajaran dapat berupa sumber, alat, bahan yang di perlukan untuk kegiatan belajar Tri Joko Raharjo, (2005:12). Tahun 2004 peserta didik Paket C sebanyak 84.593 orang dan pada tahun 2008 peserta didik Paket C meningkat menjadi 606.310 orang.

(22)

8

evaluasi tiap modul pelajaran yang meliputi : tugas mandiri, tugas kelompok, evaluasi semester, penilaian akhir dapat diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Pendidikan menjadi kunci kemajuan dan keberhasilan dari suatu pembangunan suatu negara. Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan maka di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 terdapat jalur pendidikan yang didalamnya terdapat pendidikan formal, non formal, dan infomal. Pendidikan formal disebut pula sistem pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal dan informal disebut pula sistem pendidikan luar sekolah. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan warga belajar, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No.20 Tahun 2003 Bab i, Pasa l i Ayat 8).

(23)

9

yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar warga belajar, salah satunya adalah Model Pembelajaran Partisipatif.

Menurut Supardi (dalam sudjana, 2008:3) “pembelajaran partisipatif ini menekankan bahwa siswa adalah pemegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, sedangkan guru berfungsi untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran”.

Motivasi intrinsik Tutor juga sangat mempengaruhi supaya Tutor pada proses pembelajaran tidak hanya melihat dan memperhatikan peserta didik saja tetapi memantau dari segi perkembangannya juga. Sehingga kemampuan peserta didik dapat terkontrol dengan baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Partisispatif itu adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk lebih aktif dalam belajar selama berlangsungnya proses mengajar, sedangkan guru/pendidik berfungsi untuk memfasilitasi siswa apabila mengalami kesulitan selama pekerjaan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penilitian untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Hasil Penerapan Partisipatif Dalam Program Pembelajaran Kejar Paket C Di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Msayarakat)

(24)

10

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang akan menjadi identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan tutor bukan berasal dari keguruan. 2. Keterbatasan Tutor untuk mengikuti Diklat.

3. Suasana yang kurang kondusif diarahkan oleh Tutor.

4. Pengalaman Tutor yang masih sedikit dalam proses pembelajaran. 5. Motivasi Ekstrinsik, dimana Tutor kebanyakan hanya melihat.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian dalam latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana Tutor menerapkan Pembelajaran partisipatif dalam program

Kejar Paket C di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Merah Putih

Medan?

D. Tujuan Penelitian

Selain dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Untuk mengetahui hasil penerapan partisipatif telah dilaksanakan oleh

Tutor atau belum dilaksnakan dalam program kejar Paket C di PKBM (Pusat

(25)

11

E. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan pengetahuan tentang Implementasi model partisipatif orang dewasa di PKBM Merah Putih Medan.

Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mempunyai minat untuk meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengan PKBM Merah Putih Medan.

B. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiwa

Sebagai bahan masukan berupa informasi kepada mahasiwa agar dapat menambah kekayaan perbendaharaan kepustakaan mengenai Implementasi Model Partisipatif dalam program pembelajaran Kejar Paket C di PKBM Merah Putih Medan.

b. Bagi Masyarakat

(26)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai Hasil Penerapan Pembelajaran Partisipatif Dalam Program Kejar Paket C Di PKBM Merah Putih Medan, diperoleh hasil Penerapan Pembelajaran Partisipatif Oleh Turor Dalam Program Kejar Paket C adalah Kurang Diterapkan/Kurang baik. Oleh Sebab itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa perilaku-perilaku Tutor yang kurang menerapkan partisipatif sehingga dampaknya terlihat dari tingkah laku buruk peserta didik yang terjadi di tempat penelitian seperti peserta didik berbicara tidak sopan dan kotor, tidak hormat, suka berselisih paham dan lain sebagainya adalah Benar disebabkan oleh Penerapan Pembelajaran Partisipatif Oleh Tutor Dalam Program Kejar Paket C adalah Kurang Diterapkan/Kurang Baik. Jika Penerapan Pembelajaran Partisipatif Oleh Tutor Dalam Program Kejar Paket C baik. Maka, tentunya prilaku peserta didik di tempat penelitian tersebut pastinya akan baik pula. Seperti itulah logikanya.

Dari enam tahapan partisipatif yang bahwa yang paling sering dan banyak dilakukan Tutor ialah tahap membina keakraban dan indentifikasi kebutuhan , indentifikasi sumber belajar dan indentifikasi hambatan dalam proses belajar. Untuk menindak lanjuti Kurang Diterapkan/Kurang baik ini, penulis berpikir untuk memberikan saran yang tepat guna untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi ini baik, Tutor, Masyarakat dan Lembaga Pendidikan. Di harapkan nantinya setelah saran ini diterapkan akan tercipta kembali generasi pendidikan

(27)

60

non formal yang bermoral dan beragama melalui peserta didik sebagai generasi penerus masyarakat dan juga diharapkan tidak hanya untuk pendidikan non formal diharapkan berrguna juga untuk pendidikan formal sehingga semua generasi penerus bangsa menjadi semakin baik lagi dalam membangun pengetahuan dan akhlak yang baik supaya dan menjadi penerus bangsa dan Negara yang baik juga.

4.2 Saran

Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan untuk memperbaiki keadaan yang tidak baik ini adalah:

a. Saran untuk Para Tutor

1. Tutor harus merubah metode pembelajaran yang berkesinambungan digunakan selama ini sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh peserta didik.

2. Tutor harus lebih aktif dan sabar dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih paham dalam menangkap pelajaran yang diberikan, karena pastinya peserta didik memiliki tingkat kemampuan dalam menangkap pelajaran yang berbeda-beda.

(28)

61

b. Saran untuk masyarakat

1. Masyarakat harus bekerjasama menciptkan lingkungan yang dapat memberikan peserta didik pengetahuan yang bermoral dan beragama baik.

2. Masyarakat harus meningkatkan rasa bahwa setiap manusia itu adalah saudara, se-ibu dan se-bapak sehingga tercipta ikatan – ikatan batin antar anggota masyarakat yang pada akhirnya menjadi suatu kebaikan untuk peserta didik.

c. Saran untuk lembaga pendidikan

1. Lembaga pendidikan terutama jenjang Sekolah Dasar harus membantu Para Guru, Tutor dan masyarakat dalam mengawasi serta memberikan pendalaman dan juga ilmu pengetahuan disamping mata pelajaran yang dianjurkan oleh lembaga pendidikan pada peserta didik.

(29)

DAFTAR PUSTAKA 1. Rujukan Dari Buku

Abdullah, Fathi, Adil. 2012. Membangun Masa Depan Anak. Sukoharjo: Pustaka Arapah

Arikunto, Suharsini. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Aziez, F. 2009. Ensikopedia Pendidikan. Bandung : Adhi Aksara Abadi Indonesia.

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

Ghozali, Iman. 2005. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Media abadi.

Hatimah Ihat, dkk. 2007. Pelajaran Berwawasan Masyarakat. Jakarta : Universitas Terbuka.

Jumbadi. 2008. Penerapan Pembelajaran Partisipatif, Jakarta: Bumi Aksara. Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan. Jakarta:

Indonesia Heritage Foundation.

Mudjiono, Dimyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta. Mulyasa .2003 Kurikulum Berbasis Kompetensi, konsep, Konsukuensi

Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

(30)

Sudjana, D. 2001. Metode dan Teknikk Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa ( Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta: Sinar Grafika Offset.

W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika, 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Remaja Sosdakarya.

2. Rujukan Dari Skripsi

Hutagalung, David. 2014. Partisipatif Ibu Rumah Tangga Dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Keluarga Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Medan : Universitas Negeri Medan.

Rahma, Siti 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif Pengelola PKBM Terhadap Kompetensi Tutor Kelompok Belajar Paket C. Medan : Universita Negeri Medan.

Gambar

Tabel  1.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Rencana program PPL sudah disusun namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA adalah kemampuan kognitif yang diperoleh dari hasil dari sikap pembelajaran proses, dimensi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Keputusan Direktur

Sawijine wacana utawa teks nduweni koheren utawa ora karo perangan liyane ing wacana, ora amarga sesambungane perangan siji karo perangan liyane, nanging

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan moral anak melalui mtode bercerita pada kelompok B di TK Purworini Desa Puwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten

Kerangka pemikiran dari skripsi ini adalah bahwa Tidak diragukan lagi, teknologi internet yang serba digital ini dapat berfungsi sebagai ajang promosi strategis yang

The Influence of Firdaus’ Experiences with Men on Her Perception Towards Men as Reflected in Nawal El Saadawi’s Woman at Point Zero.. Yogyakarta: Faculty of Teachers Training