UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER CIPTA MULTINIAGA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
DICKY O P TAMBAK 112101022
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat juga syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena atas limpahan berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan
akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS KINERJA KEUANGAN
PADA PT SUMBER CIPTA MULTINIAGA MEDAN”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua: Ayahanda T. Dikman Purba Tambak dan Ibunda
Rodelina Sumbayak, atas bimbingan, motivasi, nasihat, bantuan material serta doa yang tidak pernah berhenti kepada penulis.
Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan Tugas Akhir ini telah
banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,
M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Diploma III Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan, dan koreksi kepada penulis dalam penulisan tugas
4. Abang-abang penulis Dechandra Purba, SE., Dian Purba, SE., Hendra Silaban,
dan Jefri Sipayung, A.md yang selalu memberikan semangat dan motivasi
buat penulis agar secepat mungkin menyelesaikan tugas akhir ini, juga buat
adik-adik penulis tersayang Deovany Purba, Intan Hutagalung, Yuni dan
Raido yang juga berpengaruh bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
ini.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis Tiur, Hentri, Nana, Dilla, Ajeng, Linda,
Nanda, Icha, Kay, Ojan, Faisal, Daniel, Farizs, Wawan, Eva, Dimas, Dicky
dan teman-teman kos penulis Sandro, Yona, Devis, Fritz, Ruit, Yendra, Roy,
Ubay, Alim , serta teman-teman prodi D-III Manajemen Keuangan Grup A
stambuk 2011 yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Medan, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 9
A. Sejarah Singkat PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 9
B. Struktur Organisasi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 11
1. Wewenang dan Tanggung Jawab PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 11
2. Evaluasi atas Struktur Organisasi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 14
BAB III PEMBAHASAN ... 20
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 20
1. Pengertian Manajemen Keuangan ... 20
2. Fungsi Manajemen Keuangan ... 21
B. Pengertian Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan ... 22
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 22
2. Pengertian Kinerja Keuangan ... 23
3. Penilaian Kinerja Keuangan ... 26
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 26
1. Pengertian Rasio Keuangan ... 26
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 28
D. Laporan Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 33
E. Analisis Kinerja Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ... 35
A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 49 DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Total aktiva, Laba Bersih dan Penjualan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Periode 2010-2013 ……… 7 Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Sumber Cipta
Multiniaga Medan Periode
2010-2013 ………. 34
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Periode
2010-2013 ………. 35
Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Periode
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Sumber Cipta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat
dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung, pembangunan
atau ekspansi. Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu
perusahaan terletak dalam unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga
dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah
tepat atau belum, mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat
menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya
gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
perusahaan dalam perkembangan bisnis di semua perusahaan. Salah satu tujuan
utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan
mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan.
Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan
hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis untuk
mempertahankan perusahaannya. Kinerja keuangan perusahaan, adalah hal yang
sangat penting terutamanya bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham,
karena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan
Kepada kinerja perusahaan yang baik pemilik modal manaruh
kepercayaannya. Karenanya tugas utama manajemen atau para manajer pada
intinya adalah meningkatkan nilai (value) bagi para pemegang saham. Semakin meningkat nilai bagi pemegang saham menjadi penting pula bagi para manajer
sendiri karena dia dapat memberikan nilai positif bagi kompensasi maupun
kariernya sehingga akan meningkatkan motivasi baginya untuk senantiasa dapat
membuat keputusan yang berdampak kepada penciptaan nilai. Selanjutnya akan
menjadi sangat penting pula untuk adanya suatu pengukuran kinerja yang
representatif atas penciptaan nilai tambah, yang dapat memberikan gambaran
nyata bagi manajemen maupun pemegang saham akan ada atau tidaknya
penciptaan nilai tambah tersebut.
Untuk mengetahui kamampuan dalam mengelola modal yang disetor
oleh para investor dalam rangka kemajuan perusahaan, perlu adanya pengukuran
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berbagai aspek perlu dipertimbangkan
dalam pengukuran kinerja ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang
menginvestasikan dananya. Perkembangan industri yang semakin pesat
memberikan implikasi pada persaingan di dalam industri. Perusahaan senantiasa
dituntut untuk dapat selalu meningkatkan kinerja perusahaan. Perkembangan
perekonomian yang ada membuat setiap tujuan perusahaan tidak hanya untuk
menghasilkan laba yang sebesar-besarnya saja, namun pihak manajemen juga
berkewajiban untuk menciptakan nilai perusahaan. Manajer harus bisa mengambil
keputusan untuk menggunakan alat analisis yang tepat dalam rangka mengukur
Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:2) fitur yang paling
menonjol dari perusahaan-perusahaan besar adalah bahwa pemilik (para
pemegang saham) biasanya tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan
bisnis, khususnya dalam basis sehari-hari. Sebagai gantinya, perusahaan
memperkerjakan manajer untuk mewakili kepentingan pemilik dan mengambil
keputusan atas nama mereka.
Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai
maksud dan tujuan tertentu. Tujuannya antara lain mencari keuntungan dan
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham serta tujuan yang lainnya. Semua
tujuan itu bisa tercapai atau terwujud bila manajemen perusahaan bisa mengelola
dan menjalankan kinerja perusahaan itu dengan sebaik-baiknya. Kinerja suatu
perusahaan, baik kinerja keuangan perusahaan maupun kinerja-kinerja lainnya di
perusahaan tersebut tentu saja sangat bergantung dari operasional perusahaan itu
sendiri. Berkembangnya dunia usaha yang ditandai dengan dibukanya pasar
bebas, membuat setiap pelaku bisnis harus semakin cermat dalam menyikapinya.
Hal ini juga mencakup proses pengambilan keputusan yang akan sangat
menetukan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan
yang diambil oleh perusahaan dapat digolongkan dalam tiga keputusan, yaitu
keputusan untuk berinvestasi (investing), keputusan untuk pendanaan (financing), dan keputusan operasional (operating).Berbagai yang dibuat oleh perusahaan harus mencerminkan tujuan perusahaan baik itu tujuan jangka panjang maupun
tujuan jangka pendek, yang salah satunya adalah mendapatkan laba yang optimal.
Laba bukan hanya menjadi tolak ukur efektivitas kinerja perusahaan,
perusahaan. Maka dari itu untuk menjaga kelangsungan hidupnya sangatlah
penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut tentulah tidak akan mudah bagi perusahaan, hal ini dikarenakan
banyaknya tekanan yang diterima pihak manajemen baik itu yang berasal dari
pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. Tujuan tersebut dapat
dicapai jika perusahaan dikelola secara baik yang diikuti dengan semangat
membangun yang tinggi dari semua pihak yang terlibat didalamnya. Hal ini dapat
diartikan bahwa penetapan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat
sangatlah penting bagi perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan operasional
maupun kegiatan non operasional sehari-harinya, perusahaan harus mempunyai
sumber keuangan dan juga manajemen keuangan yang dapat diandalkan.
Sumber keuangan yang baik diimplementasikan dalam bentuk
fungsi-fungsi keuangan yang meliputi fungsi-fungsi perencanaan (planning),fungsi pengorganisasian (organizing) serta fungsi pengendalian dan evaluasi. kewajiban-kewajibannya, keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang
ada, serta modal kerja yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk
dapat mengetahui kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penilaian kinerja.
Penilaian kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai proses atau sistem penilaian
mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan berdasarkan standar
tertentu terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini, laba dapat digunakan
sebagai parameter dari prestasi yang dicapai oleh perusahaan, dan menjadi
perhatian utama dari investor.
Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan untuk memotivasi
rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program, dan anggaran
organisasi, baik oleh manajemen, pemegang saham, perbankan, pemerintah,
maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi
kesejahteraan di antara mereka. Kriteria penting yang digunakan dalam menilai
kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan (controling and evaluation). Fungsi perencanaan, perusahaan membuat perencanaan dana yang akan digunakan baik itu dana operasional maupun non operasional yang di
aktualisasikan dalam bentuk anggaran dana perusahaan.Fungsi pengorganisasian
(organizing), perusahaan membuat suatu organisasi agar penggunaan dana tepat sasaran dan mencerminkan tujuan utama perusahaan, fungsi pengendalian dan
evaluasi (controling and evaluation), perusahaan melakukan pengendalian terhadap setiap kecurangan yang akan terjadi dan melakukan evaluasi agar
perusahaan dapat belajar dari kesalahan yang pernah terjadi sehingga perusahaan
dapat berjalan dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Pelaksanaan manajemen keuangan secara terstruktur akan sangat
membantu kelancaran kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil, secara otomatis akan dapat
dipertanggung jawabkan oleh manajemen. Sedangkan sebaliknya, manajemen
keuangan yang buruk dan tidak terstruktur akan mengakibatkan perusahaan tidak
berkembang dan bahkan akan mengakibatkan perusahaan tersingkir dari
persaingan dan akhirnya mengalami kebangkrutan.
Setiap perusahaan didirikan oleh sekelompok orang atau organisasi tentu
memiliki tujuan bersama yang telah disepakati yang tercantum dalam visi dan
banyak timbul tuntutan dan resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dalam
mengatasi resiko dan tuntutan tersebut hendaknya para pimpinan dan manajer
perusahaan mampu mengelola perusahaan lebih efektif dan efisien guna mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama. Untuk mewujudkan tujuan yang telah
disepakati bersama tersebut maka di dalam suatu perusahaan haruslah memiliki
pengendalian internal yang baik. PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ranting dari
PT Sumber Cipta Multiniaga cabang Jakarta, merupakan perusahaan yang
bertugas mendistribusikan rokok Djarum ke seluruh area penjualan Medan. Dalam
kegiatan bisnis sehari-sehari PT Sumber Cipta Multiniaga Medan, kadangkala
menghadapi beberapa permasalahan yang dapat mengganggu aktivitas operasi
bisnis perusahaan.
Masalah tersebut antara lain, terjadinya perbedaan catatan persediaan
rokok dengan jumlah persediaan rokok yang sebenarnya di gudang. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya pencurian atau keliru pada saat perhitungan dan
pencatatan. Sebuah sistem yang baik harus memenuhi adanya berbagai macam
prosedur untuk meminimalisir bahkan menghilangkan kesalahan dan tindakan
yang merugikan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen memiliki kewajiban
untuk melakukan desain, implementasi, dan melakukan pemeliharaan serta
modifikasi pengendalian internal guna mewujudkan tujuan yang telah disepakati
Tabel 1.1
Total Aktiva, Laba Bersih dan Penjualan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Periode 2010 - 2013
Tahun Total Aktiva (Rp) Penjualan (Rp) Laba Bersih Setelah Pajak (Rp)
2010 7.608.186.000 12.523.879.000 1.594.383.000
2011 9.971.496.000 13.942.319.000 1.355.385.000
2012 11.150.895.000 14.120.942.000 1.452.721.000
2013 12.925.279.000 14.685.346.000 2.705.883.000
Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan, 2014
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat dari tahun 2010 sampai 2013 total aktiva
mengalami peningkatan yang signifikan begitu juga untuk penjualan dapat dilihat
dari tahun 2010 sampai dengan 2013 yang cenderung meningkat. Sedangkan
untuk laba bersih setelah pajak terjadi penurunan pada tahun 2010 sampai 2011,
namun pada tahun 2011 sampai 2013 kembali mengalami peningkatan besar.
Dengan memperhatikan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan mengambil judul: “Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan .”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
kinerja keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan selama periode 2010-2013
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja
keuangan pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan ditinjau dari rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi dibidang karya
ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Penelitian ini mungkin merupakan latihan dan pembelajaran dalam
menerapkan teori yang diperoleh sehingga menambah pengetahuan,
pengalaman dan dokumentasi ilmiah.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan data dan informasi serta gambaran mengenai analisis
kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari likuiditas, aktivitas, leverage, dan
profitabilitas pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan.
b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan langsung dengan penelitian ini.
c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dalam
penelitian mengenai anggaran sebagai perencanaan dan pengendalian yang
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
PT Sumber Cipta Multiniaga merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang distribusi, yaitu pendistribusian rokok-rokok merk djarum.
Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Martin Basuki Hartono dan Bapak Roberto
Setiabudi Hartono, dimana mereka berdua merupakan para pemegang saham
utama dari perusahaan yang memproduksi rokok Djarum. PT Sumber Cipta
Multiniaga Medan ini resmi berdiri pada 27 April 2009 berdasarkan akta notaris
nomor 104 yang dibuat di hadapan notaris Eliwati Tjitra, SH di Jakarta Barat.
Perusahaan ini bertempat di Jl. Brigjen Zein Hamid No.38 Medan dengan nomor
telepon 021-5346619 dan fax 021-5346615. Saat ini perusahaan dipimpin oleh
seorang Direktur bernaman Bapak Goenadai Hadiwidjaja.
Perusahaan ini berkantor pusat di Kudus dan memiliki lima kantor cabang
yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabya, dan Medan. Cabang Jakarta
menangani area penjualan yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, dan Kalimantran Barat. Cabang bandung meliputi wilayah
Jawa Barat. Cabang semarang meliputi wilayah Jawa Timur, NTB, Maluku, Irian
Jaya, dan Sulawesi. Cabang Medan meliputi wilayah Sumatera. Tujuan didirikan
perusahaan ini merupakan sebagai suatu bagian yang berfungsi untuk
menyalurkan atau mendistribusikan rokok-rokok produk PT Djarum.
Jenis rokok yang beredar di pasaran dibagi dalam dua jenis kategori yaitu
Sigaret Kretek Mesin (SKM) dimana proses pembuatannya dilakukan dengan
pembuatannya dilakukan dengan manual atau tangan. Produk-produk yang
didistribusikan oleh Distributor PT Sumber Cipta Multiniaga adalah Nuu Mild,
Rokok Djarum Super, Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super Mezzo, Djarum
Istimewa, Djarum Black, Djarum Black Slimz, Djarum Black Cappucino, Djarum
Black Tea, Djarum Splash, Djarum Cherry, Djarum Original, Djarum Black
B. Struktur Organisasi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
1. Wewenang dan Tanggung Jawab PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Struktur organisasi yang jelas memiliki kontribusi yang balk terhadap
suatu entitas perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan, apabila
menggunakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pemantauan aktivitas suatu perusahaan. Kerangka kerja
diperlukan untuk pembagian tugas dan wewenang pada perusahaan. Struktur
organisasi yang terbentuk pada PT Sumber Cipta Multiniaga sudah dapat dinilai
baik apabila dilihat dan pembagian tugas dan wewenangnya. Sebab, dapat dilihat Area
Manager
District Supervisior
Sales
Coordinator Gudang
Rokok
Team
L eader
Head
Warehouse Salesman Promotor
Di strict
Clerk Received
Warehouse
Sent
bahwa pihak manajemen telah merancang struktur organisasi sebagai suatu acuan
bagi karyawan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
Berikut adalah beberapa tugas, fungsi, dan tanggung jawab personalia dan
masing-masing bagian pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan:
a) Area Manager
Memiliki wewenang memimpin beberapa DSO (cabang) yang berada di
dalam satu area tertenu. Tugsanya adalah mengatur aktivitas promosi yang
dilakukan oleh salesman dan mengatur jadwal pendistribusian rokok yang akan
dikirimkan ke pelanggan.
b) District Supervisor
Memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan DSO. Tugasnya adalah
mengawasi kegiatan aktivitas promosi yang dilakukan oleh salesman dan melakukan pendistribusian rokok yang akan dikirimkan ke pelanggan.
c) Gudang Rokok
Memiliki wewenang untuk mengkordinir setiap pesanan rokok yang datang
dari kantor pusat untuk disiimpan pada sent warehouse maupun pesanan rokok yang akan dikirimkan received warehouse kepada pelanggan. Tugasnya adalah mengawasi jalannya penerimaan pesanan dan pengiriman pesanan.
d) Sales Coordinator
Memiliki wewenang untuk mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh
e) Team Leader
Memiliki wewenang untuk mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh
District Supervisor. Tugasnya adalah membantu District Supervisor dalam menjalankan aktivitas promosi yang dilakukan oleh salesman dari setiap DSO.
f) Head Warehouse
Memiliki wewenang untuk mengotorisasikan pengiriman barang pesanan
dari pelanggan dan penerimaan barang pesanan dari pusat. Tugasnya adalah
mengatur aktivitas operasional Sent Warehouse dan Reveived Warehouse.
g) Sent Warehouse
Memiliki wewenang untuk menyiapkan barang pesanan yang akan
dikirimkan kepada Received Warehouse. Tugasnya adalah menyediakan pesanan untuk Received Warehouse dan melakukan pengepakan barang.
h) Received Warehouse
Memiliki wewenang untuk menyiapkan rokok pesanan yang akan
dikirimkan kepada pelanggan. Tugasnya adalah menerima kiriman rokok dari
RSO dan mengepak rokok.
i) Salesman
Memiliki wewenang unutk mengumpulkan hasil pembayaran dari pelanggan
dengan sistem tunai. Tugasnya adalah melaksanakan aktivitas pendistribusian
rokok kepada pelanggan, melakukan promosi rokok kepada pelanggan dan
j) Cashier
Memiliki wewenang untuk menghitung hasil penagihan dan mentransfernya
kepada rekening RSO. Tugasnya adalah mengumpulkan hasil penagihan
pembayaran dari salesman.
k) District Clerck
Memiliki wewenang untuk mengarsipkan dokumen--dokumen yang
digunakan dalam transaksi penjualan. Tugasnya adalah meginput
transaksi-transaksi yang terjadi ke dalam DSA (District Sales Application).
2. Evaluasi atas Struktur Organisasi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Struktur organisasi yang terbentuk pada PT Surnber Cipta Multiniaga sudah
dapat dinilai baik apabila dilihat dan pembagian tugas dan wewenangnya. Sebab,
dapat dilihat bahwa pihak manajemen telah merancang struktur organisasi sebagai
suatu acuan bagi karyawan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Berikut
mi adalah struktur organisasi yang berkaitan dalam sikius pendapatan berdasarkan
kelebihan-kelebihannya:
1. Pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan, Area Manager secara Iangsung membawahi District Supervisor
District Supervisor bertugas terhadap fungsi pengawasan kegiatan DSO dalam aktivitas distribusi yang mengotorisasikan setiap faktur penjualan untuk
2. Bagian distribusi bertugas terhadap fungsi distribusi
Dimana bagian Distribution Manager selalu mengotorisasikan Surat Kiriman Rokok dan Faktur Penjualan yang akan digunakan sebagai pengarsipan
pendistribusian kepada pelanggan oleh bagian District Clerck. Bagian
Distribution Manager secara langsung membawahi Head Warehouse yang mengotorisasikan pengiriman barang pesanan dan pelanggan dan penerirnaan
barang pesanan dan pusat. Bagian Head Warehouse juga membawahi Sent Warehouse yang bertugas menerima rokok pesanan dan PT Djarum Kudus serta mengirimkan rokok pesanan tersebut kepada Received Warehouse dan Received Warehouse bertugas untuk menerima rokok pesanan dan Sent Warehouse dan mendistribusikannya kepada pelanggan
3. Bagian akuntansi dan keuangan bertugas terhadap pelaksanaan fungsi
pencatatan transaksi
Fungsi pencacatan transaksi pada PT Sumber Cipta Multiniaga dipimpin
oleh Finance Manager. Finance Manager membawahi Accounting Supervisior
dan Regional Cashier. Accounting Supervisior bertugas mengkoordinasikan seluruh pencatatan atas transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
4. Fungsi distribusi terpisah dengan fungsi gudang
Pada PT Sumber Cipta Multiniaga fungsi distribusi dilakukan oleh
Distribution Manager, sedangkan untuk fungsi penyimpanan dilakukan oleh
District Supervisor. Adanya pemisahan fi.ingsi distribusi dengan fungsi gudang bertujuan untuk menghindari kemungkinari terjadi hilang atau berkurangnya stock
cara bekerja sama mencuri rokok pesanan tersebut dengan alasan pengiriman
barang atau penyelundupan rokok pesanan tersebut oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan sendiri.
Dengan terpisahnya antara fungsi distribusi dengan fungsi gudang, dapat
diketahui bahwa pihak perusahaan memiliki pengawasan extra terhadap pesanan rokok yang sampai digudang dan pesanan rokok yang akan keluar dan gudang.
5. Terdapat pemisahan antara Sent Warehouse dengan Received Warehouse
Pada PT Sumber Cipta Multiniaga terdapat pemisahan antara Sent Warehouse dengan Received Warehouse. Fungsi Sent Warehouse dilakukan oleh
Sent Warehouse Keeper, sedangkan untuk fungsi Received Warehouse dilakukan oleh Received Warehouse Keeper. Adanya pemisahan fungsi Sent Warehouse
dengan fungsi Received Warehouse bertujuan untuk menghindari tertukarnya rokok pesanan yang barn sampai dengan rokok pesanan yang akan dikirimkan
kepada DSO.
Dengan terpisahnya antara fungsi Sent Warehouse dengan fungsi Received Warehouse, dapat diketahui bahwa dalam PT Sumber Cipta Multiniaga terdapat pengawasan extra pada setiap pesanan rokok pesanan yang barn diterima dan kantor pusat dengan rokok pesanan yang yang akan dikirimkan kepada DSO.
Selain dan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada struktur organisasi
seperti yang telah dijelaskan diatas, masih terdapat juga kekurangan
kekurangan pada struktur organisasi yang telah disusun oleh pihak PT Sumber
Cipta Multiniaga, yaitu:
a. Tidak pernah melakukan rolling pekerjaan terhadap karyawan
pekerjaan terhadap seluruh karyawannya. Adapun tujuan dan adanya rolling
pekerjaan adalah untuk menghindari terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh
pihak karyawan yang ingin mengambil keuntungan sendini.
Kemungkinan PT Sumber Cipta Multiniaga tidak melakukan rolling
pekerjaan karena perusahaan merasa tidak sempat untuk melakukan diakibatkan
karena pada PT Sumber Cipta Multiniaga sering sekali terjadi overload. Selain itu, mereka berpikir akan lebih baik jika ticlak melakukan rolling karena mereka tidak perlu mengajarkan mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan kepada
orang-orang yang baru.
Akibat dan tidak adanya rolling pekerjaan terhadap karyawan adalah PT Sumber Cipta Multiniaga pernah merigalami kerugian yaitu stok rokok yang
akan didistribusikan kepada ranting menjadi berkurang karena adanya pihak
salesman yang meneuri beberapa rokok untuk kepentingan pribadinya. Sebaiknya untuk menghindari resiko yang terjadi diatas adalah perusahaan
diharapkan untuk melakukan rolling pekerjaan secara berkala. Misalnya, setiap 2 tahun I kali diadakan rolling pekerjaan ataupun dinas luar.
b. Fungsi salesman dengan fungsi supir tidak terpisah
Pada PT Sumber Cipta Multiniaga, antara fungsi salesman dengan fungsi supir tidak dipisahkan, sebab kedua fungsi mi apabila digabungkan
memang akan Iebih efisien.
Namun, dengan adanya kebijakan yang diterapkan justru akibat dari
adanya penggabungan kedua fungsi ini akan meningkatkan resiko kepada setiap
rokok-rokok yang akan didistribusikan kepada pelanggan.
rokok yang akan dikirimkan pelanggan dan menyebabkan menurunnya tingkat
kepercayaan pelanggan pada perusahaan tersebut.
Sebaiknya untuk rnenghindari hal-hal diatas, perusahaan menetapkan sistem
terpisah bagi salesman dan supir. Selain itu, jadwal untuk pendistribusian pun dilakukan secara random agar tidak ada kesempatan untuk bekerja sama dalam mencari keuntungan sendiri bagi salesman dan supir tersebut ataupun diadakan
rolling pekerjaan seperti memindahkan rute pendsitribusian kepada setiap
salesman dan supir.
c. Fungsi kredit tidak terpisah dengan fungsi akuntansi
Pada PT Sumber Cipta Multiniaga, pemeriksaan atas credit limit pelanggan dilakukan oleh bagian Clerck Accounting. Karena mengingat kebutuhan perusahaan akan keefisienan dan kelancaran prosedur penagihan. Bagi
perusahaan, penagihan pembayaran kepada pelanggan akan lebih mudah, sebab
bagian Clerck Accounting hanya perlu melakukan pengecekan atas laporan-laporan mengenai piutang dan tiap pe1anggan.
Berdasarkan laporan-laporan tersebut, setiap akan memasuki masa jatuh
tempo, bagian Clerck Accounting akan melakukan penagihah melalui telepon. Resiko yang dapat ditimbulkan dan tidak terpisahnya antara fungsi kredit dengan
fungsi akuntansi adalah kemungkinan untuk tidak tertagihnya piutang di
pelanggan menjadi lebih besar, karena kurangnya dokumen pendukung mengenai
penagihan piutang karena hanya melakukan penagihan via telepon. Selain itu,
resiko yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya kerja sama antara bagian
akuntansi dengan pelanggan dengan memanipulasi laporan mengenai piutang dan
Rekomendasi yang dapat diberikan dalam kondisi diatas adalah
memisahkan fungsi kredit dengan fiangsi akuntansi. Dalam struktur organisasi,
bagian kredit mi sebaiknya berada dibawah Finance Manager. Sehingga penagihan piutang yang akan ditagihkan kepada pelanggan akan dapat ditagih
melalui form penagihan tersebut dan dapat diotorisasikan langsung oleh Finance Manager.
d. Fungsi salesman membawahi district derek dan cashier
Pada lokasi District Sales Office yang tersebar pada 32 wilayah dalam cabang Jakarta, sistem salesman membawahi fungsi district clerck dan cashier.
Struktur mi dinilai tidak tepat, karena bagian salesman tidak memiliki otorisasi apapun bagi district derek maupun cashier. Untuk itu, sebaiknya fungsi
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara
keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan mengarah pada pencapaian
tujuan perusahaan atau organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam manajemen
keuangan akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan secara
keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Arthur J. Keown dkk (2011:4), manajemen keuangan adalah hal
yang berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai
ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus
difokuskan pada penciptaan kekayaan.
Menurut Kasmir (2010:7) bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan
erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang
berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan
serta instrumen keuangan.
Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang
harus dilakukan oleh suatu perusahaan, utamanya seorang manajer atau direktur
keuangan. Keputusan keuangan ini diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga
kemakmuran pada pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah. Ada
tiga keputusan dalam manajemen keuangan yaitu:
a) Penganggaran Modal (capital budgeting)
Proses perencanaan dan pengelolaan investasi jangak panjang sebuah
perusahaan disebut penganggaran modal (capital budgeting). Dalam penganggaran modal, manajer keuangan mencoba untuk mengidentifikasi
peluang-peluang investasi yang memberikan hasil lebih tinggi bagi perusahaan
dibandingkan dengan biaya yang perolehannya.
b) Struktur Modal (capital structure)
Struktur modal sebuag perusahaan adalah kombinasi spesifik ekuitas dan
utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya.
c) Modal Kerja (working capital)
Mengelola modal kerja perusahaan adalah aktivitas sehari-hari yang akan
menentukan tersedianya sumber daya yang mencukupi bagi perusahaan untuk
meneruskan operasinya dan terhindar dari gangguan yang dapat menimbulkan
biaya yang besar bagi perusahaan. hal ini melibatkan sejumlah aktivitas yang
B. Pengertian Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan 1. Pengertian Laporan Kuangan
Analisa laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kinerja perusahaan dalam satu periode. Oleh karena itu, sebelum menganalisis
laporan keuangan, makan terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang
berkaitan dengan laporan keuangan. Seperti yang diketahui bahwa laporan
keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan
melaporkannya pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan juga akan
menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan,
dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan
yang dimilikinya.
Menurut Kasmir (2010:66) secara umum dikatakan bahwa laporan
keuangan adalah: Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatau periode tertentu.
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan
keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan menilai kinerja
keuangan perusahaan.
Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan
untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan
informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk
menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta
perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan
posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta
kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Pengertian Kinerja Keuangan
Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan
penelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan
oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan
bagi pihak luar manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi
yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan
pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya.
Menurut Sutrisno (2012:151), kinerja adalah sebagai hasil kerja yang
telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas
kerja.
Penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak
manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa
implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba
perusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah
melalui serangkaian indi-kator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari
aktivita riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas
strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari
aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas
korporasi.
Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif
mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu
rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai oleh
perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan
tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan
kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset yang
tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan
kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilki perusahaan
secara efektif dan efisien.
Menurut Arthur, John, William dan David (2011:73), kinerja keuangan
adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbaningan dalam rangka
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan
serangkaian tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa
Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian kinerja mengandung
tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga
menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan organisasi.
Perbaikan organisasi mengandung makna perbaikan manajemen organisasi yang
meliputi: (a) perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan
evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya merupakan informasi untuk perbaikan
”perencanaan proses evaluasi” selanjutnya. Proses ”perencanaan proses evaluasi”
harus dilakukan secara terus-menerus (continuous process improvement) agar faktor strategik (keunggulan bersaing) dapat tercapai.
Berdasarkan definisi diatas, maka kinerja perusahaan merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan
mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan
hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan
dari berbagai ukuran yang disepakati.
3. Penilaian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui
oleh berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama
terkait dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut
.
Penilaian kinerjakeuangan dibagi kedalam dua tahapan proses, yaitu (a) tahap dasar variabel kunci
ditentukan oleh tujuan organisasi, dan (b) tahap melekatkan penilaian pada setiap
variabel kunci. Tahap variabel kunci ditentukan oleh tujuan yang
mempertimbagkan karakteristik variabel, penilaian dengan level-level organisasi
variabel-variabel pada level serupa. Sedangkan melekatkan penilaian pada setiap
variabel kunci ditentukan oleh karakteristik penilaian kinerja.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa
laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik ini
merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum mengadakan analisa
terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami
laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan
aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan
kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang
memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan
keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa
rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan
posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Menurut Syamsudin (2011:37) mengemukakan bahwa: ”Rasio
keuangan merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan
memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.”
Dari hasil definisi di atas, maka bila rasio diterjemahkan secara tepat,
rasio juga dapat, menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan
penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan
dan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat
komponen-komponen rasio itu sendiri. Namun demikian, fungsi rasio seringkali disalah
artikan dan akibatnya manfaatnya terlalu dibesar-besarkan.
Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:78), rasio keuangan
merupakan hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan
dan digunakan untuk tujuan perbandingan.
Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara. Yang pertama untuk
membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda. Dan kedua untuk
membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Analisis rasio
merupakan alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar.
Terdapat dua macam rasio standar yang lazim digunakan. Yang pertama adalah
rasio yang sama dari laporan keuangan tahun-tahun yang lampau. Yang kedua
adalah rasio dari perusahaan lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan perusahaan yang dianalisis. Rasio standar kedua ini lazim disebut rata-rata
Banyak penulis yang mengargumentasikan jenis-jenis rasio yang
menurut penulisannya cocok untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang
terkenal dan popular adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti, namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua
kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin
sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
x 100%
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut
adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila
kurang maka dianggap kurang baik.
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
x 100%
c. Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga
dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah
untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1,00 di jaminkan oleh kas dan
efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus
pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
Kas + Bank
Kewajiban Lancar
x 100%
d. Working Capital to Total Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal
kerja bersih. Rasio ini membandingkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, atau
modal kerja dengan keseluruhan aktiva. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Total Aktiva
x 100%
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka
yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang
perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%.
Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain:
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal
pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin
tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal pemilik terhadap
utang semakin kecil. Rasio diatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena
jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.
Total Kewajiban
Ekuitas
x 100%
b. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat diketahui beberapa bagian aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio
utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi
kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu
likuidasi.
Total Kewajiban
Total Aktiva
x 100%
3) Rasio Aktivitas
Sering disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk
yaitu dengan melihat kecepatan perputaran berarti semakin efektif penggunaan
aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan.
Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan
jenis perusahaan yang diteliti antara lain:
a. Working Capital Turn Over
Modal kerja adalah aktiva perusahaan yang mempunyai umur lebih singkat
dari satu periode buku biasanya satu tahun. Untuk menilai efektivitas modal
kerjadapat dihitung dengan perbandingan antara penjualan bersih dengan modal
sendiri. Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal
kerja, yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran persediaan, piutang
atau adanya saldo kas yang telah besar. Semakin tinggi tingkat perputaran modal
kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan.
Working Capital Turn Over = Penjualan Modal Kerja
b. Fixed Assets Turn Over
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva
tetap, yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap
telah berputar dalam satu periode. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:
Fixed Assets Turn Over = Penjualan Aktiva Tetap
c. Total Assets Turn Over
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan . Rumus untuk menghitung rasio ini
Total Assets Turn Over = Penjualan Total Aktiva
d. Inventory Turn Over
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan
(Syahyunan 2000:85). Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang
dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung:
Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan
Persediaan
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari
penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio
ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
x 100%
b. Gross Profit Margin
Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas
hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak
disertakan dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan
antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan
memperbesar jumlah penjualan.
Gross Profit Margin = Laba Kotor
Penjualan
x 100%
c. ReturnOn Invesment
Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini
menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio ini adalah:
Return On Invesment = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
x 100%
D. Laporan Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
1. Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010
sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan neraca PT Sumber Cipta
Tabel 3.1
Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan NERACA
Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan)
Keterangan Tahun
2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
AKTIVA
Aktiva lancar
Jumlah kas dan bank 2.606.809 2.269.019 2.653.472 3.754.235
Piutang 1.630.096 3.223.332 4.734.217 4.644.723
Persediaan 537.085 467.424 576.137 621.891
Biaya dibayar dimuka 225.573 983.254 255.751 385.628
Total Aktiva lancar 4.999.563 6.790.029 8.219.577 9.406.477
Aktiva tetap
Aktiva tetap 4.189.331 4.853.321 4.787.624 5.255.768
Akumulasi penyusutan 2.281.269 2.553.671 2.799.851 2.612.890
Jumlah aktiva tetap 1.908.062 2.319.650 1.987.773 2.642.878
Aktiva lain-lain
Jumlah aktiva lain-lain 700.561 681.817 943.545 875.924
Total aktiva tetap 2.608.623 3.001.467 2.931.318 3.518.802
TOTAL AKTIVA 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.925.279
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban lancar
Utang usaha 2.008.513 1.985.888 2.328.338 2.535.765
Utang pajak 174.499 245.177 319.725 336.637
Jumlah kewajiban lancar 2.183.012 2.231.065 2.648.063 2.872.402
Kewajiban jangka panjang
Jumlah kewajiban lain-lain 92.560 14.506 721.600 309.402
Jumlah kewajiban 2.275.572 2.245.571 3.369.663 3.182.257
Modal dan cadangan - - - -
Jumlah modal dan cadangan 5.332.614 7.725.925 7.781.232 9.743.022
Total Kewajiban dan Modal 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.922.279
2. Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember
2010 sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan laba rugi PT Sumber Cipta
[image:41.595.111.553.199.473.2]Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013.
Tabel 3.2
Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Laba Rugi
Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan)
Uraian Tahun
2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
Penjualan/ Pendapatan usaha 12.523.879 13.942.319 14.120.942 14.685.346
Harga pokok penjualan 8.127.005 9.377.995 9.913.180 9.250.329
Laba kotor 4.396.874 4.564.324 4.207.762 5.435.017
Biaya operasi 2.284.868 2.614.293 2.222.568 2.125.284
Laba bersih operasi 2.112.006 1.950.031 1.985.194 3.309.733
Bunga 545.229 308.944 436.008 356.902
Laba bersih setelah bunga 2.657.305 2.258.974 2.241.202 3.656.635
Pajak 1.062.922 903.590 968.481 950.752
Laba bersih setelah pajak 1.594.383 1.355.385 1.452.721 2.705.883
Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
E. Analisis Kinerja Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
1) Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
x 100%
Tahun 2010 = 4.999.563
2.183.012
x 100% = 229%
Tahun 2011 = 6.970.029
2.231.065
x 100% = 312%
Tahun 2012 = 8.219.577
2.648.063
x 100% = 310%
Tahun 2013 = 9.406.477
Current ratio tahun 2012 sebesar 310% dan tahun 2011 sebesar 312%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 310,- pada tahun 2012 dan Rp 312,- pada tahun 2011. Nilai
current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2011 ke tahun
2012 meningkat meskipun jumlah aktiva lancar yaitu kas dan piutang
meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012.
b. Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
x 100%
Tahun 2010 = 4.999.563−537.085
2.183.012
x 100% = 204%
Tahun 2011 = 6.970.029−467.424
2.231.065
x 100% = 291%
Tahun 2012 = 8.219.577−576.137
2.648.063
x 100% = 287%
Tahun 2013 = 9.406.477−621.891
2.872.402
x 100% = 305%
Quick ratio tahun 2011 sebesar 291% dan tahun 2012 sebesar 287%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang
likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 287,- untuk tahun 2012 dan Rp 291,-
untuk tahun 2011. Nilai quick ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 4%. Perusahaan tergolong baik tingkat likuiditasnya karena
mencapai 100% atau 1:1.
Kas + Bank
Kewajiban Lancar
x 100%
Tahun 2010 = 2.606.809
2.183.012
x 100% = 119%
Tahun 2011 = 2.296.019
2.231.065
x 100% = 103%
Tahun 2012 = 2.653.472
2.648.063
x 100% = 100%
Tahun 2013 = 3.754.235
2.872.402
x 100% = 130%
Cash ratio tahun 2012 sebesar 100% dan tahun 2011 103%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh kas dan surat-surat berharga
sebesar Rp 100,- untuk tahun 2012 dan Rp 103,- untuk tahun 2011. nilai cash ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012.
d. Working Capital to Asset Ratio
Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Total Aktiva
x 100%
Tahun 2010 = 4.999.563 – 2.183.012
7.608.186
x 100% = 37%
Tahun 2011 = 6.790.029 – 2.231.065
9.971.496
x 100% = 48%
Tahun 2012 = 8.219.577 – 2.648.063
11.150.895
x 100% = 50%
Tahun 2013 = 9.406.477 – 2.872.402
12.925.279
x 100% = 50%
Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya
perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun ada
penurunan nilai current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 tetapi masih berada diatas nilai standar begtu juga dengan nilai cash ratio.
2) Rasio Solvabilitas/ leverage
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Total Kewajiban
Ekuitas
x 100%
Tahun 2010 = 2.275.572
5.332.674
x 100% = 40%
Tahun 2011 = 2.245.571
7.725.925
x 100% = 29%
Tahun 2012 = 3.369.663
7.781.232
x 100% = 43%
Tahun 2013 = 3.182.257
9.743.022
x 100% = 32%
Total debt to total equity ratio tahun 2012 sebesar 43% dan tahun 2011 sebesar 29%. Nilai total debt to total equity ratio mengalami peningkatan sebesar 14%. Peningkatan nilai total debt to total equity ratio tersebut menunjukkan semakin berat hutang perusahaan yang dijamin dengan modal
yang dimiliki.
b. Total Debt to Total Asset Ratio
Total Kewajiban
Total Aktiva
x 100%
Tahun 2010 = 2.275.572
Tahun 2011 = 2.245.571
9.971.496
x 100% = 23%
Tahun 2012 = 3.369.663
11.150.895
x 100% = 30%
Tahun 2013 = 3.182.257
12.925.279
x 100% = 24%
Total debt to total asset ratio tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011 sebesar 23%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang dijamin oleh aktiva
sebesar Rp 30,- untuk tahun 2012 dan Rp 23,- untuk tahun 2011. Nilai Total debt to total asset ratio mengalami peningkatan sebesar 7%. Peningkatan nilai
Total debt to total asset ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 menunjukkan semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam
menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.
Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, yaitu nilai persentase
rasio total debt to total equity ratio dan total debt to total asset ratio bahwa komposisi hutang kurang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri
(ekuitas) relatif kurang baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat
pada tahun 2012.
3) Rasio Aktivitas
a. Working Capital Turn Over
Penjualan Ekuitas
Tahun 2010 = 12.523.879
5.332.614
= 2,31x
Tahun 2011 = 13.942.319
7.725.925
= 1,80x
Tahun 2012 = 14.120.942
Tahun 2013 = 14.685.346
9.743.022
= 1,50x
Working capital turn over tahun 2012 adalah 1,81 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,81 kali dalam setahun
untuk tahun 2012 sedangkan pada tahun 2011 nilai working capital turn over
sebesar 1,80 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar
rata-rata 1,80 kali dalam setahun. Tahun 2012 nilai working capital turn over
mengalami peningkatan yang sangat kecil dan tidak signifikan yaitu sebesar
0,01.
b. Fixed Assets Turn Over
Penjualan
Jumlah Aktiva Tetap
Tahun 2010 = 12.523.879
1.908.062
= 6,56x
Tahun 2011 = 13.942.319
2.319.650
= 6,01x
Tahun 2012 = 14.120.942
1.987.773
= 7,10x
Tahun 2013 = 14.685.346
2.642.878
= 5,55x
Fixed assets turn over tahun 2012 sebesar 7,10 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 7,10 kali dalam setahun
sedangkan untuk tahun 2011 niali fixed assets turn over sebesar 6,01 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 6,01 kali
c. Total Assets Turn Over
Penjualan
Jumlah Aktiva
Tahun 2010 = 12.523.879
7.608.186
= 1,65x
Tahun 2011 = 13.942.319
9.971.496
= 1,39x
Tahun 2012 = 14.120.942
11.150.895
= 1,26x
Tahun 2013 = 14.685.346
12.925.279
= 1,13x
Total assets turn over tahun 2012 sebesar 1,26 kali yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,26 kali dalam setahun
sedangkan untuk tahun 2011 total assets turn over sebesar 1,39 yang artinya
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,39 kali
dalam setahun. Nilai total assets turn over mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 0,13 kali.
d. Inventory Turn Over
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Tahun 2010 = 8.127.005
537.085
= 15,13x
Tahun 2011 = 9.377.995
467.424
= 20,06x
Tahun 2012 = 9.913.180
576.137
= 17,20x
Tahun 2013 = 9.250.329
621.891
= 14,87x
Hal ini menunjukkan bahwa penjualan yang dihasilkan berkurang dari tahun
2011 ke tahun 2012.
Dilihat dari nilai working capital turn over perusahaan tersebut mengalami peningkatan sangat kecil dan tidak signifikan. Nilai fixed assets turn over
cukup baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over cukup baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over dan inventory turn over kurang baik karena dari tahun 2011 mengalami penurunan di tahun
2012 sehingga dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar lebih kecil ditahun 2012 dibanding tahun 2011 dan nilai inventory turn over tahun 2012
kurang baik karena berkurang dari tahun 2011, sehingga efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan di tahun 2012 tidak baik dibanding tahun 2011.
4) Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin
Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
x 100%
Tahun 2010 = 1.594.383
12.523.879
x 100% = 35%
Tahun 2011 = 1.355.385
13.942.319
x 100% = 32%
Tahun 2012 = 1.452.721
14.120.942
x 100% = 29%
Tahun 2013 = 2.705.883
14.685.346
x 100% = 18%
bersih sebesar Rp 29,- untuk tahun 2012 dan Rp 32 tahun 2011. Nilai net profit margin mengalami penurunan sebesar 3%.
b. Gross Profit Margin
Laba Kotor
Penjualan
x 100%
Tahun 2010 = 4.396.874
12.523.879
x 100% = 35%
Tahun 2011 = 4.564.324
13.942.319
x 100% = 33%
Tahun 2012 = 4.207.762
14.120.942
x 100% = 30%
Tahun 2013 = 5.435.017
14.685.346
x 100% = 37%
Gross profit margin tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011 sebesar 33%. Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan
mampu menghasilkan Rp 30,- tahun 2012 dan Rp 33,- tahun 2011. Nilai gross profit margin mengalami penurunan sebesar 3%. Keadaan ini menunjukkan kinerja penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor menurun 3% tahun
2012.
c. Return On Invesment
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
x 100%
Tahun 2010 = 1.594.383
7.608.186
x 100% = 21%
Tahun 2011 = 1.355.385
9.971.496
x 100% = 14%
Tahun 2012 = 1.452.721
11.150.895
x 100% = 13%
Tahun 2013 = 2.705.883
Return on investmen tahun 2012 sebesar 13% dan tahun 2011 sebesar 14%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari seluruh dana yang tertanam
dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi sebesar 13% untuk
tahun 2012 dan 14% untuk tahun 2012. nilai return on investmen mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 1%.
Rasio-rasio profitabilitas perusahaan terlihat mengalami penurunan mulai
dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Hal ini menunjukkan perusahaan belum
Tabel 3.3
Rasio Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Periode 2010-2013
Rasio Keuangan Tahun
2010 2011 2012 2013 Rasio Likuiditas
Current ratio 229% 312% 310% 327%
Quick ratio 204% 291% 287% 305%
Cash ratio 119% 103% 100% 130%
Working capital to total asset ratio 37% 48% 50% 50%
Rasio Solvabilitas/ Leverage
Total debt to total equity ratio 40% 29% 43% 32%
Total debt to total asset ratio 29% 23% 30% 24%
Rasio Aktivitas
Working capital turn over 2,31x 1,80x 1,81x 1,50x
Fixed asset turn over 6,56x 6,01x 7,10x 5,55x
Total asset turn over 1,65x 1,39x 1,26x 1,13x
Inventory turn over 15,13x 20,06x 17,20x 14,87x
Rasio Profitabilitas
Net profit margin 35% 32% 29% 18%
Gross profit margin 35% 33% 30% 37%
Return on invesment 21% 14% 13% 20%
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan organisasi.
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan
dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT Sumber Cipta
Multiniaga Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Working Capital To Total asset Ratio dari tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat
secara keseluruhan rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medanyang
paling baik adalah di tahun 2011.
2. Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Total debt to total equity ratio dan Total debt to total asset ratio untuk tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya peningkatan.
Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan menunjukkan bahwa
semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar
jumlah modal pinjaman (hutang) digunakan dalam menghasilkan keuntungan
3. Rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Working capital Turn Over, Fixed Assets Turn Over, Total Assets turn Over dan
Inventory Turn Over mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan yang paling
baik adalah di tahun 2010.
4. Rasio profitabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Net Profit Margin, Gross Profit Margin dan Return on Investmen mulai tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami
penurunan.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu
sebagai berikut:
1. Setelah melakukan analis