BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara
keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan mengarah pada pencapaian
tujuan perusahaan atau organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam manajemen
keuangan akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan secara
keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Arthur J. Keown dkk (2011:4), manajemen keuangan adalah hal
yang berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai
ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus
difokuskan pada penciptaan kekayaan.
Menurut Kasmir (2010:7) bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan
erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang
berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan
serta instrumen keuangan.
Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang
harus dilakukan oleh suatu perusahaan, utamanya seorang manajer atau direktur
keuangan. Keputusan keuangan ini diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga
kemakmuran pada pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah. Ada
tiga keputusan dalam manajemen keuangan yaitu:
a) Penganggaran Modal (capital budgeting)
Proses perencanaan dan pengelolaan investasi jangak panjang sebuah
perusahaan disebut penganggaran modal (capital budgeting). Dalam
penganggaran modal, manajer keuangan mencoba untuk mengidentifikasi
peluang-peluang investasi yang memberikan hasil lebih tinggi bagi perusahaan
dibandingkan dengan biaya yang perolehannya.
b) Struktur Modal (capital structure)
Struktur modal sebuag perusahaan adalah kombinasi spesifik ekuitas dan
utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya.
c) Modal Kerja (working capital)
Mengelola modal kerja perusahaan adalah aktivitas sehari-hari yang akan
menentukan tersedianya sumber daya yang mencukupi bagi perusahaan untuk
meneruskan operasinya dan terhindar dari gangguan yang dapat menimbulkan
biaya yang besar bagi perusahaan. hal ini melibatkan sejumlah aktivitas yang
B. Pengertian Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan 1. Pengertian Laporan Kuangan
Analisa laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kinerja perusahaan dalam satu periode. Oleh karena itu, sebelum menganalisis
laporan keuangan, makan terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang
berkaitan dengan laporan keuangan. Seperti yang diketahui bahwa laporan
keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan
melaporkannya pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan juga akan
menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan,
dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan
yang dimilikinya.
Menurut Kasmir (2010:66) secara umum dikatakan bahwa laporan
keuangan adalah: Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatau periode tertentu.
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan
keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan menilai kinerja
keuangan perusahaan.
Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan
untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan
informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk
menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta
perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan
posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta
kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Pengertian Kinerja Keuangan
Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan
penelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan
oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan
bagi pihak luar manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi
yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan
pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya.
Menurut Sutrisno (2012:151), kinerja adalah sebagai hasil kerja yang
telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas
kerja.
Penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak
manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa
implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba
perusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah
melalui serangkaian indi-kator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari
aktivita riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas
strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari
aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas
korporasi.
Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif
mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu
rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai oleh
perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan
tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan
kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset yang
tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan
kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilki perusahaan
secara efektif dan efisien.
Menurut Arthur, John, William dan David (2011:73), kinerja keuangan
adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbaningan dalam rangka
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan
serangkaian tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa
Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian kinerja mengandung
tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga
menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan organisasi.
Perbaikan organisasi mengandung makna perbaikan manajemen organisasi yang
meliputi: (a) perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan
evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya merupakan informasi untuk perbaikan
”perencanaan proses evaluasi” selanjutnya. Proses ”perencanaan proses evaluasi”
harus dilakukan secara terus-menerus (continuous process improvement) agar
faktor strategik (keunggulan bersaing) dapat tercapai.
Berdasarkan definisi diatas, maka kinerja perusahaan merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan
mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan
hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan
dari berbagai ukuran yang disepakati.
3. Penilaian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui
oleh berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama
terkait dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut
.
Penilaian kinerjakeuangan dibagi kedalam dua tahapan proses, yaitu (a) tahap dasar variabel kunci
ditentukan oleh tujuan organisasi, dan (b) tahap melekatkan penilaian pada setiap
variabel kunci. Tahap variabel kunci ditentukan oleh tujuan yang
mempertimbagkan karakteristik variabel, penilaian dengan level-level organisasi
variabel-variabel pada level serupa. Sedangkan melekatkan penilaian pada setiap
variabel kunci ditentukan oleh karakteristik penilaian kinerja.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa
laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik ini
merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum mengadakan analisa
terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami
laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan
aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan
kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang
memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan
keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa
rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan
posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Menurut Syamsudin (2011:37) mengemukakan bahwa: ”Rasio
keuangan merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan
memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.”
Dari hasil definisi di atas, maka bila rasio diterjemahkan secara tepat,
rasio juga dapat, menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan
penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan
dan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat
komponen-komponen rasio itu sendiri. Namun demikian, fungsi rasio seringkali disalah
artikan dan akibatnya manfaatnya terlalu dibesar-besarkan.
Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:78), rasio keuangan
merupakan hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan
dan digunakan untuk tujuan perbandingan.
Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara. Yang pertama untuk
membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda. Dan kedua untuk
membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Analisis rasio
merupakan alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar.
Terdapat dua macam rasio standar yang lazim digunakan. Yang pertama adalah
rasio yang sama dari laporan keuangan tahun-tahun yang lampau. Yang kedua
adalah rasio dari perusahaan lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan perusahaan yang dianalisis. Rasio standar kedua ini lazim disebut rata-rata
Banyak penulis yang mengargumentasikan jenis-jenis rasio yang
menurut penulisannya cocok untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang
terkenal dan popular adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti, namun standar
umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua
kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin
sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
x 100%
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut
adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila
kurang maka dianggap kurang baik.
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
x 100%
c. Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga
dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah
untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1,00 di jaminkan oleh kas dan
efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus
pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
Kas + Bank
Kewajiban Lancar
x 100%
d. Working Capital to Total Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal
kerja bersih. Rasio ini membandingkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, atau
modal kerja dengan keseluruhan aktiva. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Total Aktiva
x 100%
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka
yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang
perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%.
Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain:
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal
pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin
tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal pemilik terhadap
utang semakin kecil. Rasio diatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena
jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.
Total Kewajiban
Ekuitas
x 100%
b. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat diketahui beberapa bagian aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio
utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi
kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu
likuidasi.
Total Kewajiban
Total Aktiva
x 100%
3) Rasio Aktivitas
Sering disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk
yaitu dengan melihat kecepatan perputaran berarti semakin efektif penggunaan
aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan.
Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan
jenis perusahaan yang diteliti antara lain:
a. Working Capital Turn Over
Modal kerja adalah aktiva perusahaan yang mempunyai umur lebih singkat
dari satu periode buku biasanya satu tahun. Untuk menilai efektivitas modal
kerjadapat dihitung dengan perbandingan antara penjualan bersih dengan modal
sendiri. Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal
kerja, yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran persediaan, piutang
atau adanya saldo kas yang telah besar. Semakin tinggi tingkat perputaran modal
kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan.
Working Capital Turn Over = Penjualan
Modal Kerja
b. Fixed Assets Turn Over
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva
tetap, yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap
telah berputar dalam satu periode. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:
Fixed Assets Turn Over = Penjualan
Aktiva Tetap
c. Total Assets Turn Over
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan . Rumus untuk menghitung rasio ini
Total Assets Turn Over = Penjualan
Total Aktiva
d. Inventory Turn Over
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan
(Syahyunan 2000:85). Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang
dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung:
Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan
Persediaan
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari
penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio
ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
x 100%
b. Gross Profit Margin
Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas
hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak
disertakan dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan
antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil
rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan
memperbesar jumlah penjualan.
Gross Profit Margin = Laba Kotor
Penjualan
x 100%
c. ReturnOn Invesment
Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini
menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan
untuk menghitung rasio ini adalah:
Return On Invesment = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
x 100%
D. Laporan Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
1. Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010
sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan neraca PT Sumber Cipta
Tabel 3.1
Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan NERACA
Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan)
Keterangan Tahun
2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
AKTIVA
Aktiva lancar
Jumlah kas dan bank 2.606.809 2.269.019 2.653.472 3.754.235
Piutang 1.630.096 3.223.332 4.734.217 4.644.723
Persediaan 537.085 467.424 576.137 621.891
Biaya dibayar dimuka 225.573 983.254 255.751 385.628
Total Aktiva lancar 4.999.563 6.790.029 8.219.577 9.406.477
Aktiva tetap
Aktiva tetap 4.189.331 4.853.321 4.787.624 5.255.768
Akumulasi penyusutan 2.281.269 2.553.671 2.799.851 2.612.890
Jumlah aktiva tetap 1.908.062 2.319.650 1.987.773 2.642.878
Aktiva lain-lain
Jumlah aktiva lain-lain 700.561 681.817 943.545 875.924
Total aktiva tetap 2.608.623 3.001.467 2.931.318 3.518.802
TOTAL AKTIVA 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.925.279
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban lancar
Utang usaha 2.008.513 1.985.888 2.328.338 2.535.765
Utang pajak 174.499 245.177 319.725 336.637
Jumlah kewajiban lancar 2.183.012 2.231.065 2.648.063 2.872.402
Kewajiban jangka panjang
Jumlah kewajiban lain-lain 92.560 14.506 721.600 309.402
Jumlah kewajiban 2.275.572 2.245.571 3.369.663 3.182.257
Modal dan cadangan - - - -
Jumlah modal dan cadangan 5.332.614 7.725.925 7.781.232 9.743.022
Total Kewajiban dan Modal 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.922.279
2. Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember
2010 sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan laba rugi PT Sumber Cipta
Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013.
Tabel 3.2
Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Laba Rugi
Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan)
Uraian Tahun
2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
Penjualan/ Pendapatan usaha 12.523.879 13.942.319 14.120.942 14.685.346
Harga pokok penjualan 8.127.005 9.377.995 9.913.180 9.250.329
Laba kotor 4.396.874 4.564.324 4.207.762 5.435.017
Biaya operasi 2.284.868 2.614.293 2.222.568 2.125.284
Laba bersih operasi 2.112.006 1.950.031 1.985.194 3.309.733
Bunga 545.229 308.944 436.008 356.902
Laba bersih setelah bunga 2.657.305 2.258.974 2.241.202 3.656.635
Pajak 1.062.922 903.590 968.481 950.752
Laba bersih setelah pajak 1.594.383 1.355.385 1.452.721 2.705.883
Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
E. Analisis Kinerja Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan
Current ratio tahun 2012 sebesar 310% dan tahun 2011 sebesar 312%. Hal
tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 310,- pada tahun 2012 dan Rp 312,- pada tahun 2011. Nilai
current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
2%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2011 ke tahun
2012 meningkat meskipun jumlah aktiva lancar yaitu kas dan piutang
meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012.
b. Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban Lancar
x 100%
Tahun 2010 = 4.999.563−537.085
2.183.012
x 100% = 204%
Tahun 2011 = 6.970.029−467.424
2.231.065
x 100% = 291%
Tahun 2012 = 8.219.577−576.137
2.648.063
x 100% = 287%
Tahun 2013 = 9.406.477−621.891
2.872.402
x 100% = 305%
Quick ratio tahun 2011 sebesar 291% dan tahun 2012 sebesar 287%. Hal
tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang
likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 287,- untuk tahun 2012 dan Rp 291,-
untuk tahun 2011. Nilai quick ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 4%. Perusahaan tergolong baik tingkat likuiditasnya karena
mencapai 100% atau 1:1.
Kas + Bank
Cash ratio tahun 2012 sebesar 100% dan tahun 2011 103%. Hal tersebut
berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh kas dan surat-surat berharga
sebesar Rp 100,- untuk tahun 2012 dan Rp 103,- untuk tahun 2011. nilai cash
ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012.
d. Working Capital to Asset Ratio
Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Total Aktiva
x 100%
Working capital to total asset ratio tahun 2012 sebesar 50% dan tahun 2011
sebesar 48%. Nilai working capital to total asset ratio mengalami penurunan
sebesar 2%. Niali working capital to total asset ratio menunjukkan likuiditas
Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya
perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun ada
penurunan nilai current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 tetapi masih
berada diatas nilai standar begtu juga dengan nilai cash ratio.
2) Rasio Solvabilitas/ leverage
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Total Kewajiban
Ekuitas
x 100%
Tahun 2010 = 2.275.572
5.332.674
x 100% = 40%
Tahun 2011 = 2.245.571
7.725.925
x 100% = 29%
Tahun 2012 = 3.369.663
7.781.232
x 100% = 43%
Tahun 2013 = 3.182.257
9.743.022
x 100% = 32%
Total debt to total equity ratio tahun 2012 sebesar 43% dan tahun 2011
sebesar 29%. Nilai total debt to total equity ratio mengalami peningkatan
sebesar 14%. Peningkatan nilai total debt to total equity ratio tersebut
menunjukkan semakin berat hutang perusahaan yang dijamin dengan modal
yang dimiliki.
b. Total Debt to Total Asset Ratio
Total Kewajiban
Total Aktiva
x 100%
Tahun 2010 = 2.275.572
Tahun 2011 = 2.245.571
9.971.496
x 100% = 23%
Tahun 2012 = 3.369.663
11.150.895
x 100% = 30%
Tahun 2013 = 3.182.257
12.925.279
x 100% = 24%
Total debt to total asset ratio tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011
sebesar 23%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang dijamin oleh aktiva
sebesar Rp 30,- untuk tahun 2012 dan Rp 23,- untuk tahun 2011. Nilai Total
debt to total asset ratio mengalami peningkatan sebesar 7%. Peningkatan nilai
Total debt to total asset ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 menunjukkan
semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam
menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.
Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, yaitu nilai persentase
rasio total debt to total equity ratio dan total debt to total asset ratio bahwa
komposisi hutang kurang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri
(ekuitas) relatif kurang baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat
pada tahun 2012.
3) Rasio Aktivitas
a. Working Capital Turn Over
Penjualan
Ekuitas
Tahun 2010 = 12.523.879
5.332.614
= 2,31x
Tahun 2011 = 13.942.319
7.725.925
= 1,80x
Tahun 2012 = 14.120.942
Tahun 2013 = 14.685.346
9.743.022
= 1,50x
Working capital turn over tahun 2012 adalah 1,81 kali yang artinya dana
yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,81 kali dalam setahun
untuk tahun 2012 sedangkan pada tahun 2011 nilai working capital turn over
sebesar 1,80 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar
rata-rata 1,80 kali dalam setahun. Tahun 2012 nilai working capital turn over
mengalami peningkatan yang sangat kecil dan tidak signifikan yaitu sebesar
0,01.
b. Fixed Assets Turn Over
Penjualan
Jumlah Aktiva Tetap
Tahun 2010 = 12.523.879
1.908.062
= 6,56x
Tahun 2011 = 13.942.319
2.319.650
= 6,01x
Tahun 2012 = 14.120.942
1.987.773
= 7,10x
Tahun 2013 = 14.685.346
2.642.878
= 5,55x
Fixed assets turn over tahun 2012 sebesar 7,10 kali yang artinya dana yang
tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 7,10 kali dalam setahun
sedangkan untuk tahun 2011 niali fixed assets turn over sebesar 6,01 kali yang
artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 6,01 kali
dalam setahun. Nilai fixed assets turn over mengalami peningkatan dari tahun
c. Total Assets Turn Over
Total assets turn over tahun 2012 sebesar 1,26 kali yang artinya dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,26 kali dalam setahun
sedangkan untuk tahun 2011 total assets turn over sebesar 1,39 yang artinya
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,39 kali
dalam setahun. Nilai total assets turn over mengalami penurunan dari tahun
2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 0,13 kali.
d. Inventory Turn Over
Inventory turn over tahun 2012 sebesar 17,20 kali dan tahun 2011 sebesar
Hal ini menunjukkan bahwa penjualan yang dihasilkan berkurang dari tahun
2011 ke tahun 2012.
Dilihat dari nilai working capital turn over perusahaan tersebut mengalami
peningkatan sangat kecil dan tidak signifikan. Nilai fixed assets turn over
cukup baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over cukup
baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over dan inventory
turn over kurang baik karena dari tahun 2011 mengalami penurunan di tahun
2012 sehingga dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar lebih kecil
ditahun 2012 dibanding tahun 2011 dan nilai inventory turn over tahun 2012
kurang baik karena berkurang dari tahun 2011, sehingga efisiensi pengelolaan
persediaan barang dagangan di tahun 2012 tidak baik dibanding tahun 2011.
4) Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin
Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
x 100%
Tahun 2010 = 1.594.383
12.523.879
x 100% = 35%
Tahun 2011 = 1.355.385
13.942.319
x 100% = 32%
Tahun 2012 = 1.452.721
14.120.942
x 100% = 29%
Tahun 2013 = 2.705.883
14.685.346
x 100% = 18%
Net profit margin tahun 2012 sebesar 29 % dan tahun 2011 sebesar 32%.
bersih sebesar Rp 29,- untuk tahun 2012 dan Rp 32 tahun 2011. Nilai net
profit margin mengalami penurunan sebesar 3%.
b. Gross Profit Margin
Gross profit margin tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011 sebesar
33%. Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan
mampu menghasilkan Rp 30,- tahun 2012 dan Rp 33,- tahun 2011. Nilai gross
profit margin mengalami penurunan sebesar 3%. Keadaan ini menunjukkan
kinerja penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor menurun 3% tahun
Return on investmen tahun 2012 sebesar 13% dan tahun 2011 sebesar
14%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari seluruh dana yang tertanam
dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi sebesar 13% untuk
tahun 2012 dan 14% untuk tahun 2012. nilai return on investmen mengalami
penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 1%.
Rasio-rasio profitabilitas perusahaan terlihat mengalami penurunan mulai
dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Hal ini menunjukkan perusahaan belum
Tabel 3.3
Rasio Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Periode 2010-2013
Rasio Keuangan Tahun
2010 2011 2012 2013
Rasio Likuiditas
Current ratio 229% 312% 310% 327%
Quick ratio 204% 291% 287% 305%
Cash ratio 119% 103% 100% 130%
Working capital to total asset ratio 37% 48% 50% 50%
Rasio Solvabilitas/ Leverage
Total debt to total equity ratio 40% 29% 43% 32%
Total debt to total asset ratio 29% 23% 30% 24%
Rasio Aktivitas
Working capital turn over 2,31x 1,80x 1,81x 1,50x
Fixed asset turn over 6,56x 6,01x 7,10x 5,55x
Total asset turn over 1,65x 1,39x 1,26x 1,13x
Inventory turn over 15,13x 20,06x 17,20x 14,87x
Rasio Profitabilitas
Net profit margin 35% 32% 29% 18%
Gross profit margin 35% 33% 30% 37%
Return on invesment 21% 14% 13% 20%
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan organisasi.
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan
dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT Sumber Cipta
Multiniaga Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Current
Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Working Capital To Total asset Ratio dari
tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat
secara keseluruhan rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medanyang
paling baik adalah di tahun 2011.
2. Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Total
debt to total equity ratio dan Total debt to total asset ratio untuk tahun 2010,
2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya peningkatan.
Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan menunjukkan bahwa
semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar
jumlah modal pinjaman (hutang) digunakan dalam menghasilkan keuntungan
3. Rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Working
capital Turn Over, Fixed Assets Turn Over, Total Assets turn Over dan
Inventory Turn Over mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara
keseluruhan rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan yang paling
baik adalah di tahun 2010.
4. Rasio profitabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Net
Profit Margin, Gross Profit Margin dan Return on Investmen mulai tahun
2010, 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami
penurunan.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu
sebagai berikut:
1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi rasio keuangan dari ke empat rasio
yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, ecara umum kinerja
keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan yang kurang baik
yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hutang yang
semakin berat ditanggung perusahaan dibanding modal sendiri yang dimiliki
dan jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan
keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki setiap tahunnya meningkat. Rasio
profitabilitas setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artimya perusahaan
kurang mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan
tidak efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan
bahwa PT Sumber Cipta Multiniaga Medan kurang mampu memenuhi
diperbaiki kembali agara kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua
kewajibannya dapat dicapai dengan baik.
2. Rasio keuangan pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan pada tahun 2010,
2011, 2012, dan 2013 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana
rasio dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik lalu turun kembali pada tahun 2012
dan naik kembali tahun 2013. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan
kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang
terlihat berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan tidak stabil. PT
Sumber Cipta Multiniaga Medan memiliki rasio-rasio keuangan yang cukup
baik, untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar aktiva
dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai
kewajiban, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan