• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performa Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa Striata Pada Perlakuan Ph Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Performa Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa Striata Pada Perlakuan Ph Yang Berbeda"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERFORMA SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA

IKAN GABUS

Channa striata

PADA PERLAKUAN pH YANG

BERBEDA

TORONG SURBAKTI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Perlakuan pH yang Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Torong Surbakti

(4)
(5)

ABSTRAK

TORONG SURBAKTI. Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus

Channa striata pada Perlakuan pH yang Berbeda. Dibimbing oleh EDDY

SUPRIYONO dan ADANG SAPUTRA.

Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Larva ikan gabus untuk usaha budidaya pembenihan sampai sekarang masih mengandalkan penangkapan dari alam. Hal tersebut terjadi karena daerah pembenihan yang dilakukan masih di sekitar perairan rawa yang memiliki tingkat keasaman air yang tinggi. Manipulasi lingkungan dengan perlakuan pH berbeda diharapkan dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimal yang dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus. Ikan uji yang digunakan yaitu larva ikan gabus dengan bobot rata-rata tubuh

0,0086±0,0001 g dan panjang tubuh 0,7±0,045 cm. Ikan dipelihara dalam bak plastik dengan padat tebar 50 ekor/Liter dan diberi pakan cacing sutra secara at

satiation. Larutan asam yang digunakan yaitu HCl dengan konsentrasi 3% dan

larutan pH buffer. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap. Perlakuan terdiri dari dari pH 4-4,5 (A), pH 5-5,5 (B), pH 6-6,5 (C) dan pH 7-7,5 (D). Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus terbaik diperoleh pada perlakuan pH 6-6,5 (C).

Kata kunci: Channa striata, pH, Sintasan, Pertumbuhan.

ABSTRACT

TORONG SURBAKTI. Performance Survival Rate and Growth of Larvae Snakehead Fish Channa striata in Different Media pH. Supervised by EDDY SUPRIYONO and ADANG SAPUTRA.

Snakehead fish (Channa striata) is original fish from Indonesia and the species that can survive in extremely environment. Seeds of snakehead in culturing project only be gained from nature. It is because the seeding area still in swamp area that having hight content. This study was aimed to determine the pH for producing the best survival rate and growth of snakehead seed. The purpose of this research was to determine appropiate acidity for culturing and growing of snakehead. Larvae snakehead fish with initial average of body weight and lenght of 0.0086±0.0001 g and 0.7±0.045 cm. Fish were reared in the plastic tank with water volume of stocked of 50 fish each Litre. Fish were fed blood worm and always available (at satiation). Acid solution used is HCl with a concentration of 3% and pH buffer. This experiment was designed by completely randomized design. This treatment design used as following pH 4-4.5 (A), pH 5-5.5 (B), pH 6-6.5 (C) and pH 7-7.5 (D). Each treatment consisted of three replicates. The best survival rate and growth of larvae snakehead found at pH 6-6.5.

(6)
(7)

PERFORMA SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA

IKAN GABUS

Channa striata

PADA PERLAKUAN pH YANG

BERBEDA

TORONG SURBAKTI

TORONG SURBAKTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Sktipsi Perfona Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus

Channa striata pada Perlakuan pH yang Berbeda

Nama NIM

Torong Surbakti

Cl4100018

Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Dr Ir MSc

Pembimbing I

Disetujui Oleh

Diketahui Oleh

Ketua DepmiemeJ. Budi

SPi. MSi Pcmbimbing II

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini adalah Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Perlakuan pH yang Berbeda.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Eddy Supriyono MSc dan Bapak Adang Saputra MSi selaku pembimbing, serta Bapak Reza Samsudin SPi MSi dan Bapak MH Fariduddin Ath-thar SPi MSi serta Bapak Hendra yang telah banyak membantu dan memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Anang Hari Kristanto MSc selaku kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Bogor, beserta staf yang telah membantu selama pengumpulan data dan memberikan dana untuk melakukan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2015 sampai dengan 19 Maret 2015. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga tercinta, atas segala doa dan kasih sayangnya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada teman-teman tim sempur gabus (Idris, Naufal, Furqon, Wawan, dan Heru Sebastian) yang telah memberikan semangat yang sangat besar untuk melakukan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Stefan Surbakti dan Lia Karlina Br. Sembiring karena telah memberi banyak motifasi dan perhatiannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

METODE ... 2

Rancangan Penelitian ... 2

Materi Penelitian ... 2

Prosedur Penelitian ... 3

Parameter Uji ... 3

Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

Hasil ... 6

Pembahasan ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

Kesimpulan ... 12

Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 12

LAMPIRAN ... 16

(14)

DAFTAR TABEL

1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air ... 5

2 Kisaran kualitas air selama pemeliharaan larva ikan gabus dengan pH yang berbeda ... 9

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik sintasan larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH yang berbeda ... 6

2 Grafik laju pertumbuhan spesifik larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH yang berbeda ... 7

3 Grafik pertumbuhan bobot mutlak larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH yang berbeda ... 7

4 Grafik pertambahan panjang total larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH yang berbeda ... 8

5 Grafik efisiensi pakan larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH yang berbeda ... 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Skema wadah pemeliharaan larva ikan gabus ... 14

2 Hasil uji Anova dan Duncan sintasan ... 15

3 Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik ... 15

4 Hasil uji Anova dan Duncan pertumbuhan bobot mutlak ... 16

5 Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total ... 16

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor perikanan budidaya air tawar merupakan salah satu jenis perairan yang memiliki jenis komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan gabus (Channa striata).Ikan gabus merupakan ikan asli perairan umum (air tawar) Indonesiayang dapat dimanfaatkan menjadi ikan konsumsi, baik dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diawetkan sebagai ikan asin. Harga ikan gabus pada tahun 2014 di Jawa Timur berkisar antara Rp 35.000 sampai dengan Rp 70.000 (PPHP 2012). Pada tahun 2010 produksi ikan gabus kurang lebih 123 ton/tahun yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan air kolam yang mencapai 817.150 ton/tahun (DKP 2010). Hal ini mendorong pengembangan budidaya ikan gabus khususnya di Indonesia. Spesies ini dapat dibudidayakan di kolam air tawar, danau, waduk, bahkan di muara-muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut sungai (Heri 2009). Namun, kenyataannya menunjukkan bahwasintasan dan pertumbuhan yang relatif lambat (kurang berkembang) karena pengelolaan kondisi lingkungan yang belum optimalterhadap pertumbuhan dan sintasan sehingga produksinya sangat bergantung pada hasil tangkapan di alam, terlebih dampak dari pembangunan seperti pencemaran industri dan perubahan badan air semakin menekan populasi dan merusak ekosistem di alam (Gufran dan Kordi 2011).

(16)

2

Menurut Asmawi et al(1993) kisaran pH yang dapat ditoleririkan gabus berkisar antara 4,5-6,0. Kandungan pH yang kurang dari batas optimum akan menyebabkan ikan stress dan mengalami gangguan fisiologis bahkan dapat menyebabkan kematian. Menurut Fatah et al(2010) pada rawa banjiran nilai kisaran pH antara 5,5-6,3,kualitas air diperairan tersebut tidak cukup baik dan volume air sangat sedikit, organisme dan bahan organik yang tinggi sehingga pH yang didapat mencapai 4,0-4,5. Menurut Samuel et al(2002) pada perairan muara sungai yang badan airnya terletak pada areal hutan rawa mempunyai kisaran pH antara 5,5-6,5 (musim kemarau) dan antara pH antara 5,0-6,0 (musim hujan), namun bila diukur dalam waktu 24 jam pH air dititik terendah yaitu 4,5 (terjadi malam hari), hal ini diduga terjadi karena proses fotosintesis yang tidak terjadi pada malam hari. Ikan gabus termasuk jenis ikan rawa yang belum berhasil dibudidayakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan mortalitas yang tinggi selama masa pemeliharaan larva dan kualitas air yang tidak sesuai. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengembangkan produksi ikan gabus sehingga ketersediaannya continue. Modifikasi media air wadah budidaya dengan merekayasa pH diharapkan mampu meningkatkansintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus selama pemeliharaan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pHoptimal yang dapat meningkatkanperforma sintasan dan pertumbuhanlarva ikan gabusChanna striata.

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).Penelitian initerdiri dari empat perlakuan dengan masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali ulangan.Masing-masing perlakuan diberi padat tebar larva sebanyak 50 ekor/Liter.Berikut perlakuan dan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini:

A. pH 4 – 4,5 B. pH 5 – 5,5 C. pH 6– 6,5 D. pH 7 – 7,5

Materi Penelitian

(17)

3

aklimatisasi, larvadiberi pakan artemia selama 3 hari. Penambahan asam menggunakan larutan HCl dengan konsentrasi 3% serta dilakukan penambahan pH buffer untuk mempertahankan kisaran pH sesuai dengan perlakuan.

Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan adalah bak plastik berukuran 37x23x17cm sebanyak 12 unit (Lampiran 1).Sebelum digunakan, wadah dicucimenggunakan sabun kemudian didesinfeksi menggunakan klorin setelah itu dibilas menggunakan air bersih dan dikeringkan selama satu hari. Seluruh wadah perlakuan dan kontrol diisi air dengan volume 10liter. Setiap wadah diberi aerasi dan didiamkan selama satu hari.Kemudian pada masing-masing akuarium ditambahkan larutan asam HCl 3% dan larutan pH buffersesuai dengan perlakuan.Pada perlakuan A ditambahkan (air 10 liter±60 tetes HCl 3%±10 tetes pH buffer), Pada perlakuan B (air 10 liter±50 tetes HCl 3%±7 tetes pH buffer), pada perlakuan C (air 10 liter±20 tetes HCl 3%±5 tetes pH buffer)dan perlakuan D (air 10 liter±5 tetes HCl 3%±1 tetes pH buffer). Wadah bak plastik diberi heater

dengan rata-rata suhu diset pada kisaran suhu 27-28°C dan diberi termometer untuk pengecekan suhu setiap harinya.

Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah larvaikan gabus berumur 1 hari yang berasal dari petani ikan di daerah Ciseeng, Bogor. Bobot rata-rata larva ikan gabus yang digunakan dengan bobot awal0,0086±0,0001 g dan panjang tubuh 0,7±0,045cm.Setiap wadah diisi ikan dengan jumlah 500 ekor perbak, pada empat perlakuan yaitu perlakuan A (pH 4–4,5), perlakuan B (5–5,5) , perlakuan C (pH 6–6,5) dan perlakuan D (pH 7–7,5)dengan masing-masing dilakukan tiga kali ulangan.Sebelum pemeliharaan, ikan gabus diadaptasikan selama tiga hari dalam wadah sesuai perlakuan yang telah disiapkan agar terbiasa dengan lingkungan uji penelitian.

Pemeliharaan Hewan Uji

Ikan gabus dipelihara pada wadah yang sudah disiapkan sesuai perlakuan. Pemeliharaan dilakukan selama 24 hari dan sampling dilakukan setiap 7 hari. Selama pemeliharaan, larva diberi pakan cacing sutra yang telah dicacah terlebih dahulu dengan metode at satiation(sekenyangnya). Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 WIB, 12.00WIB dan pukul 16.00 WIB. Kualitas air dijaga dengan dilakukan penyiponan media pemeliharaan setiap tiga hari sekalidengan pergantian air kurang dari 50%. Penambahan air media sebelumnya telah dipersiapkan terlebih dahulu pada bak terpisah agar pH air media tidak berubah.

(18)

4

Parameter pengamatan pada penelitian ini meliputi Sintasan, Laju Pertumbuhan Spesifik, Pertambahan Bobot Mutlak, Pertambahan Panjang Total, dan Efisiensi pakan serta Kualitas air (pH, DO, suhu, Amonia, dan Alkalinitas).

Sintasan

Sintasan atau Survival Rate (SR) adalahpersentase jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan.SR dapat dihutung dengan rumus (Effendi 2004) :

SR = �� ��� Keterangan :

SR = Survival Rate/Sintasan (%)

Nt = jumlah populasi ikan hari ke-t (ekor)

No = jumlah populasi ikan hari ke-o (ekor)

Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate (SGR) merupakan laju pertumbuhan harian, Laju pertumbuhan spesifik ikan dapat dihitung dengan rumus (Mundheim et al. 2005):

LPS = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) Wt = Bobot rata-rata akhir (g)

Wo = Bobot rata-rata awal (g)

t = Waktu yang dibutuhkan dari berat awal hingga berat akhir (hari)

Pertumbuhan Bobot Mutlak

Pertumbuhan bobot mutlak merupakan pertambahan bobot (selisih bobot akhir dan bobot awal) selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dapat dihitung dengan rumus (Weatherley 1972):

Wm = Wt – Wo

Pertambahan panjang total merupakan pertambahan panjang (selisih panjang akhir dan panjang awal) selama waktu pemeliharaan. Pertambahan panjang total dapat dihitung dengan rumus(Effendi 2004):

(19)

5

Perhitungan efesiensi pakan didasarkan pada besarnya rasio perbandingan antara pertambahan bobot ikan yang didpatkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan.Semakin besar nilai pertambahan bobot maka efisiensi pakan semakain besar.Perhitungan efesiensi pakan dapat dihitung menggunakan rumus (NRC 1977) :

Pengukuran parameter Suhu, pH, DO, Amonia dan Alkalinitas dilakukan pada hari ke, 7, 14, dan 21. Sedangkan pengukuran pH dan suhu dilakukan setiap hari. Metode dan alat untuk pengukuran parameter kualitas air terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter dan alat pengukuran kualitas air

No. Parameter Metode Alat

1. Suhu (0C) Insitu Termometer

2. pH Insitu pH-meter

3. DO (mg/L) Insitu DO-meter

4. Amonia (mg/L) Spektrofotometri Spektrofotometer 630 nm 5. Alkalinitas (mg/L CaCO3) Titrasi Alat Titrasi

Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 22 yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%, untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sintasan, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan bobot mutlak, pertambahan panjang total, dan efisiensi pakan. Apabila berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut Duncan. Data kualitas airdianalisis secara deskriptif.

(20)

6

Hasil

Sintasan

Sintasanlarva ikan gabus setelah dipelihara selama 24 hari menunjukkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C (pH 6-6,5) yaitu sebesar 93,27±1,81%. Sedangkan nilai terendah terjadi pada perlakuan A (pH 4-4,5) sebesar 68,6±1,11%. Hasil uji statistik pada semua perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Berikut sintasan larva ikan gabus yang disajikan pada (Gambar 1).

Gambar 1 Grafik sintasanlarva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari dengan pH yang berbeda.

Laju Pertumbuhan Spesifik

(21)

7

Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan spesifiklarva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari dengan pH yang berbeda.

Pertambahan Bobot Mutlak

Nilai pertambahan bobot mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan C (pH 6-6,5) dengan nilai sebesar 0,14±0,01 gram sedangakan nilai terendah pada perlakuan A (pH 4-4,5) sebesar 0,1±0,01 gram. Hasil uji statistik pertambahan bobot mutlak padaperlakuan A dan D menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap perlakuan C,sedangakan perlakuan C menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B. Berikut grafik pertumbuhan bobot mutlak (Gambar 3).

Gambar 3 Grafik pertumbuhan bobot mutlaklarva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari dengan pH yang berbeda.

(22)

8

Pertambahan Panjang Total

Nilai pertambahan panjang total tertinggi terdapat pada perlakuan C (pH 6-6,5) dengan nilai sebesar 2,18±0,11 cm dan nilai terendah terdapat pada perlakuan A (pH 4-4,5) sebesar 1,86±0,13 cm. Hasil uji statistik pertambahan panjang total pada perlakuan A dan C menunjukkan hasil berbeda nyata (p<0,05). Berikut grafik pertambahan panjang total (Gambar 4).

Gambar 4 Grafik pertambahan panjang total larvaikan gabus setelah dipelihara 24 hari dengan pH yang berbeda.

Efisiensi Pakan

Nilai efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan C (pH 6-6,5) dengan nilai sebesar 77,94±3,26%dan nilai terendah pada perlakuan A (pH 4-4,5) sebesar 29,02±0,68%. Hasil uji statistik efisiensi pakan dari seluruh perlakuan menunjukkan hasil berbeda nyata (p<0,05). Berikut grafik efisiensi pakan (Gambar 5).

(23)

9

Parameter Kualitas Air

Hasil pengukuran parameter kualitas air pada media pemeliharaan larvaikan gabusdengan perlakuan A (pH 4–4,5), perlakuan B (5–5,5) , perlakuan C (pH 6–6,5) dan perlakuan D (pH 7–7,5) selama pemeliharaan 24 hari tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2Kisarankualitas air selama pemeliharaan larva ikan gabusdengan pHberbeda.

(mg/L CaCO3) 52,4-69,51 63,53-71,08 68,86-71,13 67,88-89,56

50,0-200,0 (Boyd 1988)

Pembahasan

(24)

10

sebesar 68,6%. Pada perlakuan pH 5-5,5 dan pH 7-7,5 sintasan yang diperoleh sebesar 84,07% dan 80% pada akhir pemeliharaan.

Perlakuan pH berbeda memberi pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik antar perlakuan larva ikan gabus setelah dipelihara selama 24 hari (Lampiran 3). Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase pertambahan bobot setiap harinya selama pemeliharaan. Berdasarkan Gambar 2, laju pertumbuhan spesifik rata-rata antar perlakuan berkisar antara 10,3-11,51%. LPS tertinggi terdapat pada perlakuan pH 6-6,5 sebesar 11,51±0,34% sedangkan LPS terendah terdapat pada perlakuan pH 4-4,5 yaitu sebesar 10,03±0,29%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan pH 6-6,5 merupakan pH yang optimum untuk pertumbuhan larva ikan gabus. Hasil analisis data diperoleh bahwa nilai LPS tidak berbeda nyata antar perlakuan B dan C, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan A dan D. Hal tersebut diduga terjadi karena kondisi kualiatas air yang terlalu asam maupun terlalu basa tidak sesuai dengan kehidupan larva ikan gabus membuat pertumbuhan terhambat sehingga menjadikan energi habis digunakan untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti metabolisme, bergerak, bernapas dan pengaturan suhu yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan sehingga tidak ada energi yang dialokasikan untuk pertumbuhan. Pada pH rendah (keasaman tinggi) kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen akan menurun, apabila konsumsi oksigen menurun dapat mengurangi nafsu makan sehingga laju pertumbuhan ikan akan menurun (Marcel 1975).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot mutlak larva ikan gabus yang dipelihara selama 24 hari berkisar antara 0,1-0,14 gram. Dari hasil analisis data diperoleh hasil perlakuan A (pH 4-4,5),D (pH 7-7,5) menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap perlakuan C (pH 6-6,5), sedangakan perlakuan C tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B (pH 5-5,5) (Lampiran 4). Hal ini diduga karena pada stadia larva, larva menggunakan energinya untuk perkembangan organ-organ tubuhnya terlebih dahulu sebelum menggunakan energi tersebut untuk pertumbuhanya sehingga pada semua perlakuan pertumbuhan bobot larva ikan gabus tidak tidak memberikan pengaruh yang besar antar perlakuan. Menurut Effendi (2004) larva masih dalam proses perkembangan menuju definitif sehingga belum memiliki organ tubuh yang lengkap, bahkan organ yang terdapat didalam tubuh masih bersifat primitif sehingga belum berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu pada saat dilakukan sampling penimbangan bobot larva tidak ditemukan perbedaan bobot yang signifikan antar perlakuan.

(25)

11

yang akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat. Pertumbuhan yang lambat menyebabkan bukaan mulut ikan menjadi kecil, menurut Shirota (1970) larva dengan mulut yang lebih kecil tumbuh lambat dari pada larva dengan mulut yang lebih besar. Ukuran mulut menjadi faktor pembatas untuk memakan pakan alami maupun pakan buatan (Hyatt 1979). Sedangkan pada perlakuan pH 6-6,5 yang mendekati pH netral penyerapan kuning telur terjadi lebih baik sehingga energi yang diperoleh dari kuning telur dapat dengan cepat dimanfaatkan untuk melengkapi organ tubuh larva sehingga pertumbuhannya lebih cepat. Pada pH 7-7,5 ikan gabus tidak dapat berkembang dengan baik karena habitat ikan gabus yang cenderung asam, sehingga larva tidak dapat beradaptasi dengan baik yang akan sangat mempengaruhi laju pertumbuhannya. Hal tersebut juga didukung oleh Asmawi et al (1993) kisaran pH yang dapat ditoleril ikan gabus berkisar antara 4,5-6,0. Kandungan pH yang kurang dari batas optimum akan menyebabkan ikan stres dan mengalami gannguan fisiologis bahkan dapat menyebabkan kematian.

Ikan gabus mempunyai sifat kanibal pada masa juvenil, apabila kondisi perairan tidak menyediakan makanan yang cukup, sifat kanibal tersebut dapat dikurangi dengan cara pemberian pakan sampai ikan kenyang. Tingkat konsumsi makan tertinggi pada larva ikan gabus yaitu terjadi pada pagi dan sore hari (Das et al 1998). Efisiensi pakan yang baik menjadikan gambaran pertumbuhan larva ikan gabus yang baik selama pemeliharaan. Efisiensi pakan merupakan besarnya rasio perbandingan antara pertambahan bobot ikan yang didapatkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan. Semakin besar nilai pertambahan bobot maka efisiensi pakan semakain besar. Perlakuan pH memberi pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap efisiensi pakan antar perlakuan larva ikan gabus yang dipelihara selama 24 hari (Lampiran 6). Nilai efisiensi pakan terbaik terjadi pada perlakuan pH 6-6,5 yaitu mencapai 77,94±3,26%, sedangkan nilai efisiensi pakan terkecil terjadi pada peda perlakuan pH 4-4,5 yaitu hanya sebesar 29,02±0,68%. Hal tersebut terjadi karena pemberian pakan pada perlakuan asam (pH 4-4,5) nafsu larva ikan gabus berkurang sehingga pakan yang diberi banyak yang tersisa. Hal tersebut didukung oleh data kualitas air pada perlakuan pH 4-4,5 dengan kadar amonia yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainya. Nilai EP yang diperoleh pada penelitian pH pada larva ikan gabus ini di dukung dengan nilai LPS yang diproleh, yaitu terbaik pada perlakuan pH 6-6,5 meskipun secara statistik hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B.

(26)

12

DO tertinggi terdapat pada pH 7-7,5. Kandungan oksigen terlarut selama pemeliharaan masih dalam kisaran optimum dan tidak berbahaya bagi pemeliharaan larva ikan gabus. Menurut Froese &Pauly (2014) kisaran DO optimum dalam pemeliharaan ikan berkisar antara 2-3 mg/L. Nilai tingkat konsumsi oksigen berbeda-beda tergantung pada spesies, ukuran, aktivitas, jenis kelamin, tingkat konsumsi pakan, suhu, dan konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Pada stadia larva tingkat konsumsi oksigen lebih banyak persatuan waktu dan bobot dari pada ikan berukuran dewasa. Hal tersebut terjadi karena ikan yang berukuran kecil lebih memerlukan energi untuk pertumbuhan. Spotte (1970) menyatakan bahwa laju metabolisme tubuh organisme berukuran kecil lebih tinggi dibandingkan dengan organisme berukuran besar.

Suhu sangat mempengaruhi sintasan serta pertumbuhan larva ikan gabus, secara langsung suhu juga sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen yang nilainya berbanding terbalik dengan suhu. Hal tersebut terjadi karena pada suhu tinggi maka kadar kelarutan oksigen akan berkurang, begitu juga sebaliknya. Kisaran suhu yang didapat selama pemeliharaa yaitu berkisar antara 27,2-28,5°C. Kondisi tersebut masih dalam kisaran suhu yang optimal bagi larva ikan gabus. Hal tersebut juga didukung oleh Bijaksana (2011) yang menyatakan bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan larva ikan gabus berkisar 25,5-28,6°C. Peningkatan suhu juga dapat mempengaruhi laju respirasi organisme air dan tingkat kecepatan metabolisme yang akan sangat mempengaruhi nafsu makan ikan sehinnga membuat ikan akan lebih cepat tumbuh (Effendi 2003).

Derajat keasaman (pH) merupakan konsentrasi ion H+ yang terdapat didalam suatu perairan. Nilai pH tergantung beberapa faktor seperti kekeruhan, karbondioksida, salinitas, serta perombakan bahan organik dan densitas organisme. Menurut Boyd (1988) tingkat keasaman merupakan logaritma negatif dan konsentrasi ion hidrogen. Titik letal asam dan basa suatu perairan berkisar antara 4,0-11. Hasil rata-rata pH percobaan menunjukkan bahwa pada perlakuan A pH berkisar antara 4-4,5, pada perlakuan B pH berkisar 5-5,5, pada perlakuan C pH berkisar antara 6-6,5 dan perlakuan D pHberkisar antara 7-7,4. Berdasarkan data tersebut kisaran pH masih dalam kisaran pH perlakuan. Air yang memiliki kadar asam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kandungan oksigen terlarut didalam air menjadi berkurang, hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya aktifitas pernapasan sehingga menyebabkan ikan menjadi kurang nafsu makan (Effendi 2003). Menurut Tebbutt (1992) menyatakan bahwa pada pH tinggi amonia tidak terionisasi lebih mudah terserap kedalam tubuh organisme akuatik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pH optimal untuk memacu pertumbuhan larva ikan gabus yaitu pH 6-6,5. Pada pH tersebut kondisi lingkungan mendukung aktifitas fisiologis larva dimana pertumbuhan dan sintasan lebih besar bila dibandingkan dengan pH lainya.

Amonia (NH3) merupakan hasil dari proses perombakan protein pakan

(asam amino) yang dimakan menjadi energi, sisa metabolisme tersebut yang nantinya akan dibuang melalui insang oleh ikan dalam bentuk amonia. Menurut Boyd (1988) menyatakan bahwa kisaran amonia yang baik untuk perairan yaitu kurang dari 1,2 mg/L. Sedangkan menurut Yosmaniar (2009) keberadaan amonia akan mereduksi masuknya oksigen kedalam tubuh ikan. Pada pemeliharaan larva ikan gabus, NH3 berkisar antara 0,34-1,2 mg/L. Amonia tertinggi terjadi pada

(27)

13

sisa pakan yang tidak termakan oleh larva ikan gabus, sisa pakan tersebut akan dikonversi menjadi amonia, sehingga menyebabkan nilai amonia menjadi tinggi. Sedangkan pada perlakuan kisaran amonia pada pH 5-5,5, 6-6,5 dan 7-7,5berturut-turut yaitu 0,2-0,6 mg/L, 0,12-0,34 mg/L dan 0,001-0,4 mg/L. Mackereth et al(1989) menyatakan bahwa pH sangat berkaitan dengan alkalinitas. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa ataubahan yang mampu menetralisir keasaman suatu perairan. Nilai alkalinitas pada pH 4-4,5 yaitu 52,45-69,51 mg/L CaCO3, sedangkan alkalinitas pada pH 5-5,5 yaitu 63,53-71,08mg/L

CaCO3, nilai alkalinitas pH 6-6,5 yaitu 68,86-71,13 mg/L CaCO3 dan nilai

alkalinitas pada pH 7-7,5 sebesar 67,88-89,56 mg/L CaCO3. Menurut Effendi

(2000) alkalinitas yang baik berkisar antara 30-500 mg/L. Menurut (Prima 2011) nilai alkalinitas sangat berkaitan erat dengan korosivitas logam dan dapat menimbulkan iritasi dengan sistem percernaan (gastro intestinal). Kondisi tersebut dapat mengganggu sistem pencernaan sehingga larva tidak dapat memanfaatkan energi dari pakan secara optimal sehingga dapat memperlambat pertumbuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran pH 6-6,5 merupakan pH optimum untuk kegiatan pemeliharaan larva ikan gabus (Channa striata) yang memiliki nilai sintasan dan laju pertumbuhan spesifik terbesar.

Saran

Untuk meningkatkan khasanah keilmuan mengenai pengaruh pH terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan asam dari golonganlainya yang lebih ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R,Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru (ID) : Unri press. Asmawi MZ, Kankaanranta H, Moilanen E, and Vapaatalo H. 1993.

Anti-inflammatory activity of Emblica officinalis Geartn leaf extracts. J.Pharm

(28)

14

BijaksanaU. 2014. Pengaruh beberapa parameter air pada pemeliharaan larva Ikan gabus Channa striates Blkr di dalam wadah budidaya.Temu Teknisi Balai Benih Ikan Air Tawar se-Kalimantan Selatan (ID). Kalimantan Selatan. Boeuf G, Le-Bail PY. 1999. Does light have an influence on fish growth.

Aquaculture.177: 129-152.

Boyd EC. 1988. Water quality in warmwater fish ponds. Fourth Printing. Alabama(US): Auburn University Agricultural Experiment Station.

[BPBAT] Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin. 2014. Naskah Akademik Ikan Gabus (Channa striata Bloch 1793) Hasil Domestikasi. Das M, Chakraborty SC, Ahmed F, Basak RK. 1998. Predatory behaviour of a

snackhead fish (Channa striata Bloch). Bangladesh Journal Of Fisheries Research, 2:127-137.

[DKP] (Departemen Kelautan dan Perikanan). 2010. Statistika Perikanan

Budidaya. www.dkp.go.id [25 Ferbruari 2015].

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya

danLingkungan Perairan. Yogyakarta (ID) :Kanisius Press.

Effendi H. 2000. Telaah Kualitas Air.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.Bogor.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur.Jakarta (ID) :Penebar Swadaya.

Fatah K, Husnah,Zaid A. 2010. Karbon Organik Terlarut sebagai Indikator Keragaman Hayati dan Kualitas Hasil Tangkapan Ikan di Rawa Banjiran. Kementrian Kelautan dan Perikanan. Badan Riset Kelautan Perikanan. Balai Riset Perikanan Perairan Umum.

Froese R, Pauly D.Editors. 2014.FishBase.World Wide Web electronic publication.www.fishbase.org.

Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (UK): Chapman and Hall.194p.

Gufran H, Kordi K. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan

Gabus.Yogyakarta(ID) :Lily Publisher.

Heri AS. 2009. Uji potensi ekstrak ikan gabus (Channa striata) sebagai hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi dengan parasetamol [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hyatt KD. 1979. Feeding strategy.In Hoar WS, Randall DJ, and Brett JR.(eds) Fish Physiology, Vol. VIII. London (GB): Academic Press. pp. 71-119. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Volume Produksi Perikanan

Tangkap di Perairan Umum Menurut Jenis Ikan. http://www.kkp.go.id [1 Desember 2014].

Mackereth FJ, Heron J,Tailling JF. 1989.Water Analysis. FreshwaterBiological Association, Cumbria, (GB).120p.

Marcel GJ. 1975. Water Management and the Drift of Larval Fish in the Floodplains of Bangladesh. Practical Experiences of the Compartmentalization Pilot Project with “Fish Friendly” Regulators. Ecological Research, 36: 100-106.

Mesner N, Geiger J. 2010. Understanding Your Watershed. Utah State University Water Quality Extension. Utah.

(29)

15

Anabas testudineus. Ichthyol Res. The Ichthyological Society of Japan.

Japan.

Muflikhah N, Safran M, Suryati NK. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Umum. Mundheim M, Akses A, and Hope B. 2005. Growth, Feed Afficiency and

Digestibility in Salmon (Salmo salar L.) Fed Different Dietary Proportions of Vegetable Protein Sources in Combination with Two Fish Meal Qualitie. Aquaculture, 237: 315-331.

Nadeak H. 2014. Penentuan pH optimum untuk pertumbuhan kepiting bakau scylla serrata dalam wadah terkontrol [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

NRC (National Research Council). 1977. Nutrient Requiremen of Warm Water

Fish and Shelfish (Revised Edition). Washington DC (US) : Ntional

Academy Press.

Prima A. 2011. Pertumbuhan dan tingkatsintasan larva ikan betok (Anabas testudineus) Pada pH 4, 5, 6 Dan 7 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Samuel S, Adjie AD, Utomo, Asyari.2002. Karakteristik Habitat dan Pendugaan stok Ikan di Perairan Teluk Gelam, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Sumber Daya dan Penangkapan : Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 3(1) : 27-40.

Shafri MA, Abdul M. Therapeutic potential of haruan (Channa striata). 2012 : from food to medicinal uses. Mal J Nutr. 18(1): 125-136.

Shirota A. 1970. Studies on the mouth size of fish larvae. Bull. Jap. Soc. Sci. Fish. 36(4): 353-368.

Spotte S. 1970. Fish and Invertebrate Culture Management in Closed System.Second Edition. New York : John Willey and Sons.

Tebbutt THY. 1992. Principles of Water Quality Control. Fourth edition. Pergamon Press: Oxford. 251 p.

Weatherley LA. 1972. Growth and Ecology of Fish Population.Academic Press.Inc.London.293 p.

(30)

16

LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema wadah pemeliharaan larva ikan gabus

Lampiran 2 Hasil uji Anova dan Duncan sintasan

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. mAntar kelompok 941,103 3 313,701 162,821 0,000 Dalam kelompok 15,413 8 19,467

Total 956,517 11

Perlakuan N Untuk alpha = 0,05

1 2 3 4

A 3 60,6000

D 3 80,0000

C 3 84,0667

B 3 93,2667

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 3 Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Antar kelompok 3,245 3 1,082 4,738 0,035 Dalam kelompok 1,826 8 0,228

Total 5,071 11

Perlakuan N Untuk alpha = 0,05

1 2

A 3 10,2967

D 3 10,3400

B 3 11,1233 11,1233

C 3 11,5167

Sig. 0,076 0,343

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 4 Hasil uji Anova dan Duncanpertumbuhan bobot mutlak

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Antar kelompok 0,003 3 0,001 4,652 0,036 Dalam kelompok 0,001 8 0,000

(31)

17

Perlakuan N Untuk alpha = 0,05

1 2

A 3 0,1033

D 3 0,1033

B 3 0,1267 0,1267

C 3 0,1367

Sig. 0,077 0,392

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 5 Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Antar kelompok 0,155 3 0,052 3,619 0,065 Dalam kelompok 0,144 8 0,014

Total 0,269 11

Perlakuan N Untuk alpha = 0,05

1 2

A 3 1,8633

D 3 1,9767 1,9767

B 3 2,0167 2,0167

C 3 2,1800

Sig. 0,170 0,080

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 6 Hasil uji Anova dan Duncan efisiensi pakan

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Antar kelompok 3337,263 3 1332,428 10,462 0,000 Dalam kelompok 75,998 8 9,500

Total 4044,861 11

Perlakuan N Untuk alpha = 0,05

1 2 3 4

A 3 29,0167

D 3 39,3000

C 3 47,1767

B 3 77,9367

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

(32)

18

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di kotaBogor,Jawa Barat pada tanggal 05 Oktober 1992 dari ayah yang bernama Bona Parte Surbakti dan ibu bernama Juhariah Br. Ginting. Penulis merupakan anak Pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 01 SukmajayaDepok pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Lubuklinggau Kabanjahe dan tamat pada tahun 2006.Penulis melanjutkan pendidikannya di SMANegeri 01 TigabinangaMedan dan lulus pada tahun 2011. Setelah tamat SMA, penulis melanjutkan ke perguruan tinggi dan diterima di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti tugas perkuliahan penulis menjadi asisten Manajemen Kualitas Air tahun ajaran 2013/2014. Koordinator Asisten Menejemen Budidaya Air Tawar tahun ajaran 2013/2014. Bulan Juli sampai Agustus tahun 2014 penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapang Akuakultur di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budadaya Air Laut Gondol, Bali.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor untuk mendapat gelar Sarjana Perikanan diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul’’Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata

Gambar

Grafik sintasan larva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari pada pH
Gambar 1  Grafik sintasanlarva ikan gabus setelah dipelihara 24 hari dengan
Gambar 3 Grafik pertumbuhan bobot mutlaklarva ikan gabus setelah
Grafik efisiensi pakanlarvaikan gabus setelah dipelihara 24 hari  dengan pH yang berbeda
+2

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK : Perisian Sistem Pengurusan Pangkalan Data Ujian Standard Kecergasan Fizikal Kebangsaan Malaysia (SEGAK) merupakan satu sistem pengurusan pangkalan data yang digunakan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah prosedur penjualan kredit dari jasa pemasangan sambungan air minum sudah diterapkan PDAM Kota Surakarta dengan cukup baik,

Menurut Connolly dan Begg (2002), Database Management System merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan

Dengan penerapan pohon pada sistem klasifikasi ini, seorang biologist maupun ilmuwan lainnya yang ingin mencari dan mempelajari suatu spesies dengan nama ilmiah

Keong pepaya (Melo sp.) dibeli dari berbagai nelayan di tempat pelelangan ikan perairan Cirebon. Keong pepaya diambil dengan cara mengumpulkan keong selama beberapa

Mengetahui hubungan antara jumlah kendaraan bermotor yang keluar masuk ke dalam perusahaan dengan konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) di dalam dan di luar ruangan

Selain itu, skor kesedaran terhadap nilai patriotisme berdasarkan tahap pendidikan diploma berada pada tahap tinggi adalah 72.7% respondenserta24.2% responden pula mendapat