• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT

(

Lansium domesticum

)

SYIFA FAUZIAH

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Syifa Fauziah

(4)
(5)

ABSTRAK

SYIFA FAUZIAH. Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum). Dibimbing oleh IRMA HERAWATI SUPARTO dan TUN TEDJA IRAWADI

Kulit buah langsat (Lansium domesticum) dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, tetapi belum diketahui jenis senyawa aktifnya. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat beserta fraksi-fraksinya. Ekstrak kasar diperoleh dengan metode maserasi dalam pelarut etanol 70% dan etil asetat. Hasil maserasi diuji aktivitas antioksidannya dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Ekstrak dengan aktivitas terbaik difraksionasi menggunakan eluen terbaik. Aktivitas terbaik ditunjukkan oleh ekstrak kasar etanol 70% dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50) 372.90 ppm. Kandungan fitokimia ekstrak tersebut adalah tanin, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Fraksionasi dilakukan dengan kromatografi kolom secara gradient berundak menggunakan kombinasi eluen n-heksana dan etil asetat yang ditingkatkan kepolarannya. Sebanyak 12 fraksi diuji aktivitas antioksidannya. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi-fraksi tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan karena inhibisinya tidak mencapai 50%.

Kata kunci: antioksidan, fitokimia, fraksionasi, Lansium domesticum

ABSTRACT

SYIFA FAUZIAH. The Effect of Fractionation on Antioxidant Activity of

Langsat Fruit’s Peel (Lansium domesticum) Extract. Supervised by IRMA HERAWATI SUPARTO and TUN TEDJA IRAWADI

Langsat (Lansium domesticum) fruit’s peel has been reported to have antioxidant activity but the active compound has yet to be verified. The study objectives were to evaluate antioxidant activities from the crude extract of langsat

fruit’s peel and its fractions. The crude extract was obtained through maceration

method in 70% ethanol and ethyl acetate. The antioxidant activity was tested by 2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil method. The extract with the best activity was further fractionated with the best eluent obtained. The best antioxidant activity was showed by crude 70% ethanol extract with 50% inhibition concentration (IC50) value of 372.90 ppm. The phytochemical compounds in the extract were tannins, flavonoids, alkaloids, and saponins. The fractionation was done by using column chromatography via step gradient elution with at combination of n-hexana and ethyl acetate with increasing polarity giving. 12 fractions which were further tested for their antioxidant activities. However, all fractions did not have antioxidant activities as the inhibition percentage were below 50%.

(6)
(7)

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT

(

Lansium domesticum

)

SYIFA FAUZIAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)

Nama : Syifa Fauziah NIM : G44090046

Disetujui oleh

Dr dr Irma Herawati Suparto, MS Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS

(10)
(11)
(12)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian Bogor (IPB) dari bulan April sampai Oktober 2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memeroleh gelar sarjana sains pada Departemen Kimia, FMIPA, IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr dr Irma Herawati Suparto, MS dan Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi berlangsung. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pada kedua orang tua tercinta atas dukungan dan doa, serta kepada seluruh laboran Kimia Organik, Anorganik, dan PSB, antara lain Bapak Sabur, Bapak Syawal, Bapak Mul, Bapak Caca, Ibu Salina, dan Ibu Nunuk. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Kimia 46 khususnya Leonita, Dewi, Restu, dan Fariz atas semua bantuan, kebersamaan, dan persahabatannya. Terakhir penulis

mengucapkan terima kasih untuk Saudari Aisyah Noor Rafi’ah yang senantiasa

membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

(13)

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2

Alat dan Bahan 2

Metode 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kadar Air 4

Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat 4

Kandungan Fitokimia 5

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat 6

Eluen Terbaik 7

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom dari Ekstrak Kasar Etanol 70% 7

Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi 8

SIMPULAN DAN SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 12

(14)

ix

DAFTAR TABEL

1 Data hasil maserasi kulit buah langsat 5

2 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 12

2 Kadar air dan rendemen klit buah langsat 13

3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C 14

4 Eluen terbaik 16

(15)
(16)

1

PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan spesies atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan dan menjadi salah satu penyebab timbulnya berbagai macam penyakit dalam tubuh. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat bersumber dari polusi, rokok, atau makanan yang banyak mengandung bahan kimia berbahaya. Radikal tersebut dapat memicu reaksi oksidatif dalam tubuh yang dalam jangka panjang dapat mempercepat penuaan dan menimbulkan penyakit berbahaya, antara lain kanker. Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Di dunia, penyakit ini menyebabkan 12% dari seluruh kematian serta merupakan pembunuh nomor dua setelah penyakit kardiovaskular (Mahleda dan Hartini 2012).

Berbagai cara dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker, salah satunya berupa upaya sederhana dengan mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Upaya ini dilakukan karena zat antioksidan diharapkan dapat mencegah reaksi oksidatif dalam tubuh. Cara ini menjadi pilihan yang ekonomis bagi banyak orang dewasa ini. Selain itu, antioksidan banyak ditemukan pada tanaman sehingga dipercaya tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Salah satu tanaman yang mengandung zat antioksidan adalah langsat (Lansium domesticum). Tanaman yang banyak tumbuh di Peninsula, Thailand, serta Kalimantan dan Sulawesi, Indonesia ini memiliki zat antioksidan pada bagian-bagian tanamannya. Secara tradisional, bagian tanaman seperti kulit buah, kulit batang, daun, dan biji buah langsat telah banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit, di antaranya disentrie, malaria, tifus, dan kolera (Korompis et al. 2010). Pohon langsat dapat tumbuh hingga 30 meter dengan diameter 75 cm, tetapi dalam budi daya tingginya hanya 5−10 meter dengan diameter 25 cm. Buahnya berbentuk elips atau bulat seperti buah beri, berwarna kekuningan, dan berkulit tipis (1−1,5 mm) atau tebal (6 mm). Tanaman ini memerlukan kelembapan tanah yang tinggi dengan curah hujan yang cukup untuk mencegah gugurnya bunga dan buah. Langsat akan rusak pada suhu kurang dari 6 °C, dapat bertahan hidup pada suhu 40 °C, dan tumbuh baik pada suhu 22 °C. (Tilaar et al.2007).

Berdasarkan penelitian identifikasi fitokimia kulit buah langsat, ekstrak kasar etanol kulit buah ini memiliki kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan. Selain flavonoid, ekstrak ini juga mengandung saponin, tanin, dan triterpenoid (Lawalata 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa kulit batang langsat memiliki kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Ekstrak kasar etanol kulit batang ini memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker (Semuel 2008).

Lawalata (2012) melakukan proses maserasi untuk memperoleh ekstrak kasar etanol kulit buah langsat dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50) 77.60 ppm. Namun, penelitian tersesbut terbatas pada kandungan antioksidan dalam ekstrak kasar dan belum menentukan jenis-jenis senyawa aktif yang terdapat dalam kulit buah langsat.

(17)

2

reduksi ion kuprat (CUPRAC), dan metode 2,2-azinobis-(3-etil-benzotiazolina-6-sulfonat) (Ciz et al. 2010). Lawalata (2012) menguji aktivitas antioksidan ekstrak kasar etanol kulit buah langsat dengan metode penangkapan radikal bebas. Metode ini lazim digunakan pada pengujian antioksidan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu mudah digunakan, mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi, dan dapat menganalisis sejumlah besar sampel dalam jangka waktu yang singkat (Rohman et al. 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan jenis senyawa aktif yang bersifat antioksidan dalam kulit buah langsat. Oleh karena itu, pada penelitian ini ekstrak kasar kulit buah langsatyang berpotensi sebagai antioksidan difraksionasi lebih lanjut. Aktivitas antioksidan ekstrak kasar dan fraksi-fraksi yang didapatkan ditentukan dengan metode DPPH dan dibandingkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber antioksidan dari bahan alam dan menambah nilai ekonomi dari buah langsat.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain oven, neraca analitik, eksikator, silika gel GF254, radas kromatografi kolom berbantuan-tekanan, lampu ultraviolet (UV), microplate reader, 96 well-plate, pelat kaca, dan berbagai macam alat kaca. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel serbuk kulit buah langsat dari Dr Lawalata (Mamuju, Sulawesi Barat), kertas saring, n-heksana teknis, dietil eter teknis, etanol 96% teknis, methanol teknis, diklorometana (MTC) teknis, etil asetat teknis, aseton teknis, dimetil sulfoksida, kloroform pro analisis, akuades, NH4OH, H2SO4 2 M, pereaksi Mayer, Wagner, Dragendorf, logam Mg, pereaksi Lieberman-Buchard, amil alkohol, HCl 37%, FeCl3, radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), asam askorbat, dan silika gel.

Metode

Potensi senyawa bioaktif dalam kulit buah langsat dianalisis dalam beberapa tahap. Sampel ditentukan kadar airnya dan diekstraksi dengan metode maserasi. Ekstrak kasar diuji kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidannya. Penentuan eluen terbaik selanjutnya dilakukan pada ekstrak kasar teraktif untuk fraksionasi dengan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji kembali aktivitas antioksidannya. Lampiran 1 menunjukkan diagram alir dari penelitian ini.

Penentuan Kadar Air

(18)

3

Ekstraksi Sampel

Sebanyak 25 g sampel kulit buah langsat ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan pelarut etanol 70% dan etil asetat masing-masing dengan nisbah sampel dan pelarut 1:10. Sampel dibiarkan terendam selama 24 jam, kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dan ampas sampel. Proses tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Filtrat kemudian dikumpulkan dan dipekatkan menggunakan penguap putar (Lawalata 2012).

Uji Fitokimia

Kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tannin dalam ekstrak kasar sesuai dengan metode Harborne (1987).

Uji Aktivitas Antioksidan

Uji aktivitas antioksidan yang digunakan adalah uji penangkapan radikal bebas DPPH (Salazar-Aranda et al. 2011). Ekstrak kasar dilarutkan dalam etanol hingga diperoleh konsentrasi 125, 250, 500, 1000, dan 2000 ppm. Sebanyak 100

μL alikuot sampel dan 100 μL DPPH 125 μM ditambahkan ke dalam setiap sumur (96-well plate). Setelah diinkubasi 30 menit, absorbans diukur pada panjang gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Kontrol positif yang digunakan adalah asam askorbat, sedangkan kontrol negatifnya adalah etanol. Absorbans sampel dan kontrol positif dengan berbagai konsentrasi diukur 2 kali ulangan (duplo). Aktivitas inhibitor dihitung dengan persamaan

Inhibisi (%)=

Keterangan:

Ablangko terkoreksi: Absorbans blangko sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans blangko setelah penambahan DPPH.

Asampel terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.

Akontrol terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.

(Batubara et al. 2009)

Penentuan Eluen Terbaik

(19)

4

Fraksionasi dengan Kromatografi Kolom

Sebanyak 0.90 g ekstrak kasar etanol 70% yang merupakan ekstrak dengan aktivitas antioksidan terbaik difraksionasi menggunakan kromatografi kolom. Sampel dilarutkan dalam aseton kemudian dielusi dengan menggunakan campuran eluen terbaik yang meningkat kepolarannya secara gradient berundak. Setiap selang waktu 7 menit, eluat ditampung dalam tabung reaksi dan kemudian diamati nilai Rf dan pola pemisahannya pada KLT. Eluat dengan pola KLT yang sama digabungkan menjad satu fraksi kemudian setiap fraksi diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk menentukan fraksi teraktif (Houghton dan Raman 1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air

Penentuan kadar air merupakan analisis proksimat yang penting dilakukan sebagai koreksi untuk menghitung rendemen ekstrak kasar. Kadar air simplisia kulit buah langsat sebesar 13.35%. Kadar air juga berguna untuk memperkirakan masa simpan suatu bahan karena air merupakan media tumbuhnya mikroorganisme. Kadar air yang diperoleh lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan Lawalata (2012), yaitu 8.06%. Tingginya peningkatan kadar air tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penyimpanan sampel yang kurang baik dan menurunnya kesegaran sampel.

Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat

(20)

5

Tabel 1 Data hasil maserasi kulit buah langsat

Jenis ekstrak kasar Bobot simplisia kulit buah langsat (g)

Bobot ekstrak (g)

Rendemen* (%)

Ekstrak etanol 70% 25.0077 8.5763 39.58

Ekstrak etil asetat 25.0010 6.8858 31.79

*Berdasarkan bobot kering simplisia.

Prinsip metode ini adalah perpindahan zat dari bahan alam ke dalam pelarut yang digunakan sebagai akibat dari kesesuaian kepolaran (like dissolve like). Berdasarkan Tabel 1, etanol 70% memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengekstraksi metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit buah langsat dibandingkan dengan etil asetat. Tingginya rendemen ekstrak kasar etanol 70% yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa sebagian besar komponen senyawa dalam kulit buah langsat bersifat polar. Filtrat yang dihasilkan berwarna cokelat gelap dan dipekatkan penguap putar. Suhu yang digunakan untuk proses pemekatan adalah 50 °C. Suhu tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih etanol 70%, yaitu 78 °C. Pemilihan suhu tersebut karena sulit menguapnya etanol 70%, sementara suhu yang lebih tinggi dikhawatirkan dapat menguap sebagian metabolit sekunder dalam ekstrak kasar.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Lawalata (2012) yang menyebutkan bahwa etanol 70% adalah pelarut terbaik untuk mengekstraksi senyawa-senyawa dalam kulit buah langsat. Lawalata (2012) memperoleh rendemen sebesar 18.85% untuk ekstrak etanol 70%, 15.51% untuk ekstrak etil asetat, dan 13.32% untuk ekstrak n-heksana. Rendemen yang dihasilkan juga sejalandengan hasil penelitian Semuel (2008) yang memeroleh rendemen ekstrak kasar kulit batang langsat tertinggi dengan pelarut etanol 70%, yaitu 5.92%, sedangkan dengan pelarut lainnya, yaitu kloroform-air (1:1), rendemennya 4.36%.

Kandungan Fitokimia Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat

Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu bahan alam (Harborne 1987). Pada penelitian ini, uji fitokimia dilakukan untuk menguji keberadaan tanin, flavonoid, steroid, triterpenoid, saponin, dan alkaloid dalam ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat. Hasilnya tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat

Metabolit sekunder Ekstrak etanol 70% Ekstrak etil asetat

(21)

6

Ekstrak kasar etanol 70% mengandung jenis metabolit sekunder yang lebih banyak daripada ekstrak kasar etil asetat. Seperti yang telah dilaporkan oleh Lawalata (2012), ekstrak kasar etanol 70% mengandung tanin sebagai metabolit sekunder dengan jumlah terbanyak. Selain tanin, kandungan alkaloid, triterpenoid, dan flavonoid juga cukup banyak, sedangkan saponin berjumlah sedikit. Di sisi lain metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak kasar etil asetat hanya triterpenoid dan alkaloid. Berdasarkan kandungan flavonoid dan tanin dalam ekstrak kasar etanol 70% diketahui kulit buah langsat diduga memiliki potensi sebagai antioksidan. Berdasarkan strukturnya, flavonoid dan tanin termasuk dalam kelompok polifenol (Lim et al.2007).

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat dilakukan dengan menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Aktivitas antioksidan ditunjukkan oleh kemampuan ekstrak kasar mengubah warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Penghambatan terhadap radikal bebas dinyatakan sebagai nilai IC50, yaitu nilai konsentrasi yang dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas.

Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak kasar etanol 70% lebih aktif sebagai antioksidan dibandingkan dengan ekstrak kasar etil asetat. Ekstrak kasar etanol 70% dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas pada konsentrasi 372.90 μg/mL, sedangkan ekstrak kasar etil asetat baru menghambat 50% aktivitas radikal bebas pada konsentrasi 3936.9 μg/mL. Berdasarkan nilai IC50 tersebut, kedua ekstrak tergolong dalam antioksidan lemah, karena nilai IC50 yang dimiliki lebih dari 200 μg/mL (Nurjanah et al.2012). Nilai IC50 tersebut sesuai dengan kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam kedua ekstrak kasar. Ekstrak kasar etanol 70% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik karena mengandung flavonoid dan tanin yang tidak terdapat dalam ekstrak kasar etil asetat. Potensi antioksidan kedua senyawa berasal dari keberadaan gugus –OH fenolik yang dapat mendonorkan proton saat bereaksi dengan senyawa radikal bebas sehingga menstabilkan senyawa tersebut (Rohman et al. 2010). Mekanisme penangkapan radikal bebas DPPH oleh antioksidan ditunjukkan pada Gambar 1.

(22)

7

Nilai IC50 dari ekstrak kasar etanol 70% menunjukkan aktivitas antioksidan yang rendah. Ekstrak tersebut baru dapat menghambat 71.21% radikal bebas DPPH pada konsentrasi 500 μg/mL (Lampiran 3). Nilai IC50 tersebut jauh lebih tinggi daripada nilai IC50 vitamin C, yaitu 4.14 μg/mL yang menunjukkan bahwa vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Pemisahan senyawa-senyawa yang terdapat dalam ekstrak kasar tersebut dilakukan dengan kromatografi kolom. Senyawa hasil pemisahan diharapkan memiliki niai IC50 yang lebih baik dari nilai IC50 ekstrak kasar.

Eluen Terbaik

Eluen terbaik dipilih untuk proses fraksionasi dengan kromatografi kolom dan pengelompokkan fraksi-fraksi yang diperoleh. Eluen-eluen tunggal dipilih berdasarkan variasi kepolarannya, yaitu n-heksana, dietil eter, kloroform, etil asetat, aseton, diklorometana, etanol 96%, dan metanol. Proses ini dilakukan dengan menotolkan ekstrak kasar etanol 70% pada pelat KLT silika gel GF254, yang berperan sebagai fase diam, kemudian dielusi dengan eluen sebagai fase gerak. Noda hasil elusi diamati di bawah UV pada panjang gelombang 254 dan 366 nm untuk menentukan pola pemisahannya.

Berdasarkan hasil pemisahan yang diperoleh, etil asetat merupakan eluen tunggal terbaik untuk proses fraksionasi ekstrak kasar etanol 70%. Dengan eluen tersebut, noda-noda dihasilkan pada bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT, sedangkan dengan eluen tunggal lainnya, noda hanya dihasilkan pada bagian atas KLT atau bagian bawah KLT (Lampiran 4). Eluen n-heksana.dipilih sebagai eluen penahan untuk uji campuran 2 eluen. Nisbah komposisi eluen yang digunakan, ialah heksana-etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 9:1, dan 10:0.

Nisbah eluen terbaik yang dihasilkan ialah n-heksana-etil asetat 4:6. Sebanyak 7 noda dihasilkan tersebar di bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT analitik yang menunjukkan keterpisahan yang baik di antara komponen senyawa polar, semipolar, dan nonpolar dalam ekstrak kasar etanol 70%. Komposisi lainnya menghasilkan noda yang lebih sedikit dan pola pemisahannya tidak sebaik

n-heksana-etil asetat 4:6 (Lampiran 4). Berdasarkan hasil tersebut, eluen yang digunakan untuk proses pemisahan selanjutnya adalah n-heksana-etil asetat dengan metode elusi gradien berundak menggunakan eluen yang semakin meningkat kepolarannya.

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom

Kolom yang digunakan memiliki ukuran panjang 58 cm dan diameternya 2 cm. Sampel dimasukkan ke dalam kolom, kemudian dielusi berturut-turut dengan

(23)

senyawa-8

senyawa yang masih tertahan pada silika. Eluat yang dihasilkan selama proses ini ditampung setiap 7 menit dalam tabung reaksi.

Fraksionasi menghasilkan 29 fraksi tunggal dengan bobot rendemen yang tersaji dalam Lampiran 5. Selanjutnya, terhadap seluruh 29 fraksi tersebut dilihat pola keterpisahannya dan nilai Rf-nya pada KLT analitik (Lampiran 5). Fraksi-fraksi dengan Rf yang sama digabungkan dalam satu wadah, yang kemudian dipekatkan dan dihitung rendemennya (Lampiran 5). Hasil penggabungan fraksi tunggal menghasilkan 20 fraksi campuran, yaitu 13 fraksi yang dihasilkan dari elusi gradien n-heksana:etil asetat dan 7 fraksi yang dihasilkan dari elusi etil asetat:metanol. Fraksi yang diperoleh masih mengandung beberapa senyawa. Hal tersebut diketahui dari terdapat beberapa noda dalam setiap satu fraksi yang ditotolkan dan dielusi pada KLT analitik (Lampiran 5).

Rendemen total fraksi yang diperoleh adalah 64.25%. Masih tersisanya berbagai komponen senyawa pada silika kolom yang tidak dapat tercuci oleh komposisi seluruh eluen membuat rendemen fraksi tersebut terbilang sedikit karena dari 0.9 g ekstrak aktif yang difraksionasi, hanya menghasilkan bobot fraksi 0.58 g. Komponen senyawa yang tersisa tersebut selanjutnya dicuci dengan aseton dan dihitung rendemennya. Rendemen senyawa sisa tersebut adalah 17.32%. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan terhadap komponen senyawa sisa tersebut, diketahui bahwa rendemen tersebut mengandung tanin.

Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi dari kstrak Kasar Etanol 70%

Uji antioksidan dilakukan dengan metode Salazar-Aranda et al. (2011), yaitu mengamati perubahan warna DPPH yang merupakan senyawa dengan radikal bebas sebagai akibat dari adanya penangkapan radikal bebas tersebut. Fraksi-fraksi yang diuji antioksidannya dipilih berdasarkan rendemen yang dihasilkan, yaitu fraksi dengan bobot rendemen minimal 30 mg. Fraksi-fraksi tersebut adalah F7, F8, F10, F11, F12, F13, F14, F15, F16, F17, F18, dan F19.

Beberapa fraksi memiliki daya hambat yang relatif rendah, yaitu berkisar antara 20%-35% pada F15, F17, dan F19. Daya hambat yang dimiliki ketiga fraksi tersebut terlihat dari adanya perubahan warna fraksi setelah penambahan DPPH, yaitu dari ungu menjadi kuning pekat. Berdasarkan tingkat kepolaran dari gradien eluen yang digunakan, yaitu gradien etil asetat:metanol, ketiga fraksi ini termasuk fraksi yang polar. Oleh sebab itu, diduga ketiga fraksi tersebut mengandung senyawa-senyawa bersifat antioksidan seperti flavonoid, tanin, dan beberapa jenis senyawa alkaloid. Namun, hasil uji antioksidan tersebut menunjukkan bahwa fraksi-fraksi hasil fraksionasi hanya memiliki aktivitas antioksidan yang rendah karena persentase inhibisi pada semua rentang konsentrasi tidak mencapai 50% dan beberapa fraksi memiliki nilai persentase inhibisi yang negatif (Lampiran 6). Nilai tersebut berbeda dengan nilai persentase inhibisi dari vitamin C yang digunakan sebagai kontrol positif, dapat menghambat radikal bebas DPPH sebanyak 50% mulai dari konsentrasi 2.50 μg/mL sehingga memiliki nilai IC50 yang rendah, yaitu 1.10 μg/mL (Lampiran 7).

(24)

9

menyebabkan munculnya warna kuning pekat setelah penambahan larutan DPPH dan proses inkubasi. Warna kuning pekat dihasilkan dari bercampurnya warna sampel dengan warna ungu dari DPPH. Warna kuning yang dihasilkan membuat sampel memiliki absorbansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan absorbansi blanko sehingga menghasilkan nilai inhibisi yang negatif. Selain warna, ketidakhomogenan larutan stok yang dibuat dari fraksi membuat absorbansi dari sampel lebih besar dari absorbansi blanko yang menyebabkan nilai inhibisi bernilai negatif. Ketidakhomogenan larutan stok disebabkan adanya perbedaan kepolaran antara fraksi yang diuji dengan pelarut yang digunakan.

Selain kedua sebab tersebut, nilai persentase inhibisi fraksi-fraksi yang diperoleh menunjukkan potensi kulit buah langsat sebagai antioksidan terbatas pada ekstrak kasarnya, sedangkan fraksi-fraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini disebabkan karena aktivitas antioksidan yang terdapat dalam kulit buah langsat diduga merupakan hasil sinergisme dari senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya.

Selain pada kulit buah langsat, efek sinergisme terhadap antioksidan yang dimiliki suatu bahan alam telah dilaporkan oleh Tisnadjaja et al. (2006) pada bagian bunga tanaman burahol. Hasil penelitiannya, diketahui bunga tanaman burahol memiliki aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak kasar etil asetatnya dengan nilai IC50 35.07 μg/mL. Proses fraksionasi menggunakan kromatografi kolom mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan, dengan nilai IC50 515.33 μg/mL.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam kulit buah langsat adalah flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Potensi kulit buah langsat sebagai antioksidan lemah terbatas pada ekstrak kasarnya saja sedangkan fraksi-fraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan. Hal tersebut diketahui dari tidak adanya nilai persentase inhibisi yang mencapai 50% pada berbagai rentang konsentrasi.

Saran

(25)

10

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington (US): AOAC.

Batubara I, Mitsunaga T, Ohasi H. 2009. Screening antiacne potency of Indonesian medical plants: antibacterial, lipase inhibition, and antioxidant activities. Japan Wood Res Soc. 55:230-235. doi: 10.1007/s10086-008-1021-1

Ciz M, Cizova H, Denev P, Kratchanova, Slavov A, Lojek A. 2009. Different methods for control and comparison of the antioxidant properties of vegetables. Food Control.21:518-523.

Dhobi M, Mandal V, Hemalatha S. 2009. Optimization of microwave assisted extraction of bioactive flavonolignan-sylybinin. J Chem Technol Metrol. 3(1):13-23.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah; Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Method.

Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of Natural Extract. London: Chapman & Hall.

Korompis GEC, Danes VR, Sumampow OJ. 2010. Uji in vitro aktivitas antibakteri dari Lansium domesticum Correa (Langsat). Chem Prog. 3(1):13-19.

Lawalata VN. 2012. Rekayasa proses ekstraksi kulit buah langsat (Lansium domesticum var. langsat) sebagai bahan antibakteri dan antioksidan. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lim YY, Lim TT, Tee JJ. 2007. Antioxidant properties of several tropical fruits: a comparative study. Food Chem. 103(2007):1003-1008. doi:10.1016/j.foodchem.2006.08.038

Mahleda MLP, Hartini N. 2012. Post-traumatic Growth pada pasien kanker payudara pasca mastektomi usia dewasa madya. Jurnal Psikologi Kimia dan Kesehatan Mental 1(2):67-71.

Nurjanah, Azka A, Abdullah A. 2012. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif, semanggi air (Marsilea crenata). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan 1(3):152-158.

Rohman A, Riyanto S, Dahliyanti R, Pratomo DB. 2009. Penangkapan radikal 2,2 difenil-1-pikrilhidrazil oleh ekstrak buah Psidium guajava. L. Da Averrhoa carambola L. Jurnal Ilmu Kefarmasian. 7(1):1-5.

Rohman A, Riyanto S, Yuniarti N, Saputra WR, Utami R, Mulatsih W. 2010. Antioxidant activity, total phenolic and total flavaonoid of extracts and fractions of red fruit (Padanus conoideus Lam). J Int Food Res.17:97-106. Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, Lopez-Aroyyo L, Alanis-Garza BA,

(26)

11

Semuel MY. 2008. Aktivitas antioksidasi dan antikanker ekstrak kulit batang langsat Lansium domesticum L. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tisnadjaja D, Saliman E, Silvia, Simanjuntak P. 2006. Pengkajian burahol (Stelechocarpis burahol (Blume) Hook & Thomson) sebagai buah yang memiliki kandungan senyawa antioksidan. Jurnal Biodiversitas. 7(2):199- 202.

(27)

12

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Kulit buah langsat

Ekstrak kasar etil asetat Ekstrak kasar etanol 70%

Ekstrak etanol 70%

Uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom

Elusi gradien heksana-etil asetat dan gradien etil asetat-metanol

Fraksionasi dengan kromatografi kolom

Penentuan eluen terbaik Uji aktivitas antioksidan Ekstraksi sampel dengan teknik maserasi

Pemekatan dengan penguap putar T= 40−50°C Analisis

Kadar air

(28)

13

Lampiran 2 Kadar air dan rendemen kulit buah langsat

% kadar air= × 100%

=

= 13.13% Rerata kadar air=

= 13.35%

b) Data hasil maserasi kulit buah langsat

Jenis ekstrak kasar Bobot simplisia kulit

buah langsat (g) Bobot ekstrak (g)

Rendemen (%)

Ekstrak etanol 70% 25.0077 8.5763 39.58

Ekstrak Etil asetat 25.001 6.8858 31.79

Contoh perhitungan:

% rendemen basah = ×100%

= ×100%

= 34.29%

% rendemen kering = ×100%

= x100%

= 39.58% a) Penentuan kadar air

Ulangan Bobot sampel awal (g)

Bobot sampel konstan (g)

Kadar air (%)

1 1.0015 0.8700 13.13

2 1.0032 0.8671 13.48

3 1.0038 0.8687 13.45

Rerata 13.35

(29)

14

Lampiran 3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C

a) Ekstrak Kasar etanol 70%

Kurva hubungan konsentrasi ekstrak etanol 70% dengan nilai inhibisi

Nilai IC50 yang diperoleh

0 500 1000 1500 2000 2500

Ni

Konsentrasi ekstrak kasar etanol 70% (ppm) Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Rerata nilai inhibisi (%)

(30)

15

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Rerata Nilai inhibisi (%)

(31)

16

Lampiran 4 Eluen terbaik untuk fraksionasi

a) Penentuan eluen terbaik ekstrak kasar etanol 70% dengan beberapa eluen tunggal, yaitu 1) metanol, 2) etanol 96%, 3) etil asetat, 4) aseton, 5) dikloro metana (MTC), 6) kloroform, 7) dietil eter, dan 8) n-heksana di bawah lampu UV 254 nm.

b) Penentuan eluen dengan menggunakan berbagai rasio dari dua perbandingan eluen, yaitu n-heksana dan etil asetat berdasarkan peningkatan kepolaran.

1 2 3 4 5 6 7 8

9:1 8:2 7:3 6:4 5:5

4:6

3:7

2:8

(32)

17

Lampiran 5 Data hasil fraksinasi ekstrak etanol 70%

Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dan nilai inhibisinya

a) Data Fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen n-heksana-etil asetat

(33)

18

Lampiran 4 lanjutan

b) Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen etil asetat-metanol

(34)

19

Lampiran 6 Data uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom

a) Data uji antioksidan Fraksi 7 (n-heksana-etil asetat 8:2 (1)), Fraksi 8 (n-heksana-etil asetat 8:2 (2), dan Fraksi 9 (n-heksana-etil asetat 5:5)

[fraksi] Rerata inhibisi F7 (%) Rerata inhibisi F8 (%) Rerata inhibisi F9 (%)

2000 4.99 25.08 21.20

1000 -8.71 -0.93 1.66

500 -10.75 0.85 -3.87

250 -12.17 1.00 3.05

125 -1.46 -2.39 -11.03

b) Data uji antioksidan Fraksi 10 (n-heksana-etil asetat 4:6), Fraksi 12 (n -heksana-etil asetat 2:8), dan Fraksi 13 (Etil asetat 100%)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 12.79 3.08 17.98

1000 1.58 -4.76 4.77

500 6.03 -8.75 -7.16

250 -3.18 -10.11 -17.07

125 -5.31 -15.17 -10.51

c) Data uji antioksidan Fraksi 14 MeOH 1:9), Fraksi 15 (EtOAc-MeOH 8:2), dan Fraksi 16 (EtOAc-(EtOAc-MeOH 6:4)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 15.24 20.95 -15.00

1000 -2.04 20.12 4.19

500 4.05 5.32 10.00

250 13.67 5.36 7.49

(35)

20

Lampiran 6 lanjutan

d) Data uji antioksidan Fraksi 17 MeOH 5:5), Fraksi 18 (EtOAc-MeOH 3:7), dan Fraksi 19 (EtOAc-(EtOAc-MeOH 1:9)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 17.48 2.04 35.90

1000 23.55 1.70 26.90

500 17.90 2.53 18.57

250 15.67 3.70 8.05

(36)

21

Lampiran 7 Aktivitas antioksidan vitamin C sebagai control

Kurva hubungan antara konsentrasi vitamin C dengan nilai inhibisinya

Nilai IC50 yang diperoleh

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Nilai inhibisi (%)

(37)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 7 Juni 1991 sebagai putri sulung dari Bapak Rudy Afandi dan Ibu Mintarsih. Tahun 2009, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bekasi yang kemudian dilanjutkan dengan menempuh studi di Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswi di IPB, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia Tingkat Persiapan Pertama (TPB) sejak tahun 2010 hingga 2012 dan asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar Tingkat Persiapan Bersama tahun ajaran 2012/2013. Selama kuliah, penulis aktif sebagai fotografer dan Manajer Human Resource and Development (HRD) bagian Eksternal Koran Kampus IPB, serta aktif menjadi panitia di berbagai acara IPB baik berskala universitas, seperti contoh TPB CUP dan Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI), maupun nasional, seperti contoh Pesta Sains Nasional IPB dan Jurnalistik Fair

2012. Tahun 2012, penulis memeroleh dana hibah dikti untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian yang berjudul "Karburisasi Baja SS 316 dan Baja CS 1010 Menggunakan Arang Sekam dan Arang Kayu untuk Mengatasi Masalah Kekerasan dan Korosivitas Pada Gear Mobil”. Penulis pernah melakukan Paktik Lapang di Pusat Pengawasan Mutu Barang (PPMB), Jakarta, dengan judul laporan “Perbandingan Hasil Analisis Kadar Nitrat dalam Air Minum Menggunakan SNI 01-3554-1998 dan SNI 01-3554-2006”. Beberapa pelatihan yang diikuti penulis semasa kuliah adalah Pendidikan dan Pelatihan Dasar Koran Kampus IPB, Pelatihan Penulisan “Fun and Gainst” dari Jakarta Post, dan Improving Self Soft Skill, Studium Generale ISO 17025, dan Persiapan

Memasuki Dunia Kerja “Dare to Face the World and be Extraordinary Young

Gambar

Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat
Gambar 1 Reaksi penangkapan radikal bebas DPPH (Rohman et al. 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH, ekstrak etanol kulit buah duku menunjukkan kekuatan antioksidan dalam kategori lemah dengan

Penelitian ini untuk menguji aktivitas repelan dan mengetahui daya proteksi dari lotion ekstrak etanol kulit buah langsat terhadap nyamuk Aedes aegypti.. Ekstrak

Hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH, ekstrak etanol kulit buah duku menunjukkan kekuatan antioksidan dalam kategori lemah dengan

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik simplisia, skrining fitokimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit buah

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder, dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% dan ekstrak n-heksana biji buah Langsat

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar biji buah langsat terhadap Salmonella typhi, mengetahui kandungan metabolit

Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder, dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% dan ekstrak n -heksana biji buah

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan dan tabir surya pada ekstrak kulit buah pepaya Ekstrasi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut