• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model persamaan struktural evaluasi diri sekolah (studi kasus: smp provinsi jawa barat tahun 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model persamaan struktural evaluasi diri sekolah (studi kasus: smp provinsi jawa barat tahun 2013)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

EVALUASI DIRI SEKOLAH

(Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013)

DEWI ANDARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Model Persamaan Struktural Evaluasi Diri Sekolah (Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Dewi Andari

(3)

ABSTRAK

DEWI ANDARI. Model Persamaan Struktural Evaluasi Diri Sekolah (Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013). Dibimbing oleh YENNI ANGRAINI dan I MADE SUMERTAJAYA.

Provinsi Jawa Barat menempati posisi teratas dalam hal jumlah sekolah yang terakreditasi pada periode tahun 2007-2012 untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk terus meningkatkan jumlah sekolah yang terakreditasi upaya yang dapat dilakukan adalah pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Tindaklanjut dari EDS memberikan efek positif terhadap akreditasi sekolah. Instrumen yang digunakan dalam EDS tidak dapat diukur secara langsung (peubah laten), sehingga analisis statistika yang digunakan adalah model persamaan struktural. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh model persamaan struktural yang dapat menggambarkan hubungan antar Standar Nasional Pendidikan (peubah laten) serta dengan peubah indikatornya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil EDS SMP Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Model persamaan struktural menunjukkan bahwa pengaruh paling besar diberikan oleh perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan (Standar Pengelolaan) terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan). Tinggi rendahnya kompetensi siswa dan lulusan (Standar Kompetensi Lulusan) dipengaruhi paling besar oleh kesesuaian materi ajar yang digunakan sekolah dengan kurikulum yang ditetapkan (Standar Isi). Terdapat satu hubungan yang tidak berpengaruh nyata yaitu antara Standar Penilaian dengan Standar Kompetensi Lulusan. Semua peubah indikator sudah sah dan handal dalam mengukur peubah latennya setelah modifikasi.

Kata kunci: akreditasi sekolah, Evaluasi Diri Sekolah, model persamaan struktural, peubah indikator , peubah laten

ABSTRACT

DEWI ANDARI. Structural Equation Model of School Self Evaluation (Case Study : Junior High School at West Java Province in 2013). Advised by YENNI ANGRAINI and I MADE SUMERTAJAYA.

(4)

activity (Standard of the management) gave the most significant influence toward educators and educational personnel (Standard of the Educational Personnel). The level of competency of the students and graduates (Standard of the Graduate Outcomes) got the most influence from suitability of teaching materials and curriculum (Standard of the Content) that the school used. The connection between Standard of the Educational Assessment with Standard of the Graduate Outcomes was not significant. All of manifest variables that used on this research was valid and reliable to measure latent variable after modification.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

EVALUASI DIRI SEKOLAH

(Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat tahun 2013)

DEWI ANDARI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Model Persamaan Struktural Evaluasi Diri Sekolah (Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013)

Nama : Dewi Andari NIM : G14100029

Disetujui oleh

Yenni Angraini, MSi Pembimbing I

Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah pendidikan, dengan judul “Model Persamaan Struktural Evaluasi Diri Sekolah (Studi Kasus: SMP Provinsi Jawa Barat Tahun 2013)”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yenni Angraini dan Bapak I Made Sumertajaya selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga dan teman satu bimbingan (Siti Nur Azizah dan Anissa Rahmayanti) serta teman-teman lainnya atas segala doa, semangat, dan bantuannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODOLOGI 2

Data 2

Prosedur Analisis Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Deskripsi Peubah Indikator 6

Analisis Model Persamaan Struktural 8

Modifikasi Model 10

KESIMPULAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

(10)

DAFTAR TABEL

1 Evaluasi kebaikan model sebelum modifikasi 8

2 Evaluasi kebaikan model sesudah modifikasi 11

3 Nilai koefisien CR dan VE 12

4 Persamaan model struktural 13

5 Pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap peubah laten SKL 14 6 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten 15

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram jalur model persamaan struktural berdasarkan teori 3 2 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur

peubah laten SKL 6

3 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur

peubah laten SPR 7

4 Diagram model pengukuran sebelum modifikasi 9

5 Diagram model struktural sebelum modifikasi 9

6 Diagram model persamaan struktural sebelum modifikasi 10

7 Diagram model pengukuran setelah modifikasi 11

8 Diagram model struktural setelah modifikasi 13

9 Diagram model persamaan struktural setelah modifikasi 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar nama peubah laten dan peubah indikator 17

2 Model struktural dan model pengukuran 19

3 Rincian analisis deskriptif setiap peubah indikator 20 4 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur

peubah laten SI, SPN, SPT, dan SPL 21

5 Bobot faktor terstandarisasi sebelum dan sesudah modifikasi 22 6 Koefisien jalur terstandarisasi antar peubah laten sebelum dan

sesudah modifikasi 23

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bangsa yang memiliki sistem pendidikan bermutu dapat diperkirakan akan menjadi bangsa yang kuat dan berdaya saing tinggi (Sirozi 2013). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan nasional diantaranya dengan dikeluarkannya Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Komponen sumber data dalam SPMP terdiri dari Evaluasi Diri Sekolah (EDS), Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD), Evaluasi Diri Kabupaten (EDK), pengumpulan data padati, Ujian Nasional (UN), akreditasi sekolah, sertifikasi guru dan peningkatan kompetensi profesional (Kemendiknas 2010).

Akreditasi Sekolah sebagai salah satu komponen dalam SPMP adalah kegiatan pengakuan dan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) yang kemudian hasilnya berbentuk pengakuan peringkat kelayakan. Pada periode tahun 2007-2012 untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), Provinsi Jawa Barat menempati posisi teratas dalam hal jumlah sekolah yang terakreditasi. Sebanyak 2314 SMP/MTs terakreditasi A (Amat Baik), 2244 SMP/MTs terakreditasi B (Baik), dan 454 SMP/MTs terakreditasi C (Cukup) (Litbang Kemdikbud 2013). Demi meningkatkan jumlah SMP yang terakreditasi agar terciptanya kelayakan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Barat, upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah meningkatkan kinerja dan menyusun Rencana Pembangunan Sekolah (RPS) yang tepat (Kemendiknas 2010).

Evaluasi Diri Sekolah merupakan proses evaluasi yang bersifat internal untuk melihat kinerja sekolah dan menjadi dasar penyusunan RPS. Evaluasi Diri Sekolah mendorong sekolah untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah dan kegiatan tindaklanjutnya akan mempunyai efek positif bagi sekolah dalam kegiatan evaluasi eksternal seperti akreditasi sekolah (Kemendiknas 2010). Instrumen EDS terdiri dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Delapan instrumen tersebut adalah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pembiayaan.

(12)

2

Tujuan Penelitian

Memperoleh model persamaan struktural yang dapat menggambarkan hubungan antar Standar Nasional Pendidikan (peubah laten) serta dengan peubah indikatornya.

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2878 adalah data sekunder hasil EDS untuk tingkat SMP Provinsi Jawa Barat tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan (BPSDMPK) dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Data yang digunakan terdiri dari 31 peubah indikator yang menyusun enam peubah laten. Peubah laten Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri dari lima peubah indikator, Standar Isi (SI) terdiri dari empat peubah indikator, Standar Proses (SPR) terdiri dari delapan peubah indikator, Standar Penilaian (SPN) terdiri dari lima peubah indikator, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPT) terdiri dari dua peubah indikator, dan Standar Pengelolaan (SPL) terdiri dari tujuh peubah indikator. Daftar nama peubah indikator untuk tiap peubah laten dapat dilihat pada Lampiran 1. Data ini dianalisis menggunakan perangkat lunak R 2.15.0 dengan paket Open Mx.

Prosedur Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis deskriptif untuk melihat karakteristik peubah indikator.

Analisis deskriptif yang dilakukan adalah melihat rata-rata dan diagram kotak garis setiap peubah indikator.

2. Spesifikasi model persamaan struktural berdasarkan teori yang ada.

Instrumen EDS yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari SKL, SI, SPR, SPN, SPT, dan SPL. Sedangkan Standar Sarana dan Prasarana serta Standar Pembiayaan tidak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan teori yang didapat dari ahli (Gambar 1), SPL mempengaruhi SPT secara langsung. Selanjutnya, SPT mempengaruhi SI, SPR, dan SPN secara langsung. Peubah laten SPR dipengaruhi SI secara langsung dan peubah laten SPN dipengaruhi SPR secara langsung. Sedangkan SKL dipengaruhi secara langsung oleh SI, SPR, dan SPN.

(13)

3

Gambar 1 Diagram jalur model persamaan struktural berdasarkan teori Menurut Bollen (1989), model persamaan struktural secara umum menganalisis secara bersama-sama model pengukuran dan model struktural. Model persamaan struktural dari penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Model pengukuran menjelaskan keterkaitan hubungan antara peubah laten dengan indikatornya. Konversi diagram jalur kedalam bentuk persamaan model pengukuran secara umum yaitu:

dimana,

: vektor peubah indikator bagi peubah laten endogen berukuran px1 : vektor peubah indikator bagi peubah laten eksogen berukuran qx1 : matriks koefisien y terhadap endogen berukuran pxm

: matriks koefisien x terhadap eksogen berukuran qxn

ε : vektor sisaan pengukuran dari y berukuran px1 : vektor sisaan pengukuran dari x berukuran qxl dengan,

p : banyaknya peubah indikator bagi peubah laten endogen

q : banyaknya peubah indikator bagi peubah laten eksogen

Model struktural menjelaskan keterkaitan hubungan antar peubah laten,

terdapat dua jenis peubah laten yaitu peubah laten terikat dikenal dengan peubah laten endogen dan peubah laten bebas dikenal dengan peubah laten eksogen. Konversi diagram jalur kedalam bentuk persamaan model struktural secara umum yaitu:

dimana,

: vektor peubah laten endogen berukuran mx1

: matriks koefisien eksogen terhadap endogen berukuran mxn

: matriks koefisien endogen terhadap endogen berukuran mxm

: vektor peubah laten eksogen berukuran nx1

:vektor sisaan acak hubungan antara endogen dan eksogen berukuran mx1 dengan,

(14)

4

n : banyaknya peubah laten eksogen

4. Identifikasi model dengan t-rule, yaitu jumlah parameter yang diduga harus lebih kecil atau sama dengan jumlah elemen dari matriks masukan. Persamaan

t-rule adalah:

dimana (p+q) adalah jumlah peubah indikator dan t adalah jumlah parameter yang diduga (Bollen 1989).

5. Menentukan matriks masukan.

Matriks masukan yang digunakan adalah matriks ragam peragam karena skala yang digunakan dalam penelitian ini memiliki skala yang sama.

6. Melakukan pendugaan parameter.

Metode pendugaan yang digunakan adalah penduga kemungkinan maksimum. Fungsi kemungkinan untuk model persamaan struktural sebagai berikut:

Penduga kemungkinan maksimum secara iteratif akan meminimumkan fungsi F(S, ) dengan formula sebagai berikut:

F(S, ) - -

-dengan S adalah matriks ragam peragam dari data dan adalah matriks ragam peragam dari model persamaan struktural. Sedangkan (p+q) adalah banyaknya peubah indikator untuk peubah laten endogen dan eksogen (Bollen 1989).

7. Mengevaluasi kebaikan model dengan uji khi-kuadrat, RMSEA, CFI, TLI. 7a.Uji khi-kuadrat

Hipotesis uji khi-kuadrat adalah:

dimana S adalah matriks ragam peragam dari data dan adalah matriks ragam peragam dugaan dari model persamaan struktural. Kecocokan antara matriks ragam peragam dugaan model persamaan struktural dengan matriks ragam peragam dari data dapat dilihat dari nilai p > 0.1 atau tidak tolak

(Hair et al 2009).

7b. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Nilai RMSEA merupakan ukuran ketidakcocokan suatu model sehingga diharapkan nilainya kecil. RMSEA dapat dinyatakan sebagai berikut:

dimana adalah nilai khi-kuadrat, db adalah derajat bebas model, dan n

adalah jumlah ukuran contoh (Hair et al 2009). Indikasi dapat diterimanya sebuah m de di unjukkan eh ni ai ≤ . ( ine ).

7c. Comparative Fit Index (CFI)

(15)

5 dasar. Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Model yang baik adalah model yang memiliki nilai CFI semakin mendekati 1 (Kusnendi 2008). Model disim u kan cuku baik ke ika .8 ≤ CFI ≤ .9 (Wijan 8).

7d. Tucker -Lewis Index (TLI)

Tucker -Lewis Index merupakan ukuran kesesuaian model yang bersifat komparatif atau membandingkan sebuah model yang diuji dengan model dasar (Kunendi 2008). de disim u kan cuku baik ke ika .8 ≤ TL ≤ 0.9 (Wijanto 2008). Rumus untuk TLI yaitu:

TL nu nu

sed

sed nu nu 8. Modifikasi model

Modifikasi model dilakukan karena hasil evaluasi kebaikan model belum memenuhi kriteria nilai yang disarankan. Modifikasi model dalam peneltian ini dilakukan dengan cara membuang peubah indikator. Salahsatu alasan dibuangnya peubah indikator karena peubah indikator tersebut tidak sah dalam mengukur peubah latennya. Suatu peubah indikator dikatakan sah dalam mengukur peubah latennya jika secara statistik bobot faktornya signifikan dan atau melihat bobot faktor terstandarisasi yang memiliki nilai tidak kurang dari 0.4 atau 0.5 (Kusnendi 2008).

9. Evaluasi kehandalan konstruk.

Evaluasi kehandalan konstruk dapat dilihat dari koefisien Construct Reliability

(CR) dan koefisien Variance Extracted (VE) yang didefinisikan sebagai berikut:

e

dimana,

= bobot faktor terstandarisasi untuk setiap indikator i sampai ke-k

= koefisien kesalahan pengukuran untuk setiap indikator i sampai ke-k

= banyaknya indikator dalam model pengukuran

Jika hasil estimasi koefisien CR 0.70 atau ≥ .5 dika akan m de pengukuran secara komposit handal dalam mengukur peubah latennya (Kusnendi 2008).

10. Melakukan interpretasi model.

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Peubah Indikator

Berdasarkan Gambar 2, peubah indikator Y1 yang merupakan prestasi siswa atau lulusan memiliki sebaran data yang tidak simetris dan keragaman data yang tinggi dibandingkan empat peubah indikator lain yang mengukur SKL. Peubah indikator Y1 juga memiliki rata-rata terendah dibandingkan dengan rata-rata indikator lainnya dan 50% SMP mendapatkan nilai diantara 2.888 dan 5. Dengan demikian prestasi siswa atau lulusan perlu menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu SKL. Rata-rata peubah indikator sebesar 6.681 merupakan rata-rata tertinggi dari peubah laten SKL yaitu lulusan memiliki kemampuan mencoba, mengolah, dan menyajikan pemikiran serta tindakan produktif dan kreatif. Keragaman data terendah dimiliki oleh Y2 dengan 50% data berada diantara nilai 5.074 dan 6.119 dan sisanya menyebar diantara nilai 3 sampai 10. Rincian nilai rata-rata, nilai maksimum dan minimum, serta kuartil setiap peubah indikator dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 2 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur peubah laten SKL

Gambar 3 menunjukkan, Proses Belajar Mengajar (PBM) mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain yang merupakan peubah indikator Y12 memiliki rata-rata tertinggi. Sebesar 50% data indikator Y12 berada diantara nilai 6.268 dan 8.202. Peran PBM dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik yang merupakan peubah indikator Y14 perlu ditingkatkan karena memiliki rata-rata terendah dibandingkan peubah indikator lain yang mengukur SPR. Peran PBM dalam mengembangkan budaya dan kemandirian belajar atau Y15 juga perlu ditingkatkan karena memiliki rata-rata sebesar 3.069 dan distribusi data yang tidak simetris. Peubah indikator interaksi guru dengan siswa mendukung efektifitas PBM atau Y16 memiliki

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

(17)

7 keragaman data paling tinggi dengan nilai minimum 0, nilai maksimum 10, dan 50% data berada diantara nilai 5.007 dan 8.173.

Gambar 3 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur peubah laten SPR

Gambar diagram rata-rata dan sebaran data peubah indikator yang mengukur peubah laten SI, SPN, SPT, dan SPL dapat dilihat pada Lampiran 4. Peubah indikator Y8 memiliki rata-rata dan keragaman data paling rendah dibandingkan indikator lain yang mengukur SI. Sebanyak 50% SMP mendapatkan skor diantara 8.167 dan 9.167 untuk peubah indikator Y8. Skor yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa materi ajar yang diberikan pada setiap SMP dianggap sudah sesuai dengan SKL. Sedangkan peubah indikator yang memiliki rata-rata terendah dalam mengukur SI adalah materi ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa atau Y9. Peubah indikator Y22 yaitu guru menganalisis hasil penilaian untuk perbaikan PBM memiliki rata-rata tertinggi sebesar 8.186 dengan distribusi data yang menjulur ke arah kiri. Peubah indikator Y21 yaitu penilaian dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas perlu ditingkatkan kinerjanya agar mutu SPN semakin baik karena memiliki rata-rata terendah dengan distribusi data yang tidak simetris atau cenderung menjulur ke kanan, dengan 50% data berada diantara nilai 1.250 dan 3.750.

Peubah laten SPT dibangun oleh dua peubah indikator, peubah indikator guru dan tenaga pendidikan yang profesional dalam bidangnya atau Y23 memiliki rata-rata lebih besar daripada peubah indikator guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan oleh siswa atau Y24. Sedangkan untuk keragaman data, peubah indikator Y24 memiliki keragaman data yang lebih rendah dibandingkan peubah indikator Y23. Peubah indikator komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah atau X7 memiliki rata-rata paling rendah dalam mengukur SPL yaitu sebesar 2.979 dengan 50% data berada diantara 2.381 dan 3.385. Hal ini menunjukkan bahwa komite belum berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah. Sedangkan peubah indikator X2 atau pengelolaan dokumen perencanaan yang berkualitas mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarana prasarana sudah dianggap dijalankan sekolah secara konsisten karena rata-ratanya lebih besar dibanding rata-rata peubah indikator lain yang membangun SPL dengan 50% data berada diantara nilai 8.264 dan 10.

(18)

8

Analisis Model Persamaan Struktural

Berdasarkan identifikasi model dengan t-rule, jumlah parameter yang akan diduga dalam penelitian ini sebanyak 71 atau lebih kecil dari jumlah elemen matriks masukan sebanyak 496 sehingga model dapat diduga. Metode pendugaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduga kemungkinan maksimum dengan matriks masukan berupa matriks ragam peragam. Tabel 1 kolom ketiga menunjukkan bahwa model persamaan struktural awal yang terbentuk kurang baik karena nilai evaluasi kebaikan model tidak memenuhi nilai yang disarankan. RMSEA yang dihasilkan sebesar 0.139, CFI sebesar 0.744, dan TLI sebesar 0.720.

Tabel 1 Evaluasi kebaikan model sebelum modifikasi Evaluasi kebaikan

model Nilai yang disarankan Nilai sebelum modifikasi

Nilai p uji khi kuadrat > 0.1 0.000

RMSEA ≤ . 0.139

CFI ≥ .8 0.744

TLI ≥ .8 0.720

Suatu indikator dikatakan sah dan handal mengukur peubah latennya apabila secara statistik bobot faktornya signifikan dan atau melihat bobot faktor terstandarisasi yang memiliki nilai tidak kurang dari 0.4 atau 0.5 (Kusnendi 2008). Dalam penelitian ini bobot faktor signifikan pada taraf nyata 0.1. Untuk bobot faktor terstandarisasi dan t-hitung semua peubah indikator dapat dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan Gambar 4, terdapat satu peubah indikator yang tidak sah mengukur SPL. Peubah indikator yang tidak sah adalah X7 yaitu komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu sekolah dengan bobot faktor terstandarisasi sebesar 0.334. Selanjutnya, untuk SKL juga terdapat satu peubah indikator yang tidak sah yaitu Y1 dengan bobot faktor terstandarisasi sebesar 0.139. Semua peubah indikator dari peubah laten SI sudah sah dalam mengukur SI. Peubah indikator yang memiliki ketepatan paling rendah dalam mengukur SI adalah penyusunan kurikulum secara logis dan sistematis atau Y6. Delapan peubah indikator yang mengukur peubah laten SPR sah dalam mengukur peubah laten tersebut. Peubah indikator dengan ketepatan terendah dalam mengukur SPR yaitu suasana akademik disekolah kondusif atau Y17.

(19)

9

Gambar 4 Diagram model pengukuran sebelum modifikasi

Jadi secara keseluruhan terdapat tiga peubah indikator yang tidak sah dalam mengukur peubah latennya. Pertama, peubah indikator X7 atau komite berkontribusi efektif terhadap peningkatan mutu SKL yang merupakan peubah indikator dari peubah laten SPL. Kedua, peubah indikator Y1 atau prestasi siswa/lulusan yang merupakan peubah indikator dari peubah laten SKL. Ketiga, peubah indikator Y21 atau penilaian dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi, dan akuntabilitas yang merupakan peubah indikator dari peubah laten SPN.

Gambar 5 Diagram model struktural sebelum modifikasi

(20)

10

SPR terhadap SPL memiliki koefisien jalur sebesar 5.496. Pengaruh positif yang besar diberikan oleh SPT terhadap SI dengan koefisien jalur sebesar 0.853. SPL mempengaruhi SPT dengan koefisien jalur sebesar 0.758. Pengaruh positif terbesar diberikan oleh SPT terhadap SPR. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi penilaian responden terhadap SPT maka akan meningkatkan SPR. Diagram model persamaan struktural sebelum modifikasi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Diagram model persamaan struktural sebelum modifikasi Modifikasi Model

(21)

11 indikator Y15 dikeluarkan dari model karena dapat meningkatkan kebaikan model yang dilihat dari kriteria kebaikan yang disarankan. Peubah indikator Y16 dikeluarkan dari model karena memiliki korelasi relatif rendah dengan peubah lain yang mengukur SPR dan dapat meningkatkan kebaikan model. Peubah indikator Y20 dikeluarkan dari model juga karena memiliki korelasi relatif rendah dengan peubah lain yang mengukur SPN dan dapat meningkatkan kebaikan model. Peubah indikator Y23 memiliki bobot faktor terstandarisasi yang lebih kecil dibanding Y24, namun peubah yang dipilih untuk dikeluarkan dari model adalah Y24 karena dapat meningkatkan kebaikan model.

Evaluasi kebaikan model setelah dilakukan modifikasi dapat dilihat pada Tabel 2, evaluasi kebaikan model sudah hampir memenuhi nilai yang disarankan. Nilai RMSEA mengalami penurunan menjadi 0.113. Nilai CFI dan TLI secara berurut mengalami peningkatan menjadi 0.874 dan 0.855. Sedangkan untuk nilai khi kuadrat masih tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari nilai khi kuadrat yang sangat sensitif terhadap ukuran contoh. Semakin besar ukuran contoh maka nilai khi kuadrat yang diperoleh cenderung akan semakin besar dengan nilai p yang semakin kecil (Kusnendi 2008).

Tabel 2 Evaluasi kebaikan model sesudah modifikasi Evaluasi kebaikan

model Nilai yang disarankan Nilai sesudah modifikasi

Nilai p uji khi kuadrat > 0.1 0.000

RMSEA ≤ . 0.113

CFI ≥ .8 0.874

TLI ≥ .8 0.855

Gambar 7 Diagram model pengukuran setelah modifikasi

(22)

12

+ , Y4 = 0.936SKL + , dan Y5 = 0.705SKL + . Setelah dilakukan modifikasi tersisa enam peubah indikator yang mengukur SPL. Peubah indikator X2 yaitu sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarana prasarana yang dijalankan secara konsisten mengalami peningkatan bobot faktor yang paling besar dibanding peubah indikator lain. Peubah indikator X6 memiliki bobot faktor terstandarisasi paling besar dalam mengukur SPL. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah memiliki ketepatan yang tinggi dalam mengukur peubah laten SPL. Semua peubah indikator yang mengukur SKL dinyatakan sah setelah dilakukan modifikasi. Peubah indikator lulusan memiliki kemampuan berpikir logis dan sistematis atau Y3 merupakan peubah indikator yang meiliki ketepatan paling tinggi dalam mengukur SKL. Peubah indikator yang mengukur SI menjadi empat peubah indikator setelah Y6 dihilangkan dari model. Berdasarkan nilai rata-rata, peubah indikator Y9 paling rendah dibandingkan peubah indikator lain yang mengukur SI tetapi Y9 atau materi ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa memiliki ketepatan yang paling tinggi dalam mengukur SI.

Peubah indikator Y11 atau PBM dilakukan secara efektif dan efisien memiliki bobot faktor terstandarisasi terbesar dalam mengukur SPR yaitu sebesar 0.955. Selanjutnya, tiga peubah indikator yang mengukur SPN semuanya sah dan mengalami peningkatan bobot faktor terstandarisasi. Peningkatan ketepatan yang paling tinggi dalam mengukur SPN adalah peubah indikator Y22 yang menggambarkan guru menganalisis hasil penilaian untuk perbaikan PBM. Peubah laten SPT diukur oleh satu peubah indikator setelah Y24 dibuang yaitu Y23 yang mengalami peningkatan bobot faktor terstandarisasi dari 0.469 menjadi 0.715.

Selanjutnya, peubah indikator dikatakan handal secara bersamaan dalam mengukur peubah latennya dilihat dari nilai koefisien Construct Reliability (CR) yang lebih besar dari 0.7 atau nilai Variance Extracted (VE) yang lebih besar dari 0.5. Tabel 3 menunjukkan bahwa peubah laten SKL, SI, SPR, SPN, dan SPL memiliki koefisien CR yang lebih besar 0.7 dan VE lebih besar dari 0.5. Jadi peubah indikator handal yang artinya peubah indikator yang membangun peubah laten tersebut konsisten dalam mengukur peubah latennya secara bersamaan. Sedangkan untuk peubah laten SPT tidak dilihat kehandalan konstruknya karena merupakan satu-satunya peubah indikator yang mengukur SPT setelah dilakukan modifikasi.

Tabel 3 Nilai koefisien CR dan VE

Peubah laten CR VE Kehandalan

SKL 0.912 0.725 Handal

SI 0.924 0.802 Handal

SPR 0.939 0.721 Handal

SPN 0.840 0.638 Handal

(23)

13

Gambar 8 Diagram model struktural setelah modifikasi Tabel 4 Persamaan model struktural

Model Persamaan Model Struktural

SPT SPT = 0.982SPL +

SI SI = 0.691SPT +

SPR SPR = 0.157SPT + 0.773SI+ SPN SPN = 0.832SPT + 0.198SPR+

SKL SKL = 0.724SI + 0.112SPR + 0.005SPN +

(24)

14

SKL pada taraf nyata 0.1 dengan koefisien jalur terstandarisasi sebesar 0.005. Hal ini dapat disebabkan oleh guru yang pada umumnya belum menggunakan penilaian otentik pada kurikulum yang lama. Penilaian otentik adalah penilaian yang berdasarkan atau sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dinilai. Selain itu tidak berpengaruhnya SPN terhadap SKL dapat disebabkan oleh dikeluarkannya peubah indikator Y1 yang mengukur SKL serta peubah indikator Y20 dan Y21 yang mengukur SPN. Diagram model persamaan struktural setelah modifikasi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Diagram model persamaan struktural setelah modifikasi Tabel 5 Pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap peubah laten SKL

Pengaruh antar peubah laten

Pengaruh Langsung

Pengaruh tidak

langsung Pengaruh total

SPL SKL - 0.571 0.571

SPT SKL - 0.581 0.581

SI SKL 0.724 0.088 0.812

SPR SKL 0.112 0.001 0.113

SPN SKL 0.005 - 0.005

(25)

15 Sedangkan sistem penilaian yang dilakukan sekolah (SPN) tidak berpengaruh terhadap kompetensi siswa atau lulusan (SKL).

Tabel 6 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten Pengaruh antar yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan berpengaruh besar terhadap kualifikasi SPT. Peubah laten SPL juga mempengaruhi SI secara tidak langsung sebesar 0.678. Peubah laten SI dipengaruhi secara langsung oleh SPT sebesar 0.691. Peubah laten SPR paling besar dipengaruhi oleh SI secara langsung. Sedangkan pengaruh total terbesar kedua diberikan oleh SPT terhadap SPN sebesar 0.969 dengan pengaruh langsung sebesar 0.832 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0.137. Pengaruh tidak langsung diberikan oleh SPT terhadap SPN karena hubungannya dengan SI dan SPR. Jadi untuk meningkatkan kinerja SPN selain SPT yang harus ditingkatkan kinerja SI dan SPR juga harus ditingkatkan. Pengaruh terbesar ketiga diberikan oleh SPL secara tidak langsung terhadap SPN karena hubungannya dengan SPT, SI, dan SPR.

KESIMPULAN

(26)

16

DAFTAR PUSTAKA

Bollen KA. 1989. Structural Equation With Latent Variables. New York (US): John Willey and Sons.

Hair JF, Anderson RF, Tatham RL, Black WC. 2009. Multivariate Data Analysis 7th ed. New Jersey (US): Pretince Hall, inc.

[Kemendiknas] Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Agama. 2010. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Jakarta (ID): Kemendiknas.

[Litbang Kemdikbud] Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Akreditasi sekolah/madrasah. [Internet]. Bogor(ID). [diunduh 2014 Jun 20]. Tersedia pada: http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/statplanet-balitbang/akreditasi-sekolah-madrasah

Kline, Rex B. 2011. Principles and Practice of Structural Equation Modeling 3rd ed. New York (US): The Guilford Press.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung(ID): ALFABETA, cv.

Sirozi M. 2013. Sistem pendidikan dan masa depan bangsa. [Internet]. Bogor(ID). [diunduh 2014 Feb 14]. Tersedia pada: http://www.radenfatah.ac.id/artikel-154-sistem-pendidikan-dan-masa-depan-bangsa.html

(27)

17 Lampiran 1 Daftar nama peubah laten dan peubah indikator

Peubah Laten Notasi

1. Prestasi siswa/lulusan Y1

2. Lulusan menghargai dan menunjukkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain

Y2 3. Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis Y3 4. Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan

santun Y4

5. Lulusan memiliki kemampuan mencoba, mengolah, dan menyajikan pemikiran serta tindakan produktif dan kreatif

2. Materiajar sesuai dengan kurikulum nasional Y7 3. Materi ajar sesuai dengan SKL Y8 4. Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa Y9

Standar Proses (SPR)

1. RPP sesuai dengan SKL dan standar isi serta

memenuhi aspek kualitas Y10

2. PBM dilakukan secara efisien dan efektif Y11 3. PBM mengembangkan karakter jujur,

disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain

Y12 4. PBM mengembangkan kemampuan

berkomunikasi efektif dan santun Y13 5. PBM mengembangkan kreatifitas peserta

didik Y14

6. PBM mengembangkan budaya dan

kemandirian belajar Y15

7. Interaksi guru dan siswa mendukung

efektifitas PBM Y16

8. Suasana akademik di sekolah kondusif Y17

Standar Penilaian

(SPN)

1. Penilaian dilakukan secara holistik dan

berkesinambungan untuk efisiensi PBM Y18 2. Evaluasi berdasarkan penjaminan mutu Y19 3. Penilaian sesuai dengan kompetensi yang

diukur Y20

4. Penilaian dengan menerapkan aspek keadilan,

transparansi dan akuntabilitas Y21 5. Guru menganalisis hasil penilaian untuk

perbaikan PBM Y22

1. Guru dan tenaga pendidikan profesional

dalam bidangnya Y23

2. Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan

(28)

18

Lampiran 1 Daftar nama peubah laten dan peubah indikator (lanjutan)

Peubah Laten Notasi

Laten Peubah indikator

Notasi Peubah indikator

Standar Pengelolaan

(SPL)

1. Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah

X1 2. Sekolah memiliki dokumen perencanaan

yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten

X2 3. Semua guru dan komponen sekolah ikut

terlibat dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan

X3 4. Pelaksanaan perencanaan sekolah

dievaluasi berdasarkan capaian indikator X4 5. Kepala sekolah melakukan supervisi

kualitas PBM dan memberikan saran perbaikan

X5 6. Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan

sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah

X6 7. Komite berkontribusi efektif terhadap

(29)

19 Lampiran 2 Model struktural dan model pengukuran

(30)

20

(31)

21 Lampiran 4 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur

peubah laten SI, SPN, SPT, dan SPL

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Y6 Y7 Y8 Y9 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

SI SPN SPT SPL

rata-rata

S

kor

P

euba

h

Indikato

r

(32)

22

Lampiran 5 Bobot faktor terstandarisasi sebelum dan sesudah modifikasi Peubah

Indikator

Sebelum modifikasi Sesudah modifikasi Bobot faktor

terstandarisasi t-hitung

Bobot faktor

terstandarisasi t-hitung

Y1 0.139 7.306 - -

Y2 0.797 45.551 0.798 45.429

Y3 0.943 54.770 0.943 54.314

Y4 0.935 54.232 0.936 53.833

Y5 0.706 39.338 0.705 39.088

Y6 0.760 33.081 - -

Y7 0.900 35.738 0.904 53.472

Y8 0.859 34.926 0.859 50.289

Y9 0.914 36.183 0.921 54.634

Y10 0.832 10.404 0.850 43.242

Y11 0.959 10.579 0.955 41.861

Y12 0.910 10.528 0.895 39.799

Y13 0.904 10.547 0.895 39.942

Y14 0.782 10.361 0.797 40.721

Y15 0.814 10.385 - -

Y16 0.762 10.469 - -

Y17 0.685 10.271 0.675 32.911

Y18 0.830 8.834 0.837 7.090

Y19 0.671 8.671 0.715 7.063

Y20 0.818 9.064 - -

Y21 0.299 7.634 - -

Y22 0.772 8.686 0.839 7.121

Y23 0.469 26.986 0.733 5.987

Y24 0.793 41.217 - -

X1 0.838 54.188 0.843 55.180

X2 0.764 47.108 0.798 50.384

X3 0.764 47.372 0.742 45.573

X4 0.408 22.012 0.424 23.072

X5 0.683 40.398 0.708 42.613

X6 0.905 61.482 0.884 59.420

X7 0.334 17.727 - -

(33)

23 Lampiran 6 Koefisien jalur terstandarisasi antar peubah laten sebelum dan

sesudah modifikasi

Antar peubah laten

Sebelum modifikasi Sesudah modifikasi Koefisien

jalur t-hitung

Koefisien

jalur t-hitung

SPL SPT 0.758 32.588 0.982 5.837

SPT SI 0.853 30.473 0.691 5.766

SPT SPR 0.977 10.842 0.157 5.153

SPT SPN -4.554 -7.892 0.832 3.425

SI SKL 0.697 16.332 0.724 18.750

SI SPR 0.038 3.013 0.773 26.771

SPR SKL 0.059 1.988 0.112 3.389

SPR SPN 5.496 139.770 0.198 7.566

SPN SKL 0.091 2.484 0.005 0.235

(34)

24

Lampiran 7 Matriks korelasi antar peubah indikator pada tiap peubah laten a. Matriks korelasi antar peubah indikator pada peubah laten SKL 5

b. Matriks korelasi antar peubah indikator pada peubah laten SI 8 9

c. Matriks korelasi antar peubah indikator pada peubah laten SPR

5 d. Matriks korelasi antar peubah indikator pada peubah laten SPN

8 9

e. Matriks korelasi antar peubah indikator pada peubah laten SPT

(35)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Juni 1993 sebagai anak tunggal dari pasangan Bapak Khalimi dan Ibu Sondang Sibarani. Tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Rawaterate 03 Jakarta Timur. Tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 255 Jakarta Timur. Tahun 2010 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 44 Jakarta Timur dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI).

Penulis aktif pada organisasi Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta sebagai staf Departemen Human Resource Development periode 2012 dan 2013. Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitian seperti Statistika Ria 2011 dan 2012,

Gambar

Gambar 1 Diagram jalur model persamaan struktural berdasarkan teori
Gambar 2 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur peubah laten SKL
Gambar 3 Diagram rata-rata dan kotak garis peubah indikator yang mengukur peubah laten SPR
Tabel 1 Evaluasi kebaikan model sebelum modifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada Bank Pembangunan Daerah periode triwulan satu tahun 2009 sampai.. dengan triwulan empat tahun

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”,

Keberhasilan MTQ Tingkat Provinsi Sumatera Barat dari Peringkat 19 pada Tahun 2013 di Kota Pasaman Barat menjadi Peringkat ke 10 di Kota Sawahlunto Tahun

Setelah siswa menyimak gambar (peta Indonesia) dan materi persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia, siswa secara individu dapat mengidentifikasi keaneragaman di

Di sisi lain campur kode tersebut juga mem- berikan dampak yang negatif pada bahasa Indonesia, yaitu tergesernya fungsi bahasa Indonesia dalam kegiatan komunikasi yang

hanya terlihat satu spesi senyawa kompleks negatif dengan metoda elektroforesis kertas sebagai konfirmasi bahwa hasil yang diperoleh hanya dalam satu bentuk senyawa yaitu

Indosat, Tbk di Indonesia melalui analisis peramalan sebagai landasan perencanaan pemasaran, (2) Mengetahui apakah program dan paket Matrix BlackBerry yang ditawarkan mampu

[r]