• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DIRI SEKOLAH TINGKAT PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN MODEL

PERSAMAAN STRUKTURAL MULTISAMPLE

(Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

SITI NUR AZIZAH

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

SITI NUR AZIZAH. Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Dibimbing oleh YENNI ANGRAINI dan AGUS M. SOLEH.

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan nasional. Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selalu mendapatkan nilai tertinggi pertama atau kedua Ujian Nasional (UN) tingkat pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2010 dan 2011. Nilai UN dapat dijadikan indikator untuk melihat mutu pendidikan sehingga Provinsi Bali dan Provinsi DIY dapat dijadikan acuan peningkatan mutu pendidikan provinsi lainnya. Keberhasilan UN ini berkaitan dengan keberhasilan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP dijadikan instrumen dalam Evaluasi Diri Sekolah yang merupakan program pemerintah untuk mengawasi mutu pendidikan sekolah. SNP terdiri dari delapan standar yang saling berhubungan satu sama lain. Penelitian ini menggunakan enam SNP di luar Standar Pembiayaan dan Standar Sarana dan Prasarana, peubah SNP tersebut tidak dapat diukur secara langsung. Penelitian ini bertujuan melihat adanya perbedaan pengaruh hubungan antara SNP antara Model Persamaan Struktural (MPS) Provinsi Bali dan DIY sehingga analisis yang digunakan adalah MPS Multisample. MPS menunjukkan Standar Pengelolaan mempengaruhi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar PTK mempengaruhi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar Isi mempengaruhi Standar Proses dan Standar Proses mempengaruhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL). MPS Provinsi Bali berbeda dengan MPS Provinsi DIY dalam hal pengaruh peubah laten yaitu Standar Penilaian tidak berpengaruh terhadap Standar Proses di Provinsi Bali, sementara Standar Proses tidak berpengaruh terhadap Standar Penilaian dan SKL di Provinsi DIY.

Kata kunci: EDS, MPS multisample, peubah laten, SNP

ABSTRACT

SITI NUR AZIZAH. Evaluasi Diri Sekolah Elementary School Grade Using Multisample Structural Equation Model (Study Case of Bali Province and Special Region of Yogyakarta). Supervised by YENNI ANGRAINI and AGUS M. SOLEH.

(5)

interconnected with each other. In this study use six SNP outside of Standar Pembiayaan and Standar Sarana dan Prasarana, SNP variables can not be measured directly. This study examines the effect of differences in the relationship between structural equation modeling (SEM) of Bali and Yogyakarta Province, so the analysis is multisample SEM. SEM showed that Standar Pengelolaan affect Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK). Standar PTK affect the Standar Isi, Standar Proses, and Standar Penilaian. Standar Isi affect Standar Proses and Standar Proses affects Standar Kompetensi Lulusan (SKL). The SEM of Bali and Yogyakarta province are different in case of effect latent variable, the Standar Penilaian not affect the Standar Proses on SEM of Bali province, while the Standar Proses does not affect the Standar Penilaian and SKL on SEM of Yogyakarta province.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada

Departemen Statistika

EVALUASI DIRI SEKOLAH TINGKAT PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN MODEL

PERSAMAAN STRUKTURAL MULTISAMPLE

(Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

SITI NUR AZIZAH

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta) Nama : Siti Nur Azizah

NIM : G14100043

Disetujui oleh

Yenni Angraini, SSi MSi Pembimbing I

Agus M. Soleh, SSi MT Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Anang Kurnia, MSi Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar Menggunakan Model Persamaan Struktural Multisample (Studi Kasus Provinsi Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departeman Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, antara lain:

1. Ibu Yenni Angraini, SSi MSi dan Bapak Agus M. Soleh, SSi MT atas bimbingan, masukan, dan kesabarannya selama penulis meyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, MSc sebagai penguji atas kritik dan sarannya yang membangun.

3. Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, MSi atas masukan dan bantuannya mengenai teori standar nasional pendidikan (SNP) dan penjelasan mengenai Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

4. Dosen pengajar Departemen Statistika atas ilmu yang diberikan.

5. Ibu Markonah dan staf Tata Usaha Departemen Statistika atas bantuannya dalam kelancaran administrasi.

6. Keluarga di rumah, terutama Ayah dan Ibu atas kasih sayang dan doanya. 7. Evita Sari atas pinjaman buku model persamaan struktural miliknya.

8. Teman satu bimbingan skripsi (Anissa Rahmayanti dan Dewi Andari) dan teman-teman Statistika 47 atas semangat dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Data 2

Metode 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Deskripsi Karakteristik Sekolah dan Peubah Indikator 8

Pengembangan Model Persamaan Struktural 10

Identifikasi Model 11

Uji Asumsi 11

Pendugaan Parameter 12

Model Persamaan Struktural Multisample 14

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

(12)

DAFTAR TABEL

1 Ukuran kecocokan model tahap pertama dan tahap kedua 12 2 Nilai koefisien realibilitas konstruk dan variance extracted 13

3 Koefisien lintas antara peubah laten 13

4 Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara peubah laten 14 5 Ukuran kecocokan model Provinsi Bali dan Provinsi DIY 14

6 Koefisien lintas masing-masing provinsi 15

7 Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara peubah laten

Provinsi Bali dan Provinsi DIY 16

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir Model Persamaan Struktural Multisample 3 2 Persentase sekolah Provinsi Bali (a) dan Provinsi DIY (b) berdasarkan

status sekolah 9

3 Rata-rata peubah indikator disetiap peubah laten masing-masing

provinsi 9

4 Alur keterkaitan enam peubah laten SNP berdasarkan teori 10 5 Alur keterkaitan enam peubah laten dan peubah indikator SNP

berdasarkan teori 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten 18 2 Persamaan model struktural dan persamaan model pengukuran 49 3 Nilai koefisien korelasi peubah indikator disetiap peubah laten 50 4 Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi dan t hitung setiap peubah

indikator tahap pertama dan tahap kedua 51

5 Model persamaan struktural setelah modifikasi 52 6 Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi dan t hitung setiap peubah

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk pembangunan nasional. Keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari perkembangan mutu pendidikannya. Mutu pendidikan ini penting untuk ditingkatkan karena dengan meningkatkan mutu pendidikan, maka mutu SDM juga akan meningkat. Selain diperlukan untuk keberhasilan pembangunan nasional, peningkatan mutu SDM diperlukan dalam peningkatan daya saing bangsa untuk meraih kemajuan serta menangani persaingan di era global (BSNP 2009).

Perkembangan mutu pendidikan dapat dilihat mulai dari tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) hingga ke perguruan tinggi. Pendidikan SD adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan dapat dimulai dari pendidikan SD. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat menciptakan SDM yang berkualitas mulai dari tingkat pendidikan dasar. Provinsi Bali dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selalu mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pertama atau kedua Ujian Nasional (UN) tingkat pendidikan SD pada tahun 2010 dan 2011. Nilai rata-rata UN SD Provinsi Bali pada tahun 2010 sebesar 18.22 dan tahun 2011 sebesar 20.98 sementara Provinsi DIY memperoleh nilai UN SD tahun 2010 sebesar 17.95 dan tahun 2011 sebesar 21.76. Pada tahun 2010 nilai UN tertinggi dicapai oleh Provinsi Bali dan tahun 2011 dicapai oleh Provinsi DIY (Kemendikbud Dirjen Dikdas 2012).

Menurut Permendiknas tahun 2009 nomor 75 pasal 3, hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan; seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan sehingga diharapkan Provinsi Bali dan Provinsi DIY dapat dijadikan acuan peningkatan mutu pendidikan provinsi lainnya. Keberhasilan UN ini berkaitan dengan keberhasilan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan SNP dijadikan acuan dalam pencapaian target mutu pendidikan.

(14)

2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh model persamaan struktural yang dapat menggambarkan hubungan antara peubah laten dan mengetahui perbedaan model persamaan struktural antara Provinsi Bali dan Provinsi DIY.

METODE

Data

(15)

3

Metode

Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir Model Persamaan Struktural Multisample Penjelasan tiap tahapan dari diagram alir MPS Multisample adalah:

1. Analisis deskriptif sekolah dan peubah indikator pada setiap peubah laten. Statistika deskriptif yang akan di bahas dalam penelitian ini berkaitan dengan profil sekolah mengenai status sekolah menggunakan diagram lingkaran dan rata-rata peubah indikator di setiap peubah laten dengan menggunakan diagram batang.

2. Konseptualisasi model persamaan struktural berdasarkan teori yaitu berkaitan dengan pembentukan model awal sebelum dilakukan pendugaan parameter. 3. Membuat diagram jalur yang bertujuan untuk melihat alur hubungan antara

(16)

4

4. Melakukan konstruksi diagram jalur ke model persamaan struktural untuk merumuskan persamaan model struktural dan model pengukuran. Model persamaan struktural multisample merupakan model persamaan yang terdiri dari dua model, yaitu persamaan model struktural dan persamaan model pengukuran dengan melibatkan grup-grup sebagai contoh karena adanya perbedaan karakteristik pada populasinya (Wijanto 2008). Model pengukuran bertujuan untuk melihat pola hubungan antara peubah laten dengan peubah indikator yang terobservasi, sedangkan model struktural bertujuan untuk melihat pola hubungan antara peubah latennya. Secara umum persamaan model struktural dinyatakan sebagai berikut (Lomax 1983):

= � � + �� +

dengan adalah vektor peubah laten endogen berukuran mxl, Γ adalah matriks koefisien eksogen terhadap endogen berukuran mxn, B adalah matriks koefisien endogen terhadap endogen berukuran mxm, ξadalah vektor peubah laten eksogen berukuran nx1, adalah vektor sisaan acak hubungan antara peubah laten endogen dan eksogen/endogen berukuran mxl, m adalah jumlah peubah laten endogen, n adalah jumlah peubah laten eksogen, dan g adalah ukuran grup contoh. Persamaan model pengukuran secara umum dinyatakan sebagai berikut (Lomax 1983):

= � � + = � � � +

dengan yadalah vektor peubah indikator bagi peubah laten endogen berukuran pxl, x adalah vektor peubah indikator bagi peubah laten eksogen berukuran qxl, Λy adalah matriks koefisien y terhadap endogen berukuran pxm, Λx adalah matriks koefisien x terhadap eksogen berukuran qxn, adalah vektor sisaan pengukuran dari y berukuran pxl, adalah vektor sisaan pengukuran dari x berukuran qxl, p adalah jumlah peubah indikator bagi peubah laten endogen, dan q adalah jumlah peubah indikator bagi peubah laten eksogen.

5. Melakukan identifikasi model yang bertujuan untuk memastikan bahwa parameter yang telah diduga mempunyai solusi. Jenis identifiksasi model ada tiga, yaitu under-identified, just-identified, dan over-identified. Under-identified adalah model dengan jumlah parameter yang diduga lebih banyak dari unit matriks masukan, sehingga pada kondisi ini ada parameter yang tidak bisa diduga. Just-identified adalah model dengan jumlah parameter yang diduga sama dengan jumlah unit matriks masukan. Over-identified adalah model dengan jumlah parameter yang diduga lebih sedikit dari jumlah unit matriks masukan. Identifikasi model dilakukan dengan menggunakan t-rule, parameter yang diduga akan mempunyai solusi jika jumlah parameter yang diduga harus lebih kecil dari unit matriks masukan (Bollen 1989). Persamaan t-rule dirumuskan sebagai berikut:

� < + + +

(17)

5 6. Menentukan matriks input yang akan digunakan dalam meduga parameter. Matriks input yang biasa digunakan ada dua macam yaitu matriks korelasi dan matriks peragam. Matriks korelasi digunakan ketika skala peubah data tidak sama sementara matriks peragam digunakan ketika skala peubah data sama. Matriks input yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks peragam, karena data yang digunakan mempunyai skala peubah yang sama.

7. Melakukan pemeriksaan asumsi model persamaan struktural yaitu ukuran contoh, tidak ada multikolinearitas antara peubah laten eksogen, tidak ada pencilan, dan data menyebar normal ganda (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Pemeriksaan asumsi tersebut dapat dideteksi melalui:

7.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi ketika ada hubungan yang kuat antara peubah laten eksogen. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji multikolinearitas karena hanya menggunakan satu peubah laten eksogen.

7.2 Pencilan

Deteksi pencilan dapat dilakukan dengan jarak mahalanobis. Jarak mahalanobis dapat diperoleh melalui persamaan

� = − µ ′�− − µ

dengan z adalah vektor nilai setiap observasi masing-masing peubah indikator, µ adalah vektor rata-rata setiap peubah indikator, dan � adalah matriks peragam dari data. Data mengandung pencilan jika nilai dari jarak mahalanobis lebih besar dari nilai khi kuadrat dengan db sebesar jumlah peubah indikator yang digunakan pada taraf nyata 0.1 (Kusnendi 2008).

7.3 Data Menyebar Normal Ganda

Uji normal ganda dilakukan pada data menggunakan Uji Mardia dengan hipotesis:

H0 : Data menyebar normal ganda H1 : Data tidak menyebar normal ganda

Data menyebar normal ganda jika nilai p-value lebih besar dari 0.1. 7.4 Ukuran Contoh

Penentuan jumlah ukuran contoh pada MPS sebaiknya seratus sampai dua ratus data jika pendugaan menggunakan metode pendugaan kemungkinan maksimum. Jumlah ukuran contoh yang digunakan pada MPS juga dapat dilihat dari kriteria 5-10 kali banyaknya parameter atau 5-10 kali jumlah peubah indikator dari keseluruhan peubah laten (Mattjik dan Sumertajaya 2011).

8. Melakukan pendugaan parameter secara keseluruhan. Metode pendugaan parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah pendugaan kemungkinan maksimum. Jenis penduga ini baik di gunakan untuk ukuran contoh yang besar dan merupakan jenis penduga yang konsisten. Fungsi kemungkinan untuk MPS sebagai berikut:

(18)

6

Penduga kemungkinan maksimum secara iteratif akan meminimumkan fungsi F(Σ(θ),S) dengan rumus sebagai berikut (Bollen 1989):

F � , � = log | � | + tr � �− – log |�| − +

asumsi Σ( ) dan S matriks definit positif dengan S adalah matriks peragam dari data dan Σ( ) adalah matriks peragam dari model. Pada tahap pendugaan parameter dilakukan evaluasi kelayakan model, modifikasi model, dan realibilitas konstruk dengan penjelasannya masing-masing adalah:

8.1 Mengevaluasi kelayakan model melalui nilai dari khi kuadrat, Root Mean Square Error of Approximation, Comparative Fit Index, dan Tucker-Lewis Index.

a. Khi Kuadrat (χ2)

Uji χ2 dilakukan untuk mengetahui seberapa dekat kecocokan antara matriks peragam dari data (S) dengan matriks peragam model Σ( ). Hipotesisnya:

H0 : Σ = Σ( ) H1 : ΣΣ( ) Uji statistik yang digunakan yaitu:

� = N − F � , �

dengan N adalah ukuran contoh. Hipotesis H0 akan di terima jika p-value > 0.100 yang menunjukkan bahwa adanya kecocokan antara matriks peragam dari data dengan matriks peragam model (Hair et al. 2009).

b. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan jenis uji yang dikembangkan untuk memperbaiki karakteristik dari uji khi kuadrat yang cenderung menolak model jika ukuran contohnya relatif besar (Hair et al. 2009).

RMSEA dinyatakan sebagai berikut:

1/ 2 dan db adalah derajat bebas model. Jika nilai RMSEA lebih kecil sama dengan 0.10 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima (Kline 2005).

c. Comparative Fit Index (CFI)

CFI merupakan ukuran kecocokan komparatif dengan membandingkan model yang diusulkan terhadap model dasar. CFI dinyatakan sebagai berikut (Kline 2011):

(19)

7 bebas dari model yang dihipotesiskan, dan �� adalah derajat bebas dari model dasar. Model dasar adalah model yang semua peubah di dalam model bebas satu sama lain atau semua korelasi diantara peubah adalah nol. Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Model disimpulkan cukup baik ketika 0.80 ≤ CFI ≤ 0.90 (Wijanto 2008).

d. Tucker-Lewis Index (TLI)

Nilai TLI juga berkisar antara 0 sampai 1. TLI dinyatakan sebagai berikut (Schumacker dan Lomax 2010):

2 2

8.2 Modifikasi model dilakukan ketika kriteria kelayakan model belum terpenuhi. Modifikasi model dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan peubah indikator yang tidak signifikan. Hipotesisnya:

H0 : indikator tidak valid H1 : indikator valid

Uji statistika yang digunakan adalah uji t. Setiap peubah indikator dinyatakan valid jika nilai p-value kurang dari taraf nyata, yaitu 0.1 (Hair et al. 2009). Selain itu, modifikasi model juga dapat dilakukan melalui evaluasi nilai koefisien korelasi peubah-peubah indikator yang relatif kecil di dalam peubah laten yang sama. Peubah indikator yang memiliki nilai koefisien korelasi relatif kecil di dalam laten yang sama dikeluarkan dari model.

8.3 Menghitung realibilitas konstruk yang menggambarkan kekonsistenan peubah indikator dalam menjelaskan peubah latennya secara bersama-sama. Realibilitas konstruk memiliki nilai antara 0 sampai 1. Realibilitas konstruk dapat dilihat dari nilai koefisien realibilitas konstruk atau koefisien variance extracted. Realibilitas konstruk (RK) dapat diukur melalui persamaan

(20)

8

dengan λij adalah koefisien bobot faktor yang distandarkan untuk setiap peubah indikator dari i sampai ke-k pada peubah laten j, eij adalah koefisien kesalahan pengukuran untuk setiap indikator dari i sampai ke-k pada peubah laten j, dan k adalah banyaknya indikator dalam model pengukuran. Model pengukuran reliabel jika koefisien realibilitas

konstruk ≥ 0.70 atau nilai variance extracted ≥ 0.50 (Wijanto 2008). 9. Pembagian contoh kedalam grup-grup yaitu Provinsi Bali dan DIY. Tahap ini

dilakukan sebelum analisis MPS multisample.

10. Pembetukan MPS untuk setiap grup yang diperoleh dengan melakukan pendugaan parameter model yang telah dihasilkan pada langkah 8 menggunakan data input dari setiap grup. Pada tahap ini dilihat ukuran kebaikan modelnya.

11. Melakukan pendugaan parameter model multisample dengan parameter yang ditetapkan sama kemudian mencatat nilai khi kuadrat dan dbnya. Parameter yang ditetapkan sama adalah seluruh parameter yang akan diduga pada kedua provinsi tersebut (parameter Provinsi Bali = parameter Provinsi DIY).

12. Melakukan pendugaan parameter model multisample dengan parameter berbeda kemudian mencatat nilai khi kuadrat dan dbnya (parameter Provinsi Bali ≠ parameter Provinsi DIY).

13. Mengevaluasi perbedaan MPS Provinsi Bali dan DIY dengan membandingkan selisih nilai khi kuadrat pada langkah 11 dan 12 dengan nilai khi kuadrat pada taraf nyata 0.1 dengan hipotesis:

H0 : tidak ada perbedaan MPS antara Provinsi Bali dan DIY H1 : ada perbedaan MPS antara Provinsi Bali dan DIY

MPS antara Provinsi Bali dan DIY berbeda jika selisih nilai khi kuadrat dari langkah 11 dan 12 lebih besar dari nilai khi kuadrat pada taraf nyata 0.1 dengan dbnya adalah selisih nilai db dari langkah 11 dan 12.

14. Interpretasi hasil evaluasi perbedaan parameter diantara grup-grup melalui koefisien lintas, pengaruh langsung, dan pengaruh tidak langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Sekolah dan Peubah Indikator

(21)

9

(a) (b)

Gambar 2 Persentase sekolah Provinsi Bali (a) dan Provinsi DIY (b) berdasarkan status sekolah.

Nilai rata-rata setiap peubah indikator (Gambar 3) yang berasal dari Provinsi DIY relatif seimbang dengan Provinsi Bali, selain itu peubah indikator yang mempunyai nilai terkecil disetiap peubah laten Provinsi Bali sama dengan DIY. Peubah indikator yang memiliki rataan terkecil di SKL adalah peubah Y1 yang menggambarkan jumlah prestasi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah prestasi siswa untuk kedua provinsi masih tergolong rendah. Pada Standar Isi, rata-rata terkecil adalah peubah Y8 yang menggambarkan bahwa menurut guru sekolah, materi yang diajarkan belum sesuai dengan SKL. Pada Standar Proses, rata-rata terkecil dimiliki peubah Y14 yang menggambarkan bahwa proses belajar mengajar dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik belum cukup baik. Pada Standar Penilaian, rata-rata terkecil dimiliki peubah Y21 yaitu masih kurangnya penilaian terhadap aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Pada Standar PTK rata-rata terkecil dimiliki peubah Y24 yang menggambarkan bahwa masih kurangnya teladan dari guru dan kepala sekolah yang dapat dijadikan panutan oleh siswanya. Pada Standar Pengelolaan rata-rata terkecil dimiliki peubah X7 yang menggambarkan bahwa masih kurangnya kontribusi komite secara efektif terhadap peningkatan mutu sekolah

Gambar 3 Rata-rata peubah indikator disetiap peubah laten masing-masing provinsi

65%

SKL Isi Proses Nilai PTK Pengelolaan

(22)

10

Pengembangan Model Persamaan Struktural

Berdasarkan teori pendidikan yang ada, peubah Standar PTK dipengaruhi langsung oleh Standar Pengelolaan. Standar Penilaian, Standar Proses, dan Standar Isi dipengaruhi langsung oleh Standar PTK. Standar Proses dipengaruhi langsung oleh Standar Isi. Standar Penilaian dipengaruhi langsung oleh Standar Proses. SKL dipengaruhi langsung oleh Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian.Alur keterkaitan SNP berdasarkan teori ditunjukkan oleh Gambar 4.

Gambar 4 Alur keterkaitan peubah laten SNP berdasarkan teori

Model teori kemudian dikembangkan ke dalam diagram jalur (Gambar 5) untuk melihat Hubungan peubah indikator dengan peubah laten dan hubungan antara peubah laten. Standar Pengelolaan terdiri dari 7 peubah indikator, Standar PTK terdiri dari 2 peubah indikator, Standar Isi terdiri dari 4 peubah indikator, Standar Proses terdiri dari 8 peubah indikator, Standar Penilaian dan SKL masing-masing terdiri dari 5 peubah indikator. Hubungan antara peubah laten yang terbentuk sesuai dengan konseptualisasi MPS berdasarkan teori.

(23)

11 Konstruksi diagram jalur ke MPS dilakukan dengan membentuk model menjadi dua jenis, yaitu model struktural dan model pengukuran. Model stuktural adalah model yang terdiri dari hubungan antara peubah laten SNP sedangkan model pengukuran adalah model yang terdiri dari hubungan antara setiap SNP dengan peubah indikatornya masing-masing. MPS dari penelitian ini terdapat pada Lampiran 2.

Identifikasi Model

Identifikasi model berkaitan dengan adanya solusi dari parameter yang akan diduga. Identifikasi model dilakukan dengan menggunakan t-rule. Jumlah parameter yang akan diduga sebanyak 71 parameter yang terdiri dari 31 koefisien bobot faktor terstandarisasi pada model pengukuran, 31 koefisien kesalahan pada model pengukuran, dan 9 koefisien jalur yang ada pada model struktural. Jumlah peubah indikator endogen adalah 24 peubah dan jumlah peubah indikator eksogen adalah 7 peubah sehingga jumlah seluruh parameter yang ada pada model adalah

4 + 7 4 + 7 + / yaitu sebanyak 496 parameter. Jumlah parameter yang akan diduga lebih sedikit dari jumlah keseluruhan parameter yang ada pada model. Jadi dapat disimpulkan bahwa parameter yang akan diduga mempunyai solusi.

Uji Asumsi

Deteksi Pencilan

Deteksi pencilan dilakukan dengan jarak mahalanobis. Hasil yang diperoleh terdapat 831 data yang jarak mahalanobisnya lebih besar dibandingkan dengan nilai khi kuadrat pada taraf nyata 0.1, sehingga 831 data tersebut adalah pencilan. Jika pada model terdapat data yang mengandung pencilan disarankan untuk dikeluarkan dari model (Kusnendi 2008). Akan tetapi, pada penelitian ini tetap menggunakan data keseluruhan untuk melakukan pendugaan parameternya. Hal ini dilakukan karena setelah data yang mengandung pencilan dikeluarkan, model yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan dengan menggunakan data keseluruhan dilihat dari nilai kebaikan modelnya dan pengaruh antara peubah laten.

Deteksi Normalitas

(24)

12

Ukuran Contoh

Jumlah data yang digunakan pada penelitian ini adalah 3953 data dengan jumlah peubah indikator 31 peubah dan jumlah parameter yang diduga sebanyak 71 parameter sehingga ukuran contoh yang digunakan sudah memenuhi kriteria yang ditentukan.

Pendugaan Parameter

Pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan pendugaan kemungkinan maksimum. Tahap pertama adalah melakukan pendugaan parameter model awal secara keseluruhan. Pada tahap ini, peubah indikator yang tidak nyata pada taraf nyata 0.1 dikeluarkan dari model. Nilai t hitung setiap indikator tahap pertama sudah signifikan pada taraf nyata 0.1 sehingga tidak ada peubah indikator yang dikeluarkan dari model (Lampiran 3). Hasil uji tahap pertama pada Tabel 1 menunjukkan uji khi kuadrat nyata pada taraf nyata 0.1, nilai RMSEA, CFI, dan TLI belum menunjukkan kecocokan model yang baik. Hal ini menandakan bahwa matriks peragam model berbeda dengan matriks peragam dari data, yang artinya model awal belum cukup baik sehingga perlu dilakukan modifikasi model.

Modifikasi model dilakukan dengan melihat koefisien korelasi setiap peubah indikator di dalam peubah laten yang sama. Peubah indikator yang dikeluarkan adalah Y6, Y7, Y16, Y20, dan Y21 karena peubah-peubah tersebut secara keseluruhan memiliki koefisien korelasi yang relatif kecil dalam setiap latennya. Nilai koefisien korelasi peubah indikator disetiap peubah laten dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai t hitung dari setiap peubah indikator pada tahap kedua nyata pada taraf nyata 0.1, artinya peubah-peubah indikator tersebut valid dalam mengukur setiap latennya. Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi dan t hitung pada tahap pertama dan tahap kedua terdapat pada Lampiran 4.

Hasil uji tahap kedua (Tabel 1) menunjukkan bahwa MPS yang dibuat sudah cukup baik dilihat dari uji kecocokan modelnya meskipun nilai RMSEA belum memenuhi kriteria, akan tetapi nilai ini sudah mendekati kriteria RMSEA sehingga dapat dianggap baik. Uji khi kuadrat masih menunjukkan nilai < 0.1 akan tetapi nilai dari khi kuadrat ini dapat diabaikan karena data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3953 data. Uji khi kuadrat sangat bergantung pada jumlah data, ketika data yang digunakan relatif besar maka nilai statistik ujinya juga akan besar sehingga mengakibatkan hipotesis nol ditolak yang artinya matriks peragam dari model berbeda dengan matriks peragam dari data. Model persamaan struktural setelah modifikasi dapat dilihat pada Lampiran 5.

(25)

13 Realibilitas konstruk menggambarkan kekonsistenan peubah indikator dalam mengukur peubah latennnya. Peubah indikator yang ada pada Standar PTK tidak reliabel dalam mengukur peubah latennya (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa peubah indikator Standar PTK kurang handal dalam mengukur secara bersama-sama Standar PTK dilihat dari nilai RK ≤ 0.70 dan VE ≤ 0.5.

Hubungan antara peubah laten yang terdapat pada MPS semuanya memiliki hubungan yang positif (Tabel 3). Standar PTK akan meningkat jika Standar Pengelolaan meningkat begitu juga dengan hubungan peubah laten yang lainnya. Pengaruh Standar Proses terhadap SKL tidak signifikan pada taraf nyata 0.1. Artinya, Standar Proses yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan belum mampu mempengaruhi tingkat kelulusan peserta didik. Hal ini dapat disebabkan karena ada komponen standar yang nilainya besar pada Standar Proses tetapi tidak terkait dengan SKL secara langsung, seperti pelaksanaan pembelajaran yang mendukung kreatifitas akan terkait langsung dengan kreatifitas peserta didik tetapi tidak berhubungan terhadap kemampuan berkomunikasi peserta *didik.

Peubah laten yang memberikan pengaruh total paling besar adalah hubungan antara Standar Pengelolaan dan PTK sebesar 94.478% seperti yang terlihat pada Tabel 4. Hal ini menandakan bahwa Standar Pengelolaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan berpengaruh besar terhadap kualifikasi PTK. Pengaruh total paling besar kedua dan ketiga berturut-turut adalah hubungan antara Standar PTK terhadap Standar Penilaian sebesar

Tabel 2 Nilai koefisien realibilitas konstruk dan variance extracted Peubah laten Realibilitas

Konstruk (RK)

Variance

extracted (VE) Keterangan

SKL 0.816 0.515 Reliabel

Standar Isi 0.664 0.514 Reliabel

Standar Proses 0.908 0.591 Reliabel

Standar Nilai 0.784 0.553 Reliabel

Standar PTK 0.535 0.366 Tidak reliabel

Standar Pengelolaan 0.839 0.447 Reliabel

Tabel 3 Koefisien lintas antara peubah laten

(26)

14

87.452% dan hubungan antara Standar Isi terhadap Standar Proses sebesar 76.038%. Standar yang memiliki pengaruh tidak langsung paling tinggi adalah Standar PTK terhadap Standar Proses yaitu melalui Standar Isi sebesar 41.190%. Hubungan peubah yang memiliki pengaruh paling kecil adalah Standar Penilaian terhadap SKL sebesar 0.240%, yaitu pengaruh mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik terhadap SKL.

Model Persamaan Struktural Multisample

Nilai khi kuadrat Provinsi Bali dan DIY (Tabel 5) belum memenuhi kriteria yang disarankan, namun nilai khi kuadrat ini dapat diabaikan karena jumlah data yang digunakan pada masing-masing provinsi cukup banyak. Jumlah data Provinsi Bali sebanyak 2361 data dan jumlah data Provinsi DIY sebanyak 1592 data. Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi dan t hitung tiap indikator pada Provinsi Bali dan Provinsi DIY terdapat pada Lampiran 6.

Hasil uji khi kuadrat dengan parameter sama menghasilkan nilai khi kuadrat sebesar 139389.3 dengan db 641. Hasil uji khi kuadrat dengan parameter berbeda menghasilkan nilai khi kuadrat sebesar 138946.0 dengan db 580. Selisih dari nilai khi kuadrat sebesar 443.3 dengan db sebesar 61. Jika dibandingkan dengan nilai khi kuadrat pada taraf nyata 0.1 yaitu sebesar 75.5, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan MPS antara Provinsi Bali dan Provinsi DIY.

Hubungan peubah laten antara Standar Penilaian terhadap SKL pada Provinsi Bali tidak signifikan pada taraf nyata 0.1 sedangkan pada Provinsi DIY hubungan peubah laten antara Standar Proses terhadap SKL dan Penilaian tidak signifikan pada taraf nyata 0.1 (Tabel 6). Standar Penilaian yang berkaitan dengan mekanisme, Tabel 4 Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara peubah laten

Hubungan antara

Tabel 5 Ukuran kecocokan model pada Provinsi Bali dan Provinsi DIY Kriteria

kesesuaian model

Nilai yang disarankan

Hasil Uji

(27)

15 prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik tidak mempengaruhi SKL di Provinsi Bali, sementara Standar Proses yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan tidak berpengaruh terhadap SKL dan Standar Penilaian pada taraf nyata 0.1 di Provinsi DIY. Pengaruh Standar Penilaian terhadap SKL tidak signifikan dapat terjadi dikarenakan pada umumnya guru belum menggunakan penilaian autentik yaitu penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dinilai. Penilaian jenis ini akan membuat siswa lebih giat belajar. Pada kurikulum yang lama tidak ditentukan jenis penilaian yang wajib dilakukan hanya dianjurkan menggunakan penilaian kelas. Pengaruh Standar Proses terhadap Standar Penilaian bisa menjadi tidak signifikan karena Standar Penilaian merupakan komplemen untuk Standar Proses. Jika setiap standar nasional sudah memenuhi komponen ideal yang seharusnya maka pengaruh Standar Proses terhadap Standar Penilaian bisa menjadi signifikan. Hubungan peubah laten yang tidak nyata pada kedua provinsi juga memiliki nilai koefisien lintas yang minimum. Jadi hubungan peubah laten yang tidak nyata pada kedua provinsi memiliki pengaruh yang kecil.

Peubah yang sama-sama memberikan pengaruh total paling besar pada Provinsi Bali dan DIY adalah Standar Pengelolaan terhadap PTK yaitu 96.236% untuk Provinsi Bali dan 94.284% untuk Provinsi DIY (Tabel 7). Hal ini menandakan bahwa Standar Pengelolaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan berpengaruh besar terhadap kualifikasi PTK. Pengaruh paling besar kedua adalah hubungan PTK terhadap Standar Penilaian. Kualifikasi PTK berperan penting dalam mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Pengaruh terbesar ketiga adalah hubungan Standar Isi terhadap proses. Standar Isi mencakup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan sedangkan Standar Proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan. Artinya, kesesuaian materi dan lingkup kompetensi yang disampaikan kepada peserta didik memberikan pengaruh yang cukup besar untuk meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya diikuti oleh hubungan antara Standar PTK terhadap Standar Isi, Standar PTK terhadap Standar Proses, dan Standar Isi terhadap SKL pada Provinsi Bali dan hubungan Standar PTK terhadap Standar Isi, Standar Isi terhadap

Tabel 6 Koefisien lintas masing-masing provinsi Hubungan antara

peubah laten

(28)

16

SKL, dan Standar PTK terhadap Standar Proses di Provinsi DIY. SKL digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik. Hubungan peubah laten yang signifikan di Provinsi Bali tetapi tidak signifikan di Provinsi DIY adalah hubungan Standar Proses terhadap SKL dan hubungan Standar Proses terhadap Standar Penilaian dengan besar pengaruh totalnya berturut turut adalah adalah 11.835% dan 1.346% sementara hubungan peubah laten yang signifikan di Provinsi DIY tetapi tidak signifikan di Provinsi Bali adalah hubungan Standar Penilaian terhadap SKL dengan pengaruh total sebesar 0.732%. SNP yang pengaruh hubungan antarlatennya kecil yaitu dibawah 1% tidak nyata pada taraf nyata 0.1.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

MPS yang diperoleh setelah modifikasi menunjukkan kecocokan yang sudah cukup baik. Peubah indikator yang dikeluarkan dari model pada tahap kedua adalah Y6, Y7, Y16, Y20, dan Y21. Peubah-peubah indikator tersebut dikeluarkan berdasarkan nilai koefisien korelasi yang relatif kecil disetiap peubah latennya. Pada data keseluruhan, Standar Pengelolaan berpengaruh terhadap Standar PTK. Standar PTK berpengaruh terhadap Standar Isi, Proses, dan Penilaian. Standar Isi dan Standar Penilaian berpengaruh terhadap SKL. Standar Isi berpengaruh terhadap Standar Proses. Standar Proses berpengaruh terhadap Standar Penilaian.

MPS Provinsi Bali berbeda dengan Provinsi DIY pada taraf nyata 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa kedua provinsi memiliki karakteristik masing-masing meskipun kedua provinsi ini mendapatkan nilai rata-rata UN tertinggi pada tahun 2010 dan 2011. Perbedaan yang paling signifikan terlihat dari pengaruh hubungan antara peubah laten. Pada Provinsi Bali, Standar Penilaian terhadap SKL tidak berpengaruh pada taraf nyata 0.1 sedangkan pada Provinsi DIY, Standar Proses terhadap SKL dan Standar Penilaian tidak berpengaruh pada taraf nyata 0.1. Akan tetapi, tiga hubungan antara peubah laten yang memiliki pengaruh total paling besar Tabel 7 Pengaruh langsung dan tidak langsung antara peubah laten Provinsi Bali

dan Provinsi DIY

Hubungan antara peubah laten

Provinsi Bali Provinsi DIY

(29)

17 pada Provinsi Bali sama dengan DIY. Hubungan antara peubah laten tersebut berturut-turut dimiliki oleh hubungan antara Standar Pengelolaan terhadap standar PTK, Standar PTK terhadap Standar Penilaian, dan Standar Isi terhadap Standar Proses. MPS Provinsi Bali dan DIY sudah menunjukkan kecocokan model yang cukup baik sehingga kedua provinsi ini dapat dijadikan acuan dan hasilnya dapat diterapkan pada provinsi lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolahnya.

Saran

Perlu dilakukan evaluasi pada peubah indikator khususnya pada Standar PTK. Peubah indikator pada Standar PTK belum reliabel dalam mengukur peubah latennya sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam penentuan indikator-indikator dalam membentuk peubah laten Standar PTK agar hasilnya reliabel. Evaluasi Diri Sekolah merupakan program tahunan yang dilakukan oleh BPSDMPPMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau bahan evaluasi untuk kegiatan Evaluasi Diri Sekolah pada tahun berikutnya agar dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aunuddin. 1989. Analisis Data. Bogor (ID): PAU Ilmu Hayati IPB.

[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2009. Laporan BSNP. Jakarta (ID): BSNP.

Bollen KA. 1989. Structural Equation With Latent Variables. New York (US): John Willey and Sons.

Hair JF, Anderson RF, Tatham RL, Black WC. 2009. Multivariate Data Analysis 7th ed. New Jersey (US): Prentice Hall, inc.

[Kemendikbud Dirjen Dikdas] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. 2012. Potret Pendidikan Dasar. [Jakarta (ID)]: Kemendikbud.

[Kemendiknas dan Kemenag] Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama. 2010. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah (EDS). [Jakarta (ID)]: [penerbit tidak diketahui]. Kline RB. 2011. Principle and Practice of Structural Equation Modeling 3th ed.

New York (US): The Guilford Press.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup dengan Lisrel. Bandung (ID): Alfabeta.

Lomax RG. 1983. A Guide to Multiple Sample Structural Equation Model. BRMI [internet] [diunduh 10 Februari 2014] 15(6):580-584 tersedia pada: http://link.springer.com/article/10.3758/BF03203726.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah ganda dengan Menggunakan SAS. Bogor (ID): Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor.

Schumacker RE, Lomax RG. 2010. A Beginner’s Guide to Structural Equation Modeling 3th ed. New York (US): Routledge.

(30)

18

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

A. Standar Pengelolaan (ξ1)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Sekolah memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen

sekolah (X1)

1. Kepala Sekolah

Hal yang dijadikan pertimbangan dalam penyusunan visi dan misi sekolah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Analisis kebutuhan internal stakeholder

□ Analisis kebutuhan eksternal stakeholder

□ Hasil analisis profil sekolah

□ Hasil Evaluasi Diri Sekolah

□ Standar Kompetensi Lulusan

2. Kepala Sekolah

Ukuran kompetensi lulusan yang mencerminkan keterwujudan visi,

keterlaksanaan misi dan ketercapaian tujuan sekolah adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Persentase pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar minimal kelulusan sekolah

□ Kompetensi lulusan relevan dengan kebutuhan pemangku kepentingan 3. Guru Bapak/Ibu menerima sosialisasi visi/misi

sekolah melalui:

□ Papan pajangan/banner

□ Dokumen Rencana Kerja Sekolah (RKS)

□ Surat edaran kepala sekolah

□ Persentase jumlah peserta didik yang mencapai SKL

Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan

Proses Belajar Mengajar (PBM), tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan

secara konsisten (X2)

4. Kepala Sekolah

Penyusunan rencana kerja sekolah (baik RKS maupun Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dilakukan dengan cara:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mempertimbangkan masukan dari komite sekolah

□ Analisis kebutuhan berdasarkan hasil Evaluasi Diri Sekolah

□ Diketahui oleh dinas pendidikan

(31)

19 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Sekolah memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras;

yang dijalankan secara konsisten (X2)

5. Kepala Sekolah

Upaya pengembangan karir guru yang telah dilakukan adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Promosi guru berdasarkan asas kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme

□ Pengembangan guru yang diidentifikasi sesuai dengan aspirasi individu dan kebutuhan kurikulum

□ Penempatan guru sesuai dengan kebutuhan baik jumlah dan kualifikasinya dengan menetapkan aspek prioritas

6. Kepala Sekolah

Aspek-aspek apa saja yang diuraikan dalam rencana kerja tahunan yang dimiliki sekolah Bapak/Ibu?

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kesiswaan

□ Kurikulum dan kegiatan pembelajaran

□ Pendidik dan tenaga kependidikan

□ Sarana dan prasarana

□ Keuangan dan pembiayaan

□ Budaya dan lingkungan sekolah

□ Peran serta masyarakat dan kemitraan

□ Rencana kerja untuk peningkatan mutu 7. Kepala

Sekolah Pedoman pengelolaan sekolah yang dimiliki:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kurikulum

□ Kalender pendidikan

□ Struktur organisasi sekolah

□ Pembagian tugas guru

□ Pembagian tugas tendik

□ Peraturan akademik

□ Tata tertib sekolah

□ Kode etik sekolah

(32)

20

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Semua guru dan komponen sekolah ikut terlibat dalam pelaksanaan program sekolah

yang dimuat dalam perencanaan (X3)

8. Kepala Sekolah

Pihak pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam pengembangan dan penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah Bapak/Ibu:

minimal 1

Pihak-pihak yg terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah adalah:

minimal 1

□ Ketua yayasan (untuk sekolah swasta) 10. Guru

Dalam bentuk apa saja, kepala sekolah dan guru berinteraksi/bekerjasama dalam pelaksanaan program sekolah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Penyusunan RKAS sekolah

□ Membangun kerjasama kemitraan dengan lembaga lain

□ Pemecahan masalah belajar peserta didik

□ Pengembangan kurikulum dan silabus 11. Guru Pengelolaan sekolah di tempat bapak/ibu

bekerja memberlakukan hal-hal sebagai berikut:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Melibatkan orang tua peserta didik dalam upaya meningkatkan mutu sekolah

□ Melibatkan guru dan komite sekolah dalam menetapkan sebuah kebijakan

□ Menerapkan azas demokrasi, keterbukaan, dan bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan

□ Menerapkan sistem manajemen yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan mampu membuat sekolah menjadi mandiri

□ Menerapkan standar pelayanan prima

(33)

21 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Pelaksanaan perencanaan sekolah dievaluasi

berdasarkan capaian indikator (X4)

12. Kepala Sekolah

Kapan sekolah bapak/ibu mereview visi/misi sekolah :

d. Sesuai kebutuhan 13. Kepala

Sekolah

Penyusunan program peningkatan mutu sekolah berdasarkan pada:

□ Kelulusan peserta didik

□ Akreditasi sekolah

Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas

PBM dan memberikan saran perbaikan (X5)

14. Kepala Sekolah

Program pengawasan dan evaluasi yang disusun dan dilakukan di sekolah bapak/Ibu meliputi :

minimal 1

Program pengawasan pelaksanaan akademik internal sekolah yang bapak/ibu lakukan meliputi evaluasi

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kehadiran guru dan peserta didik

□ Ketersediaan dokumen perencanaan pembelajaran yang dikembangkan guru

□ Sumber belajar yang digunakan guru

□ Efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru

16. Kepala Sekolah

Upaya tindak lanjut kepala sekolah terhadap hasil temuan supervisi dilakukan melalui:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mengontrol kesesuaian mekanisme pelaksanaan program/kegiatan

□ Melakukan penyamaan persepsi ketua dan pelaksana kegiatan

□ Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan program/kegiatan

(34)

22

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kepala sekolah melakukan supervisi kualitas

PBM dan memberikan saran perbaikan (X5)

17. Kepala Sekolah

Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah Bapak/Ibu:

jika

pilihan_4=ya, maka skor 0. Lainnya skor 1

a. Dilakukan setiap akhir tahun pelajaran b. Dilakukan setiap akhir semester

c. Dilakukan setiap 4 tahun sekali sesuai masa jabatan kepala sekolah

d. Tidak pernah dilakukan

Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk

peningkatan mutu sekolah (X6)

18. Kepala Sekolah

Program peningkatan mutu sekolah pada tahun ini, meliputi

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Peningkatan sarana dan prasarana sekolah

□ Peningkatan kualitas pembelajaran

□ Peningkatan mutu pengelolaan/manajemen sekolah

□ Peningkatan pencapaian kelulusan

□ Peningkatan suasana kondusif

□ Pendidikan karakter/akhlak/budi pekerti 19. Kepala

Sekolah

Penetapan struktur organisasi sekolah dilakukan melalui mekanisme

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Keputusan Kepala Sekolah

□ Mempertimbangkan pendapat Komite Sekolah

□ Evaluasi secara berkala

□ Rapat dewan pendidik 20. Kepala

Sekolah

Mekanisme yang dilalui dalam setiap pelaksanaan kegiatan di sekolah bapak/ibu adalah

□ Penentuan penanggungjawab dan pelaksana kegiatan

□ Rapat koordinasi pelaksanaan kegiatan dan penentuan mekanisme kegiatan

□ Pelaksanaan Kegiatan

□ Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan

□ Pengukuran hasil dan dampak serta

(35)

23 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk

peningkatan mutu sekolah (X6)

21. Kepala Sekolah

Hal yang dijadikan pertimbangan oleh bapak/ ibu dalam memberikan tugas pada PTK adalah

minimal 1

Prinsip-prinsip yang telah diterapkan oleh sekolah dalam seleksi penerimaan peserta didik baru

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Objektif, transparan dan akuntabel

□ Tanpa diskriminasi

□ Berdasar kriteria hasil Ujian Nasional

□ Sesuai daya tampung sekolah 23. Kepala

Sekolah

Kebijakan dan program apa saja yang telah dikembangkan dan diterapkan oleh sekolah dalam upaya pembinaan karakter dan disiplin siswa:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Tersedianya tata tertib sekolah

□ Implementasi program pengembangan karakter peserta didik

□ Implementasi kedisiplinan dan keteladanan guru dalam keseharian aktivitas sekolah

24. Kepala Sekolah

Kebijakan pimpinan sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di sekolah adalah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Melakukan review kurikulum (peninjauan kembali kompetensi, materi akademik, strategi/metode, penilaian)

□ Penetapan penilaian berbasis kelas

□ Monitoring pelaksanaan kegiatan pembelajaran

□ Implementasi model pembelajaran yang inovatif 25. Guru

Nilai-nilai budaya yang tampak dalam keseharian di sekolah yang mendorong prestasi peserta didik dan kinerja guru adalah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Ikhlas dalam melaksanakan kegiatan sekolah

□ Bertukar pendapat dalam pemecahan masalah belajar peserta didik

□ Disiplin dalam menjalankan tugas

□ Sikap ilmiah yang dimiliki warga sekolah

□ Suasana kondusif di sekolah

(36)

24

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk

peningkatan mutu sekolah (X6)

26. Guru Dalam hal apa Kepala Sekolah Bapak/Ibu dapat dijadikan teladan bagi warga sekolah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kejujuran

□ Memperhatikan bawahan, dan terbuka

□ Kerja keras dan disiplin

□ komunikatif dan perhatian

□ Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan pengembangan sekolah

27. Guru Ketauladanan pimpinan sekolah yang ditemukan dalam keseharian kegiatan sekolah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kepedulian pimpinan terhadap program kerja sekolah

□ Tanggung jawab kepala sekolah

□ Keikhlasan dalam melaksanakan tugas

□ Kemampuan mengorganisir staf/guru

Komite berkontribusi efektif terhadap

peningkatan mutu sekolah (X7)

28. Guru Bagaimana bapak/ibu mengakses laporan pengelolaan keuangan sekolah

jika

□ dapat diakses melalui komputer di ruangan khusus

□ Disediakan dalam bentuk laporan cetak

□ hanya dapat diakses oleh pihak tertentu

□ Tidak tersedia

B. Standar Kompetensi Lulusan/ SKL ( 1)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Prestasi Siswa/lulusan (Y1)

29. Kepala sekolah

Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir

Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat propinsi pada satu tahun terakhir

(37)

25 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Prestasi Siswa/lulusan (Y1)

31. Kepala sekolah

Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat nasional pada satu tahun terakhir

minimal 1

Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat internasional pada satu tahun terakhir

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

Lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan

menghargai orang lain) (Y2)

33. Guru Permasalahan sikap dan perilaku peserta didik yang masih ditemukan adalah :

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor nol

□ Mencontek saat ujian

□ Tidak mengerjakan tugas yang diberikan

□ Menyalin tugas dari pekerjaan temannya

□ Bolos tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima

□ Malas belajar

□ Terlibat tawuran

□ Terlibat narkoba

□ Sering telat masuk sekolah

□ Tidak menghormati guru dan orang lain 34. Guru Sikap dan perilaku yang dapat dibanggakan dari

mayoritas peserta didik di sekolah bapak/ibu:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Giat belajar dan rajin membaca

□ Membantu teman/orang lain dan hormat pada guru

□ Disiplin dan mematuhi tatatertib sekolah

□ Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya

□ Sportif dalam bertindak

□ Berani mengakui kesalahan

35. Guru

Sikap dan perilaku jujur, santun, peduli, disiplin, percaya diri, dan bertanggungjawab yang dapat diamati dalam perilaku siswa serta dapat di buktikan dengan dokumen penilaian sikap siswa

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mentaati aturan sekolah mulai dari kelas 1 sampai kelas 6

□ Tertib dalam antrian

□ Santun terhadap semua guru di sekolah

(38)

26

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis

(Y3)

36. Guru

Pengetahuan peserta didik di sekolah bapak/ibu pada umumnya, dan dapat ditunjukkan buktinya dalam penilaian yang telah dilakukan adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mampu menghapal cukup banyak informasi yang diajarkan

□ Mampu menjelaskan kembali sebuah informasi yang dipelajari dengan kalimat sendiri

□ Mampu menerapkan suatu konsep untuk menjelaskan sebuah fenomena alam atau social

□ Mampu mengidentifikasi peubah yang terkait dengan suatu permasalahan

Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan

santun (Y4)

37. Guru Kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi pada umumnya adalah sebagai berikut :

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mampu membaca cepat dan membuat rangkuman dari informasi tertulis

□ Mampu menyampaikan ide dan pendapat secara santun dan mudah dipahami

□ Menyimak informasi secara tepat dan mampu menyampaikan kembali dengan kalimat sendiri

□ Mampu melakukan telaah secara kritis kritis terhadap teks atau buku

□ Membuat karya tulis dengan deskripsi yang berkesinambungan dan mudah dipahami

Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak

produktif serta kreatif (Y5)

38. Guru

Kemampuan peserta didik di sekolah pada umumnya dalam mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Melakukan pengamatan dengan bimbingan dan petunjuk yang jelas dari guru

□ Mengajukan ide atau pertanyaan yang menunjukkan kreatifitas

(39)

27 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak

produktif serta kreatif (Y5)

39. Guru

Kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya, pada umumnya dapat dikelompokkan sebagai : a. Hasil meniru karya orang lain

b. Hasil modifikasi karya orang lain

c. Hasil kreasi sendiri sesuai dengan fasilitas yang tersedia

C. Standar Isi ( 2)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kurikulum disusun secara logis dan sistematis (Y6)

40. Kepala sekolah

Program layanan bimbingan yang dimuat dalam kurikulum sekolah bapak/Ibu mencakup:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Pengembangan kepribadian peserta didik

□ Pengembangan sosial peserta didik

□ Pengembangan belajar peserta didik

□ Berkenaan masalah karier peserta didik

41. Kepala sekolah

Dokumen data yang dikembangkan di sekolah sebagai pendukung program pelayanan bimbingan dan konseling yang termuat dalam kurikulum sekolah adalah:

minimal 1

□ Dokumen asesmen autentik peserta didik

□ Dokumen permasalahan belajar peserta didik 42. Kepala

sekolah

Penelaahan kurikulum yang dilakukan oleh sekolah dilengkapi dengan:

jika a. Laporan tertulis berupa daftar rekomendasi

perbaikan kurikulu b.

Laporan tertulis berupa laporan hasil kegiatan review kurikulum (lengkap dengan lampiran yang relevan)

(40)

28

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kurikulum disusun secara logis dan sistematis (Y6)

43. Guru

Rancangan metode pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum sekolah Bapak/Ibu yang mendukung pembelajaran aktif (student active learning) adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Ceramah

□ Diskusi dan tanya jawab

□ Demonstrasi

□ Penemuan terbimbing

□ Pemecahan masalah 44. Guru

Dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah Bapak/Ibu adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Standar Isi

□ Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

□ Standar Proses

□ Standar Penilaian

□ Panduan penyusunan KTSP yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

□ Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dari sekolah di negara maju

45. Guru Proses pengembangan KTSP di sekolah Bapak/Ibu adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mengadopsi dan mengadaptasi model yang dikembangkan oleh BSNP

□ Mengembangkan KTSP melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)/ Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

□ Mengembangkan KTSP sendiri dengan mengacu panduan yang disusun BSNP

(41)

29 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Kurikulum disusun secara logis dan sistematis (Y6)

46. Guru KTSP yang bapak/ibu kembangkan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

□ Beragam dan terpadu

□ Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

□ Relevan dengan kebutuhan kehidupa

□ Menyeluruh dan berkesinambungan

□ Belajar sepanjang hayat

□ Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

47. Guru Jenis penilaian yang diterapkan dalam KTSP di sekolah bapak/ibu adalah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Tes tertulis

□ Tes lisan

□ Pengamatan kinerja

□ Pengukuran sikap

□ Penilaian hasil karya berupa tugas

□ Penilaian proyek

□ Penilaian produk

□ Portofolio

□ Penilaian diri

Materi ajar sesuai dengan kurikulum

nasional (Y7)

48. Guru Materi ajar yang dimuat dalam kurikulum sekolah bapak/ibu, memenuhi syarat

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Sahih (teruji kebenarannya)

□ Signifikan (bermanfaat dalam pencapaian kompetensi)

□ Bermanfaat secara akademis dan non akademis

□ Kelayakan (mempertimbangkan taraf berpikir peserta didik)

(42)

30

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

Materi ajar sesuai dengan SKL (membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, kemampuan komunikatif, budaya

dan kemampuan belajar) (Y8)

49. Guru

Komposisi materi pelajaran yang dimuat dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bapak/ibu adalah :

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1 a. Dominan pada aspek sikap dan perilaku

b. Dominan pada aspek pengetahuan c. Dominan pada aspek keterampilan d. Proporsi sikap, pengetahuan, dan

ketrerampilan dibuat merata

50. Guru Materi kurikulum di sekolah bapak/ibu, disesuaikan untuk:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Mengembangkan ketrampilan berpikir kritis

□ Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah

□ Mengembangkan budaya membaca dan menulis untuk menumbuhkan budaya gemar membaca

Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa

(Y9)

51. Guru

Keterkaitan materi dengan kebutuhan peserta didik yang dicakup dalam RPP bapak/ibu dibuat dengan:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Sesuai perkembangan usia peserta didik

□ Mengembangkan karakter mulia.

□ Memperhatikan gender

□ Memperhatikan karakeristik lingkungan sekitar peserta didik

□ Memperhatikan kehidupan sosial peserta didik

□ Mengembangkan sikap nasionalisme dalam kehidupan bernegara.

(43)

31 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

D. Standar Proses ( 3)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan Standar Isi serta memenuhi aspek

kualitas (Y10)

52. Guru Kegiatan yang dilaksanakan oleh bapak/ibu di sekolah terkait perencanaan pembelajaran

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Menganalisis kompetensi yang akan diperoleh siswa

□ Menetapkan materi ajar

□ Memilih model/metode belajar yang relevan

□ Menentukan dan mengevaluasi buku sumber yang digunakan

□ Menyusun bahan ajar sesuai karakteristik peserta didik

□ Menyusun penilaian yang relevan

53. Guru Perancangan RPP yang disusun guru di sekolah bapak/ibu telah memperhatikan prinsip-prinsip

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Memperhatikan perbedaan individu

□ Mendorong partisipasi aktif peserta didik

□ Mengembangkan budaya membaca dan menulis

□ Umpan balik dan tindak lanjut

□ Keterkaitan dan keterpaduan antara SKL-Standar Isi-materi-kegiatan belajar-penilaian

□ Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

□ Metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menarik

□ Pemilihan media yang sesuai

□ Penggunaan sumber belajar yang relevan

□ Penggunaan penilaian autentik

PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan perilaku (Y11)

54. Guru Hal-hal yang disampaikan oleh guru pada awal semester kepada peserta didik adalah:

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Kompetensi yang akan dicapai

□ Cakupan materi ajar

□ Rancangan tugas selama satu semester

□ Tugas mandiri dan tugas kelompok yang harus dikerjakan

(44)

32

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten (lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan perilaku (Y11)

55. Guru

Aktifitas yang dilakukan oleh bapak/ibu untuk memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi peserta didik adalah

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Melakukan remedial untuk peserta didik yang belum tuntas belajar

□ Melakukan refleksi proses pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran

□ Menganalisis daya serap peserta didik dan memperbaiki pembelajaran

□ Mengecek gaya belajar peserta didik dan menyesuaikan pembelajaran

□ Berkomunikasi dengan teman sejawat atau KKG/MGMP untuk mempersiapkan PBM yang lebih baik

56. Guru Sumber belajar yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran adalah :

minimal 1 pilihan yang diisi maka skor 1

□ Buku teks dan lembar kerja dari penerbit tertentu

□ Buku teks yang dikembangkan sendiri atau oleh kelompok guru

□ Buku panduan

□ Ensiklopedia atau kamus

□ Majalah dan/atau Koran

□ Internet

□ Diktat yang dikembangkan sendiri

□ Modul belajar

□ Nara sumber yang menguasai bidangnya

□ Perpustakaan atau museum

57. Siswa Kesulitan kamu dalam mengerjakan soal UN adalah:

□ Materi soal UN tidak dipelajari di sekolah

□ Soal terlalu sulit

□ Tidak mengetahui kisi-kisi UN

□ Kurangnya buku sumber untuk belajar

□ Kurang memahami materi pelajaran yang diajarkan di sekolah

(45)

33 Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk setiap peubah indikator dan peubah laten

(lanjutan)

No. Responden Daftar Pertanyaan Skor

PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan perilaku (Y11)

58. Siswa Jumlah percobaan/eksplorasi yang kamu

lakukan di sekolah selama satu semester adalah: a. Tidak ada

b. Satu sampai tiga percobaan c. Empat sampai tujuh percobaan d. Lebih dari tujuh percobaan 59. Siswa

Jumlah karya (selain karya tulis) yang kamu buat atas petunjuk guru selama satu semester adalah:

a. Tidak ada

b. Satu sampai tiga karya c. Empat sampai tujuh karya d. Lebih dari tujuh karya 60. Siswa

Jumlah buku yang kamu baca dan dibuat intisari atau penyajiannya atas petunjuk guru selama satu semester adalah:

a. Tidak ada

b. Satu sampai tiga buku c. Empat sampai tujuh buku d. Lebih dari tujuh buku

61. Siswa Kesulitan kamu dalam menguasai pelajaran di sekolah adalah :

□ Materi pelajaran terlalu sulit untuk dipahami

□ Materi pelajaran terlalu banyak

□ Dasar pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kurang mendukung

□ Guru tidak menjelaskan materi yang sulit secara rinci

Gambar

Gambar 1 Diagram alir Model Persamaan Struktural Multisample
Gambar 3 Rata-rata peubah indikator disetiap peubah laten masing-masing provinsi
Gambar 4 Alur keterkaitan peubah laten SNP berdasarkan teori
Tabel 1 Ukuran kecocokan model tahap pertama dan tahap kedua
+5

Referensi

Dokumen terkait

ketercapaian indikator yang telah dirumuskan  Membuat soal subyektif untuk mengukur. ketercapaian indikator yang telah dirumuskan  Instrumen

Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelajaran IPA dengan Materi Pokok Sifat-Sifat Cahayav. Universitas Pendidikan Indonesia |

Post modern adalah masa dimana, suatu hal dapat mudah sekali terganti dengan suatu hal yang baru jika hal tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan hal yang yang

[r]

Adalah produk tahan panas dipakai pada baju dan tali anggota pemadam kebakaran dan pakaian pada zona furnace. •

kemudian ilmuwan menanyakan apakah memungkinkan untuk meningkatkan kualitas DNA, apa bila bisa maka cara membuat DNA tersebut akan seperti apa.. Disebut juga dengan

peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat. Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba

Judul : Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H.. Adam